ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di...
Transcript of ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di...
2
3
8
ABSTRAK
Yumita Maswira 2007/84784: Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Skripsi.
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. (2013)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yang ditemukan di SMAN se-
Kabupaten Padang Pariaman bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru
langsung menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan
alat-alat pelajaran dan mengeluarkan LKS (lembar kerja siswa). Setelah itu guru
langsung masuk pada kegiatan inti pelajaran dengan menjelaskan materi yang ada
di LKS dan langsung menutup pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
sosiologi berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi
evaluatif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling
dengan jumlah informan 18 orang. Teknik pengumpulan data berupa observasi
dan wawancara. Peneliti melakukan observasi tentang keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut prosedur pelaksanaan pembelajaran dan wawancara mendalam dilakukan
untuk memperoleh gagasan dan ide tentang keterampilan pelaksanaan
pembelajaran guru. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan triangulasi data
dan triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah model analisis
interaktif dari Milles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan
menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang pariaman
belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran, diantaranya: (1) Pada Kegiatan Pendahuluan empat
dari sembilan guru belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan tiga dari sembilan guru belum
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. (2) Pada Kegiatan Inti, pada
bagian Eksplorasi semua guru belum menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar, dalam Elaborasi guru tidak memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Pada konfirmasi semuanya sudah sesuai
dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksananan
pembelajaran. (3) Pada Kegiatan Penutup semua guru tidak menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
i
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul
”Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 se-
Kabupaten Padang Pariaman”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Jurusan Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Junaidi S.Pd, M.Si
selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Gusraredi M.Pd selaku pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Padang
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Sosiologi-
Antropologi Universitas Negeri Padang.
4. Bapak Dr. H. Buchari Nurdin, M.Si, dan Bapak Erianjoni S.Sos, M.S.i serta
Ibu Ike Sylvia, S.IP, M.S.i yang telah menguji dan memberikan saran
terhadap perbaikan skripsi ini.
ii
10
5. Pimpinan perpustakaan beserta karyawan dan karyawati Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang.
6. Seluruh dosen dan pegawai tata usaha Jurusan Sosiologi yang telah
memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak/Ibu guru Sosiologi SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman yang telah
membantu peneliti selama penelitian.
8. Orang tua tercinta dan adik-adik ku yang telah memberikan dukungan do’a
moril maupun materil buat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi ini.
9. Rekan-rekan angkatan 2007 Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi
yang telah memberikan semangat baik secara moril dan spritual kepada
penulis.
Dan kepada seluruh pihak yang tidak tersebutkan satu per satu. Semoga
semua yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dan ridho Allah
SWT, Amiin. Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan pikiran
para pembaca berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga
skripsi ini menjadi bahan referensi bagi rekan-rekan di masa datang.
Padang, Februari 2013
Penulis
iii
11
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 4
C. Rumusan Masalah...................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
F. Kerangka Teoritis ...................................................................... 6
1. Pengertian Keterampilan ..................................................... 6
2. Guru ..................................................................................... 7
3. Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 8
a. Kegiatan Pendahuluan ............................................... 10
b. Kegiatan Inti .............................................................. 11
c. Kegiatan Penutup ...................................................... 14
4. Mata Pelajaran Sosiologi ..................................................... 15
5. Kerangka Konseptual ........................................................... 18
G. Metode Penelitian ...................................................................... 19
1. Pendekatan Penelitian .......................................................... 19
2. Lokasi Penelitian ................................................................. 19
3. Informan Penelitian ............................................................. 20
4. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 20
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 21
6. Validitas Data ...................................................................... 23
7. Analisis Data ........................................................................ 24
iv
12
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. SMAN 1 Ulakan Tapakis ......................................................... 26
B. SMAN 1 Enam Lingkung ......................................................... 29
C. SMAN 1 Nan Sabaris ............................................................... 32
D. SMAN 1 2X11 Enam Lingkung ............................................... 38
E. SMAN 1 Batang Anai ............................................................... 41
F. MGMP Guru Sosiologi ............................................................. 45
BAB III KETERAMPILAN GURU DALAM PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
A. Deskripsi Data .......................................................................... 49
1. Kegiatan Pendahuluan ....................................................... 49
2. Kegiatan Inti ...................................................................... 56
3. Kegiatan Penutup/Akhir .................................................... 74
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 78
C. Implikasi ................................................................................... 81
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 82
B. Saran ......................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
13
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar SMA di Kabupaten Padang Pariaman
2. Daftar Informan Penelitian
3. Pedoman Observasi
4. Pedoman Wawancara
5. Tabel Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Guru Berdasarkan Permendiknas
No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran
6. Surat Keterangan Izin Penelitian
vi
14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Pembelajaran terjadi pada saat
berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sebagai suatu proses, sudah pasti suatu pembelajaran akan meliputi
kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, membuka
(pendahuluan) sampai melaksanakan rencana pembelajaran (kegiatan inti) dan
akhirnya menutup pelajaran (kegiatan akhir). Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan,
diantaranya adalah keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Keterampilan pembelajaran merupakan kompetensi profesional yang
cukup kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh agar tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional, dan
menyenangkan. Menurut Gagne (1978:5) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
menyusun suatu kegiatan atau kondisi yang memberikan pengaruh kepada anak
didik dan memfasilitasi terjadinya proses belajar.
Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada
guru. Hal ini diungkapkan oleh Zahara Idris (1992:47), bahwa guru memiliki
peranan yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu “Memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affective), dan keterampilan
1
2
(psychomotor) kepada peserta didik”. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru
yang utama adalah terletak di lapangan pembelajaran, yaitu memberikan pelajaran
sekaligus mendidik murid agar dapat memiliki pengetahuan yang dapat
dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan juga dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Selain itu sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran diharapkan
mampu membelajarkan siswa sehingga terjadi suatu pembelajaran yang
bermakna, mengembangkan kreativitas, ide dan gagasan sehingga siswa tidak
bosan untuk belajar, yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya motivasi
dan hasil belajar siswa.
Agar proses pembelajaran tersebut berhasil dengan baik, maka guru
harus memiliki sejumlah keterampilan yang profesional.
Secara garis besar ada 3 tingkatan profesional guru sebagai tenaga
profesional kependidikan yang mana salah satunya berkaitan dengan
keterampilan seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya:
1. Tingkatan capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam pelaksanaan
pembelajaran serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga
mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.
2. Guru sebagai inovator,yakni sebagai tenaga kependidikan yang
punya komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi, guru
diharapkan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran
untuk pembaharuan ide yang efektif,
3. Developer yaitu guru memiliki visi keguruan yang mantap.
(Sardiman 1996:133-134)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan seorang guru
dalam pembelajaran termasuk pada capable personal dan inovator karena ia
memuat pengetahuan dan keterampilan dari guru tersebut. Jadi, keterampilan guru
3
merupakan tiga kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai sampai
mengakhiri pembelajaran sehingga memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan pembelajaran.
Keterampilan guru yang dimaksud adalah keterampilan yang sesuai
berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar proses adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan yang berisi kriteria minimal
proses pembelajaran. Standar proses ini meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. (Permendiknas No. 41 Tahun 2007).
Berdasarkan pengamatan penulis tanggal 19 September s/d 1 Oktober
2011, sewaktu guru sosiologi melaksanakan pembelajaran di beberapa SMAN di
Kabupaten Padang Pariaman (SMAN 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam
Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 1 2X11 Enam Lingkung dan SMAN 1
Batang Anai), ditemukan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
sebagian guru langsung menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh
siswa menyiapkan alat-alat pelajaran dan mengeluarkan LKS (lembar kerja
siswa). Setelah itu guru langsung masuk pada kegiatan inti pelajaran dengan
menjelaskan materi yang ada di LKS tersebut. Selesai menjelaskan pelajaran guru
berkata: anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan minggu
4
depan. Setelah menutup pelajaran guru langsung pergi meninggalkan kelas
menuju ke ruang majelis guru.
Sewaktu proses pembelajaran berlangsung siswa banyak melakukan
kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti: berbicara dengan
teman, bergurau, mengerjakan tugas pelajaran lain, dan bahkan ada yang tertidur.
Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk
menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Akibatnya siswa merasa bahwa pelajaran yang diterimanya
membosankan, tidak bermakna, sukar dipahami, dan mereka tidak berusaha keras
untuk memahaminya.
Berdasarkan uraian di atas timbul pertanyaan, apakah pembelajaran yang
seperti itu sudah memenuhi kriteria dan persyaratan dalam pelaksanaan
pembelajaran sosiologi yang seharusnya? dan mengingat pentingnya pengetahuan
tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi, maka
penting dilakukan sebuah kajian tentang keterampilan guru. Berdasarkan uraian
tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Keterampilan
Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten
Padang Pariaman.
B. Batasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian “Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman,” maka ruang
lingkupnya adalah guru-guru sosiologi di beberapa SMAN di Kabupaten Padang
Pariaman yaitu SMAN I Ulakan Tapakis, SMAN I Enam Lingkung, SMAN I
5
2X11 Enam Lingkung, SMAN I Nan Sabaris dan SMAN I Batang Anai,.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten ini karena alasan latar belakang pendidikan
guru sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman umumnya berasal dari latar
belakang ilmu pendidikan yang berbeda dan guru yang mengajar pada umumnya
sudah lama mengajar dan sudah disertifikasi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sejauhmana
keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN se-
Kabupaten Padang Pariaman menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang
standar proses pelaksanaan pembelajaran?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang
Pariaman, berdasarkan prosedur pelaksanaan pembelajaran menurut
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
pengembangan imu pendidikan tentang keterampilan guru mata pelajaran
sosiologi.
6
b. Secara Akademis
Diharapkan sebagai referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam
merancang penelitian yang berkaitan dengan keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran sosiologi.
c. Secara praktis
Bagi guru bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan keterampilan
guru dalam proses pembelajaran khususnya keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran sosiologi.
F. Kerangka Teoritis
1). Pengertian Keterampilan
Keterampilan sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen No. 14 Tahun 2005 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,
prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru
dalam melaksanakan tugas profesionalan.
Keterampilan merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. (Syaiful Sagala 2009:23)
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup
kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Turney (1973) mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang
sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yakni keterampilan
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta
7
mengajar kelompok kecil dan perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan
mengajar tersebut harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang
sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro (Micro Teaching). (Mulyasa
2005:69)
Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan
guru sosiologi dalam membuka, dan menutup pelajaran, tapi dalam Permendiknas
RI No. 41 Tahun 2007 membuka dan menutup pelajaran itu termasuk dalam
kegiatan pelaksanaan pembelajaran, yang di dalam pelaksanaan pembelajaran
tersebut ada kegiatan inti bukan hanya membuka dan menutup pelajaran saja.
2). Guru
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru. Seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah
persyaratan minimal antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidangnya, memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan
produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan
selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi
8
profesi, buku, seminar dan semacamnya. (Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus,
2009:50-51)
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menegaskan bahwa guru profesional wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi/keterampilan, sertifikat pendidik, sehat rohani dan jasmani dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat
bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
3). Pelaksanaan Pembelajaran
Pengertian belajar secara psikologis adalah suatu proses perubahan, yaitu
perubahan tingkah laku sebagai awal dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto (1995:2) mendefinisikan bahwa:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan proses belajar mengajar Menurut Hamalik (2001:1) proses
belajar mengajar atau pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum
tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan atau sekolah dan kebutuhan
masyarakat serta faktor-faktor lain.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
proses pelaksanaan pembelajaran. Guru harus memahami siswa yang dibinanya
karena karakter siswa tidak sama, selain guru harus mempunyai kemampuan
9
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar pada khususnya.
Menurut Hamalik (2004:54) guru yang baik harus mempunyai kemampuan
dasar yang harus dimiliki dan kuasai yaitu:
a. Kemampuan menguasai bahan
b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar
c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar
d. Kemampuan menguasai media/sumber dengan pengalaman belajar
e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman
belajar
f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar
g. Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar
h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan pengalaman belajar
i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan
pengalaman belajar
j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.
Untuk memiliki kemampuan guru tersebut guru perlu meningkatkan
kemampuan secara profesional. Menurut Wijaya (1991:1) fungsi guru adalah
membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional dalam
proses beajar mengajar. Usman (1995:4) mengemukakan bahwa proses belajar
10
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai
pemegang titik utama.
Bertitik tolak dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
proses pembelajaran terdapat beberapa unsur diantaranya adalah guru dan siswa di
dalam kelas, guru berperan sebagai “pemeran utama” memberikan informasi,
sebagai fasilitator, mengelola berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa,
memberikan bimbingan, sehingga siswa dapat menerima dan memanfaatkan ilmu
dengan baik dan mencapai tujuan cita-cita pendidikan yang baik, yang mana
proses atau pelaksanaan pembelajaran meliputi Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan
Inti dan Kegiatan Penutup, antara lain:
a. Kegiatan Pendahuluan (Membuka Pelajaran)
Kegiatan pendahuluan/membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian
peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada
pelajaran yang akan disajikan.(Mulyasa 2005:84).
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.(Permendiknas No. 41 Tahun 2007:226)
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dalam kegiatan
pendahuluan, guru seharusnya:
11
(a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
(b) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan di pelajari.
(c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
(d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Upaya yang dilakukan guru dalam membuka pelajaran menurut Mulyasa
(2005:84) adalah sebagai berikut:
1) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan
disajikan.
2) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang dipelajari
(dalam hal tertentu, tujuan bisa dirumuskan bersama peserta didik).
3) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
4) Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang
disajikan.
5) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik
terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk mempelajari kemampuan
awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan inti menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
12
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
1. Eksplorasi
Dalam eksplorasi kegiatan guru:
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tenang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lain.
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
2. Elaborasi
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna.
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
13
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun individual.
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber.
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar.
b. Membantu menyelesaikan masalah.
14
c. Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
d. Memberi informasi untuk eksplorasi lebih jauh.
e. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartsipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup Pelajaran
Kegiatan penutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak
lanjut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa
dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Permendiknas No. 41
Tahun 2007:227)
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dalam kegiatan
penutup, guru seharusnya:
(a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
(b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
(c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
15
(d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik
tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
(e) Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.
Menurut Mulyasa (2005:84) kegiatan menutup pelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari serta mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran sebagaimana
dijelaskan Mulyasa (2005:84) adalah sebagai berikut.
1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa
dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas permintaan guru, atau oleh
peserta didik bersama guru).
2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian
tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-
tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok)
sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari.
4) Memberikan post test baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
4. Mata Pelajaran Sosiologi
Menurut Muliyardi, (2002:3) bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Pembelajaran
menggambarkan upaya membangkitkan inisiatif dan peran siswa dalam belajar
16
serta bagaimana upaya guru mendorong dan memfasilitasi siswa belajar. secara
eksplisit pembelajaran terlihat ada kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,
inisiatif dan peran siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisian yang akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar. pembelajaran yang demikian diterapkan dalam
pembelajaran sosiologi.
Pembelajaran Sosiologi di Sekolah Menegah Atas (SMA) merupakan
suatu proses yang memerlukan perencanaan secara seksama dan sistematis.
Menurut Depdiknas (2008:11) “Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar,
pendekatan, metode dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan
permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata dalam masyarakat”. Dalam
kurikulum mata pelajaran sosiologi di sekolah menengah umum, materi disusun
atas beberapa konsep dan tiap konsep terdiri atas beberapa sub konsep.
Menurut Depdiknas (2003:7) pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk
mengembangkan fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencakup
konsep-konsep dasar dalam mengkaji berbagai fenomena dan masalah yang
ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Dalam pembelajaran sosiologi
seorang guru diharapkan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan pemahamannya terhadap konsep fenomena kehidupan sosial
sehari-hari, terutama dalam mengaktualisasikan potensi-potensi siswa dalam
mengambil dan mengungkapkan status dan perannya masing-masing. Hal ini
dapat terlaksana dengan baik apabila dalam melaksanakan sosiologi siswa
17
diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat yang di
milikinya, sehingga siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya, serta
siswa diharapkan dapat berfikir lebih kritis dalam menggapai fenomena kehidupan
sehari-hari.
Adapun tujuan mata pelajaran sosiologi agar para peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
(a) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial,
struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sosial sampai
pada terciptanya integrasi sosial.
(b) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
(c) Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial, dalam kehidupan
bermasyarakat. (Depdiknas, 2007:545)
Lebih lanjut dikatakan ruang lingkup mata pelajaran sosiologi adalah:
a. Struktur sosial
b. Proses sosial
c. Perubahan sosial
d. Tipe-tipe lembaga sosial (Depdiknas,2007:546)
Jadi tujuan pelajaran sosiologi harus dirumuskan dan dinyatakan dengan
jelas karena akan menentukan kedudukan sosiologi sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah, sehingga penilaian dapat dilakukan pada saat proses
pembelajaran
18
5. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang dikemukakan bahwa:
diperlukan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kondisi belajar dan interaksi antara guru dan siswa secara aktif,
sehingga sebagai fasilitator dan motivator guru harus bisa melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik.
Lebih jelasnya dapat dibuat kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
Kerangka konseptual penelitian:
Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Menyiapkan
pembelajaran
b. Mengajukan pertanyaan
c. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
d. Menyampaikan materi
sesuai silabus.
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3. Penutup
a. Membuat rangkuman
b. Melakukan penilaian
c. Umpan balik
d. Tindak lanjut
e. Rencana pembelajaran
berikutnya
Permendiknas
No.41 tahun 2007
19
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengkaji keterampilan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi pada SMAN di Kabupaten Padang
Pariaman adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk
melihat yang sebenarnya dan menggambarkan secara mendalam sejauhmana
Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN di
Kabuptaten Padang Pariaman. Sedangkan Tipe Penelitian adalah evaluatif, yaitu
merupakan penelitian untuk menjawab apakah suatu program terlaksana. Adapun
tujuan penelitian evaluatif adalah mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan,
apakah program dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah tujuannya
tercapai sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN se-Kabupaten Padang
Pariaman. Kabupaten Padang Pariaman mempunyai 15 SMA negeri dan 4 SMA
swasta. Mengingat tempat, waktu dan biaya penelitian ini hanya dilaksanakan di 5
SMA Negeri Kabupaten Padang Pariaman yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis, SMAN
1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 2x11 Enam Lingkung dan
SMAN 1 Batang Anai. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian
didasarkan pada pertimbangan di antaranya: karena latar belakang pendidikan
guru sosiologi di SMA Negeri Kabupaten Padang Pariaman umumnya berasal dari
latar belakang ilmu pendidikan yang berbeda. Selain itu Guru di SMA ini sudah
20
lama mengajar terlihat pada saat wawancara, peneliti mendapatkan informasi
bahwa dari sembilan orang guru yang diteliti semuanya sudah mengajar selama 9-
28 tahun. Dari sini dapat kita lihat bahwa guru sosiologi di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman pada umumnya sudah berpengalaman dalam mengajar
Sosiologi.
3. Informan Penelitian
Informan adalah adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman
tentang latar penelitian. Teknik pemilihan informan adalah purposive sampling
(sampel bertujuan) yaitu informan ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Teknik
ini digunakan karena dalam penelitian ini peneliti sudah mengetahui informan.
Setelah dilakukan penelitian jumlah informan penelitian ini adalah 2 orang guru
sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 1 Ulakan Tapakis, 2 orang guru sosiologi dan
2 orang siswa SMAN 1 Enam Lingkung, 2 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa
SMAN 1 nan sabaris, 1 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 2x11
Enam Lingkung, 2 orang guru sosiologi dan 1 orang siswa SMAN 1 Batang Anai.
jadi semuanya berjumlah 18 orang yang mana guru yang di teliti semuanya
berjumlah 9 orang dan siswa berjumlah 9 orang. Alasan memilih 18 orang
informan karena, peneliti perlu informasi dan jawaban lebih dalam dari informan.
4. Jenis dan Sumber Data
Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan
dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, data yang digunakan
adalah data primer dan sekunder.
21
Data primer yaitu data yang diperoleh dari guru mata pelajaran sosiologi,
dan siswa SMA N 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan
Sabaris, SMAN 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Batang Anai, melalui
observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh
melalui studi pustaka berupa dokumen, buku yang relevan sesuai dengan obyek
penelitian dan lain-lainnya yang sangat membantu dalam mengumpulkan data.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti secara langsung melalui
teknik observasi dan wawancara mendalam (indepth interview), pengumpulan
data yang dilaksanakan pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematik
semua kegiatan yang diselidiki secara langsung. Teknik observasi digunakan
untuk mengamati secara langsung tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terbatas. Observasi
terbatas peneliti lakukan untuk mendapatkan data langsung dari informan dimana
dalam observasi penulis bertindak sebagai partisipan pasif, penulis ikut berada di
dalam kelas mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
tetapi penulis tidak ikut dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan dengan menggunakan
alat berupa lembaran observasi yang berisi hal-hal tentang keterampilan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi sesuai dengan Permendiknas No. 41
Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
22
Penelitian ini terhitung mulai bulan 1 Oktober s/d 31 Desember 2012 di
SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman. Pada saat mencari informasi di lapangan,
peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh informasi secara
langsung dari guru sosiologi, dan beberapa orang siswa tentang keterampilan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi. Wawancara yang digunakan adalah
wawancara mendalam (indepth interview). Penulis terlebih dahulu
mempersiapkan pedoman wawancara yang ditujukan kepada informan.
Wawancara ini dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman
wawancara yang telah berisikan pokok pertanyaan yang kemudian dikembangkan
ketika wawancara berlangsung. Dalam teknik wawancara ini, peneliti
menggunakan alat berupa catatan lapangan. Dengan demikian, diperoleh
informasi yang detail dan dapat mengungkapkan data yang dibutuhkan.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan yang
terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan idenya.
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan guru dan siswa mata
pelajaran sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman. wawancara dilakukan
dengan bertatap muka langsung dengan informan disekolah masing-masing.
Setelah selesai wawancara penulis langsung menuliskan kembali hasil wawancara
agar tidak hilang dan memudahkan untuk dianalisa. Dengan demikian, dapat
diperoleh informasi yang detail dan dapat mengungkapkan data yang dibutuhkan.
23
Setelah selesai observasi, Penulis mewawancarai informan dengan cara
langsung bertatap muka di sekolah. Wawancara dilakukan dengan santai dan
bebas. Untuk lebih baik hasilnya penulis memilih waktu wawancara saat
pergantian jam dan sehabis informan mengajar di lokal agar tidak mengganggu
aktifitas informan. Setelah selesai wawancara peneliti lansung menuliskan
kembali hasil wawancara tersebut agar tidak hilang dan memudahkan untuk
dianalisa.
6. Validitas Data
Agar data yang diperoleh valid, maka peneliti menggunakan teknik
triangulasi data. Menurut Sugiyono (2008: 83) Teknik Triangulasi data adalah
teknik pengumpulan data dari sumber data yang telah ada. Triangulasi data
dilakukan dengan menyimpulkan data dari berbagai sumber dan metode yang
berbeda. Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada
informan yang berbeda.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu
membandingkan hasil wawancara informan satu dengan informan yang lain. Data
dari guru yang satu dibandingkan dengan data hasil wawancara dengan guru yang
lain, kemudian data dari guru dibandingkan lagi dengan data siswa. Data dari hasil
wawancara tersebut peneliti ambil yang tidak sesuai dengan prosedur
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran. Data sudah dianggap valid apabila sudah terdapat jawaban yang
relatif sama dari berbagai informan.
24
7. Analisis Data
Analisis data dilakukan terus menerus, setelah data diperoleh dari
lapangan, seterusnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis interaktif dari
Miles dan Huberman (1992:16-20) sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data dilakukan dengan proses memilih data dan
menyederhanakan. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan
dituangkan dalam uraian lengkap. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih
hal-hal yang pokok dan kemudian difokuskan pada hal-hal penting. Data yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru sosiologi, kepala dan
wakil kepala sekolah, kemudian dibaca, dipelajari, ditelaah, dan direduksi dalam
bentuk analisis yang terperinci serta dikelompokkan sesuai dengan bidangnya.
Reduksi data berjalan secara terus-menerus, baik pada saat pengumpulan data
maupun sesudah membaca, mempelajari dan menelaah data yang diperoleh.
b. Penyajian data
Dalam menyajikan data penulis melakukan secara terus-menerus berhati-
hati agar data yang teruji tidak menimbulkan bias yang akhirnya dapat
mengurangi kesahihan data yang terkumpul, penyajian data dilakukan dengan
hati-hati sehingga penulis untuk mengambil kesimmpulan dan tindakan yang
tepat sehingga akhirnya terkumpul benar-benar valid.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah bagian dari suatu kegiatan konfigurasi untuk
mendapatkan kebenaran mengenai keterampilan guru dalam pelaksanaan
25
pembelajaran sosiologi, penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dan
bertahap dari kesimpulan sementara sampai pada kesimpulan terakhir, peneliti
bersifat terbuka terhadap kesimpulan yang dapat sebelumnya. Kesimpulan dapat
berupa pemikiran yang timbul dalam pemikiran peneliti ketika menulis dengan
melihat kembali catatan lapangan dan membandingkan pernyataan yang diberikan
kepada informan yang berbeda sehingga kesimpulan dapat sesuai dengan tujuan
penelitian. Dari semua tahap tersebut serta berdasarkan pada informasi yang di
dapat di lapangan dapat memberikan gambaran tentang keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMA N se-Kabupaten Padang Pariaman.
26
BAB II
GAMBARAN UMUM SEKOLAH PENELITIAN
1. SMAN 1 Ulakan Tapakis
a. Letak Geografis Sekolah
SMAN 1 Ulakan Tapakis memiliki luas ± 2 Ha. Sekolah ini terletak di Jl.
Syech Burhanudin No.17 Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, dan agak
menjorok ke dalam, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran tidak terganggu
oleh kebisingan lalu lintas.
b. Visi dan Misi Sekolah
Visi sekolah SMAN I Ulakan Tapakis adalah “Mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas berlandaskan iman dan taqwa.”
Misi sekolah adalah:
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Membentuk siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
3) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
4) Mengembangkan minat dan bakat siswa sesuai dengan kondisi
daerah
5) Berorientasi pendidikan masa depan yang sesuai dengan
perkembangan zaman
6) Mewujudkan manusia yang berjiwa kebangsaan dan nasionalisme
7) Mempersiapkan siswa berkompetitif baik secara nasional maupun
internasioanal
26
27
c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Ulakan Tapakis
Guru yang mengajar di SMAN 1 Ulakan Tapakis berjumlah 51 orang dan
guru bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi
yaitu Novalina, Maini haryati dan Jamilah.
Ibu Novalina SPd mempunyai latar belakang pendidikan Sosiologi UNP
beliau sudah 27 tahun memegang bidang studi sosiologi tapi beliau merupakan
guru baru di SMAN Ulakan Tapakis, yaitu mulai dari semester Juli-Desember
2012 (lebih kurang 3 bulan). Beliau merupakan tenaga guru dari SMAN 4 Padang
hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga
kurangnya tenaga pengajar sosiologi di SMAN 1 Ulakan Tapakis.
Ibu Maini Haryati memegang bidang studi sosiologi selama 27 tahun
yaitu dari tahun 1985 sampai sekarang. Tetapi beliau mengajar di SMAN Ulakan
Tapakis terhitung dari semester Juli-Desember tahun ajaran 2012/2013 (lebih
kurang 3 bulan) Latar belakang pendidikan beliau adalah sosiologi UNP. Ibu
Maini ini juga berasal dari SMAN 4 Padang Hal ini dilakukan untuk memenuhi
jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi.
Ibu Jamilah telah memegang bidang studi sosiologi selama 5 tahun yaitu
dari tahun 2008 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah D3
sosiologi Unand. Ibu Jamilah hanya memegang satu bidang studi sosiologi saja.
Hal ini dilakukan karena dia belum sertifikasi.
d. Kurikulum dan Sarana Penunjang
Sarana yang dimiliki belum cukup lengkap, mulai dari jumlah dan
kwalifikasi tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kebutuhan. Selain
28
kondisi tersebut kondisi yang mendukungnya antara lain seluruh tenaga pengajar
di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis telah memenuhi kualifikasi pendidikan dimana
hampir 99% adalah lulusan strata satu dan 1% lulusan diploma, semuanya
mengajar berdasarkan kualifikasi lulusannya terkecuali sosiologi. Bahan ajar
berupa Buku Penunjang baru 75%, peralatan Pusat Sumber Belajar (TIK) belum
mencukupi.
Sedangkan prasarana yang dimiliki SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah ruang
belajar yang cukup, sudah memiliki tempat ibadah, tetapi tempat ibadah tersebut
sedang direnovasi karena tempat ibadah yang lama diperbaharuhi menjadi
ruangan majelis guru dan kepala sekolah, jumlah WC siswa belum mencukupi.
Memiliki 1 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika
dan Biologi). Tetapi peneliti melihat fasilitas labor belum lengkap karena labor
tersebut baru selesai direnovasi.
Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah kurikulum
KTSP yang merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dimana semua guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi
masih belum mengacu pada administrasi yang ideal terutama ketika
diberlakukannya KTSP.
Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses
pembelajaran belum cukup optimal. Hal ini terjadi karena guru masih banyak
29
yang belum mengetahui dan memahami strategi dan model-model pembelajaran.
Selain itu, buku-buku referensi sebagai bahan rujukan belum mencukupi
kebutuhan, peneliti juga melihat guru lebih berpedoman pada LKS.
e. Siswa SMAN 1 Ulakan Tapakis
Jumlah siswa di SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah 630 orang siswa. Siswa ini
terdiri dari: Kelas X: 228, Kelas XI: 211, Kelas XII: 201.
2. SMAN 1 Enam Lingkung
a. Letak Geografis Sekolah
SMAN 1 Enam Lingkung merupakan salah satu sekolah yang terdapat di
Kabupaten Padang Pariaman. Sekolah ini berlokasi di Jl. Padang-Bukittinggi
kurang lebih 200 m dari jalan raya. Lingkungan sekolah relatif belum kondusif,
karena masih satu lingkup dengan SMK. SMAN 1 Enam Lingkung memiliki luas
tanah kurang lebih 3.000 m2. Sekolah ini didirikan pada tahun 1988 yang awalnya
bernama SPG Lubuk Alung, kemudian mengalami beberapa tahap perubahan
seperti SMAN 2 Lubuk Alung pada tahun 1989, SMAN 3 2X11 Enam Lingkung
pada tahun 1993 dan SMU 2 2X11 Enam Lingkung pada tahun 2000. Barulah
pada tahun 2005 sekolah ini berubah menjadi SMAN 1 Enam Lingkung.
b. Visi dan Misi Sekolah
Visi SMAN 1 Enam Lingkung yaitu ” Terwujudnya siswa berprestasi dan
terampil dengan kinerja yang cermat dan teliti, beriman dan bertaqwa.”
Misi SMA Negeri 1 Enam Lingkung adalah:
1. Melaksanakan pembelajaran dengan bimbingan secara efektif.
2. Menumbuhkan semangat belajar berprestasi
30
3. Membentuk generasi yang cerdas, terampil, kreatif dan cinta terhadap tanah
air.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, menjadi generasi yang
beriman dan bertaqwa.
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan komite sekolah.
c. Profil Guru SMAN 1 Enam Lingkung
Guru yang mengajar di SMAN 1 Enam Lingkung berjumlah 56 orang.
Guru bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi
berasal dari berbagai bidang studi seperti Geografi, Antropologi, dan Teknik yaitu
Agusni, Aida, Rissalmi.
Ibu Agusni memegang bidang studi sosiologi selama 6 tahun yaitu dari
tahun 2006 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Geografi.
Ibu Agusni ini memegang dua bidang studi di sekolah yaitu geografi dan
sosiologi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru
dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi.
Ibu Aida Rifni S.sos telah memegang bidang studi sosiologi selama 9
tahun yaitu dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau
adalah Antropologi Unand. Ibu Aida hanya memegang satu bidang studi sosiologi
di SMAN 1 Enam Lingkung yaitu kelas XI.
Ibu Dra. Rissalmi memegang bidang studi sosiologi di SMAN 1 Enam
Lingkung selama 17 tahun di kelas XII dan sudah mengajar selama 26 tahun yaitu
dari tahun 87 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Teknik .
31
Ibu Rissalmi ini memegang satu bidang studi di sekolah enam lingkung dan satu
bidang studi lagi di sekolah lain. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam
rangka sertifikasi guru.
d. Kurikulum dan Sarana Penunjang
Sarana yang dimiliki belum cukup lengkap, mulai dari jumlah dan
kwalifikasi tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kebutuhan, peralatan
pusat sumber belajar (TIK) belum mencukupi, bahan ajar berupa buku penunjang
baru 35%, belum memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB).
Prasarana di SMAN 1 Enam Lingkung sudah memiliki sarana ibadah,
jumlah WC siswa belum mencukupi, labor yang belum memadai. Dengan kurang
lengkapnnya fasilitas sekolah tersebut, maka SMAN 1 Enam Lingkung
mempunyai hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
tetapi tidak mengurangi semangat guru-gurunya untuk mengajar.
Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Enam Lingkung adalah kurikulum
KTSP kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana semua
guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih belum mengacu pada
administrasi yang ideal terutama ketika diberlakukannya KTSP. Selain itu buku-
buku referensi sebagai bahan rujukan masih belum mencukupi kebutuhan
sehingga guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber pembelajaran.
32
Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses
pembelajaran belum optimal. Pada pembelajaran sosiologi tidak ada
menggunakan media pembelajaran karena menurut guru sosiologi SMAN I Enam
Lingkung menggunakan media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka
pun belum bisa menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media
dalam pembelajaran.
e. Siswa SMAN 1 Enam Lingkung
Jumlah siswa SMAN 1 Enam Lingkung adalah 758 orang siswa. Siswa ini
terdiri dari: Kelas X:321, Kelas XI:256, Kelas XII:181.
3. SMAN 1 Nan Sabaris
a. Letak dan luas Geografis Sekolah
SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman terletak kurang
lebih 10 km dari pusat Kota Pariaman tepatnya di Jalan Tuanko Mudo
Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman dan berjarak sekitar 100
meter dari jalan raya. Transportasi yang lancar dan letaknya yang tidak terlalu
dekat dengan jalan raya membuat sekolah ini cukup nyaman dan ideal untuk
belajar. Letak lokasi SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman
berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan rumah masyarakat
- Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan kosong
- Sebelah Barat berbatasan dengan lahan kosong
- Sebelah Timur berbatasan dengan rumah masyarakat
33
b. Visi dan Misi Akademik SMA Negeri 1 Nan Sabaris
Adapun Visi dari SMA Negeri 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang
Pariaman ialah :
1. Unggul dalam prestasi
2. Terampil dalam berkarya
3. Sopan dalam bersikap
Adapun Misi dari SMA Negeri 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang
Pariaman ialah :
1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuandan keterampilan / life skill
3. Mempersiapkan siswa melanjutkan pendidkan ke perguruan tinggi
c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Nan Sabaris
Guru yang mengajar di SMAN 1 Nan Sabaris berjumlah 75 orang. Guru
bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi berasal
dari berbagai bidang studi seperti Kurikulum, Sejarah, dan Kewarganegaraan
yaitu Dra.Rike Komariah, Sumarni SPd, Miswarti SPd.
Ibu Rike Komariah memegang bidang studi sosiologi selama 17 tahun di
kelas XII dan mulai mengajar yaitu dari tahun 2008 sampai sekarang. Latar
belakang pendidikan beliau adalah Kurikulum. Ibu Rike hanya memegang satu
bidang studi saja di SMAN 1 Nan Sabaris yaitu sosiologi di kelas XII.
Ibu Sumarni SPd telah memegang bidang studi sosiologi selama 20 tahun
yaitu dari tahun 1992 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah
sejarah. Ibu Sumarni hanya memegang satu bidang studi sosiologi di SMAN 1
Nan Sabaris yaitu kelas XI.
Ibu Miswarti Spd telah memegang bidang studi sosiologi selama 10 tahun
yaitu dari tahun 2002 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah
34
Kewarganegaraan. Ibu Miswarti hanya memegang satu bidang studi sosiologi di
SMAN 1 Nan Sabaris yaitu kelas X.
d. Luas SMA N 1 Nan Sabaris
Lahan tempat berdirinya SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang
Pariaman ini cukup luas yaitu kurang lebih 14.750 m2 dengan luas bangunan
2.368 m2, luas halaman dan taman 750 m
2, lapangan olahraga 825 m
2 dan lain-lain
10.807 m2.
e. Sejarah SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman
SMA N 1 Nan Sabaris berlokasi di jalan Tuanku Mudo Kecamatan Nan
Sabaris Kabupaten padang Pariaman. SMAN 1 Nan Sabaris berdiri pada tahun
1985 dengan Kepala Sekolah pertamanya Drs. Syibli Syarif yang pada awal
berdiri hanya memiliki 9 lokal.
SMA 1 Nan Sabaris sekarang dipimpin oleh Drs. Zulkaham M.Pd dan
sejak berdirinya pada tahun 1985 SMA 1 Nan Sabaris telah mengalami pergantian
pemimpin atau kepala sekolah sebanyak sembilan kali.
35
Tabel 1
Daftar Nama Kepala Sekolah SMA 1 Nan Sabaris Dalam
Beberapa Periode
No Nama Kepala Sekolah Masa Jabatan
1 Drs. Syibli Syarif 1985-1986
2 Drs. Syafrial Rizal 1986-1990
3 Drs. H. Nursyamin 1990-1995
4 Anas Aliruddin 1995-1998
5 Drs. H. Bustamar 1998
6 Drs. Zulkarnaini 1998-2001
7 Drs. Lahmuddin 2001-2009
8 Akmal, S.Pd 2009-2010
9 Drs. Zulkaham, M. Pd 2010-sekarang
Sumber: SMAN 1 Nan Sabaris
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepala
sekolah yang paling lama masa jabatannya adalah Bapak Drs. Lahmuddin yang
menjabat dari tahun 2001-2009 yaitu selama 8 tahun, dan masa jabatan kepala
sekolah sekarang Drs. Zulkaham, M.Pd baru menjabat selama 2 tahun mulai dari
tahun 2010-sekarang.
f. Sarana dan Prasana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran
proses kegiatan belajar mengajar. Saat ini SMA N 1 Nan Sabaris sudah
memiliki bangunan sekolah yang permanen dan sarana prasarana yang cukup.
Ini bisa terlihat dari :
36
Tabel 2
Sarana dan Prasarana yang Tersedia Di SMAN 1 Nan Sabaris
No Ruangan Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1
3 Ruang Majelis Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Ruangan Perpustakaan 1
6 Ruangan Komputer 1
7 Ruangan Multimedia 1
8 Ruangan Labor IPA 2
9 Ruang Belajar/Kelas 24
10 Ruang Bimbingan dan Konseling 1
11 Musholla 1
12 Ruang Osis 1
13 Ruang SKM 1
14 Ruang Serba Guna 1
15 Ruang Auvi
16 Gudang 1
17 WC Guru 2
18 WC Siswa 6
19 Lapangan Upacara 1
20 Lapangan Basket 1
Sumber: SMAN 1 Nan Sabaris
Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ruangan yang
banyak disediakan adalah ruangan belajar siswa sebanyak 24 lokal.
37
g. Penjelasan Ruangan
1. Ruang Belajar / Kelas
Ruang belajar atau kelas yang ada di SMA N 1 Nan Sabaris ini
berjumlah 24 lokal dengan :9 lokal untuk kelas X, 8 lokal untuk kelas XI, 6
lokal untuk kelas XII.
2. Ruang Multimedia
Ruang multimedia digunakan oleh siswa untuk mempelajari pelajaran
komputer. Ruangan ini menyediakan laptop dan In Focus, dimana siswa dan guru
dapat menggunakannya untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar.
3. Perpustakaan
Perpustakaan di SMA N 1 Nan Sabaris dikelola oleh seorang petugas
pustaka dan dibuka setiap harinya dari senin sampai Sabtu. Dari pukul 08.00 WIB
hingga pukul 14.00 WIB untuk hari Jum’at perpustakaan tutup pukul 11.00 WIB.
Perpustakaan ini memiliki koleksi buku dari tiap mata pelajaran, buku umum,
cerpen, kamus, Al-Qur’an, bahkan majalah. Buku-buku ini diperoleh dari dana
sekolah; sumbangan pemerintah, siswa yang lulus maupun penerbit; dan juga
denda pengganti kehilangan buku oleh siswa.
Untuk peminjaman buku di perpustakaan siswa harus memiliki kartu
anggota pustaka. Batas waktu peminjaman untuk masing-masing buku berbeda.
Batas waktu untuk buku pelajaran yaitu 1 semester hingga 1 tahun. Untuk buku
bacaan seperti novel, komik dan buku kumpulan cerpen lainnya batas
38
peminjamannya adalah 1 minggu. Jika dalam batas waktu yang telah ditentukan
siswa tidak mengembalikan buku tersebut maka akan dikenakan denda.
4. Lapangan Parkir
Lapangan parkir SMA 1 Nan Sabaris terbagi 3 yaitu untuk kepala
sekolah lapangan parkirnya didepan kantor kepala sekolah. Sedangkan parkir
untuk majelis guru terletak di samping ruangan kelas dan parkir untuk siswa
terletak di depan ruang serba guna.
h. Personalia SMA Negeri 1 Nan Sabaris
SMA Negeri 1 Nan Sabaris memiliki perangkat mulai dari Kepala
Sekolah, dewan guru, personalia tata usaha, bagian kebersihan dan siswa dengan
struktur organisasi dan personalia tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut :Kepala
Sekolah: Drs. Zulkaham, M.Pd, Wakasek Kesiswaan: Drs. Algusmatin, Wakasek
Kurikulum: Dra. Asnailis, Wakasek Sarana dan Prasarana: Dra. Desmiati,
Wakasek Kerjasama Masyarakat: Drs. Syaiful Anwar, Kepala Tata Usaha:
Zakirman S.Sos, Tata Usaha: 7 orang, Jumlah Dewan Guru : 75 orang, Jumlah
Bagian Kebersihan: 3 orang, Jumlah Siswa: 812 orang yang mana kelas X:288,
kelas XI:268, kelas XII:256.
4. SMAN 1 2X11 Enam Lingkung
a. Letak Geografis Sekolah
SMAN 1 2X11 Enam Lingkung terletak di Desa Bari kanagarian Sicincin
Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, lebih kurang 500 M dari pasar Sicincin sebelah
kiri ruas jalan Padang-Bukittinggi (persimpangan jalan menuju Sungai Sariak
39
kecamatan VII Koto Sei. Sariak). Sekolah terletak di daerah pedesaan yang jauh
dari kebisingan suara kendaraan.
SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung sudah di kelilingi pagar. Pagar yang
ada disekeliling bertujuan untuk menghindari tindakan siswa untuk bolos dari
sekolah dan menghindari warga sekolah dari gangguan luar lainnya.
b. Visi dan Misi Sekolah
Visi sekolah: terwujudnya lulusan yang berilmu pengetahuan, terampil, mandiri
serta beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
Misi sekolah :
1) Membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur serta mempertinggi Imtaq
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dibidang akademik dan non
akademik
3) Meningkatkan prestasi peserta didik yang berkeinginan untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
4) Membentuk manusia yang terampil dan mandiri dalam menghadapi
tantangan masa depan.
c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 2X11 Enam Lingkung
Guru yang mengajar di SMAN 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah 64
orang. Guru yang mengajar bidang studi sosiologi berjumlah 2 orang dari 64
orang guru keseluruhan. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari bidang
Sosiologi dan Kewarganegaraan yaitu Yose Rizal, Muntikhana.
Bapak Yoserizal memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu
dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah
sosiologi. Bapak Yoserizal ini hanya memegang bidang studi sosiologi di sekolah.
Bapak Yoserizal ini merupakan guru tetap di sekolah tersebut.
40
Ibu Muntikhana memegang bidang studi sosiologi selama 20 tahun yaitu
dari tahun 1992 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah KWN
UNP. Ibu Muntikhana ini memegang satu bidang studi di sekolah yaitu sosiologi.
Beliau telah mendapat sertifikasi.
d. Kurikulum dan Sarana Penunjang
Sarana yang dimiliki sudah cukup lengkap, mulai dari Jumlah dan
Kwalifikasi Tenaga Kependidikan yang sudah sesuai dengan kebutuhan, Peralatan
Pusat Sumber Belajar (TIK) sudah mencukupi, bahan ajar berupa buku penunjang
sudah 85%, sudah memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB).
Sedangkan prasarana di SMAN 1 2X11 Enam Lingkung adalah sudah
memiliki sarana ibadah, jumlah WC siswa sudah mencukupi, memiliki 2 ruang
labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika dan Biologi).
Dengan lengkapnya fasilitas di sekolah tersebut, maka SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung menjadi sekolah yang disukai oleh siswa dan orang tua murid.
Di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung ini sudah cukup optimal pemanfaatan
media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran serta
kebiasaan mengajar dengan cara yang menggunakan strategi dan model-model
pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini terjadi karena para guru sudah
cukup banyak yang mengetahui dan memahami strategi dan model-model
pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada saat ini. Meskipun sekolah ini
telah memiliki labor multimedia sebagai ruang penunjang namun, pada
pembelajaran sosiologi tidak ada menggunakan media pembelajaran karena
41
menurut guru sosiologi SMAN I 2X11 Enam Lingkung menggunakan
media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa
menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam
pembelajaran. Selain itu buku-buku referensi sebagai bahan rujukan sudah ada
tetapi masih belum mencukupi kebutuhan sehingga guru cenderung menggunakan
LKS sebagai sumber pembelajaran.
Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung adalah
kurikulum KTSP kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
e. Siswa SMAN 1 2X11 Enam Lingkung
Jumlah siswa di SMAN 1 2 x11 Enam Lingkung adalah 643. Dengan
rincian 241 laki-laki dan 402 perempuan.
5. SMAN 1 Batang Anai
a. Letak Geografis Sekolah
SMA Negeri 1 Batang Anai memiliki lokasi yang cukup luas. Sekolah
yang terletak antara jalur Padang-Bukittinggi ini bangunannya sudah di tata
dengan baik. Pekarangan sekolah juga terlihat bersih dan rapi. Pekarangan yang
luas dimanfaatkan warga sekolah dengan menanam berbagai bunga, pinang,
pisang, ubi kayu dan lain-lain.
42
SMA Negeri 1 Batang Anai sudah di kelilingi pagar. Pagar yang ada
disekeliling bertujuan untuk menghindari tindakan siswa untuk bolos dari sekolah
dan menghindari warga sekolah dari gangguan luar lainnya.
b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Batang Anai
Visi : Menjadi Sekolah yang berbudaya, terampil dan berprestasi
Misi :
1. Menyusun dan merumuskan kurikulum SMAN 1 Batang Anai yang
mampu dijadikan rujukan dan acuan segala bentuk tindakan dan kegiatan
di SMA Negeri 1 Batang Anai.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.
3. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
4. Melengkapi sarana dan prasarana yang akan menunjang pelaksanaan
proses pembelajaran, pembinaan kepribadian dan pengembangan life skill.
5. Melaksanakan pengelolaan SMAN 1 Batang Anai dengan menganut
konsep Managemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Managemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
6. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan melalui
pendidikan dan pelatihan serta memberikan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3 bagi guru-guru yang
berminat dan berkemampuan.
7. Memenuhi tingkat pembiayaan ideal persiswa sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang dengan mengoptimalkan partisipasi orang tua,
masyarakat dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat.
8. Melaksanakan evaluasi kebermaknaan yang menyenangkan secara terus-
menerus dan berkelanjutan.
9. Menumbuhkembangkan budaya islami dan kultur keminangkabauan
dalam lingkungan sekolah dan masyarakat sekolah.
c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Batang Anai
Guru yang mengajar di SMAN 1 Batang Anai berjumlah 63 orang, guru
bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang yaitu Rahmawati, Firdaus, Spema Irrat
Destao. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari sosiologi murni dan geografi.
Masing-masing guru sosiologi telah lama memegang bidang studi tersebut.
43
Bapak Spema Irrat Destao, S.Pd mempunyai latar belakang pendidikan
geografi. Beliau memegang bidang studi sosiologi ini selama 8 tahun yaitu mulai
pada tahun 2004 sampai dengan sekarang. Bapak Spema Irrat Destao, memegang
dua bidang studi di sekolah yaitu Antropologi dan Sosiologi.
Bapak Firdaus memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu dari
tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah KTP,
bapak Firdaus hanya memegang satu bidang studi di sekolah yakni Sosiologi.
Ibu Rahmawati, M.Pd memegang bidang studi sosiologi selama 8 tahun
yaitu dari tahun 2004 sampai sekarang. Latar belakang beliau S1 dan S2 Sosiologi
di UNP.
d. Kurikulum dan Sarana Penunjang
Sarana yang dimiliki sudah lengkap, mulai dari jumlah dan kwalifikasi
tenaga kependidikan yang sudah sesuai dengan kebutuhan. Selain kondisi tersebut
kondisi yang mendukungnya antara lain seluruh tenaga pengajar di SMA Negeri 1
Batang Anai telah memenuhi kualifikasi pendidikan dimana sudah 100% adalah
lulusan strata satu, semuanya mengajar berdasarkan kualifikasi lulusannya
terkecuali sosiologi. Bahan ajar berupa Buku Penunjang sudah 90%, peralatan
Pusat Sumber Belajar (TIK) sudah mencukupi.
Sedangkan prasarana yang dimiliki SMAN 1 Batang Anai adalah ruang
belajar yang cukup, sudah memiliki tempat ibadah, jumlah WC siswa sudah
mencukupi. Memiliki 2 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA
(Kimia, Fisika dan Biologi).
44
Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Batang Anai adalah kurikulum
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dimana guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih
belum mengacu pada administrasi yang ideal terutama ketika diberlakukannya
KTSP namun pelaksanaannya tergantung kepada masing-masing guru.
Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses
pembelajaran dimana sekolah ini telah memiliki labor multimedia sebagai ruang
penunjang. Namun, pada pembelajaran sosiologi tidak ada menggunakan media
pembelajaran karena menurut guru sosiologi SMAN I Batang Anai menggunakan
media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa
menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam
pembelajaran.
Pada pustaka SMAN I Batang Anai sudah tersedia buku pembelajaran
tentang sosiologi tetapi jumlahnya tidak mencukupi dengan jumlah siswa namun,
buku tersebut tidak dipergunakan karena guru cenderung menggunakan LKS yang
merupakan hasil dari MGMP guru sosiologi se-Kabupaten Padang Pariaman. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran baik bagi guru maupun
siswa karena semua siswa bisa memiliki sumber belajar dengan harga yang murah
dan isinya pun berupa rangkuman dari materi pembelajaran sosiologi.
45
e. Siswa SMAN 1 Batang Anai
Jumlah siswa di SMAN 1 Batang Anai adalah:Kelas X:318 orang, Kelas
XI:254 orang, Kelas XII:248 orang.
F. MGMP Guru Sosiologi
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) merupakan organisasi non
struktural, kegiatan ini dilaksanakan 12 kali dalam satu tahun, namun pelaksanaan
kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dari masih banyak guru yang belum
memahami cara menyelesaikan perencanaan. Kegiatan tersebut banyak digunakan
untuk ajang pertemuan dan arisan bagi guru-guru, bukan untuk membahas
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Menurut pedoman yang
diterbitkan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, MGMP memiliki 5
tujuan sebagai berikut :
a) Mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka
dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar
b) Wadah untuk merundingkan masalah yang dihadapi guru dalam
melaksanakan kewajibannya sehari-hari dan untuk mencari pemecahan yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan, guru, kondisi
sekolah dan masyarakat
c) Memberi kesempatan kepada para guru untuk berbagi informasi dan
pengalaman mengenai pelaksanaan kurikulum serta mengembangkan sains
dan teknologi
46
d) Menyediakan kesempatan bagi para guru untuk menyampaikan pendapat
mereka pada pertemuan MGMP sehingga meningkatkan kemampuan
mereka
e) Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk menciptakan
proses belajar menahjar yang kondusif, efektif dan menyenangkan;
Keberadaan MGMP itu diharapkan dapat mengembangkan profesi
guru, akan tetapi kenyataan di lapangan masih banyak hambatan dan masalah
untuk mewujudkan tujuan MGMP karena beberapa alasan berikut :
a. Kegiatan MGMP biasanya dirancang berbasis proyek, kalau ada biaya
baru diadakan kegiatan dan bukan atas inisiatif guru
b. Tidak seluruh guru dapat mengikuti kegiatan MGMP,biasanya sekolah
hanya mengirimkan wakil-wakilnya saja karena keterbatasan biaya yang
disediakan di sekolah
c. Guru-guru di daerah terpencil sulit menghadiri kegiatan MGMP yang
biasanya diselenggarakan di pusat kabupaten/kota karena hambatan waktu,
transportasi dan biaya
d. Sejumlah sekolah mengabaikan “hari MGMP” malah memberi tugas
mengajar yang penuh kepada guru pada hari pertemuan MGMP
e. Sebagian guru tidak merasa tertarik dengan kegiatan MGMP karena
mungkin guru merasa kurang merasakan manfaat bagi dirinya
Guru merupakan suatu elemen penting dalam dunia pendidikan, karena
guru adalah pelaksana dari kegiatan belajar. Kabupaten Padang Pariaman
47
memiliki 15 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta. MGMP diadakan di sekolah
masing-masing. MGMP ini di laksanakan dua sampai tiga kali dalam sebulan.
Pelatihan bagi guru sosiologi mengkaji/membahas masalah-masalah yang
di hadapi pada persiapan dan pelaksanaan mengajar berdasarkan topik atau pokok
bahasan yang ada sesuai dengan kurikulum.
Beberapa pola kegiatan telah dilaksanakan di tempat yang berbeda sesuai
dengan kondisi setempat. Pertemuan tersebut diorganisasikan dan dipimpin oleh
pemandu yang telah mengikuti pelatihan. Pertemuan harus lebih menekankan
pada unsur praktik dan harus interaktif.
Kegiatan MGMP di awali dengan kegiatan sosialisasi tentang kebijakan
dalam pembinaan tenaga pendidik guna meningkatkan mutu pendidikan yang di
pandu langsung oleh kepala sekolah. Kegiatan pada pertemuan berikutnya
merevisi program tahunan, merevisi program, silabus, dan RPP Sosiologi,
merevisi program semester, program mingguan dan harian sosiologi, merevisi
bahan ajar X s/d XII Sosiologi merancang media sederhana pembelajaran,
membahas permasalahan sehari-hari yang ditemui dalam PBM. Kegiatan ini
dipandu oleh pemandu kegiatan yang telah ditunjuk, biasanya guru-guru bidang
studi yang telah mengikuti pelatihan atau worshop dan wakil kurikulum sebagai
pemandu kegiatan ini.Namun pada tahap desiminasi kegiatan (merevisi ulang
semua kegiatan), kegiatan ini dipandu langsung oleh pengurus MGMP.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam MGMP oleh guru sosiologi, guru
diajak memahami bagaimana mengelola dan mengaktifkan MGMP/MGMPS pada
setiap sekolah, menyiapkan program yang terfokus pada peningkatan mutu KBM,
48
dan membahas pelaksanaan MGMP/MGMPS. Pelaksanaan MGMP biasanya
diselenggarakan di ruang kelas pada salah satu sekolah. Pertemuan MGMP
biasanya berlangsung sekali pada siang hari setelah selesai jam sekolah.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
segala bidang kehidupan masyarakat, maka turut membawa perubahan paradigma
dalam bidang pendidikan. Perubahan paradigma pendidikan diera sekarang
mengharuskan adanya perubahan fungsi dan peran kepala sekolah. Kepala sekolah
tidak lagi hanya melakukan kebijakan-kebijakan yang bersifat sentralistik, tetapi
telah juga bergerak kearah desentralistik dan manajemen partisipatif. Kepala
sekolah tidak lagi bekerja secara individual yang cerdas tetapi juga harus bekerja
secara team work.
Pergeseran fungsi dan peran kepala sekolah dalam mengelola sekolah
mengharuskan adanya tuntutan kepala sekolah yang aktif, kreatif, dan inovatif.
Dengan kata lain, kepala sekolah dituntut harus proaktif dan mampu melakukan
perubahan-perubahan di sekolah yang mampu meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah.
49
BAB III
Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi
Dalam bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,
pembahasan sesuai dengan Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman yang mengacu pada
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi: Kegiatan Pendahuluan (membuka pelajaran),
Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup.
A. Deskripsi Data
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
(Permendiknas No. 41 Tahun 2007). Dalam Kegiatan Pendahuluan hal-hal yang
harus dilakukan guru adalah: Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik,
mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
pelajaran yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran semua guru sudah
49
50
menyiapkan peserta didik baik secara psikis maupun fisik. Secara fisik guru
sudah melihat suasana kelas apakah sudah rapi dan bersih, jika masih ada sampah
yang berserakan di kelas guru meminta siswa untuk memungutnya, membersihkan
papan tulis, melihat pakaian siswa apakah sudah rapi atau belum, bagi yang
terlambat masuk kelas melapor keguru piket baru bisa masuk kelas. Secara psikis
seperti menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku Sosiologi dan buku yang tidak
berhubungan dengan Sosiologi disimpan, berdo’a, membaca al-qur’an dan absensi
agar guru mengetahui siswa yang tidak hadir dan mengetahui alasan siswa yang
tidak hadir tersebut.
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini, Guru
SMAN 1 di kelas XI terungkap bahwa :
Pada awal masuk Ibu selalu mencek ruangan belajar dan
siswa, apakah sudah siap untuk belajar atau belum, jika masih
ada sampah yang berserakan atau siswa masih banyak yang
diluar ibu belum memulai pembelajaran, setelah semuanya
rapi dan bersih baru mulai dengan membaca do’a, baca
alqur’an dan absensi.
Hal ini diperkuat oleh Ibu Novalina, guru kelas XII IPS 1 Ulakan Tapakis,
wawancara tanggal 3 Oktober 2012 menyatakan bahwa:
Agar siswa siap untuk memerima pembelajaran maka
sebelum memulai pembelajaran semua harus rapi dan bersih,
mulai dari pakaian dan tempat duduk, baru bisa memulai
pembelajaran dengan membaca do’a, baca alqur’an dan
absensi.
Hal yang sama juga dituturkan oleh guru SMAN 1 Enam Lingkung ibu
Rissalmi di kelas X2, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, berikut penuturannya:
Sebelum membaca do’a, seluruh pakaian dan tempat duduk
siswa harus rapi agar siswa bisa mengikuti pembelajaran
baik secara fisik maupun psikis, baru membaca do’a, baca
51
alqur’an dan absensi siswa, apakah siswa banyak yang tidak
masuk dan sebagainya.
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua guru
Sosiologi SMAN di Kabupaten Padang Pariaman sudah menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik dengan baik. Dengan demikian menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik yang dilakukan guru Kabupaten Padang Pariaman
sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman, menunjukkan bahwa empat dari sembian guru di SMAN
Kabupaten Padang Pariaman tidak mengajukan pertanyaan dan mengaitkan
pelajaran minggu lalu dengan materi yang akan dipelajari sekarang , yaitu SMAN
1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Guru langsung saja masuk
kemateri hari itu dengan membacakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Guru tidak
mengetahui apakah siswa paham atau masih ingat dengan materi yang lalu atau
tidak, sementara siswa pun tidak ada yang menanya pelajaran minggu lalu.
Berdasarkan wawancara 3 Oktober 2012 dengan Ibu Novalina, guru kelas XII
IPS 1 terungkap bahwa:
Setelah selesai mengabsen siswa, Ibu menyuruh siswa
membuka LKS (Lembar Kerja Siswa) dan mendengarkan Ibu
menjelaskan LKS tersebut, setelah itu siswa membuat tugas
yang ada di LKS sampai bel berbunyi, setelah bel berbunyi
tugas dikumpul. jika tugas selesai sebelum bel, tugas akan
dibahas secara bersama.
52
Hal ini diperkuat oleh Ibu Aida, guru kelas XI IPS2 Enam Lingkung,
wawancara tanggal 22 Oktober 2012, terungkap bahwa: “Setelah selesai
mengabsensi siswa ibu menanya apakah ada PR yang akan dikumpul hari ini? Jika
tidak maka masuk ke materi baru”.
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa empat dari
sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
dipelajari yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Dengan
demikian mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang dipelajari ada dua guru di Padang Pariaman yang belum
sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa,
lima dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sudah
menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai tapi
pada kegiatan penutup, saat guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu
SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris.
Tapi empat dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sama
sekali tidak dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi
dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1
Ulakan Tapakis.
53
Berdasarkan wawancara tanggal 23 Oktober 2012 dengan Bapak Firdaus,
Guru SMAN 1 Batang Anai di kelas XI IPS 2, Waktu pelajaran sosiologi jam 7-8,
setelah Bapak masuk ke dalam kelas dengan menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik, mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran minggu, menyuruh
siswa membuka LKS dan menjelaskan materi yang ada di dalam LKS. setelah
semuanya dijelaskan, peneliti melihat pada saat kegiatan penutup pelajaran bapak
menjelaskan tujuan dari pembelajaran hari itu. Seperti tampak bahwa:
Bapak tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran pada
awal kegiatan pembelajaran, karena nanti pada akhir kegiatan
pembelajaran sudah mencakup semuanya termasuk tujuan
pembelajarn.
Hal ini diperkuat oleh Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung pada
tanggal 5 Oktober 2012 terungkap bahwa: “Dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran Ibuk tidak diawal tapi setelah selesai menyampaikan materi atau
pada saat kesimpulan (kegiatan inti)”.
Sama halnya yang terjadi di SMAN 1 Nan Sabaris di kelas XII IPS 1 pada
jam 1-2 (observasi tanggal 15 0ktober 2012) dengan materi lembaga sosial,
setelah guru menyiapkan siswa seperti berdo’a, baca al-qur’an, dan mengabsen,
menanyakan pembelajaran minggu lalu, tugas minggu lalu dikumpulkan kemeja
guru kemudian menyuruh siswa mengeluarkan LKS dan guru menjelaskan materi
yang ada didalam LKS tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru SMAN 1
Nan Sabaris kelas XII yaitu Ibuk Rike Komariah yang menyatakan:
Penyampaian tujuan pelajaran tidak ada ibuk sampaikan pada
kegiatan awal, tapi pada bagian kesimpulan ibuk
menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya belajar
berdasarkan materi.
54
Hal senada juga diungkapkan oleh B siswa kelas X.4 2x11 Enam
Lingkung (observasi Tanggal 22 Oktober 2012) yang mengatakan bahwa: “Dalam
pembelajaran Ibu tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah
menyiapkan pembelajaran ibu langsung ke materi”.
Berbeda dengan SMAN 1 Ulakan Tapakis, peneliti melihat bahwa guru
tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai,
seperti saat wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibu Maiti terungkap
bahwa: “, Ibu tidak ada menyampaikan tujuan belajar ke siswa karena tujuan itu
sudah ada di RPP setelah selesai berdo’a dan absensi Ibu menanya pelajaran
minggu lalu dan langsung ke materi, kalau ada tugas dibahas dulu”.
Hal ini diperkuat oleh Ibu Munthikana, guru X.4 2X11 Enam Lingkung.
wawancara tanggal 23 Oktober 2012, terungkap bahwa: “setelah selesai
mengabsensi siswa Ibu lanjut ke materi yang akan dipelajari hari ini”.
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa lima dari
sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman gurunya sudah
menyampaikan tujuan pembelajaran, tapi pada kegiatan penutup saat guru
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu di SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1
Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris. Empat dari sembilan guru di SMAN
Kabupaten Padang Pariaman sama sekali tidak menjelaskan mengenai penjelasan
tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam
Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis. Dengan demikian menyampaikan tujuan
pembelajaran belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang
standar proses pelaksanaan pembelajaran.
55
d. Menyampaikan materi sesuai silabus.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa,
Dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus sudah diterapkan.
Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan ibu Aida, guru
SMAN 1 Enam Lingkung, terungkap bahwa:
Ibu sudah menyampaikan materi sesuai silabus dan sampai
mana batas pelajaran yang akan dicapai pada hari itu maupun
dalam satu semester. Hanya saja penjelasannya sewaktu akan
menyampaikan materi hari itu, berarti setiap Ibu masuk kelas,
Ibu menyampaikan materi berdasarkan silabus.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus sudah diterapkan
tetapi hanya berdasarkan materi yang akan dipelajari pada waktu itu. Dengan
demikian menyampaikan materi sesuai silabus sudah sesuai dengan Permendiknas
No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
Secara keseluruhan berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di
SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Dari ke empat Kegiatan Pendahuluan
yang seharusnya dilakukan oleh guru, yaitu sudah menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik dengan baik, dua dari lima SMAN di Kabupaten Padang
Pariaman tersebut belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang dipelajari yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan
SMAN 1 Enam Lingkung. ada dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu SMAN yang
menyampaikan tujuan pembelajaran tapi pada kegiatan penutup saat guru
56
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1
Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris dan ada yang sama sekali tidak
dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan
di capai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis.
Dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus sudah diterapkan tetapi hanya berdasarkan materi yang akan dipelajari
pada waktu itu. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Pendahuluan dua
diantaranya belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yaitu: dua
dari lima SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari dan ada
dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan Kegiatan Inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan Inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
57
a. Eksplorasi
Dalam eksplorasi kegiatan guru adalah: Melibatkan peserta didik
mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari, menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain,
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antar peserta didik
dengan guru , lingkungan dan sumber belajar lainnya dan melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang materi yang akan
dipelajari.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa semua
guru Sosiologi di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik
mencari informasi dalam materi yang akan dipelajari, Dengan demikian
melibatkan peserta didik mencari informasi dalam materi yang akan dipelajari
sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran.
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa semua Guru tidak menggunakan media
pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan guru terbatas hanya satu buku
sumber saja dan untuk siswa hanya bersumber dari LKS (lembar kerja siswa).
Berdasarkan observasi peneliti di SMAN 1 Ulakan Tapakis kelas XI IS2,
tanggal 3 Oktober 2012. Guru tidak menggunakan media pembelajaran,
58
pendekatan pembelajaran dan sumber pembelajaran, tapi hanya mencatat dan
mendegarkan guru berceramah sehingga tidak seluruh siswa yang memperhatikan
guru dengan baik, bagi siswa yang duduk dibagian belakang sibuk dengan
kegiatannya masing-masing, ada yang bercerita dengan temannya, ada yang
mengerjakan tugas pekerjaan lain selain Sosiologi, karena peneliti duduk
dibangku paling belakang maka semua kegiatan di dalam kelas jelas terutama
kegiatan siswa yang duduk dibelakang.
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibuk Maini
Haryati S.Pd, Guru SMAN 1 Ulakan Tapakis di lokal XI IPS 2, tampak bahwa:
Ibu tidak memakai media pembelajaran seperti laptop dan
infokus karena selain infokus terbatas di sekolah ini juga
memakan waktu yang lama untuk prosesnya medianya hanya
chart untuk memudahkan siswa mengerti, selain itu mengenai
siswa yang tidak fokus dalam belajar atau ribut, memang
agak susah mengaturnya karena anak-anak di lokal ini
memang raja ribut dibandingkan lokal lain. kemudian dengan
sumber untuk siswa adalah LKS sedangkan ibuk memegang
dari berbagai sumber untuk memperkaya bahan ajar.
hal senada juga diungkapkan oleh HS siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1
Ulakan Tapakis, wawancara tanggal 4 Oktober 2012. Terungkap bahwa:“Belajar
di lokal ini tidak menggunakan media pembelajaran, seperti infokus tidak bisa
dioperasikan, media yang digunakan guru hanya berupa chart”.
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung (observasi
tanggal 5 Oktober 2012) di kelas X.2 pada saat guru masuk lokal ada beberapa
siswa yang terlambat, setelah kegiatan pendahuluan selesai dilaksanakan, guru
menuliskan materi yang akan disampaikan yaitu tentang Nilai dan Norma dan
guru memberikan contoh yang update dan contekstual sehingga siswa tertarik
59
mendengarkan materi yang dipelajari, tapi tidak menggunakan media dan sumber
belajar yang digunakan untuk membantu pemahaman siswa, semuanya bersumber
dari guru dan tergantung guru, walaupun demikian tapi siswa tetap tertarik untuk
mendengarkan materi dari guru. Berdasarkan wawancara dengan DT siswa kelas
X.2 Enam Lingkung menagatakan bahwa:“Dengan ibu kami senang belajar
karena contoh-contoh yang diberikan mudah kami cerna dan belajar dengan ibuk
sering tertawa”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibuk Rissalmi Wawancara tanggal 5
Oktober 2012 yang mengajar di lokal X.2 di SMAN 1 Enam Lingkung tampak
bahwa:
Dalam pembelajaran kita harus melibatkan siswa untuk
meminta pendapatnya mengenai contoh-contoh materi
sehingga siswa lebih paham, pembelajaran yang kita lakukan
harus dekat dengan siswa dan jadi guru sosiologi itu harus gaul
agar menarik bagi siswa, untuk sumber siswa memegang LKS
dan ibu memegang dari berbagai sumber, media seperti laptop
ada tapi untuk di lokal ini tidak bisa dioperasikan.
Selanjutnya di SMAN 1 Nan Sabaris Observasi Tanggal 15 Oktober
2012 di kelas XII IPS 1 pada jam pelajaran 1-2. Guru juga tidak menggunakan
media seperti chart dan infokus. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rike
Komariah yang menegaskan bahwa: “Ibu tidak menggunakan media hari ini
karena pada pertemuan materi hari ini ibuk hanya berceramah dan siswa akan
mengerjakan tugas di LKS”.
Hal senada juga diungkapkan oleh AR siswa SMAN 1 Nan Sabaris kelas
XII IPS 1. Observasi tanggal 15 Oktober 2012 yang menyatakan bahwa: “ibuk
tidak menggunakan media hanya berceramah saja”
60
Selanjutnya di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung, Observasi Tanggal 22
Oktober 2012 di lokal X.4 dengan Ibuk Munthikana S.Pd. pada jam pelajaran 3-4
terungkap bahwa:
Semua siswa harus terlibat dalam proses pembelajaran,
semua itu harus kita lakukan dengan pendekatan terhadap
siswa agar kita dekat dengan siswa, sehingga siswa mudah
mencerna materi karena siswa merasa dekat dengan guru dan
tidak merasa takut untuk bertanya. Untuk sumber Ibuk
memakai dari berbagai sumber seperti Erlangga, Esis,
Yudhistira dan lain-lain yang dirasa perlu agar
memperbanyak bahan untuk pembelajarn. Kalau media Ibuk
tidak menggunakannya ibuk hanya menyampaikan materi
dengan ceramah.
Terakhir di SMAN 1 Batang Anai, Observasi Tanggal 23 Oktober 2012
di lokal XI IPS 2 pada jam 3-4 tentang Differensiasi Sosial, Guru menggunakan
pendekatan pembelajaran tapi tidak menggunakan media pembelajaran.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Spema Irrat Destao yang menyatakan
bahwa:
Bapak tidak menggunakan media pembelajaran seperti laptop
karena tidak bisa mengoperasikannya tapi bapak
menggunakan chart seperti: waktu pembelajaran Differensiasi
Sosial bapak menggunakan gambar. Mengenai pendekatan
pembelajaran itu harus kita lakukan karena dengan adanya
pendekatan pembelajaran siswa akan mudah menangkap
materi pembelajaran dan senang dalam belajar sekali-kali
selingi dengan tertawa.
Hal senada juga diungkapkan oleh D siswa kelas XI IS 2 yang
menyatakan bahwa: “Dengan bapak kami senang belajarnya karena bapak dekat
dengan kami dan memberikan contoh yang bisa kami mengerti sehingga kadang-
kadang membuat kami tertawa”.
61
P siswa kelas XI IPS 2 juga menambahkan bahwa: “Bapak tidak
menggunakan media dalam belajar tapi menggunakan gambar mengenai
perbedaan ras dan suku bangsa”.
Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa semua guru
sosiologi di SMAN Padang Pariaman, tidak menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun sedikit. Dengan
demikian menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar pun sedikit belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun
2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik dan peserta didik
dengan guru.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa semua Guru sudah melibatkan siswa
didalam proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta
didik terlihat saat guru minta contoh kepada siswa dan siswa dapat menjawab
contoh yang diminta guru sehingga pembelajaran berjalan dengan baik.
Berdasarkan wawancara tanggal 23 Oktober 2012 dengan Bapak Spema
Irrat Destao guru SMAN Batang Anai di kelas XI IPS 2 mengungkapkan bahwa:
Pada saat Bapak menjelaskan pembelajaran semua siswa harus
fokus sehingga pada saat adanya tanya jawab antara siswa
dengan guru, siswa bisa menjawab pertanyaan dan mengerti
dengan apa yang Bapak tanyakan.
Hal senada juga diungkapkan Ibu Munthikana wawancara tanggal 22
Oktober 2012 guru SMAN 2X11 Enam Lingkung di kelas X.4 mengungkapkan
bahwa: “Interaksi antara guru dan siswa harus dilakukan agar siswa bisa
62
memberikan umpan balik saat ditanya seperti memberikan contoh dari materi
yang sedang dipelajari”.
Hal yang sama juga di ungkapkan Ibu Rike Komariah, wawancara
tanggal 15 Oktober 2012 guru SMAN Nan Sabaris di kelas XII IPS 1
mengungkapkan bahwa:
Salah satu cara guru memfaslitasi siswa berinteraksi dalam
belajar yaitu setelah menjelaskan pembelajaran Ibu menanya
ke siswa apakah mengerti apa tidak setelah itu Ibu menanya
masing-masing siswa dan menjawab pertanyaan yang Ibu
berikan.
Sama halnya dengan Ibu Risalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung
wawancara tanggal 5 Oktober 2012 di kelas X2 Mengungkapkan bahwa:
Setelah Ibu menjelaskan pelajaran kepada siswa Ibu menanya
apakah siswa sudah paham dengan materi yang Ibu ajarkan
atau belum kalau sudah Ibu berikan pertanyaan untuk dijawab
siswa, hal ini bertujuan agar siswa terfokus dalam
pembelajaran dan terjalin interaksi yang baik dengan siswa.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Novalina guru SMAN Ulakan
Tapakis. Wawancara tanggal 3 Oktober 2012 di kelas XII IPS 1 yang
mengungkapkan bahwa: “siswa harus fokus dalam belajar dan bisa menjawab
pertanyaan dari guru agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswa”.
Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa guru sosiologi
di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan siswa didalam proses belajar
mengajar sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Dengan
demikian sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar
proses pelaksanaan pembelajaran.
63
4) Melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melibatkan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan wawancara tanggal 24 Oktober 2012 dengan Bapak Spema
Irrat Destao guru SMAN Batang Anai di lokal XI IPS 1 menuturkan bahwa
“Semua siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran, baik ketika guru
sedang menjelaskan materi maupun dalam mengerjakan tugas”.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu Muntikana guru Sosiologi SMAN
2X11 Enam Lingkung, wawancara tanggal 22 Oktober 2012. Menjelaskan bahwa
“ melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu yang
penting dalam pembelajaran karena itu adalah tugas guru supaya siswa semuanya
mendapatkan pembelajaran yang maksimal di sekolah”.
Hal ini diperkuat oleh Ibu Rike Komariah guru Sosiologi SMAN Nan
Sabaris, wawancara tanggal 15 Oktober 2012, mengungkapkan bahwa: “semua
peserta didik harus terlibat dalam pembelajaran tanpa terkecuali, karena itu
merupakan tugas guru agar semua siswa terlibat didalam proses pembelajaran”.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi
di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan
bahwa dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya dilakukan oleh guru
sosiologi di SMAN Padang Pariaman, tiga diantaranya sudah berjalan dengan
64
baik dan satu yang belum terlaksana, diantaranya: Guru tidak menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun
sedikit. Dengan demikian dua kegiatan Eksplorasi sudah sesuai dengan
Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran dan satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun
2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
b. Elaborasi
Dalam elaborasi guru seharusnya membiasakan peserta didik membaca
dan menulis tugas yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas dan diskusi, Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun individual.
1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis tugas yang bermakna.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah membiasakan siswa membaca
dan menulis melalui tugas-tugas yang bermakna terlihat saat guru selesai
menjelaskan pelajaran siswa nampak menulis dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
65
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini Haryati
guru SMAN Ullakan Tapakis mengungkapkan bahwa:
Dalam proses pembelajaran Ibu selalu memberikan tugas
kepada siswa baik pada awal pembelajaran maupun setelah
selesai belajar. Pada awal sebelum pembelajaran dimulai Ibu
menugaskan siswa untuk menjawab pertanyaan berbentuk kuis
tentang pelajaran sebelumnya dan pada akhir adalah tugas
untuk di rumah.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu Risalmi guru SMAN Enam
Lingkung, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, menuturkan bahwa:
Ibu selalu memberikan tugas kesiswa agar mereka lebih paham
tentang materi, misalnya disaat sebelum Ibu menjelaskan
materi Ibu menugaskan siswa untuk membaca LKS dan setelah
Ibu menjelaskan pembelajaran Ibu menugaskan siswa untuk
membuat contoh mengenai materi.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi
di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik membaca dan
menulis tugas yang bermakna.
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, dan diskusi.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas dan diskusi sehingga dapat menambah wawasan siswa.
3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memberikan siswa untuk
66
berfikir dan bertindak tanpa rasa takut terlihat saat mereka mengerjakan tugas
diselesaikan dengan baik walau ada yang tidak hasil sendiri.
4. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa peneliti sudah melihat guru memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
terlihat disaat guru menegur siswa yang malas-malas dalam kelas guru menegur
dan menceramahi anak tersebut.
5. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru tidak memfasilitasi pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif tapi ini jarang dilakukan karena tak jarang hanya
membuat siswa ribut dalam kelas.
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini, guru
Sosiologi SMAN 1 Ulakan Tapakis, menuturkan bahwa: “Dalam pembelajaran
kooperatif jarang dilakukan karena hanya menimbulkan keributan bagi siswa”.
Sama halnya yang terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung, wawancara tanggal
5 Oktober 2012 dengan Ibu Aida menuturkan bahwa: “pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif hanya sesekali dilakukan karena siswa banyak ribut dalam
belajar”.
67
6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melakukan Pelaksanaan proses
elaborasi pada jam pelajaran 3-4 tentang Differensiasi Sosial, setelah menjelaskan
materi guru memberikan tugas kepada siswa yaitu yang ada di LKS menjawab
soal objektif, tugasnya bersifat individual, tapi masih ada siswa yang peneliti lihat
tidak berusaha mencari sendiri tugas tersebut tapi hanya diconteknya. Berjalan-
jalan dari satu kursi ke kursi lain, setelah selesai tugas tersebut dibahas secara
bersama dan guru menunjuk satu persatu siswa untuk menjawab tugas tersebut.
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan ibuk Maini Haryati,
terungkap bahwa:
Ibu memberikan tugas kepada siswa baik itu secara
individual dan kelompok. siap itu kita bahas secara bersama
agar mereka lebih megerti dan setelah selesai di jam akhir
baru tugas di kumpul untuk ibu periksa, dan bagi siswa yang
ketahuan menyontek ibu akan menyuruh mereka
membacakan hasil tugasnya ke depan.
Hal senada juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung observasi tanggal 5
oktober 2012, dimana peneliti melihat guru sudah memberikan siswa tugas kepada
siswa tapi di saat guru memberi tugas individual lokal sering ribut.
Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan ibuk Aida Rifni,
tampak bahwa: “Siswa kalau membuat tugas memang seperti itu tapi mereka pasti
membuat tugas dan setelah selesai tugas di bahas secara bersama agar mereka
lebih mengerti”
68
Berbeda yang terjadi di lokal X.4 dengan Ibuk Rissalmi guru SMAN 1
Enam Lingkung pada saat ibuk memberikan tugas semua siswa tidak ada yang
ribut mereka mencari tugas masing-masing dan meinterpretasikan masing-masing
didepan kelas. Berdasarkan wawancara dengan ibuk Rissalmi, observasi tanggal 5
Oktober 2012, terungkap bahwa:
Siswa di lokal ini kadang suka ribut tapi kalau mereka paham
dengan materi belajar, mereka mudah untuk mengerjakan
tugas sehingga mereka tidak mencontek punya teman.
Selanjutnya di SMAN 1 Nan Sabaris Observasi Tanggal 16 Oktober
2012, setelah kegiatan eksplorasi guru menyuruh siswa untuk memikirkan
perkelompok tentang peraturan dalam lembaga keluarga masing-masing tapi
tampilnya Cuma 1 orang perkelompok, berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rike
Komariah yang menyatakan bahwa:
Ibu selalu memberikan tugas setelah menerangkan materi yang
dipelajari baik tugas individual maupun tugas kelompok
setelah itu ibu menyuruh siswa untuk menyampaikan hasil
tugas tersebut kedepan.
Hal senada juga di ungkapkan oleh ES siswa kelas XII IPS 1 pada jam 1-
2 yang menuturkan bahwa: “Setelah menjelaskan pembelajaran ibu selalu
memberi kami tugas baik individu maupun kelompok setelah itu dibacakan
didepan kelas”.
Selanjutnya observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMAN 1
2x11 Enam Lingkung di lokal X.5 (Observasi tanggal 22 Oktober 2012) peneliti
melihat bahwa pada saat guru memberikan tugas yang ada di LKS siswa banyak
yang meribut atau berbicara dengan teman sebangku bahkan ada LKS nya tidak di
69
bawa dari rumah. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan ibuk
Munthikana, terungkap bahwa:
Siswa disini tidak bisa dipaksa dalam belajar apalagi
membuat tugas, karena kalau dipaksa tidak akan mereka buat.
Setelah membuat tugas hasilnya dibahas secara bersama-
sama agar mereka paham dengan materi.
Terakhir peneliti melakukan penelitian di SMAN 1 Batang Anai,
wawancara pada tanggal 23 Oktober 2012 saat guru melakukan elaborasi guru
sudah memberikan tugas kepada siswa yaitu berupa tugas kelompok mengenai
Differensiasi Sosial. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Spema Irrat Destao,
terungkap bahwa: “Bapak selalu memberikan tugas setelah selesai menjelaskan
materi agar siswa mengerti baik itu tugas invidu maupun kelompok”.
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Firdaus guru kelas X SMAN 1
Batang Anai observasi tanggal 24 Oktober 2012, tampak bahwa: “Setelah materi
pelajaran dijelaskan bapak selalu memberi siwa tugas agar mereka mengerti
dengan materi yang di pelajari hari ini”.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi
di SMAN Padang Pariaman, sudah memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis secara individual.
hanya saja siswanya yang tidak mau berusaha sendiri dalam membuat tugas atau
hanya mencontek saja. Dengan demikian sesuai dengan Permendiknas No. 41
Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
70
7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun individual.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memfasilitasi siswa
menyajikan secara induvidual siswa membacakan hasil kerjanya didepan kelas.
Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan
bahwa, dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi yang seharusnya dilakukan oleh guru
sosiologi di SMAN Padang Pariaman, hanya satu yang belum berjalan dengan
baik yaitu memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, baik kooperatif
dan kolaboratif maupun individu, tetapi dalam pembelajaran kooperatif sering kali
membuat siswa belajar jadi ribut dan pada saat tugas individual banyak siswa
yang mencontek tugas keteman yang lain dan sudah memfasilitasi siswa dalam
menyajikan hasil kerja individual. Dengan demikian dari ke tujuh Kegiatan
Elaborasi hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu.
c. Konfirmasi
Dalam konfirmasi guru seharusnya Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
71
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar.
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik.
Proses konfirmasi berkaitan erat dengan eksplorasi dan elaborasi. Jadi
keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pun sangat terlihat jelas pada
konfirmasi ini. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN
Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Berdasarkan wawancara tanggal 3
Oktober 2012, dengan Ibuk Maini Haryati S.Pd guru SMAN 1 Ulakan Tapakis,
tampak bahwa:
Jika siswa menyebutkan contoh sesuai dengan materi yang
dipelajari, saya suka mengatakan “bagus” dan mencatat apa
yang mereka katakan di papan tulis sebagai motivasi karena
mengerti tentang materi hari ini, sehingga mereka bersemangat
untuk belajar, tapi walaupun salah siswa tidak boleh
dipatahkan.
Hal senada juga diungkapkan oleh ibuk Novalina guru sosiologi kelas XII
IPS 1 SMAN 1 Ulakan Tapakis yang sering memberikan nilai plus kepada siswa
yang bisa berpendapat dalam belajar, wawancara tanggal 3 Oktober 2012, tampak
bahwa:
Saya sering memberikan nilai plus bagi siswa yang sering
memberikan pendapat dalam belajar itu merupakan hadiah
bagi siswa untuk memberi semangat dan mengatakan bahwa
yang dicontohkannya itu adalah benar.
72
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung, wawancara
tanggal 5 Oktober 2012, Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam
Lingkung menuturkan bahwa:
Setelah materi dijelaskan ibu menunjuk siswa agak 4-5 orang
untuk menyebutkan contoh tentang materi yang telah dipelajari
dan ibu sering mengacungkan jempol untuk anak yang bisa
menyebutkan contoh tentang materi yang dibahas.
Selanjutnya observasi dan wawancara di SMAN 1 Nan Sabaris tanggal 15
Oktober 2012 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
dan guru menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012, dengan Ibuk Rike
Komariah guru SMAN 1 Nan Sabaris, menyatakan bahwa: “Umpan balik harus
dikakukan agar bisa menambah semangat siswa seperti pada siswa memberikan
pendapat dalam belajar kita harus mensupportnya”.
Hal senada juga terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung (Observasi
Tanggal 22 Oktober 2012), wawancara dengan Ibuk Munhtikana nenyampaikan
bahwa: “Umpan balik itu harus dilakukan kepada siswa agar siswa tidak patah
semangat sewaktu memberikan pendapat tentang materi yang dipelajari”.
Hal ini juga sama dengan SMAN 1 Batang Anai (observasi dan
wawancara tanggal 23 Oktober 2012) wawancara dengan bapak Spema Irrat
Destao guru kelas XI IPS yang, menyatakan bahwa: “Bapak sering mengatakan
73
kepada siswa bahwa kalau siswa dapat menyebutkan contoh tentang materi maka
akan dikasih nilai plus jadi mereka semangat untuk berfikir”.
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sudah
memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa agar siswa semangat dalam
belajar seperti memberi hadiah kepada siswa agar siswa termotivasi. Dengan
demikian memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa agar siswa
semangat dalam belajar sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun2007
tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memfasilitasi peserta didik
74
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar.
Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa
dari ke empat Kegiatan konfirmasi yang harus dilakukan guru sosiologi di SMAN
Padang Pariaman, yaitu memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melalui refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dan memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar, semuanya sudah dilakukan oleh guru dengan baik. Dengan demikian sudah
sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran.
3. Kegiatan akhir/Penutup
Kegiatan akhir merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Didalam Penutup ini seharusnya guru:
bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran, melakukan
penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi atau
memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
75
peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
a. Bersama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru bersama dengan siswa sudah
membuat rangkuman pembelajaran.
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibuk Maini
Haryati guru kelas XI IPS 1 Ulakan Tapakis, yang mengatakan bahwa:
“Rangkuman atau simpulan disampaikan pada saat akhir pembelajaran agar siswa
lebih paham dengan materi”.
Hal yang sama juga terjadi pada SMAN 1 Enam Lingkung. Berdasarkan
wawancara dengan ibuk Rissalmi observasi tanggal 5 Oktober 2012, yang
menuturkan bahwa: “Ibuk selalu membuat rangkuman dan menyuruh siswa untuk
mengulangnya kembali agar mereka lebih paham dengan materi yang dipelajari”
Begitu juga yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung observasi dan
wawancara tanggal 22 Oktober 2012 Peneliti melihat guru sudah menyampaikan
rangkuman pembelajaran dan siswa hanya mengangguk saat ditanya guru apakah
sudah mengerti apa belum. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Munthikana
guru kelas X.4 menyatakan bahwa:
Guru dan siswa sudah menyimpulkan apa yang dipelajari
hari ini tapi kebanyakan siswa hanya diam saat ditanya
apakah mengerti atau tidak, karena jam pelajaran sudah
habis ibuk anggap mereka mengerti.
Selanjutnya di SMAN 1 Batang Anai observasi dan wawancara tanggal 22
Oktober 2012, peneliti melihat saat guru dan siswa menyimpulkan materi
76
pembelajaran siswa menjawab ya pak semuanya, dan kalau ditanya mengerti atau
tidak semua siswa menjawab mengerti pak.
Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten
Padang Pariaman peneliti melihat guru sudah bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran tapi siswanya tidak mau menanya mana yang belum
mengerti, saat ditanya mengerti atau tidak semuanya mengangaguk pertanda
paham terhadap materi.
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan, terlihat pada saat guru memberikan tugas dan
tugas dibacakan oleh siswa setelah itu tugas dikumpul untuk dinilai guru.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru belum memberikan umpan balik
terhadap hasil pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedi, memberikan
tugas, sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melaksanakan kegiatan
tindak lanjut seperti remedi, tapi remedi dilaksanakan diluar jam sekolah agar
tidak mengganggu pelajaran. Seperti: sewaktu pulang sekolah.
77
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini Haryati
guru SMAN 1 Ulakan Tapakis, menuturkan bahwa:
Bagi siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) Ibu memberikan remedi diluar jam pelajaran agar
tidak mengganggu pelajaran siswa, bagi siswa yang sudah
remedi tapi masih belum mencapai KKM maka Ibu
memberikan tugas siswa di rumah yang soalnya sama dengan
yang diremedikan.
Hal yang sama juga dilakukan Ibu Aida guru SMAN 1 Enam Lingkung.
Wawancara tanggal 5 Oktober 2012. Mengungkapkan bahwa: “ pelaksaanaan
remedi Ibu lakukan di luar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar
siswa”.
Hal senada juga dilakukan Ibu Muntikana guru Sosiologi SMAN 2X11
Enam Lingkung, wawancara tanggal 23 Oktober 2012 yang menjelaskan bahwa:
“Ibu selalu melakukan remedi bagi siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteri
Ketuntasan Minimal) diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar
mengajar siswa”.
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru sudah
Merencanakan dan melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedi,
memberikan tugas, sesuai dengan hasil belajar peserta didik di SMAN 2X11
Enam Lingkung.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten
Padang Pariaman menunjukkan bahwa Peneliti tidak melihat guru menyampaikan
rencana pembelajaran berikutnya, hal ini peneliti lihat disaat bel berbunyi guru
langsung mengatakan kepada siswa kalau jam pelajaran hari ini sudah habis.
78
Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Novalina, guru
SMAN 1 Ulakan Tapakis, tampak bahwa: “rencana pembelajaran untuk
selanjutnya kadang-kadang Ibuk sampaikan kadang tidak, karena disampaikan
disaat belajar akan berlangsung”.
Hal ini diperkuat oleh Ibu Aida wawancara tanggal 5 Oktober 2012, guru
SMAN 1 Enam Lingkung, terungkap bawa:
untuk rencana pembelajaran selanjutnya ibuk tidak
menyampaikan kepada siswa tapi disampaikan sewaktu
akan belajar hari itu karena sumber belajar siswa terbatas
yaitu LKS.
Secara keseluruhan berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti
lakukan di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman dapat diambil kesimpulan
bahwa dari ke empat Kegiatan penutup, tiga diantaranya sudah berjalan dengan
baik dan yang belum dilaksanankan adalah tidak menyampaikan rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. hanya saja disaat guru dan siswa
membuat simpulan yang dipelajari hari itu, dalam berpendapat siswa masih malu-
malu dan kalau ditanya mengerti atau tidak, semuanya menjawab mengerti. Guru
sudah memberikan umpan balik dengan baik, sudah melakukan remedi. Dengan
demikian dari ke empat Kegiatan Penutup satu yang belum sesuai dengan
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Guru adalah orang yang profesional dibidangnya, artinya tugas guru tidak
bisa digantikan oleh orang lain, oleh sebab itu guru tidaklah semudah yang
dibayangkan. Guru bukan hanya berdiri di depan kelas untuk memberikan
79
sejumlah materi atau bahan pelajaran, akan tetapi lebih dari itu peranan guru
sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses pendidikan terutama dalam
pembentukan sikap dan perilaku yang baik serta mampu menyesuaikan diri
dengan masyarakat nantinya. Agar proses pembelajaran itu berhasil dengan baik
maka guru harus memiliki sejumlah keterampilan yang harus dimilkinya salah
satunya dalah keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan data diatas, dari dua puluh tiga poin yang harus dilakukan
guru Sosiologi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMAN Kabupaten Padang
Pariaman, lima diantaranya tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
Pada bagian Kegiatan Pendahuluan, Dari ke empat Kegiatan Pendahuluan
yang harus dilakukan guru, dua diantaranya belum dilaksanakan oleh guru. Empat
dari sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
dipelajari, yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Ada
dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dicapai, yaitu ada beberapa SMAN yang menyampaikan tujuan
pembelajaran pada siswa, tapi pada kegiatan penutup saat guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung,
dan SMAN 1 Nan Sabaris. Ada yang sama sekali tidak dijelaskan oleh guru
mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di
SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis. Dalam
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
80
sudah diterapkan. Jadi, Dengan demikian keterampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru dalam Kegiatan Pendahuluan dua diantaranya
sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran dan dua belum terlaksana.
Pada Kegiatan Inti terdiri dari tiga bagian yaitu eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Dari ketiga bagian kegiatan inti tersebut hanya konfirmasi yang sudah
dilaksanakan dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran. Dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya
dilakukan oleh guru tiga diantaranya sudah berjalan dengan baik dan satu yang
belum terlaksana, seperti semua guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman
tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar pun sedikit. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Eksplorasi
yang seharusnya dilakukan oleh guru tiga diantaranya sudah sesuai dengan
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan
pembelajaran dan satu belum sesuai.
Dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi yang seharusnya dilakukan oleh guru,
hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang
standar proses pelaksanaan pembelajaran, yaitu memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu, tetapi
dalam pembelajaran kooperatif sering kali membuat siswa belajar jadi ribut dan
pada saat tugas individual banyak siswa yang mencontek tugas keteman yang lain
dan sudah memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja individual.
81
Terakhir Kegiatan Penutup, dari ke Empat Kegiatan Penutup hanya
satu yang belum dilakukan guru. yaitu tidak menyampaikan rencana pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya. Dengan demikian Kegiatan Penutup hanya satu yang
belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran yaitu pada saat guru tidak menyampaikan rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
C. Implikasi
Dari hasil temuan diketahui bahwa guru Sosiologi di SMAN se-Kabupaten
Padang Pariaman, Dapat diambil kesimpulan bahwa Keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman
belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses
pelaksanaan pembelajaran.
Pada Kegiatan Pendahuluan guru tidak mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan tidak menyampaikan tujuan
pelajaran kepada siswa, hal ini akan berdampak kesiswa seperti siswa tidak
mengetahui apa manfaat dari pembelajaran tersebut sehingga siswa malas untuk
belajar. Pada Kegiatan Inti sewaktu Eksplorasi guru tidak mempunyai media dan
sumber pembelajaran, dampaknya akan menyulitkan siswa dalam memahami
pembelajaran. Pada saat Elaborasi guru tidak menyuruh siswa kerja kelompok
sehingga suasana belajar bisa membosankan bagi siswa. Dalam penyampaian
Kegiatan Penutup guru tidak melakukan simpulan atau rangkuman pembelajaran,
guru tidak menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya sehingga siswa tidak mengetahui yang akan dipelajari.
82
BAB 1V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten
Padang Pariaman, dari dua puluh tiga poin yang harus dilakukan guru, lima
diantaranya tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yaitu: Pada
Kegiatan Pendahuluan ada dua dari empat yang belum sesuai dengan standar
proses pelaksanaan pembelajaran seperti tidak menjelaskan tujuan pembelajaran,
dan tidak mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
Pada Tahap Kegiatan Inti oleh guru sosiologi di SMAN se-Kabupaten
Padang Pariaman, Sewaktu Eksplorasi guru tidak mempunyai media
pembelajaran, dan tidak melibatkan siswa dalam mencari informasi yang luas
mengenai materi yang akan dipelajari. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan
Eksplorasi hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun
2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.
Pada saat Elaborasi guru jarang menugaskankan siswa untuk kerja
kelompok agar suasana belajar bisa berubah-ubah dan tidak membosankan. Pada
saat Konfirmasi sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang
82
83
standar proses pelaksanaan pembelajaran dan guru berusaha untuk menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan.
Dalam penyampaian Kegiatan Penutup, dari ke empat kegiatan yang harus
dilakukan guru satu belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran tidak disampaikan untuk pertemuan berikutnya.
B. Saran
Dalam Kegiatan Pendahuluan guru seharusnya menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan jelas, sehingga memudahkan siswa untuk memahami
manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari agar
siswa mengingat pembelajaran minggu sebelumnya. Dalam Kegiatan Inti seperti
waktu Eksplorasi guru sebaiknya menggunakan media untuk membantu proses
pembelajaran, guru dan siswa menggunakan sumber lebih dari satu atau dari
berbagai sumber, dan melibatkan siswa mencari informasi yang luas dalam materi
yang akan dipelajari. Kegiatan Penutup, sebaiknya guru mempertegas lagi
simpulan dari pembelajaran agar siswa lebih mengerti. Sebaiknya guru
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar siswa bisa
membaca di rumah mengenai materi selanjutnya yang akan dipelajari dan
mempermudah untuk memberikan contoh saat belajar. Untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat sebagai referensi dan masukan dalam merancang penelitian yang
berhubungan dengan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
84
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA Dan MA.
Jakarta :Pusat Badan Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.
Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sumatera Barat: Kepala
Dinas Pendidikan Sumatera Barat
Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Kasara
Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.2004
Idris, Zahara, dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. PT. Gramedia
Widiasarana, Jakarta;
Mulyasa.2005. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Muliyardi. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta:2007
Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Sagala syaiful.2009.Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Alfabeta CV. Bandung.
Suharsimi, Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, 2009. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Saudagar Fachruddin dan Ali Idrus. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Usman M.Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.2009.
Wijaya C, Rusyan AT. 1991. Kemampuan Guru dalam Proses Belajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mathtew, Milles, A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
UI- Press
Gagne, Robert M. 1978. Principle of Intruction Design. Thirt Editionolt. Rinehart
and Winstn: Newyork.
85
Daftar SMA di Kabupaten Padang Pariaman
No Nama Sekolah Nama Guru Lulusan
Bidang
Studi
Status Sertifikasi
1. SMAN 1
Ulakan Tapakis
Maini haryati S.Pd Sosiologi Sertifikasi
Novalina S.Pd Sosiologi Sertifikasi
Jamilah S.Pd Sosiologi Belum
disertifikasi
2. SMAN 1 Enam
Lingkung
Aida Rifni S.Sos Antropologi Sertifikasi
Dra. Rissalmi PKK Sertifikasi
Agusni S.Pd Bk Sertifikasi
3. SMAN 1 Nan
Sabaris
Miswarti S.Pd KWN Disertifikasi
Sumarni S.Pd Sejarah Disertifikasi
Dra. Rike Komariah Kurikulum Disertifikasi
4. SMAN 1 2X11
Enam Lingkung
Yose rizal S.Pd Sosiologi Setifikasi
Munthikana S.Pd Sejarah Sertifikasi
5. SMAN 1
Batang Anai
Drs.Firdaus KTP Disertifikasi
Spema Irrat Destao
S.Pd
Geografi Disertifikasi
Rahmawati M.Pd Sosiologi Disertifikasi
6. SMAN 1 2X11
Kayu Tanam
Ismaniarti S.Pd Sejarah Disertifikasi
Dewi Hartati S.Pd PKN Belum
Disertifikasi
Darwin S.Pd PKN Belum
Disertifikasi
7. SMAN 1
Sungai Limau
Arlis S.Pd Geografi Disertifikasi
Nazif S.Pd Sejarah Disertifikasi
Indra Jati S.Pd Sejarah Belum
Disertifikasi
Salmawati S.Pd Sejarah Disertifikasi
Siti Aisyah S.Pd PLS Belum
Disertifikasi
8. SMAN 2
Sungai Limau
Gusnetty S.pd KWN Disertifikasi
Depi Mutia S.pd Sejarah Belum
Disertifikasi
9. SMAN 1
Sungai
Ridwan S.Sos Sosiologi Disertifikasi
Syaiful Candra S.Pd Geografi Belum
86
Geringging disertifikasi
10
.
SMAN 1 Lubuk
Alung
Mulyeni S.Pd Sosiologi Disertifikasi
Selfina S.Pd Sosiologi Disertifikasi
11
.
SMAN 1 V11
Koto Sungai
Sarik
Tirana Sosiologi Disertifikasi
Drs. Sherli Geografi Belum
Disertifikasi
Drs.Kaharullah Sosiologi Disertifikasi
12
.
SMAN 1, V
Koto Timur
Syaiful S.Pd PKN Belum
Disertifikasi
Irnawati Sosiologi Disertifikasi
13
.
SMAN 1, V
Koto Kampung
Dalam
Misnar Megawati
S.Pd
Geografi Disertifikasi
Desvianti S.Sos Sosiologi Disertifikasi
14
.
SMAN 1,IV
Aur Malintang
Rosmadewi S.Pd Geografi Belum
Disertifikasi
Syamsu Erman S.Pd Sejarah Disertifikasi
15
.
SMAN 1
Padang Sago
Ramli S. Sosiologi Disertifikasi
Ardisman Geografi Belum
Disertifikasi
Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman
87
Daftar Informan Penelitian
N
o Nama Sekolah Dan
Nama Guru
Latar Belakang
Pendidikan
Sertifikasi Tanggal
Wawancar
a
Lama
Guru
Mengajar
Sosiologi
1 SMA Negeri I Ulakan
Tapak
3-6 Oktober
2012
Maini Haryati S.Pd
Novalina S.Pd
IP
HS
Sosiologi UNP
Sosiologi UNP
Siswa
Siswa
√
√
28 Tahun
27 Tahun
2 SMA Negeri I Enam
Lingkung
4-5 Oktober
2012
Aida Rifni S.Sos
Dra. Rissalmi
AM
DT
Antropologi Unand
PKK UNP
Siswa
Siswa
√
√
9 Tahun
26 Tahun
3 SMA Negeri 1 Nan
Sabaris
15-20
Oktober
2012
Rike Komariah S.P.D
Sumarni S.Pd
AR
ES
Kurikulum UNP
Sejarah UNP
Siswa
Siswa
√
√
26 Tahun
20 Tahun
4 SMA Negeri I 2x11
Enam Lingkung
22-23
Oktober
2012
Muntikhana, S.Pd
B
P
Sejarah, IKIP
Siswa
Siswa
√
20 Tahun
5 SMA Negeri I Batang
Anai
24-31
Oktober
2012
Drs.Firdaus
Spema Irrat Destao, S.Pd
D
KTP, IKIP
Geografi, IKIP
Siswa
√
√
9 Tahun
8 Tahun
Sumber: SMAN Kabupaten Padang Pariaman
88
Pedoman Observasi
Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman Berdasarkan
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Identitas Informan
a. Nama :
b. Jenis kelamin :
c. Umur :
d. Tamatan :
e. Golongan :
f. Tanggal observasi :
89
Komponenn No Indikator Sub Indikator Deskriptor Ada Tidak
Keterampilan dalam
Pelaksanaan
pembelajaran
1
Kegiatan
pendahuluan
1) Menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik
2) Mengajukan pertanyaan
yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang
dipelajari
3) Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar yang
akan dicapai.
a. Secara psikis guru memandu
siswa dalam berdo’a, membaca
alqur’an, dan absensi.
b. Secara fisik guru melihat apakah
keadaan kelas sudah rapi atau
belum, seperti:sampah
berserakan, papan tulis yang
belum rapi, pakaian dan siswa
yang terlambat melapor ke guru
piket.
a. Setelah menanya PR guru
menunjuk tiga siswa untuk
menjelaskan pelajaran minggu
lalu
b. Setelah semua mengerti baru
masuk kemateri hari itu.
a. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran sehingga siswa
mengetahui tujuan pelajaran
yang dipelajarinya
b. Dalam menjelaskan tujuan
pelajaran kebanyakan guru pada
kegiatan penutup.
√
√
√
√
-
-
90
4) Menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai
silabus.
a. Guru menjelaskan
sillabus disaat akan
masuk kemateri yang
akan dipelajari.
√
2
Kegiatan inti a. Eksplorasi
b. Elaborasi
a. Melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas
tentang materi.
b. Menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media
dan sumber belajar lain
c. Terjadinya interaksi antara siswa
dengan guru dan sebaliknya
d. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran.
a. Membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas yang
bermakna
b. Memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas.
c. Memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
√
√
√
√
√
-
-
91
c. Konfirmasi
d. Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat
e. Memfasilitasi peserta didik
dalam membuat laporan
eksplorasi baik individual
maupun kelompok
f. Memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja
individu dan kelompok
a. Memberikan umpan balik
positif yang berbentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah
b. Memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber.
c. Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
pengalaman belajar.
d. Memfasilitasi peserta didik
memperoleh pengalaman yang
bermakna.
√
√
√
√
√
√
√
92
3.
Kegiatan
penutup
a) Bersama-sama dengan
peserta didik membuat
rangkuman/simpulan
pembelajaran
b) Melakukan penialaian
terhadap kegiatan yang
sudah di laksanakan.
c) Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
a. Guru mengulang kembali inti
pelajaran yang menjadi pokok
bahasan
b. Guru memberikan pertanyaan
yang relevan dengan materi
c. Guru menunjuk dua atau tiga
siswa untuk menjelaskan
simpulan pembelajaran
d. Guru mengulang seluruh
simpulan yang dijelaskan siswa
untuk mempertegas atau
memberi penguatan kepada
materi yang dibahas
a. Guru menyuruh siswa
memahami lagi apa yang sudah
dipelajari.
b. Guru memberikan tugas yang
sesuai dengan materi yang telah
disajikan
c. Guru memberikan tugas sesuai
dengan materi dibahas.
d. Tugas yang diberikan dijadikan
tambahan nilai bagi siswa
a. Setelah guru menugaskan
siswa untuk membuat tugas,
guru memberikan umpan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
93
d) Merencanakan kegiatan
tindak lanjut seperti
remedi
e) Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
balik yang positif kesiswa
sehingga siswa bersemangat
dalam membuat tugas.
a. Guru melaksanakan remedi
siswa diluar jam pelajaran agar
tidak mengganggu belajar siswa
a. Guru menjelaskan materi
yang akan dipelajari siswa
untuk minggu depan.
√
-
94
PEDOMAN WAWANCARA
Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-
Kabupaten Padang Pariaman
1. Identitas Informan
a. Nama :
b. Jenis kelamin :
c. Umur :
d. Golongan :
e. Tanggal wawancara :
2. Pertanyaan untuk guru dan siswa
a. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan di pelajari.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang aka
di capai.
c. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.
95
Tabel
Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Guru Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan
Pembelajaran (Terdiri dari 23 Poin)
No
Pelaksanaan
Pembelajaran
Kegiatan Guru
SMAN 1
Ulakan
Tapakis
SMAN 1
Enam
Lingkung
SMAN 1
Nan
Sabaris
SMAN 1
2X11
Enam
Lingkung
SMAN 1
Batang
Anai
Keterangan
1.
2.
Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan inti
a) Menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik
b) Mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi
yang dipelajari
c) Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d) Menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
1. Eksplorasi
a) Melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas
tentang materi.
b) Menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran,
√
-
-
√
√
-
√
-
√
√
√
-
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
√
-
Empat dari
Sembilan guru
SMAN tidak
mengaitkan materi
sebelumnya dengan
materi yang akan
dipelajari, dan tiga
dari Sembilan guru
SMAN tidak
menjelaskan tujuan
pembelajaran
Pada umumnya
guru SMAN tidak
memiliki media
dan sumber belajar
yang beragam
96
media dan sumber belajar
lain
c) Terjadinya interaksi antara
siswa dengan guru dan
sebaliknya
d) Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran.
2. Elaborasi
a) Membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas yang
bermakna
b) Memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas,
diskusi dll
c) Memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
d) Memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat
e) Memfasilitasi peserta didik
dalam membuat laporan
eksplorasi baik individual
maupun kelompok
f) Memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja
individu dan kelompok
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
Guru tidak
memfasilitasi siswa
dalam
pembelajaran
kooperatif dan
kolaboratif
97
3.
Kegiatan
Penutup
3. Konfirmasi
a) Memberikan umpan balik
positif berbentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun
hadiah
b) Memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi
elaborasi siswa melalui
berbagai sumber.
c) Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
pengalaman belajar.
d) Memfasilitasi siswa
memperoleh pengalaman
yang bermakna.
a) Guru dengan peserta didik
membuat simpulan
pembelajaran
b) Penilaian terhadap kegiatan
yang sudah di laksanakan.
c) Memberikan umpan balik
terhadap proses, hasil
pembelajaran
d) Merencanakan kegiatan
remedy
e) Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Semua kegiatan
konfirmasi sudah
dilaksnanakan guru
Sosiologi SMAN di
Kabupaten Padang
Pariaman
Semua
Guru tidak
menyampaikan
rencana
pembelajaran untuk
pertemuan
berikutnya kepada
siswa