Skenario 6 Tutorial 6

download Skenario 6 Tutorial 6

If you can't read please download the document

description

Tutorial

Transcript of Skenario 6 Tutorial 6

18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam kedokteran gigi, proses polishing pada restorasi gigi sangat penting, karena dapat mempengaruhi beberapa faktor di dalam rongga mulut, seperti kesehatan rongga mulut, fungsi ronga mulut, maupun estetika rongga mulut. Untuk itu penting bagi kita untuk mempelajari bagaimana polishing yang baik dan benar, sehingga dihasilkan suatu bahan yang benar benar bagus. Untuk itu laporan ini dibuat agar kita dapat mengetahui bagaimana proses polishing serta bahan bahan yang membantu di dalam proses tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Apa pengertian, Tujuan, Manfaat, dan prosedur polishing ?Bagaimana sifat dan syarat dari bahan abrasiveApa saja macam macam bahan abrasive serta komposisi dan aplikasinya ?

1.3.Tujuan

Memahami pengertian, tujuan , manfaat , serta bagaimana prosedur polishing di dalam kedokteran gigiMemahami fungsi, sifat dan syarat dari bahan bahan abrasive di dalam aplikasinya bagi kedokteran gigiMengetahui macam macam dari bahan abrasive, serta komposisi dan aplikasinya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Restorasi gigi diselesaikan sebelum dipasang di dalam rongga mulut untuk mendapatkan tiga manfaat: kesehatan mulut, fungsi, dan estetika. restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan menigngkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi makanan dan bakteri pathogen, ini diperoleh dengan reduksi daerah permukaan total dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi. Permukaan yang lebih mulus akan lebih mudah dijaga kebersihannya dengan tindakan permbersihan preventif yang biasa dilakukan sehari hari karena benang gigi dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih baik ke permukaan dan daerah tepi. Dengan beberapa bahan gigi tertentu, aktivitas karat dan korosi dapat dikurangi cukup besar jika seluruh restorasi di poles dengan baik. Fungsi rongga mulut akan meningkat jika dipoles dengan baik karena makanan akan me;uncur lebih bebas pada permukaan oklusal selama mastikasi. Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi yang halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun antagonisnya. Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang tinggi yang dapat mennimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi gigi. Akhirnya, kebutuhan estetik dapat meningkat jika dipoles dengan baik. (Kenneth J.Anusavice,2004 : 563 )

Dilakukannya polishing penting agar semua restorasi gigi dan peralatanya mempunyai permukaan yang halus, sisa sisa makanan akan tertumpuk pada permukaan yang kasar dan sukar dibersihkan. Selain oral hygiene yang jelek, penumpukan sisa makanan dapat merupakan factor penyebab korosi bahan yang terbuat dari logam.juga, penderita sering tidak dapat menerima adanya permukaan yang kasar di dalam rongga mulut. Permukaan yang kasar dapat dihaluskan dengan suatu proses pnggosokan, dimana partikel keras dan tajam dari bahan abrasive digosokkan diatas permukaan bahan yang akan dihaluskan. Setiap partikel abrasive bertindak sebagai alat halus yang memotong permukaan bahan dalam suatu jalur sehingga permukaan bahan menjadi halus, meskipun meniggalkan bekas goresan yang besarnya tergantung pada ukuran partikrl abrasive. Pada proses penggosokan digunakan baha abrasive dari mulai yang kasar sampai yang halus. Bahan yang dgosok harus dibersihkan setiap kali mengganti abrasive dari yang satu dengan yang lainnya. Benda yang hendak digosokharus selalu digerakkan sehingga goresan yang ditinggalkan terbentuk ke semua jurusan. Partikel abrasive harus lebih keras dari permukaan yang hendak digosok, berbeda dengan penggosokan, pemolesan tidak menimbulkan goresan pada bahan, tetapi mengurangi ketidakteraturan pada permukaan, pada beberapa bahan, terutama polimer thermoplastic, permukaan mengalir mengisi goresan yang ada sewaktu bahan ini menjadi panas. ( E.C Combe, 1992 : 353 354 ).

Proses polishing mencakupi beberapa proses, diataranya : Proses penyelesaian, proses pemotongan, proses pengasahan, proses pemolesan.

Proses penyelesaian : proses ini mengubah bahan dari bentuk kasar ke bentuk yang lebih rapi, hasil penyelesaiannya dapat berarti diperolehnya akhir atau dipalikasikannya permukaan bahan tersebut. Akan lebih mudah bila kita menganggap penyelesaian sebagai proses umum, dan hasilnya sebagai karakter permukaan akhir yang diperoleh pada suatu obyek. Jika sifat umum penyelesaian dapat diterima, maka pemotongan , pemolesan, dan pengasahan dapat dianggap sebagai serangkaian tahapan yang dilakukan dalam proses merapikan suatu bahan.

Proses penyelesaian biasanya

menghilangkan bahah bahan seperti : noda permukaan, dan ketidaksempurnaan, bahan dibentuk ke bentuk idealpermukaan paling luar dari bahan dibuat ke bentuk yang diinginkan.

2. Proses pemotongan : proses ini biasanya mengacu pada penggunaan instrument berlebih atau instrument apapun yang bentuknya seperti bilah. Substrat dapat terbelah menjadi potongan besar yang terpisah karena aksi pemotongan .

3. Proses pemolesan : menghasilkan partikel yang paling halus , bekerja pada region permukaan substrat yang sangat tipis, pemolesan menghasilkan goresan yang sangat halus sehingga tidak terlihatkecuali sangat diperbesar.permukaan yang dipoles dengan baik secara anatomis halus tanpa kekasaran permukaan. Pemolesan dianggap multiarah dalam hal aksinya, ini berarti bhwa goresan pada permukaan akhir berorientasi ke segala arah. (Kenneth J.Anusavice,2004 : 564 565 )

Manipulasi Bahan Abrasif (polishing resin akrilik)

Alat-alat :

Mata burPisau modelStraight h.p beserta mata bur (stone, frasser, rubber, dll)MaskerKuas kecilTali burMesin pulas

Bahan-bahan :

Kertas gosokPumice dan cryetResin akrilik

Tahap Pekerjaan :

Lempeng resin akrilik yang digunakan adalah lempeng resin akrilik dari tahap pekerjaan skill lab malam.Merapikan lempeng akrilik menggunakan straight h.p dan frasser, bentuk sesuai dengan outline dan bebaskan daerah mukosa bergerak dan tak bergerakTahap selanjutnya adalah polishing, meratakan lempeng akrilik dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan halus, pulas dengan mesin pulas dengan menggunakan pumice dan cryet.Hasil yang maksimal adalah lempeng akrilik yang halus, rata, dan mengkilat.

Source : buku petunjuk skill lab Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I

Manipulasi Bahan Abrasif (polishing alloy/logam)

Alat-alat :

Sikat kecilStraight h.p + tali burDiamond discKuas kecilMatabur untuk pulas logam atau alloy

Bahan-bahan :

Kertas gosokBatu apung / gosokCu Alloy (orden)

Tahap Pekerjaan :

Rapikan model kasar logam yang sudah jadi disesuaikan dengan ukuran yang dikehendaki, kemudian dipulas. Pertama menggunakan Arkansas stone sampai permukaan model terlihat halus, dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat, potong sprue dengan diamond disc, kemudian bekas potongan rapikan dan pulas.Hasil maksimal adalah model logam dengan permukaan halus dan mengkilat, tidak porus dan sesuai dengan ukuran.

Source : buku petunjuk skill lab Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I

ABRASIVE

Merupakan suatu benda yang dapat mengauskan, menggosok,/ menggerinda permukaan bahan. Dan biasanya di[akai dalam pemolesan.

Abrasi merupakan peristiwa ausnya suatu substansi atau struktur (seperti kulit dan gigi) oleh suatu proses mekanik atau tidak biasa. Sedangkan abrasif merupakan bahan yang menyebabkan abrasi yang digunakan untuk mengikis, mengasah, atau menggosok. Alat yang digunakan untuk abrasi disebut abrasor. (Dorland, 2006)

Proses penyelesaian restorasi melibatkan keausan abrasif melalui pemakaian partikel keras. Pada kedokteran gigi, partikel paling luar atau bahan permukaan dari instrumen abrasi disebut sebagai abrasif. Bahan yang dirapikan disebut substrat. (Annusavice, 2003)

Sifat dan Syarat Bahan Abrasif

Kekerasan partikel abrasive, misalnya diamond adalah yang paling keras, sedangkan batu apung, batu akik, dan lain ldain relative lebih lunakBentuk partikel bahan abrasive, partikel yang mempunyai tepi tajam akan lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpulBesar artikel bahan abrasive, partikel yang lebih besar sanggup menghasilkan goresan yang dalam Sifat sifat mekanis bahan abrasive, bila bahan abrasive pecah, hendaknya dihasilkan tepi baru yang lebih tajam, jadi kerapuhan suatu bahan abrasi dapat memberikan keuntungan.Kecepatan, gerakan partikel abrasive yang perlahan mnghasilkan goresan yang lebih dalam.Tekanan, tekanan yang terlalu besar dapat membuat partikel abrasive pecah dan meningkatkan panas karena gesekan, selain itu harus diberi tekanan yang normal agar tekanan menjadi rata.Sifat sifat bahan yang hendak digosok, bahan yang rapuh dapat digosok dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak dan kenyal akan mengalir dan bukannya terasah oleh bahan abrasive. ( E.C Combe, 1992 : 354 )

Tipe Tipe Bahan Abrasive :

Finishing Abrasive : Mempunyai partikel yang besar dan kasar. Misalnya FrazzerPolishing Abrasive : Mempunyai partikel yang lebih halus dari Finishing Abrasive, contohnya cryet, dan pumiceCleansing Agent : berfungsi untuk membersihkan ( pasta gigi, denture cleanser )

Abrasif di bagi menjadi 2 :

Abrasif alamiMerupakan abrasive yang berasal dari alamEx : Batu arkansass, kapur, korundum, intan, amplas, akik, pumis, quartz, pasir, Tripoli, zirconium silikat.

Abrasif BuatanMerupakan bahan abrasive hasil dari sintesis, buatan manusia.Umumnya bahan ini lebih di sukai, karena memiliki sifat fisik yang lebih dapat di tebak.Ex: Silikon karbid, oksida aluminium, rouge, oksida timah.

No

Bahan Abrasif

Komposisi

Aplikasi

1

Batu Arkansas

Silica dengan quartz mikrokristal

Untuk mengasah emal gigi dan logam campur

2

Kapur

CaCO3 ( Kalsium Karbonat )

Untuk memoles email gigi, lembaran emas, amalgam.

3

Amril

Korundum

Untuk memoles logam campur dan bahan plastis

4

Akik

Silika dari Al, Co, Fe, Mg, Mn

Untuk mengasah logam campur dan bahan plastis

5

Pasir

Silica

Untuk mengasah logam campur dan bahan plastis

6

Tripoli

Silika

Untuk memoles logam campur dan bahan plastis

7

Zirconium silikat

Zircon atau zirconium silikat

Komponen pasta dan profilaksis gigi

8

Cuttle

Kerang laut

Untuk memoles tepi logam dan memoles amalgam gigi

9

Kieselguhr

Sisa sisa silica

bahan pengisi pada beberapa bahan gigi seperti bahan cetak hidrokoloid.

10

Oksida aluminium

Alumina ( oksida sintetik dari aluminium )

Untuk membuat abrasive bonding, merapikan email, logam campur, bahan keramik.

11

Intan / Diamond

Karbon

Mengasah subtansi apapun dalam bentuk instrumen putar, ampelas abrasif, dan pasta poles intan.

12

Rouge

Oksida dari besi

Untuk memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi

13

Oksida timah

Oksida dari timah

Bahan pemoles gigi, restorasi logam

14

Garnet

Silicon dan Algh

Untuk penyelesaian akhir akrilik dan komposit

15

Intan Sintetik

Karbon, dibuat 5 kali lebih besar dari tingkat abrasif intan alami.

Pembuatan gergaji intan, roda, dan bur intan, srtuktur gigi, bahan keramik, dan bahan resin komposit.

16

Silikon karbid

Silikon karbid

Pemotongan berbagai bahan dalam bentuk disk dan instrumen bonding karet (mata bur rubber).

17

Tungsten karbid

Tungsten karbid

Pembuatan bur (mata bur frazzer) dan roda abrasif.

18

Pumis (batu apung dalam bentuk serbuk)

Silika abu-abu muda

Memoles email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin akrilik

19

Emery (Korundum)

Aluminium oksida, seperti batu perhiasan

Mengasah logam campur dalam bentuk abrasif bonding.

(Kenneth J.Anusavice,2004 : 572 - 575 )

Berdasarkan bentuknya, abrasive di bedakan menjadi :

Abrasive pasteYakni pasta yang biasanya berisi karbida silicon dan di pakai bagi penggerindaan oklussal gigi.Misal, kapur dan pumice.Abrasive StripBerbentuk lembaran logam, kain / plastic yang di lapisi oleh suatu bahan abrasive pada salah satu atau kedua sisinya. Di pakai untuk memodifikasi dan memoles permukaan gigi atau restorasi.Misal, Oksida aluminium untuk pembuatan abrasive bonding, silica karbid, intan, korundum.

Abrasif WheelYaitu instrument rotatif atau putar yang berbentuk roda dan berisi bahan abrasive yang tertanam dalam bahan dari karet dan di gunakan bagi pembentukan dan pemolesan suatu restorasi dan protesa.Misalnya, Quartz, amryl, intan, pasir.

(Kamus kedokteran gigi, F.J Harty & R. Ogston)

Kekerasan abrasive

Kekuatan abrasive sering dikur melalui kekerasan dari parikel atau bahan permukaan. Kekerasan adalah ukuran permukaan daru ketahanan satu bahan terhadap deformasi plastis bahan lain, urutan kekerasan pertama diterbitkan oleh Friedrich Mohs, seorang mineralogist dari jerman pada tahun 1820, beliau mengurutkan 10 mineral berdasarkan ketahanan relative terhadap goresan satu sama lain. Mineral p[aling tidak tahan goresan diberi nilai 1(talk) dan yang paling tahan 10(intan).

BAHAN

KEKERASAN MOHS

DIAMOND

10

SILICON CARBIDE

9 10

EMERY

9 10

TUNGSTEN CARBIDE

9 10

ALUMINIUM OXIDE

9

ZIRCONIUM SILICAT

7 7,5

QUARTZ

7

TIN OXIDE

6 7

PORCELEN

6 7

GARNET

6,5 7

TRIPOLI

6 7

PUMICE

6

(Kenneth J.Anusavice,2004 : 568 ) & Relative Ranking of Abrasion, Resistensi for Minerals using Mohs Scale.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Maping

MODEL KASAR

BASIS GT

LOGAM TUANG

POLISHING

SYARAT

BAHAN ABRASIF

SIFAT

TIPE / MACAM

HALUS DAN MENGKILAP

PENGERTIAN, TUJUAN ,MANFAAT, DAN PROSEDUR POLISHING

Di dalam kedokteran gigi, terdapat arti kata polishing yang berarti suatu proses pemolesan, yakni proses yang merubah bahan bahan kaar dan tidak teratur menjadi bahan yang teratur, halus dan mengkilap.

Proses polishing ini menghasilkan tiga manfaat, yakni kesehatan mulut, fungsi, serta estetika. pemolesan yang baik akan menigngkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi makanan dan bakteri pathogen, ini diperoleh dengan reduksi daerah permukaan total dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi. Permukaan yang lebih mulus akan lebih mudah dijaga kebersihannya dengan tindakan permbersihan preventif yang biasa dilakukan sehari hari karena benang gigi dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih baik ke permukaan dan daerah tepi. Dengan beberapa bahan gigi tertentu, aktivitas karat dan korosi dapat dikurangi cukup besar jika seluruh restorasi di poles dengan baik. Fungsi rongga mulut akan meningkat jika dipoles dengan baik karena makanan akan me;uncur lebih bebas pada permukaan oklusal selama mastikasi. Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi yang halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun antagonisnya. Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang tinggi yang dapat mennimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi gigi. Akhirnya, kebutuhan estetik dapat meningkat jika dipoles dengan baik

Selain itu , proses polishing betujuan , untuk menghilangkan goresan makroskopis setelah proses pengasahan. Polishing tetap menghasilkan goresan, tetapi goresan yang mikroskopik tergantung pada jenis bahan abrasif yang digunakan.

Permukaan yang kasar akan menyebabkan adhesi dari mikroorganisme dan pembentukan plak, sehingga kerja polishing adalah mengurangi gaya adhesi antara bakteri dan GT, gaya adhesi merupakan gaya tarik menarik antara 2molekul / substrat, sehingga dapat memperburuk oral hygiene.

PROSEDUR POLISHING

Manipulasi Bahan Abrasif (polishing resin akrilik)

Alat-alat :

Mata burPisau modelStraight h.p beserta mata bur (stone, frasser, rubber, dll)MaskerKuas kecilTali burMesin pulas

Bahan-bahan :

Kertas gosokPumice dan cryetResin akrilik

Tahap Pekerjaan :

Lempeng resin akrilik yang digunakan adalah lempeng resin akrilik dari tahap pekerjaan skill lab malam.Merapikan lempeng akrilik menggunakan straight h.p dan frasser, bentuk sesuai dengan outline dan bebaskan daerah mukosa bergerak dan tak bergerakTahap selanjutnya adalah polishing, meratakan lempeng akrilik dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan halus, pulas dengan mesin pulas dengan menggunakan pumice dan cryet.Hasil yang maksimal adalah lempeng akrilik yang halus, rata, dan mengkilat.

Manipulasi Bahan Abrasif (polishing alloy/logam)

Alat-alat :

Sikat kecilStraight h.p + tali burDiamond discKuas kecilMatabur untuk pulas logam atau alloy

Bahan-bahan :

Kertas gosokBatu apung / gosokCu Alloy (orden)

Tahap Pekerjaan :

Rapikan model kasar logam yang sudah jadi disesuaikan dengan ukuran yang dikehendaki, kemudian dipulas. Pertama menggunakan Arkansas stone sampai permukaan model terlihat halus, dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat, potong sprue dengan diamond disc, kemudian bekas potongan rapikan dan pulas.Hasil maksimal adalah model logam dengan permukaan halus dan mengkilat, tidak porus dan sesuai dengan ukuran.

2. SIFAT DAN SYARAT DARI BAHAN ABRASIF

Merupakan suatu benda yang dapat mengauskan, menggosok,/ menggerinda permukaan bahan. Dan biasanya di[akai dalam pemolesan. abrasif merupakan bahan yang menyebabkan abrasi yang digunakan untuk mengikis, mengasah, atau menggosok

Kekerasan partikel abrasive, misalnya diamond adalah yang paling keras, sedangkan batu apung, batu akik, dan lain ldain relative lebih lunakBentuk partikel bahan abrasive, partikel yang mempunyai tepi tajam akan lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpulBesar artikel bahan abrasive, partikel yang lebih besar sanggup menghasilkan goresan yang dalam Sifat sifat mekanis bahan abrasive, bila bahan abrasive pecah, hendaknya dihasilkan tepi baru yang lebih tajam, jadi kerapuhan suatu bahan abrasi dapat memberikan keuntungan.Kecepatan, gerakan partikel abrasive yang perlahan mnghasilkan goresan yang lebih dalam.Tekanan, tekanan yang terlalu besar dapat membuat partikel abrasive pecah dan meningkatkan panas karena gesekan, selain itu harus diberi tekanan yang normal agar tekanan menjadi rata.Sifat sifat bahan yang hendak digosok, bahan yang rapuh dapat digosok dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak dan kenyal akan mengalir dan bukannya terasah oleh bahan abrasive.

Dengan adanya sifat sifat dari bahan abrasive ini, sangat brpengaruh nantinya pada penggunaanya di dalam KG.

Timbulnya panas

Jumlah panas yang timbul tergantung pada factor factor yang disebutkan tersebut diatas, kadang kadang dibutuhkan pendinginan, misalnya:

Pada pengasahan dengan kecepatan tinggi disemprotkaa air.Dalam mengasah bahan polimer, harus dicegah timbulya panas berlebih, karena dapat menyebabkan lepasnya stress dan terjadi perubahan bentuk.

3. MACAM MACAM BAHAN ABRASIF , SERTA KOMPOSISI DAN APLIKASINYA DI DALAM KG

Bahan abrasive mempunyai beberapa tipe di dalam aplikasinya, yakni :

Finishing Abrasive : Mempunyai partikel yang besar dan kasar. Misalnya FrazzerPolishing Abrasive : Mempunyai partikel yang lebih halus dari Finishing Abrasive, contohnya cryet, dan pumiceCleansing Agent : berfungsi untuk membersihkan ( pasta gigi, denture cleanser )

Bahan Abrasif di bagi menjadi 2 kelompok :

Abrasif alamiMerupakan abrasive yang berasal dari alamEx : Batu arkansass, kapur, korundum, intan, amplas, akik, pumis, quartz, pasir, Tripoli, zirconium silikat.

Abrasif BuatanMerupakan bahan abrasive hasil dari sintesis, buatan manusia.Umumnya bahan ini lebih di sukai, karena memiliki sifat fisik yang lebih dapat di tebak.Ex: Silikon karbid, oksida aluminium, rouge, oksida timah.

No

Bahan Abrasif

Komposisi

Aplikasi

1

Batu Arkansas

Silica dengan quartz mikrokristal

Untuk mengasah emal gigi dan logam campur

2

Kapur

CaCO3 ( Kalsium Karbonat )

Untuk memoles email gigi, lembaran emas, amalgam.

3

Amril

Korundum

Untuk memoles logam campur dan bahan plastis

4

Akik

Silika dari Al, Co, Fe, Mg, Mn

Untuk mengasah logam campur dan bahan plastis

5

Pasir

Silica

Untuk mengasah logam campur dan bahan plastis

6

Tripoli

Silika

Untuk memoles logam campur dan bahan plastis

7

Zirconium silikat

Zircon atau zirconium silikat

Komponen pasta dan profilaksis gigi

8

Cuttle

Kerang laut

Untuk memoles tepi logam dan memoles amalgam gigi

9

Kieselguhr

Sisa sisa silica

bahan pengisi pada beberapa bahan gigi seperti bahan cetak hidrokoloid.

10

Oksida aluminium

Alumina ( oksida sintetik dari aluminium )

Untuk membuat abrasive bonding, merapikan email, logam campur, bahan keramik.

11

Intan / Diamond

Karbon

Mengasah subtansi apapun dalam bentuk instrumen putar, ampelas abrasif, dan pasta poles intan.

12

Rouge

Oksida dari besi

Untuk memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi

13

Oksida timah

Oksida dari timah

Bahan pemoles gigi, restorasi logam

14

Garnet

Silicon dan Algh

Untuk penyelesaian akhir akrilik dan komposit

15

Intan Sintetik

Karbon, dibuat 5 kali lebih besar dari tingkat abrasif intan alami.

Pembuatan gergaji intan, roda, dan bur intan, srtuktur gigi, bahan keramik, dan bahan resin komposit.

16

Silikon karbid

Silikon karbid

Pemotongan berbagai bahan dalam bentuk disk dan instrumen bonding karet (mata bur rubber).

17

Tungsten karbid

Tungsten karbid

Pembuatan bur (mata bur frazzer) dan roda abrasif.

18

Pumis (batu apung dalam bentuk serbuk)

Silika abu-abu muda

Memoles email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin akrilik

19

Emery (Korundum)

Aluminium oksida, seperti batu perhiasan

Mengasah logam campur dalam bentuk abrasif bonding.

Berdasarkan bentuknya, abrasive di bedakan menjadi :

Abrasive pasteYakni pasta yang biasanya berisi karbida silicon dan di pakai bagi penggerindaan oklussal gigi.Misal, kapur dan pumice.Abrasive StripBerbentuk lembaran logam, kain / plastic yang di lapisi oleh suatu bahan abrasive pada salah satu atau kedua sisinya. Di pakai untuk memodifikasi dan memoles permukaan gigi atau restorasi.Misal, Oksida aluminium untuk pembuatan abrasive bonding, silica karbid, intan, korundum.

Abrasif WheelYaitu instrument rotatif atau putar yang berbentuk roda dan berisi bahan abrasive yang tertanam dalam bahan dari karet dan di gunakan bagi pembentukan dan pemolesan suatu restorasi dan protesa.Misalnya, Quartz, amryl, intan, pasir.

BAB IV

KESIMPULAN

Proses polishing merupakan suatu proses akhir sebelum diaplikasikannya bahan bahan KG ke dalam RM, yang bertujuan mengubah bahan kasar / model kasar menjadi model yang halus dan mengkilap.Proses polishing menghasilkan 3 manfaat, ykni :Meningkatkan Kesehatan mulutMeningkatkan Fungsi RMMeningkatkan estetika Bahan bahan yang digunakan dalam proses polishimg disebut bahan bahan abrasive, bahan bahan jenis ini harus lebih keras dan kuat daripada bahan yang akan dipoles.Bahan abrasive mempunyai beberapa sifat sifat dan syarat , yakni : Kekerasan partikel, Bentuk partikel, Besar partikel, Tekanan, Kecepatan, Sifat mekanis Bahan abrasive dibedakan menjadi 2 , yakni abrasive alami dan abrasive buatanAbrasif alamiMerupakan abrasive yang berasal dari alamEx : Batu arkansass, kapur, korundum, intan, amplas, akik, pumis, quartz, pasir, Tripoli, zirconium silikat.

Abrasif BuatanMerupakan bahan abrasive hasil dari sintesis, buatan manusia.Umumnya bahan ini lebih di sukai, karena memiliki sifat fisik yang lebih dapat di tebak.Ex: Silikon karbid, oksida aluminium, rouge, oksida timah.

D A F T A R P U S T A K A

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC

Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka

Dorland, W.A Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC

(Kamus kedokteran gigi, F.J Harty & R. Ogston)