tugas tpp bencana

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency response dan recovery daripada kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction/mitigation dan disaster preparedness. Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/ kerugian (damages) yang mungkin timbul ketika bencana. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness), latihan penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies) Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini; 1

Transcript of tugas tpp bencana

Page 1: tugas tpp bencana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan kegiatan

pasca bencana (post event) berupa emergency response dan recovery daripada

kegiatan sebelum bencana berupa disaster reduction/mitigation dan disaster

preparedness. Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-

kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/ kerugian (damages)

yang mungkin timbul ketika bencana.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa

pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness), latihan

penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana

(disaster-proof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan

kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies)

Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam tiga

kegiatan utama, yaitu:

1.      Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, serta peringatan dini;

2.      Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk

meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR),

bantuan darurat dan pengungsian;

3.      Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan

rekonstruksi.

Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal

justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang sudah

dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca

bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta memikirkan

1

Page 2: tugas tpp bencana

tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam

menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak bencana.

Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian

bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa

penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan mendapatkan

perhatian penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun masyarakatnya. Pada

saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan

mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya

bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola

dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat

manfaat, dan terjadi efisiensi.

Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi

masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan

sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa

rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah

kebencanaan serta tidak hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu

diperhatikan juga rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau

depresi.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam Siklus Manajemen

Bencana adalah pada tahapan sebelum/pra bencana, sehingga hal inilah yang perlu

diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau meminimalisasi dampak bencana

yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja dasar-dasar manajemen bencana pada BPBD Palembang?

b. Bagaimana manajemen manajemen bencana pada BPBD Palembang?

1.3 Tujuan Tugas Pengenalan Profesi

1.3.1 TujuanUmum

2

Page 3: tugas tpp bencana

Setelah menyelesaikan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan

mahasiswa mampu memahami pengetahuan manajemen bencana pada

BPBD Palembang

1.3.2 TujuanKhusus

Setelah melakukan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan mahasiswa

mampu :

a. Mahasiswa mengetahui dasar-dasar manajemen bencana pada BPBD

Palembang

b. Mahasiswa mengetahui penerapan manajemen bencana pada BPBD

Palembang

1.4 Manfaat Tugas Pengenalan Profesi

1. Untuk penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan

pembanding antara teori yang didapat selama kuliah dan praktek di

lapangan tentang manajemen bencana

2. Untuk pembaca dapat mengatahui ilmu tentang manajemen bencana.

3

Page 4: tugas tpp bencana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      DEFENISI BENCANA

Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact of a

natural or man-made hazards that negatively effects society or environment (bencana

adalah pengaruh alam atauancaman yang dibuat manusia yang berdampak negatif

terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait

dengan bencana. Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan

oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain

berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan

dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,

gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia

yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan

teror. Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian

yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia

atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu

yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. Bencana

adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tergantung pada

cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari kondisi kehidupan

masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta benda dan jiwa

manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan lonjakan kebutuhan

4

Page 5: tugas tpp bencana

dasar (BAKORNAS PBP). Jenis Bencana Usep Solehudin (2005) mengelompokkan

bencana menjadi 2 jenis yaitu :

1.      Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-

kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus,

badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya.

2.      Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan

manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara,

sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan

lainnya.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:

1.      Bencana Lokal

Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan.

Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya

adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran

bahan kimia dan lainnya.

2.      Bencana Regional

Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup

luas dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung,

tornado dan lainnya.

Menurut Barbara santamaria (1995), ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana

yaitu :

1.      Fase pre impact  merupakan warning phase, tahap awal dari  bencana. Informasi

didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala

persiapan dilakukan dengan baik oleh pemerintah, lembaga dan masyarakat.

2.      Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks bencana.inilah saat-saat dimana

manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup, fase impact ini terus berlanjut

hingga tejadi kerusakan dan bantuan-bantuan yang darurat dilakukan.

3.      Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase

darurat. Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas

5

Page 6: tugas tpp bencana

normal. Secara umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap

respons fisiologi mulai dari penolakan (denial), marah (angry), tawar-menawar

(bargaing), depresi (depression) hingga penerimaan (acceptance).

B.       PROSES PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA

1.    Peralatan

Dalam upaya menanggulangi bencana alam yang terjadi di negeri ini tentunya

akan membutuhkan berbagai peralatan logistik, berikut ini beberapa kebutuhan

logistik yang dibutuhkan dan siap pakai saat bencana terjadi:

a.         Alat transportasi baik darat, laut, dan udara

b.        Alat-alat berat

c.         Tenda yang berukuran besar maupun kecil

d.        Peralatan medis dan obat-obatan

e.         Makanan instant

f.         Alat penyedia air bersih

g.        dll

Peralatan diatas merupakan suatu yang vital karena tanpa adanya peralatan-

peralatan tersebut, penanggulangan bencana akan sangat sulit dilakukan.

Proses Manajemen logistik dalam penanggulangan bencana ini meliputi delapan

tahapan terdiri dari:

1.         Perencanaan/Inventarisasi Kebutuhan

2.         Pengadaan dan/atau Penerimaan

3.         Pergudangan dan/atau Penyimpanan

4.         Pendistribusian

5.         Pengangkutan

6.         Penerimaan di tujuan

7.         Pertanggungjawaban

6

Page 7: tugas tpp bencana

Delapan tahapan Manajemen Logistik dan Peralatan tersebut dilaksanakan

secara keseluruhan menjadi satu sistem terpadu. Rincian kegiatan dan tujuan masing-

masing tahapan Manajemen Logistik dan Peralatan itu adalah sebagai berikut:

1.    Perencanaan/Inventarisasi Kebutuhan

a.    Proses Inventarisasi Kebutuhan adalah langkah-langkah awal untuk mengetahui apa

yang dibutuhkan, siapa yang membutuhkan, di mana, kapan dan bagaimana cara

menyampaikan kebutuhannya.

b.    Inventarisasi ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan serta kemampuan untuk

mengetahui secara pasti kondisi korban bencana yang akan ditanggulangi.

c.    Maksud dan Tujuan Perencanaan/Inventarisasi kebutuhan adalah :

d.   Contoh formulir Inventarisasi pada Lampiran memberikan gambaran langkah-

langkah apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses ini.

e.    Inventarisasi kebutuhan dihimpun dari :

a)        Laporan-Laporan;

b)        Tim Reaksi Cepat;

c)        Media Massa;

d)       Instansi terkait;

f.     Perencanaan Inventarisasi kebutuhan terdiri dari :

a.       Penyusunan standar kebutuhan minimal.

b.      Penyusunan kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang.

2.    Pengadaan dan/atau Penerimaan

a.    Proses penerimaan dan/atau pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan

bencana dimulai dari pencatatan atau inventarisasi termasuk kategori logistik atau

peralatan, dari mana bantuan diterima, kapan diterima, apa jenis bantuannya,

seberapa banyak jumlahnya, bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan

logistik atau peralatan yang disampaikan, apakah ada permintaan untuk siapa bantuan

ini ditujukan.

7

Page 8: tugas tpp bencana

b.    Proses penerimaan atau pengadaan logistik dan peralatan untuk penanggulangan

bencana dilaksanakan oleh penyelenggara penanggulangan bencana dan harus

diinventarisasi atau dicatat. Pencatatan dilakukan sesuai dengan contoh formulir

dalam lampiran.

c.    Maksud dan Tujuan Penerimaan dan/atau Pengadaan:

1.      Mengetahui jenis logistik dan peralatan yang diterima dari berbagai sumber.

2.      Untuk mencocokkan antara kebutuhan dengan logistik dan peralatan yang ada.

3.      Menginformasikan logistik dan peralatan sesuai skala prioritas kebutuhan.

4.      Untuk menyesuaikan dalam hal penyimpanan.

d.   Sumber Penerimaan dan/atau Pengadaan

e.    Proses Penerimaan dan/atau Pengadaan

a.       Proses pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana dilaksanakan

secara terencana dengan memperhatikan jenis dan jumlah kebutuhan, yang dapat

dilakukan melalui pelelangan, pemilihan dan penunjukkan langsung sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b.      Penerimaan logistik dan peralatan melalui hibah dilaksanakan berdasarkan peraturan

dan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan kondisi pada keadaan darurat.

3.    Pergudangan dan Penyimpanan

a.    Proses penyimpanan dan pergudangan dimulai dari data penerimaan logistik dan

peralatan yang diserahkan kepada unit pergudangan dan penyimpanan disertai dengan

berita acara penerimaan dan bukti penerimaan logistik dan peralatan pada waktu itu.

b.    Pencatatan data penerimaan antara lain meliputi jenis barang logistik dan peralatan

apa saja yang dimasukkan ke dalam gudang, berapa jumlahnya, bagaimana

keadaannya, siapa yang menyerahkan, siapa yang menerima, cara penyimpanan

menggunakan metoda barang yang masuk terdahulu dikeluarkan pertama kali (first-in

first-out) dan atau menggunakan metode last-in first-out.

c.    Prosedur penyimpanan dan pergudangan, antara lain pemilihan tempat, tipe gudang,

kapasitas dan fasilitas penyimpanan, system pengamanan dan keselamatan, sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

8

Page 9: tugas tpp bencana

4.    Pendistribusian

a.    Berdasarkan data inventarisasi kebutuhan maka disusunlah perencanaan

pendistribusian logistik dan peralatan dengan disertai data pendukung: yaitu yang

didasarkan kepada permintaan dan mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang

dalam penanggulangan bencana.

b.    Perencanaan pendistribusian terdiri dari data: siapa saja yang akan menerima

bantuan, prioritas bantuan logistik dan peralatan yang diperlukan, kapan waktu

penyampaian, lokasi, cara penyampaian, alat transportasi yang digunakan, siapa yang

bertanggung jawab atas penyampaian tersebut.

c.    Maksud dan Tujuan Pendistribusian adalah :

a)      Mengetahui sasaran penerima bantuan dengan tepat.

b)      Mengetahui jenis dan jumlah bantuan logistik dan peralatan yang harus disampaikan.

c)      Merencanakan cara penyampaian atau pengangkutannya.

5.    Pengangkutan

a.    Berdasarkan data perencanaan pendistribusian, maka dilaksanakan pengangkutan.

b.    Data yang dibutuhkan untuk pengangkutan adalah: jenis logistik dan peralatan yang

diangkut, jumlah, tujuan, siapa yang bertanggungjawab dalam perjalanan termasuk

tanggung jawab keamanannya, siapa yang bertanggungjawab menyampaikan kepada

penerima.

c.    Penerimaan oleh penanggungjawab pengangkutan disertai dengan berita acara dan

bukti penerimaan logistik dan peralatan yang diangkut.

d.   Maksud dan Tujuan Pengangkutan:

1.      Mengangkut dan atau memindahkan logistik dan peralatan dari gudang penyimpanan

ke tujuan penerima

2.      Menjamin keamanan, keselamatan dan keutuhan logistik dan peralatan dari gudang

ke tujuan.

3.      Mempercepat penyampaian.

e.    Jenis Pengangkutan

9

Page 10: tugas tpp bencana

a.       Jenis pengangkutan terdiri dari angkutan darat, laut, sungai, danau dan udara, baik

secara komersial maupun non komersial yang berdasarkan kepada ketentuan yang

berlaku.

b.      Pemilihan moda angkutan berdasarkan pertimbangan:

6.    Penerimaan di Tempat Tujuan

a.       Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penerimaan di tempat tujuan

adalah:

b.      Mencocokkan antara data di manifest pengangkutan dengan jenis bantuan yang

diterima.

c.       Men-check kembali, jenis, jumlah, berat dan kondisi barang.

d.      Mencatat tempat pemberangkatan, tanggal waktu kedatangan, sarana transportasi,

pengirim dan penerima barang.

e.       Membuat berita acara serah terima dan bukti penerimaan.

7.    Pertanggungjawaban

a.    Seluruh proses manajemen logistik dan peralatan yang telah dilaksanakan harus

dibuat pertanggung jawabannya.

b.    Pertanggungjawaban penanggulangan bencana baik keuangan maupun kinerja,

dilakukan pada setiap tahapan proses dan secara paripurna untuk seluruh proses,

dalam bentuk laporan oleh setiap pemangku proses secara berjenjang dan berkala

sesuai dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi.

C.  POLA PENYELENGGARAAN MANAJEMEN LOGISTIK

Pedoman manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana menganut

pola penyelenggaraan suatu sistem yang melibatkan beberapa lembaga atau sistem

kelembagaan dalam berbagai tingkatan teritorial wilayah, mulai dari:

1.    Tingkat Nasional,

2.    Tingkat Provinsi,

3.    Tingkat Kabupaten/Kota.

10

Page 11: tugas tpp bencana

Dengan melibatkan banyak kelembagaan ini berbagai konsekuensi akan terjadi

termasuk di dalamnya adalah sistem manajemen yang mengikuti fungsinya, sistem

komando, sistem operasi, sistem perencanaan, system administrasi dan keuangan,

sistem komunikasi dan sistem transportasi. Masing-masing tingkat kelembagaan

dalam melaksanakan manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana

menggunakan pedoman delapan tahapan manajemen logistik dan peralatan, yang

pada masingmasing tingkat lembaga penyelenggara memiliki ciri-ciri khusus sebagai

konsekuensi sesuai dengan tingkat kewenangannya.

1.    Tingkat Nasional

Otoritas pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana diwakili oleh Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam menjalankan peran tersebut

BNPB mempunyai kemudahan akses dan koordinasi dengan organisasi yang dapat

membantu system manajemen logistik dan peralatan untuk bencana. Fungsi

Penyelenggaraan Manajemen Logistik dan Peralatan Tingkat Nasional adalah:

1.    Seluruh komponen kelembagaan mematuhi dan melaksanakan sistem manajemen

logistik dan peralatan yang telah ditetapkan, baik dalam keadaan prabencana, keadaan

terjadi bencana, dan pascabencana.

2.    Dukungan pemerintah, pemerintah tingkat provinsi, kabupaten/kota atau atau

lembaga lain dapat dikoordinasikan sesuai dengan sistem manajemen logistik dan

peralatan.

3.    Menghimpun fakta dan informasi yang diperlukan oleh masyarakat dari berbagai

sumber yang dapat dipertanggung jawabkan, dalam bentuk informasi melalui

media massa yang mudah diakses.

4.    Menjalankan Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana

secara konsisten.

5.    Berfungsi sebagai penanggung jawab atas tugas dan koordinasi seluruh sumberdaya

dalam penanggulangan bencana yang berkaitan dengan logistik dan peralatan yang

dipergunakan.

11

Page 12: tugas tpp bencana

6.    Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pendistribusian bantuan dari luar negeri,

dengan sistem satu pintu.

7.    Menjadi koordinator dalam hal informasi dan komunikasi dalam penanggulangan

bencana. Dalam hal ini jaringan komunikasi antar tingkatan organisasi pendukung

sistem logistik dan peralatan harus terjalin dengan baik.

8.    Sistem logistik dan peralatan tingkat nasional merupakan pemegang sistem komando

bencana dalam hal logistik dan peralatan.

2.    Tingkat Provinsi

Fungsi Penyelenggaraan Manajemen Logistik dan Peralatan Tingkat Provinsi adalah :

a.       Penyelenggara manajemen logistik dan peralatan tingkat provinsi memiliki tanggung

jawab, tugas dan wewenang di wilayahnya.

b.    Sebagai titik kontak utama bagi operasional di area bencana yang meliputi dua atau

lebih kabupaten/kota yang berbatasan.

c.    Mengkoordinasikan semua pelayanan dan pendistribusian bantuan logistik dan

peralatan di area bencana.

d.   Sebagai pusat informasi, verifikasi dan evaluasi situasi di area bencana.

e.    Memelihara hubungan dan mengkoordinasikan semua lembaga yang terlibat dalam

penanggulangan bencana dan melaporkannya secara periodik kepada kepala BNPB.

f.     Membantu dan memandu operasi di area bencana pada setiap tahapan manajemen

logistik dan peralatan.

g.    Menjalankan pedoman manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana

secara konsisten.

3.    Tingkat Kabupaten/Kota

Penyelenggaraan Manajemen Logistik dan Peralatan Tingkat Kabupaten/Kota

adalah :

a.       Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktifitas manajemen logistik dan

peralatan, terutama pada masa siaga darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat.

12

Page 13: tugas tpp bencana

b.      Bertanggung jawab atas dukungan fasilitas, pelayanan, personil, peralatan dan bahan

atau material lain yang dibutuhkan oleh pusat-pusat operasi (pos komando) di area

bencana.

c.       Berkoordinasi dengan instansi/lembaga terkait di pusat operasi BPBD.

d.      Menjalankan pedoman manajemen logistik dan peralatan penanggulangan bencana

secara konsisten.

13

Page 14: tugas tpp bencana

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Pelaksanaan

Balai Penanggulangan Bencana Daerah di Palembang.

3.2 Waktu Pelaksanaan

Hari dan Tanggal : 27 Nopember 2013

Jam : 10.00-12.00

3.3 Subjek Tugas Mandiri

Mengunjungi dan mengobservasi manajemen bencana pada Balai

Penanggulangan Bencana Daerah di Palembang.

14

Page 15: tugas tpp bencana

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh Peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,

gunung

meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian

peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,

epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok

atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Prinsip Dasar Manajemen Bencana

Bencan aka ada di mana saja dan kapan saja, namun sebenarnya bencana dapat

diantisipasi sehingga memperkecil banyak korban, mengingat pada saat ini terjadi

bencana dimana-mana. Banyak bencana terjadi bias diakibatkan oleh manusia atau

memang kejadian itu memang kekuatan alam.

Tahapan Penanganan Bencana

1. Pencegahan dan Mitigasi

15

Page 16: tugas tpp bencana

A. Pencegahan

Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana sampai memungkinkan

peniadaan bahaya, misalnya melarang pebakaran hutan, penambangan batu yang

tidak terencana, perijinan dan pengawasan yang ketat dalam pengelolaan alam,

penataan ruang dan bangunan.

B. Mitigasi

Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan resiko bencana dan dampak yang

ditimbukan. Terdiri dari dua bentuk mitigasi yaitu mitigasi structural non structural.

2. Kesiap siagaan

Adalah upaya untuk mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah-

langkah yang tepat, efektif dan siap siaga. Misalnya pesiapan sarana komunikasi, pos

komando dan lokasi evakuasi, pembentukan kelompok siaga bencana dan simulasi

atau pelatihan yang melibatkan banyak pihak.

3. Peringatan dini

Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera

terjadi. Yang sifatnya harus menjangkau masyarakat, segera, tegas tidak

membingungkan dan bersifat resmi.

4. Tanggap darurat

Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk mengrangi dampak

yang ditimbulkan, terutama penyelamatan korban , harta benda, evakuasi dan

pengungsian.

Bantuan darurat merupakan upaya memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, airbersih, puast kesehatan, tempat tinggal

sementara . sanitasi dan air bersih.

5. Pasca Bencana

a. Pemulihan bencana

Merupakan proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana dengan

memfungsikan kembali prasarana dan sarana seperti keadaan semula dengan upaya

16

Page 17: tugas tpp bencana

yang dilakukan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar seperti jalan, listrik, air

bersih, pasar, posyandu, dll.

b. Rehabilitasi

Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat

memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas social penting, dan

menghidupkan kembali roda perekonomian.

c. Rekontruksi

Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, social dan

ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau

yang lebih baik dari sebelumnya.

Manajemen Penanganan bencana

Merupakan seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan

bencana, pada sebelum, saat dan terjadi serta sesudah terjadi bencana. Berupa

tanggap darurat, pemulihan dan pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan.

Landasan Hukum

1. Uu dasar 45 pembukaan alinea iv

2. Uu 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana

2. Peraturan pemerintah 21 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.

3. Peraturan mendagri 46 tahun 08 tentang tata kerja bpbd

4. Perda nomor 11 tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja badan

penanggulangan bencana daerah prov. Sum - sel

BPBD mempunyai tugas:

a. menetapkan pedoman pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang

mencakup pencegahan bencana, menanganan darurat, rehabilitasi serta

rekonstruksi secara adil dan setara;

b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan

bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

17

Page 18: tugas tpp bencana

c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta daerah rawan bencana;

d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah

setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat

bencana;

f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran bantuan bencana berupa uang dan

barang;

g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

h. menyiapkan tenaga penanggulangan bencana yang berbasiskan masyarakat;

i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

Susunan Organisasi BNPB

Susunan Organisasi Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana terdiri dari :

a. Sekretariat Utama;

b. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan ;

c. Deputi Bidang Penanganan Darurat;

d. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;

e. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan;

f. Inspektorat Utama; dan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah- BPBD

Pemerintah daerah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri atas:

a. badan pada tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah

gubernur

atau setingkat eselon Ib;dan

18

Page 19: tugas tpp bencana

b. badan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di

bawah

bupati/walikota atau setingkat eselon IIa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas:

a. menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah

dan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana

yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta

rekonstruksi secara adil dan setara;

b. menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan

bencana

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;

c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;

d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya;

f. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap

sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;

g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;

Unsur pelaksana penanggulangan bencana daerah mempunyai fungsi:

a. koordinasi;

b. komando; dan

c. pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya.

19

Page 20: tugas tpp bencana

Fungsi koordinasi Unsur Pelaksana BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota

dilaksanakan melalui koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya di

daerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang

diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana.

Fungsi komando Unsur Pelaksana BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota

dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari

satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta

langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.

Fungsi pelaksana Unsur Pelaksana BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota

dilaksanakan secara terkordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat

daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan

kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Susunan Organisasi Unsur Pelaksana BPBD Provinsi terdiri atas:

a. Kepala Pelaksana;

b. Sekretariat Unsur Pelaksana;

c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;

d. Bidang Kedaruratan dan Logistik; dan

e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

KELEMBAGAAN

20

Page 21: tugas tpp bencana

BNPB

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

BPBD Provinsi

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

BPBD Kab./Kota

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

21

Page 22: tugas tpp bencana

A B

C D

22

Page 23: tugas tpp bencana

E

Keterangan Gambar :

A. Mobil Ambulance yang dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai yang

mampu menunjang keselamatan pasien selama dalam perjalanan untuk dirujuk.

B. Transportasi Air

C. Mobil yang dilengkapi dengan fasilitas komunikasi yang bisa langsung koneksi

dengan BPBD lain serta ke istana prsesiden yang dilengkapi dengan satelit khusus.

D. Radio komunikasi

E. Perahu karet sebagai penyelamatan pada pasien

Serta dilengkapi dengan fasilitas mobil dapur dan mobil penyediaan air bersih serta

mobil Toilet umum

23

Page 24: tugas tpp bencana

BAB V

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Bencana adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa

fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor), nonalam (gagal teknologi,

gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit) dan bencana sosial (konflik sosial

antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror). Karena ketidakberdayaan

manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan

kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian

yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari

bencana dan daya tahan mereka.

Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri,

mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa

tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan

kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu.

Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah

yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.

24

Page 25: tugas tpp bencana

Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan dalam penanggulangan bencana

dimaksudkan sebagai petunjuk praktis yang dipergunakan oleh semua pihak dalam

melaksanakan upaya penanggulangan bencana sejak prabencana, saat bencana dan

pascabencana. Sehingga dapat mengurangi dampak atau kerugian yang disebabkan

oleh bencana.

B.      SARAN

Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh

perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun

material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan

yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna,

tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi. Dengan demikian diharapkan

pelaksanaan manajemen logistik dan peralatan dapat berjalan secara efektif dan

efisien dan terkoordinasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

25