Lap Pemicu 1
-
Upload
mario-nicholas -
Category
Documents
-
view
42 -
download
6
description
Transcript of Lap Pemicu 1
SISTEM INTEGUMENPEMICU NO. 1
Dilaksanakan pada tanggal 23-26 November 2009
Oleh:
KETUA : Merlyn Putri Handayani 0910740009
SEKERTARIS : Krisnina Mahadewi P. 0910740039
ANGGOTA
1. Gina Gratiana Putri 09107430062. Ignatia Praditha 09107430353. Layla Rochmania 09107430374. Mario Nicholas 09107400415. Muh. Reza 09107430386. Nurmala Kurata A. 09107400467. Patrialis YVZ 09107400488. Pretty Yanuar 0910741006
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliki jaringan pelindung yang menutupi seluruh bagian
dalam tubuhnya, yaitu kulit. Kulit sendiri terdiri dari jaringan epitel yang
mempunyai histologi bermacam-macam serta fisiologi yang sangat
penting. Kulit bagian luar (epidermis) mengalami diferensiasi membentuk
kuku, rambut, dan ada yang mengalami kreatinisasi.
Kulit bagian dalam manusia (dermis) memiliki kelenjar-kelenjar yang
penting untuk ekskresi. Kelenjar keringat dan kelenjar sebasea berperan
penting dalam siste, ekskresi. Di dalam kulit juga memiliki reseptor yang
peranannya tidak kalah penting, mulai dari sentuhan yang sangat halus
sampai dengan tekanan yang sangat kuat. Masing-masing reseptor
memiliki karakteristik yang tidak sama masing-masing reseptor. Jumlah
reseptor dalam kulit manusia pun sangat banyak. Di perkirakan jumlah
reseptor manusia sekitar satu jutaan yang tersebar di dalam kulit manusia.
Namun, ada bagian-bagian tertentu yang memiliki jumlah reseptor paling
banyak dan lebih peka terhadap rangsang, misalnya pada telapak kaki,
telapak tangan, dan bibir.
Kulit juga berhubungan secara langsung dengan pembuluh darah
manusia. Pada saat jaringan kulit terluka dan mengenai pembuluh darah,
maka darah akan keluar dan trombosit akan segera melakukan proses
homeostasis agar pendarahan tidak terjadi lebih banyak. Sama halnya
dengan kulit, darah juga memiliki fisiologi dan histologi. Darah terdiri dari
berbagai macam komponen yang berbeda-beda. Setiap komponen darah
menjalankan fungsinya masing-masing. Misalnya pada sel darah merah
atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut gas oksigen dan
karbondioksida. Begitu juga dengan sel darah yang lain di dalam tubuh
manusia. Oleh karena itu, dibuat laporan ini yang akan membahas tentang
anatomi dan fisiologi kulit beserta reseptornya, serta histologi dan fisiologi
darah.
1.2 Learning Issue
Learning issue pada pembahasan kali ini adalah:
1.mengetahui struktur sel,
2.mengetahui fungsi sel,
3.mengetahui anatomi kulit,
4.menjelaskan fisiologi pada kulit dan darah,
5.menjelaskan histologi kulit dan darah,
6.sistem ekskresi pada kulit,
7.macam-macam reseptor pada kulit.
BAB II
ISI
2.1 Struktur sel
Gambar 1. Struktur sel
2.2 Fungsi sel
Setiap bagian sel memiliki fungsinya masing-masing, yaitu:
1. membran sel (disebut juga membran plasma), yang menyelibungi
sel berfungsi sebagai pelindung organela sel,
2. sitoplasma dipenuhi oleh partikel dan organel berukuran besar dan
kecil yang tersebar. Bagian cair tempat partikel itu tersebar disebut
sitosol (mengandung protein, elektrolit, dan glukosa terlarut),
3. retikulum endoplasma,
a. retikulum endoplasma bergranula
Di permukaan luarnya melekat sejumlah besar partikel granula
kecil yang disebut ribosom yang terdiri atas campuran dari RNA
dan protein. Ribosom berfungsi untuk menyintesis molekul
protein baru di dalam sel.
b. retikulum endoplasma agranula
Retikulum endoplasma yang tidak dilekati ribosom. Retikulum
endoplasma agranula berfungsi dalam sintesis zat lipid dan
berperan dalam proses sel lain yang diperantarai enzim yang
berada dalam retikulum.
4. aparatus golgi penting pada sel sekretoris; karena aparatus
tersebut terletak di sisi sel tempat zat sekretorik akan dikeluarkan,
5. lisosom membentuk sistem pencernaan intrasel yang
memungkinkan sel untuk mencerna:
a. struktur sel yang rusak,
b. partikel makanan yang telah dicerna sel,
c. zat yang tidak diinginkan seperti bakteri.
6. peroksisom diyakini terbentuk dengan cara mereplikasi diri.
Peroksisom mengandung oksidase dan bukan hidrolase,
7. vesikel sekretoris merupakan bentuk vesikel penyimpanan yang
digunakan untuk menyimpan hampir semua zat sekretoris yang
dibentuk oleh sistem retikulum endoplasma-aparatus golgi,
8. mitrokondria disebut sebagai “gudang energi” atau “powerhouses”
karena berfungsi sebagai pernapasan sel yang nantinya akan
diubah menjadi ATP bagi sel,
9. struktur filamen dan tubulus sel berperan sebagai sitoskeleton,
yang merupakan struktur penunjang yang kaku untuk bagian
tertentu sel,
10.nukleus merupakan pusat pengaturan sel,
11.membran nukleus disebut juga selubung nukleus, sebenarnya
merupakan dua lapis membran yang terpisah, yakni satu membran
terdapat di dalam membran yang lain.
2.3 Anatomi Kulit
Gambar 2. Anatomi kulit
2.4Fisiologi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi. Kulit atau integumen
mengeluarkan peluh dan keringat. Selain sebagai alat ekskresi, kult juga
berfungsi sebagai:
1. Pengatur suhu tubuh(pembuluh darah atau kelenjar keringat).
2. Penyimpanan cadangan makanan.
3. Pelindung
Untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, dari gesekan,
penyinaran, panas, zat- zat iritan kima maupun mekanik dan
melindungi tubuh dari mikroorganisme.
4. Indera peraba/ alat persepsi.
Lapisan utama kulit terdiri atas:
a. Epidermis : Reseptor untuk rasa sakit dan tekanan darah.
b. Dermis : Reseptor panas, dingin, dan tekanan yang kuat.
5. Metabolisme sintesis vitamin D
Sinar matahari mengenai kulit prekursor molekul diubah menjadi
vitamin D oleh UV (sedikit) vitamin D yang terbentuk masuk ke
hati dan ginjal diubah menjadi hormon carcitriol menghasilkan
kalsium dan fosfor yang baik untuk tulang.
6. Pembentukan pigmen
Melanosit adalah sel pembentuk pigmen, jumlah melanosit dan
besarnya butiran pigmen(melanosomes) menentukan warna kulit.
Melanosom dibentukoleh aparatus golgi dengan bantuan enzim
tirosinase, ion Cu, dan O2. Pigmen disebar ke epidermis melalui
tangan- tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya di
bawa oleh sel melanofag. Warna kuit adalah pigman kulit, tebal
tipisnya kulit, reduksi Hb,oksi Hb, karoten.
7. Ekskresi
Zat yang diekskresiakn yaitu air, lemak, ion- ion(seperti Na+) oleh
kelenjar- kelenjarnya.
8. Komunikasi
Semua stimulus didapat dari lingkugan yang mendeteksi sensasi
rasa yang berkaitan denag suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Serta
menjadi media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting
dalam komunikasi.
Peran kulit dalam termoregulasi:
a. Pengeluaran panas di kulit melalui proses evaporasi air
yang dieksresikan oleh kelenjar keringat dan melalui proses
perspirasi tak kasat mata (difusi molekul air melalui kulit).
1. Berkeringat sebagai salah satu mekanisme pendinginan,
hanya akan efisien pada tingkat kelembaban yang lebih
rendah.
2. Pengeluaran keringat dikendalikan melalui sistem saraf.
b. Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan
jaringan adiposa dalam lapisan subkutan. Lemak
merupakan insulator panas untuk tubuh dan derajat
insulasi bergantung pada jaringan adiposa.
c. Pembuluh darah dalam papila dermal juga dikendalikan
oleh sistem saraf.
1. Pembuluh darah berdilatasi aliran darah meningkat
konduksi panas pada bagian eksterior.
2. Pembuluh darah berkonstriksi aliran darah ke
permukaan kulit turun mempertahankan panas tubuh
sentral.
Di dalam kulit juga terdapat zat warna atau pigmen yang
mengakibatkan adanya perbedaan warna kulit dari setiap individu.
Keadaan itu terjadi karena adanya faktor :
1. Melanosit
Melanosit terletak pada membran basalis yang bertanggung jawab
untuk pewarnaan coklat sampai hitam. Melanosit pada dasarnya
memiliki fungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet atau sinar
UV yang dapat merusak. Kandungan melanin (tanning) akan
semakin bertambah jika terpajang sinar matahari. Jumlah melanin
yang bervariasi tidak bergantung pada ras, tetapi bergantung genetik
dalam besarnya jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen.
Bagian yang paling banyak mengandung melanin seperti puting
susu, areola, dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora,
sedangkan bagian yang mengandung melanin sedikit seperti telapak
tangan dan telapak kaki.
2. Darah
Darah dalam pembuluh dermal yang terletak di bawah lapisan
epidermis dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan
pewarnaan merah muda. Hal ini bisa sangat jelas terlihat pada kulit
orang putih (Caucasian)
3. Karotin
Karotin merupakan zat warna atau pigmen yang berwarna kuning.
Karotin hanya dapat di temukan di stratum korneum dan sel lemak
pada lapisan dermis dan hipodermis atau pada lapisan subkutan.
2.5Histologi Kulit
Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis (lapisan
subkutan).
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan teratas kulit yang terdiri dari stratum
corneum (startum corneum, lusidum, granulosum) dan stratum
germinativum (stratum spinosum dan basale).
a) Stratum corneum
Merupakan lapisan teratas epidermis
Terdiri dari sel sangat pipih yang terkeratinisasi
Permukaan terbukanya mengalami pergantian secara
konstan (dekuamasi dari pembelahan sel basalis)
b) Stratum lusidum
Terdiri dari 4-7 lapis sel pipih yang tidak berinti dan ada
sebagian yang hampir mati
Lapisannya jernih dan tembuscahaya
c) Stratum granulosum
Terdiri dari 3-5 sel dengan granula-granula keratohalia
pembentuk keratin
Keratin merupakan protein keras yang kedap air, berfungsi
melindungi lapisan kulit yang terbuka
Keratin lunak dan memiliki sedikit sulfur. Berbeda dengan
kuku yang keras dan mengandung banyak sulfur.
Jika keratohialia dan keratin terakumulasi maka sel akan
terdeferensiasi dan mati
d) Stratum spinosum
Terdiri dari sel spina atau sel tanduk
Sel-sel disatukan oleh tonjolan yang disebut spina atau
desmosom (penghubung intaseluler)
e) Stratum germinativum (basale)
Terdiri dari selapis sel
Terletak pada permukaan jaringan ikat dari dermis
Selalu membelah dan sel baru hasil belahan selalu didorong
ke stratum di atasnya
2. Dermis
Dermis dan epidermis dipisahkan oleh membran dasar (lamina)
Terdiri dari lapisan papilar dan retikular
a) Lapisan Papilar
Banyak mengandung pembuluh darah yang menutrisi
lapisan epidermis di atasnya
Papilar dermal yang banyak mengandung reseptor
sensorik taktil dan pembuluh darah menonjol ke lapisan
epidermis
Banyak terdapat di telapak tangan dan telapak kaki
Sangat unik pada guratan telapak tangan dan telapak
kaki yang berfungsi mempermudah penggenggaman
melalui peningkatan friksi
b) Lapisan retikular
Di bawah lapisan papilar
Tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen
dan erat elastik.
Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal
pada kolagen dan serat elastik mengakibatkan
pengeriputan kulit.
3. Hipodermis (lapisan subkutan)
Merupakan lapisan terbawah dari kulit
Banyak terdapat sel lemak, ujung syaraf dan pembuluh darah
Derivatif kulit berupa kuku, rambut dan kelenjar kulit
1. Kuku
Gambar 4. Penampang kuku
2. Rambut / pili
Terdiri dari rambut vellus (lanugo) dan rambut terminal.
Rambut Velus (lanugo) : tipis, kecil, terlihat samar, tak
berpigmen dan tersebar di seluruh tubuh
Rambut terminal : kasar, berpigmen, tersebar di kulit kepala
alis, bulu mata, ketika pubertas rambut ini akan
menggantikan posisi rambut vellus di ketiak dan pubis.
3. Kelenjar
a) Kelenjar keringat (sudoriferus) terdiri dari kelenjar ekrin dan
apokrin.
Gambar 3. Anatomi kuku
Kelenjar ekrin tidak berhubungan langsung dengan
folikel rambut. Penyebarannya meluas di seluruh tubuh,
terutama di dahi, telapak tangan, dan telapak kaki.
Sekresi kelenjar ini (keringat) mengandung air dan
membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk
mempertahankan suhu.
Kelenjar apokrin mengandung air dan membantu
pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan
suhu. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat
terspesialisasi yang besar dengan penyebaran terbatas.
Kelenjar apokrin yang terdapat di ketiak mulai berfungsi
saat pubertas untuk merespon moods dan mengeluarkan
sekresi tidak berbau yang akan berbau jika bereaksi
dengan bakteri. Kelenjar ini meliputi kelenjar seruminosa
yang menghasilkan minyak serumen telinga, kelenjar
siliaris Moll pada kelopak mata, dan kelenjar mammae
untuk produksi susu.
b) Kelenjar sebasea menghasilakan sebum yang merupakan
campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan-pecahan sel.
Jerawat adalah gangguan kelenjar sebasea di wajah, leher,
dan punggung.
Gambar 5. Kelenjar pada kulit
2.6 Sistem Ekskresi Pada Kulit
Suhu tubuh meningkat atau suhu udara lingkungan tinggi
hipotalamus mendapat rangsanganpembuluh- pembuluh darah
melebar sehinga banyak darah yang mengalir menuju ke saraf
simpatik menuju kelenjar keringat dan pembuluh darahpenyerapan
air, garam, dan urea oleh kelenjar keringat air dan larutan keluar
melalui pori- pori atau ujung kelenjar keringatkeringat membawa panas
tubuh untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
2.7 Reseptor Pada Kulit
Reseptor yang terdapat di dalam kulit manusia memiliki fungsi
masing-masing yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya.
Macam-macam reseptor itu diantaranya :
1. Korpuskula Meissner
epidermis
dermis
hair root
pore
kelenjar sebasea
hair root
Kelenjar ekrin
Kelenjar apokrin
Korpuskula meissner merupakan reseptor peraba. Biasanya banyak
terdapat pada ujung jari, telapak tangan, bibir, lidah, puting susu, dan
penis.
2. Lempeng Merkel
Lempeng merkel merupakan reseptor paling peka sehingga dapat
menerima atau merasakan rangsangan yang halus atau ringan
sekalipun. Lempeng merkel terdapat di pertemuan antara epidermis
dan dermis.
3. Korpuskula Paccini
Korpuskula Paccini merupakan reseptor yang peka terhadap tekanan
yang kuat. Reseptor ini merupakan kebalikan dari reseptor di
lempeng merkel. Korpuskula paccini ini terletak di dalam dermis.
4. Korpuskula Ruffini
Korpuskula Ruffini merupakan reseptor yang peka terhadap rasa
panas.
5. Ujung saraf Crausse
Ujung saraf Crausse merupakan reseptor yang peka terhdap rasa
dingin.
6. Ujung saraf sekeliling rambut
Ujung saraf sekeliling rambut merupakan reseptor yang peka
terhadap rabaan.
7. Ujung saraf tanpa selaput atau nosireseptor
Ujung saraf tanpa selaput ini merupakan reseptor yang peka
terhadap rasa nyeri. Reseptor ini sensitif terhadap zat kimia yang di
keluarkan oleh membran yang rusak pada saat luka karena pada
saat luka terjadi mekanism suhu, zat beracun dan lainnya sehingga
zat kimia tersebut dapat menstimulasi reseptor nyeri ini.
Gambar 6. Reseptor pada kulit
2.8Fisiologi Darah
Di dalam tubuh tentunya setiap sel ataupun organ yang ada di
dalamnya memiliki dan menjalankan fungsinya masing-masing, tidak
terkecuali pada darah. Fungsi darah secara umum diantaranya :
1. sebagai alat pengangkutan
2. sebagai transportasi atau sirkulasi
3. sebagai pendaparan atau buffering
4. sebagai alat pengatur keseimbangan air-elektrolit, asam-basa, dan
suhu tubuh
5. sebagai perlindungan dari zat patogen (dilakukan oleh sel darah putih)
6. berperan penting dalam mekanisme pembekuan darah (homeostasis)
Sedangkan di lihat dari zat penyusunnya, darah terdiri dari beberapa
bagian, diantaranya :
1. Eritrosit (Sel Darah Merah atau SDM)
di dalamnya terdapat hemoglobin dalam bentuk oksihemoglobin
fungsi umum : untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida
2. Leukosit (Sel Darah Putih atau SDP)
freenerve endings(pain, heat, cold)
Merkeldisks(touch)
Krauseend bulbs(touch)
root hair plexus(touch)
Ruffiniendings(pressure)
Paciniancorpuscles(pressure)
Meissnercorpuscles(touch)
di kelompokkan menjadi :
a. granulosit
- neutrofil : Spesialis digunakan untuk fagositik. Neutrofil
terdiri dari, stab(pada saat sel masih muda) dan
segmented (pada saat sel sudah tua)spesialis
digunakan untuk fagositik
- eosiofil : untuk menyerang cacing parasit, terutama pada
reaksi alergi
- basofil : mengeluarkan histamin yang penting untuk reaksi
alergi dan heparin yang penting untuk pembersihan
lemak dari darah dan sebagai antikoagulan
b. agranulosit :
monosit : menjadi transit untuk menjadi makrofage jaringan
limfosit
1. limfosit T : sebagai respons imun seluler
2. limfosit B : sebagai pembentukan antibodi
fungsi umum : untuk unit pertahanan sistem imun yang
mobile dan sebagai pembersih
bersifat fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit berjalan
melalui kapiler yang sempit dan berkelok-kelok untuk
mendistribusikan oksigen ke jaringan tanpa mengalami
ruptur dalam prosesnya.
3. Trombosit (keping darah)
fungsi umum : untuk proses homeostasis, khususnya pada saat
penghentian darah
pada saat terjadi homeostasis terjadi 2 mekanisme, yaitu :
1. spasme vaskular : pembuluh darah cedera otot polos
dinding pembuluh darah akan berkontraksi (respons
miogenik) melepaskan serotonin di bagian yang luka terjadi
vase konstriksi pembuluh darah diameter pembuluh
darah akan mengecil lubang kecil akan tertutup oleh
gumpalan darah
2. sumbat trombosit : Pada perlukaan pembuluh darah kecil2
yang terjadi tiap hari ® luka pembuluh darah ® tromb.
bengkak irreg., kontraksi protein kontraktil ® granula2 dengan
factor aktif ® trombosit lengket pada luka ® keluar ADP &
tromboksan A2 ® mengaktifkan tromb2 yang lain ® saling
melekat ® sumbat tromb. + benang2 fibrin ® sumbat rapat
kuat
Trauma ® endotel tidak utuh ® platelet kontak
dengan kolagen ® agregasi platelet ® ADP ®
platelet2 disekitarnya lengket ® menempel pada
agregat sebelumnya
Agregasi dipacu juga oleh pembentukan TXA2,
secara :
• Langsung : memacu terbentuknya agregasi
platelet
• Tidak langsung : merangsang agregasi platelet
lebih lanjut melalui perangsangan terhadap
pelepasan ADP.
3. Pembekuan kimiawi :
- Tahap 1 faktor trombosit + tromboplastin jaringan +
faktor pembekuan lain ion kalsium membentuk aktifator
protrombin
- Tahap 2 aktivator protrombin mengubah protrombin
menjadi trombin
- Tahap 3 Trombin merubah fibrinogen menjadi trombin
4. Plasma darah
Fungsi umum : mensirkulasi nutrien yang diserap dari saluran
pencernaan ke jaringan tubuh, mengangkut produk sida dari
jaringan ke ginjal di sekresikan melalui urine, mengangkut hormon
dari kelenjar endokrin pada organ sasaran, mengangkut antibodi,
mengangkut karbondioksida dari sel, dan menjaga volume dan
tekanan darah
terdiri dari :
a. albumin : mengangkut banyak zat dan memberikan kontribusi
terbesar bagi tekanan osmotik koloid
b. globulin
- alfa, beta : untuk mengangkut banyak zat, faktor
pembekuan, molekul prekursor inaktif
- gamma : sebagai antibodi untuk mekanisme pertahanan
tubuh.
2.9Histologi Darah
1. Plasma Darah
plasma darah terdiri dari 90% air dan mempunyai protein
plasma (yaitu : sekelompok konstituen plasma yang tidak
sekedar di angkut)
di dalam terdapat protein plasma yang mengandung
albumin, globulin, dan fibrinogen alfa,beta, dan gama.
2. Eritrosit
berbentuk cakram bikonkaf dengan bagian tengah lebih tipis
daripada bagian tepinya
berdiameter 8 mikrometer dengan tebal bagian dalam 1
mikrometer dan bagian luar 2 mikrometer
terdapat hemoglobin, terdiri dari heme ( gugus nitrogenesa
nonprotein yang mengandung besi) dan globin (protein yang
terbentuk dari 4 rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat)
dalam 1 hemoglobin terdapat 4 oksigen
terdapat enzim yang tidak dapat di perbaharui, yaitu enzim
glikolitik ( di butuhkan pada saat menjalankan transpor aktif)
dan enzim anhidrase (dibutuhkan untuk pengangkutan
karbondioksida)
eritrosit yang mati akan dirombak di limfa dan menjadi
eritrosit baru yang di sebut eritroproiesis di sumsum tulang
belakang
3. Leukosit
Berukuran lebih besar daripada sel darah merah (eritrosit)
dan memiiki nukleus pada saat matang
4. Trombosit
Bukan merupakan sel lengkap, melainkan fragmen atau
pecahan sel.
Sebagian sel induk pada sumsum tulang merah
berdiferensiasi menjadi sel besar yang dinamakan
megakariosit, yang akan pecah manjadi bagian- bagian kecil
yang memasuki sirkulasi.
Macam- macam kelainan dari eritrosit :
a. Macrocytus : ukuran sel lebih besar
b. Microcytus : ukuran sel lebih kecil
c. Poikilocytus : Bentuk sel menyimpang , seperti sickle
sell (sell sabit)
d. Anisocytosis : Bentuk di bagian tubuhnya tubuhnya
bermacam- macam, dan tidak sama.
BAB IIIPENUTUP
Monosit
Limfosit
Neutrofil
Basofil
Trombosit
Sel darah merahSel darah merah
Eusinofil
Gambar 7. Komponen darah
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan adalah sebagai berikut:
1. kulit atau integumen memiliki fungsi sebagai pengatur suhu tubuh,
pelindung organ dalam, mencegah penguapan yang berlebihan,
indera peraba dan sebagai alat ekskresi,
2. kulit sebagai alat ekskresi mengeluarkan sekret berupa keringat
yang jumlahnya tergantung dari kuat lemahnya rangsangan yang
diterima oleh anterior hipotalamus,
3. kulit sebagai indera peraba memiliki reseptor-reseptor terhadap
tekanan, sentuhan, maupun suhu,
4. darah memiliki fungsi sebagai alat transportasi, pertahanan tubuh,
pendaparan (buffering), dan pengatur suhu tubuh
.
DAFTAR PUSTAKA
Djuandha, Adhi; Hamzah, Mochtar; Aisah, Siti. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5: 3-8. Jakarta: FKUI.
Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Guyton&Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11: 940. Terjemahan oleh Irawati, dkk. Jakarta:EGC.
Mader. 2004. Understanding Human Anatomy and Physiology. Edisi 5: 70,73,165. USA: Mc-Graw Hill.
Saladin. 2003. The Unity of Form&Function. Edisi 3:681. USA: Mc-Graw Hill.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Terjemahan oleh Palupi Widyastuti, SKM. Jakarta: EGC.