TPP dea
description
Transcript of TPP dea
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum FK UMP diselenggarakan dengan mengadopsi kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan SPICES. Salah satu
penerapan pendekatan early clinical exposure yang dilakukan dalam proses
pembelajaran adalah dengan menyelenggarakan metode pembelajaran Tugas
Pengenalan Profesi (TPP). TPP adalah upaya terstruktur di dalam blok
melalui tugas mandiri untuk menyiapkan mahasiswa memahami peran
sebagai profesional dokter dan memahami kebutuhan masyarakat akan
layanan kesehatan dan administrasi layanan kesehatan. Proses ini
merupakan kegiatan lapangan dengan mengenalkan mahasiswa secara dini
pada kasus klinik atau komunitas di rumah sakit, puskesmas, panti,
posyandu, kunjungan ke rumah pasien dan lain-lain.
Namun, khusus pada blok XXII (pra kepaniteraan klinik) yang
merupakan blok terakhir dari tahap akademik, metode pembelajaran TPP
diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan mahasiswa pada kegiatan
pelayanan kedokteran di setiap satuan medis fungsional rumah sakit, dalam
bentuk observasi kegiatan pelayanan medis di departemen klinik. Selain itu,
sebagai wahana perkenalan mahasiswa terhadap proses pembelajaran di
tahap profesi, sehingga diharapkan tidak lagi asing dengan situasi
pembelajaran dan kegiatan harian mahasiswa tahap profesi di rumah sakit
pendidikan utama serta afiliasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukannya observasi di
RSMP, RSUD Palembang Bari, RSK dr Abdullah Rivai, dan RS Ernaldi
Bahar.
1
1.2 Tujuan
Melalui kegiatan TPP mahasiswa mampu :
1. Memahami pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter dalam situasi
klinis di rumah sakit.
2. Memahami alur pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit.
3. Memahami prinsip rujukan pasien oleh dokter kepada sarana
penunjang diagnostik di rumah sakit.
4. Memahami implementasi nilai-nilai islam kemuhammmadiyahan
pada pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter di rumah sakit.
1.3 Manfaat
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam hal anamnesis,
pemeriksaan fisik umum maupun khusus, dan pemeriksaan penunjang
serta diagnostik dan terapi yang sesuai.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Profil RS.Muhammadiyah Palembang
Sejak tahun 1965 cita-cita pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang (RSMP) telah menjadi wacana para tokoh muhammadiyah di
Sumatera Selatan seperti HM. Sidik Adiem, Djamain St. Marajo, KH. Masjhur
Azhari, HM. Rasjid Thalib, H. Zamhari Abidin, SH, H. Anang Kirom, H.M.
Soeripto, A. A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang
mendapat dukungan penuh dari bapak H. Abu Jasid Bustomi dan bapak H.M. Ali
Amin, SH selaku gubernur kepala daerah provinsi Sumatera Selatan saat itu dan
selanjutnya cita-cita tersebut direalisasikan dengan peletakan batu pertama
pembangunan RSMP yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 1967. Akan
tetapi karena perkembangan sosial politik dan kondisi internal persyarikatan
muhammadiyah hal-hal terkait kendala financial sehingga pelaksanaan
pembangunan berjalan tertatih-tatih sehingga akhirnya RSMP baru diresmikan
pendiriiannya pada tanggal 10 dzulhijjah 1417 H / 18 april 1997 M oleh gubernur
Sumatera Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli Hasan Basri yang juga
dihadiri ketua pimpinan pusat muhammadiyah bapak Prof. DR. H. M. Amien
Rais, MA.
Diusianya yang masih terbilang muda, keberadaan RSMP yang beralamat di
jalan jenderal ahmad yani kelurahan 13 ulu palembang 30263 saat ini telah
3
menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan dan dapat
mensejajarkan diri dengan rumah sakit terkemuka lain di kota palembang.
Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang sangat tinggi dapat dilihat dari
fenomena kunjungan pasien setiap hari sehingga sejak tahun 2005 RSMP
dipercaya sebagai salah satu provider PT. ASKES dalam melayani pasien
ASKESKIN, ASKES PNS dan Komersial, JAMKESMAS, serta JAMSOSTEK
SUMSEL SEMESTA, bahkan saat ini juga telah terjalin kerjasama dengan
banyak instansi lain baik pemerintah maupun swasta di Sumatera Selatan terutama
dalam bidang peningkatan pelayanan kesehatan.
Secara demikian, saat ini RSMP adalah rumah sakit swasta terbesar yang
melayani pasien JAMKESMAS dan JAMSOSTEK atau sekitar 60 % dari total
jumlah pasien yang berkunjung ke RSMP. Upaya tak kenal lelah dari pimpinan
dan pegawai RSMP untuk terus meneguhkan komitmen meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat cukup menyita perhatian pakar
mareketing Hermawan Kertajaya pendiri Markplus Institute and Marketing
sehingga pada tanggal : 27 November 2010 menganugerahkan penghargaan
Palembang Service Excellence Champion Award 2010 kepada RSMP.
Tujuan, Visi dan Misi
Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui pendekatan
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif bagi segenap masyarakat pada
umumnya dan warga muhammadiyah khususnya dalam rangka keluarga sakinah
ma waddah wa rahmah sebagai bagian dari masyarakat islam yang sebenar-
benarnya.
Visi: Terwujudnya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan, pendidikan,
dan penelitian kesehatan secara profesional, modern, dan islami sehingga menjadi
kebanggaan warga muhammadiyah.
4
Misi
1) Memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan secara
profesional, modern, dan islami.
2) Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban dakwah amar
ma’ruf nahi munkar dalam bidang kesehatan.
3) Menjadi pusat persemaian kader muhammadiyah dalam bidang pelayanan,
pendidikan, dan penelitian kesehatan.
Motto : Melayani sebagai ibadah dan dakwah.
Direksi dan Pegawai
1) Direktur : dr. H. Yudi Fadilah, Sp. PD, FINASIM
2) Wakil direktur pelayanan medis : dr. H. Pangestu Widodo
3) Wakil direktur administrasi dan keuangan : Amidi, SE, M.Si
4) Wakil direktur SDM dan AIK : Drs. Irawan Husein
Jumlah Pegawai : 444 orang
1) Pegawai tetap : 308 orang
2) Pegawai kontrak : 3 orang
3) Pegawai harian : 26 orang
4) Pegawai khusus : 4 orang
5) Calon pegawai : 103 orang
Dokter Spesialis
1) Tetap : 9 orang
2) Tamu : 40 orang
Dokter Umum
1) Tetap : 9 orang
2) Tamu : 4 orang
3) Tenaga paramedis keperawatan : 231 orang
4) Tenaga paramedis nonkeperawatan : 55 orang
5) Tenaga non medis : 106 orang
5
Perusahaan Kerjasama
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang telah menjalin kerjasama pelayanan
kesehatan dengan beberapa perusahaaan sebagai berikut :
1. PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
2. PT. ASKES (Persero)
3. PT. Mitra Organ
4. PT. Nayaka Era Husada
5. PT. Easco Medical
6. PT. Sinar Alam Permai
7. PT. Melati Puspa Medica Sejahtera (MPS)
8. PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
9. PT. A.J. Central Asia Raya Healthy Care dan Managed Care
10. PT. Asuransi Sinar Mas
11. PT. Zakirah Health Care
12. PT. Aruna Wijaya Sakti Group
13. PT. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia
14. PT. Semen Baturaja (Persero)
15. PT. Mahakam Kencana Intan Padi
16. PT. Swarnadwipa Dermaga
17. Jamkesmas Sumsel
18. Jamsoskes Sumsel Semesta
19. I’m Care 177
20. Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912
Fasilitas Pelayanan
1) Pelayanan Rawat Jalan
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam
b. Poli klinik spesialis dan sub spesialis
Kebidanan dan penyakit kandungan
Penyakit dalam
Syaraf
6
Paru
Anak
Jantung
THT
Kulit dan penyakit kelamin
Mata
Bedah (umum, anak, digestif, syaraf, urologi, tulang)
Hematologi onkologi medic
Pelayanan Rawat Inap
Ruang perawatan Fasilitas
VIP KHUSUS (1 bed)AC, TV 21”, Sofa, Dispencer, Extra bed, Kulkas,
Kamar mandi, dan Water heater
VIP UTAMA (1 bed)AC, TV 21”, Sofa, Kulkas, Dispencer, Kamar
mandi, dan Water heater
KELAS I A (1 bed) AC, TV 21”, Sofa, Kamar mandi didalam
KELAS 1 B (2 & 3 bed) AC, TV, Kamar mandi didalam
KELAS II A (2 bed) Fan, TT, Kamar mandi didalam
KELAS II A (4 bed) AC, dan Kamar mandi didalam
KELAS II B (6 bed) Fan, TT, dan Kamar mandi diluar
KELAS III A AC, dan Kamar mandi diluar
KELAS III B Fan, dan Kamar mandi diluar
KEBIDANAN Fan, AC, dan Kamar mandi didalam
KAMAR BERSALIN Full AC
ICU / ICCU (10 TT) Monitor EKG, Defibrillator, AC, Ventilator
7
Pelayanan Penunjang / Tindakan Medis
a. Instalasi Farmasi (buka 24 jam)
b. Konsultasi Gizi
c. Echo Cardiography
d. Laboratorium (24 jam)
e. Treadmill
f. Radiologi
g. USG 4 Dimensi
h. ECG + Spirometri
i. Fisioterapi
j. Ambulance
Fasilitas Umum
a. Musholla
b. Mini shop
c. Koperasi pegawai
d. Cafetaria
e. Area parkir kendaraan
f. Bimbingan rohani pasien
g. Konsultasi agama
h. Pengelolaan ZIS
i. Penyelenggaraan jenazah (www.rsmuhammadiyahpalembang.com)
8
2.2 Gambaran Profil RS.Palembang Bari
RSUD Palembang BARI di bangun dengan nama Poliklinik / Puskesmas
Pasca Usaha dari tahun 1986 sampai dengan April 1995 dengan melalui dan di
bangunnya poliklinik-poliklinik, kantor dan alat-alat yang masih sangat
sederhana mulai tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD
Palembang BARI dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/Kes/SK/IX/1997,
Tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Tipe
B dengan status milik Pemda Kota Palembang. Di tahun 2008 RSUD Palembang
BARI diberikan status Akreditasi penuh tingkat lanjut berdasarkan Kepmenkes RI
Nomor : YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian status Akreditasi penuh tingkat
lanjut kepada rumah sakit umum daerah palembang BARI jalan panca usaha no.1
Seberang Ulu I. Palembang Provinsi Sumatera Selatan tanggal 5 februari 2008.
Serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan
Keputusan Walikota Palembang No. 915.b tahun 2008.
Penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh. Dan
pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3
lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai Gizi (Dapur), Gedung
Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe
B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : 241/MENKES/SK/IV/2009 tentang
peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI milik
9
pemerintah kota palembang provinsi sumatera selatan tanggal 2 april 2009.
Pembangunan gedung yang sedang berlangsung di tahun 2009 meliputi : Gedung
Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung
Hemodialisa. Pembangunan gedung yang sedang berlangsung di tahun 2010-
2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung
PICU, Workshop dan Musholah. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor:
HK.07.06/III/2044/09 tentang pemberian izin penyelenggaraan Rumah Sakit
Umum Daerah Kelas B dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI Pemerintah Kota Palembang Sumatera Selatan. Nama-nama Dokter/
Direktur RSUD Palembang BARI sejak diresmikan :
a. Tahun 1986 s/d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu, sebagai Kepala
Poliklinik/ Puskesmas Pasca Usaha.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juli 2000 : dr. H. Eddy Zarkaty Monasir, Sp.OG
sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 Pelaksana Tugas : dr. H.Dachlan
Abbas, Sp.B.
d. Tanggal 14 Novenber 2000 s/d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita,
H.A,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
Lokasi RSUD Palembang BARI
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak diKecamatan
Seberang Ulu I Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Darat.Bangunan
berada ± 800 Meter dari jalan Raya Jurusan Kertapati, tepi jalanmasih rawa-rawa
yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk yang kurangteratur. Sejak Januari
tahun 2001 di bangun jalan alretnatif dari jalanJakabaring menuju RSUD
Palembang BARI yang bisa langsung ke kantor KOPRI Koto Palembang dan
PDAM. Areal RSUD Palembang BARI luasnya± 45.605 Meter, hampir 100%
merupakan rawa-rawa yang kedalaman airnyamencapai 50-150cm, keadaan ini
mempengaruhi perkembangan Rumah Sakit,karena untuk pembangunannya harus
didahului dengan penimbunan dan juga sulit dalam menjaga kebersihanya. Dari
luas tanah yang ± 4,5 Ha.
10
Dasar Hukum
RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap masyarakat
dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan tugas, meliputi :
a. UU No.23 Menkes tahun 1992 tentang pokok kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1306/Menteri/SK/XI/1997 tanggal
10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI
menjadi kelas C
c. Keputusan Wali kota Palembang No.50 tahun 2001 tentang biaya
pelayanan RSUD Palembang BARI dengan SK Walikota
No.234/Kes/2001 tentang pembagian Hasil
pungutan biaya pelayanan Kesehatan.
d. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.
e. Program Pembangunan Daerah (Rroperda)Kota Palembang 2001-2005
Fasilitas Pelayanan
Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah Seberang
Ulu dan menerima rujukan dari 9 Puskesmas Induk, 12 Puskesmas Pembantu serta
Dokter dan Bidan Praktek Swasta. Selain itu RSUDPalembang BARI juga
menerima rujunkan dari Puskesmas-puskesmas yangberada di wilayah Ogan
Komering Ilir, Musi Banyuasin mengingattransportasi lebih cepat ke RSUD
Palembang BARI dari pada RSUD Kayuagung dan Prabumulih maupun Sekayu.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSUD Palembang BARI mempunyai
layanan sebagai berikut:
a. Rawat Jalan
1) Poliklinik Spesialis Bedah
2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
3) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4) Poliklinik Spesialis Anak
5) Poliklinik Spesialis Mata
6) Poliklinik Spsialis THT
7) Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
11
8) Poliklinik Gigi
9) Poliklinik Rehabilitas Medik
10) Poliklinik Psikologi
11) Poliklinik Akupuntur
12) Poliklinik Jantung
13) Poliklinik Syaraf
b. Instalasi Gawat Darurat
c. Instalasi Rawat Inap
1) Instalasi rawat inap umum yang meliputi perawatan laki-laki dan
perempuan.
2) Instalasi rawat inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
3) Instalasi Rawat Inap Penyakit Anak.
4) Instalasi Rawat Inap VIP.
5) Instalasi Rawat Inap Neonatus.
6) Instalasi Rawat Inap Bedah.
7) Instalasi Rawat Inap ICU
d. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Laboratorium Klinik
2) Instalasi Radiologi.
3) Instalasi Farmasi (Apotek)
4) Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR)
5) Instalasi Gizi
6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
7) Instalasi Bedah Sentral
e. Pelayanan Transportasi
1) Mobil Ambulance 3 Unit
2) Mobil Jenazah 1 Unit
3) Mobil Operasional 1 Unit (www.rsudpalembangbari.com)
12
2.3 Gambaran Profil RS. Ernaldi Bahar Palembang
Perkembangan pelayanan kesehatan jiwa di daerah Sumatera Selatan
sudah dimulai sejak tahun 1920 seperti tertera dalam Besluit 21 Mei 1920 No.21
dari Burgelijke Geneeskundig Diensi, kemudian Besluit 25 Februari 1922 No.41
mengenai personalia yang bertugas di tempat itu. Pada tahun 1923 di Hindia
Belanda dibangun “Verpleechtehuiz” (Rumah Perawatan) pertama untuk luar
Jawa yaitu di Ujung Pandang dan Palembang.
“Verpleechtehuiz” Palembang semula terletak di Jalan Kirangga Wiro
Sentiko yang sekarang ditempati oleh Polisi Militer Kodam II Sriwijaya. Pada
tahun 1942 dipindahkan ke Baturaja, kemudian dipindahkan lagi ke Kurungan
Nyawa (Ogan Komering Ulu) pada tahun 1946, Pimpinan saat itu dijabat oleh Dr.
R. Setiarjo.
Rumah Sakit Jiwa Palembang mulai dibangun sekitar tahun 1954-1955
dengan nama Rumah Sakit Suka Bangun, karena situasi keamanan saat itu maka
sebagian bangunan yang sudah jadi ditempati oleh Batalion TNI AD. Setelah
keadaan aman sekitar tahun 1957 mulai dirintis berdirinya Unit Pelayanan
Kesehatan Jiwa berupa “Poliklinik Penyakit Jiwa dan Syaraf” yang dipimpin oleh
Dr. Chasanah Goepito dan secara resmi dibuka tanggal 13 Juni 1958.
Berdasarkan surat pimpinan Rumah Sakit Djiwa Kurungan Nyawa
tanggal 4 Januari 1957 No.10/20/A/Rpsd dan tanggal 3 Juli 1958
13
No.365/20/B/Rpsd serta surat pimpinan Rumah Sakit Jiwa Sukabangun tertanggal
24 Juli 1958 No.258/Peg/V/58. Pasien dan Pegawai Rumah Sakit Kurungan
Nyawa dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Sukabangun dan berdasarkan SK
Menkes No.4287/Pal/Peg/1958 disertai mutasi 21 orang pegawai Rumah Sakit
Djiwa Kurungan Nyawa. Pada tanggal 18 Agustus 1958 dilakukan peresmian oleh
Kepala Bagian Penyakit Djiwa Kementerian Kesehatan RI menjadi “Rumah Sakit
Djiwa Soekabangoen” Sebagai pimpinan dijabat oleh Dr. Chasanah Goepito.
Kemudian di tahun 1976 Rumah Sakit Djiwa Soekabangoen berubah nama
menjadi Rumah Sakit Jiwa Palembang.
Rumah Sakit Jiwa Palembang turut berperan dalam perkembangan
kesehatan jiwa di Indonesia sewaktu Bapak Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro
menjabat sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa. Rumah Sakit Jiwa
Palembang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan Rapat Regional Kesehatan Jiwa
dan Pembahasan PPDGJ IV. Tanggal 18 April 1978 berlakunya Surat Keputusan
Menkes RI No.135/MENKES/SK/IV /78 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang maka Rumah Sakit Jiwa
Palembang berubah nama menjadi “Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang Tipe A”.
Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah pada tanggal 22 Juni 2001
telah diundangkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No.9 Tahun 2001
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Selatan, Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang berubah nama menjadi
“Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan” yang berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera Selatan. Perkembangan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan dukungan penuh
Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Sumatera Selatan, sarana prasarana dan
sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitas ditingkatkan. Menyadari
bahwa stigma terhadap Rumah Sakit Jiwa masih melekat di masyarakat.
Pimpinan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Dr. Chairil
Zaman, MSc memprakarsai perubahan nama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
14
Sumatera Selatan dengan mengambil nama tokoh Psikiater yang pernah mengabdi
dan membesarkan Rumah Sakit Jiwa Palembang. Pilihan terhadap tokoh Prof. Dr.
Ernaldi Bahar, Phd, seorang Guru Besar Madya dalam Ilmu Kedokteran Jiwa
yang bertugas dan turut membangun Rumah Sakit Jiwa Palembang pada tahun
1972-1998 dipilihlah nama Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar (RSEB).
Perubahan nama tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Selatan Nomor 3 tahun 2006 12 Juni 2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
1920 – 1923 Dibangun “Verpleechtehuiz” Rumah Perawatan sakit jiwa
di Palembang
1942 Di pindahkan ke Baturaja
1946 Dipindahkan ke Kurungan Nyawa (Ogan Komering Ulu)
1954-1955 Mulai dibangun RS Jiwa di Palembang
13 Juni 1958 Berdirinya Poliklinik Jiwa dan Syaraf
18 Agustus 1958 Diresmikan Rumah Sakit Djiwa Sukabangun
1976 RS Jiwa Sukabangun berubah nama menjadi RS Jiwa Palembang
1978 RS Jiwa Palembang berubah nama menjadi RS Jiwa Pusat
Palembang
22 Juni 2001 Berubah nama menjadi RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Selatan
Terletak di lokasi yang strategis di pinggir Jalan Kol. H. Burlian KM.6 Telp.
(0711) 410354. Fax. (0711) 420792, email rs [email protected], Po Box.1060
Palembang dengan luas lahan 14,8 ha. Kapasitas tempat tidur tersedia : 215
tempat tidur.
SDM pelaksana terdiri dari :
a. Dokter spesialis
15
Psikiater : 3 orang
Penyakit dalam : 1 orang
Penyakit anak : 1 orang
Kebidanan dan penyakit kandungan : 1 orang
Penyakit mata : 1 orang
b Dokter umum : 33 orang
c Dokter gigi : 4 orang
d Psikolog/ S.Psi : 9 orang
e Apoteker/ Asisten Apoteker : 5 orang
f Perawat : 126 orang
g Paramedis non perawat : 89 orang
h Umum : 127 orang
2.4 Rs.Dr.Rivai Abdullah Palembang
Didirikan pada tahun 1914, pertamanya hanya sebagai tempat penampungan
atau pengasingan penderita kusta. Lokasi pertama di daerah Kertapati (Seberang
Ulu I) + 25 Km dari lokasi sekarang.
16
Pendiriannya diprakarsai oleh seorang nahkoda kapal Belanda (nama tidak
diketahui), karena beberapa orang orang anak buah kapalnya menderita kusta,
tempat penampungan ini diberi nama “KEMBANG PUMPUNG”. Karena adanya
protes masyarakat disekitar tempat penampungan itu maka lokasi penampungan
dipindahkan ke lokasi sekarang yaitu ; Sungai Kundur – Kelurahan Mariana
Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan yang
jaraknya + 20 Km dari kota Palembang dan terletak dipinggir Sungai Musi.
Dahulu lokasi RSK Dr.Rivai Abdullah Palembang seluas + 120 Ha langsung
diserahkan oleh BPM (Hindia Belanda). Tetapi setelah diukur ulang oleh Badan
Pertanahan Nasional (BPN) dengan sertifikat Hak Pakai No. 02/Desa Mariana
tahun 1993 ternyata lokasi tersebut tinggal + 27,5 Ha.
Sampai dengan tahun 1960 Rumah Sakit ini dikelola oleh sebuah yayasan
yang kegiatan internnya dilakukan oleh Bala Keselamatan. Dengan terbitnya
SK.Menteri Kesehatan .RI Nomor : 95048 /Hukum, tanggal 9 Desember 1960,
maka pada tanggal 1 April 1961 oleh Bala Keselamatan Rumah Sakit ini
diserahkan kepada Departemen Kesehatan RI. Status RSK. Dr.Rivai Abdullah
adalah Rumah Sakit vertikal milik Dep.Kes.RI, dipimpin oleh seorang Direktur
yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Bina Pelayanan Medik.
Sampai dengan tahun 1978 organisasi RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang
masih di bawah organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan, setelah
diterbitkannya SK Menteri Kesehatan .RI Nomor : 141/Menkes/SK/IV/1978
tanggal 28 April 1978 secara resmi RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang
dinyatakan sebagai Unit Pelaksana Teknis Diretorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI dengan eselon III.b. Pada tahun 1993 organisasi dan
tata kerja RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang meningkat menjadi eselon II.b
sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 185/Menkes/SK/II/1993
tangggal 26 Februari 1993 dan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 69 tahun
17
1993 tanggal 2 Agustus 1993 tentang Eselonisasi RS yang mana RSK. Dr.Rivai
Abdullah merupakan Rumah Sakit Khusus Kelas A setara dengan RSU Kelas B
Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
270/Menkes/SK/VI/1985 tanggal 4 Juni 1985 tentang Wilayah Binaan Rumah
Sakit Kusta, RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang ditunjuk sebagai Rumah Sakit
Kusta Pembina untuk Wilayah Regional Bagian Barat, meliputi seluruh Sumatera
dan Kalimantan Barat (9 propinsi). Pada tahun 1987 RSK. Dr.Rivai Abdullah
Palembang mulai diberlakukan Pola Tarif, yang sebelumnya pelayanan pasien
kusta diberikan secara gratis. Namun bagi pasien kusta yang tidak mampu tetap
diberikan pelayanan dengan membebaskan sebagian atau seluruhnya biaya
pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam perkembangannya jumlah penderita kusta semakin menurun, untuk
pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sarana, prasarana dan sumber daya
manusia, pelayanan terhadap masyarakat tidak hanya terbatas kepada penderita
kusta saja, tetapi juga pelayanan bagi masyarakat guna meningkatkan fungsi sosial
rumah sakit kepada penduduk yang tinggal di sekitar RSK terutama penderita
yang tidak/kurang mampu, serta guna menghilangkan leprophobia pada
masyarakat, tetapi juga pelayanan bagi masyarakat (penderita) umum, maka
RSK.Dr.Rivai Abdullah Palembang mengusulkan Izin Pemberian Pelayanan
Umum di RS.Kusta Sungai Kundur melalui surat Nomor : KU.03.02.1.24.2164
tanggal 26 Agustus 1995 yang disetujui (diberikan Izin) oleh Direktur Jenderal
Pelayanan Medik melalui Surat Nomor : BM.01.03.3.2.04929.A tanggal 31
Oktober 1995. Untuk mengenang jasa-jasa Alm. Dr. Rivai Abdullah semasa
beliau memimpin Rumah Sakit dari tahun 1971 s/d tahun 1986, maka diusulkan
perubahan nama RSK dari RSK. Sungai Kundur menjadi RS.Kusta Dr. Rivai
Abdullah kepada Menkes RI melalui Surat Nomor : KS.00.05.1.11.3766 tanggal 6
Juli 2006 dan disetujui oleh Menteri Kesehatan RI melalui Surat Nomor :
630/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 10 Agustus 2006.
18
Berikut nama-nama Direktur yang pernah meminpin Rumah Sakit Kusta Dr.
Rivai Abdullah Palembang:
- 1914 – 1918 belum ada petugas khusus
- 1918 – 1922 Tuan Louis
- 1922 – 1928 Tuan Uijling
- 1928 – 1932 Tuan Rosenlund
- 1932 – 1936 Tuan Moutbow
- 1936 – 1939 Tuan Uijling Periode II
- 1939 – 1942 Tuan Moutbow Periode II
- 1942 – 1946 Mantri Hardjo
- 1946 – 1951 Tuan H.Geerth
- 1951 – 1954 Tuan A.Sterh.
- 1954 – 1957 P.Telaumbanua
- 1957 – 1960 D..Manuhutu
- 1960 – 1971Dr.R.Gojali dibantu oleh Z.Maigoda & CH.Paliama
(Paramedis)
- 1971 – 1980 Dr.Rivai Abdullah
- 1980 – 1983 Dr.Farida Sirlan (PJ)
- 1983 – 1986 Dr.Rivai Abdullah
- 1986 – 1992 Dr.D.Tambunan, Sp.KK
- 1992 – 2000 Dr.APB Matondang, SKM
- 2000 – 2005 Dr.Hj.F.Nuraini Kurdi, Sp.RM, MPH
- 2005 – 2008 Dr. H. Bayu Wahyudi, MPH..M, Sp.OG
- 2008 – Sekarang Dr.H. Heriyadi Manan, SpOG
Visi & Misi RS Kusta Dr. Rivai Abdullah
19
Visi : Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang Optimal dengan
Unggulan Kusta dan Pelayanan Spesifik Spesialistik agar lebih produktif.
Misi
1. Meningkatkan Disiplin Karyawan
2. Meningkatkan dan Memenuhi Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya
Manusia
3. Memenuhi dan Memberdayakan Secara Optimal Sarana dan Prasarana
Sesuai Kebutuhan
4. Membuat Kebijakan Yang Tepat Sesuai Visi Rumah Sakit
5. Membina Kerjasama Lintas Sektoral
6. Meningkatkan Pembinaan di Wilayah Binaan
7. Menjadikan RSK dr. Rivai Abdullah Palembang sebagai tempat tujuan
wisata medik dan wisata sosial.
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Umum : Dihasilkannya pelayanan pasien penyakit kusta dan rehabilitasi
cacat secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui pendidikan dan
latihan, pengkajian dan pengembangan di bidang Kusta dan Rehabilitasi yang
efektif, efisien dan bermutu melalui pengolahan sumber daya yang professional,
serta memberikan pelayanan kesehatan yang spesifik spesialistik terhadap
masyarakat yang membutuhkan.
Tujuan Khusus
1) Mengelola pelayanan kesehatan dan pelayanan medis bagi pasien kusta
secara professional.
20
2) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai Rumah Sehat dengan
melaksanakan kegiatan promotif dan preventif baik bagi pasien, staf
rumah sakit dan masyarakat di wilayah cakupannya.
3) Menjadikan RSK. Dr. Rivai Abdullah sebagai tempat wisata sosial &
wisata air, tempat berlibur dan tempat pelayanan kesehatan yang spesifik
spesialistik.
4) Melaksanakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
dalam rangka menunjang peningkatan cakupan kesehatan masyarakat
5) Melaksanakan pelayanan rujukan dan bimbingan teknis pada wilayah
binaan.
6) Melaksanakan kegiatan Diklat, pengkajian dan pengembangan Rumah
Sakit
7) Melaksanakan Administrasi Umum dan Keuangan
8) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
9) Meningkatkan pengawasan fungsional/ waskat dalam rangka terciptanya
aparatur yang bersih dan bertanggung jawab.
Fasilitas Pelayanan Di RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang
Jenis pelayanan kesehatan yang telah tersedia di RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang sebagai berikut :
1. Pelayanan Medis, meliputi :
A. Instalasi Rawat Jalan untuk pasien kusta dan pasien umum yang
dilayani oleh dokter spesialis, antara lain :
a) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
b) Poliklinik Spesialis Penyakit Kebidanan
c) Poliklinik Spesialis Penyakit Bedah
d) Poliklinik Spesialis Penyakit Kulit Kelamin
e) Poliklinik Spesialis Penyakit Mata
f) Poliklinik Spesialis Penyakit Gigi dan Mulut
g) Poliklinik Spesialis Penyakit Anak
h) Poliklinik Spesialis Penyakit THT
21
i) Poliklinik Umum
j) Poliklinik Penyakit Kusta
B. Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam
C. Instalasi Bedah
a) Bedah umum
b) Bedah kusta
D. Instalasi Rawat Inap untuk pasien kusta dan pasien umum dengan
kapasitas 300 tempat tidur. Terdiri dari :
No Rawat Inap Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
I Rawat Inap Umum
2 Bangsal Umum 2 6 32 40
3 Bangsal Anak 2 3 10 15
4 Bangsal Bedah 1 4 24 29
5 Bangsal
Kebidanan
11 16
6 a. Obstetri 2 1 8 11
7 b. Gynecology 1 1 3 5
II Rawat Inap Kusta
1 Bangsal A/B 54 54
2 Bangsal C1 34 34
3 Bangsal C2 37 37
4 Bangsal D 43 43
5 Bangsal F 32 32
6 Bangsal F 10 10
Jumlah 8 15 277 300
22
E. Pelayanan Penunjang Medis, meliputi :
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Farmasi
F. Pelayanan Asuhan Keperawatan.
G. Pelayanan Rehabilitasi, meliputi :
a. Instalasi Rehabilitasi Medik Unit Fisiotherapy, Prothesa,
Occupational Therapy
b. Instalasi Rehabilitasi Sosial
c. Instalasi Rehabilitasi Karya Unit Therapy Kerja ( UTK )
H. Pelayanan rujukan pasien kusta dan pasien umum.
I. Pelayanan Ambulance, Londry, IPRS, Sanitasi, Hukum, Diklat,
Kajibang, dan Pemulasaran Jenazah
SDM Di RSK. Rivai Abdullah Palembang
Pegawai Rumah Sakit medis dan para medis yang tersedia adalah 171
orang data Desember 2011, sebagai berikut :
1. Pegawai Tetap (PNS/CPNS)
a. Tenaga Medis dan Paramedis
- Dokter Umum : 24 orang
- Dokter Sp. Bedah : 3 orang
- Dokter Sp. Bedah Orthopedi : 1 orang
- Dokter Sp. Penyakit Dalam : 3 orang
- Dokter Sp. Kebidanan dan Kandungan : 5 orang
- Dokter Sp. Anak : 2 orang
- Dokter Sp. Anasthesi : 1 orang
- Dokter Sp. Mata : 2 orang
- Dokter Sp. Kulit dan Kelamin : 3 orang
- Dokter Sp. Patologi Anatomi : 1 orang23
- Dokter gigi : 3 orang
- S1 keperawatan : 6 orang
- Akper/ D3 Keperawatan : 55 orang
- D3 + D4 Keperawatan Anastesi : 2 orang
- D3 Kebidanan : 12 orang
- Perawat Kesehatan (SKP/SPR) : 23 orang
- Sekolah Pengatur Rawat Gigi : 2 orang
b. Tenaga Farmasi
- Apoteker : 4 orang
- AKFARMA : 1 orang
- Asisten Apoteker/ SMF : 8 orang
c. Tenaga Kesehatan Masyarakat
- S2 Kesehatan Masyarakat : 2 orang
- S1 Kesehatan Masyarakat : 19 orang
- D3 Sanitarian : 2 orang
- D1 Sanitarian : 5 orang
d. Tenaga Gizi
- D3 Gizi : 9 orang
- D1 Gizi : 2 orang
e. Tenaga Keterapian Fisik
- D3 Fisioterapi : 4 orang
- D3 Okupasi Terapi : 2 orang
f. Tenaga Keteknisan Medis
- Radio Grafer : 4 orang
- D3 Refraksionis Optisien : 1 orang
- D3 Rekam Medis : 2 orang
- D3 Teknik Elektromedik : 3 orang
24
- D3 Analisa Kesehatan : 1 orang
- Analisa Kesehatan : 5 orang
g. Pasca Sarjana
- S2 Sarjana Administrasi : 5 orang
h. Sarjana Muda / Diploma / Akademi
- Sarjana Psikologi : 2 orang
- Sarjana Ekonomi/ Akuntansi : 14 orang
- Sarjana Administrasi : 10 orang
- Sarjana Hukum : 3 orang
- Sarjana Tehnik : 2 orang
- Sarjana Komputer : 1 orang
- S1 lainnya : 2 orang
i. Sekolah Menengah Tingkat Atas
- SMA/ SMU : 42 orang
- SMEA : 2 orang
- STM : 8 orang
- SMKK : 2 orang
- SPSA : 2 orang
j. SMTP dan SD kebawah
- SMTP : 3 orang
- SD kebawah : 12 orang
Jumlah total pegawai Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai. Abdullah
Palembang 344 orang
Nilai/Value
25
Bekerja secara profesional:
1. Kepuasan pelanggan menjadi tujuan
2. Menggalang kerjasama dan kemitraan
3. Integritas tinggi
4. Tanggung jawab, disiplin, keselamatan adalah janji kami
Budaya Organisasi
Berpikir kreatif dan inovatif
Bersikap cepat tanggap
Bertindak tepat dan produktif
Menggalang kerjasama dan kemitraan
Motto
KUWAT
K = Komitmen
U = Usaha
W = Wajib membantu
A = Akuntabilitas
T = Transparan
Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal agar anda dapat berkarya dan
lebih produktif
26
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Tugas Perkenalan Profesi blok XXII ini berlokasi
di beberapa tempat RS Palembang yaitu RS. Muhammadiyah Palembang,
RSUD BARI, RS A.Rivai, dan RS Ernaldi Bahar.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 8 hari. Adapun jadwal
rotasi departemennya, sebagai berikut :
NO. HARI/TANGGAL DEPARTEMEN
1. Rabu, 26 Desember 2012 Saraf dan Penunjang Diagnostik di
RSUD BARI
2. Kamis, 27 Desember 2012 OBGIN di RSUD BARI
3. Jum’at, 28 Desember 2012 Anak di RSUD BARI
4. Senin, 1 Januari 2013 Mata dan THT di RSMP
5. Selasa, 2 Januari 2013 IPD di RSMP
27
6. Rabu, 3 Januari 2013 Bedah di RSMP
7. Kamis, 7 Januari 2013 Kulit dan Kelamin di RSK A.Rivai
8. Jum’at, 8 Januari 2013 Kesehatan Jiwa di RS. Ernaldi
Bahar
3.3 Subjek
Subjek tugas mandiri kegiatan Tugas Perkenalan Profesi ini yaitu dokter,
staff yang terlibat dalam program pelayanan kesehatan dan observasi kegiatan
dokter muda.
3.4 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Adapun langkah-langkah kerja dari kegiatan Tugas Perkenalan Profesi ini
sebagai berikut.
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok, terdiri dari 10 orang.
2. Mahasiswa dalam kelompok akan melakukan kegiatan observasi
lapangan bergilir pada setiap departemen dengan kegiatan sebagai
berikut :
a. Melakukan observasi prosedur anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan dokter pada pasien dalam situasi klinik di RS
Pendidikan.
b. Melakukan observasi prosedur umum rujukan laboratorium,
prosedur kerja pemeriksaan tambahan (laboratorium, radiologi dan
fisioterapi) di situasi klinik di RS Pendidikan.
c. Melakukan observasi ketrampilan terapetik serta tindakan prevensi
seorang dokter dalam mengelola masalah pasien di situasi klinik RS
Pendidikan.
d. Melakukan observasi alur pelayanan pasien di RS Pendidikan.
28
e. Melakukan observasi terhadap sikap professional dan implementasi
etika dan moral seorang dokter dalam pelayanan pasien di RS
Pendidikan.
f. Melakukan observasi peran dokter dalam bekerja sebagai tim
pelayanan kesehatan secara efektif dan menghargai peran dan
pendapat berbagai profesi kesehatan.
g. Membuat status pasien dari hasil anamnesis dan data sekunder
pemeriksaan fisik dan penunjang.
3. Setiap kelompok akan secara bergilir melakukan kegiatan di Departemen
yang terkait.
4. Selama mengikuti kegiatan di setiap departemen, mahasiswa akan
dibimbing oleh 1 orang dosen pendidik klinik.
5. Kegiatan-kegiatan yang diikuti berupa :
NO JENIS KEGIATAN DEPARTEMEN
1. Observasi sarana dan prasarana :
a. Ruang rawat inap Semua Departemen
b. Ruang rawat jalan
c. IGD Bedah
d. ICU IPD
e. NICU/PICU IKA
2. Observasi Alur Pelayanan :
a. Pendaftaran Semua Departemen
b. Pemberian status pasien
3. Observasi penunjang diagnostic :
a. Administrasi rujukan Semua departemen
29
(laboratorium, radiologi, fisioterapi)
b. Fasilitas (laboratorium, radiologi, fisioterapi)
Sarana penunjang diagnostic
c. Penggunaan alat
d. Pelaporan hasil
4. Pelayanan kedokteran
Observasi cara melakukan anamnesis
Semua departemen
Observasi prosedur pemeriksaan fisik
Pembuatan status pasien IPD dan Bedah
5. Observasi kegiatan dokter muda :
Follow up pasien rawat inap
Semua departemen
Pemeriksaan pasien baru
Reflective learning (referat, laporan khusus)
Bed Site teaching
Pembelajaran AIK
6. Setelah melakukan kegiatan TPP, setiap kelompok akan membuat laporan
hasil kegiatan yang dikumpulkan sebagai syarat kelengkapan kelulusan blok
XXII.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan RSUD Bari Palembang
4.1.1.Departemen Syaraf dan Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 26 desember 2012 kami melakukan Tugas Pengenalan
Profesi (TPP) di bagian Saraf dan Pemeriksaan Penunjang di RSUD Bari
Palembang pada pukul 07.00 – 14.00
Ditinjau dari segi sarana dan prasarana, bagian syaraf digabung berada di
bagian bangsal penyakit dalam,memiliki 2 ruangan yang terdiri dari ruangan laki-
laki dan ruangan wanita. Semua kelas di bagian syaraf adalah kelas 3 dengan 6
tempat tidur di masing-masing ruangan tersebut. Di bagian penjagaan ruangan
tersebut terdapat westafel atau tempat cuci tangan, TV , kipas angin, kotak
sampah, lemari ,meja dan toilet.
Observasi Sarana dan Prasarana
1. Ruang rawat inap :
Ruang rawat inap laki-laki ada 6 bed, staff perawat ada 9 orang
Ruang rawat inap perempuan ada 6 bed, staff perawat ada 9 orang
Ruang Isolasi ada 1 bed
31
Ruang tindakan terdiri dari alat-alat kesehatan dan obat-obatan.
Ruang dokter, ada 2 dokter spesialis syaraf: 2 dokter yang menangani
pasien di bagian syarat tersebut yaitu dr.budiman.Sp.S dan
dr.Zahirwan.Sp.S.
Conter Perawat : Kepala ruangan dari bagian syaraf tersebut adalah
ibu Tuti,lalu terdapat 20 perawat.
Alur Pelayanan dari bagian syaraf ini adalah semua pasien awalnya
dari tempat pendaftaran atau dari IGD baru bisa langsung di bawa/dirawat di
bagian syaraf tersebut.
Dari segi penunjang diagnostik terdapat Laboratorium, Radiologi,
Fisioterapi , serta ct scan yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang pasien
32
tersebut.Pada saat dilapangan ,kami memphoto Bagian fisioterapi,Radiologi dan
ct.scan.
1. Fisioterapi
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, eletroterapeutis
dan mekanis). Pelatihan fungsi dan komunikasi (Kepmenkes 1363 TAHUN
2001).
2. Ruang Sampling (Patologi Klinik)
Ruangan ini buka 24 jam, bisa digunakan untuk pengambilan darah rutin
dan melakukan paps mear
3. Rontgen33
Rontgen digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis sertadapat memberikan gambaran tentang kelainan anatomi tubuh
4. CT Scan
CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah perpaduan sinar X dan
computer untuk menghasilkan gambar organ tubuh bagian dalam secara
melintang, dalam pemeriksaan pasien berbaring pada alas untuk kemudian
dimasukkan dalam tablet besar berbentuk seperti donat, kemudian diberikan
radiasi dengan dosis tertentu dari segala arah sehingga menghasilkan gambaran
yang sangat detail dari berbagai sudut kecil dari seluruh organ tubuh, seperti
susunan saraf pusat, otot, tulang, tenggorokan dan rongga perut.
Dari sarana penunjang diagnostik yang dibimbing oleh dr.budiman.Sp.S
menerangkan ini digunakan untuk seluruh tubuh, dan alat ini mempunyai radiasi
yang sangat kuat sehingga hanya 1 menit untuk melakukan CT Ssan tersebut. Ct
Scan ini sudah mempunyai fasilitas 3 dimensi.
5. Radiologi
Ruangan radiologi memiliki anti radiasi dengan lapisan timbal. Ruangan
ini digunakan untuk melakukan rontgen non kontras, foto polos dan BMO
34
6. Ruang Xray
Ruangan untuk panaromic : Gigi
7. Ruangan USG
Ruangan ini untuk memeriksa bagian abdomen, Tractus urogenital dan
saluran cerna.
8. Ruangan hemodialisa dll.
9. Observasi Cara Anamnesis di Poliklinik Saraf.
Setelah kami melihat tempat bagian syaraf yang terletak di bangsal
penyakit dalam,lalu melihat-lihat sarana penunjang diagnostik di RSUD bari,
kami diajak ke Poli syaraf oleh dr.Budiman.Sp.s . Di sini kami melihat dokter
melakukan pemeriksaan ke pasien , kami melihat dokter melakukan anamnesis
kepada pasien mulai dari keluhan utama,keluhan tambahan,riwayat
pengobatan,riwayat alergi,riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga. Di poli
ini juga kami di beri tahu mengenai beberapa hal seperti harus menjaga
etika ,berempati kepada pasien agar pasien mau jujur mengemukakan keluhan
kepada kita(dokter),harus lengkap menulis status pasien , dan juga kalau nanti
coass kami tiap hari melakukan visite pasien dan follow up pasien.
35
4.1.2. Departemen Obgyn
Pada tanggal 27 desember 2012,melakukan TPP bagian IKA/ Ilmu
Kesehatan Anak di RSUD Palembang BARI pada pukul 08.00 – 14.00
Hasil.
Di RSUD Palembang Bari terdapatruangan- ruangan diantaranya :
1. Ruang bersalin
2. Ruang Isolasi (VK)
3. Ruangan tindakan Ginekologi
4. Ruang Obstetri
5. Ruang Bayi
6. Ruang Konseling
7. Ruang Kelas III, II, I
8. Ruang VIP
Dokter yang bertugas
1. Dr. Kurniawan, Sp.OG
2. Dr. DidiAskariPasaribu, Sp.OG
3. Dr. Msy. Yenni Indriyani, Sp.OG
Kegiatan Dokter Muda
Kegiatan dilaksanakan 8 minggu di stase Obgyn
36
Kegiatan rutin dibagi menjadi 3 tugas, bangsal, kamar operasi dan poli.
Pada bagian bangsal melakukan follow up pasien perhari, pada bagian
kamar operasi ikut preceptor menjadi assisten operasi dan pada poli
melakukan identifikasi pasien
Kemudian ada juga jadwal jaga VK dan bangsal, pada bagian VK
memantau pasien yang akan partus.
Pembahasan
Pada tanggal 27 Desember 2012 sekitarpukul 07.30 WIB kami berkumpul
di RSUD Palembang Bari kemudian menujuke ruang bakordik untuk mengambil
absensi dan form penilaian kemudian menuju keruangan Obstetri dan Ginekologi.
Di situ kami menunggu sampai dr.Kurniawan tiba untuk memberikan pengarahan
dan bimbingan. Sekitar jam 1 kurang dr. Kurniawan tiba dan langsung
memberikan penjelasan dan pengarahan mengenai apa saja tugas yang akan
dilaksanakan oleh dokter muda, dan menjelaskan berapa lama stase yang akan
dilalui. Setelah memberikan pengarahan dr.Kurniawan meminta izin tidak dapat
menemani untuk berkeliling observasi sarana dan prasarana yang ada disana, yang
kemudian diambil alih oleh kepala ruangan.
Gambar Di Departemen Obgyn RS Palembang Bari
37
4.1.3. Departemen Anak
Pada tanggal 28 desember 2012 tepatnya pada hari jumat melakukan
TPP bagian IKA/ Ilmu Kesehatan Anak di RSUD Palembang BARI pada
pukul 08.00 – 14.00
Terdapat beberapa ruangan yaitu:
1. Ruang isolasi
2. Ruang infeksi
3. Ruang non- infeksi
4. Ruang tindakan
5. Ruang peralatan
Alat resusitasi
Infus set
Obat- obatan
38
Nebulator
Dll
Ruang isolasi salah satunya dijadikan kamar coas. Status pasien di isi dengan lengap (SOAP), melakukan follow up pasien
Kepala ruangan rawat inap adalah ibu leli. Ada tiga dokter anak yang
pertama dr. Ridhayani, Sp.A, dr. Hadi sp.A dan dr. Halimah Sp.A. dan terdapat 15
perawat.
Bagian Neonatus
1. Ruang level IIA : tersangka infeksi tanpa infus
2. Ruang level IIB (NICU) : tersangka infeksi dan memerlukan infuse
3. R. SMF Neonatus4. R. Obat-obatan5. R. Admistrasi6. R. Cuci Inkubator7. R. Laundry8. R. Menyusui9. R. Kepala Ruangan10. R. Susu dan makanan bayi11. R. Mandi bayi12. R. Resusitasi13. R. PMK14. R. Kebidanan15. R. Koas16. R. Perawat17. WC
Poli anak : setiap hari kerja dan poli tumbuh kembang. Ruangan neonatus ini terdiri dari 3 kelas yaitu:
Kelas 1: Ruang level II A, untuk bayi yang sehat atau persiapan bayi pulang
Kelas 2 : Ruang level II B (ruang infeksi) Kelas 3 : Ruang NICU, untuk kondisi bayi premature atau dengan
gangguan nafas
Alat yang terdapat di ruangan neonatus terdiri dari:
39
- Isolator -Fototeraphy- Oximetry -Infantmarmer- NGT -Ventilator- Cpuft -Nasalcanal- Kompresor -O2
- Monitor -Infusor
Gambar Di Departemen Anak RS Palembang Bari
4.2. Hasil dan pembahasan RSMP
4.2.1. Departemen Mata dan THT
Tanggal 31 desember 2012, hari senin, kegiatan TPP stase THT dan Mata di
RSMP dilakukan sekitar jam 11.30 dengan stase mata bersama dr. Ibrahim Sp.M
kemudian dilanjutkan pada stase THT dengan dr. Feriyanto. Kegiatan TPP pada
stase mata dan THT bersifat observasi dengan tujuan mengetahui pelayanan
pasien, komunikasi dokter-pasien, cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta
rujukan pemeriksaan penunjang.
40
A. Mata
Dokter pembimbing di bagian THT : dr. Ibrahim Sp.M
Melakukan observasi :
1.Anamnesa pasien
2. Pemeriksaan fisik ( Pemeriksaan visus dan tekanan intraokuler)
3.Pemeriksaan penunjang.
Gambar Poli Mata
Peralatan yang berada di Poli Mata :
1. Snellen chart 6. Pantocain
2. Slitlamp 7. Cendo mydriatil
3. Loop 8. Ophtalmoskop
4. Tonometri 9. Trial frame
5. Trial lens 10. Occluder
B. THT
Dokter Pembimbing di bagian THT : dr.Feriyanto.
Kami observasi :
1.Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
41
Peralatan yang berada di Poli THT :1. Rhinoskopi anterior2. Rhinoskopi posterior3. Corong telinga4. Lampu kepala5. Otoskopi6. Pengait serumen7. Pinset bayonet8. Kasa steril9. Penlight10. Spatula lidah11. Speculum hidung12. Lampu spiritus13. Kertas tisu14. Plaster 15. Gunting
Gambar Poli THT
4.2.2. Departemen Penyakit Dalam
Pada hari kamis tanggal 2 januari 2013 kami melakukan TPP bagian
penyakit dalam di RSMP pada pukul 07.00 – 13.00. Kami dibagi menjadi 2
kelompok dan masing masing diberi 1 pasien yang harus kami lakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
1. Pasien Pertama.
42
A. Identifikasi
• Nama lengkap : Tn. Bastari
• Jenis kelamin : Laki-Laki (♂)
• Tgl lahir / Umur : 60 tahun
• Alamat : Jln. Pandawa 2 Ilir
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Agama : Islam
• No. Reg. RS :
• Tgl pemeriksaan : 2 Januari 2013
• Ruang : III.B.4
• Dokter pemeriksa : dr. Zulkarnain
• MRS Tanggal : 29 Desember 2012
B. Anamnesis
• Keluhan utama : Luka tidak sembuh-sembuh sejak 2 bulan yang
lalu
• Riwayat perjalan penyakit :
Os memiliki riwayat kencing manis sejak ± 10 tahun yang lalu dengan
keluhan sering kencing pada malam hari, sering minum tetapi nafsu makannya
43
sama seperti biasa, dan sering berkeringat pada malam hari. Berat badan
mengalami penurunan dari 60 kg sampai 53 kg. Os juga mengeluh lemas, pusing,
gatal-gatal, dan kesemutan. Os memiliki riwayat operasi digiti I sinistra yang
disebabkan kulit berwarna hitam yang tidak sembuh sembuh dan semakin meluas
dan berbau. Os juga meniliki riwayat darah tinggi serta ibunya memiliki riwayat
kencing manis. Os memiliki kebiasaan merokok 7 batang / hari.
C. Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
- Keadaan : tampak sakit ringan
- Kesadaran : compos mentis
- Pucat :
- Keadaan gizi : IMT = 18,55 → underweight
- Kebersihan : kurang baik
- Nadi : 83x/menit, regular, cukup
- Pernafasan : 15x/menit
- BB : 53 kg
- TB : 169 cm
- Temp : 36oC
- TD : 150/90 mmHg
• Kulit
- Warna : sawo matang
- Kering
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
• Pemeriksaan organ
44
- Kepala : normal
- Mata : konjungtiva anemis
- Telinga : normal
- Hidung : normal
- Mulut : normal
- Leher : normal
- Dada : normal
- Paru-paru : normal
- Jantung : normal
- Pembuluh darah : normal
- Perut : normal
- Ektremitas : pucat
- Genitalia eksterna : tidak diperiksa
D. Pemeriksaan Penunjang
• BSS : 221 mg/dl
• Hb : 8,5 g/dl
• Leukosit : 19.300/uL
E. Diagnosis Kerja : Osteomyelitis + Gangren Diabetikum + Hipertensi
F. Diagnosis Banding : Neuropati Diabetikum
G. Pengobatan :
IVFD NaCl 20 gtt / menit + Gentamycin 2 x 1 gr
Na-Diclofenac tablet 2 x 50 mg
Omeprazole tablet 2 x 20 mg
Amilodipin 1 x 5 mg
45
H. Prognosis :
- Qua ad vitam : Dubia ad Bonam
- Qua ad functionan : Dubia ad Malam
I. Rencana Pemeriksaan Khusus :
- BSN
- BSPP
- Profil Lipid
- Tes fungsi ginjal
- Tes fungsi hati
- EKG
- Echokardiografi
- HbA1C
- Urin lengkap
- Funduskopi
2. Pasien Kedua
A. Identifikasi
• Nama lengkap : Tn. Salman
• Jenis kelamin : Laki-Laki (♂)
• Tgl lahir / Umur : 63 tahun
• Alamat : Desa Penanggiran, Muara Enim
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• No. Reg. RS : 115479
46
• Tgl pemeriksaan : 2 Januari 2013
• Ruang : Infeksi Pria
• Dokter pemeriksa : dr. Yusuf Sp.S
• MRS Tanggal : -
B. Anamnesis
• Keluhan utama : Sesak nafas, batuk berhadak, nyeri dada sejak 2
bulan yang lalu
• Riwayat perjalan penyakit :
Os mengalami sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu, sesak semakin terasa
berat, sesak disertai batuk berdahak dan nafsu makan berkurang. Os pernah
melakukan pengobatan di daerahnya yaitu Muara Enim dan disuruh memakan
OAT selama 6 bulan tetapi baru 2 bulan os konsumsi. Os tidak memiliki riwayat
kencing manis dan hipertensi. Os bekerja menjadi petani dan biasanya bekerja
tanpa masker.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
- Keadaan : tampak sakit ringan
- Kesadaran : compos mentis
- Anemia : (+)
- Kebersihan : kurang baik
- Nadi : 93x/menit, regular, cukup
- Pernafasan : 27x/menit
- BB : 50 kg
- TB : 163 cm
- Temp : 36,5oC
47
- TD : 110/60 mmHg
• Kulit
- Warna : hitam
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
• Pemeriksaan organ
- Kepala : normosefali
- Mata : konjungtiva anemis
- Telinga : normal
- Hidung : normal
- Mulut : kering
- Leher : normal
- Dada : normal
- Paru-paru
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, gerakan dinding
dada simetris, tidak ada
massa yang tertinggal
Simetris, gerakan dinding
dada simetris, tidak ada
massa yang tertinggal
Palpasi Stremfemitus normal,
tidak ada massa,
pelebaran sela iga (-).
Stremfemitus normal,
tidak ada massa,
pelebaran sela iga (+).
Perkusi Bunyi Sonor (+) Bunyi Redup (+)
Auskultasi Ronkhi Kering (+) Ronkhi Kering (+)
- Pembuluh darah : normal
- Jantung : normal
- Perut : normal
48
- Ektremitas : normal
- Genitalia eksterna : tidak diperiksa
J. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Rontgen
K. Diagnosis Kerja : TB Paru
L. Diagnosis Banding : Pneumonian dan Bronkiektasis
M. Pengobatan :
OAT Kategori 1 : 3 tablet 4 KDT Intensif 56 hari
Penicilin tablet 3 x 500 mg
Ambroxol Syrup 3 x perhari
N. Prognosis :
- Qua ad vitam : Dubia ad Bonam
- Qua ad functionan : Dubia ad Malam
O. Rencana Pemeriksaan Khusus : -
4.2.3. Departemen Bedah
Pada hari jumat tanggal 3 januari 2013 kami melakukan TPP bagian
penyakit dalam di RSMP pada pukul 07.00 – 13.00. Kami diberi 1 pasien yang
harus kami lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
1. Observasi sarana dan prasarana
- Ruang rawat inap
- Ruang rawat jalan
- IGD
2. Observasi Alur Pelayanan
- Pendaftaran
49
- Pemberian status pasien
3. Observasi Penunjang Diagnostik
- Administrasi rujukan (laboratorium, radiologi, fisioterapi)
- Fasilitas (laboratorium, radiologi, fisioterapi)
- Penggunaan alat
- Pelaporan hasil
4. Pelayanan Kedokteran
- Observasi cara melakukan anamnesis
- Observasi prosedur pemeriksaan fisik
- Pembuatan status pasien
5. Observasi kegiatan dokter muda
- Follow up pasien rawat inap
- Pemeriksaan pasien baru
- Reflective learning (referat, laporan kasus)
- Bed site teaching
- Pembelajaran AIK
Hasil
Pembuatan status pasien bedah:
1. Identitas
Nama: Tn. P
Umur: 35 tahun
Alamat: Banyuasin
Pekerjaan: Buruh harian lepas
2. Anamnesis
Keluhan Utama: nyeri perut sebelah kanan bawah
Keluhan tambahan: tidak ada
Riwayat perjalanan penyakit:
Dua minggu yang lalu os merasakan nyeri di seluruh perut
kemudian os berobat ke tukang urut. Pada saat batuk os
merasakan ada sesuatu yang turun dari perut kanan ke bagian
50
bawah. Os tidak suka makan makanan yang pedas dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan. Os mengaku ini pertama kali
dialaminya.
Riwayat penyakit dahulu: (-)
Riwayat penyakit keluarga;
Tidak ada
3. Pemeriksaan fisik
- Status generalis:
KU: tampak sakit ringan
TD: 130/90 mmHg
RR: 20x/mnt
HR: 80x/mnt
T: 37,2 C
- Status lokalis region inguinalis dextra
Inspeksi: tidak tampak benjolan
Palpasi: teraba benjolan, batas tidak tegas, konsistensi kenyal,
permukaan rata, mobile, nyeri tekan (+)
- Status lokalis genitalia
Inspeksi : pembesaran scrotum
Palpasi : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis :
Hernia inguinalis dextra
6. Terapi: disarankan untuk Herniorraphy
51
4.3. Hasil dan Pembahasan RSK Dr.Rivai Abdullah Palembang
4.3.1. Alur Pelayanan
a. Rawat jalan
Pendaftaran untuk rawat jalan ke poliklinik khusus kusta untuk pasien
askin / jamsoskes / jamsostek bisa dilakukan di loket pendaftran
gabung, kalau untuk pasien umum daftarnya langsung di loket
pendaftaran di poliklinik khusus kusta.Pendaftaran untuk poliklinik
kulit dan kelamin bisa dilakukan di loket pendaftaran gabung.
b. Rawat inap
Pendaftaran untuk rawat inap bisa dari rujukan poliklinik atau dari
IGD.
52
4.3.2. Pelayanan Rehabilitasi
1. Rehabilitasi medik
Rehabilitasi medik di RSK A. Rivai dibagi menjadi 5 bagian :
a. Okupasi Terapi
Terapi okupasi okupasi ada 3 macam yaitu pertama ADL (aktivitas
sehari-hari), terapi ini melatih pasien kusta untuk mandiri sehingga
meraka bisa melakukan kegiatan sehari-harinya sendiri seperti mandi,
makan, dll. Kedua prokdutivitas, terapi ini melatih pasien kusta agar
bisa mengahasilkan sesuatu seperti dilatih untuk berkebun, kerajinan,
dan hal-hal lain yang ada nilai ekonomisnya, hasil tersebut akan dijual
ke petugas-petugas dirumah sakit dan masyarakat sekitar. Ketiga yaitu
pemanfaatan waktu luang, terapi ini melatih pasien untuk melakukan
gerakan seperti bermain musik, olahraga dan lain-lain.
53
Gambar Alat – alat yang digunakan saat okupasi terapi
1. Fisioterapi
Fungsi fisioterapi lebih terkhusus pada pemeliharanan/pengembalian gerak
dan fungsi gerak penderita kusta.Pemberian modalitas fisioterapi harus segera
dilakukan untuk mencegah terjadinya disabilitas dan deformitas.
2. Protesa
Di RSK A. Rivai menyediakan pelayanan pembuatan protesa gratis kepada
pasien kusta.Protesa yang paling banyak untuk pasien kusta adalah protesa di
bawah lutut.Pembuatan protesa rata-rata sekitar 2 bulan tergantung dari hasil
fisioterapi pasien kusta tersebut.Selain pembuatan protesa di RS Kundur juga
membuat sandal khusus penderita kusta.Fungsi dari sandal tersebut mencegah
luka baru dan mebuat lebih nyaman.
54
Gambar Protesa
3. Psikologi
Terapi psikologi di RSK A. Rivai ada 3 yaitu terapi tingkah laku, family terapi
dan terapi edukasi.Terapi tingkah laku ini bertujuan untuk mengatur tingkah laku
penderita kusta tetap pada batas normal.Family terapi yaitu keluarga ikut memberi
motivasi dan dukungan kepada penderita kusta. Dan terapi edukasi yaitu penderita
kusta diajak menonton film tentang penderita kusta di tempat-tempat lain agar
mereka tidak berfikir kalau hanya mereka yang menderita kusta dan bisa kembali
bersemangat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
4. Unit Terapi Karya
Unit terapi karya di RSK A. Rivai yaitu penderita kusta di beri pelatihan
keterampilan untuk bisa bergabung kembali kemasyarakat.Meraka bisa kembali
lagi mencari nafkah untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarganya.Salah
satu dari pelatihan keterampilan tersebut yaitu pelatihan pertukangan.
4.3.3. Pelayanan Kedokteran
1. Anamnesis
Pada tanggal 7 januari 2013, kami melihat dokter melakukan anamnesis yang
dilakukan pada pasien baru kusta sebagai berikut :
Keluhan utama : rasa baal, adanya bercak putih, bercak merah infiltrat
(bercak tebal)
Keluhan tambahan : parastesia, demam, nyeri sendi dll
55
Riwayat perjalanan penyakit : berapa lama? pengobatan yang didapat,
reaksi bentol-bentolmerah dll.
Riwayat kontak dengan penderita kusta(keluarga)
Penyakit lain yang diderita pada saat ini-Riwayat penyakit dulu
terutama penyakit yang berat-berat.
2. Pemeriksaan fisik lokalis
Pemeriksaan harus dilakukan di ruangan yang cukup terang, paling baik
cahaya sinar matahari tidak langsung.Diperiksa pada seluruh permukaan kulit
(dari depan atas sampai bawah dan dari belakangatas sampai bawah).
Pertama-tama pasien diberitahu kemudian pemeriksa melihat kelainan
kulit dari jarak jauh kemudian dari dekat.
Setelah ditemukan adanya kelainan kulit,maka kelainan kulit ditest ada
tidaknya anestesi (test raba menggunakan kapas yang diruncingkan, tes
rangsang nyeri dan suhu) dan melakukan tes fungsi dari kelenjar
keringat pada kulit yang lesi.
Pemeriksaan kelainan syaraf tepi.
Syaraf auricularis magnus
Pasien disuruh menengok ke kiri kemudian pemeriksa meraba
adanya penebalan ssyaraf atau tidak demikian sebaliknya.
Syaraf ulnaris
Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah penderita
dengan posisi sikusedikit ditekuk sehingga lengan penderitadalam
keadaan relax. Dengan jari telunjuk tengah kiri pemeriksa mencari
nervus ulnaris disulcus ulnaris yaitu pada lekukan diantara tonjolan
tulang sikudan tonjolan kecil dibagian medial. Dengan memberi
tekanan ringan N. ulnaris digulirkan halus dirasakan
dan ada tidaknya penebalan syaraf, demikian juga pada lengan kiri
penderita.
56
4.4. Hasil dan Pembahasan Rs. Dr.Ernaldi Bahar
4.4.1. HasilRumah Sakit Ernaldi Bahar ini terdapat ruangan-ruangan diantaranya :
1. UGD2. Kantor Administrasi3. Ruang Perkembangan4. Ruang Direktur5. Rawat Jalan/ Poliklinik :
a. Poli Jiwab. Poli Gigic. Poli Kulitd. Poli Matae. Poli Saraff. Poli Psikologi
6. Pelayanan Terpadu7. Ruang Laboraturium8. Radiologi9. Fisioterapi10. Elektromedik11. Ruang Pelayanan dimana dibagi 2 yaitu
a. Ruang Pelayanan laki-lakib. Ruang Pelayanan Perempuan
12. Ruang Gelisah/gaduh: a. Ruang Bangau Jamkesmasb. Ruang Cempaka Kelas I ( PR )
13. Ruang Perawatan :a. Ruang Kenanga kelas II (PR)b. Ruang Cendrawasih kelas I (LK)c. Ruang Merak kelas I-III (LK)d. Ruang Nusa Indah Jamsoskes kelas III (PR) : 53 pasiene. Ruang Perawatan (LK) Jamkesmas dan Jamsoskes
57
14. Rehabilitasi MedikDengan Keterampilan : Berkebun, menjahit
15. Dapur 16. Tempat Pendaftaran 17. Ruang Periksa 1-718. Psikogeriatri19. Ruang konsulen20. Jiwa dewasa21. Ruang tindakan
4.4.2. Alur Pelayanan UGD
4.4.3. Kegiatan Dokter Muda
a. 1 Minggu dilaksanakan di rumah sakit Ernaldi Bahar.b. Setiap hari senin dan kamis dapat mengikuti apel Pagi (wajib)c. Setiap hari Jumat ada kegiatan senam pagi (wajib)d. Pembelajaran :20% Bed site teaching look of learning, 50% Kegiatan
bangsal (follow up), Poli dan UGD, 30% Referat, Laporan kasus
4.4.4. Pembahasan
Dari hasil orientasi di Rumah Sakit Ernaldi bahar bahwa terdapat 9bangsal yang dapat kami kunjungi yaitu Ruang merak, Ruang Asoka, Ruang Cendrawasih, Ruang kenanga, Ruang Nusa Indah, Ruang Camar, Ruang Cempaka, Ruang merpati dan ruang bangau. Yang dimana Ruang merak adalah ruang kelas III dan II pasien laki-laki. Ruang Asoka yang merupakan tempat pasien gaduh gelisah yang kepala ruangan tersebut adalah Bapak Dedy, di
58
ruangan tersebut terdapat fiksasi fisik dan kimia, yang diamana pada fiksasi fisik pasien diikat dan pada fiksasi kimia pasien di injeksi. Ruang Cendrawasih, Ruang pasien laki-laki, kepala ruangan Bapak Bahori. Ruang Kenanga kelas II dan kelas III kusus perempuan dengan kepala ruangan Vera Asmayanti. Ruang Nusa Indah kelas gratis Kelas III untuk pasien perempuan kepala ruangan H.j Lenny Yulianty. Ruang Camar merupakan pasien Napza. Ruang Cempaka untuk VIP pasien perempuan. Ruang merpato pasien laki-laki kelas III dengan jamkesmas dan jamsoskes. Dan Ruang bangau pasien laki-laki kelas III pasien dengan jamkesmas.
Dari pembahasan pasien di Rumah sakit didapatkan pasien Ny.V 25 tahun ♀, dibawa mertua dengan tingkah seperti anak kecil, berlangsung selama 3 minggu. Os sedang mengandung 3 bulan, setelah dilakukan wawancara, ibu kandung mengaku akan menikah lagi, tetapi os tidak menyetujuinya. Suami os bekerja diluar daerah.
59
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. RSUD Palembang Bari
1. Rumah Sakit Palembang Bari memberikan pelayanan lengkap untuk
pasien jamkesmas, askes, jamsostek maupun umum.
2. Fasilitas pelayanan dan pemeriksaan penunjang sudah cukup
2. RS Ernaldi Bahar
1. Bahwa rumah sakit Ernaldi Bahar tidak hanya melayani masalah
kejiwaan saja tetapi juga ada poli-poli penyakit lain
2. Rumah sakit Ernaldi Bahar juga memiliki fasilitas sarana dan
prasarana yang lengkap.
3. Dari sikap profesionalisme seluruh dokter menunjukkan sikap seorang
dokter muslim.
3. RSMP
1. RSMP cepat dalam melayani semua kalangan pasien terutama pasien
askin, jamkesmas, jamsostek, askes, dan umum.
2. Sikap profesionalisme dan sesuai dengan ajaran islam diterapkan
dalam melayani pasien.
3. Memiliki fasilitas yang cikup baik, namun harus dirawat dan
diperbarui lagi.
60
4. RSK Kusta dr. Abdullah Rivai
1. Bahwa di RS. Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tidak hanya
melayani pasien kusta tetapi juga melayani pasien umum.
2. RS. Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang memilki sarana dan
Prasarana yang memadai.
3. RS. Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang memiliki sumber daya
manusia yang baik.
5.2. Saran
1. Bagi institusi RSMP, RSUD Palembang Bari, RSK A. Rivai, RS
Ernaldi Bahar
a. Pelayanan terhadap pasien agar ditingkat lagi supaya
kenyamanan pasien terjaga agar cepat sembuh.
b. Kelengkapan penulisan dalam rekam medik sangat diperlukan
sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa yang
melakukan penelitian maupun bagi pasien itu sendiri.
2. Bagi Institusi FK UMP
Birokrasi terhadap semua institusi agar dilakukan sebelum
melaksanakan TPP dan selengkap mungkin dalam berkoordinasi
dengan semua institusi supaya waktu mahasiswa melakukan TPP
tidak terjadi miss komunikasi terhadap institusi terkait dengan
pihak fakultas yang menghambat mahasiswa utnuk melakukan
TPP.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat membantu mahasiswa sebelum masuk kepanitraaan klinik
untuk membantu persiapan apa saja yang dibutuhkan nantinya yang
sangat berguna sebagai informasi pada saat kepanitraan klinik.
61