sk 1 blok 13 arum.doc
-
Upload
dwitia-iswari -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of sk 1 blok 13 arum.doc
Penyebab mual muntah di pagi hari sejak seminggu
Muntah, atau emesis/voitus adalah eksplusi paksa isi lambung keluar melalui mulut.
(Sherwood, 2011)
Gaya utama eksplusi pada muntah, berasal dari kontraksi otot pernapasan- yaitu
diagfragma dan abdomen. Tindakan kompleks muntah dikoordinasikan oleh pusat muntah
di medulla batang otak. Muntah dimulai dengan inspirasi dalam dan penutupan glottis.
Kontraksi diagfragma menekan ke bawah ke lambung sementara secara bersamaan
kontraksi otot-otot perut menekan rongga abdomen, meningkatkan tekanan intraabdomen
dan memaksa visera abdomen bergerak ke atas. Sewaktu lambung yang melemas terperas
antara diagfragma di atas dan rongga abdomen yang mengecil di bawah, isi lambung
terdorong ke atas melalui sfingter-sfingter yang melemas dan esophagus serta keluar
melalui mulut. Glotis tertutup, sehingga bahan muntah tidak masuk ke saluran napas.
Siklus muntah berulang beberapa kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului
oleh pengeluaran liur berlebihan, berkeringat, peningkatan denyut jantung, dan sensasi
mual, yang semuanya khas untuk lepas muatan generalisata sistem saraf otonom.
Penyebab muntah mencakup hal berikut: 1. Stimulasi taktil di bagian belakang tengorokan,
yaitu salah satu rangsangan paling kuat; 2. Iritasi atau peregangan lambung dan
duodenum; 3. Penekanan tekanan intrakranium; 4. Rotasi atau akselerasi kepala yang
menyebabkan pusing bergoyang misalnya mabuk perjalanan; 5. Bahan kimia, termasuk
obat atau bahan berbahaya yang memicu muntah dengan bekerja pada bagian atas saluran
cerna atau dengan merangsang kemoreseptor di chemoreceptor trigger zone; 6. Muntah
psikogenik akibat faktor emosi,
Pada muntah yang berlebihan, seseorang mengalami kehilangan banyak cairan dan asam
yang secara normal akan direabsorbsi. Penurunan volume plasma yang terjadi dapat
menyebabkan dehidrasi dan masalah sirkulasi, dan kehilangan asam dari lambung dapat
menyebabkan alkalosis metabolic. (Sherwood, 2011)
Pada kondisi kehamilan, produksi hormon estrogen lebih meningkat dibanding kondisi
normal, terutama pada pagi hari. Pengeluaran hormon estrogen ini dapat memacu
pengeluaran asam lambung. Dimana pengeluaran asam lambung ini merupakan salah satu
faktor pemicu kemoreseptor di trigger zone. Selain itu, jarak antara makan malam dan
sarapan yang cukup lama, sehingga kondisi perut kosong, juga dapat memacu terjadinya
muntah lebih sering di pagi hari.
Penyebab perdarahan per vaginam
Fisiologis: sesuai dengan siklus mestruasi, biasanya pada hari ke1-7 siklus menstruasi.
Pengeluaran darah akibat terjadinya ruptur endometrium karena tidak terjadi fertilisasi.
Patologis: terjadi di luar siklus mentruasi. Perdarahan pervaginam secara patologis ada
yang berbahaya dan tidak berbahaya.
- tidak berbahaya, penyebab: 1. Sel ovum yang sudah dibuahi melekat pada endometrium
pada lapisan kompakta endometrium, kadang dapat terjadi luka sehingga terjadi
pengeluaran darahnya sedikit; 2. Perubahan hormonal pada kehamilan (minggu-minggu
awal kehamilan), adaptasi fisiologis hormon yang belum stabil, pengeluaran darahnya
sedikit.
- berbahaya, penyebab: 1. Abortus (kegagalan perkembangan janin atau keluarnya janin
sebelum mencapai 20 minggu atau 500 gram; 2. Tubair graviditas atau kehamilan
ektopik (kehamilan di luar cavum uteri); 3. Terjadi bleeded ovum (yang ada hanya
kantung saja), perdarahan karena molahidatidosa; 4. Penyebab organik: sakit di saluran
reproduksi (lesi uterus, lesi serviks, obat penenang-psikotropika, kehamialan ektopik,
penyakit sistemik (diskrasia darah, sirosis hati, hipertiroidisme); 5. Penyebab
disfungsional: Abormal Uterin Bleeding, elektrolit dalam tubuh berkurang.
Abortus
Definisi Abortus adalah keadaan terputusanya suatu kehamilan (keluarnya produk
kehamilan atau fetus) dimana fetus belum sanggup hidup di luar uterus, fetus beratnya
kurang dari 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Tanda dan gejala:
terlambat haid, keluar darah pervaginam, kadang disertai nyeri di perut bawah.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau keadaan menurun, tekanan darah
normal/ menurun, perdarahan pervagina, disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi, rasa
mulas atau kram perut, pemeriksaan bimanual: uterus membesar, sesuai dengan riwayat
haid.
Penyebab abortus:
kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kromosom, endometrium, bahan-bahan dari
ovum/sperma
kelainan pada janin
kelainan plasenta: mola hidatidosa
kelainan pada ibu: anemia berat, tifus abdominalis, pneumonia
kelainan pada uterus: kista
kesalahan implantasi: tubair graviditas
kelainan traktus genitalis : mioma, posisi (retroversio uteri),
trauma
biasanya disebabkan karena seleksi alam dimana tubuh membuang hasi konsepsi yang
cacat atau kurang sempurna. Apabila kecacatannya ringan, hasil konsepsi tersebut terus
bertahan hingga terjadi partus dengan janin mati (still birth) atau janin hidup dengan cacat
bawaan.
Klasifikasi abortus menurut jenis:
Abortus spontan
Abortus buatan:
- Abortus provokatus teraupetik
- Abortus provokatus kriminalis
Klasifikasi menurut derajat:
Abortus imminens
Abortus insipiens
Abortus inkompleks
Abortus komplektus
Missed abortion
Abortus infeksius: yaitu abortus yang disertai infeksi pada genital. Abortus septik: yaitu
abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah
atau peritonium.
Abortus habitualis: abortus spontan yang terjadi 3 x berturut-turut. Etiologinya:
1. Faktor imunologi mekanisme humoral dan seluler
2. Gangguan endokrin
3. Kelainan anatomi
4. Infeksi
5. Kelainan kromosom
6. Miscellaneous
Derajat abortus:
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar Uterus
Ab imminens Sedikit-sedang TertutupSesuai dengan usia
kehamilan
Ab insipiens Sedang-banyak Terbuka Sesuai atau lebih kecil
Ab inkompletus
Sedikit-banyak TerbukaLebih kecil dari usia
kehamilan
Ab kompletus
Sedikit atau tidak adaLunak (terbuka –
tertutup)Lebih kecil dari usia
kehamilan
Missed abortion
Sedikit, warna kehitaman
Agak kenyal dan tertutup
Lebih kecil dari usia kehamilan
Patologi abortus:
Terjadi perdarahan ke desidua basalis dan nekrosis pada jaringan di lapisan atas lokasi
perdarahan. Secara perlahan-lahan embrio lepas dari tempat implantasi yang akan dianggap
sebagai benda asing kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan embrio tersebut
dari dalam cavum uteri.
Komplikasi abortus: Perdarahan, Perforasi, Infeksi dan Syok.
Penanganan abortus:
1. Abortus iminens
• Bed rest total
• Tokolitik
• Sedativa
• Anti prostaglandin
2. Abortus Insipiens
• Stimulasi, bila tidak lengkap lanjutkan evakuasi
3. Abortus komplitus
• Tidak ada terapi khusus
4. Abortus Inkomplitus
• Bila KU baik tanpa perdarahan banyak, kuretase terencana
• Kuretase emergensi bila perdarahan banyak
• Antibiotik
5. Abortus Infeksiosa/ septik
• Antibiotik masif
• Kuretase bila suhu tubuh normal
• Kultur dan sensitivitas test
6. Missed abortion
• Pemeriksaan lab darah rutin lengkap dan fibrinogen
• Pasang laminaria dan lanjutkan dengan oksitosin drip atau dangan preparat
prostlagandin E 2
• Perbaiki hemostasisnya dahulu, kemudian berikan transfusi darah sediaan fibrinogen
> 120 mg
Sumber:
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke System. Jakarta : EGC; Hal : 658-659.
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.