Bahan Tutorial Skenario 3

24
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Mortalitas adalah sebuah akibat fatal atau, dalam satu kata, kematian. Kata “mortalitas” berasal dari “mortal” yang berasal dari kata Latin “mors” (kematian). Prevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Prevalensi dihitung dengan membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok. Endemik adalah penyakit yang asli atau menyebar terbatas pada populasi, masyarakat atau wilayah tertentu. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak: Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli. [4] Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae) Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis) Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.

description

ioujfghcv

Transcript of Bahan Tutorial Skenario 3

  • Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

    Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup.

    Mortalitas adalah sebuah akibat fatal atau, dalam satu kata, kematian. Kata mortalitas

    berasal dari mortal yang berasal dari kata

    Latin mors (kematian).

    Prevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Prevalensi dihitung dengan membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok.

    Endemik adalah penyakit yang asli atau menyebar terbatas pada populasi, masyarakat atau wilayah tertentu.

    Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung

    dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

    Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:

    Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.[4]

    Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.

    Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)

    Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis)

    Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.

  • Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.

    Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

    Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.[4]

    Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

    Golongan phytonagellata

    - Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)

    Golongan Zooflagellata, contohnya :

    - Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans tsetse semak - Trypanosoma cruzl penyakit chagas - Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak(sapi). -

    Leishmaniadonovani penyakit kalanzar - Trichomonas vaginalis penyakit keputihan

    Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .[4]

    Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).

    Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi.

    Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.

    Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif

  • (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.[4]

    Jenis-jenisnya antara lain:

    Plasmodiumfalciparum malaria tropika sporulasi tiap hari

    Plasmodium vivax malaria tertiana sporulasi tiap hari ke-3(48 jam)

    Plasmodium malariae malaria knartana sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam)

    Plasmodiumovale malaria ovale[5]

    Klasifikasi Protozoa

    Dipublikasi pada 15 Agustus 2010 oleh Ari Sudewa

    Protozoa adalah protista mirip hewan (protozoa = hewan pertama (Yunani)). Awalnya protozoa disebut hewan bersel satu, tetapi karena terdapat beberapa ciri yang berbeda dengan hewan maka digolongkan ke dalam kingdom protista. Tubuh protozoa terdiri atas satu sel yang berukuran mikroskopis (antara 3-300 mikron), tidak mempunyai dinding sel, dan pada keadaan kurang menguntungkan ada yang dapat membentuk kista.

    Protozoa dapat dijumpai di parit, sawah, sungai, bendungan, air laut, bahkan ada yang hidup dalam makhluk hidup lain. Protozoa berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dengan membelah diri atau membentuk spora, dan secara seksual dengan konjugasi.

    Berdasarkan alat geraknya, protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu sebagai berikut:

    1. Filum Rhizopoda (Sarcodina)

    Ciri-ciri Rhizopoda sebagai berikut:

    Tidak memiliki bentuk yang tetap.

    Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak dengan menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.

    Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.

    Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.

    Berkembang biak dengan membelah diri.

    Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera yang digunakan sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi, dan Radiolaria yang membentuk tanah radiolaria yang bermanfaat sebagai alat penggosok.

  • Radiolaria

    Cangkang Foraminifera

    Amoeba sp.

    2. Filum Fagellata (Mastigophora)

    Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela) yang berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk ini digunakan dengan mencambukkan bulu cambuk ke arah yang

    diinginkan dan menggunakannya untuk memindahkan dirinya sendiri.

    Contoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara parasit dalam darah manusia dan vertebrata lainnya, berkembang biak dengan membelah diri, dan menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tse-tse.

    Trypanosoma Brucei

    3. Filum Ciliata (Cilliophora)

    Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar untuk mendorong tubuhnya ke arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung perahu. Selain itu, silia bisa digunakan untuk mengambil makanan.Ciliata berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri dan secara generatif (seksual) dengan cara konjugasi.

    Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut juga hewan sandal, karena bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut sel pada permukaan membrane sel yang melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel dengan getaran

  • silia. Makanan yang masuk ke mulut sel lalu masuk ke kerongkongan sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola makanan beredar dalam sel sambil mencerna makanan. Sisa makanan berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan melalui vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran sel.

    Paramaecium

    Contoh Ciliata yang lain adalah Vorticella dan Stentor.

    Vorticella

    Stentor

    4. Filum Sporozoa

    Filum ini berbeda dengan filum sebelumnyaanggota filum ini tidak mempunyai alat gerak. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Biasanya hidup sebagai parasit pada tubuh hewan maupun manusia. Contoh anggota Sporozoa adalah Plasmodium sp., penyebab penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp.

    Plasmodium sp.

  • A.Entamoeba Histolytica.

    Protozoa ini menyebabkan penyakit yang di namakan amoebiasis baik yang bersifat siptomatik maupun yang bersifat asiptomatik akut maupun kronis.Amoebiasis akut yang bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya terutama yang beriklim tropis seperti Indonesia di bandingakan dengan daerah yabg beriklim sedang.Amoebiasis yang nondisentri merupakan gejala yang paling banyak di temukan dengan tanda tanda sering sakit perut di ikuti defekasi dengan tinja air.Di samping itu amoebiasis yang non simptomatik sangat pula sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Komplikasi dari amoebiasis dapat terjadi baik pada amoebiasis simptomatik amupun yang asiptomatik,misalnya terjadinya abses hepar,pleuritis amoebiasis,pericarditis,amoeboma,striktura pada usus bahkan amoebiasis serebral,genital dan kulit.

    Entamoeba gingivalis

    Entamoeba gingivalis merupakan protozoa non patogen [kutipan diperlukan] (dilaporkan oleh beberapa orang untuk menyebabkan penyakit) dan dikenal sebagai amoeba pertama pada manusia untuk dijelaskan.

    Hal ini ditemukan di mulut antara kantong gingiva dan dekat pangkal gigi. Entamoeba gingivalis ditemukan pada 95% orang dengan penyakit gusi dan pada 50% orang dengan gusi sehat. Pembentukan kista tidak ada, oleh karena itu transmisi langsung dari satu orang ke orang lain dengan mencium, atau dengan berbagi peralatan makan. Hanya trophozoites terbentuk dan ukurannya biasanya 10 mikrometer sampai 20 mikrometer diameter. Entamoeba gingivalis memiliki pseudopodia yang memungkinkan mereka untuk bergerak cepat. Inti bulat mereka adalah 2 sampai 4 mikrometer mikrometer dengan diameter dan berisi endosome pusat kecil. Ada vakuola makanan banyak dan mengandung puing-puing selular, sel darah dan bakteri.

    Entamoeba gingivalis dan semua kerabat dalam keluarga Entamoeba adalah bentuk kehidupan kecil (mikroskopis) yang terkait dengan amuba. Dari enam yang sering ditemukan pada manusia, hanya satu yang diyakini menyebabkan penyakit serius. Entamoeba hystolytica dapat menyebabkan disentri amuba. Entamoeba gingivalis, bagaimanapun, tinggal di daerah antara gigi dan diyakini berhubungan dengan penyakit

  • periodontal dan gingivitis.Itu diyakini bahwa mereka berada di mulut hampir setiap manusia dewasa.

    Cara penularan Entamoeba gingivalis berasal dari menelan zat yang telah terkena dan membawa organisme. Itu mungkin berarti air minum yang membawa gingivalis Entamoeba. Hal ini juga mungkin terjadi jika Anda makan makanan yang telah terkontaminasi dengan itu. Karena organisme ini dianggap invasif (tidak menembus organisme inang) air dan makanan diperkirakan terkontaminasi melalui beberapa paparan kotoran dari organisme inang. Kontak oral adalah metode lain transmisi.

    Entamoeba gingivalis diperkirakan makan mikroorganisme lainnya. yakni bakteri, leukosit dan eritrosit. Dalam aspek Entamoeba gingivalis memiliki hubungan simbiotik dengan tuan rumah. Dengan kata lain, tuan rumah menyediakan rumah dan makanan

    untuk Entamoeba gingivalis. Pada gilirannya mikroorganisme membantu untuk menjaga tingkat lain (yang berpotensi membahayakan) organisme berkurang. Melihat dari sudut pandang, Entamoeba gingivalis sangat membantu.

    Tahap Kista

    Entamoeba gingivalis seperti semua Entamoeba dalam hal ini memiliki dua tahap dalam siklus hidupnya. Salah satu tahap adalah tahap kista. Tahap ini juga kadang-kadang disebut tahap infektif. Itulah waktu ketika ada kemungkinan akan menyebar dari satu host ke yang lain. Organisme ini lebih kecil selama fase ini dan menghabiskan waktu makan dan menyimpan energi.

    Tahap Tropozoit

    Tahap lain dalam siklus hidup dari Entamoeba gingivalis merupakan tahap tropozoit. Selama fase ini, organisme bereproduksi. Seperti kerabat amoeba, Entamoeba gingivalis mereproduksi dengan memisahkan itu sendiri. Ini fase dari siklus hidup Entamoeba gingivalis dapat terlihat karena ukuran membengkak organisme dan menjadi memanjang. Ini menjadi dua organisme yang terpisah yang, pada awalnya, terhubung.

    Siklus Hidup

  • Entamoeba gingivalis is a non-pathogenic protozoa[citation needed] (reported by some to cause disease)[1] and is known to be the first amoeba in humans to be described.

    It is found in the mouth[2] between the gingival pockets and near the base of the teeth. Entamoeba gingivalis is found in 95% of people with gum disease and in 50% of people with healthy gums.[citation needed] The cyst formation is not present, therefore transmission is direct from one person to another by kissing, or by sharing eating utensils. Only the trophozoites are formed and the size is usually 20 micrometer to 150 micrometer in diameter. Entamoeba gingivalis have pseudopodia that allow them to move quickly and phagocytise nucleus of polynuclear neutrophil by exonucleophagy in periodontal disease.[citation needed] Their spheroid nucleus is 2 micrometer to 4 micrometer in diameter and contains a small central endosome. There are numerous food vacuoles and contain cellular debris, blood cells and bacteria.

    Penyakit infeksi ini disebabkan oleh bakteri famili Escherichia coli, yaitu:

    Escherichia coli enteropatogenik (EPEC).

    Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC) yang memproduksi dua jenis enterotoksin: toksin yang labil terhadap panas (LT) dan toksin yang stabil terhadap panas (ST).

    Escherichia coli enteroinvasif (EIEC). Escherichia coli enterohemoragik

    (EHEC) atau Escherichia coli yang memproduksi verositotoksin (VTEC).

    Karakteristik agens Bakteri gram-negatif yang tidak membentuk spora, berbentuk batang anaerob fakultatif dan tergolong ke dalam famili Enterobacteriaceae. Secara tipikal bakteri yang mesofilik ini akan tumbuh pada suhu sekitar 710C sampai 50C dengan suhu optimal bagi pertumbuhannya adalah 37C. Kuman Escherichia coli akan tumbuh pada kisaran pH 4,48,5. Nilai aw yang minimal untuk pertumbuhannya adalah 0,95. Sebagian besar Escherichia coli spp. merupakan penghuni yang tidak berbahaya di dalam usus manusia dan hewan berdarah-panas lainnya; namun, strain yang disebutkan di atas dapat menimbulkan penyakit. EHEC lebih resisten terhadap asam dibandingkan jenis Escherichia coli yang lain. Masa inkubasi penyakit

    Escherichia coli enteropatogenik: 16 hari; sesingkat 1236 jam.

    Escherichia coli enterotoksigenik: 13 hari; sesingkat 1012 jam.

  • Escherichia coli enteroinvasif : 13 hari; sesingkat 1018 jam.

    Escherichia coli enterohemoragik: 38 hari dengan median 4 hari.

    Gejala -gelaja a. Infeksi EPEC Escherichia coli tipe enteropatogenik melekat pada mukosa usus dan mengubah kapasitas absorpsi usus, menyebabkan muntah, diare, nyeri abdomen serta demam. b. Infeksi ETEC Efeknya pada kesehatan diperantarai oleh enterotoksin. Gejalanya meliputi diare (yang berkisar dari diare afebril ringan sampai sindrom mirip-kolera dengan diare yang banyak tanpa darah atau mukus), kram abdomen serta muntah, yang kadang-kadang menimbulkan dehidrasi dan syok. c. Infeksi EIEC Kelainan inflamasi pada mukosa dan submukosa usus yang disebabkan oleh invasi dan multiplikasi EIEC dalam sel epitel kolon. Gejalanya meliputi demam, nyeri abdomen yang hebat, muntah dan diare cair (pada

  • Gambar 1. Bentuk dan bagian-bagian Giardia

    lamblia Tropozoit Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu monyet, bagian anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing. Ukuran panjangnya 10-20 mikron dengan diameter 7-10 mikron. Di bagian anterior terdapat sepasang inti berbentuk oval. Di bagian ventral anterior terdapat dua batang batil isap (parabasal) berbentuk seperti cakram cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epithel usus. Tropozoit mempunyai 8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia tidak mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subseluler lain untuk metabolisme energi.

    Gambar 2. Tropozoit Giardia lamblia Kista Giardia lamblia berbentuk oval berukuran 8-12 mikron dan mempunyai dinding yang tipis dan kuat dengan sitoplasma berbutir halus. Kista yang baru terbentuk mempunyai dua inti sedangkan kista matang mempunyai empat inti dan terletak di satu kutub.

    Gambar 3. Kista Giardia lamblia Manifestasi dan gejala infeksi / patologi Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala / asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carier). Parasit Giardia lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes melalui cakram berperekat di perutnya dan berreproduksi melalui pembelahan biner. Protozoa tidak merusak sel hospes, tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan hidup secara anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh protozoa ini, maka terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain oleh tubuh hospes (villous atrophia), sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan penderita serta menyebabkan radang usus. Tetapi ada beberapa kasus orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit perut dan penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah. Giardiasis biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di

  • usus kecil. Tetapi dalam kondisi tertentu tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih. Jika empedu terserang protozoa dapat menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan sakit perut/colic. Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu. Gejala giardiasis Gejala klinik pada anak serupa dengan pada orang dewasa. Konsekwensi yang paling sering dilaporkan dan berpotensi menjadi serius adalah insufisiensi nutrisi pada bayi dan anak. Insufisiensi nutrisi dapat memiliki efek buruk pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak. Gejala giardiasis diantaranya ;

    Diare Rasa tidak nyaman di perut Buang gas yang berlebihan

    (berbau busuk) Bersendawa dengan bau

    seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin muak dan muntah

    Steatorrhoea (feses berwarna pucat,berbau busuk dan licin)

    Nyeri pada daerah epigastic(antara dada dan perut)

    Perut sering kembung Mual Kurang nafsu makan Mungkin (jarang) muntah-

    muntah yang banyak Kehilangan berat badan Pus, lendir dan darah yang

    tidak biasa pada feses

    Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara alami. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis. Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus. Penularan dan siklus hidup Gairdia lamblia Giardiasis menular melalui oral yaitu dengan proses menelan air minum, makanan atau oleh rute faecal-oral ( bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Kista Giardia dapat bertahan di air hangat selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu bagian doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan kandung empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.

  • Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskistasi merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang kemudian membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel epitel, organisma tsb akan berkembang dengan cara belah pasang longitudinal. Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut akan keluar bersama feses. Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan dan pengeringan. Pada seorang yang menderita berat, dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta kista. Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan berubah jadi kista. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu jam kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista tersebut langsung masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit kembali.

    Gambar 4. Siklus hidup Giardia lamblia

    Pencegahan Penyaringan dengan filter yang memiliki

    nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air permukaan tanah yang daerah terbuka

    Menggunakan Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi

    Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas suatu perwatan terhadap infeksi ALL ABOUT BALANTIDIASIS DISEASE A. PENDAHULUAN Balantidiasis adalah suatu penyakit disentri yang disebabkan oleh Balantadium coli. Balantidium coli adalah parasit jenis ciliate yang bersel tunggal. Morfologi Parasit Balantidium coli mempunyai bentuk tropozoit ( vegetativ ) dan bentuk krista. Bentuk trpoozoit adalah lonjong, berukuran 60 70 mikron dan mempunyai dua inti. Bentuk vegetatif bergerak dengan bulu getar

  • yang pendek di seluruh permukaan sel. Pada bagian depan terdapat lubang dengan saluran sederhana yang berfungsi sebagai mulut dengan buluh getar lebih panjang untuk mengambil makanan. Pada balantidium yang berbentuk kista, bentuk tubuhnya lonjong dan berdinding tebal dan berlapis dua dan diantar dua lapisan dinding tersebut terdapat cilia namun dapat menghilang bila dalam bentuk yang matang. Dan berukuran 45 65 mikron. Bentuk kista hanya mempunyai makronukleus, kista yang hidup masih mempunyai bulu getar yang masih bergerak. Kista tidak tahan kering, sedangkan dalam tinja yang basah kista dapat tahan berminggu-minggu. Siklus hidup Protozoa genus Balantidium merupakan protozoa yang yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Protozoa ini merupakan protozoa yang terbesar. Habitat parasit ini adalah didalam usus besar pada hewan dan manusia. Balantidium Kista hidup didalam tinja dapat hidup 1 2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup di selaput lendir usus besar terutama di daera sekum. Bentuk kista ini adalah bentuk infektif. Bila bentuk kista tertelan terjadi ekskistasi di dinding usus halus. Dari satu keluar satu bentuk vegetatif yang segera berkembangbiak dan membentuk koloni di selaput lendir usus besar. Setelah itu balantidium berkembang dan dewasa lalu bertelur. Bentuk kista dan bentuk vegetatif

    keluar bersama tinja hospes. Trafozoit dapat menembus dinding usus dan ikut mengalir bersama aliran darah menuju organ organ lain misalnya ke pulmo ( paru paru ), liver dan enchephalon ( otak ). Lalu memperbanyak diri di ekstraintestinal. Lalu membentuk sista infektif dan megeluarkannya bersama feses. Reproduksi Mula mula mikronukleus yang membelah diikuti oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga menjadi dua organisme yang baru. Kadang kadang tampak pertukaran kromatin ( konjugasi ). Reproduksi berlangsung seksual dan aseksual. Perkembang biakan secara aseksual yaitu dengan belah pasang, yaitu dengan membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi bila situasi kurang menguntungkan. Misalnya tidak ada pejantan. Perkembangbiakan secara seksual terjadi pada pembiakan ini dibentuk sel kelamin, yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang kemudian membelah membentuk makrogamet dan mikrogamet. Setelah pembuahan menjadi zigot. Inti zigot membelah menjadi banyak yang disebut sporozoit. Proses ini disebut sporogoni. B. EPIDEMIOLOGI Parasit ini banyak ditemukan pada babi yang dipelihara ( yang berkisar antara 60 90%). Penularan antar babisatu ke babi yang lainnya mudah terjadi, sekali sekali dapat menular pada manusia ( zoonosis).

  • Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekwensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%) menurut Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidium coli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidium suiis yang tidak dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang sering berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll. Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien di RS Jiwa di Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada masyarakat yang memelihara babi. 1. Diagnosa dan Gejala klinis Umumnya keluhan saluran cerna seperti diare bisa dengan air atau darah, sembelit, mual- mual, muntah, nyeri perut, nafas bau tinja, nafsu makan berkurang, sakit kepala, dan berat badan turun. Apabila sitemukan gejala diatas besar kemungkinan untuk dicurigai terinfeksi Balantidium coli. Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir irip dengan penyakit yang

    disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Di selaput lendir usus besar, bentuk vegetatif membentuk abses- abses kecil yang kemudian pecah. manjadi ulkus yang menggaung. Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus merata pada selaput lendir usus besar. Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang berakibat fatal. Biasanya disertai dengan sindrom disentri. Penyakit dapat menjadi menahun dengan diare yang di sertai konstipasi, sakit perut, tidak nafsu makan, muntah, dan kakeksia ( cachexia ). Infeksi ringan Balantidium coli biasanya idak menampakkan gejala, bila parasit hidup dirongga usus besar. Balantidium coli kadang kadang dapat menimbulkan infeksi eksterintestinal, misalnya dapat menyebabkan peritonitis dan uretritis. Pernah ditemukan bahwa Balantidium coli di hepar dan pulmo. Bahkan di ekuador Balantidium coli ditemukan sebagai sindrom disentris dan abses hepar. Diagnosa dibuat dengan menemukan trofozoit dari parasit atau kista dari balantidium coli pada kotoran segar, atau jaringan biopsi dari sekitar ulkus usus besar, atau trofozoit ditemukan melalui sigmoidoskopi. 2. Penyebab penyakit. Balantidium coli, protozoa besar dengan silia, sejenis parasit bersel satu. 3. Distribusi penyakit. Tersebar di seluruh dunia, infeksi pada manusia jarang terjadi namun wabah yang bersifat water borne biasa terjadi pada

    daerah yang sanitasi lingkungannya sangat

  • buruk. Kontaminasi lingkungan dengan tinja dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kasus. Wabah besar pernah terjadi di Equador pada tahun 1978. Penderita Balantidiasis telah dilaporkan dari banyak daerah diseluruh dunia seperti Rusia, Jerman, Skandinavia, Italia, Kuba, Amerika selatan, Amerika utara , Filipina dan lain- lain. Di Papua nugini, prevalen penyakit ini sekitar 29 %. Penderita utama adalah perempuan tidur di kandang babi. Di Filipina, parasit ditemukan sekitar 1 % dari 30.000 yang diperiksa, sedangkan Peru sekitar 6 % penduduknya tertular Balantidiasis. 4. Reservoir. Hewan pembawa penyakit ini biasanya babi, biri biri, sapi, kuda, tikus, kura kura, serigala, dan semua binatang kera. Yang dianggap penting dalam penularan adalah babi peliharaan dan tikus. 5. Cara Penularan. Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi, pada saat wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan sporadis terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air, dan makanan yang terkontaminasi kotoran binatang atau manusia. Masa penularan terjadi selama infeksi. Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut atau melalui makanan yang terkontaminasi, misalnya pada orang yang memelihara babi dan yang membersihkan kandang babi, bila tangan ini terkontaminasi

    dengan tinja babi yang mengandung bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah infeksi. Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya penularan. 6. Faktor resiko Manusia memiliki kekebalan alami yang berasalal dati kerja sel darah putih yang menghasilkan antibodi.Beberapa orang yang mempunyai faktor resiko tinggi terjangkit penyakit ini adalah : a. Orang dengan keadaan sakit karena suatu penyakit sebelumnya, bila terinfeksi oleh parasit ini akan menjadi serius bahkan fatal. b. Orang yang kontak langsung atau mengurus kotoran reservoar. c. Orang yang tinggal di daerah dengan fasilitas air tercemar kotoran babi atau hewan lain. d. Orang dengan imunitas dan status gizi rendah. e. Penderita penyakit yang kekurangan cairan lambung. C. CARA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN Cara Pencegahan : 1) Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene perorangan. 2) Beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah makanan melalui instansi kesehatan memperhatikan kebersihan dalam mengolah makanan, dengan cara mengnhindari lalat, mencuci tangan sebelum

  • memasak, memasak dengan matang. 3) Pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi persyaratan sanitasi. 4) Kurangi kontak dengan babi dan kotorannya. 5) Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk masyarakat dari kontaminasi kotoran babi. Filter pasir/tanah dapat menyaring semua kista, klorinasi air dengan cara yang biasanya dilakukan tidak menghancurkan kista. Air dalam jumlah sedikit untuk diminum lebih baik dimasak. 6) Keluarga atau pasangan seksual penderita Balantidiasis diperiksa secara rutin untuk mengetahui jumlah krista dalam tubuh. 7) Hindari makanan yang tidak bisa dimasak atau buah yang tidak bisa dikupas kulitnya bila bepergian ke negeri yang endemis Balantidiasis. Pengawasan Penderita dan pengendalian : 1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat setiap kejadian balantidiasis yang terjadi guna mencegah wabah. 2) Disinfeksi serentak dengan cara pembuangan kotoran yang saniter dan sehat. 3) Investigasi kontak dan sumber infeksi : pemeriksaan mikroskopis tinja dari anggota rumah tangga dan kontak yang dicurigai. Lakukan investigasi terhadap mereka yang kontak dengan babi; bila perlu berikan tetrasiklin pada babi yang terinfeksi. D. PENGOBATAN Beberapa jenis obat dapat membunuh B. coli ini yaitu: Idiiodohydroxyquin, yang bekerja

    membunuh amoeba di dalam lumen usus halus. Dosis 600 mg diberikan per oral 3 x sehari selama 20 hari. Kontraindikasi dengan penderita gangguan fungsi hati. Tetracycline, penggunaan tetrasiklin akan

    menghambat sintesis protein parasit. Flagyl, sebagai antiprotozoa dan antibakteri.

    Dengan dosis 500 mg 3 x sehari selama 20 hari yang diberikan per oral. Metronidazole, dengan dosis 750 mg,

    diberikan 3 x sehari selama 5 hari. Sering terjadi penyakit hilang dengan sendirinya, atau individu tidak menunjukkan gejala tetapi dapat bertindak sebagai karier. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang bersama tinja. Referensi 1). Yatim, faisal. 2007. Macam macam Penyakit Menular. Jakarta : Pustaka Obor Populer

    Leishmaniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang termasuk genus Leishmania''''dan ditularkan oleh gigitan dari spesies tertentu dari lalat pasir (subfamili Phlebotominae). Mengirimkan dua genera''Leishmania''untuk manusia:''''Lutzomyia di Dunia Baru dan''''Phlebotomus di Dunia Lama.

    Sebagian besar bentuk penyakit ini menular hanya dari hewan (zoonosis), tetapi beberapa dapat menyebar antar manusia. Infeksi pada manusia disebabkan oleh sekitar 21 dari 30

  • spesies yang menginfeksi mamalia. Ini termasuk L.'' ''donovani kompleks dengan tiga spesies (''L. donovani, L. infantum'', dan''L. chagasi''); L.'' ''mexicana kompleks dengan 3 spesies utama (''L. mexicana, L.''amazonensis, dan L.''venezuelensis'');''L. tropica, L. utama; L. aethiopica''; dan subgenus''''Viannia dengan empat spesies utama (''L. (V.) braziliensis, L. (V.) guyanensis, L. (V.) panamensis '', dan''L. (V.) peruviana''). Spesies yang berbeda morfologis dibedakan, tetapi mereka dapat dibedakan dengan analisis isoenzyme, analisis urutan DNA, atau antibodi monoklonal.

    Leishmaniasis kulit adalah bentuk paling umum dari leishmaniasis. Visceral leishmaniasis adalah bentuk parah di mana parasit telah bermigrasi ke organ vital.

    Klasifikasi leishmaniasis

    Leishmaniasis dapat dibagi ke dalam jenis berikut:

    Cutaneous leishmaniasis Leishmaniasis mukokutan Visceral leishmaniasis Pasca-kala-azar dermal leishmaniasis Viscerotropic leishmaniasis

    Gejala leishmaniasis

    Gejala-gejala leishmaniasis adalah kulit luka yang meletus minggu untuk bulan setelah orang yang terkena digigit oleh lalat pasir. Konsekuensi lainnya, yang bisa menjadi nyata di mana saja dari beberapa bulan sampai tahun setelah infeksi, termasuk demam, kerusakan pada limpa dan hati, dan anemia.

    Di bidang medis, leishmaniasis merupakan salah satu penyebab yang terkenal dari nyata

    limpa membesar, yang mungkin menjadi lebih besar bahkan dari hati. Ada empat bentuk utama leishmaniasis:

    Visceral leishmaniasis - bentuk yang paling serius dan berpotensi fatal jika tidak diobati.

    Cutaneous leishmaniasis - bentuk yang paling umum yang menyebabkan sakit di lokasi gigitan, yang menyembuhkan dalam beberapa bulan sampai satu tahun, meninggalkan bekas luka tampak tidak menyenangkan. Formulir ini dapat berkembang menjadi salah satu dari tiga bentuk lain.

    Diffuse leishmaniasis kulit - formulir ini menghasilkan lesi kulit yang menyerupai kusta luas dan sangat sulit untuk mengobati.

    Leishmaniasis mukokutan - dimulai dengan borok kulit yang menyebar menyebabkan kerusakan jaringan untuk (terutama) hidung dan mulut

    Mekanisme leishmaniasis

    Leishmaniasis ditularkan oleh gigitan sandflies phlebotomine perempuan. Para sandflies menyuntikkan tahap infektif, promastigotes metacyclic, saat makan darah. Promastigotes Metacyclic yang mencapai luka tusukan yang phagocytized oleh makrofag dan berubah menjadi amastigotes. Amastigotes berkembang biak di dalam sel yang terinfeksi dan mempengaruhi jaringan yang berbeda, tergantung pada bagian yang''''Leishmania spesies yang terlibat. Kekhususan ini jaringan yang berbeda menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda dari berbagai bentuk leishmaniasis. Sandflies

  • menjadi terinfeksi selama makanan darah pada host terinfeksi ketika mereka menelan makrofag terinfeksi amastigotes. Dalam midgut para agas itu, parasit berdiferensiasi menjadi promastigotes, yang berkembang biak, berdiferensiasi menjadi promastigotes metacyclic dan bermigrasi ke belalai.

    Leishmaniasis adalah disebabkan oleh infeksi dengan patogen''''Leishmania. Genom dari tiga spesies''Leishmania''(''L. besar'',''L. infantum''dan''''braziliensis L.) telah diurutkan dan ini telah memberikan banyak informasi tentang biologi parasit . Misalnya sekarang dipahami bahwa dalam''''Leishmania gen penyandi protein diatur sebagai unit polisistronik besar dalam kepala-kepala ke-atau ekor-ke-ekor dengan cara; RNA polimerase II mentranskripsi pesan polisistronik panjang dalam ketiadaan didefinisikan RNA pol II promotor, dan''''Leishmania memiliki fitur unik sehubungan dengan regulasi ekspresi gen sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Pengetahuan baru dari studi ini dapat membantu mengidentifikasi sasaran baru bagi obat yang sangat dibutuhkan, dan membantu pengembangan vaksin.

    Penyakit Trikomoniasis Posted by MasCris

    Trikomoniasis adalah Penyakit Menular Seksual yang dapat diobati yang paling banyak terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki. Cara Penularan: Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas

    vaginalis dapat bertahan hidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian tersebut. Gejala-gejala: Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin ti

    Definisi

    Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke pasangannya lewat kontak seksual. Vagina merupakan tempat infeksi paling sering pada wanita, sedangkan uretra (saluran kemih) merupakan tempat infeksi paling sering pada pria.

  • Epidemiologi

    Angka kejadian di Amerika Serikat sekitar 7.4 juta kasus baru setiap tahun. Angka pastinya sukar didapat karena kebanyakan kasus ini tidak dilaporkan atau tidak terdiagnosis. Secara global, WHO memperkirakan terdapat sekitar 180 juta kasus baru tiap tahunnya di seluruh dunia. Sementara angka prevalensinya bervariasi dari 5% pada klien klinik KB sampai 75% pada pekerja seks. Trikomoniasis memiliki angka infeksi gabungan yang cukup tinggi dengan penyakit menular lain, seperti dengan gonore, yang diketahui berhubungan secara signifikan dengan infeksi trikomoniasis. Trikomoniasis juga memfasilitasi penularan human immunodeficiency virus (HIV). Trikomoniasis terdapat baik pada laki-laki maupun perempuan, namun lebih sering ditemukan pada perempuan.

    Penyebab

    Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang sudah terkena penyakit ini. Trikomoniasis menyerang (uretra) saluran kemih pada pria, namun biasanya tanpa gejala, sedangkan pada wanita, trikomoniasis lebih sering menyerang vagina. Resiko untuk terkena penyakit ini tergantung aktivitas

    seksual orang tersebut. Beberapa faktor resiko untuk terkena penyakit ini antara lain :

    Jumlah pasangan seksual selama hidupnya

    Pasangan seksual saat ini Tidak memakai kondom saat

    berhubungan seksual

    Gejala Pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina keruh kental berwarna kekuning-kuningan, kuning hijau, berbau tidak enak dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Selain itu didapatkan rasa gatal dan panas di vagina. Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual mungkin juga merupakan keluhan utama yang dirasakan penderita dengan trikomoniasis. Pasien dengan trikomoniasis dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah. Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar bibir vagina. Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.

    Berbeda dengan wanita, pada pria biasanya tidak memberikan gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Gejalanya antara lain iritasi di dalam penis, keluar cairan keruh namun tidak banyak, rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau setelah ejakulasi.

  • Pencegahan Karena trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual, cara terbaik menghindarinya adalah tidak melakukan hubungan seksual. Beberapa cara untuk mengurangi tertularnya penyakit ini antara lain:

    Pemakaian kondom dapat mengurangi resiko tertularnya penyakit ini.

    Tidak pinjam meminjam alat-alat pribadi seperti handuk karena parasit ini dapat hidup di luar tubuh manusia selama 45 menit.

    Bersihkan diri sendiri segera setelah berenang di tempat pemandian umum.

    Pengobatan Pengobatan paling efektif untuk trikomoniasis adalah dengan obat minum metronidazol. Dosis biasanya 2 gram dosis tunggal ataupun 500 miligram dua kali sehari selama tujuh hari. Obat ini tidak boleh diberikan bila penderita dalam keadaan hamil 3 bulan pertama karena efeknya pada janin. Pada keadaan ini, penderita tersebut dapat menggunakan obat clotrimazole, yang penggunaanya secara dimasukan ke dalam vagina.

    Gejala trikomoniasis pada pria yang terinfeksi biasanya akan hilang dalam beberapa minggu tanpa pengobatan. Namun, pria yang terinfeksi tersebut, walaupun tidak pernah memberikan gejala atau gejalanya sudah

    tidak ada, dapat terus menularkan ke pasangan seksualnya sampai ia selesai diobati. Oleh karena itu, kedua pasangan seksual tersebut harus diobati sekaligus untuk menghentikan penyebaran penyakitnya. Penderita yang sedang diobati disarankan tidak melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh. Orang yang pernah terkena trikomoniasis tidak melindungi orang tersebut untuk tidak terkena lagi. Walaupun pengobatannya berhasil, orang tersebut dapat terkena infeksi kembali.

    dak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan/atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala. Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan HIV pada pasangan seksualnya. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil dapat menyebabkan

  • ketuban pecah dini dan kelahiran prematur. Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual. Kondom dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.

    Penyakit tidur atau African trypanosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma dan ditularkan oleh lalat tsetse. Penyakit ini mewabah di berbagai negara Afrika, dan saat ini diperkirakan antara 50.000 sampai 70.000 menderita penyakit ini.

    Gejala awal adalah demam, sakit kepala, dan sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit ginjal. Penderita kemudian mengalami perubahan siklus tidur di mana mereka merasa ngantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan kematian. Selain gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan dari ibu ke anak atau lewat transfusi darah.

    PREVENT

    Many protozoan infections can be prevented. Modern sanitary methods can limit the

    contamination of food and water with the single-celled parasites, called protozoa, which cause the condition. If you are visiting an area known to have contaminated water, boil it before use to destroy any parasites. Insects that carry protozoa can be killed or prevented from biting people with repellants and screens.

    Definition

    Antiprotozoal drugs are medicines that treat infections caused by protozoa.

    Purpose

    Antiprotozoal drugs are used to treat a variety of diseases caused by protozoa. Protozoa are animal-like, onecelled animals, such as amoebas. Some are parasites that cause infections in the body. African sleeping sickness, giardiasis, amebiasis, Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), and malaria are examples of diseases caused by protozoa.

    Description

    Antiprotozoal drugs come in liquid, tablet, and injectable forms and are available only with a doctor's prescription. Some commonly used antiprotozoal drugs are metronidazole (Flagyl), eflornithine (Ornidyl), furazolidone (Furoxone), hydroxychloroquine (Plaquenil), iodoquinol (Diquinol, Yodoquinol, Yodoxin), and pentamidine (Pentam 300).

    Cara-cara Pencegahan Penyakit Menular secara Umum

    a. Mempertinggi nilai kesehatan.

  • Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha kesehatan lingkungan (sanitasi). b. Memberi vaksinasi/imunisasi Merupakan usaha untuk pengebalan tubuh. Ada dua macam, yaitu : Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis. Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi. Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum). c. Pemeriksaan kesehatan berkala

    Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit, sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan mendapat vaksinasi.

    Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara yang terpenting untuk mencegah penyakit.

    Untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada beberapa cara, antara lain :

    1. Udara bersih, paru-paru pun sehat

    Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat. Caranya Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap

    kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.

    2. Banyak minum air putih

    Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.

    3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang

    Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.

    4. Seimbangkan antara kerja, olahraga dan istirahat

    Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi Anda. Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian. Dengan berolahraga 2 3 kali per minggu, selama 30

  • 45 menit, cukup membuat tubuh bugar dan stamina prima.

    5. Kontrol kerja otak

    Otak, seperti halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi beban terlalu banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan kegiatan di waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya sekedar mendengarkan musik.

    6. Jalani hidup secara harmonis

    Manusia merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai makrokosmos jika ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya, jangan mengorbankan hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang buruk dan beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.

    7. Gunakan suplemen gizi

    Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan antioksidan (beta-karoten), vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia harapan hidup. Untuk memperolehnya banyak cara yang bisa dilakukan. Selain mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan suplemen makanan

    lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat.

    Malaria

    Penyakit protozoa lebih mematikan, malaria merupakan salah satu dari lima pembunuh penyakit menular atas. Agen penyebab adalah genus Plasmodium protozoa filum tersebut. Ini termasuk P. vivax, P. falciparum, P. Oval dan P.malariae. Hampir 800.000 orang meninggal karena malaria setiap tahunnya. Dan 'ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Begitu memasuki tubuh manusia, mereka menjalani pematangan di sel-sel hati dan darah. Gejalanya meliputi demam dengan menggigil dan kekakuan diikuti oleh keringat berlebihan. P. falciparum, jika tidak terdeteksi dini, dapat menyebabkan malaria serebral dan kematian.

    Pengobatan ini 4-aminoquinolines, klorokuin, dan yang meliputi lakton sesquiterpine terbaru sebagai artesunat dan artemeter.

    Amebiasis

    Amebiasis adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica. Ini termasuk disentri amuba umum dan abses amuba dalam hati, paru-paru, limpa, dan kulit.

    Disentri amuba ditandai dengan mencret dengan darah dan lendir di dalamnya. Sakit perut spasmodik umum. Hal ini didiagnosis dengan pemeriksaan tinja di bawah mikroskop. Jika tidak diobati, dapat

  • menyebabkan borok di usus besar dan abses di bagian lain dari tubuh.

    Disentri amuba biasanya diobati dengan nitroimidazoles seperti metronidazole dan tinidazol.

    Sleeping Sickness

    Penyakit ini, yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma brucei, ditularkan oleh lalat tsetse. Gejala diawali dengan demam, sakit kepala dan nyeri sendi. Jika tidak diobati dini, dapat melibatkan beberapa organ, termasuk jantung dan ginjal. Akhirnya, tubuh melintasi penghalang darah-otak, menyebabkan gejala khas kebingungan, waktu hari sleepwalking dan malam insomnia.

    Penyakit tidur diobati dengan obat yang mengandung arsenik, seperti Suramin.

    Toksoplasmosis

    Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Infeksi ini disebabkan oleh konsumsi daging yang terkontaminasi, konsumsi disengaja kotoran kucing atau mungkin dengan makan sayuran dicuci. Pada orang sehat, tanpa gejala atau dapat menyebabkan penyakit seperti flu. Namun, pada orang dengan HIV bisa berakibat fatal. Hal ini dapat menyebabkan nekrosis atau ensefalitis retinocoroidite.

    Pengobatan biasanya dengan klindamisin dan spiramisin.

    Trichomoniasis

    Trichomonas vaginalis, protozoa, menyebabkan (biasa menular seksual) trikomoniasis. Meskipun tanpa gejala dalam

    banyak kasus, membutuhkan perhatian seperti yang dikenal untuk memfasilitasi penularan HIV.

    Gejala vaginitis termasuk yang mengarah ke cairan putih pada wanita dan uretritis menyebabkan pembakaran buang air kecil pada pria.

    Trikomoniasis diobati dengan metronidazol.

    Giardiasis Giardia lamblia disebabkan oleh dan disebarkan oleh air yang terkontaminasi dan, Kala azar, yang disebabkan oleh Leishmania, dan disebarkan oleh lalat pasir, adalah beberapa jenis penyakit protozoa.