Laporan Pemicu 2 DK 8

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemicu Seorang wanita usia 37 tahun datang ke dokter diantar suaminya. Wanita tersebut memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan terlambat haid sudah 3 minggu. Keluhan lainnya pasien merasa mual dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, laju pernapasan 12x/menit. Hasil pemeriksaan HCG tes (+). Setelah mengetahui dirinya hamil, pasien khawatir akan kehamilannya karena ini merupakan kehamilan ke-5. Pasien juga ingin berkonsultasi mengenai metode KB yang tepat setelah melahirkan. 1.2 Klarifikasi dan Definisi 1. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan hormon peptide yang disekresikan oleh Chorionic vili dan plasenta yang sedang berkembang. 2. KB merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. 1.3 Kata Kunci 1. Wanita 37 tahun

description

ok

Transcript of Laporan Pemicu 2 DK 8

Page 1: Laporan Pemicu 2 DK 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pemicu

Seorang wanita usia 37 tahun datang ke dokter diantar suaminya. Wanita

tersebut memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan terlambat haid sudah 3

minggu. Keluhan lainnya pasien merasa mual dan badan lemah. Dari

pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, laju

pernapasan 12x/menit. Hasil pemeriksaan HCG tes (+). Setelah mengetahui

dirinya hamil, pasien khawatir akan kehamilannya karena ini merupakan

kehamilan ke-5. Pasien juga ingin berkonsultasi mengenai metode KB yang

tepat setelah melahirkan.

1.2 Klarifikasi dan Definisi

1. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan hormon peptide yang

disekresikan oleh Chorionic vili dan plasenta yang sedang berkembang.

2. KB merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk

menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

1.3 Kata Kunci

1. Wanita 37 tahun

2. HCG (+)

3. Kehamilan ke 5

4. Rencana KB

5. Mual dan badan lemah

1.4 Rumusan Masalah

Wanita 37 tahun mengkhawatirkan kehamilannya yang ke 5 sehingga ia

merencanakan berkonsultasi mengenai metode KB yang tepat setelah

melahirkan.

Page 2: Laporan Pemicu 2 DK 8

1.5 Analisis Masalah

1.6 Hipotesis

Wanita multigravida 37 tahun mengalami kehamilan beresiko usia dan

disarankan mengikuti program KB yang tepat setelah melahirkan

1.7 Pertanyaan Diskusi

Pem. Fisik:- TD 110/70

mmHg- Nadi

86x/menit- Nafas

12x/menit

Tujuan Tatalaksana

Khawatir kehamilan ke 5

Metode Keluarga Berencana

multigravida

Hamil

Pemeriksaan HCG (+)

Antenatal Care (ANC)

Keluhan:- Terlambat

haid 3 minggu

- Mual dan badan lemah

Wanita, 37 tahun

Page 3: Laporan Pemicu 2 DK 8

1. Bagaimana fisiologi plasenta?

2. Bagaimana cara mendeteksi kehamilan?

3. Bagaimana cara menentukan usia kehamilan?

4. Perubahan fisiologis saat kehamilan?

5. Perubahan hormonal pada saat kehamilan?

6. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan?

7. Bagaimana gerakan janin normal?

8. Kehamilan beresiko

9. Nutrisi apa saja yang tepat pada saat kehamilan?

10. Obat-obatan apa saja yang perlu diperhatikan pada ibu hamil ?

11. Proses laktasi

12. Jelaskan mengenai pemeriksaan ANC pada ibu hamil

13. Jelaskan mengenai HCG test!

14. Kontrasepsi

a. Definisi

b. Klasifikasi

c. Indikasi dan kontraindikasi

15. Apa metode kontrasepsi yang tepat pada kasus?

16. Apa saja tahap-tahap persalinan?

17. Jelaskan mengenai definisi multigravida dan pengaruh terhadap kehamilan

dan persalinan

18. Bagaimana mengatasi mual dan badan lemah saat hamil?

19. Fisiologi tekanan darah pada ibu hamil

20. Edukasi pada ibu hamil

BAB II

Page 4: Laporan Pemicu 2 DK 8

PEMBAHASAN

1. Fisiologi Plasenta

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah

embrio masuk ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia

plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.1

Gambar Proses Plasentasi1

Pada dasarnya plasenta berasal dari sel trofoblast yang mulai terbentuk

pada stadium morula dan akhirnya berdifferensiasi sehingga membentuk satu

lapisan sel trofoblast yang mengelilingi blastosis. Sehingga kehamilan menjadi

matang, trofoblast memainkan peranan penting dalam hubungan antara feto-

maternal. Trofoblast menunjukan berbagai struktur, fungsi, dan bentuk

pertumbuhan pada semua komponen plasenta.2

Page 5: Laporan Pemicu 2 DK 8

Ringkasan Perkembangan Plasenta

Hari Setelah

Ovulasi

Korelasi Antara Morfologi-Fungsi

6-7 Implantasi blastosis

7-8 Proliferasi dan invasi blastosis. Terbentuknya

sintiotrofoblast.

9-11 Periode lakunar, pembuluh darah endometrium diinvasi.

13-18 Pembentukan vili primer dan sekunder, body stalk dan

amnion.

18-21 Vili tertier terbentuk. Mesoblas menginvasi vili

membentuk dasar. Pembentukan sirkulasi fetoplasenta.

21-40 Korion frondosum, pembentukan plat korion.

40-50 Pembentukan kotiledon

80-225 Plasenta terus berkembang sehingga matur. Kotiledon

yang terbentuk sekitar 10-12 biii, dengan tekanan darah

maternal pada ruang intervili mencapai 40-60 mmHg.

Plat basal ditarik oleh vili ankor untuk membentuk

septa.

225-267

(aterm)

Proliferasi seluler berkurang tetapi hipertrofi seluler

tetap lanjut.

Tabel : Ringkasan Perkembangn Plasenta2

2. Cara Mendeteksi Kehamilan

a. Uji Hormonal Kehamilan

Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi chorionic

gonadotropin (hCG) oleh sel-sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan.

Hormon ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan

melalui urin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi pada

sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding

meningkatnya usia kehamilan diantara 30-60 hari.3

b. Uji radioreceptorassay dan radioimmunoassay

Page 6: Laporan Pemicu 2 DK 8

Uji radioreceptorassay dan radioimmunoassay merupakan metode

yang sangat sensitif untuk mendeteksi hCG dibandingkan dengan uji

kehamilan sebelumnya. Kedua metode ini membutuhkan peralatan canggih,

mahal dan tenaga analis terlatih. Pemeriksaan spesimen darah dengan

radioimmunoassay dapat dikhususkan untuk rantai glikoprotein subunit beta

(β subunits) yang dianggap spesifik dengan kehamilan. Dengan metoda ini,

adanya hCG dapat dideteksi sejak 1 minggu setelah konsepsi. Pengujian ini

dilengkapi dengan informasi tentang usia kehamilan dan tingkat sensitifitas

yang dipakai oleh pembuat perangkat atau instrumen uji kehamilan.3

c. Metode terbaru pengujian hCG subunit β adalah Enzym Linked

Immunoabsorbent Assay (ELISA)

Metode terbaru pengujian hCG subunit β adalah Enzym Linked

Immunoabsorbent Assay (ELISA). Cara ini akan mengabsorbsi antibodi

monoklonal hCG subunit β dengan hasil yang sangat sensitif, tingkat

spesifitas yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat, tidak membutuhkan

biaya tinggi dan mudah dilakukan.3

3. Cara Menentukan Usia Kehamilan

a. Menggunakan rumus Naegle.4

Rumus Naegle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL,

EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk

wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.

Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288

hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama

haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.

Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh)

dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).

1) Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan

perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 =

2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.

Page 7: Laporan Pemicu 2 DK 8

Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-

2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:

a) 15-09-2005 = 2 minggu 1hari

b) 31-10-2005 = 4 minggu 3 hari

c) 27-11-2005 = 3 minggu 6 hari

Jumlah 9 minggu 10 hari,

Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari

Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau

10 minggu genap.

Cara menghitungnya: 1 minggu terdiri atas 7 hari.

a) Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan 2 x 7 hari =

14 hari + 1 hari (2 minggu lebih 1 hari)

b) Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini berarti 4 x 7 hari =

28 hari + 3 hari atau sama dengan 4 minggu lebih 3 hari

c) tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7 hari = 21

hari + 6 hari (3 minggu lebih 6 hari). Sementara HPL dihitung dengan

rumus Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi HPL = 22-06-

2005

b. Gerakan pertama fetus4

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur

hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.

c. Perkiraan tingginya fundus uteri4

Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur

hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi

fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan

beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus

xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh

ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.

a) Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan

b) 1/3 di atas simfisis = 12 minggu

Page 8: Laporan Pemicu 2 DK 8

c) ½ simfisis-pusat = 16 minggu

d) 2/3 di atas simfisis = 20 minggu

e) Setinggi pusat = 22 minggu

f) 1/3 di atas pusat = 28 minggu

g) ½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu

h) Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu

i) Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu

4. Perubahan Fisiologis saat Kehamilan

a. Perubahan Metabolik5

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal

fisiologis. Hal ni disebabkan oleh turunnya osmolaritas 10 mOsm/kg yang

diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin.

Penambahan tekanan vena di bagian bawah uterus dan mengakibatkan

oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya pitting edema di

kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan

osmotic koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir

kehamilan.

Page 9: Laporan Pemicu 2 DK 8

Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai kadar

protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO

menganjurkan asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g. pada kehamilan

normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan

kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Konsentrasi

lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat

selama kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar disentral yang

kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga cadangan lemak itu

akan berkurang.

Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian

besar akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan

hanya 2,5% dari total kalsium ibu. Zinc (Zn) sangat penting bagi

pertumbuhan janin terlambat. Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan

dan pembelahan sel dalam sintesis DNA/RNA. Defisiensi asam folat selama

kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan

defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan

menyebabkan neural tube defect pada janin, sehingga dianjurkan asupan

asam folat sebanyak 0,4 mg/ hari selama kehamilan 12 minggu.

b. Sistem Kardiovaskular dan Hematologi5

Dimulai pada minggu kedelapan kehamilan, relaksasi otot polos oleh

karena peningkatan hormone progesteron mengalami penurunan pada total

tahanan perifer vaskular. Minggu ke-10 sampai 12 kehamilan menunjukkan

tekanan darah menurun secara gradual dan mencapai nadirnya pada minggu

ke-28 kehamilan. Tekanan sistolik dan diastolic menurun 5-15 mmHg saat

itu. Selama trimester ketiga, tekanan darah meningkat secara gradual.

Peningkatan reseptor alpha pada myometrium yang distimulasi oleh

estrogen meningkatkan denyut jantung 10-15 kali permenit diatas normal.

Curah jantung meningkat 30-50% diatas normal pada trimester kedua dan

mencapai puncaknya pada umur kehamilan 20-24 minggu.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena

kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.

Page 10: Laporan Pemicu 2 DK 8

Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke

jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga

menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom

hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan

akan kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi

aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi

terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi

miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi

terlentang pada akhir kehamilan.

c. Traktus Digestivus5

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus akan

tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan

bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan terjadi pada

penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan

sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan

menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh

refluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi

lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual

terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta

konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.

d. Traktus Urinarius5

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan

oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.

Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar

dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai

turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali. Ginjal akan

membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan

meningkat. Pada eksresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang

larut air dalam jumlah yang lebih banyak. Glukosuria juga merupakan suatu

hal yang umum, tetapi kemungkinan adanya DM juga tetap harus

dipertimbangkan. Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu

Page 11: Laporan Pemicu 2 DK 8

hal yang abnormal. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine

clearance lebih tinggi 30 %.

e. Sistem Respirasi5

Peningkatan volume darah mengakibatkan pelebaran kapiler pada

mukosa sistem respirasi menyebabkan edema pada nasal, faring, laring, dan

trakea. Hal ini akan berakibat pada sulitnya pernafasan, epistaksis, dan

perubahan vokal yang akan menjadi semakin parah bila terdapat infeksi

saluran nafas, kelebihan cairan, peningkatan tekanan onkotik, ataupun

edema oleh karena preeklamsia.

Selain perubahan anatomis yang telah disebutkan diatas, terjadi pula

perubahan fisiologi sistem respirasi. Adaptasi pada peningkatan kebutuhan

metabolisme dan pengantaran oksigen ke janin mengakibatkan peningkatan

konsumsi oksigen sebesar 15-20% selama kehamilan. Progesteron

menstimulasi sistem respirasi pada medula yang menyebabkan terjadinya

hiperventilasi dan alkalosis pernafasan. Tubulus pada ginjal secara

metabolik akan mengkompensasi hal ini dengan mengekskresi ion

bikarbonat. Hiperventilasi berakibat pada penurunan PCO2 pada level 27-32

mmHg pada kehamilan. Volume tidal dan ventilasi paru meningkat sekitar

40%. Terdapat peningkatan bertahap sebesar 4cm pada diafragma dan

peningkatan diameter anteroposterior dinding dada. Hal ini berkontribusi

pada 20-25% penurunan fungsi kapasitas residual. Perubahan ini

meningkatkan level 2,3-difosfogliserat yang membantu fasilitasi pelepasan

oksigen kepada janin, akan tetapi proses ini akan menurunkan cadangan

oksigen dan kapasitas bufer ibu hamil. Oksigenasi janin relative konstan

saat PaO2 ibu masih diatas 60mmHg. Saturasi oksigen yang menurun

sampai setengah nilai normal akan mengakibatkan refleks menyelam pada

janin, yang akan membuat darah janin mengalir keluar dari hati dan

abdomen menuju jantung dan otak, mengakibatkan organ lain terancam

mengalami hipoksia

f. Sistem Endokrin5

Page 12: Laporan Pemicu 2 DK 8

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%.

Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam

kehamilan. Kelenjar tiroid akan mengalami perbesaran hingga 15,0 ml pada

saat kehamilan akibat hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.

Pengaturan konsentrasi kalsium sangan berhubungan erat dengan

magnesium, fosfat, hormone paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Pada saat

hamil dan menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10

mikrogram atau 400 IU10. Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan

mengecil, sedangkan hormone adrostenedion, testosterone,

dioksihidrokortison, aldosteron, dan kortisol kan meningkat. Sementara itu

DHEA sulfat akan menurun.

g. Sistem Muskuloskeletal5

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,

lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi

sakroiliaka, sakrokoksigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang

diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat

mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan

perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir

kehamilan.

5. Perubahan Hormonal saat Kehamilan

Kadar hormon hCG meningkat tajam dan mendadak pada akhir trimester

pertama, namun akan mengalami penurunan yang bertahap pada trimester

kedua, dan tetap berada pada kadar rendah selama trimester akhir. Hormon

esterogen dan progesteron terus mengalami peningkatan selama kehamilan.

Namun kadar hormon esterogen yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan

dengan hormon progesteron.6

Page 13: Laporan Pemicu 2 DK 8

Sumber: Guyton dan Hall (2006)

Berikut adalah tabel mengenai kadar hormon dalam darah ibu selama kehamilan

normal menurut Ganong.7

Hormon Nilai Puncak Waktu Sekresi Puncak

hCG 5 mg/mL Trimester pertama

Relaksin 1 mg/mL Trimester pertama

hCS 15 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Estradiol 16 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Estriol 14 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Progesteron 190 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Prolaktin 200 mg/mL Cukup bulan (aterm)

Menurut Anwar, kadar LH, FSH, GH, TSH tetap konstan, sementara kadar

prolaktin akan meningkat mulai dari trimester pertama sampai aterm.8

6. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Kesehatan Kehamilan9,10

a. Umur

Page 14: Laporan Pemicu 2 DK 8

Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi.

Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan

menunjukkan hubungan dengan umur dan juga biasanya semakin bertambah

umur seseorang maka pengetahuan akan status kesehatan ibu hamil akan

luas

b. Pendidikan

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak karena pendidikan yang baik, maka orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan

sebagainya. Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya

dengan orang yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat

pendidikan seseorang atau masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap

peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap masyarakat terbuka dengan

hal-hal atau motivasi baru.

c. Psikologis

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak

hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis

yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan berperilaku yang

berlanjut hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga kehamilan harus

dipandang sebagai proses panjang yang mempunyai efek tidak hanya pada

ibu tetapi juga keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek fisik

saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa.

d. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap

seseorang.

e. Gizi

Page 15: Laporan Pemicu 2 DK 8

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,

karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil

selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan

antara gizi ibu hamil dengan faktor ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang

meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu

termasuk juga persiapan fisik untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil

secara garis besar adalah asam folat, energi, protein, zat besi (Fe), kalsium,

pemberian supleman vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit

seksual (IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang dan

pemberian yodium pada daerah yang endemic kretinisme.

f. Aktivitas

Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal

tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja

ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Menurut analisa

professional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil bukan

hanya pekerjaan keluar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan

atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, termasuk pekerjaan

sehari-hari di dalam rumah dan juga mengasuh anak. Sering ada

rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat

melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.

7. Gerakan Janin Normal

Pemantauan gerak janin sudah lama dilakukan dan banyak tata cara yang

diperkenalkan, tetapi tidak ada satupun yang lebih superior dibanding lainnya.

Gerak janin ini dipantau sejak kehamilan 28 minggu setelah sistem susunan

saraf pusat dan autonom berfungsi dengan optimal. Pemantauan ini terutama

dilakukan pada kehamilan resiko tinggi terhadap terjadinya kematian janin atau

asfiksia. Misalnya pada kasus pertumbuhan janin terhambat. Ada dua cara

pemantauan, yaitu cara Cardiff dan cara Sadovsky.11

a. Menurut Cardiff, pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi, tidur miring

ke kiri atau duduk, dan menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk

Page 16: Laporan Pemicu 2 DK 8

mencapai 10 gerakan janin. Bila hingga jam 9 malam tidak tercapai 10

gerakan, maka pasien harus segera ke dokter/bidan untuk penanganan

lebih lanjut.

b. Bila memakai metoda Sadovsky, pasien tidur miring ke kiri, kemudian

hitung gerakan janin. Harus dapat dicapai 4 gerakan janin dalam satu

jam, bila belum tercapai, waktunya ditambah satu jam lagi, bila ternyata

tetap tidak tercapai 4 gerakan, maka pasien harus segera berkonsultasi

dengan dokter /bidan.

Sebagai tenaga kesehatan tidak mungkin memantau keadaan janin selama

24 jam terus menerus, demikian juga dengan ibu tersebut. Kartu Pantau Gerak

Janin ini merupakan alat bantu didalam menilai aktivitas janin yang

berhubungan dengan kesehatan ibu, kesehatan janin dan kondisi rahim

(termasuk plasenta dan cairan ketuban).11

Pada waktu akan memulai penghitungan gerak janin, dianjurkan ibu

hamil tersebut makan dulu, mengosongkan kandung kemih, dan tidur miring ke

kiri agar sirkulasi uteroplasenta tidak terganggu. Gerak janin yang masih dapat

dianggap normal adalah lebih dari 10 kali dalam 12 jam. Bila ibu merasakan

perubahan pola gerak janin, apakah menjadi berlebih atau berkurang, segeralah

berkonsultasi dengan dokter atau bidan.11

8. Kehamilan Beresiko

a. Kehamilan resiko rendah5

1) Primipara tanpa komplikasi

Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah

mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan presentase

kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala sudah masuk PAP.

2) Multipara tanpa komplikasi

Apabila wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.

3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup

Page 17: Laporan Pemicu 2 DK 8

Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu,

tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.

b. Kehamilan resiko sedang5

1) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”

a) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)

Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan

baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis

belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun.

Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah

satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama

sampai usia yang ideal untuk hamil.

b) Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)

Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti

hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan terjadi persalinan

lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.

c) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu

belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai

kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau

perdarahan.

d) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)

Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi,

perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena

semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.

2) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm,

dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit

karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.

3) Kehamilan lebih bulan (serotinus)

Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi

persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda:

Page 18: Laporan Pemicu 2 DK 8

Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak

janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali, air

ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.

4) Persalinan lama

Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam

untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah

kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan

mengejan. Gejala dan tanda: KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi

cepat, dehidrasi, perut kembung dan edema alat genital.

c. Kehamilan resiko tinggi3

1) Penyakit pada ibu hamil

a) Anemia

Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan

ibu pada saat proses persalinan. Kondisi ibu hamil dengan kadar

Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g

% pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk

terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,

abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281).

Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan,

sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia

defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan

pucat.

b) Malaria

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman

(plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan

keguguran. Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema

paru akut dan malaria berat lainnya.

c) TBC paru

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman

tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan

Page 19: Laporan Pemicu 2 DK 8

perubahan pada sistem pernafasan. Gejala dan tanda: Batuk

menahun, batuk darah dan kurus kering.

d) Penyakit jantung

Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-

hati. Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan

agar beban kerja jantung bisa berkurang. Gejala dan tanda: Cepat

merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila

disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada

kehamilan muda, dan mengeluh tentang bertambah besarnya rahim

yang tidak sesuai.

e) Diabetes mellitus

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak

menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh

kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin

adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi

mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan

sebagai bahan bakar tubuh. Gejala dan tanda: Pada masa awal

kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat bawaan,

berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya

seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari

normal), dan sakit kuning.

f) Infeksi menular seksual pada kehamilan

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur,

yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dengan

pasangan yang menderita penyakit tersebut.

2) Riwayat obstetrik buruk

a) Persalinan dengan tindakan

Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang

timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dilakukan

tindakan ini karena adanya komplikasi pada ibu maupun janin,

misalnya ibu hamil dengan KPD, pre eklamsia, serotinus.

Page 20: Laporan Pemicu 2 DK 8

Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi

melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara

mengiris dinding perut dan dinding uterus. Tindakan ini dilakukan

karena ada komplikasi pada kehamilan, misalnya plasenta previa

totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah pernah SC dua kali, dan

lain-lain.

b) Pernah gagal kehamilan (keguguran)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia kurang

dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau buah

kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Gejala dan

tanda: Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan

hebat pada kehamilan muda.

c) Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien

sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau

merujuk).

- Pre eklamsi

Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi

disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir. Gejala dan tanda:

Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan

kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih

dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing

24 jam.

- Eklamsia

Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat”

ditambah dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung

mendadak. Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala

pre eklamsia berat dan kejang atau koma.

- Hamil kembar (gemelli)

Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau

lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor

Page 21: Laporan Pemicu 2 DK 8

keturunan, umur dan paritas. Gejala dan tanda: Perut lebih buncit

dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan

janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar,

pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian

besar janin, teraba ada 2 bollatmen, terdengar 2 denyut jantung

janin.

d) Kehamilan dengan kelainan letak

- Letak lintang

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-

kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Etiologi:

Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas, kesempitan

panggul, plasenta previa, prematuritas, gemeli dan lain-lain.

- Letak sungsang

Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong di bagian bawah kavum uteri. Penyebabnya: Prematuritas,

gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain-lain.

e) Perdarahan dalam kehamilan

- Plasenta previa

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi

pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga

dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

Gejala dan tanda: Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu

atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa

nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi

hari sewaktu bangun tidur.

- Solusio plasenta

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas

dari perlekatannya sebelum janin lahir. Gejala dan tanda:

Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin

berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung

Page 22: Laporan Pemicu 2 DK 8

janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi

gangguan pembekuan darah.

9. Nutrisi yang tepat saat Kehamilan

a. Kalori

Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah

2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat

memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara

rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya.

Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan hal ini

merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah

pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.5

b. Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.

Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-

kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein

dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.5

c. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan

untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.

Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan

kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi

atau osteomalasia pada ibu.5

d. Zat besi

Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi

yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui

hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi

hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan

jumlah 30 mg/ hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan

anemia pemberian besi per minggu cukup adekuat. Zat besi dapat diberikan

berupa ferrous gluconate, ferrous fumarate, atau ferrous sulphate.

Page 23: Laporan Pemicu 2 DK 8

Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi

zat besi.5

e. Asam folat

Selain zaat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi

pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah

400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia

megaloblastik pada ibu hamil.5

10. Obat-obat yang perlu diperhatikan pada ibu hamil

United States food and drug administration (US FDA) menyusun

klasifikasi obat berdasarkan tingkat keamanan penggunaannya selama

kehamilan. Dalam hal ini, obat dibagi dalam lima kategori (A,B,C,D,X).12

a. Kategori A

Studi pembandingan menunjukkan tidak ada resiko. Studi berpembanding

yang cukup pada wanita hamil menunjukkan tidak adanya resiko terhadap

fetus pada kehamilan trimester pertama, kedua, maupun ketiga.

b. Kategori B

Tidak ada bukti terdapat risiko pada manusia. Studi pembanding yang

cukup pada wanita hamil menunjukkan tidak adanya peningkatan resiko

kelainan fetus meskipun ditemukan adanya kelainan pada hewan, atau

tidak ada studi yang cukup pada manusia, sedangkan studi pada hewan

menunjukkan tidak adanya atau terdapat kemungkinan kecil resiko

terhadap fetus. Efek merugikan pada fetus kemungkinan kecil, tetapi tetap

ada.

c. Kategori C

Risiko tidak dapat disingkirkan. Studi berpembanding yang cukup pada

manusia tidak ada, dan pada hewan juga tidak ada atau telah menunjukkan

adanya resiko terhadap fetus. Ada kemungkinan terjadi efek merugikan

pada fetus jika obat diberikan selama kehamilan, tetapi potensi manfaatnya

melebihi potensi risikonya.

d. Kategori D

Page 24: Laporan Pemicu 2 DK 8

Bukti positif terdapat resiko. Studi pada manusia atau data penelitian atau

data pasca pemasaran menunjukkan adanya risiko terhadap fetus.

Meskipun demikian, potensi manfaat dari penggunaan obat melebihi

potensi risikonya.

e. Kategori X

Kontraindikasi pada kehamilan. Studi pada hewan atau manusia, atau

laporan penelitian atau laporan pasca pemasaran, telah menunjukkan bukti

positif adanya kelainan atau resiko pada fetus, yang jelas melebihi manfaat

bagi pasien.

Obat Efek TeratogenikThalidomida PhocomeliaAndrogen dan Progestin Verilisasi

Tetrasiklin Perubahan warna dan gigi cacat, pertumbuhan tulang terhambat

Alkohol IQ rendah, sindrom janin alkoholObat anti tiroid janin gondok dan hipotiroidIsotretionin Cacat sistem saraf pusatWarfarin Cacat hidung, mata dan tangan

FenitioninTulang jari hipoplastik, bibir sumbing, mikrosefalus

Karbamazepin Cacat tabung sararf

11. Proses Laktasi

Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang

memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar

biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.13

Proses laktasi dimulai setiap kali bayi menghisap payudara akan

merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara sehingga merangsang

kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan

masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretorik

di alveolus menghasilkan ASI. Prolaktin akan berada di peredaran darah

selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin dapat merangsang

payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk

minum yang sekarang. Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari sinus

Page 25: Laporan Pemicu 2 DK 8

laktiferus, makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi

menghisap makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya makin jarang bayi

menyusu atau menghisap makin sedikit payudara akan menghasilkan ASI.

Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada

malam hari dapat membantu mempertahankan produksi. Hormon prolaktin

juga menekan ovulasi sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambat

kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui malam hari

penting untuk tujuan menunda kehamilan.14

Selain itu ASI juga berhubungan erat dengan refleks hormon oksitosin,

yang mana hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar

hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara

dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke

payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli dan

memeras ASI keluar dari alveoli ke sinus laktiferus. Oksitosin dibentuk lebih

cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI dipayudara akan

mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan

menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja

dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Efek

penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah

melahirkan. Hal ini membantu mengurangi pendarahan, walaupun kadang

mengakibatkan nyeri.14

12. ANC

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.13

Antenatal Care bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan untuk

memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan anak, mengenal

secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama

Page 26: Laporan Pemicu 2 DK 8

hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan

bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa

nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif dan mempersiapkan peran

ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang

secara normal.15

Ada 7 standar minimal dalam melakukan asuhan kehamilan (Antenatal

Care) yang disebut dengan 7 T yaitu:15

1. (Timbang) Berat Badan

Berat badan ibu selama kehamilan haruslah bertambah. Pertambahan

berat badan ibu selama hamil merupakan salah satu indikator penilaian

status gizi, indikator tumbuh kembang janin. Pertambahan berat badan

selama hamil rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu. Dalam KMS ibu hamil

selama trimester I kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg (350-

400gr/mg). Sementara trimester II dan III, sekitar 0,34-0,50 kg tiap

minggu pertumbuhan janin, plasenta serta penambahan jumlah cairan

amnion berlangsung sangat cepat selama trimester III.

2. Ukur (Tekanan) Darah

Tekanan darah diperiksa dan dicatät setiap kunjungan. Bila lebih tinggi

dari sebelumnya, perlu diteliti dan harus diberitahukan apa yang harus

dilakukan oleh penderita. Tekanan darah ibu hamil yang normal tidak

boleh lebih dan 30 mmHg systole dan 15 mmHg diastole. Bila lebih dan

itu, hati-hati adanya preeklamsi untuk kehamilan lebih dari 20 minggu.

3. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symfisis dan

disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur

pada kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat

diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan > 24 minggu dianjurkan

mengukur dengan pita meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan

ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur

Page 27: Laporan Pemicu 2 DK 8

kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan

sebaliknya mungkin terdapat gemeli, hidramnion atau molahidatidosa.

4. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) TT Lengkap

Tinjauan pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) adalah untuk

melindungi ibu dan bayi dan infeksi tetanus neonatorum. Pemberian TT

baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya

2 kali dengan variabel 4 minggu kecuali bila sebelumnya ibu telah

mendapat TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon

pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali saja (TT ulang). Bila ibu

pernah mendapatkan suntikan TT 2 kali, diberikan suntikan ulang/boster

1 kali pada kunjungan antenatal yang pertama.

5. Pemberian Tablet Zat Besi

Tujuan pemberian tablet zat besi adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil volume darah ibu

mengalami pengenceran hingga kira-kira 25%, sedangkan pada masa

nifas terjadi banyak pendaharan sehingga membutuhkan Fe yang lebih

banyak.

6. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual

Tes penyakit menular seksual sangat penting karena banyak gejala

asimtomatik penyakit menular seksual ini yang tidak diketahui seperti

sipilis, gonorrhoe, clamidya trachomatis ataupun AIDS.

7. Temu Wicara dalam Persiapan Rujukan

Kebanyakan ibu tampak sehat-sehat saja sampai waktu persalinan dan

melahirkan. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan

normal, namun ada sekitar 10-15% dari mereka khususnya di Indonesia

yang perlu dirujuk ke tempat pertolongan khusus seperti transfuse darah,

tindakan-tindakan khusus (ekstraksi vakum, seksio secarea dan tindakan

bedah obstetric). Karena itu seringkali ada suatu masalah yang muncul

saat persalinan, seringkali sulit melakukan upaya rujukan dengan cepat.

Penundaan dalam membuat keputusan dan pengiriman si ibu ke tempat

rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu mendapatkan

Page 28: Laporan Pemicu 2 DK 8

penatalaksanaan yang diharapkan. Penundaan ini akan mempertinggi

angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

13. HCG Test

Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatu glikoprotein yang

mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat setelah

implantasi ovum yang sudah dibuahi. Prinsip kerja immunological HCG test

adalah suatu reaksi penghambatan aglutinasi yang digunakan untuk

menunjukkan hormon Human Chorionic Gonadotropin yang disekresikan

kedalam urine selama masa kehamilan. Partikel-partikel antigen secara kimia

akan berikatan dengan antibodi HCG dan menyebabkan aglutinasi.

Terdapatnya HCG bebas didalam urine akan menetralisir antibodi sehingga

tidak terjadi aglutinasi.16

Dalam urine yang normal komposisinya terdiri dari bahan sepaerti air,

urea, dan natrium klorida. Kadar HCG yang lebih tinggi terjadi pada ibu

kembar dan kasus hamil anggur (mola). Perempuan yang tidak hamil

menandakan kadar HCG di atas normal. Kadar HCG yang terlalu rendah pada

ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar

rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.

Sebagian besar merk test pack yang beredar di pasaran sudah dapat

mendeteksi HCG dengan kadar 25 IU/L - 50 IU/L, sehingga cukup akurat

untuk menentukan ada atau tidaknya kehamilan pada hari pertama

keterlambatan menstruasi. Uji kehamilan yang akurat adalah tes kuantitatif

hormon HCG dalam darah. Biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta

hormon HCG.16

14. Kontrasepsi

a. Definisi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan

konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

Page 29: Laporan Pemicu 2 DK 8

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara

sel telur yang matang dengan sel sperma.17

b. Klasifikasi

1) Penghambat transportasi sperma ke ovarium17

a) Control kehamilan dengan kontrasepsi alamiah atau metode irama

(rhytm method), metode ini menggunakan sistem menghitung kapan

masa subur wanita. Wanita dapat memperkirakan kapan masa subur

berdasar siklus haid.

b) Koitus interuptus adalah penarikan penis keluar dari vagina sebelum

terjadi ejakulasi. Namun, efektifitas metode ini hanya maderete

c) Kontrasepsi kimiawi, misalnya gel, busa, krim, dan supositoria

spermisida (membunuh sperma), apabila dimasukan ke vagina bersifat

toksik bagi sperma setelah satu jam pemakaian

d) Metode sawar. Pada pria bisa menggunakan kondom dan pada wanita

berupa diapragma yaitu suatu alat berupa kubah karet lentur yang di

masukan kedalam vagina dan di tempatkan menutupi servik.

e) Sterilisasi. Pada pria vasektomi yaitu pemotongan duktus deferen dan

vasektomi pada wanita

2) Pencegahan ovulasi17

a) Kontrasepsi oral atau pil anti hamil. Kontrasepsi ini mengandung

steroid sintetik yang mirip hormone estrogen dan progesterone yang

kerjanya menekan sekresi hormone LH dan FSH yang di perlukan

dalam proses pematangan polikel dalam pembentukan ovum.

b) Implantasi subkutis (di bawah kulit) tidak seperti kontrasepsi oral

yang harus diminum secara teratur, langsung di tanam dibawah kulit

akan efektif selama 5 tahun.

3) Penghambat implantasi17

a) IUD (intauterin device) suatu alat kontrasepsi yang langsung

dimasukan ke uterus mekanisme kerja nya belum sepenuhnya

dipahami.

Page 30: Laporan Pemicu 2 DK 8

b) Implantasi juga dapat dihambat oleh apa yang disebut sebagai

morning after pil yaitu jenis kontrasepsi oral yang berbeda dari pil anti

hamil. Obat ini mencegah implantasi dengan menimbulkan degenerasi

premature korpus luteum.

c. Indikasi dan Kontraindikasi

1) Kontrasepsi pil

a) Indikasi

Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah

memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif,

ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.18

b) Kontra indikasi

Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang

hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan

komplikasi, depresi berat dan obesitas.19

2) Kontrasepsi suntik

a) Indikasi

Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai

anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, nyeri haid yang

hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.18

b) Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,

perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker

payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.

3) Kontrasepsi susuk (implant)

a) Indikasi

Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang

ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca

keguguran

b) Kontra indikasi

Page 31: Laporan Pemicu 2 DK 8

Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,

perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati

yang berat, obesitas dan depresi.19

4) IUD

a) Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang

menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida. Wanita yang

mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.20

b) Kontra Indikasi

Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang

sedang hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.

Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat

menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS. Wanita

yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang pernah mengalami

pedarahan yang hebat.18,21

5) Tubektomi

a) Indikasi

Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak,

wanita yang tidak menginginkan anak lagi.

b) Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah

satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat

meningkatkan resiko saat operasi.

6) Vasektomi

a) Indikasi

Indikasi vasektomi adalah pria usia subur, sudah mempunyai anak,

tidak menginginkan anak lagi.

b) Kontaindikasi

Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah

urologi, tiadak didukung oleh pasangan.

Page 32: Laporan Pemicu 2 DK 8

15. Metode Kontrasepsi yang Tepat Sesuai Kasus

Metode kontrasepsi yang disarankan untuk pasien pada kasus ini adalah

kontrasepsi mantap yaitu Tubektomi.

16. Tahap-Tahap Persalinan

Kelahiran pada kehamilan pertama dapat memakan waktu sangat panjang

dibandingkan kehamilan selanjutnya. Pada kehamilan pertama, waktu

kelahiran dapat memakan waktu 12 hingga 24 jam, tetapi pada beberapa

kehamilan, biasanya kelahiran dapat memakan waktu 6 hingga 12 jam.

Terdapat tiga tahap kelahiran.22

Tahap pertama

Tahapan ini merupakan tahapan terpanjang selama kelahiran dan selesai

ketika serviks menjadi terdilatasi penuh. Tahap ini terdiri dari tahap latent dan

tahap aktif. Pada tahap latent, kontraksi terjadi secara regular dan ringan,

terjadi sekali setiap 5-10 menit. Biasanya beberapa kontraksi yang

menyakitkan dapat terjadi tetapi tidak menyebabkan mulainya kelahiran. Ini

dapat disebut sebagai Braxton Hicks Contraction.

Satu cara yang dapat diketahui ketika kelahiran dimulai adalah ketika

bidan atau dokter melihat vagina. Pada mulainya kelahiran, serviks akan

memendek dua hingga tiga cm dan panjangnya tidak sampai satu cm. Ini

dikenal sebagai ‘effacement’. Serviks juga mulai berdilatasi dan ketika

serviks hampir tidak terlihat dan berdilatasi dua hingga tiga cm, fase aktif

akan dimulai. Pada fase ini, kelahiran akan dimulai dengan kontraksi uterus

tingga hingga lima kali setiap 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 40

hingga 60 detik.

Tahap kedua

Tahap ini biasanya tidak berlangsung lebih lama dari dua jam dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Pada tahap ini kepala akan menurun lewat

pelvis. Pada tahap ini akan dirasakan ibu rasa ingin mendorong bayi untuk

keluar. Ini merupakan waktu terpenting untuk mensupport ibu untuk

Page 33: Laporan Pemicu 2 DK 8

mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mengeluarkan bayi. Normalnya,

bayi akan keluar dalam satu jam.

Pada tahap ini, kepala bayi turun dan melewati pelvis. Kepala akan

secara natural pada posisi transverse mengikuti bentuk pelvis. Sebagaimana

kepala turun, kepala akan berotasi sehingga muka bayi akan menghadap ke

bawah. Ini disebut sebagai internal rotation. Bagian atas dari kepala akan

terlihat dan kemudian akan melebarkan jaringan pada vagina sebagaimana

bayi akan keluar. Ini disebut sebagai crowning.

Setelah kepala keluar, kepala kemudian akan berotasi kembali pada

posisi transverse agar bahu dapat keluar. Ini disebut sebagai external rotation.

Bagian anterior dari bahu akan keluar dengan dorongan dari ibu dan sisa

tubuhnya kemudian akan mengikuti.

Tahap ketiga

Ini biasanya berlangsung tidak lama dari 30 menit dan berakhir dengan

pengeluaran plasenta. Terdapat dua cara untuk mengerjakan tahap ini yaitu

aktif dan pasif- tetapi yang paling sering digunakan adalah tahap aktif.

Pengeluaran secara aktif

Pada metode ini, sebagaimana bahu dikeluarkan atau setelah bayi lahir,

injeksi akan diberikan pada otot paha. Injeksi intramuscular ini dipersiapkan

di dalam vial dan disebut Syntometrine. Isinya adalah ergometrine dan

oksitosin, yang menyebabkan kontraksi uterus, dan membantu plasenta

terpisah dan mengurangi kehilangan darah ibu. Segera setelah bayi dilahirkan,

tali pusat akan dijepit menggunakan metal clip pada kedua sisinya dan akan

dipotong diantaranya. Jika tali pusat masih melekat pada ibu, maka bidan

akan meletakan tangan kirinya pada abdomen (fundal pressure) untuk

mendorong uterus, dan tangan kanannya akan menarik perlahan tali pusat

untuk seperasi tali pusat. Ini dinamakan sebagai ‘controlled cord traction’

dan dengan ini makan metode aktif, plasenta dan membrane harusnya sudah

keluar dari vagina dalam 30 menit dan kehilangan darah biasanya minimal –

rata-rata 250 ml.

Pengeluaran secara pasif

Page 34: Laporan Pemicu 2 DK 8

Metode pasif tidak menggunakan obat, traksi tali pusat, dan tekanan

fundus. Hanya mengandalkan kekuatan ibu dan gravitasi untuk secara

bersama mengeluarkan plasenta, tali pusat akan dipotong setelah pulsasi

berhenti. Ini diasosiasikan dengan banyakanya kehilangan darah pada ibu dan

kebutuhan akan transfusi darah bertambah. Risiko untuk mual, muntah, dan

pusing akibat efek samping syntometrine akan berkurang.

17. Multigravida

Gravida didefinisikan sebagai jumlah berapa kali seorang wanita

mengalami kehamilan. Paritas didefinisikan sebagai jumlah berapa kali

seorang wanita melahirkan bayinya dengan masa gestasi 24 menggu atau

lebih, baik dengan hidup atau meninggal.

Pengaruh multigravida terhadap kehamilan dan persalinan

Hal yang membahayakan dari grande multipara :23

a. Kelainan letak janin, disebabkan oleh karena dinding rahim dan atau

dinding perut yang telah longgar akibat dari persalinan terdahulu.

b. Anemia dalam kehamilan.

c. Kelainan endokrin, misalnya kencing manis (diabetes mellitus).

d. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi

(hipertensi).

e. Kelainan letak plasenta (plasenta previa) karena dinding rahim tempat

perlekatan plasenta yang normal (di daerah fundus dan corpus rahim)

sudah pernah dilekati plasenta pada kehamilan sebelumnya sehingga pada

kehamilan yang lebih dari lima kali, plasenta melekat di bagian bawah

rahim.

f. Solution plasenta, adalah suatu keadaan dalam kehamilan dimana plasenta

yang tempat perlekatannya yang normal (pada fundus dan corpus uteri)

terlepas sebelum waktunya (pada kala III).

g. Robekan pada leher rahim (ruptura uteri), penyebabnya adalah dinding

rahim pada ibu yang telah melahirkan beberapa kali bayi yang dapat hidup

(viable) sudah lemah. Rintangan yang sangat kecil pada kehamilan

Page 35: Laporan Pemicu 2 DK 8

maupun pada proses persalinan dapat menimbulkan robekan pada rahim.

h. Terhambatnya kemajuan persalinan oleh karena kontraksi rahim kurang.

i. Rahim tidak berkontraksi setelah proses persalinan dimana dapat

menimbulkan perdarahan setelah persalinan

j. Perut gantung diakibatkan oleh karena berkurangnya kemampuan otot-otot

dinding perut (otot-otot dinding perut menjadi lemas) sehingga dapat

terjadi kesalahan letak janin, kepala janin tidak masuk ke ruang rongga

panggul.

18. Mengatasi Mual dan Badan Lemah saat Hamil

Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi

adalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan

pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang

sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang

kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat

ringan.Adapun jenis makanan yang direkomendasikan adalah makanan

ringan, kacang-kacangan, produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering.

Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi peroral disarankan sebagai

tambahan untuk memastikan terjaganya keseimbangan elektrolit dan

pemenuhan kebutuhan kalori. Menu makanan yang banyak mengandung

protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupeptik (pencernaan yang

baik) dan efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat berperan

dalam menurunkan gejala mual.5

19. Fisiologi Tekanan Darah pada Ibu Hamil24

Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap

menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa

sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat hingga 20-25L/min.

Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu tergantung aktivitas

yang biasa dilakukan.

Page 36: Laporan Pemicu 2 DK 8

Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system

kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu

sekaligus janin selama kehamilan. Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti

perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.

Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada

trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system

hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan

Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi selama kehamilan adalah

peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan

pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung,

detak jantung, stroke volume dan distribusi darah.

Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I

dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula

mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat

ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil,

suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal

tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup

trikuspidal.

Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut

jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara

progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan

keadaan tidak hamil.

Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh

utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi

terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi penurunan

aliran darah balik vena  serta penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal

ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut

jantung karena terjadi penurunan CO.

Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan

volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel

darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah yang

Page 37: Laporan Pemicu 2 DK 8

diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester pertama

menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan

dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.

Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang

dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema

kaki dapat juga terjadi.

20. Edukasi pada Ibu Hamil

Untuk megatasi keluhan mual yang dialami pasien, berikut tatalaksana yang

bisa dilakukan:

a. Mengatur pola makan (jumlah, jenis, dan frekuensi)

1) Makan sesering mungkin, dalam porsi kecil-kecil. Siang hari untuk

makan porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.

2) Makan camilan sebelum tidur, karena akan mengurangi rasa mual esok

paginya.

3) Menghisap atau mengunyah permen, terutama permen jahe, dapat

membantu menahan rasa ingin muntah.

b. Makanan pereda mual

1) Usahakan makan makanan yang seimbang dan konsumsi lebih banyak

karbohidrat sederhana, seperti roti, sereal, kentang, dan buah-buahan

segar.

2) Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, seperti goring-

gorengan, makanan berlemak dan daging berlemak.

3) Jagalah asupan makan dengan baik dan hindari makanan pedas.

c. Cukup bergerak

Udara segar dan senam ringan umumnya sangat membantu, meskipun

hanya berupa jalan-jalan pada saat makan siang atau menemani anak jalan-

jalan di taman.

d. Cukup istirahat

1) Kurangi sebagian pekerjaan dan coba bersantai dengan posisi kaki

terangkat.

Page 38: Laporan Pemicu 2 DK 8

2) Biasakan tidur sekitar pukul 7 atau 8 malam.

3) Hibur diri bahwa mual biasanya hanya akan berlangsung tiga atau

empat bulan.

4) Bila mual menghebat, segera tanyakan dokter.

Page 39: Laporan Pemicu 2 DK 8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wanita multigravida 37 tahun mengalami kehamilan beresiko dan

disarankan mengikuti program KB tubektomi atau IUD setelah melahirkan.

Page 40: Laporan Pemicu 2 DK 8

DAFTAR PUSTAKA

1. Rachimhadi T, Wikniosastro GH. Ilmu Kebidanan : Pembuahan Nidasi dan

Plasentasi, Plasenta dan Cairan Amnion. 4th ed. Jakarta : PT Bina Pustaka SW ,

pg 143-155; 2008.

2. John C et al. Obstetric : Implantation, Embryogenesis, and Placental

Development. 23nd ed. USA : McGraw-Hill Companies, Inc. pg 34-46; 2010.

3. Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.

Williams Obstetrics, 23th Ed. United States: The McGraw-Hill Companics,

Inc; 2010.

4. Simkin,Penny. Panduan Lengkap Kehamilan Dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta:

EGC; 2007

5. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2010.

6. Guyton, A. C., Hall, J. E. Textbook of Medical Physiology, Ed. 11. Elsevier:

Philadelphia; 2006.

7. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi, Ed. 22. Jakarta: EGC; 2008.

8. Anwar R. Endokrinologi Kehamilan. Bandung: Universitas Padjajaran; 2005.

9. Notoadmojo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.

10. Kusmiyati. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitra Mya. 2008.

11. Endjun, J.J, Santana S., Resistantie N. 2005. STANDARISASI PEMANTAUAN

KESEJAHTERAAN JANIN. Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD

Gatot Soebroto Ditkesad Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta.

12. Nafrialdi . Farmakoterapi pada Kehamilan . Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam jilid III ed.6. Jakarta : Interna Publish. 2014 ; h.3997-4004

13. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Ketujuh. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005

14. Roesli U, Elizabeth Yohmi. Manajemen ASI, dalam : Buku Bedah ASI IDAI;

2013.

15. Depkes RI. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas, Jakarta;

2007.

Page 41: Laporan Pemicu 2 DK 8

16. Hardjoeno. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar :

Hasanuddin University Press; 2007.

17. Suratun. Pelayanan KB & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM; 2006.

18. Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : BKKBN,

Depkes. 2003.

19. Everett S. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta :

EGC. 2007.

20. Glasier, Anna. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.

2005.

21. Bruns, AA. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta :

Yayasan Essentia. 2000.

22. Norman Smith. Understanding Pregnancy. Poole, UK: Family Doctor

Publications; 2008.

23. Tim Pengajar Obstetri dan Ginekologi UNPAD. Kehamilan dan persalinan

dengan risiko. Dalam: Obstetri patologi. Bandung: Elstar Offset, 1984; 260-2.)

24. Sherwood L. Fisiologi dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta : EGC. 2011.