Selgen Laporan Pemicu 1 (1)

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pemicu Seorang anak laki-laki berumur empat tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Utara diduga terinfeksi flu burung dan saat ini di isolasi di RSUD dr Soedarso Pontianak. Dokter yang bertugas mengatakan bahwa kemungkinan pasien tersebut terinfeksi virus flu burung. Pihak rumah sakit kemudian melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melakukan kunjungan ke daerah tempat tinggal pasien. Petugas yang datang ke tempat tinggal pasien mengamati hewan dan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam disekitar tempat tinggal pasien. Para petugas juga mendapat laporan bahwa banyak ayam mati mendadak di daerah tersebut. Tiga bulan sebelumnya beberapa ternak mengalami penyakit yang disebabkan oleh bakteri. 1.2. Klarifikasi dan Definisi 1. Infeksi Masuknya parasit ke tubuh inang sehingga menimbulkan penyakit/kelainan. 2. Isolasi Pemisahan individu yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi selama masa penularan. 3. Virus

description

Laporan Modul Sel Gen

Transcript of Selgen Laporan Pemicu 1 (1)

BAB IPENDAHULUAN

1.1. PemicuSeorang anak laki-laki berumur empat tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Utara diduga terinfeksi flu burung dan saat ini di isolasi di RSUD dr Soedarso Pontianak. Dokter yang bertugas mengatakan bahwa kemungkinan pasien tersebut terinfeksi virus flu burung. Pihak rumah sakit kemudian melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melakukan kunjungan ke daerah tempat tinggal pasien.Petugas yang datang ke tempat tinggal pasien mengamati hewan dan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam disekitar tempat tinggal pasien. Para petugas juga mendapat laporan bahwa banyak ayam mati mendadak di daerah tersebut. Tiga bulan sebelumnya beberapa ternak mengalami penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

1.2. Klarifikasi dan Definisi1. InfeksiMasuknya parasit ke tubuh inang sehingga menimbulkan penyakit/kelainan. 2. IsolasiPemisahan individu yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi selama masa penularan. 3. VirusMikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron,penyebab dan penular penyakit seperti cacar,influenza dan rabies.4. Flu BurungPenyakit menular yang disebabkan oleh virus alvian influence tipe A dengan diameter (90-120nm). 5. BakteriMakhluk hidup terkecil bersel tunggal, terdapat dimana-mana, dan dapat bekembang biak dengan baik dengan kecepatan luar biasa dengan cara membelah diri, ada yang berbahaya dan ada yang tidak, dapat menyebabkan peragian, pembusukan, dan penyakit.

1.3. Kata Kunci1. Infeksi flu burung2. Virus dan bakteri3. Anak laki-laki usia 4 tahun4. Ayam mati mendadak5. Isolasi

1.4. Rumusan MasalahBagaimana identifikasi kemungkinan penyebab penyakit pada anak tersebut berdasarkan keadaan lingkungan sekitar ?

1.5. Analisis Masalah

Anak laki-laki berusia 4 tahun diisolasi di RSUD SoedarsoDiduga terinfeksi virus flu burungEpidemik virus flu burungVirusMenyerang sel tertentuPenangananMelakukan pengamatanAyam-ayam mati3 bulan yang lalu ternak terinfeksi bakteri

1.6. HipotesisIdentifikasi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan lanjutan pada pasien dan melakukan pemeriksaan terhadap ayam dan hewan ternak, terhadap kemungkinan infeksi virus dan bakteri.

1.7. Pertanyaan Diskusi1. Apa yang menyebabkan adanya keanekaragaman hayati ?2. Bakteri :a. Struktur dan ciri - cirinyab. Klasifikasic. Mekanisme Penularan3. Bagaimana cara bakteri berkembang biak ?4. Bagaimana siklus hidup bakteri ?5. Apa saja bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi makhluk hidup ?6. Virus :a. Struktur dan ciri - cirinyab. Klasifikasic. Mekanisme Penularan7. Bagaimana siklus hidup virus ?8. Bagaimana cara virus menyerang tubuh manusia ?9. Apa perbedaan antara virus dan bakteri ?10. Apa perbedaan eukariot dan prokariot ?11. Apa yang membedakan penyakit akibat virus dan bakteri ?12. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh manusia terhadap serangan virus atau bakteri ?13. Apa peran limfosit dan sel T ?14. Bagaimana penanganan/penanggulangan pertahanan infeksi pada bakteri ?15. Bagaimana penanganan/penanggulangan infeksi pada virus ?

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah. Mulai dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik. Begitu juga dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan jenis, ukuran, warna dan bentuk yang beragam. Di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput, pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebaainya. Di perairan terdapat rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di laut. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan. Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh faktor biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas cahaya matahari menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang hidup. Hal tersebut mengakibatkan adanya keanekaragaman hayati. Pada umumnya pola distribusi penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi.

2.2. Bakteri2.2.1 Struktur dan Ciri-cirinya Ukuran relatif kecil dengan diameter sekitar 1 nanometer. Prokariotik Tidak memiliki membran nukleus. DNA bakteri seluruhnya hampir berbentuk lingkaran dengan keliling sekitar 1mm yang merupakan kromosom prokariot. Memiliki kromosom tunggal DNA kromosom harus dilipiat-lipat agar muat dalam membran sel prokariot.(1)

2.2.2 KlasifikasiAda 4 kelompok dalam klasifikasi bakteri, yaitu : Eubakteria gram negatif yang memiliki dinding selMerupakan kelompok bakteri heterogen yang memiliki selubung sel kompleks yang terdiri atas membran luar, lapisan peptidoglikan tipis, mengadung asam muramat. Reproduksi dilakukan dengan pembelahan biner, tapi ada beberapa kelompok yang melakukan reproduksi dengan budding(pertunasan). Jika ada pergerakan dilakukan dengan flagel atau melalui penggelincian. Anggotanya berupa bakteri fototrofik atau nonfototropik dan mencakup spesies aerob, anaerob, fakultatif anaerob, serta mikroaerofilik. Beberapa anggota merupakan parasit obligat intraseluler.

Eubakteria gram positif yang memiliki dinding selKelompok bakteri ini memiliki profil dinding sel jenis gram positif, tetapi biasanya sel tidak selalu memberikan pewarnaan gram positif. Sel dapat berbentuk sferis, batang atau filamen. Reproduksi umumnya dengan pembelahan biner. Beberapa bakteri kategori ini menghasilkan endospora. Organisme berbentuk heterotrof kemosintetik.

Eubakteria yang tidak memiliki dinding selDisebut mikoplasma dan terdiri dari kelas mollicutes. Tidak menyintesis prekursor dan peptidoglikan. Bakteri diselubungi oleh selubung membran plasma. Reproduksi kemungkinan dengan budding, fragmentasi, atau pembelahan biner.

ArkaebakteriDitemukan dalam kondisi yang berair. Arkaebakteria terdiri dari organisme fakultatif aerob, anaerob, dan aerob yang bersifat kemolitotrof, heterotrof, atau heterotrof fakultatif. Arkaebakteria dapat dibedakan dengan eukariot sebagian karena arkaebakteria tidak memiliki dinding sel peptidoglikan, memiliki lipid digliserol tetraeter, dan sekuens RNA ribosom yang khas. Perkembangbiakan terjadi melalui pembelahan biner, budding, kontriksi, fragmentasi atau mekanisme yang tidak diketahui. (2)

2.2.3 Berkembang BiakCara berkembang biak bakteri ada 2 cara, yaitu seksual dan aseksual.Cara berkembang biak aseksual : Pembelahan : umumnya berkembang biak secara amitosis dengan membelah menjadi 2 bagian. Pembentukan tunas/cabang : reproduksi dengan pembentukan cabang didahului dengan pembentukan tunas yang tumbuh menjadi cabang dan akhirnya melepaskan diri. Pembentukan filamen : pada pembentukan filamen, sel mengeluarkan serabut panjang, filamen yang tidk bercabang. Bahan kromosom masuk ke dalam filamen. Filamen terrputus-putus menjadi beberapa bagian. Setiap bagian membetuk bakteri baru.Cara berkembang biak dengan seksual : pembelahan didahului dengan peleburan kromosom dari 2 bakteri. Akibatnya timbul sel bakteri dengan sifat yang berasal dari kedua induknya. Reproduksi ini hanya terjadi antara kuman sejenis dari suatu famili, mis: antara E.coli dg salmonella typhosa.(3)

2.2.4 Siklus HidupSiklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitufase lag,fase eksponensialataulog,fase stasionerdanfase kematian yaitu :

1. Fase Lag (Lag Phase)Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk pembelahan. Selanjutnya, bakteri memulai proses penyalinan DNA mereka, dan jika lingkungan baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang sesuai dan banyak, fase lag dapat terjadi dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan ke fase berikutnya dalam siklus hidup mereka.

2. Fase eksponensial atau log (Log or Exponential Phase)Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat, bahkan secara eksponensial. Waktu yang dibutuhkan Kultur untuk menggandakan diri disebut "Generation Time," dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat menggandakan dirinya dalam waktu sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang membutuhkan waktu berhari-hari. Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari membran. Ujung dari bakteri kemudian tertarik untuk berpisah, yang menciptakan dua "sel anak," yang identik dan siap memulai kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner (binary fission).

3. Fase stasioner (Stationary Phase)Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat sisa dan semakin menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang lain, maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan.

4. Fase Kematian (Death Phase)Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi, yang seolah-olah menjadi lonceng kematian mereka. Seperti pada fase log atau fase eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi dengan sangat cepat, secepat pertumbuhan mereka. (4)

2.2.5 Mekanisme Penularan Beberapa bakteri yang secara umum dapat menyebabkan penyakit pada manusia terutama ada pada hewan dan menginfeksi manusia secara tidak sengaja. Tempat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh paling sering adalah tempat bertemunya selaput lendir dan kulit, saluran pernapasan, gastrointestinal, genital dan saluran kemih. Area selaput lendir dan kulit yang abnormal (luka bakar, terpotong) juga sering menjadi tempat masuknya bakteri patogen. Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri harus melekat pada sel pejamu( sel epitel). Setelah menempati tempat infeksi primer, bakteri memperbanyak diri dan menyebar langsung ke aliran darah melalui jaringan atau sistem limfatik. Infeksi tsb memungkinkan bakteri meyebar luas dalam tubuh dan mencapai jaringan yang cocok untuk multiplikasinya.(5)

2.2.6 Bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan2.2.7 Penanganan Infeksi pada BakteriPengobatan utama infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah antibiotik. Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:1. menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, seperti beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan vankomisin.2. memodifikasi atau menghambat sintesis protein, misalnya aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.3. menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat, misalnya trimetoprim dan sulfonamid.4. mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat, misalnya kuinolon, nitrofurantoin.Namun pada perkembangannya, banyak bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotik. Hal ini terjadi karena ternyata bakteri lama kelamaan memiliki kemampuan mengubah struktur enzim atau membran bakteri serta mengubah permeabilitasnya terhadap obat sehingga dapat bertahan hidup terhadap antibiotik yang menyerangnya (resisten). Penyebab utama resistensi antibiotika adalah penggunaannya yang meluas dan irasional. Lebih dari separuh pasien dalam perawatan rumah sakit menerima antibiotik sebagai pengobatan ataupun profilaksis. Sekitar 80% konsumsi antibiotik dipakai untuk kepentingan manusia dan sedikitnya 40% berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya infeksi virus.(7)

2.3 Virus2.3.1 Struktur dan Ciri-Ciri Virion (partikel virus infektif) terdiri atas molekul asam nukleat pada inti pusat yg dibungkus oleh selubung protein (kapsid). Asam nukleat dengan selubung kapsid disebut nukleokapsid. Fungsi kapsid untuk melindungi struktur dalam dari virus terhadap pengaruh luar. Kapsid tersusun oleh sub unit protein pada permukaan partikel virus disebut kapsomer. Beberapa virus mempunyai selubung luar (amplop) yg mengandung lemak, karbohidrat dan protein spesifik . (8)

2.3.2 Klasifikasi

Morfologi virion, termasuk ukuran, bentuk, jenis simetris, ada atau tidaknya peplomer, dan ada atau tidaknya membran. Sifat genom virus, termasuk jenis asam nukleat (DNA atau RNA), ukuran genom dalam kilobasa, berdasarkan rantai, Sifat fisikokimia virion, meliputi massa molekular, densitas ringan, stabilitas pH, stabilitas termal, dan kerentanan terhadap agen fisik dan kimia, terutama ater dan detergen. Sifat protein virus, meliputi jumlah, ukuran, dan aktivitas fungsional protein struktural dan non struktural, sekuens, asam amino. Susunan dan replikasi genom, meliputi ordo gen, jumlah dan posisi pola pembacaan terbuka, strategi replikasi dan tempat selular Sifat antigenik, Sifat biologi, termasuk kisaran pejamu alami, cara transmisi, hubungan vektor, patogenisitas, tropisme jaringan, dan patologi. (9)

2.3.3 Siklus Hidup Virus mengalami perkembangbiakkan dengan cara replikasi. Tahapan-tahapan replikasi tersebut adalah sebagai berikut:a. Pelekatan, penetrasi dan pelepasan selubungPelekatan (attachment) adalah interaksi virion (partikel virus lengkap) dengan tempat reseptor tertentu di permukaan sel. Umumnya tempat reseptor ini adalah glikoprotein.Penetrasi (penetration) merupakan proses masuknya virus ke dalam sel. Proses penetrasi ini terbagi atas tiga macam, yakni; endositosis diperantarai reseptor dengan mengambil partikel virus yang teringesti di dalam endosom; penetrasi langsung virus yang melewati membran plasma; dan fusi selubung virion dengan membran plasma sel.Pelepasan selubung (uncoating) terjadi bersamaan atau segera setelah penetrasi. Pelepasan selubung adalah pemisahan fisis asam nukleat virus dari komponen struktural luar viron sehingga asam nukleat virus dapat berfungsi.b. Ekspresi genom virus dan sintesis komponen virusProses ini terjadi setelah proses uncoating. Pada proses ini terjadi dua fase, yakni; mRNA spesifik harus di transkripsi dari asam nukleat virus demi keberhasilan ekspresi dan duplikasi informasi genetik (transcription); kemudian virus menggunakan komponen sel untuk menerjemahkan mRNA (translation).c. Morfogenesis dan pelepasanGenom virus yang baru saja disintesis oleh polipeptida kapsid bergabung membentuk virus-virus progeni. Virus yang tidak berselubung, sel-sel yang terinfeksi akhirnya lisis dan melepaskan partikel virus.Virus-virus yang berselubung mengalami pematangan melalui proses budding. Sel-sel ini akan dilepaskan dengan cara lisogenik tanpa membunuh inang. (10)

2.3.4 Mekanisme Penularan

2.3.5 Cara virus menyerang tubuh manusia Infeksi virus dimulai ketika virus berikatan pada sel inang dan genom(materi genetik) virus menembus masuk. Proses masuk genom sesuai pada tipe virus dan tipe sel inangnya. Setelah genom virus berada di dalam sel, protein-protein yang dikodekan membajak sel inang dan memprogram ulang sel untuk menyalin asam nukleat virus dan membuat protein-protein virus. Karena proses itu inang menyediakan nukleotida untuk membuat asam nukleat, enzim, ribosom,asam amino, ATP, dan komponen lain untuk mebuat protein virus. Setelah dibuat, molekul-molekul asam nukleat dan kapsomer-kapsomer virus mulai membentuk virus-virus baru. Kemudian muncullah, ratusan bahkan ribuan virus dari sel inang yang terinfeksi. Proses ini sering menyebabkan kerusakan dan kehancuran sel. Akibat ini tubuh pun mulai memberi tanggapan terhadap reaksi ini, yang mana tanggapan tersebut dengan berbagai cara dan gejala.

2.3.6 Penanganan Infeksi pada VirusCara dalam Pencegahan dan Pengobatan Infeksi oleh Virus Dengan cara imunisasi dengan melakukan vaksinasi. Vaksin dibuat dengan cara melemahkan atau menginaktifkan virus liar atau dengan menyeleksi mutan avirulen. Selain itu dapat pula dengan cara rekayasa genetik, rekayasa protein maupuncara sintetik. Suatu vaksin memenuhi syarat jika aman pemakaiannya danefektif.Bahan untuk mematikan virus vaksin harus menginaktif asam nukleat, tanpa mengganggu kapsid dan selubung, sehingga sifat antigen virus benar-benar utuh.

2.4 Perbedaan Virus dan BakteriPathogen PersamaanPerbedaan

Virus1) Mampu menjaga kelangsungan hidup spesiesnya agar tidak punah dengan cara menginfeksi satu inang ke inang yang lain dan seterusnya (transmisi)2) Mampu melakukan perlekatan dengan sel tubuh inang yang akan diinfeksinya3) Setelah perlekatannya dengan sel inang tersebut, dia harus mampu masuk ke dalam sel inang dengan cara yang khas sesuai dengan pembagian jenis bakteri tersebut4) Di dalam sel tubuh inang yang diinfeksinya bakteri itu akan mengeluarkan sifat toksigenitasnya (sifat yang mempunyai pengaruh buruk pada inangnya)5) Kemampuannya untuk menghindar dari perlawanan tubuh inangnya juga menjadi ciri khas dari bakteri karena kebutuhannya untuk mempertahankan spesiesnya6) Renik, jauh lebih kecil daripada bakteri, yakni berkisar antara 20 milimikron-300 milimikron (1 mikron = 1000 milimikron1) Virus tidak dapat berkembang biak sendiri (karenatidakpunyasistemenzimdantidakbermetabolisme)memerlukan bantuan sel mahluk lain. Ada 2 cara reproduksivirus yaitu melalui daur litik (lytic cycle) dan daur lisogenik(lysogenic cycle).2) Virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil ( dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter)).3) Virus bukan termasuk organisme hidup dan bukan merupakan sel. Karena virus tidak memilikinukleus, sitoplasma dan organel. Virus hanyaterdiri dari DNA atau RNA.

Bakteri(1) sda(2) sda(3) sda(4) sda(5) sda(6) Renik, Antara 0,12 sampai dengan ratusan micron, umumnya ukuran rata-ratanya 1-5 mikron1) Tidak ada organisme lain yang mempunyai kisaran ciri morfologi, fisiologi, dan metabolik yang seluas dan menyamai bakteri.2) Bakteri adalah salah satu kingdom Monera.Bakteri termasuk sel tunggal (uniselular) dan prokariotik ( tidak memiliki membran nukleus )3) Bakteri memilikidinding sel yang terbuat dari pepidoglikandanalatgerakberupaflagel. Reproduksi bakteri biasa nya dengan membelah diri

2.5 Perbedaan Prokariot dan EukariotORGANEL PROKARIOT EUKARIOT

Inti sel Ribosom Retikulum EndoplasmaBadan GolgiMitokondria Lisosom Sentriol DNA Tanpa membran: nukleoid Pada sitoplasma Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Bentuk cincin pada sitoplasma Bermembran nukleus Terdapat pada Sitoplasma dan Retikulum EndoplasmaAda Ada Ada Ada pada Hewan Ada pada Hewan Bentuk spiral ganda, pada inti sel, mitokondria dan kloroplas.

2.5 Perbedaan Penyakit Akibat Virus dan BakteriPenyakit akibat bakteri atau virus sukar untuk dibedakan karena menimbulkan beberapa gejala serupa seperti batuk dan bersin, demam, peradangan dan muntah-muntah. Namun, berikut adalah beberapa pembeda antara penyait akibat bakteri atau virus.a. Oleh bakteri Rasa sakit hanya terdapat di bagian yang terinfeksi Saat masuk ke dalam tubuh, bakteri biasanya melekat pada sel epitel pejamu Bakteri memperbanyak diri dan menyebar secara langsung ke aliran darah melalui sistem jaringan atau sistem limfatik Penyakit dapat bersifat sementara ataupun presisten.b. Oleh virus Virus biasanya mereplikasi di tempat pertama masuk Penyakit menyebar secara lokal pada permukaan epitel, tetapi tidak ke tempat yang jauh Banyak infeksi virus bersifat subklinis ( tidak tampak) Penyakit yang sama bisa disebabkan oleh berbagai virus Virus yang sama dapat menyebabkan beberapa penyakit Penyakit yang timbul tidak berhubungan dengan morfologi virus

2.6 Mekanisme Pertahanan Tubuh terhadap bakteri atau virusKetika terjadi terjadi infeksi oleh bakteri, maka neutrofil yang dilepaskan oleh mastosit akan mengaktifkan lisosom. Lisosom melepaskan enzim lysozim yang akan mendegradasi bakteri atau virus. Monosit dan makrofag juga menghasilkan endogenous pyrogen. Zat ini memberikan sinyal pada pengatur suhu di hipotalamus, untuk menaikkan suhu tubuh beberapa derajat. Kita menyebut situasi ini sebagai demam. Hal ini terjadi terutama jika infeksi yang diderita cukup berat. Naiknya suhu tubuh dimaksudkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau organisme patogen, agar lebih mudah dilumpuhkan. Respons tubuh ini dapat dikatakan sebagai respons sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan belum melibatkan sel-sel limfosit. Makrofag, yang jumlahnya hanya beberapa persen dari jumlah keseluruhan leukosit ini memainkan peranan penting. Makrofag memiliki protein MHC (macrophages histocompatibility complex) yang kemudian akan berikatan dengan antigen pada mikroba. Kompleks MHC-antigen ini kemudian dimigrasikan ke membran sel makrofag.Sel limfosit juga turut serta dalam melumpuhkan mikroba yang masuk ke dalam tubuh, hanya saja dengan mekanisme yang berbeda. Sel limposit B dengan reseptor komplemen berikatan dengan antigen dari bakteri atau organisme patogen. Hal ini untuk mengenali antigen tersebut. Limfosit B akan membelah dan berdiferensiasi menjadi sel memori dan sel plasma. Sel plasma menyekresikan antibodi yang dapat melumpuhkan mikroba yang masuk ke dalam cairan tubuh (humor). Target operasi limfosit B adalah bakteri, virus yang berada di luar sel, jamur dan protista. Limfosit T membentuk sistem kekebalan seluler. Sel sitotoksik akan menempel pada sel yang sudah terinfeksi virus, sel kanker, atau sel asing yang ditransplantasikan ke tubuh. Reseptor pada sel T penolong berikatan dengan kompleks MHC-antigen makrofag. Ikatan ini menyebabkan sel T penolong menghasilkan hormon interleukin yang menginduksi sel T penolong untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi sel memori. Sel T penolong juga dapat berikatan dengan sel limfosit B dan menginduksi (dengan bantuan hormon interleukin) sel limfosit B untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi sel memori dan sel plasma. Sel plasma akan menyekresikan antibodi. Antibodi yang disekresikan sel plasma akan berikatan dengan antigen mikroba, untuk kemudian dapat dikenali oleh makrofag dan dicerna. Fenomena ini disebut opsonic adherence (Opsin adalah istilah yang berarti "bersiap untuk makan") atau opsonisasi. Proses ini pada dasarnya adalah mekanisme penandaan sel mikroba pelumpuh antigen dengan antibodi. Sel T sitotoksik juga dapat aktif membelah dan berdiferensiasi dengan bantuan hormon interleukin yang disekresikan dari sel T penolong. Sel sitotoksik mengenali sel-sel asing atau sel yang terinfeksi virus di dalam tubuh, kemudian menguraikan membran selnya dengan protein yang dihasilkannya. Hal ini sangat penting, karena antibodi tidak dapat menyerang patogen yang telah menginfeksi sel tubuh.

2.7 LimfositLimfosit adalah sel mononuklear berdiameter 7-12m yang mengandung nukleus dengan kromatin padat dan lingkaran kecil sitoplasma. Limfosit memiliki peran dalam imunitas spesifik. Ada dua jenis limfosit, yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T). 1. Sel BSel B pada masa pertengahan janin dibentuk di hati, dan kemudian diolah di sumsum tulang pada saat masa akhir janin dan sesudah lahir. Sel B berperan dalam imunitas humoral, yaitu secara aktif menyekresikan antibodi apabila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Selama belum terpajan oleh antigen yang spesifik, limfosit B berada dalam keadaan dorman di dalam jaringan limfoid. Bila ada antigen yang asing yang masuk, makrofag dalam jaringan limfoid akan memfagositosis antigen dan kemudian membawanya ke sel B dan atau sel T terdekat. Limfosit B yang bersifat spesifik terhadap antigen kemudian membesar dan tampak seperti gambaran limfoblas. Beberapa limfoblas berdiferensiasi lebih lanjut untuk membentuk plasmoblas, yang merupakan bahan pembentuk sel plasma.Selanjutnya, sel plasma ini membelah dan menjadi matur, dan kemudian menghasilkan antibodi gamma globulin (imunoglobulin). Kemudian antibodi disekresikan ke dalam cairan limfa dan diangkut ke sirkulasi darah untuk melawan antigen.Sementara itu, beberapa limfoblas yang tidak berlanjut membentuk sel plasma akan membtnuk sel-sel limfosit B baru yang sama dengan populasi sel-B yang teraktivasi oleh antigen tersebut. Sel limfosit baru ini akan bersirkulasi ke jaringan limfoid; tetapi secara imunologis akan tetap dalam keadaan dorman sampai diaktifkan lagi oleh antigen yang sama. Limfosit ini disebut sel memori, yang akan mengingat antigen tersebut dan merespons dengan lebih cepat apabila terpajan lagi oleh antigen yang sama. 2. Sel TSel T adalah limfosit yang berperan dalam imunitas yang diperantarai sel (selular). Sel T dibentuk di sumsum tulang dan kemudian bermigrasi ke kelenjar timus untuk membelah dan tiap selnya membentuk reaktivitas spesifik untuk melawan antigen. Hal ini terus berlangsung sampai terdapat ribuan jenis limfosit timus dengan reaktivitas spesisifik untuk melawan berbagai macam antigen. Sel T ini yang telah diproses ini kemudian disirkulasikan ke seluruh tubuh untuk mengisi jaringan limfoid di setiap tempat. Ada 3 macam sel T dengan fungsi yang berbeda.1) Sel T Pembantu (helper)Sel T pembantu merupakan pengatur utama bagi seluruh fungsi imun. Sel ini melakukan perannya dengan cara membentuk serangkaian mediator protein yang disebut limfokin. Limfokin penting yang disekresikan oleh sel T pembantu adalah : interleukin-2, interleukin-3, interleukin-4, interleukin-5, interleukin-6, faktor perangsang-koloni granulosit-monosit, dan interferon-. Limfokin yang dihasilkan oleh sel T pembantu berperan dalam perangsangan pertumbuhan dan proliferasi sel T sitotoksik dan sel T supresor, perangsangan pertumbuhan dan diferensiasi sel-B untuk membentuk sel plasma dan antibodi, aktivasi makrofag dalam menyerang agen perusak, dan memperkuat respons dirinya dan juga respons imun secara keseluruhan dalam melawan antigen.2) Sel T Sitotoksik (sel pembunuh)Sel T Sitotoksik meruapakan sel penyerang langsung yang mampu membunuh mikroorganisme, bahkan sel-sel tubuh yang mengadung antigen spesifik (misalnya terinvasi virus). Sel pembunuh ini bekerja dengan cara membuat lubang pada membran sel yang diserang hingga cairan dari luar sel mengalir secara cepat ke dalam sel. Selain itu, sel pembunuh ini juga melepaskan substansi sitotoksik kedalam sel yang diserang, dan pada akhirnya menyebabkan sel tersebut membengkak dan akan terlarut. 3) Sel T SupresorSel T supresor berperan dalam menekan fungsi sel T sitotoksik dan sel T pembantu. Hal ini untuk mencegah sel sitotoksik agar tidak menyebabkan reaksi imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanIdentifikasi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengisolasi pasien, kemudian melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kemungkinan adanya infeksi virus ataupun bakteri baik pada pasien, ayam dan hewan ternaknya.

Daftar Pustaka