Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

37
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS 1.1.1 Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 km dari ibu kota Kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30 – 37°C. Desa ini memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga. (Kartikawatie, 2012) Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir 1.1.2 Batas Wilayah Batas – batas wilayah desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) : a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa 1

description

Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Transcript of Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS

1.1.1 Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 km dari

ibu kota Kabupaten Tangerang dan merupakan daerah daratan rendah dengan

ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30 – 37°C. Desa

ini memiliki enam Kepala Dusun, 14 Rukun Warga, dan 34 Rukun Tetangga.

(Kartikawatie, 2012)

Gambar 1.1 Peta Desa Tanjung Pasir

1.1.2 Batas Wilayah

Batas – batas wilayah desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar

adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan

Pangkalan

1

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

1.2 GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

1.2.1 Situasi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat

sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629 jiwa.

Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut

(Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) :

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Penduduk

1. 0 – 4 tahun 920 orang

2. 5 – 14 tahun 1880 orang

3. 15 – 44 tahun 5139 orang

4. 45 – 64 tahun 1273 orang

5. >65 tahun 529 orang

1.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi

Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat

digali dan dimanfaat atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua

kategori yaitu :

2

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum

oleh masyarakat.

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi

oleh masyarakat.

Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa Tanjung Pasir adalah (Kartikawatie,

2012):

a. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)

- Luas Desa Tanjung Pasir (luas pemukiman 72 Ha, perempangan 334

Ha, TPU 7000 M dan pesawahan 83 Ha).

- Kondisi udara tercemar ringan walaupun tidak memiliki taman kota.

b. Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)

- Usia produktif 7.654 jiwa

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

3

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Belum Sekolah 1.976 jiwa

2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa

3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa

4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa

5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa

6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa

7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa

8 Pasca Sarjana/S2-S3 -

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk

1. Buruh/swasta 65 orang

2. Dokter/Bidan 6 orang

3. Montir 25 orang

4. Nelayan 2.331 orang

5. Pedagang 1.213 orang

6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang

7. Pengemudi Becak 43 orang

8. Pengrajin 5 orang

9. Pengusaha 8 orang

10. Penjahit 24 orang

11. Petani 176 orang

12. Peternak 6 orang

13. Supir 30 orang

14. TNI / POLRI 6 orang

15. Tukang Batu 42 orang

1.2.3 Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir

cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong

dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi

4

musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian

dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-

masing.

Tabel 1.4 Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir

No. Agama Jumlah Penduduk

1. Mesjid 6 Unit

2. Musholla 30 Unit

3. Majelis Taklim 4 Unit

4. Gereja - Unit

5. Pura - Unit

1.2.4 Kesehatan

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal

ini, antara lain :

1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada

balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu

hamil.

2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi

balita, pemberian vitamin A.

3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue,

Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan

makanan yang bernutrisi.

5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara

lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan

sekitarnya.

5

6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat

Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.

7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program

senam LANSIA dan POSBINDU

Tabel 1.5 Sarana Pelayanan Kesehatan

No. Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Poskesdes 1 Unit

2 Pos KB Keluarga -

3 Posyandu 6 Unit

4 Pos Mandiri -

5 Klinik Bersalin/ BKIA -

6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit

7 Praktek Bidan 4 Unit

8 Paraji 4 Orang

9 Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil : 127 orang

2) IUD : 14 orang

3) Kondom : - orang

4) Suntik : 190 orang

5) Implan : 13 orang

1.2.5 Transportasi

6

Sarana transportasi manyarakat desa tanjung pasir lebih banyak

menggunakan angkutan umum, ojek, motor, becak serta sepeda (Pusksmas Tegal

Angus, 2011)

1.3 GAMBARAN KELUARGA BINAAN

1.3.1 Lokasi Keluarga Binaan

Keluarga binaan berada di RT/RW 007/003 Desa Empang Kampung

sukamana Barat Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten.

7

5 4 3 2 1

Pabrik Pasir

Halaman Belakang ( kebun )

Kandang Bebek

SampahKandang Kambing

Kandang Ayam

Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Binaan

1.3.2 Gambaran Keluarga Binaan

1.3.2.1 Keluarga Tn. Mantri

Tabel 1.6 Data Dasar Keluarga Tn.Mantri

NamaStatus

KeluargaJenis

KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Tn. Mantri Suami Laki-laki 62 th SD Buruh lepas Rp 2.000.000/bln

Ny. Siti Istri Perempuan 48 th SDTidak

bekerjaRp. 1.200.000/bln

An. Fitra Anak I Perempuan 17 thSMA

(kelas 2)Pelajar -

Keluarga Tn. Mantri tinggal di di RT/RW 003/003 Kampung Gaga

Sukamana, Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang. Di rumah ini Tn. Mantri tinggal dengan kedua anak dan istrinya.

Tn. Mantri yang saat ini berusia 62 tahun bekerja sebagai buruh pasir

dengan penghasilan total sekitar 2 juta perbulan, dengan latar belakang

pendidikan Tn.Mantri adalah SD. Tn. Mantri memiliki seorang anak.

Anaknya, Fitra berumur 17 tahun, sekarang masih bersekolah dan tinggal

bersama bibinya di Jakarta.

Istri Tn. Mantri yang bernama Ny. Siti, yang saat ini berumur 48

tahun, yang sekarang berprofesi sebagai penjahit memiliki penghasilan

sebesar Rp. 1.200.000,00 per-bulan.

8

Halaman Depan

Keluarga Tn. Mantri tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah

seluas 5 x 10 m2. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu berukuaran 2 x 2 m2

yang sering digunakan untuk tempat Tn. Mantri dan Ny. Siti untuk tidur. Di

samping ruang tamu terdapat ruangan TV, di ruangan ini terdapat sebuah

televisi layar datar dan lemari. Ventilasi ruang TV tersebut masih kurang

baik, karena pintunya langsung mengarah keluar, walaupun jendela ruang

TV ini tidak bisa di buka oleh keluarga tersebut, namum cahaya dapat

menembus ke dalam melalui jendela ini. Di samping ruangan TV terdapat 1

buah kamar tidur 3 x 3 m2, dengan tanpa ventilasi sama sekali. Dalam

kamar tersebut tidak ada jendela untuk pencahayaan. Dibagian belakang

terdapat 1 dapur dan 1 kamar mandi tanpa jamban dengan 1 bak air di

dalamnya. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 jendela di ruang tamu

(bagian depan rumah). Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai

kecuali pada ruang dapur. Atap rumah terbuat dari genteng.

Rumah keluarga Tn. Mantri berada di lingkungan perumahan tidak

padat dimana masih terdapat sela selebar 40 cm antar rumah, dan didepan

rumah tersebut memiliki tanah kosong yang cukup luas dan sering

digunakan untuk kegiatan beternak yaitu kambing dan ayam. Di lingkungan

rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Serta

terdapat burung-burung yang sering disimpan di dalam rumah berjumlah 4

burung.

Ny. Siti memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering

memasak makanan dengan menu seadanya, seperti tahu, tempe, dan

seringkali ikan. Ny. Siti memasak tanpa membatasi jumlah garam dan

penyedap madakan untuk makanan Tn. Mantri. Semua makanan dimasak

sampai matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan

yang digunakan terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang makan,

keluarga ini biasanya makan di ruang tamu.

Anak Tn. Mantri lahir di dukun beranak karena pada waktu itu jarak

antara puskesmas dengan rumahnya jauh dan pada waktu itu Ny. Siti

mengaku sudah tidak kuat untuk menahan rasa mulasnya. Setiap

kehamilannya, Ny. Siti mengaku selalu rutin untuk mengontrol

kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi, keluarga Tn. Mantri tidak rutin

mambawa anaknya untuk dilakukan imunisasi, karena malas dan

9

U

T

S

B

menganggap bahwa imunisasi tidaklah penting. Akhirnya imunisasi dasar

pun tidak lengkap.

Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Mantri belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami

anggota keluarganya antara lain pusing-pusing, pegal, dan leher terasa kaku.

Menurut penuturan Ny. Siti, mereka biasanya akan membeli obat di

warung. Meraka beranggapan dengan obat-obatan dari warung dapat

menghilangkan keluhan. Apabila rasa sakit yang dialami tidak berkurang,

keluarga Tn. Mantri baru akan datang ke dukun karena beranggapan lebih

cepat. Penyakit darah tinggi diakui diketahui sejak kurang lebih 10 tahun

yang lalu, namun Tn. Mantri tidak pernah datang ke Puskesmas untuk

memeriksakan kesehatannya.

Kebiasaan merokok belum bisa ditinggalakan oleh Tn. Mantri,

karena beliau mengaku bahwa merokok sambil duduk-duduk santai dan

minum teh bersama keluarga adalah suatu hal yang menyenangkan. Tn.

Mantri dapat menghabiskan 1 bungkus rokok dalam sehari.

Untuk olahraga keluarga Tn. Mantri jarang melakukannya

dikarenakan menurut mereka kegiatan mereka sehari-hari sudah dapat

disamakan dengan olahraga dengan aktifitasya sebagai buruh pasir dan

istrinya sebagai seorang penjahit.

Dikarenakan keluarga Tn. Mantri tidak memiliki fasilitas jamban di

rumahnya, anggota keluarga biasanya melakukan aktifitas buang air besar di

kebun yang terdapat dibelakang rumah dan bekas buang air besar mereka

pun tidak disiram. Mereka hanya meninggalkan kotorannya begitu saja.

Kemudian mereka akan membersihkan diri dan mencuci tangan dengan

sabun di rumah.

Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Mantri

10

Tidak terpakai

Kamar

Kamar

Semen

Ruang tamu

Dari ubinJendela

Atap Rumah

(Dari seng)

Pintu Jendela

Dapur ( Semen ) Sumur

1.3.2.2 Keluarga Tn. Atja

Tabel 1.7 Data Dasar Keluarga Tn. Atja

NamaStatus

KeluargaJenis

KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Tn. Atja Suami Laki-laki 68 th Tidak sekolahTidak

bekerja-

Ny. Murti Istri Perempuan 65 th Tidak sekolahPetani gabah

Rp. 750.000/bulan

Tn. Atja tinggal di RT/RW 007/003, Desa Empang, Kampung

Sukamana Barat Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Di rumah ini Tn. Atja tinggal

bersama istrinya Ny. Murti. Tn. Atja yang saat ini berusia 68 tahun tidak

bekerja. Istri Tn. Atja, Ny. Murti berusia 65 tahun dan bekerja sebagai

bekerja sebagai pencari gabah dengan penghasilan total sekitar Rp. 750.000

perbulan, tanpa adanya latar belakang pendidikan sama sekali.

Tn. Atja dan Ny. Murti memiliki 8 orang anak, 3 orang anak laki-

laki dan 5 orang anak perempuan. Kedelapan anaknya sudah berkeluarga

masing-masing sehingga tidak tinggal bersama Tn. Atja, namun anaknya

yang ketujuh yaitu Ny. Wiyah yang saat ini berumur 35 tahun masih tinggal

di daerah yang sama yang tidak jauh dari rumah Tn. Atja. Tempat tinggal

yang sekarang mereka huni merupakan turun temurun dari orang tua

pasangan Tn. Atja dan Ny. Murti.

11

10 m

5 m

Tn. Atja tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 10 x 5

m2. Rumah terdiri dari sebuah kamar berukuran 2 x 3 m2 yang digunakan

Tn. Atja dan Ny. Murti untuk tidur. Di samping kamar terdapat ruangan

untuk meletakkan gabah. Di samping pintu rumah terdapat 2 buah lemari.

Ventilasi di rumah Tn. Atja sangat minim, karena tidak memiliki jendela

sama sekali, sehingga satu-satunya jalan masuk udara dan cahaya adalah

dari pintu rumah dan pintu dapur. Dibagian belakang terdapat 1 dapur, tidak

terdapat kamar mandi dan jamban, hanya terdapat tempat untuk buang air

kecil di samping dapur. Rumah ini mempunyai 1 pintu depan, 1 pintu

belakang menuju dapur, tanpa adanya jendela sama sekali. Lantai rumah ini

terbuat dari semen, sedikit bagian terbuat dari keramik, dan lantai dapur

terbuat dari tanah liat. Atap rumah terbuat dari genteng tanah liat, berangka

bambu, dan bagian dasar atap terdapat daun nipah.

Rumah Tn. Atja berada di suatu lingkungan dimana rumahnya saling

berdekatan dengan 4 rumah lainnya, namun berjauhan dengan perumahan

warga lainnya. Di sekitar rumah Tn. Atja terdapat tanah kosong, yang

biasanya dijadikan tempat berternak unggas dan kambing peliharaan. Di

lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah

tangga, dan tidak terdapat sarana air bersih.

Ny. Murti memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering

memasak makanan dengan menu yang tidak terlalu berbeda setiap harinya,

seperti tahu, tempe, ikan asin, dan sayur asem. Ny. Murti selalu memasak

sayur setiap harinya, namun jarang memakan buah-buahan. Sehari- harinya

Tn. Atja dan Ny. Murti makan besar 3 kali. Tn. Atja dan Ny. Murti juga

mengatakan bahwa mereka selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan.

Kedelapan anak Ny. Murti lahir di rumah, dengan dibantu oleh Tn.

Atja, tanpa adanya bantuan dari tenaga medis atau pun paraji. Setiap

kehamilan kedelapan anaknya, Ny. Murti mengaku tidak pernah mengontrol

kandungannya ke bidan ataupun puskesmas. Ny. Murti tidak pernah

membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi, karena tidak mengetahui

mengenai imunisasi.

Dalam segi kesehatan, Tn. Atja dan Ny. Murti belum pernah

mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialaminya

12

antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal. Tn. Atja dan Ny.

Murti pernah menderita darah tinggi, namun sekarang mereka tidak tahu.

Menurut penuturan Tn. Atja dan Ny. Murti, mereka jarang memeriksakan

diri ke bidan terdekat, atau langsung ke dokter puskesmas. Jika merasa

dirinya sakit, Tn. Atja dan Ny. Murti hanya membeli obat warung. Tn. Atja

tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat,

karena tidak mengetahui mengenai perihal jaminan kesehatan.

Ny. Murti memiliki kebiasaan jarang memakai alas kaki jika

berpergian di luar rumah, maupun ketika sedang bekerja mencari gabah.

Ny. Murti mengaku merasa lebih nyaman jika tidak memakai alas kaki,

karena menurutnya jika memakai alas kaki, kakinya cepat merasa lelah dan

tidak nyaman.

Tn. Atja memiliki kebiasaan merokok setiap harinya. Tn. Atja dan

Ny. Murti mengaku jarang sekali berolahraga, hanya berjalan kecil di

sekitar rumah saja dan saat pergi bekerja.

Dikarenakan Tn. Atja tidak memiliki fasilitas mandi cuci kakus di

rumahnya, maka Tn. Atja dan Ny. Murti biasanya melakukan aktifitas

buang air besar di samping empang yang berada tidak jauh di depan

rumahnya dan baru membersihkan sisa kotorannya ketika dirumah. Tn. Atja

dan Ny. Murti membersihkan kotorannya dengan air dan sabun. Buang air

kecil dilakukannya di samping dapur rumahnya, dan untuk mandi

dilakukannya di rumah, dengan air yang didapatnya dari kali yang tidak

jauh dari rumahnya. Untuk air minum dan memasak, Ny. Murti memakai air

bersih yang dibelinya dari tetangganya atau dibawakan oleh anaknya.

13

10 m

DapurTempat BAK

Kamar Tidur

Rua

ng K

elua

rga

dan

Rua

ng

Tam

u

Teras

v

Gambar 2.2 Denah Rumah Keluarga Tn. Atja

Keterangan :

: Semen : Tanah Liat

1.3.2.3 Keluarga Tn. Dadang

Tabel 1.8. Data Dasar Keluarga Tn. Dadang

NamaStatus

KeluargaJenis

KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Tn. Dadang Suami Laki-laki 60 th SDTidak

Bekerja-

Ny. Laksmi Istri Perempuan 56 th SD PedagangRp. 60.000-

150.000/bulan

Acep Anak ke-5 Laki-laki 18 th SMPTidak

bekerja-

Keluarga Tn. Dadang tinggal di di RT/RW 003/003 Kampung Gaga

sukamana Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang. Di rumah ini Tn. Dadang tinggal dengan anaknya yang terakhir

dan istrinya. Tn. Dadang yang saat ini berusia 60 tahun tidak bekerja dan

latar belakang pendidikan terakhir Tn. Dadang adalah SD. Istri Tn. Dadang,

Ny. Laksmi berusia 56 tahun dan bekerja sebagai wiraswasta yaitu

berdagang di warung yang terletak di pinggir jalan. Pendapatan Ny. Laksmi

ini berkisar Rp 60.000-150.000 per bulan. Pendapatan ini tidak dapat

disisihkan untuk menabung karena habis untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari seperti membeli air PAM, makanan, bensin motor dan lain-lain.

Tn. Dadang memiliki 5 orang anak, 3 orang anak laki-laki dan 2

orang anak perempuan. Keempat anaknya sudah berkeluarga masing-

masing sehingga tidak tinggal bersama Tn. Dadang. Anak kelimanya atau

anak yang terakhir, seorang laki-laki bernama Acep berumur 18 tahun

14

v

dengan latar belakang pendidikan terakhir SMP saat ini tinggal bersama Tn.

Dadang dan tidak bekerja. Tempat tinggal yang sekarang mereka huni

merupakan turun temurun dari orang tua pasangan Tn. Dadang dan Ny.

Laksmi.

Keluarga Tn. Dadang tinggal di rumah dengan luas bangunan

berukuran 5 x 10 m2. Rumah ini terdiri dari dua kamar tidur yang masing-

masing berukuran 2 x 2 m2, ruang tamu dan ruang keluarga yang berukuran

4 x 2 m2, dan dapur berukuran 2 x 3 m2, sedangkan kamar mandi tidak ada.

Rumah ini berlantaikan keramik, tetapi dapur berlantaikan tanah.

Atap rumah terbuat dari genteng, menurut Ny. Laksmi, jika hujan rumahnya

selalu terkena bocor. Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari papan

kayu. Jalan umum menuju rumah Tn. Dadang sudah bisa di akses dengan

kendaraan. Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki tiga buah jendela di

ruang tamu yang masing-masing berukuran 2 x 0,5 m, 2 x 0,5 m, 0,3 x 0,3

m, sedangkan ruangan yang lain tidak memiliki jendela. Jendela tersebut

berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya

cahaya sinar matahari kedalam rumah. Jumlah total ventilasi dibandingkan

dengan total luas lantai yaitu 3,8% sehingga tidak memenuhi kriteria

ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya

watt, dengan fasilitas tiga buah lampu dan satu buah televisi.

Keluarga ini tidak memiliki kamar mandi. Oleh karena lahan yang

tidak mencukupi di rumah tersebut sehingga untuk aktivitas buang air besar

keluarga ini dilakukan di kebun belakang rumah (kebun Nipah), karena

tidak adanya sumber air keluarga ini setelah buang air besar mereka

membersihkannya di rumah dan jarang memakai sabun. Menurut Ny.

Laksmi kebun Nipah ini digunakan untuk siapa saja dan tetangganya sering

menggunakan kebun tersebut untuk buang air besar. keluarga ini juga jarang

mencuci tangan setalah buang air besar, setiap mau makan dan kegiatan

yang lainnya.

Rumah Tn. Dadang ini terletak di daerah pemukiman pesisir pantai,

dimana bagian kiri dan kanan terdapat rumah tetangga dan bagian belakang

terdapat kandang ternak unggas dan kambing. Di lingkungan rumah tidak

terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Di belakang rumah

15

terdapat tumpukan sampah dan jika sampah itu sudah menumpuk, sampah

tersebut dibakar.

Keluarga Tn. Dadang memiliki kebiasaan makan dua kali sehari

dengan lauk seadanya seperti tempe, tahu, ikan asin bahkan garam jika

mereka tidak ada uang. Keluarga Tn. Dadang sangat jarang memakan

daging, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Semua makanan dimasak sampai

matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Tn. Dadang memiliki

kebiasaan merokok setiap harinya. Keluarga Tn. Dadang tidak pernah

mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mencuci tangan sebelum atau

sesudah makan dengan sabun sehingga mereka jarang melakukan cuci

tangan sebelum makan. Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat

dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik. Karena tidak memiliki ruang

makan, keluarga ini biasanya makan di ruang keluarga.

Kelima anak Tn. Dadang lahir di rumah dengan bantuan dukun

beranak. Dari keterangan Ny. Laksmi, dia tidak pernah memberikan

imunisasi kepada kelima anaknya. Tetapi, sewaktu kecil kelima anak Ny.

Laksmi selalu diberikan ASI. Anak pertama mendapat ASI selama satu

setengah tahun, anak kedua selama satu setengah tahun, anak ketiga

mendapat ASI selama dua tahun, anak keempat mendapat ASI sampai 5

bulan dan anak kelima selama dua tahun. Ny. Laksmi juga mengatakan

bahwa dirinya juga memakai KB suntik per tiga bulan dan sudah memakai

selama tahun.

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya

membeli obat warung terlebih dahulu. Namun, jika dengan obat warung

keadaannya tidak juga membaik barulah dibawa ke bidan terdekat. Keluarga

ini memiliki asuransi jaminan kesehatan atau Jamkesmas untuk berobat.

Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya

antara lain batuk pilek, diare, pusing-pusing dan pegal pada lutut. Tn.

Dadang dan Ny. Laksmi pernah menderita darah tinggi, namun sekarang

mereka tidak tahu. Untuk olahraga, Tn. Dadang jarang sekali berolahraga,

hanya berjalan kaki sekitar rumahnya, namun berbeda dengan anggota

keluarga lainnya, mereka tidak melakukan olahraga secara rutin, namun

aktifitas mereka sehari – hari sudah cukup bagi mereka untuk disamakan

dengan olahraga.

16

U

T

S

B

Kebiasaan BAB keluarga Tn. Dadang yaitu mereka pergi ke kebun

dan mereka tidak pernah mencuci tangan setelah BAB dan hal seperti itu

sudah menjadi kebiasaan keluarga Tn. Dadang. Keluarga ini membeli air

PAM untuk memasak dan kegiatan lainnya. Air PAM yang didapat

diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar.

keluarga ini membeli air PAM dalam jerigen aetiap 2 atau 3 hari. Satu

jerigen air PAM sebanyak 20 liter seharga Rp.1500,00.

Keluarga ini jarang menggunakan sandal ketika sedang berada di

luar rumah. Keluarga Tn. Dadang juga mempunyai kebiasaan menaruh

burung beserta sangkarnya di dalam ruang keluarga dan ruang dapur jika

sore sampai pagi hari menjelang. Jika pagi sudah menjelang, burung beserta

sangkarnya akan dikeluarkan dan dijemur di depan rumah.

Gambar 1.5 Denah rumah keluarga Tn. Dadang

2

Dapur (lantai tanah)

2x2 M 4x2 M

2x2 M 44

17

Dinding

berbahan papan

kayu (triplek)

Teras

Kamar

ubin

Kamar

ubin

Ruang tamu

Dari ubin

Jendela

Atap Rumah (Dari

genteng)

Pintu

Kebun Nipah

(untuk kegiatan buang air besar )

10 M

Kandang Unggas Bebek

2.3.1.1 Keluarga Tn. Undang

Tabel 1.9. Data Dasar Keluarga Binaan Tn. Undang

NamaStatus

KeluargaJenis

KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

Tn. Undang Suami Laki-laki 61 th SDBuruh harian

lepasRp 40.000/hari

Ny. Diah Istri Perempuan 59 th SDIbu rumah

tangga-

An. Tia Anak Perempuan 15 th SMP - -

Keluarga Tn Undang bertempat tinggal di RT 007/RW003 Kampung

Sukamanah Barat, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Undang sebagai kepala

keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Diah, dan seorang anak

perempuan bernama An.Tia.

Tn Undang berusia 62 tahun bekerja sebagai buruh harian lepas

dengan penghasilan Rp 40.000 perhari, Tn Undang bekerja mulai pukul 8

pagi hingga 4 sore terkadang hingga 6 sore. Pendapatan ini digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air ,membeli

makanan, keperluan anak, dll.

Keluarga Tn. Undang tinggal di rumah dengan luas bangunan

berukuran 50 m2 dan tidak bertingkat. Rumah ini terdiri dari satu kamar

tidur berukuran 2 x 3 m, ruang keluarga berukuran 3 x 4 m, ruang dapur

berukuran 1 x 5 m, dan teras yg beralaskan tanah yang disemen dengan

18

Jendela

ukuran 5 x 1 m. Rumah Tn. Undang ini terletak di daerah persawahan.

Rumah ini berlantaikan semen dan ubin, pada bagian dapur berlantaikan

tanah liat. Atap rumah terbuat dari seng, sedangkan seluruh dinding rumah

terbuat dari batu bata yang disemen. Jalan umum menuju rumah Tn.

Undang sudah bisa di akses dengan kendaraan, namun masih banyak

jalanan yang sangat rusak sehingga sulit diakses dengan kendaraan. Untuk

ventilasi rumah sangat minim, rumah ini hanya memiliki satu buah jendela

di depan rumahnya yang berukuran 1 x 2 m, sedangkan ruangan yang lain

tidak memiliki jendela. Jendela tersebut kurang bisa berfungsi baik sebagai

tempat masuknya cahaya matahari maupun pertukaran udara. Jumlah total

ventilasi dibandingkan dengan total luas lantai yaitu 5% sehingga tidak

memenuhi kriteria ventilasi rumah sehat yaitu 10%. Terdapat 1 buah lampu

bohlam dan televisi.

Rumah keluarga Tn. Undang berada di lingkungan perumahan

yang jarak satu dan rumah lainnya berdekatan, terdapat 4 rumah disekitar

rumah Tn.Undang yang 2 rumahnya merupakan keluarga dari Tn.Undang.

Pada bagian belakang rumah terdapat kebun yang tidak terlalu luas yang

setiap hari nya digunakan untuk BAB dan tempat hewan peliharaan nya.

Tn.Undang memelihara 4 ekor unggas berupa burung yang dimasukan ke

dalam kandang yang digantung di depan rumahnya serta sesekali setiap

malam dimasukan ke dalam rumahnya.

Keluarga Tn. Undang memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur

dua sampai tiga kali sehari. Ny. Diah memasak makanan dengan menu

biasa, menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi dan seringnya Ny.Diah

memasak ikan asin, terkadang tahu . Semua makanan menurut Ny. Diah

dimasak sampai matang dengan menggunakan kompor minyak tanah.

Peralatan makan ada yg terbuat dari kaca dan ada yang terbuat dari plastik

untuk anaknya agar tidak pecah. Keluarga Tn. Undang sebelum makan

terkadang mencuci tangan dan terkadang tidak, jika mencuci tangan

keluarga Tn. Undang tidak melakukan cuci tangan dengan benar dan tidak

menggunakan sabun cuci tangan.

Dari keterangan Ny. Diah putri nya lahir di rumah nya dibantu

paraji, Tia yang kini berusia 15 tahun lahir di rumah, namun Ny.Diah tidak

ingat akan berat badan lahir An.Tia. Saat hamil Ny. Diah mengaku beberapa

19

kali kontrol ke puskesmas, saat hamil Ny. Diah mengaku tidak pernah

mendapatkan suntik vaksin, namun untuk putri nya An.Tia menurut

Ny.Diah selalu mengikuti kegiatan imunisasi yang dilaksanakan di

puskesmas. Tia merupakan anak pertama dari kehamilan pertama Ny.Diah,

Ny.Diah tidak pernah mengalami keguguran.

Tn. Undang pernah sakit darah tinggi hingga dibawa ke puskesmas

dan diakui oleh dirinya bahwa ia sudah lama mempunyai penyakit darah

tinggi dan sering mengeluh sakit kepala. Keluarga Tn.Undang mengaku

sering sakit kepala mereka meminum obat-obatan warung, tidak pernah

kontrol ke puskesmas.tn. Undang jarang mendapat pengarahan dari

puskesmas tentang penyakitnya.

Gangguan kesehatan yang dialami anggota keluarganya antara lain

gatal-gatal, diare 1-2 kali dalam setahun, batuk, pilek, dan demam.

Kebiasaan merokok Tn. Undang didalam rumah sering dilakukan,

sehari hari keluarga Tn. Undang buang air besar di kebun belakang

rumahnya, feses yang mereka buang tidak ditutup dengan pasir atau apapun,

hanya didiamkan saja, dan mereka membersihkan bekas fesesnya di kamar

mandi rumah dengan menggunakan air tanpa menggunakan sabun.

Gambar 1.6 Denah Keluarga Tn.Undang

20

5 m

10 m

Kamar Tidur

Ruang Tamu dan Ruang Keluarga

Teras

Dapur

Keterangan :

: Semen

: Jendela permanent

1.4 PENENTUAN AREA MASALAH

1.4.1 Keluarga Tn. Mantri

Rumusan Area Masalah

a. Masalah Non Medis

1) Perilaku BAB di kebun tanpa disiram ataupun di kubur

2) Perilaku merokok yang kurang baik dirumah

3) Kebiasaan olahraga yang kurang

4) Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik

5) Rendahnya tingkat pendidikan mereka yang mengakibatkan pemilihan

tingkat kebutuhan yang masih tidak mendukung dalam meningkatkan

tingkat kesehatan mereka

6) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai

7) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah

maupun limbah rumah tangga

8) Terdapatnya pabrik pasir di lingkungan sekitar rumah yang membuang

limbahnya disekitar lingkungan mereka

9) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan

10) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan

11) Kurangnya pengetahuan mengenai penempatan hewan peliharaan unggas

b. Masalah Medis

1) Penyakit hipertensi dalam keluarga

1.4.2 Keluarga Tn. Atja

Rumusan Area Masalah

21

a. Masalah Non Medis

1) Perilaku BAB di kebun tanpa disiram ataupun di kubur

2) Perilaku mandi cuci kakus yang tidak sehat pada keluarga binaan

3) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai

4) Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya memakai alas kaki jika

berpergian di luar rumah

5) Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik

6) Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi

7) Kurangnya ventilasi udara dan pencahayaan yang ada di rumah keluarga

binaan

8) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan

9) Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga

b. Masalah Medis

1) Penyakit hipertensi dalam keluarga

2) Penyakit diare berulang dalam keluarga binaan

1.4.3 Keluarga Tn. Dadang

Rumusan Area Masalah

a. Masalah Non Medis

1) Perilaku BAB di kebun

2) Perilaku pola makan

3) Perilaku berjalan tanpa menggunakan alas kaki

4) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai

5) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah

maupun limbah rumah tangga

6) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan

7) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan

8) Kurangnya pengetahuan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan

9) Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan sehari-hari

10) Perilaku memelihara unggas burung di dalam rumah

11) Perilaku cuci tangan yang buruk

12) Kurangnya pengetahuan mengenai tata cara penempatan kandang ternak

yang baik

22

13) Kurangnya kesadaran mengenai pentingnya berobat ke tempat pelayanan

kesehatan

b. Masalah Medis

1) Penyakit diare dalam keluarga binaan

2) Penyakit hipertensi tidak terkontrol dalam keluarga binaan

1.4.4 Keluarga Tn. Undang

Rumusan Area Masalah

a. Masalah Non Medis

1) Perilaku penggunaan alas kaki yang buruk

2) Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga

binaan

3) Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai

4) Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya mencuci tangan dengan

menggunakan sabun

5) Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan sampah

maupun limbah rumah tangga

6) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan

7) Pengetahuan yang rendah mengenai bahaya rokok

b. Masalah Medis

1) Penyakit hipertensi kronis pada keluarga

1.4.5 Alasan Pemilihan Area Masalah

Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan

menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita

hipertensi dan 10 penyakit terbesar yang ada di wilayah Puskesmas Tegal

Angus.

Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa

setempat yang menyatakan bahwa jumlah penderita hipertensi terutama

lansia masih banyak. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan

observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung Sukamanah, Desa

23

Tegal Angus terdapat berbagai area permasalahan pada keluarga binaan

tersebut, yaitu:

1. Perilaku penggunaan jamban umum yang tidak sehat pada keluarga

binaan

2. Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaan

3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan pengelolaan

sampah maupun limbah rumah tangga

4. Kurangnya pengetahuan tentang mengenai pola makan yang baik

5. Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga

6. Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan

7. Penyakit Hipertensi dalam keluarga

8. Kurangnya pengetahuan mengenai faktor resiko hipertensi

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, maka diputuskan

untuk mengangkat permasalahan “Hipertensi Pada Lansia”. Pemilihan area

masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari PUSKESMAS bulan Juli sampai

September tahun 2013, hipertensi menduduki salah satu dari sepuluh

besar penyakit dengan masing-masing jumlah penderita hipertensi yang

datang berkunjung ke Puskesmas Tegal Angus sebanyak 141, 184, dan

195 penderita.

Tabel 1.13

Daftar 10 Besar Penyakit di PUSKESMAS Tegal Angus Tahun 2013

No Penyakit Jumlah Kasus

Juli Agustus September

1 ISPA 373 375 377

2 FLU 183 184 188

3 SAKIT KEPALA 157 158 160

4 TB PARU KLINIS 153 160 159

5 HIPERTENSI 147 184 195

6 BATUK 140 155 152

7 DERMATITIS

LAINNYA

114 130 133

8 GANGGUAN GIGI 76 84 94

24

DAN JAR.LAINNYA

9 GASTRITIS DAN

DUODENITIS

72 87 81

10 ABSES, FURUNKEL,

KARBUNKEL

11 9 14

2. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2007

mengenai prevalensi hipertensi menurut provinsi di Indonesia proporsi

kasus hipertensi yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau

minum obat hipertensi hanya sebesar 31,2.

25

3. Dari hasil survey dan wawancara langsung ke keluarga binaan,

didapatkan adanya anggota keluarga yang memiliki hipertensi dan

riwayat hipertensi pada keluarga.

4. Semua keluarga binaan tidak mengetahui mengenai hipertensi dan

faktor resiko yang terkait dengan hipertensi, sehingga keluarga binaan

tidak dapat menghindari faktor resiko yang dapat meningkatkan tekanan

darah.

5. Sebagian besar keluarga binaan tidak mendapat pengetahuan mengenai

pentingnya berobat untuk mengontrol tekanan darah, sehingga tidak

mau berobat secara teratur di samping tidak mau menjaga pola

makannya.

26