Makalah Farmakoterapi Thyroid

38
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt Atas Berkat Rahmat-nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas ini tepat waktu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “MYASTHENIA GRAVIS”. Adapun tujuan makalah ini di buat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu. Sebagai penyusun, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik ataupun saran dari mahasiswa / mahasiswi serta dosen pembimbing agar makalah ini dapat menjadi jauh lebih sempurna dari yang sebelumnya. Kami berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik pembaca, mahasiswa serta masyarakat dalam menambah wawasan dan pengetahuan yang ada saat ini tentamg meastenia gravis. ii

description

semoga bermanfaat

Transcript of Makalah Farmakoterapi Thyroid

Page 1: Makalah Farmakoterapi Thyroid

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt Atas Berkat Rahmat-

nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas ini tepat waktu, dalam makalah ini kami

akan membahas mengenai “MYASTHENIA GRAVIS”.

Adapun tujuan makalah ini di buat untuk memenuhi tugas yang diberikan

oleh dosen pengampu. Sebagai penyusun, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik ataupun saran dari

mahasiswa / mahasiswi serta dosen pembimbing agar makalah ini dapat menjadi

jauh lebih sempurna dari yang sebelumnya.

Kami berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak baik pembaca, mahasiswa serta masyarakat dalam menambah

wawasan dan pengetahuan yang ada saat ini tentamg meastenia gravis.

Pekanbaru,Maret 2016

Penyusun

ii

Page 2: Makalah Farmakoterapi Thyroid

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 2

1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3

2.1 Definisi.................................................................................................................4

2.2 Epidemiologi.......................................................................................................4

2.3 Klasifikasi...................................................................................................4

2.4 Etiologi.................................................................................................................6

2.5 Patofisiologis.......................................................................................................7

2.6 Tanda dan Gejala................................................................................................8

2.7 Komplikasi........................................................................................................10

2.8 Diagnosa……………………………………………………………….10

2.9 Tatalaksana terapi……………………………………………………….16

2.9.1 Terapi non-farmakologi……………………………………………17

2.9.2 Terapi farmakologi…………………………………………………18

2.10 Prognosis………………………………………………………………19

BAB 3 KESIMPULAN & SARAN.................................................................................23

3.1. Kesimpulan.........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24

1

Page 3: Makalah Farmakoterapi Thyroid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrisi, dan ion

organik, termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan

berbagai jaringan, Pada periode kritis juga untuk perkembangan susunan syaraf

pusat dan tulang. (Faizi, 2012). Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan

sel melalui berbagai pola aktivasi genomik dan sintesis protein serta reseptor yang

mempunyai arti penting untuk berbagai aktivitas. Hormon tiroid berpotensiasi

dengan katekolamin (efek yang menonjol adalah hipertiroidisme), dan berefek

pada pertumbuhan somatik dan tulang diperantai oleh stimulasi sintesis dan kerja

hormon pertumbuhan dan IGF. (Ogilvy-Stuart, 2008).

Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan

metabolik yang ditemukan pada dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan, karena maturasi jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang

merupakan pengatur perkembangan bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga

konsekuensi klinik disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai timbulnya pada

masa bayi dan anak.

Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati,

menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap, ini

menunjukan betapa pentingnya peran hormon tiroid dalam perkembangan otak

saat masa tersebut. Setelah usia 3 tahun , sebagian besar perkembangan otak yang

tergantung hormon tiroid sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini

mengakibatkan pertumbuhan lambat dan keterlambatan maserasi tulang, biasanya

tidak menetap dan tidak berpengaruh pada perkembangan kognitif dan neurologik,

sehingga perlu dilakukan skrinning untuk deteksi dan terapi dini. (Faizi, 2010)

4

Page 4: Makalah Farmakoterapi Thyroid

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari hipotiroid?

2. Bagaimana epidemiologi hipotiroid?

3. Apa saja klasifikasi dari hipotiroid?

4. Apa saja yang termasuk etiologi dari hipotiroid?

5. Bagaimanakah gejala dan tanda dari hipotiroid?

6. Bagaimanakah patofisiologi dari hipotiroid?

7. Bagaimanakah diagnosis dari hipotiroid?

8. Apa saja komplikasi dari penyakit hipotiroid?

9. Bagaimana tata laksana terapi dari hipotiroid?

10. Bagaimana prognosis dari hipotiroid?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui definisi dari hipotiroid?

2. Mengetahui epidemiologi hipotiroid?

3. Mengetahui klasifikasi dari hipotiroid?

4. Mengetahui etiologi dari hipotiroid?

5. Mengetahui gejala dan tanda dari hipotiroid?

6. Mengetahui patofisiologi dari hipotiroid?

7. Mengetahui diagnosis dari hipotiroid?

8. Mengetahui komplikasi dari penyakit hipotiroid?

9. Mengetahui tata laksana terapi dari hipotiroid?

10. Mengetahui prognosis dari hipotiroid?

1.4 TUJUAN PEMBELAJARAN

Dapat mengetahui definisi hipotiroid serta faktor pemicu terjadinya

hipotiroid dan mengetahui terapi yang tepat dalam penanganan hipotiroid.

1

Page 5: Makalah Farmakoterapi Thyroid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 DEFINISI

Definisi mengenai hipotiroidisme adalah berkurangnya efek hormon tiroid

di jaringan. Pembagian secara klinik : 1) Hipotiroid tipe sentral apabila kerusakan

di hipofisis/hipotalamus, 2) Hipotiroid tipe primer apabila kelainan terletak di

kelenjar tiroid, 3) Hipotiroid tipe lain : penyebab farmakologi, defisiensi iodium,

dan resistensi perifer. Pada hipotiroidisme tipe sentral sendiri dibagi menjadi dua,

yaitu apabila kerusakan terletak di hipofisis disebut sebagai hipotiroid sekunder

dan apabila kerusakan di hipotalamus disebut sebagai hipotiroidisme tersier.14

Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi

hormontiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik.

Hipotiroidisme pada bayi dan anak-anak berakibat pertambahan pertumbuhan

dan perkembangan jelas dengan akibat yang menetap yang parah seperti

retardasi mental. Hipotiroidisme dengan awitan pada usia dewasa menyebabkan

perlambatan umum organisme dengan deposisi glikoaminoglikan pada rongga

intraselular, terutama pada otot dan kulit,yang menimbulkan gambaran klinis

miksedema. Gejala hipotiroidisme pada orang dewasa kebanyakan reversible

dengan terapi. (Anwar R, 2005)

I.2 EPIDEMIOLOGI

The Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES

III) yang melakukan survey pada 17.353 individu yang mewakili populasi di

Amerika Serikat melaporkan frekuensi hipotiroidisme sebesar 4,6% dari populasi

(0,3% dengan klinis jelas dan 4,3% sub klinis). Lebih banyak ditemukan pada

wanita dengan ukuran tubuh yang kecil saat lahir dan indeks massa tubuh yang

rendah pada masa kanak-kanak. Dan prevalensi hipotiroidisme ini lebih tinggi

Page 6: Makalah Farmakoterapi Thyroid

pada ras kulit putih (5,1%) di bandingkan dengan ras hispanik (4,1%) dan Afrika-

Amerika (1,7%).

I.3 KLASIFIKASI

Hipotiroid dapat diklasifikasikan menjadi (Anwar R, 2005):

1. Hipotiroidisme Kongenital

a. Hipotiroid Kongenital menetap

b. Hipotiroid Kongenital transien

2. Hipotiroidisme Didapat (Acquired)

a. Hipotiroidisme Primer (kelainan pada kelenjar tiroid)

b. Hipotiroidisme Sekunder (kelainan pada hipofisis)

c. Hipotiroidisme tersier (kelainan hipotalamus)

Hipotiroid berdasarkan disfungsi organ yang terjadi atau terkena

(primer atau sekunder/sentral),antara lain :

1. Hipotiroid primer

Berhubungan dengan defek pada kelenjar tiroid itu sendiri yang

mengakibatkan penurunan sintesis dan sekresi hormon tiroid. Hormon

ini berkurang akibat adanya kerusakan pada kelenjar tiroid.

2. Hipotiroid sentral

Berhubungan dengan penyakit-penyakit yang mempengaruhi

produksi hormon Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) oleh

hipothalamus atau produksi tirotropin(TSH) oleh hipofisis (Roberts&

Ladenson, 2004).

Jika gangguan faal terjadi karena ada kegagalan hipofisis, maka

disebut hipotiroidisme sekunder. Dan jika kegagalan terletak di

hipotalamus, maka disebut hipotiroidisme tertier (tersier).

Hipotiroid berdasarkan kadar TSH dibagi menjadi beberapa kelompok,

yaitu:

1. TSH < 5,5µIU/L : normal

1

Page 7: Makalah Farmakoterapi Thyroid

2. 5,5 µIU/L ≤ TSH < 7 µIU/L : Hipotiroid ringan

3. 7 µIU/L ≤ TSH < 15 µIU/L : Hipotiroid sedang Hipotiroid

4. TSH ≥ 15 µIU/L : Hipotiroid berat biokimia

I.4 ETIOLOGI

Etiologi hipotiroid (Di Piro, 2005)

Etiologi hipotiroidisme kongenital menetap (Digeorge, 2000)

a. Disgenesis Tiroid

Merupakan penyebab terbesar Hipotiroidisme Kongenital non

endemik, kira-kira 85-90 %. Merupakan akibat dari tidak adanya

jaringan tiroid total (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang dapat

terjadi akibat gagalnya penurunan kelenjar tiroid ke leher (ektopik),

disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia. Faktor genetik

dan lingkungan mungkin berperan pada disgenesis tiroid, namun

demikian sebagian besar penyebabnya belum diketahui.

b. Inborn Errors of Tyroid Hormonogenesis

Merupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan

genetik. Defek yang didapatkan adalah :

Kegagalan mengkonsentrasikan yodium

Page 8: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Defek organifikasi yodium karena kelainan enzim TPO

atau pada H2O2 generating system

Defek pada sintesis atau transport triglobulin

Kelainan katifitas iodotirosin deidonase

c. Resisten TSH

Sindrom resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai

akibat dari berkurang atau tidak adanya respon “end organ” terhadap

hormone yang biologis aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek

pada reseptor atau post reseptor, TSH resisten adalah suatu keadaan

kelenjar tiroid refakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi

reseptor TSH , akibat mutasi reseptor TSH defek molekuler pada

sebagian keluarga kasus dengan resisten TSH yang ditandai dengan

kadar serum TSH tinggi , dan serum hormon tiroid normal atau

menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau hipoplastik.

d. Sintesis atau sekresi TSH berkurang

Hipotiroidisme sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis

atau hipotalamus. Pada bayi sangat jarang dengan prevalensi antara 1 :

25.000 sampai 1: 100.000 kelahiran.

e. Menurunnya transport T4 seluler

Sindrom ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8

(MCT8), merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid

ke dalam sel. Biasanya pada laki laki menyababkan hipotiroidisme

dengan kelainan neurologi seperti kelambatan perkembangan

menyeluruh, distonia hipotoniasentral , gangguan pandangan mata

serta kadar T3 meningkat.

f. Resistensi hormone tiroid

1

Page 9: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Merupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target

terhadap hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan

FT3 dalam sirkulasi dengan kadar TSH sedikit meningkat atau normal.

Etiologi hipotiroidisme kongenital transien (Digeorge, 2000;

Anwar, 2007; Susanto, 2009)

a. Defisiensi yodium atau yodium yang berlebihan

Pada janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka pengaruh

nya pada tiroid, sehingga harus dihindarkan penggunannya yodiu pada ibu

selama kehamilan, sumber sumber yodium termasuk obat-obatan (kalium

yodia, amidarone), bahan kontras radiologi( untuk pyelogram intra vena,

cholecytogram) dan larutan antiseptic (yodium povidon) yang digunakan

membersihkan kulit dan vagina, dapat berpengaruh.

b. Pengobatan ibu dengan obat antitiroid

Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (PTU atau

karbimasol atau metimasil) untuk penyakit graves, bayi nya ditandai oleh

pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat mengakibatkan gangguan

prnafasan, khususnya bila diberikan obat yang dosisnya tinggi.

c. Antibody reseptor tirotropin ibu

Reseptor TSH (TSHR) meruoakan pasangan protein G merupakan

reseptor berbentuk seperti jangkar terhadap permukaan sel epitel tiroid

(Tirosid) yang mengatur sintesis dan lepasnya hormone tiroid . bila

memblok TSH endogen dapat mengakibatkan hipo tiroidisme.

Penyebab secara umumnya, antara lain :

1. Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat

adanya oto antibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini

Page 10: Makalah Farmakoterapi Thyroid

menyebabkan penurunan hormon tiroid disertai peningkatan kadar

TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yangminimal (sedikit).

2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme.

3. Karsinoma, namun ini amat jarang terjadi.

4. Pengaruh obat-obatan.

5. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam

makanan.

6. Kekurangan iodium jangka panjang (Ismail, 2008).

Penyebab hipotiroid dapat dibagi menurut pembagian gangguan

tersebut, yaitu :

1. Hipotiroid primer :

Mungkin disebabkan oleh kongenital dari tiroid (kretinisme),

sintesis hormon yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan

postnatal), obat anti tiroid, pembedahan atau terapi radioaktif untuk

hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto,

amylodosis dan sarcoidosis.

2. Hipotiroid sekunder :

Ini terjadi ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari

kelenjar tiroid normal, sehingga jumlah tiroid stimulating hormon (TSH)

meningkat. Ini mungkin awal dari suatu malfungsi dari pituitary atau

hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap

hormon tiroid.

3. Hipotiroid tertier/pusat :

Ini terjadi ketika hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid

releasing hormon (TRH) dan akibatnya hipotalamus tidak dapat

menstimulasi TSH. Ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/lesi

destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua bentuk utama dari goiter

sederhana, yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya

disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine.

1

Page 11: Makalah Farmakoterapi Thyroid

I.5 GEJALA DAN TANDA

Hipotiroidisme memberikan suatu gejala hipometabolisme dari hormon

tiroid. Manifestasi klinik pada kelainan hipotiroidisme seperti intoleransi

dingin, berat badan meningkat, sembelit, kulit kering, bradikardia, suara

serak, dan memperlambat proses mental. Populasi khusus yang mempunyai

risiko tinggi terhadap hipotiroid adalah wanita postpartum, individu dengan

riwayat penyakit tiroid autoimun, kondisi endokrin (diabetes tipe I,

kegagalan adrenal, dan gangguan ovarium), penyakit non-endokrin

(penyakit coeliac, vitiligo, anemia perniciosa, sindroma Sjorgen, multiple

sklerosis), hipertensi pulmonal, sindrom down dan turner).

1. Manifestasi hipotiroid pada orang dewasa termasuk kulit kering, tidak tahan

dingin, berat bertambah, konstipasi, kelemahan, lethargy (= kondisi patologi

tidur berlebih atau tidak responsif), fatigue (= merasa sangat capai), depresi,

dan ucapan yang lambat dan kasar. Pada anak, defisiensi hormn tiroid

manifestasi bisa berupa retardasi mental.

2. Tanda fisik termasuk kulit dan rambut yang kasar, kulit dingin, periorbital

puffiness, bradikardi, kejang otot, myalgia (=nyeri otot), dan kekakuan.

Sindrom neurologik reversibel seperti carpal tunnel syndrome (=tangan dan

jari terasa sangat nyeri karena tekanan pada saraf, salah satunya disebabkan

gerakan berulang dalam waktu yang lama), ploineuropati, dan disfungsi

serebral juga bisa terjadi. Umum terjadi objective weakness (dengan otot

proksimal lebih terpengaruh dari otot distal) dan relaksasi yang lambat dari

tendon dalam.

3. Kebanyakan pasien dengan hipotiroid sekunder mempunyai tanda klinik

gangguan kerja pituitari seperti menstruasi tidak normal dan menurunnya

libido, atau bukti adanya adenoma pituitari seperti defek penglihatan,

galacthorrea, atau tampilan akromegali.

4. Koma myxedema adalah tahap akhir hipotiroid yang tidak ditangani dan

manifestasinya berupa hipotermia, simtom hipotiroid tahap akhir, dan

perubahan sensori yang berkisar dari delirium sampai koma. Penyakit yang

tidak dirawat dihubungkan dengan tingkat mortalitas yang tinggi.

Page 12: Makalah Farmakoterapi Thyroid

2.4 PATOFISIOLOGI

1. Hipotiroid dapat disebabkan karena adanya malfungsi hipotalamus,

pituitary, atau kelenjar tiroid itu sendiri, dengan mekanisme umpan balik

negatif yang sama. Namun, gangguan pada hipotalamus dan pituitary

jarang (hanya sedikit) yang menyebabkan hipotiroid. Namun, yang paling

sering terjadi hipotiroid primer, yaitu gangguan pada kelenjar tiroid itu

sendiri. Selain kelenjar tiroid, antibodi dapat mengurangi efek hormon

tiroid melalui 2 jalur, yaitu antibodi memblokir reseptor TSH dan

mencegah produksi TSH. Yang lainnya antibodi antitiroid dapat

menyerang sel tiroid.

2. Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk mensintesis dan mensekresi

hormon tiroid. Jika seseorang kekurangan iodine atau jika produksi dari

hormon tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar

sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormon. Pada keadaan

seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi

hormon tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk

meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid

untuk mensekresi T4 lebih banyak ketika level T4 dalam darah rendah.

Biasanya, kelenjar akan membesar dan hal tersebut akan menekan struktur

di leher dan dada yang menyebabkan gejala respirasi disfagia.

3. Penurunan hormon tiroid lama-lama akan mempengaruhi BMR secara

keseluruhan. Perlambatan ini mempengaruhi seluruh proses fisiologi

dalam tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan produksi asam

lambung, penurunan traktus gastrointestinal, bradikardi (penurunan denyut

jantung), penurunan fungsi pernafasan, dan suatu penurunan produksi

panas tubuh. Perubahan yang paling penting adalah mempengaruhi

metabolisme lemak, sehingga menyebabkan peningkatan kolesterol dalam

serum dan level trigliserida, dimana hal ini dapat berakibat seseorang

berpotensi mengalami arterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

1

Page 13: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Adanya akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial, seperti

rongga pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.

4. Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah,

sehingga seseorang mengalami hipotiroid,maka dapat memicu anemia

karena pembentukan eritrosit yang tidak optimal yang mungkin

disebabkan kekurangannya vitamin B12 dan asam folat.

2.5 DIAGNOSIS

Algoritme penegakan diagnosis hipotiroidisme

Peningkatan TSH adalah bukti pertama dari hipotiroid primer.

Banyak pasien mempunyai level T4dalam rentang normal (hipotiroid

kompensasi) dan beberapa, jika ada, simtom hipotiroid. Dengan perjalanan

penyakit, konsentrasi T4 jatuh di bawah normal. Konsentrasi T3 sering

dijaga di tingkat normal meski T4 rendah. RAIU bukan merupakan  uji

yang berguna pada evaluasi hipotiroid.

Hipotiroid sekunder bisa dicurigai pada pasien  dengan penurunan

jumlah tiroksin dan jumah TSH yang rendah atau normal.

Page 14: Makalah Farmakoterapi Thyroid

2.6 KOMPLIKASI

Hormon tiroid mempengaruhi hampir semua sistem organ di dalam

tubuh, maka komplikasi hipotiroid dapat bermacam-macam tergantung

organ yang terlibat dan durasi serta keparahan kondisi.

a. Komplikasi kardivaskular meliputi hiperkolesterolemia yang

berhubungan dengan arteriosklerosis dan ischemic heart disease.

Kurangnya sirkulasi perifer, pembesaran jantung, gagal jantung, dan

efusi pleural dan perikardial juga dapat terjadi.

Dalam keadaan normal, hormon tiroid akan menginduksi peningkatan

jumlah reseptor LDL yang mengarah pada ekskresi LDL dari plasma.

Sedangkan apabila terjadi defisiensi hormon tiroid, dapat

meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah karena terganggunya

metabolism lemak dan kolesterol, serta berkurangnya ekskresi

kolesterol oleh hati ke dalam empedu. Hal ini akan menyebabkan

pengendapan lemak secara berlebihan. Sangat meningkatnya jumlah

lipid dalam sirkulasi darah pada pasien hipotiroid berasosiasi dengan

timbulnya aterosklerosis.

b. Komplikasi gastrointestinal

Dalam keadaan normal, hormon tiroid dapat meningkatkan baik

kecepatan sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna.

Apabila terjadi defisiensi hormon tiroid, dapat menurunkan sekresi

getah pencernaan dan mengurangi motilitas saluran cerna, sehingga

memicu terjadinya konstipasi.

c. Gangguan reproduksi

Pada wanita, kekurangan hormon tiroid menyebabkan timbulnya

menoragia (darah menstruasi berlebihan) dan polimenore (frekuensi

menstruasi lebih sering). Hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya

anemia defisiensi besi. Namun, pada beberapa kasus, kekurangan

hormon tiroid juga dapat menimbulkan periode menstruasi tidak

teratur bahkan timbul amenore. Hal ini yang menyebabkan terjadinya

1

Page 15: Makalah Farmakoterapi Thyroid

infertilitas. Pada wanita dan pria hipotiroid akan cenderung

mengalami penurunan libido yang sangat besar.

2.7 TATALAKSANA TERAPI

Tujuan pengobatan untuk hipotiroidisme adalah pembalikan dari

perkembangan klinis dan koreksi derangements metabolik yang dibuktikan

dengan tingkat darah normal T4, TSH. Hormon tiroid diberikan untuk

menambah atau mengganti produksi endogen (Syahbuddin S, 2000).

Pada pengobatan hipotiroidisme yang perlu diperhatikan adalah dosis awal

dan cara menaikkan dosis tiroksin. Tujuan pengobatan hipotiroidisme adalah :

a. Meringankan keluhan dan gejala

b. Menormalkan metabolism

c. Menormalkan TSH (bukan mensupresi)

d. Membuat T3 (dan T4) normal

e. Menghindarkan komplikasi dan resiko

2.7.1 Terapi Farmakologi

Berikut ini merupakan terapi farmakologi penyakit hipotiroid (Dipiro, 2005).

1. Levotiroksin

Page 16: Makalah Farmakoterapi Thyroid

•Nama dagang :

Euthyrox

•Mekanisme kerja:

Menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi

dari iodin dan menghambat sintesistiroksin dan triodothyronin (Tan

hoan tjay. 2007).

2. Thyroxine Na

•Nama Dagang :

Levothyroxine

•Mekanisme kerja:

Menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi

dari iodin dan menghambat sintesistiroksin dan triodothyronin(Tan

hoan tjay. 2007).

3. Levothyroxine Na

•Nama Dagang :

Thyrax duotab

•Mekanisme kerja:

Menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi

dari iodin dan menghambat sintesis tiroksin dan triodothyronin (Tan

hoan tjay. 2007)..

4.  Liotironin (Triidtironin T3)

•Nama Dagang : Tiromel, Cytomel

•Mekanisme/kerja : Menggantikan  kadar serum normal T3 (Tan hoan

tjay. 2007)..

5. Liotriks (T4 & T3) 

•Nama Dagang : Thyrolar

•Mekanisme kerja : Menggantikan T4 dan T3 (Tan hoan tjay. 2007).

Pengobatan komplikasi dan gejala serta hipotiroidisme kasus khusus.

1

Page 17: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Pada pasien yang mengalami miksedema dan penyakit jantung coroner,

pemberian hormone tiroid dapat berbahaya karena meningkatkan aktifitas

jantung. Pada kasus ini harus menyembuhkan penyakit jantung coroner lebih

dahulu baru mengobati miksedema. Kasus gawat darurat hipotirodisme adalah

koma miksedema. Faktor predisposisinya adalah infeksi paru, penyakit

serebrovaskular, dan gagal jantung kongestif. Pada kasus ini diberikan

levotiroksin melalui intravena sebanyak 300-400 mikrogram, yang dilanjutkan

dengan dosis 50-100 mikrogram per hari.

2.7.2 Terapi Nonfarmakologi

Berikut ini merupakan terapi nonfarmakologi penyakit hipotiroid (Brunner

dan Suddarth. 2001).

1. Diet

Makanan yang seimbang dianjurkan, antara lain memberi cukup

yodium dalam setiap makanan. Tetapi selama ini ternyata cara kita

mengelola yodium masih cenderung salah. Yodium mudah rusak pada

suhu tingggi. Padahal kita selama ini memasak makanan pada suhu yang

panas saat menambah garam yang mengandung yodium, sehingga yodium

yang kita masak sudah tidak berfungsi lagi karena rusak oleh panas.

Untuk itu, sebaiknya kita menambahkan garam pada saat makanan sudah

panas dan cukup dingin sehingga tidak merusak kandungan yodium yang

ada pada garam.

Selain itu, makan-makanan yang tidak mengandung pengawet juga

diperlukan. Asupan kalori disesuaikan apabila BB perlu di kurangi.

Apabila pasien mengalami letargi dan defisit perawatan diri, perawat

perlu memantau asupan makanan dan cairan.

2. Aktivitas

Kelelahan akan menyebabkan pasien tidak bisa melakukan

aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan lainnya. Kegiatan dan istirahat

perlu diatur agar pasien tidak menjadi sangat lelah. Kegiatan ditingkatkan

secara bertahap.

Page 18: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Pada masa kehamilan hindari penggunaan obat-obatan antitiroid

secara berlebihan, yodium profilaksis pada daerah-daerah endemik,

diagnosis dini melalui pemeriksaan penyaringan pada neonatus.

Sedangkan pada hipotiroidisme dewasa dapat dilakukan dengan

pemeriksaan ulang tahunan.

3. Terapi sulih hormon

Standar perawatan hipotiroid adalah penggunaan synthetic thyroid

hormone levo – thyroxine (contoh: Levothroid, Synthroid), untuk

menormalkan kembali kadar hormon. Selama 1 atau 2 minggu awal

perawatan, penderita akan merasa lemah dan cepat lelah.  Pengobatan ini

juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menaikan berat badan. Bila

fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel

berikut :

Umur Dosis g/kg BB/hari

0-3 bulan

3-6 bulan

6-12 bulan

1-5 tahun

2-12 tahun

> 12 tahun

10-15

8-10

6-8

5-6

4-5

2-3

a. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan

therapeutic trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah

dalam 2-3 minggu. Bila ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan

bertahap atau dengan dosis pemberian + 100 μg/m2/hari.

b. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi

tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi

hipotiroid.

4. Pembedahan

Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya besar dan menekan

jaringan sekitar. Tekanan pada trakea dan esofagus dapat mengakibatkan

1

Page 19: Makalah Farmakoterapi Thyroid

inspirasi stridor dan disfagia. Tekanan pada laring dapat mengakibatkan

suara serak.

2.7 PROGNOSIS

Makin muda dimulai pemberian nhormon tiroid, makin baik

prognosisnya. Untuk tercapainya IQ yang normal, bisanya tergantung dari

cepatnya diagnosis. Bila diagnosis bisa ditegakkan < 3 bulan rata-rata IQ

mencapai 89, bila 3-6 bulan rata-rata IQ 70, dan bila diagnosis dilakukan > 7

bulan, rata-rata IQ yang dapat dicapai hanya hanya 54. Bila diagnosis

dilakukan dengan menangani etiologi yang mencetuskan penyakit ini, rata-rata

IQ yang dapat dicapai dapat > 85. Untuk pertumbuhan badan dapat baik bila

ditangani secara baik. Pada hipotiroidisme didapat dengan pengobatan yang

baik, prognosisnya akan lebih baik. (Satriono, 2006)

DESKRIPSI KASUS

Mrs. Smith, who is 35 years old, comes into your pharmacy with her 1-

year-old daughter and gives you a prescription for levothyroxine 50

micrograms tablets take one daily. This is the first time she has taken

the drug. She has gained a lot of weight since the birth of her daughter

and has not been able to shift it even by sticking to a calorie controlled

diet. She feels cold all the time, oven on a hot day, and her hair is

thinning. She has no energy at all, whereas before the birth of her

daughter she used to go to aerobics at least three times a week.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KASUS DENGAN METODE SOAP

1. Subjektif

Nama pasien : Mrs. Smith

Page 20: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Umur : 8 tahun

Riwayat penyakit : Hipotiroid kongenital

Riwayat pengobatan : Levothyroxine 1 tab 1 x sehari

Keluhan : Kenaikan berat badan, merasa dingin meskipun

dalam keadaan panas, rambut kasar dan merasa lemah dan

capai setiap saat.

Gejala dan tanda :

Kenaikan berat badan

Merasa dingin

Merasa lemah

Fatigue (merasa sangat capai)

Rambut kasar

2. Objektif

-

3. Assesment

Berdasarkan diagnosis, pasien menderita hipotiroid sedang, dimana

hal ini dapat dilihat dari tanda dan gejalanya yaitu berat badan

bertambah, merasa dingin meskipun dalam keadaan panas, merasa

lemah dan capai setiap saat, serta rambut kasar. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa pasien terkena hipotiroid sedang, karena pasien

baru mengalami tanda dan gejala pada waktu yang belum lama, singkat.

4. Plan

Tujuan Terapi:

a. Meringankan keluhan dan gejala

b. Menormalkan metabolism

c. Menormalkan TSH (bukan mensupresi)

d. Membuat T3 (dan T4) normal

e. Menghindarkan komplikasi dan resiko

1

Page 21: Makalah Farmakoterapi Thyroid

a. Terapi non farmakologi

1. Diet

Memberi cukup yodium dalam setiap makanan.

Kurangi konsumsi makanan yang mengandung pengawet

Asupan kalori disesuaikan apabila BB perlu di kurangi.

Apabila pasien mengalami letargi dan defisit perawatan diri,

perlu memantau asupan makanan dan cairan.

2. Aktivitas

Kegiatan dan istirahat perlu diatur agar pasien tidak

menjadi sangat lelah. Kegiatan ditingkatkan secara

bertahap.

Pada masa kehamilan hindari penggunaan obat-obatan

antitiroid secara berlebihan, yodium profilaksis pada

daerah-daerah endemic.

Pada hipotiroidisme dewasa dapat dilakukan dengan

pemeriksaan ulang tahunan.

3. Terapi sulih hormone

Gunakan synthetic thyroid hormone levo – thyroxine

(contoh: Levothroid, Synthroid) 2-3g/kg BB/hari, untuk

menormalkan kembali kadar hormon.

Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari

uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda

tergantung dari etiologi hipotiroid.

4. Pembedahan

Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya besar dan

menekan jaringan sekitar. Tekanan pada trakea dan

esofagus dapat mengakibatkan inspirasi stridor dan

Page 22: Makalah Farmakoterapi Thyroid

disfagia. Tekanan pada laring dapat mengakibatkan suara

serak.

b. Terapi farmakologi

Pemberian Levothyroxin 50 µg 1 hari 1 x tablet

Obat dikonsumsi pada saat perut kosong, yaitu sebelum makan

atau 2 jam setelah makan.

Levothyroxin bekerja mempertahankan kadar TSH pada rentang

kadar TSH normal atau sekitar 0,4-2,5 mU/L.

Dosis harus disesuaikan setiap 4-8 minggu hingga fungsi tiroid

pasien menjadi normal kembali.

Dosis levotiroksin berkisar 0,05-0,2 mg/hari, dengan rata-rata

0,125 mg/hari. Dosis levotiroksin bervariasi sesuai dengan umur

dan berat badan.

c. Monitoring

Lakukan pemeriksaan kadar T3, T4, dan TSH secara berkala

untuk mengontrol kadar T3, T4, dan TSH pada pasien Ny.

Smith.

d. KIE

Mengedukasi pasien tentang penyakit hipotiroid terkait tanda dan

gejala, efek yang ditimbulkan, cara pencegahan, komplikasi yang

mungkin timbul, dan pengobatan.

Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis,

aturan pakai dan cara penggunaan obat.

Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan

keluarganya tentang  efek terapi dan efek samping yang mungkin

timbul selama pengobatan.

Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat tiroid harus di

minum sampai selesai sesuai dengan sesuai petunjuk dokter/petugas

1

Page 23: Makalah Farmakoterapi Thyroid

kesehatan lainnya dan diupayakan agar tidak lupa. Sehingga, terapi

dapat berjalan dengan baik dan efek terapi dapat dirasakan.

Memberikan edukasi kepada pasien untuk meminum obat sesuai

jadwal yang diberitahukan oleh dokter atau petugas kesehatan lain

misalnya pada pagi hari atau sebelum makan, dsb.

Menginformasikan pasien tentang interaksi obat jika ada

Juga anjurkan agar pasien menjalankan terapi nonfarmakologi yang

telah disarankan (berolahraga, makan makanan yang mengandung

iodium, istirahat yang cukup, dsb) agar dapat membantu terapi

farmakologi, sehingga keberhasilan terapi dapat dicapai.

Page 24: Makalah Farmakoterapi Thyroid

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin besar yang terletak di pangkal

leher bagiandepan,dibawahlapisankulitdanotot.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan

triiodotironin (T3) yang pembentukannnya dipengaruhi oleh

mekanisme umpan balik yang melibatkan hormon Thyroid Stimulating

Hormon (TSH).

Normalnya, jika produksi hormon tiroid meningkat, maka TSH

menurun dan sebaliknya jika produksi hormon tiroid tidak mencukupi

kebutuhan, maka produksi TSH akan meningkat.

Menurut kelainan bentuknya, gangguan tiroid dibedakan dalam 2

bentuk, yaitu difus dan nodul.

Menurut kelainan fungsinya, gangguan tiroid dibedakan menjadi 3,

yaitu hipotiroid, hipertiroid, eutiroid.

Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon

tiroid yang diikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem

metabolism tubuh.

Tanda dan gejala dari penyakit hipotiorid antara lain kurangnya energi,

lesu, mudah lupa, obstipasi, metabolisme yang rendah menyebabkan

bradikardia (penurunan denyut jantung), tak tahan dingin, berat badan

naik dan anoreksia, gejala pada psikologisnya adalah depresi, pada

reproduksi adalah oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat, dll.

Hipotiroidisme dapat diobati dengan levotiroksin (T4) dengandosis

berkisar 0,05-0,2 mg/hari, dengan rata-rata 0,125 mg/hari. Dosis

levotiroksin bervariasi sesuai dengan umur dan berat badan.

DAFTAR PUSTAKA

1

Page 25: Makalah Farmakoterapi Thyroid

Anwar, Ruswana. 2005. Fungsi dan Kelainan Kelenjar Tiroid. Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran: Bandung.

Behrman, Richard E and Victor C. Vaughan. 2005. Hipotiroidisme Kongenital dan Didapat dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 12 bagian 3. USA: Medical College of Pennsylvania and Temple University School of Medicine Attending Pediatricians, St. Christopher’s Hospital for Children, Philadelphia, Pennsylvania.

Bettendorf M. Thyroid disorders in children from birth to adolescence. Eur J Nucl Med. 2002;29:S439 - S46.

Birney, M.H., et al., 2005, Pathophysiology: A 2-in-1 Reference for Nurses, Lippincott Williams & Wilkins, Pennysylvania, pp. 516-517.

Digeorge, A. Hipotiroidisme. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol. 3. Jakarta : EGC. 2000; Hlm 1937-1944.

Dipiro. Joseph, et al., 2005. Pharmacotheraphy. 6th edition.

Faizi, Muhammad, Netty EP. 2012. Hipotiroid. Surabaya: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.

Ogilvy-Stuart AL. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal. 2008;87:F165 - F71.

Satriono, Prof,Dr,dr,M.Sc,SpA(K). 2006. Hipotiroidisme dalam Endokrinologi Anak. Makassar: bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Susanto, R. Kelainan Tiroid masa Bayi. Thyroidology Update. Semarang : Bag. Ilmu Kesehatan Anak RS dr. Kariadi. 2009.

Tjay, T.H., et al., 2002, Obat-Obat Penting, Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 720.

Satriono, Prof,Dr,dr,M.Sc,SpA(K). 2006. Hipotiroidisme dalam Endokrinologi Anak. Makassar: bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Susanto, R. Kelainan Tiroid masa Bayi. Thyroidology Update. Semarang : Bag. Ilmu Kesehatan Anak RS dr. Kariadi. 2009.