Status Ujian
-
Upload
hilyajae-hee -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Status Ujian
STATUS UJIAN
Disusun oleh
Hilyatus Shalihat (1102010125)
Penguji :
dr. Ni Wayan Ani Purnamawati, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RSJI KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
1
JAKARTA
PERIODE 05 JANUARI-07FEBRUARI 2015
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Nn. IN
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta / 28 – 6 - 1994
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Suku Bangsa : Arab-Betawi
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Pancoran, Jakarta Selatan
Tanggal Masuk : 27 Januari 2015
Riwayat Perawatan :
Rawat Jalan : Sejak Tahun 2014 sampai sekarang
Rawat Inap : Rumah Sakit Mental Bogor pada September 2014
(1x)
RSIJ Klender pada Oktober 2014, November 2014
(2x), Desember 2014 (2x), Januari 2015 (3x)
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Auto-Anamnesis
Tanggal : 31 Januari & 1 Februari 2015 di bangsal RSJI Klender.
2
Allo-Anamnesis
Tanggal : 3 Januari 2015 pukul 09.00 WIB (Ibu Pasien) di RSJI Klender.
A. KELUHAN UTAMA
Autoanamnesis :
Pasien mengaku dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
(RSJIK) karena mengamuk dan membentak kedua orangtua sejak 2hari
SMRS.
Alloanamnesis :
Pasien dibawa ke RSJI Klender oleh ibunya karena marah-marah
& mengamuk sejak 4hari SMRS.
B. KELUHAN TAMBAHAN
Pasien tampak gelisah, bicara kacau, susah tidur, dan merasa
pusing.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Menurut ibu pasien, sejak 4 hari SMRS pasien menunjukkan
aktivitas yang berlebih, perilaku kacau, gelisah, marah-marah, tidak
tidur dan banyak bicara. Sebelum 4 hari SMRS, ibu pasien mengatakan
pasien pergi ke tempat pengajiannya dan merasa bertemu laki-laki yang
mirip seperti pacarnya yang membuat pasien gelisah dan tidak bisa tidur.
Sejak saat itu penyakit pasien mulai kambuh lagi.
Sejak 1 hari SMRS keluarga pasien mengurung pasien di dalam
kamar karena pasien mengamuk, mulai memukul ibunya serta ingin
keluar rumah. Pasien juga melempar barang-barang yang ada
disekitarnya. Di dalam kamar, pasien juga tidak mau makan sehingga
ibu pasien membawa pasien berobat ke RSJI Klender.
3
Saat wawancara dengan pasien, pasien mengatakan awal
kambuhnya penyakit tanggal 23 Januari, karena pasien membayangkan
tanggal tersebut merupakan tanggal pernikahannya dengan seseorang
yang sangat mencintainya yaitu teman dekatnya yang berinisial P. Pasien
mengatakan P berulang tahun di tanggal 23 Mei jadi pasien memilih
tanggal 23 Januari sebagai tanggal pernikahan yang di impikan pasien.
Pasien mengaku sering membayangkan P menjadi suami idamannya
karena jika pasien menikah dengan P pasti pasien sangat bahagia karena
P adalah laki-laki yang sangat baik, perhatian, sopan, dan penuh kasih
sayang. P pernah berjanji untuk menikahi pasien jika pasien sudah lulus
kuliah, namu keluarga pasien tidak mengizinkan untuk berpacaran
sehingga hubungan pasien dan P berpisah. Pasien juga mengaku bahwa
ia dikurung di dalam kamar karena ia mulai marah-marah, mengamuk,
bicara kacau dan ingin keluar rumah untuk mencari jodohnya. Tapi
pasien bingung jodohnya ada dimana.
Menurut keluarga, sebelumnya pasien tidak pernah mau dibawa ke
RS untuk dirawat, namun saat ini pasien setuju untuk dibawa ke RS
karena pasien sudah tidak tahan dikurung di dalam kamar.
D. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
a) Psikiatrik
Menurut keluarga, pasien pernah dirawat di rumah sakit
mental bogor sebanyak 1 kali sejak tahun 2014. Pada bulan
Oktober tahun 2014 pasien mulai menunjukkan gejala yang aneh,
dimulai dari pasien suka berbicara kacau, gelisah, tidak tidur, tidak
mau makan dan tidak mandi selama 1minggu. Apabila ada masalah
pasien cenderung diam dan lebih sering memendam sendiri
masalah tersebut. Pasien juga pernah menunjukan gejala seperti
sedih, banyak melamun, kehilangan minat, lebih sering diam, rasa
4
bersalah, tidak konsentrasi dan tidak selera makan, namun keluarga
tidak mengingat tepatnya kapan gejala itu muncul. Keluarga pasien
mengatakan pada bulan Oktober tahun lalu pasien dipindahkan di
RSIJK dari RS Mental Bogor karena lokasi rumah sakit terlalu jauh
dari rumah pasien.
Menurut ibu pasien, pasien mulai menunjukkan gejala aneh
setelah pasien dikecewakan oleh laki-laki yang berjanji ingin
menikahinya. Pasien mengenal laki-laki itu di jejaring sosial pada
bulan Juni 2014, setelah berkenalan selama 3bulan, pasien akhirnya
memutuskan untuk bertemu dengan lelaki itu dirumah pasien. Saat
laki-laki itu datang dan berkenalan dengan keluarga pasien, laki-
laki itu menjanjikan pasien untuk tunangan bulan depan dan
berjanji akan menikahi pasien tahun depan. Seminggu kemudian
laki-laki itu hilang tanpa kabar lagi dan akhirnya orangtua pasien
dan pasien memutuskan untuk ke Madura mendatangi rumah laki-
laki itu. Sesampai di Madura, orangtua pasien dan pasien akhirnya
berkenalan dengan keluarga dari laki-laki itu. Dan laki-laki itu
kembali menjanjikan akan menikahi pasien tahun depan. Sepulang
dari Jakarta, keluarga dari laki-laki itu (paman) datang mewakili
laki-laki itu kerumah pasien. Paman dari laki-laki itu mengatakan
kalau laki-laki itu tidak bisa datang melamar tahun depan karena
harus berangkat ke madinah untuk melanjutkan sekolahnya. Sejak
saat itu, pasien sering terlihat sedih dan mengurung diri dikamar.
Ibu pasien mengatakan pasien sangat sakit hati dengan laki-laki
yang sudah menjanjikan akan menikahi pasien tahun depan.
b) Medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit medis lain seperti
kelainan bawaan sejak lahir, kejang, penyakit jantung, dan trauma
kepala.
c) Penggunaan zat psikoaktif dan minuman beralkohol
5
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah merokok
sampai saat ini. Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi
alkohol dan obat – obatan terlarang.
E. RIWAYAT HIDUP
a) Masa prenatal dan perinatal
Pasien lahir cukup bulan dengan riwayat persalinan normal,
spontan. Pasien merupakan anak 1 dari 2 bersaudara yang lahir dari
pernikahan yang sah dan merupakan anak yang diharapkan.
b) Masa kanak-kanak dini / awal (0 – 3 tahun)
Pasien diberikan ASI eksklusif hingga usia 2tahun dan diasuh
oleh kedua orangtuanya. Pasien mulai berjalan umur 1tahun dan
riwayat tumbuh kembang normal. Pasien dapat diajak bermain dengan
orangtuanya.
c) Masa kanak-kanak pertengahan (3 – 11 tahun)
Pasien mulai bersekolah TK(taman kanak-kanak) umur 3,5tahun
dan mulai masuk SD(sekolah dasar) umur 5 tahun. Pada masa kanak-
kanak pertengahan, dilalui pasien dengan baik. Pasien tumbuh seperti
anak-anak seusianya. Sehari-hari pasien selama di sekolah
pergaulannya baik dan mempunyai banyak teman. Menurut penilaian
teman pasien, pasien merupakan anak yang ceria dan tidak bisa diam.
Pasien mengatakan selama masa sekolah dasar tidak mengalami
kesulitan dalam bermain dan bergaul. Pasien juga mengaku selama SD
selalu masuk peringkat 5 besar.
d) Masa Remaja
Hubungan Sosial
6
Pasien memiliki banyak teman dan selalu menyempatkan
waktu untuk ikut berkumpul bersama dengan teman-
temannya. Tidak pernah ada masalah antara pasien dengan
temannya dan tidak mempunyai musuh. Pasien mengaku
sewaktu SMA(sekolah menengah atas) pasien ikut kegiatan
KIR(Karya Ilmiah Remaja) dan juga aktif ikut baksos
bersama teman-temannya.
Riwayat Pendidikan
Formal
Pasien mulai bersekolah di TK Alwaritsu Jakarta,
dijalankan selama 1 tahun, kemudian pasien
melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD 012 Pagi
Jakarta, selama 6 tahun dan melanjutkan pendidikan
sekolah menengah pertama di SMP 182 Jakarta
selama 3tahun. Kemudian melanjutkan pendidikan
sekolah menegah atas di SMK 16 Jakarta selama
3tahun.
Non-formal
Pasien mengaku pernah ikut les di PRIMAGAMA
selama 3tahun sewaktu SMP.
Perkembangan Kognitif dan Motorik
Dalam perkembangan kognitif dan motorik, pasien tidak
mengalami gangguan.
Perkembangan emosi dan fisik
Dalam perkembangan emosi dan fisik, pasien tidak
mengalami gangguan.
Riwayat Psikoseksual
7
Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan dan
penyimpangan seksual, pasien mengetahui tentang seks
dengan cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak
memberikan pengetahuan tentang seks. Pasien pertama kali
menyukai lawan jenis sejak SMP kelas 3.
e) Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku pernah bekerja menjadi karyawan disalah
satu tempat les baca tulis selama 3 tahun (2011-2014)
Riwayat Perkawinan/ berpasangan
Pasien belum pernah menikah
Riwayat Beragama
Pasien mengaku beragama Islam, sejak kecil pasien
diajarkan pendidikan agama oleh keluarganya. Pasien
melakukan kewajibannya dengan baik seperti shalat lima
waktu. Pasien juga rajin mengaji dan mengikuti pengajian
rutin dengan teman kampusnya.
Aktivitas Sosial
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik, menurut
pasien, dia termasuk orang yang rajin beribadah dan pasien
juga rutin mengikuti acara pengajian di kampus.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang
berat, tidak pernah berurusan dengan aparat penegak
hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan
yang terkait dengan hukum.
8
F. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak 1 dari 2 bersaudara. Terdiri dari 1 adik
perempuan.
G. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal didaerah pemukiman yang sederhana. Pasien
mengatakan bahwa rumahnya sederhana dan memiliki 3 kamar. Pasien
tinggal bersama ayah, ibu, adik dan neneknya.
H. Persepsi pasien terhadap diri dan kehidupannya
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan berada di rumah sakit
islam jiwa klender. Pasien mengatakan bahwa penyakit jiwa yang
9
diderita pasien akibat sakit hati pasien terhadap laki-laki yang batal
menikahinya.
I. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Keluarga pasien menyadari bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Keluarga pasien juga mengatakan bahwa sebenarnya pasien adalah
pribadi yang baik. Namun sejak pasien mengalami gangguan jiwa,
keluarga pasien merasa tidak sanggup menangani pasien apabila gejala –
gejala gangguan jiwa pasien muncul. Oleh karena itu, pasien sangat
sering diantar ke rumah sakit jiwa.
J. Impian, Fantasi, dan nilai – nilai
Impian : pasien ingin pulang dan melaksanakan haji sekeluarga
Fantasi : pasien ingin mempunyai panti asuhan yang memiliki banyak
anak kecil didalamnya karena pasien mengaku kasihan terhadap anak
yang dibuang oleh kedua orangtuanya akibat hasil hubungan diluar
nikah.
Nilai – nilai : penilaian tentang baik buruk. Baik
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1) Penampilan
Pasien seorang perempuan, 20 tahun, penampilan sesuai
dengan usianya, dan berkulit sawo matang. Pakaian rapi, bersih,
bersikap ramah, bersahabat, dan banyak bicara. Pasien memakai
baju tidur dan menggunakan jilbab.
2) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tampak bersemangat pada saat wawancara. Pasien
langsung menjawab pertanyaan yang diajukan.
3) Sikap terhadap pemeriksa
10
Kooperatif cukup sopan, kontak mata banyak melihat ke
arah depan, menjawab pertanyaan dengan baik, perhatian cukup
dan bersahabat.
4) Bicara
Volume : Keras
Irama : Teratur
Artikulasi : Jelas
Kecepatan : Normal
B. KEADAAN AFEKTIF
1) Mood : Hipertim
2) Afek : Luas
3) Keserasian : Serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
1) Halusinasi :
Auditorik : Ada (mendengar ada bisikan yang
mengatakan “kalau pasien sebenarnya sudah
mati tapi, karena Allah masih sayang &
orangtua belum ikhlas makanya nyawa
pasien belum dicabut”). Pasien mengaku
takut malaikat maut mencabut nyawanya
dirumah sakit ini.
Visual : Riwayat Halusinasi Visual (melihat
kuntilanak dan pocong dirumah).
Taktil : Ada (merasa seperti ada adik dan ibu
memeluknya saat tidur).
Olfaktorik : Tidak ada.
Gustatorik : Tidak ada.
11
2) Ilusi : Ada (melihat pasien yang didepan
ranjangnya seperti dengan nenek pasien
sehingga pasien merasa tenang)
3) Depersonalisasi : Ada (merasakan ada jin masuk ke dalam
badannya dan setelah itu pasien merasa
bukan dirinya)
4) Derealisasi : Tidak ada.
D. GANGGUAN PIKIRAN
1) Proses Pikir
Produktivitas : banyak ide
Kontinuitas
Blocking : Tidak ada.
Asosiasi longgar : Tidak ada.
Inkoheren : Tidak ada.
Flight of Idea : Ada
Sirkumstansia : Tidak ada.
Tangensial : Tidak ada.
Neologisme : Tidak ada.
Word salad : Tidak ada.
2) Isi Pikiran
a.Produktifitas : Banyak ide
b.Preokupasi : ingin menikah
Waham
Waham Bizzare : Ada (merasa ada
alien dari planet mars
yang sangat pintar
membantu
menyadarkan pasien).
Waham Sistematik : Tidak ada.
Waham Nihilistic : Tidak ada.
12
Waham Paranoid : Tidak ada.
Waham Kebesaran : Riwayat ada (merasa
dirinya sangat kuat
sehingga ingin
memukul ibunya)
Waham Kejaran (Presekutorik) : Tidak ada.
Waham Rujukan (Reference) : Tidak ada.
Waham dikendalikan
Thought of withdrawl : Tidak ada.
Thought of insertion : Tidak ada.
Thought of broadcasting : Tidak ada.
Thought of control : Tidak ada.
Idea of reference : Tidak Ada
E. FUNGSI KOGNITIF DAN PENGINDERAAN
1) Kesadaran : Compos mentis
2) Orientasi
Waktu : baik
Tempat : baik (pasien mengatakan sekarang berada di
RSJIK).
Orang : baik (pasien mengingat nama-nama orang
yang berada diruang rawat inap & beberapa
nama dokter muda).
3) Daya Ingat
Daya Ingat Segera : baik (pasien dapat mengulang
dengan baik urutan “pensil
kertas buku” yang disebutkan
dokter muda 5 menit yang
lalu).
13
Daya Ingat Pendek : baik (menyebutkan tiga buah
benda setelah dokter muda
mengalihkan konsentrasinya)
Daya Ingat Sedang : baik (pasien mengingat
tanggal masuk ke RSJIK).
Daya Ingat Panjang : baik (pasien dapat
menyebutkan usia pasien serta
pasien mampu mengingat
pengalaman – pengalaman
masa lalunya).
4) Konsentrasi dan Perhatian : baik
5) Kemampuan Visuospasial : baik
6) Pikiran Abstrak : baik (pasien dapat
mendeskripsikan arti
peribahasa “lebih besar pasak
daripada tiang” yang artinya
lebih banyak pengeluaran
daripada pemasukan dan dapat
membuat persamaan dan
perbedaan pir dan apel).
7) Kemampuan Informasi dan Intelegensi : baik (pasien
mengetahui nama
presiden – presiden
Republik Indonesia
serta mengetahui
rumus cara mencari
luas segitiga dan rumus
phytagoras).
F. DAYA NILAI
14
1) Daya Nilai Sosial : baik (karena pasien dapat bersosialisasi
dengan teman – temannya dan dapat
mengingat nama teman – temannya).
2) Uji Daya Nilai : baik (pasien mengatakan jika menemukan
dompet yang berisi uang di jalanan yang
bukan haknya, maka pasien akan
mengembalikan kepada pemiliknya atau
melaporkan ke polisi).
G. REALITY TEST ABILITY (RTA)
Terganggu (ada halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan waham )
H. TILIKAN
Derajat 3, dimana pasien menyadari dirinya sakit, namun
menyalahkan oranglain sebagai penyebab pasien sakit.
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Dapat dipercaya, dimana terdapat beberapa jawaban tertentu
yang setelah dilakukan alloanamnesa ternyata tidak terlalu jauh berbeda
dengan pernyataan yang diungkapkan oleh pihak keluarga (ibunya).
IV. STATUS FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 110/ 70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,5 ˚C
Frekuensi Pernafasan : 18 x/menit
Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata.
Mata : Mata tidak ikterik. Gerakan mata normal ke
segala arah.
Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret.
15
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis.
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid.
Kulit : Tidak ada kelainan.
V. STATUS NEUROLOGI
Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks Patologis : Tidak ada
Tonus : Baik
Turgor : Baik
Kekuatan : Baik
Koordinasi : Baik
Sensibilitas : Baik
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Mood : Hipertim
3. Afek : Luas
4. Kesesuaian : Serasi
5. Gangguan proses pikir : Flight of idea
6. Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik (+)
Riwayat Halusinasi visual (+)
Riwayat Taktil (+)
Ilusi (+)
Depersonalisasi (+)
7. RTA : Terganggu
8. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
9. Tilikan : Derajat 3 (pasien merasa sakit, namun
menyalahkan pacar sebagai penyebab pasien
sakit)
16
10. Faktor Stressor : Pasien sakit hati karena batal menikah
dengan seseorang yang sangat pasien cintai
VII. FORMULASI DIAGNOSIS
1. Aksis I (Gangguan klinis dan kondisi yang menjadi fokus perhatian
klinis)
Pada anamnesis ditemukan permasalahan perilaku berupa : Pasien
marah-marah, pasien bicara lebih banyak dari biasanya dan isi pembicaraan
sering melompat-lompat, pasien juga susah tidur, lebih sering jalan-jalan
dari biasanya dan perilaku kacau. Pada riwayat penyakit dahulu pasien
pernah menunjukan gejala seperti sedih, kehilangan kesenangan, lebih
sering diam, merasa bersalah, tidak konsentrasi dan tidak selera makan,
namun keluarga tidak mengingat tepatnya kapan gejala itu muncul. Pada
status mental ditemukan adanya mood hipertimia, serta terdapatnya
gangguan proses pikir yaitu adanya Flight of idea dengan produktivitas kaya
ide.dan memiliki halusinasi. Dari hasil pemeriksaan diatas , kriteria
diagnosis menurut DSM IV mengenai Gangguan Mood terpenuhi dimana
terlihat ada gejala gangguan afektif tipe manik dan terdapat gejala depresi
pada riwayat penyakit dahulu. Namun saat ini pasien memperlihatkan gejala
tipe manik. maka pada AKSIS I dapat didiagnosis sebagai GANGGUAN
AFEKTIF BIPOLAR 1 EPISODE KINI MANIK dengan GEJALA
PSIKOTIK.
Pedoman Diagnostik
F30.2 Mania dengan Gejala Psikotik
Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih
berat dari F30.1 (Mania Tanpa Gejala Psikotik)
Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran
dapat berkembang menjadi waham kebesaran (delusion
of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham
kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi
17
“sesuai” dengan keadaan afek tersebut (mood-
congruent).
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik
Untuk menegakkan diagnosis pasti :
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk
mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan
(b) Harus ada sekurang-sekurangnya satu episode afektif
lain (hiponanik, manik, depresif, atau campuran) di masa
lampau
2. Aksis II (Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental)
Dari anamnesis tidak didapatkan GANGGUAN KEPRIBADIAN
3. Aksis III ( Kondisi Medik Umum)
Pada pemeriksaan neurologis dan internus tidak didapatkan penyakit
medik lain. Pada aksis III disimpulkan diagnosis tidak ditemukan
4. Aksis IV (Problem dengan kelompok pendukung utama )
Pada Aksis IV terdapat faktor-faktor yang berperan terhadap kondisi
pasien yaitu masalah yang terkait dengan kekecewaan pasien karena batal
menikah pada tanggal yang pasien idamkan.
5. Aksis V (Penilaian Fungsi Secara Global)
GAF current : 70 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi,secara umum masih baik).
GAF 1 tahun terakhir : 70 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi,secara umum masih baik).
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
18
Aksis I : Gangguan afektif Bipolar I episode kini manik
dengan gejala psikotik
Aksis II : Tidak ditemukan diagnosis
Aksis III : Tidak ditemukan diagnosis
Aksis IV : masalah dengan lingkungan
Aksis V : GAF 70 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).
GAF 1 tahun terakhir : 70 (beberapa gejala ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik).
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ada
2. Psikologik : gangguan proses pikir yaitu flight of idea dengan
gangguan persepsi berupa riwayat halusinasi auditorik.
3. Lingkungan dan sosial ekonomi : kekecawaan terhadap seseorang
(lingkungan)
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Faktor yang memperingan :
1. Dukungan dari keluarga dalam penyembuhan pasien
2. Keluarga cepat tanggap jika pasien menunjukkan gejala
kekambuhan
3. Pasien masih ada keinginan untuk menyelesaikan kuliah
19
4. Pasien taat dalam hal beragama dan sangat memegang teguh ajaran
agamanya
5. Keluarga pasien mendukung kekambuhan pasien
Faktor yang memperberat:
1.Sering kambuh
2.Ketidakpatuhan minum obat
3.Pasien sering mengingat masa lalunya sewaktu dikecewakan
4.Setiap ada masalah pasien selalu dipendam sendiri
XI. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka
Asam Divalproat 500 mg 1x1
Haloperidol 5mg 1x1
Lorazepam 2 mg 1x1
b. Psikoterapi
Suportif
Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam
menghadapi masalah, mengingatkan pasien untuk rajin
minum obat secara teratur dan sering control setelah pulang
dari perawatan.
Terapi Religius
Memotivasi pasien untuk selalu taat beribadah kepada
ALLAH SWT, seperti : shalat, dzikir, puasa, berdoa, dan
berdzikir. Rajin membaca buku tentang keagamaan
Terapi Keluarga
Menjelaskan pada keluarga mengenai kondisi pasien yang
sebenarnya, agar keluarga dapat membantu dan mendukung
20
rencana terapi, memotivasi keluarga pasien sebagai bagian
dari anggota keluarga.
Edukasi
Keteraturan meminum obat dengan pantauan keluarga dan
keluarga mengetahui tanda-tanda kekambuhan
21