Space Occupying Lession (Sol)

24
SPACE OCCUPYING LESSION (SOL) Raka Aditya 1102009234 Pembimbing: dr. M. Tri Wahyu. Pamungkas, M.Kes, S.pS

Transcript of Space Occupying Lession (Sol)

Page 1: Space Occupying Lession (Sol)

SPACE OCCUPYING LESSION (SOL)

Raka Aditya 1102009234Pembimbing:

dr. M. Tri Wahyu. Pamungkas, M.Kes, S.pS

Page 2: Space Occupying Lession (Sol)

Lembar KasusII. Anamnesis (autoanamnesis)• Keluhan Utama : Nyeri kepala

bagian depan sebelah kanan • Keluhan Tambahan : Tidak

dapat menggerakan tangan dan kaki sebelah kiri, sudah tidak BAB 4 hari

I. Identitas Pasien• Nama : Ny. S• Jenis kelamin : perempuan• Usia : 44 tahun• Alamat : Gempol• Pekerjaan : petani• Agama : Islam• Status perkawinan : menikah

Page 3: Space Occupying Lession (Sol)

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSUD

Arjawinangun diantar oleh keluarganya dengan keluhan sakit kepala pada sisi sebelah kanan 2 hari SMRS. Sakit kepala dirasakan berdenyut terus-menerus dan semakin memberat sehingga pasien merasa terganggu melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sakit kepala yang dirasakan menetap dan tidak berpindah-pindah, pasien mengeluhkan nyeri otot leher yang menjalar dari atas ke bawah leher. Selain itu pasien juga mengeluhkan lengan dan tungkai sebelah kiri terasa lemah dan semakin memberat sampai tidak bisa digerakan keesokan harinya, disertai bicara pelo dan mulut menyon ke sebelah kanan. Keluhan mual dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan susah menelan disangkal oleh pasien. Pasien merasa nafsu makan sedikit menurun. Pasien sudah 4 hari tidak BAB. Keluhan pandangan kabur pada mata kanan,

dan tidak bisa membuka kelopak mata sebelah kanan, keluhan telinga berdenging disangkal oleh pasien. Pasien dapat mengangkat alis namun tidak simetris antara pergerakan alis sebelah kanan dan kiri, alis sebelah kanan terkesan kaku.

Menurut keluarga pasien, pasien sering mengeluh sakit kepala bagian depan sebelah kanan dan keluhan membaik setelah pasien meminum obat warung. Riwayat adanya trauma 1 bulan SMRS. Pasien terjatuh saat bekerja di sawah dan sempat tidak sadarkan diri, setelah mendapatkan pertolongan dari orang sekitarnya pasien langsung sadarkan diri dan keesokan harinya dapat bekerja seperti biasanya. Riwayat kejang disangkal oleh keluarga pasien. Penurunan berat badan yang drastis di sangkal oleh keluarga pasien. Riwayat perdarahan sulit sembuh disangkal oleh keluarga pasien.

Page 4: Space Occupying Lession (Sol)

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalami gejala yang sama 2 minggu SMRS, dan dirawat selama 4 hari di rumah sakit. Kondisi pasien membaik, pasien pulang dan rawat jalan. Riwayat penyakit darah tinggi disangkal oleh pasien. Riwayat diabetes

disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal oleh pasien. Riwayat darah tinggi di keluarga disangkal oleh pasien. Riwayat diabetes melitus disangkal oleh pasien.

Page 5: Space Occupying Lession (Sol)

Pemeriksaan FisikI. OBYEKTIF

1. Status Present Kesadaran : Compos MentisGCS : E4 M6 V5Tekanan darah : 130/80 mmHgNadi : 80 x/menitPernafasan : 24 x/menitSuhu : 36,5˚C Kepala :Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabutWajah: Simetris, pucat (-), ikterik (-)

Mata : Exopthalmus -/-, edema palpebra +/-, pupil bulat, isokor,conjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-THT : Tidak ada kelainanLeher : Teraba pembesaran KGB, kaku kuduk (-)Thoraks : Jantung : BJ I-II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-Abdomen : Datar, lembut, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Bising usus (+) NormalEkstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

Page 6: Space Occupying Lession (Sol)

2. Status Neurologis

A. Saraf Cranial :N. I (Olfaktorius)

Subyektif : Baik.Dengan bahan: Baik dalam batas normal.

N. II (Optikus)Refleks cahaya langsung : +/+ (pupil bulat, isokor)Tajam penglihatan : sulit dinilaiLapang penglihatan : baik dalam batas normalMelihat warna : baik dalam batas normalFundus okuli : Tidak dilakukan

N. III (Occulomotor)Ptosis : +/-Pergerakan bola mataKe atas : +/+Ke atas dalam : +/+ Ke atas luar : +/+Ke bawah luar : +/+Ke dalam : +/+PupilUkuran : 3mmBentuk : bulatIsokor/anisokor : IsokorReflex cahaya tidak langsung: +/+

N. IV (Troklearis)Pergerakan bola mata(Ke Bawah Dalam): +/+

Page 7: Space Occupying Lession (Sol)

N. V (Trigeminus)

Membuka mulut: asimetrisMenguyah : baik dalam batas normalMenggigit : baik dalam batas normalRefleks kornea: baik dalam batas normalSensabilitas wajah: baik dalam batas normal

N. VI (Abdusen)Pergerakan bola mata (ke lateral): baik dalam batas normal

N VII (Facialis)Mengerutkan dahi: tidak simetris kanan-kiriMenutup mata : tidak simetris kanan-kiriMemperlihatkan gigi : tidak simetris kanan-kiriPerasaan lidah (2/3 bagian depan lidah) : terganggu, pasien merasa pahit saat makan.

Page 8: Space Occupying Lession (Sol)

N. VIII (Vestibulocohlear)

Test Schwabach : Tidak dilakukanTest Rinne : Tidak dilakukanTest weber : Tidak dilakukan

N. IX (glosofaringeus)

Perasaan lidah (1/3 bagian lidah belakang) : baik dalam batas normalPosisi uvula : tidak ada deviasi

N. X (vagus)

Arkus faring : baik dalam batas normal Menelan : baikRefleks muntah : baik

N. XI (Asesorius)Menengok (M.Sternocleidomastoideus) : baik, dapat menengok kanan dan kiriMengangkat bahu (M. Trapezius) : lemah pada sisi kiri

N XII (Hipoglossus)

Pergerakan lidah : baik, dapat menggerakan lidah ke segala arahLidah deviasi : lidah tidak deviasi

Page 9: Space Occupying Lession (Sol)

B. Badan dan Anggota Gerak :Anggota gerak atasMotorik : BaikPergerakan : (+)/(-)Kekuatan : 5 (dapat menggerakan tangan dan menahan gaya dorong) / 0 (tidak ada kontraksi otot)Tonus : NormalAtrofi : (-)Refleks fisiologis : Biceps : (+)/(+) meningkat

Triceps : (+)/(+)Refleks Patologis : Refleks Hoffman : (-)/(-)

Refleks Trommer : (-)/(-)Sensabilitas : baik pada tangan kanan dan kiri

2. Anggota gerak bawahMotorik : BaikPergerakan : (+)/(-)Kekuatan : 5 (dapat menggerakan kaki dan menahan dorongan) /1 (kontraksi otot + namun tidak bergerak)Tonus : NormalAtrofi : (-)Refleks fisiologis: Patella : (+)/(-)

Achilles : (+)/(-)Refleks patologis : Babinski : (-)/(-)

Chaddock : (-)/(-) Gorda: (-)/(-) Gondon : (-)/(-)

Oppenheim : (-)/(-)Schiffer : (-)/(-)Sensabilitas : baik pada kaki kanan dan kiriMeningeal sign : Kaku kuduk (-)Tes kernig : (-) >135 derajatTes Lasegue : (-) >70 derajatTes Brudzinksy I-II : (-)

Page 10: Space Occupying Lession (Sol)

C. Koordinasi dan KeseimbanganCara berjalan : Tidak dilakukanTes Roomberg : Tidak dilakukanDisdiadokokinesis : sulit dinilaiFinger to nose : baik pada tangan kanan, tangan kiri sulit dinilaiRebound phenomen : baik pada tangan kanan, tangan kiri sulit dinilaiHeel to knee: baik pada kaki kanan, kaki kiri sulit dinilai

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG CT Scan kepala : os cranial intact, extracranial tidak tampak

kelainan. Soliter rimlike lesion di cerebralpeduncle dextra disertai moderate vasogenic edema, mendesak midbrain, basal ganglia, dan ventricle 3 disertai early obstructive hydrocephalus. Aspek mencurigakan suatu CNS lymphoma. Differensiasi white and gray matters baik, tidak tampak midline shift. Susunan ventrikel di tengah, simetris, tidak melebar. Perifer sulci, sulcus sylvii dan basal cisterna tidak melebar. Cerebellum dan pons baik.Kesan: solitare rimlike lesion di cerebral puduncle dextra disertai moderate vasogenic edema, mendesak midbrain, basal ganglia dan ventricle 3 disertaiearly obstruktive. Hydrocephalus, suggestive CNS lymphoma.

Page 11: Space Occupying Lession (Sol)

Lab (06/06/2013)Hb : 12,9 g/dl 11,0/17,0Ht : 31,7 g/dl 31,0/35,5Leukosit : 8.800 4.000/12.000Trombosit: 288.000 150.000/400.000KGDS : 183 mg/dl

Page 12: Space Occupying Lession (Sol)

III. ResumeNy. S 44 tahun di antar oleh keluarganya ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan sakit kepala pada sisi sebelah kanan 2 hari SMRS. Sakit kepala dirasakan berdenyut dan semakin memberat. Sakit kepala yang dirasakan menetap dan tidak berpindah-pindah, pasien mengeluhkan nyeri otot leher yang menjalar dari atas ke bawah leher. Selain itu pasien juga mengeluhkan lengan dan tungkai sebelah kiri terasa lemah dan semakin memberat sampai tidak bisa digerakan keesokan harinya, disertai bicara pelo dan mulut menyon ke sebelah kanan. Keluhan mual dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan susah menelan disangkal oleh pasien. Pasien merasa nafsu makan sedikit menurun. Keluhan pandangan kabur pada mata kanan , dan tidak bisa membuka kelopak mata sebelah kanan, keluhan telinga berdenging disangkal oleh pasien. Pasien dapat mengangkat alis namun tidak simetris antara pergerakan alis sebelah kanan dan kiri, alis sebelah kanan terkesan kaku, riwayat trauma 1 bulan SMRS.

Kesadaran : ComposmentisGCS : E4V5M6Tekanan Darah : 130/80Nadi : 80x/menitPernafasan : 24 kali/menitSuhu : 36,5 derajat celciusRangsang Meningeal: kaku kuduk (-)N. CranialisN III (Occulomotor)

Ptosis : (+)/(-)N V (Trigeminus)

Membuka mulut: asimetrisN VII (Facialis)

Mengerutkan dahi : tidak simetris kanan-kiriMenutup mata : tidak simetris kanan-kiriMemperlihatkan gigi : tidak simetris kanan-kiriPerasaan lidah (2/3 bagian depan lidah): buruk, pasien merasa pahit saat makan.

N XI (Asesorius)Mengangkat bahu (M. Trapezius) : lemah pada sisi kiri

Page 13: Space Occupying Lession (Sol)

Fungsi motorikTubuh bagian atas 5/0, tubuh bagian bawah 5/1Refleks fisiologisTubuh bagian atas (+)/(+), tubuh bagian bawah (+)/(-)Refleks patologisTubuh bagian atas (-)/(-), tubuh bagian bawah (-)/(-)

Hasil CT Scan kepalaSolitare rimlike lesion di cerebral puduncle dextra disertai moderate vasogenic edema

IV. DIAGNOSADiagnosis KlinischepalgiaptosishemiparesisDiagnosis TopisMasa pada cerebrum dextraDiagnosis EtiologiSpace Ocupying Lesion (SOL)

V. DIAGNOSA BANDINGAbses CerebriNeurofibromaHemangiofibroma

VI. PENATALAKSANAAN1. IVRL 20 tpm2. Neurobat 1x13. Ceftriaxone 2x24. Ranitidin 2x15. ketorolac 2x16. dexametasone 3x1

V. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad malamQuo ad functionam : ad malamQuo ad sana : ad malam

Page 14: Space Occupying Lession (Sol)

Tinjauan pustaka• Pendahuluan• Berdasarkan data-data ‘Surveillance Epidemiology & End Result

Registry’ USA dari tahun 1973- 1995 dilaporkan bahwa; setiap tahunnya di USA dijumpai 38.000 kasus- kasus baru tumor otak primer, dan pada tahun 2001 dijumpai lebih dari 180.000 kasus tumor otak, dimana 38.000 diantaranya adalah tumor primer dengan 18.000 bersifat ganas dan selebihnya, 150.000 adalah tumor sekunder yang merupakan metastase dari tumor paru, tumor payudara, tumor prostate dan tumor-tumor lainnya. Insidens tumor otak lebih sering dijumpai pada laki-laki (6,3 dari 100.000 penduduk) dibanding perempuan (4,4 dari 100.000 penduduk), dengan kelompok usia terbanyak sekitar 65 – 79 tahun. (R. Soffieti, 2003). Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85 persen);

Page 15: Space Occupying Lession (Sol)

• Definisi • SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan

generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak.

Page 16: Space Occupying Lession (Sol)

EtiologiPenyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. HerediterSisa-sisa sel embrionalRadiasiVirus

Page 17: Space Occupying Lession (Sol)

KlasifikasiBerdasarkan jenis tumor– Jinak Acoustic neuroma• Meningioma• Pituitary adenomaAstrocytoma ( grade I )

– Malignant Astrocytoma ( grade 2,3,4 )• Oligodendroglioma• Apendymoma

Page 18: Space Occupying Lession (Sol)

Berdasarkan lokasi tumor dapat dibagi menjadi :– Tumor intradural Ekstramedular• Cleurofibroma• Meningioma intramedural• Apendimoma• Astrocytoma• Oligodendroglioma• Hemangioblastoma

– Tumor ekstradural• Merupakan metastase dari lesi primer.

Page 19: Space Occupying Lession (Sol)

Gejala Klinis1. Gejala serebral umum, nyeri kepala, kejang2. Gejala tekanan tinggi intrakranial3. Gejala tumor otak yang spesifik

Gejala serebral umum1. Dapat berupa perubahan mental yang ringan2. nyeri kepala3. Muntah4. Kejang

Page 20: Space Occupying Lession (Sol)

Pemeriksaan penunjang1. Ct scan2. MRI3. Biopsi sterotaktik4. Angiografi5. Elektroensefalografi

Page 21: Space Occupying Lession (Sol)

Penatalaksaan1. Infus 2A glukosa dan natrium klorida2. Dexamethasone3. Ranitidin4. Neurobion5. Ikaneuron

Page 22: Space Occupying Lession (Sol)

Tindakan operatifRadioterapiKhemoterapiAntibodi monoklonal

Page 23: Space Occupying Lession (Sol)

PrognosisTergantung jenis tumor spesifik. Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun.

Page 24: Space Occupying Lession (Sol)

• DAFTAR PUSTAKA• 1. Carpenito, L. J. Diagnosa keperawatan. 1997. Ed. 6. Jakarta:

EGC• 2. Doenges, M. E. , et al. Rencana asuhan keperawatan.

1997.Jakarta: EGC• 3.Herainy, H. (2008). Tumor otak. Diperoleh pada tanggal 12

April 2012 dari http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_TumorOtakTinjauanKepustakaan.pdf/11_TumorOtakTinjauanKepustakaan.html

• 4. Long, B. C. Perawatan medikal bedah. 1996. Jakarta: EGC• 5. Price, S. A., & Wilson, L. M. Patofisiologi; konsep klinik

proses- proses penyakit. (Ed. 4). 1995.Jakarta: EGC• 6. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. Buku ajar keperawatan medikal

bedah. (Ed.8).2001. Jakarta: EGC