LO Tutorial Skenario 1

28

description

mmm

Transcript of LO Tutorial Skenario 1

Slide 1

Kondisi Umum Tanda VitalNadi : Tekanan DarahRRSuhuBagaimanakah cara melakukan pemeriksaan otoskopi dan interpretasinya?Interpretasi:Stadium peradangan membran tympani tampak suram, penyakit berlanju membran bs menebal dan memerah Stadium supurasi secret mukopurulen yg keluar melalui perforasi pd pars tensa membran tympaniStadium komplikasi dinding postero superior dari liang telinga menggantung. Gambaran membran tympani tdk jls berbeda dgn stadium sebelumnya

Garpu Tala4Gangguan pendengaran (Tuli)TES GARPU TALA

Penala terdiri dari 1 set (5 buah) dg Frekuensi:128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz.

Pada Umumnya dipakai 3 macam 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz

Jika akan memakai 1 penala 512 HzMacam-macam Penala Ada 4 jenis tes garpu tala yang sering dilakukan :

TES BATAS ATAS & BATAS BAWAHTujuan : menentukan frekwensi garpu tala yang dapat di dengar penderita melewati hantaran udara bila dibunyikan pada intensitas ambang normalCara PelaksanaanInterpretasiTES RINNETujuan : membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada satu telinga penderita.

InterpretasiNormal : Rinne positifTuli konduksi : Rinne negatifTuli sensori neural : Rinne positif

Pseudo positif / negatif terjadi bila stimulus bunyi ditangkap oleh telinga yg tidak di tesKesalahan :Garpu tala tidak diletakkan dengan baik pada mastoid, terkena rambut, getaran terhenti krn kaki garpu tala tersentuh aurikulumPenderita terlambat memberi isyaratTES WEBERTujuan : membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita.

InterpretasiNormal : tidak ada lateralisasiTuli konduksi : mendengar lebih keras di telinga yang sakitTuli sensori neural : mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.

TES SCHWABACHTujuan : membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dgn pemeriksa.

Untuk membedakan tes dibalik, yaitu tes pada penderita dulu baru ke pemeriksa.

Interpretasi

* Normal : Schwabach normal

* Tuli Konduksi : Schwabach memanjang

* Tuli sensori neural : Schwabach memendekRINOSKOPI ANTERIOR

Rongga hidung, luasnya lapang/sempit( dikatakan lapang kalau dapat dilihat pergerakan palatum mole bila pasien disuruh menelan) , adanya sekret, lokasi serta asal sekret tersebut.Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah muda (normal), pucat atau hiperemis. Besarnya, eutrofi, atrofi, edema atau hipertrofi.Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina.

Jika terdapat sekret kental yang keluar daridaerah antara konka media dan konka inferior kemungkinan sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior, sedangkan sekret yang terdapat di meatus superior berarti sekret berasal dari sinus etmoid posterior atau sinus sphenoid.Massa dalam rongga hidung, seperti polip atau tumor perlu diperhatikan keberadaannya.Asal perdarahan di rongga hidung, krusta yang bau dan lain-lain perlu diperhatikan

RINOSKOPI POSTERIORAda 4 tahap pemeriksaan yang akan kita lalui saat melakukan rinoskopia posterior, yaitu :Tahap 1 : pemeriksaan tuba kanan.Tahap 2 : pemeriksaan tuba kiri.Tahap 3 : pemeriksaan atap nasofaring.Tahap 4 : pemeriksaan kauda konka nasi inferior.Tahap 1 : Pemeriksaan Tuba KananPosisi awal cermin berada di paramedian yang akan memperlihatkan kepada kita keadaan kauda konka nasi media kanan pasien. Tangkai cermin kita putar kemudian ke medial dan akan tampak margo posterior septum nasi. Selanjutnya tangkai cermin kita putar ke kanan, berturut-turut akan tampak konka nasi terutama kauda konka nasi inferior (terbesar), kauda konka nasi superior, meatus nasi medius, ostium dan dinding tuba.Tahap 2 : Pemeriksaan Tuba KiriTangkai cermin kita putar ke medial, akan tampak kembali margo posterior septum nasi pasien. Tangkai cermin terus kita putar ke kiri, akan tampak kauda konka nasi media kanan dan tuba kanan.Tahap 3 : Pemeriksaan Atap NasofaringKembali kita putar tangkai cermin ke medial. Tampak kembali margo posterior septum nasi pasien. Setelah itu kita memeriksa atap nasofaring dengan cara memasukkan tangkai cermin sedikit lebih dalam atau cermin agak lebih kita rendahkan.Tahap 4 : Pemeriksaan Kauda Konka Nasi InferiorKita memeriksa kauda konka nasi inferior dengan cara cermin sedikit ditinggikan atau tangkai cermin sedikit direndahkan. Kauda konka nasi inferior biasanya tidak kelihatan kecuali mengalami hipertrofi yang akan tampak seperti murbei (berdungkul-dungkul).Ada 2 kelainan yang penting kita perhatikan pada rinoskopia posterior, yaitu :Peradangan. Misalnya pus pada meatus nasi medius & meatus nasi superior, adenoiditis, dan ulkus pada dinding nasofaring (tanda TBC).Tumor. Misalnya poliposis dan karsinoma.