Status Pasien Omsk
-
Upload
connymanopeconny -
Category
Documents
-
view
26 -
download
5
description
Transcript of Status Pasien Omsk
STATUS PASIEN
1. KETERANGAN UMUM
2. Nama
: Tn. A3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Usia
: 55 Tahun
5. Alamat
: kp. Pereng Rt 006/003 Kariwil6. Agama
: Islam
7. Status
: Menikah
8. Pekerjaan
: Buruh9. Penghasilan
: Cukup
10. Pendidikan terkhir: SMA
11. Tanggal Pemeriksaan: 28 Mei 2015
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga kiri Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli THT-KL dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri sejak satu minggu yang lalu. Cairan yang keluar berwarna kuning dan kadang berbau.
Awalnya pasien mengaku gatal pada telinga kirinya, lalu os mengorek telinganya dengan pembersih telinga (cottonbud), lambat laun keluar cairan dari telinga. Os mengatakan dulu pernah mengeluh hal yang sama, os mengaku dulu pernah mengorek telingannya dengan lidi, ketika gatal os juga kadang mengorek telingannya dengan kuku jari tangannya.keluhan dahulu sempat berenti namun sekarang keluhan timbul kembalidan telinganya terasa sedikit nyeri.Pada hidung tidak ada gangguan seperti pilek, hidung tersumbat, dll.
Pada mulut dan tenggrokan tidak ada gangguan.Pasien mengaku sebelumnya mengalami demam. Pasien mengeluh pendengaran nya menurun. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku pernah keluar cairan dari telingawaktu muda . Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami seperti ini dalam keluarga. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Riwayat AlergiMakanan (-)
Obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan Umum: tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis Vital Sign
:
TD: 110/70 mmHg- Respirasi : 22x/ menit
Nadi: 82x/menit
- Suhu : 36,3 C
Kepala
: DBN Leher
: KGB tidak teraba
Thorax
: Atas indikasi
Abdomen
: Atas indikasi
Ekstremitas: Atas indikasi
Neurologi
: Atas indikasi Status lokalis
TelingaBagianKelainanAuris
DekstraSinistra
PreauriculaKelainan
Radang dan tumor
Trauma-
-
--
-
-
AuriculaKelainan
Radang dan tumor
Trauma-
-
--
-
-
RetroauriculaEdema
Hiperemis
Nyeri tekan
Sikatriks
Fistula
Fluktuasi-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
Canalis Acusticus EksternusKelainan kongenital
Kulit
Sekret
Serumen
Edema
Jaringan granulasi
Massa
Kolesteatoma-
Normal
Sekret sedikitSedikit(+)+-
-
--
Normal
Sekret banyak--
-
-
-
-
Membran
TimpaniWarna
Intak
CahayaPutih mutiara
Utuh
Arah jam 4Tidak dapat dinilaiTidak dapat dinilaiTidak dapat dinilai
Tes Pendengaran
PemeriksaanAuris
DekstraSinistra
Tes Rinne(+)-
Tes WebberLateralisasi ke telinga kiri
Kesan:
Tuli konduktif HidungPemeriksaanNares
DekstraSinistra
Keadaan luarBentuk dan ukuranNormalNormal
Rhinoskopi AnteriorMukosa
Sekret
Krusta
Concha Inferior
Septum
Polip/Tumor
Pasase udaraMerah muda --
Normal
Tidak ada deviasi
-(+)Merah muda
-
-
Normal
Tidak ada deviasi
-
(+)
Rhinoskopi PosteriorMukosa
Merah muda
Merah muda
KhoanaMerah muda
Sekret--
Torus tubarius
Fossa rosenmuller
Adenoid Tidak membesarTidak ada massaTidak ada
TenggorokBagianKelainanKeterangan
MulutMukosa mulut
Lidah
Palatum molleNormal
Pergerkan normal
Tampak licin dan Merah muda
Gigi Geligi8 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 8
Uvula
HalitosisDBN
Normal
-
TonsilMukosa
Besar
KriptaDentritus
PerlengketanMerah muda
T1Tidak melebar-Merah muda
T1Tidak melebar-
-
FaringMukosa
Granulasi
Post nasal dripMerah muda--Merah muda
--
LaringEpiglotis
Kartilago Antenoid
Plika Arieplogtika
Plika Vestibularis
Plika Vokalis
Rima Glotis
TrakeaMerah mudaSulit dinilaiSulit dinilaiSulit dinilainormal (warna putih)Sulit dinilaiMerah muda
Maksiofasial
Bentuk
: SimetrisParase N.Kranial
: Tidak ada kelainan
Leher
: KGB tidak teraba RESUME
Anamnesis
Telinga: Otorea (+) auris sinistra/ AD (-)
Tinitus (+) auris sinistra/ AD (-)
Otalgia (+) auris sinistra / AD (-)
Hearing loss (+) auris sinistra/ AD (-)Hidung dan mulut: DBNTenggorok
: DBN Pemeriksaan Fisik
Status generalis :
KU: Baik Status lokalis:
ADS: Otorea (+) auris sinistra/ AD (-)
Tinitus (+) auris sinistra/ AD (-)
Otalgia (+) auris sinistra / AD (-)
Hearing loss (+) auris sinistra/ AD (-)
Hiperemis (+) auris sinistra
Oedem (+) auris sinistra CN: DBN NPOP: sulit dinilai MF: DBN Leher: KGB tidak teraba
DIAGNOSIS BANDING
OMSK tipe Benigna Eksaserbasi Akut AS Otitis eksterna difusa OMA stadium perporasi DIAGNOSIS KERJA
OMSK tipe Benigna Eksaserbasi Akut AS USULAN PEMERIKSAAN
Untuk evaluasi : Audiometri Foto mastoid PENATALAKSANAAN
Umum:
Telinga jangan dikorek-korek Hindari kemasukan air Menjaga kebersihan telinga Medikamentosa :
R/ H2O2 3% No, 30cc
S3 dd X gtt A.S
R/ Ofloksasin tts No. I
S2 dd VI gtt A.S
R/ Ceprofloksasin tab 500mg No. X
S2 dd tab I pc
R/ Ctm
Efedrin Hcl 7,0 mg
m.f. pulv in caps No.X
S2 dd 1.
OPERATIF
- Timpanoplasty
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functional: ad bonamPEMBAHASAN
Otitis Media Supuratif Kronisa. Definisi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dahulu disebut dengan Otitis Media Perforasi (OMP), yaitu infeksi kronis di telinga tegah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau ketal, bening atau berupa nanah. b. Etiologi OMSKTerjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius.
1) Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif lain seperti Proteus sp.,Klebsiella sp., dan Escherichia coli biasanya dapat dikultur pada otorrhea kronik tanpa komplikasi. 2) Bacteriodes fragilis sering ditemukan pada mastoiditis yang terkait dengan otitis media supuratif kronikc. Klasifikasi OMSK
Jenis OMSK terbagi atas 2 jenis: 1. OMSK tipe Benigna
Proses peradangannya terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatoma.2. OMSK tipe Maligna
Merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu kongenital dan didapat.OMSK tipe maligna dikenal juga dengan OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya di atik atau marginal, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna.d. Gejala Klinis OMSK1. Telinga Berair (Otorrhoe)2. Gangguan Pendengaran3. Otalgia (Nyeri Telinga)4. Vertigoe. Patogenesis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) OMSK dapat terjadi akibat kelanjutan dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi membran timpani yang telah berlangsung lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK adalah terapi yang tidak adekuat, terapi yang terlambat diberikan, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. Letak perforasi di membrana timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. Pada perforasi sentral, perorasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung berhubuangn dengan anulus atau sulcus timpanikum, perforasi atik ialah perforasi yang terletak di pars flaksida. Menurut Couzus et al (2003), luas perforasi membran timpani dibedakan menjadi beberapa derajat yaitu:1) Kecil yaitu sebesar 0-25% 2) Sedang yaitu sebesar 25%-50% 3) Besar yaitu sebesar 50%-75% 4) Sangat Besar yaitu sebesar >75%.f. PenatalaksanaanTerapi OMSKTerapi OMSK sering memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang, karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu:
a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.
b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.
c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.
d. Gizi dan higiene yang kurang.
Tipe BenignaPrinsip terapinya ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin). Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resistensi terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulat.
Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.Tipe Maligna
Prinsip terapi ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomig. Komplikasi OMSK DAFTAR PUSTAKA
1. Adam, Boies, Higler.Boies Buku Ajar Penyakit THT.Edisi 6.Jakarta: EGC. 1997.
2. Helmi.Otitis Media Supuratif Kronis. Edisi Pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005.3. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6.Jakarta: FKUI. 2007.4. . Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah Dan Mastoid. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.