SOL TUMOR

download SOL TUMOR

of 19

Transcript of SOL TUMOR

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    1/19

    1

    Pendahuluan

    Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan

    frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di

    dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor

    primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di

    Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.

    Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70

    dengan puncak usia 40-65 tahun,

    Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang

    yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Pemeriksaan klinis kadang sulitmenegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna,

    karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan

    masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor

    kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak.

    Walaupun demikian beberapa jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga

    memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak . Dengan pemeriksaan radiologi dan

    patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.

    Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26

    persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun (31,85 persen); selebihnya

    terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari

    135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi dan lainnya (26,9

    persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor

    metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen),

    sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis,

    cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple.

    Pada makalah presentasi kasus ini akan disajikan sebuah kasus pasien dengan tumor

    intrakranial pada lobus parietal sinistra. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk pemenuhan

    nilai tugas kepaniteraan klinik bagian saraf di RSPAD Gatot Soebroto. Semoga makalah ini

    dapat menambah wawasan dan penulis berharap apabila ada saran atau kritik dapat

    disampaikan kepada penulis.

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    2/19

    2

    Status Pasien

    Identitas Pasien

    Nama : Tn. H

    Tanggal Lahir : 17 Maret 1963

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Pekerjaan : PNS

    Agama : Islam

    Status Pernikahan : Menikah

    Suku Bangsa : Jawa

    Tanggal Masuk : 30 Mei 2013Dirawat ke : Pertama

    Tanggal Pemeriksaan : 10 Juni 2013

    Anamnesa : Dilakukan auto dan alloanamnesa pada tanggal 10 Juni 2013 pk. 08.30 WIB

    Keluhan Utama

    Kejang di daerah mulut 1 jam sebelum masuk rumah sakit.

    Keluhan Tambahan

    Nyeri kepala yang hilang timbul sejak lebih dari 3 bulan sebelum masuk rumah sakit.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan kejang pada bagian mulur satu jam

    sebelum masuk rumah sakit. Kejang dirasakan selama 5 menit di sekitar mulut dan tidak

    terasa pada bagian lain. Saat kejang lidah pasien tergigit sehingga terluka dan mengeluarkan

    darah. Pasien merasakan banyak air liur yang keluar dan sulit untuk berbicara. Pasien jugamengaku nyeri kepala telah dirasakan sejak satu tahun yang lalu dan memberat sejak 3 bulan

    sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala awalnya hanya ringan dan di satu titik saja dan

    hilang timbul, namun lama kelamaan berlangsung semakin lama dan nyeri juga dirasakan

    bertambah. Nyeri kepala lebih dirasakan saat pagi hari dibandingan dengan sore dan malam

    hari. Pasien dan keluarga menyangkal adanya mual, muntah, riwayat pingsan atau kesadaran

    berkurang. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien lebih susah diajak berkomunikasi

    dibandingkan sebelum adanya keluhan-keuhan ini. Keluarga pasien mengatakan bahwa

    pasien memang sulit mendengar karena pasien pernah mengalami keluar cairan dari

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    3/19

    3

    telinganya kurang lebih 4 tahun yang lalu. Pasien menyangkal adanya nyeri pada bagian

    wajah, pilek maupun nyeri menelan. Pasien juga menyangkal pernah mengalami benturan

    dibagian kepala, demam sebelumnya, gangguan menelan, gangguan pengecapan, BAB dan

    BAK. Keluhan seperti ini baru kali ini dirasakan oleh pasien.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat keluarnya cairan kekuningan dari telinga sebelah kanan 4 tahun yang lalu.

    Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, alergi, stroke dan penyakit jantung disangkal.

    Hal yang sama pernah terjadi juga pada telinga kirinya saat pasien masih kecil.

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, alergi, stroke dan penyakit jantung disangkal.

    Riwayat Sosial dan Ekonomi

    Baik.

    Riwayat Kebiasaan

    Merokok sejak usia 13 tahun sampai saat ini 2-3 bungkus (isi 12) dalam sehari.

    Minum kopi 4-5 gelas dalam sehari

    Pemeriksaan Fisik

    Status Internus

    Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan Darah : 120/80 mmHg

    Frekuensi Nadi : 74 kali/menit

    Frekuensi Pernafasan : 20 kali/menit

    Suhu Tubuh : 37oC

    Gizi : Baik

    Mata : Conjuctiva Anemis (-/-); Sklera Ikterik (-/-); Refleks Cahaya (+/+)

    THT : Pendengaran menurun (+/+)

    Mulut : Tampak lidah bekas tergigit

    Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba

    Toraks : Simetris saat statis dan dinamis

    Cor : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-); gallop (-)

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    4/19

    4

    Pulmo : Suara nafas dasar vesikuler (+/+); rhonki (-/-); wheezing (-/-)

    Abdomen : Datar, lemas, nyeri tekan (-); bising usus (+) normal

    Ekstremitas : Hangat, Edema (-)

    Status Neurologis

    Kesadaran : Compos Mentis / E4M6V5 GCS = 15 Sikap tubuh : Tegap Cara berjalan : Baik Gerakan abnormal : Tidak ada

    Kepala

    Bentuk : Normocephali Simetris : Simetris Pulsasi : Teraba pulsasi A.Temporalis dextra dan sinistra Nyeri tekan : Tidak ada

    Leher

    Sikap : Normal Gerakan : Bebas ke segala arah Vertebra : Dalam batas normal Nyeri tekan : Tidak ada

    Tanda Rangsang Meningeal

    Kanan Kiri

    Kaku kuduk : (-) Laseque : (-) (-) Kerniq : (-) (-) Brudzinsky I : (-) (-) Brudzinsky II : (-) (-)

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    5/19

    5

    Nervi Cranialis

    N.I ( Olfaktorius)

    Daya penghidu : Normosmia Normosmia

    N II (Opticus)

    Ketajaman penglihatan : Baik Baik Pengenalan warna : Baik Baik Lapang pandang : Baik Baik Funduscopy : Tidak dilakukan

    N III, IV, VI (Occulomotorius,Trochlearis,Abducens)

    Ptosis : (-) (-) Strabismus : (-) (-) Nistagmus : (-) (-) Exophtalmus : (-) (-) Enophtalmus : (-) (-) Gerakan bola mata:

    Lateral : (+) (+)

    Medial : (+) (+)

    Atas lateral : (+) (+)

    Atas medial : (+) (+)

    Bawah lateral : (+) (+)

    Bawah medial : (+) (+)

    Atas : (+) (+)

    Bawah : (+) (+)

    PupilUkuran pupil : 3 mm 3mm

    Bentuk pupil : Bulat Bulat

    Isokor/anisokor : Isokor

    Posisi : Sentral SentralRf cahaya langsung : (+) (+)

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    6/19

    6

    Rf cahaya tdk langsung : (+) (+)

    Rf akomodasi/konvergensi: (+) (+)

    N V (Trigeminus)

    Menggigit : (+) Membuka mulut : Simetris Sensibilitas Atas : (+) (+) Tengah : (+) (+) Bawah : (+) (+) Rf masester : Tak dilakukan Rf zigomatikus : Tak dilakukan Rf cornea : Tak dilakukan Rf bersin : Dalam batas normal

    N VII (Facialis)

    Pasif

    Kerutan kulit dahi : Simetris kanan dan kiri Kedipan mata : Simetris kanan dan kiri Lipatan nasolabial : Simetris kanan dan kiri Sudut mulut : Simetris kanan dan kiri

    Aktif

    Mengerutkan dahi : Simetris kanan dan kiri Mengerutkan alis : Simetris kanan dan kiri Menutup mata : Simetris kanan dan kiri Meringis : Simetris kanan dan kiri Menggembungkan pipi : Simetris kanan dan kiri Gerakan bersiul : Dapat melakukan Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Baik Hiperlakrimasi : Tidak ada Lidah kering : Tidak ada

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    7/19

    7

    N. VIII ( Acusticus )

    Mendengarkan gesekan jari tangan : Sulit dinilai Mendengar detik arloji : Sulit dinilai Tes Schawabach : Tidak dilakukan Tes Rinne : Tidak dilakukan Tes Weber : Tidak dilakukan

    N. IX ( Glossopharyngeus )

    Arcus pharyx : Simetris

    Posisi uvula : Di tengah Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Baik Refleks muntah : Tidak dilakukan

    N.X ( Vagus )

    Denyut nadi : Teraba,reguler Arcus faring : Simetris Bersuara : Normal Menelan : Tidak ada gangguan

    N. XI ( Accesorius )

    Memalingkan kepala : Normal Sikap bahu : Simetris

    Mengangkat bahu : Dapat dilakukan

    N.XII ( Hipoglossus )

    Menjulurkan lidah : Tidak ada deviasi Kekuatan lidah : Dalam batas normal Atrofi lidah : Tidak ada Artikulasi : Jelas Tremor lidah : Tidak ada

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    8/19

    8

    Motorik

    Gerakan : Baik ke segala arah, bebas pada keempat ekstremitas Tonus : Normotonus pada keempat ekstremitas Bentuk : Eutrofi pada keempat ekstremitas Kekuatan : 5555 5555

    5555 5555

    Reflek Fisiologis

    Refleks Tendon : Kanan Kiri

    Refleks Biseps : (+) (+) Refleks Triseps : (+) (+) Refleks Patella : (+) (+) Refleks Archilles : (+) (+)

    Refleks Periosteum : (-) (-)

    Refleks Permukaan :

    Dinding perut : Tidak dilakukan Cremaster : Tidak dilakukan Spinchter Anii : Tidak dilakukan

    Refleks Patologis : kanan kiri

    Hoffmann Tromner : (-) (-) Babinzki : (-) (-) Chaddock : (-) (-) Oppenheim : (-) (-) Gordon : (-) (-) Schaefer : (-) (-) Rosolimo : (-) (-) Mendel Bechterew : (-) (-)

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    9/19

    9

    Klonus patella : (-) (-) Klonus achilles : (-) (-)

    Sensibilitas

    Eksteroseptif :

    Nyeri : Baik Suhu : Baik Taktil : Baik

    Propioseptif :

    Vibrasi : Baik Posisi : Baik Tekan dalam: Baik

    Koordinasi dan Keseimbangan

    Tes romberg : (-) Tes Tandem : (-) Tes Fukuda : (-) Disdiadokenesis : (-) Rebound phenomen : (-) Dismetri : (-) Tes telunjuk hidung : Dalam batas normal

    Tes telunjuk telunjuk : Dalam batas normal Tes tumit lutut : Dalam batas normal

    Fungsi Otonom

    Miksi

    Inkotinensia : Tidak ada Retensi : Tidak ada Anuria : Tidak ada

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    10/19

    10

    Defekasi

    Inkotinensia : Tidak ada Retensi : Tidak ada

    Fungsi Luhur

    Fungsi bahasa : Sulit dinilai Fungsi orientasi : Baik Fungsi memori : Sulit dinilai Fungsi emosi : Baik Fungsi kognisi : Sulit dinilai

    Pemeriksaan Penunjang

    Darah Lengkap

    Tanggal 30 Mei 2013

    Hemoglobin : 14,9 g/dL

    Hematokrit : 44 %

    Eritrosit : 5,3 juta/L

    Leukosit : 9000 /L

    Trombosit : 319000 /L

    MCV : 83 fL

    MCH : 28 pg

    MCHC : 34 g/dLUreum : 22 mg/dL

    Kreatinin : 1,1 mg/dL

    GDS : 95 mg/dL

    Natrium : 143 mmol/L

    Kalium : 4,0 mmol/L

    Klorida :104 mmol/L

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    11/19

    11

    Tanggal 3 Juni 2013

    Bilirubin total : 0,92 mg/dL

    Fosfatase Alkali : 91 U/L

    SGOT : 24 U/L

    SGPT : 34 U/L

    Gamma-GT : 51 U/L

    Protein Total : 7,4 g/dL

    Albumin : 4,5 g/dL

    Globulin : 2,0 g/dL

    Kolesterol Total : 235 mg/dL

    Trigliserida : 150 mg/dL

    HDL : 49 mg/dL

    LDL : 156 mg/dL

    Ureum : 38 mg/dL

    Kreatinin : 1,2 mg/dL

    Natrium : 146 mmol/L

    Kalium : 3,2 mmol/L

    Klorida : 106 mmol/L

    Anti HIV Rapid : Non Reaktif

    Tanggal 4 Juni 2013

    PT : 10,5 detik

    APTT : 30,0 detik

    Tanggal 5 Juni 2013

    Hemoglobin : 14,8 g/dL

    Hematokrit : 42 %

    Eritrosit : 5,2 juta/L

    Leukosit : 8800 /L

    Trombosit : 259000/L

    MCV : 82 fL

    MCH : 29 pg

    MCHC : 35 g/dL

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    12/19

    12

    CT Scan kepala tanpa kontras tanggal 30 Mei 2013

    Kesan:

    Lesi solid ddengan bercak perdarahan disertai perfokal edema berukuran 3,10 x 2,49 x 2,49

    cm (estimasi volume 9,1 cc) melekat pada kalvaria parietalis kiri.

    Sinusitis maksilaris kiri dan ethmoidalis bilateral..

    Mastoiditis khronis bilateral.

    Foto thorax tanggal 30 Mei 2013

    Kesan: Bronchopneumonia

    Hasil Konsultasi

    1. Departemen Bedah SarafKesan:

    Tumor regio parietal sinistra dd/ abcess

    Anjuran:

    Direncanakan kraniotomi removal tumor

    2. Departemen Telinga, Hidung dan TenggorokKesan:

    Tonsilofaringitis kronis dan Otitis Media Serosa Kronis Telinga Kanan dan Kiri Aktif.Sinusitis kronis pada sinus maksilaris sinistra dan ethmoidalis bilateral

    Anjuran:

    Rawat bersama dengan bagian otologi.

    Pemberian antibiotik + H2O2 3% + Terivid gtt ADS

    3. Departemen ParuKesan:

    Community Acquired Pneumonia (CAP)

    Anjuran:

    Terapi dengan Ceftriaxon 1x2gr, Ambroxol Syrup 3x1. Rencana cek AGD, Sputum BTA.

    4. Departemen Penyakit DalamKesan:

    Tumor Fronto Parietal Sinistra. Toleransi operasi sedang-berat.

    5. Departemen JantungKesan:

    Stabil, resiko operasi ringan.

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    13/19

    13

    Resume

    Anamnesa

    Pria usia 50 tahun datang dengan keluhan kejang di mulut satu jam SMRS. Saat kejang lidah

    pasien tergigit sehingga terluka. Pasien merasakan banyak air liur yang keluar dan sulit untuk

    berbicara. Pasien juga mengaku nyeri kepala telah dirasakan sejak satu tahun yang lalu dan

    memberat sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala awalnya ringan, namun

    lama kelamaan berlangsung semakin lama dan nyeri bertambah. Nyeri kepala lebih dirasakan

    saat pagi hari dibandingan dengan sore dan malam hari.Mual (-) muntah (-) riwayat

    penurunan kesadaran (-). Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien lebih susah diajak

    berkomunikasi dibandingkan sebelum adanya keluhan-keluhan ini. Keluarga pasien

    mengatakan bahwa pasien memang sulit mendengar karena pasien pernah mengalami keluar

    cairan dari telinganya 4 tahun yang lalu.

    Pemeriksaan fisik

    Status Internus : Dalam batas normal

    Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan Darah : 120/80 mmHg

    Frekuensi Nadi : 74 kali/menit

    Frekuensi Pernafasan : 20 kali/menit

    Suhu Tubuh : 37oC

    Gizi : Baik

    THT : Pendengaran menurun ADS

    Status Neurologis

    Glasgow Coma Scale : E4 M6 V5, 15

    Tanda Rangsang Meningeal : (-)

    Nervi Cranialis : Dalam batas normal

    Sensibilitas : Dalam batas normal

    Motorik : Dalam batas normal

    Koordinasi & Keseimbangan : Dalam batas normal

    Fungsi Luhur : Fungsi bahasa, memori dan kognisi sulit dinilai.

    Sistim Saraf Otonom : Dalam batas normal

    Diagnosis

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    14/19

    14

    Diagnosis Klinis : Status konvulsius, Cephalgia, OMSK kronis aktif

    Diagnosis Topis : Lobus Parietalis Sinistra

    Diagnosis Etiologi : Space Occupying Lesion (SOL) et causa tumor lobus parietal sinistra

    Terapi

    Non-medikamentosa : Anjuran tidur dengan posisi kepala ditinggikan 20-30o

    Rencana pembedahan dan alih rawat oleh TS Bedah Saraf

    5B

    Breathe : Awasi jalan nafas pasien dan frekuensi pernafasannya.

    Blood : Awasi tekanan darah tetap stabilBrain : Awasi tanda-tanda penurunan kesadaran yang tiba-tiba

    Bowel : Awasi diet pasien.

    Bladder : Awasi jumlah urin yang keluar dan pastikan tak ada retensio atau anuria.

    Medikamentosa :

    Citicoline 500 mg IV 2x1

    Fenitoin tab 3x1 Folic Acid tab 1x1 Asam traneksamat 500 mg tab 3x1 Asam mefenamat 500 mg tab 3x1 Terapi Sinusitis dan OMSK sesuai dengan TS THTPrognosis

    Quo Ad Vitam : Dubia Ad Bonam

    Quo Ad Functionam : Dubia Ad Bonam

    Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

    Quo Ad Cosmeticum : Ad Bonam

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    15/19

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    16/19

    16

    3. Pasien dan keluarga menyangkal adanya mual, muntah, riwayat pingsan, baal, kesemutan,kelemahan anggota gerak, gangguan keseimbangan dan penurunan kesadaran. Pasien juga

    menyangkal pernah mengalami benturan dibagian kepala, demam sebelumnya, gangguan

    menelan, gangguan pengecapan, BAB dan BAK. Dengan tidak adanya keluhan ini dapat

    menyingkirkan penyakit lain, seperti infeksi, trauma.

    4. Kesulitan berkomunikasi. Adanya kesulitan berkounikasi dapat menjadi dasar untukmenentukan letak lesi atau SOL, dimana pusat bahasa adalah di hemisfer cerebri sinistra.

    Bilatumor terletak pada lobus yang dominan dapat menyebabkan afasiasensorik atau

    afasia sensorik motorik.

    Diagnosis

    Secara klinis, pasien ini didiagnosis dengan status konvulsius, cephalgia dan otitis media

    supurativa kronis (OMSK). Kejang dan nyeri kepala pada pasien masih sering terjadi sampai

    saat pemeriksaan. Hal inilah yang menjadi dasar atas penulisan diagnosis status konvulsius

    dan cephalgia karena masih terjadinya kejang dan nyeri kepala. Pasien juga masih merasakan

    adanya kesulitan mendengar karena adanya OMSK.

    Secara topis, diagnosisnya adalah pada lobus parietalis karena pada lobus parietalis terletak

    pusat motorik. Apabila korteks motorik ini tertekan oleh massa atau tumor intrakranial makadapat menyebabkan adanya bangkitan kejang. Pada pasien terjadi kesulitan berkomunikasi.

    Selain adanya OMSK, tumor pada lobus parietal juga dapat menyebabkan terjadinya

    gangguan pada pusat bahasa yang berada di korteks parietalis.

    Diagnosis etiologi pada pasien ini adalah SOL yang merupakan tumor intrakranial. Hal ini

    hanya menjadi dugaan saat anamnesis karena tidak adanya tanda-tanda peningkatan tekanan

    intrakranial dan pasien diduga mempunyai penyakit epilepsi, namun saat dilakukan

    pemeriksaan penunjang, tampak adanya massa intrakranial pada bagian lobus parietal. Maka

    penyebab dari keluhan-keluhan pada pasien ini adalah SOL et causa tumor lobus parietalis

    sinistra.

    Pemeriksaan Penunjang

    Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu

    melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan

    penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. Setelah diagnosa klinik

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    17/19

    17

    ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang spesifik untuk memperkuat diagnosa dan

    mengetahui letak tumor.

    Penatalaksanaan

    Non-medikamentosa : Anjuran tidur dengan posisi kepala ditinggikan 20-30o, Rencana

    pembedahan dan alih rawat oleh TS Bedah Saraf. Dengan anjuran tidur dengan posisi kepala

    lebih tinggi diharapkan dapat mengurangi terjadinya cephalgia setelah bangun tidur.

    Pembedahan diharapkan dapat menjadi terapi kuratif yang tepat bagi pasien ini

    5B yaitu breathe, blood, brain, bowel dan bladder. Kelima sistem ini harus terus dipantau dan

    diawasi untuk mencegah atau mengetahui adanya perburukan pada pasien yang dapat

    berlangsung secara tiba-tiba, misalnya tanda-tanda peningkatan intrakrainal dimana pada

    pasien ini tidak ada saat dilakukan pemeriksaan. Apabila terjadi peningkatan tekanan

    intrakranial dapat diberikan manitol atau dexamethason dengan dosis berthap dan tappering

    off setelah penggunaannya hendak dihentikan.

    Medikamentosa: Citicoline 500 mg IV 2x1, Fenitoin tab 3x1, Folic acid tab 1x1, Asam

    traneksamat 500 mg tab 3x1, Asam mefenamat 500 mg tab 3x1 dan terapi Sinusitis dan

    OMSK sesuai dengan TS THT. Pada kasus tumor intrkranial obat-obatan yang diberikann

    hanya obat-obatan simptomatis, pada pasien ini diberikan fenitoin untuk mengontrol

    kejangnya. Asam traneksamat diberikan untuk mengatasi adanya sedikit bercak perdrahan

    yang tampak pada hasil CT scan dan untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut yang

    menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial. Citicoline dan asam folat

    diharapkan dapat mengurangi kerusakan pada neuron di korteks otak. Asam mefenamat

    diberikan untuk mngurangi cephalgia.

    Prognosis

    Prognosis ad vitam pada pasien ini adalah dubia ad bonam karena pada pemeriksaan tanda

    vital, keadaan umum dan kesadaran pasien dalam keadaan stabil. Namun dapat memburuk

    secara tiba-tiba bila terjadi peningkatan tekanan intrakranial.

    Secara ad functionam adalah dubia ad bonam karena pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

    neurologis tidak ditemukan adanya kelainan dan defisit neurologis yang berat selain fungsi

    luhur yang sulit dinilai akibat adanya tumor pada lobus parietalis dan OMSK.

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    18/19

    18

    Dari sisi ad sanationam adalah dubia ad malam karena setelah pengangkatan tumor

    intrakranial dengan pembedahan, dapat terjadi rekurensi tergantung dari jenis tumor secara

    patologi anatomi.

    Prognosis pasien dilihat dari segi ad cosmeticum adalah ad bonam karena tidak ada gangguan

    yang tampak secara kasat mata.

  • 7/28/2019 SOL TUMOR

    19/19

    19

    Daftar Pustaka

    1. Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Neurologi. Buku kedua. Jakarta :Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. 2007

    2. Beers, Mark. H., MD. Merck Manual. Eighteenth Edition. 2006 : 1921-19223. Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional Neurologi.

    Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2006

    4. Hakim A.A. Tindakan Bedah pada Tumor Cerebellopontine Angle, Majalah KedokteranNusantara Vol. 38 No 3, 2005.

    5. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar edisi 5,Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390402

    6. Tumor Otak. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi I, Gajah Mada University Press,Yogyakarta, 1999 : 201207

    7. Facts About Brain Tumors. Available at http://www.braintumor.org/8. Syaiful Saanin, dr, Tumor Intrakranial. Available at

    http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Pendahuluan.html.

    9. John R.M., Howard K.W, A ,B, Cs. Brain Tumors From Their Biology to TheirTreatments. Available at http://www.brain-surgery.com/.

    10. What you need to Know about Brain Tumor. Available at http://www.cancer.gov/

    http://www.braintumor.org/http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Pendahuluan.htmlhttp://www.brain-surgery.com/http://www.cancer.gov/http://www.cancer.gov/http://www.brain-surgery.com/http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Pendahuluan.htmlhttp://www.braintumor.org/