Rupture Renal

download Rupture Renal

of 21

Transcript of Rupture Renal

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    1/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Ruptur Ginjal

    Ruptur ginjal merupakan robeknya atau koyaknya jaringan ginjal secara paksa. Dapat

    terjadi secara spontan tanpa didahului trauma sebelumya atau rupture ginjal akibat trauma.1,3

    Injuri pada ginjal kini lebih sering terjadi pada dua dekade terakhir, hal ini terutama

    disebabkan oleh peningkatan insiden kecelakaan lalulintas di banyak Negara. 4 ,11 Penyebab

    lain yang agak jarang adalah terkait pekerjaan dan olahraga. Trauma tumpul dapat timbulkan

    perubahan organ, salah satunya adalah rupture.Trauma pada renal merupakan perlukaan yang

    paling sering pada system urinarius. Ginjal dilindungi oleh otot-otot lumbar, vertebral, serta

    costa. Fraktur costa dan vertebra dapat mem-penetrasi parenkim dan pembuluh darah ginjal.

    1,9,11

    A. Ruptur Renal Spontan Non-Traumatik

    a) Etiologi, Epidemiologi, Faktor Resiko

    Kurangnya literature yang membahas secara mendalam rupture spontan dari tumor

    ginjal membuktikan kejarangan dari kejadian rupture ginjal akibat tumor. Beard pada tahun

    1946 mengumpulakan 42 kasus rupture ginjal tanpa diawali atau disertai trauma , antara lain

    tumor, hydronephrosis, pyelonephritis, pyonephrosis, tuberculosis, abscess, infarct,

    nephritis, aneurysm dan calculus. Ginjal begitu rapuhnya, sehingga dengan perubahan

    patologis yang merupakan suatu trauma tidak langsung saja sudah dapat membut organ ini

    rupture. Kemunculan tiba-tiba dari suatu massa di abdominal yang disertai dengan hematuria

    dan nyeri menandakan kemungkinan besar telah terjadi rupture dari tumor ginjal.3

    Ruptur renal spontan non-traumatik sangat jarang terjadi tapi merupakan kondisi yang

    mengancam keselamatan pasien. Mc Dougal et al, me-review literatur di atas tahun 1974, dan

    menemukan 78 kasus yang telah memenuhi criteria non-traumatik rupture parekim ginjal

    yang disertai perdarahan perirenal. Ditemukan 33 % kasus rupture ginjal diakibatkan tumor

    renal ganas/maligna , 24% kasus karena benign renal tumor dengan angiomyolipoma, and

    18% timbul akibat penyakit vaskuler, yang paling sering adalah poliarteritis nodosa. Cinman

    et all juga me-review juga literatur-literatur periode 1974-1984, dan menemukan 27 kasus

    rupture ginjal dengan etiologi paling sering adalah renal angiomyolipoma (33%), diikuti renal

    carcinoma ( 26%) dan penyakit vascular ( 26%). 6 Rupture ginjal juga dapat terjadi semasa

    kehamilan.7

    Ruptur Ginjal Page 1

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    2/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    b). Patofisologi dan Manifestasi Klinis

    Ruptured renal neoplasms dapat memberikan manifestasi klinis yang berat dan fatal

    bagi pasien. Angiomyolipoma merupakan tumor renal yang mudah menyebabkan rupture

    spontan pada ginjal. Kasus rupture lain juga terjadi pada renal cell cancer dan wilms tumor. 8

    Ruptur spontan dari sistem kolektivus ginjal normal merupakan komplikasi yang agak

    jarang selama masa kehamilan dan sering terjadi pada ginjal kanan. Hal ini dapat terjadi pada

    ginjal dengan atau tanpa kelainan patologis sebelumnya. Nyeri pinggang merupakan masalah

    yang umum dialami wanita di masa kehamilan. Diferensial diagnosis yang ditandai dengan

    gejala tersebut anatara lain symptomatic hydronephrosis, ureteric stones dan pielonefritis.

    Ruptur renal spontan jarang terjadi dan jika terjadi akan sangat fatal akibatnya. Rupture dapat

    terjadi pada parenkim ginjal atau pada sistem tubulusnya. Ruptur pada parenkim ginjal

    biasanya terjadi pada penyakit ginjal dengan tumor sebagai penyebab terseringnya. Sekitar 17

    kasus ruptur spontan pada sistem tubulus dilaporkan pada literatur-literatur Inggris , 12 kasus

    diantaranya terjadi pada ginjal normal. Kedua belas pasien pada kasus ini mengalami ruptur

    di ginjal kanan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa hidronephrosis lebih

    sering terjadi di ginjal kanan selama masa kehamilan. Ruptur spontan ini dapat diakibatkan

    oleh peningkatan tekanan hidrostatik dalam system tubulus yang melebihi kapasitas dari

    calyceal-renal capsular junction. Suatu peningkatan aliran urin secara tiba-tiba dapat menjadi

    faktor resiko terjadinya rupture. Saat terjadi ruptur parenkim renal, akan muncul hematuria

    yang tia-tiba, nyeri pinggang, hipotensi. Pasien dengan rupture pada system tubulus

    kolektivusnya akan merasakan nyeri pinggang yang sangat dengan atau tanpa disertai

    hematuria. Biasanya terjadi pada minggu ke-18 kehamilan sampai 1 hari setelah partus. Jika

    terjadi rupture pada system kolektivusnya, akan terdapat hidronefrosis dan pengumpulan

    cairan atau perdarahan perinephric/periureteric.5,7

    Hipertensi renal dapat terjadi karena rupture ginjal. Tetapi tidak semua rupture

    gijal akan disertai hipertensi.Hipertesi tidak hanya terjadi bila ada lesi di parenkim ginjal

    tetapi dapat terjadi kerena lesi pada kapsula ginjal, system pelveocalyceal dan percabangan

    sistem arteri. Ada beberapa mekanisme yang menyebabkan hipertensi pada rupture ginjal,

    diantaranya:

    Pages Mechanism, menimbulkan cello-phane perinephritis. Hipertensi pada

    kondisi ini disebabkan kompresi ginjal oleh subcapsular atau perirenal

    Ruptur Ginjal Page 2

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    3/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    hematoma atau kontriksi ginjal akibat penebalan kapsula ginjal oleh jaringan

    fibrosa yang terbentuk sewaktu penyembuhan dari hematoma.

    Goldblatt Mechanism ketika ginjal mengalami iskemia saat hipertensi

    renovaskular terjadi sebagai akibat thrombosis, spasme, atau stenosis dari

    arteri renalis atau akibat aneurisme arteriovenous.

    Mekanisme lainya melalui pielonefritik, lithiasis, dan stasis urin.3,4,7

    Spontaneous kidney rupture dapat menjadi komplikasi dari Wegener's granulomatosis.

    Ruptur renal secara spontan jarang terjadi, tapi dapat menjadi tanda pertama dari

    Wegener's granulomatosis.2

    Ruptur spontan dari parenkim ginjal setelah transplantasi ginjal terjadi pada 0,8

    sampai 9,6 % pasien transplantasi. Ruptur ini disebabkan oleh immunological destruction of

    the graft. Hampir seluruh rupture terjadi setelah periode post-operasi, 80% kasus ruptur

    terjadi dalam 2 minggu setelah operasi, kasus lainnya terjadi setelah 5 bulan. Manifestasi

    klinis yang dapat ditemukan antara lain adalah nyeri yang sangat tajam didaerah transplantasi

    dan perdarahan massif. Pada rupture yang luas dan multiple akan menimbulkan shock

    hemorhagik. Ginjal yang ditransplan akan membesae, oedematous dan akan ditemukan satu

    atau leih fisura di sisi konveks ginja. Fisura ini ada yang membentang secara longitudinal,

    transversal, atau menembus parenkim ginjal.5

    Percutaneous nephrolithotomy (PNL) merupakan prosedur terapi untuk penyakit batu

    ginjal. Dari penelitian tindakan PNL memilki angka morbiditas lebih rendah dibandingkan

    pembedahan. Terlebih lagi PNL dapat dilakukan ada pasien dengan batu saluran kemih

    dibandingkan operasi terbuka saat ESWL tidak dapat dilakukan. PNL umumnya aman dan

    disertai dengan komplikasi ringan, tetapi dapat pula menimbulkan renal rupture dan

    Ruptur Ginjal Page 3

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    4/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    perdarahan hebat. Selama proses PNL , percutaneous puncture pada ginjal dapat

    menimbulkan perforasi pada pelvis ginjal dan menghancurkan integritas pelvicalyceal

    system, mengakibatkan trauma pada kapsula renalis dan perdarahan. Selama PNL pembuluh

    darah pericalyceal atau parenkim renal dapat terluka atau robek.10

    c). Pemeriksaan dan Tata Laksana

    Investigasi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi diagnosis adalah dengan melakukan

    intravenous urogram, computed tomogram, atau dengan magnetic resonance urogram.7

    Pada non-traumatik renal ruptur, penatalaksanaannya tergantung pada diagnosis

    perdarahan yang terjadi dan penyebab utamanya. Pengumpulan darah di perinephric dan

    subcapsular sangat mudah dideteksi dengan ultrasound, walaupun CT memberikan gambaran

    pemeriksaan yang lebih akurat untuk menentukan sisi yang mengalami perdarahan.

    Perdarahan renal jarang terlihat sebagai perdarahan intraperitoneal. Dengan CT, tumor renal

    yang sangat kecil dapat terdeteksi.6

    Angiomyolipoma mungkin hanya tumor jinak pada ginjal yang dapat dipastikan

    keberadaannya dengan teknik radiologi. Pada banyak kasus, ultrasound dan CT dapat

    mengidentifikasi lemak makroskopik yang terkandung dalam tumor ini, kehadiran lemak ini

    Ruptur Ginjal Page 4

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    5/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    membantu menyingkirkan diagnosis renal cell carcinoma. Tetapi angiomyolipoma memiliki

    tampilan atipikal. Terdapat lesi dengan pertumbuhan extrarenal dan un-detectable fatserta

    perdarahan.6 Ultrasound dan CT merupakan pemeriksaan awal yang paling bermanfaat.

    Ultrasound dapat mendeteksi darah yang terkumpul di perinephric atau subcapsular pada

    semua kasus dan menegakkan diagnosis multiple angiomylipoma pada wanita hamil saat

    pemeriksaan CT dikontraindikasikan untuk wanita hamil.6,7

    Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologistsguidelines , pajanan

    X-Ray kurang dari 5 rads tidak berhubungan dengan peningkatan angka anomali congenital

    pada fetus. Walaupun CT akan memberikan pajanan radiasi dosis tinggi pada fetus , dosis

    yang diberikan masih aman, terlebih lagi bila dilakukan setelah 18 minggu masa kehamilan.

    Alternatif lain, dapat dilakukan magnetic resonance imaging setelah trimester pertama dan

    akan membantu membedakan urinoma dan suatu hematoma. Rupture dari system kolektivus

    dapat ditatalaksanai dengan melakukan drainase dengan percutaneous nephrostomy atau

    ureteric stenting.7

    Ruptur Ginjal Page 5

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    6/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Ruptur Ginjal Page 6

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    7/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    B. Ruptur Ginjal Traumatik

    Sebagian besar perlukaan pada ginjal terjadi akibat kecelakaan lalu lintas atau saat

    melakukan olahraga. Ginjal yang disertai dengan keadan patologik seperti hidronefrosis atau

    tumor maligna sangat rentan rupture walaupun hanya dengan trauma ringan. Trauma renal

    terjadi rata-rata 1-5 % dari semua kasus trauma yang terjadi. Ginjal merupakan organ yang

    sering terkena perlukaan akibat trauma genitourinary atau trauma pada abdomen. Dilihat dari

    angka kejadiannya, pasien truma ginjal lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita

    dengan perbandingan 3:1. 9,11

    1. Etiologi

    Trauma tumpul secara langsung pada abdomen, pinggang, atau punggung merupakan

    mekanisme tersering dari injuri renal. Trauma ini dapat disebabkan kecelakaan lalu lintas,

    perkelahian, jatuh, dan olahraga. Kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi dapat

    menimbulkan renal trauma dengan mekanisme deselerasi dan sebabkan perlukaan vaskular

    yang berat. Luka tembakan dan luka tusukan merupakan penyebab tersering dari sebagian

    besarpenetrating injuriespada ginjal.

    Ruptur Ginjal Page 7

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    8/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    2. Patologi & Klasifikasi

    A. Temuan patologis awal dari trauma ginjal

    Laserasi akibat trauma tumpul biasanya terjadi pada sisi transversal ginjal. Mekanisme

    perlukaan terjadi melalui kekuatan tekanan yang ditransmisikan mengenai parenkim renal.

    Berdasarkan berat perlukaan pada ginjal akibat trauma, renal injuri dibagi menjadi

    beberapa derajat.

    Grade 1 Terjadi kontusio renal atau perdarahan pada parenkim ginjal.

    Mikroskopik hematuria adalah tanda yang paling sering , walaupun tidak

    menutup kemungkinan terjadi pula gross hematuria

    Grade 2 Terjadi laserasi pada parenkim hingga korteks renal. Hematoma

    perirenal dapat terjadi, tetapi tidak berat.

    Grade 3 Laserasi parenkim renal , menembus korteks ginjal hingga medulla

    renal. Biasanya disertai dengan retroperitoneal hematom.

    Grade 1 Grade 2

    Ruptur Ginjal Page 8

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    9/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Grade 3 Grade 4

    Grade 4 Laserasi parenkim ginjal yang menembus hingga sistem kolektivus

    renal. Juga disertai robekan arteri segmentalis.

    Grade 5 Multipel, parenkimal laserasi, pedikel ginjal mengalami

    peregangan. Terjadi injuri pada vena dan arteri renalis

    Grade 5

    Ruptur Ginjal Page 9

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    10/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Klasifikasi lain mengenai derajat trauma renal

    Keadaan-keadaan patologis ginjal yang dapat memperberat kerusakan ginjal

    meskipun hanya mendapat trauma ringan. Misalnya :

    Hydronephrosis

    Polikistik/multikistik ginjal

    Tumor ginjal

    dan penyebab tersering dari trauma tumpul ginjal adalah : kecelakaan lalu lintas (70-80%).

    Trauma yang mengenai ginjal dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.

    - Langsung

    ginjal tergencet benda tumpul

    luka tusuk

    luka tembak

    - Tidak langsung

    jatuh dari ketinggian (efek deselerasi dari gaya) sehingga menyebabkan terputusnya

    pedikel ginjal

    Ruptur Ginjal Page 10

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    11/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Klasifikasi menurut jurnal urologi Indonesia, derajat kerusakan yang terjadi pada ginjal.

    Dibagi 4 macam

    1. Kontusio (85%) : Memar atau hematome sub kapsuler dengan kapsul ginjal masih

    utuh.

    2. Laserasi minor (10%) : Kerusakan korteks parenkim ginjal bagian superficial tanpa

    disertai kerusakan sistem kaliseal atau medula ginjal.

    3. Laserasi mayor (15%) (Ruptur Ginjal): Kerusakan parenkim ginjal yang meluas mulai

    dari korteks dan medula ginjal atau ke sistem kaliseal

    4. Trauma vasculer (5%) (Renal Pedicle Injury) : Oklusi atau avulsi / terputusnya vasa

    renalis. 1

    B. Temuan patologis lainnya

    1. Urinoma. Perobekan/laserasi yang dalam yang tidak dapat diperbaiki dapat

    menimbulkan ekstravasasi urin dan komplikasi hidronefrosis atau

    pembentukan abses

    2. Hydronefrosis. Hematoma yang berat pada rongga retroperitonium ditambah

    dengan adanya ekstravasasi urin dapat menimbulkan fibrosis pada

    ureteropelvic junction sebabkan hidronefrosis.

    3. Arteriovenous Fistula. Dapat terjadi setelah trauma tajam tetapi sangat jarang

    kejadiannya.

    4. Renal Vascular Hipertensi. Aliran darah pada jaringan yang rusak akibat injuri

    menurun, timbulkan hipertensi. Fibrosis akibat trauma juga menimbulkan

    kontriksi arteri renalis dan mengakibatkan hipertensi renalis.

    3. Manifestasi Klinis

    Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

    Suatu informasi mengenai mekanisme trauma didapatkan dari korban yang masih

    sadar, saksi atau tim medis yang melakukan pertolongan. Pada trauma tajam,

    informasi penting yang perlu dicari adalah ukuran senjata yang menancap, tipe dan

    caliber senjata bila yang digunakan adalah senjata semacam senapan. Pemeriksaanfisik dilakukan untuk mengetahui tempat yang terluka akibat trauma apakah pada

    Ruptur Ginjal Page 11

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    12/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    thoraks, punggung, pinggang atau abdomen bagian atas maupun bawah. Trauma

    tumpul pada punggung, pinggang, toraks bagian bawah, dan abdomen bagian atas

    dapat menyebabkan renal injuri. Tanda dan gejala yang akan timbul yang

    menandakan adanya perlukaan pada renal adalah :

    Hematuria

    Flank pain

    flank ecchymoses

    flank abrasions

    fractured ribs

    abdominal distension

    abdominal mass

    abdominal tenderness

    Hematuria mikroskopik atau gross hematuria akan menyertai trauma abdomen yang

    menandakan bahwa telah terjadi injuri pada traktus urinariusnya. Segala perlukaan yang

    terjadi pada pinggang harus dipikrkan kemungkinan trauma pada ginjal walaupun tanpa

    adanya hematuria. Derajat trauma pada ginjal tidak selelu berhubungan dengan derajat

    hematuria yang diperlihatkan. Pasien dengan gross hematuria atau mikroskopik hematuria

    dengan shock ( tekanan darah sistolik

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    13/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Awalnya tanda shock atau tanda kehilangan darah dalam jumlah yang besar dari

    perdarahan retroperitoneal akan terlihat. Terdapat ekimosis pada pinggang atau kuadran atas

    abdomen. Suatu massa dapat ter-palpasi dan hal ini menandakan adanya hematoma

    retroperitoneal atau telah terjadi urin ekstravasasi.

    4. Pemeriksaan

    Pasien dengan trauma harus dievaluasi dengan melakukan tes radiologi dan

    laboratorium. Urinalisis, hematokrit dan kadar kreatinin merupakan test terpeting untuk

    mengevaluasi trauma renal.

    1. Urinalisis merupakan test dasar yang harus dilakukan pada pasien yang

    dicurigai mengalami trauma renal. Hematuria merupakan indicator

    pertama dari perlukaan pada renal, tetapi tidak spesifik untuk

    membedakan trauma mayor atau minor yang terjadi pada renal. Mayor

    renal injury seperti robekan pada ureteropelvic junction, pedikel ginjal

    atau thrombosis arteri segmentalis dapat terjadi tanpa disertai hematuria.

    Hematokrit awal berhubungan dengan tanda vital yang nantinya

    digunakan sebagai pedoman untuk melakukan emergency resuscitation.

    Penurunan hematokrit dan diperlukannya transfusi darah adalah tanda

    tidak langsung dari jumlah kehilangan darah yang terjadi.

    Pengukuran kadar kreatinin merefleksikan fungsi ginjal yang mengalami

    trauma. Adanya peningkatan kreatinin menandakan adanya kelainan

    patologis sebelumnya.

    Pemeriksaan Radiologi

    1. Ultrasonography

    USG merupakan pemeriksaan awal yang dapat dilakukan pada pasien

    dengan abdominal trauma. Dapat mendeteksi adanya cairan di rongga

    perironeum tanpa pajanan sinar radiasi. USG dapat mendeteksi laserasi

    Ruptur Ginjal Page 13

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    14/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    renal tetapi tidak dapat menentukan kedalaman laserasi dan tidak dapat

    memberikan informasi tentang fungsi ginjal mengenai ekresi renal atau

    bocornya urin. Selama evaluasi pasien dengan trauma tumpul, USG lebih

    sensitif dan spesifik daripada IVP dalam mengevaluasi minor renal

    trauma. Tetapi sensitivitas USG menurun seiring dengan peningkatan

    keparahan dari tauma renal.

    2. Standar IVP

    Temuan yang didapatkan setelah melakukan IVP adalah derajat fungsi

    ginjal dan ada/tidaknya ekstravasasi. Ginjal yang tidak berfungsi

    menandakan trauma berat pada ginjal, perlukaan pada pedikel ( pereganganvascular atau thrombosis) atau rupture ginjal yang parah. Ekstravasasi dari

    kontras yang diberikan mewakili derajat keparahan trauma apakah

    mengenai capsul, parenkim, parenkim atau system kolektivusnya.

    3. Computed tomography (CT)

    CT merupakan pemeriksaan gold standar untuk pasien renal trauma yang

    stabil. CT lebih sensitive dan spesifik dibandingkan IVP, USG, atau

    Angiografi. CT lebih akurat dalam menentukan lokasi perlukaan, mendeteksi

    dini kontusio dan hematoma. Mmeperlihatkan secara jelas posisi anatomi

    organ-organ, termasuk kedalaman dan lokasi laserasi pada renal.

    4. Magnetic resonance imaging (MRI)

    Walaupun MRI tidak digunakan secara umum pada pasien dengan trauma

    renal, MRI dapat menemukan perirenal hematoma, dan mendeteksi adanya

    keabnormalan lain pada ginjal, tetapi gagal dalam visualisasi ekstravasasi

    urin pada pemeriksaan awal.

    5. Angiography

    Angiography dapat menemukan laserasi ranal , ekstravasasi urin dan

    peregangan pada pedikel ginjal. Indikasi dilakukannya pemeriksaan ini

    Ruptur Ginjal Page 14

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    15/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    adalah ketika dengan IVP ginjal tidak tervisualisasi dengan baik setelah

    truma tumpul renal berat saat CT tidak dapat dilakukan. 9

    Alur Pemeriksaan/penegakan derajat trauma renal

    Ruptur Ginjal Page 15

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    16/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Ruptur Ginjal Page 16

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    17/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    Ruptur Ginjal Page 17

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    18/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    5. Prognosis dan Komplikasi

    Dengan penatalaksanaan yang tepat dan follow-up yang teraur, hamper semua

    rupture renal memiliki prognosis yang bagus dengan penyembuhan yang spontan dan

    fungsi renal yang normal dapat kembali. Follow-up dengan urography dan monitoring

    terhadap tekanan darah dapat mendeteksi lebih awal hidronefrosis dan hipertensi.

    Perdarahan merupakan komplikasi tersering. Pasien harus diobservasi secara

    ketat, dengan monitoring pada tekanan darah dan hematokrit. Ukuran dan seberapa

    besar ekspansi massa yang terpalpasi juga harus diperhatikan. Perdarahan

    retroperironeal yang persisten atau gross hematuria yang berat membutuhkan tindakan

    operatif. Adanya ekstravasasi urin juga dapat menyebabkan pembentukan abses dan

    sepsis. Hipertensi, hidronefrosis, arteriovenous fistula, pembentukan batu dan

    pielonefrosis dapat timbul sebagai komplikasi.

    6. Penatalaksanaan

    Manajemen dini yang harus dilakukan adalah penanganan terpadu pada shock

    dan perdarahan yang terjadi, resusiasi dan evaluasi terhadap trauma yang terjadi.

    Trauma tumpul/Blunt injuries

    Minor renal injuries yang diakibatkan trauma tumpul tidak selalu membutuhkan

    tindakan operatif. Perdarahan akan berhenti secara spontan dengan bed-rest dan

    hidrasi yang cukup. Kasus yang memerlukan tindakan operatif diindikasikan untuk

    trauma renal yang disertai dengan persisten retroperitoneal bleeding, ekstravasasi

    urin, adanya bukti laserasi pada parenkim renal dan adanya perlukaan pada pedikel

    ginjal. 9,11

    Trauma tajam/Penetrating injuries

    Trauma tajam harus ditangani dengan tindakan operatif.9,11

    Ruptur Ginjal Page 18

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    19/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Adi Santoso .Trauma Urogenital, Jurnal Urologi, Program Studi/Seksi Urologi

    Lab/UPF Ilmu Bedah FK Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994, voll4, No.2

    www.urology.or.id

    2. Faissal Tarrass. Spontaneous kidney rupturean unusual complication of Wegener's

    granulomatosis. Oxford university Press.2006. www.oxfordjournals.org

    3. Jacob Frumkin, Stephen Meigher. Spontaneous rupture of kidney tumors. Annals of

    Surgery August. 1953 . Volume 13 ,Number 2, pg 275-278.

    4. J.Girl & J. Tuhy , From the Departments of Radiology and Urology,Central Military

    Hospital, Prague, Czechoslovakia. 1965, http://www.circ.ahajournals.org/

    5. J.Reznicek, V.Zvara. International Urology and Nephrology, Allograft Rupture after

    Kidney Transplantation, Department of Clinical Immunology and Deparement of

    Pathological Anatomy, Urological Clinic, Bratislava.1981.

    6. KH Yip ,PC Tam, The British Journals of Radiology, Spontaneous rupture of renal

    tumours : the role of imaging in diagnosis and management. Departments of surgery

    Division of Urology and Diagnostic Radiology.1998. The University of Hong Kong,

    Queen Mary Hospital, Hong Kong.

    7. KL Lo, CF Ng, WS Wong. Spontaneous Rupture of The Left Renal Collecting

    System During Pregnancy. Hong Kong Med Journalss, Vol 13, No.5. October

    2007.www.hkmj.org.

    8. Mohammad Moazzam , M Hammad Ather and Akber S Hussainy

    Leiomyosarcoma presenting as a spontaneously ruptured renal tumor-case report

    Department of Surgery and Pathology, The Aga Khan University, Karachi, BMC

    Urology, www.biomedcentral.com

    9. N. Djakovic, E. Plas, L. Martnez-Pieiro, Th. Lynch, Y. Mor, R.A. Santucci, E.

    Serafetinidis, L.N. Turkeri, M. Hohenfellner .Guidelines on Urological Trauma

    European Association of Urology. 2009. Pg; 6-13

    Ruptur Ginjal Page 19

  • 7/22/2019 Rupture Renal

    20/21

    [TINJAUAN PUSTAKA] Ruptur Renal

    10. Sung Hoon Kim, M.D., Sun Joon Cho, M.D., Young Kug Kim, M.D., Gyu

    Sam Hwang, M.D., and Jai Hyun Hwang, M.D. Fatal Renal Rupture as a Rare

    Complication of Percutaneous Nephrolithotomy Department of Anesthesiology and

    Pain Medicine, Asan Medical Center, University of Ulsan College of Medicine,

    Seoul, Korea . Korean J Anesthesiol Vol. 54, No. 6, June, 2008

    www.synapse.koreamed.org

    11. Tanagho, E.A, et al. Lange: Smiths General Urology. Sixteenth edition.

    Penerbit Mc Graw Hill : San Fransisco. 2004. Chap.17

    Ruptur Ginjal Page 20

    http://www.urology.or.id/http://www.urology.or.id/http://www.oxfordjournals.org/http://www.circ.ahajournals.org/http://www.hkmj.org/http://www.biomedcentral.com/
  • 7/22/2019 Rupture Renal

    21/21

    http://www.synapse.koreamed.org/