Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

68
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A BLOK 11 Tutorial 3 Tutor : dr. Sudarto Sp.Pd Karina Puspita sari 70 2009 011 Taufik Putra Trisnawarman 70 2009 022 Ria Anggraini 70 2009 028 Yenti Agustina 70 2009 027 Amelia Kharisma 70 2009 031 Hudori Oki Ramadhani 70 2009 032 Irni Madyarti 70 2009 039 Nevi Yulita Sari 70 2009 045 Otchi Putri Wijaya 70 2009 047 Wike Yulianita 70 2009 052

Transcript of Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Page 1: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 11

Tutorial 3

Tutor : dr. Sudarto Sp.Pd

Karina Puspita sari 70 2009 011

Taufik Putra Trisnawarman 70 2009 022

Ria Anggraini 70 2009 028

Yenti Agustina 70 2009 027

Amelia Kharisma 70 2009 031

Hudori Oki Ramadhani 70 2009 032

Irni Madyarti 70 2009 039

Nevi Yulita Sari 70 2009 045

Otchi Putri Wijaya 70 2009 047

Wike Yulianita 70 2009 052

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B

13 Ulu Telp. 0711-7780788

Page 2: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

PALEMBANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial

Skenario A BLOK 11” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu

tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat,

dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa

mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.

2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.

3. Dr. Sudarto, Sp.Pd selaku tutor Tutorial 1

4. Teman-teman seperjuangan

5. Semua pihak yang membantu penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan

kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan turotial ini

bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam

lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 25 maret 2011

2

Page 3: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Sistem Respirasi adalah Blok 11 pada Semester 4 dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan

pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang

akan datang. Penulis kali ini memaparkan kasus yang diberikan mengenai Bapak

Budiman, 60 tahun mengalami keluhan sesak npasa hebat sejak 1 hari yang lalu.

Karena adanya masalah yang dialami oleh Bapak Budiman tesebut maka

kelompok kami berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari tutorial ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep

dari skenario ini.

3

Page 4: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data

TUTORIAL SKENARIO A

Tutor : dr. Sudarto, Sp.Pd

Moderator : Karina Puspita Sari

Notulen : Hudori Oki Ramadhani

Sekretaris : Irni Madyarti

Waktu : Selasa, 22 maret 2011 (T1SA)

Kamis,24 maret 2011 (T2SA)

Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu.

3. Boleh membawa makanan dan minuman pada saat

proses tutorial berlangsung (jika perlu)

4

Page 5: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

2.2 Skenario Kasus

SKENARIO D

Bapak Budiman, 60 tahun dating ke Rumah sakit Muhammadiyah dengan keluhan

sesak napas hebat sejak 1 hari yang lalu. Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita

demam tinggi, batuk dengan dahak kekuningan, nyeri dada disertai pilek. Dua hari sebelum

ke RS Muhammadiyah pak Budiman mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang

lalu. Istrinya membawa berobat ke puskesmas tetapi kondisinya semakin memburuk

meskipun sudah diberi obat.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : keasadaran kompos mentis, tampak sakit berat

TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, regular, RR 38 x/menit

To 40oC

Thorax : Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal

Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah

Perkusi :redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah

Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah

Laboratorium

Hb : 12,8 gr/dl, WBC : 18.000 /mm3, Diff. Count : 1/1/06/78/12/2

Sputum : kuman gram (+) Coccus

Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan kiri bawah

5

Page 6: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

2.3 Seven Jump Steps

I. Klarifikasi Istilah

a. Sesak napas : Pernapasan yang sukar

b. Demam tinggi : Peningkatan temperatur tubuh diatas normal

c. Batuk berdahak : Mendorong mengeluarkan dan membatukkan bahan-bahan dari

dalam paru-paru, bronkus, dan trakea

d. Pilek : Infeksi virus akut pada saluran pernapasan

e. Sputum : Sesuatu yang didorong keluar dari trakea, bronchi, dan paru

melalui mulut.

f. Bronkial sound : Suara bronkus

g. Coccus : bakteri sferis berdiameter < 1 mikron

II. Identifikasi Masalah

1. Bapak Budiman, 60 tahun sesak napas hebat sejak 1 hari yang lalu

2. Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita demam tinggi, batuk dengan dahak

kekuningan, nyeri dada disertai pilek dan dua hari sebelumnya pak Budiman

mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang lalu.

3. Istrinya membawa berobat ke puskesmas tetapi kondisinya semakin memburuk

meskipun sudah diberi obat.

4. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Tampak sakit berat

TD 90/60 mmHg

HR 120 x/menit

RR 38 x/menit

To 40oC

Thorax : Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal

Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah

Perkusi :redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah

Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah

6

Page 7: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

5. Laboratorium

- WBC : 18.000 /mm3

- Diff. Count : 1/1/06/78/12/2

- Sputum : kuman gram (+) Coccus

- Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan kiri bawah

III. Analisa Masalah

1 a. Bagaimana anatomi respirasi ?

7

Page 8: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx

trachea, bronkus, dan bronkiolus.

a. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.

Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum

(rongga) hidung.

b. Farinx (tekak) ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.

Maka ‘letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).

c. Laringx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang mernisahkan

dari columna vertebrata, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebrata

servikals dan masuk ke dalarn trachea di bawahnya. Larynx terdiri atas kepingan

tulang rawan yang diikat bersama oleh ligarnen dan membran.

d. Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan dari

larynx sarnpai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini

bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi)

e. Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira

vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan

dilapisi oleh jenis sel yang sama.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris

dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus

menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi

bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung

alveoli (kantong udara).

f. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan

respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada

dindingnya.

g. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi

oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura

terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas

tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi

dua lobus yaitu lobus superior dan inferior

8

Page 9: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Paru - Paru

Gambar 2.1 Jantung dan Paru-paru tampak dari depan

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari sel-sel epitel

dan dan endotel. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

Paru-paru dibagi menjadi dua, yakni :

Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru):

o Lobus pulmo dekstra superior

o Lobus medial

o Lobus inferior.

Paru-paru kiri, terdiri dari:

o pulmo sinister lobus superior

o pulmo sinister lobus inferior.

Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil (segmentalis):

Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu :

5 buah segment pada lobus superior, dan

5 buah segment pada inferior

Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :

5 buah segment pada lobus inferior

2 buah segment pada lobus medialis

3 buah segment pada lobus inferior

9

Page 10: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Letak paru-paru

Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongg

dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada

mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oeh selaput selaput yang bernama

pleura. Pleura dibagi menjadi dua :

Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung

membungkus paru-paru.

Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding dada.

Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada

keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang

kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang 1. Serabut symphaticus: truncus

sympaticus

Paru kanan dan kiri

Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas:

a. Pleura costalis

b. Pleura diaphragmtica

c. Pleura mediatinalis

d. Pleura cervicalis

Pada hillus terdapat ligamentum pulmonale yng berfungsi untuk mengatur

pergerakan alat dalam hillus selama proses respirasi.

10

Page 11: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

b. Bagaimana fisiologi system respirasi ?

Terdapat dua jenis respirasi, yaitu:

1. Respirasi internal (seluler), merupakan proses metabolisme intraseluler,

menggunakan O2 dan memproduksi CO2 dalam rangka membentuk energi

dari nutrien

2. Respirasi eksternal, merupakan serangkaian proses yang melibatkan

pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan luar dan sel tubuh. Tahap respirasi

ekstrenal:

a. Pertukaran udara atmosfir dan alveoli dengan mekanisme ventilasi

b. Pertukaran O2 dan CO2 alveoli dan kapiler pulmonal melalui mekanisme

difusi

c. O2 dan CO2 ditranspor oleh darah dari paru ke jaringan

d. Pertukaran O2 dan CO2 antara jaringan dan darah dengan proses difusi

melintasi kapiler sistemik

c. Apa penyebab dan mekanisme sesak napas ?

Penyebab sesak napas

1.Penyebab sesak napas yang berasal dari jantung, antara lain:

a. Kegagalan ventrikal kiri oleh berbagai sebab, akan menimbulkan sesak napas yang

disertai ortopneu, paroksismal nokturnal dispneu, kadang-kadang disertai batuk dengan

kelelahan, pembesaran jantung disertai irama gallop. Sedangkan pada paru ditemukan ronki

basah yang merupakan tanda sembab paru dan kongesti pembuluh darah vena paru.

b. Kegagalan ventrikel kanan ditandai dengan peningkatan tekanan darah sentral,

hepatomegali dan sembab tungkai. Peningkatan tekanan vena jungularis melebihi 10 cm air,

sedangkan hati yang membesar terasa lunak dengan tepi tajam, kadang-kadang terasa pulsasi

dan mungkin pula disertai dengan asites.

c. Selain kedua gangguan di atas, masih banyak penyebab lain yang menimbulkan

sembab paru dan hipertensi pulmonal yang semua akan menyebabkan sesak napas.

Kelompok penyakit ini akan memberi gangguan sesuai dengan kombinasi di atas.

11

Page 12: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

2. Penyebab sesak napas karena gangguan paru

a. Pneumotoraks

Terutama pada tipe tension, didapat frekuensi pernapasan meningkat, dangkal dan tampak

sesak. Suara pernapasan menghilang atau berkurang pada daerah yang sakit disertai

pencembungan ruangan antar iga, trakea deviasi ke arah yang sehat dan terdengar hipersonor

pada perkusi.

b. Infeksi paru

Terutama pneumonia, keluhan sesak napas yang ditimbulkan sesuai dengan luas proses.

Pada pemeriksaan tampak frekuensi pernapasan meningkat, pernapasan dangkal dan sering

disertai sianosis.

c. Bronkospasme

Asma bronkial yang paling sering. Pada asma ringan keluhan subjektif mungkin tidak sesuai

dengan hasil pemeriksaan fisik.

d. Emboli paru

Keluhan penderita sering ditemukan pada emboli paru selain sesak napas adalah nyeri

pleura, batuk, keringat dingin, sinkop dan batuk darah.Gejala yang sering menyertai ialah

takikardia, takipneu, ronki basah, panas badan yang meningkat disertai suara P2 yang

mengeras, kadang-kadang dijumpai sianosis dan tanda-tanda troboflebitis.

e. Pneumonitis interstisialis (alveolitis)

Keradangan pada perenkim paru disebut pneumonitis atau pneumonia. Jika keradangan ini

mengenai interstisial disebut pneumonitis interstisialis. Di dalam kepustakaan dipakai pula

nama lain yaitu fibrosis interstisialis, fibrosing alveolitis dan Hamman Rich Syndrome.

Sesak napas yang terjadi pada penyakit ini disebabkan oleh gangguan ventilasi perfusi akibat

penebalan septa antara alveol dan kapiler (alveolar-cappilary block).

f. Adult respiratory distress syndrome (ARDS).

Keadaan ini sering menyertai shock karena bermacam-macam penyebab, infeksi, trauma,

aspirasi cairan atau inhalasi bahan racun, penyakit darah, gangguan metabolisme dan masih

banyak lagi penyebab lain.

12

Page 13: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

3. Gangguan metabolic

Terutama gangguan metabolik yang menimbulkan asidosis, seperti ketoasidosis

diaberik, asidosis laktik (karena obat-obatan, hipoksia, shock sekunder dan lain-lain). Diduga

ada asidosis metabolik bila terjadi hiperventilasi dan diare berat tanpa diketahui

penyebabnya, anamnesa ada keracunan obat, koma, riwayat penderita sebagai peminum

alkohol.

4. Kelainan darah

Amat banya kelainan darah yang dapat menyebabkan sesak napas, antara lain :

animea, leukemia, hemoglobin abnormal, perdarahan masif, gangguan tranfusi dan lain-lain.

Semua gangguan ini pada dasarnya menyebabkan transportasi oksigen terganggu.

Konsentrasi oksigen di dalam darah yang rendah menyebabkan kemoreseptor perifer yang

terletak di badan karotis dan badan aortik menjadi terangsang.

5. Penyakit saraf dan penyakit neuromuskuler

Penyakit saraf yang biasa menimbulkan sesak napas ialah Amiotropik lateral

sklerosis, Miastenia gravis, Multipel sklerosis dan sindrom Guillain Barre. Sedangkan

penyakit neuromuskuler yang sering menyebabkan sesak napas ialah poliomielitis, atrofi

atau distrofi otot, tumor otak, gangguan n. phrenicus, mungkin pula keracunan obat seperti

kurare, antikolinesterase dan antibiotika terutama golongan aminoglikosid (yang sering

dipergunakan ialah streptomisin, kanamisin, gentamisin dan amikain)

6. Hiperventilasi idiopatik

Hiperventilasi yang tidak diketahui penyebabnya digolongkan ke dalam

hiperventilasi idiopatik. Gangguan yang paling jelas terlihat adalah alkalosis respiratorik

(penurunan ) dan gejala yang mungkin timbul antara lain, tetani, tremor, asteriksis (suatu

bentuk tremor yang ditandai dengan gerakan-gerakan yang menyentak) pada tangan, lidah

serta otot kaki.

13

Page 14: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Pada kasus ini sesak napas terjadi karena Infeksi paru yaitu pneumonia, keluhan sesak napas

yang ditimbulkan sesuai dengan luas proses. Pada pemeriksaan tampak frekuensi pernapasan

meningkat, pernapasan dangkal dan sering disertai sianosis.

Mekanisme sesak napas.

Infeksi saluran nafas atas >respon imun turun > predisposisi berbagai infeksi > peradangan

parenkim paru > infiltrasi makrofag, neutrofil, leukosit > alveoli dipenuhi cairan eksudat >

kemampuan menyerap O2 turun > sesak nafas

d. Apa dampak sesak napas ?

kehilangan kesadaran dan kematian

e. Bagaimana pertolongan pertama pada pasien sesak napas ?

Menggunakan Prinsip ABC :

a. Airway Control

b. Breathing Support

c. Circulation Support

Penatalaksaan :

a. Nilai pernafasan penderita apakan sudah adekuat (airway control), berikan bantuan

nafas bila perlu (breathing support).

b. Jaga agar jalan nafas selalu terbuka.

c. Letakan penderita pada posisi yang paling nyaman biasanya duduk tegak.

d. Bila ada berikan oksigen sesuai ketentuan.

e. Tenangkan penderita. Akibat kurangnya udara penderita merasa sangat tidak nyaman

dan ketakutan, jangan menganggap kasar perlakuannya.

f. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdekat.

14

Page 15: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

2 a. Apa penyebab dan mekanisme demam tinggi ?

Demam disebabkan oleh :

Infeksi, suhu mencapai 38 C, penyebab : virus, bakteri, parasit

Non infeksi seperti kanker, tumor

Demam fisiologis, penyebab : dehidrasi, suhu udara yang terlalu

panas

Demam tanpa penyebab : FUO

Imunisasi

Faktor lingkungan

b. Apa tipe-tipe demam?

1. Demam septik

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi

sekalipada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.

15

Infeksi mikroorganisme

Aktivasi neutrofil

Sitokin release(IL-1, IL-6,

Produksi PGE 2

Hypothalamus

Set point temperature naik Demam

Page 16: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

2. Demam remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak

pernah mencapai suhu badan normal.

3. Demam intermiten

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama

beberapa jam dalam satu hari.

4. Demam kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih

dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi sekali disebut

hiperpireksia.

5. Demam siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari

yangdiikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti

lagioleh kenaikan suhu seperti semula (Nelwan, 1987).

c. Apa penyebab batuk berdahak kekuningan ?

Penyebabnya : adanya infeksi bakteri gram (+) coccus akibatnya system pertahanan

tubuh kita pada system respirasi bekerja sehingga untuk melawannya makan dikeluarkan

suatu zat oleh leukosit

d. Apa jenis-jenis batuk ?

Batuk rejan. Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika

kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang

dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi,

yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.

Batuk sesak (croup). Batuk dengan suara nafas yang keras, seperti ada lendir di

dalam dada. Suara yang timbul adalah akibat dari pembengkakan di sekitar pita

16

Page 17: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

suara (pangkal tenggorokan) dan batang tenggorokan. Biasanya disebabkan oleh

virus.

Batuk kering. Batuk dengan suara nyaring dan membuat perut ikut sakit, biasanya

makin parah saat malam hari. Bisa disebabkan karena masuk angin, bronchiolitis,

atau asma.

Batuk produktif/batuk basah. Batuk yang sering diiringi dengan riak atau lendir,

yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau asma

Batuk bronchiolitis. Batuk yang diikuti suara nyaring seperti bersiul saat bernafas.

Batuk seperti ini biasanya disebabkan infeksi virus yang terjadi pada saluran udara

kecil pada paru-paru yang disebut bronchioles. Penyebab lainnya adalah asma.

e. Apa tipe-tipe warna sputum ?

1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan

berasal dari sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian

bawah.

2. Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)

3.Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/

bronkhiektasis.

4.Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.

5.Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya

verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering

ditemukanpada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus

yang melebar dan terinfeksi.

6.Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.

7.Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.

17

Page 18: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

8.Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.

f. Apa penyebab dan mekanisme nyeri dada disertai pilek ?

Zat iritan merangsang glotis, trakea, dan bronkus > memacu reseptor > kirim signal

melalui afferen ke medula spinalis >medula kirim respon melalui eferen ke otot pernafasan

dan pita suara > otot pernafasan kotraksi dengan kuat > menimbulkan efek inspirasi

maksimal > pita suara menutup > peningkatan tekanan intra torakal > mengurangi volume

cavum thorax > pita suara buka tiba-tiba > udara keluar cavum thorax> batuk. Sedangkan

Pilek disebabkan oleh banyaknya mucus pada saluran nafas.

3 a. Mengapa setelah diberi obat kondisi pak Budiman semakin memburuk ?

Karena kemungkinan obat yang diberikan kepada pak Budiman hanya mengatasi

gejala gejalanya saja tanpa mengobati penyebab utamanya yaitu infeksi bakteri gram (+)

coccus.

b. Bagaimana pandangan islam tentang ikhtiar ?

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang

mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang

Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang

telah kamu kerjakan”. (Q.S. At-Taubah: 105)

c. Bagaimana pandangan islam tentang obat ? (amel,taufik,ochi)

Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

bersabda: "Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya

adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang

mukmin. Jika ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang demikian itu baik

baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang demikian itu baik baginya."

(HR. Muslim no. 2999)

Termasuk keutamaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada kaum

mukminin, Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus dosa

18

Page 19: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas'ud radhiallahu

'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang

muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan

kesalahan-kesalahan nya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya." (HR. Al-

Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)

4. Bagaimana interpretasi dan mekanisme?

a. Tampak sakit berat

Normalnya pasien terlihat sehat dengan kesadaran penuh atau kompos mentis

b. TD 90/60 mmHg (hipotensi)

Tekanan darah normalnya 120/80 karena bapak budiman demam menyebabkan

pasien dehidrasi, dan dari dehidrasi tersebut membuat pasien menjadi hipotensi

c. HR 120 x/menit (takikardi)

Denyut nadi normal 60-100x/menit.

Mekanisme : Perfusi perifer tekanan arteri darah dialirkan ke organ

penting TD diturunkan denyut nadi ditingkatkan sebagai kompensasi agar

asupan darah cukup.

d. RR 38 x/menit (takipneu)

RR normalnya 16-24 x/menit karena terjadinya kegagalan pertukaran udara dan gas

sehingga suplai oksigen didarah dan jaringan berkurang.

e. To 40oC (demam)

Temperature badan normalnya 36 oC

Mekanisme : Adanya infeksi bakteri ke dalam tubuh berusaha mematikan bakteri

suhu ditingkatkan demam (kompensasi)

f. Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal (abnormal)

normal : tidak ada yang tertinggal dan simetris

dikarenakan adanya gangguan pada paru bagian kiri yang dikarenakan infeksi

gram(+) coccus

19

Page 20: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

g. Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah (abnormal)

dikarenakan ada infiltrasi ,dimana infiltrasi yang membantu dalam penghantaraan

udara sehingga terjadinya peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah

h. Perkusi : redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah (abnormal)

Sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh

penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi

padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna

paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar sehingga pada waktu perkusi

terdengar redup.

i. Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah (abnormal)

5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme ?

a. WBC : 18.000 /mm3

WBC 18.000/mm3 9.000-12.000/mm3

Increasing :

Meningkatnya sel darah

putih pada Pasien

mengindikasikan pasien

mengalami infeksi/radang

akut

20

Page 21: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

b. Diff.Count : 1/1/06/78/12/2

Diff Count :

Basophil 1 0-1 Normal

Eusonaphil 1 1-3 Normal

netrofil batang 6 2-6 Normal

netrofil segment

78 50-70

Increasing :menan

dakan adanya

infeksi

Limfosit

12 20-40

Decreasing

(border line)

menandakan

adanya infeksi

Monosit 2 2-10 Normal

c. Sputum : kuman gram (+) Coccus

Ada dua kelompok utama-positif cocci Gram yang penting medis: staphylococci dan.

Streptokokus Bila dilihat mikroskopik, staphylococci muncul dalam rumpun, seperti tandan

buah anggur anggur. Staphule adalah Yunani untuk. bentuk rantai Streptococcus, dan diberi

nama setelah streptos, kata Yunani untuk memutar. Kelompok-kelompok ini bakteri dapat

21

Page 22: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

dibedakan karena staphylococci menghasilkan enzim, katalase dan streptokokus tidak..

Katalase menyebabkan konversi hidrogen peroksida menjadi air dengan rilis bersamaan gas

oksigen, dilihat sebagai gelembung dalam tabung reaksi. Uji katalase adalah tes lebih dapat

diandalkan untuk membedakan staphylococci dari streptokokus dari pengamatan

mikroskopis.

. Para agen umum yang mungkin menyebabkan pneumonia oral flora normal. Untuk

alasan ini, budaya dahak tidak berguna dalam kebanyakan pasien dengan pneumonia,

meskipun pewarnaan Gram dapat membantu.. Contoh dari pneumoniae pewarnaan Gram

untuk S positif ditunjukkan pada gambar di bawah.

(A) Gram stain demonstrating gram-positive cocci in pairs and chains and (B) culture positive for Streptococcus pneumoniae. (A)

pewarnaan Gram menunjukkan cocci gram-positif pada pasangan dan rantai dan (B) kultur positif Streptococcus pneumoniae.

d. Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan paru kiri bawah

adanya perselubungan atau konsolidasi (pengisian rongga alveoli oleh eksudatpada

lapangan paru kiri bawah) pada lapangan paru kiri bawah

Pada lapangan paru kiri dengan eksudat sehingga keadaan padat pada paru ini

menunjukkan terjadinya pneumonia

6. Cara mendiagnosis

Anamnesis

Bapak Budiman, 60 tahun sesak napas hebat sejak 1 hari yang lalu

Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita demam tinggi, batuk dengan

dahak kekuningan, nyeri dada disertai pilek dan dua hari sebelumnya pak

Budiman mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang lalu.

Istrinya membawa berobat ke puskesmas tetapi kondisinya semakin

memburuk meskipun sudah diberi obat.

Keadaan umum : Tampak sakit berat

TD 90/60 mmHg

HR 120 x/menit

22

Page 23: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

RR 38 x/menit

To 40oC

Thorax : Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal

Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah

Perkusi :redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah

Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah

Laboratorium

Hb : 12,8 gr/dl

WBC : 18.000 /mm3

Diff. Count : 1/1/06/78/12/2

Sputum : kuman gram (+) Coccus

Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan kiri bawah

7. DD

Pneumonia Asma Bronkitis akut

penyebab Bakteri, virus, jamur

dll

rangsangan, seperti

serbuk sari, debu,

bulu binatang, asap,

udara dingin dan

olahraga.

virus, bakteri

batuk

Mengi (bengek)

Demam ---

Nyeri dada --- ---

Pilek ---

Sesak napas ---

letargi --- ---

sianosis --- ---

gangguan

penglihatan.

--- ---

8. Diagnosis kerja

23

Page 24: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Pneumonia karena infeksi gram(+) coccu

10. Penatalaksanaan

minum cairan sebanyak-banyaknya.

Berhenti merokok dan hindari asap rokok

Untuk mengatasi keluhan, dokter akan memberikan anti tusif (meredakan batuk),

ekspektoran (mengencerkan dahak), antipiretik (menurunkan demam)

Dokter juga akan memberikan antibiotik. Pilihannya akan tergantung dari usia dan

keparahan dari penyakitnya.  Juga tergantung apakah Anda seorang perokok atau tidak.

Penanganan pneumonia pun dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya

pengobatan dengan pemberian antibiotik. “Penderita pneumonia dapat sembuh bila diberikan

antibiotik yg sesuai dengan jenis kumannya, hanya saja perlu dosis tinggi dan waktu yg lama

Namun, bakteri Streptococcus pneumoniae mulai resisten atau kebal terhadap beberapa jenis

antibiotik. Bahkan kawasan Asia dinyatakan sebagai hot zone, yakni daerah dengan tingkat

resistensi tinggi untuk bakteri pneumokok. Oleh sebab itu apabila pneumonia yang dialami

cukup parah, penanganannya juga dilakukan dengan cara opname. Dengan perawatan khusus

dirumah sakit, pasien bisa mendapatkan istirahat dan pengobatan yang lebih intensif, atau

bahkan terapi oksigen sebagai penunjang. Selain itu penderita pneumonia juga

membutuhkan banyak cairan untuk mencegahnya dari dehidrasi. Cairan ini bisa diperoleh

dengan cara banyak minum air putih maupun melalui infus.

11. Komplikasi

a. Empisema

b. Gagal nafas

c. Perikarditis

d. Meningitis

e. Hipotensi

f. Delirium

g. Asidosis metabolic

h. Dehidrasi

i. penurunan kesadaran

j. kematian

24

Page 25: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

12. Prognosis

Dubia at bonam dengan pemberian antibiotic dan biasanya sembuh tetapi dapat

menjadi dubia at malam apabila berkembang menjadi sepsis, meningitis, dan kegagalan

paru-paru hingga menyebabkan kematian. Tidak ada cara untuk memprediksi resiko yang

akan didapat jika terinfeksi Pneumonia sampai penderita sembuh atau sampai resiko

komplikasinya datang.

13. KDU

Tingkat Kompetensi 3b.

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium

sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta

merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

25

Page 26: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

IV. Kerangka konsep

Inspeksi bakteri (gram+)

Leukosit IL-1 Infeksi saluran atas Parenkim paru

Batuk pilek Infeksi alveoli

Suhu normal stimulasi hipotalamus Peradangan membran

Set point Cairan sel darah merah dan putih

Demam masuk ke alveoli

nyeri dada Iritasi ujung ujung saraf Insfeksi menyebar

Daerah luas pada paru (konsolidasi)

paru bronkia redup selubungan paru udara

tertinggal

oksigen

sesak napas

PNEUMONI

V. Hipotesis

Bapak Budiman 60 tahun mengalami keluhan sesak napas hebat dan menderita

penyakit pneumonia yang disebabkan oleh terinfeksiny bakteri gram (+) coccus.

26

Page 27: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

VI. Learning Issue

No Pokok Bahasan What I

know

What I don’t know I have to

prove

How will

I learn

1. Sistem Respirasi Anatomi,

Fisiologi

Fisiologi -Text book

- Internet

2. Pneumonia Definisi Epidemiologi, Etiologi, Faktor

Resiko, Patofisiologi, Gejala,

Diagnosis, DD, Pencegahan,

Penatalaksanaan, Komplikasi,

Prognosis

Patofisio

logi

-Text book

- Internet

3. Demam Definisi Penatalaksanaan, Komplikasi,

Prognosis

Patofisio

logi

-Text book

- Internet

4. Sputum Definisi Gejala, Pencegahan, Patofisio

logi,

-Text book

- Internet

5. Pandangan Islam

tentang ikhtiar

dan pengobatan

Definisi Definisi -Text book

- Internet

6. Kompetensi

Dokter Umum

Kompetensi

Dokter

Umum

Kompete

nsi

Dokter

Umum

-Text book

- Internet

27

Page 28: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

VII. Sintesis

1.Anatomi dan fisiologi sistem respirasi

Anatomi

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx

trachea, bronkus, dan bronkiolus.

h. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.

Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum

(rongga) hidung.

28

Page 29: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

i. Farinx (tekak) ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.

Maka ‘letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).

j. Laringx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang mernisahkan

dari columna vertebrata, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebrata

servikals dan masuk ke dalarn trachea di bawahnya. Larynx terdiri atas kepingan

tulang rawan yang diikat bersama oleh ligarnen dan membran.

k. Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan dari

larynx sarnpai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini

bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi)

l. Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira

vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan

dilapisi oleh jenis sel yang sama.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris

dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus

menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi

bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung

alveoli (kantong udara).

m. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan

respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada

dindingnya.

n. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi

oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura

terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas

tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi

dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.

Struktur dasar jalan nafas telah ada sejak lahir dan berkembang selama neonatus dan

dewasa menjadi sistem bronkhopulmonal. Jalan nafas pada setiap usia tidak simetris.

Apabila dibagi menjadi dua bagian, ada perbedaan bentuk dan jumlah cabang yang

tergantung dari lokasinya. Variasi tersebut menyebabkan implikasi fisiologi yang berbeda.

Alur yang berbeda menyebabkan perbedaan resistensi terhadap aliran udara, sehingga

menyebabkan distribusi udara atau partikel yang terhisap tidak merata. Cabang dari bronkus

29

Page 30: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

mengalami pengecilan ukuran dan kehilangan kartilago, yang kemudian disebut bronkhiolus.

Bronkhiolus terminalis membuka saat pertukaran udara dalam paru-paru. Jalan nafas

dilapisi oleh membran epitel yang berganti secara bertahap dari epitel kolumner bertingkat

bersilia di bronkus menjadi epitel kubus bersilia pada area tempat pertukaran udara. Sillia

berfungsi untuk menghantarkan mukus dari pinggir jalan nafas ke faring. Sistem transport

mukosilier ini berperan penting dalam mekanisme pertahanan paru. Sel goblet pada trakhea

dan bronchus memproduksi musin dalam retikulum endoplasma kasar dan apparatus golgi.

Sel goblet meningkat jumlahnya pada beberapa gangguan seperti bronkhitis kronis yang

hasilnya terjadi hipersekresi mukus dan peningkatan produksi sputum.

Bronkus

Unit pertukaran udara (terminal respiratory) terdiri dari bronkhiolus distal sampai terminal :

bronkhiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveoli.

Lobulus Paru

Pada pemeriksaan luar pulmo dekstra lebih pendek dan lebih berat dibanding pulmo sinistra.

Pulmo dekstra dan sinistra dibagi oleh alur yang disebut incissura interlobaris dalam

beberapa Lobus Pulmonis.

Anatomi Paru

Gambar 2.1 Jantung dan Paru-paru tampak dari depan

30

Page 31: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari sel-sel

epitel dan dan endotel. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

Paru-paru dibagi menjadi dua, yakni :

Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru):

o Lobus pulmo dekstra superior

o Lobus medial

o Lobus inferior.

Paru-paru kiri, terdiri dari:

o pulmo sinister lobus superior

o pulmo sinister lobus inferior.

Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil (segmentalis):

Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu :

5 buah segment pada lobus superior, dan

5 buah segment pada inferior

Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :

5 buah segment pada lobus inferior

2 buah segment pada lobus medialis

3 buah segment pada lobus inferior

Letak paru-paru

Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongg

dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau

hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oeh selaput

selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua :

Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung

membungkus paru-paru.

Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding dada.

Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada

keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat

31

Page 32: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang 1. Serabut

symphaticus: truncus sympaticus

Paru kanan dan kiri

Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas:

e. Pleura costalis

f. Pleura diaphragmtica

g. Pleura mediatinalis

h. Pleura cervicalis

Pada hillus terdapat ligamentum pulmonale yng berfungsi untuk mengatur

pergerakan alat dalam hillus selama proses respirasi.

Alat yang masuk pada hillus pulmonalis: (brouncus primer, arteri pulmonalis,

arteri brounchialis, dan syaraf). Alat yang keluar pada hillus pulmonalis: (vena

pulmonalis, vena bronchialis, dan vasa limfatisi)

Fisiologi :

Paru-paru dapat dikembangkan dan dikempiskan dengan dua cara (1) gerakan turun dan naik

diafragma untuk memperbesar atau mengecilkan rongga dada dan (2) elevasi dan depresi

iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior rongga dada.

a. Sternum : melindungi organ dalam

b. Membran suprapleuris : melindungi

32

Page 33: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

c. Diafragma otot utama inpirasi dan ekspirasi

a. Inspirasi : dilakukan secara aktif

b. Ekspirasi : dilakukan secara pasif

c. Fungsi respirasi : Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan utama :

1. Ventilasi paru-paru, yaitu pemasukkan dan pengeluaran udara di antara atmosfir dan

alveolus paru-paru

2. Difusi oksigen dan karbondioksida di antara alveolus dan darah

3. Transport O2 dan CO2 di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel

4.Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya

Histologi :

BRONCHUS DAN CABANG-CABANGNYA

Trachea bercabang menjadi 2 bronchus primaries yang masuk ke jaringan paru-paru melalui

hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral. Bronchus yang sebelah kana bercabang

menjadi 3 dan yang sebelah kiri becabang menjadi 2, dimana setiap cabang tersebut

merupakan percabangan dari bronchus primaries.

Lamina propria terdiri dari jaringan pengikat yang banyak mengandung serabut elastis dan

serabut kolagen dan retikuler serta beberapa limfosit. Di bawah membrane mocosa terdapat

stratum musculare yang tidak merupakan lapisan tertutup. Banyaknya serabut elastis

berhubungan erat dengan sel-sel otot polos dan serabut elastis ini sangat penting dalam

proses respirasi. Di dalam anyaman muskuloelastis ini terdapat banyak jalinan pembuluh

darah kecil.

Perbedaan struktur antara trachea serta bronchus extrapulmonalis serta

intrapulmonalis. Bentuk cincin cartilage Susunan serabut otot pada trachea hanya dibagian

dorsal sedangkan pada bronchus terdapat di sekeliling dinding. Kontraksi lapisan otot ini

akan menimbulkan lipatan memanjang pada membrane mukosa. Suatu lapisan anyaman

33

Page 34: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

elastis yang membatasi membrane mukosa seperti pada trachea tidak ada, tetapi terdapat

serabut-serabut elastis yang berjalan sejajar sepanjang bronchus dengan percabangannya.

Perbedaan Bronchus dan Bronchiolus. Dengan bercabangnya bronchus, maka

kalibernya akan semakin mengecil, yang menyebabkan gambaran stukturnya akan semakin

berbeda karena lempeng-lempeng cartilage yang makin berkurang. Kalau struktur pulmo

disamakan seperti kelenjar, maka bronchus merupakan ‘ductus extraloburalis’, sebab

terdapat diluar lobuli.

2.Pneumonia

Pengertian Pnemonia

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).

Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada

bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan

napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi

pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari

1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.

Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.

Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran

bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest

indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini

dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala

sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia

berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga

disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA

(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar

istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan

penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.

Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:

Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)

Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan

34

Page 35: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Pnemonia ) Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang

tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya

penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara

lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis

dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.

Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak

saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara

Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun

dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.

Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah

kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka

kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak

berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan

kepadatan pada bagian paru . Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan

yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi

paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk

oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau

mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah

streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus

misalnya virus influenza

Mengobati Pneumonia

Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi

pneumonia oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.

Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa

obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya

dokter yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-

masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan

lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat

dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan

tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen

dalam darah.

35

Page 36: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Pada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk

mengembvalikan kondisi tubuh. Namun, mereka yang sudah sembuh dari dari pneumonia

mikoplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah

sembuh dari pneumonia jangan dilarang kembali melakukan aktifitasnya. Namun mereka

perlu diingatkan untuk tidak langsung melakukan yang berat-berat. Soalnya, istirahat cukup

merupakan kunci untuk kembali sehat.

Untuk menangani pernapasan akut parah ( Severe Acute Respiratory

Syndrom/SARS) yang masih misterius, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan

para petugas kesehatan untuk menerapkan Universal Precautions. Artinya, mereka harus

mengenakan sarung tangan, masker, sepatu boot dan jas yang melindungi seluruh tubuh dari

kontak langsung dengan penderita. Buat penderitanya juga dianjurkan untuk mengenakan

masker dan pelindung lain sampai SARS-nya ditanggulangi. Pasien yang dicurigai atau

kemungkinan besar terkena SARS harus diisolasi. Ruang perawatannya harus bertekanan

rendah dengan pintu tertutup rapat, tidak sharing dengan pasien lain ( termasuk dengan

pasien sindrom serupa ) dan punya fasilitas kamar mandi dan kloset sendiri.

Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan

menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien

sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang

menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari

penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas menangani

SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena ribavirin dan

steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.

Pneumonia Oleh Bakteri

Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia

lanjut. Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan

pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling

berisiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus

pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun

oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan

kerusakan.

36

Page 37: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh

tubuh melalui aliran darah. Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat,

napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin

membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang eksterm, pasien akan mengigil,

gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau.

Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan vaksinnya

pun sudah tersedia.

Pneumonia Oleh Virus

Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini

makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan

menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak- gangguan ini bisa

memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh

dalam waktu singkat.

Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat

dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak

walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Gejala Pneumonia oleh virus sama

saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan

letih lesu, selama 12 ? 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan

sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.

Pneumonia Mikoplasma

Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan

dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh

virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical

Penumonia ).

Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah agen

terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa

diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya.

Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma

menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda.

Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.

Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan

37

Page 38: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa

lemah baru hilang dalam waktu lama.

Pneumonia Jenis Lain

Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga

disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap

HIV/AIDS.

PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa

bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan.

Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu

maupun jamur. Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan

demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga

mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru

paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.

3.demam

a. Pengertian Demam

Demam adalah regulasi panas pada suatu tingkat suhu yang lebih tinggi. Demam

adalah gejala yang menyertai hampir semua infeksi, tapi juga terdapat pada penyakit-

penyakit lain seperti beberapa bentuk tumor (Mutschler, 1986). Suhu oral normal adalah

35,8-37,3 oC (96,5-99,2 oF). Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,3-0,5 oC (0,5-1 oF). Suhu

tubuh normal biasanya terletak dalam rentang ini dengan suatu variasi diurnal yang berbeda-

beda antar individu, namun konsisten pada tiap-tiap individu. Demam yang paling tinggi

terjadi pada anak-anak (Wash, 1997).

Demam adalah reaksi yang terjadi pada semua vertebrata dan sebagian avertebrata,

yang timbul sebagai respon terhadap infeksi, penyakit kolagen, dan berbagai kompleks

antigen-antibodi, yang biasanya ditandai oleh perubahan set point pada pusat pengaturan

termoregulasi dalam anterior hipotalamus. Endotoksin, virus, limfokin, bakteri, kompleks

antigen-antibodi, dan beberapa steroid dapat melepaskan pirogen endogen, yaitu protein

38

Page 39: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

kecil dari makrofag. Pirogen endogen menyebabkan transformasi asam arakidonat ke

prostaglandin E1 dan E2, dan mungkin juga zat kimia lain yang merubah set point dalam

hipotalamus sehingga temperatur tubuh menjadi tinggi (Nelwan, 1982).

b. Mekanisme dan Penyebab Demam

Pirogen merupakan substansi yang menyebabkan demam dan berasal baik dari

eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar hospes, sementara pirogen

endogen diproduksi oleh hospes, umumnya sebagai respon terhadap stimulant awal yang

biasanya timbul oleh karena infeksi atau inflamasi. Pirogen endogen yang dihasilkan baik

secara sistemik atau lokal, berhasil memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada

tingkat pusat termoregulasi di hipotalamus (Harrison,1999).

39

Infeksi mikroorganisme

Aktivasi neutrofil

Sitokin release(IL-1, IL-6,

Produksi PGE 2

Hypothalamus

Set point temperature naik Demam

Page 40: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah

terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan

suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Nelwan, 1987).

Penyebab eksogen demam antara lain bakteri, jamur, virus dan produk-produk yang

dihasilkan oleh agen-agen tersebut (misal endotoksin). Kerusakan jaringan oleh sebab

apapun (misal cedera tergencet) dapat menyebabkan demam. Faktor-faktor imunologik

seperti kompleks imun dan limfokin menimbulkan penyakit demam pada penyakit vaskular

kolagen (misal lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid) dan keadaan-keadaan

hipersensitivitas (misal reaksi obat atau transfusi darah). Seluruh substansi di atas

menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear (monosit, makrofag jaringan atau sel Kupffer)

membuat pirogen endogen (EP= endogenous pyrogen). EP adalah suatu protein kecil (berat

molekul 20.000) yang mirip interleukin, yang merupakan suatu mediator proses imun antar

sel yang penting. EP telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel Kupffer, makrofag

alveoli dan sinovium. EP juga ditemukan dalam sel-sel penyakit Hodgkin, limfoma

histiositik dan kanker sel ginjal (Wash,1997).

Hipotalamus mengatur seluruh mekanisme suhu tubuh. Interaksi kimiawi yang telah

dijelaskan di atas mengubah pengaturan neuron-neuron peka panas dan dingin, sehingga

timbul demam. Perubahan termoregulasi ke arah atas menyebabkan penyimpanan panas

melalui aktivitas gemetar, vasokonstriksi kulit, dan sumbersumber produksi panas lainnya.

Panas yang dihasilkan melalui vasokonstriksi dan gemetar bersifat terbatas. Berapa

banyaknya mekanisme penyimpanan panas yang diaktifkan tergantung pada suhu udara.

Pada awal demam, individu akan menggigil dan merasa dingin karena pengaturan baru dari

suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya. Setelah suhu tubuh stabil pada tingkat yang baru,

maka menggigil akan berhenti; kontrol suhu tubuh dicapai dengan menyeimbangkan

kehilangan dan penyimpanan panas (Wash, 1997).

Toksin dari bakteri seperti endotoksin bekerja atas monosit, makrofag dan sel

Kupffer untuk menghasilkan interleukin-1 (IL-1), suatu polipeptida yang juga dikenal

sebagai pirogen endogen. IL-1 mempunyai efek luas dalam badan. IL-1 memasuki otak dan

menimbulkan demam oleh kerja langsung atas area preoptika hipotalamus. IL-1 juga bekerja

40

Page 41: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

atas limfosit untuk mengaktivasi sistem kekebalan, merangsang pelepasan neutrofil dari

sumsum tulang dan menyebabkan proteolisis dalam otot (Ganong, 1997).

c. Tipe-Tipe Demam

Beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai, antara lain:

1. Demam septik

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada

malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai

keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang

normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai

suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan

tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

3. Demam intermiten

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam

dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila

terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.

Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

41

Page 42: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh

periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti lagi oleh kenaikan suhu

seperti semula (Nelwan, 1987).

Sistem pengatur tempertur menggunakan tiga mekanisme penting untuk

penurunan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi:

1. Vasodilatasi

Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengan kuat. Hal ini

disebabkan hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan

vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit

sebanyak delapan kali lipat.

2. Berkeringat

Efek dari peningkatan temperatur yang menyebabkan berkeringat memperlihatkan

peningkatan kecepatan kehilangan panas melalui evaporasi dihasilkan dari berkeringat ketika

temperatur inti tubuh meningkat di atas temperatur kritis 37 oC (98,6 oF). Peningkatan

temperatur tubuh 1 oC menyebabkan keringat yang cukup banyak untuk membuang sepuluh

kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh.

3. Penurunan pembentukan panas

Sewaktu pusat temperatur hipotalamus mendeteksi bahwa temperatur tubuh terlalu panas,

pusat akan memberi prosedur penurunan yang sesuai. Mekanisme yang menyebabkan

pembentukan panas yang berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat

kuat (Guyton, 1997)

4. Sputum

42

Page 43: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Definisi : bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut.

Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. (Dorland)

Orang dewasa normal (menurut bu PW, price wilson) katanya bisa memproduksi

mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring

ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan.

Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau

infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak

berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal

ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan

intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg

cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar

sebagai sputum.

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,

warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara

spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. Di sini saya cuma

akan menyingkat sedikit yang ada di bukunya bu PW..

.klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya.

1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan

berasal dari sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian

bawah.

2. Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)

3.Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/

bronkhiektasis.

4.Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.

5.Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya

verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering

43

Page 44: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

ditemukanpada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus

yang melebar dan terinfeksi.

6.Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.

7.Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.

8.Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.

5. pandangan islam

Pandangan islam tentang ikhtiar

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min

akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang

Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang

telah kamu kerjakan”. (Q.S. At-Taubah: 105)

pandangan islam tentang obat

PETUNJUK Al-QUR’AN TENTANG PENGOBATAN

Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al-Qur’an itu

sendiri diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin. “Dan kami

menurunkan Al-Qur’an sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang mukmin”.(QS

Al-Isra’: 82). Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al-Qur’an yaitu “Asysyifa”

yang artinya secara terminologi adalah obat penyembuh. “Hai manusia, telah datang

kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhan mu dan sebagai obat penyembuh jiwa,

sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(QS Yunus:57)

Disamping Al-Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang

keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sumber dari pembuat obat-obatan. “Dengan

44

Page 45: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

(air hujan) itu Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, kurma, anggur

dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda (kebesaran Allah)bagi orang-orang yang berfikir.(QS An-Nahl:11). “Kemudian

makanlah dari segala(macam)buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-muyang telah

(dimudahkan bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam

warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.(QS

An-Nahl:69)

Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

bersabda: "Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh

perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun

kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang

demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang

demikian itu baik baginya." (HR. Muslim no. 2999)

Termasuk keutamaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada kaum

mukminin, Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus

dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas'ud

radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan

Allah menggugurkan kesalahan-kesalahan nya sebagaimana pohon menggugurkan

daun-daunnya." (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)

6.KDU

Tingkat Kemampuan 1

Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini

ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik

ini dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini

mengindikasikan overview level. Bila mengahadapi pasien dengan gambaran klinik

ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.

45

Page 46: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

Tingkat kemampuan 2

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: peneriksaan

laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke

spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

Tingkat kemampuan 3

3.a Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:

pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan

dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan

(bukan kasus gawat darurat)

3.b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

(misalnya :pemeriksaan laboratorium sederhan atau X-ray). Dokter dapat

memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis

yang relevan (kasus gawat darurat)

Tingkat Kemampuan 4

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium

sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem

itu secara mandiri hingga tuntas.

46

Page 47: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, dkk. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC

Isselbacher, dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Kumar, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robins. Jakarta : EGC

Ganiswarna, dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FK UI

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Guyton, dkk. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

McGlynn, dkk. 1995. Diagnosis Fisik. Jakarta : EGC

Price, dkk. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Sudoyo, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI

Soeparman, dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI

www.emidecine.com

www.fkui.ac.id

www.google.co.id/images

47

Page 48: Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)

www.who.int

www.wikipedia.co.id

48