Status Ujian

30
STATUS UJIAN Disusun oleh Hilyatus Shalihat (1102010125) Penguji : dr. Ni Wayan Ani Purnamawati, Sp.KJ 1

description

status

Transcript of Status Ujian

Page 1: Status Ujian

STATUS UJIAN

Disusun oleh

Hilyatus Shalihat (1102010125)

Penguji :

dr. Ni Wayan Ani Purnamawati, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RSJI KLENDER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

1

Page 2: Status Ujian

JAKARTA

PERIODE 05 JANUARI-07FEBRUARI 2015

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Nama : Nn. IN

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta / 28 – 6 - 1994

Pekerjaan : Mahasiswi

Agama : Islam

Suku Bangsa : Arab-Betawi

Status Pernikahan : Belum Menikah

Alamat : Pancoran, Jakarta Selatan

Tanggal Masuk : 27 Januari 2015

Riwayat Perawatan :

Rawat Jalan : Sejak Tahun 2014 sampai sekarang

Rawat Inap : Rumah Sakit Mental Bogor pada September 2014

(1x)

RSIJ Klender pada Oktober 2014, November 2014

(2x), Desember 2014 (2x), Januari 2015 (3x)

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Auto-Anamnesis

Tanggal : 31 Januari & 1 Februari 2015 di bangsal RSJI Klender.

2

Page 3: Status Ujian

Allo-Anamnesis

Tanggal : 3 Januari 2015 pukul 09.00 WIB (Ibu Pasien) di RSJI Klender.

A. KELUHAN UTAMA

Autoanamnesis :

Pasien mengaku dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender

(RSJIK) karena mengamuk dan membentak kedua orangtua sejak 2hari

SMRS.

Alloanamnesis :

Pasien dibawa ke RSJI Klender oleh ibunya karena marah-marah

& mengamuk sejak 4hari SMRS.

B. KELUHAN TAMBAHAN

Pasien tampak gelisah, bicara kacau, susah tidur, dan merasa

pusing.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Menurut ibu pasien, sejak 4 hari SMRS pasien menunjukkan

aktivitas yang berlebih, perilaku kacau, gelisah, marah-marah, tidak

tidur dan banyak bicara. Sebelum 4 hari SMRS, ibu pasien mengatakan

pasien pergi ke tempat pengajiannya dan merasa bertemu laki-laki yang

mirip seperti pacarnya yang membuat pasien gelisah dan tidak bisa tidur.

Sejak saat itu penyakit pasien mulai kambuh lagi.

Sejak 1 hari SMRS keluarga pasien mengurung pasien di dalam

kamar karena pasien mengamuk, mulai memukul ibunya serta ingin

keluar rumah. Pasien juga melempar barang-barang yang ada

disekitarnya. Di dalam kamar, pasien juga tidak mau makan sehingga

ibu pasien membawa pasien berobat ke RSJI Klender.

3

Page 4: Status Ujian

Saat wawancara dengan pasien, pasien mengatakan awal

kambuhnya penyakit tanggal 23 Januari, karena pasien membayangkan

tanggal tersebut merupakan tanggal pernikahannya dengan seseorang

yang sangat mencintainya yaitu teman dekatnya yang berinisial P. Pasien

mengatakan P berulang tahun di tanggal 23 Mei jadi pasien memilih

tanggal 23 Januari sebagai tanggal pernikahan yang di impikan pasien.

Pasien mengaku sering membayangkan P menjadi suami idamannya

karena jika pasien menikah dengan P pasti pasien sangat bahagia karena

P adalah laki-laki yang sangat baik, perhatian, sopan, dan penuh kasih

sayang. P pernah berjanji untuk menikahi pasien jika pasien sudah lulus

kuliah, namu keluarga pasien tidak mengizinkan untuk berpacaran

sehingga hubungan pasien dan P berpisah. Pasien juga mengaku bahwa

ia dikurung di dalam kamar karena ia mulai marah-marah, mengamuk,

bicara kacau dan ingin keluar rumah untuk mencari jodohnya. Tapi

pasien bingung jodohnya ada dimana.

Menurut keluarga, sebelumnya pasien tidak pernah mau dibawa ke

RS untuk dirawat, namun saat ini pasien setuju untuk dibawa ke RS

karena pasien sudah tidak tahan dikurung di dalam kamar.

D. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

a) Psikiatrik

Menurut keluarga, pasien pernah dirawat di rumah sakit

mental bogor sebanyak 1 kali sejak tahun 2014. Pada bulan

Oktober tahun 2014 pasien mulai menunjukkan gejala yang aneh,

dimulai dari pasien suka berbicara kacau, gelisah, tidak tidur, tidak

mau makan dan tidak mandi selama 1minggu. Apabila ada masalah

pasien cenderung diam dan lebih sering memendam sendiri

masalah tersebut. Pasien juga pernah menunjukan gejala seperti

sedih, banyak melamun, kehilangan minat, lebih sering diam, rasa

4

Page 5: Status Ujian

bersalah, tidak konsentrasi dan tidak selera makan, namun keluarga

tidak mengingat tepatnya kapan gejala itu muncul. Keluarga pasien

mengatakan pada bulan Oktober tahun lalu pasien dipindahkan di

RSIJK dari RS Mental Bogor karena lokasi rumah sakit terlalu jauh

dari rumah pasien.

Menurut ibu pasien, pasien mulai menunjukkan gejala aneh

setelah pasien dikecewakan oleh laki-laki yang berjanji ingin

menikahinya. Pasien mengenal laki-laki itu di jejaring sosial pada

bulan Juni 2014, setelah berkenalan selama 3bulan, pasien akhirnya

memutuskan untuk bertemu dengan lelaki itu dirumah pasien. Saat

laki-laki itu datang dan berkenalan dengan keluarga pasien, laki-

laki itu menjanjikan pasien untuk tunangan bulan depan dan

berjanji akan menikahi pasien tahun depan. Seminggu kemudian

laki-laki itu hilang tanpa kabar lagi dan akhirnya orangtua pasien

dan pasien memutuskan untuk ke Madura mendatangi rumah laki-

laki itu. Sesampai di Madura, orangtua pasien dan pasien akhirnya

berkenalan dengan keluarga dari laki-laki itu. Dan laki-laki itu

kembali menjanjikan akan menikahi pasien tahun depan. Sepulang

dari Jakarta, keluarga dari laki-laki itu (paman) datang mewakili

laki-laki itu kerumah pasien. Paman dari laki-laki itu mengatakan

kalau laki-laki itu tidak bisa datang melamar tahun depan karena

harus berangkat ke madinah untuk melanjutkan sekolahnya. Sejak

saat itu, pasien sering terlihat sedih dan mengurung diri dikamar.

Ibu pasien mengatakan pasien sangat sakit hati dengan laki-laki

yang sudah menjanjikan akan menikahi pasien tahun depan.

b) Medik

Pasien tidak pernah menderita penyakit medis lain seperti

kelainan bawaan sejak lahir, kejang, penyakit jantung, dan trauma

kepala.

c) Penggunaan zat psikoaktif dan minuman beralkohol

5

Page 6: Status Ujian

Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah merokok

sampai saat ini. Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi

alkohol dan obat – obatan terlarang.

E. RIWAYAT HIDUP

a) Masa prenatal dan perinatal

Pasien lahir cukup bulan dengan riwayat persalinan normal,

spontan. Pasien merupakan anak 1 dari 2 bersaudara yang lahir dari

pernikahan yang sah dan merupakan anak yang diharapkan.

b) Masa kanak-kanak dini / awal (0 – 3 tahun)

Pasien diberikan ASI eksklusif hingga usia 2tahun dan diasuh

oleh kedua orangtuanya. Pasien mulai berjalan umur 1tahun dan

riwayat tumbuh kembang normal. Pasien dapat diajak bermain dengan

orangtuanya.

c) Masa kanak-kanak pertengahan (3 – 11 tahun)

Pasien mulai bersekolah TK(taman kanak-kanak) umur 3,5tahun

dan mulai masuk SD(sekolah dasar) umur 5 tahun. Pada masa kanak-

kanak pertengahan, dilalui pasien dengan baik. Pasien tumbuh seperti

anak-anak seusianya. Sehari-hari pasien selama di sekolah

pergaulannya baik dan mempunyai banyak teman. Menurut penilaian

teman pasien, pasien merupakan anak yang ceria dan tidak bisa diam.

Pasien mengatakan selama masa sekolah dasar tidak mengalami

kesulitan dalam bermain dan bergaul. Pasien juga mengaku selama SD

selalu masuk peringkat 5 besar.

d) Masa Remaja

Hubungan Sosial

6

Page 7: Status Ujian

Pasien memiliki banyak teman dan selalu menyempatkan

waktu untuk ikut berkumpul bersama dengan teman-

temannya. Tidak pernah ada masalah antara pasien dengan

temannya dan tidak mempunyai musuh. Pasien mengaku

sewaktu SMA(sekolah menengah atas) pasien ikut kegiatan

KIR(Karya Ilmiah Remaja) dan juga aktif ikut baksos

bersama teman-temannya.

Riwayat Pendidikan

Formal

Pasien mulai bersekolah di TK Alwaritsu Jakarta,

dijalankan selama 1 tahun, kemudian pasien

melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD 012 Pagi

Jakarta, selama 6 tahun dan melanjutkan pendidikan

sekolah menengah pertama di SMP 182 Jakarta

selama 3tahun. Kemudian melanjutkan pendidikan

sekolah menegah atas di SMK 16 Jakarta selama

3tahun.

Non-formal

Pasien mengaku pernah ikut les di PRIMAGAMA

selama 3tahun sewaktu SMP.

Perkembangan Kognitif dan Motorik

Dalam perkembangan kognitif dan motorik, pasien tidak

mengalami gangguan.

Perkembangan emosi dan fisik

Dalam perkembangan emosi dan fisik, pasien tidak

mengalami gangguan.

Riwayat Psikoseksual

7

Page 8: Status Ujian

Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan dan

penyimpangan seksual, pasien mengetahui tentang seks

dengan cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak

memberikan pengetahuan tentang seks. Pasien pertama kali

menyukai lawan jenis sejak SMP kelas 3.

e) Masa Dewasa

Riwayat Pekerjaan

Pasien mengaku pernah bekerja menjadi karyawan disalah

satu tempat les baca tulis selama 3 tahun (2011-2014)

Riwayat Perkawinan/ berpasangan

Pasien belum pernah menikah

Riwayat Beragama

Pasien mengaku beragama Islam, sejak kecil pasien

diajarkan pendidikan agama oleh keluarganya. Pasien

melakukan kewajibannya dengan baik seperti shalat lima

waktu. Pasien juga rajin mengaji dan mengikuti pengajian

rutin dengan teman kampusnya.

Aktivitas Sosial

Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik, menurut

pasien, dia termasuk orang yang rajin beribadah dan pasien

juga rutin mengikuti acara pengajian di kampus.

Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang

berat, tidak pernah berurusan dengan aparat penegak

hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan

yang terkait dengan hukum.

8

Page 9: Status Ujian

F. RIWAYAT KELUARGA

Pasien adalah anak 1 dari 2 bersaudara. Terdiri dari 1 adik

perempuan.

G. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal didaerah pemukiman yang sederhana. Pasien

mengatakan bahwa rumahnya sederhana dan memiliki 3 kamar. Pasien

tinggal bersama ayah, ibu, adik dan neneknya.

H. Persepsi pasien terhadap diri dan kehidupannya

Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan berada di rumah sakit

islam jiwa klender. Pasien mengatakan bahwa penyakit jiwa yang

9

Page 10: Status Ujian

diderita pasien akibat sakit hati pasien terhadap laki-laki yang batal

menikahinya.

I. Persepsi keluarga tentang diri pasien

Keluarga pasien menyadari bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.

Keluarga pasien juga mengatakan bahwa sebenarnya pasien adalah

pribadi yang baik. Namun sejak pasien mengalami gangguan jiwa,

keluarga pasien merasa tidak sanggup menangani pasien apabila gejala –

gejala gangguan jiwa pasien muncul. Oleh karena itu, pasien sangat

sering diantar ke rumah sakit jiwa.

J. Impian, Fantasi, dan nilai – nilai

Impian : pasien ingin pulang dan melaksanakan haji sekeluarga

Fantasi : pasien ingin mempunyai panti asuhan yang memiliki banyak

anak kecil didalamnya karena pasien mengaku kasihan terhadap anak

yang dibuang oleh kedua orangtuanya akibat hasil hubungan diluar

nikah.

Nilai – nilai : penilaian tentang baik buruk. Baik

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1) Penampilan

Pasien seorang perempuan, 20 tahun, penampilan sesuai

dengan usianya, dan berkulit sawo matang. Pakaian rapi, bersih,

bersikap ramah, bersahabat, dan banyak bicara. Pasien memakai

baju tidur dan menggunakan jilbab.

2) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Pasien tampak bersemangat pada saat wawancara. Pasien

langsung menjawab pertanyaan yang diajukan.

3) Sikap terhadap pemeriksa

10

Page 11: Status Ujian

Kooperatif cukup sopan, kontak mata banyak melihat ke

arah depan, menjawab pertanyaan dengan baik, perhatian cukup

dan bersahabat.

4) Bicara

Volume : Keras

Irama : Teratur

Artikulasi : Jelas

Kecepatan : Normal

B. KEADAAN AFEKTIF

1) Mood : Hipertim

2) Afek : Luas

3) Keserasian : Serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI

1) Halusinasi :

Auditorik : Ada (mendengar ada bisikan yang

mengatakan “kalau pasien sebenarnya sudah

mati tapi, karena Allah masih sayang &

orangtua belum ikhlas makanya nyawa

pasien belum dicabut”). Pasien mengaku

takut malaikat maut mencabut nyawanya

dirumah sakit ini.

Visual : Riwayat Halusinasi Visual (melihat

kuntilanak dan pocong dirumah).

Taktil : Ada (merasa seperti ada adik dan ibu

memeluknya saat tidur).

Olfaktorik : Tidak ada.

Gustatorik : Tidak ada.

11

Page 12: Status Ujian

2) Ilusi : Ada (melihat pasien yang didepan

ranjangnya seperti dengan nenek pasien

sehingga pasien merasa tenang)

3) Depersonalisasi : Ada (merasakan ada jin masuk ke dalam

badannya dan setelah itu pasien merasa

bukan dirinya)

4) Derealisasi : Tidak ada.

D. GANGGUAN PIKIRAN

1) Proses Pikir

Produktivitas : banyak ide

Kontinuitas

Blocking : Tidak ada.

Asosiasi longgar : Tidak ada.

Inkoheren : Tidak ada.

Flight of Idea : Ada

Sirkumstansia : Tidak ada.

Tangensial : Tidak ada.

Neologisme : Tidak ada.

Word salad : Tidak ada.

2) Isi Pikiran

a.Produktifitas : Banyak ide

b.Preokupasi : ingin menikah

Waham

Waham Bizzare : Ada (merasa ada

alien dari planet mars

yang sangat pintar

membantu

menyadarkan pasien).

Waham Sistematik : Tidak ada.

Waham Nihilistic : Tidak ada.

12

Page 13: Status Ujian

Waham Paranoid : Tidak ada.

Waham Kebesaran : Riwayat ada (merasa

dirinya sangat kuat

sehingga ingin

memukul ibunya)

Waham Kejaran (Presekutorik) : Tidak ada.

Waham Rujukan (Reference) : Tidak ada.

Waham dikendalikan

Thought of withdrawl : Tidak ada.

Thought of insertion : Tidak ada.

Thought of broadcasting : Tidak ada.

Thought of control : Tidak ada.

Idea of reference : Tidak Ada

E. FUNGSI KOGNITIF DAN PENGINDERAAN

1) Kesadaran : Compos mentis

2) Orientasi

Waktu : baik

Tempat : baik (pasien mengatakan sekarang berada di

RSJIK).

Orang : baik (pasien mengingat nama-nama orang

yang berada diruang rawat inap & beberapa

nama dokter muda).

3) Daya Ingat

Daya Ingat Segera : baik (pasien dapat mengulang

dengan baik urutan “pensil

kertas buku” yang disebutkan

dokter muda 5 menit yang

lalu).

13

Page 14: Status Ujian

Daya Ingat Pendek : baik (menyebutkan tiga buah

benda setelah dokter muda

mengalihkan konsentrasinya)

Daya Ingat Sedang : baik (pasien mengingat

tanggal masuk ke RSJIK).

Daya Ingat Panjang : baik (pasien dapat

menyebutkan usia pasien serta

pasien mampu mengingat

pengalaman – pengalaman

masa lalunya).

4) Konsentrasi dan Perhatian : baik

5) Kemampuan Visuospasial : baik

6) Pikiran Abstrak : baik (pasien dapat

mendeskripsikan arti

peribahasa “lebih besar pasak

daripada tiang” yang artinya

lebih banyak pengeluaran

daripada pemasukan dan dapat

membuat persamaan dan

perbedaan pir dan apel).

7) Kemampuan Informasi dan Intelegensi : baik (pasien

mengetahui nama

presiden – presiden

Republik Indonesia

serta mengetahui

rumus cara mencari

luas segitiga dan rumus

phytagoras).

F. DAYA NILAI

14

Page 15: Status Ujian

1) Daya Nilai Sosial : baik (karena pasien dapat bersosialisasi

dengan teman – temannya dan dapat

mengingat nama teman – temannya).

2) Uji Daya Nilai : baik (pasien mengatakan jika menemukan

dompet yang berisi uang di jalanan yang

bukan haknya, maka pasien akan

mengembalikan kepada pemiliknya atau

melaporkan ke polisi).

G. REALITY TEST ABILITY (RTA)

Terganggu (ada halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan waham )

H. TILIKAN

Derajat 3, dimana pasien menyadari dirinya sakit, namun

menyalahkan oranglain sebagai penyebab pasien sakit.

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Dapat dipercaya, dimana terdapat beberapa jawaban tertentu

yang setelah dilakukan alloanamnesa ternyata tidak terlalu jauh berbeda

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh pihak keluarga (ibunya).

IV. STATUS FISIK

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tensi : 110/ 70 mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 36,5 ˚C

Frekuensi Pernafasan : 18 x/menit

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata.

Mata : Mata tidak ikterik. Gerakan mata normal ke

segala arah.

Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret.

15

Page 16: Status Ujian

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis.

Leher : Tidak ada pembesaran tiroid.

Kulit : Tidak ada kelainan.

V. STATUS NEUROLOGI

Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada

Refleks Fisiologis : Normal

Refleks Patologis : Tidak ada

Tonus : Baik

Turgor : Baik

Kekuatan : Baik

Koordinasi : Baik

Sensibilitas : Baik

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

1. Kesadaran : Compos Mentis

2. Mood : Hipertim

3. Afek : Luas

4. Kesesuaian : Serasi

5. Gangguan proses pikir : Flight of idea

6. Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik (+)

Riwayat Halusinasi visual (+)

Riwayat Taktil (+)

Ilusi (+)

Depersonalisasi (+)

7. RTA : Terganggu

8. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

9. Tilikan : Derajat 3 (pasien merasa sakit, namun

menyalahkan pacar sebagai penyebab pasien

sakit)

16

Page 17: Status Ujian

10. Faktor Stressor : Pasien sakit hati karena batal menikah

dengan seseorang yang sangat pasien cintai

VII. FORMULASI DIAGNOSIS

1. Aksis I (Gangguan klinis dan kondisi yang menjadi fokus perhatian

klinis)

Pada anamnesis ditemukan permasalahan perilaku berupa : Pasien

marah-marah, pasien bicara lebih banyak dari biasanya dan isi pembicaraan

sering melompat-lompat, pasien juga susah tidur, lebih sering jalan-jalan

dari biasanya dan perilaku kacau. Pada riwayat penyakit dahulu pasien

pernah menunjukan gejala seperti sedih, kehilangan kesenangan, lebih

sering diam, merasa bersalah, tidak konsentrasi dan tidak selera makan,

namun keluarga tidak mengingat tepatnya kapan gejala itu muncul. Pada

status mental ditemukan adanya mood hipertimia, serta terdapatnya

gangguan proses pikir yaitu adanya Flight of idea dengan produktivitas kaya

ide.dan memiliki halusinasi. Dari hasil pemeriksaan diatas , kriteria

diagnosis menurut DSM IV mengenai Gangguan Mood terpenuhi dimana

terlihat ada gejala gangguan afektif tipe manik dan terdapat gejala depresi

pada riwayat penyakit dahulu. Namun saat ini pasien memperlihatkan gejala

tipe manik. maka pada AKSIS I dapat didiagnosis sebagai GANGGUAN

AFEKTIF BIPOLAR 1 EPISODE KINI MANIK dengan GEJALA

PSIKOTIK.

Pedoman Diagnostik

F30.2 Mania dengan Gejala Psikotik

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih

berat dari F30.1 (Mania Tanpa Gejala Psikotik)

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran

dapat berkembang menjadi waham kebesaran (delusion

of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham

kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi

17

Page 18: Status Ujian

“sesuai” dengan keadaan afek tersebut (mood-

congruent).

F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala

Psikotik

Untuk menegakkan diagnosis pasti :

(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk

mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan

(b) Harus ada sekurang-sekurangnya satu episode afektif

lain (hiponanik, manik, depresif, atau campuran) di masa

lampau

2. Aksis II (Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental)

Dari anamnesis tidak didapatkan GANGGUAN KEPRIBADIAN

3. Aksis III ( Kondisi Medik Umum)

Pada pemeriksaan neurologis dan internus tidak didapatkan penyakit

medik lain. Pada aksis III disimpulkan diagnosis tidak ditemukan

4. Aksis IV (Problem dengan kelompok pendukung utama )

Pada Aksis IV terdapat faktor-faktor yang berperan terhadap kondisi

pasien yaitu masalah yang terkait dengan kekecewaan pasien karena batal

menikah pada tanggal yang pasien idamkan.

5. Aksis V (Penilaian Fungsi Secara Global)

GAF current : 70 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas

ringan dalam fungsi,secara umum masih baik).

GAF 1 tahun terakhir : 70 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi,secara umum masih baik).

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

18

Page 19: Status Ujian

Aksis I : Gangguan afektif Bipolar I episode kini manik

dengan gejala psikotik

Aksis II : Tidak ditemukan diagnosis

Aksis III : Tidak ditemukan diagnosis

Aksis IV : masalah dengan lingkungan

Aksis V : GAF 70 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

GAF 1 tahun terakhir : 70 (beberapa gejala ringan

dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih

baik).

IX. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik : Tidak ada

2. Psikologik : gangguan proses pikir yaitu flight of idea dengan

gangguan persepsi berupa riwayat halusinasi auditorik.

3. Lingkungan dan sosial ekonomi : kekecawaan terhadap seseorang

(lingkungan)

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

Faktor yang memperingan :

1. Dukungan dari keluarga dalam penyembuhan pasien

2. Keluarga cepat tanggap jika pasien menunjukkan gejala

kekambuhan

3. Pasien masih ada keinginan untuk menyelesaikan kuliah

19

Page 20: Status Ujian

4. Pasien taat dalam hal beragama dan sangat memegang teguh ajaran

agamanya

5. Keluarga pasien mendukung kekambuhan pasien

Faktor yang memperberat:

1.Sering kambuh

2.Ketidakpatuhan minum obat

3.Pasien sering mengingat masa lalunya sewaktu dikecewakan

4.Setiap ada masalah pasien selalu dipendam sendiri

XI. RENCANA TERAPI

a. Psikofarmaka

Asam Divalproat 500 mg 1x1

Haloperidol 5mg 1x1

Lorazepam 2 mg 1x1

b. Psikoterapi

Suportif

Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam

menghadapi masalah, mengingatkan pasien untuk rajin

minum obat secara teratur dan sering control setelah pulang

dari perawatan.

Terapi Religius

Memotivasi pasien untuk selalu taat beribadah kepada

ALLAH SWT, seperti : shalat, dzikir, puasa, berdoa, dan

berdzikir. Rajin membaca buku tentang keagamaan

Terapi Keluarga

Menjelaskan pada keluarga mengenai kondisi pasien yang

sebenarnya, agar keluarga dapat membantu dan mendukung

20

Page 21: Status Ujian

rencana terapi, memotivasi keluarga pasien sebagai bagian

dari anggota keluarga.

Edukasi

Keteraturan meminum obat dengan pantauan keluarga dan

keluarga mengetahui tanda-tanda kekambuhan

21