TA Kolik Renal

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu. Nyeri ini timbul akibat peregangan, hiperperitalsis, dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises ginjal dan ureter sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi. Istilah kolik sebetulnya mengacu kepada sifat nyeri yang hilang timbul (intermittent) dan bergelombang seperti pada kolik bilier dan kolik intestinal namun pada kolik renal nyeri biasanya konstan. Nyeri dirasakan di flank area yaitu daerah sudut kostovertebra kemudian dapat menjalar ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal, hingga ke daerah kemaluan. Nyeri muncul tiba-tiba dan bisa sangat berat sehingga digambarkan sebagai nyeri terberat yang dirasakan manusia seumur hidup. Kolik renal sering disertai mual dan muntah, hematuria, dan demam, bila disertai infeksi. `1 Di USA, pasien dengan kolik renal memegang andil dalam 1 juta kunjungan ke emergensi setiap tahun dan 1 dari 1000 pasien kolik renal dirawat inap. Di salah satu rumah sakit di Italia, kolik renal didiagnosis 1

Transcript of TA Kolik Renal

Page 1: TA Kolik Renal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal,

pelvis renal atau ureter oleh batu. Nyeri ini timbul akibat peregangan,

hiperperitalsis, dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises ginjal dan ureter

sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi. Istilah kolik sebetulnya mengacu kepada

sifat nyeri yang hilang timbul (intermittent) dan bergelombang seperti pada kolik

bilier dan kolik intestinal namun pada kolik renal nyeri biasanya konstan. Nyeri

dirasakan di flank area yaitu daerah sudut kostovertebra kemudian dapat menjalar

ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal, hingga ke daerah kemaluan. Nyeri

muncul tiba-tiba dan bisa sangat berat sehingga digambarkan sebagai nyeri

terberat yang dirasakan manusia seumur hidup. Kolik renal sering disertai mual

dan muntah, hematuria, dan demam, bila disertai infeksi.`1

Di USA, pasien dengan kolik renal memegang andil dalam 1 juta

kunjungan ke emergensi setiap tahun dan 1 dari 1000 pasien kolik renal dirawat

inap. Di salah satu rumah sakit di Italia, kolik renal didiagnosis pada 1% kasus;

21,6% di antaranya merupakan kasus rekuren; rasio pria-wanita sebesar 1,4-1.

Insidennya lebih tinggi pada usia 25 hingga 44 tahun. Di Indonesia, belum ada

data epidemiologis tentang pasien yang datang dengan keluhan kolik renal namun

angka kejadian batu ginjal, sebagai penyebab kolik renal, tahun 2005 berdasarkan

data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar

37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan

jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian

adalah sebesar 378 orang.1

Faktor yang menyebabkan terjadinya kolik renal adalah batu ginjal

(nephrolithiasis). Batu ginjal umumnya tanpa gejala kecuali batu tersebut sudah

berada di kaliks, pelvis renal, atau ureter. Nefrolitiasis (batu kemih, batu saluran

kemih, dan batu ginjal) mempengaruhi sejumlah besar pasien di Amerika Serikat.2

1

Page 2: TA Kolik Renal

Dua belas persen populasi di negara tersebut atau Sekitar 350.000 pasien

mengalami nyeri yang luar biasa akibat nefrolitiasis per dan 100. 000 kunjungan

rawat inap per tahun.2,3

Pemahaman tentang epidemiologi sangat penting untuk melakukan upaya

pencegahan yang efektif. Kejadian pembentukan batu ginjal paling tinggi diantara

orang kulit putih antara usia 30 dan 60 tahun.2,4 Kejadian batu ginjal pada pria

adalah tiga kali kejadian pada wanita dan 50% dari semua pasien yang mengalami

pengalaman kekambuhan gejala batu ginjal dalam waktu 5 sampai 10 tahun.

Selanjutnya, pasien dengan riwayat keluarga batu ginjal memiliki insiden 25 kali

lipat lebih tinggi dari pembentukan batu dibandingkan dengan pasien tanpa

riwayat keluarga dari nefrolitiasis. Timur laut, tenggara, dan barat daya wilayah di

Amerika Serikat memiliki insiden tertinggi dari nefrolitiasis. Cuaca panas dan

status hidrasi telah terhubung ke peningkatan frekuensi pembentukan batu, musim

panas di kedua utara dan belahan selatan telah dikaitkan dengan lebih insidensi

nefrolitiasis. Sinar matahari yang meningkatkan produksi vitamin D dan

penyerapan kalsium, juga terkait dengan pembentukan nefrolitiasis.2 Salah satu

faktor risiko terjadinya renal kolik akibat nefrolitiasis adalah pekerjaan. Oleh

karena itu perlu diketahui bagaimana pencegahan dan penanganan renal kolik

yang terjadi pada pekerja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan masalah suatu masalah, yaitu bagaimana dampak dan

penanganan renal kolik pada pekerja?

2

Page 3: TA Kolik Renal

1.3 Tujuan

a. Tujuan umum

Mengetahui dampak dan penanganan renal kolik pada pekerja

b. Tujuan khusus

1. Mengetahui penyebab renal kolik pada pekerja

2. Mengetahui dampak renal kolik pada pekerja

3. Mengetahui pencegahan dan penanganan renal kolik pada pekerja

3

Page 4: TA Kolik Renal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kolik Renal

Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal,

pelvis renal atau ureter oleh batu. Nyeri ini timbul akibat peregangan,

hiperperitalsis, dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises ginjal dan ureter

sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi. Istilah kolik sebetulnya mengacu kepada

sifat nyeri yang hilang timbul (intermittent) dan bergelombang seperti pada kolik

bilier dan kolik intestinal namun pada kolik renal nyeri biasanya konstan. Nyeri

dirasakan di flank area yaitu daerah sudut kostovertebra kemudian dapat menjalar

ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal, hingga ke daerah kemaluan. Nyeri

muncul tiba-tiba dan bisa sangat berat sehingga digambarkan sebagai nyeri

terberat yang dirasakan manusia seumur hidup. Kolik renal sering disertai mual

dan muntah, hematuria, dan demam, bila disertai infeksi.1

2.2. Faktor Penyebab Kolik Renal

Faktor yang menyebabkan terjadinya kolik renal adalah batu ginjal

(nephrolithiasis). Batu ginjal umumnya tanpa gejala kecuali batu tersebut sudah

berada di kaliks, pelvis renal, atau ureter. Pembentukan batu ginjal diduga

berhubungan dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran

kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang belum terungkap (idiopatik).

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya

batu ginjal pada seseorang yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor

intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari tubuh manusia itu sendiri, terdiri dari

faktor genetik, keturunan, usia, ras dan jenis kelamin. Faktor ekstrinsik, yaitu

faktor yang berasal dari lingkungan sekitar, antara lain adalah faktor geografi,

iklim, asupan air, diet dan pekerjaan.

2.3. Nefrolitiasis

4

Page 5: TA Kolik Renal

Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang berada di ginjal dan

salurannya dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih,

atau infeksi.

Gambar 1. Salah satu letak Batu Ginjal

2.3.1 Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan

gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan

keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara

epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu

saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu

keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh

yang berasal dari lingkungan sekitarnya.5

Faktor intrinsik itu antara lain adalah :5

1. Herediter (keturunan)

Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.

2. Umur

Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.

3. Jenis kelamin

Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan

pasien perempuan.

5

Page 6: TA Kolik Renal

Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:

1. Geografi

Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih

yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah

stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan

hampir tidak dijumpai penyakit batu sauran kemih.

2. Iklim dan temperatur

3. Asupan air

Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air

yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.

4. Diet

Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

penyakit batu saluran kemih.

5. Pekerjaan

Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak

duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.

2.3.2 Patofisiologi

Proses pembentukan batu saluran kemih. Secara batu dapat terbentuk

di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami

hambatan aliran urin (stasis urin), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli.

Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis utero-pelvis), divertikel,

obstruksi infravasika kronis seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura dan

buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya

pemnbentukan batu.5

Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik

maupun anorganik yang terlarut di dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada

dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-

keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal

yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang

kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga

6

Page 7: TA Kolik Renal

menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, gregasi kristal

masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluan kemih. Untuk itu agregat

kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal) dan dari

sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang

cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.5

Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis

urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin dan xantin.6 Lebih dari 80% batu saluran

kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun

dengan fosfat, menmbentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat.5

Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang

jelas. Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis,

dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk

lingkaran setan atau sirkulus visiosus.6

stasis

Batu Radang

Gambar 2. “Lingkaran setan” pada Nefrolitiasis

2.3.3 Nefrolitiasis dan kolik renal

Rasa nyeri akibat batu ginjal dan saluran kemih pada umumnya bersifat

kolik dimulai pada bagian tengah dari bagian belakang tubuh kita. Rasa nyeri

yang dihasilkan oleh batu ginjal dan saluran kemih disebabkan oleh pelebaran,

peregangan dan kejang otot dari ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh

osbtruksi/sumbatan pada saluran ginjal dan saluran kemih. Pada ureter,

peningkatan gerak peristaltik dan kejang otot dapat berkontribusi dalam timbulnya

nyeri akibat batu.

Peradangan lokal, iritasi dan edema yang disebabkan oleh adanya batu di

lokasi obtruksi/sumbatan juga berkontribusi dalam timbulnya nyeri kolik melalui

aktivitas resptor kimia dan peregangan submukosa ginjal dan saluran kemih.

7

Page 8: TA Kolik Renal

Nyeri kolik tergantung pada ambang nyeri individu, persepsi, kecepatan, dan

derajat perubahan tekanan hidrostatik dalam ureter proksimal dan renal pelvis.

Gerakan peristaltik dari saluran kemih dan saluran ginjal serta migrasi dari batu

menyebab perubahan posisi batu sehingga dapat menimbulkan kembuhnya nyeri

kolik dan perubahan posisi dari nyeri kolik.

Tingkat keparahan nyeri tergantung pada derajat dan lokasi

obstruksi/sumbatan, bukan pada ukuran batu. Pembengkakan dalam struktur ginjal

menyenbabkan peregangan kapsul ginjal, memperbesar ukuran ginjal dan

meningkatan permeabilitas kapiler ginjal. Dalam 24 jam setelah osbtruksi ureter

lengkap, tekanan hisdrostatis ginjal menurun karena pengurangan peristaltik

ureter, penurunan aliran darah afrteri ginjal, yang menyebabkan penurunan

produksi urin yang sesuai pada sisi yang terkena pada penimbunan cairan serta

pembengkakan ginjal.

2.4. Kolik Renal Pada Pekerja

Kolik renal yang diakibatkan oleh nefrolitiasis pada pekerja banyak

disebabkan oleh pekerja yang bekerja di lingkungan panas, pekerja yang terpapar

zat toxic, dan pekerja yang kerja nya banyak duduk.5,7,8

2.4.1. Faktor suhu lingkungan yang panas8

Tekanan panas atau heat stress adalah batasan kemampuan penerimaan

panas yang diterima pekerja dari konstribusi kombinasi metabolisme tubuh akilbat

melakukan pekerjaan dan faktor lingkungan (seperti temperatur udara,

kelembaban, pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang

digunakan. Keadaan heat stress ringan ataupun sedang dapat menyebabkan rasa

tidak nyaman dan berakibat buruk terhadap penampilan kerja dan keselamatan,

meskipun hal ini tidak menimbullkan kerugian dalam hal kesehatan pekerja. Pada

saat heat stress mendekati batas toleransi tubuh, risiko terjadinya kelainan

kesehatan menyangkut panas akan meningkat.

Banyak variabel yang berkontribusi terhadap heat stress menyangkut:8

Lingkungan yang terdiri atas temperatur udara, pergerakan udara

kelembaban dan radiasi panas;

8

Page 9: TA Kolik Renal

Pekerja, termasuk terjadinya aklimatisasi, jumlah cairan tubuh, pakaian,

dan keadaan kesehatan pekerja;

Pekerjaan, berupa beban keja dan waktu kerja. Untuk mencegah terjadinya

heat stress, pekerja dan majikan harus mampu mengidentifikasi semua

sumber panas dan memahami bagaimana tubuh memindahkan panas.

OSHA (Occupational Safety and Health Administration) dalam Technical

Manual nya mengatakan pekerjaan yang menyangkut temperatur udara yang

tinggi, radiasi sumber panasa atau aktivitas fisik yang berat memiliki potensi

tinggi dalam menimbulkan heat stress pada pekerja yang terlibat dalam kegiatan

kerja tersebut, seperti pada pekerjaan pengecoran besi, pengecoran logam lain,

pembakaran batu bata dan pabrik keramik, pabrik gelas atau kaca, pabrik

pengolahan bahan karet, perlengkapa listrik (terutama ruang ketel uap), dapur

(bakeries), pabrik gula-gula, dapur komersil, binatu, pengalengan makanan,

pabrik kimia, pertambangan, peleburan, dan terowongan uap.9

Heat strain merefleksikan perpanjangan seseorang dalam melindungi diri

untuk mempertahankan panas tubuh total dan temperatur tubuh inti dalam batasan

yang dapat bekerja dan hidup. Hal ini berupa karakteristik yang unik pada setiap

manusia, dan bahkan nantinya dapat merubah keadaan dalam berjalannya waktu.

Heat strain adalah sebagai akibat dari penyesuaian terhadap heat stress. Hal ini

bukanlah pengukuran atas keberhasilan penyesuaian yang terjadi. Pengukuran

kotor atas heat strain menyangkut temperatur tubuh inti, denyut jantung, dan

pengeluaran keringat. Respon penting lainnya adalah alokasi dari volume cairan

tubuh, konsentrasi elektrolit dalam ruang intra dan ekstra sellulea, tingkatan

hormon dan tekanan darah. Heat strain tidak dapat diprediksi dengan nyata dari

heat stress. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan keadaan lingkungan tidak

dapat secara akurat memprediksi heat strain, tingkat ketidaknyamanan, ataupun

derajat bahaya yang tejadi atas individu pada waktu tertentu. Jarak yang dapat

dipediksi secara luas dapat diterangkan oleh faktor risiko masing-masing orang.

Hal ini merupakan kekuatan unik masing-masing manusia dan kelemahannya

dalam mendistribusi panas tubuh dan menyebarkan panas tersebut ke

lingkungannya.

9

Page 10: TA Kolik Renal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaturan panas tubuh yaitu

kesehatan, umur dan ukuran kerja;10

Ukuran kerja (work rate). merupakan faktor utama yang

menunjukkan berapa banyak panas yang dihasilkan pada

temperatur inti tubuh. Semakin kita menggunakan otot, maka

semakin banyak panas yang terjadi. Pada saat kita berhenti untuk

istirahat, kekuatan produksi panas akan turun secara drastis.

Namun begitu menyingkirkan panas yang telah tercipta yang

tersimpan di temperatur inti bergantung pada beberapa faktor dan

memerlukan beberapa waktu. Hal penting yang harus diingat

bahwa jalan tercepat untuk mnurunkan kecepatan produksi panas

adalah dengan mengurangi lama bekerja. Pengaturan waktu

istirahat adalah strategi penting dalam pengontrolan potential heat

stress.

Umur, secara umum pekerja yang berumur 40 tahun ke atas dalam

ketidakberuntungan dibanding pekerja yang lebih muda dalam

bekerja rutin di lingkungan panas. Kekuatan maksimum

pemompaan jantung menurun dengan pertambahan umur, yang

akan membatasi kemampuan tubuh untuk menyalurkan panas dari

inti tubuh ke permukaan kulit. Efisiensi mekanisme pengeluaran

keringat yang biasanya penting dalam banyaknya panas yang

berpindah dari kulit selama bekerja berat juga berkuang dengan

bertambahnya umur. Pekerja yang lebih tua umumnya berkeringat

lebih lama dan berkeringat dengan kecepatan yang lambat

dibanding pekerja muda. Konsekuensinya, pekerja tua cenderung

meningkatkan panas inti tubuh selama bekerja di tempat panas dan

membutuhkan waktu istirahat yang lebih.

Ukuran tubuh, produksi panas pada inti temperatur

tubuh berhubungan dengan berat badan dan massa

tubuh. Penyebaran panas melalui kulit merupakan

fungsi yang terjadi dalam mengeliminasi panas.

10

Page 11: TA Kolik Renal

Pekerja yang gemuk mungkin memiliki risiko

terjadinya kelainan akibat panas dari pada pekerja

dengan permukaan kulit yang lebih banyak terhadap

perbandingan berat badan. Meskipun seseorang

yang sangat sehat, pekerja dengan kondisi yang fit

tetap dapat mengalami gejala heat strain apabila baru

bekerja pada kondisi heat stress. Gejala yang timbul

dapat berupa pening ringan, berdebar dan dehidrasi.

Apabila pekerja melanjutkan bekerja berhari-hari

dalam kondisi heat stress, gejala heat strain yang terjadi

akan berkurang sebagai akibat terjadinya proses

aklimatisasi panas.

Cairan dan Garam, oleh sebab pengeluaran keringat

merupakan proses pelepasan panas tubuh dalam

paparan panas, diperlukan penggantian cairan yang

konstan atas keluarnya keringat. Apabila

pengeluaran cairan dan garam atas proses keringat

tidak terganti, dehidrasi yang berat dapat terjadi.

Dehidrasi merupakan keadaan yang terjadi pada

tubuh apabila masukan cairan tidak cukup untuk

mengganti cairan yang keluar melalui urin,

pernafasan dan proses keluarnya keringat. Rasa haus

saja tidak dapat menjadi patokan atas jumlah

kehilangan cairan akibat bekerja secara terus

menerus pada lingkungan panas, hal ini merupakan

indikator buruk untuk mengetahui tingkat dehidrasi

yang terjadi. Penyaluran air dingin yang banyak

harus tersedia bagi pekerja yang berada di

lingkungan kerja panas. Mereka harus diingatkan

untuk minum secara teratur dari pada menunggu

11

Page 12: TA Kolik Renal

hingga adanya rasa haus. Minum segelas air setiap

15 menit hingga 20 menit bekerja adalah cara yang

baik untuk mempertahankan keseimbangan cairan

tubuh dalam kondisi heat stress. Kebutuhan cairan

bervariasi bergantung kepada temperatur (heat stress),

pakaian yang digunakan, tingkat aklimatisasi, dan

tingkat aktifitas fisik yang dilakukan. Kebutuhan

cairan sehari-hari bagi seorang yang beraktivitas

pasif hingga yang sangat aktif berkisar 2-4 liter per

hari pada lingkungan yang normal, dan 4-10 liter per

hari pada lingkungan yang panas.

Jika suhu terlalu tinggi, yang disebut dengan lingkungan

kerja panas, selain mengganggu kenyamanan, juga

mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh; jika

jumlah cairan dan elektrolit yang masuk tidak cukup, produksi

urin akan menurun dan kepekatan urin meningkat (hipersatu-

rasi/supersaturasi). Keadaan ini bila berlangsung cukup lama

dapat mendorong terbentuknya antara lain kristal dan batu asam

urat di saluran kemih.11

Keadaan supersaturasi adalah kekuatan energi yang

diperlukan dalam pembentukan phase padat dalam urin, dan

jalan praktis untuk menguranginya adalah dengan

meningkatkan volume urin. Demikian juga penelitian yang telah

dilakukan Borghi, 1993 terhadap pekerja pabrik gelas yang

terpapar panas dengan suhu 29-310C WBGT di lingkungan kerja

selama lebih dari 5 tahun menemukan batu asam urat di saluran

kemih pada sekitar 38,8 % pekerja yang mengeluh pegal atau

nyeri di daerah pinggang dan/atau rasa panas atau sakit saat

buang air kecil. Studi ini memastikan bahwa dehidrasi kronis

menciptakan faktor risiko berbahaya, terutama terhadap batu

12

Page 13: TA Kolik Renal

asam urat, dan masukan cairan yang adekuat dianjurkan dalam

pekerjaan yang terpapar panas.12

Telah banyak diketahui beberapa tahun ini prevalensi batu

ginjal menunjukkan peningkatan pada daerah dengan cuaca

panas. Baru-baru ini dua studi epidemiologi memastikan bahwa

prevalensi batu ginjal di USA lebih tinggi terjadi di daerah

tenggara USA dari pada di bagian barat laut USA. Catatan

menyangkut jumlah penderita batu pada tentara ketika mereka

dipindahkan ke daerah yang beriklim panas jumlahnya

meningkat nyata.12

Dalam penelitian yang mempelajari insiden urinary lithiasis

(batu saluran kemih) dan perubahan metabolik pada pekerja laki-

laki di industri besi yang terpapar panas pada lingkungan

kerjanya memperoleh hasil dari 10.326 pekerja, 181 (1,75 %)

telah mengalami sedikitnya sekali terjadi urinary stone. Dari yang

terkena, 103 orang yang bekerja di lingkungan panas (8,0 %) dan

78 bekerja pada temperatur ruang (0,9 %; P<0,001). Sehingga

kesimpulannya bahwa pekerja pada temperatur panas sembilan

kali kemungkinan memiliki risiko terjadinya lithiasis.

Perihal kristalisasi urin, kecuali kristal jenis cystine dan

beberapa yang lain, hampir semua kristal yang ditemui pada

sedimen urin adalah melampaui nilai klinis. Hal ini cenderung

menghubungkan kristal urin dengan risiko terjadinya batu

saluran kemih, namun mayoritas pasien dengan kristalisasi urin

tidak memiliki dan tidak akan membentuk batu saluran kemih.

Kristal yang berhubungan dengan batu saluran kemih (urolithiasis)

adalah terkecuali cystine, sering dan mudah ditandai. Kalsium

ditemui pada 80 hingga 95% batu ginjal, kebanyakan sebagai

Oksalat atau kristal Phosphate. Banyak batu yang tidak terdiri dari

13

Page 14: TA Kolik Renal

satu jenis bahan (homogeneous). Beberapa memiliki inti yang terdiri

dari komposisi berbeda dari lingkungannya.

Hal yang tidak mungkin adalah melarutkan jumlah Kalsium,

Phosphate, dan Oksalat dalam spesimen urin 24 jam dengan 1

hingga 2 liter air. Oleh karena itu dipastikan bahwa ada zat

inhibitor (penghambat) pada saat kristalisasi terjadi. Diketahui

inhibitor kristalisasi urin adalah pyrophosphate, citrate, magnesium, dan

beberapa makromolekul tertentu. Protein Tamm-Horsfall dipercaya

sebagai inhibitor penting pada Kalsium Oksalat.

Terbentuknya kristal dapat terjadi oleh :

Penambahan konsentrasi diluar kapasitas supersaturasi.

Situasi ini sebagai hasil penurunan kekentalan urin seperti

pada kasus kurangnya masukan cairan. Keadaan ini juga

dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan yang

berlebihan.

Penurunan kapasitas supersaturasi. Situasi ini dapat

disebabkan oleh turunnya kepekatan (konsentrasi) inhibitor

(zat penghambat), netralisasi dari zat inhibitor oleh adanya

elektrolit ataupun perubahan pH urin.

Adanya jenis kristal sebagai promotor akan timbulnya

kristalisasi jenis lain. Kristalisasi Kalsium Oksalat dapat

didukung oleh asam urat bentuk amorphous merupakan

contoh atas penomena ini. Situasi ini dianggap sebagai

hasil dari kompetisi inhibitor Tamm-Horsfall protein. Asam urat

dan Kalsium Oksalat yang melekat pada mucus adalah hal

yang sering terlihat.

2.4.2. Faktor paparan Zat Toxic

Beberapa penelitian di negara barat menunjukkan ada bukti pembentukan

batu ginjal pada pekerja baterai akibat tepapapr kadmium. Penyakit batu ginjal

merupakan penyebab penting di kalangan pekerja baterai di negara barat cuti dari

14

Page 15: TA Kolik Renal

pekerjaan mereka. Sebuah survei kesehatan Swedia memberikan angka kejadian

kumulatif batu ginjal dari 8-9% pada pria dan 3-2% di wanita. Insiden tahunan

meningkat selama tahun 1960-an dan 70-an dan telah diperkirakan sekitar 1% di

pada laki-laki dan 0 - 4% pada wanita. Serupa angka prevalensi dan insiden telah

dilaporkan dari investigasi yang dilakukan di Norwegia, Denmark, dan Amerika

Serikat faktor usia, keluarga dan faktor gizi telah diperkirakan sebagai faktor

etiologi dan beberapa peneliti telah mencatat bahwa hiperkalsiuria merupakan

faktor risiko lain untuk penyakit batu ginjal. Studi eksposur pekerja yang mungkin

terkait dengan peningkatan prevalensi batu ginjal masih sedikit. Sebuah penelitian

di Jepang melaporkan lebih tinggi pada rata-rata kejadian batu saluran kemih

antara penambang dan penambang batu, namun tidak ada upaya lebih lanjut yang

dilakukan untuk membentuk tim yang bertanggung jawab terhadap paparan yang

dialami oleh pekerja. Sebuah penelitian di Swedia melaporkan bahwa riwayat

batu ginjal lebih umum terjadi pada pekerja dengan konsesntrasi cadimum yang

tinggi pada urin.7

Kesimpulan salah satu studi menegaskan laporan sebelumnya bahwa

terdapat prevalensi batu ginjal yang lebih tinggi pada pekerja yang terpapar

kadmium. Selain itu, Hasil yang ditemukan memperkuat temuan sebelumnya

dalam menunjukkan besarnya paparan cadmium dengan risiko urolitiasis. Hasil

demikian menunjukkan bahwa batu ginjal merupakan kondisi yang dapat terjadi

pada pekerja yang sering terpapar dengan cadmium.7

2.4.3. Faktor posisi kerja (posisi duduk)

Faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu, mencakup infeksi,

statis urin, periode immobilisasi (drainase renal yang lambat dan perubahan

metabolisme kalsium). Salah satu faktor pembentukan batu ginjal yang berkaitan

dapat menimbulkan danya kolik renal adalah posisi kerja. Posisi duduk sering

dikaitkan dengan pembentukan batu pada ginjal.5 Posisi duduk membuat

terjadinya pembentukan batu akibat stasis urin semakin cepat. Pembentukan batu

ini juga dipercepat dengan dehidrasi akibat pekerja yang sedikit minum dan

15

Page 16: TA Kolik Renal

terpapar suhu panas akibat mesin, misalnya pekerjaan pengendara (supir) mobil

dan pilot.

Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan rendah dan

juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau urin

statis, menyediakan sarang untuk pembentukan batu.

2.5. Penanganan Kolik renal Pada Pekerja

Penanganan kolik renal pada pekerja yang paling efektif adalah

pencegahan dan pengobatan terhadap batu ginjal sebagai pencetus terjadinya

gejala kolik renal.

Pemasukan cairan yang tinggi adalah pengobatan tertua

dalam perawatan batu ginjal, dan sejak beberapa dekade yang

lalu, hal ini merupakan pencegahan yang dilakukan para klinisi

dalam penyembuhan kasus batu.

Volume urin yang rendah harus dianggap sebagai faktor

risiko yang sesungguhnya, menyangkut kedua hal terbentuknya

batu ginjal dan pengulangan batu. Peningkatan volume urin

disebabkan masukan cairan yang tinggi menghasilkan pengaruh

menguntungkan dalam terjadinya kristalisasi kalsium oksalat dan

tidak menurunkan aktifitas zat inhibitor (penghambat) alami.

Masukan air yang mencukupi dan mungkin cairan lain seperti

kopi, teh, bir, dan anggur memiliki efek pencegahan terhadap

terjadinya batu ginjal dan kejadian ulangan. Namun masukan

cairan yang banyak terutama air putih, adalah masih merupakan

hal terkuat dan terekonomis dalam pencegahan terjadinya batu

ginjal, dan hal ini selalu tidak digunakan oleh pasien-pasien yang

pernah mengidap batu ginjal.

Pada penelitiannya Borghi menemukan peningkatan

volume urin menjadi 1 sampai 2 liter per hari memperlihatkan

keadaan tingkat kalsium urin pada 400mg/hari, oksalat pada 25

mg/hari, dan asam urat urin pada 700 mg/hari dan pH 5,8;

16

Page 17: TA Kolik Renal

menghasilkan beberapa variasi sebagai berikut : CaOx Relative

Saturation (RS) dari 12,87 menjadi 6,58, CaP RS dari 2,37 menjadi

0,86, Asam urat RS dari 4,02 menjadi 2,06.

Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya

harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi

untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu

telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena suatu indikasi

sosial. Obstruksi karena batu saluran kemih yang telah menimbulkan hidroureter

atau hidronefrosis dan batu yang sudah menimbulkan infeksi saluran kemih, harus

segera dikeluarkan.5

Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti

diatas, namun diderita oleh seorang yang karena pekerjaannya (misalkan batu

yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat

menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang

menjalankan profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran kemih.5

Pilihan terapi konservatif antara lain untuk batu ureter mempunyai

diameter <5 mm. Seperti disebutkan sebelumnya, batu ureter <5 mm bisa keluar

spontan. Terapi bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin

dengan pemberian diuretikum, berupa NSAID. Batas lama terapi konservatif

adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah berat

ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan obstruksi. Adanya kolik

berulang atau ISK menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan. Begitu juga

dengan adanya obstruksi, apalagi pada pasien-pasien tertentu (misalnya ginjal

tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada toleransi terhadap

obstruksi. Pasien seperti ini harus segera dilakukan intervensi.

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy). Berbagai tipe mesin

ESWL bisa didapatkan saat ini. Walau prinsip kerjanya semua sama, terdapat

perbedaan yang nyata antara mesin generasi lama dan baru, dalam terapi batu

ureter. Pada generasi baru titik fokusnya lebih sempit dan sudah dilengkapi

dengan flouroskopi, sehingga memudahkan dalam pengaturan target/posisi

tembak untuk batu ureter. Hal ini yang tidak terdapat pada mesin generasi lama,

17

Page 18: TA Kolik Renal

sehingga pemanfaatannya untuk terapi batu ureter sangat terbatas. Meskipun

demikian mesin generasi baru ini juga punya kelemahan yaitu kekuatan

tembaknya tidak sekuat yang lama, sehingga untuk batu yang keras perlu

beberapa kali tindakan.

Gambar 3. Proses ESWL

Dengan ESWL sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya diberi obat

penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat dan akan dikenakan

gelombang kejut untuk memecahkan batunya  Bahkan pada ESWL generasi

terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi, begitu lokasi ginjal

sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan ESWL di ruang operasi akan

bergerak. Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi batu

ginjal.  Batu ginjal yang sudah pecah akan keluar bersama air seni. Biasanya

pasien tidak perlu dirawat dan dapat langsung pulang.

ESWL ditemukan di Jerman dan dikembangkan di Perancis. Pada Tahun

1971, Haeusler dan Kiefer memulai uji coba secara in-vitro penghancuran batu

ginjal menggunakan gelombang kejut. Tahun 1974, secara resmi pemerintah

Jerman memulai proyek penelitian dan aplikasi ESWL. Kemudian pada awal

tahun 1980, pasien pertama batu ginjal diterapi dengan ESWL di kota Munich

menggunakan mesin Dornier Lithotripter HMI. Kemudian berbagai penelitian

lanjutan dilakukan secara intensif dengan in-vivo maupun in-vitro. Barulah mulai

tahun 1983, ESWL secara resmi diterapkan di Rumah Sakit di Jerman. Di

Indonesia, sejarah ESWL dimulai tahun 1987 oleh Prof.Djoko Raharjo di Rumah

Sakit Pertamina, Jakarta. Sekarang, alat generasi terbaru Perancis ini sudah

18

Page 19: TA Kolik Renal

dimiliki beberapa rumah sakit besar di Indonesia seperti Rumah Sakit Advent

Bandung dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Penggunaan ESWL untuk terapi batu ureter distal pada wanita dan anak-

anak juga harus dipertimbangkan dengan serius. Sebab ada kemungkinan terjadi

kerusakan pada ovarium. Meskipun belum ada data yang valid, untuk wanita di

bawah 40 tahun sebaiknya diinformasikan sejelas-jelasnya

Endourologi.Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal

untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan

kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan

langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui

insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara

mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan

energi laser. Beberapa tindakan endourologi antara lain:

PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) yaitu mengeluarkan batu yang

berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke

sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau

dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil. PNL yang

berkembang sejak dekade 1980-an secara teoritis dapat digunakan sebagai

terapi semua batu ureter. Tapi dalam prakteknya sebagian besar telah

diambil alih oleh URS dan ESWL. Meskipun demikian untuk batu ureter

proksimal yang besar dan melekat masih ada tempat untuk PNL. Prinsip

dari PNL adalah membuat akses ke kalik atau pielum secara perkutan.

Kemudian melalui akses tersebut kita masukkan nefroskop rigid atau

fleksibel, atau ureteroskop, untuk selanjutnya batu ureter diambil secara

utuh atau dipecah dulu. Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir

pasti dapat diambil atau dihancurkan; fragmen dapat diambil semua karena

ureter bisa dilihat dengan jelas. Prosesnya berlangsung cepat dan dengan

segera dapat diketahui berhasil atau tidak. Kelemahannya adalah PNL

perlu keterampilan khusus bagi ahli urologi. Sebagian besar pusat

pendidikan lebih banyak menekankan pada URS dan ESWL dibanding

PNL.

19

Page 20: TA Kolik Renal

Litotripsi (untuk memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan

memasukkan alat pemecah batu/litotriptor ke dalam buli-buli),

Ureteroskopi atau uretero-renoskopi. Keterbatasan URS adalah tidak bisa

untuk ekstraksi langsung batu ureter yang besar, sehingga perlu alat

pemecah batu seperti yang disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan

jenis pemecah batu tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing

operator dan ketersediaan alat tersebut. Pengembangan ureteroskopi sejak

tahun 1980 an telah mengubah secara dramatis terapi batu ureter.

Kombinasi ureteroskopi dengan pemecah batu ultrasound, EHL, laser dan

pneumatik telah sukses dalam memecah batu ureter. Juga batu ureter dapat

diekstraksi langsung dengan tuntunan URS. Dikembangkannya semirigid

URS dan fleksibel URS telah menambah cakupan penggunaan URS untuk

terapi batu ureter.

Bedah Terbuka. Beberapa variasi operasi terbuka untuk batu ureter

mungkin masih dilakukan. Tergantung pada anatomi dan posisi batu,

ureterolitotomi bisa dilakukan lewat insisi pada flank, dorsal atau anterior.

Meskipun demikian dewasa ini operasi terbuka pada batu ureter kurang lebih

tinggal 1 -2 persen saja, terutama pada penderita-penderita dengan kelainan

anatomi atau ukuran batu ureter yang besar.

Pencegahan. Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan

selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya

kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau

kurang lebih 50% dalam 10 tahun. Pencegahan yang dilakukan adalah

berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun batu saluran kemih yang

diperoleh dari analisis batu. Pada umunya pencegahan itu berupa: (1) menghindari

dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanhyak 2-3 liter

perhari, (2) diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu, (3)

aktivitas harian yang cukup dan (4) pemberian medikamentosa. Beberapa diet

yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah: (1) rendah protein karena

protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urin

menjadi lebih asam, (2) rendah oksalat, (3) rendah garam karena natriuresis akan

20

Page 21: TA Kolik Renal

memacu timbulnya hiperkalsiuri dan (4) rendah purin. Diet rendah kalsium tidak

dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita hiperkalsiuri absorbtif tipe II.5

BAB III

KESIMPULAN

21

Page 22: TA Kolik Renal

Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal,

pelvis renal atau ureter oleh batu. Salah satu faktor risiko terjadinya batu ginjal

dan menyebabkan renal kolik adalah pekerjaan. Pekerjaan yang banyak duduk,

terpapar suhu panas, dan terpapr zat toxic seperti kadmium telah terbukti memicu

terbentuknya batu ginjal.

Penanganan kolik renal pada pekerja yang paling efektif adalah

pencegahan dan pengobatan terhadap batu ginjal sebagai pencetus terjadinya

gejala kolik renal. Pemasukan cairan yang tinggi adalah pengobatan

tertua dalam perawatan batu ginjal, dan sejak beberapa dekade

yang lalu, hal ini merupakan pencegahan yang dilakukan para

klinisi dalam penyembuhan kasus batu. Penanganan lebih lanjut

apabila ukuran batu sdauh menyebabkan obstruksi dan infeksi

yang biasanya dialami pada pekerja yang sering duduk seperi

pilot pesawat terbang.

22