Laporan Pemicu 8 Tutor 1

download Laporan Pemicu 8 Tutor 1

of 23

Transcript of Laporan Pemicu 8 Tutor 1

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    1/23

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan karunia Allah swt, penulis dapat

    menyelesaikan makalah ini yang kami beri judul MASALAH NUTRISI DANPERAWATAN PROSTODONTIK PADA LANJUT USIA.

    Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu persyaratan studi dalam

    Program Studi Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kualayang berkerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universtas Indonesia.

    Terima kasih penulis ucapakan kepada semua pihak yang telah membimbing dan

    mengarahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Atas pengorbanan waktu,tenaga dan pikirannya. Penulis mendoakan semoga Allah melipatgandakannya dan

    kebahagian selalu meyertai kehidupan kita semua. AMIN YARABBAL ALAMIN.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

    karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran-saran dari pembaca untukkesempurnaan makalah ini

    Semoga makalah ini ada manfaatnya bagi para pembaca.

    Banda Aceh,27 Juni 2008

    Penulis

    Tutorial 1

    1

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    2/23

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.................................................................................... 1

    DAFTAR ISI................................................................................................... 2

    PENDAHULUAN.......................................................................................... 3

    Latar Belakang................................................................................. 3

    Tujuan.............................................................................................. 3Batasan Topik .................................................................................. 4

    PEMBAHASAN............................................................................................. 5Perubahan Sistem Stomatognati pada Lansia.................................. 5

    Nutrisi dan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Diet pada Lansia ....... 6Perubahan Fisiologi pada Tubuh Lansia.......................................... 9Rencana Perawatan Prosthodontik pada Pasien Lansia .................. 15

    Perencanaan Perawatan Prosthodontic pada Pasien Lansia yang Lemah

    atau Dependant................................................................................. 20

    PENUTUP....................................................................................................... 22

    Kesimpulan Pemicu 8...................................................................... 22

    DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23

    2

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    3/23

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Nutrisi adalah proses asimilasi dan pemanfaatan dari elemen makanan yang

    essensial yang berasal dari diet (contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin,

    elemen mineral). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada lanjut

    usia diantaranya : 1) faktor fisik/medik, termasuk pengurangan secara fisiologis

    penggunaan bahan makanan, berkurangnya absorbsi, kondisi penyakit yang ada, juga

    kesulitan makan dan adanya masalah gigi. 2) faktor sosial seperti intake yang tidak

    adekuat, menyendiri dan kemiskinan. 3) faktor psikologik dan emosi, termasuk

    hilangnya pasangan suami atau istri, depresi dan terjadi dementia.

    Para lansiaberpotensi menderita kekurangan gizi (malnutrisi) karena menurunnya nafsu makan.

    Itu terjadi akibat berkurangnya kepekaan indera perasa dan pencium yang umum

    terjadi pada orang lansia. Selain itu diakibatkan karena para lansia mengalami

    kehilangan banyak gigi sehingga dapat mengurangi nafsu makan lansia. Penilaian

    nutrisi pada lansia dapat dilakukan dengan cara metode anthropometric, serum

    albumin, dan melalui analisis lainnya.

    Pada lansia yang kehilangan giginya untuk meningkatkan nafsu makannya

    dapat diatasi dengan cara pemakaian prosthodontik atau gigi palsu. Salah satuindikasi terkuat untuk perawatan prostho pada pasien tua adalah meningkatkan fungsi

    kunyah. Kemampuan kunyah adalah penilaian fungsi kunyah masing-masingindividual : efisiensi kunyah merupakan jumlah gerak kunyah atau waktu yang

    dibutuhkan untuk mengurangi makanan menjadi ukuran partikel tertentu : dan hasilkunyah adalah diindikasikan degan ukuran partikel dan distribusi makanan ketika

    dikunyah untuk memberikan jumlah gerakan atau waktu. Perawatan prostho, namun,

    memilki efek negatif pada prognosis jangka panjang dari perbatasan gigi, dan harusdiadakan hanya jika dibutuhkan dan jika pasien mampu untuk mengadakan oral

    hygiene yang baik Perawatan implant pada pasien yang kehilangan gigi mempunyai

    maksud yang optimal untuk mengembalikan fungsi kunyah, khususnya pada orangtua yang sebaliknya mengalami kesulitan pada adaptasi dan memfungsikan gigi palsu

    lengkap.

    Tujuan

    Adapun tujuan yang diharapkan tercapai dalam mempelajari tentang pasienlanjut usia adalah agar dapat mengetahui cara penatalaksanan pasien lansia yang

    lemah yang dilihat dari aspek nutrisi dan hilangnya fungsi kunyah akibat hilangnya

    gigi.

    3

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    4/23

    Batasan Topik

    Pada laporan ini topic yang dibahas mencakup:

    1. Perubahan Stomatognati pada lansia

    2. Aspek Nutrisi pada Lansia

    3. Perubahan Psikologis pada Lansia

    4. Prosedur Perencanaan Perawatan Prosthodontic Pasien Lansia

    5. Prosedur Perencanaan Perawatan Prosthodontic Pasien Lansia yang Lemah

    4

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    5/23

    PEMBAHASAN

    Perubahan Sistem Stomatognati pada Lansia

    Pada jaringan gigi:

    Email akan menjadi lebih datar pada bagian oklusal, insisal dan

    interproksimal dan kehilangan warna transparannya dan juga permukaan akan

    aus yang dapat disebabkan atrisis, abrasi, dan juga erosi

    Cementum akan meningkat ketebalannya

    Dentin akan membentuk dentin sekunder, adanya obturasi dentin akan

    mengurangi sensitivitas dan permeabilitasnya

    Pulpa akan menyempit karena adanya proses pembentukan dentin sekunder

    Pada jaringan periodontal:

    Terjadi deposisi sementum

    Adanya resesi gingival

    Attachment gigi daerah servikal akan terlihat turun ke apeks sehingga gigi

    terlihat memanjang

    Terjadinya peningkatan resorpsi tulang alveolar dan penurunan densitasnya

    Osteoporosis tulang rahang

    Pada sendi temporomandibular joint:

    Terjadi perubahan degenerative dimana terjadi tendensi lebih datar dari

    permukaan artikular ditandai dengan penguirangan ukuran dari condyl

    mandibular dikarenakan pergerakan sendi TMJ.

    Pada saliva:

    Sekresi saliva akan menurun selama proses menua

    Aliran saliva berkurang

    Pada system neuromuscular:

    Kehilangan kekuatan pada otot

    Lambannya persarafan dan kontraksi pada otot

    5

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    6/23

    Ketebalan dan massa otot berkurang 1

    Nutrisi dan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Diet pada

    Orang Tua

    Faktor nutrisi merupakan etiologi yang paling mempengaruhi terjadinya penyakit pada orang tua. Dengan bertambahnya umur, resiko perkembangan

    defisiensi nutrisi yang serius juga meningkat. Untuk berbagai macam alasan, orang

    tua cenderung malnutrisi karena akibat dari terisolasinya orang tua tersebut darimasyarakat, berubahnya status kesehatan, terbatasnya ekonomi, dan multiple hospital

    admission .Namun, kurang baiknya status dental atau prosthethic juga termasuk

    penyebab malnutrisi. Untuk mengoptimalkan perkembangan pearawatan prosthoperindividu dan penilaian prognosis untuk orang tua, tejadinya malnutrisi juga harus

    dipertimbangkan. Alat untuk malnutrisi adalah penilain nutrisi dan pengukuran

    asupan diet dilihat dari sumber energi,nutrisinya dan jenis-jenis makannya.

    Penilaian NutrisiMenentukan status nutrisi dari orang tua meliputi penilaian komposisi tubuh

    untuk mengidentifikasi adanya obesitas dan untuk mendeteksi individu yang secara

    signifikan mengalami berat badan dibawah rata-rata. Indeks biochemical dan

    hematologic merupakan hal penting dalam mengevaluasi status nutrisi dan pengaruh

    kuat yang fungsional dari defisisensi nutrisi.

    Anthropometric Method

    Tinggi cenderung berkurang pada orang tua karena memendeknya tulangpunggung, hilangnya densitas tulang atau osteoporosis, dan melengkungnya tulang

    punggung bertambah. Berat bertambah pada pria antara usia 35 dan 54 dan pada

    wanita pada antara usia 55 dan 65. Berat kemudian seimbang pada usia 15 sampai 20tahun dan kemudian menurun cepat. BMI (body mass indeks) merupakan

    perhitungan berat dalam kilogram, dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter :

    weight/(height). BMI dari 21 atau kurang merupakan indikasi normal energy

    undernutrisi.TSF yaitu triceps skin fold diukur dengan caliper. Selama prosese menua,

    pengukuran TSF meningkat 14 persen pada wanita dn berkurang 8 persen pada pria

    pada umur 65 sampai 75. Titik terendah nilai normal untuk TSF pada wanita adalah22 mm dan pada pria 12 mm. Nilai kurang dari atau sama dengan 11 mm pada wanita

    dan 5 mm pada pria mengindikasikan malnutrisi energy dari lemak yang parah. MAC

    yaitu mid-arm circumference merupakan sesuatu yang menghitung lemak tubuh dan

    massa otot skeletal. Nilai terendah MAC bagi wanita adalah 29.7 mm dan bagi priaadalah 28.7 mm. Nilai kurang dari 23.1 mm pada wanita dan 23.4 pada pria

    mengindikasikan malnutrisi protein yang parah. Pengukuran ini tidak menyediakan

    bukti yang kuat terjadinya undernutrisi karena hasil juga dapat dipengaruhi olehproses perubahan psikologis seperti berkurangnya elastisitas kulit, dikenal dengan

    nama status hydrasi.Serum Albumin

    Konsentrasi serum albumin sangat penting ketika menilai status kesehatan

    orang tua. Tingkat serum albumin lebih besar daripada atau sama dengan 35 g/L

    6

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    7/23

    mengindikasikan tidak terjadinya malnutrisi, 30 sampai 34 g/L berarti malnutrisi

    tingkat sedang, dan kurang dari 30 g/L mengindikasikan malnutrisi yang parah.

    Menurunnya serum albumin pada orang tua mungkin dikarenakan nutrisi yang burukatau penyakit, atau dapat juga sebagai tanda langsung dari penuaan. Penentuan serum

    albumin digunakan untuk mengetahui kadar protein. Konsentrasi serum protein

    merupakan hasil dari sintesis dan sekresi dari liver, distribusinya antara ruang

    intravascular dan ekstravascular, dan tingkat dari degradasinya.Protein-energy malnutsisi juga disertai dengan bertambahnya kesakitan dan kematian

    geriatri mengikuti hospital discharge.

    Analisis yang Lain

    Pengukuran urea nitrogen dalam darah, kreatinin, hemoglobin,hematokrit,

    iron dan kapasitas total iron-binding, sodium, potassium, prealbumin, dan kolesterol.Dari kesehatan mulut seperti tanda dan symptom dapat menunjukkan adanya nutrisi

    yang inadekuat. Pendarahan gingiva yang parah dapat dikarenakan defisiensi ascorbic

    acid, dan angular cheilosis dapat mengidentifikasikan terjadinya defisiensi riboflavin.

    Pentingnya DietPengukuran yang menunjukkan hasil sebesar sepertiga sampai setengah pada

    masalah kesehatan individu orang tua merupakan akibat langsung atau tidak langsung

    dari defisiensi nutrisi. Ini mungkin dikarenakan umur yang disertai dengan

    berkurangnya asupan makanan dikombinasikan dengan adanya penyakit yangmelemahkan, terisolasinya dari masyarakat ,berubahnya status kesehatan, terbatasnya

    ekonomi, dan multiple hospital admission. Status oral dan prostho yang buruk juga

    memiliki efek yang negatif pada diet dan asupan makanan. Nutrisi merupakan hal

    penting untuk kesehatan, fitness, dan positive lifestyle, dimana kebiasaan makan yangtidak tepat pada jangka panjang telah disertai dengan berbagai macam penyakit,

    termasuk DM, kanker pencernaan, osteoporosis, dan arteriosclerosis. Penyakit mulut

    seperti angular cheilitis, denture stomatitis, glossitis, dan residual ridge resorption,dapat berhubungan dengan terjadinya asupan makan yang inadekuat.

    Manifestasi Oral Akibat Defisiensi Diet

    Nutrisi Manifestasi Oral

    Vitamin A Berkurangnya laju saliva; kekeringan dan

    keratosis mukosa oral; berkurangnya

    ketajaman rasa

    Vitamin K Berkurangnya waktu pembekuan darah

    ketika pembedahan; pendarahan spontandari jaringan gingival

    Niacin Pengelupasan papilla filiformis denganlidah yang terluka berwarna merah;

    sensasi terbakar dari lidah dan mukosa

    oral

    Riboflavin Angular cheilosis; red pebbly tongue

    Folic Acid Smooth red tongue; kemungkinaninflamasi pada jaringan gingival;

    kemungkinan erosi pada lidah dan buccal

    7

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    8/23

    mucosa

    Vitamin C Mudahnya jaringan terabrasi; waktu

    penyembuhan tertunda

    Water Dehidrasi dari jaringan mulut yang

    menyebabkan xerostomia dan masalah

    yang berkaitan (karies permukaan akr,

    sensasi terbakar, tidak seimbangnya gigipalsu)

    Penilaian status nutrisi dan diet

    Penilaian status nutrisi dari orang tua berdasarkan proyek SENECA Euronutmeliputi evaluasi asupan diet dan pengukuran anthropometric, aspek sosial,

    subjective health, dan biochemical parameter.

    Beberapa faktor sociomedical seperti kondisi rumah dan kehidupan, situasi ekonomi,kesendirian, persepsi kesehatan subjective dapat mempengaruhi diet dan nutrisi.

    Tingkah laku yang berhubungan dengan kesehatan juga memiliki efek negatif pada

    nutrisi; seperti berkurangnya aktivitas motorik, asupan alkohol, dan penggunaanproduk tembakau. Dan pada akhirnya, status nurisi, nafsu makan, dan kemampuan

    kunyah pasien dapat mengalami defisiensi diet atau nutrisi.

    MNA adalah penilaian nutrisi kecil yang dikembangkan oleh Guigoz et al., 1994.

    MNA terdiri dari pengukuran yang mudah dan terdiri dari pertanyaan yang dapatdilakasanakan kurang dari 20 menit. Parameter yang dapat dievaluasi :

    1. Pengukuran anthropometric yaitu berat, tinggi, dan kehilangan berat

    2. Status global fisik dan neurophysiologi3. Pertanyaan diet yang berhubungan dengan jumlah makanan, asupan makanan

    dan cairan, dan kemampuan kunyah

    4. Penilaian subjective dari kesehatan dan nutrisi

    5. Tanpa adanya tanda biologis seperti serum albumin, C reactive protein, dankoleesterol,dan limfosit, nilai maksimum adalah 30 point, dengan nilai 24 atau

    lebih menunjukkan nutrisi kesehatan yang baik, 17 sampai 23.5mengindikasikan resiko malnutrisi dan kurang dari 17 point mengindikasikan

    undernutrisi

    Asupan kalori dan nutrisi umumnya memuaskan diantara lansia yanghidupnya sehat. Namun, asupan kalsium,vitamin C dan D cenderung rendah.Efisiensi

    dan kemampuan kunyah berhubungan erat dengan status dental.Kemudian dengan

    bertambah hilangnya gigi atau pemakaian gigi palsu yang buruk , fungsi kunyahdapat terganggu.

    Pada orang tua yang lemah, situasinya cukup berbeda, karena persentasi dari populasiini menderita proteocaloric undernutrisi.Alasannya karena kurang baiknya asupanmakanan atau status kesehatan umum yang buruk yang menyebabkan penyerapan

    nutrisi pada intestinal buruk,terganggunya metabolisme dan katabolisme atau

    anoreksia. Karena secara medical mereka dalam keadaan yang bermasalah, orang tua

    yang lemah sering membutuhkan diet yang melampaui dietary kalori, protein,vitamin, dan air yang direkomendasikan.

    8

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    9/23

    Hilangnya nafsu makan/berkurangnya asupan cairan

    Kesehatan mulut

    Pencernaan

    Fungsi Kunyah

    Xerostomia

    Fig 1-1 Interaksi yang mungkin dari kesaehatan mulut dan fungsi kunyah pada

    pencernaan orang tua dengan status kesehatan umum yang buruk.1

    Perubahan Fisiologi pada Tubuh Lansia

    Usia berhubungan dengan perubahan dari fungsi sensory dan fungsi kognitif

    seperti perubahan psikososial dan kehilangan fungsinya karena bertambahnya usia.

    Dilihat dari fungsinya, perubahan patologi dapat mengganggu kemampuan usia lanjut

    dalam melakukan aktifitas di kehidupannya sehari-hari dan berdampak pada hargadiri (self-esteem), percaya diri (self-confidence), dan kemampuan dalam mengingat.

    A. Perubahan sensory

    1) Vision (penglihatan)

    Rata-rata kerusakan yang berdampak pada beberapa fungsi melihatmeningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga pada usia

    lanjut memiliki masalah dengan tugas hariannya, dimana

    mengandalkan penglihatan yang baik, seperti membaca tulisan denganhuruf kecil, tanda lokasi atau untuk mengadaptasi perubahan cahaya

    yang tiba-tiba. Adanya pertumbuhan membuktikan bahwa masalah

    tersebut menjadi lebih buruk oleh adanya perubahan system saraf

    pusat yang memblock transmisi stimuli dari organ sensori.Kornea biasanya merupakan bagian mata yang pertama menjadi

    dampak oleh perubahan usia. Permukaan dari kornea menebal dengan

    penuaan dan pembuluh darah menjadi menonjol. Jaringan yang lunak

    yang mengelilingi permukaan kornea menjadi lebih datar dankehilangan kehalusannya dan menjadi bentuk yang irregular. Mata

    pada orang lansia terlihat tidak berkilau dan kurang translucent biladibandingkan dengan usia muda.

    Pupil pada fungsi normalnya sensitif terhadap cahaya disekitarnya.

    Pada saat proses penuaan terjadi, pupil terlihat menjadi lebih kecil.Bukaan maksimum dari pupil berkurang pada orang lansia, biasanya

    sekitar 2/3 dari aslinya. Sehingga orang lansia memiliki pupil yang

    9

    Status nutrisi yang buruk

    Status kesehatan umum yangburuk

    Lingkungan social myangnegatif

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    10/23

    kurang merespon terhadap cahaya yang rendah. Faktanya, orang lansia

    membutuhkan tiga kali cahaya untuk dapat memfungsikan mata

    dengan optimal dbila dibandingkan dengan usia muda.Masalah pada fungsi rod dan cone mungkin berhubungan dengan

    berkurangnya suplai oksigen ke dalam retina. Oksigen dibutuhkan

    untuk memproduksi rhodopin, yang merupakan elemen penting dalam

    fungsi rod. Perubahan usia yang paling besar dalam pengaruhnyaterhadap lensa. Pada proses penuaan yang normal, lensa menjadi

    kurang elastis sehingga terjadi pengurangan kemampuan dalammerubah bentuk sebagai fokus dari dekat-jauh.

    2) Hearing(pendengaran)

    Pendengaran merupakan hal yang vital untuk komunikasi karena berhubungan dengan proses berbicara. Kondisi arthritic dapat

    berdampak pada hubungan antara maleus dan stapes, sehingga

    membuat tulang ini sulit memfungsikan vibratornya. Otosklerosis

    adalah suatu kondisi dimana stapes menjadi fixed dan tidak dapatbergetar. Kemunduran fungsi yang paling besar terjadi pada koklea,

    dimana terjadi perubahan struktur pada presbycusis atau tuli akibat

    pertambahan usia. Hal ini juga dapat mencakup kerusakan selular danperubahan vascular dalam majo auditory menuju ke otak.

    Tinnitus juga terjadi karena usia lanjut, yaitu adanya bunyi-bunyi

    berisik organ pendengaran. Pada lansia juga terjadikesulitan dalammembedakan bunyi berdesis atau konsonan frekuensi tinggi seperti z,

    s, sh, f, p, k, t, dan g.

    3) Taste and Olfactory

    Seringnya usia lanjut mengkritik makanan yang rasanya tidakenak/kurang berasa, complain yang terjadi berhubungan dengan usia

    dan kehilangan sensitivitas rasa secara umum. Beberapa pendapat

    mengatakan bahwa usia mempengaruhi penurunan dalam jumlah taste

    bud pada lidah, sehingga kehilangan elemen reseptor ini

    mempengaruhi penurunan fungsi, yang rasanya tumpul dan perubahan

    ini menyebabkan orang lansia kurang kurang menikmati makanannya.

    4) Tactile sensitivity

    Beberapa reseptor mendeteksi temperature, tekanan, posisi atau

    gerakan termasuk juga sentuhan sensitivitas yang dapat mengalamikemunduran dengan bertambahnya usia. Penurunan/kemunduran ini,

    terutama berhubungan dengan perubahan pada kulit dan terutama

    terhadap kehilangan ujung-ujung saraf akibat usia. Berkurangnyasensitivitas sentuhan terutama terdapat pada ujung-ujung jari dan

    telapak kaki bawah. Aspek yang penting dari sensitivitas sentuhan

    adalah persepsi rasa nyeri/sakit. Orang lansia cenderung kurang dapat

    menerima/mendiskriminasikan rasa nyeri dibandingkan usia muda.

    10

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    11/23

    Implikasi pada komunikasi dengan lansia yang memiliki penurunan

    fungsi sensory dapat dilakukan dengan beberapa cara:

    1) Dalam menulis pesan, gunakan tulisan yang besar dan tebal, sehingga

    membantu pasienmembaca dan melihat dengan jelas.

    2) Gunakan warna yang kontras dalam penulisan pesan.

    3) Ketika berbicara denagn pasien dapat dibantu dengan bahasa isyarat

    dan mempertahankan kontak mata.

    4) Selama berkomunikasi sebaiknya duduk lebih dekat agar mereka

    menerima informasi dengan baik.

    5) Sentuhan dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang berharga,

    sehingga menimbulakn sifat empati.

    6) Intonasi dan volume suara harus dipertimbangkan agar pemahaman

    pasien terbantu seperti bicara dengan perlahan, jelas, dan suku katatidak berlebihan.

    7) Pada pasien lansia dengan gangguan pendengaran berat dapat

    dilakukan dengan meletakkan alat khusus pada telinga mereka.

    8) Diskusi dilakukan dengan di lingkungan yang tenang dan tidak

    terburu-buru.

    9) Terakhir, yaitu dengan menghilangkan pengahalang baik fisik maupun

    psikologi.

    B. Perubahan kognitif

    Proses belajar dan memori

    Belajar/learning diasumsikan terjadi saat seseorang orang mampumenerima kembali informasi dari kotak memorinya, dapat dikatakan proses

    belajar telah diambil alih.

    Memory adalah proses penerimaan kembali/recall informasi dari otaksaat diperlukan. Memory juga merupakan bagian otak yang mengingat apa

    yang telah dipelajari sepanjang hidup manusia tersebut.

    Memory ada dua:

    Primary memory (short-term)

    Tahap temporer dalam menyimpan dan mengatur informasidan tidak berada di tempat yang penting pada otak dan

    merupakan kemampuan untuk memproses informasi baru.

    11

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    12/23

    Secondary memory (long-term)

    Implikasi dari bahan-bahan yang telah diterima oleh primarymemory dengan proses learning. Bagian ini terdiri dari kotak

    memory dimana semua yang telah dipelajari selama hidup

    disimpan. Kapasitasnya tidak terbatas. Perbedaan umur dalam

    secondary memory akan terlihat jelas pada umur pertengahantua dan lanjut usia dimana mereka tidak dapat mengingat dan

    menerima informasi dari secondary memory dimana lamakelamaan akan menimbulkan depresi. Kelakuan ini biasanya

    sering timbul pada penderita damentia termasuk penyakit

    Alzheimer yang secara dramatis menurunkan fungsi kognitif.

    Faktor yang mempengaruhi learning/belajar

    Waktu: kecepatan menerima informasi pada orang tua menurun

    Melambatnya psikomotorik dan sensorik

    Kemampuan verbal dan terikat pendidikan

    Hubungan umur dengan perubahan memori, ada dua tipe yang

    difokuskan, yaitu: recall dan recognition. Recall adalah proses pencarianlewat vast store dari informasi dalam secondary memory dengan suatu tanda

    yang spesifik. Recognition merupakan proses pencarian yang kurang (less

    search). Informasi dalam secondary memory harus dipasangkan denganstimulus informasi dalam lingkunagannya. Recall merupakan suatu ujian

    essai, sedangkan recognation merupakan multiple-choice test.

    Implikasi pada komunikasi dengan lansia denagn masalah pada proses belajar

    dan mengingat dapat dilakukan dengan beberapa cara:1) Memberikan pesan yang terstruktur, yang berfungsi untuk

    memberikan informasi dengan cara menjelaskan prosedur dan

    kronologis dari perawatan secara bertahap.

    2) Jangan memberikan terlalu banyak informasi dalam sekali kunjungan.

    3) Gunakan lebih banyak waktu untuk mendengar keluhan dari pasien

    dan mengulangi pesan-pesan yang disampaikan.

    4) Terakhir, gunakan multiple mode komunikasi. Informasi yang

    diberikan direview secara lisan dan ditulis agar pasien dapatmembacanya di rumah.

    C. Personality dan Coping

    Personalitas dikatakan sebagai pengontrolan untuk mengawali dan

    mempelajari sifat yang dipengaruhi oleh cara setiap orang untuk merespon

    12

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    13/23

    dan berinteraksi dengan lingkungan. Seseorang dapat dikatakan sebagai

    sebagian besar dari cara personalitas seperti pasif atau agresif, introvert atau

    extrovert, independent atau dependen.Gaya personalitas dipengaruhi oleh bagaimana mengatasi dan

    mengadaptasi perubahan eksternal dan internal yang kita alami selama kita

    hidup. Proses penuaan mencakup beberapa pengalaman tertekan atau stress

    dalam hidup. Dan bagaimana orang tua merespon terhadap pengalaman inidalam usaha untuk mengurangi tekanan yang telah dipengaruhi pada

    seseorang yang telah lama hidup.

    Self-Concept dan Self-Esteem

    Pada saat usia lanjut, seseorang pasti memerlukan adaptasi untuk

    mengetahui dan menerima dirinya secara emosional dan kognitif. Self-esteemadalah penilaian terhadap diri sendiri secara emosional yang dipengaruhi

    faktor luar seperti status pensiun, status janda, riwayat medis,dll. Sedangkan

    self-concept adalah mengidentifikasi diri secara kognitif. Misalnya orang tuayang memiliki sifat ideal untuk dirinya sendiri maka disebut seorang yang

    mandiri yang dilihat Dari sudut pandang kognitif. Tapi jika seseorang tersebutmemiliki penyakit stroke atau dementia maka self-esteem akan mengalamipenurunan.

    Stress, Coping, dan Adaptation

    Self-concept dan self-esteem adalah elemen penting yang memainkan

    peran dalam coping style (perubahan terhadap hal-hal baru) dan dapat

    membantu menjelaskan mengapa beberapa orang usia lanjut harus telah siap

    menyesuaikan diri terhadap perubahan kehidupan, dimana yang lainnyamemiliki kesulitan terhadap perubahan tersebut. Self esteem, kesehatan dan

    kemampuan kognitif merupakan hal yang dibutuhkan untuk menghadapi

    persaingan (adaptasi).

    Paranoid dan Schizophrenia

    Paranoid adalah perasaan curiga/was-was terhadap orang lain. Padausia lanjut paranoid dikarenakan terisolasi dari kehidupan social, kemampuan

    berkurang sehingga tidak bisa bersaing denagn yang lebih muda, dan terjadi

    penurunan pada fungsi sensori. Kebanyakan lanjut usia didiagnosis schizophrenia

    saat berumur remaja dan middle age.

    PSIKOPATOSIS

    13

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    14/23

    Ada 3 bentuk Psikopatosis yang mengenai orang tua yaitu

    1. Depresi

    Perubahan strukstur sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya

    kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi

    salah satu pemicu munculnya depresi lansia.Gejala-gejala depresi seperti :

    Perasaan tertekan

    Kurang berminat dalam melakukan aktivitas atau tampak lesu

    Perubahan nafsu makan sehingga menyebabkan turunnya berat badan

    atau bertambahnya berat badan

    Sulit tidur (insomnia)

    Penurunan energi

    Melakukan aktifitas dengan lambat

    Konsentrasi berkurang

    Menyalahkan diri sendiri, perasaan berdosa, sering bimbang

    Keinginan untuk cepat-cepat meninggal 2

    Di sisi lain, beberapa penyakit seperti parkinson, rheumatoid athritis,disfungsi thyroid, penyakit kelenjar adrenalin dapat menyebabkan

    timbulnya gejala-gejala depresi. Obat-obatan seperti antihipertensi,

    digoxin,, L-dopa, corticosteroid, estrogen, obat antipsycotik dapat

    memproduksi perasaan depresi bagi yang mengkonsumsinya.

    Depresi, seperti gangguan mental lainnya, dapat merusak motivasi untukmemelihara kebersihan mulut, atau mencari profesional. Penderita seperti

    inin sulit dijangkau. Mereka melupakan intruksi yang jelas dan sulit untuk

    membuat keputusan tentang perawatan.Mereka mudah letih, sehinggawaktu knjungan yang singkat namun berulangkali lebih cocok untuk

    pasien ini. Jika berhadapan dengan lansia yang menglami depresi dan

    gangguan mental lainnya sebaiknya lakukan perawatan dengan sikap penuh perhatian, ramah dan luwes.Tentukan tujuan perawatan, jadwal

    pemanggilan, dan perawatan di rumah yang realistik. Selain itu, penting

    juga untuk memelihara kontak dengan pasien, keluarga atau temannya,atau staf rumah perawatan. Mekipun pasien lansia jelas tidak depresi,

    perawatan melalui pendekatan yang membangkitkan harga diri tetapsangat membantu.Mereka masih mempunyai nilai sosial.

    Lansia memberi respons fisiologis yang lambat dan tidak lengkapterhadap kenaikan maupun penurunan tekanan darah. Mereka juga dapat

    memberi reaksi mendadak dan dramatis terhadap kehilangan darah dalam

    jumlah kecil,atau sedikit peningkatan tekanan darah yang di sebabkan,misalnya oleh rasa sakit.3

    14

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    15/23

    2. Dementia

    Dementia disebut juga dengan organic brain syndrome, yang disebabkan

    oleh kerusakan pada jaringan otak sehingga mengganggu fungsi kognitifserta kepribadian dan perilaku seseorang. Seperti terganggunya kemampuan

    untuk belajar dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Ada 2 tipe

    dementia yaitu :

    REVERSIBEL DEMENTIA, yang berarti kemunduran kognitifyang mungkin diakibat oleh toksisitas obat dan kekurangan

    nutrisi. Disisi lain reversibel dementia juga disebabkan oleh

    tumor dan trauma yang terjadi pada otak, gangguan metabolikseperti hipotiroidism dan hipertiroidism,diabetes, hipocalcemia

    dan hipercalcemia, infeksi, hidrocepalus.

    IRREVERSIBEL DEMENTIA, tidak disebabkan oleh faktor

    lingkungan dan tidak dapat untuk disembuhkan. Penyebabnyayaitu picks disease ( lobus frontal otak mengalami atropi),

    Creutzfeldt-jakob (aktifasi virus yang lambat), Huntingtonschorea ( bersifat genetik), Alzheimer (biasanya diserita olehorang tua berusia lebih dari 65 tahun) .Karakteristik alzheimer

    adalah kurangnya perhatian,kurangnya proses pembelajaran,

    memori dan ketrampilan berbahasa.

    3. Paranoid

    Paranoid adalah perasaan curiga yang tidak rasional pada seseorang. Sifat

    seorang paranoid biasanya mereka mengasingkan diri dari kehidupan

    sosial.2

    Rencana Perawatan Prosthodontic pada Pasien Lansia

    Kemampuan Kunyah

    Penilaian dari kunyah yang subjektif dan aspek dari psikologis pasien biasanya

    dianalisis dengan pertanyaan yang berhubungan dengannya atau penilaian terhadap

    fungsi kunyahnya, pemilihan makanan, dan kepuasan pemakaian gigi palsu.Diantara pasien dengan rahang dental yang pendek, hanya beberapa saja yang

    mengeluh mengenai kemampuan kunyahnya, dan pada pasien dengan assymetric

    SDA (shortened dental arch), kunyah yang unilateral umum dan berlokasi di sisidimana unit oklusal masih banyak. Ini diindikasikan untuk pasien dengan gigi yang

    hilang digantikan dengan mengunyah di sisi dimana gigi terdapat masih banyak.

    Mereka cenderung mengunyah lebih lama dan menelan partikel makanan yang besar.Pada pasien dengan SDA, tidak terdapat bukti bahwa pemakaian gigi palsu sebagian

    yang removable tidak meningkatkan kenyamanan mengunyah, sesungguhnya gigi

    palsu menyebabkan keluhan dan tidak selalu digunakan dalam mastikasi.

    Terdapat hubungan yang linear antara bertambahnya umur, berkurangnya gigi, danterganggunya kemampuan kunyah. Berkurangnya kemampuan mengunyah antara

    15

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    16/23

    pasien tua dihubungkan dengan adanya gigi palsu sebagian atau lengkap removable,

    diamana tidak ada pasien dengan lebih dari 20 gigi memiliki masalah mastikasi.

    Pada pasien yang mengalami kurangnya gigi, kondisi oral dan kualitas gigi palsuyang lengkap terlihat memiliki kemampuan mastikasi yang terbatas. Namun,

    kemampuan kunyah dapat ditingkatkan ketika pemakai gigi palsu yang lengkap

    didukung dan diretensi oleh 2 atau lebih implant.

    Faktor lain daripada menggunakan gigi palsu yang lengkap menyebabkan efeknegatif langsung atau tidak langsung terhadap kemampuan kunyah adalah hilangnya

    nafsu makan dan xerostomia.

    Efisiensi dan Performance Kunyah

    Teknik untuk menilai efisiensi dan performane kunyah adalah dengan menyaring

    kecil untuk memisahkan partikel makanan setelah mengunyah. Uji makananbervariasi dan telah termasuk makanan buatan seperti gelatin, atau almond, wortel,

    dan apel. Metode dalam mengukur hasil kunyah berdasarkan penentuan pada

    persentase volume dari makanan yang dikunyah yang melalui sistem saringan-terdiridari saringan dengan lubang 5.6, 4.0 dan 2.0 mm-setelah melakukan jumlah gerak

    kunyah atau waktu. Untuk membiarkan partiekel yang lebih kecil dapat melewatilubang, saringan dialiri dengan air dan partikel yang tersangkut dapat lepas.Untuk mengukuur efisiensi kunyah, sistem saring yang sama digunakan, tetapi bagian

    dari gelatin yang distandarisasaikan digunakan sebagai material yang diuji.

    Fungsi kunyah juga dapat diukur pada waktu yang dibutuhkan untuk menggiling danmenelan sebagian atau seluruh makanan yang diuji, atau dg menghitung jumlah gerak

    kunyah sampai kegiatan menelan.

    Tekanan oklusal : gender, umur, dan oklusi

    Umumnya, kekuatan kunyah maksimum dari otot kunyah adalah sekitar 20 persen

    lebih kuat pada pria daripada wanita, dan kekuatan tersebut maximal terjadi pada

    umur 35 pada wanita dan umur 45 pada pria. Kekuatan otot berkurang seacaraberangsur-angsur seiring berkurangnya umur. Kekuatan oklusal bertambah dengan

    adanya jumlah kontak gigi yang ada dan kualitas dari keseimbangan oklusal pada

    posisi intercuspal. Pada orang tua dengan SDA, kekuatan oklusalnya berkurang 50persen. Pada pemakai gigi palsu, kekuatan oklusal maksimumnya berkurang lebih

    dari 50 persen.

    Kekuatan rata-rata ketika mengunyah antar 0.2 dan 2 kg, tetapi tekanan dapat lebihbesar pada akhir pengunyahan. Kekuatan otot ketika mengunyah kira-kira 3 kali lebih

    kecil pada pemakai gigi palsu daripada yang masih memiliki gigi.

    Kehilangan gigi merupakan faktor terbesar yang berhubungan dengan berkurangnya

    kekuatan oklusal, dimana umur kurang berpengaruh.

    Status Oral

    Penelitian pada tahun 1950 mengonfirmasi bahwa gigi palsu umumnya buruk pada

    performance kunyahnya dan efisiensinya ketika dibandingkan dengan gigi yang

    bagus. Juga ditemukan bahwa jumlah gerak kunyah dari awal sampai kegiatanmenelan, lepas dari keadaan gigi individual, yang mengindikasikan bahwa pasien

    dapat mengganti oklusi yang buruk dengan menelan makanan dalam bentuk besar

    daripada mengunyah dalam waktu lama. Banyak pengamatan mengindikasikan

    16

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    17/23

    bahwa pasien dengan fungsi kunyah buruk berusaha untuk menggantinya dengan

    menggunakan gerak kunyah yang besar dari awal sampai kegiatan menelan. Ketika

    membandingkan pergerakan kunyah mandibular pada orang muda umur 26 tahun danorang tua umur 80 tahun, tidak terdapat perbedaan yang ditemukan dalam durasi dari

    total mengunyah antara 2 kelompok tersebut. Namun kecepatan mandibular dan

    pemindahan vertikal mandibula secara signifikan lebih rendah pada kelompok orang

    tua daripada kelompok orang muda. Dapat disimpulkan bahwa fungsi dari generatorpola pusat kunyah tidak dipengaruhi oleh umur.

    Hasil yang berbeda telah dilaporkan ketika kemampuan dan efisiensi pada pemakaigigi palsu yang komplit dihubungkan dengan kualitas gigi palsu. Pemakai gigi palsu

    yang komplit yang menerima gigi palsu baru mengalami sedikit atau tidak ada sama

    sekali peningkatan pada funsi kunyah sampai 18 bulan setelah perawatan prosttho.

    Namun, pada penelitian lain, ditemukan perubahan dari gigi palsu lengkap yang lamadari kualitasnya yang buruk terhadap gigi palsu yang baru dengan retensi yang bagus

    dan oklusi yang seimbang, meningkatkan kemampuan pasien dalam merubah

    makanan dan meningkatkan kenyamanan mengunyah. Pada penelitian yang lain,akibat perawatan prostho dengan gigi palsu lengkap yang baru pada efisiensi kunyah

    telah diteliti pada pasien tua dan muda menggunakan almond dan sistem saringan.Tidak terdapat perbedaan pada indeks efisiensi kunyah awal di antara keduiakelompok, dan tidak terdapat perbedaan pada waktu mengunyah, jumlah gerak,

    jumlah daya telan dari seluruh proses mengunyah. Namun, setelah perawatan gigi

    palsu, efiseiensi kunyah menurun pada kelompok orang tua, tetapi tidak pada orangmuda, menegaskan bahwa adaptasi terhadap perubahan lebih sulit daripada

    bertambahnya umur.

    Pada pasien dengan SDA, pergantian dari gigi hilang dengan fixed atau

    removable partial denture mempunyai maksud untuk meningkatkan kemampuan danfungsi kunyah. Seperti halnya perawatan, namun, memilki efek negatif pada

    prognosis jangka panjang dari perbatasan gigi, dan harus diadakan hanya jika

    dibutuhkan dan jika pasien mampu untuk mengadakan oral hygiene yang baikPerawatan implant pada pasien yang kehilangan gigi mempunyai maksud yang

    optimal untuk mengembalikan fungsi kunyah, khususnya pada orang tua yang

    sebaliknya mengalami kesulitan pada adaptasi dan memfungsikan gigi palsu lengkap.

    Objek utama

    Objek utama pada rencana perawatan prostodontik untuk pasien yang

    kehilangan gigi sebagian:a.Jika memungkinkan, amankan stabilitas posisi atau kondisi oklusal dengan kontak

    gigi.

    b. Untuk memelihara atau memperbaiki fungsi dimensi vertical pada oklusi

    c. Untuk menerapkan prinsip biologi dari terapi prostho untuk meminimalkan akibatperawatan langsung dan efek negatif dalam jangka panjang

    d.. Untuk menggunakan prosedur perawatan yang mudah sehingga menghasilkankenyamanan dan estetik yang baik

    f. Untuk memilih rencana peratan yang sesuai dengan kondisi keuangannya

    Objektif utama untuk perawatan prostodontik pada pasien dengan gigi hilang

    adalah restorasi dari estetis, fungsi kunyah dan kenyamanan. Perawatan ini sebaiknya

    17

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    18/23

    dibuat dengan hati-hati karena hal ini sangat susah untuk sebagian besar orang tua

    untuk beradaptasi terhadap perubahan yang signifikan pada gigi tiruan.

    Identifikasi Kebutuhan dan Permintaan dari Perawatan

    Untuk menghindarkan terjadinya overtreatment maka sangat penting dalammengikuti pendekatan yang berorientasikan pada masalah. Kebutuhan rehabilitasi

    prostho pada pasien tua yang kehilangan giginya sebagian karena pengganggufungsional dari sistem kunyah, hasil kunyah yang buruk, masalah estetik, atau

    kebutuhan untuk mencegah perkembangan pengganggu fungsional.

    Tiga ciri utama dari penyakit temporomandibular adalah1. rasa sakit pada daerah joint dan atau otot kunyah

    2. joint berbunyi

    3. terbatasnya sewaktu membuka mulut.

    Indikasi utama untuk menggantikan gigi posterior yang hilang adalah:1. terdapat keluhan berkurangnya kemampuan kunyah2. symptom yang jelas pada sistem kunyah

    3. berkurangnya tinggi wajah dari oklusal

    Identifikasi faktor resiko

    Faktor resiko utama pada pasien tua yang memiliki kehilangan gigi sebagian aedalah

    disertai dengan meningkatnya jalan penyakit periodontal, aktivitas karies, residual

    ridge resorption, dan masalh fungsional.

    1. Faktor resiko penyakit periodontal, oral hygiene yang buruk, hilangnya

    attachment, hilangnya gigi, high periodontal disease score, denture(design,kebiasaan memakainya), asupan ascorbic acid yang rendah, penggunaan

    tembakau, penyakit coronary heart

    2. Karies, faktor resiko tambahan dari karies akar adalah tingkat yang tinggi daristreptokokus mutan pada saliva, karies mahkota, pemakaian gigi palsu yang

    removable, dan berkurangnya laju saliva. Meningkatnya karies akar pada

    umunya lebih besar daripada meningkatnya penyakit perio pada orang tua dan

    memerlukan pencegahan yang segera

    Faktor Resiko untuk Karies pada Individu Orang Tua

    Umur

    InstitutionalizationPenggunaan tembakau

    Asupan karbohidrat yang tinggi

    Infrequent toothbrushingJumlah mikroba yang tinggi

    Xerostomia

    Kebersihan mulut yang buruk

    Penyakit periodontalResesi Gingiva

    18

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    19/23

    Kehilangan gigi

    History of Coronal or root cariesGigi palsu

    3. Residual ridge resorption,pada pasien yang memiliki kehilangan gigi sebaian

    yang memakai gigi palsu sebagian yang removable, resorpsi tulang akan

    terjadi. Faktor resiko utama untuk kelanjutan residual ridge resorption antarasubjek orang tua yang hilang giginya sebgian atau lengkap adalah kecepatan

    hilangnya tulang sebelumnya, tekanan oklusal yang berlebihan selama

    mrengunyah, dan bruxism4. Faktor resiko untuk masalah fungsional pada orang tua yang mengalamim

    kehilangna gigi sebagian adalah residual ridge resorpsi (kecepatan hilangnya

    tulang sebelumnya, tekanan oklusal yang berlebihan, densitas tulang rendah),

    hilangnya gigi secara signifikan, adaptasi gigi palsu yang rendah, bruxism,atrisi, stres.

    Faktor Resiko pada pemakai gigi palsu yang lengkap

    1. Masalah kunyah yaitu residual ridge resorption dan atrofi otot2. Reaksi rasa sakit lokal

    3. Syndrome burning mouth yaitu design gigi palsu yang buruk, penyebabsistemik, alergy pada komponen gigi palsu, rasa sakit yang idiopathic

    4. Ketidakpuasan dengan adanya gigi palsu yaitu neurotic personality, tingkah

    laku yang negatif terhadap gigi palsu, kualitas yang huruk dari gigi palsu

    5. Berkurangnya laju saliva

    Indikasi fungsional utama untuk menggantikan gigi posterior yang hilang. Yaitu:

    1. adanya keluhan kemampuan kunyah yang menurun2. penurunan dari tinggi oklusal

    3. gejala yang overt pada system mastikasi

    Kemampuan mastikasi yang tidak cukup mungkin dapat berdampak pada

    penurunan area kontak di oklusal dan perubahan atropik dari otot-oto kunyah

    dikarenakan oleh kondisi psikologis.1

    Cara Pemeriksaan Pasien Lansia

    Pemeriksaan ekstraoralSetelah riwayat medis dan dental selesai, langkah selanjutnya adalah memeriksa

    klinis ekstraoral dari kepala dan leher. Semua yang tidak simetris, ede

    ma, tumefactions, perubahan pada warna kulit, disfungsi lidah, atau gangguantemporomandibular harus dianalisis. Kemudian, palpasi pada leher, daerah

    submandibular, dan wajah juga harus diperiksa untuk mennetukan te,peratur kulit,

    kepadan dan elastisitas jaringan, dan kontur dari underlying bone. Perhatian

    khusus harus ditujukan terhadap palpasi ukuran, tenderness, dan mobilitas noduslimpa.

    19

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    20/23

    Gangguan temporomandibular sering terjadi pada orang tua dan oleh karena itu

    penting untuk melaksanakan evaluasi sistematis dari temporomandibular joint dan

    otot-otot kunyah.Pada pemakai gigi palsu lengkap, penting untuk melaksanakan pemeriksaan

    ekstraoral dari dimensi vertikal oklusi.

    Pemeriksaan intraoralBiasanya diawalai dengan penilaian kesehatan intraoral dan perioral jaringan

    lunak. Ini merupakan pemeriksaan penting karena kesehatan mukosa oral padaorang tua dipengaruhi beberapa faktor lokal (gigi palsu, gigi, smoking, saliva).

    Bibir. Posisi bibir yang asimetris dengan paralisis saraf cranial ke tujuh,

    diperiksa.Aspek lain yang perlu diperiksa adalah volume, bentuk, warna, dan

    permukaan epitel.

    Buccal mucosa. retrocommisural mucosa diperiksa untuk leukoplakia dan

    candidiasis. Buccal mucosa diperiksa untuk keratosis; candidiasis; lichen planus;

    apthous; viral; trauma; atau lesi neoplastic; leukoedema; dan irregularpigmentation.

    Palatum durum. Warna dari palatum durum harus diperiksa, anatominya.Palatum mole. Warna diperiksa untuk petechiae, hematomas, dan difusiinflamasi, dan batas anatara palatum durum dan palatum mole terletak.

    Lantai mulut. Diperiksa untuk mengetahui danya leukoplakia, ulcer, dan tumor.

    Dan bimanual palpasi dari kelenjar sublingual diperiksa untuk mengevaluasiorifice kelenjar. Jika lantai mulut ketika dipalpasi keras, berarti faktor yang

    negatif untuk retensi gigi palsu lengkap.

    Lidah. Posisi istirahat lidah dicatat, ukurannya, bentuk, dan pergerakan

    fungsionalnya.1

    Perencanaan Perawatan Prosthodontic pada Pasien Lansia

    yang Lemah atau Dependent

    Proses diagnostik untuk rencana perawatan pada pasien tua yang lemah ataudependent memiliki empat tahap yaitu:

    1. Rencana perawatan akademis yang beradasarkan pada diagnosis oral,

    keluuhan pasien dan permintaan untuk perawatan, dan masalah medis

    (contohnya pemnyakit cardiovascular, undernutrisi) untuk pasien yangmemerlukan perawatan dental atau prostho.

    2. Tahap selanjutnya adalah garis besar dari rencana perawatan klinis, yang

    meliputi pertimbangan diagnosis medis, ketidakmampuan fisik dan mental

    pasien, derajat autonomy pasien, dan analisis keuntungannya.3. Tahap ketiga adalah rencana perawatan praktis, yang meliputi pertimbangan

    permintaan pasien, dilihat dari aspek keuangan untuk perawatan dan persetujuan jenis apa yang memungkinkan dalam mengontrol kesehatan

    umum dan mulut pasien.

    4. Tahap akhir, modifikasi rencana perawatan setelah perawatan telah mulaikarena perubahan pada persetujuan pemenuhan atau status kesehatan mulut

    pasien.

    20

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    21/23

    Perawatan yang cocok untuk pasien ketika memepertimbangkan status medis danmental, kesehatan mulut, situasi sosioekonomi, dan kemunkinan untuk mengatur

    tindakan dibagi menjadi :

    Pearatan dentakl dan prosthodontic yang luas (rencana perawatanakademis)

    Perawatan dental dan prosthodontic yang terbatas (klinis atau rencana

    perawatan praktis)

    Tindakan darurat untuk menghilangkan rasa sakit dan resiko dari

    komplikasi dental yang utama pada jangka pendek

    Tindakan oral hygiene untuk mengontrol plak gigi

    Tindakan mengurangi untuk menghilangkan penderitaan dan rasa sakit

    pada minggu atau bulan lalu.1

    21

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    22/23

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Jabaran Pemicu

    Nenek Minah usia 76 tahun, gigi geligi banyak hilang. Kadang-kadang merasa ngilu

    pada gigi belakang. Gigi depan terasa goyang. Akhir-akhir ini dia merasa kurang

    nafsu makan, tetapi enggan dibuatkan gigi tiruan karena merasa hidupnya tidak akanlama.

    Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa nenek Minah adalah pasien lansia

    yang lemah atau dependent, karena dilihat dari umurnya yang sudah cukup tua, gigigeligi banyak hilang, nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi juga berkurang,

    dan ditambah dia merasa hidupnya tidak akan lama lagi karena dia tidak bisa berbuatapa-apa lagi dalam kondisinya yang telah lemah. Kurangnya nafsu makan pada nenekMinah dapat disebabkan oleh giginya yang banyak hilang, indera pengecap yang

    telah menu

    run disertai dengan indera penciuman yang telah menurun juga. Nenek Minah yangenggan dibuatkan gigi tiruan karena merasa hidupnya tidak akan lama menunjukkan

    menurunnya kondisi mental yaitu berupa depresi. Cara penanggulangan agar nenek

    Minah dapat bertambah nafsu makannya sehingga asupan nutrisi nenek Minahtercukupi adalah dengan pemakaian prostho atau gigi palsu.

    22

  • 8/8/2019 Laporan Pemicu 8 Tutor 1

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Budtz, Ejvind., Jorgensen,Dr Odont. Prosthodontics for the Elderly.Chicago.Quintessense

    2. Papas A., Niessen, L. C., Chauencey, H.H.,Geriatric

    Dentisry, Aging and Oral

    Health. Queensland. Mosby.1991 .chapter 2 (31-38)

    3. Barnes, Ian E., Wall, Angus. Perawatan Gigi Terpadu untuk Lansia. Jakarta. EGC.

    2006