laporan pleno selgen pemicu 1

77
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemicu Seorang anak laki – laki berumur empat tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Utara diduga terinfeksi flu burung dan saat ini dialokasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Dokter yang bertugas mengatakan bahwa kemungkinan pasien tersebut terinfeksi virus flu burung.Pihak rumah sakit kemudian melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melakukan kunjungan ke daerah tempat tinggal pasien. Petugas yang dating ketempat tinggal pasien mengamati hewan dan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam di sekitar tempat tinggal pasien. Para petugas juga mendapat laporan bahwa banyak ayam mati mendadak di daerah tersebut. Tiga bulan sebelumnya juga beberapa ternak mengalami penyakit yang disebabkan oleh bakteri. 1.2 Klarifikasi dan Definisi 1. Infeksi : Invasi dan multiplikasi mikroorganisme di jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat metabolisme yang kompetitif, toksin, replikasi intarseluler, atau respon, antigen – antibodi. (1) 1 | Laporan DK3 Pemicu 1 Modul Sel dan Genetika

description

laporan pleno selgen pemicu 1

Transcript of laporan pleno selgen pemicu 1

BAB IPENDAHULUAN1.1 PemicuSeorang anak laki laki berumur empat tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Utara diduga terinfeksi flu burung dan saat ini dialokasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Dokter yang bertugas mengatakan bahwa kemungkinan pasien tersebut terinfeksi virus flu burung.Pihak rumah sakit kemudian melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melakukan kunjungan ke daerah tempat tinggal pasien.Petugas yang dating ketempat tinggal pasien mengamati hewan dan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam di sekitar tempat tinggal pasien. Para petugas juga mendapat laporan bahwa banyak ayam mati mendadak di daerah tersebut. Tiga bulan sebelumnya juga beberapa ternak mengalami penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

1.2 Klarifikasi dan Definisi1. Infeksi: Invasi dan multiplikasi mikroorganisme di jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat metabolisme yang kompetitif, toksin, replikasi intarseluler, atau respon, antigen antibodi. (1)2. Isolasi: Pemisahan individu yang terinfeksi dari yang tidak terinfeksi selama masa penularan.(1) 3. Bakteri: secara umum, setiap mikroorganisme prokariotik uniseluler yang biasanya memperbanyak diri melalui pembelahan sel, tidak memiliki nukleus atau organel organel terbungkus membran, dan mempunyai dinding sel.(1)4. Virus: agen infeksi yang sangat kecil dan dengan beberapa penggecualian, tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya tidak mempu melakukan metabolisme sendiri dan hanya mampu bereplekasi dalam sel hospes yang hidup.(1)5. Flu burung: Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.1.3 Kata Kunci1. Anak laki laki umur empat tahun2. Virus3. Bakteri4. Isolasi5. Flu burung6. Infeksi7. Suspect flu burung1.4 Rumusan MasalahBagaimana proses penginfeksian virus dan bakteri pada organisme ?1.5 Analisis Masalah

MasukOragnisme(hewan dan tumbuhan)Ciri ciriDaur HidupKlasifikasiPerkembangbikkanStrukturMikrobiologi(bakteri dan virus)

PenularanPenanggulangan

1.6 HipotesisPenularan bakteri dan virus terhadap organisme adalah dengan proses dan cara tertentu menurut karakteristik virus dan bakteri tersebut1.7 Pertanyaa Diskusi1. Bagaimana keanekaragaman hayati dapat terbentuk ? 2. Bagaimana perbedaan sel prokariyotik dan eukariyotik ? 3. Apa perbedaan sel hewan dan tumbuhan ?4. Apa definisi virus ? 5. Apa ciri ciri virus ?6. Kenapa virus tidak digolongkan sebagai makhluk hidup ?7. Bagaimana daur hidup virus ?8. Bagaimana klasifikasi virus ? 9. Bagaimana perkembangbiakan virus ? 10. Bagaimana struktur virus ? 11. Bagaimana poliferasi virus ?12. Apa definisi bakteri ? 13. Apa ciri ciri bakteri ? 14. Bagaimana daur hidup bakteri ? 15. Bagaimana klasifikasi bakteri ? 16. Bagaimana perkembangbiakan bakteri ? 17. Bagaimana struktur bakteri ? 18. Apa perbedaan antara virus dan bakteri ? 19. Apa keuntungan dan kerugian mikroorganisme pada organisme ?20. Apakah virus dan bakteri selalu menginfeksi organisme ? 21. Bagaimana proses virus masuk dan menginfeksi organisme ?22. Bagaimana proses bakteri masuk dan menginfeksi organisme ? 23. Bagaimana gejala gejala organisme yang terinfeksi virus dan bakteri ? 24. Bagaimana penanggulangan terhadap organisme yang terinfeksi virus dan bakteri ?25. Bagaimana mekanisme tubuh untuk mengeluarkan virus dan bakteri ? 26. Bagaimana cara menghambat pertumbuhan virus dan bakteri ? 27. Apa definisi flu burung ? 28. Mengapa flu burung dapat menginfeksi manusia ? 29. Bagaimana ciri ciri manusia yang terinfeksi flu burung ? 30. Mengapa anak laki laki umur empat tahun perlu diisolasi ? 31. Apa saja bakteri yang dapat menginfeksi hewan ternak ? 32. Apakah keanekaragaman tumbuhan dan hewan di suatu lingkungan dapat membahayakan manusia jika beberapa tumbuhan atau hewan tersebut terinfeksi virus atau bateri ?BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pembentukan keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati dapat terbentuk dikarenakan adanya Informasi Genetik yang memiliki informasi biologis terhadap Mikrobiologi dan Organisme tersebut.Genom (Ing. genome), dalam genetika dan biologi molekular modern, adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme, atau khususnya keseluruhan asam nukleat yang memuat informasi tersebut. (2)Setiap organisme memiliki genom yang mengandung informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke generasi berikutnya. Dengan sejumlah interaksi kompleks, urutan nukleotida komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup. (3)Selain itu, Ukuran gen (pasang basa) dan jumlah gen juga mempengaruhi informasi biologis dari mikroorganisme dan organisme tersebut. Contoh : (4) Virus, memiliki pasang basa 3.569 dan jumlah gen kurang lebih 4 gen Bakteri, memiliki pasang basa 4.639.221 dan jumlah gen kurang lebih4.288

Manusia, memiliki pasang basa 3.200.000.000 dan jumlah gen kurang lebih 30.000 gen2.2 Perbedaan Sel Prokariotik dan EukariotikCiri khas utama yang membedakan sel prokariot adalah ukurannya yang relatif kecil umumnya berdiameter sekitar 1 um, dan tidak mempunyai membran nukleus.

Struktur Sel Eukariotik1. NukleusMerupakan bagian yang mengandung genom sel. Nukleus terikat dengan suatu membran yang terdiri dari sepasang unit membran dipisahkan oleh suatu ruangan dengan ketebalan yang bervariasi. Membran dalam biasanya merupakan kantong sederhana, namun bagian luar bersambungan dengan retikulum endoplasma. Membran nukleus bersifat permeabilitas selektif sesuai dengan pori-porinya yang terdiri dari suatu kompleks protein yang berfungsi memasukan zat-zat ke dalam dan mengeluarkannya dari nukleus. Kromosom sel eukariot mengandung makromolekul DNA linier yang tersusun sebagai suatu heliks ganda. Makromolekul DNA berhubungan dengan protein dasar yang disebut histon yang berikatan dengan DNA melalui interaksi ionik. Struktur yang tampak berada dalam nukleus disebut dengan nukleolus yang merupakan area yang kaya akan RNA sebagai tempat sintesis RNA ribosom.2. Struktur SitoplasmikSitoplasma sel eukariotik tersusun dari adanya retikulum endoplasma, vakuola, plastid yang dapat membelah, dan sitoskeleton yang tersusun dari mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediate.Retikulum endoplasma merupakan sebuah jaringan yang terdiri dari kanal-kanal yang ada di dalam membran dan berhubungan dengan membran inti. Retikulum endoplasma terdiri dari retikulum endoplasm kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar dilekati oleh banyak ribosom dan retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom. Retikulum endoplasma kasar berperan dalam sintesis glikoprotein dan bahan baku penyusun membran sel. Sedangkan retikulum endoplasma halus berperan dalam proses sintesis lipid dan beberapa bagian metabolisme karbohidrat. Apparatus Golgi merupakan bangunan yang terdiri atas tumpukan-tumpukan membran. Aparatus golgi bersama dengan RE berfungsi untuk memodifikasi secara kimiawi dan memilah-milah produk RE yang akan disekresikan ke bagian sel yang membutuhkan dan produk RE yang berfungsi pada struktur bermembran lainnya.Plastid terdiri dari mitokondria dan kloroplas. Mitokondria seukuran dengan sel prokariotik dan memiliki dua lapis membran. Lapisan luar menutupi bagian dalam yang berlipat-lipat. Lipatan membran dalam disebut dengan krista. Krista berfungsi sebagai tempat sistem transpor elektron pernapasan. Kloroplas merupakan organel fotosintetik yang mampu mengubah energi sinar matahari menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis.Sitoskeleton mencakup susunan mikrotubulus aktin yang berperan dalam fungsi membran sitoplasmik dan bentuk sel dan juga pembentukan spindel mitotik dan komponen flagela. Kumpulan mikrofilamen yang mengandung aktindan miosin yang berperan dalam mekanisme motilitas amuboid dan filamen intermediet yang berfungsi menyusun struktur sitoplasma dan mempertahankan sel terhadap tekanan dari luar.3. Lapisan PermukaanMerupakan lapisan yang tersusun atas protein dan fosfolipid yang disebut membran plasma. Membran plasma pada tumbuhan ditemukan susunan tambahan yang terdiri dari senyawa selulosa yang disebut dinding sel. Beberapa mikroorganisme eukariotik juga mempunyai dinding sel yang tersusun dari bahan polosakarida seperti selulosa dan kitin. 4. Organel MortilitasMikroorganisme eukariotik memiliki organel-organel yang disebut flagel atau silia yang bergerak dengan gerakan seperti gelombang untuk menggerakan sel ketika berada dalam air. Flagel tumbuh pada bagian polar sel sedangkan silia berbentuk lebih pendek yang tumbuh mengelilingi sel.Struktur Sel Prokariotik1. NukleoidStruktur nukleoid pada sel prokariotik sepadan dengan nukleus pada sel eukariot yang berisi serabut kecil DNA, hanya saja struktur inti tidak ditemukan membran inti dan aparatus mitotik. Pada sel bakteri, nukleoid diperkirakan terbentuk dari molekul sirkuler tunggal yang kontinue. Jumlah salinan kromosom dalam sel tergantung pada siklus sel. Namun pada penelitian yang menggunakan gel elektroforesis medan getaran untuk memisahkan molekul DNA bentuk sirkuler dan linear, membuktikan bahwa sebagian sel prokariotik memiliki krmosom linier.2. Struktur sitoplasmikSel prokariotik tidak memiliki plastid otonom seperti mitokondria dan kloroplas, enzim pengangkut elektron terletak dalam membran sitoplasmik. Pigmen fotosintesis (karotenoid dan bakterioklorofil) pada bakteri fotosintetik menyatu ke dalam sistem membran internal yang terbentuk oleh invaginasi membran sitoplasmik yang disebut dengan klorosom. Pada sianobakteria membran fotosintetik sering membentuk struktur berlapis-lapis yang dikenal sebagai tilakoid. Pigmen aksesori utama yang digunakan untuk menangkap cahaya adalah fikobilin yang ditemukan pada permukaan luar membran tilakoid. Granul intraseluler ditemukan untuk menyimpan cadangan bahan dalam bentu granul yang tidak larut.Vesikel pada kelompok bakteri tertentu yang berikatan dengan protein di sitoplasma. Vesikel ini adalah karboksisom, magnesosom dan vesikel gas. Kerboksisom mengandung enzim untuk mengfiksasi CO2, magnetosom berisi besi sulfida yang terikat pada membran yang memungkinkan bakteri tertentu untuk melakukan magnetostatik, sedangkan vesikel gas hampir ditemukan secara khusus pada bakteri yang berhabitat diair agar dapat mengapung.3. Selubung SelMerupakan lapisan yang mengelilingi sel prokariot secara keseluruhan. Struktur dan susunan Selubung sel membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif memiliki struktur yang lebih sederhana yang terdiri dari dua sampai tiga lapisan: membran sitoplasma dan lapisann peptidoglikan yang tebal, dan beberapa bakteri memiliki lapisan luar berupa kapsul atau lapisan S.Bakteri gram negatif merupakan struktur berlapis banyak yang sangat kompleks. Membran sitoplasmik (membran dalam) dikelilingi oleh lembaran tunggal peptidoglikan yang dilekati oleh lapisan kompleks yang disebut lapisan luar. Lapisan paling luar terdapat kapsul atau lapisan S. Ruang antara membran luar dan membran dalam disebut ruang periplasma.4. Membran sitoplasmaMerupakan unit membran yang tersusun atas fosfolipid dan protein. Membran prokariot dibedakan dari membran eukarit oleh ada tidaknya kandungan sterol. Kecuali pada mikoplasma.Invaginasi membran sitoplasma disebut mesosom. Mesosom dibagi menjadi mesosom septal dan mesosom lateral. Mesosom septal berfungsi untuk membentuk dinding penyebrangan selama pembelahan sel dan mesosom lateral merupakan tempat perlekatan kromosom bakteri.Membran sitoplasmik berfungsi sebagai berikut: (1) permeabilitas selektif dan transpor zat terlarut, (2) transpor elektron dan fosfolirasi oksidatif pada spesies aerobik, (3) ekskresi eksoenzim hidrolitik, (4) memproduksi enzim dan molekul pembawa yang dibutuhkan dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid membran, dan (5) menghasilkan sistem transduksi sensorik lainnya.5. Dinding selMerupakan lapisan selubung sel yang terletak diantara membran sitoplasma dan kapsul. Dinding sel pada bakteri gram positif dinding sel terutama tersusun atas peptidoglikan dan asam teikolat. Sedangkan pada bakteri gram negatif, dinding sel terdiri dari peptidoglikan dan membran luar. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung terhadap osmotik. Selain itu, dinding sel juga berperan penting pada proses pembelahan sel dan merupakan bahan primer untuk biosintesis

2.3 Perbedaan sel hewan dan tumbuhan 2.4 Definisi virus Virus adalah agen penyebab infeksi yang berukuran paling kecil dengan diameter sekitar 20 nm sampai sekitar 300 nm. Genom virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA).(5) Asam nukleat dibungkus dalam selubung protein yang dikelilingi oleh membran lipid. Virus bersifat inert dalam lingkungan ekstraseluler dan hanya bereplikasi dalam sel yang hidup, menjadi parasit pada tingkat genetik.Asam nukleat virus mengandung informasi penting untuk memerintah sel pejamu yang terinfeksi dalam mensintesis makromolekul spesifik virus yang diperlukan untuk produksi turunan virus baru. Selama siklus replikasi, akan dihasilkan banyak salinan asam nukleat virus dan protein selubung. Protein selubung ini kemudian akan menyatu membentuk kapsid yang melindungi asam nukleat virus dari lingkungan ekstraseluler.2.5 Ciri ciri virusVirus memiliki ciri-ciri: 1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel) 2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 m - 300m (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X. 3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA) 4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris. 5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor. 6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid 7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia. 8. Virus tidak dapat membelah diri. 9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.2.6 Virus tidak digolongkan sebagai makhluk hidup Virus tidak digolongkan sebagai makhluk hidup karena virus tidak memenuhi beberapa kriteria sebagai makhluk hidup, diantaraya: (6)1. Virus dapat dikristalkan atau mengkristal, padahal makhluk hidup akan mengalami degradasi baik fungsi maupun fisik jika dikristalkan.2. Komponen penyusun virus yang sangat sederhana belum dapat menggolongkan virus sebagai suatu sel hidup. Virus tidak mempunyai sitoplasma, membran sel, dan organel sel yang mana merupakan struktur utama penyusun sel. Mengingat sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk hidup.3. Hingga saat ini, belum dapat diketahui bahwa virus memerlukan makanan/minuman atau tidak. Padahal dalam salah satu kriterianya, makhluk hidup mutlak memerlukan makanan dan minuman untuk proses metabolisme tubuhnya.Alasan virus tidak termasuk makhluk hidup adalah karena virus tidak berespirasi, tidak makan, tidak ekskresi, dan dapat dikristalisasi. (7,8) 2.7 Daur hidup virus Daur Litik Daur reproduksi fag yang mencapai puncaknya pada kematian sel iang dikenal sebagai daur litik (lytic cycle). Istilah ini mengacu pada tahap infeksi terakhir, ketika bakteri lisis (pecah) dan melepaskan fag-fag yang dihasilkan dalam sel. Masing-masing fag kemudian menginfeksi sel-sel yang sehat, dan beberapa siklus lisis yang terjadi secara berturut-turut dapat menghancurkan seluruh populasi bakteri hanya dalam beberapa jam.(4)Fase Perlekatan/AdsorpsiPada fase perlekatan,fag mulai melekatkan dirinya pada situs situs reseptor komplementer (sel bakteri). Fag menggunakan serabut ekornya untuk berikatan dengan situs-situs komplementer reseptor yaitu pada dinding sel (sel bakteri).Fase PenetrasiSetelah fase perlekatan, fag menginjeksikan DNA-nya (Asam Nukleat) ke dalam sel bakteri. Dalam hal ini, ekor fag akan melepaskan enzim, phage lysozyme, yang akan menghancurkan sebagian dari dinding sel bakteri. Selama fase penetrasi, selubung ekor fag berkontraksi dan inti ekor didorong melalui dinding sel. Ketika ujung inti mencapai membran plasma, DNA dari kepala fag melewati inti ekor, melalui membran plasma, dan memasuki sel bakteri. Kapsid fag tetap di luar sel bakteri. Oleh karena itu, fungsi partikel fag seperti suntikanhypodermic yang menginjeksikan DNA-nya ke dalam sel bakteri. Fase BiosintesisSetelah DNA fag mencapai sitoplasma dari sel inang, sintesis asam nukleat dan protein virus terjadi.Fag menggunakan nukleotida sel inang dan beberapa enzim untuk mensintesis banyak salinan DNA fag. Segera setelah itu,biosintesis protein virus dimulai.mRNA ditranskripsidari DNA fag untuk biosintesis enzim fag dan protein kapsid. Ribosom sel inang, enzim, dan asam amino yang digunakan untuk proses translasi. Genetik mengontrol regulasi ketika berbagai region DNA fag ditranskripsi menjadi mRNA selama siklus replikasi sel. Sebagai contoh, awal pesan yang diterjemahkan menjadi protein fag awal, enzim digunakan dalam sintesis DNA fag. Pesan akhir ditranslasi menjadi protein fag untuk sintesis protein kapsid.Fase PematanganDalam proses ini, DNA bakteriofag dan kapsid dirakit menjadi virion lengkap. Komponen virus merakit diri menjadi partikel virus secara spontan. Kepala dan ekor fag secara terpisah dirakit dari protein subunitFase PerlepasanTahap akhir dari replikasi virus adalah pelepasan virion dari sel inang. Istilah lisis umumnya digunakan untuk tahap replikasi T- fag karena dalam hal ini, membran plasma benar-benar pecah (lisis). Lysozyme, yang dikodekan oleh gen fag, disintesis dalam sel. Enzim ini menyebabkan dinding sel bakteri pecah, dan bakteriofag (virus) baru dilepaskan dari sel inang dan dapat menginfeksi sel lain yang rentan, dan daurreplikasi virus diulang dalam sel-sel.(9)

Figure (4)Daur LisogenikBerkebalikan dengandaur litik, yang membunuh sel inang, daur lisogenik (lysogenic cycle) memungkinkan replikasi genom fag tanpa menghancurkan inang. Fag yang mampu menggunakan kedua mode daur reproduksi dalam bakteri disebut fag temperat (temperat phage). Fag temperat disebut lambda ditulis dengan huruf Yunani . Di dalam sel inang, molekul DNA membentuk lingkaran. Apa yang terjadi selanjutnya bergantung pada mode reproduksi : daur litik atau daur lisogenik. Dalam daur litik, genom virus langsung mengubah sel inang menjadi pabrik penghasil . Sel segera lisis dan melepaskan virus-virus yang direproduksi.Akan tetapi selama daur lisogenik, molekul DNA digabungkan dalam sebuah situs spesifik pada kromosom bakteri oleh protein-protein virus yang memutus kedua molekul DNA melingkar dan menggabungkan keduanya. Saat terintegrasi ke dalam kromosom bakteri dengan cara ini, DNA virus dikenal sebagai profag (prophage). Salah satu gen profag mengodekan protein yang mencegah transkripsi sebagian besar gen profag lain. Dengan demikian, sebagian besar genom fag akan diam di dalam bakteri. Setiap kali sel bakteri bersiap-siap untuk membelah, sel tersebut juga mereplikasi DNA fag bersama-sama DNA-nya sendiri dan mewariskan salinan-salinannya ke sel-sel anakan. Sebuah sel yang terinfeksi dapat dengan cepat menghasilkan populasi bakteri yang besar, yang membawa virus dalam bentuk progfag.Ini memungkinkan virus memperbanyak diri tanpa membunuh sel inang yang menjadi tempat bergantung.

Figure (4)2.8 Klasifikasi virus Berikut ini merupakan dasar dalam mengklasifikasikan virus:1. Morfologi virion yang mencakup ukuran, bentuk, jenis simetris, ada atau tidaknya peplomer dan ada atau tidaknya membran.2. Sifat genom virus, yang mencakup jenis asam nukleat, ukuran genom dalam kilobasa atau pasangan kilobasa, rantai tunggal atau ganda, berbentuk sirkuler atau linear, sensasi positif atau negatif atau ambisense, segmen angka atau ukuran, urutan nukleotida, kandungan G+C dan ada tidaknya gambaran khusus.3. Sifat fisikokimia virion, meliputi massa molekul, densitas ringan, stabilitas pH, stabilitas termal, kerentanan terhadap agen-agen fisik dan kimia terutama eter dan detergen.4. Sifat protein virus, adalah jumlah, ukuran, dan aktivitas fungsional protein-protein struktural dan nonstruktural, sekuens asam amino, modifikasi dan aktivitas fungsional khusus.5. Susunan dan replikasi genom, adalah ordo gen, jumlah dan posisi pola pembacaan terbuka, strategi replikasi dan tempat seluler. 6. Sifat antigenik7. Sifat biologi meliputi pejamu alami, cara transmisi, hubungan vektor, patogenesitas, tropisme jaringan dan patologi.Klasifikasi virus dibuat berdasarkan empat macam klasifikasi: ketentuan ICTV, asam nukleat, sampul, dan habitatnya. (10)ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses) adalah komite internasional yang mengklasifikasikan virus menurut hal-hal berikut: 1) Klasifikasi tidak mengikuti klasifikasi Linneaus (binomial nomenclature). 2) Klasifikasi hanya terdiri dari 4 takson: ordo, famili, genus dan spesies. 3) Penamaan takson ordo diberi akhiran virales, famili diberi akhiran viridae, genus diberi akhiran virus. 4) Penamaan spesies menggunakan bahasa Inggris dan kata terakhir ditambahkan virus. Beberapa famili virus yang telah diketahui: FamiliContoh Spesies

Adenoviridae adenovirus

Coronaviridae SARS-CoV, coronavirus

Hepadnaviridae hepatitis B virus

Herpesviridae herpesvirus

Orthomyxoviridae H5N1 virus

Paramyxoviridae Measles virus, Mumps virus

Papovaviridae human papillomavirus

Parvoviridae parvovirus

Poxviridae human poxvirus

Retroviridae HIV

Rhabdoviridae rabies virus

Togaviridae rubella virus

Berdasarkan asam nukleat, virus terdiri dari: 1) Deoksiribovirus, virus dengan DNA. Contoh: bakteriofage, Measles virus, hepatitis B, adenovirus, herpesvirus, poxvirus, papillomavirus, parvovirus. 2) Ribovirus, virus dengan RNA. Contoh: TMV, HIV, SARS virus, rabiesvirus, poliovirus, hepatitis C, rubella virus, H5N1 virus, dan virus pada manusia lainnya. Klasifikasi berdasarkan asam nukleat yang lebih mendetail yang dibuat oleh Baltimore: 1) ssDNA (single-stranded DNA) Yaitu virus dengan DNA berpilin tunggal. Contoh: adenovirus, herpesvirus. 2) dsDNA (double-stranded DNA)Yaitu virus dengan DNA berpilin ganda. Contoh: parvovirus. 3) dsRNA (double-stranded RNA) Yaitu virus dengan RNA berpilin ganda. Contoh: reovirus. 4) ssRNA (single-stranded RNA -) Yaitu virus dengan RNA berpilin tunggal yang membentuk mRNA menggunakan enzim RNA polimerase. Contoh: H5N1 virus, rabies virus. 5) ssRNA+ (single-stranded RNA +) Yaitu virus dengan RNA berpilin tunggal yang RNAnya dapat langsung berubah menjadi mRNA. Contoh: TMV, rubella virus, coronavirus. 6) ssRNA-RT atau ds RNA-RT (RNA-reverse transcriptase) Yaitu virus dengan RNA berpilin tunggal atau ganda yang membentuk mRNA dengan mengubah RNA menjadi DNA dengan enzim transkripsi balik, kemudian dibentuk mRNA. Contoh: HIV (ssRNA-RT), hepatitis B virus (dsRNA-RT). Berdasarkan sampul, virus terdiri dari: 1) Virus bersampul Contoh: HIV, herpesvirus, dan human papillomavirus. 2) Virus telanjang Contoh: Adenovirus, Papovavirus, Parvovirus dan Reovirus.Berdasarkan habitat (sel hospes), virus terdiri dari: 1) Virus prokariotik (bakteri) Contoh: bakteriofage. 2) Virus eukariotik (protista dan jamur) Contoh: Mycovirus. 3) Virus tumbuhan Contoh: TMV, TYMV (turnip yellow mosaic virus), CiLV (citrus leprosis virus). 4) Virus hewan Contoh: HIV, Measles, influenza, rabies, dll.2.9 Perkembangbiakan virus Perkembang biakan virus sama dengan proses replikasi DNA atau RNA, dimana protein adalah materi genetik dasar yang menunjukkan kehidupan. Agar berhasil berkembang biak virus memerlukan :(11) Bentuk stabil yang memungkinkan virus bertahan hidup tanpa penjamunya Mekanisme untuk menginvansi sel penjamu Informasi genetik yang diperlukan untuk replikasi komponen virus dalam sel Informasi tambahan yang mungkin diperlukan untuk pengemasan komponen dan membebaskan virus yang dihasilkan dari sel penjamu2.10Struktur virus Asam nukleat: kumpulan informasi genetik virus Kapsid: selubung protein atau lapisan yang menyelubungi genom asam nukleat virus. Kapsomer: sekelompok polipeptida pada permukaan partikel virus ikosahedral yang dapat terlihat menggunakan mikroskop elektron. Selubung protein (Envelope): membran lipid yang mengelilingi beberapa partikel virus. Selubung ini diperoleh selama maturasi virus dengan proses budding suatu proses reproduksi aseksual melalui membran sel. 2.11 Poliferasi virus 2.12 Definisi bakteriBakteri merupakan makhluk hidup yang terdapat dimana-mana dalam udara yang kita hirup, di tanah yang kita pijak dan tentu saja dalam tubuh kita. Bahkan sebenarnya, kita sepenuhnya hidup ditengah-tengah dunia bakteri yang tidak tampak.Bakteri berasal dari kata Bakterion (yunani = batang kecil). Di dalam klasifikasi, bakteri digolongkan dalam Divisio Schizomycetes.Bakteri adalah organisme bersel satu yang terlalu kecil untuk dapat dilihat kecuali dengan bantuan mikroskop. Mereka berukuran micron (1/1000 mm). Seperti juga makhluk hidup lain, bakteri membutuhkan makanan, air dan suhu yang sesuai untuk hidup dan berkembang biak. Terkadang makhluk kecil ini hidup damai dengan sesamanya tetapi ada kalanya mereka terlibat peperangan antara hidup dan mati untuk memperebutkan makanan dan tempat untuk hidup. Kita tidak dapat secara langsung melihat, mendengar ataupun merasakan drama kehidupan bakteri ini, tetapi mereka mempunyai berbagai cara supaya kehadirannya dapat kita rasakan.Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai.2.13 Ciri - ciri bakteri Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang , dan lengkung , namun bentuk bakteri yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat mengalami pleomorf, yaitu bentuk yang bermacam malam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Karakteristik bakteri:(12,13) Merupakan organisme uniseluler yang dapat dalam bentuk kokus, basil, dan spiral Organisme prokaryot Diselubingi oleh membran lipid Kebanyakan dari bakteri terdapat satu molekul DNA sirkuler dengan sekitar 500 10.000 gen Sitoplasma bakteri mengandung sejumlah small auxiliary DNA molecules, plasmids. Berukuran mikroskopik Bereproduksi dengan pembelahan biner Memerlukan nutrisi untuk tumbuh Terdapat bakteri aerob dan anaerob Suhu optimal dari kebanyakan bakteri adalah 37C Kebanyakan dari bakteri akan mati dalam waktu 30 menit pada suhu 56C2.14Daur hidup bakteri (14) Fase penyesuaian diri (lagphase)waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama 2 jam. Bakteri belum berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas metabolismenya sangat tinggi. Fase ini merupakan persiapan untuk fase berikutnya.Fase pembelahan (logarhytmik phase/exponential phase)Bakteri berkembang biak dengan berlipat dua, jumlah bakteri meningkat secara eksponensial. Untuk kebanyakan bakteri fase ini berlangsung 1,8-24 jam. Pada pertengahan fase ini pertumbuhan bakterisangat ideal, pembelahan terjadi secara teratur, semua bahan dalam sel berada dalam keadaan seimbang (balanced growth).Fase stasioner (stationary pbase)Dengan meningkatnya jumlah bakteri, meningkat juga jumlah hasil metabolisme yang toksis.Bakteri mulai ada yang mati, pembelahan terhambat. Pada suatu saat terjadi jumlah bakteri yang hidup tetap sama.Fase kemunduran/penurunan (period of decline)Jumlah bakteri hidup berkurang dan menurun.Keadaan lingkungan menjadi sangat buruk. Pada beberapa jenis bakteri timbul bentuk-bentuk abnormal (bentuk involusi)

Figure kurva daur hidup bakteriKeterangan :a-b log phase (2 jam) : bakteri menyesuaikan diri terhadap keadaan sekitamyat-c log phase (exponential phase) : bakteri berkembang biak secara logaritmik sampai jam ke-10c-d stationary phase: jumlah bakteri relatif konstand-e period of decline : jumlah bakteri yang mati lebih banyak2.15Klasifikasi bakteri Klasifikasi bakteri dapat dilihat dari beberapa penggolongan. Diantaranya klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk tubuh, klasifikasi bakteri berdasarkan flagela, dan terakhir klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan gram.(15)1. Klasifikasi bakteri Berdasarkan bentuk tubuh:a. Bakteri Kokus (bulat)1) MonokokusBerupa sel bakteri kokus tunggal. Contoh : Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata).2) DiplokokusBerupa dua sel bakteri kokus berdempetan. Contoh : Diplococcus pnemoniae (penyebab penyakit pneumonia) , Neisseria gonorhoeae (penyebab penyakit kelamin raja singa).3) TetrakokusBerupa empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. Contoh : Pediococcus cerevisiae.4) SarkinaBerupa delapan sel bakteri kokus berdempetan berbentuk kubus. Contoh : Thiosarcina rosea (bakteri belerang).5) StreptokokusBerupa lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Contoh : Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang).6) StafilokokusBerupa lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk seperti buah anggur. Contoh : Staphylococcus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).b. Bakteri Basil (batang)1) Basilus/monobasilBerupa sel bakteri basil tunggal. Contoh : Eschericcia coli (bakteri usus besar manusia), Propionibacterium acnes (penyebab jerawat).2) DiplobasilBerupa dua sel bakteri basil berdempetan.3) StreptobasilBerupa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Contoh : Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen) , Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak).c. Bakteri Spirilia1) SpiralBentuk sel bergelombang. Contoh : Thiospirillopsis floridina (bakteri belerang).2) Bakteri Vibrio (koma)Bentuk sel seperti tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera).3) Bakteri SpirosetaBentuk sel seperti sekrup. Contoh : Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifilis).2. Klasifikasi bakteri berdasarkan kedudukan alat gerak a. MonotrikMonotrik, berflagel satu pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas araginosa.b. AmfitrikAmfitrik, flagel masing-masing satu pada kedua ujung tubuh bakteri. Contoh : Spirillium serpen.c. LofotrikLofotrik, berflagel banyak pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas flourencens.d. PeritrikPeritrik, berflagel banyak pada semua sisi tubuh bakteri. Contoh : Salmonella thypii.3. Klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan Grama. Bakteri gram-positifBakteri gram-positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan. Misalnya bakteri Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan Aerococcus.b. Bakteri gram-negatifBakteri gram-negatif memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya bakteri Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.Berkut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan Gram negatif :KarakteristikGram PositifGram Negatif

Dinding selHomogen dan tebal (20-80 nm) serta sebagian besar tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida lain dan asam teikoat dapat ikut menyusun dinding sel.Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan luar, serta adanya membran luar (7-8 nm tebalnya) yang terdii dari lipid, protein, dan lipopolisakarida

Bentuk selBulat, batang atau filamenBulat, oval, batang lurus atau melingkar seperti tanda koma, heliks atau filamen; beberapa mempunyai selubung atau kapsul

ReproduksiPembelahan binerPembelahan biner, kadang-kadang pertunasan

MetabolismeKemoorganoheterotrofFototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof

MotilitasKebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya adalah petritrikus (petritrichous)Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat bervariasi-polar,lopotrikus (lophtrichous), petritrikus (petritrichous).

Anggota tubuh (apendase)Biasanya tidak memiliki apendaseDapat memiliki pili, fimbriae, tangkai

EndosporaBeberapa grup dapat membentuk endsporaTidak dapat membentuk endospora

4. Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigena. Bakteri aerobBakteri aerob membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya Nitrosomonas, Nitrobacter, Nitrosococcus.b. Bakteri anaerobBakteri anaerob tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya Micrococcus denitrificans.

5. Klasifikasi bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik)a. AutotrofBakteri yang dapat menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Berdasarkan sumber energinya bakteri autotrof dibedakan menjadi :1) Fotoautotrof (sumber energi dari cahaya)2) Kemoautotrof (sumber energi dari hasil reaksi kimia).b. HeterotrofBakteri yang tidak dapat menyusun makanan sendiri. Bakteri ini memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain. Bakteri yang termasuk kedalam bakteri heterotrop adalah bakteri yang bersifat parasit dan saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.

2.16 Perkembangbiakan bakteri Perkembangbiakan bakteri dengan dua cara, yaitu seksual dan asseksual1. Seksual Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran mater genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :1. TransformasiTransformasi adalah perpindahan sedikit materi genetik berupa ADN atau gen dari bakteri satu ke bakteri lainnya yang sejenis dengan proses fisiologi yang komplek.2. TransduksiTransduksi adalah pemindahan materi genetik dengan perantaraan virus (bakteriofage). Proses ini diawali dengan proses masuknya virus kedalam bakter. Selanjutnya, virus akan berkembang biak sehingga menyebabkan sel bakteri yang dimasukinnya mengalami pecah (lisis). Virus yang baru dibentuk akan keluar dari sel bakteri.3. KonjugasiKonjugasi merupakan perkawainan antara kedua sel kelamin. Sel kelamin jantan ditandai dengan adanya rambut halus dipermukaan dinding sel yang dapat berikatan dengan tempat khusus dipermukaan sel betina. Pada proses ini terjadi gabungan antara dua bakteri dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel donor ke sel penerima dan ADN dipindahkan melalui pilus.

2. AsseksualBakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembangbiak secara asseksual (vegetatif : tidak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Satu bakteri akan membelah menjadi 2 anakkan, 2 menjadi 4, dan seterusnya.

2.17 Struktur bakteri(10,14)

1. Kapsul Kapsul adalah selaput licin yang terdiri dari polisakarida dan terletak di luar dinding sel. Kapsul merupakan bagian asesori dari bakteri berfungsi melindungi bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim dan sebagai tempat penumbunan nutrien.. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri yang patogen yang memiliki kapsul. 2. FlagelaAlat gerak pada bakteri berupa flagela atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagela memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Flagella memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu:1. Monotrik : bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.2. Lofotrik : bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu flagel.3. Amfitrik : bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah flagel.4. Peritrik : bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

\3. Dinding selFungsi dinding sel pada prokaryota, adalah melindungi sel dari tekanan turgor yang disebabkan tingginya konsentrasi protein dan molekul lainnya dalam tubuh sel dibandingkan dengan lingkungan di luarnya. Dinding sel bakteri berbeda dari organisme lain. Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar membran sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel. Ada dua tipe utama bakteri berdasarkan kandungan peptidoglikan dinding selnya yaitu Gram positif dan Gram negatif.4. Membran selTersusun atas molekul lemak dan protein. Membran sel bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.5. SitoplasmaSitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral-mineral. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.6. GranulaGranula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.7. KromosomTidak seperti eukaryota, kromosom bakteri tidak dikelilingi membran-bound nucleus melainkan ada di dalam sitoplasma sel bakteri. Ini berarti translasi, transkripsi dan replikasi DNA semuanya terjadi di tempat yang sama dan dapat berinteraksi dengan struktur sitoplasma lainnya, salah satunya ribosom.8. Vakuola gasDengan mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau bawah dalam air.9. Pili dan fimbriaFimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak spesies dari Proteobacteria. Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di seluruh permukaan sel bakteri. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di permukaan sel bakteri.

10. PlasmidKebanyakan bakteri memiliki plasmid. Plasmid dapat dengan mudah didapat oleh bakteri. Namun, bakteri juga mudah untuk menghilangkannya. Plasmid dapat diberikan kepada bakterilainnya dalam bentuk transfer gen horizontal.11. RibosomSemua prokaryota memiliki 70S (di mana S = satuan Svedberg) ribosom sedangkan eukaryota memiliki 80S ribosom pada sitosol mereka.12. EndosporaEndospora bentuk istirahat dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru, misal pada bakteri Clostridium dan Basilus.2.18 Perbedaan virus dan bakteri 2.19 Keuntungan dan kerugian mikroorganisme pada organisme 2.20 Virus dan bakteri tidak selalu menginfeksi organisme Manusia selalu terkontaminasi mikroorganisme (bakteri, virus dan parasit) sepanjang hidupnya. Kontaminasi diikuti infeksi yang diakibatkan oleh invasi mikroorganisme kedalam tubuh melalui beberapa route (jalan masuk). Dengan invasi kedalam tubuh host, mikroorganisme mendapatkan nutrien dan penunjang hidup lainnya dari host. Setelah invasi kedalam tubuh host, mikroorganisme dapat : Hidup sebagai flora normal secara komensal atau mengkoloni, menempati daerah tertentu dalam tubuh tanpa menyebabkan gangguan. Hidup sebagai patogen, dengan menginvasi area/bagian tubuh yang harus steril sehingga menyebabkan gangguan atau kerusakan jaringan atau organ yang dikolonisasi2.21 Proses virus masuk dan menginfeksi organisme Virus dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara, yaitu : (16) Melalui mulut (Makanan dan minuman yang terkontaminasi , air liur) Melalui Sistem pernafasan Melalui sentuhan antar kulit Melalui Gigitan serangga Melalui alat injeksi Melalui Kontak seksual Melalui organ yang di transplantasikan

Cara Infeksi : (16)Permukaan luar partikel virus adalah bagian yang pertamakali mengadakankontak dengan membran dari sel hospesHal yang penting untuk diketahui untuk dapat mengerti bagaimana proses virus dapat menginfeksi sel hospes adalah dengan mempelajari struktur dan fungsi dari permukaan luar partikel virus. Secara umum, virus yang tidak beramplop (virus yang telanjang) resisten hidup dialam bebas; bahkan mereka tahan terhadap asam empedu saat menginfeksi saluran cerna. Virus yang beramplop lebih rentan terhadap dipengaruhi oleh lingkungan seperti kekeringan, asiditas cairan lambung dan empedu. Perbedaan dalam hal kerentanan ini yang mempengaruhi cara penularan virus.Virus memperlihatkan adanya spesifikasi yang didasari atas kemampuannyamenempel pada sel hospesSeperti semua agen patogen, virus biasanya hanya menginfeksi hanya satu atau beberapa spesies saja dari sel hospes. Dasar dari spesifikasi virus adalah kemampuannya menempel pada sel hospes. Proses penempelan atau adsorbsi oleh sel hospel pertama-tama tergantung pada operasional dari seluruh kekuatan intermolekuler. Lebih spesifik lagi yaitu adalnya interaksi antara molekul dari nukleokapsid atau membran virus dengan molekul dari membran sel hospes. Dalam banyak kasus terdapat interaksi yang spesifik dengan sel hospes melalui reseptor. Sebagai contoh misalnya virus influenza, hemaglutininnya menempel dengan glikoprotein (asam sialak) yang terdapat pada sel mukus membran, sel darah merah.Virus masuk kedalam sitoplasmaSetelah terjadi fusi antara virus dan membramn sel hospes, atau difagosit dalam bentuk fagosome, maka partikel virus dibawa ke sitoplasma melalui plasma membran. Pada tahap ini amplop dan/atau kapsid akan terkuak nukleus virus akan terurai. Sekarang virus tidak infeksius lagi dan ini disebut eclipse phase. Keadaan ini menetap sampai terbentuk partikel virus baru melalui replikasi. Asam nukleat sendiri yang menentukan bagaimana cara replikasi berlangsung.

Pembentukan mesenger RNA (m RNA)Virus hanya mempunyai salah satu asam nukleat yaitu RNA atau DNA; tidak pernah keduaduanya. Asam nukleat tampil sebagai single atau double strandad dalam bentu linier (DNA dan RNA) atau sirkuler (DNA). Genom dari virus terdapat dalam satu atau beberapa molekul dari asam nukleat. Dengan diversitas ini maka tidak heran bila proses replikasi dari tiap virus berbeda. Pada virus DNA, m RNA dapat dibentuk sendiri oleh virus dengan cara menggunakan RNA polimerase dari sel hospes, kemudian langsung mentranskrip kode genetik yang berada pada DNA virus. Sedangkan virus RNA tidak dapat dengan cara ini, karena tidak ada polimerase dari sel hospes yang sesuai. Oleh karena itu untuk melakukan transkripsi maka virus harus menyediakan sendiri polimerasenya yang dapat diperoleh dari nukleokapsid atau disintesa setelah infeksi.Virus RNA memproduksi mRNA dengan beberapa cara yang berbedaPada virus dsRNA , satu strand yang pertama ditranskrip oleh polimerase virus menjadi mRNA. Pada ssRNA terdapat tiga rute yang jelas berbeda dalam pembentukan mRNA yaitu : Bila single strand mempunyai konfigurasi positive sense (misalnya mempunyai sekuense basa yang sama seperti yang dibutuhkan pada saat translasi), maka konfigurasi ini dapat langsung dipergunakan sebagai mRNA. Bila mempunyai konfigurasi negative sense, maka pertama-tama harus diterjemahkan (transcribe) dengan memgunakan polimerase dari virus kedalam positive sense strand yang kemudian bertindak sebagai mRNA. Retrovirus mempunyai pola yang sama sekali berbeda. Pertama-tama positive sense ssRNA oleh reverse transcriptase (enzim dari virus, terdapat dalam nukleokapsid) menjadi negative sense ssDNA. Setelah terbentuk dsDNA kemudian akan memasuki nukleus dan kemudian berintegrasi dengan genom sel hospes dan selanjutnya sel hospes membentuk mRNA virus.mRNA virus kemudian ditranslasi kedalam sitoplasma sel hospes untukmenghasilkan protein yang dibutuhkan virus.Sekali mRNA virus terbentuk maka akan ditanslasi dengan memanfaatkan ribosom dari sel hospes untuk mensintesa protein yang dibutuhkan virus RNA virus biasanya monocistronic (mempunyai single coding region) dapat mengubah mRNA dari ribosom sel hospes untuk menghasilkan protein yang lebih disukai. Pada fase awal diproduksi protein yang diperlukan untuk replikasi asam nukleat virus seperti enzim dan molekul regulator. Pada fase selanjutnya diproduksi protein yang penting unutk pembentukan kapsid. Virus dengan genom single nucleic acid molecule mentranslasi poli protein yang multifungsi, kemudian akan dipecah secara enzimatik. Sedangkan virus yang genomnya tersebar didalam beberapa molekul, maka akan terbentuk beberapa macam mRNA yang masing-masng akan membuat protein.Setelah translasi protein dapat diglikosilasi kembali dengan menggunakan enzim sel hospes.Proses pengreplikasian asam nukleatUntuk pembentukan kapsid baru berarti memerlukan produksi molekul tambahan. Oleh karena itu virus harus mereplikasi asam nukleat sehingga dapat menyediakan materi genetik yang kemudian akan dibungkus oleh kapsid tersebut. Pada virus positive sense ssRNA seperti poliovirus, polimerase yang ditranslasi dari template mRNA virus menghasilkan negative sense RNA yang selanjutnya ditranskripsi lebih banyak positive ssRNA. Siklus transkripsi ini terus berlangsung menghasilkan strand positif dalam jumlah yang besar, yang kemudian dikemas dengan menggunakan protein yang telah dibentuk sebelumnya dari mRNA untuk membentuk partikel virus yang baru. Untuk virus negative sense ssRNA (mis. virus rabies) transkripsi oleh polimerase virus akan menghasilkan positive sense ssRNA yang kemudian akan meghasilkan negative sense mRNA yang baru. Replikasi ini terjadi dalam sitoplasma sel hospes, sedangkan pada virus lainnya seperti campak dan influensa replikasi terjadi di inti sel sehingga sejumlah besarnegative sense RNA akan ditranskripsi membentuk partikel baru. Replikasi pada inti sel hospes juga terjadi pada virus dsRNA seperti rotavirus yang kemudian akan memproduksi positive sense RNA seperti diatas. Yang g kemudian akan bertindak sebagai template pada partikel subviral untuk memsintesa negative sense RNA yang baru guna memperbaiki kondisi double stranded.Replikasi virus DNA terjadi di inti sel hospes kecuali poxvirus yang terjadi disitoplasmaVirus DNA membentuk kompleks dengan histon dari sel hospes untuk menghasilkan struktur yang stabil. Pada virus herpes, mRNA ditranslasi dalam sitoplasma menghasilkan polimerase DNA yang penting untuk sintesa DNA yang baru. Adenovirus menggunakan baik enzim dari sel hospes maupun virus untuk kepentingan ini. Sedangkan retrovirus mensintesa RNA virus baru di inti sel hospes. Polimerase RNA sel hospes ditranskrip dari DNA virus yang sudah berintegrasi dengan genom sel hospes. (Gb.6). Virus hepatitis B (suatu virus ds DNA) secara unik menggunakan ssRNA (sebagai perantara) yang kemudian ditranskrip untuk menghasilkan DNA baru. Retrovirus dan virus hepatitis B merupakan virus-virus yang mempunyai aktifitas reverse transkriptase.Penyusunan dan pelepasan parikel virus baruPenyusunan virus baru melibatkan gabungan dari asam nukleat yang telah direplikasi dengan kapsomer yang baru disintesa untuk kemudian membentuk nukleokapsid baru. Aktifitas ini terjadi di sitoplasma atau di inti sel hospes. Amplop dari virus melalui beberapa tahapan sebelum dilepaskan. Protein amplop dan glikoprotein yang ditranslasi dari mRNA virus didisipkan pada membran sel hospes (biasanya membrana plasma). Nukleokapsid yang muda ini bergabung dengan membran secara spesifik melalui glikoprotein dan menbentuk tonjolan. Virus baru memerlukan membran dari sel hospes ditambahadenganmolekul dari virus untuk membentuk amplop. Enzim dari virus seperti muraminidase pada virus influensa ikut berperan dalam proses ini. Enzim dari sel hospes (seperti protease seluler) dapat memecah protein amplop yang besar, suatu proses yang diperlukan dimana virus muda sangat infeksius. Pada virus herpes terjadi proses yang sama. Pelepasan virus yang sudah beramplop tidak harus disertai dengan kematian sel, jadi sel hospes yang sudah terinfeksi dapat terus menghasilkan protein virus dalam waktu yang lama. Insersi molekul virus kedalam membran sel hospes membuat sel hospes berbeda secara antigenik. Respon imun ekspresi antigen ini yang menjadi dasar perkembangan terapi anti virus.2.22 Proses bakteri masuk dan menginfeksi organisme Berikut cara atau media bakteri untuk masuk ke tubuh manusia :1. KontakSalah satu cara bakteri masuk ke dalam tubuh adalah melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Pada kasus penularan difteri, terjadi kontak tidak langsung dimana orang sehat kontak dengan benda-benda yang sudah terinfeksi seperti pensil, gelas, handuk, mainan, dan lainnya. Sedangkan kontak langsung contohnya pada kasus gonorrhea.2. Inhalasi/PernapasanSebagian besar infeksi pernapasan menyebar karena menghirup udara yang mengandung bakteri. Bakteri jenis ini cenderung berada di udara dalam bentuk aerosol. Bakteri ini tersebar di lingkungan melalui bersin, batuk, berbicara, atau meludah. Meskipun ludah akan mengering, namun ada beberapa bakteri yang tahan pada kondisi kering dan tetap berada di udara untuk jangka waktu yang lama. Jadi, saat orang yang sehat menghirup udara yang mengandung bakteri, dia akan tertular infeksi pernapasan.3. PencernaannInfeksi saluran pencernaan biasanya disebabkan karena tidak sengaja menelan bakteri patogen atau toksin bakteri. Infeksi ini bisa ditularkan melalui perantara air (waterborne), makanan (food-borne), dan bersentuhan tangan (hand-borne). Bakteri patogen ini masuk ke saluran pencernaan melalui mulut dan dalam beberapa kasus melalui hidung atau mata. Contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan diantaranya termasuk kolera, disentri, dan keracunan makanan.4. InokulasiBakteri yang terinokulasi ke dalam jaringan subkutan bisa menyebabkan infeksi. Misalnya, luka yang dalam bisa terinfeksi bakteri Clostridium tetani yang menyebabkan tetanus. Demikian pula bakteri yang menyebabkan gangren akan menyebabkan kematian sel dan kerusakan jaringan.5. Kongenital/BawaanPatogen yang mampu melewati penghalang plasenta dan menginfeksi janin di dalam rahim disebut infeksi kongenital.Infeksi ini dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayiBakteri menginfeksi tubuh melalui :- route terbuka : saluran pencernaan, pernafasan dan urogenital.- route tertutup : merusak membran mukosa atau kulit melalui vektor (serangga, Setelah menginfeksi bakteri akan mengkolonisasi (menempati lokasi tertentu & berproliferasi) jaringan tertentu dengan mengkounter (melawan) mekanisme pertahanan host.Jumlah dan virulensi bakteri menentukan sistem pertahanan host :- inokulum kecil & virulensi rendah, dimana sel-sel fagosit lokal memediasi sistem pertahanan nonspesifik untuk mengeliminasi bakteri.- inokulum besar & virulensi tinggi, menginduksi respon imun spesifik.2.23 Gejala gejala organisme yang terinfeksi virus dan bakteriGejala terinfeksi virus dan Bakteri : (10)Virus : Demam tinggi tanpa disertai gejala-gejala lain Demam akut yang mendadak. Panas tinggi sampai 39 derajat celcius tanpa disertai batuk, pilek dan seringkali panas tinggi akan teratasi dengan obat turun panas. Nadi akan berdetak kencang Ada ruam kemerahan (seperti penderita campak, demam berdarah) Infeksi virus biasanya juga disertai gejala-gejala seperti sakit tenggorokan, pilek, kongesti, muntah dan diare.Bakteri : Demam gradual, suhu tubuh akan naik turun pada minggu pertama dan mendekati minggu ke dua suhu tubuh tinggi, tapi stabil. kecepatan nadi akan melambat saat suhu tubuh meningkat. Disertai gejala lain seperti diare, batuk, pilek2.24 Penanggulangan terhadap organisme yang terinfeksi virus dan bakteri Didalam tubuh setiap organisme sebenarnya ada sistem pertahan tubuh yang dapat menyerang benda asing masuk. Pertahanan tubuh yang pertama ialah sel darah putih atau fagosit yang akan memakan dan merusak benda asing yang masuk. Pertahanan yang kedua ialah tubuh akan menghasilkan molekul protein (antibodi). Ketika benda asing (antigen) masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan menghasilkan antibodi.Metode yang efektif untuk penanggulangan virus adalah dengan cara vaksinasi yang dapat mencegah sel dari infeksi virus untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi. Sedangkan untuk bakteri, metode yang efektif ialah dengan menggunakan antibiotik karena antibiotik dapat meningkatkan resisten terhadap bakteri. Obat-obatan antibiotik yang digunakan dalam memerangi infeksi bakteri tidak dapat digunakan untuk mematian virus.2.25 Mekanisme tubuh untuk mengeluarkan virus dan bakteriMekanisme Imunitas terhadap Antigen yang Berbahaya. Ada beberapa mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya di lingkungannya yaitu : (17) Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui kelenjar keringat dan sebasea, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata, air liur, urin, asam lambung serta lisosim dalam airmata. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah invasi mikroorganisme seperti laktobasilus pada epitel organ. Innate immunity. Imunitas spesifik yang didapat.

Respon Imun Bawaan (Innate Immunity) (11)Respons dini terhadap infeksi (beberapa jam pertama), penelanan mikroorganisme oleh makrofag (fagositosis), dan aktivasi komplemen melalui jalur alternatif merupakan respons pejamu nonspesifik yang penting. Lini pertahanan berikutnya meliputi beberapa respons yang masih bersifat nonadaptif-misal, pelepasan sitokin dari makrofag-dan pelepasan mediator lain yang mencetuskan respons radang. Respons radang terjadi secara cepat dan biasanya berperan untuk menghalangi penyebaran patogen sampai respons adaptif spesifik dimulai.Merupakan mekanisme pertahanan tubuh non- spesifik yang mencegah masuknya dan menyebarnya mikroorganisme dalam tubuh serta mencegah terjadinya ker usakan jaringan. Ada beberapa komponen innate immunity yaitu : (17) Pemusnahan bakteri intraselular oleh sel poli-morfonuklear (PMN) dan makrofag. Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif. Degranulasi sel mast yang melepaskan mediator inflamasi. Protein fase akut: C-reactive protein (CRP) yang mengikat mikroorganisme, selanjutnya terjadi aktivasi komplemen melalui jalur klasik yang menyebabkan lisis mikroorganisme. Produksi interferon alfa (IFN alpa) oleh leukosit dan interferon beta (IFN beta) oleh fibroblast yang mempunyai efek antivirus. Pemusnahan mikroorganisme ekstraselular oleh sel natural killer (sel NK) melalui pelepasan granula yang mengandung perforin. Pelepasan mediator eosinofil seperti major basic protein (MBP) dan protein kationik yang dapat merusak membran parasit.

Imunitas spesifik didapat bila mikroorganisme dapat melewati pertahanan nonspesifik/innate immunity, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan yang lebih kompleks dan spesifik. Mekanisme imunitas ini memerlukan pengenalan terhadap antigen lebih dulu. Mekanisme imunitas spesifik ini terdiri dari : (17) Imunitas humoralProduksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T dependent). Cell mediated immunity (CMI)

Sel limfosit T berperan pada mekanisme imunitas ini melalui: Produksi sitokin serta jaringan interaksinya. Sel sitotoksik matang di bawah pengar uh interleukin 2 (IL-2) dan interleukin 6 (IL-6).

Respons Adaptif (Adaptive Immunity)(11)Respons adatif dapat bersifat humoral (diperantarai antibodi), selular (diperantarai sel), atau keduanya.Respons adaptif jika bertemu dengan agen mikroba atau virus biasanya menimbulkan kompleks respons yang beragam.Pada saat masuk ke dalam pejamu dan setelah berinteraksi dengan sistem pertahanan nonadaptif patogen potensial atau antigen utamanya diambil oleh sel-sel penyaji antigen (Antigen Presenting Cell, APC), misalnya, makrofag.Antigen asing tersebut muncul kembali di permukaan makrofag yang membentuk kompleks dengan protein yang dikode oleh kompleks histokompatibilitas utama (MHC) dan dipresentasikan ke klon limfosit T. Kompieks MHC-antigen dikenali oleh reseptor spesifik pada permukaan sel T, kemudian sel-sel tersebut menghasilkan berbagai sitokin yang menginduksi proiiferasi limfosit.Dua macam respons imun diperantarai sel dan diperantarai antibodi-terbentuk secara bersamaan.Pada respons imun yang diperantarai antibodi, Limfosit T pembantu (CD4) mengenali antigen Patogen yang membentuk kompleks dengan protein MHC kelas II di permukaan sel penyaji antigen (makrofag atau sel B) dan menghasilkan sitokin.Sitokin mengaktifkan sel B yang mengekspresikan antibodi yang secara spesifik sesuai dengan antigen tersebut.Sel B mengalami proliferasi klonal dan berdiferensiasi membentuk sel-sel plasma, yang kemudian menghasilkan imunoglobulin spesifik (antibodi).Fungsi antibodi sebagai pertahanan pejamu utama adalah menetralkan toksin dan virus serta opsonisasi (penyelubungan) patogen, yang membantu ambilan patogen oleh sel-sel fagositik.Pertahanan yang diperantarai antibodi penting untuk melawan pathogen yang menghasilkan toksin (misal, Clostridium tetani) atau memiliki kapsul polisakarida yang mengganggu fagositosis (misal, pneumokokus).Pertahanan tersebut terutama berlaku untuk patogen ekstraselular dan toksinnya.Pada respons imun yang diperantarai selkompleks antigen-MHC kelas II dikenali oleh limfosit T pembantu (CD4), sementara kompleks antigen-MHC kelas I dikenali oleh iimfosit T sitotoksik (CD8). Setiap kelas sel T menghasilkan sitokin, menjadi aktif, dan berkembang biak dengan cara proliferasi klonal. Aktivitas sel T pembantu, selain rnerangsang sel B untuk menghasilkan antibodi, membantu terjadinya hipersensitivitas tipe lambat dan dengan demikian juga berperan dalam pertahanan tubuh melawan agen-agen intraselular, termasuk bakteri intrasel (misal, mikobakteri), fungi, protozoa, dan virus. Aktivitas sel T sitotoksik terutama ditujukan untuk destruksi sel pada tandur jaringan, sel-sel tumor, atau sel-sel yang terinfeksi oleh beberapa virus.Oleh karena itu, sel T terutama digunakan untuk mengaktifkan respons sel B dan melawan Patogen intraselular.Gambar berikut meringkas mekanisme pertahanan bawaan dan adaptif pada pejamu yang digunakan untuk melawan mikroorganisme. Hasil akhir imunitas yang efektif adalah resistansi pejamu terhadap mikroba dan patogen lain serta sel-sel asing. Sebaliknya, gangguan imunitas akan bermanifestasi sebagai keadaan rentan yang berlebihan terhadap patogen atau tllmor tersebut.

Gambar di atas Sistem imun bawaan ditandai oleh adanya sawar fisiologis terhadap organisme pathogen yang masuk dan respons pertahanan pejamu yang sangat cepat. Bawah: Sistem imun adaptif terdiri dari sel-sel yang memperlihatkan molekul pengenalan antigen dan mempunyai kapasitas memori jangka panjang

Diagram skematik interaksi selular dalam respon imun2.26 Cara menghambat pertumbuhan virus dan bakteriCara menghambat pertumbuhan Bakteri : (18,19)Bakteri dapat dihambat pertumbuhannya ataupun dibunuh dengan cara pemberian antiseptik, antibiotik dan disinfektan. Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja. Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialih fungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit. Contoh antiseptik :(20)1.Hidrogen PeroksidaHidrogen peroksida (H2O2) adalah agen oksidasi, merupakan antiseptik kuat namun tidak mengiritasi jaringan hidup. Senyawa ini dapat diaplikasikan sebagai antiseptik pada membrane mukosa. Kelemahan dari zat ini adalah harus selalu dijaga kondisinya karena zat ini mudah mengalami kerusakan ketika kehilangan oksigen. 2. TriclosanTriclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain. Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya. Contoh Antibiotik : (14) Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penisilin, Polipeptida dan Sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G; Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampisin, aktinomisin D, asam nalidiksat; Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Makrolida, Aminoglikosida, dan Tetrasiklin, misalnya gentamisin, kloramfenikol, kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin, azitromisin; Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin; Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomisin, tunikamisin; dan Antimetabolit, misalnya azaserine. Contoh Disinfektan : (21)1. IodinIodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah terdispersi. Kelemahan iodofor diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih dan mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49C. 2. AlkoholAlkohol disinfektan yang banyak dipakai untuk peralatan medis, contohnya termometer oral. Umumnya digunakan etil alkohol dan isopropil alcohol dengan konsentrasi 60-90%, tidak bersifat korosif terhadap logam, cepat menguap, dan dapat merusak bahan yang terbuat dari karet atau plastik. 3. FenolFenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam air, umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat diperoleh melalui distilasi produk minyak bumi tertentu. Fenol bersifat toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan iritasi, Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut. Cara menghambat pertumbuhan virus : (14)1. Imunisasi/ vaksinasiImunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit.

Berikut adalah contoh-contoh vaksin dan kegunaannya :1. Vaksin Hepatitis A, Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit hepatitis A.2. Vaksin Hepatitis B, Vaksin ini berguna untuk mrncegah penyakit Hepatitis B.3. Vaksin Polio, Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit polio yang menyebabkan kelumpuhan.4. Vaksin Campak, Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit campak.5. Vaksin PCV ( Pneumococcal Conjugate Vaccine ), Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit Invasive Pneumococcal Disease ( IPD )6. Vaksin Hibvaksin, Vaksin ini berguna untuk melindungi dari serangan meningitis,pneumonia, dan epiglotitis.7. Vaksin MMR, ( Mumps, Measles, Rubella ) Vaksin ini berguna untuk melindungi dari campak, gondongan, dan rubella ( campak Jerman)8. Vaksin Influenza, Vaksin ini berguna untuk melindungi dari kemungkinan flu berat ( Virus Influenza ).9. Vaksin Varicella, Vaksin ini berguna untuk melindungi dari penyakit cacar air.10. Vaksin HPV ( Human Papilloma Virus ), Vaksin ini berguna untuk melindungi dari virus Human Papilloma ( penyebab kanker serviks ).11. Vaksin BCG ( Bacillus Calmette Guerin ), Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit TBC.12. Vaksin DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus ), Vaksin ini berguna untuk melindungi dari Difteri ( infeksi tenggorokan dan saluran pernafasan yang fatal ) , Pertusis ( batuk rejan) dan Tetanus .13. Vaksin Tifoid, Vaksin jni berguna untuk melindugi dari penyakit tifus.2.27 Definisi flu burungPenyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas2.28 Flu burung dapat menginfeksi manusia Tiga proses ikut berperan dalam kemunculan penyakit penyakit virus baru pada manusia. Pertama, dan barangkali yang paling penting, adalah mutasi dari virus yang teladh ada. Virus RNA cendrung memiliki laju mutasi yang luar biasa tinggi karena kesalahan dalam replekasi genom RNA-nya tidak diperbaiki oleh pengecekan (proofreading). Proses kedua yang dapat menyebabkan kemunculan penyakit virus adalah penyebaran virus populasi manusia yang kecil dan terisolasi. Sumber ketiga dari penyakit virus baru pada manusia adalah penyebaran virus yang telah ada dari hewan lain.(4)Salah satu kemungkinan skenario untuk pandemi flu burung, adalah wabah dimulai ketika virus bermutasi saat berpindah dari satu spesies inang ke spesies lain. Ketika hewan terinfeksi oleh lebih dari satu galur virus flu, galur galur yang berbeda itu dapat mengalami rekombinasi genetik jika molekul molekul RNA penyusun genom virus virus itu bercampur baur saat perakitan virus. Dikombinasikan dengan mutasi, perubahan perubahan ini dapat menyebabkan kemunculan galur virus yang mampu menginfeksi sel manusia. Karena tidak pernah terpapar sebelumnya, manusia tidak memiliki kekebalan terhadap galur itu, dan virus rekombinan berpotensi menjadi patogen ganas. Jika virus flu semacam itu berkombinasi dengan virus yang beredar luas di antara manusia, virus flu dapat memperoleh kemampuan untuk menyebar secara mudah dari orang ke orang, meningkatkan potensi wabah besar pada manusia secara drastis.(4)2.29 Ciri ciri manusia yang terinfeksi flu burung Ciri-ciri manusia terinfeksi flu burung: (4)1. Adanya kenaikan suhu badan sekitar 39oC.2. Keluarnya eksudat hidung yang bersifat mucus (lendir) bening3. Batuk dan sakit tenggorokan4. Nafsu makan berkurang, muntah, nyeri perut dan diare5. Infeksi selaput mata (conjunctivitis)6. Sesak nafas dan radang paru-paru (pneumonia)7. Pusing.

2.30 Isolasi suspect flu burung Tindakan isolasi dilakukan dengan mencegah penularan kepada orangg lain, membatasi lalu lintas orang dan barang dari dan ke peternakan yang terinfeksi guna mencegah penularan penyakit semakin banyak. Pada manusia pengobatan bisa dilakukan dengan dua kelompok obat anti virus, yaitu : (1) kelompok ion channel blocker, yang bersifat memblokir aktivitas ionchannel dari virus influenza tipe A, sehingga aliran ion hidrogen diblokir dan virus gagal melakukan perkembangbiakan. Termasuk dalam kelompok ini adalah : amantadine dan rimantadine. (2) Neuraminidase inhibitor, yang menghambat virus masuk ke dalam sel dan teragregasi di permuakaan sel saja dan tidak bisa pindah ke sel lain. Pemberian amantadine adalah 48 jam pertama selama 3 5 hari, dengan dosis 5 mg/kg BB per hari dibagi dalam 2 dosis, Apabila berat badannya lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari

2.31 Bakteri - bakteri yang dapat menginfeksi hewan ternak(2325)Nama BakteriPenyakit

Bacillus antracis Antraks

Brucella abortusKeguguran kandungan pada sapi

Actinomycetes bovisBengkak rahang pada sapi

Staphylococcus aureusMastitis

Cl. haemolyticumHemoglobinuria

Cl. PerfringensEnterotoksemia

Mycobacterium bovisTuberkolosis

Salmonellosis dublinSalmonellosis

2.32 Keanekaragaman tumbuhan dan hewan di suatu lingkungan Banyaknya keanekaragaman tumbuhan dan hewan dilingkungan tempat tinggal manusia pada hakikatnya adalah hal yang baik, manusia dapat memanfaatkan tumbuhan dan hewan yang ada untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disisi lain, keanekaragaman tumbuhan dan hewan juga dapat berdampak buruk bagi manusia, karena virus dan bakteri yang ada pada tumbuhan dan hewan dapat bermutasi senhingga dapat menyerang tubuh manusia dan menjadi penyakit.

BAB IVKESIMPULANPenularan bakteri dan virus terhadap organisme adalah dengan proses dan cara tertentu menurut karakteristik virus dan bakteri tersebut.

Daftar Pustaka1. Dorland WAN. Dorlands pocket medical dictionary. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier; 2009. 2. Alberts, B.; Johnson, A.; Lewis, J.; Raff, M.; Roberts, K.; Walters. Molecular Biology of the Cell. New York: Garland Science; 2002. 3. Lewin B. Genes IX. Sudbury, MA: Jones and Bartlett Publishers; 4. Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain, M.L.; Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.; Jackson, R.B. Biology. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings; 2008. 5. Jawetz dkk. Buku 2 MIkrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika; 2005. 6. Pediantini S. Virus dan Cara Pencegahannya. J Kesling. 6. 7. Kango N. Textbook Of Microbiology. I. K. International Pvt Ltd; 2010. 8. Suan CKY, Mak Sew Yin, Quek Yoke Hua , Sia Chwee Khim & Kee Bee. Focus Ace Spm 2009 Science. Pelangi Publishing Group Bhd; 2009. 9. Tortora, Funke, & Case. MIcrobiology an Introduction. San Francisco: Pearson Education, Inc; 2013. 10. Geo. F. Brooks, Karen C. Carroll, Janet S. Butel, Stephen A. Morse,, Timothy A. Mietzner Jawetz, Melnick, & Adelbergs. Medical Mircobiology. 25th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2007. 11. Jawetz dkk. Mikrobiologi Kedokteran. 23rd ed. Jakarta: EGC; 2004. 12. Ananthanarayan. Introduction to Medical Microbiology. Orient Blackswan; 1990. 13. Passarge E. Color Atlas of Genetics. Thieme; 2006. 14. Staf Pengajar FK UI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010. 15. Panduwinata J. Infeksi Bakteri. J Kedokt UNPAD. 2012;2. 16. Mims C, Dockrel HM, Goering RV, Roitt I, Wakelin D, Zuckerman M. Medical Microbiology. 3rd ed. 2004. 17. Munasir, Zakludin. Respons Imun Terhadap Infeksi Bakteri. Sari Pediatri; 18. Levinson w. Riview of Medical Microbiology & Imunology. 10th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2008. 19. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearsons Prentice Hall; 2006. 20. Franklin T, Snow G. Biochemistry and Molecular of Antimicrobial Drug Action. 6th ed. New York: Springer Science & Business Media Inc; 2005. 21. Darmadi. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengadilannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 22. Sudarmaji Y. Mengenal Flu Burung dan Bagaimana Kita Menyikapinya. J Kesehat Lingkung UNAIR. 2006;2. 23. Mitka M. Anthrax Detection. JAMA; 2012. 24. Bergey D. Ilmu Kebidanan pada Ternak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; 2002. 25. Purnomo dkk. Isolasi dan Karakterisasi Staphylococcus aureus Asal Susu Kambing Pertenakan Ettawa. 22nd ed. Media Kedokteran Hewan; 2006.

51 | Laporan DK3 Pemicu 1 Modul Sel dan Genetika