Laporan Pemicu 1 Yang Benar

download Laporan Pemicu 1 Yang Benar

of 56

description

laporan

Transcript of Laporan Pemicu 1 Yang Benar

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 1MODUL KJP

Kelompok 2:

Wenny RupinaI11111067

Riyan WirawanI11112052

Jonathan Martino S. PakpahanI1011131015

RR. Syarifah Rafiqah Sri Wardhani A.I1011131021

Fida AlawiyahI1011131027

Asjat GapurI1011131035

Ega Kusuma AnindhitaI1011131050

Abidah Bazlinah DermawanI1011131055

Dendy Frannuzul RamadhanI1011131065

Agung PrasetyoI1011131069

Cindy ChristiantiI1011131077PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PemicuSeorang mahasiswa kedokteran sedang duduk di taman. Ia mengamati kulit dan rambut orang yang berlalu lalang dari berbagai usia, gender, dan ras. Ia mengamati tampak perbedaan tekstur dan warna yang jelas pada kulit dan rambut mereka.1.2 Klarifikasi dan Definisi

-

1.3 Kata Kunci

1. Kulit2. Rambut3. Perbedaan tekstur4. Perbedaan Warna5. Usia6. Gender7. Ras1.4 Rumusan Masalah

Mengapa terdapat perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambut dari berbagai ras, gender dan usia?1.5 Analisis Masalah

1.6 Hipotesis

Perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambut disebabkan oleh proses melanogenesis, penuaan serta aktivitas dari kelenjar kulit yang dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik.1.7 Pertanyaan Diskusi

1. Embriogenesis kulit2. Histologia. Kulitb. Turunan kulit3. Biokimia kulit

a. Protein penyusun kulit

b. Proses pembentukan vit. D

c. Pengaruh hormonal kulit

4. Fisiologi

a. Fungsi kulit

b. Proses penuaan

c. Melanogenesis

d. Aktivitas kelenjar kulit

e. Proses keratinisasi

5. Modifikasi kulit

a. Rambut

b. Kuku

c. Kelenjar kulit

6. Jenis-jenis kulit

7. Nutrisi kulit

8. Faktor yang mempengaruhi tekstur dan warna kulit serta rambut

a. Instrinsik

b. Ekstrinsik

9. Penyebab kulit dan rambut kering

10. Mekanisme kulit kering

11. Perawatan kulit

12. Pengaruh ras terhadap perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambut13. Pengaruh usia terhadap perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambut

14. Pengaruh jenis kelamin terhadap perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambut

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Embriogenesis kulitKulit berasal dari penjajaran 2 unsur embrional penting: bakal epidermis yang berasal dari area permukaan luar pada masa awal gastrula, dan bakal mesoderm yang menjadi permukaan dalam epidermis selama gastrulasi. Mesoderm tidak hanya menjadi dermis, tetapi juga esensial dalam menginduksi diferensiasi sruktur epidermis, seperti folikel rambut. Melanosit berasal dari kista neuralis.(1)Setelah gastrulasi, terdapat lapisan tunggal neuroektoderm pada permukaan embrio; lapisan ini akan membentuk sistem saraf atau epitel kulit tergantung sinyal molekul yang diterimanya. Aktivasi sinyal. Stimulasi atau inhibisi relatif oleh sinyal molekul ini juga akan menetukan progres epidermis embrionik menjadi stratified epidermis atau formasi kulit anggota badan terinduksi.(1)Gambar 1. BMP, FGFs, EGF (1)Epidermis embrionik terdiri dari lapisan tunggal sel epitel multipoten, yang menutupi lapisan khusus yaitu periderm yang unik pada mamalia. Periderm memberikan beberapa proteksi untuk pembentukkan awal kulit sebagaimana pertukaran material dengan carian amnion.(1) Periderm atau epitikrum merupakan lapisan sel gepeng di permukaan yang terbentuk pada awal bulan ke 2. Pada proliferasi sel selanjutnya di lapisan basal, terbentuklah zona ke 3 (zona intermediet). Akhirnya pada akhir bulan ke 4, epidermis memperoleh susunan definitifnya, dan dapat dikenali empat lapisan.(2)Stratum basale atau stratum germinitivum, berperan dalam menghasilkan sel-sel baru. Lapisan ini kemudian membentuk bubungan dan cekungan yang yang tercermin di permukaan kulit sebagai sidik jari. Stratum spinosum yang tebal terdiri dari sel-sel polyhedral besar yang mengandung tonofibril halus. Stratum granulosum mengandung granula keratohialin kecil di sel-selnya. Stratum korneum (lapisan tanduk) yang membentuk permukaan mirip sisik keras pada epidermis, disusun oleh sel-sel mati yang terkemas rapat dan mengandung keratin. Sel-sel periderm biasanya dilepaskan sewaktu paruh kehidupan intra uterus dan dapat ditemukan di dalam cairan amnion. Selama 3 bulan pertama perkembangan, epidermis diinvasi oleh sel-sel yang berasal dari krista neuralis. Sel-sel ini mensintesis pigmen melanin dalam melanosom. Setelah terkumpul, melanosom diangkut melalui prosesus dendritik melanosit dan dipindahkan interseluler ke keratonosit kulit dan tunas rambut. Dengan cara ini, kulit dan rambut memperoleh pigmentasinya.(2)

Gambar 2. Pembentukkan kulit pada tahap perkembangan A. 5 minggu, B. 7 minggu, C. 4 bulan, D. Lahir(2)Dermis berasal dari mesoderm lempeng lateral dan dermatom dari somit. Selama bulan ke 3 dan bulan ke 4, jaringan ini, korium, membentuk banyak struktur papilar ireguler, papila dermis yang menonjol ke atas ke dalam epidermis. Sebagian besar dari papila ini mengandung kapiler halus atau end organ (ujung) saraf sensorik. Lapisan dermis yang lebih dalam, subkorium, mengandung banyak jaringan lemak.(2)Saat lahir, kulit dilapisi oleh pasta keputihan, verniks kaseosa, yang dibentuk oleh sekresi kelenjar sebasea dan sel epidermis dan rambut yang mengalami degenerasi. Lapisan ini melindungi kulit dari efek maserasi cairan ketuban.(2)Dermis embrionik pada minggu 6-14 tiga tipe sel terbentuk: sel stelata, makrofag fagositik dan sel granule-secretory, baik melanoblas atau sel mas. Dari minggu ke 14-21, fibroblas dengan jumlah yang banyak dan aktif, dan sel perineural, perisit, malanoblas, sel Merkel dan sel mas dapat didentifikasi secara individual. Variasi komponen struktur kulit yang dapat dikenali saat postnatal mulai muncul saat embryonic time-points berbeda, sebagai contoh folikel rambut dan kuku (9 minggu), kelenjar minyak (9 minggu untuk telapak tangan dan kaki, 15 minggu untuk yang lainnya) dan kelenjar sebasea (15 minggu). Touch pads pada jari tangan dan kaki dikenali minggu ke 6 dan mencapai perkembangan yang pesat pada minggu ke 15.(1)Gambar 3. Perkembangan kulit dan derivatnya(3)2.2 Histologi

2.2.1 Kulit

Gambar 4. Histologi Kulit(4)Kulit terdiri atas 2 lapisan utama, epitel permukaan disebut epidermis dan lapis jaringan ikat di bawahnya, dermis atau korium. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar, hipodermis, yang pada beberapa tempat, terutama terdiri atas jaringan lemak.(5)a. Epidermis

Epidermis adalah epitel berlapis gepeng tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Mereka secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel lapis basal. Sel-sel yang baru dibentuk melalui proliferasi sel-sel lapis basal, secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Epidermis terbagi menjadi 5 lapisan, yaitu

a) Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.(6)b) Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).(6)c) Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.(6)d) Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.(6)e) Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis.(6)b. Dermis

Lapis kulit kuat dari jaringan ikat yang merupakan bagian terbesar tebal kulit. Dapat dibedakan dua lapisan pada dermis, yaitu:(5) Stratum papilare superfisial, terdiri atas fibroblast dan jenis sel jaringan ikat lain, tersebar luas diantara berkas-berkas serat kolagen halus, terutama kolagen tipe-III. Lapis ini juga mengandung anyaman longgar serat-serat elastin dan banyak kapiler

Stratum retikulare, terdiri atas berkas-berkas serat kasar yang lebih kasar yang berhimpitan terutama kolagen tipe-I.c. HipodermisLapisan subkutan terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di atasnya. Lapisan tersebut, yang juga disebut hipodermis atau fascia superficialis, sering mengandung sel-sel lemak yang jumlahnya bervariasi sesuai daerah fubuh dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan status gizi. Suplai vaskular yang luas di lapisan subkutan meningkatkan ambilan insulin dan obat yang disuntikkan ke dalam jaringan ini secara cepat.(4)2.2.2 Turunan kulita. RambutRambut adalah struktur silindris, bertanduk, keras, yang muncul dari folikel rambut di kulit. Satu bagian rambut menonjol melalui epitel kulit ke permukaan eksterior; bagian Iainnya tetap berada di dalam dermis. Rambut tumbuh di bagian dasar folikel rambut yang melebar yaitu bulbus rambut (bulbus pili). Dasar bulbus rambut terindentasi oleh papilla jaringan ikat (papilla dermalis pili). Papilla ini sangat vaskular dan membawa nutrien penting untuk sel-sel folikel rambut. Di sini, sel-sel rambut membelah, tumbuh, mengalami kornifikasi, dan membentuk rambut.(6)

Gambar 5. Gambaran histologi rambut (4)b. Kelenjar Sebasea

Di setiap folikel rambut terdapat satu atau lebih kelenjar sebasea yang menghasilkan sekret berminyak yaitu sebum. Sebum terbentuk ketika sel-sel di kelenjar sebasea mati. Selain itu, terdapat berkas otot polos yaitu musculus arrector pili yang terbentang dari jaringan ikat di sekeliling folikel rambut hingga stratum papillare dermis. Kelenjar sebasea terletak di antara musculus arrector pili dan folikel rambut. Musculus arrector pili dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan berkontraksi saat emosi besar, ketakutan, dan kedinginan. Kontraksi musculus arrector pili menegakkan batang rambut (stipes pili), menarik kulit ke dalam pada tempat insersi, dan mengakibatkan penonjolan kecil pada permukaan kulit yang disebut goose bump (merinding}. Selain itu, kontraksi ini memaksa sebum keluar dari kelenjar sebasea ke dalam folikel rambut dan kulit. Sebum meminyaki dan memelihara kulit agar tetap licin, kedap air, mencegah kulit kering, dan memberikan proteksi antibakterial.(6)

Gambar 6. Gambaran histologi kelenjar sebasea(6)c. Kelenjar KeringatKelenjar keringat banyak tersebar di kulit, dan terdiri dari dua jenis: ekrin dan apokrin. Kelenjar keringat ekrin (glandula sudorifera eccrina) adalah kelenjar tubular simpleks bergelung. Bagian sekretorik terdapat jauh di dalam dermis, dan duktus ekskretorius bergelung menuju ke permukaan kulit. Kelenjar keringat ekrin mengandung dua jenis sd: sel jernih tanpa granula sekretorik dan sel gelap dengan granula sekretorik. Sekresi sel gelap terutama mukus, sedangkan sekresi sel jernih adalah encer. Sel mioepitel mengelilingi daerah basal bagian sekretorik setiap kelenjar keringat. Kontraksi sel mioepitel mengeluarkan sekret (keringat) dari kelenjar keringat. Kelenjar keringat ekrin paling banyak dijumpai di telapak tangan dan kaki. Kelenjar keringat ekrin ikut berperan dalam regulasi suhu tubuh. Kelenjar keringat juga mengeluarkan air, garam natrium, amonia, asam urat, dan urea.(6) Kelenjar keringat apokrin (glandula sudorifera apocrina) juga terdapat di dermis dan terutama terbatas di aksila, anus, dan areola mammae. Kelenjar keringat ini lebih besar daripada kelenjar keringat ekrin dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Bagian sekretorik kelenjar membentuk gelungan dan tubular. Berbeda dari kelenjar keringat ekrin, lumen bagian sekretorik kelenjar melebar, dan sel sekretoriknya berbentuk kuboid rendah. Serupa dengan kelenjar keringat ekrin, bagian sekretorik kelenjar apokrin dikelilingi oleh sel mioepitel yang dapat berkontraksi. Kelenjar apokrin mulai berfungsi saat pubertas, ketika hormon seks mulai dihasilkan. Kelenjar keringat apokrin menghasilkan sekret kental yang berbau khas dan tidak enak bila diuraikan oleh bakteri.(6)

Gambar 7. Gambar histologi kelenjar keringat. (a) Kelenjar keringat ekrin. (b) Kelenjar keringan apokrin(4)d. KukuKuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa segmen anatomis kunci. Yang pertama adalah akar kuku atau matriks, yang bermula pada bagian dasar dari kuku. Bagian paling proksimal ditutupi oleh jaringan epidermal (lipatan kuku) dan tidak terlihat oleh mata. Jaringan pada bagian ujung lipatan kuku adalah kutikula, yang melekat pada lempeng kuku, bergerak bersamanya dalam jarak yang pendek saat lempeng bertumbuh, dan kemudian lepas. Area yang terang, berbentuk sabit yang terproyeksi dari bawah lipatan kuku ibu jari adalah bagian dari matriks yang dapat terlihat. Area ini disebut lunula (bulan kecil) dan umumnya tidak terihat pada kuku jari tangan yang lain atau pada jari kaki. Bagian utama dari kuku adalah lempeng kuku, yang terbentuk saat sel-sel matriks berubah dan menjadi sel-sel pipih bertanduk dengan tingkat perlekatan yang tinggi. Di bawah lempeng kuku adalah dasar kuku, yang tumbuh keluar dari lapisan sel basal epidermis. Dasar kuku tidak memanjang hingga ke bagian ujung lempeng kuku. Area dari bagian ujung dasar kuku ke lekukan distal dari kuku disebut hiponikium. Area ini penting, karena banyak kondisi medis yang berbeda muncul dari lokasi ini. Kuku ibu jari tumbuh dalam laju yang lebih lambat daripada jari kuku lain. Sebagai tambahan, kuku-kuku jari dari individu yang sama tumbuh pada laju yang berbeda. Beberapa faktor dapat mempengaruhi laju pertumbuhan kuku dan meliputi genetik, usia (laju pertumbuhan melambat selama dekade ketiga kehidupan), dan cuaca (laju pertumbuhan meningkat selama masa masa yang lebih hangat dalam tahun).(4)2.3 Biokimia kulit

2.3.1 Protein penyusun kulitProtein penyusun kulit yang utama adalah zat keratin, kolagen, elastin dan melanin.a. Keratin

Keratin merupakan protein struktural terpenting (merupakan intermediate filament) dari jaringan epitel yang memberi fungsi struktural. Intermediate filament ini memiliki diameter sekitar 8-10 nm. Keratin banyak ditemukan di kulit bagian lapisan tanduk, kuku dan rambut. Secara biokimia, keratin merupakan untaian (-heliks yang panjang diselingi oleh segmen non heliks pendek. (-heliks adalah asam amino yang memutar ke arah kanan yang disebut heliks karena susunannya yang tidak menetap. Keratin memiliki dua tipe, tipe yang pertama disebut keratin asam (tipe I, 310 aa), sedangkan tipe yang kedua adalah keratin basa (tipe II, 310 aa) yang memiliki ujung karboksil yang lebih panjang. Baik tipe I maupun tipe II memiliki struktur yang sama, yaitu bagian NH2 yang membentuk kepala, dan bagian -COOH yang membentuk ekornya.(7)Keratin tipe I dan II yang masing-masing memiliki 15 varian ini akan berpilin, berikatan membentuk coiled coil atau kumparan yang disebut struktur heterodimer. Kontak antara kedua jenis (-heliks dibentuk oleh rantai samping asam amino yang hidrofobik pada satu sisi dari tiap heliks. Dua struktur heterodimer tadi akan tersusun secara antiparalel yang disebut protofilamen, Dua protofilamen akan membentuk protofibril dimana empat protofibril akan membentuk sebuah mikrofibril.(7)Perlu dipahami bahwa keratin yang berbeda akan diekspresikan pada sel yang berbeda. Contohnya pada lamina basal dari epidermis kulit, K14 adalah keratin tipe I terbanyak dan K15 adalah keratin tipe 2 terbanyak; Stratum spinosum dan granulosum, K10 dan K1 adalah keratin tipe I dan II terbanyak; sedangkan pada single-layered epithelial cells keratin yang diekspresikan paling banyak adalah K18, 19, 20 (tipe nI) dan K7,8 (tipe II); pada kuku dan rambut berbagai pasangan keratin lainnya. Keratin kemiliki kekhasan yaitu banyak mengandung sistein, sistin (sistein-sistein). Sistein merupakan asam amino yang mengandung sulfur (sehingga jika rambut (yang zat mengandung keratin) dibakar, akan tercium bau sulfur, bau sengit) sedangkan sistin merupakan ikatan antara 2 sistein. 2 sistein bergabung membentuk sistin. Sistein memiliki ikatan S-H, dan sistin memiliki ikatan S-S. Pada perubahan jenis/tipe rambut yang permanen misalnya, yang diganggu/di intervensi adalah ikatan sistinnya, ikatan S-S nya yang akan di dekomposisi, di reduksi/diurai menjadi ikatan sistein (S-H). Dan dibentuk lagi ikatan S-S yang baru.(7)b. Kolagen

Salah satu hal yang membedakan kulit dari organ lainnya adalah penentu kekuatan mekanisnya. Jika organ lain ditentukan oleh sel junction dan protein struktural pada sel, kulit ditentukan oleh zar antar sel, terutama kolagen. Kolagen merupakan protein fibrosa yang merupakan komponen utama jaringan ikat dan merupakan protein yang paling banyak jumlahnya pada mamalia. Kolagen dapat dijumpai di tulang, tendon, kulit, pembuluh darah, dan kornea mata. Sedikitnya terdapat 14 jenis kolagen, namun hanya kolagen tipe I, II, III, V, VI dan Xi yang membentuk fibril. Kolagen tipe I dan III terdapat di kulit, pembuluh darah dan hollow viscera; kolagen tipe I dan II banyak ditemukan di kartilago; sedangkan kolagen tipe IV merupakan kolagen nonfibliar yang terpenting dan menyusun membrane basal.(7)Kolagen tipe I merupakan kolagen yang paling banyak di tubuh, terdiri dari 33% aa glisin, dan 10% aa prolin, sisanya adalah asam amino 3-hydroxyproline, 4-hydroxyproline, dan 5-hidroxilisin. Ketiga asam amino ini tidak memiliki ko don penyandi sehingga pembentukannya dilakukan saat masa post-translasi. Kolagen tidak mengandung asam amino essensial sehingga kolagen tidak cocok untuk menjadi sumber makanan. Kolagen juga mengandung sedikit karbohidrat pada bagian hydroxilisin dengan konstituen glu-gal. Kolagen tidak dapat larut dalam air, akan tetapi pemanasan akan mengubah kolagen menjadi gelatin.(7)

Gambar 8. Struktur triple helikal kolagen(7)Struktur dasar penyusun kolagen adalah tropokolagen yang terdiri dari 3 polipeptida, yaitu dua set a1(I) dan 1 set a2(I) yang memutar membentuk heliks dengan putaran ke arah kanan. Masing-masing polipeptida ini memiliki struktur yang unik, yakni membentuk heliks poliproline tipe II yang berbeda dengan (-heliks. Selain itu, polipeptida ini menempatkan glisin pada setiap posisi yang ketiga dan setiap putaran terdiri dari 3 asam amino sehingga residu glisin akan berada pada sisi yang sama. Struktur polipeptida distabilkan dengan adanya sisi samping hydroxiproline dan proline, bukan dengan ikatan hidrogen.(7)Tropokolagen akan membentuk tali tambang dengan menyusun diri secara parallel dengan bentuk yang sangat khas. Dengan struktur seperti ini, kolagen akan terlihat membentuk lapisan saat di bawah mikroskop elektron, struktur ini disebut serabut kolagen atau kolagen fibril. Fibril ini sangat kuat, hanya dengan diameter 1 mm, fibril kolagen dapat menahan beban hingga 10 Kg, karena itu serat ini banyak ditemukan di tendon. Kolagen juga tahan lama, dimana usianya dimulai dari mingguan (pada pembuluh darah dan scar) hingga masa tahunan (pada tulanag). Kolagen bersifat sangat tahan terhadap protease biasa (pepsin dan renin) sehingga butuh protease khusus berupa kolagenase ekstraseluler yang memotong ikatan peptida pada tiga perempat panjang teriple heliks tadi. Fragmen ini akan membuka secara spotan dan akhirnya dipotong oleh protease.(7)Seperti semua protein ekstraseluler, kolagen dikeluarkan melalui jalur sekretori. Polipeptida disintesis di ribosom pada RE dinamakan pre-prokolagen yang terdiri dari kurang lebih 1050 aa. Pada bagian terminalnya, temukan bagian perpanjangan yang disebut propeptida, sejumlah 170 aa di ujung amina dan 220 aa di ujung karboksil. Jalur dari prekolagen menjadi kolagen yang matur :(7)a) Polipeptida akan disintesis di ribosom oleh RER, kemudian sinyal peptidase akan memotong 25 aa pada bagian ujung amino, membentuk pre-prokolagen menjadi prokolagen.b) Terbentuk ikatan disulfat intrachain pada rantai (1(1) pada ujung amina dan ikatan disulfida interchain pada ujung karboksilat.c) Terjadi hidroksilasi rantai samping prolyl dan lysyl, sehingga dibutuhkan 4-hydroxyproline, 3-hydroxyproline, 5-hydroxylysine. d) Beberapa residu pro dan lys mengalami hidroksilasi. Setelah di hidroksilasi, 5-hidroksi-lys mengalami glikosilasi dengan prekursor UDP-Galaktosa dan UDP-Glukosa.e) Tripel heliks dari terminal C ke terminal N. Perlu diperhatikan proses ini adalah ikatan sulfida akan membantu menginisiasi proses ini. Apabila terjadi keterlambatan pembentukan heliks, maka glikosilasi akan terjadi terus menerus.f) Prokolagen kan disekresi dari sel, yaitu dalam bentuk tripel heliks. Pada saat ini, molekul coil yang bersifat improper berdegenerasi di dalam sel.g) Propeptida (170aa pada ujung N dan 220 aa pada ujung C) dilepaskan oleh protease ekstrasel prokolagen diubah menjadi tropokolagen atau telopeptida (molekul nonhelikal pendek yang terletak di ujung).h) Tropokolagen yang telah terpotong ujungnya akan bersatu membentuk fibril. Propeptida berfungsi untuk menghambat terbentuknya fibril yang terjadi di dalam sel dan juga berfungsi untuk menginisiasi triple heliksi) Fibril akan menggandakan cross-linked dengan bantuan enzim lysyl oksidase. Enzim ini membutuhkan oksigen dan coper yang bekerja pada ujung tropokolagen. Mekanisme yang terjadi adalah mengoksidasi residu alisil lainnya dan membentuk ikatan yang sangat kuat.Pada manusia dengan usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan lebih banyak dibandingkan dengan manusia dengan umur yang lebih muda. Selain itu, asam askorbat juga berperan sangat penting untuk mengkatalis reaksi hidroksilasi prolil dan lysil. Penyakit akibat kekurangan vitamin C adalah scurvy yang ditandai dengan kolagen yang muidah terdenaturasi pada suhu ruangan.(7)c. ElastinElastin bersama-sama dengan mikrofibril disekitarnya memegang peranan penting untuk mengembalikan struktur ke bentuk semula setelah mengalami deformasi mekanik.(7)Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%), dan sedikit 4-hidroksiproline, namun tidak mengandung OH-Lys (pembeda dengan kolagen). Elastin disintesis sebagai monomer solubel tropoelastin. Sebagai residu Pro mengalami hidroksilasi menjadi OH-Pro. Alisin membentuk cross-linked antara tiap fibril sehingga membutuhkan enzim lysil oksidase. Akan tetapi, yang unik pada cross-linked elastin adalah adanya desmosin (tidak terdapat pada kolagen).(7)Elastin dapar meregang dan memendek seperti karet. Hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi hidrofobik pada rantai samping. Pada peregangan, ikatan ini hilang tetapi masih ada ikatan kovalen yang menahan agar elastin kembali ke bentuk semula seperti terlihat pada. (7)Serat Elastin dikelilingi oleh mikrofibril. Mikrofibril yang penting adalah fibrilin-1. Defek pada fibrilin-1 akan menyebabkan Marfan Syndrome Banyak pesien meninggal karena ruptur aorta. (7)d. MelaninMelanin adalah produk dari melanosit dan berfungsi untuk membedakan warna kulit. Melanin disintesis dalam dua bentuk, yakni berwarna gelap-coklat kehitaman (ditemukan pada rambut dan retina manusia) yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang berwarna kuning cerah. Tirosinase akan mengkatalis pembentukan melanin dan tirosin yang dikenal dengan jalur Raper Manson 32. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPAquinon, dengan produk intermediet berupa DOPA yang tetap terikat pada sisi aktif tirosinase. Proses ini mengubah DOPA menjadi DOPAquinon. Step ini memungkinkan transisi ke ikatan dengan oksigen dengan mereduksi tembaga pada sisi aktifnya. Dengan bantuan oksigen, tirosinase bisa menggunakan tirosin dan DOPA sebagai substratnya. Yang menarik dari tirosinase adalah DOPA dapat memicu maturasi tirosinase dangan menginduksi transport dari RE ke Golgi.(8)Tirosin menjadi DOPA dan DOPA menjadi DOPAquinon dikatalis oleh enzim tirosinase. DOPA dapat dengan spontan teroksidasi menjadi melanin. Oleh karena itu, kecepatan sintesis melanin dari tirosin dikendalikan oleh tahapan tirosin menjadi DOPA. DOPA dibutuhkan secara terus menerus untuk aktifitas dari tirosinase sehingga terus menerus dapat berubah menjadi DOPAquinon. Salah satu mekanisme adalah endocyclization spontan dari DOPAquinon menjadi cyclodopa. Jalur alternative adalah DOPAquinon direduksi menjadi DOPA dengan mengoksidasi gugus sulfihidril pada tirosinase yang membentuk gugus disulfide yang diperlukan untuk menstabilkan protein.(8)

Melanin adalah campuran pheomelanin dan eumelanin monomer yang rasionya menentukan warna akhir dari kulit. Karakteristik melanin adalah kemampuannya mengabsorbsi sinar UV dan memproteksi DNA dari kerusakan. Akan tetapi, intermediet dari sintesis melanindan melanin sendiri bisa berbahaya. Quinon yang diproduksi tirosinase adalah bersifat sitotoksik dan memediasi kematian sel apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi. Melanin dapat bersifat fotoreaktif dan merusak DNA sengan memproduksi oksigen reaktif terhadap kelebihan UVA. Peningkatan jumloah pheomelanin dan intermediet melanin diekstrak dari kulit kerang menginduksi kerusakan DNA yang lebih tinggi pada kulit terang tidak disebabkan oleh proteksi natural melainkan pheomelanin yang berlebihan dan bersifat mutagenesis.(8)2.3.2 Proses pembentukan vit. DVitamin D dibentuk melalui proses metabolisme yang sangat kompleks. Vitamin tersebut berasal dari provitamin 7-dehydrocholesterol yang terlatak di permukaan kulit manusia, yang dengan menggunakan bantuan sinar matahari (UV-B) akan diubah menjadi vitamin D3 (Cholecalcipherol), dan dari konsumsi makanan sehari-hari berupa vitamin D2 (Ergocalcipherol). Ketika kulit terpapar oleh sinar matahari atau sinar artificial tertentu, radiasi sinar UV akan memasuki epidermis dan akan menyebabkan terjadinya transformasi dari 7-dehydrocholesterol menjadi vitamin D3 tadi, sehingga dengan paparan sinar matahari yang cukup maka suplementasi vitamin menjadi tidak diperlukan.(911)Ketika tubuh terpapar oleh sinar matahari yang cukup (sampai menimbulkan sedikit eritema pada kulit), maka kadar vitamin D yang terdapat dalam darah akan meningkat setara dengan mengkonsumsi vitamin D sebanyak 10.000-25.000 peroral. Suplementasi vitamin D diperlukan apabila irradiasi sinar matahari tidak cukup. Produksi vitamin D3 yang berlebihan akibat paparan sinar matahari yang terus menerus juga dapat dicegah dengan isomerisasi fotokimiawi provitamin D3 dan vitamin D3 menjadi produk yang secara biologis bersifat inert.(911)Kedua jenis vitamin D tersebut mengalami proses hidroksilasi di hati dan ginjal. Enzim-enzim yang terletak di hati akan menambahkan gugus hidroksil (OH) pada colecalcipherol maupun ergocalcipherol menghasilkan 25-dihydroxyvitamin D3 (calcidiol). Calcidiol nantinya akan disintesis di ginjal kemudian akan menerima tambahan satu gugus hidroksil menjadi 1,25-dihydroxyvitamin D3 (calcitriol). Terjadinya hidroksilasi oleh ginjal tersebut karena adanya aktivitas 1-alpha-hydroxylase yang dikontrol secara langsung oleh hormon paratiroid dan secara tidak langsung oleh adanya kadar kalsium dalam darah. (911)Bentuk aktif vitamin D akan berikatan dengan proteim sebelum diedarkan ke organ-organ tubuh yang lainnya. Dalam sel tubuh, reseptor nuclear yang spesifik akan mengurai ikatan tersebut dan akan melepaskan protein ke dalam darah, sedangkan vitamin D akan tetap berada dalam sel. Organ yang memiliki reseptor nuclear spesifik diantaranya adalah tulang, kulit, otot lurik, kardiomiosit, sel endothelial vaskular, monosit, maupun limfosit T dan B yang aktif. Fungsi dari vitamin D itu sendiri adalah untuk meningkatkan reabsorbsi kalsium dalam usus, menurunkan ekskresi kalsium di ginjal, dan meregulasi perkembangan, fungsi, dan diferensiasi beberapa sel tubuh. (911)

2.3.3 Pengaruh hormonal kulit(12)a. Hormon yang Berkaitan dengan Rambut pada KulitHormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria. Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai laki-laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen.

b. Hormon yang Berkaitan dengan Kulit dan Pembentukan MelaninHormon yang dikenal dapat meningkatkan melanogenesis antara lain: Melanin Stimulating Hormone (MSH), ACTH, lipotropin, estrogen, dan progesteron.Melanin Stimulating Hormon (MSH) merangsang melanogenesis melalui interaksi dengan reseptor membran untuk menstimulasi aktivitas adenyl cyclase (c-AMP) dan juga meningkatkan pembentukan tirosinase, melanin dan penyebaran melanin. Hipermelanosis yang difus berhubungan dengan insufisiensi korteks adrenal. Peningkatan MSH dan ACTH yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari akan terjadi bila kortisol mengalami defisiensi sebagai akibat dari kegagalan mekanisme inhibisi umpan balik.Estrogen dan progesteron baik natural maupun sintetis diduga sebagai penyebab terjadinya melasma.

2.4 Fisiologi

2.4.1 Fungsi kulitKulit memiliki banyak fungsi, yaitu ADDIN ZOTERO_ITEM CSL_CITATION {"citationID":"f7ncfdke2","properties":{"formattedCitation":"(13)","plainCitation":"(13)"},"citationItems":[{"id":25,"uris":["http://zotero.org/users/local/AXV2zdlz/items/AU3TABSN"],"uri":["http://zotero.org/users/local/AXV2zdlz/items/AU3TABSN"],"itemData":{"id":25,"type":"book","title":"Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin","publisher":"Penerbit FK UI","publisher-place":"Jakarta","edition":"5","event-place":"Jakarta","author":[{"family":"Wasitaatmadja","given":"Sjarif M"}],"issued":{"date-parts":[["2010"]]}}}],"schema":"https://github.com/citation-style-language/schema/raw/master/csl-citation.json"} :(1,3)a. Fungsi Proteksi

Kulit memberikan fungsi proteksi dengan berbagai cara. Keratin melindungi jaringan yang dibawah dari mikroba, abrasi, panas dan kimia, dan interlocked keratinosit yang terlalu ketat dalam menahan invasi makroba. Lipid dilepaskan oleh granul lamelar untuk menghambat evaporasi air dari permukaan kulit, dengan demikian dapat menjaga dari dehidrasi; memperlambat masuknya air melewati permukaan kulit saat mandi dan berenang. Oily sebum dari kelenjar sebasea menjaga kulit dan rambut dari kekeringan dan mengandung bactericidal chemical (zat yang dapat membunuh bakteri). pH asam dari keringat memperlambat pertumbuhan beberapa bakteri. Pigmen melanin membantu pelindung kulit (shield) dari efek kerusakan akibat sinar UV. Dua jenis sel yang membawa fungsi proteksi yaitu imunologi bawaan (immunological in nature). Langerhans sel memberikan tanda kepada sistem imun untuk menurunkan penyerbu untuk menghadapi adanya serangan mikroba yang berbahaya, makrofag di dermis memfagosit bakteri dan virus yang mengatur bypass sel Langerhans epidermis.b. Fungsi Termoregulasi

Termoregulasi merupakan pengaturan homeostasis temperature tubuh. Kulit berkontribusi dalam termoregulasi dengan dua cara: membebaskan keringat pada permukaan kulit dan mengatur aliran darah di dermis. Dalam merespons tingginya temperatur lingkungan atau panas, produksi keringat dari kelenjar erekrin meningkat; evaporasi keringat dari permukaan kulit membantu menurunkan temperatur tubuh. Selain itu, pembuluh darah di dermis kulit berdilatasi; akibatnya, aliran darah banayak di dermis, yang meningkatkan jumlah heat loss dari tubuh. Dalam merespon rendahnya temperatur lingkungan, produksi keringat dari kelenjar erekrin berkurang, yang membantu dalam menyimpan panas. Pembuluh darah di dermis juga mengalir melalui kulit dan mengurangi heat loss dari tubuh. Dan, otot skeletal berkontraksi menghasilkan panas tubuh.c. Reservoir Darah

Dermis menempatkan jaringan luas dari pembuluh darah yang membawa 8-10% dari total darah. Untuk alasan ini, kulit bertindak sebagai reservoir darah.

d. Sensasi Kutaneus

Sensasi kutaneus adalah sensasi yang timbul dari kulit, termasuk sensasi taktil-sentuhan, tekanan, getaran, dan geli-sebagaimana sensasi termal seperti panas dan dingin. Sensasi kutaneus yang lain, nyeri, biasanya indikasi kerusakan jaringan. Terdapat varietas yang luas dari ujung saraf dan reseptor yang terdistribusi pada kulit, termasuk tactile discs di epidermis, dan corpuscles sentuhan pada dermis, dan pleksus akar rambut masing-masing folikel rambut. e. Sintesis Vitamin D

Sintesis vitamin D membutuhkan aktivasi dari precursor molekul di kulit oleh sinar UV. Enzim di hati dan ginjal kemudian memodifikasi molekul yang teraktivasi, akhirnya menghasilkan calcitriol, bentuk yang paling aktif dari vitamin D. Calcitriol adalah hormone yang membantu dalam absorbs kalsium dari makanan pada traktus gastrointestinal ke darah. Hanya dalam jumlah kecil dari paparan sinar UV (sekitar 10-15 menit paling sedikit dua kali seminggu) dibutuhkan untuk sintesis vitamin D. orang yang menghindari paparan matahari dan individu yang tinggal di tempat yang dingin, iklim utara membutuhkan suplemen vitamin D untuk menghindari defisiensi vitamin D. Kebanyakan sel pada sistem imun memiliki reseptor vitamin D, dan sel mengaktivasi vitamin D dalam merespon infeksi, khususnya infeksi respiratori, seperti influenza. Vitamin D dipercaya dapat meningkatlkan aktivitas fagositik, meningkatkan produksi zat-zat antimikroba pada fagosit, meregulasi fungsi imun, membantu mengurangi inflamasi.2.4.2 Proses penuaanPerubahan pada kulit normal seiring berjalannya waktu biasanya terdiri dari kekenduran pada kulit, keriput, dan neoplasma jinak. Pada rambut, terjadi alopecia dan rambut berubah abu-abu. Secara histologi, epidermis menipis dengan berkurangnya pola rete ridge dan reduksi jumlah melanosit dan sel Langerhans. Dermis menipis karena berkurangnya proteoglikan. Secara fungsi, kulit menjadi kurang elastis. Tahanan terhadap jejas, iritasi dan infeksi melemah dan perbaikan jaringan menjadi lebih lambat.

Gambaran morfologik kulit yang mengalami penuaan yaitu kulit kering, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit kendur dan menggelantung dengan kerutan dan garis-garis lebih jelas dan adanya gangguan pigmentasi kulit. Penuaan ini dapat disebabkan oleh penurunan jumlah fibroblast yang mengakibatkan turunnya jumlah serat elastin. Jaringan kolagen menjadi kendur dan serat elastin kehilangan daya kenyalnya, kulit menjadi tidak dapat tegang dan kurang lentur. Penyebab lainnya pula yaitu tulang dan otot yang atrofi sehingga jaringan lemak subkutan berkurang. Lapisan kulit menjadi tipis dan kehilangan daya kenyalnya sehingga terbentuk kerutan-kerutan dan garis-garis kulit.(14)2.4.3 MelanogenesisWarna kulit normal berasal dari campuran pigmen. Warna asli Kaukasoid adalah merah muda, dari oksihemoglobin di darah dalam lengkung kapiler dan pleksus horizontal superficial. Melanin bercampur dengan warna ini, misalnya setelah berjemur. Melanin tentu juga bertanggung jawab untuk warna coklat di kulit Negroid. Warna lain disebabkan oleh penambahan warna kuning dari karoten pada pigmen, terutama ditemukan di lemak subkutan dan di lapisan tanduk epidermis. Tidak ada pigmen biru yang alami; ketika warna biru terlihat hal itu bisa disebabkan oleh efek optik dari pigmen normal (biasanya melanin) di dermis, atau adanya pigmen yang abnormal.

Tirosin, dibentuk di hati dari hidroksilasi asam amino fenilalanin di bawah pengaruh fenilalanin hidroksilase, substrat untuk reaksi ini dapat ditemukan di melanosit. Melanosit merupakan satu-satunya sel yang dapat mensintesis melanin. Melanosit bermigrasi dari krista neuralis ke lapisan basal ektoderm di mana, di embrio manusia, dapat mulai terlihat pada minggu kedelapan kehamilan. Melanosit juga dapat ditemukan di folikel rambut, retina, dan piamater. Setiap melanosit dendritik berhubungan dengan sejumlah keratinosit, biasanya 5 6 keratinosit, membentuk unit melanin epidermis. Prosesus dendritik melanosit membentuk fragmen antara sel epidermis dan ujungnya membentuk diskus yang berhubungan dengan sel epidermis. Sitoplasmanya menganduk organel diskret, melanosom, yang mengandung jumlah pigmen melanin yang bervariasi.

Melanosit merupakan satu-satunya sel di epidermis yang mengandung tirosinase (dopa oksidase), enzim yang mengatur kecepatan melanogenesis. Enzim yang membutuhkan tembaga ini mengkonversi tirosin ke melanin. Dopa dibentuk dari oksidasi tirosin, dan aksi enzim selanjutnya mengarah ke pembentukan dopaquinone. Eumelanin, pigmen hitam kecoklatan, terbentuk melalui polimerisasi, biasanya ditemukan di sel-sel lapisan basal dan di folikel rambut. Feomelanin dan trikokrom, pigmen di rambut merah, disintesis dengan cara yang sama, kecuali bahwa sistein bereaksi dengan dopaquinone dan berinkorporasi ke polimer. Feomelanin dan eumelanin dapat saling terhubung untuk membentuk polimer melanin campuran.

Eumelanin dan feomelanin berbeda dari neuromelanin, pigmen yang ditemukan di substansia nigra dan di sel sisten kromafin (medulla adrenal, ganglion simpatis, dll). Neuromelanin dibentuk dari tirosin menggunakan enzim yang berbeda, tirosin hidroksilase, yang tidak ditemukan di melanosit.

Melanin dibentuk di melanosom, partikel kecil berukuran sekitar 0,1 x 0,7 m, berbentuk lonjong seperti beras (eumelanosom, mengandung eumelanin) atau bundar (feomelanosom, mengandung feomelanin). Kemudian melanosom yang telah termelanisasi sepenuhnya akan menembus prosesus dendritik melanosit untuk dimasukkan ke keratinosit sekitarnya dan diendositosis di endolisosom (kompleks melanosom) dan didistribusikan ke seluruh sitoplasma.

Negroid tidak berkulit hitam karena mereka memiliki melanosit lebih banyak dari Kaukasoid, namun karena melanositnya memproduksi melanosom yang lebih banyak dan lebih besar, yang dipecah lebih lama di kompleks melanosom. Melanin memproteksi terhadap kerusakan radiasi ultraviolet dengan mengabsorpsi dan menyebarkan cahaya, dan dengan membersihkan radikal bebas.

Melanogenesis dapat ditingkatkan dengan berbagai stimulus, terutama oleh radiasi ultraviolet. Tanning melibatkan dua reaksi terpisah.1. Reaksi cepat terjadi dalam 5 menit paparan long wave UV (UVA: 320 400 nm) dan mungkin terjadi karena fotooksidasi melanin yang telah terbentuk. Reaksi penggelapan pigmen ini, yang berlangsung sekitar 15 menit, bertanggung jawab terhadap fenomena yang dikenal sebagai false tan.

2. Produksi pigmen baru terhambar selama 24 jam setelah paparan terhadap medium wave UV (UVB: 290 320 nm) dan UVA. Hal ini tergantung pada proliferasi melanosit, peningkatan aktivitas tirosinase dan produksi melanosom, dan peningkatan transfer melanosom baru ke keratinosit sekitar.

Mekanisme kontrol yang ketat diduga melibatkan glutation. Reduksi glutation di epidermis, disebabkan oleh glutation reduktase, menghambat tirosinase. Radiasi UV dan berbagai kondisi inflamasi dapat menginduksi pigmentasi dengan mengoksidasi glutation sehingga menghambat fungsi inhibisi melanogenesisnya.

Melanosit juga dipengaruhi oleh melanocyte stimulating hormone (MSH, peptide dari hipofisis dan daerah lain di otak). Aktivitas stimulasi melanositnya disebabkan oleh sekuens heptapeptida, terpecah dari protein precursor, pro-opiomelanocortin, menghasilkan dua enzim prokonvertase. Bagaimanapun, peptide MSH dapat sedikit berperan dalam control fisiologis pigmentasi. Hipofisektomi tidak akan menyebabkan kulit hitam memudar dan hanya dosis besar adrenocorticotrophic hormone (ACTH), pada keadaan stress patologis, yang akan meningkatkan pigmentasi kulit. Saat ini telah diketahui bahwa pro-opiomelanocortin dan peptide MSH juga diproduksi oleh keratinosit dan melanosit di kulit, jadi MSH mungkin memiliki fungsi parakrin atau autokrin. Di kulit, -MSH juga berperan sebagai senyawa antiinflamasi dengan mengantagonis efek interleukin 1 (IL-1) dalam menginduksi reseptor IL-2 di limfosit dan dalam menginduksi demam. Percobaan pada hewan mengindikasikan bahwa estrogen, progesterone, dan, mungkin, testosterone dapat, pada keadaan tertentu, menstimulasi melanogenesis, secara langsung atau dengan meningkatkan pelepasan peptide MSH dari hipofisis. (4,15)2.4.4 Aktivitas kelenjar kulitKelenjar keringat Ekrin terdapat banyak pada telapak tangan dan telapak kaki. Masing-masing terdiri dari gulungan (koil, coil) penghasil sekret yang terdapat pada dermis bagian dalam dan sebuah duktus yang menyalurkan keringat ke permukaan. Kelenjar ekrin mensekresi air, elektrolit, laktat, urea dan amonia. Kelenjar keringat ekrin dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sebagai neurotransmitter adalah asetilkolin.(16)Kelenjar keringat apokrin banyak ditemukan di daerah aksila dan anogenital. Yang merupakan kelenjar apokrin khusus adalah wax gland (kelenjar lilin) di telinga dan kelenjar susu pada payudara. Kelenjar apokrin juga terdiri dari koil penghasil sekret dan duktus, tetapi duktus bermuara pada folikel rambut, tidak langsung mencapai permukaan kulit. Kelejar apokrin menghasilkan sekret berminyak yang mengandung protein, karbohidrat, amonia dan lemak. Kelenjar ini menjadi aktif pada saat pubertas dan sekresinya dikontrol oleh serabut saraf adrenergik.(16)Kelenjar sebasea merupakan bagian dari unit pilosebasea, dan produksinya yang kaya lemak (sebum) mengalir melalui duktus masuk ke dalam folikel rambut. Kelenjar ini merupakan kelenjar holokrin. Tempat yang memiliki jumlah kelenjar sebasea yang banyak dan menonjol adalah kepala, leher, dada dan punggung.(16)2.4.5 Proses keratinisasiKeratinisasi atau biasa dikenal dengan kornifikasi merupakan suatu proses yang terjadi pada lapisan epitel dari kulit. Keratinisasi dari kulit manusia sangat penting karena proses ini dapat membuat manusia hidup di tempat yang kering. Proses keratinisasi dimulai di lapisan dasar dari epidermis kemudian akan berlanjut keatas sampai keratinisasi penuh telah terjadi di stratum korneum. Fungsi dan tujuan dari keratinisasi ini sendiri adalah untuk membentuk stratum korneum.(17)Stratum korneum merupakan lapisan yang sangat terorganisir dengan struktur yang relatif kuat dan tahan terhadap kerusakan fisik, mekanik, maupun kimiawi. Lapisan ini sangat penting untuk melindungi kulit dari mikroorganisme. Stratum korneum merupakan garis lini pertama pertahanan melawan radiasi dari sinar ultraviolet, dan lapisan ini banyak sekali mengandung enzim yang dapat mendegradasi dan mendetoksifikasi bahan kimiawi dari luar. Stratum korneum juga merupakan struktur yang bersifat semi-permeabel yang akan secara selektif memilih agen-agen yang akan masuk kedalam kulit baik yang bersifat hidrofilik maupun yang bersifat lipofilik. Hal terpenting yang menjadi titik fokus dari stratum korneum adalah kemampuannya untuk melindungi kulit terhadap kehilangan terlalu banyak cairan dan elekrolit. Lapisan ini berperan sebagai pembatas untuk melindungi kulit terhadap bahan kimia yang berasal dari luar. Akan tetapi, yang perlu diingat adalah stratum korneum ini merupakan lapisan yang menjaga cairan dan elektolit di dalam kulit.(17)Transepidermal water loss (TEWL) meningkat jika stratum korneum terluka atau terganggu. Lipida yang bertanggung jawab untuk memproteksi kehilangan cairam adalah ceramides dan sphingolipids. Molekul-molekul ini dapat berikatan dengan banyak molekul-molekul air. Sebagaimana keratinosit bermigrasi dari stratum basal dan berjalan menuju lapisan epidermis, keratinosit mengalami perubahan karakteristik morfologis maupun biokimiawi. Keratinosit menjadi gepeng dan menjadi lebih rapat dan polihedral. Hasil dari korneosit tersusun menumpuk, seperti batu bata di dinding. Korneosit ini berikatan pada desmosom, yang mana disebut sebagai korneodesmosom.(17)Stratum granulosum berasal dari daerah terdapatnya granul keratohyalin basofilik diantara keratinosit. Granul-granul ini sebagian besar merupakan protein profilaggrin. Profilaggrin kemudian dibuah menjadi filaggrin oleh enzim interseluler endoproteinase. Filaggrin dinamakan demikian karena proteinnya merupakan kumpulan-filamen. Lama kelamaan, filaggrin diubah menjadi natural moisturizing factor (NMF) dan urocanic acid. NMF adalah produk sisa dari filaggrin yang akan memperlambat evaporasi air dari korneosit.(17)Ruang interselular terdiri dari lipid dan air. Lipida ini berasal dari pengeluaran badan lamellar (Odland bodies). Ceramides membentuk kebanyakan konten dari badan lamellar. Komponen lainnya termasuk asam lemak bebas, ester, kolesterol, dan protease. Bergabungnya badan lamellar dengan permukaan sel dependen terhadap enzim transglutaminase I akan mengakibatkan badan lamellar mengeluarkan isinya ke dalam ruang interselular.(17)Secara bersamaan dengan hal tersebut, cornified cell envelope (CCE) akan ikut berkembang. Protein CCE envoplakin, loricrin, periplakin, protein proline-rich halus, dan involucrin merupakan beberapa susunan dari transglutaminasi I dan transglutaminasi III yang akan membentuk susunan tangga-tangga kokoh di sepanjang permukaan di dalam membran sel keratinosit. Sebagaimana keratinosit bermigrasi keatas, membran selnya akan menghilang, dan ceramides yang dikeluarkan mulai bersilangan dengan protein CCE. Sel-selnya selanjutnya akan berpindah menuju permukaan dari kulit dan nukleusnya dan organel selulernya juga akan mulai menghilang. Pada saat sel-sel ini telah sampai pada lapisan luar dari stratum korneum, sel ini mulai terlepas. Rata-rata, keratinosit menghabiskan 2 minggu di stratum korneum sebelum dilepaskan pada permukaan kulit diproses yang dinamakan desquamation. Perlepasan didapatkan dari degradasi akhir dari korneodesmosom.(17)

Gambar 9. Keratin(17)2.5 Modifikasi kulit

2.5.1 RambutRambut muncul sebagai suatu proliferasi epidermis solid yang menembus dermis dibawahnya. Di ujung terminalnya, tunas rambut mengalami invaginasi. Invaginasi ini, papilla rambut, cepat terisi oleh mesoderm tempat terbentuknya pembuluh darah dan ujung saraf. Sel-sel dibagian tengah tunas rambut segera berubah bentuk menjadi seperti gelendong dan mengalami keratinisasi, membentuk batang rambut, sementara sel perifer berubah menjadi kuboid dan menghasilkan epitel selubung rambut.(18)

Gambar 10. Perkembangan rambut. (18)2.5.2 KukuKuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari invaginasi epidermis pada dorsum falang terakhir dari jari. Lempeng kuku merupakan hasil pembelahan sel di dalam matriks kuku, yang tertanam dalam pada lipatan kuku bagian proksimal, tetapi yang tampak hanya sebagian yang berbentuk seperti bulan separuh (lunula) berwarna pucat pada bagian bawah kuku. Lempengan kuku melekat erat pada dasar kuku (nail bed) di bawahnya. Kutikula merupakan perluasan stratum korneum pada lipatan kuku proksimal ke atas lempengan kuku. Hal ini membentuk semacam pengaman di antara lempengan kuku dan lipatan kuku proksimal, untuk mencegah penetrasi benda-benda dari luar.(16)

Gambar 11. Struktur kuku(16)2.5.3 Kelenjar kulit(19) Kelenjar Keringat (sudroiferus) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan struktur dan lokasinya

a. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubular simple dan berpiilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebarannya meluas ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat) mengandung air dan membantu pendinginan evaporative tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.

b. Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan penyebrangan yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada aksila, aerola payudara dan regia anogenital.

Kelenjar apokrin yang ditemukan dilipatan ketiak dan area anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespos stress atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi tidak berbau yang kemudian akan berbau jika bereaksi dengan bakteri

Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serumen atau getah telinga dan kelenjar siliaris Moll pada kelopak mata jiga termasuk kelenjar apokrin

Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.

Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di area genitalia, bibir, putting susu dan aerola payudara.

a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang selama sekresi sebum)

b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memliki aktivitas bakterisida.

c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea diwajah, leher dan punggung yang terjadi terutama pada decade kedua masa kehidupan. Kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel (bisul)

2.6 Jenis-jenis kulitMeskipun kulit terdapat di seluruh tubuh mirip dari segi strukturnya, namun terdapat beberapa variasi local yang berhubungan dengan ketebalan epidermis, kekuatan, fleksibelitas, derajat keratinisasi, distribusi dan tipe rambut, densitas dan jenis kelenjar, pigmentasi, vaskularitas (suplai darah), dan inervasi (suplai nervus). Dua jenis kulit yang terpenting yang dikenali pada dasar structural dan sifat fungsional: kulit tipis (berambut) dan kulit tebal (sedikit rambut). Kontributor terbesar pada ketebalan epidermis adalah meningkatnya jumlah lapisan stratum korneum. Hal ini menimbulkan respons stres mekanis terbesar pada region kulit tebal.(3)Jenis-Jenis Kulit(3)

Perbandingan Kulit Tipis dan Kulit Tebal

FiturKulit Tipis Kulit Tebal

DistribusiSeluruh bagian tubuh kecuali area seperti telapak tangan, permukaan jari, dan telapak kakiArea seperti telapak tangan, permukaan jari, dan telapak kaki.

Ketebalan Epidermis0.10-0.15 mm (0.004-0.006 in)0.6-4.5 mm (0.0024-0.18 in), karena stratum corneum yang tebal

Strata EpidermisStratum lusidum secara esensial sedikit; strata spinosum dan corneum lebih tipisStratum lusidum ada; strata spinosum dan corneum lebih tebal

Bubungan EpidermisKekurangan karena perkembangan yang buruk, lebih sedikit, dan papila dermal yang sedikit terbentuk (less-well-organized)Ada karena perkembangan yang baik dan lebih banyak papila dermal.

Folikel Rambut dan Arrector pili musclesAdaTidak ada

Kelenjar SebaseaAdaTidak ada

Kelenjar SudoriferusSedikitLebih banyak

Reseptor SensoriSedikitPadat

Menurut sumber lain, kulit digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu: kulit normal, berminyak, berminyak sensitive (sensitife oily skin), kombinasi (campuran), kering, kering sensitive dan kulit gersang.(20)a. Kulit Normal

Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak memproduksi minyak tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada pori - pori kulit. Tanda-tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya, sehat, pori-pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal biasanya dijumpai pada anak-anak sampai menjelang remaja.

b. Kulit Berminyak

Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan. Ciri-ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas terlihat, sering terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit berminyak umumnya terdapat pada usia remaja dan dewasa.

c. Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)

Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak hanya terdapat pembuluh darah yang melebar dan rusak, sehingga terlihat garis-garis atau guratan-guratan merah disekitar hidung dan pipi. Penyebab kulit berminyak sensitive adalah kelenjar lemak sangat berlebihan dalam memproduksi lemak sehingga kadang berkomedo dan bereaksi cepat terhadap panas, dingin dan iritasi.

d. Kulit Kombinasi (Campuran)

Kulit kombinasi merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulitseperti kulit kering dan berminyak. Tanda-tandanya kulit kelihatan mengkilat pada bagian tengah muka, di sekitar hidung, pipi dan dagu. Kulit jenis ini umumnya terdapat pada usia dewasa.

e. Kulit Kering

Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah lanjut usianya. Penyebabnya adalah akibat ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit kering antara lain: bagian tengah muka normal, disekitar pipi dan dahi kering, tidak lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.

f. Kulit Kering Sensitive

Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.

g. Kulit gersang ( Dehydrated Skin)

Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia lanjut.

Berdasarkan perbedaan genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon terhadap radiasi ultraviolet (UV), maka kulit terbagi atas tipe tipe tertentu (james, 2006), yaitu:

1. Tipe I: selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat

2. Tipe II : mudah terbakar, jarang menjadi coklat

3. Tipe III : kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat

4. Tipe IV : tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat

5. Tipe V: secara genetik coklat ( India atau Mongoloid)

6. Tipe VI : secara genetik hitam (Kongoid dan Negroid)

Respon pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan distribusi melanosom. Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi pada lapisan basal (stratum basalis), sehingga warna kulit menjadi coklat karena sinar matahari. Bila stimulasi dihentikan, warna coklat dapat dihentikan, warna coklat cepat menghilang atau mengelupas seiring dengan pergantian normal epidermis. Bila kulit terpapar dengan sinar matahari lebih lama, maka produksi melanin meningkat lagi secara permanent.

2.7 Nutrisi kulitDari hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di Amerika, kulit sangat penting untuk diberikan nutrisi tujuannya untuk mencegah penuaan dini. Pemberian nutrisi pada kulit dapat dilakukan dengan cara menyantap makanan yang tingi protein serta kaya vitamin dan mineral. Ada dua jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh kulit, yaitu mikronutrien dan makronutrien. (17)Makronutrien adalah komponen terbesar dari susunan diet yang berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/jaringan) dan pemeliharaan aktivitas tubuh. Contoh dari elemen-elemen makronutrien ini adalah karbohidrat, protein, dan lemak.(17)1. Karbohidrat - Zat gizi ini dikandung dalam roti, beras (sebaiknya beras merah), dan makanan oatmil. Karbohidrat penting untuk energi, serat dan vitamin-vitamin B.(17)2. Protein - Sumber protein dapat diperoleh dari daging, unggas, telur, ikan, kacangkacangan dan tahu adalah protein terbaik. Protein dibutuhkan kulit khususnya dan tubuh secara keseluruhan untuk energi serta memperbaiki jaringan dan sel tubuh.(17)3. Lemak - Lemak yang dimaksud disini bukan jenis lemak jenuh dan lemak trans, tapi lemak dari sumber-sumber alami yang mengandung asam lemak esensial, seperti asam linoleat dan asam alfalinolenat. Terdapat pada minyak sayur, lemak, unggas, minyak kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian. Lemak cukup penting untuk menjaga agar kulit tetap sehat dan lembab. Kekurangan lemak dapat menyebabkan kulit yang kering, bersisik dan terkelupas serta rontoknya rambut.(17)Sedangkan mikronutrien, merupakan vitamin yang bisa menunda atau meminimalkan proses penuaan kulit yang berhubungan dengan proses sintesis protein/DNA/RNA dan perlindungan dari oksidator. Beberapa elemen vitamin itu juga masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Misalnya adalah mikronutrien vitamin A. Vitamin ini berperan dalam diferensiasi dan ploriferasi sel (DNA atau RNA).(17)1. Selenium - Membantu menjaga kesehatan rambut dan kuku, meningkatkan imunitas, bekerja sama dengan vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan. Mengurangi risiko kanker, terutama paru-paru, prostat, dan colorectal. Banyak terdapat pada bawang putih, biji-bijian, kacang brasil, daging, telur, unggas, hasil laut.(17)2. Beta-Carotene - Memelihara kulit sehat, membantu mencegah infeksi dan kebutaan malam, mendorong pertumbuhan dan perkembangan tulang. Karoten bekerja sebagai pro vitamin A, yang mengurangi efek eritema akibat radiasi sinar UV-B. Banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, termasuk wortel, apricots, tomat, bayam, brokoli, kentang manis dan labu kuning.(17)3. Vitamin E - Vitamin E berguna sebagai pelindung dari esensi lemak dalam sel darah merah dan membran sel. Vitamin E dapat mengurangi risiko penyakit dengan kandungan anti-oksidannya, melindungi kulit terhadap fototoksisitas sinar UV-A dan UV-B, serta radikal bebas sebanyak 60%, dan juga berpotensi untuk memperlambat penuaan. Mengurangi risiko kanker, jantung, dan penyakit terkait usia lainnya. Dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti almond dan hazelnut, biji-bijian, minyak nabati dan mentega, gandum, alpukat, paprika merah, buah zaitun, beras merah, apel, ubi jalar dan polong-polongan.(17)4. Vitamin C - Vitamin C membantu dalam proses pembentukan partikel jaringan, penyembuh luka dan penyerapan zat besi. Vitamin C penting karena kandungan antioksidannya, juga efek antihistamin, dapat mencegah infeksi kulit, memproduksi kolagen dan elastin untuk mengencangkan kulit. Vitamin C bekerja sebagai prooksidan dan anti oksidan. Absorpsi sinar UV-A dan UV-B dikurangi 40-60% dengan adanya vitamin C. Vitamin C juga membantu mencegah gusi memar dan menjaga kesehatan gigi. Dapat mengurangi risiko katarak, penyakit jantung, dan kanker. Vitamin C dapat diperoleh dari tomat, jeruk, brokoli, bayam, kubis, kentang, mangga, dan pepaya.(17)5. Vitamin A - Vitamin A mampu memperbaiki kerusakan kulit akibat sinar matahari, menghilangkan kerut/keriput dan hiperpigmentasi, mencegah kekeringan kulit, serta sangat penting karena kandungan antioksidannya yang membantu mengurangi resiko penyakit tertentu termasuk kanker. Antioksidan juga membantu mencegah infeksi serta mendukung pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, jaringan serta kulit. Vitamin A dapat didapat dari ubi jalar, hati, telur dan susu.(17)6. Zinc - Kandungan zinc penting untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit secara keseluruhan, karena nutrisi ini bekerja dengan vitamin A untuk menjaga dan memperbaiki kulit, mendukung kekuatan, elastisitas dan kekencangan kulit. Zinc juga mendukung pertumbuhan jaringan sehingga memegang peranan penting pada banyak fungsi tubuh. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan kita mudah terkena infeksi. Zinc dapat ditemukan pada daging, hidangan laut, telur, dan susu. Zinc juga bisa didapat dari buah aprikot, maupun bawang bombay kokoa.(17)7. Air - Air putih adalah sumber terbaik. Namun asupan cairan yang baik juga didapat dari buah-buahan, sayur-sayuran dan produk susu. Air sangat penting untuk hidrasi sel-sel kulit, serta berperan dalam meregulasi suhu tubuh. Air juga bertugas membawa nutrisi ke sel-sel dan sampah hasil metabolisme keluar dari sel-sel kulit tersebut.(17)2.8 Faktor yang mempengaruhi tekstur dan warna kulit serta rambut

2.8.1 Instrinsik(8,14,21)a. Usia, pada usia muda produksi kolagen masih tinggi dan hal ini adalah salah satu yang mempengaruhi keelastisitasan kulit

b. Jenis Kelamin, laki-laki cenderung memiliki kulit lebih gelap dan kering/rusak. Inidikarenakan laki-laki cenderung memiliki aktivitas fisik lebih berat danlebih sering beraktivitas di luar yang mengakibatkan melanosit lebih aktif serta kehilangan air lebih tinggi. Penelitian menunjukan laki-laki memiliki skin melanin index dan transepidermal water loss yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu kulit perempuan juga memiliki skin erythema index yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga kulitperempuan lebih mudah memerah saat terpapar sinar matahari (photosensitive). Elastisitas kulit perempuan lebih besar daripada laki-laki, namun tidakberbeda secara signifikan. Elastisitas berbeda signifikan pada perbedaan usia yang dapat dijelaskan dengan adanya penuaan.

c. Ras dan genetik, Gen manusia mengatur jumlah pembuluh darah di kulit, ketebalan stratumkorneum, dan sensitivitas terhadap sinar. Gen juga mempengaruhiproduksi tiga pigmen yang mempengaruhi warna kulit diantaranyamelanin, hemoglobin, dan karoten. Banyaknya hemoglobin yang dihantarkan ke pembuluh darah di kulit menyebabkan warna kulit menjadikemerahan. Warna ini banyak terdapat pada ras di Eropa. Karoten adalahpigmen jingga kekuningan yang terdapat pada lapisan epidermis dandiantara adiposity di hipodermis.

Warna kulit ras di Asia sangatdipengaruhi oleh pigmen ini serta pigmen melanin. Melanin merupakanpigmen hitam kecokelatan yang dihasilkan oleh sel di lapisan epidermis.Beberapa ras memiliki sedikit gen pengkode enzim yang terlibat dalamsintesis melanin, seperti pada albino.Pigmen yang member warna pada rambut yaitu melanin dan pheomelaninyang disekresikan oleh melanosit. Melanin member warna hitam, cokelat,atau pirang tergantung pada konsentrasinya. Sedangkan pheomelaninmember warna merah kekuningan. Sekresi melanosit berkurang atauberhenti dikarenakan kerusakan sel pada penuaan dan ketika suplai darahberkurang. Rambut yang kekurangan pigmen akan berwarna abu-abu. Ras kaukasoid memiliki onset timbulnya kerutan yang lebih cepatdibandingkan dengan ras lainnya, sedangkan masalah pigmentasi lebihbanyak diderita oleh ras asia, amerika, dan afrika. Hal ini merupakan manifestasi dari faktor genetik yang menghasilkan jumlah dan komponen melanin yang berbeda pada setiap ras.

d. Produksi sebum, Tidak ada perbedaan produksi sebum pada pria dan wanita. Produksisebum berbanding lurus dengan hormon testosteron yang dimiliki olehlaki-laki maupun perempuan, yaitu dehydroepiandrosterone pada laki-laki dan etiocholanolone pada perempuan. Hanya saja komponen sebum prialebih kompleks dari wanita. Produksi sebum berbeda di setiap kelompokusia. Maka dari itu, kulit orang tua cenderung lebih kering dan mudah terinfeksi.e. Hidrasi yang optimal berguna untuk mengatur proliferasi, diferensiasi, daninflamasi pada kulit sehingga menunjang fungsinya. Perempuan memilikihidrasi yang lebih besar dibandingkan laki-laki, namun perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Perbedaan hidrasi kulit terlihat signifikanpada wanita usia pre/perimenopause dengan usia menopause akhir.

2.8.2 Ekstrinsik(8,14,21)a. Radikal bebas (paparan sinar UV, polusi), Paparan sinar matahari (UVA, UVB, dan gelombang infra merah), asaprokok, dan polusi udara dapat mengakibatkan penuaan dini atau penuaanekstrinsik pada kulit dengan mekanisme seperti yang ditunjukan padagambar berikut.Usia dewasa dan/atau usia tua telah menerima paparan sinar matahari lebihbanyak dibandingkan dengan anak-anak sehingga penuaan pada kulitdewasa dan/atau orang tua terlihat lebih nyata seperti keriput, adanyapigmen ireguler, dan elastosis.Sinar matahari juga dapat meningkatkan produksi melanin sehingga kulityang sering terpapar sinar matahari cenderung berwarna lebih gelap. Halini merupakan penyebab variasi warna kulit antara orang-orang yangtinggal di daerah beriklim tropis dengan orang-orang yang tinggal didaerah lainnya, dengan kata lain menyebabkan variasi warna kulit sesuaiintensitas paparan sinar matahari. Mekanisme sinar matahari menyebabkanwarna kulit menjadi lebih gelap dijelaskan di bagian melanogenesis.

b. Kelembapan udara, Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil seperti di alamtropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan dini, terutama jika kulittidak dilindungi dengan baik.Salah satu cara melindungi kelembaban kulit adalah denganmengenakan pelembab yang dapat mempertahankan kadar air dalam kulit.Untuk melindungi kelembutan kulit, gunakan pelembab pada wajah danbody lotion yang sesuai dengan jenis kulit pada seluruh tubuh terutamayang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang baik untukmelembabkan kulit kering dan kulit normal, pilih bahan pelembab yangmengandung humektan sebagai pengikat air yaitu asam alfa-hidroksi A-HA/Alpha-Hidroksi Acid). Sinar matahari dapat menimbulkan masalahpada kulit, terutama pada mereka yang suka mandi matahari atau terkenaterpaan langsung sinar matahari secara terus menerus yang mengakibatkankulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar matahari diduga kuatsebagai penyebab kanker kulit.Bila terpaksa harus melakukan kegiatan di bawah terpaan sinarmatahari, gunakan topi pelindung dan oleskan krim pelindung yangmengandung Sun Protection Factor (SPF) 50.c. Pengunaan kosmetik yang mengandung parfum, zat pewarna ataubahan-bahan tertentu dapat menyebabkan fotosensitivitas yang dapatmengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpapar sinarmatahari.d. Konsumsi obat, Difenilhidantoin, mesantoin, klorpromazine, sitostatik danminosiklin dapat menyebabkan timbulnya flek. Obat ini ditimbun dilapisan dermis bagian atas dan secara kumulatif dapat merangsang hiperpigmentasi.e. Gaya hidup2.9 Penyebab kulit dan rambut keringKulit kering didefinisikan sebagai kulit yang memiliki karakteristik warna kusam, tekstur kasar dan peningkatan jumlah kerutan. Etiologi dari kondisi ini adalah multifaktorial. Tetapi yang berperan dalam terjadinya kulit kering adalah stratum corneum dan kapasitasnya dalam menjaga kelembaban kulit.(8)Selain itu, kulit kering juga dapat disebabkan oleh faktor lain yang berupa radiasi sinar UV, deterjen, aseton dan berendam terlalu lama. Pada orang tua, kulit kering juga dapat disebabkan oleh perubahan struktur lapisan kulit (perubahan komposisi lipid stratum corneum dan perubahan differensiasi epidermal).(8)Sedangkan rambut kering dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Mencuci rambut (bersampo) secara berlebihan

b. Meggunakan pengering rambut secara berlebihan

c. Kondisi lingkungan yang kering

d. Malnutrisi

e. Kurangnya aktivitas kelenjar tiroid dan paratiroid.(22)2.10 Mekanisme kulit keringKulit merupakan lapisan terluar penutup tubuh yang mempunyai fungsi sebagai barrier terhadap segala bentuk / macam trauma dari luar tubuh baik fisik, mekanik, maupun kimiawi. Pada keadaan tertentu kulit tampak kasar, kering, bersisik, sehingga tampak kusam dan tidak lagi menarik. Kulit kering (dry skin) atau xerosis didefinisikan untuk menggambarkan hilangnya atau berkurangnya kadar kelembaban stratum korneum. Kulit tampak dan terasa sehat apabila lapisan luarnya mengandung 10% air. Peningkatan Trans Epidermal Water Loss (TEWL) yang menyebabkan kulit kering dikarenakan adanya gangguan pada kulit yang menyebabkan banyaknya air yang menguap ke permukaan kulit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti bahan kimia dan mandi berendam terlalu sering. Pada orang tua, kulit kering disebabkan oleh perubahan struktur lapisan kulit (perubahan komposisi lipid stratum korneum dan perubahan differensiasi epidermal).(13,23)Pusat pengaturan hidrasi kulit terdapat pada keseimbangan antara keluar dan masuknya cairan di stratum korneum. Mekanisme pengaturan hidrasi kulit berkutat pada masuknya cairan endogen yang berasal dari proses difusi yang berasal dari lapisan dermis kulit menuju ke permukaan kulit dan juga sekresi kelenjar keringat. Pemasukan secara eksogen akan meningkat ketika kelembaban relatif tinggi. Keseimbangan terjadi apabila kelembaban relatif lingkungan ialah 85% dan apabila dibawah konsentrasi tersebut akan terjadi kehilangan air transepidermal (Trans Epidermal Water Loss / TEWL), sedangkan diatas konsentrasi tersebut yang justru terjadi adalah kebalikannya.(13,23,24)Pada keadaan normal, air mengalir secara difusi dari dermis menuju ke epidermis melalui dua cara yaitu melalui stratum korneum dan ruang interseluller. Oleh sebab itu, air akan keluar dari tubuh melalui epidermis. Keadaan keluarnya air melalui epidermis tersebut dikenal dengan istilah Trans Epidermal Water Loss (TEWL). Normalnya TEWL berkisar antar 0,1-0,4 mg/cm2 per jam. Proses difusi pasif terjadi karena terdapatnya perbedaan kandungan air dari stratum basalis (60-70%), stratum granulosum (40-60%), dan stratum korneum kurang dari 15% sehingga air akan mengalir dari stratum basalis menuju ke stratum korneum. Dengan demikian, maka stratum korneum merupakan barrier hidrasi yang sangat penting dalam mempertahankan kelembaban kulit.(13,23,24)Pada kulit yang sakit seperti pada psoriasis dan eczema (kelainan epidermis), barrier kulit akan melemah sehingga kecepatan TEWL akan meningkat 10 kali lebih besar dari normal. Di lain pihak, stratum korneum terdiri dari sel-sel yang tak berinti yang banyak mengandung protein (protofilaggrin, filaggrin, dan granul keratohyalin) dan ruang interseluler yang banyak mengandung lipid maupun membrane stratum korneum (ceramide, FFA, dan kolesterol). Terdapat juga bahan pelembab alami (Natural Moistuerizing Factor / NMF) yang mempunyai kemampuan mengikat air sangat kuat. Selain itu, enzim-enzim yang berada di ruang interseluler juga dapat menyebabkan perubahan komposisi lipid interseluller sehingga dapat mempengaruhi TEWL.(13,23,24)Ceramide merupakan komponen utama lipid interseluller stratum korneum yang banyak mengandung asan linoleat. Ikatan antara ceramide dan air akan membentuk emulsi yang halus, sehingga kulit tampak halus dan lembut. Pada keadaan tertentu, cuaca bersuhu rendah dengan kelembaban relatif rendah dapat mengakibatkan ikatan antara ceramide dan air tersebut akan mengkristal sehingga kulit menjadi kering, kasar, dan kusam. Pada proses penuaan stratum korneum masih terdapat intag, akan tetapi fungsi kulit sebagai barier mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah faktor pelembab alami yang rendah sehingga menyebabkan kapasitas mengikat air lebih kurang 75% dari normal, akibatnya TEWL tadi akan mengalami peningkatan.(13,23,24)Kehilangan cairan pada kulit berhubungan dengan berbagai keadaan misalnya cuaca berangin, suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah, udara yang kering, penggunaan bahan yang mengandung surfaktan, penggunaan bahan-bahan alkali (sabun), bahan-bahan pelarut organik (misalnya eter, aseton, ataupun alcohol), enzim proteolitik dan lipolitik, adanya proses penuaan, serta berbagai kelainan kulit. Selain itu, kemampuan kulit untuk menyimpan kelembaban berhubungan dengan adanya suatu bahan yang larut dalam air yang dinamakan Natural Moisturizing Factor (NMF). Kelembaban kulit sendiri bergantung pada 3 faktor yaitu:(13,23,24) Kecepatan cairan mencapai stratum korneum dari lapisan bawah (kelenjar ekrin, transfer transepidermal),

Kecepatan penguapan cairan, dan

Kemampuan stratum korneum untuk menahan cairan yang bergantung kepada integritas lapisan hidrolipid, adanya NMF, cukup tersedianya air interseluller, integritas membran sel, dan semen interseluller yang berasal dari lipid penunjang.

Proses kulit kering yang penting adalah keseimbangan antara penguapan air dengan kemampuan kulit menahan air, serta fungsi kulit sebagai barrier juga ikut berperan. Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan kulit yang sehat dan memperbaiki kulit yang kering. Mekanisme dasar untuk mengembalikan kulit kering yaitu dengan meningkatkan pengikatan dan penyimpanan air dengan cara menggunakan bahan-bahan yang mampu mengikat air atau moisturizers, bahan pelumas atau emollients, dan penutup kulit atau conditioners.(24)2.11 Perawatan kulitSecara garis besar perawatan dibedakan atas pembersih, penipis, pelembab, pemakaian bedak dan pelindung kulit.(2527)a. Pembersih

Tujuan pembersihan adalah menghilangkan sel-sel kulit mati dan kelebihan minyak, keringat, kotoran dan sisa kosmetik. Bahan dasar pembersih ada tiga, yaitu :

Bahan dasar air dan alkohol (4:1) : tonic, penyegar Bahan dasar minyak : krim pembersih, susu pembersih Bahan dasar padat : maskerSifat krim pembersih yang baik adalah bersifat lunak, mudah diratakan, tidak terlalu berlemak, sisa krim tidak mengental setelah pemakaian dan dapat meninggalkan lapisan lemak tipis pada permukaan kulit. Untuk sabun pembersih yang ideal adalah soapless soap yang merupakan suatu detergen sintetik (synthetic detergent = syndet). Sabun ini ber-pH normal dan kurang menimbulkan iritasi dibandingkan sabun biasa. Sedangkan penyegar yang baik adalah membersihkan sisa-sisa kotoran sampai jauh kedalam pori, mampu merangsang pertumbuhan kulit, mendinginkan dan menyegarkan kulit.Hal-hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan pembersih kulit pada pasien akne adalah : Pembersih yang digunakan harus dapat menghilangkan kelebihan lipid barier kulit. Kerusakan sawar kulit ini akan memperparah reaksi iritasi yang timbul akibat penggunaan obat anti akne.

Menghindari pengikisan yang berlebihan, karena akan merangsang hiperaktifitas kelenjar sebasea untuk meningkatkan produksinya sebagai mekanisme terhadap kehilangan lipid kulit.

Jangan menggunakan sabun yang terlalu kuat karena akan menyebabkan kulit kering.

Sebaiknya menggunakan bahan yang tidak iritatif.

Perhatikan frekuensi yang ideal untuk membersihkan kulit khususnya wajah. Untuk iklim tropis seperti di Indonesia frekuensi mencuci muka yang ideal 3-4x sehari.

Membersihkan kulit tidak menggunakan bahan yang kasar, cuk(18)up menggunakan ujung-ujung jari. Pemakaian pembersih sebaiknya dilakukan setelah beraktivitas dan sebelum istirahat seperti sebelum tidur. Agar kulit bersih dari sisa-sisa kosmetik dan kotoran. Kulit yang bersih saat beristirahat akan menimbulkan perasaan nyaman.

b. Penipis kulit

Tujuan penggunaan penipisan kulit adalah Mengurangi kelebihan minyak dan sel kulit mati

Mengurangi pembentukan komedo

Membantu agar kulit lebih halus dan lembut.

Dengan memakai penipis kulit ini akan menghilangkan penumpukan sel-sel kulit mati yang menyebabkan kulit wajah tampak suram, tidak segar, kasar, pori-pori melebar dan kotor.5 Terdapat dua macam mekanisme penipis kulit:

Cara fisik atau manual untuk mengangkat sel kulit mati dengan alat mekanis mikrodermabrasi seperti bubuk penggosok (peeling powder, scrub), kapas, sikat, spon dan handuk.

Cara kimia dengan melarutkan atau melepaskan ikatan

Pemakaian penipis kulit ini biasanya bersamaan dengan pemakaian pembersih. Saat ini pun sudah banyak produk-produk pembersih yang mengandung penipis seperti scrub. Tetapi Membersihkan kulit khususnya kulit wajah berjerawat tidak dianjurkan menggunakan bahan yang kasar, cukup menggunakan ujung-ujung jari.

c. Pelembab

Penggunaan pelembab ditujukan untuk : Mengembalikan dan mempertahankan kadar air kulit.

Menghaluskan dan melembutkan kulit.

Mengurangi iritasi.

Pelembab berfungsi mengikat air dan membentuk lapisan lemak tipis untuk mencegah penguapan air. Terdapat dua jenis pelembab, yaitu : Pelembab jenis ringan : merupakan campuran minyak dalam air. Pelembab jenis berat : merupakan campuran air dalam minyak, digunakan untuk melembabkan dan menghaluskan kulit.Sifat pelembab yang baik adalah dapat melembabkan, menjaga kulit tetap lembut dan halus, melindungi kulit, mudah digunakan dan mudah dicuci. Pelembab sebaiknya dipergunakan hanya pada tempat-tempat tertentu yang kering dan tidak rutin setiap hari dan sediaan yang dipakai bersifat bebas minyak dan non komedogenik.d. Pemakaian Bedak

Untuk jenis bedak yang sering menyebabkan jerawat pada wajah adalah bedak padat (compact powder).e. Pelindung Kulit

Untuk melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dapat dipakai : Pelindung fisik seperti payung atau topi lebar.

Pelindung kimiawi berupa tabir surya.

Tabir surya bekerja dengan cara menyerap, menghamburkan dan memantulkan sinar matahari. Mencegah pengaruh negatif sinar matahari yang dapat mengakibatkan berbagai kelainan kulit seperti terbakar, penuaan dini dan pigmentasi pada kulit wajah. Pada tabir surya terdapai istilah SPF (sun protector factor) yang merupakan perbandingan antara dosis UV terutama UVB.

Bahan-bahan tabir surya antara lain :

PABA (para amino benzoic acid) : menyerap UVB

Derivat benzophenon : untuk UVA dan UVB

Antranilat : untuk UVB

Pada daerah tropis seperti Indonesia, dianjurkan memakai tabir surya yang non-PABA. Karena, PABA menyerap UVB berlebihan dan dapat menyebabkan kulit semakin gelap. Tabir surya non-PABA mempunyai keuntungan yaitu anti penuaan dini, anti noda hitam dan mencegah kanker kulit.

Sebaiknya dihindari bahan yang bersifat menyumbat pori-pori. Pemilihan tabir surya harus bersifat bebas minyak dan non komedogenik. Contoh tabir surya yaitu sunscreen cream, sunscreen foundation dan sun block.2.12 Pengaruh ras terhadap perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambutPerbedaan warna kulit pada beberapa ras disebabkan karena adanya perbedaan ukuran dan distribusi melanosom di keratinosit. Pada keturunan Afrika, melanosom berukuran besar dan tersebar secara tunggal di dalam keratinosit. Pada ras kulit putih, ukuran melanosom relatif lebih kecil dan berkumpul di dalam suatu membran pada keratinosit. Sedangkan ras Asia memiliki kombinasi dari melanosom yang berukuran besar dan tersebar dengan melanosom yang berukuran kecil dan berkerumun.(8)2.13 Pengaruh usia terhadap perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambutSeiring bertambahnya usia dapat mengakibatkan perubahan pada tekstur dan warna kulit serta rambut. Hal ini berkaitan dengan Aging process (proses penuaan). Usia berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada protein di dermis. Serat-serat kolagen di dermis mulai berkurang jumlahnya, kaku, break apart, dan disorganisasi menjadi bentuk yang tidak utuh, dan kusut. Serat-serat elastis kehilangan elastisitasnya, menebal sehingga bergumpal. Fibroblas, yang menghasilkan serat kolagen dan elastis, berkurang jumlahnya. Sebagai akibatnya, kulit membentuk karakteristik dengan celah-celah dan bergalur yang disebut kerutan (wrinkles).Penuaan lebih lanjut, sel Langerhans berkurang dan makrofag menjadi kurang efisien dalam memfagosit, dengan demikian terjadi pengurangan respon imun pada kulit. Selain itu, berkurangnya ukuran kelenjar sebasea mengakibatkan kulit kering dan rusak yang dapat mudah terkena infeksi. Terdapat pengurangan jumlah melanosit yang berfungsi, mengakibatkan rambut menjadi abu-abu dan atypical skin pigmentation. Rambut rontok meningkat seiring penuaan sebagai akibat folikel rambut yang berhenti memproduksi rambut. sekitar 25% pria mulai menunjukkan kerontokkan rambut pada umur 30 tahun. Baik pria dan wanita dapat terjadi kebotakan. Peningkatan ukuran pada beberapa melanosit menghasilkan bintik-bintik terpigmentasi (age spots). Dinding pembuluh darah di dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel, dan jaringan adipose subkutaneus hilang. Kulit (khususnya di dermis) lebih tipis daripada kulit yang masih muda. Pertumbuhan rambut dan kuku lambat selama decade ke-2 dan ke-3 kehidupan. Kuku juga menjadi mudah rapuh seiring bertambahnya umur, sering terjadi karena dehidrasi atau penggunaan berulang penghilang kutikula atau nail polish. (28)2.14 Pengaruh jenis kelamin terhadap perbedaan tekstur dan warna kulit serta rambutPada dasarnya tekstur kulit yang berbeda pada pria dan wanita adalah hormon yang memengaruhinya yaitu:(29) Testosteron

Testosteron meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan kekasaran jaringan subkutan. Testosteron juga meningkatkan kecepatan sekresi beberapa atau mungkin semua kelenjar sebasea tubuh. Yang paling penting adalah kelebihan sekresi oleh kelenjar sebasea wajah, karena hal tersebut dapat menyebabkan akne. Oleh karena itu, akne merupakan salah satu gambaran umum dari remaja pria ketika tubuh pertama kali mengenali peningkatan sekresi testosteron. Setelah beberapa tahun sekresi testosteron, kulit normalnya beradaptasi terhadap testosteron sedemikian rupa sehingga memungkinkan kulit tersebut mengatasi akne.

Esterogen

Esterogen menyebabkan kulit berkembang membentuk tekstur yang halus dan biasanya lembut, tetapi meskipun demikian, kulit wanita lebih tebal daripada kulit seorang anak atau kulit wanita yang dikastrasi. Esterogen juga menyebabkan kulit menjadi lebih vaskular; efek ini seringkali berkaitan dengan meningkatnya kehangatan kulit, juga menyebabkan lebih banyak perdarahan pada permukaan yang terluka dibandingkan perdarahan yang terjadi pada pria.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanPerbedaan tekstur dan warna kulit serta rambut disebabkan oleh proses melanogenesis, penuaan serta aktivitas dari kelenjar kulit yang dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik..DAFTAR PUSTAKA

1. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rooks Textbook of Dermatology, 4 Volume Set. 8 edition. Chichester, West Sussex, UK; Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell; 2010. 4432 p.

2. PhD TWS. Langmans Medical Embryology. Twelfth edition. Philadelphia: LWW; 2011. 400 p.

3. Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of Anatomy and Physiology. 13th edition. Hoboken, NJ: Wiley; 2011. 1344 p.

4. Mescher AL. Histologi Dasar Junqueira: Text & Atlas. 12th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.

5. Fawcett DW. Buku Ajar Histologi. 12th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. 469-478 p.

6. Eroschenko VP. Atlas Histologi Difiore: Dengan Korelasi Fungsional. 11th ed. Jakarta: EGC; 2010.

7. Meisenberg G, Simmons W. The Extracellular Matrix. 6th ed. Philadelphia: Principle of Medical Biochemistry; 2006.

8. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K. Fitzpatricks Dermatology on General Medicine. 8th ed. New York: Mc Graw Hill; 2012.

9. Hajjar V, Depta J, Mountis M. Does vitamin D deficiency play a role in the pathogenesis of chronic heart failure? Do supplements improve survival? Cleve Clin J Med. 2010 Desember;77(5):290.

10. Pilz S, Thomaschitz A, Dekker J. Vitamin D deficiency and myocardial disease. Mol Nutr Food Res. 2010;54(8):111.

11. Holick M. Vitamin D deficiency. N Engl J Med. 2007;357:26681.

12. Damayanti N, Listiawan M. Fisiologi dan Biokomia Pigmentasi Kulit. Berk Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 2004;16(2).

13. Wasitaatmadja SM. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Penerbit FK UI; 2010.

14. Gawkrodger DJ. Dermatology. Edinburg: Churchill Livingstone; 2003.

15. Hunter J, Savin J, Dahl M. Clinical Dermatology. 3rd ed. Malden: Blackwell Science Ltd.; 2003.

16. Graham R, Burns T. Dermatology. 8th ed. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2005. 3-7 p.

17. Anderson B. The Netter Collection of Medical Illustrations - Integumentary System. 2nd ed. Philadelphia, PA: Saunders; 2012.

18. Sadler T. Langmans Medical Embriology. 12th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012.

19. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.

20. James W, Berger T, Elston D. Andrews Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.

21. Vierkotte A, Jean K. Environmental Influences on SkinAging and Ethnic-Spesific Manifestation. Derm Endocrinol. 2012;4(3):22731.

22. Habif T. Clinical Dermatology. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2009.

23. Light D. Cell, Tissues, and Skin. Philadelphia: Chelsea House Publishers; 2004.

24. NK J. Penuaan Kulit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

25. Draelos J. Skin care maintenance product in Atlas of cosmetic dermatology,. New York: Churcill Livingston; 2000. 77-82 p.

26. Draelos J. Cosmeceuticals Procedures in Cosmetic Dermatology. 1st ed. New York: Elsvier Inc; 2005. 165 p.

27. Gray J. Skin Care in The World of Skin Care a Scientific C ompanion. 1st ed. New York: Macmillan Press Ltd; 2000. 85-2012 p.

28. Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. Hoboken, NJ: Wiley; 2011.

29. Guyton A, Hall J. Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.

FENILALANINE

TIROSIN

DOPA

DOPAQUINONE

MELANIN

Phe hidroksiSINAlase

TIROSE, Cu2+

TYROSINASE, Cu2+

Nonenzimatik

2