Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem ... · PDF fileteman kalau nyeri...
Transcript of Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem ... · PDF fileteman kalau nyeri...
1 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal
Modul Muskuloskeletal
Disusun oleh :
Siepend Umum Angkatan 2010
Esti Nur Ekasari
Ferawati
Henry Hadianto
Eko Saputro
Edi Kurnawan
Sri Nowo Minarti
Neneng Wulandari
Vidia Asriyanti
Ristra Retrianda Diffarisa
Ryan Arifin
Rayung Cahyaning Astuti
Resti Putri Apriyuslim
DEPARTEMEN UMUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2012
NYERI PADA MUSKULOSKELETAL
Nah teman-teman , udah pada tau belum apa sih nyeri itu. Terus koq
bisa timbul nyeri pada orang itu berbeda-beda. Yups, karena menurut
International Association for the Study of Pain (IASP) tahun 1986 nyeri
merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan yang sudah
atau berpotensi terjadi, atau dideskripsikan berdasarkan kerusakan
tersebut. Jadi, belum tentu nyeri yang dirasakan Asep karena tertusuk duri
sama dengan nyeri yang dirasakan sama si Tata itu sama karena
tergantung dari pengalaman sensorik sama emosional masing-masing
orang untuk mengungkapkannya sebagai suatu “Nyeri”. Nah, makanya
teman-teman kenapa koq rasa nyeri yang dirasakan oleh setiap orang itu
berbeda-berbeda yah karena nyeri itu bersifat subjektif dan merupakan
suatu sensasi sekaligus emosi.
Nah, karena agak sulit untuk menganggap itu nyeri atau bukan, maka
timbul suatu paradigma baru tentang pengobatan nyeri yaitu fokus pada
kondisi-kondisi komorbid dan fungsi sehari-hari. Komorbid disini
maksudnya adalah kondisi yang berkaitan dengan penyakit atau proses
patologis lainnya yang terjadi secara bersamaan dengan yang lain. Jadi,
dalam pengobatan nyeri didasarkan pada keadaan depresi (kegelisahan) ,
gangguan fungsional , dan gangguan tidur.
2 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Biasanya nih teman-teman, kita (yah, kurang lebih 4 tahun lagi , amin
) ada ketemu beberapa pasien dengan penyakit yang sama namun gejala
yang dirasakan berbeda-beda. Mereka mempunyai penyakit yang sama
(etiologi dan durasi penyakit sama) dan sama-sama mengeluhkan nyeri
namun kualitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda, kemudian ada
perbedaan yang mendasari patologi, perbedaan hasil pemeriksaan
neurologi dan elektrofisiologi sehingga dalam mengobati pasien-pasien
nyeri memerlukan strategi terapi yang berbeda. Hmmmh, inilah sesuatu
yang membuat dokter sering bingung untuk mengukur dan memastikan
nyeri.
Klasifikasi nyeri dibedakan berdasarkan durasi dan patofisiologi. Nah,
kalau berdasarkan durasinya ada nyeri akut dan nyeri kronik. Kata
dokternya kemarin sih , nyeri akut ini merupakan reaksi fisiologis tubuh
kita terhadap adanya kerusakan jaringan ( misalnya akibat trauma)
sedangkan nyeri kronik merupakan suatu reaksi patologis atau merupakan
nyeri yang tidak mereda setelah diberi pengobatan atau intervensi. Terus
nih teman-teman , durasi untuk nyeri akut kurang dari 6 bulan dan kalau
nyeri kronik durasinya lebih dari 6 bulan. Berdasarkan patofisiologinya
ini, ada nyeri nociceptive dan nyeri neuropathic. Intinya sih gini teman-
teman kalau nyeri nociceptive itu merupakan suatu respon tubuh terhadap
adanya stimulus nyeri misalnya waktu ada trauma. Kalau nyeri
neuropathic, namanya aja udah ada “neuro” ya tentu kaitannya dengan
saraf. Nyeri neuropathic ini berkaitan dengan gangguan atau disfungsi
dari jaringan saraf. Untuk penjelasan profundanya tunggu ya teman-
teman, masih superficialnya dulu , hehehe ^_^
Ini adalah diagram tentang nyeri akibat stimulasi nociceptor dan
nyeri yang bukan akibat nyeri nociceptor. Kenalan sama dipahami ya
teman-teman diagramnya (yups, biar ngerti kan harus kenal dulu, “tak
kenal maka tak sayang” :D )
Nyeri itu dapat terjadi akibat stimulasi dari nociceptor dan bukan
akibat nociceptor. Nociceptor disini merupakan reseptor sensorik yang
bertanggung jawab pada stimulus yang berpotensi menyebabkan
kerusakan jaringan. Nociceptor pada otot terletak pada sarcolemma,
periosteum, dan sendi, Nyeri akibat stimulasi nosiseptor atau yang biasa
kita sebut nyeri nosiseptive itu dibagi menjadi nyeri somatik dan nyeri
viseral. Nyeri somatik superficial (kulit) dan nyeri somatik dalam. Nyeri
somatik superfisial itu berasal dari kulit dan karena kulit itu memiliki
banyak saraf sensorik sehingga kerusakan di kulit menimbulkan sensasi
yang lokasinya lebih akurat (jelas). Nah, bedanya sama nyeri somatik dalam
itu nyerinya berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi dan arteri
Pain
Non-nocicieptorpain
Stimulation ofnociceptors
Muscle pain
Somaticpain
Viscerapain
Fast painslow pain
Referredpain
Lesions tonerves or
cns
Centralneuropathic
pain
Inflamatory Neuropathicpain
3 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
terus nyeri ini sering tidak jelas karena memiliki lebih sedikit reseptor
nyeri. Nyeri somatik ini ada nyeri cepat (ya, berhubungan dengan serabut
saraf A-delta yang menghantarkan nyeri yang tajam, terlokalisir, intensitas
jelas) dan nyeri lambat (berhubungan dengan serabut saraf C yang
menghantarkan nyeri yang membakar, tidak terlokalisir, dan persisten).
Kalau nyeri viseral ini merupakan nyeri yang berasal dari organ-organ
tubuh seperti lambung, kandung empedu, dan ureter. Reseptor nyeri
viseral ini lebih jarang dibandingkan dengan reseptor nyeri somatik
(nyerinya kurang jelas). Nah kalau nyeri yang bukan akibat nociceptive atau
nyeri non nociceptor adalah nyeri yang timbul akibat inflamasi dan nyeri
akibat gangguan saraf atau kelainan pada saraf. Kelainan yang berasal dari
gangguan pada saraf bisa terjadi karena terdapat lesi pada saraf atau
Cerebral Nervus System (CNS) dan bisa akibat gangguan saraf pusat.
Woahhh, it’s time for competition. Kompetisi antara nyeri akut sama nyeri
kronik. Hehehe, habis di slidenya di bilang nyeri akut vs nyeri kronik. ^_^
Nyeri akut ini teman-teman merupakan nyeri yang normal akibat
respons fisiologi tubuh kita terhadap stimulus kimia, suhu dan mekanik.
Penyebabnya biasanya diketahui misalnya karena operasi atau trauma.
Umumnya termasuk nyeri somatik. Nyeri akut ini berlangsung singkat jadi
gampang buat hilang . Nyeri akut ini dapat diobati dengan terapi yang
tepat atau dengan pengobatan misalnya dengan terapi opioid. Nah , terus
gimana sama nyeri kronik. Nyeri kronik ini merupakan nyeri akibat proses
patologis dan berlangsung terus menerus akibat penyebabnya keganasan
atau tidak. Misalnya nyeri kronik akibat OA, sakit pinggang yang kronik,
sakit kepala yang kronik, nyeri neuropati, dan nyeri viseral yang kronik.
Nyeri kronik berlangsung di luar waktu penyembuhan luka, selama
berbulan-bulan ( > 6 bulan) atau berulang secara teratur selama jangka
waktu yang lama. Nyeri ini melibatkan komponen neuropati. Penyebab
nyeri ini karena kondisi medis yang kronik, mengancam kehidupan atau
penyebab yang tidak diketahui dan nyeri ini lebih sulit untuk diobati.
Udah tau kan apa itu nyeri akut sama nyeri kronik Kalau nanti kita
ketemu pasien nyeri , harus bisa bedakan ya teman- teman mana yang
akut sama kronik.
Nah, kemudian kalau nyeri yang patofisiologi kan ada nyeri
nociceptive sama nyeri neuropati. Nyeri nociceptive ini ada nyeri
nociceptive somatic sama nyeri nociceptive viseral. Nyeri nociceptive
somatik tadi kan udah dijelasin tuh teman-teman. Intinya sih nyeri
nociceptive somatic itu ada nyeri somatik superfisial ( nyerinya di kulit dan
jaringan subkutis sehingga lokasi nyeri yang dirasakan jelas ( karena banyak
saraf di kulit kita) dan nyeri somatik dalam ( nyeri yang berasal dari otot,
tendon, ligamentum, tulang, sendi dan arteri dan lokasi nyeri yang
dirasakan kurang jelas karena memiliki sedikit reseptor nyeri). Kalau nyeri
nociceptive viseral itu nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh dan nyeri
ini kurang jelas lokalisasi nyerinya dan sering dirujuk atau dialihkan ke
suatu daerah permukaan kulit yang jauh dari asalnya. Misalnya kita
merasakan nyeri lambung tetapi nyeri yang kita rasakan bukan pada
4 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
lambungnya tapi nyeri yang dirasakan malah di sekitar kulit punggung (
aneh nih nyerinya, hehehe). Nyeri somatic ini biasa ditunjukkan dengan
nyeri yang tajam, berdenyut, sakit atau rasa tekan. Lanjut ke neuropati
yaaa … Tapi ngomong-ngmong nih, apa sih itu nyeri neuropati ? ayooo apa
:D
Nyeri neuropati itu merupakan nyeri akibat kerusakan atau disfungsi
SSP atau saraf perifer tanpa melibatkan eksitasi reseptor nyeri
(nosiseptor). Nyeri neuropati ini ini biasanya memiliki kualitas nyeri seperti
terbakar, perih atau seperti tersengat listrik. Nyeri neuropati ini dibagi
menjadi epicritic neuropathic pain dan protopathic neuropathic pain.
Epicritic neuropathic pain ini merupakan nyeri yang menyengat dan
menempel di lokasi secara kontinyu dan terkait dengan serat A-delta.
Sedangkan protopathic neuropathic pain merupakan nyeri tumpul , dalam ,
dan sakit dan terkait dengan serat tipe C.
Lanjut lagi , yuk mariii :D
Nociception (nosisepsi) ini mendeteksi stimulus akibat kerusakan
jaringan yang mengenai ujung-ujung saraf (nociceptor) di kulit dan struktur
yang lebih dalam. Hal ini melibatkan serat A-delta dan serat C pada saraf
perifer untuk menyebarkan informasi (menghantarkan impuls).
Tipe-tipe reseptor nociceptive itu ada nosiseptor unimodal dan nosiseptor
polimodal. Nosiseptor unimodal (uni kan satu) itu merespon terhadap 1
stimulus yaitu stimulus nociceptive. Nah, kalau nosiseptor polimodal (poli
kan banyak) itu merespon terhadap banyak stimulus (h> 1) yaitu stimulus
nociceptive, kimia, dan mekanik.
Nah, pada slide di atas itu terdapat contoh-contoh dari nyeri neuropati,
nyeri nociceptive dan nyeri gabungan dari nyeri neuropati dan nyeri
nociceptive. Dihapalin ya teman-teman, siapa tau keluar
Berdasarkan continuum of pain , nyeri akut itu berlangsung < 1 bulan
sedangkan nyeri kronik berlangsung > 3 – 6 bulan. Nyeri akut biasanya
menjelaskan tentag kerusakan jaringan , adanya peningkatan aktivitas
sistem saraf, nyeri dapat diatasi dengan terapi (penyembuhan), terdapat
fungsi perlindungan. Sedangkan nyeri kronik itu merupakan nyeri yang
berlangsung selama 3 sampai 6 bulan atau lebih, nyerinya timbul di luar
masa penyembuhan, biasanya tidak memiliki fungsi perlindungan, dapat
merusak kesehatan dan fungsi tubuh.
Sensitisasi merupakan mekanisme peningkatan eksitasi di neuron
sehingga lebih sensitive terhadap neuron. Sensitisasi disini juga merupakan
manifestasi dari plastisitas neuron.
5 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Dalam respon nyeri yang normal,
intensitas nyeri meningkat
seiring dengan meningkatnya
intensitas stimulus yang ada (ini
prinsipnya ).
Alodinia merupakan nyeri yang
disebabkan oleh stimulus yg yg scr normal tidak menimbulkan rasa nyeri
tapi malahan menimbulkan nyeri. Sedangkan hiperalgesia merupakan
respon nyeri yang berlebihan terhadap stimulus yang normal (alias lebay,
karena dikasih stimulus nyeri yang biasa aja, responnya lebay)
Sensitisasi menyebabkan cedera, terlihat kurva bergeser ke kiri,
mengakibatkan hiperalgesia, di mana stimulusnya menyebabkan rasa sakit
lebih besar dan lebih lama, serta allodynia, di mana hasil dari rasa sakit nya
biasa. Jadi ingat-ingat ya teman-teman grafik sensitisasi ini
Di slide no 18 ini, terdapat gambar bagaimana penyampaian impuls
nyeri dari organ penerima impuls (afektor) ke organ penyampaian impuls
(efektor). ( sambil di lihat slide no 18 ini ya teman-teman)
Pertama-tama terdapat stimulus (kimia, suhu maupun mekanik)
kemudian diterima oleh reseptor sensorik di kulit kemudian dihantarkan
oleh saraf sensorik melewati ganglion radiks dorsalis lalu menjadi radiks
dorsalis kemudian ke columna grisea posterior. Setelah itu dihantarkan
oleh radiks ventralis kemudian dihantarkan oleh saraf motorik kemudian
dihantarkan ke otot (efektor) melalui neuromuscular junction (pertautan
antara saraf dan otot). Ngerti kan teman-teman ? :D
Lanjut ya, teman-teman bisa dilihat di slide ke 19 tentang rute si
prostaglandin pada nyeri. Nah, pertama-tama terdapat trauma atau
inflamasi sehingga mengakibatkan pengeluaran PLA2 dan IL-1β yang
mengakibatkan dihasilkannya asam arakidonat dan menginduksi COX-2
sehingga kadar prostaglandin meningkat dan menimbulkan sensitisasi
perifer dan akhirnya timbul nyeri. Kalau yang kondisi patofisiologi atau
stimulus inflamasi itu dapat menginduksi COX-2 (entah ini masih ada
hubungannya juga dengan IL-6 yang dikeluarkan oleh sel radang waktu
trauma, PGES , dan IL-1β) kemudian merangsang sekresi prostaglandin
(meningkat) sehingga menimbulkan sensitisasi central dan menimbulkan
nyeri. Sensitisasi central ini terjadi akibat peningkatan eksitasi di neuron
SSP dan berkaitan dengan perubahan kekuatan koneksi sinaps antara
nociceptor dan neuron korda spinalis yang akhirnya menimbulkan respons
abnormal dari stimulus normal contohnya pada alodinia. Sedangkan pada
sensitisasi perifer contohnya adalah pada hiperalgesia. Siklooksigenase
(COX) ini penting dalam sensitisasi baik perifer dan pusat. Dalam sistem
saraf perifer, COX-2 diinduksi akibat peradangan dan menghasilkan asam
arakidonat yang kemudian menyebabkan peningkatan prostaglandin.
Prostaglandin meningkatkan sensitivitas nociceptor perifer dengan
membuat terminal nociceptor lebih responsif terhadap stimulus. ( jadi
intinya, si COX ini lah dalang dibalik nyeri yang terjadi :D )
6 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Jangan menyerah teman-teman, ayooo semangat , karena kita lanjut lagi
nih ke slide ke 20 (dilihat ya teman-teman slidenya)
Dalam slide Inflamasi dan mekanisme nyeri perifer (slide ke 20) ini
menggambarkan tentang peran si COX-2 dalam mekanisme perifer rasa
sakit. Nociceptor dengan prostaglandin reseptor E (PGE) dan SNS/PN3 TIX
(resisten( tahan) terhadap saluran natrium ). COX-2 ini muncul akibat
adanya cedera pada jaringan yang menghasilkan peningkatan produksi
PGE2. PGE2 bertindak pada reseptor EP.
PKA dan PKC memfosforilasi dan saluran natrium mengaktifkan TTX-tahan
(SNS/PN3) dalam saraf-saraf. Hal ini memungkinkan masuknya ion natrium
ke dalam nociceptor,kemudian meningkatkan potensial membran istirahat
dan menurunkan ambang rangsang (threshold) , membuat nociceptor lebih
sensitif terhadap stimulus berbahaya. Intinya sih kata dokternya Fitri, jika
ambang rangsangnya turun maka makin cepat teraktivasi dan timbulnya
potensial aksi. (dipelajari ya teman-teman skemanya)
Slide ke 21 :D ( masih semangat kan )
Sel glia dan glutamat memiliki peranan pada patologi nyeri kronik
neuropati. Sel glia disamping sel pendukung neuron juga berperan sebagai
sel yang menyekresi neurotransmitter asam amino eksitatorik misalnya
glutamate. Glutamat ini akan berpasangan dengan reseptor N-metil-D-
aspartat (NMDA) dan α-amino-3-hidroksi-5-metil-4-isoksasolproprionat
(AMPA) pada postsynaptic yang mengakibatkan tanda-tanda patologi
spesifik dari nyeri neuropatik. Si glutamate ini akan Selain itu sel glia
merupakan komponen sel imun di otak yang memproduksi mediator
inflamasi sebagai reaksi terhadap adanya antigen baik yang berasal dari
eksternal maupun internal otak sebagai akibat kerusakan jaringan saraf.
Reaksi imum akan muncul jika jaringan secara langsung kontak atau
terpapar dengan antigen (mikroorganisme, toksin dan bahan kimia) yang
mengakibatkan terjadinya inflamasi. Kejadian ini memberikan reaksi
berupa peningkatan suhu tubuh, perubahan kadar ion-ion di plasma,
perubahan komposisi darah seperti peningkatan junlah leukosit, menjadi
sakit atau merasa nyeri. Pada proses inflamasi akibat kerusakan jaringan
maka leukosit akan bermigrasi ke jaringan tersebut. Leukosit ini bisa
menyekresi peptide opioid yang selanjutnya berikatan dengan reseptor
opioid pada ujung saraf terminal di daerah yang terinflamasi tersebut.
Kelompok neurokin seperti substansi P (SP) juga berperan dalam distribusi
nyeri karena sinyal nyeri akan menyebabkan terjadinya depolarisasi pada
elektrik potensial.
Slide ke 22 nih , merupakan aktivasi reseptor nyeri perifer (nociceptor)
oleh stimulus berbahaya ( kuat ) menghantarkan sinyal melalui Ganglion
radiks dorsal menuju bagian dorsal sumsum tulang belakang. sumsum
tulang belakang. Dari bagian dorsal, sinyal dilakukan di sepanjang jalur rasa
sakit dengan arah naik atau saluran spinotalamikus ke thalamus dan
korteks. Nyeri dapat dikontrol oleh neuron nyeri-nyeri yang menghambat
dan memfasilitasi. Descending sinyal yang berasal di pusat-pusat
7 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
supraspinal dapat memodulasi aktivitas di bagian dorsal dengan nyeri
tulang belakang, mengendalikan transmisi.
Hmmh, di slide ke 23 nih tentang jaras nyeri dan suhu ( tractus
spinothalamicus lateralis), jaras raba diskriminatif, rasa getar dan rasa
sendi otot sadar ( traktus spinocerebellaris), jaras raba dan tekanan ringan
( traktus spinothalamicus anterior). Ingat-ingat pas neurosains ya teman
tentang jaras-jaras ini
Proses Diagnosis Lanjutan
Proses ini dimulai dari riwayat medis (medical history), kemudian
investigasi klinis dari nyeri yang mencakup kuantitas, kualitas dan
komorbiditas (komorbiditas merupakan suatu keadaan ketika
seseorang menderita dua penyakit atau lebih, dalam waktu yang
sama), dan tahap yang terakhir yakni investigasi teknis yang mencakup
bagian pusat, radikuler, pleksus, saraf perifer dan otot (tedapat
perbedaan pada tiap2 bagian).
Ok…masuk ke penjelasannya, dimulai dengan :
a. Riwayat Medis
Melengkapi Informasi
Mengenai Nyeri
Gunakan Skala untuk Membantu
Mendefinisikan Nyeri
Kualitas Kuisioner Nyeri McGill
Intensitas Visual Analog Scales (VAS)
Lokasi Diari pasien
Pola (pattern) Neuropathic Pain Scale (NPS)
Kegunaan dan Aplikasi dari Skala Nyeri itu sendiri yakni :
- Multidimensional karakteristik nyeri
- Memonitor efek dari pengobatan
- Memahami penuh pengalaman nyeri total pasien
Visual Analog Scales (VAS)
- VAS merupakan alat ukur yang valid dan reliable (dapat dipercaya)
pada pengukuran intensitas nyeri baik kronik maupun akut.
- Skala yang sering digunakan
- Skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasanya 10 cm
(atau 100 mm kalau di slide), dengan penggambaran verbal pada
masing-masing ujungnya, seperti angka 0 (tanpa nyeri) sampai
angka 100 (nyeri terberat).
Nilai VAS : 0 - < 40 : nyeri ringan
≥ 40 - < 70 : nyeri sedang
70 – 100 : nyeri berat
Cttn : garis harus tepat 100 mm panjangnya.
Tidak nyeri
Nyeri luar biasa
0 100
Keringanan nyeri menyeluruh
Tidak ada keringanan nyeri
0 100
8 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Nyeri akut memiliki 2 fase :
1. Fase cepat ( tajam )
Fase cepat dimediasi oleh serat bermielin (A delta)
2. Fase sensasi yang lambat ( terbakar )
Fase lambat dan nyeri yang tertunda dimediasi oleh serat tidak
bermielin (C-fibers)
Persepsi nyeri
1. Nyeri cepat
Rasanya tajam dan terlokalisir dengan baik, ditransmisi oleh akson
bermielin
2. Nyeri lambat
Sensasi nyeri tumpul, tidak terlokalisir dengan baik, ditransmisi oleh
akson tak bermielin
3. Nyeri visceral
Tidak terlokalisir sebaik nyeri yang dimulai dari kulit impuls nyeri
berjalan pada akson kedua menuju somatic aferen reffered pain
(bisa menjalar)
Serat Tipe A dan Tipe C
1. Serat tipe A, membawa sensasi nyeri cepat, atau nyeri tajam, seperti
yang disebabkan oleh injeksi atau potongan yang dalam.
- Sensasi mencapai CNS (sistem saraf pusat) dengan cepat dan
sering memicu refleks somatic.
- Diteruskan ke korteks sensori primer dan diterima dalam keadaan
sadar.
2. Serat tipe C, membawa sensasi dari nyeri lambat atau terbakar dan
nyeri yang sakit.
- Anda menyadari rasa nyeri, tetapi hanya memiliki gagasan umum
dari daerah yang terkena (tidak dapat melokalisir dengan baik)
Nyeri cepat dan lambat berbeda
1. Nyeri cepat (menyengat)
- Lokasi dapat didefinisikan dengan baik
- Kekuatan dapat didefinisikan
2. Nyeri lambat (sakit)
- Menyebar, melokalisir anatomi dengan buruk
- Sulit memperkirakan kekuatannya
Etiologi Nyeri Sulit untuk Ditentukan
9 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Penyebab Nyeri Neuropathic Perifer
1. Asimetris
- Kranial neuralgias
- Mono-/ poli- neuropati diabetik
- Infeksi / parainfectious neuropati
- Neuroma
- Plexopathy
- Kompresi saraf
- Iritasi saraf (sakit leher, nyeri punggung)
- Angiopathic neuropati
2. Simetris
- metabolik
- racun
- dimediasi sistem imun
- herediter
Respon Pusat (SSP) Terhadap Nyeri
1. Persepsi
Lokalisasi nyeri dalam korteks somatic
2. Pengaruh
Keadaaan psikologi individu
3. Memori / Harapan
Pengalaman sebelumnya dengan sensasi yang sama dan outcomenya
4. Evaluasi (makanisme coping)
Proses dimana individu memutuskan bagaimana menangani nyeri
Beberapa Dimensi Pengalaman Nyeri
1. Dimensi fisiologis
Lokasi, onset, durasi, etiologi, sindrom
2. Dimensi afektif
Keadaan mood, gelisah, depresi, sejahtera
3. Dimensi perilaku
Komunikasi, interaksi interpersonal, aktivitas fisik, perilaku sakit,
obat, intervensi, tidur
4. Dimensi sensori
Intensitas, kualitas, dan pola
5. Dimensi kognitif
Makna nyeri, pandangan diri, keterampilang coping dan strategi,
pengobatan sebelumnya, sikap dan keyakinan, faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri
6. Dimensi sosial budaya
Latar belakang etnis-budaya, keluarga dan kehidupan sosial,
pekerjaan dan tanggung jawab di rumah, rekreasi dan waktu luang,
faktor lingkungan, sikap dan keyakinan, pengaruh sosial.
Istilah-istilah yang digunakan untuk nyeri
1. Allodynia : nyeri yang dikarenakan stimulus biasa (tidak berbahaya)
untuk kulit normal
10 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
2. Anestesi Dolorosa : nyeri pada suatu daerah atau wilayah yang
anestesi ( kata dosennya sih contohnya pada pasien stroke yang
masi bisa merasakan nyeri)
3. Causalgia : nyeri terbakar, sering disertai dengan perubahan kulit
trofik, karena cedera pada saraf perifer
4. Dysesthesia : nyeri yang abnormal yang disebabkan oleh stimulus
berbahaya atau tidak berbahaya.
5. Hiperalgesia : respon berlebihan atau meningkat terhadap stimulus
yang biasanya menyakitkan. (dikasi stimulus nyeri, tapi ekspresinya
lebay gitu…)
6. Lancinating pain : rasa sakit yang dicirikan sebagai rasa menusuk,
merobek, melesat, atau tajam memotong (dimana nyeri ini memiliki
korelasi dengan nosiseptif)
7. Neuralgia : paroksismal nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan
dari satu / lebih saraf
8. Noxious : mampu menghasilkan kerusakan jaringan
Mengobati Pasien dengan Nyeri
1. Pendekatan pengobatan
- Mengobati pasien secara total untuk mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan kualitas hidup
- Sasaran pengobatan nyeri untuk tanda dan gejala yang spesifik
2. Obat, yang harus diperhatikan :
- Tinggi efikasi ( mujarab gitu)
- Toleransi baik
- Konsentrasi tinggi pada sisi yang cedera
- Konsentrasi plasma
- Spesifik
- Onset cepat dan durasi yang lama
- Kurang / tidak ada efek samping
- Mudah digunakan
- Harga
Tangga Analgesik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Terapi Farmakologi
1. NSAID (obat anti inflamasi nonsteroid)
2. Antidepresan
3. Asetaminofen
4. Kortikosteroid
5. Muscle relaxan
11 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
6. Kolkisin
7. Opioid
8. AED
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Untuk Medikamentosanya :
1. Terapinya
2. Homeostasis
3. Hepar
4. Ren (ginjal)
5. GIT (sistem gastronintestinal)
6. Auditori (pendengaran)
7. Kehamilan
8. Tekanan darah
Terapi Obat Analgesik
1. Analgesic non-opioid, tuk nyeri ringan
Tidak memberi efek ketergantungan secara fisik dan toleransi.
Berubah menjadi analgesia aditif ketika dikombinasikan dengan
opioid. Contoh: NSAIDS, Acetaminophen
2. Analgesic opioid, tuk nyeri menengah/sedang
Contoh: codein, propoxyphene, tramadol, hydrocodone, oxycodone
(dalam kombinasi dengan non opioid).
3. Untuk manajemen nyeri berat.
4. Bisa diberikan morphin, methadone, fentanyl, hydromorphone,
meperidin, dan oxycodone.
5. Analgesic adjuvant
Seperti obat anti-epilepsi, anti-depresan, antihistamin, amfetamin,
steroid, benzodiazepine, sympatholytics, antispasm, neuroleptics.
Acetaminophen
Mempunyai efek anlgesik antipiretik, digunakan untuk nyeri akut.
Memiliki efek central dan perifer (inhibisi COX(H) dan neutrofil(NO)).
Insidensi trauma musket
Terjadi 70-80% pada pasien multitrauma, baik itu tumpul atau
penetrasi. Luka pada ekstremitas atas jarang mengancam nyawa akan
tetapi dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang. Luka berat pada
ekstemitas bawah umumnya dapt menyebabkan kehilangan darah
yang significan. Luka di region femur dan pelvis dapat mengancam
jiwa.
Insidensi/Mortalitas/Morbiditas
Masalahnya tidak hanya terletak pada luka ditulang. Luka lain yang
dapat disebabkan oleh luka tulang :
1. Jaringan lunak 3. Sistem Saraf
2. Vascular 4. Penurunan Fungsi
Strategi Pencegahan
Dapat berupa :
1. Sports training (latihan olahraga)
12 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
2. Seat belt use (pake sabuk pengaman)
3. Child safety seat use (pake tempat duduk khusus anak2 di mobil)
4. Airbag use (pake kantung udara – mungkin yg ad mobil maksudnya)
5. Gun safety and education (edukasi dan keamanan senjata)
6. Motorcycle education and protective equipment (edukasi
pengendara motor dan alat2 perlindungan)
7. Fall prevention (cegah kejadian jatuh), dll Fungsi Sistem Musket
Ada 5 fungsi dari sistem musket yaitu sebagai pendukung, pelindung
organ vital, pergerakan/locomotion, produksi RBC (sel darah merah),
dan penyimpanan mineral-mineral.
Struktur Penyusun Sistem Musket
1. Sendi 4. Tendon
2. Otot 5. Ligamen
3. Tulang 6. Kartilago (tulang rawan)
Fraktur
Merupakan putusnya kontinuitas tulang. Dibagi menjadi:
1. Fraktur tertutup
Masih diliputi oleh kulit
2. Fraktur terbuka
Luka melebar dari permukaan tubuh ke tempat fraktur.
Dihasilkan oleh tulang atau objek lain yang menyebabkan fraktur.
Rawan akan infeksi dan ujung tulang tidak kelihatan
Mekanisme Luka
1. Direct/langsung
2. Patahan terjadi pada titik impact.
3. Indirect/tidak langsung
4. Daya ditransmisikan sepanjang tulang. Luka terjadi pada beberapa
tempat yang dengakat dengan titik impact. Femur, hip, dan fraktu
pelvis berhubungan dengan benturan keras di lutut.
5. Twisting
6. Ekstremitas distalis tidak berubah, terjadi rotasi bagian proksimal,
robekan sehingga terjadi fraktur. Biasanya terjadi saat bermain
sepak bola atau kecelakaan udara.
7. Avulsion
8. Otot dan tendon unit beserta fragmen tulang yang melekat
tertarik dan terlepas dari permukaan tulang.
9. Stress
10. Terjadi pada kaki secara tidak langsung seperti saat berlari dan
berjalan.
11. Pathological
Akibat dari fraktur oleh daya yang kecil.
Etiologi: kanker dan osteoporosis.
Masalah yang Berhubungan Dengan Cedera Musket
1. Hemorrhage/perdarahan
13 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
2. Interupsi suplai darah
3. Disabilitas
4. Instabilitas
5. Luka jaringan lunak
Komplikasi yang Berhubungan Dengan Fraktur
1. Hemorrhage
- Dapat terjadi pada 2 jam pertama.
- Di tibia/fibula(500 ml), femur(500 ml), dan pelvis(2000 ml).
2. Interupsi suplai darah
- Kompresi pada arteri sehingga menurunkan denyut distal,
menurunkan hasil balikan vena.
3. Disabilitas
- Menghilangkan fungsi sensorik dan motorik akibat dari perfusi
jaringan yang inadequate dan cedera saraf langsung.
4. Luka Spesifik
- Dislokasi, amputasi/avulse, luka tabrakan/trauma jaringn lunak.
5. Sprain/terkilir
- Robeknya ligament yang mengelilingi sendi.
6. Strain
- Penarikan/pelebaran otot/tendon yang berlebihan.
Penilaian Musket
Kemungkinan:
1. Luka/kondisi yang mengancam nyawa, termasuk trauma musket
yang membahayakan.
2. Luka pada ekstremitas/mengancam jiwa dan trauma musket
sederhana.
3. Trauma musket yang dan tidak mengancam kehidupan/luka pada
alat gerak.
4. Hanya terisolasi, tidak mengancam jiwa
Penilaian Awal dilakukan ABCD, lalu manajemen faktor-faktor
pengancam nyawa, jangan terlalu lebay pada luka trauma yang
mengancam nyawa/ ekstremitas, dan jangan teralihkan dgn hal-hal
(cedera) besar tapi gak nyebabin cedera muskuloskeletal yang
mengancam nyawa / muskuloskeletal.
6 P dalam penilaian musket:
1. Pain (palpasi, pergerakan, konstan)
2. Pallor (kulit pucat dan capillary refill time rendah)
3. Paresthesia (sensasi tertusuk jarum a.k.a kesemutan)
4. Pulse (berkurang/hilang)
5. Paralysis
6. Pressure
Penilaian muskuloskeletal
Dalam penilaian muskuloskeletal, cedera varkular harus dicurigai pada
semua kasus fraktur ataupun dislokasi. Penilaian dapat dilakukan
dengan 5P, yaitu:
14 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
- Pain (nyeri)
- Pallor (pucat)
- Pulselessness (denyut nadi tidak teraba)
- Paresthesias (baal)
- Paralisis (terjadi kelumpuhan anggota gerak/sulit digerakkan)
Riwayat cedera yang ada
Dapat digambarkan melalui beberapa pertanyaan berikut;
a. Dimana lokasi sakit itu dirasakan?
b. Apa yang terjadi? Dalam posisi apa bagian tubuh itu saat kejadian?
c. Apakah ada dampak langsung?, dan
d. Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma atau fraktur?
Dan yang paling penting, ada palpasi dan inspeksi
1) Pembengkakan/Ecchymosis
Perdarahan atau terdapat cairan pada dearah trauma
2) Deformitas/pemendekan bagian tubuh
Bandingkan dengan ekstremitas yang lainnya, pemendekan bagian
tubuh yang fraktur biasanya dikarenakan terjadi overlap pada
tulangnya, tapi kalo jadi lebih panjang, itu karena terjadi distraksi.
3) Kecacatan
Adanya gerakan tetap tidak menutup kemungkinan adanya fraktur,
mungkin waktu dipalpasi/inspeksi, walaupun ekstremitas masih
bisa gerak, bukan berarti gak fraktur, bisa jadi ada fraktur juga.
4) Kelembutan (tenderness)
Menggunakan dua titik fiksasi ekstremitas dengan palpasi
menggunakan tangan yang lain. Permukaan kulit yang lembut
biasanya menunjukkan lokasi cedera
5) Krepitasi
Termasuk sensai yang mengganggu, dihasilkan oleh gesekan tulang
satu dengan tulang lainnya. Jangan paksa melakukan gerakan – kira
kira seperti itu
6) Tulang yang terbuka
Fraktur dapat terbuka tanpa tulang yang terbuka/terlihat
7) Bahaya utama bukanlah pada tulang , tapi lebih kepada struktur
neurovascular di sekitar tulang
8) Distal to injury, yang dinilai;
warna kulit, temperatur kulit, sensasi, dan fungsi motorik, tapi kalo
gak yakin, bisa dibandingkan dengan ekstremitas yang lain, atau
kalo ragu2, bidai!, karena cedera dalam bidang ortopedi memiliki
prioritas yang rendah pada kebanyakan kasus trauma, tidak semua
jenis fraktur ditemukan di lapangan (di tempat kejadian).
9) Long board (gak ngerti maksudnya apaan?)
Bidai setiap tulang dan sendi, gak boleh buang waktu, dan mesti
fokus pada kondisi kritis.
Manajemen – Umum
1. Immobilisasi Objektif
Mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf/ pembuluh darah
15 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Mengurangi pendarahan dan edema
Menghindari terjadinya fraktur terbuka
Mengurangi nyeri
Imobilisasi awal pada fraktur tulang panjang penting dalam
mencegah emboli lemak
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Fraktur
Membidai sendi, sendi atas dan bawah (dua sendi yg berdekatan)
Membidai hingga ke bagian akhir tulang –maksudnya sampai
bagian akhir tulang yang terkena fraktur-
Tutup secara longgar pada bagian fraktur yang terbuka. (jangan
terik-terik)
Lakukan penilaian neurovascular sebelum dan sesudah membidai.
Mempertahankan bentuk/posisi normal jika mungkin
Mengurangi angulasi/pembentukan sudut pada daerah fraktur
Posisi dari fungsi
Mengatasi nyeri
3. Pembidaian Tubuh
Dalam keadaan pasien yang mendesak, seluruh tubuhnya
distabilkan dengan menggunakan sebuah papan panjang
Fraktur ekstremitas bawah dapat dibidai dengan satu papan
panjang
4. Penanganan nyeri
Hindari manajemen nyeri sampai cedera kepala atau cedera
toraks selesai diatasi.
Sesuai untuk cedera muskuloskeletal yang terisolasi (fraktur /
keseleo / dislokasi)
Kurang Dimanfaatkan
Morfin sulfat dititrasi untuk menghilangkan rasa sakit tanpa
mengurangi Tekanan Darah yang cukup dan ventilasi
Dislokasi
Dislokasi terjadi apabila ada pergeseran ujung tulang dari permukaan
artikulasi pada sendi. Nyeri atau tekanan adalah gejala yang paling
umum dirasakan dan tanda utamanya adalah deformitas serta dapat
mengalami penurunan gerak dari sendi. Saraf dan pembuluh darah
lewat sangat dekat dengan tulang sehingga memungkinkan terjadinya
tekanan pada struktur ini. Pemeriksaan distal yang penting; adanya
denyut nadi, kekuatan denyut nadi, dan sensasi
Manajemen dislokasi
Prinsip fraktur / manajemen dislokasi
1) Biasanya dibidai pada posisi cedera
2) Penilaian neurovaskular sebelumnya, setelah itu baru
pembidaian
3) Upaya penataan kembali dislokasi jika;
sirkulasi distal terganggu
16 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
transportasi yang panjang
4) Hentikan penataan kembali jika nyeri meningkat secara
signifikan atau penolakan ditemui
5) Imobilisasi proksimal. Sendi bagian distal dan tulang
6) Analgesia, aplikasi yang dingin dimungkinkan
Terkilir
Peregangan atau robeknya ligamen di sekitar sendi yang terjadi ketika
sendi terpelintir diluar jangkauan normal gerak. Paling umum yang
sering adalah pergelangan kaki (ankle).
Penanganan terkilir
1) Karakteristik
- Nyeri - Pembengkakan
- Kelembutan - Perubahan warna
2) Biasanya tidak dimanifestasikan dengan deformitas yang nyata
3) Dapat kompresi dengan es, elevasi, immobilisasi
4) Jika ragu, bidai
5) Pertimbangkan juga analgesia
Ketegangan/kejang / sprain
Robek, peregangan unit musculotendonous. Terjadi kekejangan dan
nyeri pada gerakan aktif, biasanya tidak ada deformitas, pembengkakan.
Nyeri terasa pada gerakan aktif, makanya hindari gerakan aktif jika
terjadi ketegangan, terutama pada sendi penyangga berat tubuh.
Penanganan Cedera Otot Minor
1) Aplikasi kompres dingin/panas
- Kompres dingin yang terbaik jika dalam 48 jam pertama, untuk
mengurangi pembengkakan
- Kompres panas yang terbaik jika setelah 48 jam, untuk
meningkatkan sirkulasi
- Tidak ada aplikasi langsung ke jaringan lunak
- Bungkus dengan handuk atau kain kasa
2) Perawatan yang Lain
- Apakah imobilisasi / pembidaian diperlukan?
- Apakah X-ray dibutuhkan?
- Apakah diperlukan tindakan MD? Kunjungan ED?
- Apa jenis transportasi yang dibutuhkan?
Referensi : Buku - Buku neurologi dan ortopedik
Slide kuliah mekanisme nyeri
Selesai juga tentang mekanisme nyeri pada sistem muskuloskeletal.. maaf
kalo ada kesalahan (mohon koreksinya)..
Masih semangat?? Ayo lanjut ke LBP..!!
17 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Mengapa Nyeri Pinggang Bawah menjadi penting untuk di bahas? Ini dia
alasan-alasannya..
Nyeri pinggang (NP) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting pada semua negara.
Dinegara-negara industri, prevalensi NP termasuk yang tertinggi dan
paling membebani masyarakat.
Pada usia kurang dari 45 tahun, NP menjadi penyebab kemangkiran
yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan ke dokter,
urutan ke-lima MRS dan masuk dalam tiga besar tindakan pembedahan.
Pada usia antara 19 sampai 45 tahun, yaitu periode usia yang paling
produktif, NP menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.
Nah ini dia piramida nya.. Bisa
diliat kan, kalo yg konsul ke
dokter umum (calon=kita) tuh
jumlahnya banyak, maka kita
(dokter umum maksudnya)
musti tau penangannya
dengan bener...
Definisi
Jadi, Nyeri itu adalah suatu persepsi, (bukan sesuatu yang
dirasakan/sensasi sebenarnya), sama halnya dng penglihatan &
pendengaran. Nyeri adalah subyektif, sering sulit dideskripsikan dan tidak
ada pengukuran yg obyektif utk mengukur nyeri. Pada umumnya derajat
nyeri diukur dengan menggunakan skala tertentu yg disebut visual
analoque scale (VAS). Kata dokternya sc, kita kasih tau ke pasiennya skala
antara 0-10, di mana 0 tuh nyeri yang paling ringan yang pernah dirasakan,
dan 10 nyeri paling hebat. Si pasien disuruh untuk nentuin rasa nyerinya
itu di angka berapa (ini ditentuin pas kita lagi anamnesis loh..).
Kalo menurut International Assosciation for study of Pain (IASP)
Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yg tidak menyenangkan
yg berhubungan dng kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan
kerusakan jaringan.
Klasifikasi Nyeri
Ada beberapa klasfikasi nyeri di slide kuliah LBP ini, sebenarnya
udah dibahas pas kuliah Nyeri pada sistem muskuloskeletal, tapi rasa tidak
masalah kalo kita ulang lagi. Tapi, pembagiaannya ndak di tulis jelas, kalo
ane ndak salah ingat nyeri di klasifikasikan berdasarkan:
Durasi lamanya. Kalo berdasarkan durasi dia ada tiga, akut, subakut
dan kronik. Sebenarnya yang cuman dijelasin akut sama kronik (karena
LOW BACK PAIN
18 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
susah juga nentuin nyerinya termasuk subakut atau bukan, tapi bisa diliat
dari patokan waktunya)
Nyeri akut merupakan respon fisiologis dan bersifat protektif untuk
menyelamatkan diri bila menghadapi stimulus akut bila stimulus
menimbulkan kerusakan jaringan. Umumnya nyeri akan mereda
dalam beberapa hari minggu. Durasi sampai 7 hari (kata dokternya
antara 7-14 hr itu masih tergolong akut)
Nyeri Subakut. Di slide bilang 7 hari – 3 bulan , tapi dokternya
bilang kalo dalam praktik klinis yang subakut antara 2 minggu – 1
bulan
Nyeri kronik. Bila nyeri telah berlangsung lebih dari 3 bulan, yg
merupakan proses patologik dan tidak protektif lagi. (di bilangnya
sih lebih dari 1 bulan juga udah termasuk kronik).
Berdasarkan tempatnya
Nyeri perifer adalah nyeri yg berasal dari otot, tendon atau pd saraf
perifer itu sendiri. Nyeri yang berasal dari saraf perifer (misal
karena trauma pada saraf) disebut nyeri neurogenik.
Nyeri sentral berasal dari kelainan primer sistem saraf pusat,
misalnya jejas korda spinalis, sklerosis multipel, strok dan epilepsi.
Berdasarkan penyebabnya
Nyeri Nosiseptif. Nyeri akibat trauma jaringan
Nyeri Neuropatik. akibat adaptasi sekunder terhadap jejas (terjadi
gangguan fungsi atau perubahan patofisiologi pada saraf)
Nah, di slide 10 ini ada bagan mengenai mekanisme pelepasan mediator
radang yang menimbulkan nyeri.. (kurang paham juga, kalo ad salah
koreksi sndri ya.. )
Pada saat jaringan tubuh mengalami jejas, maka tubuh akan
merespon dengan adanya peradangan atau bahasa kerennya Inflamasi.
Peradangan ini diawali dengan dikeluarkannya mediator inflamasi seperti
kinin, histamin, H+ dan 5-HT (yang diproduksi oleh platelet), nah mediator
ini akan mengaktifkan nociseptor (reseptor nyeri) sehingga kita bisa
merasakan nyeri. Ternyata mediator kinin ini juga menginduski si
polimorfonuklear dan makrofag untuk melepaskan mediatornyanya lagi,
makrofag dengan TNF-α, dan PMN dengan Prostaglandinnya. Akibatnya
adanya TNF-α, maka di lepaskan la IL-6 dan IL-8, IL-6 akan menginduksi di
lepaskannya IL-1 sehingga menyebabkan siklooksigenase-2 meningkat
akibatnya juga menyebabkan diproduksinya PG nociceptor rasa
nyeri. Sebenarnya COX-2 ini ada di vaskular (fibroblas) yang akan
dilepaskan jika ada jejas pada jaringan, akibatnya ia bisa mempengaruhi
(atau apa la istilahnya) si NGF (Nerve Growth Factor), dari NGF kemudian
menginduksi si sel mast utk memproduksi histamin, karna ada si histamin
balik lagi deh ke siklus sebelumnya. Nah, si IL-8 juga sama, dia
mengaktifkan saraf simpatis sehingga di keluarkan PG. (mudah2an ngerti
yak.. :p)
19 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Kalo di slide sebelumnya jelasin bagaimana mekanisme mediator
nyeri di lepaskan hingga “hinggap” di nociceptor, di slide ini dijelasin
mengenai transfer sinaptik sinyal nyeri dalam korda spinalis, istilahnya sc
mungkin bagaimana sinyal nyeri tersebut bisa diinterpretasikan di otak
(melalui korda spinalis), sehingga muncul persepsi nyeri (yang
berhubungan dengan emosi).
Dimulai dari saraf aferen perifer, ketika terjadi peradangan maka
COX-1 dan COX-2 akan dilepaskan masing-masing siklooksigenase
melepaskan mediator seperti PGD(2), PGE(2), PGF(2alpha) and PGI(2),
mediator ini ditangkap sama reseptornya EP1, EP3, EP4 & IP. Selain itu
bradikinin juga dilepaskan dan ditangkap oleh reseptornya di saraf aferen
perifer ini. Setelah itu, sinyal nyeri akan diteruskan dorsal root sensory.
Disini juga terjadi binding antara prostaglandin denga reseptornya yaitu DP
dan EP2 (baik di saraf aferen perifer maupun di dorsal root, jumlah COX-
2nya banyak). Akhirya sinyal di transfer ke sentral spinal cord hingga
dihasilkan interpretasi nyeri. (sekali lagi, mudah2an ngerti yak.. sambil lihat
bagan nya aja.. )
Nb: PGD(2), PGE(2), PGF(2alpha) and PGI(2) = jenis-jenis prostaglandin
EP1, EP3, EP4 & IP = jenis reseptor, EP1 (prostaglandin E reseptor 1)
Nyeri Pinggang
Akhirnya kita sampai pada materi intinya, Nyeri pinggang. Nyeri
pinggang adalah Nyeri yang dirasakan di daerah pinggang, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler, atau keduanya. Nyeri dapat
terujuk ke daerah lain Atau nyeri yang berasal dari daerah lain dapat
dirasakan di daerah pinggang (referred pain).
Tambahan : Nyeri pinggang bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang di
rasakan pada bagian pinggang bawah,di sebabkan oleh kelainan
sistem muskuloskeletal,sistem neuromuskular, vaskular, viseral, dan
psikogenik. NPB adalah simptom, bukan diagnosis (penyakit). Sejak
kita belajar berdiri dan berjalan kita sudah beresiko mengalami NPB.
Penyebab dari NPB tidak diketahui. NPB bisa terjadi lokal, radikular,
atau keduanya, serta dapat disebarkan ke bagian lain dan sebaliknya,
atau nyeri pada bagian lain bisa disebarkan ke pinggang bawah.
Anatomi Tulang Belakang
Dibagi menjadi otot-otot yang melekat di dekat tulang belakang
(vertebra) dan tulang belakangnya.
Otot. Ada otot yang panjang yang berfungsi untuk pergerakan dan
otot-otot pendek untuk stabilisator. Beberapa otot yang ada di bagian
punggung anatara lain Iliocostalis cervicis, Longissimus capitis, Longissimus
cervicis, intertransversari, Multifidus, Spinalis cervicis, Iliocostalis thoracis,
Iliocostalis lumborum, Spinalis thoracis, Longissimus.
Tulang Belakang. Terdiri dari banyak 139 sendi, 24 diskus. Banyak
bursa, ligamen dan otot. Pada vertebra yang sehat, sendi facet dan diskus
tersusun vertikal, terangkai oleh sistem ligamen yang mendukung
alignment pada pergerakan batas-batas aman.
20 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Tambahan : Bagian bergerak pada tulang belakang dinamakan
segmen junghans, yang terdiri dari diskus intervetrebralis, korpora,
sendi faset, ligamentum, foramen intervertebralis, kanalis verterbralis,
dan otot paravertebralis. Ketika tulang belakang bergerak, tiap elemen
yg terdapat di segmen ini akan berperan aktif. Sebagai contoh, ketika
kita membungkuk (fleksi), hubungan antara si faset ini terangkat dan
meregang, sementara diskus akan tertekan. Penambahan beban akan
menyebabkan kompresi terhadap nukleus pulposus. Gerakan fleksi,
ekstensi, dan rotasi secara berlebihan juga dapat mengganggu
nukleus. Selain bantalan sendi juga terdapat ligamen sebagai
stabilisator pasif yaitu ligamen longitudinal posterior, ligamen
longitudinal anterior, ligamen flavum, ligamen transversalis, dan
ligamen interspinalis.
Ini fungsi masing-masing bagian tulang belakang.
Cervical: kapasitas weight-bearing rendah.
Sendi atlanto-axial dan sendi facet: untuk
memfasilitasi mobilitas
Toraks: terfiksasi sendi kostovertebral
Lumbal: menerima beban tubuh bagian atas
DISKUS
Nah, di tulang belakang ini kan, kita kenal yang namanya DISKUS. Apa sc
diskus itu dan apa pentingnya? Ini penjelasannya..
Diskus itu adalah suatu bantalan fibrocartilaginous (tulang rawan
fibrosa, masih ingatkan histonya?), tersusun oleh air, kolagen dan
proteoglikan (PG). Substansi PG ini penting karena dapat menarik dan
menahan air. Diskus ini tersusun oleh suatu annulus fibrosus dan sebuah
nucleus pulposus.
Fungsinya si Diskus adalah meredam kejutan perubahan beban berat
yang berlebihan maupun pada aktivitas normal pada spinal dan Diskus
memungkinkan beberapa pergerakan vertebra seperti ekstensi dan fleksi.
Anulus Fibrosus
Kalo yang ini merupakan struktur mirip ban radial yang kuat dan
membentuk lamela; lembaran serabut kolagen konsentrik. Annulus
fibrosus melingkupi nucleus pulposus. Nucleus pulposus mengandung
bahan mirip jel yang tahan thdp kompresi. Jumlah air dalam nukleus
bervariasi tergantung aktivitas.
Cek aja gambarnya...
Nah, Huruf A di situ adalah Nerve/spinal cord dan sheath (dura) yang
merupakan Jaringan sensor nyeri pada tulang belakang. Saraf tulang
belakang ini mempunyai Cabang serat saraf besar yang menuju tungkai
A
21 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
bawah dan tungkai atas dan Cabang serat saraf kecil yang mempersarafi
tulang belakang. Di lindungi oleh Sepasang otot punggung (erector spinae),
tulang, ligamen, dan sendi
Penyebab Nyeri Pinggang
Mekanikal/degenerative. Misalnya dari Otot & ligament, Diskus atau
ada Kompresi saraf atau cauda equina
Peradangan. Misalnya, Ankylosing spondylitis, Rheumatoid arthritis
(jarang)
Infeksi. Misalnya, Bacterial osteomyelitis, Tuberculous osteomyelitis,
Epidural abscess
Neoplasma. Misalnya, Myeloma multiple, Kanker (sekunder/primer)
Penyakit tulang. Misalnya, Osteoporosis, Osteomalacia, Penyakit Paget
Lain-lain. Ginekologik, Neurologik, Ginjal dan Vascular ‘claudication’.
Oke, mari kita pelajari cara menegakkan diagnosis nyeri pinggang..
Yang pertama, anamnesis. Nah, selama proses anamnesis yang mesti kita
tanyain adalah
1. Onset nyeri alias kapan rasa nyeri pasien biasanya muncul. Contoh :
setiap hari atau pada saat beraktivitas
2. Lokasi nyeri, bisa di tempat yang spesifik atau rasa nyerinya menjalar
(mungkin nyeri neuropatik)
3. Tipe dan karakter nyeri alias gimana rasa nyerinya, tajam atau tumpul
4. Faktor yang memperberat dan meringankan.
Misalnya makin sakit kalo naik turun tangga (faktor yang
memperberat), dan agak mendingan kalo istirahat (faktor
memperingan)
5. Riwayat medis, si pasien itu pernah menderita sakit apa, atau pernah
punya riwayat trauma gak.
6. Stressor psikososial di rumah atau tempat kerja
Tanda-tanda yang mesti diperhatikan selama melakukan anamnesis yaitu
1. Usia pasien lebih dari 50 tahun
2. Adanya demam (kemungkinan penyakitnya sistemik)
3. Terjadi penurunan berat badan (tanda penyakitnya bersifat sistemik)
Yang kedua, pemeriksaan fisik. Kalo tadi kan kita nanya2 pasien, sekarang
kita periksa pasiennya langsung. Yang mesti diperiksa adalah
1. Intensitas nyeri, pakai skala analog visual (visual analog scale /VAS)
2. Pemeriksaan tulang belakang yang meliputi
a. Observasi postur (lordosis, kifosis, skoliosis) dan gaya berjalan
b. Palpasi, range of motion (ROM)
c. Tes mobilitas
3. Pemeriksaan neurologi
4. Pemeriksaan abdomen, pelvis dan rektum *tambahan dari buku IPD (kalo mo baca dgn bahasa resminya di IPD ya..),
gaya berjalan ada banyak, diantaranya:
1. Antalgic gait : jalan sambil nahan sakit
22 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
2. Tredelenburg gait : panggul turun saat jalan (normalnya kan panggul
naik pas fase swing)
3. Waddle gait : gaya berjalan tredelenburg bilateral sehingga pasien
akan berjalan dengan pantat bergoyang.
4. Gaya berjalan paraparetik spastik : tungkai mengalami fleksi dan
ekstensi secara kaku dan jari2 kaki mencengkeram kuat
5. Gaya berjalan paraparetik flaksid : jalannya jinjit
6. Hemiparetic gait : tungkai yang parese (sakit) akan digerakkan ke
samping, lalu diayunkan kedepan (jalannya setengah lingkaran)
7. Cerebelar gait / broad base gait : jalannya terhuyung-huyung
8. Parkinson gait : langkah kaki pendek2, perlahan, setengah diseret,
dan tertatih-tatih.
9. Scissor gait : kedua tungkai bersikap genu valgum sehingga lutut yg
satu berada bergantian di depan lutut yang lainnya
Yang ketiga, pemeriksaan neurologik yang meliputi :
1. Tanda rangsang meningeal. 3 metode yang digunakan, yaitu
a. Straight leg raise test (SLR)/ Lasegue untuk mengetahui adanya
gangguan di radiks saraf lumbal 5 atau sakral
b. Reversed lasegue untuk mengetahui adanya gangguan di radiks
lumbal atas.
c. Sitting knee extension untuk mengetahui adanya lesi ischiadicus
2. Tes motorik
3. Tes sensorik
4. Tes otonom
5. Tanda patrick untuk melihat lesi coxae dan tanda kontra patrick untuk
melihat lesi sakroiliaka
Yang keempat, pemeriksaan motorik. Yang mesti dinilai adalah
1. Cara berjalan : normal, pincang atau diseret
2. Kekuatan motorik yang meliputi pemeriksaan
a. M. Quadriceps yang dermatomnya di lumbal 2 - lumbal 4
b. Dorsofleksi kaki (pake M.tibialis anterior) yang dermatomnya di
lumbal ke 4-5
c. Ekstensor jempol kaki dengan dermatom di lumbal ke 5
d. Plantarfleksi kaki dengan dermatom di sakral 1 - sakral 2
e. Dll.. *di sobotta dan neuroanatomi snell ada ngebahas tentang
dermatom secara lengkap..
*Apa fungsinya kita tau dermatom? Jadi misalnya ada gangguan
gerak buat dorsofleksi kaki (prime mover dorsofleksi kaki =
m.tibalis anterior), jadi kita tahu lesinya di lumbal ke 4-5
Yang kelima, pemeriksaan penunjang yang meliputi :
1. Neurofisiologik , diantaranya : (*maaf gak dijelasin satu2, soalnya agak
kurang ngerti juga ttg pemeriksaan saraf ini)
- NCV (nerve conduction velocity)
- Needle EMG (electromyogram)
- Somatosensory evoked potential
23 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
2. Radiologik, yaitu :
- Foto polos lumbosakral
- CT-Scan, MRI, Mielo-CT
3. Laboratorium
- LED (laju endap darah), CRP (C-reactive protein), DPL, urinalisa
(pemeriksaan urin)
Indikasi untuk pemeriksaan radiologik dengan foto polos adalah
1. Usia pasien lebih dari 50 tahun
2. Ada defisit motorik
3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
4. Ada dugaan ankylosis spondilitis
5. Riwayat penyalahgunaan obat dan alkohol
6. Adanya riwayat kanker
7. Suhu tubuh lebih dari 37,5oC
8. Tidak ada perbaikan / kesembuhan dalam 1 bulan
Mari kita bahas tentang beberapa jenis nyeri pinggang..
1. Nyeri pinggang sederhana / non spesifik
- Merupakan bentuk nyeri pinggang tersering (85%)
- Akibat stres postural dan mekanikal pada spinal dan struktur
paraspinal
- Mengenai usia 20-55 tahun (usia produktif)
- Pasien tampak sehat, prognosis baik, 90% sembuh dalam 6 minggu
- Kelainan yang mendasari timbulnya nyeri ini adalah
Jejas jaringan lunak, yaitu : otot, tendon, ligamen, saraf
Sprain dan strain
Spasme otot (kekakuan otot)
- Nyeri timbul di daerah lumbosakral, bersifat mekanikal
- Nyeri bervariasi dengan aktivitas fisik, memberat dengan
pergerakan
- Nyeri pada bokong, paha, dan menjalar ke kaki yang bersifat non-
dermatom
- Nyeri berkurang dengan berbaring dengan posisi panggul dan lutut
difleksikan
- Pemeriksaan neurologi normal
- Radiologi : non spesifik (gak ada gambaran khas dari nyeri
punggung ini)
- Tatalaksana konservatif :
Edukasi pasien :
Prognosis yang baik untuk kesembuhan
Aktivitas fisik ringan tidak membahayakan
Aktivitas fisik terkontrol, latihan
Terapi obat
Yang dianjurkan : NSAID (buat ngilangin rasa nyeri)
Optional (boleh iya, boleh nggak) : muscle relaxant, opioid
selama kurang dari 2 minggu
Yang tidak dianjurkan : opioid lebih dari 2 minggu, steroid
oral, antidepresan
24 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Fisioterapi
Menurut WHO, ada urutan pemberian obat pengurang nyeri (analgesik)
sesuai kadar nyerinya yaitu
2. Nyeri Pinggang dengan Tanda Neurologi (Nyeri Pinggang Mekanikal)
- Penyakit yang menimbulkan rasa nyeri pinggang akibat gangguan
saraf, diantaranya
a. HNP (herniasi nukleus pulposus)
b. Spondilolistesis
c. Spondilolisis
d. Spinal stenosis
- Nyeri menjalar ke kaki atau jari kaki
- Adanya mati rasa dan paraesthesia (kesemutan)
Pada distribusi = distribusi saraf skiatika
- Pemeriksaan SLR sering positif
Dengan tanda-tanda neurologis terlokalisasi
- Prognosis umumnya cukup baik
50% sembuh dari serangan akut dalam 6 minggu
Perbandingan nyeri pinggang mekanikal pada beberapa penyakit :
Strain otot
Spondilo-listesis
Hernasi diskus
OA Stenosis
spinal Usia 20-40 20-30 30-50 Diatas 50 Diatas 60
Pola nyeri
- Lokasi
awal
- Onset
- Berdiri
- Duduk
- Fleksi
- Ekstensi
- SLR/
laseque
Foto polos
Pinggang
Akut
+
-
+
-
-
-
Pinggang
Perlahan
+
-
+
-
+
Pinggang
Akut
-
+
+
-
+
-
Pinggang
Perlahan
+
-
-
+
-
+
Kaki
Perlahan
+
-
-
+
+ (stres)
Sebelum bahas ttg nyeri nya, kita pelajari dulu saraf nya (yg normal)...
Sekilas tentang Saraf skiatika alias nervus ischiadicus
Saraf ini dimulai dari lumbal ke 4, lumbal ke 5, dan beberapa segmen
pertama sakrum, trus keluar melalui foramen skiatika dibawah otot
piriformis (bagian lateral paha) yang dipakai untuk ekstensi panggul dan
bagian bawah gluteus. Secara vertikal, saraf ini turun ke belakang paha dan
mempersarafi hamstring dan kaki.
25 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Lanjut ke ischialgia (nyeri skiatika)...
- Nyeri ini biasanya timbul pada salah satu sisi tubuh.
- Biasanya nyeri ini rasanya tumpul, tajam, dan kayak terbakar.
- Nyeri intermitten (munculnya cuma kadang-kadang) mulai dari bokong
ke belakang atau samping paha, dan kaki.
- Kadang-kadang berupa tingling (rasa geli) dan kesemutan
- Duduk dan berdiri mungkin sangat nyeri dan sulit, penderita ischialgia
lebih memilih berbaring soalnya bisa ngurangi rasa sakit
- Batuk dan bersin dapat meningkatkan intensitas nyeri
Herniasi Nukleus Pulposus (HNP)
Nukleus pulposus adalah bagian yang menonjol
keluar melalui anulus fibrosus. Jadi kalo ada
herniasi, nukleus pulposusnya keluar dan kena
saraf yang ada di sekitar situ. Biasanya terjadi
pada bagian lateral kanal spinal.
HNP biasanya timbul pada usia 30-50 tahun. Rasa nyeri dirasakan saat
fleksi tubuh, faktor pemberatnya adalah membungkuk atau duduk, faktor
yang meringankan adalah berdiri. HNP ini seringkali terjadi pada diskus
intervertebralis antara lumbal ke 4 dan lumbal ke 5 (L4-L5), dan antara
lumbal ke 5 dan sakral pertama (L5-S1). Tanda klinisnya timbul adalah
hasil tes SLR/ laseque (+), ada kelemahan, refleks asimetri (antar kanan
dan kiri, refleks yang dihasilkan beda-beda).
Kan tadi udah dijelasin bahwa HNP bisa terjadi di L4-L5 dan L5-S1, dan
ternyata, gejala yang ditimbulkan beda loh....
HNP pada diskus intervertebralis L4-L5
- Timbul nyeri pada pinggang, panggul, paha lateral, dan kaki
- Ada kelemahan dorsofleksi kaki dan jari kaki
HNP pada diskus intervertebralis L5-S1
- Timbul nyeri pada paha posterior, tungkai bawah lateral, & kaki
- Ada kelemahan eversi dan fleksi plantar kaki
- Penurunan refleks tendon achilles
HNP yang berat bisa nyebabin kelemahan otot yang berat lebih
menguntungkan bila dilakukan intervensi bedah. Kelemahan otot berat
meliputi adanya kelemahan otot progresif, foot drop, kelemahan fleksi
panggul, dan ekstensor lutut.
Cara ngediagnosis HNP (standar sih...) adalah anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Trus gimana terapinya? Ada 5 terapi
HNP yaitu terapi fisik, fisioterapi, obat OAINS, steroid oral, dan injeksi
epidural.
Selain 5 terapi diatas, ternyata HNP punya terapi konservatif yang
dilakukan jika tidak ada sindroma kauda equina atau defisit neurologi
progresif. Terapi awal mirip dengan terapi pada nyeri pinggang non-
spesifik. Lamanya kesembuhan + 6 bulan, kalo lebih dari 6 minggu, harus
dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan. Baring itu tidak
26 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
mempercepat kesembuhan, walau baring ini sendiri dapat mengurangi
rasa sakit.
Degeneratif Diskus Lumbal
Nah, ini merupakan salah satu nyeri pinggang kronik. Berarti kalo kena
yang namanya Degeneratif Diskus Lumbal ini, masa nyerinya udah lebih
dari 3 bulan atau rasa nyeri ini berulang-ulang atau dapat kambuh kembali.
Buat belajar dan supaya gak nyebut panjang-panjang, kita singkat aja jadi
DDL yah. (tapi jangan dibaca “dodol”) ini sekedar buat tambahan aja,
mau dibaca ya monggo..
Pada dasarnya, Diskus intervertebralis ini akan mengalami perubahan sifat
ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun
oleh fibrokartilago dengan matriks gelationous. Sedangkan pada orang tua
akan menjadi fibrokartilago yang padat tak teratur. Nah, pada diskus
lumbal bawah ini paling sering kena stress mekanik paling berat (disini juga
tumpuan weight bearing paling utama).
DDL ini terjadi akibat tidak adanya suplai darah pada piringan vertebra,
sehingga tidak dapat sembuh sendiri.
Pada DDL ini, bagian diskus akan kolaps atau
terbenam ke dalam suatu posisi yang stabil
(kalo di gambar, keliatan semakin
menyempit tapi strukturnya tidak bergeser).
Hal ini menyebabkan adanya penekanan ke ruang antar vertebra.
Di bagian depan sudah dijelaskan bahwa jika terjadi LBP, maka
kemungkinan terjadi suatu peradangan. Nah peradangan ini jika
menimbulkan luka (perlukaan), maka akan semakin melemahkan piringan
vertebra dan menimbulkan pergerakan mikro yang kecil-kecil. Lama-
kelamaan bisa mengiritasi daerah di sekitarnya, dan akibatnya…..timbullah
nyeri punggung.
Spinal Stenosis Spinal stenosis ini terjadi karena penyempitan kanal dalam tulang belakang
yang berisi saraf tulang belakang (penyempitan
kanal spinal). Hal ini menyebabkan saraf pada
vertebra sebelah bawah tertekan dan
menimbulkan rasa nyeri.
Kompresi pada saraf lumbosakral ini bisa
disertai keluhan atau tanpa keluhan.
Menyempitnya kanal spinal ini disebabkan oleh proses degenerasi
(hypertrophic degenerative facet) dan biasanya disertai dengan penebalan
pada ligamentum (penebalan ligamentum flavum).
**(tambahan)Biasanya, gejala klinik yang timbul adalah adanya klaudikasio
intermitten yang disertai rasa kesemutan dan pada saat penderita istirahat
maka rasa nyeri masih tetap ada.
Karakteristik spinal stenosis ini antara lain :
27 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Terjadi pada usia >50 tahun.
Nyeri pinggang dsampai tungkai bawah, seringkali bilateral.
Nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, seperti menikam
Factor yang memperberat adalah berjalan. Namun nyeri dapat
berkurang dengan duduk.
Tanda klinis : sedikit penurunan ekstensi tulang belakang, klaudikasio
neurogenik, ischialgia.
Nah, pada penderita spinal stenosis ini, kan terjadi penebalan
pada ligamentumnya. Makanya pada saat dia berjalan akan
terasa sangat nyeri. Karena ligament yang menebal ini dapat
menekan saraf dan membuat terasa sangat nyeri. Makaya kalo
penderita stenosis spinal ini mau berjalan, dia akan memilih posisi tubuh
membungkuk untuk menghindari terjadi penekanan saraf saat sedang
berjalan.
**Kata dokter fitri kemarin, spinal stenosis ini kebalikan dari HNP.
Kalo HNP penderita lebih enakan kalo berdiri, Kalo spinal stenosis
penderita lebih enakan kalo membungkuk.
Klaudikasio Neurogenik
Nah, tadi kan ada disinggung sedikit kalo salah satu tanda klinis untuk
spinal stenosis ini adalah klaudikasio neurogenik. Apakah itu???? Cekidot…
Klaudikasio neurogenik ini terjadi pada saat berjalan atau berdiri lama.
Laki-laki lebih sering terkena daripada wanita. Menyerang pada usia >50
tahun. terjadi secara berangsur-angsur atau sedikit demi sedikit (gradual).
Jika sudah pada tahap yang parah, akan menyebabkan penurunan
kemampuan jarak berjalan sampai tercapai zona yang aman (kalo kata
dokter fitri, penderita ini bisanya baru jalan 1meter aja udah capek, baru
jalan udah berhenti). Biasanya mampu berjalan minimal hanya 100m,
lambat laun akan menurun. (gak mampu jalan jauh-jauh).
Terapi stenosis Lumbal
Analgetik : OAINS
Fisioterapi (bisa berupa terapi panas/dingin. Misalnya dengan
menaruh kantung dingin pada punggung sehingga dapat mengurangi
nyeri).
Injeksi kortikosteroid epidural
Pembedahan laminektomi epidural
Spondilolistesis
Spondilolistesis menggambarkan suatu
pergeseran vertebra atau pergeseran
kolumna vertebralis yang berhubungan
dengan vertebra di bawahnya.
*Spondilolistesis menunjukkan suatu
pergeseran kedepan satu korpus vertebra
bila dibandingkan dengan vertebra yang
terletak dibawahnya. Umumnya terjadi pada
pertemuan lumbosacral (lumbosacral joints) dimana L5 bergeser (slip)
28 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
diatas S1, akan tetapi hal tersebut dapat terjadi pada tingkatan yang lebih
tinggi.
Pada spondilolistesis biasanya korpus vertebra (biasanya L5 tergeser ke
depan).
Spondilolistesis ini paling sering terjadi pada L4-L5. Jika tertekuknya radiks
L5 maka dapat menimbulkan nyeri radikuler.
Spondilolistesis ini paling sering terjadi pada pesien yang :
Mengangkat beban berat
Pemain sepak bola
Mengalami trauma
Nyeri dapat memberat saat beraktivitas dan ekstensi spinal dan dapat
berkurang dengan fleksi. Nyeri berkurang ketika pasien memfleksikan
tulang belakang dengan duduk. Fleksi memperbesar ukuran kanal/saluran
dengan menegangkan ligamentum flavum, mengurangi overriding lamina
dan pembesaran foramen. Hal tersebut mengurangi tekanan pada cabang
akar saraf, sehingga mengurangi nyeri yang timbul.
Dapat terjadi pada usia berapa saja, namun paling sering pada usia tua.
*Spondilolistesis mengenai 5-6% populasi pria, dan 2-3% wanita.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui :
Anamnesis
Nyeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala
khas. Umumnya nyeri yang timbul berhubungan dengan aktivitas.
Aktivitas membuat nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan
dapat menguranginya. Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan
tulang belakang merupakan ciri spesifik. Gejala neurologis seperti nyeri
pada bokong dan otot hamstring tidak sering terjadi kecuali jika
terdapatnya bukti adanya subluksasi vertebra. Keadaan umum pasien
biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak
berhubungan dengan penyakit atau kondisi lainnya.
Pemeriksaan fisik (penjelasannya buat tambahan, biar ada yang dibaca)
*Postur pasien biasanya normal, bilamana subluksasio yang terjadi
bersifat ringan. Dengan subluksasi berat, terdapat gangguan bentuk
postur.
Pergerakan tulang belakang berkurang karena nyeri dan terdapatnya
spasme otot. Penyangga badan kadang-kadang memberikan rasa nyeri
pada pasien, dan nyeri umumnya terletak pada bagian dimana
terdapatnya pergeseran/keretakan, kadang nyeri tampak pada
beberapa segmen distal dari level/tingkat dimana lesi mulai timbul.
*Ketika pasien diletakkan pada posisi telungkup (prone) di atas meja
pemeriksaan, perasaan tidak nyaman atau nyeri dapat diidentifikasi
ketika palpasi dilakukan secara langsung diatas defek pada tulang
belakang. Nyeri dan kekakuan otot adalah hal yang sering dijumpai.
Pada banyak pasien, lokalisasi nyeri disekitar defek dapat sangat mudah
diketahui bila pasien diletakkan pada posisi lateral dan meletakkan kaki
mereka keatas seperti posisi fetus (fetal position). Defek dapat
diketahui pada posisi tersebut. Fleksi tulang belakang seperti itu
membuat massa otot paraspinal lebih tipis pada posisi tersebut. Pada
29 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
beberapa pasien, palpasi pada defek tersebut kadang-kadang sulit atau
tidak mungkin dilakukan.
Pemeriksaan neurologis terhadap pasien dengan spondilolistesis
biasanya negatif.
Pemeriksaan penunjang : foto polos pandangan lateral
*Foto polos vertebra lumbal merupakan modalitas pemeriksaan awal
dalam diagnosis spondilosis atau spondilolistesis. X ray pada pasien
dengan spondilolistesis harus dilakukan pada posisi tegak/berdiri. Film
posisi AP, Lateral dan oblique adalah modalitas standar dan posisi
lateral persendian lumbosacral akan melengkapkan pemeriksaan
radiologis. Posisi lateral pada lumbosacral joints, membuat pasien
berada dalam posisi fetal, membantu dalam mengidentifikasi defek
pada pars interartikularis, karena defek lebih terbuka pada posisi
tersebut dibandingkan bila pasien berada dalam posisi berdiri.
Terapi Spondilolistesis
Sering dokter menggunakan satu pengobatan atau kombinasi beberapa
jenis pengobatan dalam rencana terapi pada pasien, dengan pemberian
analgetik untuk mengontrol nyeri. Hal tersebut bervariasi dari pemberian
ibuprofen hingga acetaminofen, akan tetapi pada beberapa kasus berat,
NSAIDs digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan inflamasi yang
dapat terjadi. Jadi terapi untuk spondilolistesis tingkat rendah masih
bersifat konservatif, dengan istirahat/immobilisasi pasien dan pemberian
anti-inflamasi secara bersamaan. Meskipun demikian, pada beberapa
kasus, intervensi bedah mungkin dibutuhkan.
Terapi konservatif :
Istirahat 2-3 hari
Pembatasan aktivitas penyebab stress pada lumbal (misal angkat beban
berat)
Fisioterapi
Oains
Brace/korset
Terapi pembedahan:
Intervensi bedah
o Jika ada deficit neurologic
o Terapi konservatif gagal
*Terapi pembedahan hanya direkomendasikan bagi pasien yang sangat
simtomatis yang tidak berespon dengan perawatan non-bedah dan dimana
gejalanya menyebabkan suatu disabilitas.
Jika gejala dapat secara langsung diketahui akibat dari defek pada pars
interartikularis, dan kemudian repair secara pembedahan terhadap defek
tersebut, melalui beberapa prosedur pembedahan, akan dapat
mengurangi nyeri yang disebabkan oleh defek tersebut. Tujuan terapi
adalah untuk dekompresi elemen neural dan immobilisasi segmen yang
tidak stabil atau segmen kolumna vertebralis. Umumnya dilakukan dengan
30 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
eliminasi pergerakan sepanjang permukaan sendi (facets joints) dan diskus
intervertebralis melalui arthrodesis (fusi).
Nah, selanjutnya ini ada tabel-tabel yang kalo dijelasin pake kata-kata
nanti malah tambah panjang dan bisa-bisa jadi ribet. Teman-teman bisa
baca sendiri yah.. lebih afdhol kalo dihapalin.. (siapa tahu kan ada soalnya
keluar dari tabel atau diagram ini) hehe….
Intervensi pasif :
Pendekatan secara multidisipliner
Terapi Waktu untuk berefek
Frekuensi terapi Durasi optimal
Program restorasi fungsional
4-6 minggu 2-6 kali/minggu 6-12 minggu/4 bulan
Program penguatan kerja
2-4 minggu 2-5 kali/minggu 4-6 minggu Durasi maksimum 2-3 bulan
Klinik nyeri 3-8 minggu 2-7 kali/minggu/4 minggu
Outpatient :6-12 minggu Inpatient : 3-4 minggu
Setelah itu 2-3 kali/minggu
Alur penatalaksanaan nyeri pinggang akut :
31 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Wush… Akhirnya selesai juga kita membahas tentang Low Back Pain alias
Nyeri Pinggang Bawah. Maaf yah teman-teman kalo bahasannya tidak
begitu lengkap. Mudah-mudahan dapat dipahami…
Selamat belajar…. Semangat buat sumaif 2…….
GenderMan 2010.. BISA… !!!!!
Referensi : Buku-buku neurologi dan buku ortopedik
Slide Kuliah Low Back Pain
Pada sistem muskuloskeletal biasanya dibutuhkan pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit maupun kelainan
seperti pemeriksaan radiologi (pencitraan). Modalitas pencitraan pada
sistem muskuloskeletal antara lain :
1. Konvensional radiografi (foto polos)
Foto polos memberikan evaluasi yang cepat untuk menilai trauma
(fraktur), penyakit sendi, keselarasan tulang, dan tumor tulang. Foto
polos memberikan gambaran yang menyeluruh dan detail struktur
tulang yang baik. Foto polos merupakan evaluasi radiologi awal untuk
dilakukan pemeriksaan radiologi yang lebih canggih. Foto polos
memerlukan 2 posisi atau lebih.
Yang harus dinilai pada foto polos ada 4, yaitu:
a. Jaringan lunak c. Trabekulasi
b. Korteks d. Sendi
:oPada sistem musket biasanya yang digunakan adalah foto polos :o
2. Tomografi komputer (CT scan)
CT scan sangat baik untuk menilai fraktur dan perluasan dari kelainan
tulang ke jaringan lunak ataupun ke rongga medulla. Selain itu juga
dapat menilai kelainan tulang intramedullar.
Foto polos dan MRI lebih efektif daripada CT scan.
RADIOLOGI
32 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
3. MRI (magnetic resonance imaging)
MRI memberikan gambaran jaringan lunak dan resolusi yang baik
untuk pencitraan musculoskeletal dan diterapkan untuk menilai soft
tissue mass, tumor tulang, penyakit sendi dan kelainan sumsum
tulang.
4. Kedokteran nuklir (bone scan)
Bone scan dapat digunakan untuk deteksi dini osteomyelitis, stress
fracture, osteonecrosis, tumor tulang dan metastasis. Bone scan
sangat sensitif tetapi tidak spesifik (ga terlalu ngerti yang neh,, ntr cari
lg y~ hehe). Bone scan dapat menilai seluruh tulang.
5. Arthrografi
Pencitraan sendi dengan menyuntikkan zat kontras
6. Ultrasonografi
Untuk menilai superficial soft tissue tumor, sendi, dan tendon.
Trauma pada musculoskeletal dapat terjadi pada tulang yang dapat
menyebabkan fraktur pada tulang tersebut, cedera pada ligament, dan
kerusakan kartilago sela sendi.
Untuk evaluasi fraktur, dapat dengan foto polos yang mencakup 2 sendi di
atas dan di bawah lokasi fraktur (misal : fraktur pada femur, jadi foto polos
dibuat dari sendi coxae sampe sendi yang ada di regio genu). Foto polos
dibuat minimal 2 proyeksi : anterior-posterior dan lateral.
Dari foto polos tulang yang dibuat, dapat diketahui :
- kedudukan anatomis tulang
- Pola/bentuk fraktur
- Keselarasan
- Soft tissue
Jenis-jenis fraktur (gambarnya bisa diliat di slide y):
a) Simple transverse fracture
b) Comminuted fracture
c) Oblique
d) Spiral fracture
e) Longitudinal fracture
f) Impacted fracture
g) Depressed fracture
Keselarasan fraktur :
a) Medial displacement
b) Laterall displacement
c) Varus
d) Vagus
e) Internal rotation
f) External rotation
Fragmen tulang yang fraktur dapat mengalami overlap (fragmen
tumpang tindih) dan distraksi (fragmen berpisah). Fraktur pada humerus
dan femur sering terjadi overlap karena adanya kontraksi otot yang sangat
kuat pada tulang tersebut.
33 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Antero-Posterior View
Axillary View
Lisfranc’s fracture merupakan fraktur dislokasi ke lateral pada regio pedis
tepatnya di metatarsal joint-antara tarsal dan metatarsal.
Selain itu, ada fraktur lainnya juga, yaitu:
1. Fraktur Colles: fraktur radius bagian distal (sampai 1 inci dari ujung
distal) dengan angulasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke
radial. Dapat bersifat comminuted, dapat disertai fraktur prosesus
stiloid ulna.
2. Fraktur Smith: fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau
dislokasi fragmen distal ke voler.
3. Fraktur Bennet: fraktur dislokasi pada basis metacarpal I.
4. Fraktur Monteggia: fraktur ulna bagian proksimal dengan dislokasi
kaput radii.
5. Fraktur Galeazzi: fraktur radius bagian distal dengan dislokasi ulna
bagian distal.
Ada juga nih dislokasi pada bahu yang klo pada gambar bisa dilihat dari
posisi AP dan Axillary view (craniocaudal).
1. Dari posisi AP, caput humerus tertahan pada rotasii
internal.
2. Dari axillary view, . Tekniknya:
Diambil dari posisi lengan yang abduksi, tidak
harus sampai 90 derajat.
Sumber sinar diletakkan di bagian atas bahu
Lengan yang udah cukup abduksi tadi bakalan ngasih jalan buat
sinar radiografiknya ngelewatin dada dan lengan yang tegak lurus
ke sumber sinardari bahu.
Proses penyembuhan tulang, dilihat dari gambar:
A. Kelihatan klo itu fraktur oblik di corpus femoris.
B. Dalam 2 minggu, kalus atau jaringan penyambung tulang yang gak
teratur mulai bikin batas yang jelas melalui proses penulangan
endokondrial. Mineral terus-menerus ditimbun sampai tulang benar-
benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat
elektronegatif.
C. Pada minggu ke-4, jelas banget mulai keliatan hasil kerja si kalus ini.
D. 3 bulan pasca trauma, terlihat lapisan kalus yang padat di fragmen
tulangnya sepanjang permukaan luarnya dan frakturnya uda mulai
hilang.
34 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Selanjutnya ada gambar yang nunjukin perbedaan mencolok antara True
Spondylitshesis dan Pseudospondilisthesis. Bedain keduanya dilihat dari
level of slip-nya, dimana:
True Spondylitshesis
ada defek atau fraktur pada pars
intercularis antara L5 dan S1
Pseudospondilisthesis
ada intak pada pars particularis
antara L4 dan L5 (lebih superior)
Fraktur Nonunion fraktur yang penyembuhan tulangnya gak
terjadi setelah beberapa waktu, di mana normalnya tulang tersebut
seharusnya sudah menyatu.
A. Fraktur comminuted tibia dan fraktur tranversal fibula 3 minggu setelah
trauma tanpa pembentukan kalus.
B. 8 bulan berikutnya, kelihatan klo frakturnya belum nyatu sempurna.
C. Fraktur Nonunion yang uda lama, tetep keliatan tulangnya gak
sempurna.
Klo yg di sebelah ini terjadi pada os radius,
namanya fraktur malunion, dia itu
penyembuhan tulangnya pada posisi yang gak
anatomis. Biasanya karena penanganan yang
kurang adekuat sehingga menyebabkan gangguan fungsional dan estetik.
Beberapa contoh malunion adalah malrotasi (terjadi pada fraktur spiral
atau oblik), angulasi, dan pemendekan (shortening).
Fraktur Linear, kali ini pada ossa cranii.
Fraktur linear pada os parietal memanjang ke
arah posterior sampai ke os occipital. Fraktur
impresi biasanya disertai kerusakan jaringan
otak dan pada foto terlihat sebagai garis atau 2
garis sejajar dengan densitas tinggi pada tulang
tengkorak. Fraktur linear juga jangan disangka
sutura atau pembuluh darah ya, harus bisa bedain. Biasanya garis fraktur
lebih radiolusen daripada pembuluh darah dan arahnya gak teratur.
Klo yang ini garis frakturnya lebih panjang lagi,
fraktur linear yang memanjang ke arah posterior
dari daerah parietal ke os temporal. Biasanya
fraktur ini disebabkan pukulan traumatis,
kecelakaan kendaran bermotor, terjatuh.
35 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Fraktur depresi comminuted tulang tengkorak, biasanya karena trauma
hebat yang kena tempurung kepala sampai terjadi overlapping depresi
tulangnya fraktur ke medial, ini gambarnya:
Fraktur kompresi pada vertebra torakal ke-12
Klo gambar yang B ini kelihatan
klo yang lingkaran merah itu
vertebra yang kena depresi
sehingga gambarannya gak rata.
Sedangkan yang lingkaran biru
itu vertebra yang masih aman.
Gambar di samping ini
menunjukkan fraktur retak pada
lumbal ke-2. Pada daerah
torakolumbal dan lumbal,
mekanisme truma dapat bersifat
fleksi, ekstensi, rotasi, atau
kompresi vertical. Trauma fleksi
merupakan yang paling sering dan
menimbulkan fraktur kompresi (paling sering yang ini terjadi di T ke-10
sampai L-1)
Gambar di samping menunjukkan
fraktur pada daerah torakal.
Fraktur vertebra torakal bagian
atas dan tengah jarang terjadi,
kecuali trauma berat atau ada
osteoporosis. Karena kanalis
spinalis di daerah ini sempit, maka
sering disertai keluhan neurogenic.
Mekanisme trauma biasanya bersifat kompresi (fraktur kompresi vertebra)
atau trauma langsung (fraktur elemen posterior vertebra, korpus vertebra,
dan vertebra di dekatnya).
Selanjutnya, gambar yang di
samping ini adalah fraktur yang
ada di cervical (keliatan dari
lengkungannnya da nada
radioopac pada bagian
caudalnya yang dicurigai sebagai
tulang dari rangka aksial lainnya,
juga bisa itu adalah jaringan
lunak-yang kelihatan mengabur.
Biasanya juga bagian segmen bawah tulang cervical tertutup bahu),
tepatnya pada gambar B itu ada fraktur di C6-C7.
36 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Gangguan Persendian (Artritis) (slide 34)
Gangguan persendian/Arthritis merupakan suatu bentuk penyakit sendi
yang sering dijumpai, meliputi bermacam-macam kelainan dengan
penyebab yang berbeda. Contoh dari Artritis yang biasanya sering dijumpai
ada 3, yaitu Osteoartritis, Rematoid Artritis, dan Gout
Gambaran Radiologis pada arthritis ini sbb :
Alignment ( subluxasi ) dislokasi parsial pada sendi. (nyaris
menyebabkan perubahan posisi pada sendi (brrti g smpe berubah ya.)
dan biasanya sublukasi tidak memerlukan pengobatan aktif.
Bone proliferation (reaksi periosteal, kalsifikasi) nah, klo ada suatu
yang bersifat merusak (contoh : inflamasi ato’ infeksi) maka bagian
periosteum tulang akan distimuli untuk dapat bereaksi dengan
berproliferasi memperbaiki tulang yang baru.. tulang yang baru
diperbaiki ini akan mengalami kalsifikasi supaya tulangnya kuat
kembali seperti sedia kala.
Cartilage (sela/celah sendi) pada gambaran radiologis akan tampak
sendi dapat menyempit ato’ dapat melebar. Tergantung jenis
artritisnya apa.. nah, contohnya : klo’ osteoarthritis biasanya tampak
sela sendinya menyempit, karena adanya pembentukan jaringan
tulang di atas tulang rawan sendi (osteofit). Tapi, klo rematoid arthritis
beda lagi, biasanya akan tampak celah sendi yang melebar pada
radiologis karena terjadi efusi sendi.. gitu lo.. hehe. Lanjut.
Density contohnya pada osteoarthritis temen”.. jdi pada pem.
radiologis tampak peningkatan densitas/kepadatan (sclerosis) tulang
subkondralnya (bagian epifisis).
Erosions Soft tissue terdapat penampakan “punch out” yang
terpisah dari permukaan artikular.. *bayangin lambang laptop merk
apple.. apple nya itu soft tissuenya n’ yang “kroak” itulah erosinya yg
terlihat di gambaran radiologis.. haha.. :P biasanya terlihat di GOUT
Osteoartritis (slide 35)
Osteoarthritis adalah arthritis degeneratif, jadi insidensinya meningkat
seiring bertambahnya usia. Biasanya lebih banyak pada perempuan dan
kebanyakan terjadi pada umur >45 tahun,
Tanda-tanda yang bisa diliat :
Kerusakan tulang rawan sendi
Pembentukan osteofit / spur pembentukan tulang diatas tulang
rawan sendi (keliatan nonjol”.. hehe)
Osteoartiris Bisa diakibatkan efek primer atau sekunder dari trauma,
penyakit saraf atau gangguan metabolic pada tubuh.
SLIDE 36
Osteoartritis
37 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Penjelasan Gambar :
1. Penyempitan ruang sendi dan terpompanya tulang menjadi
berdekatan (eburnasi) *ehm.. (nah, bsa terjadi karena adanya erosi
dari kartilago)
2. Sklerosis subkondral peningkatan kepadatan tulang di bagian
subkondral (di epifisis/bagian tulang dibawah kartilago sendi)
3. Formasi Osteofit pembentukan tulang di atas kartilago sendi.
4. Kista subkondral bayangan bulat yang lebih transparan dan biasanya
ditemukan pada penyakit osteoarthritis yang berat.
REMATOID ARTRITIS (SLIDE 40)
Rheumatoid arthritis : peradangan sendi / Inflamasi pd cairan sendi.
Biasanya simetris dan mengenai banyak sendi. *hm.. disini inflamasi yang
sbnarnya mo nolong biar sendi g’ rusak, eh.. malah jadi ngerusak n Akhrnya
jdi RA.. kasian si sendi ni.. nyanyi deh si pasiennya.. “sudah tau luka di
dalam sendikuuu, mengapa kau siram dengan inflamasi.. sungguh teganya
dirimu.. teganya 3x (*lagu jatuh bangun) *halah jadi dangdut.. haha.. just
intermezzo tmen”.. ok.. lanjut ke radiologisnya..
Slide 37
Osteoartritis stadium awal di
lutut. tampak di bagian
proximal tibia terdapat
spike/tonjolan seperti duri dan
formasi dari osteofit (spikenya
yang dikasi’ tanda panah ya )
Slide 38
Ini adalah gambaran CT scan
dari osteoarthritis. Nah, di
gambar ini bisa diliat formasi
tulang baru pada acetabulum
dan formasi kista di permukaan
artikular (bisa diliat di kasi tanda
panah).
Slide 39
Klo ini osteoarthritis yang ada di
bahu, keliatan tipe klasiknya si
osteoarthritis ni :
1. Penyempitan ruang sendi dan
eburnasi tulang (tulangnya
mendesak ruang sendi) (panah
putih)
2. Pembentukan kista subkondral
(liat panah biru)
3. terlihat osteofit (panah merah)
38 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
SLIDE 41 Penjelasan Gambari disamping ini.. :
1. Pembengkakan pada jaringan lunak
karena efusi cairan sendi.
2. Osteoporosis periartikular simetrik
ada penurunan densitas tulang.
3. Erosi Marginal biasanya pada PIP
(proximal interphalangeal) dan MCP
(Metacarpophalangeal)
7. Terjadi penyempitan secara difus sekunder pada sela sendi sehingga
terjadi erosi kartilago. Hal ini disebabkan adanya aktivitas pannus
(proliferasi dari synovial) dan jaringan granulasi.
Pada RA, sklerosis subkondral minimal bahkan g’ ada sama sekali, dan
tidak terdapat osteofit (kebalikan sama osteoarthritis la pkoknya.. sip)
Penjelasan Gambar disamping ni..(slide 42) :
1. Pembengkakan periartikular jaringan lunak
2. Osteoporosis periartikular simetris
3. Erosi marginal
4. Deformitas boutonniere
5. Deformitas swan neck disebut swan
neck karena bentuk deformitasnya mirip
leher angsa.. Hho..
6. Sublukasi pada sendi (deviasi ulna)
7. Terjadi penyempitan secara difus sekunder pada sela sendi sehingga
terjadi erosi kartilago. Ini karena ulah aktivitas “pannus” (proliferasi dari
synovial) dan jaringan granulasi. *nakal.. :p
8. Erosi pada processus styloideus ulnar dan radial (haha.. Inget lagi
anatominya.. Klo’ g salah ini jga kluar waktu ujian anatomi kemaren :p
*tambahan ni temen”.. Deformitas boutonniere itu adalah
ketidakseimbangan dalam tudung ekstensor mengakibatkan tendon robek
yang akhirnya menyebabkan deformitas.(penjelasan detailnya liat sebelah
tulisan sebelah kiri). Detail deformitas Boutonniere: Karena tengah
phalanx tidak lagi ditarik oleh slip pusat, tendon fleksor di sisi lain mulai
menekuk sendi PIP tanpa perlawanan. Pita lateral mulai geser ke bawah
sepanjang sisi jari dimana mereka terus meluruskan sendi DIP. Akhirnya
jari menjadi kaku dalam posisi ini.
SLIDE 43
Pada gambar ini keliatan
gambaran kasar pada
rematoid arthritis di bagian
carpal dengan deviasi,
sublukasi ulna dan
penyempitan pada sendi
metacarpophalangeal (MCP)
Deformitas Bountonniere
terdapat di index (jari
telunjuk) dan jari kelingking.
39 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
SLIDE 44
Nah, klo’ gambaran radiologi
disamping itu juga Rematoid arthritis.
Keliatan ada penyempitan celah sendi
di sendi metatarsofalangeal tepatnya
di jari jempol kakinya tu…
Trus ada juga periostisitis
(*peradangan pada
periosteal/pembungkus tulang) di
bagian metatarsal 1 n’ palang proximal yang ditunjukkin tanda panah
putih.
(SLIDE 45) GOUT
A Gambar ini diambil dari
penderita gout. Keliatan tu ada
massa jaringan lunak yang asimetris
karena kalsifikasi yang terdapat di
bagian margin perifer pada sendi
metakarpofalangeal dan
interfalangeal di jari jempol kaki.
*nah,, ini ni yang jadi ciri khasnya
gout… sip ya.. trus juga ada erosi yang ada di batas sendi falang proximal
yang terlihat di gambar diatas .. *inget erosi, inget “lambang merk apple,
apel kroak” ok.. hhoo..
B klo gmbar yang B itu tampak adanya pengeroposan pada tulangnya
nama kerennya Osteoporosis periartikular simetrik .. biasanya simetris..
jadi yang tulang atas kena, tulang yang bawah kena.. *ya tulangnya setia
kawan gitu la.. keroposnya bareng”.. hehe.. :p
(SLIDE 46 SPONDYLITIS ANKYLOSIS)
Klo ini Spondylitis Ankylosis temen”..
klo di gambar ini ada squaring di badan
vertebra akibat pembentukan tulang
baru di kolum vertebra anterior.
Trus keliatan cekungan anterior yang
normal terisi oleh kalsifikasi ligament
longitudinal.
Fusi yang lama akan mengakibatkan
kalsifikasi sampai ke bagian nucleus
discal. Hm.. Juga terdapat ankylosis di
posterior elemen spinalnya..
Terlihat kalsifikasi ligament spinalis
lateral dan anterior, nah.. ini yang jadi
ciri khasnya SA,, karena adanya
kalsifikasi ligament tersebut.. jadi
keliatan ada “bamboo spine” *tampak
seperti ruas bambu..
40 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
OSTEOMYELITIS (SLIDE 47)
Osteomielitis adalah penyakit yang diakibatkan infeksi bacterial pada
tulang. Untuk menegakkan diagnosis diperlukan foto polos , bila kurang
jelas dapat dilakukan MRI atau bone scan.
(SLIDE 48)
Di gambar ada Fraktur tibia kanan dengan
komplikasi osteomielitis. Tampak refraksi
sekitar garis fraktur dan tibia bagian tengah
dengan reaksi periosteal..
*reaksi periosteal itu reaksi dari bagian
periosteum tulang karena adanya fraktur,
infeksi, inflamasi, dll.. jdi karena keadaan
yang aneh di tulang (coz fraktur) menstimulasi si periosteum bwt betulin
tulangnya (remodeling)..
*di gambar bisa diliat ada pemasangan fiksasi eksternal.. nah,,
kemungkinan bakterinya bsa menginfeksi karena pas masang fiksasi kurang
steril.. jadi bisa masuk deh bakterinya n’ jadi de osteomyelitis..
SLIDE 49
Klo gambar ini adalah Osteomielitis pada
Bayi..
Tampak destruksi tulang yang luas pada
humerus bagian kanan dengan
pembentukan tulang sub periosteal.
Keliatan juga fraktur patologik di kolum
(leher) humeri dengan adanya
pembengkakan jar. lunak di sekitar sendi..
(SLIDE 50)
Gambar di samping menunjukkan adanya
Abses Brodie pada tibia distal..
*Abses Brodie ni sifatnya kronis temen”..
biasanya ditemukan pada dalam spongiosa
tulang dekat ujung tulang.
Bentuk abses bulat atau lonjong dengan
pinggir sklerotik, kadang terlihat sekuester
(jar. tulang yang nekrotik)
Klo’ abses ni lama terlokalisasi, ntar bisa
terisi jar. Granulasi.. hiiyy.. :p
41 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
SPONDYLITIS
MASIH SLIDE 51 ..
Gambar disamping adalah juga
gambaran radiologis dari Spondylitis
infektif.
Bedanya dengan Spondylitis yang diatas..
klo ini lanjut destruksinya udah lebih
kronik/parah.. ada destruksi progresif di
diskus dan juga tulangnya sekalian..
Hmm… destruksi makin komplit karena
ada sklerotik yang reaktif mengelilingi
bagian mengalami destruksi tadi.. *hm..
ibarat nasi goreng dah.. komplit pke telor.. hehe.. :P
Klo gambar yang ini adalah sklerosis
reparatif yang diikuti adanya infektif
discitis.
Hmm.. disini kliatan ada formasi tulang
baru..
Tumor tulang
Tumor tulang, kalau kita bicara tentang tumor tulang, mendiagnosa
nya ko dengan dengan radiologi?? Salah satu nya karna ternyata sel-sel
tumor dapat merangsang osteoklas untuk meresorpsi tulang yang
kemudian nampak pada gambaran radiologi. Kasian si osteoblas yang
hanya dipengaruhi oleh beberapa tumor untuk efek meningkatnya
densitas yang kemudian juga tampak pada gambaran radiogram.
Tumor tulang sendiri bisa terlokasi di beberapa tempat diantaranya
di bagian epifisis, metafisis, dan diafisis tulang. Di tulang nya itu sendiri bisa
berada di tengah2 tulang, menjauhi eksentrik (pusat tulang), bisa di bagian
cortical (tulang kompak nya), bisa juga di dalam sendi, dan di dekat
permukaan periosteum.
Pola penyebaran kerusakan/gangguan kortikal, ada yang
membentuk balon (dengan daerah yang luas), ada yang berlekuk-lekuk
(masih di dalam tulang yaa), ada yang garis tepi nya gk keliatan, ada yang
(SLIDE 51)
Gambar disamping adalah
gambaran radiologis dari
Spondylitis infektif.
Tampak destruksi tulang pada
tahap awal di bawah plat akhir di
sekitar diskus yang sempit.
42 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
merusak kortikal, dan ada yang mirip lepek?? Mirip piring kecil,.(sambil
dilihat yaa slide nya)
Pola lesi tulang, ada yang berbentuk tunggal tidak bersssepta, ad
yang seperti sarang lebah (multisepta), ada yang seberti busa sabun, ada
yang benar2 septa, dan ada yang ridging *tuingtuing haa seperti bubungan
atau perbukitan.
Nah tulang itu sendiri terdiri dari 3 komponen yaitu korteks,
spongiosa, dan periost. Korteks dan spongiosa ini dapat dilihat pada foto
roentgen, namun periost tidak. Si periost ini mw unjuk diri juga, tpi
tulangnya mesti ada iritasi atau neoplasma dulu sehingga periost
mengalami iritasi atau terangkat sehingga terjadi reaksi periosteal berupa
membentuk tulang di bwhnya, nah ini nih yang tampak pada foto
roentgen. Namun perlu diinget yaa, gambaran reaksi periosteal ini bukan
merupakan patognomosis (sifat khusus) dari suatu penyakit. Nah ada
macam-macam nih reaksi periosteal nya,
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
Keterangan:
1. Menyerupai lamela, padat, tipis dan halus
2. Padat, berombak-ombak
3. Padat, tebal
4. Segitiga Codman, sudut yang terbentuk antara periosteum yang
terangkat dan permukaan tulang yg terkena
5. Periosteal nya seperti kaya jadi dinding penahan
6. Seperti lapisan kulit bawang??
7. Nah ini lamela nya bernodul
8. Seperti rambut, ujung nya tajam2
9. Seperti pancaran sinar matahari (sun burst)
10. Tidak beraturan
Formasi tumor tulang berdasarkan matrik kalsifikasinya, ntar ada
yang membentuk osteoid (menyerupai tulang, merupakan matriks organik
tulang, dan belum mengalami kalsifikasi), ada yang membentuk kondroid
43 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
(kalau ini menyerupai tulang rawan), dan ada yang membentuk semacam
anyaman jaringan ikat.
Untuk mendiagnosa tumor tulang dapat ditinjau dari usia pasien
(karena nanti ada tumor2 yang menyerang pada kelompok umur tertentu),
agresivitas, dan lokasi tumor. Nah untuk menilai agresivitas tumor tulang
dapat dilakukan foto polos san untuk melihat perluasaan dan ekstensi
tumor dpat dilihat dengan CT scan atau MRI.
Untuk menilai agresivitas tumor tulang kita dapat mengacu pada
beberapa karakteristik, yaitu pola destruksi tulang, batas lesi tumor (tegas
atau tidak), reaksi periosteal, keberadaan jaringan lunak, lokasi tulang, dan
usia pasien.
Nah ada perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas, kalau
tumor jinak itu dapat didefinisikan karena terjadi pengerasan pada pinggir
lesi (batas tegas), kekurangan oleh jaringan lunak, terjadi reaksi periosteal
yang adekuat, dapat dibedakan dengan tulang normal di sekitarnya
(lokasinya itu jelas maksud nya). Sedangkan tumor ganas, kerusakan tulang
yang terlihat merembes, terdiri dari massa jaringan lunak, batas lesi tidak
jelas seperti menginsisi ke dalan jaringan tulang yang normal (jadi ntar
kaya ada zona dimna tulang normal udah mengalami masa transisi untuk
jadi lesi tumor juga), dan terhalang nya reaksi periosteal.
Tumor tulang jika dibedakan menurut matrix,
- Osteoid
Osteoid osteoma, osteoma, osteoblastoma, osteosarkoma
- Chondroid
Enchondroma, osteochondroma, chondroblastoma, chondromyxoid
fibroma, chondrosarcoma
- Fibrinoid
Fibrous cortical defect, fibous dysplasia, fibrosarcoma, malignat fibrous
hystiocytoma, adamantinoma
Osteoid ostema dan
osteoblastoma_kedua tumor ini
secara histologis memiliki gambaran
yang sangat mirip. Nah dapat
dibedakan terutama berdasarkan
ukuran (untuk osteoid osteoma
ukuran paling besar na itu kurang
dari 2cm tpi kalau osteoblastoma lebih besar), tempat asal (osteoid
osteoma paling sering terjadi pada femur proksimal dan tibia,
osteoblastoma sering terjadi na di kolumna vertebra), dan beberapa
gambaran radiologis. Kalau dilihat dari gambaran radiologis, kedua tumor
ini bermanifestasi sebagai lesi berbatas tegas dan biasanya mengenai
korteks (jarang hingga ke rongga medularis tulang), bagian tengah tulang
yang disebut nidus (biasanya radiolusen) namun dapat juga mengalami
mineralisasi dan menjadi sklerotik. Di tepi kedua tumor ini, terdapat suatu
cincin tulang sklerotik (nah ini lebih jelas pada osteoid osteoma)
Osteoma_merupakan lesi jinak pada tulang yang pada kebanyakan
kasus lebih mencerminkan penyimpangan perkembangan atau
44 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
pertumbuhan reaktif bukan neoplasma sejati. Paling sering pada kepala
dan leher dan bermanifestasi sebagai pertumbuhan eksofilik lokal yang
biasanya tunggal, keras, dan melekat pada permukaan tulang. Gambaran
radiologik biasany aterlihat banyangan opak yang bundar atau lonjong,
berbatas tegas( dan jarang lebih besar dari 2,5 cm).
Osteosarkoma_biasanya bermanifestasi sebagai lesi besar berbatas
tidak tegas di rego metafisis tulang yang terkena. Tumor ini merusak
korteks dan sering meluas ke dalam menuju rongga sumsum tulang dan
keluar ke jaringan lunak di sekitarnya. Pada gambaran radiologik tampak
tanda2 destruksii tulang yang berawal pada medula dan terlihat
sebagaidaerah yang radiolusen dengan batas yang tidak tegas. Pada
stadium yang masih dini terlihat reaksi periosteal yang gambarannya
seperti lamela dan bila tumor nya membesar, tumor sering mengangkat
periosteum dan menimbulkan reaksi periosteal berupa segitiga codman.
Pada kebanyakan tumor ini terjadi penulangan dalam jaringan tumor
sehingga gambaran radiologik nya variabel tergantung pada banyak
sedikitnya penulangan yang terjadi.
1. Tanda2 destruksi tulang
dengan batas yang tidak tegas
2. Menunjukkan gambaran reaksi
periosteal yang seperti segitiga
codman
Enchondroma_seringnya terjadi pada tulang2 kecil tangan dan kaki.
Gambaran radiologik tulang rawan adalah radiolusen, sehingga tumor ini
akan terlihat sebagai bayangan radiolusen yang berbatas tegas di daerah
medula. Kadang2 tampak pelebaran tulang karena ekspansi dan tampak
penipisan korteks, kadang2 terlihat pengapuran.
Osteochondroma_biasanya mengenai tulang panjang, terutama
pada sekitar lutut. Mulai
pada metafisis, namun
karena tulang tumbuh maka
bergeser ke diafisis.
Gambaran radiologik tampak
penonjolan tulang dengan
korteks dan spongiosa yang normal. Komponen tulang rawan seringkali
tidak kelihatan karena berada di luar tulang, dengan bertambahnya umur
pasien terlihat kalsifikasi pada tulang rawan yang makin lama makin
banyak.
Tampak banyangan radiolusen, dan tulang2
tersebut tampak melebar *pokoknya
gambaran yang mirip dengan yang di tanda
panah (palang proksimal dan medial jari ke-
4 dan palang proksimal jari ke-5 serta pada
metakarpal jari ke-4 dan 5.
1 2
45 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Chondroblastoma_tumor kebanyakan pada epifisis dan berhubungan
dengan lempeng epifisier. Gambaran radiologik na tampak sebagai
bayangan radiolusen, biasanya berbentuk bundar dengan batas yang tegas.
Kadang2 tampak gambaran pinggiran sklerotik.
Chondromyxoid fibroma_sering na pada tulang panjang paling
banyak di daerah metafisis dan lokasinya eksentrik, paling sering pada
tulang sekitar lutut. Gambaran radiologik nya tampak daerah yang
radiolusen, kadang2 dengan pinggiran sklerotik. Korteks menipis karena
ekspansi tumor, tidak ada reaksi periosteal, kalsifikasi jarang, dan kadang
terlihat gambaran menyerupai busa sabun.
Chondrosarcoma_merupakan tumor ganas yang berisi sel mesenkim
yang menghasilkan suatu matriks kartilaginosa. Tumor ini sering timbul di
bagian tengah kerangka, tempat yang umum menjadi asal tumor ini adalah
bahu, panggul, femur proksimal, dan iga. Pada radiogram. Kondrosarkoma
akan tampak sebagai suatu daerah radiolusen dengan bercak2 pengapuran
yang tidak jelas.
Giant cell tumor_pada tulang panjang,
tumor ini lokasinya pada ujung tulang, paling
sering pada sekitar sendi lutut. Gambaran
radiologiknya tampak daerah radiolusen pada
ujung tulang panjang dengan batas yang tidak
tegas. Ada zona transisi antara tulang normal
dan patologik (< 1cm), lesi biasanya eksentrik,
bersifat ekspansif sehingga korteks menjadi tipis. Tidak ada reaksi
periosteal. Tumor yang sudah besar dapat mengenai seluruh lebar tulang
dan sering terjadi fraktur patologik.
Kalau dibedakan berdasakan usia
- 1-10 th, Ewing’s sarcoma
- 10-20 th, osteosarcoma
- 30-40 th, MFH, parosteal osteosarcoma, fibrosarkoma
- 40 th ke atas. Metastases, multipel myeloma, chondrosarcoma.
Dan tumor yang sering metastasis ke tulang, tiroid, prostat, paru, ginjal,
payudara
Hmmh... Coba kita tafsirin gambar nya atu2 ye...:D
1. Simple Bone Cyst
Kista tulang ini nih bukan
neoplasma tetapi gambaran
radiologiknya mirip ame tumor
jinak tulang. Selalu soliter dan
biasanya ditemukan pada
metafisis proksimal humerus,
femur, atau tibia (kayak pada
lukisan di atas :D). Etiologinya sendiri tidak diketahui.
Gambaran radiologik yang umumnya dijumpai adalah tampak bayangan
radiolusen (hitam) pada tulang dengan batas tegas dan tepi sklerotik
(sclerosis: indurasi atau pengerasan, jadi penampakannya radioopac
2 1
46 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
(putih)). Korteks menipis dan kadang-kadang menggembung keluar. Lesi
dapat unilokuler/monolocular (memiliki hanya satu kavum atau
kompartemen, seperti kista) ataupun multilokuler (yah, kebalikannya).
Nah... sekarang giliran si atunya lagi nih...
2. Aneurysmal Bone Cyst
Kelainan ini juga bukan neoplasma. Etiologinya pun gak diketahui, tapi
diduga kelainan vaskular yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah.
Kira-kira 70% lesi ini dijumpai pada usia 5-20 tahun. Kelainan ini dapat
ditemukan pada tiap bagian dari skelet. Pada tulang panjang biasanya di
daerah metafisis.
Gambaran radiologik yang umumnya dijumpai adalah tampak daerah
radiolusen (hitam) pada tulang yang memberi kesan adanya destruksi
tulang. Lesi bersifat ekspansif, korteks menjadi sangat tipis dan
menggembung keluar. Gambarannya sangat mirip dengan giant cell
tumor. Batas lesi tegas dan seringkali disertai tepi sklerotik; nah teman-
teman, sifat-sifat ini penting untuk membedakannya dan giant cell tumor
yang mempunyai batas tidak tegas.
Mudahkan nafsirinnya? :D Lanjuuuuttt gambar 2 yaaa...:D
Giant Cell Tumor
Tampak lesi ekspansi pada ujung distal tibia dengan korteks yang sangat
menipis. Batas tumor dengan tulang yang normal tidak tegas, ada zona
transisi. Tumor ini sudah sangat besar dan mengenai seluruh lebar tulang.
Si tumor ini nih biasanya dijumpai pada
usia dewasa, setelah terjadinya ada zona
transisi antara tulang normal dan
patologik, biasanya kurang dari 1 cm. Lesi
biasanya eksentrik (eccentric: terletak
atau terjadi atau berlanjut mulai dari
pusat), bersifat ekspansif sehingga korteks
menjadi tipis. Tidak ada reksi periosteal.
Tumor yang sudah besar dapat mengenai seluruh lebar tulang dan sering
terjadi fraktur patologik.
Nah... yang ini gambaran lainnya:
Gambar A dan B: AP (anterior-
posterior) dan lateral
memperlihatkan Giant Cell
Tumor pada proximal tibia. C:
Giant Cell Tumor di distal
femur. Dan D: Giant Cell Tumor
di distal radius. Lesi nya tampak
radiolusen (hitam), eccentric
(terjadi atau berlanjut mulai dari pusat), sharply defined, dan
karakteristiknya dapat mencapai ke permukaan sendi.
1
47 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Nah... yang 1 sama 2 ini nih fotonya si Osteosarcoma
Gambar yang pertama (1)
adalah Osteosarkoma pada tibia
proksimal. Tampak tanda-tanda
destruksi tulang dengan batas yang
tidak tegas. Sebagian korteks tidak
tampak lagi.
Gambar yang kedua (2)
menunjukkan reaksi periosteal
yang hanya tampak pada tepi lesi, berbentuk segitiga (segitiga codman).
Tampak penulangan dalam jaringan tumor yang telah meluas ke luar
tulang.
Osteosarkoma sendiri merupakan tumor ganas primer tulang yang
paling sering dengan prognosis yang buruk. Kebanyakan penderita
berumur antara 10-25 tahun (ini versi buku radiologi) kalo di slide
dosennya Osteosarcoma: 10-20 tahun (gak beda jauh kok, hehee..:D).
Jumlah kasus meningkat lagi setelah umur 50 tahun yang disebabkan oleh
adanya degenerasi maligna, terutama pada penyakit paget.
Paling sering ditemukan di sekitar lutut, yaitu lebih dari 50%. Tulang-
tulang yang sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal, humerus
proksimal, dan pelvis. Pada tulang panjang, tumor biasanya mengenai
metafisis. Garis epifiser merupakan barrier dan tumor jarang
menembusnya. Metastasis cepat terjadi secara hematogen, biasanya ke
paru.
Gambaran radiologik tampak tanda-tanda destruksi tulang yang
berawal pada medula dan terlihat sebagai daerah yang radiolusen (hitam)
dengan batas yang tidak tegas. Pada stadium yang masih dini terlihat
reaksi periosteal yang gambarannya dapat lamelar atau seperti garis-garis
tegak lurus pada tulang (sunray appearance). Dengan membesarnya
tumor, selain korteks juga tulang subperiosteal akan dirusak oleh tumor
yang meluas ke luar tulang. Dari reaksi periosteal itu hanya sisanya yaitu
pada tepi yang masih dapat dilihat, berbentuk segi tiga dan dikenal sebagai
segi tiga Codman. Kata dosennya gini lho, si segi tiga codman ini terjadi
karena tulang yang selalu berupaya memperbaiki diri (reaksi periosteal)
tapi perbaikannya itu tuh lombaan sama tumornya yang terus menerus
tumbuh juga. Jadi, radiologi dari si Osteosarkoma ini tuh adalah si segi
tiga codman (codman triangle). (tante osteosarcoma dan om codman...
haaaiii...:D kan kita udah pernah kenalan di kuliah PA...^^). Lanjut... Pada
kebanyakan tumor ini, terjadi penulangan (ossifikasi) dalam jaringan tumor
sehingga gambaran radiologiknya variabel bergantung pada banyak
sedikitnya penulangan yang terjadi. Pada stadium dini gambaran tumor ini
sukar dibedakan dengan osteomielitis.
Nah… yang ini gambaran
Osteosarcoma di distal femurnya
seorang pria usia 19 tahun. (A)
Lateral view menunjukkan sunburst
pattern periosteal pembentukan
2 1
48 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
tulang baru dibagian anteriornya, osteoid padat di cavitas medullaris, dan
hancurnya korteks dengan perluasan lesi di posterior. Lesi yang buruk
dibagian proksimal. (B) Coronal MRI menunjukkan ekstensi meduler
proksimal dari lesi (panah). Rongga meduler distal diisi dengan tumor.
Osteoid memberikan sinyal rendah. Korteks medial dihancurkan.
Oke, untuk selanjutnya kita cuma ngebahas dari gambar2 di bawah ini...
Kalo yang ini nih adalah
penampakan Leukemia yang
melibatkan tibia. Ada bidang
penghancuran serta reaksi
periosteal membentuk segitiga
Codman pada aspek medial tibia.
Terus, yang ini adalah si Tumor
Ewing yang melibatkan metaphysis
dan poros proksimal humerus.
Sarkoma Ewing ini paling sering
terlihat pada anak-anak dalam usia
belasan dan tempat yang paling
sering adalah korpus tulang-tulang
panjang. Penampilan kasarnya
adalah berupa tumor abu-abu lunak
yang tumbuh ke reticulum sum-sum tulang dan merusak korteks tulang
dari sebelah dalam. Di bawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang
yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang sehingga membentuk
gambaran serupa kulit bawang. Tanda dan gejala yang khas adalah: nyeri,
benjolan nyeri tekan, demam (38-40 derajat C), dan leukositosis (20.000
sampai 40.000 leukosit/mm3).
Menurut sumber, lokasi tersering si Ewing itu adalah daerah diafisis,
berupa lesi osteolitik disertai dengan reaksi periosteal berupa “onion skin”
(kulit bawang). Nah, sedangkan si osteosarkoma umumnya menempati
daerah metadiafisis. Pada umumnya lesi berupa lesi campuran osteolitik
dan osteoblastik disertai reaksi periosteal berupa “sunburst/sunray
appearance” (penampilan sinar matahari) dan segitiga codman.
Lanjut lagi ya...:D
Yang ini nih, Scanning tulang
penderita dewasa muda; terdapat
peningkatan aktivitas di daerah
proksimal os. tibia kiri. Hasil P.A.
menunjukkan Osteogenik Sarkoma
(osteosarkoma).
Yang perlu kita tau:
Tujuan dari bone scanning: untuk mencari metastasis
49 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Sedangkan MRI untuk menentukan
ekstensi tumor, serta jaringan lunak
sekitar dan juga menentukan
keterlibatan pembuluh darah dan
saraf.
Dan yang ini adalah hasil Sintigrafi
pada tulang femur dewasa muda normal. Aktivitasnya yang tinggi pada
daerah epifisis.
Yang ini adalah gambaran metastasis multipel pada tulang-tulang dari
karsinoma payudara. Tampak peningkatan yang meninggi pada tulang-
tulang:
A. Kepala (parietal kanan)
B. Vertebra torakal XII
C. Pelvis (sakroiliaka kiri)
Hmmh... terus ini adalah gambaran
defek butterfly pada vertebra -
permukaan atas dan bawah dari
vertebra yang terkena dampak
adalah berbentuk - V, dan vertebra
yang berdekatan dibentuk menjadi
pusat kekurangan (kayak
berhimpitan gitu dan jadi mengecil
antar celahnya).
Coronal, cleft vertebra Proximal femoral deficiency
Hanya sebagian hipoplasia femur distal yang tampak jelas. Kata dosennya
sih hipoplasia di femurnya ini karena kelainan bawaan.
Ini Dislokasi kongenital (bawaan)
pada pinggul kanan – lempeng fiseal
yang belum nyatu pada anak-anak.
Caput femurnya belum nyatu sama
acetabular, ossifikasinya tertunda
pada epiphysis femoralis. Jadinya dislokasi pada sendi coxae kanan.
50 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Yang ini namanya
Chondroectodermal displasia (ellis-
van Creveld sindrom). Menunjukkan
polysyndactyly. Di samping itu, ada
morfologi yang abnormal pada
phalangeasnya. Polysyndactyly nya
itu lihat yang pada bagian
metacarpal, yang antara jempol sama
telunjuk yang kayak nyatu itu lho...
Terus yang ini nih Osteogenesis
imperfecta kongenital. Multiple
fracture. Kata dosennya, yang
namanya imperfecta itu akan sangat
mudah patah tulangnya, karena
tulangnya sendiri itu rapuh, bahkan
ada yang pas lahir udah patah
tulangnya. Sereeem...-.-“ dan parahnya
itu bisa karena defisiensi vitamin, kayak vitamin E, vitamin D (misalnya
pada penyakit Riketts).
Ini gambaran Clubfoot (kaki
pekuk), talipes equinovarus
pada bayi baru lahir. (A)
pandangan anteroposterior
kaki menunjukkan inversi
kaki. Deformitas varus kaki
terlihat jelas. Inversi
kalkaneus. (B). tampilan
lateral menunjukkan deformitas equinus terkait dengan fleksi plantar kaki.
Terus yang ini adalah
asphyxiating toraks distropi.
Thorax sangat kecil dan tulang
rusuknya pendek. Siluet
jantung terlihat besar.
Kalau yang nomor 1 nih
Infantile scurvy. Gambar
sebelahnya (nomor 2) itu
Rikets pada seorang anak
berusia 10 bulan.
1
2 1
51 Tentir Mekanisme Nyeri, LBP dan Radiologi pada Sistem Muskuloskeletal - GenderMan 2010 BISAAA...!!!
Naaah... yang terakhir adalah Thyroid
acropachy, reaksi periosteal yang
sedikit aneh dan tidak teratur margin
lobulated luarnya. Serta temuan yang
patognomonik. Pathognomonic:
perbedaan atau sifat khusus penyakit
atau kondisi patologis; menunjukkan
gejala atau keluhan yang dipakai untuk
membuat diagnosis.
Sumber : Radiologi Diagnostik FKUI dan buku radiologi lainnya..
Slide kuliah radiologi
*Fiuh.. akhirnya selesai juga..
Teman-teman... cumaini emang pembahasan bisa kami bagi.. Segala
kekurangan (yang tentu banyak) dan lebihnya (kalau emang ada) saya
minta maaf yang sebesar-besarnya. :D untuk lebih jelas lagi mungkin
teman-teman bisa melihat referensi dari textbook atau jurnal yang lainnya
juga yaaa. Thankyuu...:D
SEMOGA KITA SEMUA BISA LULUS MUSKET DENGAN NILAI MEMUASKAN..
AMIIINN..!!
(Sie Pend Umum).