Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia
description
Transcript of Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS
1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 km dari
ibu kota Kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan
ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30 – 37°C. Desa
ini memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga.
(Kartikawatie, 2012)
Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir
1.1.2 Batas Wilayah
Batas – batas wilayah desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar
adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan
Pangkalan
1
Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
1.2 GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI
1.2.1 Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat
sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629 jiwa.
Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut
(Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) :
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah Penduduk
1. 0 – 4 tahun 920 orang
2. 5 – 14 tahun 1880 orang
3. 15 – 44 tahun 5139 orang
4. 45 – 64 tahun 1273 orang
5. >65 tahun 529 orang
1.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi
Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat
digali dan dimanfaat atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua
kategori yaitu :
2
a. Potensi umum
Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum
oleh masyarakat.
b. Potensi khusus
Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi
oleh masyarakat.
Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Pasir adalah (Kartikawatie,
2012):
a. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
- Luas Desa Tanjung Pasir (luas pemukiman 72 Ha, perempangan 334
Ha, TPU 7000 M dan pesawahan 83 Ha).
- Kondisi udara tercemar ringan walaupun tidak memiliki taman kota.
b. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
- Usia produktif 7.654 jiwa
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
3
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Belum Sekolah 1.976 jiwa
2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa
3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa
4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa
5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa
6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa
7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa
8 Pasca Sarjana/S2-S3 -
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk
1. Buruh/swasta 65 orang
2. Dokter/Bidan 6 orang
3. Montir 25 orang
4. Nelayan 2.331 orang
5. Pedagang 1.213 orang
6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang
7. Pengemudi Becak 43 orang
8. Pengrajin 5 orang
9. Pengusaha 8 orang
10. Penjahit 24 orang
11. Petani 176 orang
12. Peternak 6 orang
13. Supir 30 orang
14. TNI / POLRI 6 orang
15. Tukang Batu 42 orang
1.2.3 Keadaan Sosial Budaya
Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir
cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong
dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi
4
musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian
dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
Tabel 1.4 Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir
No. Agama Jumlah Penduduk
1. Mesjid 6 Unit
2. Musholla 30 Unit
3. Majelis Taklim 4 Unit
4. Gereja - Unit
5. Pura - Unit
1.2.4 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal
ini, antara lain :
1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada
balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu
hamil.
2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi
balita, pemberian vitamin A.
3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,
Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara
lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan
sekitarnya.
5
6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program
senam LANSIA dan POSBINDU
Tabel 1.5 Sarana Pelayanan Kesehatan
No. Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Poskesdes 1 Unit
2 Pos KB Keluarga -
3 Posyandu 6 Unit
4 Pos Mandiri -
5 Klinik Bersalin/ BKIA -
6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit
7 Praktek Bidan 4 Unit
8 Paraji 4 Orang
9 Keluarga Berencana
a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -
b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang
c. Jumlah Akseptor KB :
1) Pil : 127 orang
2) IUD : 14 orang
3) Kondom : - orang
4) Suntik : 190 orang
5) Implan : 13 orang
1.2.5 Transportasi
6
Sarana transportasi manyarakat desa tanjung pasir lebih banyak
menggunakan angkutan umum, ojek, motor, becak serta sepeda (Pusksmas Tegal
Angus, 2011)
1.3 GAMBARAN KELUARGA BINAAN
1.3.1 Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan berada di RT/RW 007/003 Desa Empang Kampung
sukamana Barat Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
7
5 4 3 2 1
Pabrik Pasir
Halaman Belakang ( kebun )
Kandang Bebek
SampahKandang Kambing
Kandang Ayam
Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Binaan
1.3.2 Gambaran Keluarga Binaan
1.3.2.1 Keluarga Tn. Mantri
Tabel 1.6 Data Dasar Keluarga Tn.Mantri
NamaStatus
KeluargaJenis
KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Mantri Suami Laki-laki 62 th SD Buruh lepas Rp 2.000.000/bln
Ny. Siti Istri Perempuan 48 th SDTidak
bekerjaRp. 1.200.000/bln
An. Fitra Anak I Perempuan 17 thSMA
(kelas 2)Pelajar -
Keluarga Tn. Mantri tinggal di di RT/RW 003/003 Kampung Gaga
Sukamana, Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Di rumah ini Tn. Mantri tinggal dengan kedua anak dan istrinya.
Tn. Mantri yang saat ini berusia 62 tahun bekerja sebagai buruh pasir
dengan penghasilan total sekitar 2 juta perbulan, dengan latar belakang
pendidikan Tn.Mantri adalah SD. Tn. Mantri memiliki seorang anak.
Anaknya, Fitra berumur 17 tahun, sekarang masih bersekolah dan tinggal
bersama bibinya di Jakarta.
Istri Tn. Mantri yang bernama Ny. Siti, yang saat ini berumur 48
tahun, yang sekarang berprofesi sebagai penjahit memiliki penghasilan
sebesar Rp. 1.200.000,00 per-bulan.
8
Halaman Depan
Keluarga Tn. Mantri tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 5 x 10 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuaran 2 x 2 m2
yang sering digunakan untuk tempat Tn. Mantri dan Ny. Siti untuk tidur. Di
samping ruang tamu terdapat ruangan TV, di ruangan ini terdapat sebuah
televisi layar datar dan lemari. Ventilasi ruang TV tersebut masih kurang
baik, karena pintunya langsung mengarah keluar, walaupun jendela ruang
TV ini tidak bisa di buka oleh keluarga tersebut, namum cahaya dapat
menembus ke dalam melalui jendela ini. Di samping ruangan TV terdapat 1
buah kamar tidur 3 x 3 m2, dengan tanpa ventilasi sama sekali. Dalam
kamar tersebut tidak ada jendela untuk pencahayaan. Dibagian belakang
terdapat 1 dapur dan 1 kamar mandi tanpa jamban dengan 1 bak air di
dalamnya. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela di ruang tamu
(bagian depan rumah). Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai
kecuali pada ruang dapur. Atap rumah terbuat dari genteng.
Rumah keluarga Tn. Mantri berada di lingkungan perumahan tidak
padat dimana masih terdapat sela selebar 40 cm antar rumah, dan didepan
rumah tersebut memiliki tanah kosong yang cukup luas dan sering
digunakan untuk kegiatan beternak yaitu kambing dan ayam. Di lingkungan
rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Serta
terdapat burung-burung yang sering disimpan di dalam rumah berjumlah 4
burung.
Ny. Siti memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu seadanya, seperti tahu, tempe, dan
seringkali ikan. Ny. Siti memasak tanpa membatasi jumlah garam dan
penyedap madakan untuk makanan Tn. Mantri. Semua makanan dimasak
sampai matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan
yang digunakan terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan,
keluarga ini biasanya makan di ruang tamu.
Anak Tn. Mantri lahir di dukun beranak karena pada waktu itu jarak
antara puskesmas dengan rumahnya jauh dan pada waktu itu Ny. Siti
mengaku sudah tidak kuat untuk menahan rasa mulasnya. Setiap
kehamilannya, Ny. Siti mengaku selalu rutin untuk mengontrol
kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, keluarga Tn. Mantri tidak rutin
mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi, karena malas dan
9
U
T
S
B
menganggap bahwa imunisasi tidaklah penting. Akhirnya imunisasi dasar
pun tidak lengkap.
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Mantri belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya antara lain pusing-pusing, pegal, dan leher terasa kaku.
Menurut penuturan Ny. Siti, mereka biasanya akan membeli obat di
warung. Meraka beranggapan dengan obat-obatan dari warung dapat
menghilangkan keluhan. Apabila rasa sakit yang dialami tidak berkurang,
keluarga Tn. Mantri baru akan datang ke dukun karena beranggapan lebih
cepat. Penyakit darah tinggi diakui diketahui sejak kurang lebih 10 tahun
yang lalu, namun Tn. Mantri tidak pernah datang ke Puskesmas untuk
memeriksakan kesehatannya.
Kebiasaan merokok belum bisa ditinggalakan oleh Tn. Mantri,
karena beliau mengaku bahwa merokok sambil duduk-duduk santai dan
minum teh bersama keluarga adalah suatu hal yang menyenangkan. Tn.
Mantri dapat menghabiskan 1 bungkus rokok dalam sehari.
Untuk olahraga keluarga Tn. Mantri jarang melakukannya
dikarenakan menurut mereka kegiatan mereka sehari-hari sudah dapat
disamakan dengan olahraga dengan aktifitasya sebagai buruh pasir dan
istrinya sebagai seorang penjahit.
Dikarenakan keluarga Tn. Mantri tidak memiliki fasilitas jamban di
rumahnya, anggota keluarga biasanya melakukan aktifitas buang air besar di
kebun yang terdapat dibelakang rumah dan bekas buang air besar mereka
pun tidak disiram. Mereka hanya meninggalkan kotorannya begitu saja.
Kemudian mereka akan membersihkan diri dan mencuci tangan dengan
sabun di rumah.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Mantri
10
Tidak terpakai
Kamar
Kamar
Semen
Ruang tamu
Dari ubinJendela
Atap Rumah
(Dari seng)
Pintu Jendela
Dapur ( Semen ) Sumur
1.3.2.2 Keluarga Tn. Atja
Tabel 1.7 Data Dasar Keluarga Tn. Atja
NamaStatus
KeluargaJenis
KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Atja Suami Laki-laki 68 th Tidak sekolahTidak
bekerja-
Ny. Murti Istri Perempuan 65 th Tidak sekolahPetani gabah
Rp. 750.000/bulan
Tn. Atja tinggal di RT/RW 007/003, Desa Empang, Kampung
Sukamana Barat Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Di rumah ini Tn. Atja tinggal
bersama istrinya Ny. Murti. Tn. Atja yang saat ini berusia 68 tahun tidak
bekerja. Istri Tn. Atja, Ny. Murti berusia 65 tahun dan bekerja sebagai
bekerja sebagai pencari gabah dengan penghasilan total sekitar Rp. 750.000
perbulan, tanpa adanya latar belakang pendidikan sama sekali.
Tn. Atja dan Ny. Murti memiliki 8 orang anak, 3 orang anak laki-
laki dan 5 orang anak perempuan. Kedelapan anaknya sudah berkeluarga
masing-masing sehingga tidak tinggal bersama Tn. Atja, namun anaknya
yang ketujuh yaitu Ny. Wiyah yang saat ini berumur 35 tahun masih tinggal
di daerah yang sama yang tidak jauh dari rumah Tn. Atja. Tempat tinggal
yang sekarang mereka huni merupakan turun temurun dari orang tua
pasangan Tn. Atja dan Ny. Murti.
11
10 m
5 m
Tn. Atja tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 10 x 5
m2. Rumah terdiri dari sebuah kamar berukuran 2 x 3 m2 yang digunakan
Tn. Atja dan Ny. Murti untuk tidur. Di samping kamar terdapat ruangan
untuk meletakkan gabah. Di samping pintu rumah terdapat 2 buah lemari.
Ventilasi di rumah Tn. Atja sangat minim, karena tidak memiliki jendela
sama sekali, sehingga satu-satunya jalan masuk udara dan cahaya adalah
dari pintu rumah dan pintu dapur. Dibagian belakang terdapat 1 dapur, tidak
terdapat kamar mandi dan jamban, hanya terdapat tempat untuk buang air
kecil di samping dapur. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 pintu
belakang menuju dapur, tanpa adanya jendela sama sekali. Lantai rumah ini
terbuat dari semen, sedikit bagian terbuat dari keramik, dan lantai dapur
terbuat dari tanah liat. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat, berangka
bambu, dan bagian dasar atap terdapat daun nipah.
Rumah Tn. Atja berada di suatu lingkungan dimana rumahnya saling
berdekatan dengan 4 rumah lainnya, namun berjauhan dengan perumahan
warga lainnya. Di sekitar rumah Tn. Atja terdapat tanah kosong, yang
biasanya dijadikan tempat berternak unggas dan kambing peliharaan. Di
lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah
tangga, dan tidak terdapat sarana air bersih.
Ny. Murti memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering
memasak makanan dengan menu yang tidak terlalu berbeda setiap harinya,
seperti tahu, tempe, ikan asin, dan sayur asem. Ny. Murti selalu memasak
sayur setiap harinya, namun jarang memakan buah-buahan. Sehari- harinya
Tn. Atja dan Ny. Murti makan besar 3 kali. Tn. Atja dan Ny. Murti juga
mengatakan bahwa mereka selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
Kedelapan anak Ny. Murti lahir di rumah, dengan dibantu oleh Tn.
Atja, tanpa adanya bantuan dari tenaga medis atau pun paraji. Setiap
kehamilan kedelapan anaknya, Ny. Murti mengaku tidak pernah mengontrol
kandungannya ke bidan ataupun puskesmas. Ny. Murti tidak pernah
membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi, karena tidak mengetahui
mengenai imunisasi.
Dalam segi kesehatan, Tn. Atja dan Ny. Murti belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialaminya
12
antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal. Tn. Atja dan Ny.
Murti pernah menderita darah tinggi, namun sekarang mereka tidak tahu.
Menurut penuturan Tn. Atja dan Ny. Murti, mereka jarang memeriksakan
diri ke bidan terdekat, atau langsung ke dokter puskesmas. Jika merasa
dirinya sakit, Tn. Atja dan Ny. Murti hanya membeli obat warung. Tn. Atja
tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat,
karena tidak mengetahui mengenai perihal jaminan kesehatan.
Ny. Murti memiliki kebiasaan jarang memakai alas kaki jika
berpergian di luar rumah, maupun ketika sedang bekerja mencari gabah.
Ny. Murti mengaku merasa lebih nyaman jika tidak memakai alas kaki,
karena menurutnya jika memakai alas kaki, kakinya cepat merasa lelah dan
tidak nyaman.
Tn. Atja memiliki kebiasaan merokok setiap harinya. Tn. Atja dan
Ny. Murti mengaku jarang sekali berolahraga, hanya berjalan kecil di
sekitar rumah saja dan saat pergi bekerja.
Dikarenakan Tn. Atja tidak memiliki fasilitas mandi cuci kakus di
rumahnya, maka Tn. Atja dan Ny. Murti biasanya melakukan aktifitas
buang air besar di samping empang yang berada tidak jauh di depan
rumahnya dan baru membersihkan sisa kotorannya ketika dirumah. Tn. Atja
dan Ny. Murti membersihkan kotorannya dengan air dan sabun. Buang air
kecil dilakukannya di samping dapur rumahnya, dan untuk mandi
dilakukannya di rumah, dengan air yang didapatnya dari kali yang tidak
jauh dari rumahnya. Untuk air minum dan memasak, Ny. Murti memakai air
bersih yang dibelinya dari tetangganya atau dibawakan oleh anaknya.
13
10 m
DapurTempat BAK
Kamar Tidur
Rua
ng K
elua
rga
dan
Rua
ng
Tam
u
Teras
v
Gambar 2.2 Denah Rumah Keluarga Tn. Atja
Keterangan :
: Semen : Tanah Liat
1.3.2.3 Keluarga Tn. Dadang
Tabel 1.8. Data Dasar Keluarga Tn. Dadang
NamaStatus
KeluargaJenis
KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Dadang Suami Laki-laki 60 th SDTidak
Bekerja-
Ny. Laksmi Istri Perempuan 56 th SD PedagangRp. 60.000-
150.000/bulan
Acep Anak ke-5 Laki-laki 18 th SMPTidak
bekerja-
Keluarga Tn. Dadang tinggal di di RT/RW 003/003 Kampung Gaga
sukamana Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Di rumah ini Tn. Dadang tinggal dengan anaknya yang terakhir
dan istrinya. Tn. Dadang yang saat ini berusia 60 tahun tidak bekerja dan
latar belakang pendidikan terakhir Tn. Dadang adalah SD. Istri Tn. Dadang,
Ny. Laksmi berusia 56 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta yaitu
berdagang di warung yang terletak di pinggir jalan. Pendapatan Ny. Laksmi
ini berkisar Rp 60.000-150.000 per bulan. Pendapatan ini tidak dapat
disisihkan untuk menabung karena habis untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti membeli air PAM, makanan, bensin motor dan lain-lain.
Tn. Dadang memiliki 5 orang anak, 3 orang anak laki-laki dan 2
orang anak perempuan. Keempat anaknya sudah berkeluarga masing-
masing sehingga tidak tinggal bersama Tn. Dadang. Anak kelimanya atau
anak yang terakhir, seorang laki-laki bernama Acep berumur 18 tahun
14
v
dengan latar belakang pendidikan terakhir SMP saat ini tinggal bersama Tn.
Dadang dan tidak bekerja. Tempat tinggal yang sekarang mereka huni
merupakan turun temurun dari orang tua pasangan Tn. Dadang dan Ny.
Laksmi.
Keluarga Tn. Dadang tinggal di rumah dengan luas bangunan
berukuran 5 x 10 m2. Rumah ini terdiri dari dua kamar tidur yang masing-
masing berukuran 2 x 2 m2, ruang tamu dan ruang keluarga yang berukuran
4 x 2 m2, dan dapur berukuran 2 x 3 m2, sedangkan kamar mandi tidak ada.
Rumah ini berlantaikan keramik, tetapi dapur berlantaikan tanah.
Atap rumah terbuat dari genteng, menurut Ny. Laksmi, jika hujan rumahnya
selalu terkena bocor. Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari papan
kayu. Jalan umum menuju rumah Tn. Dadang sudah bisa di akses dengan
kendaraan. Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki tiga buah jendela di
ruang tamu yang masing-masing berukuran 2 x 0,5 m, 2 x 0,5 m, 0,3 x 0,3
m, sedangkan ruangan yang lain tidak memiliki jendela. Jendela tersebut
berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya
cahaya sinar matahari kedalam rumah. Jumlah total ventilasi dibandingkan
dengan total luas lantai yaitu 3,8% sehingga tidak memenuhi kriteria
ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya
watt, dengan fasilitas tiga buah lampu dan satu buah televisi.
Keluarga ini tidak memiliki kamar mandi. Oleh karena lahan yang
tidak mencukupi di rumah tersebut sehingga untuk aktivitas buang air besar
keluarga ini dilakukan di kebun belakang rumah (kebun Nipah), karena
tidak adanya sumber air keluarga ini setelah buang air besar mereka
membersihkannya di rumah dan jarang memakai sabun. Menurut Ny.
Laksmi kebun Nipah ini digunakan untuk siapa saja dan tetangganya sering
menggunakan kebun tersebut untuk buang air besar. keluarga ini juga jarang
mencuci tangan setalah buang air besar, setiap mau makan dan kegiatan
yang lainnya.
Rumah Tn. Dadang ini terletak di daerah pemukiman pesisir pantai,
dimana bagian kiri dan kanan terdapat rumah tetangga dan bagian belakang
terdapat kandang ternak unggas dan kambing. Di lingkungan rumah tidak
terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Di belakang rumah
15
terdapat tumpukan sampah dan jika sampah itu sudah menumpuk, sampah
tersebut dibakar.
Keluarga Tn. Dadang memiliki kebiasaan makan dua kali sehari
dengan lauk seadanya seperti tempe, tahu, ikan asin bahkan garam jika
mereka tidak ada uang. Keluarga Tn. Dadang sangat jarang memakan
daging, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Semua makanan dimasak sampai
matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Tn. Dadang memiliki
kebiasaan merokok setiap harinya. Keluarga Tn. Dadang tidak pernah
mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mencuci tangan sebelum atau
sesudah makan dengan sabun sehingga mereka jarang melakukan cuci
tangan sebelum makan. Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat
dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang
makan, keluarga ini biasanya makan di ruang keluarga.
Kelima anak Tn. Dadang lahir di rumah dengan bantuan dukun
beranak. Dari keterangan Ny. Laksmi, dia tidak pernah memberikan
imunisasi kepada kelima anaknya. Tetapi, sewaktu kecil kelima anak Ny.
Laksmi selalu diberikan ASI. Anak pertama mendapat ASI selama satu
setengah tahun, anak kedua selama satu setengah tahun, anak ketiga
mendapat ASI selama dua tahun, anak keempat mendapat ASI sampai 5
bulan dan anak kelima selama dua tahun. Ny. Laksmi juga mengatakan
bahwa dirinya juga memakai KB suntik per tiga bulan dan sudah memakai
selama tahun.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya
membeli obat warung terlebih dahulu. Namun, jika dengan obat warung
keadaannya tidak juga membaik barulah dibawa ke bidan terdekat. Keluarga
ini memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat.
Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya
antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal pada lutut. Tn.
Dadang dan Ny. Laksmi pernah menderita darah tinggi, namun sekarang
mereka tidak tahu. Untuk olahraga, Tn. Dadang jarang sekali berolahraga,
hanya berjalan kaki sekitar rumahnya, namun berbeda dengan anggota
keluarga lainnya, mereka tidak melakukan olahraga secara rutin, namun
aktifitas mereka sehari – hari sudah cukup bagi mereka untuk disamakan
dengan olahraga.
16
U
T
S
B
Kebiasaan BAB keluarga Tn. Dadang yaitu mereka pergi ke kebun
dan mereka tidak pernah mencuci tangan setelah BAB dan hal seperti itu
sudah menjadi kebiasaan keluarga Tn. Dadang. Keluarga ini membeli air
PAM untuk memasak dan kegiatan lainnya. Air PAM yang didapat
diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar.
keluarga ini membeli air PAM dalam jerigen aetiap 2 atau 3 hari. Satu
jerigen air PAM sebanyak 20 liter seharga Rp.1500,00.
Keluarga ini jarang menggunakan sandal ketika sedang berada di
luar rumah. Keluarga Tn. Dadang juga mempunyai kebiasaan menaruh
burung beserta sangkarnya di dalam ruang keluarga dan ruang dapur jika
sore sampai pagi hari menjelang. Jika pagi sudah menjelang, burung beserta
sangkarnya akan dikeluarkan dan dijemur di depan rumah.
Gambar 1.5 Denah rumah keluarga Tn. Dadang
2
Dapur (lantai tanah)
2x2 M 4x2 M
2x2 M 44
17
Dinding
berbahan papan
kayu (triplek)
Teras
Kamar
ubin
Kamar
ubin
Ruang tamu
Dari ubin
Jendela
Atap Rumah (Dari
genteng)
Pintu
Kebun Nipah
(untuk kegiatan buang air besar )
10 M
Kandang Unggas Bebek
2.3.1.1 Keluarga Tn. Undang
Tabel 1.9. Data Dasar Keluarga Binaan Tn. Undang
NamaStatus
KeluargaJenis
KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Undang Suami Laki-laki 61 th SDBuruh harian
lepasRp 40.000/hari
Ny. Diah Istri Perempuan 59 th SDIbu rumah
tangga-
An. Tia Anak Perempuan 15 th SMP - -
Keluarga Tn Undang bertempat tinggal di RT 007/RW003 Kampung
Sukamanah Barat, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Undang sebagai kepala
keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Diah, dan seorang anak
perempuan bernama An.Tia.
Tn Undang berusia 62 tahun bekerja sebagai buruh harian lepas
dengan penghasilan Rp 40.000 perhari, Tn Undang bekerja mulai pukul 8
pagi hingga 4 sore terkadang hingga 6 sore. Pendapatan ini digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air ,membeli
makanan, keperluan anak, dll.
Keluarga Tn. Undang tinggal di rumah dengan luas bangunan
berukuran 50 m2 dan tidak bertingkat. Rumah ini terdiri dari satu kamar
tidur berukuran 2 x 3 m, ruang keluarga berukuran 3 x 4 m, ruang dapur
berukuran 1 x 5 m, dan teras yg beralaskan tanah yang disemen dengan
18
Jendela
ukuran 5 x 1 m. Rumah Tn. Undang ini terletak di daerah persawahan.
Rumah ini berlantaikan semen dan ubin, pada bagian dapur berlantaikan
tanah liat. Atap rumah terbuat dari seng, sedangkan seluruh dinding rumah
terbuat dari batu bata yang disemen. Jalan umum menuju rumah Tn.
Undang sudah bisa di akses dengan kendaraan, namun masih banyak
jalanan yang sangat rusak sehingga sulit diakses dengan kendaraan. Untuk
ventilasi rumah sangat minim, rumah ini hanya memiliki satu buah jendela
di depan rumahnya yang berukuran 1 x 2 m, sedangkan ruangan yang lain
tidak memiliki jendela. Jendela tersebut kurang bisa berfungsi baik sebagai
tempat masuknya cahaya matahari maupun pertukaran udara. Jumlah total
ventilasi dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 5% sehingga tidak
memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Terdapat 1 buah lampu
bohlam dan televisi.
Rumah keluarga Tn. Undang berada di lingkungan perumahan
yang jarak satu dan rumah lainnya berdekatan, terdapat 4 rumah disekitar
rumah Tn.Undang yang 2 rumahnya merupakan keluarga dari Tn.Undang.
Pada bagian belakang rumah terdapat kebun yang tidak terlalu luas yang
setiap hari nya digunakan untuk BAB dan tempat hewan peliharaan nya.
Tn.Undang memelihara 4 ekor unggas berupa burung yang dimasukan ke
dalam kandang yang digantung di depan rumahnya serta sesekali setiap
malam dimasukan ke dalam rumahnya.
Keluarga Tn. Undang memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur
dua sampai tiga kali sehari. Ny. Diah memasak makanan dengan menu
biasa, menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi dan seringnya Ny.Diah
memasak ikan asin, terkadang tahu . Semua makanan menurut Ny. Diah
dimasak sampai matang dengan menggunakan kompor minyak tanah.
Peralatan makan ada yg terbuat dari kaca dan ada yang terbuat dari plastik
untuk anaknya agar tidak pecah. Keluarga Tn. Undang sebelum makan
terkadang mencuci tangan dan terkadang tidak, jika mencuci tangan
keluarga Tn. Undang tidak melakukan cuci tangan dengan benar dan tidak
menggunakan sabun cuci tangan.
Dari keterangan Ny. Diah putri nya lahir di rumah nya dibantu
paraji, Tia yang kini berusia 15 tahun lahir di rumah, namun Ny.Diah tidak
ingat akan berat badan lahir An.Tia. Saat hamil Ny. Diah mengaku beberapa
19
kali kontrol ke puskesmas, saat hamil Ny. Diah mengaku tidak pernah
mendapatkan suntik vaksin, namun untuk putri nya An.Tia menurut
Ny.Diah selalu mengikuti kegiatan imunisasi yang dilaksanakan di
puskesmas. Tia merupakan anak pertama dari kehamilan pertama Ny.Diah,
Ny.Diah tidak pernah mengalami keguguran.
Tn. Undang pernah sakit darah tinggi hingga dibawa ke puskesmas
dan diakui oleh dirinya bahwa ia sudah lama mempunyai penyakit darah
tinggi dan sering mengeluh sakit kepala. Keluarga Tn.Undang mengaku
sering sakit kepala mereka meminum obat-obatan warung, tidak pernah
kontrol ke puskesmas.tn. Undang jarang mendapat pengarahan dari
puskesmas tentang penyakitnya.
Gangguan kesehatan yang dialami anggota keluarganya antara lain
gatal-gatal, diare 1-2 kali dalam setahun, batuk, pilek, dan demam.
Kebiasaan merokok Tn. Undang didalam rumah sering dilakukan,
sehari hari keluarga Tn. Undang buang air besar di kebun belakang
rumahnya, feses yang mereka buang tidak ditutup dengan pasir atau apapun,
hanya didiamkan saja, dan mereka membersihkan bekas fesesnya di kamar
mandi rumah dengan menggunakan air tanpa menggunakan sabun.
Gambar 1.6 Denah Keluarga Tn.Undang
20
5 m
10 m
Kamar Tidur
Ruang Tamu dan Ruang Keluarga
Teras
Dapur
Keterangan :
: Semen
: Jendela permanent
1.4 PENENTUAN AREA MASALAH
1.4.1 Keluarga Tn. Mantri
Rumusan Area Masalah
a. Masalah Non Medis
1) Perilaku BAB di kebun tanpa disiram ataupun di kubur
2) Perilaku merokok yang kurang baik dirumah
3) Kebiasaan olahraga yang kurang
4) Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik
5) Rendahnya tingkat pendidikan mereka yang mengakibatkan pemilihan
tingkat kebutuhan yang masih tidak mendukung dalam meningkatkan
tingkat kesehatan mereka
6) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai
7) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah
maupun limbah rumah tangga
8) Terdapatnya pabrik pasir di lingkungan sekitar rumah yang membuang
limbahnya disekitar lingkungan mereka
9) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan
10) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan
11) Kurangnya pengetahuan mengenai penempatan hewan peliharaan unggas
b. Masalah Medis
1) Penyakit hipertensi dalam keluarga
1.4.2 Keluarga Tn. Atja
Rumusan Area Masalah
21
a. Masalah Non Medis
1) Perilaku BAB di kebun tanpa disiram ataupun di kubur
2) Perilaku mandi cuci kakus yang tidak sehat pada keluarga binaan
3) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai
4) Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya memakai alas kaki jika
berpergian di luar rumah
5) Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik
6) Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi
7) Kurangnya ventilasi udara dan pencahayaan yang ada di rumah keluarga
binaan
8) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan
9) Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga
b. Masalah Medis
1) Penyakit hipertensi dalam keluarga
2) Penyakit diare berulang dalam keluarga binaan
1.4.3 Keluarga Tn. Dadang
Rumusan Area Masalah
a. Masalah Non Medis
1) Perilaku BAB di kebun
2) Perilaku pola makan
3) Perilaku berjalan tanpa menggunakan alas kaki
4) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai
5) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah
maupun limbah rumah tangga
6) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan
7) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan
8) Kurangnya pengetahuan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan
9) Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan sehari-hari
10) Perilaku memelihara unggas burung di dalam rumah
11) Perilaku cuci tangan yang buruk
12) Kurangnya pengetahuan mengenai tata cara penempatan kandang ternak
yang baik
22
13) Kurangnya kesadaran mengenai pentingnya berobat ke tempat pelayanan
kesehatan
b. Masalah Medis
1) Penyakit diare dalam keluarga binaan
2) Penyakit hipertensi tidak terkontrol dalam keluarga binaan
1.4.4 Keluarga Tn. Undang
Rumusan Area Masalah
a. Masalah Non Medis
1) Perilaku penggunaan alas kaki yang buruk
2) Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga
binaan
3) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai
4) Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya mencuci tangan dengan
menggunakan sabun
5) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah
maupun limbah rumah tangga
6) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan
7) Pengetahuan yang rendah mengenai bahaya rokok
b. Masalah Medis
1) Penyakit hipertensi kronis pada keluarga
1.4.5 Alasan Pemilihan Area Masalah
Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan
menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita
hipertensi dan 10 penyakit terbesar yang ada di wilayah Puskesmas Tegal
Angus.
Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa
setempat yang menyatakan bahwa jumlah penderita hipertensi terutama
lansia masih banyak. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan
observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung Sukamanah, Desa
23
Tegal Angus terdapat berbagai area permasalahan pada keluarga binaan
tersebut, yaitu:
1. Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga
binaan
2. Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan
3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan
sampah maupun limbah rumah tangga
4. Kurangnya pengetahuan tentang mengenai pola makan yang baik
5. Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga
6. Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan
7. Penyakit Hipertensi dalam keluarga
8. Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, maka diputuskan
untuk mengangkat permasalahan “Hipertensi Pada Lansia”. Pemilihan area
masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari PUSKESMAS bulan Juli sampai
September tahun 2013, hipertensi menduduki salah satu dari sepuluh
besar penyakit dengan masing-masing jumlah penderita hipertensi yang
datang berkunjung ke Puskesmas Tegal Angus sebanyak 141, 184, dan
195 penderita.
Tabel 1.13
Daftar 10 Besar Penyakit di PUSKESMAS Tegal Angus Tahun 2013
No Penyakit Jumlah Kasus
Juli Agustus September
1 ISPA 373 375 377
2 FLU 183 184 188
3 SAKIT KEPALA 157 158 160
4 TB PARU KLINIS 153 160 159
5 HIPERTENSI 147 184 195
6 BATUK 140 155 152
7 DERMATITIS
LAINNYA
114 130 133
8 GANGGUAN GIGI 76 84 94
24
DAN JAR.LAINNYA
9 GASTRITIS DAN
DUODENITIS
72 87 81
10 ABSES, FURUNKEL,
KARBUNKEL
11 9 14
2. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2007
mengenai prevalensi hipertensi menurut provinsi di Indonesia proporsi
kasus hipertensi yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau
minum obat hipertensi hanya sebesar 31,2.
25
3. Dari hasil survey dan wawancara langsung ke keluarga binaan,
didapatkan adanya anggota keluarga yang memiliki hipertensi dan
riwayat hipertensi pada keluarga.
4. Semua keluarga binaan tidak mengetahui mengenai hipertensi dan
faktor resiko yang terkait dengan hipertensi, sehingga keluarga binaan
tidak dapat menghindari faktor resiko yang dapat meningkatkan tekanan
darah.
5. Sebagian besar keluarga binaan tidak mendapat pengetahuan mengenai
pentingnya berobat untuk mengontrol tekanan darah, sehingga tidak
mau berobat secara teratur di samping tidak mau menjaga pola
makannya.
26