Terjemahan Thyroid Disease

19
Penyakit Tiroid Jinak dan Faktor Makanan pada Kanker Tiroid: sebuah Penelitian Kontrol-Kasus di Kuwait A Memon et al. Kami melakukan penelitian berbasis populasi pada 313 pasang kontrol-kasus di Kuwait untuk meneliti etiologi dari kanker tiroid, neoplasma yang kedua paling psering terjadi di kalangan wanita di negara ini dan beberapa negara lain di kawasan Teluk. Di antara variabel demografis tersebut, individu yang menjalani pendidikan selama 12 tahun labih memiliki risiko kanker tiroid yang secara signifikan lebih rendah (OR = 0,6 CI 95%: 0,3-0,9). Rata-rata usia saat diagnosis kanker tiroid (+sd) adalah 34,7+11 tahun pada wanita dan 39+13,4 tahun pada pria. Riwayat adanya nodul tiroid dilaporkan hanya pada kasus tertentu (n = 34; 10,9%; CI 95% lebih rendah: 12.0), dan adanya gondok pada 21 kasus dan empat kontrol (OR = 5,3, 95% CI: 1,8-15,3). Tidak ada peningkatan risiko yang signifikan pada riwayat hipotiroidisme (OR = 1,8) atau hipertiroidisme (OR = 1,7). Untuk setiap penyakit tiroid jinak, OR-nya adalah sebesar 6,4 (95% CI: 3,4-12,0), dan resiko populasi yang timbul sekitar 26% (95% CI: 21,1-30,9). Analisis regresi bertahap menunjukkan bahwa konsumsi tinggi produk olahan ikan (OR = 2,2; CI 95%: 1,6-3,0) ikan segar (OR = 0,5, 95% CI: 0,4-0,7) dan ayam (OR = 1

Transcript of Terjemahan Thyroid Disease

Page 1: Terjemahan Thyroid Disease

Penyakit Tiroid Jinak dan Faktor Makanan pada Kanker Tiroid: sebuah

Penelitian Kontrol-Kasus di Kuwait

A Memon et al.

Kami melakukan penelitian berbasis populasi pada 313 pasang kontrol-

kasus di Kuwait untuk meneliti etiologi dari kanker tiroid, neoplasma yang kedua

paling psering terjadi di kalangan wanita di negara ini dan beberapa negara lain di

kawasan Teluk. Di antara variabel demografis tersebut, individu yang menjalani

pendidikan selama 12 tahun labih memiliki risiko kanker tiroid yang secara

signifikan lebih rendah (OR = 0,6 CI 95%: 0,3-0,9). Rata-rata usia saat diagnosis

kanker tiroid (+sd) adalah 34,7+11 tahun pada wanita dan 39+13,4 tahun pada

pria. Riwayat adanya nodul tiroid dilaporkan hanya pada kasus tertentu (n = 34;

10,9%; CI 95% lebih rendah: 12.0), dan adanya gondok pada 21 kasus dan empat

kontrol (OR = 5,3, 95% CI: 1,8-15,3). Tidak ada peningkatan risiko yang

signifikan pada riwayat hipotiroidisme (OR = 1,8) atau hipertiroidisme (OR =

1,7). Untuk setiap penyakit tiroid jinak, OR-nya adalah sebesar 6,4 (95% CI: 3,4-

12,0), dan resiko populasi yang timbul sekitar 26% (95% CI: 21,1-30,9). Analisis

regresi bertahap menunjukkan bahwa konsumsi tinggi produk olahan ikan (OR =

2,2; CI 95%: 1,6-3,0) ikan segar (OR = 0,5, 95% CI: 0,4-0,7) dan ayam (OR =

1,7, 95% CI: 1,2-2,3) oleh masyarakat secara independen terkait dengan kanker

tiroid dengan hubungan respons dosis yang signifikan. Di antara pasien kanker

tiroid yang melaporkan bannyak mengkonsumsi produk ikan, sebagian besar juga

melaporkan banyak mengkonsumsi ikan segar (98%) dan kerang (68%). Tidak

ada hubungan yang jelas muncul pada konsumsi sayuran. Data ini mendukung

hipotesis bahwa penyakit tiroid hiperplastik sangat terkait dengan kanker tiroid,

dan bahwa kebiasaan mengkonsumsi berbagai makanan laut mungkin relevan

dengan etiologi kanker tiroid. Hubungannya dengan konsumsi ayam memerlukan

penelitian lebih lanjut.

Di banyak negara, kanker tiroid terjadi sekitar 1 - 5% dari semua kejadian

kanker pada wanita dan 52% pada pria. Angka insidensi kanker tiroid berdasarkan

standar usia (per 100.000 orang), pada seluruh populasi besar, bervariasi dari

1

Page 2: Terjemahan Thyroid Disease

sekitar 2 - 10 kejadian pada wanita dan 1 - 3 kejadian pada laki-laki (Parkin et al,

1997). Sejak akhir 1970-an, kanker tiroid secara konsisten tercatat menjadi

neoplasma yang kedua paling sering terjadi (setelah payudara) pada perempuan di

Kuwait. Selama periode 1994 - 1998, kanker tiroid terhitung masing-masing

sebesar 8,1 dan 2,1% dari semua kejadian kanker pada wanita dan laki-laki di

Kuwait; dan masing-masing 8,7 dan 3,3% dari semua kanker di kalangan wanita

dan pria non-Kuwait (ekspatriat).

Demikian pula tingkat frekuensi dan insiden yang relatif tinggi dari

penyakit ini juga ditemukan di negara lain di kawasan Teluk (Gambar 1). Bukti

dari penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa paparan radiasi pengion,

khususnya selama masa kanak-kanak dan remaja, adalah faktor risiko utama dari

kanker tiroid (Ron dkk, 1995), dan riwayat penyakit tiroid hiperplastik (yaitu,

nodul/adenoma dan gondok) adalah sebuah penentu penting dari kanker tersebut

(Franceschi et al, 1999). Penelitian tentang kebiasaan makan dan mikro nutrisi

terhadap kanker tiroid telah dinlai dengan peran penting dari yodium terhadap

fungsi tiroid dan pengaruh potensi dari makanan laut dan sayuran goitrogenik

yang kaya yodium (World Cancer Research Fund, 1997). Kami melakukan suatu

penelitian kontrol kasus berbasis populasi di Kuwait untuk menguji hipotesis

etiologi utama dari kanker tiroid.

SUBYEK DAN METODE PENELITIAN

Populasi dan metode penelitian dijelaskan secara rinci di tempat lain

(Memon et al, 2002). Secara singkat, penelitian kami dilakukan di Kuwait Cancer

Control Centre (KCCC) yang merupakan satu-satunya rumah sakit khusus untuk

pengobatan dan tindak lanjut kanker di negara tersebut.

Karena insiden kanker tiroid yang relatif tinggi di Kuwait, sebuah klinik

tindak lanjut khusus dilaksanakan setiap minggu di KCCC untuk pasien penderita

kanker tiroid. Sebuah tempat pendaftaran penderita kanker berbasis populasi

(Kuwait Cancer Registry) telah didirikan di pusat tersebut sejak tahun 1979. Kami

pertama kali mengumpulkan informasi pada semua 874 pasien yang didiagnosis

menderita kanker tiroid selama periode 1 Januari 1981 sampai 30 Juni 1999 dari

catatan registri kanker dan KCCC. Dari jumlah tersebut, 611 (69,9%) pasien

2

Page 3: Terjemahan Thyroid Disease

adalah perempuan dan 263 (30,1%) pasien adalah laki-laki. Di antara pasien

tersebut, 66 orang diketahui telah meninggal (42 perempuan, 24 laki-laki). Untuk

mencapai kekuatan statistik yang cukup bagi analisis yang bermakna, kami

memutuskan untuk memasukkan sebanyak mungkin pasien yang didiagnosis sejak

1 Januari 1981. Alasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa ada sejumlah relatif

kecil dari kasus baru setiap tahun, khususnya di kalangan warga negara Kuwait,

dan bahwa banyak pasien non-Kuwait yang kembali ke negara asal mereka setelah

diagnosis atau setelah diberikan pengobatan awal. Juga dicatat bahwa kanker

tiroid memiliki salah satu prognosis paling menguntungkan pada semua tingkat

kelangsungan hidup relatif selama 5 tahun sekitar 95% pada perempuan dan 92%

pada pria (Ron, 1996). Pasien dianggap memenuhi syarat untuk dimasukkan

dalam penelitian ini jika kanker tiroid merupakan kanker primer utama dan jika

mereka masih masih hidup, usia 47 tahun, dan merupakan penduduk Kuwait

selama periode pengumpulan data tersebut (1 Mei 1998 - 30 Juni 1999). Semua

pasien yang memenuhi syarat yang datang ke klinik kanker tiroid serta

departemen rawat jalan atau rawat inap setiap minggu di KCCC selama periode

ini diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Pasien yang memenuhi

syarat lainnya, yang tidak mengunjungi KCCC selama periode ini, ditelusuri

melalui informasi yang tersedia dalam catatan medis dan jika memungkinkan,

diundang untuk datang ke rumah sakit untuk dilakukan wawancara. Penelitian ini

pada akhirnya memasukkan total 313 pasien yang menderita kanker tiroid (238

perempuan, 75 laki-laki).

Distrik tempat tinggal ditentukan untuk setiap pasien kanker tiroid dan

klinik kesehatan lokal primer dikunjungi untuk dipilih subjek kontrol yang sesuai

cocok. Kuwait memiliki jaringan khusus dari klinik perawatan primer dalam hal

aksesibilitas dan berbagai layanan yang ditawarkan di klinik tersebut, dan semua

penduduk di distrik tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk

mengunjungi klinik lokal. Disesuaikan suatu subjek kontrol individual dengan

setiap pasien kanker tiroid, berdasarkan tahun kelahiran (dalam waktu 3 tahun),

jenis kelamin, kebangsaan, dan distrik tempat tinggal. Subyek dianggap

memenuhi syarat untuk menjadi kontrol jika mereka mengunjungi klinik

perawatan primer untuk keluhan ringan, atau menemani orang-orang tersebut, atau

3

Page 4: Terjemahan Thyroid Disease

mengunjungi dengan tujuan lain. Dari 340 peserta kontrol yang memenuhi syarat,

diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut, 27 pasien menolak untuk

diwawancarai, yang menghasilkan tingkat tanggapan sebesar 92,1% (313 dari

340).

Semua kasus dan kontrol yang dimasukkan dalam penelitian awalnya

dihubungi dan diwawancarai pasien rawat inap selama periode 1 Mei 1998 - 30

Juni 1999. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang

meliputi informasi mengenai: (i) karakteristik sosiodemografi, (ii) riwayat

ginekologi dan reproduksi, (iii) riwayat medis (termasuk penyakit autoimun dan

kronis serta penyakit tiroid jinak), (iv) riwayat keluarga (termasuk penyakit tiroid

dan kanker), (v) pola kebiasaan makan (frekuensi konsumsi 13 macam makanan

menjadi salah satu dari enam kategori berikut: tidak pernah, sesekali--beberapa

kali setahun, 1 - 3 kali per bulan, 1 kali per minggu, 2 - 4 kali per minggu, atau 5 -

7 kali per minggu), dan (vi) informasi klinis dan histopatologis (disimpulkan dari

catatan registri kanker dan KCCC).

Analisis

Untuk setiap kontrol ditentukan tanggal 'pseudo-diagnosis', tanggal di

mana subyek tersebut berusia sama seperti kasusnya yang cocok pada saat

diagnosis. Analisis penyakit tiroid hiperplastik terbatas pada peristiwa yang terjadi

53 tahun sebelum diagnosis (kasus) atau tanggal pseudo-diagnosis (kontrol).

Analisis data pada perokok berdasarkan status merokok pada saat

diagnosis/ pseudo-diagnosis. Untuk item makanan, kategori asupan makanan

dikelompokkan menjadi tingkat konsumsi rendah (tidak pernah atau sesekali -

beberapa kali setahun), sedang (1 - 3 kali per bulan atau 1 kali per minggu), dan

tinggi (2 - 4 kali per minggu atau 5 - 7 kali setiap minggu). Kami menggunakan

metode regresi logistik kondisional, seperti yang dijelaskan oleh Breslow dan Day

(1980) untuk penelitian kontrol kasus berdasarkan individual, dengan estimasi

rasio odds (OR) dan interval kepercayaan 95% (95% CI), disesuaikan untuk

variabel pengganggu bila diperlukan. Population attributable risk (PAR,

dinyatakan dalam bentuk persen) dihitung setiap penyakit tiroid jinak

menggunakan metode yang dijelaskan oleh Breslow dan Hari (1980). Langkah ini

memberikan perkiraan kejadian kanker tiroid dalam suatu populasi dapat

4

Page 5: Terjemahan Thyroid Disease

disebabkan oleh faktor risiko tertentu, dengan asumsi bahwa hal tersebut dapat

mewakili semua pasien kanker tiroid dalam populasi tersebut. Analisis regresi

logistik stepwise bersyarat (termasuk semua item makanan dan disesuaikan

berdasarkan pendidikan) dilakukan untuk mengidentifikasi item makanan yang

paling penting secara independen terkait dengan kanker tiroid. Interval

kepercayaan 95% yang ditunjukkan didasarkan pada prosedur tes rasio

kemungkinan; dan nilai-P untuk kecondongan odds ratio didasarkan pada tes w2

untuk kecondongan. Semua manajemen data dan analisis dilakukan dengan

menggunakan program statistik SPSS dan STATA.

HASIL

Distribusi dari 313 pasien kanker tiroid (238 perempuan, 75 laki-laki)

menurut variabel yang dipilih, ditampilkan dalam Tabel 1; 172 (55%) orang

adalah warga negara Kuwait, sisa adalah warga non-Kuwait. Di antara kelompok

yang terakhir tersebut, mayoritasnya (70,3%) berasal dari negara-negara Arab dan

26,2% berasal dari Asia Tenggara. Mayoritas kasus (74,1%) didiagnosis pada usia

yang relatif muda (15 - 44 tahun). Rata-rata usia saat diagnosis (+ sd) adalah

34,7+11 tahun (kisaran 10 - 65 tahun) pada wanita dan 39+13,4 tahun (kisaran 6-

69 tahun) pada pria, usia rata-rata adalah masing-masing 35 dan 38 tahun. Tidak

ada perbedaan pada rata-rata usia saat diagnosis di antara pasien dari Kuwait dan

non-Kuwait. Karsinoma papiler (termasuk varian papiler/folikel campuran) adalah

jenis histopatologi yang paling umum terhitung sebanyak 83,4% dari semua

kasus.

Faktor Sosiodemografi

Tabel 2 menunjukkan hubungan antara faktor-faktor sosiodemografi yang

dipilih dan kanker tiroid. Terdapat peningkatan risiko kanker tiroid pada orang

yang pernah merokok (perokok dan mantan perokok) dibandingkan dengan

mereka yang tidak pernah merokok (OR = 1,6; CI=95%: 1.0 - 2.8). Individu

dengan pendidikan +12 tahun (diploma profesional/sarjana) berada pada risiko

yang berkurang secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak

memiliki pendidikan formal (buta huruf/membaca dan menulis) (OR = 0,6 CI

95%: 0,3-0,9).

5

Page 6: Terjemahan Thyroid Disease

Autoimunitas dan penyakit kronis

Pasien dengan kanker tiroid memiliki prevalensi yang relatif tinggi

terhadap asma dan penyakit kandung empedu dibandingkan dengan kontrol

(masing-masing 16,6 vs 12,8% dan 7,7 vs 5,8%) (Tabel 3). Odd rasio terhadap

kondisi lain seperti alergi/penyakit kulit, diabetes, dan hipertensi saling

berdekatan. Di antara kondisi lainnya, riwayat coli poliposis dilaporkan terjadi

pada tujuh orang (lebih rendah 95% CI: 1,9) dan lupus eritematosus sistemik pada

dua kasus.

Penyakit tiroid jinak

Kami memeriksa penyakit tiroid hiperplastik (yaitu, nodul/adenoma dan

gondok) hanya jika mereka telah berusia 53 tahun sebelum tanggal diagnosis

kanker (kasus)/pseudo-diagnosis (kontrol) (Tabel 4). Terdapat hubungan yang

kuat dengan penyakit tiroid hiperplastik sebelumnya. Riwayat adanya nodul tiroid

hanya dilaporkan pada kasus tersebut (n = 34; 10,9%; CI 95% lebih rendah: 12,0).

Subyek dengan riwayat gondok tiroid berada pada risiko sekitar lima kali lebih

tinggi untuk mengembangkan kanker tiroid (OR = 5,3, 95% CI: 1,8-15,3). Tidak

ada peningkatan risiko signifikan di antara subyek dengan riwayat hipotiroidisme

(OR = 1,8) atau hipertiroidisme (OR = 1,7). Wanita yang pernah mengalami

episode tiroiditis pasca-partum berada pada peningkatan risiko kanker tiroid yang

signifikan (OR = 10,2; CI 95%: 2,3-44,8).

Dalam literatur mungkin hal ini merupakan indikasi pertama dari

kemungkinan adanya hubungan antara riwayat tiroiditis pasca-partum dengan

kanker tiroid. Temuan ini telah dibahas dalam bagian bab terpisah (Memon et al,

2002). Secara keseluruhan, individu yang mempunyai riwayat penyakit tiroid

jinak pun berada pada risiko yang sangat tinggi mengembangkan kanker tiroid

(OR = 6,4, 95% CI: 3,4-12,0). PAR untuk setiap penyakit tiroid jinak sekitar 26%

(95% CI: 21,1-30,9).

Faktor makanan

Tabel 5 menunjukkan hubungan antara frekuensi konsumsi (yaitu, rendah,

sedang, tinggi) jenis makanan yang dipilih dengan risiko terhadap kanker tiroid.

Konsumsi ikan segar banyak tampaknya memberikan efek perlindungan (OR =

6

Page 7: Terjemahan Thyroid Disease

0,6 CI 95%: 0,3-1,0; kecondongan P: 50,05). Sebaliknya, terdapat hubungan

positif yang kuat dengan konsumsi produk ikan olahan, kalengan, atau beku yang

tinggi (OR = 3,0, 95% CI: 1,6-5,3; kecondongan P 50,01). Di antara jenis daging

lainnya, konsumsi daging ayam yang tinggi (OR = 3,0, 95% CI: 1,3-6,8;

kecondongan P 50,01) serta daging kambing dan domba (OR = 1,8, 95% CI: 1.1 -

2,8; kecondongan P 50,01) menunjukkan hubungan positif dengan kanker tiroid.

Suatu respons dosis secara nyata berefek untuk semua item makanan. Ada juga

tampak peningkatan risiko dengan mengkonsumsi daging sapi, tetapi itu

didasarkan pada sejumlah kecil subyek dalam kategori sedang dan tinggi.

Mengingat empat jenis sayuran inin termasuk dalam bagian makanan,

brokoli dan kubis Brussel hanya dikonsumsi oleh beberapa subyek. Terdapat

peningkatan risiko kanker tiroid di antara subyek yang melaporkan telah

mengkonsumsi kubis yang banyak (OR = 1,9, 95% CI: 1.1 - 3.3) dan bunga kol

(OR = 1,8, 95% CI: 1.0 - 3.2), tetapi tidak ada efek dose-response. Odd rasio

untuk berbagai kategori konsumsi sayuran hijau, acar dan buah-buahan nilainya

berdekatan. Dalam analisis regresi kondisi logistik secara bertahap, termasuk

semua jenis makanan yang disesuaikan dengan pendidikan, tingkat konsumsi

produk olahan ikan yang tinggi (OR = 2,2, 95% CI: 1,6-3,0) ikan segar (OR = 0,5,

95% CI: 0,4 - 0,7) dan ayam (OR = 1,7; CI 95%: 1,2-2,3) secara independen

ditemukan terkait dengan risiko kanker tiroid. Kami menemukan bahwa di antara

53 pasien kanker tiroid melaporkan tingginya konsumsi produk ikan, sebagian

besar juga melaporkan tingginya konsumsi ikan segar (98,1%; 52 dari 53) kerang

(67,9%; 36 dari 53) dan sayuran acar (37,7%; 20 dari 53).

PEMBAHASAN

Menutut pengetahuan kita, ini merupakan penelitian epidemiologi pertama

yang menguji hipotesis etiologi utama dari kanker tiroid pada populasi Timur

Tengah. Sebuah kelompok kolaboratif internasional baru-baru ini menerbitkan

serangkaian tinjauan dengan menggabungkan data dari semua penelitian kontrol

kasus kanker tiroid yang diterbitkan selama periode 1980 - 1997 (n = 12) dan dua

penelitian yang tidak dipublikasikan (Franceschi et al, 1999; Negri dkk , 1999;

Bosetti dkk, 2001). Namun, sebagian besar penelitian tersebut telah dilakukan

pada populasi Eropa (n = 8) dan Amerika Serikat (n = 4), dan hanya dua

7

Page 8: Terjemahan Thyroid Disease

penelitian telah dilaporkan yang dilakukan di Asia (Cina dan Jepang). Mengenai

riwayat penyakit tiroid jinak dan risiko terhadap kanker tiroid, sebagian besar

penelitian telah menunjukkan hubungan kuat antara penyakit tiroid hiperplastik

dengan kanker tiroid (McTiernan et al, 1984; Preston-Martin dkk, 1987, 1993;

Ron dkk, 1987; Franceschi et al, 1989; Kolonel et al, 1990; Levi et al, 1991;

D'Avanzo et al, 1995; Mack et al, 1999), padahal untuk mayoritas penelitian

hipotiroidisme dan hipertiroidisme telah menunjukkan tidak adanya hubungan

materi dengan kanker tiroid. Dalam sebagian besar penelitian kasus-kontrol,

estimasi risikonya bervariasi antara 10 - 40 untuk nodul tiroid jinak dan 3 - 8

untuk gondok.

Dalam sejumlah penelitian, estimasi risiko untuk nodul tiroid tidak

terbatas pada kondisi riwayat dilaporkan hanya pada kasus tertentu. Dalam suatu

kumpulan analisis, riwayat nodul tiroid jinak (OR = 29,9, 95% CI: 14,5-62,0) dan

gondok (OR = 5,9, 95% CI: 4,2-8,1) sangat terkait dengan kanker tiroid

(Franceschi et al, 1999 ). Sehubungan dengan penelitian ini, penelitian kami juga

menunjukkan bahwa riwayat adanya nodul tiroid jinak (34 kasus vs 0 kontrol) dan

gondok (OR = 5,3) merupakan faktor penentu penting dari kanker tiroid. PAR

sebesar 26% untuk setiap penyakit tiroid jinak dibandingkan dengan yang

dilaporkan dalam penelitian di Amerika Serikat (Ron dkk, 1987) dan Italia Utara

(D'Avanzo et al, 1995).

Yodium memiliki peran penting dalam produksi dan regulasi hormon

tiroid, dan kekurangan maupun kelebihan yodium telah dianggap sebagai faktor

risiko yang mungkin untuk berkembangnya gondok serta kanker tiroid (Ward dan

Ohshima, 1986; Franceschi et al, 1990).

Hipersekresi kronis dari thyroid stimulating hormone (TSH) akan

menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi sel folikel tiroid (yaitu, gondok) dan

dianggap dapat meningkatkan risiko transformasi neoplastik (Williams, 1990).

Kadar yodium yang tidak optimal menyebabkan berkurangnya produksi hormon

tiroid dan akan membangkitkan mekanisme umpan balik untuk meningkatkan

sekresi TSH. Sebaliknya, asupan yodium berlebihan secara jangka panjang juga

dapat mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid dan dapat menyebabkan niali TSH

menjadi tinggi. Juga telah ditunjukkan bahwa kurangnya konsumsi akan

8

Page 9: Terjemahan Thyroid Disease

meningkatkan risiko kanker tiroid tipe folikuler dan asupan yang berlebihan akan

meningkatkan risiko kanker tiroid papiler (World Cancer Research Fund, 1997).

Ikan, khususnya ikan laut dan kerang, adalah sumber yodium alami terbaik,

padahal dalam banyak makanan roti, produk susu, unggas, dan garam beryodium

adalah sumber utama dari mineral ini.

Negara Kuwait, dengan populasi sekitar 2,2 juta jiwa, terletak di sepanjang

perbatasan barat dari Laut Teluk. Karena lokasi di daerah pantai ini, ikan selalu

menjadi komponen penting untuk makanan penduduk lokal. Saat ini, sekitar 6000

- 8000 ton ikan dan 2000 ton udang ditangkap di perairan teritorial setiap tahun

dan juga diimpor jumlah yang sama, terutama pada negara-negara tetangga di

Teluk. Selain itu, berbagai macam produk ikan olahan, ikan kaleng, dan ikan beku

(termasuk minyak ikan, telur ikan, fillet/irisan, hati, pasta/sandwichspread, sarden,

sup, daging ikan tuna/kepiting) diimpor dari berbagai negara. Garam beryodium

pertama kali diperkenalkan di negara itu pada tahun 1980 dan telah digunakan

secara luas.

Dalam penelitian kami, analisis regresi bertahap menunjukkan bahwa

konsumsi tinggi produk ikan olahan memiliki hubungan positif dengan kanker

tiroid, padahal konsumsi ikan segar dapat memberikan efek perlindungan. Ada

juga hubungan respon dosis yang signifikan dengan frekuensi konsumsi bahan

makanan. Para pasien yang menderita kanker tiroid melaporkan mereka banyak

mengkonsumsi produk ikan, juga melaporkan banyak konsumsi ikan segar (98%),

kerang (68%), dan sayuran (38%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa para pasien

ini, memiliki banyak terpapar dengan berbagai jenis makanan laut, dan mereka

juga memiliki peningkatan risiko sekitar dua kali lipat terhadap kanker tiroid.

Temuan yang tampaknya tidak normal antara konsumsi ikan segar dengan ikan

olahan sulit untuk dijelaskan. Yang terakhir ini mungkin memiliki konsentrasi

yodium yang jauh lebih tinggi. Juga dapat dibayangkan bahwa prosedur

pengolahan dapat mempengaruhi penyerapan yodium dan diserap oleh tiroid.

Faktor-faktor selain kandungan yodium mungkin juga berperan terhadap

peningkatan risiko kanker terkait dengan produk olahan ikan. Dalam sebuah

tinjauan data epidemiologi dan eksperimental tentang gizi dan kanker tiroid, para

ahli menyimpulkan bahwa makanna dengan asupan yodium yang berlebihan dapat

9

Page 10: Terjemahan Thyroid Disease

meningkatkan risiko kanker tiroid (World Cancer Research Fund, 1997). Karena

penilaian makanan dalam penelitian kami ini dibatasi oleh frekuensi konsumsi

sejumlah indikator makanan yang dipilih, tidak mungkin untuk mengukur nutrisi

tertentu yang dapat diandalkan (misalnya, yodium yang terisi dari ikan atau

produk ikan). Oleh karena itu, hanya kesimpulan umum tentang pola makanan

yang dapat dibenarkan. Temuan serupa pada peningkatan risiko dengan kebiasaan

konsumsi yang tinggi terhadap berbagai makanan laut juga telah dilaporkan pada

penelitian di Norwegia (Glattre et al, 1993).

Sebuah analisa dari penelitian kontrol kasus kanker tiroid, yang meneliti

tentang tingkat konsumsi ikan dan kerang (Bosetti dkk, 2001), menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi ikan yang tinggi dengan risiko kanker

tiroid (OR = 0,88, 95% CI: 0,71-1,10). Di antara penelitian individual, adanya

hubungan positif dengan konsumsi ikan telah dilaporkan dari Norwegia (Glattre et

al, 1993), USA (Ron dkk, 1987), dan China (Preston-Martin et al, 1993); tidak ada

hubungan yang ditemukan dalam dua penelitian dari Eropa Utara (Hallquist et al,

1994; Galanti et al, 1997), Hawaii (Kolonel et al, 1990) dan Jepang (Takezaki et

al, 1996), padahal efek perlindungan diamati dalam penelitian dari Italia

(Franceschi et al, 1989), dan Swedia (Wingren et al, 1993) (Tabel 6).

Penelitian yang meneliti hubungan antara konsumsi produk daging,

unggas, dan susu dengan kanker tiroid relatif sedikit. Ayam adalah jenis daging

yang paling sering dikonsumsi di Kuwait, dan sebagian besar ayam yang

dikonsumsi tersebut dipelihara di peternakan unggas lokal. Daging unggas

produksi dalam negeri, misalnya, meningkat dari sekitar 20.000 ton pada tahun

1993 menjadi 39.000 ton pada tahun 1999 (Abstrak Statistik Tahunan, 2000). Juga

diketahui bahwa kerang tiram yang dihancurkan, tepung ikan, dan garam

beryodium merupakan komponen penting dari jatah paling banyak yang

digunakan dalam peternakan unggas komersial.

Dalam penelitian kami, konsumsi daging ayam yang tinggi secara

bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tiroid. Ada juga hubungan

respon dosis yang signifikan dengan frekuensi konsumsi. Peningkatan risiko yang

besarnya sama pada konsumsi daging ayam dan unggas yang tinggi, dilaporkan

dalam sebuah penelitian dari Italia (RR = 1,98) (Franceschi et al, 1989), padahal

10

Page 11: Terjemahan Thyroid Disease

tidak ada hubungan yang ditemukan pada penelitian serupa di Amerika Serikat

(Ron dkk, 1987) dan Jepang (Takezaki et al, 1996) (Tabel 6).

Konsumsi sayuran dan buah berlaku secara umum untuk memberikan efek

perlindungan pada berbagai macam kanker. Untuk kanker tiroid, penelitian

tentang konsumsi sayuran cenderung fokus pada sayuran karena mengandung

thioglucosides, yang mungkin terdegradasi ke dalam bentuk goitrogens. Namun,

sayuran juga mengandung komponen indol, fenol, dan senyawa lain yang dapat

menghambat perkembangan kanker tertentu. Di antara berbagai sayuran,

konsumsi kubis yang tinggi telah dilibatkan dalam etiologi gondok endemik di

Eropa tengah, Finlandia, dan beberapa pulau Mediterania (Franceschi et al, 1993).

Di Hawaii, survei tentang makanan telah menunjukkan bahwa kubis dan lobak

dikonsumsi lebih sering oleh kelompok etnis yang memiliki risiko tertinggi

terhadap kanker tiroid (Goodman et al, 1988). Namun, mayoritas penelitian

kontrol kasus telah menunjukkan adanya penurunan risiko kanker tiroid dengan

peningkatan konsumsi sayuran, serta dengan sayuran hijau dan/atau buah-buahan

(Ron et al, 1987; Franceschi et al, 1989; Kolonel et al, 1990; Wingren et al, 1993)

(Tabel 6).

Dalam penelitian kami, tidak ada hubungan yang jelas antara konsumsi

sayuran dengan kanker tiroid. Dalam suatu tinjauan terhadap data terhadap gizi

dan kanker tiroid, para ahli menyimpulkan bahwa asupan sayuran yang tinggi

tidak meningkatkan risiko terhadap kanker tiroid, dan diet tinggi sayuran dan

buah-buahan mungkin dapat mengurangi resiko kanker tiroid (World Cancer

Research Fund, 1997).

Singkatnya, penelitian kami terhadap populasi Timur Tengah dengan

kejadian kanker tiroid (dan mungkin penyakit tiroid jinak) yang relatif tinggi

menunjukkan bahwa sekitar 26% kasus kanker tiroid mungkin disebabkan oleh

penyakit tiroid yang sebelumnya jinak. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa

konsumsi berbagai jenis makanan laut yang tinggi juga mungkin relevan dengan

etiologi kanker tiroid, sedangkan hubungannya dengan konsumsi ayam

merupakan penemuan yang relatif baru dan perlu dievaluasi lebih lanjut.

11