PERAN GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
273 -
download
1
Transcript of PERAN GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM...
PERAN GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM
MENGEMBANGKAN MINAT KARIER SISWA (Studi pada Sekolah Menengah Atas Don Bosco Kota Padang)
TESIS
Oleh :
AHMAD SARIH NIM 70172
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
PERAN GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN MINAT KARIER SISWA
(Studi pada Sekolah Menengah Atas Don Bosco Kota Padang)
SEMINAR HASIL
Oleh AHMAD SARIH
NIM 70172
Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. H. A Muri Yusuf, M.Pd Dr. Daharnis, M.Pd., Kons
Ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam Mendapatkan gelar Mahasiswa Pendidikan
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
ABSTRACT
Ahmad Sarih. 2012. “The role of Guidance and Counselor and Subject Teachers in developing Students' Career Interests (The research at SMA Don Bosco Padang )” Thesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Collaboration subject teachers with BK teachers in developing students' career interests and could be implemented through a wide variety of services and support activities BK. One of collaboration subject teachers with BK teachers were subject teachers provided information to BK teachers about the students who need guidance. The role of Guidance and Counselor in developing students' career interests could be implemented through various types of services and support activities Guidance Counseling. Selection and decision-making about careers that match their talents and abilities of students was very important for the future and students’ happiness. Career issues faced by students in schools, especially SMA Don Bosco Padang, among others the wrong choose of major, the choice just based on friends’ or parents’ advice, and chose college majors without quite mature consideration.
This research revealed an overview of the role of Guidance and Counselor and subject teachers in developing students' career interests through various types of services and activities that existed in guidance and counseling.
This research was descriptive-quantitative by taking SMADon Bosco’s students population as much as 822 students, the sample drawn by proportional random sampling technique, in which the number of samples as many as 278 students. Instrument that was used in this research was questionnaire by using Likert scale models. Data obtained by using a percentage.
This research revealed that the role of Guidance and Counselor was perceived high by students in developing their career interests in information services, placement services and distribution services, group counseling, group counseling and activities instrumentation applications. While in service orientation and literature view the role of Guidance and Counselor tended to be perceived medium by the students. The role of Guidance and Counselor as a whole in developing students' career interests tended to be high, and subject teachers tended to be medium. One of cooperation conducted by BK teachers with subject teachers were:
1. overcame the students who got low achievement in school, 2. discuss majors which would be occupied by students concerned Further students’ career interest in learning process was perceived medium. This
research also revealed that there were the role of guidance and counselors and subject teachers to the students’ career interest development.
ii
iii
ABSTRAK
Ahmad Sarih. 2012. Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa (Studi pada SMA Don Bosco Padang). Kerjasama guru mata pelajaran dengan guru BK dalam mengembangkan minat karir siswa dapat dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung BK, yang mana salah satu bentuk kerjasama guru mata pelajaran dengan guru BK adalah guru mata pelajaran memberikan informasi kepada guru BK tentang para siswa yang memerlukan bimbingan terhadap guru BK. Pemilihan dan pengambilan keputusan tentang karir yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa sangat penting bagi masa depan dan kebahagiaan siswa. Masalah karir yang dihadapi siswa di sekolah, khususnya SMA Don Bosco Padang antara lain salah memilih jurusan, pilihan didasarkan atas saran teman atau orang tua saja, dan memilih jurusan serta perguruan tinggi tanpa pertimbangan yang cukup matang.
Penelitian ini mengungkapkan gambaran mengenai peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karir siswa melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang ada pada Bimbingan dan Konseling.
Penelitian ini bersifat deskriptif-kuantitatif dengan mengambil populasi siswa SMA Don Bosco Padang sebanyak 822 siswa, sampelnya ditarik dengan teknik propotional random sampling, yang mana jumlah sampelnya sebanyak 278 siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan menggunakan model skala Likert. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa peran guru BK dirasakan tinggi oleh siswa dalam mengembangkan minat karir mereka dalam layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling kelompok, bimbingan kelompok dan kegiatan aplikasi instrumentasi. Sedangkan dalam layanan orientasi, serta kegiatan tampilan kepustakaan peran guru BK dirasakan sedang oleh siswa. Peran guru BK secara keseluruhan dalam mengembangkan minat karir siswa cenderung tinggi, dan peran guru mata pelajaran cenderung sedang, salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru BK dengan guru mata pelajaran adalah
1. mengatasi peserta didik yang mengalami prestasi yang rendah disekolah.
2. merundingkan jurusan yang akan ditempati oleh peserta didik yang bersangkutan.
Selanjutnya perkembangan minat karir siswa selama belajar di sekolah cenderung sedang. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat peran guru BK dan guru mata pelajaran terhadap pengembangan minat karir siswa.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah selalu Penulis ucapkan, atas Rahmat dan karunia–Nya,
penulisan tesis ini dapat dirampungkan. Penelitian ini merupakan rangkaian persyaratan
dalam menyelesaikan program studi Bimbingan dan Konseling pada program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
Tulisan ini diberi judul “Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam
mengembangkan minat karir siswa”. Penulis akhirnya menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan tesis ini tidak dapat di selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dalam
bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. A Muri Yusuf, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak
Dr. Daharnis, M.Pd, Kons selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing dan
mengarahkan Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. A Muri Yusuf, M.Pd selaku ketua program studi Bimbingan dan
Konseling pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
3. Bapak-bapak pimpinan Universitas Negeri Padang, Bapak-bapak pimpinan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kesempatan bagi
saya untuk mengikuti program Magister Kependidikan sampai dengan selesainya.
4. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang
yang telah memberikan pengetahuan dan keterampilan selama Penulis mengikuti
perkuliahan.
5. Bapak Rektor dan Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
yang telah memberikan kontribusi dan kerja sama dengan Penulis selama masa
perkuliahan sampai selesainya tesis ini.
vii
6. Pimpinan Sekolah Menengah Atas (SMA) Don Bosco Padang beserta seluruh staf
pengajar, maupun TU yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
7. Semua Guru Pembimbing dan para siswa SMA Don Bosco Padang yang telah
bersedia untuk menjadi subyek penelitian ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya Program Studi Bimbingan dan Konseling yang
telah ikut memberikan bantuan kepada Penulis selama perkuliahan sampai
penyelesaian tesis ini.
9. Ibundaku, Kedua Mertuaku dan Keluarga besarku yang ada di Simpang Tonang, serta
Istri tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil selama
Penulis kuliah sampai dengan penyelesaian tesis.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang sangat tulus. Semua bantuan dukungan yang telah
diberikan kepada Penulis akan dibalas oleh Allah Maha Pencipta dan Maha Penyayang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan (tesis) ini masih memiliki kekurangan
dan keterbatasan. Oleh karena itu Penulis sangat harapkan kritikan dan saran dari semua
pihak yang telah menyempatkan diri untuk membacanya guna perbaikan dan penyempurnaan
pada masa yang akan datang. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam dunia pendidikan, terutama bagi Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Padang, Agustus 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT ………………………………………………………………………... ii
ABSTRAK ……………………………………………..…………………………. iii
PERSETUJUAN AKHIR …………………………………………………………... iv
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ………………………………………... v
SURAT PERNYATAAN …………………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI …….………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………......... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………... 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….. 9
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………..... 9
D. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 10
E. Tujuan Penelitian ………………………...…………………………… 10
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah ……………………………… 13
B. Pengembangan Minat Karier dalam BK.............................................… 21
C. Kedudukan Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan Layanan BK… 28
D. Teori-teori Perkembangan Karier .............…………….……………... 31
E. Penelitian yang Relevan ………………………………………………. 40
F. Kerangka Konseptual ……………………………………………….. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ………………………………………………… 42
B. Populasi dan Sampel …………………………………………………... 42
1. Populasi………………………………………...…………………… 42
2. Sampel………………………………………………………………. 43
ix
C. Defenisi Operasional …………………………..……………………... 44
D. Pengembangan Instrumen ........................……………………………. 45
E. Pengumpulan Data ......……………......………………………………. 49
F. Teknik Analisis Data ......……………………………………………... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data …………………………………………………………. 51
a. Responden Penelitian …...… ............................................................. 51
b. Peran Guru BK dalam mengembangkan Minat Karier Siswa……..... 52
c. Hasil Wawancara dengan Guru BK ………………………………... 68
d. Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan Minat Karier
Siswa………………………………………………………………
72
e. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran 74
f. Minat Karier Siswa………………………………………………….. 75
B. Pembahasan hasil………….……………………………………………. 77
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 95
B. Implikasi ……………………………………………………………….. 97
C. Saran …………………………………………………………………… 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Jumlah Populasi Sampel Penelitian pada SMA Negeri di Kota Padang 43
Tabel 2 Kisi-kisi instrumen Peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
46
Tabel 3 Hasil Komputasi Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total 47
Tabel 4
Nomor Item Angket yang Di-drop berdasarkan Hasil Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
47
Tabel 5 Hasil Komputasi Uji Reliabilitas Internal Angket Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa
48
Tabel 6 Persentase tingkat pencapaian responden 50
Tabel 7 Keadaan Responden Siswa SMA Don Bosco Padang 52
Tabel 8 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi
53
Tabel 9 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi
55
Tabel 10 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran
57
Tabel 11 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten
58
Tabel 12 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling individual
60
Tabel 13 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan bimbingan kelompok
62
Tabel 14 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling kelompok
64
Tabel 15 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung BK Aplikasi Instrumentasi
65
Tabel 16 Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung tampilan kepustakaan
67
Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru BK 68
Tabel 18 Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa 73
Tabel 19 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran 75
Tabel 20 Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang 76
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 2 Kisi-kisi instrumen Peran Guru BK dan Guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat karier siswa Tabel 3 Hasil Komputasi Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
Tabel 4
Nomor Item Angket yang Di-drop berdasarkan Hasil Koefisien Korelasi Skor Item dengan Skor Total
Tabel 5 Hasil Komputasi Uji Reliabilitas Internal Angket Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa
Tabel Angket untuk siswa
Tabel Pedoman wawancara dengan Guru BK dan Guru Mata Pelajaran
Tabel 8 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi
Tabel 9 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi
Tabel 10 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran
Tabel 11 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten
Tabel 12 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling individual
Tabel 13 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan bimbingan kelompok
Tabel 14 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling kelompok
Tabel 15 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung BK Aplikasi Instrumentasi
Tabel 16 Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung tampilan kepustakaan
Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru BK
Tabel 18 Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
Tabel 19 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
Tabel 20 Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang
Tabulasi Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa
Tabulasi Peran Guru Mata Pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
Tabulasi Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi, diantaranya
adalah diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang merupakan
implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam SNP tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dinyatakan bahwa kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima
pilar belajar, yaitu 1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, 2) belajar untuk memahami dan menghayati, 3) belajar untuk melaksanakan dan
berbuat secara efektif, 4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain dan
5), belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan (Depdiknas, 2006:5).
Penegakan pilar belajar perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh, sebab
belajar bukan saja proses alami yang terjadi secara tiba-tiba, bukan pula perubahan
yang terjadi dengan sendirinya, tetapi suatu kegiatan yang terencana, terorganisir dan
terprogram dengan baik. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa merupakan aktivitas
utama pendidikan di sekolah yang didukung oleh guru mata pelajaran, guru BK dan
guru praktik, sehingga siswa mampu mengikuti kegiatan belajar secara optimal dan
mencapai keberhasilan yang ditandai dengan prestasi belajar yang tinggi dan
1
2
menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam
masyarakat.
Pendidikan pada dasarnya dimaksudkan sebagai upaya pengembangan manusia
(peserta didik) seutuhnya, perlu diselenggarakan secara luas dan mendalam mencakup
segenap segi kehidupan manusia, baik di dunia maupun akhirat. Pembelajaran di kelas-
kelas tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutan penyelenggaraan pendidikan
yang luas dan mendalam. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan unsur yang
perlu dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh.
Pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan pada hal-hal pokok yang
menyangkut perkembangan individu serta kehidupan mereka sehari-hari, termasuk di
dalamnya terdapat berbagai permasalahan yang sering menghambat keefektifan
menjalani kehidupan bagi sebagian besar individu di era globalisasi saat ini, terlebih
lagi bagi individu yang hidup dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti di
Indonesia. Persaingan ketat untuk berkesempatan menduduki suatu pekerjaan, posisi
dan jabatan karier tertentu menuntut kemampuan setiap individu untuk
mengembangkan potensinya. Pendidikan berupa bimbingan karier merupakan salah
satu bidang bimbingan yang diberikan kepada individu agar dapat memahami diri dan
tuntutan lingkungan karier, sehingga dapat membuat pilihan dan menjalani karier
dengan baik (Prayitno dan Erman Amti : 1999).
3
Konsep bimbingan karier di sekolah yang telah dimulai sejak kurikulum 1984,
kemudian dalam kurikulum 1990 yang kemudian disempurnakan pada kurikulum
1996. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 bimbingan karier tetap dijadikan bagian dari
bimbingan konseling. Semua perkembangan bimbingan karier tersebut itu pada
dasarnya untuk membantu siswa dalam memahami dirinya sendiri, dunia kerja, karier
dan lingkungannya serta mengembangkan rencana dan kemampuan membuat
keputusan yang bermakna bagi masa depannya. Pada usia remaja atau masa pencarian
identitas, masih banyak siswa yang mempertanyakan dirinya untuk apa dan akan jadi
apa karier hidupnya di kemudian hari.
Bagi siswa SMA yang berada pada rentang usia 14-18 tahun mulai
merencanakan garis besar masa depan dan dituntut untuk mampu menentukan satu
diantara beberapa pilihan penting. Menurut konsep Super (dalam Osipow, 1983 : 157)
”crystallization” individu mempunyai tugas-tugas perkembangan pekerjaan yang
harus dipenuhi dan usia 14 – 18 tahun merupakan masa di mana individu berada pada
tahap prereferensi atau memilih pekerjaan. Siswa mulai dihadapkan pada beberapa
pilihan diantaranya, apakah akan memasuki perguruan tinggi atau memasuki dunia
kerja dengan berbekal ijazah SMA dengan berbagai pilihan lainnya.
Hurlock (1980:217) juga mengemukakan bahwa pada awal masa remaja, minat
terhadap pakaian dan penampilan mulai beralih kepada minat terhadap karier. Selain
4
itu, berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam panduan pelayanan
bimbingan dan konseling yang disusun oleh Prayitno, dkk (2002:11) dikemukakan
sembilan tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah Menengah Umum/Kejuruan,
Madrasah Aliyah dan sederajatnya yang salah satunya berbunyi ”mencapai
kematangan dalam pilihan karier”. Salah satu upaya pemenuhan tugas-tugas
perkembangan tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan Bimbingan dan Konseling
(BK) di sekolah, diantaranya bidang bimbingan karier meliputi: (1) pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan,
(2) pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang
hendak dikembangkan, (3) orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (4) pengenalan berbagai lapangan kerja yang
dapat dimasuki tamatan SMA dan (5) orientasi dan informasi terhadap pendidikan
tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang
hendak dikembangkan (Prayitno, dkk, 2002:16).
Bimbingan karier yang merupakan bagian integral dari pelaksanan BK di
sekolah pada dasarnya bertujuan untuk membantu para siswa untuk memahami dirinya,
memahami dunia kerja, karier dan lingkungan serta mengembangkan rencana dan
membuat keputusan yang bermakna bagi masa depan mereka. Dengan demikian siswa
diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah yang akan ditempuh setelah
5
menyelesaikan pendidikan SMA terutama yang berhubungan dengan pendidikan
lanjutan. Dengan kata lain, bimbingan karier merupakan salah satu tindakan preventif
untuk mempersiapkan siswa dalam perencanaan karier mereka.
Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya bidang karier melalui layanan-
layanan bimbingan dan konseling dan didukung oleh satuan kegiatan pendukung
diharapkan mampu untuk tanggap dalam hal ini. Upaya yang dapat dilakukan melalui
kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi adalah melihat arah potensi diri siswa guna
membantunya untuk menentukan suatu pilihan terhadap karier dan kelanjutan
studinya.. Lebih lanjut, hasil assesment tersebut merupakan titik tolak bagi konselor
sekolah (guru BK) untuk menyusun program layanan bimbingan dan konseling dan
terealisasi melalui layanan-layanan membantu siswa untuk memahami serta
mengembangkan potensi diri untuk mengarahkan permasalahan mengenai kariernya
hendaklah diupayakan pengentasannya melalui layanan konseling baik secara individu
maupun kelompok (Prayitno & Erman Amti, 1999).
Super, Kowalski & Gotkin (dalam Santrok, 1983) mengemukakan bahwa
pemilihan karier, pekerjaan dan jurusan atau program studi tidak bisa dilakukan hanya
sekedar memilih atau sekedar mengikuti pilihan orang lain dan terlebih karena pilihan
tersebut merupakan favorit kebanyakan orang. Hal itu penting untuk ditentukan karena
remaja cenderung tidak sistematis dan tidak memilih arah dalam eksplorasi dan
perencanaan kariernya.
6
Selain kecerdasan dan bakat, minat juga aspek penting yang perlu diperhatikan,
dalam penempatan salah satu motivasi intrinsik siswa yang dapat menunjang
kesuksesan pendidikan. Holland (1985) menyebutkan bahwa minat adalah ketertarikan
seseorang terhadap suatu pekerjaan atau pilihan pekerjaan merupakan suatu pernyataan
kepribadiannya, sehingga minat sangat berkaitan atau sama dengan kepribadian.
Peran guru BK dalam mengemban minat karier siswa dapat dilaksanakan
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Dengan berbagai jenis layanan
ini diharapkan siswa dapat tercegah dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
minat karier dan terbantu dalam proses pengambilan keputusan mengenai karier atau
pekerjaan utama yang akan mempengaruhi kehidupan di masa depan.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Sebagaimana diketahui salah satu fungsi guru
bukan hanya mendidik dan mengajar akan tetapi juga membimbing peserta didik. Guru
bahkan dapat terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
Penelitian yang dilakukan Syafril (2002) mengungkapkan bahwa layanan
bimbingan dan konseling di sekolah seringkali tidak berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Fenomena yang terjadi di sekolah selama ini, kurang adanya kerjasama
yang baik antara guru BK dengan guru di sekolah. Guru BK di sekolah kurang
menjalankan fungsi dan perannya seoptimal mungkin sesuai dengan keahliannya. Hal
7
ini yang menyebabkan pihak lain terutama guru mata pelajaran di sekolah memandang
layanan bimbingan dan konseling sebagai sesuatu yang tidak penting dan kurang
melibatkan diri mereka. Dalam penelitian Rahmad 2009 tentang persepsi siswa
tarhadap jurusan yang ditempati dan peran guru pembimbing di SMU Negeri 2
Padang yang mengungkapkan bahwa hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa
memiliki persepsi yang baik terhadap penempatan jurusan yang dilakukan oleh guru
BK disekolah, selanjutnya penelitian Syafril (2002) juga mengungkapkan bahwa
peran guru mata pelajaran dalam membantu penyelenggaraan bimbingan dan
konseling belum berjalan secara maksimal, hal ini disebabkan oleh kurangnya
pemahaman dan pelatihan guru mata pelajaran untuk dapat memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada siswa. Penelitian Nelyahardi (2002)
mengungkapkan bahwa masih ada guru mata pelajaran dan orang tua yang belum
mendukung program BK. Berdasarkan hasil dari penelitian yang terdahulu dapat
dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
yang bertujuan untuk mengembangkan minat karier siswa akan sangat mendukung jika
adanya kerjasama yang baik antar sesama pihak sekolah, khususnya antara orang tua,
guru BK dan guru mata pelajaran.
Siswa Sekolah Menengah Atas diharapkan sudah mempunyai perencanaan dan
keputusan karier yang objektif. Munandir (1996:157) menyatakan ”Siswa Sekolah
Menengah Atas terutama yang duduk dikelas tinggi diharapkan sudah menguasai
8
keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan dan keputusan karier”. Untuk itu
guru BK harus dapat membantu siswa dalam memberikan informasi yang berkenaan
dengan pekerjaan, jabatan dan karier serta menempatkan dan menyalurkan siswa sesuai
dengan minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2009 di
SMA Don Bosco Padang, diketahui bahwa masih terdapat guru BK yang belum
optimal melaksanakan bimbingan karier sehingga siswa masih ada yang mengalami
masalah yang berkaitan dengan karier. Masalah-masalah siswa yang muncul berkaitan
dengan karier diantaranya: 1) salah memilih jurusan, 2) terpengaruh memasuki jurusan
tertentu karena mengikuti kehendak orang tua dan 3) ikut-ikutan dalam memilih
jurusan. Selanjutnya penulis melakukan wawancara terhadap lima orang siswa SMA
Don Bosco Padang tentang peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat
karier siswa, yang mana dua orang siswa menyatakan bahwa guru mata pelajaran
belum begitu optimal dalam mengembangkan minat karier siswa serta siswa pun
menyatakan bahwa jam bimbingan dan konseling disekolah kurang begitu mereka
minati dikarenakan, pada jam bimbingan dan konseling siswa tidak ada pemberian nilai
oleh guru BK, sehingga siswa kurang begitu antusias dalam mengikuti pelayanan yang
ada.
9
Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ” Peran Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan
Minat Karier Siswa di SMA Don Bosco Padang ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang bersangkut
paut dengan peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam pengembangan minat karier
siswa, masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
2. Peran guru mata pelajaran dalam penjurusan.
3. Peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa.
4. Peran guru BK dalam penjurusan yang dilakukan terhadap siswa.
5. Kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berangkat dari identifikasi masalah tersebut di atas, banyak aspek yang dapat
diteliti. Namun, dengan berbagai pertimbangan maka penelitian ini dapat dibatasi
sebagai berikut:
1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
10
2. Peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa.
3. Kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier
siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di
atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA
Don Bosco Padang?
2. Bagaimanakah peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
di SMA Don Bosco Padang?
3. Apa kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier
siswa?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran berkenaan
dengan peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier
siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco
Padang.
11
2. peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don
Bosco Padang.
3. kendala-kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam khazanah intelektual bagi mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Universitas
Negeri Padang, yakni mengenai Peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat karier siswa.
b. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk penelitian lanjutan
mengenai Peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat
karier siswa.
c. Memperkaya pengetahuan dan pemahaman konsep dan teori tentang peran guru
BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa
2. Manfaat Praktis
a. Masukan bagi Kepala Sekolah dalam rangka mengembangkan peran guru BK dan
guru mata pelajaran dalam menangani masalah karier siswa, khususnya di SMA
Don Bosco Padang.
12
b. Memberikan masukan serta alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan
peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam penanganan masalah siswa melalui
layanan bimbingan dan konseling.
c. Memberikan masukan serta alternatif tentang peran guru BK dan guru mata
pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa kepada Dinas Pendidikan
kota Padang.
d. Program studi bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kegiatan pelayanan
BK dan peran guru BK serta guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat
karier siswa.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tenaga dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor.
Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab itu konselor menjadi ”pelayan” bagi
pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh.
1. Peran dan Tanggung Jawab Konselor di Sekolah
Prayitno dan Erman Amti (1999:242-243) menjelaskan bahwa tugas pokok
dan tanggung jawab konselor adalah:
a. Memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik
b. Memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhan yang menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi dan sosial) dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap siswa.
c. Memberitahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan serta prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling
d. Tidak mendesak kepada siswa (klien) nilai-nilai tertentu yang sebenarnya hanya sekedar apa yang dianggap baik oleh konselor saja.
e. Menjaga kerahasiaan data tentang siswa f. Memberitahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu
yang berbahaya akan terjadi g. Menyelenggarakan pengungkapan data secara tepat dan memberitahu
siswa tentang hasil kegiatan itu dengan cara sederhana dan mudah dimengerti.
13
14
h. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan profesional
i. Melakukan referal kasus secara tepat
Carmical dan Calvin (dalam Belkin, 1982:192) menjelaskan pandangan
mereka bahwa ada lima tugas konselor di sekolah yaitu:
a. Providing the student an opportunity to ”talk throught his problem”;
b. Counseling with potential droup outs; c. Counseling with student concerning academic failure; d. Counseling with students in evaluating personal assets and
limitation; and e. Counseling with student concerning learning difficult.
Pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa tugas pokok konselor di sekolah
adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa membicarakan masalahnya; b. Konseling dengan siswa yang potensial yang putus sekolah; c. Konseling dengan siswa yang gagal secara akademik; d. Konseling dengan siswa memiliki keterbatasan; e. Konseling dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Selanjutnya Belkin (1976:158) menyatakan bahwa tanggung jawab konselor di
sekolah adalah:
The school counselor, to be efective, must recognize his responsibility to all student, including the failing student, instructive student, the potential droup out, the student with a learning difficulty, as well as gifted student, the average student, the with drawn and shy student and the student who does nothing during the course of this student to attract the attention of the counselor or the school personal.
Dari pendapat di atas pengertian yang dapat dirumuskan bahwa konselor
sekolah harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan semua siswa, baik siswa
15
yang tidak mengemukakan perasaan tidak puas, berpotensi untuk keluar dari
sekolah, masalah emosional, kesulitan belajar, siswa yang memiliki berbagai bakat,
siswa yang berkemampuan rata-rata, menarik dan taat, dan siswa yang tidak
mengalami masalah selama belajar serta memperhatikan personil sekolah lainnya.
Konselor atau di sekolah biasa disebut guru BK bertanggung jawab
memberikan layanan kepada siswa, karena dengan adanya layanan-layanan tersebut
siswa akan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, baik masalah di sekolah maupun
masalah di luar sekolah. Dalam hal ini guru BK harus memberikan jenis-jenis
layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling.
2. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak saja diberikan kepada siswa
yang punya masalah saja, tetapi bagi siswa yang tidak punya masalah, pelayanan dan
konseling tetap diberikan, karena layanan bimbingan dan konseling kepada semua
siswa dan dapat dilihat dari berbagai jenis layanan yang ada dalam pola 17 plus BK
di sekolah. Dalam pola tersebut terdapat 9 jenis layanan yang diberikan kepada siswa
sebagai layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan yang terdapat dalam
pola 17 plus BK di sekolah, seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004) adalah
sebagai berikut:
a. Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan
siswa baru atau memperkenalkan seseorang terhadap lingkungan baru yang
16
dimasukinya dan ini gunanya untuk mempermudah siswa sekolah serta
mempermudah siswa sebagai peserta didik untuk dapat menyelesaikan diri
dalam lingkungan sekolah serta mempermudah siswa dalam proses mengajar.
b. Layanan informasi adalah memberikan pemahaman-pemahaman pada siswa
tentang berbagai hal yang diperlukan siswa untuk menentukan tujuan yang
dikehendakinya. Lebih jelasnya Prayitno (1999:260) mengatakan bahwa
layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari
fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling, lebih jauh layanan
orientasi dan informasi akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi
bimbingan dan konseling lainnya dalam kaitannya antara bahan-bahan orientasi
dan informasi itu dengan permasalahan individu.
c. Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang dapat memungkinkan
siswa dalam menyalurkan potensi, bakat, minat dan kondisi pribadinya (seperti
penjurusan, pengembangan bakat, bidang ekstra kurikuler dan lain-lain. Seiring
dengan penjelasan di atas Dewa Ketut Sukardi (2000: 45) menyatakan bahwa
layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang memungkinkan siswa
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat, seperti:
1. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat.
2. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya. 3. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan
kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program
17
pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.
4. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus, program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
d. Layanan penguasaan konten adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling
yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
e. Layanan konseling perorangan adalah layanan yang diberikan kepada siswa
secara langsung dengan cara bertatap muka dan ini dilakukan secara perorangan
untuk pengentasan masalah yang dialami siswa.
f. Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dan nara sumber tertentu yang berguna untuk
menunjang kehidupannya sehari-hari, baik secara individu maupun sebagai
siswa dan untuk perkembangan dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan tertentu.
g. Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok,
masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok. Winkel (1997:544-545) menerangkan
18
bahwa konseling kelompok dapat bermanfaat sekali, karena melalui interaksi
dengan sesama anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan
psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman
sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan
berbagai perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai
pegangan dan kebutuhan untuk menjadi independen dan lebih mandiri.
h. Layanan konsultasi, menurut Prayitno (2004 a:1) merupakan layanan konseling
yang dilaksanakan oleh konselor terhadap pelanggan disebut konsulti yang
memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang
perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan/atau permasalahan pihak
ketiga.
i. Layanan mediasi, merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor
terhadap dua pihak (atau lebih) yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan ketidakcocokan, ketidakcocokan ini menjadikan mereka saling
bertentangan. Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengantarai hubungan
dan membangun hubungan diantara mereka, sehingga mereka menghentikan dan
terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua (Prayitno, 2004
b:1-2).
19
3. Jenis Kegiatan Pendukung pada Bimbingan dan Konseling
Prayitno (2012: 290-387) menjelaskan tentang kegiatan pendukung yang ada pada
bimbingan dan konseling:
a. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau
instrumen tertentu yang mana bertujuan untuk mengungkapkan kondisi tertentu.
Prayitno dan Erman Amti (2004: 318) menyatakan bahwa instrumentasi
bimbingan dan konseling terbagi atas dua macam, yaitu:
a. Instrumentasi Tes Merupakan serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang di tes; jawaban atau pengerjaan atas pertanyaan atau tugas itu dijadikan dasar untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi orang yang bersangkutan.
b. Instrumentasi non tes Meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan.
Prayitno (2012: 292) menyatakan tujuan umum dari aplikasi
instrumentasi adalah diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi
tertentu klien, selanjutnya tujuan khusus dari aplikasi instrumentasi adalah agar
konselor dapat memahami kondisi klien seperti potensi dasar, bakat dan minat,
kondisi diri dan lingkungan, masalah yang dialami klien dan sebagainya.
20
b. Himpunan data
Himpunan data merupakan gambaran atau keterangan atau catatan tentang
keadaaan sesuatu. Dalam pelayanan konseling himpunan data terkait dengan
seluk-beluk dari pelayanan itu sendiri.
c. Konferensi kasus
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang di upayakan konselor untuk
membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya.
d. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam
kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung
jawab konselor dalam pelayanan konseling.
e. Tampilan kepustakaan
Tampilan kepustakaan dapat membantu klien dalam memperkaya dan
memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas
bersama konselor, khususnya dalam pengembangan diri pada umumnya.
Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan konselor dalam rangka
pelaksanaan pelayanan, klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk
mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada disana sesuai dengan
keperluan.
21
f. Alih Tangan Kasus
Kegiatan alih tangan kasus diselenggarakan oleh konselor tidak lain bermaksud
agar klien memperoleh pelayanan yang optimal oleh ahli pelayanan profesi yang
benar-benar handal.
B. Pengembangan Minat Karier dalam Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Minat Karier
Minat adalah suatu kecenderungan jiwa yang bersifat menetap dalam diri
seseorang untuk merasa senang dan tertarik kepada hal-hal tertentu (Winkel, 1996).
Sedangkan menurut Crow and Crow (1958), Travis (1967) dan Jones (1977)
memberikan definisi minat sebagai suatu kecenderungan jiwa dan daya gerak yang
mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik dan senang kepada
seseorang, benda dan kegiatan. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
sebagai kecenderungan jiwa yang dalam fungsinya membantu mewujudkan
tindakan, ungkapan dan reaksi dan atau partisipasi seseorang terhadap sesuatu atau
kegiatan tertentu yang dapat membangkitkan rasa senang tersebut merealisir
motivasi.
Dalam hubungannya dengan motivasi, Skinner (1974) mengemukakan bahwa
minat merupakan motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek
yang menarik dan menyenangkan. Hurlock (1996) menyatakan bahwa minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
22
mereka inginkan dan bebas memilih. Kedua definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa
minat seseorang diindikasikan berupa perhatian, yang menjadikan rasa senang dan
dapat mendatangkan keuntungan. Dinamika indikasi minat tersebut berarti juga
dinamis (rendah dan tingginya) minat seseorang, dalam hal ini berhubungan dengan
karier.
A. Muri Yusuf (2002) menyatakan salah satu faktor determinan meraih sukses
adalah potensi diri, salah satunya minat. Minat yang terhadap kegiatan fikiran yang
sungguh-sungguh untuk menggali fikiran ketenangan dan mencapai pemahaman
tentang segenap kemungkinan yang berhubungan dengan karier siswa. Dengan
demikian, minat karier adalah keterlibatan siswa sepenuhnya terhadap segenap
kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan
mencapai pemahaman tentang berbagai bidang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya
berhubungan dengan karier yang hendak diperolehnya setelah mencapai
pendidikannya.
2. Perencanaan Karier
a. Pengertian karier dan arah karier
Istilah karier dalam bahasa Inggris “career” hampir sama dengan kata task,
position, job dan occupation. Super (1976) dengan jelas membuat rumusan dan
mengelompokkan kata-kata di atas agar mudah dipahami.
23
“Task: a performance required at work or inplay. Position: a group of tasks to be performed by one person: in industry, performed for pay. Position exist whether vacant or occupied, they are tasks and outcome, not person, defined. Job: a group of similar, paid, position requiring some similar attributes in a single organization. Jobs are; task, out come and and organization-centered. Occupation: a group of similar jobs found in various organization. Occupation are; task, economy and society-oriented. Pernyataan di atas terjemahannya adalah task (tugas) merupakan sebuah
perbuatan yang dilakukan dalam pekerjaan atau pada suatu permainan. Position
(posisi) adalah sekelompok tugas yang dikerjakan oleh seseorang untuk
mendapatkan upah atau gaji. Sedangkan job (pekerjaan) adalah sekumpulan tugas
dan posisi pada suatu organisasi dengan kewajiban dan tugas pokok yang sama,
berorientasi pada tugas dan upah atau gaji serta berpusat pada organisasi.
Selanjutnya, occupation (okupasi/pendapatan) memiliki pengertian yang lebih
luas dari job. Okupasi adalah sekelompok job yang sama dalam berbagai
organisasi. Okupasi berorientasi terhadap tugas, ekonomi dan masyarakat.
Karier didefinisikan sebagai “the sequence of employment related position,
activities and experiences encountered by a person (Arnold at al, 2005:520).
Berarti karier sebagai tahapan pekerjaan yang berkaitan dengan posisi, peran,
aktifitas dan pengalaman yang dihadapi oleh individu.
Beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa karier adalah perbuatan
yang dilakukan seseorang dalam bentuk pekerjaan dan keinginan untuk
24
mendapatkan peran dan posisi dalam pekerjaan tertentu dengan harapan
mendapatkan upah atau gaji.
b. Pengembangan Program Bimbingan Karier di Sekolah
Bimbingan diselenggarakan sebagai bagian dari keseluruhan usaha sekolah
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Bimbingan karier merupakan bentuk
layanan khusus usaha bimbingan di sekolah dengan tujuan menyiapkan siswa
untuk kehidupan kerja yang berhasil dan bertanggung jawab di dalam masyarakat.
Sebagai usaha pendidikan bimbingan karier berpusat dan bertolak dari siswa
kebutuhannya, cita-cita pendidikan dan kariernya, ciri-ciri pribadi dan
masalahnya.
Perencanaan dan pemograman merupakan soal penting, tidak pandang
apakah bimbingan karier itu diselenggarakan di sekolah yang kecil atau yang
besar, dan apakah penyelenggaraannya di suatu sekolah masih baru atau sudah
lama. Pimpinan sekolah perlu memastikan bahwa perencanaan dilakukan dengan
seksama dan bersistem (Munandir, 1996:244-245).
Selanjutnya Munandir (1996:246) menjelaskan bahwa bimbingan karier
merupakan satu kesatuan yang berdiri sendiri. Bukan pula ia suatu keistimewaan
melainkan lebih merupakan penekanan. Ia bagian, atau salah satu wujud kegiatan
atau program umum bimbingan.
25
Perencanaan arah karier siswa yang matang akan mengantarkan individu
pada kesuksesan yang diimpikan. Perencanaan arah karier yang merupakan upaya
mencapai kesuksesan tersebut bukanlah pekerjaan sederhana karena menuntut
suatu proses berpikir. Menurut Winkel (2005:682-684) bahwa perencanaan yang
matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang akan dicapai dalam
jangka panjang (long range goals) dan tujuan yang akan dicapai dalam jangka
pendek (short range goals). Selain itu, diungkapkan juga bahwa perencanaan
yang matang berguna untuk meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang
berat. A. Muri Yusuf (2002:24) dengan redaksi yang berbeda mengemukakan
bahwa keberhasilan bukanlah suatu keajaiban dan bukan pula suatu misteri yang
tidak dapat diungkapkan melainkan hasil aplikasi yang tersusun dari prinsip dasar
keberhasilan dan menjauhi faktor-faktor yang menimbulkan kegagalan.
Perencanaan arah karier berkaitan erat dan harus disesuaikan dengan
kecenderungan karier yang akan dikembangkan. Bagi siswa SMA, perencanaan
arah karier pada tingkat awal masih bersifat tentatif namun diharapkan bagi siswa
tingkat akhir perencanaan tersebut lebih mantap dan lebih terarah. Kunci dan
perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam
pengelolaan informasi tentang diri sendiri dan lingkungan hidup siswa (Winkel
dan Sri Hastuti, 2004:685).
26
Pemberian informasi yang tepat dan menafsirkan makna informasi tersebut
bagi dirinya sendiri menjadi kebutuhan siswa sehingga dapat mendorong mereka
membuat pilihan-pilihan yang bisa dipertanggungjawabkan. Siswa diharapkan
dapat mempertimbangkan secara mandiri pilihan pendidikan lanjutan yang akan
dimasukinya setelah diberi informasi yang benar dan dapat mempertimbangkan
berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.
Winkel (2005:685) menegaskan bahwa data yang diperoleh siswa adalah
(1) informasi tentang diri sendiri, meliputi (a) kemampuan intelektual, (b) bakat
khusus di bidang studi akademik (c) minat-minat, baik yang bersifat lebih luas
maupun yang bersifat lebih khusus, (d) hasil belajar dalam berbagai bidang studi
inti, (e) sifat-sifat kepribadian yang mempunyai nilai-niali relevansi terhadap
partisipasi dalam suatu program studi akademik (f) perangkat kemahiran kognitif,
(g) nilai-nilai kehidupan, (h) bekal berupa keterampilan khusus, (i) kesehatan
fisik dan mental, (j) kematangan vokasional; (2) informasi tentang lingkungan
hidup yang relevan dengan perencanaan karier.
Pendapat di atas menggambarkan bahwa perencanaan karier merupakan
sebuah proses yang diawali dengan mengenal dan memahami diri sendiri,
kemudian menyadari adanya peluang dan beragam pilihan dengan segala
konsekuensinya, mengidentifikasi pilihan, membuat keputusan, mengembangkan
27
tujuan dan rencana sampai memprogram pekerjaan, pendidikan dan pelatihan
yang dibutuhkan di dunia kerja.
Isaacson (1986:21) mengungkapkan “the individual (progresess through
five steps as follows: awarenes, explanation, decision making, preparation and
employment”, individu yang sedang membuat perencanaan karier akan
menempuh lima tahapan berikut: kesadaran, eksplorasi, pengambilan keputusan,
persiapan menuju suatu pekerjaan yang dipilih. Konsep perkembangan karier
mempunyai makna bahwa individu terlibat dalam suatu proses jangka panjang
dalam mencapai keputusan karier. Hal ini lebih tegas dinyatakan oleh Herr &
Cramer (1984:14) sebagai berikut:
The total constellation of psychological, sociological, educational, physical, economic, and chance factor that combine to shape the career of any given indvidiual; those aspect of an individual’s experince which relevant to personal choice, entry, and progress in educational, vocational, and avocational pursuits; the process by which one develops and refines such characteristic as self and career identity, planfulness and career maturity…Career development proceeds-smoothly, jagedly, positively, negatively-whetheror not career guidance or career education exist. As such, career development is not an intervention, but the object of an intervention. Pernyataan di atas dapat dimaknai bahwa perkembangan karier seseorang
meliputi hubungan menyeluruh (total contellation) antara aspek kondisi
psikologis, hubungan sosial, pendidiikan, fisik, ekonomi dan faktor kesempatan
yang berkombinasi untuk membentuk kariernya, aspek tersebut meliputi
pengalaman yang mendukung terhadap pilihan pribadi, memasuki dan menjalani
28
pendidikan, menekuni keterampilan/keahlian (vokasional) tertentu untuk menuju
pada pencapaian avokasinya. Proses tersebut berkembang dan tersaring melalui
kemampuan mengenal karakteristik diri dan karakteristik karier, perencanaan
yang mantap yang mengarah pada kematangan kariernya. Arahnya bisa berupa
arah yang mulus atau keras dan terjal positif atau negatif, dan bisa berlangsung
dengan mendapatkan bimbingan dan pendidikan karier. Dengan kata lain,
perkembangan karier bukanlah suatu intervensi, melainkan subjek dari intervensi
tersebut.
C. Kedudukan Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Seseorang dikatakan guru tidak cukup tahu sesuatu materi yang akan
diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memiliki
kepribadian guru, dengan segala ciri tingkat kedewasaannya. Dengan kata lain
untuk menjadi pendidik atau guru, seseorang harus memiliki kepribadian.
Selanjutnya sebagai kelanjutan atau penyempurnaan fungsi guru sebagai pendidik,
maka harus berfungsi pula sebagai pembimbing. Pengertian mendidik dalam hal ini
lebih luas dari fungsi membimbing. Bimbingan adalah termasuk sarana dan
serangkaian usaha pendidikan. (Sardiman A.M, 1986:137 – 140).
Selanjutnya Sardiman A.M (1986:1440) bahwa peran guru dalam kegiatan
mengajar adalah:
29
1. Informator yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator yaitu guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta (kreatifitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
4. Pengarah/direktor, guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
6. Transmitter, dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
Guru mata pelajaran dan guru BK merupakan ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu guru selalu mengasah dan memupuk
kemampuan, dalam artian memperluas wawasan, ilmu pengetahuan serta selalu
menampilkan nilai-nilai dan sikap sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing dalam
rangka pelaksanaan pendidikan secara menyeluruh.
Pentingnya peran guru dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
menurut A Muri Yusuf (1995) dikarenakan guru adalah orang yang paling banyak
berhubungan dengan siswa di sekolah dari pada guru BK. Guru dapat mengamati dan
memperhatikan siswa melalui interaksi dan proses pembelajaran ataupun melalui hasil
30
belajar yang dicapai siswa, sehingga guru dapat berperan sebagai 1) kontak person
antara siswa dengan guru BK, pendidikan karier yang dapat diakukan, 2) penemu
potensi awal siswa dan 3) agen alih tangan kasus kepada guru BK.
Guru juga memiliki peran yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Dewa Ketut Sukardi (2000) mengemukakan
bahwa layanan bimbingan dan konseling yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan
baik tanpa adanya kerjasama antara guru BK dengan pihak-pihak lain dengan yang
terkait di dalam maupun di luar sekolah antara lain dengan seluruh tenaga pengajar atau
guru, tenaga administrasi maupun organisasi yang ada di sekolah, misalnya OSIS.
Prayitno dkk (1997:145) mengemukakan bahwa peran guru dalam pelayanan
bimbingan dan konseling antara lain 1) membantu memasyarakatkan BK, 2) membantu
guru BK mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling, 3) mengalihtangankan dan menerima referal siswa yang memerlukan
pelayanan, 4) membantu mengembangkan susasana kelas yang menunjang pelaksanaan
BK dan 5) mengunpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian BK.
Syamsu Yusuf dan Juntika (2005:34) membagi tugas dan peran guru sebagai
berikut:
1. Memahami konsep dasar bimbingan dan konseling dan karakteristik siswa (tugas-tugas perkembangan siswa) sebagai landasan untuk memberikan bimbingan
2. Memahami keragaman karakteristik siswa dalam aspek-aspek fisik (kesehatan dan kefungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung dan
31
mudah tersinggung) dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab)
3. Memahami siswa yang diduga mempunyai masalah atau siswa yang gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
4. Menciptakan iklim kelas yang secara sosiopsikologis kondusif bagi kelancaran belajar siswa, seperti bersikap ramah, bersikap respek terhadap siswa, bersikap adil (tidak menganaktirikan/ menganak emaskan anak), menghargai pendapat atau hasil karya siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, bergairah dalam mengajar dan berdisiplin.
5. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar 6. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada konselor. 7. Bekerja sama dengan konselor dalam rangka membantu siswa 8. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang
kerja yang diminati siswa. 9. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga
dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah benar-benar menuntut usaha dan kerja keras dari
guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dan membangun
hubungan kerjasama dengan guru mata pelajaran dan pihak-pihak lain yang
menyangkut tercapainya apa yang diinginkan siswa.
D. Teori-teori Perkembangan Karier
Dalam pengembangan minat karier siswa ada beberapa teori yang dapat
digunakan sebagai kerangka acuan dasar oleh guru BK yang didasarkan pada pendapat
ahli/pakar antara lain sebagai berikut:
32
1. Teori perkembangan Karier Ginzberg (Osipow, 1983)
a. Faktor realita
Menurut Ginzberg bahwa pengembangan konsep pilihan karier seseorang
dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan objektif, yang harus diikutinya
dalam pemilihan pekerjaan, atau dengan kata lain pemilihan karier akan
dapat/bisa berubah apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor realitas dan kesempatan
yang ada. Ginzberg telah menemukan bahwa tahap ini dapat dibagi atas tiga
tahap/masa berikut:
1) Tahap/masa penemuan atau eksplorasi
Dalam masa ini remaja kembali kepada kenyataan berusaha untuk
menemukan pekerjaan yang cocok baginya, baik itu secara langsung atau tidak
langsung dan melalui cara bekerja betul atau melalui pengamatan atau
penyaksian.
2) Tahap/masa pemantapan atau kristalisasi
Pada tahap ini remaja berusaha mengumpulkan semua faktor yang
dipandangnya berpengaruh dalam pekerjaan yang dilakukannya, dan sesudah
itu berusaha untuk sampai kepada gambaran yang jelas tentang faktor-faktor
tersebut. Dengan demikian ini akan sampai kepada penentuan pekerjaan yang
cocok dengan dirinya.
33
3) Tahap/masa spesifikasi
Pada tahap ini masa remaja sampai kepada semacam spesialisasi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang dimasukinya, spesialisasi
itu cocok dengan segala pertimbangan yang telah menjadi perhatiannya.
Selain itu pemilihan pekerjaan adalah proses yang juga dipengaruhi oleh
suasana umum yang khusus baginya, apakah ia laki-laki atau perempuan, atau
golongan yang tunduk pada suasana tertentu. Juga terpengaruh oleh suasana
yang khusus dengan individu, misalnya terpaksa bekerja pada waktu pagi,
atau pertumbuhan mental atau emosinya yang kurang wajar. Di samping itu,
dapat pula pemilihan karier itu dipandang sebagai proses pertumbuhan yang
lain, dan ia juga terpengaruh oleh segi-segi pertumbuhan yang lain.
b. Proses pendidikan.
Bahwa pemilihan dan pengembangan karier adalah merupakan proses
yang berkelanjutan dan tidak selesai dalam suatu masa kehidupan saja. Ia juga
terpengaruh hanya satu faktor saja dan tidak oleh faktor yang lain. Kemudian
tiap-tiap tahap yang mendahuluinya dan ia mempengaruhi tahap sesudahnya.
Jadi proses pengembangan karier adalah proses yang berlangsung sepanjang
hayatnya kehidupan manusia. Proses ini biasanya tidak mengalami
kemunduran, di samping ia berusaha untuk mengkompromikan berbagai faktor
(subjektif dan objektif) dalam pemilihan pekerjaan, sehingga pilihan karier
34
adalah pilihan yang mempertimbangkan segala faktor dan urgensinya, jika
ditakdirkan maka pilihan ini adalah pilihan yang baik dan cocok bagi yang
bersangkutan.
Bisa juga dikatakan bahwa perkembangan karier seseorang ditentukan
juga oleh proses pendidikan yang ditempuhnya. Dan menurut Ginzberg masa
ini dimasukkan dalam masa tentatif, ini adalah masa dimana seorang individu
menempuh pendidikannya mulai dari pendidikan dasar sehingga memasuki
perguruan tinggi/mulai bekerja. Masa ini dibagi menjadi tahap:
1) Masa pemilihan pekerjaan yang didasarkan atas bakat dan minat seseorang.
Masa ini dimulai bersamaan dengan tahap remaja, remaja
mengembangkan kariernya atas dasar apa yang disukainya dan dibencinya
tentang macam kegiatan, kendatipun tidak dilupakannya bahwa bakat itu
mungkin merubahnya pula karenanya, akan tetapi itu tidak
menggoncangkan, karena ia tahu keputusannya yang terakhir tidak akan
terjadi, kecuali setelah beberapa tahun kemudian.
2) Masa peralihan/pengembangan karier bedasarkan kemampuan/ kapasitas.
Pada umur sekitar lima belas tahun, nilai mulai menjadi faktor
penting dalam pemilihan dan pengembangan karier remaja. Remaja pada
umur ini merasa bahwa pilihan kariernya tidak harus hanya berdasarkan
35
minat dan kemampuan saja, akan tetapi harus pula berdasarkan pada
tujuan dan nilai dalam hidup.
3) Masa peralihan/transisi memilih atau mengembangkan
Dalam masa ini mulailah perhatian remaja berubah dari
pertimbangan pribadi terhadap pemilihan pekerjaannya, kepada suasana
obyektif yang memainkan peran dalam pemilihan ini, karena ia merasa
bahwa dengan bergantung kepada pertimbangan pribadi saja tidak cukup
untuk menyampaikan kepada suatu keputusan dan ia harus memperhatikan
kenyataan.
c. Faktor emosional
Ginzberg memandang bahwa pemilihan dan pengembangan karier
seseorang juga didasarkan pada faktor-faktor emosional yakni pemilihan dan
pengembangan kerja itu optimis dicari terus kecocokannya antara keadaan
yang selalu berubah, artinya bahwa kepuasan kerja akan diperoleh dengan
adanya rasa kecocokan antara dirinya dan pekerjaan yang dipilihnya. Apabila
seseorang merasa tidak cocok dengan kariernya maka ia bisa berpindah atau
memilih yang cocok dengan resiko yang tentu saja ditanggungnya.
d. Nilai-nilai individu
Pengembangan konsep pilihan karier dalam kehidupan manusia juga
sangat dipengaruhi dan ditentukan dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini
36
oleh masing-masing individu itu sendiri. Pengembangan konsep pemilihan
karier yang tidak didasarkan pada nilai-nilai diri tidak akan diperoleh
kecocokan dengan pekerjaan atau kariernya yang akhirnya tidak akan
membawa pada kepuasan dalam bekerja. Oleh karena itu nilai-nilai individu
sangat penting untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan konsep seseorang.
2. Teori Perkembangan Karier Super (Osipow, 1983)
Super menyusun teori kariernya berdasarkan kepada aspek atau unsur sebagai
berikut:
a. Psikologi Diferensial
Setiap orang memiliki perbedaan individual; telah lama diterima secara
luas oleh psikologi sekarang. Rentangan ciri-ciri kepribadian demikian sangat
luasnya baik yang terdapat dalam individu sendiri maupun antara individu.
Akibat ciri-ciri tersebut, setiap individu masing-masing memiliki kecakapan
untuk sejumlah pekerjaan. Rentangan kemampuan ciri-ciri kepribadian, dan sifat-
sifat lain sedemikian luasnya sehingga setiap orang mempunyai kemungkinan
untuk berhasil dalam berbagai jabatan. Setiap jabatan mempunyai pola khas dari
pada kemampuan, minat dan sifat-sifat kepribadian, tetapi yang cukup luas
37
mentoleransi terhadap berbagai jenis pekerjaan bagi setiap individu dan berbagai
individu dalam suatu jabatan.
b. Psikologi Perkembangan
Prevensi dan kompetensi profesional, situasi-situasi dimana orang hidup dan
bekerja, serta konsepsi dirinya akan mengalami perubahan karena waktu dan
pengalaman, karena itu membuat pilihan dan penyesuaian merupakan suatu
proses yang kontiniu. Demikian juga halnya konsepsi diri seseorang berubah
sehingga orang itu tidak merasakan memperoleh kepuasan lagi dari pekerjaannya
semula telah memberikan kepuasan pada dirinya. Karena pekerja maupun
pekerjaan tidak statis sifatnya, maka selalu diperlukan perubahan dan
penyesuaian dalam rangka menjaga keseimbangan. Proses ini dapat disimpulkan
kedalam serangkaian tahap-tahap kehidupan, yakni tahap pertumbuhan, tahap
eksplorasi, tahap pembentukan, tahap pembinaan, dan tahap kemunduran.
c. Bidang Sosiologi
Hakekat pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang
tuanya, oleh kemampuan mental, dan ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh
kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Semua faktor dalam latar
belakang pengalaman akan mempengaruhi sikap dan prilakunya. Tingkat
ekonomi sosial orang tua termasuk faktor yang sangat berpengaruh, hubungan
38
awal yang dilakukan oleh seseorang dengan dunia kerja melalui perantara orang
tua, keluarga, dan teman-temanya.
d. Bidang Teori Kepribadian
Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada seberapakah individu
mendapatkan/menyalurkan kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan
nilai-nilai pribadi secara memadai. Juga kepuasan tersebut tergantung kepada
kemantapannya di dalam situasi pekerjaan dan pandangan hidupnya. Individu
akan memperoleh rasa senang dan kepuasan dalam pekerjaannya apabila
pekerjaan yang dilakukannya memungkinkan baginya untuk mempergunakan
ciri-ciri pribadi dan nilai-nilai dirinya sendiri, dengan kata lain pengalaman-
pengalaman yang dijumpai dalam pekerjaannya dapat dibandingkan dengan
gambaran mental dirinya sebagaimana yang ada darinya sekarang.
e. Perkembangan karier menurut Teori Lee-Thorpe
Perkembangan karier adalah suatu proses perkembangan sepanjang hidup
yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman lainnya
dan yang mempengaruhi keputusan-keputusan setiap individu mengenai karier
dan gaya hidup baik yang bersifat individual maupun personal. Perkembangan
karier seseorang menurut teori Lee-Thorpe (dalam Osipow,1983)
diklasifikasikan secara berturut-turut yaitu personal-sosial, natural, mekanik,
bisnis, seni dan ilmu pengetahuan.
39
Klasifikasi di atas sejalan dengan pendapat Issacson dan Brown (1993):
“Career development is the total constellation of psychological, sosiological, educational, physical, economic and chance factors that combine to shape the career of any given individual over the life span”
Hal senada dikemukakan Splete (dalam Manrihu, 1992) yang menyatakan bahwa:
“Perkembangan karier adalah suatu proses yang berjalan terus menerus dan berlangsung sepanjang tahap kehidupan serta mencakup pengalaman-pengalaman rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang berkaitan dengan konsep diri individu serta implementasinya dalam gaya hidup ketika orang itu hidup senang dan mendapat penghasilan”.
Klasifikasi individu-sosial dalam teori Lee-Thorpe didasarkan pada
perkembangan karier seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa kanak-
kanak terhadap pola kepribadian anak. Pola kepribadian anak terbentuk melalui
interaksi dengan orang tua, guru dan orang lain Freud (dalam, Pervin, 1984).
Namun orang tua memberikan pengaruh yang lebih efektif dan lebih mudah karena
adanya ikatan alami, yaitu adanya rasa percaya anak yang besar terhadap orang tua
dibandingkan terhadap orang lain. Kepercayaan dapat menumbuhkan rasa aman
yang mempermudah perkembangan kepribadian individu selanjutnya. (Rampel,
Holmes, dan Zanna, 1985). Interaksi ini terus menerus mempengaruhi sikap dan
prilaku anak hingga dewasa.
40
E. Penelitian yang Relevan
1. Nasri (2006) yang berjudul upaya guru BK dalam mengatasi masalah ANM siswa,
menyimpulkan bahwa: banyak permasalahan ANM yang dialami oleh siswa
memerlukan kerjasama yang baik antara guru BK dan guru mata pelajaran agama
dalam mengentaskannya. Guru BK dan guru mata pelajaran dapat secara bersama-
sama melaksanakan kegiatan keagamaan dalam berbagai bentuk layanan
bimbingan dan konseling sehingga siswa memperoleh informasi yang lebih lengkap
tentang berbagai permasalahan keagamaan yang dialaminya.
2. Deni Febrini tahun 2005 tentang minat karier, keterampilan belajar dan prestasi
akademik mahasiswa di STAIN Bengkulu. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
prestasi akademik mahasiswa selain dipengaruhi keterampilan belajar yang dimiliki
oleh siswa juga dipengaruhi oleh pengembangan minat karier yang dilakukan pada
jenjang pendidikan sebelumnya.
3. Rahmad 2009 tentang persepsi siswa tarhadap jurusan yang ditempati dan peran
guru pembimbing di SMU Negeri 2 Padang. Dari hasil penlitian disimpulkan bahwa
siswa memiliki persepsi yang baik terhadap penempatan jurusan yang dilakukan
oleh guru BK disekolah.
Dari ketiga penelitian di atas dapat dikaitkan bahwa guru BK dan guru mata
pelajaran secara bersama-sama memiliki peranan dalam membantu siswa dalam
mengembangkan minat karier siswa.
41
F. Kerangka Konseptual
Diagram 1
Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan:
Di sekolah diselenggarakan bimbingan dan konseling: 1) bimbingan dan konseling
dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, 2) upaya guru BK
dalam memanfaatkan peran guru dalam penanganan masalah karier siswa 3) keterlibatan
guru dalam menangani masalah minat karier siswa, 4) kerjasama guru BK dan guru mata
pelajaran dalam menangani masalah minat karier siswa dan 5) masalah minat karier yang
dihadapi siswa.
BK DI SEKOLAH
Guru Mata Pelajaran
Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung
Guru BK
Minat Karier Siswa
Kerjasama
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau
menjelaskan sesuatu hal apa adanya (Prasetya Irawan, 1999). Penelitian ini juga
meliputi pengumpulan sejumlah data yang didalamnya terdapat data yang bersifat
kuantitatif. Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan masalah
tentang minat karier siswa, yang mengaitkan antara layanan bimbingan konseling,
khususnya bidang bimbingan karier, peran guru mata pelajaran terhadap persiapan
karier/pekerjaan siswa.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
A Muri Yusuf (2005:181) menjelaskan bahwa populasi adalah semua karakteristik
yang terdapat pada individu, objek atau peristiwa yang dijadikan sasaran penelitian.
Populasi penelitian dalam penelitian ini berjumlah 822 yang tersebar pada kelas X, XI,
XII di SMA Don Bosco Padang selanjutnya jumlah guru BK yang akan dijadikan
subjek penelitian adalah sebanyak 3 orang dan jumlah sampel guru mata pelajaran
sebanyak 41 orang, seperti tertera berikut ini:
42
43
Tabel 1 Populasi Penelitian Siswa SMA Don Bosco Padang
No Variabel Jumlah Jumlah Seluruhnya
1 Kelas X
X1 36
239
X2 37 X3 35 X4 35X5 35 X6 36 Int 25
2 Kelas XI
IPA 1 36
247
IPA 2 36 IPA 3 35 IPA 4 35 IPS 1 35 IPS 2 35 IPS 3 35
3 Kelas XII
IPA 1 35
276
IPA 2 35 IPA 3 35 IPA 4 35 IPA 5 30 IPS 1 36 IPS 2 35 IPS 3 35
4 Aksel Yunior 35 60 Senior 25
Jumlah
822
Sumber: Tata usaha SMA Don Bosco Padang
2. Sampel
Sampel merupakan sebahagian dari keseluruhan individu yang menjadi populasi
penelitian dan mewakili populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini
44
dilakukan dengan teknik propotional random sampling. Untuk menentukan jumlah
sampel yang digunakan, maka dipakai rumus propotional random sampling (A. Muri
Yusuf, 1997: 209):
Kelas X 81
Kelas XI 84
Kelas XII 93
Kelas Aksel 20
Berdasarkan penggunaan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak
278 orang. Dan dalam pengambilan sampel terhadap guru BK adalah 3 orang dan guru
mata pelajaran sebanyak 41 orang.
C. Defenisi Operasional
1. Guru BK
Guru BK adalah guru yang memiliki tugas dalam melaksanakan bimbingan dan
konseling yaitu 10 jenis layanan dan 6 kegiatan pendukung yang diberikan kepada
siswa. Tugas pokok guru pembimbing disekolah berkenaan dengan pelayanan
45
bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan untuk membantu siswa
menemukan dirinya, lingkungannya dan merencanakan masa depan, sehingga
diharapkan ia mampu mencapai kesuksesan dibidang akademis, persiapan karier serta
hubungan sosial kemasyarakatan. Oleh sebab itu guru pembimbing adalah guru yang
bertugas untuk membuat rencana program, melaksanakan program, menilai dan
menganalisis, serta melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan
dan kegiatan pendukung dalam rangka membantu siswa dapat berkembang secara
maksimal.
2. Guru mata pelajaran
Guru mata pelajaran adalah guru yang memiliki tugas dalam mengajarkan bidang
studi tertentu dalam pengembangan karier siswa.
3. Minat karier
Minat karier adalah dorongan dan kecenderungan jiwa dengan segenap kegiatan
pikiran yang dilakukan secara penuh perhatian memperoleh pengetahuan yang
berhubungan dengan karier yang akan dicapai setelah tamat sekolah.
D. Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur peran guru BK dan guru mata pelajaran
dalam mengembangkan minat karier siswa adalah angket. Pengembangan instrumen
dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
46
1. Menentukan indikator dari masing-masing variabel.
2. Membuat kisi-kisi berdasarkan kajian teori yang dipakai dengan cara-cara
menjabarkan variabel, indikator dan butir-butir pernyataan yang mengungkapkan
gambaran mengenai peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat karier siswa, yang dapat dilihat pada tabel 2 (lampiran).
3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur peran guru BK dan guru mata pelajaran
dalam mengembangkan minat karier siswa adalah angket. Pengukuran variabel
penelitian digunakan kuesioner dengan model skala Guttman dan skala Likert. Cara
pengukurannya adalah dengan menghadapkan seseorang responden dengan sebuah
pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban: “ya – tidak”
dengan skor 1 – 0 dan “sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
tidak setuju” jawaban ini diberi skor 5 – 1 untuk pernyataan positif dan diberi
skor 1 – 5 untuk pernyataan yang mengukur nilai negatif.
4. Uji Coba Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (1984:107) sebelum digunakan instrumen
dilakukan lebih dahulu diuji cobakan untuk melihat tingkat kesahihan dan
keterandalannya. Angket diuji-cobakan kepada 31 orang siswa SMA Pertiwi 1
Padang tanggal 24 Juli 2010. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas angket serta cara pengadministrasiannya.
47
a. Pengujian Validitas
Untuk mengetahui apakah angket yang disusun mampu mengungkapkan
data sesuai variabel penelitian maka dilakukan uji validitas, dalam hal ini
adalah dengan validitas internal. Validitas internal bertujuan untuk mengetahui
apakah ada kesesuaian antara butir-butir angket dengan fungsi angket secara
keseluruhan. Untuk itu dilakukan komputasi koefisien korelasi antara distribusi
skor item dengan distribusi skor total (rxy). Kriteria kesejajaran item terhadap
angket adalah ≥ 0,30 dan kriteria ini dapat diturunkan menjadi 0,25 (dalam
Saifuddin Azwar, 1999:65). Oleh karena itu, pernyataan dan kalimat item yang
tidak memenuhi kriteria akan direvisi atau didrop.
Komputasi koefisien korelasi item-total angket dengan menggunakan
rumus Pearson dengan program Windows Microsoft Excel serta rencana revisi
bagi item yang tidak memenuhi kriteria terdapat dalam tabel 3 (lampiran).
Berdasarkan uji validitas tersebut maka dilakukan revisi terhadap
20 item angket. Revisi yang dilakukan adalah menelaah kata dan kalimat yang
digunakan, kesesuaian materi angket dengan data yang ingin diungkapkan.
Selanjutnya apabila revisi sangat sulit dilakukan maka item tersebut di-drop
atau tidak dipakai. Item yang akhirnya di-drop terdapat pada tabel 4 (lampiran).
48
b. Pengujian Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat keterandalan (reliabilitas) angket dan data
yang terkumpul dengan angket ini dilakukan analisis terhadap data hasil satu
kali uji coba (reliabilitas internal). Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha,
yaitu:
r11 = [
K ] [ 1 -
∑αb2
] k - 1 αt2
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir ∑αb
2 = jumlah varians butir αt
2 = varian total (Suharsimi Arikunto, 2003:236)
Pengujian reliabilitas angket dengan rumus Alpha dilakukan melalui
program Windows Microsoft Excel. Hasil r11 yang diperoleh terdapat pada
tabel 5 (lampiran).
Batasan yang dapat digunakan sebagai kriteria kesejajaran item
terhadap instrumen adalah ≥ 0,25 (Saifuddin Azwar, 1999:65). Hasil-hasil
tersebut menunjukkan bahwa angket dan data yang terkumpul cukup
terpercaya. Dapat dilihat pada tabel 5 (lampiran).
49
E. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang peran guru BK
dalam mengembangkan minat karier siswa, peran guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat karier siswa, dan data tentang minat karier siswa serta kendala-
kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
F. Teknik Analisis Data
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan secara umum tentang variabel
yang diteliti dengan analisis persentase. Untuk mencari persentase jawaban angket dari
responden ditempuh langkah berikut:
a. Verifikasi dan memeriksa data
b. Tabulasi data dengan cara menghitung frekuensi dari masing-masing alternatif
jawaban yang diberikan oleh responden.
c. Menganalisis data dengan menggunakan rumus persentase yakni untuk
menjelaskan proporsi data dalam persen (%), dengan formula:
P
Dimana: P = persentase yang dicari
f = frekuensi
N = jumlah responden
50
Analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan data apa yang
dikumpulkan dari responden setelah dipersentasekan, kemudian dihitung distribusi
frekuensi serta ukuran gejala pusat, ukuran letak, dan simpangan baku. Penetapan
kriteria penilaian menggunakan klasifikasi tingkat pencapaian responden yang
dikemukakan Iskandar (dalam Rezky Hariko, 2012: 67), seperti yang dapat dilihat pada
tabel 6 berikut:
Tabel 6
Persentase tingkat pencapaian responden
% Pencapaian Interpretasi 90-100 Sangat Tinggi (ST) 80-89 Tinggi (T) 65-79 Sedang (S) 55-64 Rendah (R) 0-54 Sangat Rendah (SR)
Hasil penelitian disimpulkan dalam bentuk indikator. Deskripsi hasil penelitian
dikelompokkan pada lima kategori yaitu (90%-100%) pada kategori Sangat Tinggi
(ST), (80%-89%) pada kategori Tinggi (T), (65%-79%) pada kategori Sedang (S),
(55%-64%) pada kategori Rendah (R) dan (0%-54%) pada kategori Sangat Rendah
(SR). Penetapan kategori berdasarkan pada skor rata-rata pencapaian responden yang
diperoleh tiap item pernyataan.
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dipaparkan data hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah
penelitian, yang mencakup deskripsi data menurut variabel-variabel penelitian. Kemudian
dilakukan pula pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian tersebut.
A. Deskripsi Data
a. Responden Penelitian Responden penelitian mewakili populasi siswa SMA Don Bosco Padang. Responden
merupakan sampel yang diambil dengan teknik propotional random sampling. Pada
Tabel 7 digambarkan keadaan responden setelah dilakukan sortir dan verifikasi
angket yang diisi siswa.
51
52
Tabel 7 Keadaan Responden Siswa SMA Don Bosco Padang
No Variabel Jumlah Jumlah
Seluruhnya
1 Kelas X
X1 12
81
X2 12 X3 12 X4 12X5 12 X6 11 Int 10
2 Kelas XI
IPA 1 12
84
IPA 2 12 IPA 3 12 IPA 4 12 IPS 1 12 IPS 2 12 IPS 3 12
3 Kelas XII
IPA 1 11
93
IPA 2 11 IPA 3 11 IPA 4 12 IPA 5 12 IPS 1 12 IPS 2 12 IPS 3 12
4 Aksel Yunior 10 20 Senior 10
Jumlah 278
b. Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa.
1. Peran Guru BK dalam Layanan Orientasi
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi, berdasarkan 7 item
53
pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 15.62.
Deskripsi dari data hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 8 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Orientasi (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket F % F % 1 Guru BK memperkenalkan pada siswa tentang
jenis-jenis perguruan tinggi yang mendukung minat karier siswa
233 83.8 45 16.2
2 Guru BK memperkenalkan bahwa minat karier sangat penting bagi siswa dalam kehidupan nantinya.
178 64 100 36
3 Guru BK memperkenalkan jurusan yang ada disekolah. 98 35.3 180 64.7
4 Guru BK memperkenalkan perguruan tinggi yang ada yang sesuai dengan minat karier. 140 50.4 138 49.6
5 Guru BK memperkenalkan dunia kerja yang sesuai dengan minat karier siswa 196 70.5 82 29.5
6 Guru BK memperkenalkan kursus-kursus yang bisa mendukung terhadap karier siswa. 149 53.6 129 46.4
7 Guru BK memperkenalkan keterampilan-keterampilan yang bisa diambil siswa dalam persiapan
194 69.8 84 30.2
Rata-rata 169.7 61 108.3 39
Berdasarkan tabel 8 dapat terlihat 35.3% sampai 83.8% siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan orientasi, dengan persentase tingkat rata-rata responden pada kategori
54
rendah (61%). Peran guru BK dalam layanan informasi yang paling banyak dalam
mengembangkan minat karier siswa sebesar (83.8%) adalah Guru BK
memperkenalkan pada siswa tentang pekerjaan perguruan tinggi yang mendukung
minat karier siswa, disusul dengan 70.5% yaitu Guru BK memperkenalkan dunia
kerja yang sesuai dengan minat karier siswa. Sementara itu Guru BK
memperkenalkan jurusan yang ada disekolah hanya berperan sebesar 35.3%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi.
2. Peran Guru BK dalam Layanan Informasi
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK
dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi, Berdasarkan
12 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar
15. Deskripsi dari data hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
55
Tabel 9 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Infomasi (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F %
8 Guru BK menjelaskan manfaat pemahaman minat karier bagi siswa 262 94.2 16 5.8
9 Guru BK menjelaskan bahwa minat karier sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan 209 75.2 69 24.8
10 Guru BK menjelaskan jurusan yang sesuai dengan minat karier siswa 252 90.6 26 9.4
11 Guru BK menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengembangkan minat karier siswa 253 91 25 9
12 Guru BK memberikan pengarahan penjurusan diperguruan tinggi yang sesuai dengan minat karier 225 80.9 53 19.1
13 Guru BK memberikan informasi tentang cita-cita 241 86.7 37 13.3 14 Guru BK memberikan pengarahan tentang informasi
dunia kerja 226 81.3 52 18.7
15 Guru BK mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi yang mendukung minat dan karier 235 84.5 43 15.5
16 Guru BK menginformasikan tentang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan karier 240 86.3 38 13.7
17 Guru BK menginformasikan tentang minat dan karier setelah tamat SMA 161 57.9 117 42.1
18 Guru BK menjelaskan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan jurusan minat dan karier 246 88.5 32 11.5
19 Guru BK mengarahkan pengembangan bakat dan minat yang sesuai dengan jurusan 255 91.7 23 8.3
Rata-rata 233.8 84.1 44.3 15.9
Berdasarkan tabel 9 dapat terlihat 57.9% sampai 94.2% siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan informasi, dengan persentase rata-rata responden pada kategori tinggi
(84.1%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier
56
siswa melalui layanan informasi adalah 94.2% yaitu pada item Guru BK
menjelaskan manfaat pemahaman minat karier bagi siswa, disusul dengan Guru BK
mengarahkan pengembangan bakat dan minat yang sesuai dengan jurusan sebesar
91.7%. Sementara itu Guru BK menginformasikan tentang minat dan karier setelah
tamat SMA sebesar 57.9%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran.
3. Peran Guru BK dalam Layanan Penempatan dan Penyaluran
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan dan penyaluran,
berdasarkan 5 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
(SD) sebesar 10.17. Deskripsi hasil data penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan penyaluran di
SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
57
Tabel 10 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Penmpatan Penyaluran (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F %
20 Guru BK menyalurkan keinginan siswa dalam kegiatan-kegiatan disekolah sesuai dengan minat dengan karier
190 68.3 88 31.7
21 Guru BK menyalurkan siswa yang berprestasi yang sesuai dengan minat dan karier 254 91.4 24 8.6
22 Guru BK ikut mengembangkan minat dan karier siswa melalui kegiatan pemilihan siswa berprestasi 242 87.1 36 12.9
23 Guru BK membantu dan menyeleksi siswa dalam penjaringan PMDK dan sejesnisnya 254 91.4 24 8.6
24 Guru BK menjuruskan siswa sesuai dengan kemampuan 269 96.8 9 3.2
Rata-rata 241.8 87 36.2 13
Berdasarkan tabel 10 dapat terlihat 68.3% sampai 96.8 % siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan penempatan penyaluran, dengan persentase rata-rata responden pada
kategori tinggi (87%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan
minat karier siswa dalam layanan penempatan dan penyaluran 96.8% adalah guru
BK menjuruskan siswa sesuai dengan kemampuan, disusul dengan guru BK
menyalurkan siswa berprestasi yang sesuai dengan minat dan karier sebesar 91.4%.
Sementara itu Guru BK menyalurkan keinginan siswa dalam kegiatan-kegiatan
disekolah sesuai dengan minat dengan karier sebesar 68.3%.
58
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Penguasaan Konten.
4. Peran Guru BK dalam Layanan Penguasaan Konten.
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten,
berdasarkan 7 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
(SD) sebesar 5,60. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 11 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Penguasaan Konten (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F %
25 Guru BK memberikan pengarahan tentang minat karier siswa 264 95 14 5
26 Guru BK memberikan pengarahan tentang pemilihahan minat karier yang tepat 258 92.8 20 7.2
27 Guru BK memberikan pengarahan tentang jurusan yang tepat di perguruan yang sesuai minat karier 272 97.8 6 2.2
28 Guru BK memberikan teknik-teknik lulus SNMPTN 268 96.4 10 3.6 29 Guru BK memberikan pengarahan tentang minat
karier dan hubungan dunia karier 270 97.1 8 2.9
30 Guru BK memberikan pengarahan tentang kiat sukses dalam karier 272 97.8 6 2.2
31 Guru BK memberikan pengarahan tentang penjaringan PMDK 262 94.2 16 5.8
Rata-rata 241.8 87 36.2 13
59
Berdasarkan tabel 11 dapat terlihat 92.8% sampai 97.8 % siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan penguasaan konten, dengan persentase rata-rata responden pada kategori
tinggi (87%). Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat
karier siswa dalam layanan penguasaan konten 97.8% adalah Guru BK memberikan
pengarahan tentang kiat sukses dalam karier, setara dengan hasil dia atas Guru BK
memberikan pengarahan tentang jurusan yang tepat di perguruan yang sesuai minat
karier sebesar 97.8%. Sementara itu Guru BK memberikan pengarahan tentang
pemilihan minat karier yang tepat sebesar 92.8%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Perorangan.
5. Peran Guru BK dalam Layanan Konseling Perorangan
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK
dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Perorangan,
berdasarkan 12 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
(SD) sebesar 14.73. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan orientasi di SMA Don Bosco
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
60
Tabel 12 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Konseling Individual (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F % 32 Cara memilih krier yang sesuai dengan jurusan 267 96 11 4 33 Cara penyaluran bakat dan minat yang sesuai dengan
minat karier 266 95.7 12 4.3
34 Memilih dunia kerja yang sesuai dengan minat karier 269 96.8 9 3.2 35 Kesesuaian antara jurusan dan minat karier 272 97.8 6 2.2 36 Pengaruh teman dalam minat karier 270 97.1 8 2.9 37 Pengaruh guru mata pelajaran dalam minat karier 264 95 14 5 38 Pengaruh orang tua dalam minat dan karier 192 69.1 86 30.9 39 Masalah ekonomi dan hubungannya dengan minat
karier 241 86.7 37 13.3
40 Mencari informasi dalam pemilihan karier 233 83.8 45 16.2 41 Kesulitan dalam mencari lowongan pekerjaan yang
sesuai minat karier 237 85.3 41 14.7
42 Memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan 251 90.3 27 9.7 43 Kesalahan dalam memilih jurusan dalam perguruan
tinggi 268 96.4 10 3.6
Rata-rata 252.5 90.8 25.5 9.2
Berdasarkan tabel 12 dapat terlihat 69.1% sampai 97.8 % siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan Konseling Perorangan, dengan persentase rata-rata responden pada kategori
sangat tinggi (90.8%).
Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier
siswa dalam layanan Konseling Perorangan 97.8% adalah kesesuaian antara jurusan
61
dan minat karier, disusul dengan pengaruh teman dalam minat karier sebesar 97.1%.
Sementara itu pengaruh orang tua dalam minat dan karier sebesar 69.1%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok.
6. Peran Guru BK dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok,
berdasarkan 15 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
(SD) sebesar 18.25. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok di SMA
Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
62
Tabel 13 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F % 44 Cara menyalurkan minat karier siswa 260 93.5 18 6.5 45 Kesulitan dalam penyaluran minat karier 254 91.4 24 8.6 46 Cara tepat memilih perguruan tinggi 230 82.7 48 17.3 47 Pengaruh teman terhadap minat karier 225 80.9 53 19.1 48 Dukungan orang tua terhadap minat karier 209 75.2 69 24.8 49 Memilih perguruan tinggi yang baik yang sesuai
dengan minat karier 232 83.5 46 16.5
50 Kesesuaian minat karier dengan dunia kerja 214 77 64 23 51 Masalah ekonomi orang tua dan hubungannya
dengan minat karier 215 77.3 63 22.7
52 Jurusan yang sesuai dengan minat dan karier 194 69.8 84 30.2 53 Minat karier yang sesuai dengan pekerjaan 243 87.4 35 12.6 54 Keinginan bekerja ditempat yang nyaman dan
bagus 248 89.2 30 10.8
55 Kesulitan mencari lowongan pekerjaan 264 95 14 5 56 Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) 226 81.3 52 18.7 57 Masalah banyaknya pengangguran 268 96.4 10 3.6 58 Ingin sukses dalam karier 247 88.8 31 11.2
Rata-rata 235.3 84.6 42.7 15.4
Berdasarkan tabel 13 dapat terlihat 69.8% sampai 96.4% siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan Bimbingan Kelompok, dengan persentase rata-rata responden pada kategori
tinggi (84.6%).
63
Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier
siswa dalam Bimbingan Kelompok Perorangan 96.4% adalah masalah banyaknya
pengangguran, disusul dengan cara menyalurkan minat karier siswa sebesar 93.5%.
Sementara itu Jurusan yang sesuai dengan minat dan karier 69.8%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Kelompok.
7. Peran Guru BK dalam Layanan Konseling Kelompok
Berdasarkan hasil pengadministrasian angket tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Kelompok,
berdasarkan 10 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
(SD) sebesar 11.14. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui layanan Konseling Kelompok di SMA
Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
64
Tabel 14 Peran Guru BK dalam Mengembangkan Minat Karier siswa
Melalui Layanan Konseling Kelompok (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F % 59 Masalah minat karier siswa 251 90.3 27 9.7 60 Masalah keuangan dan hubungan dengan
minat karier 267 96 11 4
61 Masalah ketidaktahuan tentang perguruan tinggi dan PMDK 230 82.7 48 17.3
62 Pengaruh teman terhadap minat karier 267 96 11 4 63 Dukungan orang tua terhadap minat karier 258 92.8 20 7.2 64 Memilih perguruan tinggi yang baik yang
sesuai dengan minat karier 252 90.6 26 9.4
65 Kesesuaian minat karier dengan dunia kerja 258 92.8 20 7.2 66 Masalah guru mata pelajaran dan hubungan
dengan minat karier 257 92.4 21 7.6
67 Kecemasan tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi 219 78.8 59 21.2
68 Kecemasan kalau tak dapat kerja 238 85.6 40 14.4
Rata-rata 249.7 89.8 28.3 10.2
Berdasarkan tabel 14 dapat terlihat 78.8% sampai 92.8% siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan penguasaan konten, dengan persentase rata-rata responden pada kategori
tinggi (89.8%).
Peran guru BK yang paling banyak dalam mengembangkan minat karier
siswa dalam konseling Kelompok 92.8% yaitu pada pembahasan tentang kesesuaian
minat karier dengan dunia kerja minat karier, disusul dengan pembahasan tentang
65
masalah guru mata pelajaran dan hubungan dengan minat karier sebesar 92.4%.
Sementara itu kecemasan tidak bisa melanjutkan keperguruan tinggi sebesar 78.8%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi.
8. Peran Guru BK dalam Kegiatan Aplikasi Instrumentasi
Berdasarkan hasil kegiatan pendukung tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi
berdasarkan 4 item pernyataan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
(SD) sebesar 5.38. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi di SMA
Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 15 Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan Konseling
Aplikasi Instrumentasi (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket F % F % 69 Menyelenggarakan tes dakat dan minat 255 91.7 23 8.3 70 Menyelenggarakan tes seleksi
penjurusan 245 88.1 33 11.9
71 Memberikan inventori tentang minat karier 240 86.3 38 13.7
72 Menyelenggarakan tes IQ 259 93.2 19 6.8
Rata-rata 249.8 89.8 28.3 10.2
66
Berdasarkan tabel 15 dapat terlihat 88.1% sampai 93.2% siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengidentifikasi yang bertujuan agar dapat
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi, dengan
persentase rata-rata responden pada kategori tinggi (89.8 %).
Peran guru BK yang paling banyak dalam mengidentifikasi dan
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan aplikasi instrumentasi dengan
cara menyelenggarakan tes IQ adalah 93.2% disusul dengan menyelenggarakan tes
bakat dan minat sebesar 91.7%. Sementara itu Guru BK menyelenggarakan tes
seleksi penjurusan sebesar 88.1%.
Selanjutnya pada tabel berikut akan dijelaskan tentang peran guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui Kegiatan Tampilan Kepustakaan.
9. Peran Guru BK dalam Kegiatan Tampilan Kepustakaan
Berdasarkan hasil kegiatan pendukung tentang peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan tampilan kepustakaan dengan
jumlah 8 item pernyataan yang diberikan kepada 278 responden diperoleh standar
deviasi (SD) sebesar 11. Deskripsi hasil penelitian mengenai peran Guru BK dalam
mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan tampilan kepustakaan di SMA
Don Bosco dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
67
Tabel 16 Kegiatan Pendukung dalam Bimbingan dan Konseling
Tampilan Kepustakaan (N=278)
No Peran Guru BK Pernah Tidak Pernah Ket
F % F %
73 Memberikan bacaan dan brosur tentang minat karier 233 83.8 45 16.2
74 Memberikan bacaan brosur tentang dunia kerja 174 62.6 104 37.4
75 Memberikan bacaan tentang perguruan tinggi 180 64.7 98 35.3
76 Memberikan panduan penjurusan yang sesuai dengan minat karier 150 54 128 46
77 Memberikan panduan tentang perguruan tinggi yang baik 164 59 114 41
78 Memberikan panduan memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan minat karier 173 62.2 105 37.8
79 Memberikan panduan dan brosur tentang lowongan pekerjaan 176 63.3 102 36.7
80 Memutar rekaman tentang minat dan karier 186 66.9 92 33.1
Rata-rata 179.5 64.6 98.5 35.4
Berdasarkan tabel 16 dapat terlihat 54% sampai 83.8% siswa menyatakan
bahwa guru BK telah berperan dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
kegiatan tampilan kepustakaan, dengan persentase rata-rata responden pada kategori
sedang (64.6%).
68
c. Hasil Wawancara dengan Guru BK
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap ketiga orang Guru BK
tentang kondisi umum sekolah yang berhubungan dengan peran guru BK dalam
mengembangkan minat dan karier siswa di SMA Don Bosco Padang, yang dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17 Hasil Wawancara dengan Guru BK
No. Aspek Pokok-pokok wawancara Hasil Wawancara
1 Kondisi Umum Latar belakang pendidikan
Guru A: S1 BK UNP Guru B: S1 PPKN/KWN UNP Guru C: S1BK UNP
Jumlah siswa asuh
Guru A: Kelas XII IPA dan IPS Guru B: Kelas XI IPA dan IPS Guru C: Kelas X Kelas X1 sampai X9
Koordinator BK Dra. Saulina Limbong
Sarana BK Ruangan BK Ruang Konseling Meja guru BK Alat Instrumentasi
Waktu/ jam khusus BK
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling guru BK dapat memberikan layanan kepada peserta didik, yang mana pada setiap kelas guru BK diberikan 1 jam pelajaran (45 menit) disetiap minggunya. Guru BK juga menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling diluar jam pelajaran seperti layanan konseling individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok dan lain-lain.
69
2. Peran Guru BK Cara mengembangkan minat karier siswa
Guru A:” dalam hal pengembangan minat karier siswa, salah satu hal yang saya lakukan adalah dengan cara mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan minat karier. Kegiatan-kegiatan tersebut salah satunya adalah dengan mengadakan workshop dan mendatangkan pemateri-pemateri yang berasal dari Universitas yang popular di Indonesia”.
Guru B:”dalam hal pengembangan minat
karier siswa, setelah siswa menempati jurusan yang telah ditetapkan terhadap mereka maka salah satu hal yang dapat saya kerjakan adalah dengan memperkenalkan dunia kerja yang berhubungan dengan jurusan yang telah mereka tempati sekarang”.
Guru C:”Penyusunan program kegiatan layanan yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa”.
Bentuk-bentuk layanan yang diberikan.
Guru A”. layanan-layanan yang dilakukan dalam hal pengembangan minat karier siswa. 1) mengadakan layanan infomasi yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa, seperti: universitas dan jurusan-jurusan yang berhubungan dengan kompetensi yang mereka miliki. 2) layanan konseling individual. 3)Layanan konseling kelompok Layanan bimbingan kelompok yang membahas tentang dunia kerja dan universitas serta jurusan-jurusan yang ada
70
Guru B:”layanan-layanan yang saya berikan dalam hal pengembangan minat karier siswa adalah layanan informasi seperti jenis-jenis karier di masyarakat, layanan bimbingan kelompok membahas tentang bagaimana cara mengembangkan minat karier yang ada pada diri mereka.
Guru C:”layanan yang saya berikan pada siswa yang berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa adalah layanan informasi, penguasaan konten, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Materi yang disampaikan
• Guru A: “Pada pelaksanaan layanan yang dilakukan dalam pengembangan minat dan karier siswa, materi-materi yang disampaikan oleh guru BK pada layanan informasi adalah materi tentang perguruan tinggi yang ada di Indonesia, informasi tentang lapangan pekerjaaan.
• Guru B: “ sejalan dengan pendapat guru A, guru B juga memberikan layanan yang berhubungan dengan pengembangan minat dan karier siswa, materi-materi yang disampaikan oleh guru BK pada layanan informasi adalah materi tentang perguruan tinggi yang ada di Indonesia, informasi tentang lapangan pekerjaaan.” .
• Guru C : “pada pelaksanaan layanan yang dilakukan dalam pengembangan minat dan karier siswa, guru BK hanya berupaya memberikan layanan-layanan seperti layanan informasi yang berhubungan dengan penjurusan dan apa saja kriteria (nilai,sikap) yang dapat memenuhi jurusan yang diinginkan,
71
seperti: pada jurusan IPA mata pelajaran yang berhubungan dengan IPA seperti Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia dan lain-lain, tidak boleh dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Waktu pelaksanaan layanan
• Guru A: “waktu pelaksanaan layanan
yang diselenggarakan kepada siswa dapat dilakukan pada jam BK yang telah disediakan disetiap minggunya, akhir semester dan diluar jam BK.
• Guru B: “waktu pelaksanaan layanan dapat dilakukan pada jam BK yang telah disediakan disetiap minggunya dan pada waktu diluar jam pelajaran.
• Guru C: “pelaksanaan layanan yang diberikan kepada siswa dalam mengembangkan minat dan karier siswa dapat dilakukan pada jam BK yang telah disediakan disetiap minggunya dan proses pelaksanaan layanan yang dilakukan diluar jam BK.
Kerjasama dengan guru mata pelajaran
Dalam pengembangan minat dan karier
siswa bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Guru A,B dan C dengan guru mata pelajaran seperti: disaat seorang siswa mendapatkan nilai yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka guru mata pelajaran akan menghubungi guru BK untuk menindaklanjuti siswa-siswa yang mendapatkan nilai-nilai dibawah KKM.
72
3 Kendala-kendala yang dihadapi guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
Kendala-kendala yang dialami
• Kendala personal Terdapatnya salah seorang guru BK yang tidak berlatar belakang ijazah Bimbingan dan Konseling. Yang mana guru tersebut berijazahkan S1 PPKN/KWN UNP.
• Kendala waktu Kendala yang berhubungan dengan waktu adalah padatnya waktu pembelajaran yang dijalani para peserta didik, sehingga dalam proses pelaksanaan layanan peserta didik sering mengeluh bahwa mereka sangat kelelahan dalam menjalani proses pembelajaran.
• Kendala sarana (tidak ada)
Upaya mengatasi kendala
Dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh guru BK membuat sebuah program kerja yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, sehingga proses pelaksanaan layanan dapat berjalan dengan baik dikarenakan telah adanya izin dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan.
d. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat Karier Siswa
Berdasarkan hasil dari pengolahan guru mata pelajaran dalam mengembangkan
minat karier dengan jumlah 25 item pernyataan yang diberikan kepada 278
responden diperoleh standar deviasi (SD) sebesar 18.85. Deskripsi hasil penelitian
mengenai peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa di
SMA Don Bosco dapat dilihat pada tabel berikut:
73
Tabel 18 Peran Guru Mata Pelajaran dalam Mengembangkan Minat dan Karier
(N=278)
No Peran guru mata pelajaran Pernah Tidak Pernah Ket
F % F %
1 Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang penggunaan laboratorium dan hubunganya dengan minat karier 152 54.7 126 45.3
2 Guru mata pelajaran memberikan informasi studi lapangan yang berkaitan dengan materi pelajaran 216 77.7 62 22.3
3 Guru mata pelajaran memberikan informasi tentang kesesuaian antara jurusan dan minat karier siswa 152 54.7 126 45.3
4 Guru mata pelajaran memberikan motivasi terhadap kegiatan belajar dan minat karier 187 67.3 91 32.7
5 Guru mata pelajaran memberikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa 163 58.6 115 41.4 6 Guru mata pelajaran memberikan workshop tentang minat karier 186 66.9 92 33.1 7 Guru mata pelajaran memberikan materi sesuai dengan rencana
pembelajaran 179 64.4 99 35.6
8 Guru mata pelajaran memberikan dorongan tentang siswa tentang minat karier 206 74.1 72 25.9
9 Guru mata pelajaran menumbuhkan kreativitas siswa 202 72.7 76 27.3 10 Guru mata pelajaran memberikan motivasi tentang potensi siswa dan minat
karier 199 71.6 79 28.4
11 Guru mata pelajaran membrikan dukungan pada siswa dalam menentukan minat dan karier. 205 73.7 73 26.3
12 Guru mata pelajaran memberikan pengarahan tentang minat karier siswa 212 76.3 66 23.7 13 Guru mata pelajaran membimbing siswa dalam kegiatan belajar yang
sesuai dengan minat karier siswa. 204 73.4 74 26.6
14 Guru mata pelajaran memberikan solusi tentang minat dan karier 193 69.4 85 30.6 15 Guru mata pelajaran menjelaskan tentang pentingnya minat karier setelah
tamat belajar 204 73.4 74 26.6
16 Guru mata pelajaran bekerja sama dengan guru BK tentang arah minat karier siswa 203 73 75 27
17 Guru mata pelajaran memberikan materi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan pekerjaan 194 69.8 84 30.2
18 Guru mata pelajaran mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan kariernya 223 80.2 55 19.8
19 Guru mata pelajaran menyediakan media dalam proses belajar 203 73 75 27 20 Guru mata pelajaran mengajak siswa belajar di labor 205 73.7 73 26.3 21 Guru mata pelajaran menyediakan segala sarana yang menyangkut tentang
minat dan karier siswa 186 66.9 92 33.1
22 Guru mata pelajaran membarikan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan dalam memilih karier 210 75.5 68 24.5
23 Guru mata pelajaran membimbing siswa kearah potensi sesuai dengan minat dan karier 209 75.2 69 24.8
24 Guru mata pelajaran memberikan penilaian terhadap materi yang telah diajarkan 217 78.1 61 21.9
25 Guru mata pelajaran memberikan penilaian tentang arah minat karier siswa 206 74.1 72 25.9
Rata-rata
196.6 70.7 81.4 29.3
74
Berdasarkan tabel 18 dapat terlihat 54.7% sampai 80.2 % siswa
menyatakan bahwa guru mata pelajaran telah berperan dalam mengembangkan
minat karier siswa dengan persentase rata-rata responden pada kategori sedang
(70.7%). Peran guru mata pelajaran yang paling banyak dalam mengembangkan
minat karier siswa sebesar 80.2% yaitu guru mata pelajaran mengarahkan siswa
sesuai dengan minat dan kariernya dan disusul dengan guru mata pelajaran
memberikan penilaian terhadap materi yang telah diajarkan sebesar 78.1%.
Sementara itu guru mata pelajaran memberikan informasi tentang penggunaan
laboratorium dan hubungannya dengan minat karier hanya sebesar 54.7%.
e. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
Selanjutnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata
pelajaran tentang kondisi umum sekolah yang berhubungan dengan peran guru
mata pelajaran dalam mengembangkan minat dan karier siswa di SMA Don
Bosco Padang, dapat dilihat pada tabel berikut :
75
Tabel 19 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran
No. Aspek Pokok-pokok wawancara Hasil Wawancara
1 Peran Guru Mata Pelajaran
Informasi yang diberikan
Guru mata pelajaran menyesuaikan bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa.
Motivasi kepada siswa
Guru mata pelajaran juga memberikan motivasi terhadap siswa agar mereka dapat lebih giat dalam belajar sehingga pekerjaan maupun karier yang dinginkan siswa juga dapat tercapai.
Kerjasama dengan guru BK
Guru mata pelajaran meminta guru BK untuk menindaklanjuti para siswa yang mendapatkan nilai KKM dibawah rata, siswa yang sering bolos dan sebagainya.
f. Minat Karier Siswa
Berdasarkan hasil dari pengolahan arah minat karier siswa dengan jumlah
20 item pernyataan yang diberikan kepada 278 responden diperoleh standar deviasi
sebesar 18.22. Deskripsi hasil penelitian mengenai arah minat karier siswa SMA
Don Bosco Padang dapat dilihat pada tabel berikut:
76
Tabel 20 Minat Karier Siswa SMA Don Bosco Padang
(N=278)
No Aspek Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
F % F % f % F % f %
1 Penempatan saya pada jurusan sesuai dengan minat karier saya 95 34.2 14 5 26 9.4 86 30.9 57 20.5
2 Guru mata pelajaran mengadakan studi lapangan yang berkaitan dengan materi pelajaran
44 15.8 14 5 46 16.5 93 33.5 81 29.1
3 Jurusan yang saya pilih sesuai dengan cita-cita saya 80 28.8 18 6.5 61 21.9 65 23.4 54 19.4
4 Sarana disekolah mendukung minat karier saya 96 34.5 11 4 45 16.2 86 30.9 40 14.4
5 Orang tua mendukung minat karier saya 40 14.4 9 3.2 74 26.6 94 33.8 61 21.9 6 Mata pelajaran dijurusan saya sesuai
dengan minat karier saya 75 27 11 4 59 21.2 77 27.7 56 20.1
7 Guru mata pelajaran memberikan motivasi yang tinggi terhadap minat karier saya
85 30.6 8 2.9 53 19.1 67 24.1 65 23.4
8 Guru membimbing saya dalam mewujudkan minat karier saya 91 32.7 6 2.2 42 15.1 73 26.3 66 23.7
9 Jika saya mendapatkan kesulitan dalam penentuan minat karier saya, saya meminta bantuan kepada guru
66 23.7 9 3.2 33 11.9 98 35.3 72 25.9
10 Media pembelajaran di sekolah sangat membantu pencapaian minat karier saya 81 29.1 13 4.7 58 20.9 45 16.2 81 29.1
11 Saya mempunyai motivasi yang tinggi untuk mewujudkan minat karier saya 100 36 7 2.5 32 11.5 77 27.7 62 22.3
12 Minat karier saya yang saya ingini dapat dukungan dari orang tua saya 65 23.4 12 4.3 36 12.9 95 34.2 70 25.2
13 Saya kurang yakin dengan minat karier saya 96 34.5 12 4.3 52 18.7 65 23.4 53 19.1
14 Saya belajar lebih giat karena jurusan yang saya tempati sesuai dengan minat karier saya dan lapangan pekerjaan yang ada
102 36.7 14 5 40 14.4 64 23 59 20.9
15 Saya diberi kebebasan dalam menentukan minat karier saya 67 24.1 14 5 57 20.5 100 36 40 14.4
16 Jurusan yang saya ambil dapat menyalurkan minat karier saya 49 17.6 21 7.6 76 27.3 67 24.1 65 23.4
17 Saya sangat yakin dengan apa yang saya jalani sekarang 107 38.5 10 3.6 61 21.9 53 19.1 47 16.9
18 Saya selalu berkonsultasi tentang minat karier dan tentang pekerjaan yang ada dengan siapapun
94 33.8 11 4 32 11.5 54 19.4 87 31.3
19 Saya ingin bekerja sesuai dengan minat karier saya 63 22.7 11 4 64 23 46 16.5 94 33.8
20 Setelah tamat sekolah saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan minat karier
92 33.1 70 25.2 39 14 9 3.2 68 24.5
Rata-rata 79.4 28.6 14.7 5.3 49.3 17.7 70.7 25.4 63.9 23
77
Berdasarkan tabel 20, jawaban dari 278 orang responden tentang masalah
minat karier siswa SMA Don Bosco Padang yang terdiri dari 20 item pernyataan,
diperoleh frekuensi responden yang Sangat Setuju (SS) yaitu 28.6%, 5.3% siswa
menyatakan Setuju (S), 17.7% siswa menyatakan Ragu-Ragu (RR), 25.4% siswa
menyatakan Tidak Setuju (TS) dan 23% siswa menyatakan Sangat Tidak Setuju
(STS).
B. Pembahasan Hasil
Pembahasan ini dilakukan berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu peran guru
BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa serta kendala-
kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa.
1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa a. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui
layanan orientasi.
Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa guru BK memiliki peran
dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang
melalui layanan orientasi 61% yaitu berada dalam kategori rendah. Hal ini
dikarenakan dalam pelaksanaan layanan orientasi lebih ditekankan peserta
didik diperkenalkan kepada lingkungan yang baru dimasukinya.
Sejalan dengan hasil penelitian diatas, Prayitno (2004) menyatakan
bahwa Layanan orientasi adalah bimbingan yang dilakukan untuk
78
memperkenalkan siswa baru atau memperkenalkan seorang terhadap
lingkungan baru yang dimasukinya dan ini gunanya untuk mempermudah
siswa sekolah serta mempermudah siswa sebagai peserta didik untuk dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan sekolah serta mempermudah siswa
dalam proses belajar.
Jadi dari kesimpulan di atas pelaksanaan layanan orientasi oleh guru
BK kepada peserta didik belum begitu berperan dalam mengembangkan minat
dan karier siswa, hal ini dikarenakan tidak adanya lingkungan baru yang dapat
diberikan guru BK dalam mengembangkan minat dan karier siswa.
b. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan informasi.
Berdasarkan hasil penelitian pada layanan informasi yang dilakukan
guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap bahwa guru
BK berperan melalui layanan informasi dalam mengembangkan minat karier
siswa di SMA Don Bosco Padang melalui 84% yaitu berada dalam kategori
tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan layanan informasi guru BK
dapat menginformasikan kepada siswa tentang lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa, serta universitas dan jurusan-
jurusan yang ada yang sesuai dengan minat dan arah karier siswa.
79
Sejalan dengan hasil penelitian diatas Prayitno (2004) menyatakan
bahwa Layanan informasi adalah memberikan pemahaman-pemahaman pada
siswa tentang berbagai hal yang diperlukan siswa untuk menentukan tujuan
yang dikehendakinya. Dari penjelasan di atas guru BK dapat membimbing
siswa dan mengarahkan mereka kepada tujuan karier yang telah mereka
inginkan. Selanjutnya menurut Crow and Crow (1958), Travis (1967) dan
Jones (1977) memberikan definisi minat sebagai suatu kecenderungan jiwa
dan daya gerak yang mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik
dan senang kepada seseorang, benda dan kegiatan. Seiring dengan penjelasan
diatas Winkel (2005:685) menegaskan bahwa dalam pemberian informasi
yang akan diterima siswa, guru BK dapat menginformasikan tentang:
a. Informasi tentang diri sendiri, meliputi: 1. kemampuan intelektual 2. Bakat khusus di bidang studi akademik. 3. Minat-minat, baik yang bersifat lebih luas maupun yang
bersifat lebih khusus. 4. Hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti. 5. Sifat-sifat kepribadian yang mempunyai nilai-nilai relevansi
terhadap partisipasi dalam suatu program studi akademik. 6. Perangkat kemahiran kognitif. 7. Nilai-nilai kehidupan. 8. Bekal berupa keterampilan khusus. 9. kesehatan fisik dan mental. 10. Kematangan vokasional.
b. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan dengan perencanaan
karier.
80
Jadi dari kesimpulan diatas pelaksanaan layanan informasi oleh guru
BK kepada peserta didik dapat memberikan arah serta mendorong siswa ke
arah karier yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
c. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penempatan dan penyaluran.
Berdasarkan hasil penelitian pada layanan penempatan dan penyaluran
yang dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa,
terungkap bahwa guru BK berperan melalui layanan penempatan dan
penyaluran dalam mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco
Padang 87% yaitu berada dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan dalam
pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran guru BK dapat
menempatkan siswa pada tempat yang sesuai dengan arah dan minat yang
dimiliki oleh siswa. Dalam pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran,
guru BK dapat berperan dalam mengembangkan minat dan karier siswa,
bentuk-bentuk pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran yang
dilakukan guru BK adalah menempatkan para siswa pada jurusan yang sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa, selanjutnya guru BK juga
membantu dan menyeleksi siswa PMDK dan sejenisnya yang sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki. Seiring dengan penjelasan di atas Dewa
Ketut Sukardi (2002: 45) menyatakan bahwa layanan penempatan dan
81
penyaluran adalah layanan yang memungkinkan siswa memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat, seperti:
1. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat.
2. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya. 3. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan
kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.
4. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus, program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan
penempatan dan penyaluran yang dilakukan oleh guru BK sangat berperan
dalam mengembangkan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan dalam
hasil pengolahan dan penjelasan tentang layanan penempatan penyaluran, hal
tersebut dapat membantu menempatkan siswa sesuai dengan potensi yang
mereka miliki.
d. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan penguasaan konten
Berdasarkan hasil penelitian pada layanan penguasaan konten yang
dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap
82
bahwa guru BK sangat berperan melalui layanan penguasaan konten dalam
mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 95.6% yaitu
berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan
layanan penguasaan konten siswa dituntut untuk dapat menguasai kompetensi-
kompetensi tertentu yang berhubungan dengan minat dan karier yang mereka
miliki. Dalam hal ini salah satu bentuk pelaksanaan layanan penguasaan
konten yang dilakukan guru BK yang bertujuan untuk mengembangkan minat
karier siswa adalah guru BK memberikan teknik-teknik lulus SMPTN. Dalam
hal ini disaat guru BK dapat membuat siswa menguasai kemampuan agar
dapat lulus ujian, sehingga dengan lulus ujian SMPTN dapat membuat siswa
mendapatkan jurusan yang memang sesuai dengan kompetensi yang mereka
miliki.
Prayitno (2004) menyatakan layanan penguasaan konten merupakan
layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok)
untuk menguasai kemampuan dan kompetensi tertentu melalui kegiatan
belajar.
Jadi dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pelaksanaan layanan penguasaan konten membantu siswa dalam
mengembangkan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan dengan
83
menguasainya konten-konten positif siswa dapat mencapai segala tujuan yang
mereka inginkan yang berhubungan dengan minat dan karier.
e. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling individual
Berdasarkan hasil penelitian pada layanan konseling individual yang
dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap
bahwa guru BK berperan melalui layanan konseling individual dalam
mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 90.8% yaitu
berada dalam kategori sangat tinggi. Dengan pelaksanaan layanan konseling
perorangan siswa dapat membahas setiap permasalahan yang berhubungan
dengan arah dan minat karier siswa. Prayitno (2004) Layanan konseling
perorangan adalah layanan yang diberikan kepada siswa secara langsung
dengan cara bertatap muka dan ini dilakukan secara perorangan untuk
pengentasan masalah yang dialami siswa. Dalam pelaksanaan layanan
konseling perorangan terdapat dua fungsi pemahaman yang dilakukan oleh
klien, yang pertama adalah fungsi pemahaman dan kedua adalah fungsi
pengentasan, Prayitno (2012: 109).
Maka dari pembahasan diatas konselor dapat membantu klien dalam
menghadapi dan mengentaskan setiap masalah yang dihadapi klien khususnya
masalah yang berhubungan dengan pengembangan minat dan karier siswa.
84
f. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan bimbingan kelompok
Berdasarkan hasil penelitian pada layanan bimbingan kelompok yang
dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap
bahwa guru BK sangat berperan melalui layanan bimbingan kelompok dalam
mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 84.6% yaitu
berada dalam kategori tinggi. Dengan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok siswa dapat membahas permasalahan yang berhubungan dengan
arah dan minat karier siswa. Prayitno (2004) Layanan bimbingan kelompok
adalah layanan yang memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dan nara sumber tertentu
yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, baik secara
individu maupun sebagai siswa dan untuk perkembangan dalam pengambilan
keputusan dan/atau tindakan tertentu.
Maka dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
konselor dapat membantu klien dalam menghadapi dan mengentaskan setiap
masalah yang dihadapi klien khususnya masalah yang berhubungan dengan
pengembangan minat dan karier siswa.
85
g. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui layanan konseling kelompok
Berdasarkan hasil penelitian pada layanan konseling kelompok yang
dilakukan guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa, terungkap
bahwa guru BK berperan melalui layanan konseling individual dalam
mengembangkan minat karier siswa di SMA Don Bosco Padang 89.8% yaitu
berada dalam kategori tinggi. Dengan pelaksanaan layanan konseling
kelompok siswa dapat membahas setiap permasalahan yang berhubungan
dengan arah dan minat karier siswa. Prayitno (2004) Layanan konseling
kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang
dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok. Selanjutnya Winkel (1997:544-545) menerangkan bahwa
konseling kelompok dapat bermanfaat sekali, karena melalui interaksi dengan
sesama anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis,
seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan
diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagi perasaan,
kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan
untuk menjadi independen dan lebih mandiri.
86
Jadi dapat disimpulkan dengan pelaksanaan layanan konseling kelompok
dapat membahas permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan
perkembangan arah minat karier siswa, hal ini dikarenakan dengan
pembahasan masalah-masalah pribadi dalam kegiatan konseling kelompok
dapat memberikan masukan dan informasi-informasi baru yang mana nantinya
akan membantu siswa dalam pengembangan minat dan karier.
h. Peran guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa melalui kegiatan pendukung BK
a. Aplikasi instrumentasi
Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pendukung khususnya
pada kegiatan aplikasi instrumentasi dalam mengembangkan minat karier
siswa, terungkap bahwa kegiatan aplikasi instrumentasi sangat membantu
guru BK dalam mengetahui potensi yang dimiliki para siswa 89.8%.
Sehingga layanan yang diberikan guru BK di SMA Don Bosco Padang
sesuai dengan arah potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Prayitno dan Erman Amti (2004: 318) menyatakan bahwa
instrumentasi bimbingan dan konseling terbagi atas dua macam, yaitu:
1. Instrumentasi Tes
Merupakan serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang
harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang di tes; jawaban atau
87
pengerjaan atas pertanyaan atau tugas itu dijadikan dasar untuk
menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap
atau kualifikasi orang yang bersangkutan.
2. Instrumentasi non tes
Meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan
anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan.
Prayitno (2012: 292) menyatakan tujuan umum dari aplikasi
instrumentasi adalah diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi
tertentu klien, selanjutnya tujuan khusus dari aplikasi instrumentasi
adalah agar konselor dapat memahami kondisi klien seperti potensi dasar,
bakat dan minat, kondisi diri dan lingkungan, masalah yang dialami klien
dan sebagainya.
Jadi dari kesimpulan di atas pelaksanaan aplikasi instrumentasi
yang dilakukan oleh guru BK dapat membantu guru BK agar dapat
memahami potensi dan kondisi peserta didik, sehingga guru BK dapat
berperan dalam mengembangkan minat dan karier siswa SMA Don Bosco
Padang, hal ini dikarenakan dengan penggunaan alat aplikasi
instrumentasi oleh guru BK dapat mengungkapkan setiap potensi dan
arah minat karier yang dinginkan para peserta didik.
88
b. Tampilan Kepustakaan
Berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan pendukung pada
kegiatan tampilan kepustakaan dalam mengembangkan minat karier
siswa, terlihat bahwa kegiatan tampilan kepustakaan membantu guru BK
dalam membantu klien dalam memahami dan mengembangkan klien agar
potensi dan bakat klien dapat berkembang dengan optimal 64.6% dalam
kategori rendah. Sehingga layanan-layanan yang diberikan guru BK di
SMA Don Bosco Padang sesuai dapat sesuai dengan potensi-potensi yang
memang dimiliki oleh peserta didik.
Prayitno (2012: 369) menyatakan tampilan kepustakaan dapat
membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan
dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama konselor,
khususnya dalam pengembangan diri pada umumnya.
Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan konselor
dalam rangka pelaksanaan pelayanan, klien secara mandiri mengunjungi
perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang
ada disana sesuai dengan keperluan, Prayitno (2012: 369).
Prayitno (2012: 370) tujuan dari pelaksanaan kegiatan tampilan
kepustakaan dalam rangka pelayanan konseling ialah:
89
1. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis
atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
2. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam
tampilan kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan
pengembangan diri pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling
lebih langsung dan berdaya guna.
Jadi dengan pelaksanaan kegiatan tampilan kepustakaan, guru BK
dapat membantu dalam mengembangkan potensi klien, khususnya dalam
memperkaya diri sendiri dengan maupun tanpa bantuan konselor.
Pelaksanaan kegiatan tampilan kepustakaan dapat terlihat setelah pasca-
konseling, disana klien dapat mencoba mengembangkan diri melalui
pemanfaatan tampilan kepustakaan.
2. Peran Guru Mata Pelajaran Dalam Mengembangkan Minat Dan Karier.
Berdasarkan hasil penelitian pada peran guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat dan karier siswa, terungkap bahwa guru mata pelajaran
dapat membantu siswa dalam mengembangkan minat dan karier siswa SMA Don
Bosco Padang 70.7% yang berada pada kategori sedang. Peran guru mata pelajaran
90
terhadap pengembangan minat dan karier siswa memiliki peran yang cukup penting
dalam pengembangan tersebut.
a. Pentingnya peran guru dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dikarenakan guru adalah orang yang paling banyak berhubungan dengan siswa di sekolah dari pada guru BK. Guru dapat mengamati dan memperhatikan siswa melalui interaksi dan proses pembelajaran ataupun melalui hasil belajar yang dicapai siswa, sehingga guru dapat berperan sebagai kontak person antara siswa dengan guru BK, pendidikan karier yang dapat diakukan.
b. penemu potensi awal siswa. c. agen alih tangan kasus kepada guru BK, A Muri Yusuf (1995).
Selanjutnya Prayitno dkk (1997:145) mengemukakan bahwa peran guru
dalam pelayanan bimbingan dan konseling antara lain 1) membantu
memasyarakatkan BK, 2) membantu guru BK mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, 3) mengalihtangankan dan
menerima referal siswa yang memerlukan pelayanan, 4) membantu
mengembangkan suasana kelas yang menunjang pelaksanaan BK dan 5)
mengunpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian BK.
Sardiman AM (1986:1440) menyatakan bahwa peran guru dalam kegiatan
mengajar adalah:
1. Informator yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator yaitu guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktifitas) dan daya cipta (kreatifitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
91
4. Pengarah/direktor, guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. 6. Transmitter, dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. 7. Fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar. 8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah benar-benar menuntut usaha dan kerja keras dari guru BK
dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dan membangun hubungan
kerjasama dengan guru mata pelajaran dan pihak-pihak lain yang menyangkut
tercapainya apa yang diinginkan siswa.
3. Minat Karier siswa
Peran guru pembimbing merupakan aktualisasi dari tugas dan fungsinya
untuk menjalankan program bimbingan dan konseling, salah satu dari program
bimbingan dan konseling disekolah adalah mengembangkan minat dan karier para
peseta didik. Berdasarkan jawaban dari 278 orang responden, tentang masalah minat
karier siswa ditemukan bahwa sebanyak 28.6% siswa menyatakan sangat setuju
bahwa berbagai aspek dari minat dan kariernya diperoleh melalui layanan dari guru
BK atau guru mata pelajaran. Apabila data minat karier ini dikaitkan dengan data
92
sebelumnya yaitu peran guru BK dan guru mata pelajaran dalam mengembangkan
minat karier siswa dapat disimpulkan bahwa jawaban pernah yang diberikan siswa
memang ada manfaatnya kepada pengembangan minat karier mereka di SMA Don
Bosco Padang
Dalam kaitan ini, Prayitno dan Erman Amti (1999: 242-243) menyatakan
salah satu peran dan tanggung jawab serta tugas pokok dari guru pembimbing
adalah memperhatikan segenap kebutuhan siswa (kebutuhan yang menyangkut
pendidikan, jabatan dan pekerjaan, pribadi dan sosial). Dari penggalan kutipan di
atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa guru pembimbing harus bisa
mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik masing-masing siswa khususnya pada
perencanaan pengambangan minat dan karier para peserta didik, sehingga peserta
didik mendapatkan tempat dan perencanaan karier yang sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang mereka miliki.
Selanjutnya peran dari guru mata pelajaran juga memiliki peran yang sangat
penting dalam pengambangan minat dan karier siswa, hal ini dikarenakan guru mata
pelajaran merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Sejalan dengan pendapat di atas A. Muri Yusuf menyatakan bahwa guru mata
pelajaran merupakan salah satu warga sekolah yang paling banyak berhubungan
dengan para siswa.
93
Selanjutnya dari hasil penelitian di atas, teori perkembangan karier menurut
Teori-Thorpe (dalam Osipow, 1983) menyatakan bahwa perkembangan karier
adalah suatu proses perkembangan sepanjang hidup yang dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman lainnya dan yang mempengaruhi
keputusan-keputusan setiap individu mengenai karier dan gaya hidup baik yang
bersifat individual maupun personal. Selanjutnya Splete (dalam Manrihu, 1992)
menyatakan bahwa:
“Perkembangan karier adalah suatu proses yang berjalan terus menerus dan berlangsung sepanjang tahap kehidupan serta mencakup pengalaman-pengalaman rumah tangga, sekolah dan masyarakat yang berkaitan dengan konsep diri individu serta implementasinya dalam gaya hidup ketika orang itu hidup senang dan mendapat penghasilan”.
Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa telah
memulai mengembangkan karier mereka disaat mereka berada di Sekolah
Menengah Atas. Hal ini didukung oleh adanya kerjasama antara guru BK dan guru
mata pelajaran dalam mengembangkan minat karier siswa.
4. Kendala-kendala yang dialami guru BK
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMA Don Bosco Padang,
dapat diketahui beberapa kendala yang dialami guru BK dalam mengembangkan
minat karier siswa, diantaranya :
94
a. Kendala personal
Terdapatnya salah seorang guru BK yang tidak berlatar belakang ijazah
Bimbingan dan Konseling.
b. Kendala waktu
Kendala yang berhubungan dengan waktu adalah padatnya waktu
pembelajaran yang dijalani para peserta didik, sehingga dalam proses
pelaksanaan layanan peserta didik sering mengeluh bahwa mereka sangat
kelelahan dalam menjalani proses pembelajaran.
c. Kendala sarana (tidak ada)
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi tersebut, maka guru BK
membuat sebuah program kerja yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah,
sehingga proses pelaksanaan layanan dapat berjalan dengan baik dikarenakan
telah adanya izin dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
95
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Peran guru BK dalam mengembangkan minat dan karier siswa.
a. Dalam layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling
kelompok dan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi yang dilakukan guru
BK tergolong pada kategori tinggi dalam mengembangkan minat dan karier
siswa di SMA Don Bosco Padang.
b. Sedangkan melalui pelaksanaan layanan orientasi dan kegiatan pendukung
tampilan kepustakaan Guru BK cenderung pada kategori sedang dalam
mengembangkan minat dan karier siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh
guru BK dalam mengoptimalkan penggunaan layanan orientasi adalah dengan
cara melakukan kerjasama terhadap universitas-universitas yang ada di
Indonesia khususnya kota Padang yaitu dengan cara membawa siswa langsung
ke lapangan (Universitas) sehingga para siswa dapat mengetahui bagaimana
kondisi kampus yang sebenarnya, seperti: jurusan-jurusan yang ada, fasilitas
yang disediakan dan sebagainya. Selanjutnya pada kegiatan pendukung
khususnya tampilan kepustakaan, guru pembimbing dapat menfungsikan
95
96
pustaka yang ada disekolah sehingga siswa mendapatkan informasi-informasi
yang mereka butuhkan yang berhubungan dengan minat dan karier mereka.
Pada tampilan kepustakaan guru pembimbing juga dapat meminta kepada
Kepala Sekolah agar dapat menyediakan buku-buku yang dapat menambah
wawasan peserta didik yang berhubungan dengan karier mereka.
2. Peran guru mata pelajaran
Peran guru mata pelajaran cenderung sedang dalam mengembangkan minat
dan karier siswa. Data tentang perkembangan minat karier siswa di sekolah
memperlihatkan bahwa siswa merasakan perkembangan minat dan karier siswa
cenderung sedang selama menempuh pendidikan di SMA Don Bosco Padang.
3. Kendala-kendala yang dialami guru BK
Dalam mengembangkan minat karier siswa SMA Don Bosco terdapat
beberapa kendala yang dialami guru BK, yang mana kendala tersebut adalah,
terdapatnya salah seorang dari guru BK yang tidak berijasahkan bimbingan dan
konseling, selanjutnya adalah kendala yang dialami guru BK adalah kendala waktu.
Untuk mengatasi kendala yang dialami dalam mengembangkan minat karier siswa,
yang pertama adalah guru BK yang tidak berijasahkan bimbingan dan konseling
tersebut diminta untuk melanjutkan kuliahnya pada jurusan bimbingan dan
konseling atau mengikuti seminar-seminar serta workshop yang berhubungan
dengan bimbingan dan konseling, selanjutnya guru BK membuat sebuah program
97
kerja yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah, sehingga proses pelaksanaan
kegiatan layanan dapat berjalan dengan baik.
B. Implikasi
Peran guru pembimbing disekolah tidak hanya sekedar membimbing siswa
untuk menempatkan dan menyalurkan minat, bakat dan kemampuan siswa pada
jurusan yang diminati, tetapi dituntut pula untuk membimbing membantu siswa
menemukan dirinya, lingkungannya dan merencanakan masa depan, sehingga ia
mencapai kesuksesan dibidang akademis, persiapan karier serta hubungan sosial
kemasyarakatan. Selanjutnya guru mata pelajaran merupakan ujung tombak
pelaksanaan pendidikan di sekolah yang memiliki peran penting dalam bentuk
kerjasama terhadap guru BK yang bertujuan untuk mengembangkan segala potensi
yang ada pada peserta didik khususnya pengembangan karier. Pentingnya guru mata
pelajaran dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling disebabkan oleh guru
mata pelajaran adalah orang yang paling banyak berhubungan dengan siswa di sekolah.
Hasil penelitian tentang peran guru pembimbing dan guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat karier siswa merupakan salah satu bentuk kerjasama yang
sangat bagus dalam membantu siswa dalam mengembangkan minat karier siswa,
dimana dengan adanya kerjasama tersebut apabila dilakukan dengan cara yang
profesional dan tepat akan membantu siswa dalam mengembangkan karier mereka.
98
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum tingginya peran guru BK melalui layanan
dan kegiatan pendukung tertentu dalam mengembangkan minat karier siswa
merupakan tantangan bagi guru BK untuk lebih meningkatkan muatan bimbingan
karier dalam layanan dan kegiatan yang diberikan kepada siswa, terutama yang perlu
ditingkatkan adalah pada layanan orientasi serta kegiatan tampilan kepustakaan. Sebab
semua jenis layanan dan kegiatan tersebut sangat mungkin bisa membantu siswa yang
berhubungan dengan pengembangan minat karier siswa.
Untuk memperbesar pengembangan minat karier siswa maka diperlukan upaya
yang lebih besar baik oleh guru BK maupun guru mata pelajaran. Guru BK perlu
mengembangkan kerjasama yang lebih intensif dengan guru mata pelajaran dalam
mengembangkan minat karier siswa mengingat guru mata pelajaran dimungkinkan
berinteraksi lebih sering dengan siswa, di samping lebih banyaknya jumlah guru mata
pelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang dikemukakan di
atas, maka saran-saran penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Guru BK diharapkan agar dapat meningkatkan penggunaan layanan orientasi dan
tampilan kepustakaan dalam meningkatkan minat karier siswa siswa khususnya
guru BK di SMA Don Bosco Padang.
99
2. Peran Guru BK dalam mengembangkan minat karier siswa dapat pula ditingkatkan
melalui kerjasama dengan orang tua siswa dengan melaksanakan layanan
konsultasi, dimana orang tua diminta ikut memberikan informasi dan dukungan
terhadap minat siswa yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
3. Kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran sebaiknya dikembangkan
menjadi hubungan yang lebih terprogram dalam mengembangkan minat karier
siswa. Sehingga ada kegiatan-kegiatan pengembangan minat karier yang dilakukan
secara bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
A. Muri Yusuf. 2002. Kiat Sukses dalam Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia . 2005. Kiat Sukses dalam Karier. Bogor: Ghalia Indonesia .2005. Metodologi Penelitian. Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah.
Padang: Universitas Negeri Padang
Anas Sudijono. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Arnold. J. Silvester, J. Petterson F, Robertson I. Cooper, C & Burnes B. 2005. Work Psychology Understanding Human Behavior in The Workplace. England: Prentice Hall.
Belkin, G.S. 1982.Practical Counseling in the Schools. Doubugue,Iowa: William
C. Brown Company Publisher Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas
Negeri Padang.2004 Crites, J.O. 1969. Vocational Psychology. New York: McGraw-Hill Crow Lester and Alice Crow. 1958. Educational Psychology. New York:
American Book Company Deni Febrini. 2005. “Minat Karir Keterampilan Belajar dan Prestasi Akademik
Mahasiswa Ditinjau dari Asal Sekolah”. PPs UNP. tesis tidak dipublikasikan.
Depdiknas. 2006. Kerangka Dasar Sistem Pelaksanaan Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Herr, E.L, Cramer. S.H, Niles. S.G. 2004 Career Guidence and Counseling
Thorugh The Life Span. New York: Prason Education Inc Holland, John L. 1979. Psikologi Pemelihan Karir (terjemahan Dewa Ketut
Sukardi, 1993). Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, Elizabeth B. 1980 Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan tanpa nama penterjemah. Tanpa tahun. Jakarta: Erlangga
Hurlock, EB.1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi Kelima.Terjemahan oleh Istiwidyanti dan Soedjarwo (Ed). Jakarta: PT. Indeks
Isaacson Lee. E. dan Duane Brown. 1993. Career Information, Career
Counseling and Career Development. Boston: Allyn Bacon Lee, Courtland C & Sirch, Michelle L. 1994. Counseling in an Anlightened
Society: Values for a New Millenium. Counseling and Values Lee, Rance P.L., Ng Ping-Sang....... Social Class and Educations Aspiration
Among Chines Student in Hongkong. http sunzi, 1.lib.hku.hk/nkjo/view/700189.Paf
M Thayib Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta:
Bumi Aksara Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Dikti Nasri (tesis) Bidang Agama, Nilai dan Moral Serta Kehidupan Keberagamaan
Siswa (Studi di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliah Negri 2 Payakumbuh. FIP UNP: Padang
Nelyahardi. 2002. ”Pemahaman Guru Pembimbing dalam Penyusunan Program
BK dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaannya” PPS UNP. tesis. tidak diterbitkan.
Osipow, Samuel H. 1983. Theories of Career Development. New Jersey: Prentice
Hall Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.
Prayitno. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konselingdi Sekolah
Buku III. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU). Jakarta: Bina Sumber Daya
. 2004. Layanan L.1 – L.9. Padang: Jurusan BK FIP UNP . 2012. Jenis layanan dan kegiatan pendukung. Padang:UNP
Prayitno & Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta Rezky Hariko. 2012 ”Persepsi tentang Kepribadian Konselor dan Motivasi
mengikuti Konseling Perorangan (Studi terhadap siswa SMA Adabiah Padang”) Tesis tidak diterbitkan
Syafril. 2002. ”Peran Guru Mata Pelajaran dalam Penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 3 Padang” PPS UNP. Tesis tidak diterbitkan
Sardiman AM. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada Skinner, B.F. 1974. About Behavioris. New York: Vina_Lage Book Skiner, CH.E. 1974. Education Psychology (Fourth Ed) New Delhi. Prentige Hall
of India Prwate Suharsimi Arikunto. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Super, D. E. 1976. The Psychology of Career An Introductionto Vocational
Development. New York: Harper Inc. Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya Saifudin Azwar,1999, Penyususnan Skala Psikologi, yogyakarta, Pustaka pelajar W.S.Winkel.1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media. A W.S. Winkel & MM Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media.A