TPP dea

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum FK UMP diselenggarakan dengan mengadopsi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan SPICES. Salah satu penerapan pendekatan early clinical exposure yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan menyelenggarakan metode pembelajaran Tugas Pengenalan Profesi (TPP). TPP adalah upaya terstruktur di dalam blok melalui tugas mandiri untuk menyiapkan mahasiswa memahami peran sebagai profesional dokter dan memahami kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan dan administrasi layanan kesehatan. Proses ini merupakan kegiatan lapangan dengan mengenalkan mahasiswa secara dini pada kasus klinik atau komunitas di rumah sakit, puskesmas, panti, posyandu, kunjungan ke rumah pasien dan lain-lain. Namun, khusus pada blok XXII (pra kepaniteraan klinik) yang merupakan blok terakhir dari tahap akademik, metode pembelajaran TPP diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan mahasiswa pada kegiatan pelayanan kedokteran di setiap satuan medis 1

description

tugas pengenalan profesi

Transcript of TPP dea

Page 1: TPP dea

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum FK UMP diselenggarakan dengan mengadopsi kurikulum

berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan SPICES. Salah satu

penerapan pendekatan early clinical exposure yang dilakukan dalam proses

pembelajaran adalah dengan menyelenggarakan metode pembelajaran Tugas

Pengenalan Profesi (TPP). TPP adalah upaya terstruktur di dalam blok

melalui tugas mandiri untuk menyiapkan mahasiswa memahami peran

sebagai profesional dokter dan memahami kebutuhan masyarakat akan

layanan kesehatan dan administrasi layanan kesehatan. Proses ini

merupakan kegiatan lapangan dengan mengenalkan mahasiswa secara dini

pada kasus klinik atau komunitas di rumah sakit, puskesmas, panti,

posyandu, kunjungan ke rumah pasien dan lain-lain.

Namun, khusus pada blok XXII (pra kepaniteraan klinik) yang

merupakan blok terakhir dari tahap akademik, metode pembelajaran TPP

diselenggarakan dengan tujuan mengenalkan mahasiswa pada kegiatan

pelayanan kedokteran di setiap satuan medis fungsional rumah sakit, dalam

bentuk observasi kegiatan pelayanan medis di departemen klinik. Selain itu,

sebagai wahana perkenalan mahasiswa terhadap proses pembelajaran di

tahap profesi, sehingga diharapkan tidak lagi asing dengan situasi

pembelajaran dan kegiatan harian mahasiswa tahap profesi di rumah sakit

pendidikan utama serta afiliasi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukannya observasi di

RSMP, RSUD Palembang Bari, RSK dr Abdullah Rivai, dan RS Ernaldi

Bahar.

1

Page 2: TPP dea

1.2 Tujuan

Melalui kegiatan TPP mahasiswa mampu :

1. Memahami pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter dalam situasi

klinis di rumah sakit.

2. Memahami alur pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit.

3. Memahami prinsip rujukan pasien oleh dokter kepada sarana

penunjang diagnostik di rumah sakit.

4. Memahami implementasi nilai-nilai islam kemuhammmadiyahan

pada pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter di rumah sakit.

1.3 Manfaat

Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam hal anamnesis,

pemeriksaan fisik umum maupun khusus, dan pemeriksaan penunjang

serta diagnostik dan terapi yang sesuai.

2

Page 3: TPP dea

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Profil RS.Muhammadiyah Palembang

Sejak tahun 1965 cita-cita pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang (RSMP) telah menjadi wacana para tokoh muhammadiyah di

Sumatera Selatan seperti HM. Sidik Adiem, Djamain St. Marajo, KH. Masjhur

Azhari, HM. Rasjid Thalib, H. Zamhari Abidin, SH, H. Anang Kirom, H.M.

Soeripto, A. A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang

mendapat dukungan penuh dari bapak H. Abu Jasid Bustomi dan bapak H.M. Ali

Amin, SH selaku gubernur kepala daerah provinsi Sumatera Selatan saat itu dan

selanjutnya cita-cita tersebut direalisasikan dengan peletakan batu pertama

pembangunan RSMP yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 1967. Akan

tetapi karena perkembangan sosial politik dan kondisi internal persyarikatan

muhammadiyah hal-hal terkait kendala financial sehingga pelaksanaan

pembangunan berjalan tertatih-tatih sehingga akhirnya RSMP baru diresmikan

pendiriiannya pada tanggal 10 dzulhijjah 1417 H / 18 april 1997 M oleh gubernur

Sumatera Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli Hasan Basri yang juga

dihadiri ketua pimpinan pusat muhammadiyah bapak Prof. DR. H. M. Amien

Rais, MA.

Diusianya yang masih terbilang muda, keberadaan RSMP yang beralamat di

jalan jenderal ahmad yani kelurahan 13 ulu palembang 30263 saat ini telah

3

Page 4: TPP dea

menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan dan dapat

mensejajarkan diri dengan rumah sakit terkemuka lain di kota palembang.

Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang sangat tinggi dapat dilihat dari

fenomena kunjungan pasien setiap hari sehingga sejak tahun 2005 RSMP

dipercaya sebagai salah satu provider PT. ASKES dalam melayani pasien

ASKESKIN, ASKES PNS dan Komersial, JAMKESMAS, serta JAMSOSTEK

SUMSEL SEMESTA, bahkan saat ini juga telah terjalin kerjasama dengan

banyak instansi lain baik pemerintah maupun swasta di Sumatera Selatan terutama

dalam bidang peningkatan pelayanan kesehatan.

Secara demikian, saat ini RSMP adalah rumah sakit swasta terbesar yang

melayani pasien JAMKESMAS dan JAMSOSTEK atau sekitar 60 % dari total

jumlah pasien yang berkunjung ke RSMP. Upaya tak kenal lelah dari pimpinan

dan pegawai RSMP untuk terus meneguhkan komitmen meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat cukup menyita perhatian pakar

mareketing Hermawan Kertajaya pendiri Markplus Institute and Marketing

sehingga pada tanggal : 27 November 2010 menganugerahkan penghargaan

Palembang Service Excellence Champion Award 2010 kepada RSMP.

Tujuan, Visi dan Misi

Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui pendekatan

preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif bagi segenap masyarakat pada

umumnya dan warga muhammadiyah khususnya dalam rangka keluarga sakinah

ma waddah wa rahmah sebagai bagian dari masyarakat islam yang sebenar-

benarnya.

Visi: Terwujudnya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan, pendidikan,

dan penelitian kesehatan secara profesional, modern, dan islami sehingga menjadi

kebanggaan warga muhammadiyah.

4

Page 5: TPP dea

Misi

1) Memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan secara

profesional, modern, dan islami.

2) Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban dakwah amar

ma’ruf nahi munkar dalam bidang kesehatan.

3) Menjadi pusat persemaian kader muhammadiyah dalam bidang pelayanan,

pendidikan, dan penelitian kesehatan.

Motto : Melayani sebagai ibadah dan dakwah.

Direksi dan Pegawai

1) Direktur : dr. H. Yudi Fadilah, Sp. PD, FINASIM

2) Wakil direktur pelayanan medis : dr. H. Pangestu Widodo

3) Wakil direktur administrasi dan keuangan : Amidi, SE, M.Si

4) Wakil direktur SDM dan AIK : Drs. Irawan Husein

Jumlah Pegawai : 444 orang

1) Pegawai tetap : 308 orang

2) Pegawai kontrak : 3 orang

3) Pegawai harian : 26 orang

4) Pegawai khusus : 4 orang

5) Calon pegawai : 103 orang

Dokter Spesialis

1) Tetap : 9 orang

2) Tamu : 40 orang

Dokter Umum

1) Tetap : 9 orang

2) Tamu : 4 orang

3) Tenaga paramedis keperawatan : 231 orang

4) Tenaga paramedis nonkeperawatan : 55 orang

5) Tenaga non medis : 106 orang

5

Page 6: TPP dea

Perusahaan Kerjasama

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang telah menjalin kerjasama pelayanan

kesehatan dengan beberapa perusahaaan sebagai berikut :

1. PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

2. PT. ASKES (Persero)

3. PT. Mitra Organ

4. PT. Nayaka Era Husada

5. PT. Easco Medical

6. PT. Sinar Alam Permai

7. PT. Melati Puspa Medica Sejahtera (MPS)

8. PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri

9. PT. A.J. Central Asia Raya Healthy Care dan Managed Care

10. PT. Asuransi Sinar Mas

11. PT. Zakirah Health Care

12. PT. Aruna Wijaya Sakti Group

13. PT. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia

14. PT. Semen Baturaja (Persero)

15. PT. Mahakam Kencana Intan Padi

16. PT. Swarnadwipa Dermaga

17. Jamkesmas Sumsel

18. Jamsoskes Sumsel Semesta

19. I’m Care 177

20. Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912

Fasilitas Pelayanan

1) Pelayanan Rawat Jalan

a. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam

b. Poli klinik spesialis dan sub spesialis

Kebidanan dan penyakit kandungan

Penyakit dalam

Syaraf

6

Page 7: TPP dea

Paru

Anak

Jantung

THT

Kulit dan penyakit kelamin

Mata

Bedah (umum, anak, digestif, syaraf, urologi, tulang)

Hematologi onkologi medic

Pelayanan Rawat Inap

Ruang perawatan Fasilitas

VIP KHUSUS (1 bed)AC, TV 21”, Sofa, Dispencer, Extra bed, Kulkas,

Kamar mandi, dan Water heater

VIP UTAMA (1 bed)AC, TV 21”, Sofa, Kulkas, Dispencer, Kamar

mandi, dan Water heater

KELAS I A (1 bed) AC, TV 21”, Sofa, Kamar mandi didalam

KELAS 1 B (2 & 3 bed) AC, TV, Kamar mandi didalam

KELAS II A (2 bed) Fan, TT, Kamar mandi didalam

KELAS II A (4 bed) AC, dan Kamar mandi didalam

KELAS II B (6 bed) Fan, TT, dan Kamar mandi diluar

KELAS III A AC, dan Kamar mandi diluar

KELAS III B Fan, dan Kamar mandi diluar

KEBIDANAN Fan, AC, dan Kamar mandi didalam

KAMAR BERSALIN Full AC

ICU / ICCU (10 TT) Monitor EKG, Defibrillator, AC, Ventilator

7

Page 8: TPP dea

Pelayanan Penunjang / Tindakan Medis

a. Instalasi Farmasi (buka 24 jam)

b. Konsultasi Gizi

c. Echo Cardiography

d. Laboratorium (24 jam)

e. Treadmill

f. Radiologi

g. USG 4 Dimensi

h. ECG + Spirometri

i. Fisioterapi

j. Ambulance

Fasilitas Umum

a. Musholla

b. Mini shop

c. Koperasi pegawai

d. Cafetaria

e. Area parkir kendaraan

f. Bimbingan rohani pasien

g. Konsultasi agama

h. Pengelolaan ZIS

i. Penyelenggaraan jenazah (www.rsmuhammadiyahpalembang.com)

8

Page 9: TPP dea

2.2 Gambaran Profil RS.Palembang Bari

RSUD Palembang BARI di bangun dengan  nama Poliklinik / Puskesmas

Pasca Usaha dari tahun 1986 sampai dengan April 1995 dengan melalui dan di

bangunnya poliklinik-poliklinik, kantor dan alat-alat yang masih sangat

sederhana mulai tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD 

Palembang BARI dengan  SK  Depkes Nomor 1326/Menkes/Kes/SK/IX/1997,

Tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Tipe

B dengan status milik Pemda Kota Palembang. Di tahun 2008 RSUD Palembang

BARI diberikan status Akreditasi penuh tingkat lanjut berdasarkan Kepmenkes RI

Nomor : YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian status Akreditasi penuh tingkat

lanjut kepada rumah sakit umum daerah palembang BARI jalan panca usaha no.1

Seberang Ulu I. Palembang Provinsi Sumatera Selatan tanggal 5 februari 2008.

Serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan

Keputusan Walikota Palembang No. 915.b tahun 2008.

Penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh. Dan

pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung Poliklinik (3

lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai Gizi (Dapur), Gedung

Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.

Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe

B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor : 241/MENKES/SK/IV/2009 tentang

peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI milik

9

Page 10: TPP dea

pemerintah kota palembang provinsi sumatera selatan tanggal 2 april 2009.

Pembangunan gedung yang sedang berlangsung di tahun 2009 meliputi : Gedung

Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung

Hemodialisa. Pembangunan gedung yang sedang berlangsung di tahun 2010-

2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung

PICU, Workshop dan Musholah. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor:

HK.07.06/III/2044/09 tentang pemberian izin penyelenggaraan Rumah Sakit

Umum Daerah Kelas B dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Palembang

BARI Pemerintah Kota Palembang Sumatera Selatan. Nama-nama Dokter/

Direktur RSUD Palembang BARI sejak diresmikan :

a. Tahun 1986 s/d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu, sebagai Kepala

Poliklinik/ Puskesmas Pasca Usaha.

b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juli 2000 : dr. H. Eddy Zarkaty Monasir, Sp.OG

sebagai direktur RSUD Palembang BARI.

c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 Pelaksana Tugas : dr. H.Dachlan

Abbas, Sp.B.

d. Tanggal 14 Novenber 2000 s/d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita,

H.A,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI. 

Lokasi RSUD Palembang BARI

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak diKecamatan

Seberang Ulu I Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Darat.Bangunan

berada ± 800 Meter dari jalan Raya Jurusan Kertapati, tepi jalanmasih rawa-rawa

yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk yang kurangteratur. Sejak Januari

tahun 2001 di bangun jalan alretnatif dari jalanJakabaring menuju RSUD

Palembang BARI yang bisa langsung ke kantor KOPRI Koto Palembang dan

PDAM. Areal RSUD Palembang BARI luasnya± 45.605 Meter, hampir 100%

merupakan rawa-rawa yang kedalaman airnyamencapai 50-150cm, keadaan ini

mempengaruhi perkembangan Rumah Sakit,karena untuk pembangunannya harus

didahului dengan penimbunan dan juga sulit dalam menjaga kebersihanya. Dari

luas tanah yang ± 4,5 Ha.

10

Page 11: TPP dea

Dasar Hukum

RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap masyarakat

dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan tugas, meliputi :

a. UU No.23 Menkes tahun 1992 tentang pokok kesehatan

b. Keputusan Menteri Kesehatan RI  No.1306/Menteri/SK/XI/1997 tanggal

10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI

menjadi kelas C

c. Keputusan Wali kota Palembang No.50 tahun 2001 tentang biaya

pelayanan RSUD Palembang BARI dengan SK Walikota

No.234/Kes/2001 tentang pembagian Hasil

pungutan biaya pelayanan Kesehatan.

d. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.

e. Program Pembangunan Daerah (Rroperda)Kota Palembang 2001-2005

Fasilitas Pelayanan

Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah Seberang

Ulu dan menerima rujukan dari 9 Puskesmas Induk, 12 Puskesmas Pembantu serta

Dokter dan Bidan Praktek Swasta. Selain itu RSUDPalembang BARI juga

menerima rujunkan dari Puskesmas-puskesmas yangberada di wilayah Ogan

Komering Ilir, Musi Banyuasin mengingattransportasi lebih cepat ke RSUD

Palembang BARI dari pada RSUD Kayuagung dan Prabumulih maupun Sekayu.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSUD Palembang BARI mempunyai

layanan sebagai berikut:

a. Rawat Jalan

1) Poliklinik Spesialis Bedah

2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

3) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

4) Poliklinik Spesialis Anak

5) Poliklinik Spesialis Mata

6) Poliklinik Spsialis THT

7) Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin

11

Page 12: TPP dea

8) Poliklinik Gigi

9) Poliklinik Rehabilitas Medik

10) Poliklinik Psikologi

11) Poliklinik Akupuntur

12) Poliklinik Jantung

13) Poliklinik Syaraf 

b. Instalasi Gawat Darurat

c. Instalasi Rawat Inap

1) Instalasi rawat inap umum yang meliputi perawatan laki-laki dan

perempuan.

2) Instalasi rawat inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

3) Instalasi Rawat Inap Penyakit Anak.

4) Instalasi Rawat Inap VIP.

5) Instalasi Rawat Inap Neonatus.

6) Instalasi Rawat Inap Bedah.

7) Instalasi Rawat Inap ICU

d. Pelayanan Penunjang

1) Instalasi Laboratorium Klinik

2) Instalasi Radiologi.

3) Instalasi Farmasi (Apotek)

4) Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR)

5) Instalasi Gizi

6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

7) Instalasi Bedah Sentral

e. Pelayanan Transportasi

1) Mobil Ambulance 3 Unit

2) Mobil Jenazah 1 Unit

3) Mobil Operasional 1 Unit (www.rsudpalembangbari.com)

12

Page 13: TPP dea

2.3 Gambaran Profil RS. Ernaldi Bahar Palembang

Perkembangan pelayanan kesehatan jiwa di daerah Sumatera Selatan

sudah dimulai sejak tahun 1920 seperti tertera dalam Besluit 21 Mei 1920 No.21

dari Burgelijke Geneeskundig Diensi, kemudian Besluit 25 Februari 1922 No.41

mengenai personalia yang bertugas di tempat itu. Pada tahun 1923 di Hindia

Belanda dibangun “Verpleechtehuiz” (Rumah Perawatan) pertama untuk luar

Jawa yaitu di Ujung Pandang dan Palembang.

“Verpleechtehuiz” Palembang semula terletak di Jalan Kirangga Wiro

Sentiko yang sekarang ditempati oleh Polisi Militer Kodam II Sriwijaya. Pada

tahun 1942 dipindahkan ke Baturaja, kemudian dipindahkan lagi ke Kurungan

Nyawa (Ogan Komering Ulu) pada tahun 1946, Pimpinan saat itu dijabat oleh Dr.

R. Setiarjo.

Rumah Sakit Jiwa Palembang mulai dibangun sekitar tahun 1954-1955

dengan nama Rumah Sakit Suka Bangun, karena situasi keamanan saat itu maka

sebagian bangunan yang sudah jadi ditempati oleh Batalion TNI AD. Setelah

keadaan aman sekitar tahun 1957 mulai dirintis berdirinya Unit Pelayanan

Kesehatan Jiwa berupa “Poliklinik Penyakit Jiwa dan Syaraf” yang dipimpin oleh

Dr. Chasanah Goepito dan secara resmi dibuka tanggal 13 Juni 1958.

Berdasarkan  surat  pimpinan  Rumah  Sakit  Djiwa  Kurungan  Nyawa 

tanggal  4  Januari  1957  No.10/20/A/Rpsd dan tanggal 3 Juli 1958

13

Page 14: TPP dea

No.365/20/B/Rpsd serta surat pimpinan Rumah Sakit Jiwa Sukabangun tertanggal

24 Juli 1958 No.258/Peg/V/58. Pasien dan Pegawai Rumah Sakit Kurungan 

Nyawa dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Sukabangun dan berdasarkan SK

Menkes No.4287/Pal/Peg/1958 disertai mutasi 21 orang pegawai Rumah Sakit

Djiwa Kurungan Nyawa. Pada tanggal 18 Agustus 1958 dilakukan peresmian oleh

Kepala Bagian Penyakit Djiwa Kementerian Kesehatan RI menjadi “Rumah Sakit

Djiwa Soekabangoen” Sebagai pimpinan dijabat oleh Dr. Chasanah Goepito.

Kemudian di tahun 1976 Rumah Sakit Djiwa Soekabangoen berubah nama

menjadi Rumah Sakit Jiwa Palembang.

Rumah Sakit Jiwa Palembang turut berperan dalam perkembangan

kesehatan jiwa di Indonesia sewaktu Bapak Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro

menjabat sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa. Rumah Sakit Jiwa

Palembang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan Rapat Regional Kesehatan Jiwa

dan Pembahasan PPDGJ IV. Tanggal 18 April 1978 berlakunya Surat Keputusan

Menkes RI No.135/MENKES/SK/IV /78 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang maka Rumah Sakit Jiwa

Palembang berubah nama menjadi “Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang Tipe A”.

Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah pada tanggal 22 Juni 2001

telah diundangkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No.9 Tahun 2001

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Selatan, Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang berubah nama menjadi

“Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan” yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera Selatan. Perkembangan

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan dukungan penuh

Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Sumatera Selatan, sarana prasarana dan

sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitas ditingkatkan. Menyadari

bahwa stigma terhadap Rumah Sakit Jiwa masih melekat di  masyarakat.

Pimpinan  Rumah  Sakit  Jiwa  Daerah  Provinsi  Sumatera  Selatan, Dr. Chairil

Zaman, MSc memprakarsai perubahan nama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

14

Page 15: TPP dea

Sumatera Selatan dengan mengambil nama tokoh Psikiater yang pernah mengabdi

dan membesarkan Rumah Sakit Jiwa Palembang. Pilihan terhadap tokoh Prof. Dr.

Ernaldi Bahar, Phd, seorang Guru Besar Madya dalam Ilmu Kedokteran Jiwa

yang bertugas dan turut membangun Rumah Sakit Jiwa Palembang pada tahun

1972-1998 dipilihlah nama Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar (RSEB).

Perubahan nama tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Selatan Nomor 3 tahun 2006 12 Juni 2006 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

1920 – 1923 Dibangun “Verpleechtehuiz”   Rumah Perawatan sakit jiwa

di Palembang

1942  Di pindahkan ke Baturaja

1946  Dipindahkan ke Kurungan Nyawa (Ogan Komering Ulu)

1954-1955 Mulai dibangun RS Jiwa di Palembang

13 Juni 1958   Berdirinya Poliklinik  Jiwa dan Syaraf

18 Agustus 1958  Diresmikan Rumah Sakit Djiwa Sukabangun

1976   RS Jiwa Sukabangun  berubah nama menjadi RS Jiwa Palembang

1978    RS Jiwa Palembang berubah nama menjadi RS Jiwa Pusat

Palembang

22 Juni 2001 Berubah nama menjadi RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Selatan

Terletak di lokasi yang strategis di pinggir Jalan Kol. H. Burlian KM.6 Telp.

(0711) 410354. Fax. (0711) 420792, email rs [email protected], Po Box.1060

Palembang dengan luas lahan 14,8 ha. Kapasitas tempat tidur tersedia : 215

tempat tidur.

SDM pelaksana terdiri dari :

a.    Dokter spesialis

15

Page 16: TPP dea

Psikiater :   3   orang

Penyakit dalam :   1   orang

Penyakit anak :   1   orang

Kebidanan dan penyakit kandungan :  1   orang

Penyakit mata :   1   orang

b Dokter umum :   33 orang

c Dokter gigi :   4   orang

d Psikolog/ S.Psi :   9   orang

e Apoteker/ Asisten Apoteker  :   5   orang

f Perawat : 126 orang

g Paramedis non perawat :   89 orang

h Umum : 127 orang

2.4 Rs.Dr.Rivai Abdullah Palembang

Didirikan pada tahun 1914, pertamanya hanya sebagai tempat penampungan

atau pengasingan penderita kusta. Lokasi pertama di daerah Kertapati (Seberang

Ulu I)  + 25 Km dari lokasi sekarang.

16

Page 17: TPP dea

Pendiriannya diprakarsai oleh seorang nahkoda kapal Belanda (nama tidak

diketahui), karena beberapa orang orang anak buah kapalnya menderita kusta,

tempat penampungan ini diberi nama “KEMBANG PUMPUNG”. Karena adanya

protes masyarakat disekitar tempat penampungan itu maka lokasi penampungan

dipindahkan ke lokasi sekarang yaitu ; Sungai Kundur – Kelurahan Mariana

Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan yang

jaraknya  + 20 Km dari kota Palembang dan terletak dipinggir Sungai Musi.

Dahulu lokasi RSK Dr.Rivai Abdullah Palembang seluas  + 120 Ha langsung

diserahkan oleh BPM (Hindia Belanda). Tetapi setelah diukur ulang oleh Badan

Pertanahan Nasional (BPN) dengan sertifikat Hak Pakai No. 02/Desa Mariana

tahun 1993 ternyata lokasi tersebut tinggal + 27,5 Ha.

Sampai dengan tahun 1960 Rumah Sakit ini dikelola oleh sebuah yayasan

yang kegiatan internnya dilakukan oleh Bala Keselamatan. Dengan terbitnya

SK.Menteri Kesehatan .RI Nomor : 95048 /Hukum, tanggal 9 Desember 1960,

maka pada tanggal  1 April 1961 oleh Bala Keselamatan Rumah Sakit ini

diserahkan kepada Departemen Kesehatan RI. Status RSK. Dr.Rivai Abdullah

adalah Rumah Sakit vertikal milik Dep.Kes.RI, dipimpin oleh seorang Direktur

yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal

Bina Pelayanan Medik.

Sampai dengan tahun  1978  organisasi  RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang

masih di bawah organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan, setelah

diterbitkannya SK Menteri Kesehatan .RI Nomor :  141/Menkes/SK/IV/1978

tanggal 28 April 1978 secara resmi RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang 

dinyatakan sebagai Unit Pelaksana Teknis Diretorat Jenderal Pelayanan Medik 

Departemen Kesehatan  RI dengan eselon III.b. Pada tahun 1993 organisasi dan

tata kerja RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang meningkat menjadi eselon II.b

sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 185/Menkes/SK/II/1993

tangggal 26 Februari 1993 dan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 69 tahun

17

Page 18: TPP dea

1993 tanggal 2 Agustus 1993 tentang Eselonisasi RS yang mana RSK. Dr.Rivai

Abdullah merupakan Rumah Sakit Khusus Kelas A setara dengan RSU Kelas B

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

270/Menkes/SK/VI/1985 tanggal 4 Juni 1985 tentang Wilayah Binaan Rumah

Sakit Kusta, RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang ditunjuk sebagai Rumah Sakit

Kusta Pembina untuk Wilayah Regional Bagian Barat, meliputi seluruh Sumatera

dan Kalimantan Barat (9 propinsi). Pada tahun 1987  RSK. Dr.Rivai Abdullah

Palembang mulai diberlakukan Pola Tarif, yang sebelumnya pelayanan pasien

kusta  diberikan secara gratis. Namun bagi pasien kusta yang tidak mampu tetap

diberikan pelayanan dengan membebaskan sebagian atau seluruhnya biaya

pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam perkembangannya jumlah penderita kusta semakin menurun, untuk

pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sarana, prasarana dan sumber daya

manusia, pelayanan terhadap masyarakat tidak hanya terbatas kepada penderita

kusta saja, tetapi juga pelayanan bagi masyarakat guna meningkatkan fungsi sosial

rumah sakit kepada penduduk yang tinggal di sekitar RSK terutama penderita

yang tidak/kurang mampu, serta guna menghilangkan leprophobia pada

masyarakat, tetapi juga pelayanan bagi masyarakat (penderita) umum, maka

RSK.Dr.Rivai Abdullah Palembang mengusulkan Izin Pemberian Pelayanan

Umum di  RS.Kusta Sungai Kundur melalui surat Nomor : KU.03.02.1.24.2164

tanggal 26 Agustus 1995 yang disetujui (diberikan Izin) oleh Direktur Jenderal

Pelayanan Medik melalui Surat Nomor : BM.01.03.3.2.04929.A tanggal 31

Oktober 1995. Untuk mengenang jasa-jasa Alm. Dr. Rivai Abdullah semasa

beliau memimpin Rumah Sakit dari tahun 1971 s/d tahun 1986, maka diusulkan

perubahan nama RSK dari RSK. Sungai Kundur menjadi RS.Kusta Dr. Rivai

Abdullah kepada Menkes RI melalui Surat Nomor : KS.00.05.1.11.3766 tanggal 6

Juli 2006 dan disetujui oleh Menteri Kesehatan RI melalui Surat Nomor :

630/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 10 Agustus 2006.

18

Page 19: TPP dea

Berikut nama-nama Direktur yang pernah meminpin Rumah Sakit Kusta Dr.

Rivai Abdullah Palembang:

- 1914 – 1918 belum ada petugas khusus

- 1918 – 1922 Tuan Louis

- 1922 – 1928 Tuan Uijling

- 1928 – 1932 Tuan Rosenlund

- 1932 – 1936 Tuan Moutbow

- 1936 – 1939 Tuan Uijling Periode II

- 1939 – 1942 Tuan Moutbow Periode II

- 1942 – 1946 Mantri Hardjo

- 1946 – 1951 Tuan H.Geerth

- 1951 – 1954 Tuan A.Sterh.

- 1954 – 1957 P.Telaumbanua

- 1957 – 1960 D..Manuhutu

- 1960 – 1971Dr.R.Gojali dibantu oleh Z.Maigoda & CH.Paliama

(Paramedis)

- 1971 – 1980 Dr.Rivai Abdullah

- 1980 – 1983 Dr.Farida Sirlan (PJ)

- 1983 – 1986 Dr.Rivai Abdullah

- 1986 – 1992 Dr.D.Tambunan, Sp.KK

- 1992 – 2000 Dr.APB Matondang, SKM

- 2000 – 2005 Dr.Hj.F.Nuraini Kurdi, Sp.RM, MPH

- 2005 – 2008 Dr. H. Bayu Wahyudi, MPH..M, Sp.OG

- 2008 – Sekarang Dr.H. Heriyadi Manan, SpOG

Visi & Misi RS Kusta Dr. Rivai Abdullah

19

Page 20: TPP dea

Visi : Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang Optimal dengan

Unggulan Kusta dan Pelayanan Spesifik Spesialistik agar lebih produktif.

Misi

1. Meningkatkan Disiplin Karyawan

2. Meningkatkan dan Memenuhi Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya

Manusia

3. Memenuhi dan Memberdayakan Secara Optimal  Sarana dan Prasarana

Sesuai Kebutuhan

4. Membuat Kebijakan Yang Tepat Sesuai Visi Rumah Sakit

5. Membina Kerjasama Lintas Sektoral

6. Meningkatkan Pembinaan di Wilayah Binaan

7. Menjadikan RSK dr. Rivai Abdullah Palembang sebagai tempat tujuan

wisata medik dan wisata sosial.

Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

Tujuan Umum : Dihasilkannya pelayanan pasien penyakit kusta dan rehabilitasi

cacat secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui pendidikan dan

latihan, pengkajian dan pengembangan di bidang Kusta dan Rehabilitasi yang

efektif, efisien dan bermutu  melalui pengolahan  sumber daya yang professional,

serta memberikan pelayanan kesehatan yang spesifik spesialistik terhadap

masyarakat yang membutuhkan.

Tujuan Khusus

1) Mengelola pelayanan kesehatan dan pelayanan medis bagi pasien kusta

secara professional.

20

Page 21: TPP dea

2) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai Rumah Sehat dengan

melaksanakan kegiatan promotif dan preventif baik bagi pasien, staf

rumah sakit dan masyarakat di wilayah cakupannya.

3) Menjadikan RSK. Dr. Rivai Abdullah sebagai tempat wisata sosial &

wisata air, tempat berlibur dan tempat pelayanan kesehatan yang spesifik

spesialistik.

4) Melaksanakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin

dalam rangka menunjang peningkatan cakupan kesehatan masyarakat

5) Melaksanakan pelayanan rujukan dan bimbingan teknis pada wilayah

binaan.

6) Melaksanakan kegiatan Diklat, pengkajian dan pengembangan Rumah

Sakit

7) Melaksanakan Administrasi Umum dan Keuangan

8) Melaksanakan  pencatatan dan pelaporan

9) Meningkatkan pengawasan fungsional/ waskat dalam rangka terciptanya

aparatur yang bersih dan bertanggung jawab.

Fasilitas Pelayanan Di RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang

Jenis pelayanan kesehatan yang telah tersedia di RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang sebagai berikut :

1. Pelayanan Medis, meliputi :

A. Instalasi Rawat Jalan untuk pasien kusta dan pasien umum yang

dilayani oleh dokter spesialis, antara lain :

a) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

b) Poliklinik Spesialis Penyakit Kebidanan

c) Poliklinik Spesialis Penyakit Bedah

d) Poliklinik Spesialis Penyakit Kulit Kelamin

e) Poliklinik Spesialis Penyakit Mata

f) Poliklinik Spesialis Penyakit Gigi dan Mulut

g) Poliklinik Spesialis Penyakit Anak

h) Poliklinik Spesialis Penyakit THT

21

Page 22: TPP dea

i) Poliklinik Umum

j) Poliklinik Penyakit Kusta

B. Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam

C. Instalasi Bedah

a) Bedah umum

b) Bedah kusta

D. Instalasi Rawat Inap untuk pasien kusta dan pasien umum dengan

kapasitas 300 tempat tidur. Terdiri dari :

No Rawat Inap Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

I Rawat Inap Umum

2 Bangsal Umum 2 6 32 40

3 Bangsal Anak 2 3 10 15

4 Bangsal Bedah 1 4 24 29

5 Bangsal

Kebidanan

11 16

6 a. Obstetri 2 1 8 11

7 b. Gynecology 1 1 3 5

II Rawat Inap Kusta

1 Bangsal A/B 54 54

2 Bangsal C1 34 34

3 Bangsal C2 37 37

4 Bangsal D 43 43

5 Bangsal F 32 32

6 Bangsal F 10 10

Jumlah 8 15 277 300

22

Page 23: TPP dea

E. Pelayanan Penunjang Medis, meliputi :

a. Instalasi Radiologi

b. Instalasi Laboratorium

c. Instalasi Gizi

d. Instalasi Farmasi

F. Pelayanan Asuhan Keperawatan.

G. Pelayanan Rehabilitasi, meliputi :

a. Instalasi Rehabilitasi Medik Unit Fisiotherapy, Prothesa,

Occupational Therapy

b. Instalasi Rehabilitasi Sosial

c. Instalasi Rehabilitasi Karya Unit Therapy Kerja ( UTK )

H. Pelayanan rujukan pasien kusta dan pasien umum.

I. Pelayanan Ambulance, Londry, IPRS, Sanitasi, Hukum, Diklat,

Kajibang, dan Pemulasaran Jenazah

SDM Di RSK. Rivai Abdullah Palembang

Pegawai Rumah Sakit medis dan para medis yang tersedia adalah 171

orang data Desember 2011, sebagai berikut :

1. Pegawai Tetap (PNS/CPNS)

a. Tenaga Medis dan Paramedis

- Dokter Umum : 24 orang

- Dokter Sp. Bedah : 3 orang

- Dokter Sp. Bedah Orthopedi : 1 orang

- Dokter Sp. Penyakit Dalam : 3 orang

- Dokter Sp. Kebidanan dan Kandungan : 5 orang

- Dokter Sp. Anak : 2 orang

- Dokter Sp. Anasthesi : 1 orang

- Dokter Sp. Mata : 2 orang

- Dokter Sp. Kulit dan Kelamin : 3 orang

- Dokter Sp. Patologi Anatomi : 1 orang23

Page 24: TPP dea

- Dokter gigi : 3 orang

- S1 keperawatan : 6 orang

- Akper/ D3 Keperawatan : 55 orang

- D3 + D4 Keperawatan Anastesi : 2 orang

- D3 Kebidanan : 12 orang

- Perawat Kesehatan (SKP/SPR) : 23 orang

- Sekolah Pengatur Rawat Gigi : 2 orang

b. Tenaga Farmasi

- Apoteker : 4 orang

- AKFARMA : 1 orang

- Asisten Apoteker/ SMF : 8 orang

c. Tenaga Kesehatan Masyarakat

- S2 Kesehatan Masyarakat : 2 orang

- S1 Kesehatan Masyarakat : 19 orang

- D3 Sanitarian : 2 orang

- D1 Sanitarian : 5 orang

d. Tenaga Gizi

- D3 Gizi : 9 orang

- D1 Gizi : 2 orang

e. Tenaga Keterapian Fisik

- D3 Fisioterapi : 4 orang

- D3 Okupasi Terapi : 2 orang

f. Tenaga Keteknisan Medis

- Radio Grafer : 4 orang

- D3 Refraksionis Optisien : 1 orang

- D3 Rekam Medis : 2 orang

- D3 Teknik Elektromedik : 3 orang

24

Page 25: TPP dea

- D3 Analisa Kesehatan : 1 orang

- Analisa Kesehatan : 5 orang

g. Pasca Sarjana

- S2 Sarjana Administrasi : 5 orang

h. Sarjana Muda / Diploma / Akademi

- Sarjana Psikologi : 2 orang

- Sarjana Ekonomi/ Akuntansi : 14 orang

- Sarjana Administrasi : 10 orang

- Sarjana Hukum : 3 orang

- Sarjana Tehnik : 2 orang

- Sarjana Komputer : 1 orang

- S1 lainnya : 2 orang

i. Sekolah Menengah Tingkat Atas

- SMA/ SMU : 42 orang

- SMEA : 2 orang

- STM : 8 orang

- SMKK : 2 orang

- SPSA : 2 orang

j. SMTP dan SD kebawah

- SMTP : 3 orang

- SD kebawah : 12 orang

Jumlah total pegawai Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai. Abdullah

Palembang 344 orang

 Nilai/Value

25

Page 26: TPP dea

Bekerja secara profesional:

1. Kepuasan pelanggan menjadi tujuan

2. Menggalang kerjasama dan kemitraan

3. Integritas tinggi

4. Tanggung jawab, disiplin, keselamatan adalah janji kami

Budaya Organisasi

Berpikir kreatif dan inovatif

Bersikap cepat tanggap

Bertindak tepat dan produktif

Menggalang kerjasama dan kemitraan 

Motto

KUWAT

K = Komitmen

U = Usaha

W = Wajib membantu

A = Akuntabilitas

T = Transparan 

Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal agar anda dapat berkarya dan

lebih produktif

26

Page 27: TPP dea

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Tugas Perkenalan Profesi blok XXII ini berlokasi

di beberapa tempat RS Palembang yaitu RS. Muhammadiyah Palembang,

RSUD BARI, RS A.Rivai, dan RS Ernaldi Bahar.

3.2 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 8 hari. Adapun jadwal

rotasi departemennya, sebagai berikut :

NO. HARI/TANGGAL DEPARTEMEN

1. Rabu, 26 Desember 2012 Saraf dan Penunjang Diagnostik di

RSUD BARI

2. Kamis, 27 Desember 2012 OBGIN di RSUD BARI

3. Jum’at, 28 Desember 2012 Anak di RSUD BARI

4. Senin, 1 Januari 2013 Mata dan THT di RSMP

5. Selasa, 2 Januari 2013 IPD di RSMP

27

Page 28: TPP dea

6. Rabu, 3 Januari 2013 Bedah di RSMP

7. Kamis, 7 Januari 2013 Kulit dan Kelamin di RSK A.Rivai

8. Jum’at, 8 Januari 2013 Kesehatan Jiwa di RS. Ernaldi

Bahar

3.3 Subjek

Subjek tugas mandiri kegiatan Tugas Perkenalan Profesi ini yaitu dokter,

staff yang terlibat dalam program pelayanan kesehatan dan observasi kegiatan

dokter muda.

3.4 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Adapun langkah-langkah kerja dari kegiatan Tugas Perkenalan Profesi ini

sebagai berikut.

1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok, terdiri dari 10 orang.

2. Mahasiswa dalam kelompok akan melakukan kegiatan observasi

lapangan bergilir pada setiap departemen dengan kegiatan sebagai

berikut :

a. Melakukan observasi prosedur anamnesis dan pemeriksaan fisik

yang dilakukan dokter pada pasien dalam situasi klinik di RS

Pendidikan.

b. Melakukan observasi prosedur umum rujukan laboratorium,

prosedur kerja pemeriksaan tambahan (laboratorium, radiologi dan

fisioterapi) di situasi klinik di RS Pendidikan.

c. Melakukan observasi ketrampilan terapetik serta tindakan prevensi

seorang dokter dalam mengelola masalah pasien di situasi klinik RS

Pendidikan.

d. Melakukan observasi alur pelayanan pasien di RS Pendidikan.

28

Page 29: TPP dea

e. Melakukan observasi terhadap sikap professional dan implementasi

etika dan moral seorang dokter dalam pelayanan pasien di RS

Pendidikan.

f. Melakukan observasi peran dokter dalam bekerja sebagai tim

pelayanan kesehatan secara efektif dan menghargai peran dan

pendapat berbagai profesi kesehatan.

g. Membuat status pasien dari hasil anamnesis dan data sekunder

pemeriksaan fisik dan penunjang.

3. Setiap kelompok akan secara bergilir melakukan kegiatan di Departemen

yang terkait.

4. Selama mengikuti kegiatan di setiap departemen, mahasiswa akan

dibimbing oleh 1 orang dosen pendidik klinik.

5. Kegiatan-kegiatan yang diikuti berupa :

NO JENIS KEGIATAN DEPARTEMEN

1. Observasi sarana dan prasarana :

a. Ruang rawat inap Semua Departemen

b. Ruang rawat jalan

c. IGD Bedah

d. ICU IPD

e. NICU/PICU IKA

2. Observasi Alur Pelayanan :

a. Pendaftaran Semua Departemen

b. Pemberian status pasien

3. Observasi penunjang diagnostic :

a. Administrasi rujukan Semua departemen

29

Page 30: TPP dea

(laboratorium, radiologi, fisioterapi)

b. Fasilitas (laboratorium, radiologi, fisioterapi)

Sarana penunjang diagnostic

c. Penggunaan alat

d. Pelaporan hasil

4. Pelayanan kedokteran

Observasi cara melakukan anamnesis

Semua departemen

Observasi prosedur pemeriksaan fisik

Pembuatan status pasien IPD dan Bedah

5. Observasi kegiatan dokter muda :

Follow up pasien rawat inap

Semua departemen

Pemeriksaan pasien baru

Reflective learning (referat, laporan khusus)

Bed Site teaching

Pembelajaran AIK

6. Setelah melakukan kegiatan TPP, setiap kelompok akan membuat laporan

hasil kegiatan yang dikumpulkan sebagai syarat kelengkapan kelulusan blok

XXII.

30

Page 31: TPP dea

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan RSUD Bari Palembang

4.1.1.Departemen Syaraf dan Pemeriksaan Penunjang

Pada tanggal 26 desember 2012 kami melakukan Tugas Pengenalan

Profesi (TPP) di bagian Saraf dan Pemeriksaan Penunjang di RSUD Bari

Palembang pada pukul 07.00 – 14.00

Ditinjau dari segi sarana dan prasarana, bagian syaraf digabung berada di

bagian bangsal penyakit dalam,memiliki 2 ruangan yang terdiri dari ruangan laki-

laki dan ruangan wanita. Semua kelas di bagian syaraf adalah kelas 3 dengan 6

tempat tidur di masing-masing ruangan tersebut. Di bagian penjagaan ruangan

tersebut terdapat westafel atau tempat cuci tangan, TV , kipas angin, kotak

sampah, lemari ,meja dan toilet.

Observasi Sarana dan Prasarana

1. Ruang rawat inap :

Ruang rawat inap laki-laki ada 6 bed, staff perawat ada 9 orang

Ruang rawat inap perempuan ada 6 bed, staff perawat ada 9 orang

Ruang Isolasi ada 1 bed

31

Page 32: TPP dea

Ruang tindakan terdiri dari alat-alat kesehatan dan obat-obatan.

Ruang dokter, ada 2 dokter spesialis syaraf: 2 dokter yang menangani

pasien di bagian syarat tersebut yaitu dr.budiman.Sp.S dan

dr.Zahirwan.Sp.S.

Conter Perawat : Kepala ruangan dari bagian syaraf tersebut adalah

ibu Tuti,lalu terdapat 20 perawat.

Alur Pelayanan dari bagian syaraf ini adalah semua pasien awalnya

dari tempat pendaftaran atau dari IGD baru bisa langsung di bawa/dirawat di

bagian syaraf tersebut.

Dari segi penunjang diagnostik terdapat Laboratorium, Radiologi,

Fisioterapi , serta ct scan yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang pasien

32

Page 33: TPP dea

tersebut.Pada saat dilapangan ,kami memphoto Bagian fisioterapi,Radiologi dan

ct.scan.

1. Fisioterapi

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada

individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan

gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan

penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, eletroterapeutis

dan mekanis). Pelatihan fungsi dan komunikasi (Kepmenkes 1363 TAHUN

2001).

2. Ruang Sampling (Patologi Klinik)

Ruangan ini buka 24 jam, bisa digunakan untuk pengambilan darah rutin

dan melakukan paps mear

3. Rontgen33

Page 34: TPP dea

Rontgen digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan

diagnosis sertadapat memberikan gambaran tentang kelainan anatomi tubuh

4. CT Scan

CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah perpaduan sinar X dan

computer untuk menghasilkan gambar organ tubuh bagian dalam secara

melintang, dalam pemeriksaan pasien berbaring pada alas untuk kemudian

dimasukkan dalam tablet besar berbentuk seperti donat, kemudian diberikan

radiasi dengan dosis tertentu dari segala arah sehingga menghasilkan gambaran

yang sangat detail dari berbagai sudut kecil dari seluruh organ tubuh, seperti

susunan saraf pusat,  otot, tulang, tenggorokan dan rongga perut.

Dari sarana penunjang diagnostik yang dibimbing oleh dr.budiman.Sp.S

menerangkan ini digunakan untuk seluruh tubuh, dan alat ini mempunyai radiasi

yang sangat kuat sehingga hanya 1 menit untuk melakukan CT Ssan tersebut. Ct

Scan ini sudah mempunyai fasilitas 3 dimensi.

5. Radiologi

Ruangan radiologi memiliki anti radiasi dengan lapisan timbal. Ruangan

ini digunakan untuk melakukan rontgen non kontras, foto polos dan BMO

34

Page 35: TPP dea

6. Ruang Xray

Ruangan untuk panaromic : Gigi

7. Ruangan USG

Ruangan ini untuk memeriksa bagian abdomen, Tractus urogenital dan

saluran cerna.

8. Ruangan hemodialisa dll.

9. Observasi Cara Anamnesis di Poliklinik Saraf.

Setelah kami melihat tempat bagian syaraf yang terletak di bangsal

penyakit dalam,lalu melihat-lihat sarana penunjang diagnostik di RSUD bari,

kami diajak ke Poli syaraf oleh dr.Budiman.Sp.s . Di sini kami melihat dokter

melakukan pemeriksaan ke pasien , kami melihat dokter melakukan anamnesis

kepada pasien mulai dari keluhan utama,keluhan tambahan,riwayat

pengobatan,riwayat alergi,riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga. Di poli

ini juga kami di beri tahu mengenai beberapa hal seperti harus menjaga

etika ,berempati kepada pasien agar pasien mau jujur mengemukakan keluhan

kepada kita(dokter),harus lengkap menulis status pasien , dan juga kalau nanti

coass kami tiap hari melakukan visite pasien dan follow up pasien.

35

Page 36: TPP dea

4.1.2. Departemen Obgyn

Pada tanggal 27 desember 2012,melakukan TPP bagian IKA/ Ilmu

Kesehatan Anak di RSUD Palembang BARI pada pukul 08.00 – 14.00

Hasil.

Di RSUD Palembang Bari terdapatruangan- ruangan diantaranya :

1. Ruang bersalin

2. Ruang Isolasi (VK)

3. Ruangan tindakan Ginekologi

4. Ruang Obstetri

5. Ruang Bayi

6. Ruang Konseling

7. Ruang Kelas III, II, I

8. Ruang VIP

Dokter yang bertugas

1. Dr. Kurniawan, Sp.OG

2. Dr. DidiAskariPasaribu, Sp.OG

3. Dr. Msy. Yenni Indriyani, Sp.OG

Kegiatan Dokter Muda

Kegiatan dilaksanakan 8 minggu di stase Obgyn

36

Page 37: TPP dea

Kegiatan rutin dibagi menjadi 3 tugas, bangsal, kamar operasi dan poli.

Pada bagian bangsal melakukan follow up pasien perhari, pada bagian

kamar operasi ikut preceptor menjadi assisten operasi dan pada poli

melakukan identifikasi pasien

Kemudian ada juga jadwal jaga VK dan bangsal, pada bagian VK

memantau pasien yang akan partus.

Pembahasan

Pada tanggal 27 Desember 2012 sekitarpukul 07.30 WIB kami berkumpul

di RSUD Palembang Bari kemudian menujuke ruang bakordik untuk mengambil

absensi dan form penilaian kemudian menuju keruangan Obstetri dan Ginekologi.

Di situ kami menunggu sampai dr.Kurniawan tiba untuk memberikan pengarahan

dan bimbingan. Sekitar jam 1 kurang dr. Kurniawan tiba dan langsung

memberikan penjelasan dan pengarahan mengenai apa saja tugas yang akan

dilaksanakan oleh dokter muda, dan menjelaskan berapa lama stase yang akan

dilalui. Setelah memberikan pengarahan dr.Kurniawan meminta izin tidak dapat

menemani untuk berkeliling observasi sarana dan prasarana yang ada disana, yang

kemudian diambil alih oleh kepala ruangan.

Gambar Di Departemen Obgyn RS Palembang Bari

37

Page 38: TPP dea

4.1.3. Departemen Anak

Pada tanggal 28 desember 2012 tepatnya pada hari jumat melakukan

TPP bagian IKA/ Ilmu Kesehatan Anak di RSUD Palembang BARI pada

pukul 08.00 – 14.00

Terdapat beberapa ruangan yaitu:

1. Ruang isolasi

2. Ruang infeksi

3. Ruang non- infeksi

4. Ruang tindakan

5. Ruang peralatan

Alat resusitasi

Infus set

Obat- obatan

38

Page 39: TPP dea

Nebulator

Dll

Ruang isolasi salah satunya dijadikan kamar coas. Status pasien di isi dengan lengap (SOAP), melakukan follow up pasien

Kepala ruangan rawat inap adalah ibu leli. Ada tiga dokter anak yang

pertama dr. Ridhayani, Sp.A, dr. Hadi sp.A dan dr. Halimah Sp.A. dan terdapat 15

perawat.

Bagian Neonatus

1. Ruang level IIA : tersangka infeksi tanpa infus

2. Ruang level IIB (NICU) : tersangka infeksi dan memerlukan infuse

3. R. SMF Neonatus4. R. Obat-obatan5. R. Admistrasi6. R. Cuci Inkubator7. R. Laundry8. R. Menyusui9. R. Kepala Ruangan10. R. Susu dan makanan bayi11. R. Mandi bayi12. R. Resusitasi13. R. PMK14. R. Kebidanan15. R. Koas16. R. Perawat17. WC

Poli anak : setiap hari kerja dan poli tumbuh kembang. Ruangan neonatus ini terdiri dari 3 kelas yaitu:

Kelas 1: Ruang level II A, untuk bayi yang sehat atau persiapan bayi pulang

Kelas 2 : Ruang level II B (ruang infeksi) Kelas 3 : Ruang NICU, untuk kondisi bayi premature atau dengan

gangguan nafas

Alat yang terdapat di ruangan neonatus terdiri dari:

39

Page 40: TPP dea

- Isolator -Fototeraphy- Oximetry -Infantmarmer- NGT -Ventilator- Cpuft -Nasalcanal- Kompresor -O2

- Monitor -Infusor

Gambar Di Departemen Anak RS Palembang Bari

4.2. Hasil dan pembahasan RSMP

4.2.1. Departemen Mata dan THT

Tanggal 31 desember 2012, hari senin, kegiatan TPP stase THT dan Mata di

RSMP dilakukan sekitar jam 11.30 dengan stase mata bersama dr. Ibrahim Sp.M

kemudian dilanjutkan pada stase THT dengan dr. Feriyanto. Kegiatan TPP pada

stase mata dan THT bersifat observasi dengan tujuan mengetahui pelayanan

pasien, komunikasi dokter-pasien, cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta

rujukan pemeriksaan penunjang.

40

Page 41: TPP dea

A. Mata

Dokter pembimbing di bagian THT : dr. Ibrahim Sp.M

Melakukan observasi :

1.Anamnesa pasien

2. Pemeriksaan fisik ( Pemeriksaan visus dan tekanan intraokuler)

3.Pemeriksaan penunjang.

Gambar Poli Mata

Peralatan yang berada di Poli Mata :

1. Snellen chart 6. Pantocain

2. Slitlamp 7. Cendo mydriatil

3. Loop 8. Ophtalmoskop

4. Tonometri 9. Trial frame

5. Trial lens 10. Occluder

B. THT

Dokter Pembimbing di bagian THT : dr.Feriyanto.

Kami observasi :

1.Anamnesa

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan Laboratorium

41

Page 42: TPP dea

Peralatan yang berada di Poli THT :1. Rhinoskopi anterior2. Rhinoskopi posterior3. Corong telinga4. Lampu kepala5. Otoskopi6. Pengait serumen7. Pinset bayonet8. Kasa steril9. Penlight10. Spatula lidah11. Speculum hidung12. Lampu spiritus13. Kertas tisu14. Plaster 15. Gunting

Gambar Poli THT

4.2.2. Departemen Penyakit Dalam

Pada hari kamis tanggal 2 januari 2013 kami melakukan TPP bagian

penyakit dalam di RSMP pada pukul 07.00 – 13.00. Kami dibagi menjadi 2

kelompok dan masing masing diberi 1 pasien yang harus kami lakukan anamnesis

dan pemeriksaan fisik.

1. Pasien Pertama.

42

Page 43: TPP dea

A. Identifikasi

• Nama lengkap : Tn. Bastari

• Jenis kelamin : Laki-Laki (♂)

• Tgl lahir / Umur : 60 tahun

• Alamat : Jln. Pandawa 2 Ilir

• Pekerjaan : Wiraswasta

• Agama : Islam

• No. Reg. RS :

• Tgl pemeriksaan : 2 Januari 2013

• Ruang : III.B.4

• Dokter pemeriksa : dr. Zulkarnain

• MRS Tanggal : 29 Desember 2012

B. Anamnesis

• Keluhan utama : Luka tidak sembuh-sembuh sejak 2 bulan yang

lalu

• Riwayat perjalan penyakit :

Os memiliki riwayat kencing manis sejak ± 10 tahun yang lalu dengan

keluhan sering kencing pada malam hari, sering minum tetapi nafsu makannya

43

Page 44: TPP dea

sama seperti biasa, dan sering berkeringat pada malam hari. Berat badan

mengalami penurunan dari 60 kg sampai 53 kg. Os juga mengeluh lemas, pusing,

gatal-gatal, dan kesemutan. Os memiliki riwayat operasi digiti I sinistra yang

disebabkan kulit berwarna hitam yang tidak sembuh sembuh dan semakin meluas

dan berbau. Os juga meniliki riwayat darah tinggi serta ibunya memiliki riwayat

kencing manis. Os memiliki kebiasaan merokok 7 batang / hari.

C. Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum

- Keadaan : tampak sakit ringan

- Kesadaran : compos mentis

- Pucat :

- Keadaan gizi : IMT = 18,55 → underweight

- Kebersihan : kurang baik

- Nadi : 83x/menit, regular, cukup

- Pernafasan : 15x/menit

- BB : 53 kg

- TB : 169 cm

- Temp : 36oC

- TD : 150/90 mmHg

• Kulit

- Warna : sawo matang

- Kering

• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

• Pemeriksaan organ

44

Page 45: TPP dea

- Kepala : normal

- Mata : konjungtiva anemis

- Telinga : normal

- Hidung : normal

- Mulut : normal

- Leher : normal

- Dada : normal

- Paru-paru : normal

- Jantung : normal

- Pembuluh darah : normal

- Perut : normal

- Ektremitas : pucat

- Genitalia eksterna : tidak diperiksa

D. Pemeriksaan Penunjang

• BSS : 221 mg/dl

• Hb : 8,5 g/dl

• Leukosit : 19.300/uL

E. Diagnosis Kerja : Osteomyelitis + Gangren Diabetikum + Hipertensi

F. Diagnosis Banding : Neuropati Diabetikum

G. Pengobatan :

IVFD NaCl 20 gtt / menit + Gentamycin 2 x 1 gr

Na-Diclofenac tablet 2 x 50 mg

Omeprazole tablet 2 x 20 mg

Amilodipin 1 x 5 mg

45

Page 46: TPP dea

H. Prognosis :

- Qua ad vitam : Dubia ad Bonam

- Qua ad functionan : Dubia ad Malam

I. Rencana Pemeriksaan Khusus :

- BSN

- BSPP

- Profil Lipid

- Tes fungsi ginjal

- Tes fungsi hati

- EKG

- Echokardiografi

- HbA1C

- Urin lengkap

- Funduskopi

2. Pasien Kedua

A. Identifikasi

• Nama lengkap : Tn. Salman

• Jenis kelamin : Laki-Laki (♂)

• Tgl lahir / Umur : 63 tahun

• Alamat : Desa Penanggiran, Muara Enim

• Pekerjaan : Petani

• Agama : Islam

• No. Reg. RS : 115479

46

Page 47: TPP dea

• Tgl pemeriksaan : 2 Januari 2013

• Ruang : Infeksi Pria

• Dokter pemeriksa : dr. Yusuf Sp.S

• MRS Tanggal : -

B. Anamnesis

• Keluhan utama : Sesak nafas, batuk berhadak, nyeri dada sejak 2

bulan yang lalu

• Riwayat perjalan penyakit :

Os mengalami sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu, sesak semakin terasa

berat, sesak disertai batuk berdahak dan nafsu makan berkurang. Os pernah

melakukan pengobatan di daerahnya yaitu Muara Enim dan disuruh memakan

OAT selama 6 bulan tetapi baru 2 bulan os konsumsi. Os tidak memiliki riwayat

kencing manis dan hipertensi. Os bekerja menjadi petani dan biasanya bekerja

tanpa masker.

Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum

- Keadaan : tampak sakit ringan

- Kesadaran : compos mentis

- Anemia : (+)

- Kebersihan : kurang baik

- Nadi : 93x/menit, regular, cukup

- Pernafasan : 27x/menit

- BB : 50 kg

- TB : 163 cm

- Temp : 36,5oC

47

Page 48: TPP dea

- TD : 110/60 mmHg

• Kulit

- Warna : hitam

• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

• Pemeriksaan organ

- Kepala : normosefali

- Mata : konjungtiva anemis

- Telinga : normal

- Hidung : normal

- Mulut : kering

- Leher : normal

- Dada : normal

- Paru-paru

Kanan Kiri

Inspeksi Simetris, gerakan dinding

dada simetris, tidak ada

massa yang tertinggal

Simetris, gerakan dinding

dada simetris, tidak ada

massa yang tertinggal

Palpasi Stremfemitus normal,

tidak ada massa,

pelebaran sela iga (-).

Stremfemitus normal,

tidak ada massa,

pelebaran sela iga (+).

Perkusi Bunyi Sonor (+) Bunyi Redup (+)

Auskultasi Ronkhi Kering (+) Ronkhi Kering (+)

- Pembuluh darah : normal

- Jantung : normal

- Perut : normal

48

Page 49: TPP dea

- Ektremitas : normal

- Genitalia eksterna : tidak diperiksa

J. Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin

Rontgen

K. Diagnosis Kerja : TB Paru

L. Diagnosis Banding : Pneumonian dan Bronkiektasis

M. Pengobatan :

OAT Kategori 1 : 3 tablet 4 KDT Intensif 56 hari

Penicilin tablet 3 x 500 mg

Ambroxol Syrup 3 x perhari

N. Prognosis :

- Qua ad vitam : Dubia ad Bonam

- Qua ad functionan : Dubia ad Malam

O. Rencana Pemeriksaan Khusus : -

4.2.3. Departemen Bedah

Pada hari jumat tanggal 3 januari 2013 kami melakukan TPP bagian

penyakit dalam di RSMP pada pukul 07.00 – 13.00. Kami diberi 1 pasien yang

harus kami lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

1. Observasi sarana dan prasarana

- Ruang rawat inap

- Ruang rawat jalan

- IGD

2. Observasi Alur Pelayanan

- Pendaftaran

49

Page 50: TPP dea

- Pemberian status pasien

3. Observasi Penunjang Diagnostik

- Administrasi rujukan (laboratorium, radiologi, fisioterapi)

- Fasilitas (laboratorium, radiologi, fisioterapi)

- Penggunaan alat

- Pelaporan hasil

4. Pelayanan Kedokteran

- Observasi cara melakukan anamnesis

- Observasi prosedur pemeriksaan fisik

- Pembuatan status pasien

5. Observasi kegiatan dokter muda

- Follow up pasien rawat inap

- Pemeriksaan pasien baru

- Reflective learning (referat, laporan kasus)

- Bed site teaching

- Pembelajaran AIK

Hasil

Pembuatan status pasien bedah:

1. Identitas

Nama: Tn. P

Umur: 35 tahun

Alamat: Banyuasin

Pekerjaan: Buruh harian lepas

2. Anamnesis

Keluhan Utama: nyeri perut sebelah kanan bawah

Keluhan tambahan: tidak ada

Riwayat perjalanan penyakit:

Dua minggu yang lalu os merasakan nyeri di seluruh perut

kemudian os berobat ke tukang urut. Pada saat batuk os

merasakan ada sesuatu yang turun dari perut kanan ke bagian

50

Page 51: TPP dea

bawah. Os tidak suka makan makanan yang pedas dan tidak

mengkonsumsi obat-obatan. Os mengaku ini pertama kali

dialaminya.

Riwayat penyakit dahulu: (-)

Riwayat penyakit keluarga;

Tidak ada

3. Pemeriksaan fisik

- Status generalis:

KU: tampak sakit ringan

TD: 130/90 mmHg

RR: 20x/mnt

HR: 80x/mnt

T: 37,2 C

- Status lokalis region inguinalis dextra

Inspeksi: tidak tampak benjolan

Palpasi: teraba benjolan, batas tidak tegas, konsistensi kenyal,

permukaan rata, mobile, nyeri tekan (+)

- Status lokalis genitalia

Inspeksi : pembesaran scrotum

Palpasi : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan penunjang

5. Diagnosis :

Hernia inguinalis dextra

6. Terapi: disarankan untuk Herniorraphy

51

Page 52: TPP dea

4.3. Hasil dan Pembahasan RSK Dr.Rivai Abdullah Palembang

4.3.1. Alur Pelayanan

a. Rawat jalan

Pendaftaran untuk rawat jalan ke poliklinik khusus kusta untuk pasien

askin / jamsoskes / jamsostek bisa dilakukan di loket pendaftran

gabung, kalau untuk pasien umum daftarnya langsung di loket

pendaftaran di poliklinik khusus kusta.Pendaftaran untuk poliklinik

kulit dan kelamin bisa dilakukan di loket pendaftaran gabung.

b. Rawat inap

Pendaftaran untuk rawat inap bisa dari rujukan poliklinik atau dari

IGD.

52

Page 53: TPP dea

4.3.2. Pelayanan Rehabilitasi

1. Rehabilitasi medik

Rehabilitasi medik di RSK A. Rivai dibagi menjadi 5 bagian :

a. Okupasi Terapi

Terapi okupasi okupasi ada 3 macam yaitu pertama ADL (aktivitas

sehari-hari), terapi ini melatih pasien kusta untuk mandiri sehingga

meraka bisa melakukan kegiatan sehari-harinya sendiri seperti mandi,

makan, dll. Kedua prokdutivitas, terapi ini melatih pasien kusta agar

bisa mengahasilkan sesuatu seperti dilatih untuk berkebun, kerajinan,

dan hal-hal lain yang ada nilai ekonomisnya, hasil tersebut akan dijual

ke petugas-petugas dirumah sakit dan masyarakat sekitar. Ketiga yaitu

pemanfaatan waktu luang, terapi ini melatih pasien untuk melakukan

gerakan seperti bermain musik, olahraga dan lain-lain.

53

Page 54: TPP dea

Gambar Alat – alat yang digunakan saat okupasi terapi

1. Fisioterapi

Fungsi fisioterapi lebih terkhusus pada pemeliharanan/pengembalian gerak

dan fungsi gerak penderita kusta.Pemberian modalitas fisioterapi harus segera

dilakukan untuk mencegah terjadinya disabilitas dan deformitas.

2. Protesa

Di RSK A. Rivai menyediakan pelayanan pembuatan protesa gratis kepada

pasien kusta.Protesa yang paling banyak untuk pasien kusta adalah protesa di

bawah lutut.Pembuatan protesa rata-rata sekitar 2 bulan tergantung dari hasil

fisioterapi pasien kusta tersebut.Selain pembuatan protesa di RS Kundur juga

membuat sandal khusus penderita kusta.Fungsi dari sandal tersebut mencegah

luka baru dan mebuat lebih nyaman.

54

Page 55: TPP dea

Gambar Protesa

3. Psikologi

Terapi psikologi di RSK A. Rivai ada 3 yaitu terapi tingkah laku, family terapi

dan terapi edukasi.Terapi tingkah laku ini bertujuan untuk mengatur tingkah laku

penderita kusta tetap pada batas normal.Family terapi yaitu keluarga ikut memberi

motivasi dan dukungan kepada penderita kusta. Dan terapi edukasi yaitu penderita

kusta diajak menonton film tentang penderita kusta di tempat-tempat lain agar

mereka tidak berfikir kalau hanya mereka yang menderita kusta dan bisa kembali

bersemangat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

4. Unit Terapi Karya

Unit terapi karya di RSK A. Rivai yaitu penderita kusta di beri pelatihan

keterampilan untuk bisa bergabung kembali kemasyarakat.Meraka bisa kembali

lagi mencari nafkah untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarganya.Salah

satu dari pelatihan keterampilan tersebut yaitu pelatihan pertukangan.

4.3.3. Pelayanan Kedokteran

1. Anamnesis

Pada tanggal 7 januari 2013, kami melihat dokter melakukan anamnesis yang

dilakukan pada pasien baru kusta sebagai berikut :

Keluhan utama : rasa baal, adanya bercak  putih, bercak merah infiltrat

(bercak tebal)

Keluhan tambahan : parastesia, demam, nyeri sendi dll

55

Page 56: TPP dea

Riwayat perjalanan penyakit : berapa lama? pengobatan yang didapat,

reaksi bentol-bentolmerah dll.

Riwayat kontak dengan penderita kusta(keluarga)

Penyakit lain yang diderita pada saat ini-Riwayat penyakit dulu

terutama penyakit yang berat-berat.

2. Pemeriksaan fisik lokalis

Pemeriksaan harus dilakukan di ruangan yang cukup terang, paling baik

cahaya sinar matahari tidak langsung.Diperiksa pada seluruh permukaan kulit

(dari depan atas sampai bawah dan dari belakangatas sampai bawah).

Pertama-tama pasien diberitahu kemudian pemeriksa melihat kelainan

kulit dari jarak jauh kemudian dari dekat.

Setelah ditemukan adanya kelainan kulit,maka kelainan kulit ditest ada 

tidaknya anestesi (test raba menggunakan kapas yang diruncingkan, tes

rangsang nyeri dan suhu) dan melakukan tes fungsi dari kelenjar

keringat pada kulit yang lesi.

Pemeriksaan kelainan syaraf tepi.

Syaraf auricularis magnus

Pasien disuruh menengok ke kiri kemudian pemeriksa meraba

adanya penebalan ssyaraf atau tidak demikian sebaliknya.

Syaraf ulnaris

Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah penderita

dengan posisi sikusedikit ditekuk sehingga lengan penderitadalam

keadaan relax. Dengan jari telunjuk tengah kiri pemeriksa mencari

nervus ulnaris disulcus ulnaris yaitu pada lekukan diantara tonjolan

tulang sikudan tonjolan kecil dibagian medial. Dengan memberi

tekanan ringan N. ulnaris digulirkan halus dirasakan

dan ada tidaknya penebalan syaraf, demikian juga pada lengan kiri

penderita.

56

Page 57: TPP dea

4.4. Hasil dan Pembahasan Rs. Dr.Ernaldi Bahar

4.4.1. HasilRumah Sakit Ernaldi Bahar ini terdapat ruangan-ruangan diantaranya :

1. UGD2. Kantor Administrasi3. Ruang Perkembangan4. Ruang Direktur5. Rawat Jalan/ Poliklinik :

a. Poli Jiwab. Poli Gigic. Poli Kulitd. Poli Matae. Poli Saraff. Poli Psikologi

6. Pelayanan Terpadu7. Ruang Laboraturium8. Radiologi9. Fisioterapi10. Elektromedik11. Ruang Pelayanan dimana dibagi 2 yaitu

a. Ruang Pelayanan laki-lakib. Ruang Pelayanan Perempuan

12. Ruang Gelisah/gaduh: a. Ruang Bangau Jamkesmasb. Ruang Cempaka Kelas I ( PR )

13. Ruang Perawatan :a. Ruang Kenanga kelas II (PR)b. Ruang Cendrawasih kelas I (LK)c. Ruang Merak kelas I-III (LK)d. Ruang Nusa Indah Jamsoskes kelas III (PR) : 53 pasiene. Ruang Perawatan (LK) Jamkesmas dan Jamsoskes

57

Page 58: TPP dea

14. Rehabilitasi MedikDengan Keterampilan : Berkebun, menjahit

15. Dapur 16. Tempat Pendaftaran 17. Ruang Periksa 1-718. Psikogeriatri19. Ruang konsulen20. Jiwa dewasa21. Ruang tindakan

4.4.2. Alur Pelayanan UGD

4.4.3. Kegiatan Dokter Muda

a. 1 Minggu dilaksanakan di rumah sakit Ernaldi Bahar.b. Setiap hari senin dan kamis dapat mengikuti apel Pagi (wajib)c. Setiap hari Jumat ada kegiatan senam pagi (wajib)d. Pembelajaran :20% Bed site teaching look of learning, 50% Kegiatan

bangsal (follow up), Poli dan UGD, 30% Referat, Laporan kasus

4.4.4. Pembahasan

Dari hasil orientasi di Rumah Sakit Ernaldi bahar bahwa terdapat 9bangsal yang dapat kami kunjungi yaitu Ruang merak, Ruang Asoka, Ruang Cendrawasih, Ruang kenanga, Ruang Nusa Indah, Ruang Camar, Ruang Cempaka, Ruang merpati dan ruang bangau. Yang dimana Ruang merak adalah ruang kelas III dan II pasien laki-laki. Ruang Asoka yang merupakan tempat pasien gaduh gelisah yang kepala ruangan tersebut adalah Bapak Dedy, di

58

Page 59: TPP dea

ruangan tersebut terdapat fiksasi fisik dan kimia, yang diamana pada fiksasi fisik pasien diikat dan pada fiksasi kimia pasien di injeksi. Ruang Cendrawasih, Ruang pasien laki-laki, kepala ruangan Bapak Bahori. Ruang Kenanga kelas II dan kelas III kusus perempuan dengan kepala ruangan Vera Asmayanti. Ruang Nusa Indah kelas gratis Kelas III untuk pasien perempuan kepala ruangan H.j Lenny Yulianty. Ruang Camar merupakan pasien Napza. Ruang Cempaka untuk VIP pasien perempuan. Ruang merpato pasien laki-laki kelas III dengan jamkesmas dan jamsoskes. Dan Ruang bangau pasien laki-laki kelas III pasien dengan jamkesmas.

Dari pembahasan pasien di Rumah sakit didapatkan pasien Ny.V 25 tahun ♀, dibawa mertua dengan tingkah seperti anak kecil, berlangsung selama 3 minggu. Os sedang mengandung 3 bulan, setelah dilakukan wawancara, ibu kandung mengaku akan menikah lagi, tetapi os tidak menyetujuinya. Suami os bekerja diluar daerah.

59

Page 60: TPP dea

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. RSUD Palembang Bari

1. Rumah Sakit Palembang Bari memberikan pelayanan lengkap untuk

pasien jamkesmas, askes, jamsostek maupun umum.

2. Fasilitas pelayanan dan pemeriksaan penunjang sudah cukup

2. RS Ernaldi Bahar

1. Bahwa rumah sakit Ernaldi Bahar tidak hanya melayani masalah

kejiwaan saja tetapi juga ada poli-poli penyakit lain

2. Rumah sakit Ernaldi Bahar juga memiliki fasilitas sarana dan

prasarana yang lengkap.

3. Dari sikap profesionalisme seluruh dokter menunjukkan sikap seorang

dokter muslim.

3. RSMP

1. RSMP cepat dalam melayani semua kalangan pasien terutama pasien

askin, jamkesmas, jamsostek, askes, dan umum.

2. Sikap profesionalisme dan sesuai dengan ajaran islam diterapkan

dalam melayani pasien.

3. Memiliki fasilitas yang cikup baik, namun harus dirawat dan

diperbarui lagi.

60

Page 61: TPP dea

4. RSK Kusta dr. Abdullah Rivai

1. Bahwa di RS. Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tidak hanya

melayani pasien kusta tetapi juga melayani pasien umum.

2. RS. Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang memilki sarana dan

Prasarana yang memadai.

3. RS. Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang memiliki sumber daya

manusia yang baik.

5.2. Saran

1. Bagi institusi RSMP, RSUD Palembang Bari, RSK A. Rivai, RS

Ernaldi Bahar

a. Pelayanan terhadap pasien agar ditingkat lagi supaya

kenyamanan pasien terjaga agar cepat sembuh.

b. Kelengkapan penulisan dalam rekam medik sangat diperlukan

sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa yang

melakukan penelitian maupun bagi pasien itu sendiri.

2. Bagi Institusi FK UMP

Birokrasi terhadap semua institusi agar dilakukan sebelum

melaksanakan TPP dan selengkap mungkin dalam berkoordinasi

dengan semua institusi supaya waktu mahasiswa melakukan TPP

tidak terjadi miss komunikasi terhadap institusi terkait dengan

pihak fakultas yang menghambat mahasiswa utnuk melakukan

TPP.

3. Bagi Mahasiswa

Dapat membantu mahasiswa sebelum masuk kepanitraaan klinik

untuk membantu persiapan apa saja yang dibutuhkan nantinya yang

sangat berguna sebagai informasi pada saat kepanitraan klinik.

61