Tentir Kontrol Infeksi

11
Kontrol Infeksi Cross infection merupakan transmisi dari agen yang terinfeksi antara pasien dan staff dalam clinical environment. Transmisi tersebut terjadi melalui kontak individu maupun melalui objek yang terkontaminasi. Organisme yang dapat menyebabkan cross infection pada manusia antara lain berasal dari manusia, binatang, dan lain-lain. Berikut merupakan standar kontrol infeksi. 1. Tindakan pencegahan standar berlaku untuk kontak dengan: a. Darah b. Semua cairan tubuh, sekret, eksresi, kecuali keringat c. Non-intact skin d. Membran mukosa/selaput lendir 2. Tindakan pencegahan tambahan berlaku untuk pasien yang memiliki atau diduga terinfeksi patogen virulen yang ditularkan melalui: a. Udara or droplets, seperti tuberculosis, influenza, cacar air, gondok, influenza b. Kontak langsung dan tidak langsung dengan sumber yang terkontaminasi, seperti methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) 3. Tindakan kontrol infeksi mencakup: a. Isolasi pasien b. Ruangan ventilasi yang memadai c. Perlindungan pernapasan pekerja

description

----

Transcript of Tentir Kontrol Infeksi

Page 1: Tentir Kontrol Infeksi

Kontrol Infeksi

Cross infection merupakan transmisi dari agen yang terinfeksi antara pasien dan staff dalam

clinical environment. Transmisi tersebut terjadi melalui kontak individu maupun melalui objek

yang terkontaminasi. Organisme yang dapat menyebabkan cross infection pada manusia antara

lain berasal dari manusia, binatang, dan lain-lain.

Berikut merupakan standar kontrol infeksi.

1. Tindakan pencegahan standar berlaku untuk kontak dengan:

a. Darah

b. Semua cairan tubuh, sekret, eksresi, kecuali keringat

c. Non-intact skin

d. Membran mukosa/selaput lendir

2. Tindakan pencegahan tambahan berlaku untuk pasien yang memiliki atau diduga terinfeksi

patogen virulen yang ditularkan melalui:

a. Udara or droplets, seperti tuberculosis, influenza, cacar air, gondok, influenza

b. Kontak langsung dan tidak langsung dengan sumber yang terkontaminasi, seperti

methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

3. Tindakan kontrol infeksi mencakup:

a. Isolasi pasien

b. Ruangan ventilasi yang memadai

c. Perlindungan pernapasan pekerja

d. Penundaan prosedur perawatan gigi non-emergensi

Penularan infeksi dapat melalui:

1. Kontak langsung antara jaringan dan sekret atau darah, misalnya dokter gigi yang tidak

menggunakan gloves dan mempunyai luka di tangannya melakukan ekstraksi

2. Droplets yang mengandung infectious agents

3. Instrumen yang terkontaminasi dan tidak tersterilisasi dengan baik

Page 2: Tentir Kontrol Infeksi

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memutuskan cross infection antara lain:

1. Evaluasi pasien

Patient evaluation merupakan tindakan pencatatan riwayat kesehatan dengan lengkap dari

masing-masing pasien yang diperbarui setiap kunjungan. Hal ini dapat mengungkapkan

penyakit yang berkaitan dengan cross-infection dan tindakan yang akan dilakukan

walaupun protocol kontrol infeksi harus dilakukan sama terhadap semua pasien. Riwayat

kesehatan ini harus dijaga kerahasiaannya dan tidak boleh disebarkan tanpa izin dari

pasien.

2. Proteksi personal (personal hygiene, clinic clothing, barrier protection, immunization

procedures)

a. Personal Hygiene

Dalam bekerja untuk pasien, dental personnel harus mematuhi:

Page 3: Tentir Kontrol Infeksi

i. Menahan diri dari menyentuh apapun yang tidak diperlukan untuk prosedur

tertentu. Secara khusus, staf harus menjaga tangan mereka jauh dari mata,

hidung, mulut dan rambut, dan hindari untuk menyentuh luka

ii. Menutup luka dan memar pada tangan karena hal tersebut dapat menjadi portal

masuknya patogen

iii. Rambut harus pendek atau diikat, atau menggunakan hair net

Hand Care

i. Wastafel bersih dibutuhkan di klinik untuk mencuci tangan, keran harus

dioperasikan oleh siku atau kaki atau sensor.

ii. Kuku harus pendek dan bersih.

iii. Perhiasan seperti cincin harus dilepaskan karena cincin cenderung menjebak

organisme dan merusak glove, tidak menggunakan kuku palsu atau extender

ketika berkontak langsung dengan penderita.

iv. Mencuci tangan dengan teknik yang tepat sebelum dan sesudah merawat pasien

menggunakan hand wash antimikroba sebelum memakai gloves.

v. Tangan juga harus dicuci sebelum meninggalkan operasi untuk tujuan apapun,

dna juga setelah kembali.

vi. Teknik mencuci tangan yang baik harus dikembangkan oleh semua staff.

vii. Setiap luka atau lecet harus ditutup dengan perekat dressing tahan air.

Soap

i. Sabun cair harus digunakan untuk mencuci tangan dan cairan antimikroba harus

digunakan untuk cuci tangan sebelum melakukan prosedur bedah.

ii. Tangan harus dikeringkan secara menyeluruh menggunakan handuk kertas dan

sarung tangan harus dipakai sebagai langkah terakhir sebelum pengobatan

dimulai.

iii. Krim pelembab harus digunakan sebagai rutinitas di akhir setiap sesi pengobatan.

iv. Pertimbangkan kompatibilitas lotion dna produk antiseptik dan juga efek eemulsi

pada integritas sarunf tangan selama penggunaan glove.

Page 4: Tentir Kontrol Infeksi
Page 5: Tentir Kontrol Infeksi

b. Clinic Clothing

i. Pakaian harus diganti setidaknya setiap hari

ii. Over-garments atau pakaian lur yang dikenakan harus dicuci pada suhu yang

tepat dalam mesin cuci dengan baik

iii. Pakaian yang terkontaminasi harus ditangani secara terpisah

iv. Over-garments hanya boleh dikenakan di tempat klinik, bukan koridor, kantin,

atau lift

Page 6: Tentir Kontrol Infeksi

v. Apron vinyl tahan air digunakan untuk melindungi over-garments saat bekerja

dengan instrument-cleaning area atau di laboratorium, misalnya pada denture

trimming

c. Barrier Protection

i. Gloves

• Bersih, high quality, dan protective latex gloves harus digunakan ketika

dokter gigi akan memeriksa mulut pasien dan melakukan perawatan tanpa

melibatkan darah.

• Sarung tangan steril harus digunakan untuk prosedur bedah atau prosedur

yang melibatkan darah.

• Sarung tangan heavy duty harus digunakan untuk membersihkan alat atau

permukaan atau untuk menangani bahan kimia.

• Glove harus selalu dilepaskan setelah kontak dengan pasien.

• Tangan kemudian dicuci dan dibilas secara menyeluruh.

• Sepasang glove baru harus dipakai untuk setiap pasien untuk mencegah cross

infection.

• Glove dibuang sebagai limbah bedah.

ii. Eye shields

• Perisai mata harus digunakan dokter gigi dan dental personnel untuk

melindungi konjungtiva dari puing-puing yang dihasilkan dari high speed

hand-pieces, scaling, polishing, dan juga membersihkan instrumen

• Harus dibersihkan rutin, lebih baik untuk menggunakan eye shield dengan

pelindung samping, mata seorang pasien yang terlentang harus selalu

dilindungi

iii. Face masks

• Masker mencegah aerosol terhirup yang dapat menyebabkan infeksi saluran

pernapasan atas dan bawah

• Masker bersih harus dipakai untuk setiap pasien

• Mulut dan hidung harus benar-benar tertutup

Page 7: Tentir Kontrol Infeksi

• Masker tidak boleh disentuh dengan sarung tangan selama pengobatan atau

dipakai diluar zona pengobatan

• Masker harus berada dibawah eye shield

iv. Rubber dam isolation

3. Sterilisasi dan desinfeksi

Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora

bakteri, yang sangat resisten/kebal.

Ada beberapa metode sterilisasi :

1) Uap dibawah tekanan (autoclaving)

Sterilisasi uap adalah yang paling diandalkan dan ekonomis. Sterilisasi uap

digunakan barang-barang kritis dan semikritis yang tidak sensitif terhadap panas dan

kelembaban. Sterilisasi uap memerlukan pemaparan langsung dari setiap item untuk

langsung menguapinya pada suhu dan tekanan pada jangka waktu tertentu untuk

membunuh mikroorganisme

2) Dry Heat

Strerilisasi dry heat digunakan untuk sterilisasi material yang dapat rusak oleh

sterilisasi panas yang lembab (misalnya, bur dan beberapa instrumen ortodontik).

Page 8: Tentir Kontrol Infeksi

Walaupun dry heat memiliki keuntungan biaya operasional yang rendah dan tidak

korosif, namum membutuhkan waktu proses yang lama dan tempratur yang tinggi

sehingga tidak cocok untuk beberapa barang dan instrumen.

3) Unsaturated chemical vapor

Sterilisasi unsaturated chemical vapor melibatkan pemanasan larutan kimia alkohol

primer dengan 0.23% formaldehyde pada ruangan tertutup bertekanan. Unsaturated

chemical vapor mensterilisasi instrumen carbon steel (misal bur dental) menghasilkan

korosi yang lebih sedikit dibandingkan sterilisasi uap karena rendahnya tingkat air yang

terdapat selama siklus. Instrumen harus dalam keadaan kering sebelum sterilisasi.

Autoclave Chemiclave Hot-air oven

Sterilization cycle Short (3 – 30 menit) Intermediet (30-45 menit)

Long (>60 menit)

Efek jangka panjang pada instrumen

Kemungkinan terjadi korosi atau

berkarat

Kemungkinan kecil terjadi korosi atau

berkarat

Mempengaruhi kerapuhan pada ujung instrumen

yang tajam

Gangguan siklus Tidak Tidak Ya

Resiko lain Tidak ada Zat kimia berbahaya Pembakaran spontan > 175oC

Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan kebanyakan organisme

patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair. .

Desinfeksi dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain heat (pasturisasi atau

perebusan di air), physical methods (ultrasonic), dan chemical methods (desinfektan dan

antiseptik).

Pada dunia kedokteran gigi, digunakan beberapa jenis disinfektan. Desinfektan adalah zat

kimia yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme. Beberapa yang umum digunakan

digolongkan dalam tiga kategori utama seperti cairan sterilants (disinfektan tingkat tinggi),

disinfektan (tingkat menengah & rendah), dan antiseptik.

4. Pembuangan limbah yang tepat

5. Laboratorium asepsis

Page 9: Tentir Kontrol Infeksi

Asepsis adalah merupakan keadaan bebas hama/bakteri. Sedangkan, antisepsis adalah

tindakan untuk membebas-hamakan suatu bahan.