Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)
-
Upload
amir-ibnu-hizbullah -
Category
Documents
-
view
168 -
download
41
Transcript of Skenario a Blok 11 Tutorial 1 (Repaired)
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO A BLOK 11
Tutorial 3
Tutor : dr. Sudarto Sp.Pd
Karina Puspita sari 70 2009 011
Taufik Putra Trisnawarman 70 2009 022
Ria Anggraini 70 2009 028
Yenti Agustina 70 2009 027
Amelia Kharisma 70 2009 031
Hudori Oki Ramadhani 70 2009 032
Irni Madyarti 70 2009 039
Nevi Yulita Sari 70 2009 045
Otchi Putri Wijaya 70 2009 047
Wike Yulianita 70 2009 052
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B
13 Ulu Telp. 0711-7780788
PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial
Skenario A BLOK 11” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu
tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat,
dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dr. Sudarto, Sp.Pd selaku tutor Tutorial 1
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan turotial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, 25 maret 2011
2
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Sistem Respirasi adalah Blok 11 pada Semester 4 dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang
akan datang. Penulis kali ini memaparkan kasus yang diberikan mengenai Bapak
Budiman, 60 tahun mengalami keluhan sesak npasa hebat sejak 1 hari yang lalu.
Karena adanya masalah yang dialami oleh Bapak Budiman tesebut maka
kelompok kami berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep
dari skenario ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data
TUTORIAL SKENARIO A
Tutor : dr. Sudarto, Sp.Pd
Moderator : Karina Puspita Sari
Notulen : Hudori Oki Ramadhani
Sekretaris : Irni Madyarti
Waktu : Selasa, 22 maret 2011 (T1SA)
Kamis,24 maret 2011 (T2SA)
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu.
3. Boleh membawa makanan dan minuman pada saat
proses tutorial berlangsung (jika perlu)
4
2.2 Skenario Kasus
SKENARIO D
Bapak Budiman, 60 tahun dating ke Rumah sakit Muhammadiyah dengan keluhan
sesak napas hebat sejak 1 hari yang lalu. Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita
demam tinggi, batuk dengan dahak kekuningan, nyeri dada disertai pilek. Dua hari sebelum
ke RS Muhammadiyah pak Budiman mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang
lalu. Istrinya membawa berobat ke puskesmas tetapi kondisinya semakin memburuk
meskipun sudah diberi obat.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : keasadaran kompos mentis, tampak sakit berat
TD 90/60 mmHg, HR 120 x/menit, regular, RR 38 x/menit
To 40oC
Thorax : Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal
Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah
Perkusi :redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah
Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah
Laboratorium
Hb : 12,8 gr/dl, WBC : 18.000 /mm3, Diff. Count : 1/1/06/78/12/2
Sputum : kuman gram (+) Coccus
Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan kiri bawah
5
2.3 Seven Jump Steps
I. Klarifikasi Istilah
a. Sesak napas : Pernapasan yang sukar
b. Demam tinggi : Peningkatan temperatur tubuh diatas normal
c. Batuk berdahak : Mendorong mengeluarkan dan membatukkan bahan-bahan dari
dalam paru-paru, bronkus, dan trakea
d. Pilek : Infeksi virus akut pada saluran pernapasan
e. Sputum : Sesuatu yang didorong keluar dari trakea, bronchi, dan paru
melalui mulut.
f. Bronkial sound : Suara bronkus
g. Coccus : bakteri sferis berdiameter < 1 mikron
II. Identifikasi Masalah
1. Bapak Budiman, 60 tahun sesak napas hebat sejak 1 hari yang lalu
2. Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita demam tinggi, batuk dengan dahak
kekuningan, nyeri dada disertai pilek dan dua hari sebelumnya pak Budiman
mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang lalu.
3. Istrinya membawa berobat ke puskesmas tetapi kondisinya semakin memburuk
meskipun sudah diberi obat.
4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit berat
TD 90/60 mmHg
HR 120 x/menit
RR 38 x/menit
To 40oC
Thorax : Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal
Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah
Perkusi :redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah
Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah
6
5. Laboratorium
- WBC : 18.000 /mm3
- Diff. Count : 1/1/06/78/12/2
- Sputum : kuman gram (+) Coccus
- Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan kiri bawah
III. Analisa Masalah
1 a. Bagaimana anatomi respirasi ?
7
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx
trachea, bronkus, dan bronkiolus.
a. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.
Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
(rongga) hidung.
b. Farinx (tekak) ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Maka ‘letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).
c. Laringx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang mernisahkan
dari columna vertebrata, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebrata
servikals dan masuk ke dalarn trachea di bawahnya. Larynx terdiri atas kepingan
tulang rawan yang diikat bersama oleh ligarnen dan membran.
d. Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan dari
larynx sarnpai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini
bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi)
e. Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris
dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus
menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi
bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung
alveoli (kantong udara).
f. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya.
g. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi
oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura
terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas
tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi
dua lobus yaitu lobus superior dan inferior
8
Paru - Paru
Gambar 2.1 Jantung dan Paru-paru tampak dari depan
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari sel-sel epitel
dan dan endotel. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
Paru-paru dibagi menjadi dua, yakni :
Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru):
o Lobus pulmo dekstra superior
o Lobus medial
o Lobus inferior.
Paru-paru kiri, terdiri dari:
o pulmo sinister lobus superior
o pulmo sinister lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil (segmentalis):
Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu :
5 buah segment pada lobus superior, dan
5 buah segment pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :
5 buah segment pada lobus inferior
2 buah segment pada lobus medialis
3 buah segment pada lobus inferior
9
Letak paru-paru
Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongg
dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada
mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oeh selaput selaput yang bernama
pleura. Pleura dibagi menjadi dua :
Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru.
Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding dada.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang
kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang 1. Serabut symphaticus: truncus
sympaticus
Paru kanan dan kiri
Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas:
a. Pleura costalis
b. Pleura diaphragmtica
c. Pleura mediatinalis
d. Pleura cervicalis
Pada hillus terdapat ligamentum pulmonale yng berfungsi untuk mengatur
pergerakan alat dalam hillus selama proses respirasi.
10
b. Bagaimana fisiologi system respirasi ?
Terdapat dua jenis respirasi, yaitu:
1. Respirasi internal (seluler), merupakan proses metabolisme intraseluler,
menggunakan O2 dan memproduksi CO2 dalam rangka membentuk energi
dari nutrien
2. Respirasi eksternal, merupakan serangkaian proses yang melibatkan
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan luar dan sel tubuh. Tahap respirasi
ekstrenal:
a. Pertukaran udara atmosfir dan alveoli dengan mekanisme ventilasi
b. Pertukaran O2 dan CO2 alveoli dan kapiler pulmonal melalui mekanisme
difusi
c. O2 dan CO2 ditranspor oleh darah dari paru ke jaringan
d. Pertukaran O2 dan CO2 antara jaringan dan darah dengan proses difusi
melintasi kapiler sistemik
c. Apa penyebab dan mekanisme sesak napas ?
Penyebab sesak napas
1.Penyebab sesak napas yang berasal dari jantung, antara lain:
a. Kegagalan ventrikal kiri oleh berbagai sebab, akan menimbulkan sesak napas yang
disertai ortopneu, paroksismal nokturnal dispneu, kadang-kadang disertai batuk dengan
kelelahan, pembesaran jantung disertai irama gallop. Sedangkan pada paru ditemukan ronki
basah yang merupakan tanda sembab paru dan kongesti pembuluh darah vena paru.
b. Kegagalan ventrikel kanan ditandai dengan peningkatan tekanan darah sentral,
hepatomegali dan sembab tungkai. Peningkatan tekanan vena jungularis melebihi 10 cm air,
sedangkan hati yang membesar terasa lunak dengan tepi tajam, kadang-kadang terasa pulsasi
dan mungkin pula disertai dengan asites.
c. Selain kedua gangguan di atas, masih banyak penyebab lain yang menimbulkan
sembab paru dan hipertensi pulmonal yang semua akan menyebabkan sesak napas.
Kelompok penyakit ini akan memberi gangguan sesuai dengan kombinasi di atas.
11
2. Penyebab sesak napas karena gangguan paru
a. Pneumotoraks
Terutama pada tipe tension, didapat frekuensi pernapasan meningkat, dangkal dan tampak
sesak. Suara pernapasan menghilang atau berkurang pada daerah yang sakit disertai
pencembungan ruangan antar iga, trakea deviasi ke arah yang sehat dan terdengar hipersonor
pada perkusi.
b. Infeksi paru
Terutama pneumonia, keluhan sesak napas yang ditimbulkan sesuai dengan luas proses.
Pada pemeriksaan tampak frekuensi pernapasan meningkat, pernapasan dangkal dan sering
disertai sianosis.
c. Bronkospasme
Asma bronkial yang paling sering. Pada asma ringan keluhan subjektif mungkin tidak sesuai
dengan hasil pemeriksaan fisik.
d. Emboli paru
Keluhan penderita sering ditemukan pada emboli paru selain sesak napas adalah nyeri
pleura, batuk, keringat dingin, sinkop dan batuk darah.Gejala yang sering menyertai ialah
takikardia, takipneu, ronki basah, panas badan yang meningkat disertai suara P2 yang
mengeras, kadang-kadang dijumpai sianosis dan tanda-tanda troboflebitis.
e. Pneumonitis interstisialis (alveolitis)
Keradangan pada perenkim paru disebut pneumonitis atau pneumonia. Jika keradangan ini
mengenai interstisial disebut pneumonitis interstisialis. Di dalam kepustakaan dipakai pula
nama lain yaitu fibrosis interstisialis, fibrosing alveolitis dan Hamman Rich Syndrome.
Sesak napas yang terjadi pada penyakit ini disebabkan oleh gangguan ventilasi perfusi akibat
penebalan septa antara alveol dan kapiler (alveolar-cappilary block).
f. Adult respiratory distress syndrome (ARDS).
Keadaan ini sering menyertai shock karena bermacam-macam penyebab, infeksi, trauma,
aspirasi cairan atau inhalasi bahan racun, penyakit darah, gangguan metabolisme dan masih
banyak lagi penyebab lain.
12
3. Gangguan metabolic
Terutama gangguan metabolik yang menimbulkan asidosis, seperti ketoasidosis
diaberik, asidosis laktik (karena obat-obatan, hipoksia, shock sekunder dan lain-lain). Diduga
ada asidosis metabolik bila terjadi hiperventilasi dan diare berat tanpa diketahui
penyebabnya, anamnesa ada keracunan obat, koma, riwayat penderita sebagai peminum
alkohol.
4. Kelainan darah
Amat banya kelainan darah yang dapat menyebabkan sesak napas, antara lain :
animea, leukemia, hemoglobin abnormal, perdarahan masif, gangguan tranfusi dan lain-lain.
Semua gangguan ini pada dasarnya menyebabkan transportasi oksigen terganggu.
Konsentrasi oksigen di dalam darah yang rendah menyebabkan kemoreseptor perifer yang
terletak di badan karotis dan badan aortik menjadi terangsang.
5. Penyakit saraf dan penyakit neuromuskuler
Penyakit saraf yang biasa menimbulkan sesak napas ialah Amiotropik lateral
sklerosis, Miastenia gravis, Multipel sklerosis dan sindrom Guillain Barre. Sedangkan
penyakit neuromuskuler yang sering menyebabkan sesak napas ialah poliomielitis, atrofi
atau distrofi otot, tumor otak, gangguan n. phrenicus, mungkin pula keracunan obat seperti
kurare, antikolinesterase dan antibiotika terutama golongan aminoglikosid (yang sering
dipergunakan ialah streptomisin, kanamisin, gentamisin dan amikain)
6. Hiperventilasi idiopatik
Hiperventilasi yang tidak diketahui penyebabnya digolongkan ke dalam
hiperventilasi idiopatik. Gangguan yang paling jelas terlihat adalah alkalosis respiratorik
(penurunan ) dan gejala yang mungkin timbul antara lain, tetani, tremor, asteriksis (suatu
bentuk tremor yang ditandai dengan gerakan-gerakan yang menyentak) pada tangan, lidah
serta otot kaki.
13
Pada kasus ini sesak napas terjadi karena Infeksi paru yaitu pneumonia, keluhan sesak napas
yang ditimbulkan sesuai dengan luas proses. Pada pemeriksaan tampak frekuensi pernapasan
meningkat, pernapasan dangkal dan sering disertai sianosis.
Mekanisme sesak napas.
Infeksi saluran nafas atas >respon imun turun > predisposisi berbagai infeksi > peradangan
parenkim paru > infiltrasi makrofag, neutrofil, leukosit > alveoli dipenuhi cairan eksudat >
kemampuan menyerap O2 turun > sesak nafas
d. Apa dampak sesak napas ?
kehilangan kesadaran dan kematian
e. Bagaimana pertolongan pertama pada pasien sesak napas ?
Menggunakan Prinsip ABC :
a. Airway Control
b. Breathing Support
c. Circulation Support
Penatalaksaan :
a. Nilai pernafasan penderita apakan sudah adekuat (airway control), berikan bantuan
nafas bila perlu (breathing support).
b. Jaga agar jalan nafas selalu terbuka.
c. Letakan penderita pada posisi yang paling nyaman biasanya duduk tegak.
d. Bila ada berikan oksigen sesuai ketentuan.
e. Tenangkan penderita. Akibat kurangnya udara penderita merasa sangat tidak nyaman
dan ketakutan, jangan menganggap kasar perlakuannya.
f. Bawa penderita segera ke RS / dokter / Puskesmas terdekat.
14
2 a. Apa penyebab dan mekanisme demam tinggi ?
Demam disebabkan oleh :
Infeksi, suhu mencapai 38 C, penyebab : virus, bakteri, parasit
Non infeksi seperti kanker, tumor
Demam fisiologis, penyebab : dehidrasi, suhu udara yang terlalu
panas
Demam tanpa penyebab : FUO
Imunisasi
Faktor lingkungan
b. Apa tipe-tipe demam?
1. Demam septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekalipada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
15
Infeksi mikroorganisme
Aktivasi neutrofil
Sitokin release(IL-1, IL-6,
Produksi PGE 2
Hypothalamus
Set point temperature naik Demam
2. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal.
3. Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari.
4. Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
5. Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yangdiikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
lagioleh kenaikan suhu seperti semula (Nelwan, 1987).
c. Apa penyebab batuk berdahak kekuningan ?
Penyebabnya : adanya infeksi bakteri gram (+) coccus akibatnya system pertahanan
tubuh kita pada system respirasi bekerja sehingga untuk melawannya makan dikeluarkan
suatu zat oleh leukosit
d. Apa jenis-jenis batuk ?
Batuk rejan. Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika
kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang
dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi,
yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.
Batuk sesak (croup). Batuk dengan suara nafas yang keras, seperti ada lendir di
dalam dada. Suara yang timbul adalah akibat dari pembengkakan di sekitar pita
16
suara (pangkal tenggorokan) dan batang tenggorokan. Biasanya disebabkan oleh
virus.
Batuk kering. Batuk dengan suara nyaring dan membuat perut ikut sakit, biasanya
makin parah saat malam hari. Bisa disebabkan karena masuk angin, bronchiolitis,
atau asma.
Batuk produktif/batuk basah. Batuk yang sering diiringi dengan riak atau lendir,
yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau asma
Batuk bronchiolitis. Batuk yang diikuti suara nyaring seperti bersiul saat bernafas.
Batuk seperti ini biasanya disebabkan infeksi virus yang terjadi pada saluran udara
kecil pada paru-paru yang disebut bronchioles. Penyebab lainnya adalah asma.
e. Apa tipe-tipe warna sputum ?
1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan
berasal dari sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian
bawah.
2. Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)
3.Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/
bronkhiektasis.
4.Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.
5.Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering
ditemukanpada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus
yang melebar dan terinfeksi.
6.Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
7.Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.
17
8.Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.
f. Apa penyebab dan mekanisme nyeri dada disertai pilek ?
Zat iritan merangsang glotis, trakea, dan bronkus > memacu reseptor > kirim signal
melalui afferen ke medula spinalis >medula kirim respon melalui eferen ke otot pernafasan
dan pita suara > otot pernafasan kotraksi dengan kuat > menimbulkan efek inspirasi
maksimal > pita suara menutup > peningkatan tekanan intra torakal > mengurangi volume
cavum thorax > pita suara buka tiba-tiba > udara keluar cavum thorax> batuk. Sedangkan
Pilek disebabkan oleh banyaknya mucus pada saluran nafas.
3 a. Mengapa setelah diberi obat kondisi pak Budiman semakin memburuk ?
Karena kemungkinan obat yang diberikan kepada pak Budiman hanya mengatasi
gejala gejalanya saja tanpa mengobati penyebab utamanya yaitu infeksi bakteri gram (+)
coccus.
b. Bagaimana pandangan islam tentang ikhtiar ?
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (Q.S. At-Taubah: 105)
c. Bagaimana pandangan islam tentang obat ? (amel,taufik,ochi)
Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: "Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya
adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang
mukmin. Jika ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang demikian itu baik
baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang demikian itu baik baginya."
(HR. Muslim no. 2999)
Termasuk keutamaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada kaum
mukminin, Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus dosa
18
dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas'ud radhiallahu
'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang
muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan
kesalahan-kesalahan nya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya." (HR. Al-
Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)
4. Bagaimana interpretasi dan mekanisme?
a. Tampak sakit berat
Normalnya pasien terlihat sehat dengan kesadaran penuh atau kompos mentis
b. TD 90/60 mmHg (hipotensi)
Tekanan darah normalnya 120/80 karena bapak budiman demam menyebabkan
pasien dehidrasi, dan dari dehidrasi tersebut membuat pasien menjadi hipotensi
c. HR 120 x/menit (takikardi)
Denyut nadi normal 60-100x/menit.
Mekanisme : Perfusi perifer tekanan arteri darah dialirkan ke organ
penting TD diturunkan denyut nadi ditingkatkan sebagai kompensasi agar
asupan darah cukup.
d. RR 38 x/menit (takipneu)
RR normalnya 16-24 x/menit karena terjadinya kegagalan pertukaran udara dan gas
sehingga suplai oksigen didarah dan jaringan berkurang.
e. To 40oC (demam)
Temperature badan normalnya 36 oC
Mekanisme : Adanya infeksi bakteri ke dalam tubuh berusaha mematikan bakteri
suhu ditingkatkan demam (kompensasi)
f. Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal (abnormal)
normal : tidak ada yang tertinggal dan simetris
dikarenakan adanya gangguan pada paru bagian kiri yang dikarenakan infeksi
gram(+) coccus
19
g. Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah (abnormal)
dikarenakan ada infiltrasi ,dimana infiltrasi yang membantu dalam penghantaraan
udara sehingga terjadinya peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah
h. Perkusi : redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah (abnormal)
Sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh
penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi
padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna
paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar sehingga pada waktu perkusi
terdengar redup.
i. Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah (abnormal)
5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme ?
a. WBC : 18.000 /mm3
WBC 18.000/mm3 9.000-12.000/mm3
Increasing :
Meningkatnya sel darah
putih pada Pasien
mengindikasikan pasien
mengalami infeksi/radang
akut
20
b. Diff.Count : 1/1/06/78/12/2
Diff Count :
Basophil 1 0-1 Normal
Eusonaphil 1 1-3 Normal
netrofil batang 6 2-6 Normal
netrofil segment
78 50-70
Increasing :menan
dakan adanya
infeksi
Limfosit
12 20-40
Decreasing
(border line)
menandakan
adanya infeksi
Monosit 2 2-10 Normal
c. Sputum : kuman gram (+) Coccus
Ada dua kelompok utama-positif cocci Gram yang penting medis: staphylococci dan.
Streptokokus Bila dilihat mikroskopik, staphylococci muncul dalam rumpun, seperti tandan
buah anggur anggur. Staphule adalah Yunani untuk. bentuk rantai Streptococcus, dan diberi
nama setelah streptos, kata Yunani untuk memutar. Kelompok-kelompok ini bakteri dapat
21
dibedakan karena staphylococci menghasilkan enzim, katalase dan streptokokus tidak..
Katalase menyebabkan konversi hidrogen peroksida menjadi air dengan rilis bersamaan gas
oksigen, dilihat sebagai gelembung dalam tabung reaksi. Uji katalase adalah tes lebih dapat
diandalkan untuk membedakan staphylococci dari streptokokus dari pengamatan
mikroskopis.
. Para agen umum yang mungkin menyebabkan pneumonia oral flora normal. Untuk
alasan ini, budaya dahak tidak berguna dalam kebanyakan pasien dengan pneumonia,
meskipun pewarnaan Gram dapat membantu.. Contoh dari pneumoniae pewarnaan Gram
untuk S positif ditunjukkan pada gambar di bawah.
(A) Gram stain demonstrating gram-positive cocci in pairs and chains and (B) culture positive for Streptococcus pneumoniae. (A)
pewarnaan Gram menunjukkan cocci gram-positif pada pasangan dan rantai dan (B) kultur positif Streptococcus pneumoniae.
d. Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan paru kiri bawah
adanya perselubungan atau konsolidasi (pengisian rongga alveoli oleh eksudatpada
lapangan paru kiri bawah) pada lapangan paru kiri bawah
Pada lapangan paru kiri dengan eksudat sehingga keadaan padat pada paru ini
menunjukkan terjadinya pneumonia
6. Cara mendiagnosis
Anamnesis
Bapak Budiman, 60 tahun sesak napas hebat sejak 1 hari yang lalu
Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita demam tinggi, batuk dengan
dahak kekuningan, nyeri dada disertai pilek dan dua hari sebelumnya pak
Budiman mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang lalu.
Istrinya membawa berobat ke puskesmas tetapi kondisinya semakin
memburuk meskipun sudah diberi obat.
Keadaan umum : Tampak sakit berat
TD 90/60 mmHg
HR 120 x/menit
22
RR 38 x/menit
To 40oC
Thorax : Inspeksi: Pergerakan paru kiri tertinggal
Palpasi : Peningkatan stemfermitus lapangan kiri bawah
Perkusi :redup, nyeri ketok lapangan kiri bawah
Auskultasi : bronkhial sound lapangan kiri bawah
Laboratorium
Hb : 12,8 gr/dl
WBC : 18.000 /mm3
Diff. Count : 1/1/06/78/12/2
Sputum : kuman gram (+) Coccus
Rontgen thorak PA : perselubungan pada lapangan kiri bawah
7. DD
Pneumonia Asma Bronkitis akut
penyebab Bakteri, virus, jamur
dll
rangsangan, seperti
serbuk sari, debu,
bulu binatang, asap,
udara dingin dan
olahraga.
virus, bakteri
batuk
Mengi (bengek)
Demam ---
Nyeri dada --- ---
Pilek ---
Sesak napas ---
letargi --- ---
sianosis --- ---
gangguan
penglihatan.
--- ---
8. Diagnosis kerja
23
Pneumonia karena infeksi gram(+) coccu
10. Penatalaksanaan
minum cairan sebanyak-banyaknya.
Berhenti merokok dan hindari asap rokok
Untuk mengatasi keluhan, dokter akan memberikan anti tusif (meredakan batuk),
ekspektoran (mengencerkan dahak), antipiretik (menurunkan demam)
Dokter juga akan memberikan antibiotik. Pilihannya akan tergantung dari usia dan
keparahan dari penyakitnya. Juga tergantung apakah Anda seorang perokok atau tidak.
Penanganan pneumonia pun dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya
pengobatan dengan pemberian antibiotik. “Penderita pneumonia dapat sembuh bila diberikan
antibiotik yg sesuai dengan jenis kumannya, hanya saja perlu dosis tinggi dan waktu yg lama
Namun, bakteri Streptococcus pneumoniae mulai resisten atau kebal terhadap beberapa jenis
antibiotik. Bahkan kawasan Asia dinyatakan sebagai hot zone, yakni daerah dengan tingkat
resistensi tinggi untuk bakteri pneumokok. Oleh sebab itu apabila pneumonia yang dialami
cukup parah, penanganannya juga dilakukan dengan cara opname. Dengan perawatan khusus
dirumah sakit, pasien bisa mendapatkan istirahat dan pengobatan yang lebih intensif, atau
bahkan terapi oksigen sebagai penunjang. Selain itu penderita pneumonia juga
membutuhkan banyak cairan untuk mencegahnya dari dehidrasi. Cairan ini bisa diperoleh
dengan cara banyak minum air putih maupun melalui infus.
11. Komplikasi
a. Empisema
b. Gagal nafas
c. Perikarditis
d. Meningitis
e. Hipotensi
f. Delirium
g. Asidosis metabolic
h. Dehidrasi
i. penurunan kesadaran
j. kematian
24
12. Prognosis
Dubia at bonam dengan pemberian antibiotic dan biasanya sembuh tetapi dapat
menjadi dubia at malam apabila berkembang menjadi sepsis, meningitis, dan kegagalan
paru-paru hingga menyebabkan kematian. Tidak ada cara untuk memprediksi resiko yang
akan didapat jika terinfeksi Pneumonia sampai penderita sembuh atau sampai resiko
komplikasinya datang.
13. KDU
Tingkat Kompetensi 3b.
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta
merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
25
IV. Kerangka konsep
Inspeksi bakteri (gram+)
Leukosit IL-1 Infeksi saluran atas Parenkim paru
Batuk pilek Infeksi alveoli
Suhu normal stimulasi hipotalamus Peradangan membran
Set point Cairan sel darah merah dan putih
Demam masuk ke alveoli
nyeri dada Iritasi ujung ujung saraf Insfeksi menyebar
Daerah luas pada paru (konsolidasi)
paru bronkia redup selubungan paru udara
tertinggal
oksigen
sesak napas
PNEUMONI
V. Hipotesis
Bapak Budiman 60 tahun mengalami keluhan sesak napas hebat dan menderita
penyakit pneumonia yang disebabkan oleh terinfeksiny bakteri gram (+) coccus.
26
VI. Learning Issue
No Pokok Bahasan What I
know
What I don’t know I have to
prove
How will
I learn
1. Sistem Respirasi Anatomi,
Fisiologi
Fisiologi -Text book
- Internet
2. Pneumonia Definisi Epidemiologi, Etiologi, Faktor
Resiko, Patofisiologi, Gejala,
Diagnosis, DD, Pencegahan,
Penatalaksanaan, Komplikasi,
Prognosis
Patofisio
logi
-Text book
- Internet
3. Demam Definisi Penatalaksanaan, Komplikasi,
Prognosis
Patofisio
logi
-Text book
- Internet
4. Sputum Definisi Gejala, Pencegahan, Patofisio
logi,
-Text book
- Internet
5. Pandangan Islam
tentang ikhtiar
dan pengobatan
Definisi Definisi -Text book
- Internet
6. Kompetensi
Dokter Umum
Kompetensi
Dokter
Umum
Kompete
nsi
Dokter
Umum
-Text book
- Internet
27
VII. Sintesis
1.Anatomi dan fisiologi sistem respirasi
Anatomi
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx
trachea, bronkus, dan bronkiolus.
h. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.
Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
(rongga) hidung.
28
i. Farinx (tekak) ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Maka ‘letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).
j. Laringx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang mernisahkan
dari columna vertebrata, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebrata
servikals dan masuk ke dalarn trachea di bawahnya. Larynx terdiri atas kepingan
tulang rawan yang diikat bersama oleh ligarnen dan membran.
k. Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan dari
larynx sarnpai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini
bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi)
l. Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira
vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris
dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus
menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi
bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung
alveoli (kantong udara).
m. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya.
n. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi
oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura
terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas
tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi
dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.
Struktur dasar jalan nafas telah ada sejak lahir dan berkembang selama neonatus dan
dewasa menjadi sistem bronkhopulmonal. Jalan nafas pada setiap usia tidak simetris.
Apabila dibagi menjadi dua bagian, ada perbedaan bentuk dan jumlah cabang yang
tergantung dari lokasinya. Variasi tersebut menyebabkan implikasi fisiologi yang berbeda.
Alur yang berbeda menyebabkan perbedaan resistensi terhadap aliran udara, sehingga
menyebabkan distribusi udara atau partikel yang terhisap tidak merata. Cabang dari bronkus
29
mengalami pengecilan ukuran dan kehilangan kartilago, yang kemudian disebut bronkhiolus.
Bronkhiolus terminalis membuka saat pertukaran udara dalam paru-paru. Jalan nafas
dilapisi oleh membran epitel yang berganti secara bertahap dari epitel kolumner bertingkat
bersilia di bronkus menjadi epitel kubus bersilia pada area tempat pertukaran udara. Sillia
berfungsi untuk menghantarkan mukus dari pinggir jalan nafas ke faring. Sistem transport
mukosilier ini berperan penting dalam mekanisme pertahanan paru. Sel goblet pada trakhea
dan bronchus memproduksi musin dalam retikulum endoplasma kasar dan apparatus golgi.
Sel goblet meningkat jumlahnya pada beberapa gangguan seperti bronkhitis kronis yang
hasilnya terjadi hipersekresi mukus dan peningkatan produksi sputum.
Bronkus
Unit pertukaran udara (terminal respiratory) terdiri dari bronkhiolus distal sampai terminal :
bronkhiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveoli.
Lobulus Paru
Pada pemeriksaan luar pulmo dekstra lebih pendek dan lebih berat dibanding pulmo sinistra.
Pulmo dekstra dan sinistra dibagi oleh alur yang disebut incissura interlobaris dalam
beberapa Lobus Pulmonis.
Anatomi Paru
Gambar 2.1 Jantung dan Paru-paru tampak dari depan
30
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari sel-sel
epitel dan dan endotel. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
Paru-paru dibagi menjadi dua, yakni :
Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru):
o Lobus pulmo dekstra superior
o Lobus medial
o Lobus inferior.
Paru-paru kiri, terdiri dari:
o pulmo sinister lobus superior
o pulmo sinister lobus inferior.
Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil (segmentalis):
Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu :
5 buah segment pada lobus superior, dan
5 buah segment pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :
5 buah segment pada lobus inferior
2 buah segment pada lobus medialis
3 buah segment pada lobus inferior
Letak paru-paru
Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongg
dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau
hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oeh selaput
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua :
Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru.
Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding dada.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat
31
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang 1. Serabut
symphaticus: truncus sympaticus
Paru kanan dan kiri
Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas:
e. Pleura costalis
f. Pleura diaphragmtica
g. Pleura mediatinalis
h. Pleura cervicalis
Pada hillus terdapat ligamentum pulmonale yng berfungsi untuk mengatur
pergerakan alat dalam hillus selama proses respirasi.
Alat yang masuk pada hillus pulmonalis: (brouncus primer, arteri pulmonalis,
arteri brounchialis, dan syaraf). Alat yang keluar pada hillus pulmonalis: (vena
pulmonalis, vena bronchialis, dan vasa limfatisi)
Fisiologi :
Paru-paru dapat dikembangkan dan dikempiskan dengan dua cara (1) gerakan turun dan naik
diafragma untuk memperbesar atau mengecilkan rongga dada dan (2) elevasi dan depresi
iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior rongga dada.
a. Sternum : melindungi organ dalam
b. Membran suprapleuris : melindungi
32
c. Diafragma otot utama inpirasi dan ekspirasi
a. Inspirasi : dilakukan secara aktif
b. Ekspirasi : dilakukan secara pasif
c. Fungsi respirasi : Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan utama :
1. Ventilasi paru-paru, yaitu pemasukkan dan pengeluaran udara di antara atmosfir dan
alveolus paru-paru
2. Difusi oksigen dan karbondioksida di antara alveolus dan darah
3. Transport O2 dan CO2 di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
4.Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya
Histologi :
BRONCHUS DAN CABANG-CABANGNYA
Trachea bercabang menjadi 2 bronchus primaries yang masuk ke jaringan paru-paru melalui
hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral. Bronchus yang sebelah kana bercabang
menjadi 3 dan yang sebelah kiri becabang menjadi 2, dimana setiap cabang tersebut
merupakan percabangan dari bronchus primaries.
Lamina propria terdiri dari jaringan pengikat yang banyak mengandung serabut elastis dan
serabut kolagen dan retikuler serta beberapa limfosit. Di bawah membrane mocosa terdapat
stratum musculare yang tidak merupakan lapisan tertutup. Banyaknya serabut elastis
berhubungan erat dengan sel-sel otot polos dan serabut elastis ini sangat penting dalam
proses respirasi. Di dalam anyaman muskuloelastis ini terdapat banyak jalinan pembuluh
darah kecil.
Perbedaan struktur antara trachea serta bronchus extrapulmonalis serta
intrapulmonalis. Bentuk cincin cartilage Susunan serabut otot pada trachea hanya dibagian
dorsal sedangkan pada bronchus terdapat di sekeliling dinding. Kontraksi lapisan otot ini
akan menimbulkan lipatan memanjang pada membrane mukosa. Suatu lapisan anyaman
33
elastis yang membatasi membrane mukosa seperti pada trachea tidak ada, tetapi terdapat
serabut-serabut elastis yang berjalan sejajar sepanjang bronchus dengan percabangannya.
Perbedaan Bronchus dan Bronchiolus. Dengan bercabangnya bronchus, maka
kalibernya akan semakin mengecil, yang menyebabkan gambaran stukturnya akan semakin
berbeda karena lempeng-lempeng cartilage yang makin berkurang. Kalau struktur pulmo
disamakan seperti kelenjar, maka bronchus merupakan ‘ductus extraloburalis’, sebab
terdapat diluar lobuli.
2.Pneumonia
Pengertian Pnemonia
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada
bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan
napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi
pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari
1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.
Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran
bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest
indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini
dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala
sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia
berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga
disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA
(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar
istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan
penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan
34
Pnemonia ) Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang
tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya
penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara
lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis
dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak
saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara
Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun
dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka
kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan
kepadatan pada bagian paru . Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan
yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi
paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk
oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau
mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah
streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus
misalnya virus influenza
Mengobati Pneumonia
Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi
pneumonia oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa
obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya
dokter yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-
masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan
lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat
dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan
tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen
dalam darah.
35
Pada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk
mengembvalikan kondisi tubuh. Namun, mereka yang sudah sembuh dari dari pneumonia
mikoplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah
sembuh dari pneumonia jangan dilarang kembali melakukan aktifitasnya. Namun mereka
perlu diingatkan untuk tidak langsung melakukan yang berat-berat. Soalnya, istirahat cukup
merupakan kunci untuk kembali sehat.
Untuk menangani pernapasan akut parah ( Severe Acute Respiratory
Syndrom/SARS) yang masih misterius, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan
para petugas kesehatan untuk menerapkan Universal Precautions. Artinya, mereka harus
mengenakan sarung tangan, masker, sepatu boot dan jas yang melindungi seluruh tubuh dari
kontak langsung dengan penderita. Buat penderitanya juga dianjurkan untuk mengenakan
masker dan pelindung lain sampai SARS-nya ditanggulangi. Pasien yang dicurigai atau
kemungkinan besar terkena SARS harus diisolasi. Ruang perawatannya harus bertekanan
rendah dengan pintu tertutup rapat, tidak sharing dengan pasien lain ( termasuk dengan
pasien sindrom serupa ) dan punya fasilitas kamar mandi dan kloset sendiri.
Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan
menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien
sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang
menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari
penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas menangani
SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena ribavirin dan
steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.
Pneumonia Oleh Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia
lanjut. Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan
pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling
berisiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus
pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun
oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan
kerusakan.
36
Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat,
napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin
membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang eksterm, pasien akan mengigil,
gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau.
Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan vaksinnya
pun sudah tersedia.
Pneumonia Oleh Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini
makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan
menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak- gangguan ini bisa
memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh
dalam waktu singkat.
Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat
dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak
walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Gejala Pneumonia oleh virus sama
saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan
letih lesu, selama 12 ? 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan
sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.
Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan
dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh
virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical
Penumonia ).
Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah agen
terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa
diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma
menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda.
Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan
37
menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa
lemah baru hilang dalam waktu lama.
Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga
disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap
HIV/AIDS.
PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa
bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan.
Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu
maupun jamur. Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan
demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga
mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru
paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.
3.demam
a. Pengertian Demam
Demam adalah regulasi panas pada suatu tingkat suhu yang lebih tinggi. Demam
adalah gejala yang menyertai hampir semua infeksi, tapi juga terdapat pada penyakit-
penyakit lain seperti beberapa bentuk tumor (Mutschler, 1986). Suhu oral normal adalah
35,8-37,3 oC (96,5-99,2 oF). Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,3-0,5 oC (0,5-1 oF). Suhu
tubuh normal biasanya terletak dalam rentang ini dengan suatu variasi diurnal yang berbeda-
beda antar individu, namun konsisten pada tiap-tiap individu. Demam yang paling tinggi
terjadi pada anak-anak (Wash, 1997).
Demam adalah reaksi yang terjadi pada semua vertebrata dan sebagian avertebrata,
yang timbul sebagai respon terhadap infeksi, penyakit kolagen, dan berbagai kompleks
antigen-antibodi, yang biasanya ditandai oleh perubahan set point pada pusat pengaturan
termoregulasi dalam anterior hipotalamus. Endotoksin, virus, limfokin, bakteri, kompleks
antigen-antibodi, dan beberapa steroid dapat melepaskan pirogen endogen, yaitu protein
38
kecil dari makrofag. Pirogen endogen menyebabkan transformasi asam arakidonat ke
prostaglandin E1 dan E2, dan mungkin juga zat kimia lain yang merubah set point dalam
hipotalamus sehingga temperatur tubuh menjadi tinggi (Nelwan, 1982).
b. Mekanisme dan Penyebab Demam
Pirogen merupakan substansi yang menyebabkan demam dan berasal baik dari
eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar hospes, sementara pirogen
endogen diproduksi oleh hospes, umumnya sebagai respon terhadap stimulant awal yang
biasanya timbul oleh karena infeksi atau inflamasi. Pirogen endogen yang dihasilkan baik
secara sistemik atau lokal, berhasil memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada
tingkat pusat termoregulasi di hipotalamus (Harrison,1999).
39
Infeksi mikroorganisme
Aktivasi neutrofil
Sitokin release(IL-1, IL-6,
Produksi PGE 2
Hypothalamus
Set point temperature naik Demam
Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan
suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Nelwan, 1987).
Penyebab eksogen demam antara lain bakteri, jamur, virus dan produk-produk yang
dihasilkan oleh agen-agen tersebut (misal endotoksin). Kerusakan jaringan oleh sebab
apapun (misal cedera tergencet) dapat menyebabkan demam. Faktor-faktor imunologik
seperti kompleks imun dan limfokin menimbulkan penyakit demam pada penyakit vaskular
kolagen (misal lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid) dan keadaan-keadaan
hipersensitivitas (misal reaksi obat atau transfusi darah). Seluruh substansi di atas
menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear (monosit, makrofag jaringan atau sel Kupffer)
membuat pirogen endogen (EP= endogenous pyrogen). EP adalah suatu protein kecil (berat
molekul 20.000) yang mirip interleukin, yang merupakan suatu mediator proses imun antar
sel yang penting. EP telah diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel Kupffer, makrofag
alveoli dan sinovium. EP juga ditemukan dalam sel-sel penyakit Hodgkin, limfoma
histiositik dan kanker sel ginjal (Wash,1997).
Hipotalamus mengatur seluruh mekanisme suhu tubuh. Interaksi kimiawi yang telah
dijelaskan di atas mengubah pengaturan neuron-neuron peka panas dan dingin, sehingga
timbul demam. Perubahan termoregulasi ke arah atas menyebabkan penyimpanan panas
melalui aktivitas gemetar, vasokonstriksi kulit, dan sumbersumber produksi panas lainnya.
Panas yang dihasilkan melalui vasokonstriksi dan gemetar bersifat terbatas. Berapa
banyaknya mekanisme penyimpanan panas yang diaktifkan tergantung pada suhu udara.
Pada awal demam, individu akan menggigil dan merasa dingin karena pengaturan baru dari
suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya. Setelah suhu tubuh stabil pada tingkat yang baru,
maka menggigil akan berhenti; kontrol suhu tubuh dicapai dengan menyeimbangkan
kehilangan dan penyimpanan panas (Wash, 1997).
Toksin dari bakteri seperti endotoksin bekerja atas monosit, makrofag dan sel
Kupffer untuk menghasilkan interleukin-1 (IL-1), suatu polipeptida yang juga dikenal
sebagai pirogen endogen. IL-1 mempunyai efek luas dalam badan. IL-1 memasuki otak dan
menimbulkan demam oleh kerja langsung atas area preoptika hipotalamus. IL-1 juga bekerja
40
atas limfosit untuk mengaktivasi sistem kekebalan, merangsang pelepasan neutrofil dari
sumsum tulang dan menyebabkan proteolisis dalam otot (Ganong, 1997).
c. Tipe-Tipe Demam
Beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai, antara lain:
1. Demam septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
41
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti lagi oleh kenaikan suhu
seperti semula (Nelwan, 1987).
Sistem pengatur tempertur menggunakan tiga mekanisme penting untuk
penurunan panas tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi:
1. Vasodilatasi
Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengan kuat. Hal ini
disebabkan hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan
vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan meningkatkan kecepatan pemindahan panas ke kulit
sebanyak delapan kali lipat.
2. Berkeringat
Efek dari peningkatan temperatur yang menyebabkan berkeringat memperlihatkan
peningkatan kecepatan kehilangan panas melalui evaporasi dihasilkan dari berkeringat ketika
temperatur inti tubuh meningkat di atas temperatur kritis 37 oC (98,6 oF). Peningkatan
temperatur tubuh 1 oC menyebabkan keringat yang cukup banyak untuk membuang sepuluh
kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas tubuh.
3. Penurunan pembentukan panas
Sewaktu pusat temperatur hipotalamus mendeteksi bahwa temperatur tubuh terlalu panas,
pusat akan memberi prosedur penurunan yang sesuai. Mekanisme yang menyebabkan
pembentukan panas yang berlebihan, seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat
kuat (Guyton, 1997)
4. Sputum
42
Definisi : bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut.
Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. (Dorland)
Orang dewasa normal (menurut bu PW, price wilson) katanya bisa memproduksi
mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring
ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan.
Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau
infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak
berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal
ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan
intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg
cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar
sebagai sputum.
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara
spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. Di sini saya cuma
akan menyingkat sedikit yang ada di bukunya bu PW..
.klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya.
1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan
berasal dari sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian
bawah.
2. Sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)
3.Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/
bronkhiektasis.
4.Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.
5.Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering
43
ditemukanpada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus
yang melebar dan terinfeksi.
6.Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
7.Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.
8.Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.
5. pandangan islam
Pandangan islam tentang ikhtiar
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan”. (Q.S. At-Taubah: 105)
pandangan islam tentang obat
PETUNJUK Al-QUR’AN TENTANG PENGOBATAN
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al-Qur’an itu
sendiri diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin. “Dan kami
menurunkan Al-Qur’an sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang mukmin”.(QS
Al-Isra’: 82). Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al-Qur’an yaitu “Asysyifa”
yang artinya secara terminologi adalah obat penyembuh. “Hai manusia, telah datang
kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhan mu dan sebagai obat penyembuh jiwa,
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(QS Yunus:57)
Disamping Al-Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang
keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sumber dari pembuat obat-obatan. “Dengan
44
(air hujan) itu Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, kurma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah)bagi orang-orang yang berfikir.(QS An-Nahl:11). “Kemudian
makanlah dari segala(macam)buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-muyang telah
(dimudahkan bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.(QS
An-Nahl:69)
Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: "Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh
perkaranya adalah kebaikan. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun
kecuali seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kelapangan, ia bersyukur. Maka yang
demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang
demikian itu baik baginya." (HR. Muslim no. 2999)
Termasuk keutamaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada kaum
mukminin, Dia menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus
dosa dan kesalahan mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadits Abdullah bin Mas'ud
radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan
Allah menggugurkan kesalahan-kesalahan nya sebagaimana pohon menggugurkan
daun-daunnya." (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)
6.KDU
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini
ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik
ini dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
mengindikasikan overview level. Bila mengahadapi pasien dengan gambaran klinik
ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.
45
Tingkat kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: peneriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke
spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
Tingkat kemampuan 3
3.a Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(bukan kasus gawat darurat)
3.b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya :pemeriksaan laboratorium sederhan atau X-ray). Dokter dapat
memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis
yang relevan (kasus gawat darurat)
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem
itu secara mandiri hingga tuntas.
46
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, dkk. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC
Isselbacher, dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC
Kumar, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robins. Jakarta : EGC
Ganiswarna, dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FK UI
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Guyton, dkk. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
McGlynn, dkk. 1995. Diagnosis Fisik. Jakarta : EGC
Price, dkk. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sudoyo, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
Soeparman, dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
www.emidecine.com
www.fkui.ac.id
www.google.co.id/images
47
www.who.int
www.wikipedia.co.id
48