Print PRESUS SOL _aids
description
Transcript of Print PRESUS SOL _aids
PRESENTASI KASUS ERUPSI OBAT
ALERGIK
Oleh:
FITHRA FAUZANA1102010103
IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medik : 425801
Nama : Ny. SNY
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Alamat : TJ. Priok, Jakarta Utara
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 25 September 2014
Dirawat yang ke : Dua kali (bulan ini)
Tanggal pemeriksaan : 29 September 2014
ANAMNESIS
Autoanamnesis & Alloanamnesis
Pasien dan suami beserta Ibu kandung
Keluhan Utama:
Kejang saat masuk IGD RSPAD
Keluhan Tambahan:
Lemah pada badan sebelah kanan
ANAMNESIS
1 BULAN (HIV)2 MINGGU (TB) SMRS
RPS
Ruang perawatan Umum Lantai 5
Penurunan kesadaran Kejang (1)
2 jam SMRS kaki kanan lemah 1 jam SMRS Kaki kiri lemah
IGD
½ - 1 jam SMRSMuntah (menyembur) 2x @ taxi
Kamis 25/10Pukul 16:00
18/09 dirawat selama satu minggu karena low intake
Hari perawatan kelima:Kejang pukul 08:00 (4) 18:00 (5)
Hari perawatan ketiga Kejang (3) pukul 13:00
Senin 29/10
Jumat 26/10
Sabtu 27/10
Hari perawatan kedua: Kejang (2) pukul 02:00
Senin 29/10
Jumat 26/10
Sabtu 27/10
Ruang PU Lantai 5
Deskripsi kejang:
→Kaku pada kedua kaki dengan rasa kesemutan/ sakit → Gelisah→ Suara menyuruh mengkakukan badan→ Kaku pada kedua lengan(selama ± 5 menit)→ tertidur ± 2 menit→ Tidak ingat apa yang telah terjadi
ANAMNESIS
Bibir dan lidah tergigit saat kejang
Kelainan pada BAK dan BAB disangkal.
Kelainan pada penglihatan / pendengaran, demam tinggi, trauma juga disangkal
Sering batuk dan pilek ± 1 tahun hilang timbul.
Pasien mengaku memiliki riwayat sering ganti pasangan, penggunaan narkoba (suntik)
Linkungan rumah terdapat banyak kucing liar
ANAMNESIS
RPD
Hipertensi
Diabetes MellitusSakit Jantung
Kejang
TraumaKeganasan
DISANGKAL
RPKTidak ada
Anemia
Darah rendah
Operasi sinus
Transfusi 2x
PEMERIKSAAN FISIK
STATUSGENERALIS
Keadaan umum : Baik Gizi : kurang Berat Badan : 38 kg Tinggi badan : 152 cm
Tanda-tanda vital: • Tekanan darah : 148/90 mmHg• Nadi : 80x/menit• Pernafasan : 20x/menit• Suhu : 36oC (per
aksila)
Auskultasi Paru : Suara vesikuler dengan rhonki pada lapang bawah paru kiri dan kanan
Jantung/Abd/Ekstrimitas: Dalam batas normal
29 Sept 2014
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Kompos mentis; E4M6V5 GCS = 15Sikap tubuh : Berbaring Cara berjalan : Tidak dapat dinilaiGerakan abnormal : Kejang parsial komplex extremitas inferior, tipe tonic, posisi extensi. Durasi < 2 menit.
Tanda Ransang Meningeal : (-)Tanda Peningkatan TIK : Sakit kepala (-)N. Cranialis : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
STATUSNEUROLOGIS
Motorik
Bentuk Kanan dan kiri simetris
Trofi
Kekuatan
Gerakan
Tonus
Kesan: Hemiparese duplex.
eutrofi eutrofi
eutrofi eutrofi
4444 4444
3333 4444
bebas bebas
bebas bebas
normotonus
normotonus
normotonus
normotonus
PEMERIKSAAN FISIK
Reflek Fisiologis Reflek Tendon
Reflek biceps : + / + Reflek triceps : + / + Reflek patella : + / + Reflek Achilles : + / +
Refleks Patologis : (-) Koordinasi /keseimbangan : Tidak dapat di nilai Sistem saraf otonom :
Incontinensia tidak dapat dinilai
Lain-lainnya dalam batas normal
Fungsi luhur : Baik
SensorikEksteroseptif
Nyeri :
Dua titik diskriminasi :
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil :
Fingeragnosia :
ProprioseptifVibrasi : Tidak dilakukanPosisi : SimetrisTekan dalam : Simetris
Kesan: Ditemukan Hemi hiperalgesi sinistra dan hemi hipestesi dextra.
baik Hiperalgesi
baik Hipersensitif
Tidak dapat menentukan 2 titik
baik
Tidak dapat menentukan 2 titik
baik
baik baik
baik baik
hipestesi baik
hipestesi baik
PEMERIKSAAN FISIK
hipestesi baik
hipestesi baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan Saat Ini (29 sept
14)
Hematologi Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC
Koagulasi
Waktu protrombin (PT) Kontrol Pasien APTT Kontrol Pasien
11.8*324.0*10000229000802937* 11.012.2* 35.046.8
12 – 16 g/dL37 – 47 %
4.3 – 6.0 juta/uL4800 – 10800 /uL
150000 – 400000 /uL80 – 96 fl27 – 32 pg
32 – 36 g/dL
9.3-11.8 detik
31-47 detik
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan Saat Ini (29 sept
14)
Kimia Darah SGOT (AST) SGPT(ALT) Albumin Ureum Kreatinin Natrium (NA) Kalium(K)
3501144.04412
1392.8
<34 U/L<4.0 U/L
3.5-5.0 g/dl20-50 mg/dl0.5-1.5mg/dl
135-147 mmol/L3.5-5.0 mmol/L
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan Saat Ini (30 sept
14)
Immunoserologi CD4
26 410-1590 cell/ul
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thoraks AP
Corpulmonal dalam batas normal.
CT-Scan Kepala tanpa kontras (Tanggal 25 September 2014)
Area hipodens berbatas tidak tegas di lobus parietal kiri, suspek focal edema, dd/ infarct. SPN dan mastoid air cells cerah.
CT-Scan Kepala dengan kontras (Tanggal 30 Sept 2014)
Gambaran cerebritis di lobus parietooksipital kanan kiri + edema cerebri
Tampak multipel lesi fokal berbatas tidak tegas yang menyangat pasca pemberian kontras disertai dengan edema berbentuk “finger like” disekitarnya di lobus parietooksipital kanan kiri.
ANAMNESIS
Pasien Ny. SNY, 25 tahun, datang ke IGD dengan keluhan:
kaki kanan menjadi lemah 2 jam SMRS yang terjadi tiba-tiba saat pasien ingin berdiri dari posisi berbaring Satu jam kemudian, pasien mengatakan kaki kirinya
tiba tiba menjadi lemah juga sehingga pasien tidak mampu berjalan maupun berdiri
Kedua kaki terasa berat untuk diangkat. Lengan kanan dan kiri juga terasa lemah tetapi masih dapat digerakan
Satu jam dalam perjalanan ke RS pasien muntah dua kali Muntah bersifat menyembur
Saat di IGD bicara mulai ngelantur, kesadaran menurun dan terjadi kejang
RESUME
Kejang (total 5 kali selama dirawat)
Diawali dengan kekakuan pada kedua kaki dengan posisi lurus, rasa sakit /kesemutan pada kaki, rasa gelisah → kekakuan pada kedua lengan, bibir tergigit dan tidak sadar diri
Kejang berlangsung selama 5 menit → tidur selama 1-2 menit sebelum sadar kembali.
Waktu saat kejang bervariasi antara pagi, siang dan malam, dan saat kejang hanya melakukan aktivitas ringan seperti berbaring di kasur sambil berbicara. Sebelumnya mendengar suara memberi perintah untuk mengkakukan badan
RESUME
Terdapat riwayat : operasi sinus transfusi (dalam satu bulan terakhir) dua kali anemi sejak kecil darah rendah batuk lama (> satu tahun) Sex bebas + penggunaan narkoba (suntik)
Tidak ada riwayat: Kanker, kencing manis, Jatuh / kepala
terbentur, penyakit jantung, darah tinggi, kejang
Diketahui: @ lingkungan rumah terdapat banyak kucing
liar Dirawat 2 minggu yang lalu Pengobatan TB baru dimulai 2 minggu yang
lalu Pengobatan HIV baru dimulai 2 hari yang lalu
RESUME
Pemeriksaan Fisik
Status generalis Kesadaran : GCS 15 Tekanan darah 148/90 mmHg, nadi 80 x/menit,
pernafasan 20 x/menit, suhu 36oC (per aksila) Status gizi pasien adalah malnourished dengan BMI 16.45
kg/m. Pada auskultasi paru, terdapat suara nafas vesikuler yang
disertai dengan rhonki pada lapang bawah kedua paru.
Status neurologis, terdapat kelainan pada kekuatan motoric, pemeriksaan sensorik, serta gerakan abnormal. hemi paresis duplex hemi hipestesi dextra (dengan gangguan pada
diskriminasi dua titik nyeri dan fingeragnosia) hemi hiperalgesi sinistra, kejang parsial komplex extremitas inferior, tipe motorik
(tonic) dan sensorik (disestesi) < 2 menit
RESUME
Pemeriksaan Penunjang
Lab SGOT/SGPT meningkat (350 u/L dan
114 u/L) Hipokalemi sedang (2.8 mmol/L) CD4 26 cell/ uL
Radiografi Thoraks AP corpulmonal dalam batas
normal. CT kepala + kontras : gambaran
cerebritis di lobus parietooksipitalis kanan dan kiri dengan cerebral edema.
RESUME
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis: Hemi paresis duplex
Hemi hiperalgesi sinistra
Hemi hipestesi dextra (dengan gangguan
pada diskriminasi dua titik nyeri)
Kejang parsial komplex extremitas inferior
tipe motorik (tonic) dan sensorik (disestesi)
Hipokalemia
Diagnosis topis: Hemisphere Cerebri Sinistra dan dextra pars lobus
parietooksipitalis
Diagnosis etiologis : SOL cerebritis fokal suspek e.c. toxoplasmosis pada imuno
inkompeten e.c. tuberculosis pada imuno
inkompeten
TERAPI
MEDIKAMENTOSA
Saat di IGD:
IVFD Asering 20 tpm
Injeksi Fenitoin 3 x 100 mg I.V.
Injeksi Ranitidine (H2-Antagonist) 2 x 1 amp I.V.
Injeksi Dexamethasone (Glukokortikoid) 3 x 10 mg I.V.
Injeksi Citicoline (Nootropic) 2 x 500 mg I.V.
Saat di Ruang Perawatan Umum:
IVFD Asering 20 tpm
Injeksi Fenitoin 3 x 100 mg I.V.
Injeksi Citicoline (Nootropic) 2 x 500 mg I.V.
Injeksi Ranitidine (H2-Antagonist) 2 x 1 amp I.V.
Injeksi Dexamethasone (Glukokortikoid) 3 x 4 mg I.M.
KCl pulv 3 x 500mg
TERAPI
NON – MEDIKAMENTOSA
O2 saat sesak via nasal canule 3 lpm
NGT
Folley Catheter
Tidur dengan 2 bantal / tidur posisi head-up 30o
MiKa/ MiKi setiap dua jam
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Pungsi lumbal Serologi IgG dan IgM toxo Foto thorax ulang CT scan kepala dengan kontras setelah satu
minggu Konsultasi Sp. PD
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam Ad fungsionam : dubia ad malam Ad sanationam : dubia ad malam
ANALISA KASUS
Teori dasar:
SOL (Space Occupying Lesion) lesi desak ruang = lesi yang meluas atau menempati
ruang dalam otak (tumor/hematoma / abses. Karena cranium merupakan tempat yang kaku
dengan volume yang terfiksasi, maka lesi-lesi ini → meningkatkan tekanan intrakranial.
Nyeri kepala hebat, kemungkinan akibat peregangan durameter dan muntah-muntah akibat tekanan pada batang otak merupakan keluhan yang umum
Posisi tumor dalam otak dapat mempengaruhi tanda-tanda dan gejala klinis. Tanda-tanda dan gejala memungkinkan dokter untuk
melokalisir lesi
AN
AM
NESIS
PEM
ER
IKS
AA
N FIS
IKPEM
ER
IKS
AA
N P
EN
UN
JAN
GDiagnosis klinis :
• Hemi paresis duplex• Hemi hiperalgesi sinistra• Hemi hipestesi dextra (dengan
gangguan pada diskriminasi dua titDiagnosis klinisik nyeri)
• Kejang parsial komplex extremitas inferior tipe motorik (tonic) dan sensorik (disestesi)
Diagnosis topis:
• Hemisphere Cerebri Sinistra dan dextra pars lobus parietooksipitalis
Diagnosis etiologis:
• SOL cerebritis fokal suspek e.c. toxoplasmosis pada imuno inkompeten
• dd/ e.c. tuberculosis pada imuno inkompeten
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
anamnesis
Muntah menyembur +penurunan kesadaran = ↖ TIK
kelemahan pada kaki kanan yang terjadi secara tiba tiba = lesi fokal pada cerebri hemisfer dextra
kaki kiri lemah satu jam kemudian = (kemungkinan) multipel lesi fokal pada kedua hemisfer otak
karakterisik kejang → kekakuan yang diawali pada kedua kaki, selama kurang-lebih 1 menit, yang kemudian menyebar keseluruh badan = bersifat kejang parsial yang berkembang menjadi kejang umum » gambaran klinis pada lesi fokal pada otak
Mendengar suara + rasa kesemutan/ sakit pada kaki sebelum kejang = kemungkinan lesi @ lobus parietal
ANALISA KASUS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik
anamnesis
ANALISA KASUS
fungsi motorik: hemi paresis duplex = lesi pada cerebri kanan dan kiri
fungsi sensorik: hemi hiperalgesi sinistra, hemi hipestesi dextra (dengan gangguan pada diskriminasi dua titik nyeri dan fingeragnosia) = tanda-tanda bahwa kemungkinan besar letak lesi berada pada lobus parietal hemisfer kanan dan kiri (pusat somatosensori)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
anamnesis
ANALISA KASUS
CD4 cell count adalah 26 cell/ul
Head CT-scan dengan kontras → multipel lesi fokal berbatas tidak tegas yang menyangat pasca pemberian kontras disertai dengan edema berbentuk “finger like” disekitarnya di lobus parietooksipital kanan kiri
Hal ini memberikan kesan pada gambaran cerebritis di lobus parietooksipitalis kanan dan kiri dengan cerebral edema = gambaran multipel lesi sangat khas pada toxoplasmosis
Karena foto thorax tidak menunjukan kelainan maka diagnosis etiologi lebih mengarah ke toxo dibandingkan tbc (konsulkan ke spesialis PD)
Prinsip pada penatalaksaan CNS insult adalah untuk mengontrol dan meminimalisir penyebab pada secondary injury.
Faktor-faktor yang dihubungkan dengan cedera CNS : Hipoksia hipotensi intracranial hypertension Kejang Demam hyperglycemia
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Oxygen therapy – 3 liter per minute (lpm) dengan canula nasal
Resusitasi cairan menjaga CPP: IVFD Asering 20 tetes per minute (tpm)
Corticosteroid therapy: dexamathasone dosis awal 10mg IV dan 4mg IM setiap 6 jam berikutnya (5-7 days) + ranitidine 2 x 1 amp IV
Anticonvulsant fenitoin 100mg PO x 3
Suhu: 36 celcius = dalam batas normal,
Gula darah: GDP = 96mg/dL, GD PP =104mg/dL → dalam batas normal
Terapi kalium: KCl pulvis 3 kali 500mg
Neuroprotectant citicoline 2 x 500mg IV
TERAPI
LAIN
CURATIVE
Fisioterapi MiKa/ MiKi, yaitu miring kanan / miring kiri setiap 2 jam
NGT
Catheter folley
NON-MEDICA-MENTOSA
PENATALAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA
Mardjono, M. Sidharta, P. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Mawuntu, Arthur H.P. 2010. Ringkasan Topik: Lesi Desak Ruang Intrakranial dan Neoplasma Otak.
Tidy, Colin. 2010. (Huw Thomas, Editor). Space-Occupying Lesions. Accessed on: 30 sept 2014. URL: http://doctorpatient.co.uk/space-occupyinglesions.html.
Reed C and Gillian Lieberman. AIDS Manifestations in the CNS. Harvard Medical School. March 2001.
Jayawardena S, Sing S, Burzyantseva O, and Hillary Clarke. Cerebral Toxoplasmosis in Adult Patients with HIV Infection. Residen Grand Rounds. Hospital Physician July 2008 17-24. Turner White Communications Inc.
Franzon D. And S. Kache. MANAGEMENT OF HEAD INJURY & INTRACRANIAL PRESSURE. Head Injury & ICP
TERIMA KASIH
:)