LP SOL FIX

26
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN SPACE OCCUPYING LESION (SOL) 1. Definisi SOL merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intra cranial (Long, C 1996 ; 130). Tumor Otak adalah proses pertumbuhan yang termasuk benigna dan maligna mengenai otak dan sumsum tulang belakang (Bullock, 1996). Tumor otak merupakan salah satu susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak, tumor ganas di susunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau dalam canalis spinalis, yang mrempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel pembuluh darah dan selaput otak (Fransisca B Batticaca 2008, 84). Cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan 1 |

description

LP SOL

Transcript of LP SOL FIX

LAPORAN PENDAHULUANPASIEN DENGAN SPACE OCCUPYING LESION (SOL)

1. DefinisiSOL merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intra cranial (Long, C 1996 ; 130).

Tumor Otak adalah proses pertumbuhan yang termasuk benigna dan maligna mengenai otak dan sumsum tulang belakang (Bullock, 1996). Tumor otak merupakan salah satu susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak, tumor ganas di susunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau dalam canalis spinalis, yang mrempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel pembuluh darah dan selaput otak (Fransisca B Batticaca 2008, 84).Cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama kali dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga cranium. Akhirnya vena mengalami kompresi , dengan gangguan sirkulasi darah, otak, dan cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Congesti venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi hal-hal seperti di atas. 2. EtiologiPenyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena:

1. Genetik

Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari beberapa gangguan yangditurunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.2. Kimia dan Virus

Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masihbelum jelas.

3. Radiasi

Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebabkan terbentuknya neoplasma setelah dewasa.

4. Trauma

Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruhtrauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

3. PatofisiologiTumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumorotak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal disebabkan oleh tumordan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnyabermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.

Serangan kejang sebagai gejala perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal. Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.

Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak. Semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dariventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.

Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbulbilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalahbradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguanpernafasan.

4. Manifestasi Klinis1. Peningkatan TIK :

a) Sakit kepala

Nyeri bersifat dalam, terus menerus, tumpul dan kadang kadang bersifat hebat sekali, biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktivitas yang menyebabkan peningkatan TIK, yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.b) Muntah

Akibat rangsangan pada medual oblongatac) Papil edema

Statis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus

2. Gejala terlokalisasi ( spesifik sesuai dengan dareh otak yang terkena ) :

a) Tumorkorteks motorik ; gerakan seperti kejang kejang yang terletak pada satu sisi tubuh ( kejang jacksonian ).

b) Tumor lobus oksipital ; hemianopsia homonimus kontralateral (hilang Penglihatan pada setengah lapang pandang, pada sisi yang berlawanan dengan tumor ) dan halusinasi penglihatan.

c) Tumor serebelum ; pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyonga dengan kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus ( gerakan mata berirama dan tidak disengaja ).

d) Tumor lobus frontal ; gangguan kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku, disintegrasi perilaku mental., pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri.

e) Tumor sudut serebelopontin ; tinitus dan kelihatan vertigo, tuli (gangguan saraf kedelapan ), kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah ( saraf kelima ), kelemahan atau paralisis ( saraf kranial ketujuh ), abnormalitas fungsi motorik.

f) Tumor intrakranial bisa menimbulkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan bicara dan gangguan gaya berjalan terutam pada lansia.

( Brunner & Sudarth, 2003 ; 2170 )4. KLASIFIKASI

Stadium tumor berdasarkan sistem TNM ( stadium TNM ). Terdiri dari 3 kategori, yaitu : T ( tumor primer ), N ( nodul regional, metastase ke kelenjar limfe regional ) dan M ( metastase jauh ).

Kategori T :

T0 = Tidak ditemukan adanya tumor primer.

T1 = Tumor dengan diameter maksimal < 2 cm.T2 = Tumor dengan diameter maksimal 2 5 cm.T3 = Tumor dengan diameter maksimal > 5 cm.T4 = Tumor invasi keluar organ.

Kategori N :

N0 = Nodul regional negative.N1 = Nodul regional positif, mobile ( belum ada perlekatan ).N2 = Nodul regional positif, sudah ada perlekatan.N3 = Nodul jukstregional atau bilateral.

Kategori M :

Mo = Tidak ada metastase organ jauh.M1 = Ada metastase organ jauh.M2 = Syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut (Lionel Ginsberg, Neurologi :117) yaitu :1. Benigna umumnya ekstra aksial, yaitu tumbuh dari meningen, nervus kranialis, atau struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada substansi otak.2. Maligna umumnya intra aksial yaitu berasal dari parenkim otak :a) Primer umumnya berasal dari sel glia/neurobia ( glioma ) tumor ini diklasifikasikan maligna karena sifat invasif lokal, metastasis ekstrakranial sangat jarang, dan dikenali sebagai subtipe histologi dan derajat diferensiasi.b) Sekunder metastasis dari tumor maligna dari bagian tubuh lainnya.5. KomplikasiKomplikasi setelah pembedahan dapat disebabkan efek depresif anestesi narkotik dan imobilitas. Echymosis dan edema periorbital umumnya terjadi setelah pembedahan intracranial. Komplikasi khusus / spesifik pembedahan intrakranial tergantung pada area pembedahan dan prosedur yang diberikan, misalnya:1. Kehilangan memory2. Paralisis3. Peningkatan ICP4. Kehilangan / kerusakan verbal / berbicara5. Kehilangan / kerusakan sensasi khusus6. Mental confusionPeningkatan TIK yang disebabkan edema cerebral / perdarahan adalah komplikasi mayor pembedahan intrakranial, memfestasi klinik :1. Perubahan visual dan verbal2. Perubahan kesadaran (level of conciousnes/LOC) berhubungan dengan sakit kepala3. Perubahan pupil4. Kelemahan otot / paralysis5. Perubahan pernafasan6. Pemeriksaan Penunjang1. CT Scan

Memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor dan meluasnya odema cerebral serta memberi informasi tentang sistem vaskuler

2. MRI

Membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otakdan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan

3. Biopsi Stereotaktik

Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosi.

4. Lumbal fungsi, arteriografi dan pneumoensefalografi

untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan cisterna5. Angiografi

Memberi gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor

6. Elektro Ensefalografi (EEG)

Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang

( Doenges, 2000)7. Penatalaksanaan MedisTumor otak yang tidak terobati menunjukkan ke arah kematian, salah satu akibat peningkatan TIK atau dari kerusakan otak yang disebabkan oleh tumor. Pasien dengan kemungkinan tumor otak harus dievaluasi dan diobati dengan segera bila memungkinkan sebelum kerusakan neurologis tidak dapat diubah.

Tujuannya adalah mengangkat dan memusnahkan semua tumor atau banyak kemungkinan tanpa meningkatkan penurunan neurologik (paralisis, kebutaan) atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian (dekompresi).1. Pendekatan pembedahan (craniotomy)

Dilakukan untuk mengobati pasien meningioma, astrositoma kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ke-3, tumor kongenital seperti demoid dan beberapa granuloma. Untuk pasien dengan glioma maligna, pengangkatan tumor secara menyeluruh dan pengobatan tidak mungkin, tetapi dapat melakukan tindakan yang mencakup pengurangan TIK, mengangkat jaringan nefrotik dan mengangkat bagian besar dari tumor yang secara teori meninggalkan sedikit sel yang tertinggal atau menjadi resisten terhadap radiasi atau kemoterapi.2. Pendekatan kemoterapyTerapi radiasi merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap transplantasi sum-sum tulang autologi intravens digunakan pada beberapa pasien yang akan menerima kemoterapi atau terapi radiasi karena keadaan ini penting sekali untuk menolong pasien terhadap adanya keracunan sumsum tulang sebagai akibat dosis tinggi radiasi.Kemoterapi digunakan pada jenis tumor otak tertentu saja. Hal ini bisa digunakan pada klien :a) Segera setelah pembedahan/tumor reduction kombinasi dengan terapi radiasib) Setelah tumor recurancec) Setelah lengkap tindakan radiasi

3. Pendekatan stereotaktikStereotaktik merupakan elektroda dan kanula dimasukkan hingga titik tertentu di dalam otak dengan tujuan melakukan pengamatan fisiologis atau untuk menghancurkan jaringan pada penyakit seperti paralisis agitans, multiple sklerosis & epilepsy. Pemeriksaan untuk mengetahui lokasi tumor dengan sinar X, CT, sedangkan untuk menghasilkan dosis tinggi pada radiasi tumor sambil meminimalkan pengaruh pada jaringan otak di sekitarnya dilakukan pemeriksaan Radiosotop (III) dengan cara ditempelkan langsung ke dalam tumor.

4. Asuhan KeperawatanA. Pengkajian primer

a) Airway

Adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan reflek batuk. Jika ada obstruksi maka lakukan :

a. Chin lift/jaw trust

b. Suction/hisap

c. Guade airway

d. Intubasu trachea dengan leher di tahan (imobilisasi pada posisi netral).

b) Breathing

Kelemahan menelan/batuk melindungi jalan nafas, timbulnya pernafasan yang sulit dan atau tidak teratur, suara nafas terdengar ronchi/aspirasi, weezing, sonor, stridor/ngorok, ekspansi dinding dada.

c) Sirculation

TD dapat normal atau meningkat, hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan mebran mukosa pucat, dingin, dan sianosis pada tahap lanjut.

d) Disability

Menilai kesadran dengan cepat, apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak di anjurkan mengykur GCS. Adapun cara yang cukup jelas dan cepat adalah:

a. Awake : A

b. Respon bicara : V

c. Respon nyeri : P

d. Tidak ada respon : U

e) Eksposure

Lepaskan baju dan penutup tubuh apsien agar dapat dicari semua cidera yang mungkin ada, jika ada kecurigaan cidera leher atau tulang belakang maka imobilisasi inline harus di kerjakan.

B. Pengkajian sekunder

a) Identitas klien : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal masuk RS, dan askes.

b) Keluhan utama : nyeri kepala disertai penurunan kesadran

c) Riwayat penyakit sekarang : demam, anoreksia, dan malaise, peninggian tekanan intracranial serta gejala neurologic fokal.

d) Riwayat penyakit dahulu : pernah atau tidak menderita penyakit infeksi telinga (otitis media, mastoididtis), atau infeksi paru-paru (bronkiektaksis, abses paru, empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi, dan kulit.

e) Aktivitas / istirahat

Gejala : malise

Tanda: ataksia, masalh berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter

f) Sirkulasi

Gejala : adanya riwayat kardiopatologi , seperti endokarditis

Tanda : TD meningkat N : menurun (berhubungan dengan tekanan TIK dan pengaruh pada vasomotor)

g) Eliminasi

Gejala : -

Tanda : adanya inkontinensia dan adanya retensi

h) Nutrisi

Gejala : kehilangan nafsu makan, disfagia (pada periode akut)

Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering

i) Hygiene

Gejala : -

Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan, perawatan diri (pada periode akut)

j) Neurosensori

Gejala : sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan penglihatan

Tanda : penurnans tatus mental dan kesadaran, kehilangan memori, sulit dalam keputusan, afasia mata, pupil (anisokor) : peningkatan TIK, nistagmus, kejang umum local.

k) Nyeri/ kenyamanan

Gejala: sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher/punggung kaku.

Tanda : tampak terus terjaga, menangis, mengeluh

l) Pernafasan

Gejala: adanya riwayat infeksi sinus atau paru

Tanda : peningkatan kerja pernafasan (episode awal), perubahan mental (letargi sampai koma) dan gelisah

m) Keamanan

Gejala : adanya riwayat ISPA /infeksi lain meliputi: mastoiditis, telinga tengah, sinus, abses gigi, infeksi pelvis abdomen atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada tengkorak / cidera kepala.8. FOKUS INTERVENSI

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler ( hilangnya kontrol terhadap otot pernafasan ).

Ditandai dengan : perubahan kedalaman nafas, dispnea, obstruksi jalan nafas, aspirasi.

Tujuan

: gangguan pertukaran gas dapat teratasi.

Tindakan :

Bebaskan jalan nafas.

Pantau vital sign.

Monitor pola nafas.

Pantau AGD.

Monitor penurunan gas darah.

Kolaborasi O22. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

Ditandai dengan : Nyeri kepala terutama pagi hari, klien merintih kesakitan.

Tujuan : Rasa nyeri berkurang.

Tindakan :

Pantau skala nyeri.

Berikan kompres pada area yang sakit.

Monitor tanda-tanda vital.

Berikan posisi yang nyaman.

Lakukan massage.

Observasi tanda nyeri non verbal.

Kaji faktor difisid, emosi dari keadaan seseorang.

Catat adanya pengaruh nyeri.

Observasi mual, muntah.

Kolaborasi pemberian analgetik, prednisan, relaksasi.

3. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan disfungsi otot skunder terhadap depresi sistem saraf pusat.

Ditandai dengan : kejang, disorientasi, gangguan penglihatan, pendengaran.

Tujuan: tidak terjadi cidera.

Tindakan :

Identifikasi bahaya potensial pada lingkungan klien.

Pantau tingkat kesadaran.

Orientasikan pasien pada tempat, waktu, orang, dan kejadian.

Anjurkan klien untuk tidak beraktivitas.

4. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis.

Ditandai dengan : disorientasi, penurunan kesadaran,sulit konsentrasi.

Tujuan : mempertahakan orientasi mental.

Tindakan :

Kaji tentang perhatian.

Pastikan keluarga untuk membandingkan kepribadian sebelum mengalami trauma dengan respon klien sekarang.

Pertahankan bantuan yang konsisten.

Jelaskan pentingnya pemeriksaan neurologis.

Kurangi stimulus yang merangsang, kritik yang negatif.

Dengarkan klien dengan penuh perhatian semua hal yang diungkapkan klien.

Instruksikan untuk melakukan relaksasi.

Hindari meninggalkan klien sendiri.

5. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh)Pengertian : Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolikBatasan karakteristik : Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan Konjungtiva dan membrane mukus pucat Lemah otot untuk mengunyah atau menelan Tidak mampu mengunyah makanan Enggan makan Tonus otot buruk kram abdominal pembuluh kapiler rapuh.NOC : Nutritional Status (1004)

Nutritional Status: Masukan makanan dan cairan (1008)Nutritional Status (1004)Domain: Physiological health (II)Class : Nutrition (K)Scale : Extremely Compromised to Not compromised (a)100401 Intake nutrisi100402 Intake makanan dan cairan100403 Energy100404 Body mass100405 Berat badan

Nutritional Status: Masukan makanan dan cairan (1008)Domain: Physiological health (II)Class : Nutrition (K)Scale : Not adequate to totally adequate (f)

100801 Pemasukan makanan lewat mulut100802 Pemasukan makanan lewat tube (misalnya;NGT)100803 Pemasukan cairan lewat mulut100804 Pemasukan ciran100805 Pemasukan Nutrisi Prenteral Total.

NIC : NUTRITION MANAGEMENT (1100)1. Menentukan jumlah kalori yang diperlukan ( kolaborasi dengan ahli diet)2. Mendorong adanya pemasukkan kalori sesuai dengan kebutuhan3. Mendorong peningkatan zat besi sesuai kebutuhan4. Memberikan makanan ringan ,sesuai kebutuhan5. Menyediakan pilihan makanan6. Menyediakan makanan bagi klien yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein serta minuman yang dapat langsug diminum oleh klien7. Mengontrol berat badan klien pada interval yang tepat.8. Memastikan bahwa diet klien mengandung serat yang tinggi untuk mencegah konstipasi.9. Menyediakan informasi sesuai kebutuhan tentang kebutuhan nutrisi dan cara untuk mendapatkannya.

Weight Gain Assistance (1240)1. Memantau adanya rasa mual dan adanya muntah2. Membicarakan kemungkinan penyebab dari berat badan dibarah normal3. Menentukan penyebab mual dan atau muntah dan perawatannya.4. Memantau konsumsi kalori tiap hari.5. Memantau tingkat albumin,limfosit,dan elektrolit

6. Pola Nafas Tidak Efektif

Pengertian : ventilasi atau eprtukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.Batasan karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi Penurunan ventilasi permenit Penggunaan otot nafas tambahan untuk bernafas Dispnea Nafas pendek Ekspirasi memanjang Penurunan kapasitas vital

NOC : Respiratory Status : Airway Pattency (0410)Domain : Physiologic health (II)Class : Cardiopulmonary (E)Scale : Extremely compromised to notcompromised (a)

041001 Tidak ada demam041002 Tidak ada kecemasan041003 Tidak ada rasa tercekik041004 Kecepatan pernapasan dalam batas normal041005 Irama pernapasan dalam batas normal041006 Mengeluarkan sputum keluar dari jalan napas041007 Bebas dari kelainan bunyi suara.

Respiratory status : VentilationVital sign status.

NIC : Airway Management (3140) Membuka jalan napas Mengatur posisi pasien untuk memaksimalkan potensial ventilasi Menentukan kebutuhan aktual / potensial klien Melakukan therapy dada Mengeluarkan lendir dengan cara dibatukkan atau dengan pengisapan Mengintruksikan bagaimana melakukan batuk efektif Mengkaji bunyi nafas Administrasikan pemberian obat bronchodilator

8. Gangguan sensori persepsi (spesifik : visual, auditori, kinestetik, pengecapan, taktil, penciuman)

Pengertian : perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang diterima disertai dengan penurunan berlebih distorsi atau kerusakan respon beberapa stimulus.Batasan karakteristik : Konsentrasi buruk Distorsi pendengaran Perubahan respon terhadap stimulus Gelisah disorientasi waktu, tempat dan orang Perubahan pola perilaku Perubahan pola komunikasi Halusinasi Distorsi visual

NOC : Neurological STATUS (0909)Domain : Physiological health (II)Class : Neurocognitive (J)Scale : Extremely Compromised to notCompromised (a)

0901 Fungsi saraf : Kesadaran0902 Fungsi saraf : Control saraf pusat0906 Tekanan intracranial0907 Komunikasi0908 Ukuran pupil0910 Pola gerakan mata0911 Pola tidur

NIC : COGNITIVE STIMULATION (4720) Memberitahukan kepada keluarga pasien mengenai batas garis luka. Perubahan yang berangsur hilang Orientasi waktu, tempat dan orang Berbicara dengan pasien Menggunakan tv, radio atau musik sebagai program stimulasi kepada pasien Menggunakan sentuhan terapi kepada pasien Membolehkan untuk tidur secara bertahap

18 |