Laporan Pemicu 2 DK 8
-
Upload
jefry-alfarizy -
Category
Documents
-
view
15 -
download
2
description
Transcript of Laporan Pemicu 2 DK 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pemicu
Seorang wanita usia 37 tahun datang ke dokter diantar suaminya. Wanita
tersebut memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan terlambat haid sudah 3
minggu. Keluhan lainnya pasien merasa mual dan badan lemah. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan hasil TD 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, laju
pernapasan 12x/menit. Hasil pemeriksaan HCG tes (+). Setelah mengetahui
dirinya hamil, pasien khawatir akan kehamilannya karena ini merupakan
kehamilan ke-5. Pasien juga ingin berkonsultasi mengenai metode KB yang
tepat setelah melahirkan.
1.2 Klarifikasi dan Definisi
1. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan hormon peptide yang
disekresikan oleh Chorionic vili dan plasenta yang sedang berkembang.
2. KB merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
1.3 Kata Kunci
1. Wanita 37 tahun
2. HCG (+)
3. Kehamilan ke 5
4. Rencana KB
5. Mual dan badan lemah
1.4 Rumusan Masalah
Wanita 37 tahun mengkhawatirkan kehamilannya yang ke 5 sehingga ia
merencanakan berkonsultasi mengenai metode KB yang tepat setelah
melahirkan.
1.5 Analisis Masalah
1.6 Hipotesis
Wanita multigravida 37 tahun mengalami kehamilan beresiko usia dan
disarankan mengikuti program KB yang tepat setelah melahirkan
1.7 Pertanyaan Diskusi
Pem. Fisik:- TD 110/70
mmHg- Nadi
86x/menit- Nafas
12x/menit
Tujuan Tatalaksana
Khawatir kehamilan ke 5
Metode Keluarga Berencana
multigravida
Hamil
Pemeriksaan HCG (+)
Antenatal Care (ANC)
Keluhan:- Terlambat
haid 3 minggu
- Mual dan badan lemah
Wanita, 37 tahun
1. Bagaimana fisiologi plasenta?
2. Bagaimana cara mendeteksi kehamilan?
3. Bagaimana cara menentukan usia kehamilan?
4. Perubahan fisiologis saat kehamilan?
5. Perubahan hormonal pada saat kehamilan?
6. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan?
7. Bagaimana gerakan janin normal?
8. Kehamilan beresiko
9. Nutrisi apa saja yang tepat pada saat kehamilan?
10. Obat-obatan apa saja yang perlu diperhatikan pada ibu hamil ?
11. Proses laktasi
12. Jelaskan mengenai pemeriksaan ANC pada ibu hamil
13. Jelaskan mengenai HCG test!
14. Kontrasepsi
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Indikasi dan kontraindikasi
15. Apa metode kontrasepsi yang tepat pada kasus?
16. Apa saja tahap-tahap persalinan?
17. Jelaskan mengenai definisi multigravida dan pengaruh terhadap kehamilan
dan persalinan
18. Bagaimana mengatasi mual dan badan lemah saat hamil?
19. Fisiologi tekanan darah pada ibu hamil
20. Edukasi pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fisiologi Plasenta
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
embrio masuk ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.1
Gambar Proses Plasentasi1
Pada dasarnya plasenta berasal dari sel trofoblast yang mulai terbentuk
pada stadium morula dan akhirnya berdifferensiasi sehingga membentuk satu
lapisan sel trofoblast yang mengelilingi blastosis. Sehingga kehamilan menjadi
matang, trofoblast memainkan peranan penting dalam hubungan antara feto-
maternal. Trofoblast menunjukan berbagai struktur, fungsi, dan bentuk
pertumbuhan pada semua komponen plasenta.2
Ringkasan Perkembangan Plasenta
Hari Setelah
Ovulasi
Korelasi Antara Morfologi-Fungsi
6-7 Implantasi blastosis
7-8 Proliferasi dan invasi blastosis. Terbentuknya
sintiotrofoblast.
9-11 Periode lakunar, pembuluh darah endometrium diinvasi.
13-18 Pembentukan vili primer dan sekunder, body stalk dan
amnion.
18-21 Vili tertier terbentuk. Mesoblas menginvasi vili
membentuk dasar. Pembentukan sirkulasi fetoplasenta.
21-40 Korion frondosum, pembentukan plat korion.
40-50 Pembentukan kotiledon
80-225 Plasenta terus berkembang sehingga matur. Kotiledon
yang terbentuk sekitar 10-12 biii, dengan tekanan darah
maternal pada ruang intervili mencapai 40-60 mmHg.
Plat basal ditarik oleh vili ankor untuk membentuk
septa.
225-267
(aterm)
Proliferasi seluler berkurang tetapi hipertrofi seluler
tetap lanjut.
Tabel : Ringkasan Perkembangn Plasenta2
2. Cara Mendeteksi Kehamilan
a. Uji Hormonal Kehamilan
Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi chorionic
gonadotropin (hCG) oleh sel-sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan.
Hormon ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan
melalui urin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi pada
sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding
meningkatnya usia kehamilan diantara 30-60 hari.3
b. Uji radioreceptorassay dan radioimmunoassay
Uji radioreceptorassay dan radioimmunoassay merupakan metode
yang sangat sensitif untuk mendeteksi hCG dibandingkan dengan uji
kehamilan sebelumnya. Kedua metode ini membutuhkan peralatan canggih,
mahal dan tenaga analis terlatih. Pemeriksaan spesimen darah dengan
radioimmunoassay dapat dikhususkan untuk rantai glikoprotein subunit beta
(β subunits) yang dianggap spesifik dengan kehamilan. Dengan metoda ini,
adanya hCG dapat dideteksi sejak 1 minggu setelah konsepsi. Pengujian ini
dilengkapi dengan informasi tentang usia kehamilan dan tingkat sensitifitas
yang dipakai oleh pembuat perangkat atau instrumen uji kehamilan.3
c. Metode terbaru pengujian hCG subunit β adalah Enzym Linked
Immunoabsorbent Assay (ELISA)
Metode terbaru pengujian hCG subunit β adalah Enzym Linked
Immunoabsorbent Assay (ELISA). Cara ini akan mengabsorbsi antibodi
monoklonal hCG subunit β dengan hasil yang sangat sensitif, tingkat
spesifitas yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat, tidak membutuhkan
biaya tinggi dan mudah dilakukan.3
3. Cara Menentukan Usia Kehamilan
a. Menggunakan rumus Naegle.4
Rumus Naegle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL,
EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk
wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288
hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama
haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh)
dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).
1) Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan
perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 =
2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.
Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-
2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:
a) 15-09-2005 = 2 minggu 1hari
b) 31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
c) 27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari,
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari
Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau
10 minggu genap.
Cara menghitungnya: 1 minggu terdiri atas 7 hari.
a) Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan 2 x 7 hari =
14 hari + 1 hari (2 minggu lebih 1 hari)
b) Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini berarti 4 x 7 hari =
28 hari + 3 hari atau sama dengan 4 minggu lebih 3 hari
c) tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7 hari = 21
hari + 6 hari (3 minggu lebih 6 hari). Sementara HPL dihitung dengan
rumus Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi HPL = 22-06-
2005
b. Gerakan pertama fetus4
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur
hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.
c. Perkiraan tingginya fundus uteri4
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur
hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi
fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan
beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus
xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh
ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
a) Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
b) 1/3 di atas simfisis = 12 minggu
c) ½ simfisis-pusat = 16 minggu
d) 2/3 di atas simfisis = 20 minggu
e) Setinggi pusat = 22 minggu
f) 1/3 di atas pusat = 28 minggu
g) ½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
h) Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
i) Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu
4. Perubahan Fisiologis saat Kehamilan
a. Perubahan Metabolik5
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal
fisiologis. Hal ni disebabkan oleh turunnya osmolaritas 10 mOsm/kg yang
diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin.
Penambahan tekanan vena di bagian bawah uterus dan mengakibatkan
oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya pitting edema di
kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan
osmotic koloid di interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir
kehamilan.
Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai kadar
protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO
menganjurkan asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g. pada kehamilan
normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan
kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Konsentrasi
lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat
selama kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar disentral yang
kemudian akan digunakan janin sebagai nutrisi sehingga cadangan lemak itu
akan berkurang.
Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian
besar akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan
hanya 2,5% dari total kalsium ibu. Zinc (Zn) sangat penting bagi
pertumbuhan janin terlambat. Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan pembelahan sel dalam sintesis DNA/RNA. Defisiensi asam folat selama
kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan
defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan
menyebabkan neural tube defect pada janin, sehingga dianjurkan asupan
asam folat sebanyak 0,4 mg/ hari selama kehamilan 12 minggu.
b. Sistem Kardiovaskular dan Hematologi5
Dimulai pada minggu kedelapan kehamilan, relaksasi otot polos oleh
karena peningkatan hormone progesteron mengalami penurunan pada total
tahanan perifer vaskular. Minggu ke-10 sampai 12 kehamilan menunjukkan
tekanan darah menurun secara gradual dan mencapai nadirnya pada minggu
ke-28 kehamilan. Tekanan sistolik dan diastolic menurun 5-15 mmHg saat
itu. Selama trimester ketiga, tekanan darah meningkat secara gradual.
Peningkatan reseptor alpha pada myometrium yang distimulasi oleh
estrogen meningkatkan denyut jantung 10-15 kali permenit diatas normal.
Curah jantung meningkat 30-50% diatas normal pada trimester kedua dan
mencapai puncaknya pada umur kehamilan 20-24 minggu.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke
jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga
menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom
hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan
akan kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi
aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi
miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
terlentang pada akhir kehamilan.
c. Traktus Digestivus5
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan
bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan
sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan
menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh
refluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi
lambung dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual
terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
d. Traktus Urinarius5
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar
dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai
turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali. Ginjal akan
membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan
meningkat. Pada eksresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang
larut air dalam jumlah yang lebih banyak. Glukosuria juga merupakan suatu
hal yang umum, tetapi kemungkinan adanya DM juga tetap harus
dipertimbangkan. Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu
hal yang abnormal. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine
clearance lebih tinggi 30 %.
e. Sistem Respirasi5
Peningkatan volume darah mengakibatkan pelebaran kapiler pada
mukosa sistem respirasi menyebabkan edema pada nasal, faring, laring, dan
trakea. Hal ini akan berakibat pada sulitnya pernafasan, epistaksis, dan
perubahan vokal yang akan menjadi semakin parah bila terdapat infeksi
saluran nafas, kelebihan cairan, peningkatan tekanan onkotik, ataupun
edema oleh karena preeklamsia.
Selain perubahan anatomis yang telah disebutkan diatas, terjadi pula
perubahan fisiologi sistem respirasi. Adaptasi pada peningkatan kebutuhan
metabolisme dan pengantaran oksigen ke janin mengakibatkan peningkatan
konsumsi oksigen sebesar 15-20% selama kehamilan. Progesteron
menstimulasi sistem respirasi pada medula yang menyebabkan terjadinya
hiperventilasi dan alkalosis pernafasan. Tubulus pada ginjal secara
metabolik akan mengkompensasi hal ini dengan mengekskresi ion
bikarbonat. Hiperventilasi berakibat pada penurunan PCO2 pada level 27-32
mmHg pada kehamilan. Volume tidal dan ventilasi paru meningkat sekitar
40%. Terdapat peningkatan bertahap sebesar 4cm pada diafragma dan
peningkatan diameter anteroposterior dinding dada. Hal ini berkontribusi
pada 20-25% penurunan fungsi kapasitas residual. Perubahan ini
meningkatkan level 2,3-difosfogliserat yang membantu fasilitasi pelepasan
oksigen kepada janin, akan tetapi proses ini akan menurunkan cadangan
oksigen dan kapasitas bufer ibu hamil. Oksigenasi janin relative konstan
saat PaO2 ibu masih diatas 60mmHg. Saturasi oksigen yang menurun
sampai setengah nilai normal akan mengakibatkan refleks menyelam pada
janin, yang akan membuat darah janin mengalir keluar dari hati dan
abdomen menuju jantung dan otak, mengakibatkan organ lain terancam
mengalami hipoksia
f. Sistem Endokrin5
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%.
Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam
kehamilan. Kelenjar tiroid akan mengalami perbesaran hingga 15,0 ml pada
saat kehamilan akibat hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.
Pengaturan konsentrasi kalsium sangan berhubungan erat dengan
magnesium, fosfat, hormone paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Pada saat
hamil dan menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10
mikrogram atau 400 IU10. Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan
mengecil, sedangkan hormone adrostenedion, testosterone,
dioksihidrokortison, aldosteron, dan kortisol kan meningkat. Sementara itu
DHEA sulfat akan menurun.
g. Sistem Muskuloskeletal5
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi
sakroiliaka, sakrokoksigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan.
5. Perubahan Hormonal saat Kehamilan
Kadar hormon hCG meningkat tajam dan mendadak pada akhir trimester
pertama, namun akan mengalami penurunan yang bertahap pada trimester
kedua, dan tetap berada pada kadar rendah selama trimester akhir. Hormon
esterogen dan progesteron terus mengalami peningkatan selama kehamilan.
Namun kadar hormon esterogen yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan
dengan hormon progesteron.6
Sumber: Guyton dan Hall (2006)
Berikut adalah tabel mengenai kadar hormon dalam darah ibu selama kehamilan
normal menurut Ganong.7
Hormon Nilai Puncak Waktu Sekresi Puncak
hCG 5 mg/mL Trimester pertama
Relaksin 1 mg/mL Trimester pertama
hCS 15 mg/mL Cukup bulan (aterm)
Estradiol 16 mg/mL Cukup bulan (aterm)
Estriol 14 mg/mL Cukup bulan (aterm)
Progesteron 190 mg/mL Cukup bulan (aterm)
Prolaktin 200 mg/mL Cukup bulan (aterm)
Menurut Anwar, kadar LH, FSH, GH, TSH tetap konstan, sementara kadar
prolaktin akan meningkat mulai dari trimester pertama sampai aterm.8
6. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Kesehatan Kehamilan9,10
a. Umur
Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi.
Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur dan juga biasanya semakin bertambah
umur seseorang maka pengetahuan akan status kesehatan ibu hamil akan
luas
b. Pendidikan
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak karena pendidikan yang baik, maka orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan
anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan dan
sebagainya. Seseorang yang berpendidikan akan berbeda tingkah lakunya
dengan orang yang hanya berpendidikan dasar. Rendahnya tingkat
pendidikan seseorang atau masyarakat sangat berpengaruh juga terhadap
peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap masyarakat terbuka dengan
hal-hal atau motivasi baru.
c. Psikologis
Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak
hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis
yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan berperilaku yang
berlanjut hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga kehamilan harus
dipandang sebagai proses panjang yang mempunyai efek tidak hanya pada
ibu tetapi juga keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak hanya aspek fisik
saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa.
d. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap
seseorang.
e. Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil
selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Hubungan
antara gizi ibu hamil dengan faktor ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang
meningkatkan kebutuhan gizi ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu
termasuk juga persiapan fisik untuk masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil
secara garis besar adalah asam folat, energi, protein, zat besi (Fe), kalsium,
pemberian supleman vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit
seksual (IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang dan
pemberian yodium pada daerah yang endemic kretinisme.
f. Aktivitas
Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja
ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Menurut analisa
professional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil bukan
hanya pekerjaan keluar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan
atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, termasuk pekerjaan
sehari-hari di dalam rumah dan juga mengasuh anak. Sering ada
rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan riwayat
melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.
7. Gerakan Janin Normal
Pemantauan gerak janin sudah lama dilakukan dan banyak tata cara yang
diperkenalkan, tetapi tidak ada satupun yang lebih superior dibanding lainnya.
Gerak janin ini dipantau sejak kehamilan 28 minggu setelah sistem susunan
saraf pusat dan autonom berfungsi dengan optimal. Pemantauan ini terutama
dilakukan pada kehamilan resiko tinggi terhadap terjadinya kematian janin atau
asfiksia. Misalnya pada kasus pertumbuhan janin terhambat. Ada dua cara
pemantauan, yaitu cara Cardiff dan cara Sadovsky.11
a. Menurut Cardiff, pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi, tidur miring
ke kiri atau duduk, dan menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk
mencapai 10 gerakan janin. Bila hingga jam 9 malam tidak tercapai 10
gerakan, maka pasien harus segera ke dokter/bidan untuk penanganan
lebih lanjut.
b. Bila memakai metoda Sadovsky, pasien tidur miring ke kiri, kemudian
hitung gerakan janin. Harus dapat dicapai 4 gerakan janin dalam satu
jam, bila belum tercapai, waktunya ditambah satu jam lagi, bila ternyata
tetap tidak tercapai 4 gerakan, maka pasien harus segera berkonsultasi
dengan dokter /bidan.
Sebagai tenaga kesehatan tidak mungkin memantau keadaan janin selama
24 jam terus menerus, demikian juga dengan ibu tersebut. Kartu Pantau Gerak
Janin ini merupakan alat bantu didalam menilai aktivitas janin yang
berhubungan dengan kesehatan ibu, kesehatan janin dan kondisi rahim
(termasuk plasenta dan cairan ketuban).11
Pada waktu akan memulai penghitungan gerak janin, dianjurkan ibu
hamil tersebut makan dulu, mengosongkan kandung kemih, dan tidur miring ke
kiri agar sirkulasi uteroplasenta tidak terganggu. Gerak janin yang masih dapat
dianggap normal adalah lebih dari 10 kali dalam 12 jam. Bila ibu merasakan
perubahan pola gerak janin, apakah menjadi berlebih atau berkurang, segeralah
berkonsultasi dengan dokter atau bidan.11
8. Kehamilan Beresiko
a. Kehamilan resiko rendah5
1) Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah
mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan presentase
kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala sudah masuk PAP.
2) Multipara tanpa komplikasi
Apabila wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.
3) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup
Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu,
tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.
b. Kehamilan resiko sedang5
1) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”
a) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan
baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi psikologis
belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun.
Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah
satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama
sampai usia yang ideal untuk hamil.
b) Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan terjadi persalinan
lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.
c) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau
perdarahan.
d) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi,
perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena
semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.
2) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm,
dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit
karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.
3) Kehamilan lebih bulan (serotinus)
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi
persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda:
Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak
janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali, air
ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.
4) Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam
untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah
kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan. Gejala dan tanda: KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi
cepat, dehidrasi, perut kembung dan edema alat genital.
c. Kehamilan resiko tinggi3
1) Penyakit pada ibu hamil
a) Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan
ibu pada saat proses persalinan. Kondisi ibu hamil dengan kadar
Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g
% pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk
terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,
abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281).
Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan,
sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia
defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan
pucat.
b) Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman
(plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan
keguguran. Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema
paru akut dan malaria berat lainnya.
c) TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman
tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada sistem pernafasan. Gejala dan tanda: Batuk
menahun, batuk darah dan kurus kering.
d) Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-
hati. Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan
agar beban kerja jantung bisa berkurang. Gejala dan tanda: Cepat
merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila
disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada
kehamilan muda, dan mengeluh tentang bertambah besarnya rahim
yang tidak sesuai.
e) Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak
menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh
kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin
adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi
mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan
sebagai bahan bakar tubuh. Gejala dan tanda: Pada masa awal
kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat bawaan,
berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya
seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal), dan sakit kuning.
f) Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur,
yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dengan
pasangan yang menderita penyakit tersebut.
2) Riwayat obstetrik buruk
a) Persalinan dengan tindakan
Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dilakukan
tindakan ini karena adanya komplikasi pada ibu maupun janin,
misalnya ibu hamil dengan KPD, pre eklamsia, serotinus.
Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi
melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara
mengiris dinding perut dan dinding uterus. Tindakan ini dilakukan
karena ada komplikasi pada kehamilan, misalnya plasenta previa
totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah pernah SC dua kali, dan
lain-lain.
b) Pernah gagal kehamilan (keguguran)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia kurang
dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Gejala dan
tanda: Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan
hebat pada kehamilan muda.
c) Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien
sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau
merujuk).
- Pre eklamsi
Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir. Gejala dan tanda:
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan
kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih
dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing
24 jam.
- Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat”
ditambah dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung
mendadak. Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala
pre eklamsia berat dan kejang atau koma.
- Hamil kembar (gemelli)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor
keturunan, umur dan paritas. Gejala dan tanda: Perut lebih buncit
dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan
janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar,
pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian
besar janin, teraba ada 2 bollatmen, terdengar 2 denyut jantung
janin.
d) Kehamilan dengan kelainan letak
- Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-
kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Etiologi:
Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas, kesempitan
panggul, plasenta previa, prematuritas, gemeli dan lain-lain.
- Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong di bagian bawah kavum uteri. Penyebabnya: Prematuritas,
gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain-lain.
e) Perdarahan dalam kehamilan
- Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi
pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Gejala dan tanda: Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu
atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa
nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi
hari sewaktu bangun tidur.
- Solusio plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas
dari perlekatannya sebelum janin lahir. Gejala dan tanda:
Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin
berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung
janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi
gangguan pembekuan darah.
9. Nutrisi yang tepat saat Kehamilan
a. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah
2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat
memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara
rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya.
Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah
pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.5
b. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein
dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.5
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.
Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan
kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi
atau osteomalasia pada ibu.5
d. Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi
yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui
hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi
hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan
jumlah 30 mg/ hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan
anemia pemberian besi per minggu cukup adekuat. Zat besi dapat diberikan
berupa ferrous gluconate, ferrous fumarate, atau ferrous sulphate.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi
zat besi.5
e. Asam folat
Selain zaat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah
400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil.5
10. Obat-obat yang perlu diperhatikan pada ibu hamil
United States food and drug administration (US FDA) menyusun
klasifikasi obat berdasarkan tingkat keamanan penggunaannya selama
kehamilan. Dalam hal ini, obat dibagi dalam lima kategori (A,B,C,D,X).12
a. Kategori A
Studi pembandingan menunjukkan tidak ada resiko. Studi berpembanding
yang cukup pada wanita hamil menunjukkan tidak adanya resiko terhadap
fetus pada kehamilan trimester pertama, kedua, maupun ketiga.
b. Kategori B
Tidak ada bukti terdapat risiko pada manusia. Studi pembanding yang
cukup pada wanita hamil menunjukkan tidak adanya peningkatan resiko
kelainan fetus meskipun ditemukan adanya kelainan pada hewan, atau
tidak ada studi yang cukup pada manusia, sedangkan studi pada hewan
menunjukkan tidak adanya atau terdapat kemungkinan kecil resiko
terhadap fetus. Efek merugikan pada fetus kemungkinan kecil, tetapi tetap
ada.
c. Kategori C
Risiko tidak dapat disingkirkan. Studi berpembanding yang cukup pada
manusia tidak ada, dan pada hewan juga tidak ada atau telah menunjukkan
adanya resiko terhadap fetus. Ada kemungkinan terjadi efek merugikan
pada fetus jika obat diberikan selama kehamilan, tetapi potensi manfaatnya
melebihi potensi risikonya.
d. Kategori D
Bukti positif terdapat resiko. Studi pada manusia atau data penelitian atau
data pasca pemasaran menunjukkan adanya risiko terhadap fetus.
Meskipun demikian, potensi manfaat dari penggunaan obat melebihi
potensi risikonya.
e. Kategori X
Kontraindikasi pada kehamilan. Studi pada hewan atau manusia, atau
laporan penelitian atau laporan pasca pemasaran, telah menunjukkan bukti
positif adanya kelainan atau resiko pada fetus, yang jelas melebihi manfaat
bagi pasien.
Obat Efek TeratogenikThalidomida PhocomeliaAndrogen dan Progestin Verilisasi
Tetrasiklin Perubahan warna dan gigi cacat, pertumbuhan tulang terhambat
Alkohol IQ rendah, sindrom janin alkoholObat anti tiroid janin gondok dan hipotiroidIsotretionin Cacat sistem saraf pusatWarfarin Cacat hidung, mata dan tangan
FenitioninTulang jari hipoplastik, bibir sumbing, mikrosefalus
Karbamazepin Cacat tabung sararf
11. Proses Laktasi
Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang
memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar
biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.13
Proses laktasi dimulai setiap kali bayi menghisap payudara akan
merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara sehingga merangsang
kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan
masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretorik
di alveolus menghasilkan ASI. Prolaktin akan berada di peredaran darah
selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin dapat merangsang
payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk
minum yang sekarang. Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari sinus
laktiferus, makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi
menghisap makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya makin jarang bayi
menyusu atau menghisap makin sedikit payudara akan menghasilkan ASI.
Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada
malam hari dapat membantu mempertahankan produksi. Hormon prolaktin
juga menekan ovulasi sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambat
kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui malam hari
penting untuk tujuan menunda kehamilan.14
Selain itu ASI juga berhubungan erat dengan refleks hormon oksitosin,
yang mana hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar
hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara
dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke
payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli dan
memeras ASI keluar dari alveoli ke sinus laktiferus. Oksitosin dibentuk lebih
cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI dipayudara akan
mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan
menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja
dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Efek
penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah
melahirkan. Hal ini membantu mengurangi pendarahan, walaupun kadang
mengakibatkan nyeri.14
12. ANC
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.13
Antenatal Care bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan anak, mengenal
secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa
nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif dan mempersiapkan peran
ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.15
Ada 7 standar minimal dalam melakukan asuhan kehamilan (Antenatal
Care) yang disebut dengan 7 T yaitu:15
1. (Timbang) Berat Badan
Berat badan ibu selama kehamilan haruslah bertambah. Pertambahan
berat badan ibu selama hamil merupakan salah satu indikator penilaian
status gizi, indikator tumbuh kembang janin. Pertambahan berat badan
selama hamil rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu. Dalam KMS ibu hamil
selama trimester I kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg (350-
400gr/mg). Sementara trimester II dan III, sekitar 0,34-0,50 kg tiap
minggu pertumbuhan janin, plasenta serta penambahan jumlah cairan
amnion berlangsung sangat cepat selama trimester III.
2. Ukur (Tekanan) Darah
Tekanan darah diperiksa dan dicatät setiap kunjungan. Bila lebih tinggi
dari sebelumnya, perlu diteliti dan harus diberitahukan apa yang harus
dilakukan oleh penderita. Tekanan darah ibu hamil yang normal tidak
boleh lebih dan 30 mmHg systole dan 15 mmHg diastole. Bila lebih dan
itu, hati-hati adanya preeklamsi untuk kehamilan lebih dari 20 minggu.
3. Ukur (Tinggi) Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas symfisis dan
disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur
pada kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat
diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan > 24 minggu dianjurkan
mengukur dengan pita meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan
ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur
kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan
sebaliknya mungkin terdapat gemeli, hidramnion atau molahidatidosa.
4. Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) TT Lengkap
Tinjauan pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) adalah untuk
melindungi ibu dan bayi dan infeksi tetanus neonatorum. Pemberian TT
baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya
2 kali dengan variabel 4 minggu kecuali bila sebelumnya ibu telah
mendapat TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon
pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali saja (TT ulang). Bila ibu
pernah mendapatkan suntikan TT 2 kali, diberikan suntikan ulang/boster
1 kali pada kunjungan antenatal yang pertama.
5. Pemberian Tablet Zat Besi
Tujuan pemberian tablet zat besi adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe
pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa hamil volume darah ibu
mengalami pengenceran hingga kira-kira 25%, sedangkan pada masa
nifas terjadi banyak pendaharan sehingga membutuhkan Fe yang lebih
banyak.
6. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual
Tes penyakit menular seksual sangat penting karena banyak gejala
asimtomatik penyakit menular seksual ini yang tidak diketahui seperti
sipilis, gonorrhoe, clamidya trachomatis ataupun AIDS.
7. Temu Wicara dalam Persiapan Rujukan
Kebanyakan ibu tampak sehat-sehat saja sampai waktu persalinan dan
melahirkan. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan
normal, namun ada sekitar 10-15% dari mereka khususnya di Indonesia
yang perlu dirujuk ke tempat pertolongan khusus seperti transfuse darah,
tindakan-tindakan khusus (ekstraksi vakum, seksio secarea dan tindakan
bedah obstetric). Karena itu seringkali ada suatu masalah yang muncul
saat persalinan, seringkali sulit melakukan upaya rujukan dengan cepat.
Penundaan dalam membuat keputusan dan pengiriman si ibu ke tempat
rujukan akan menyebabkan tertundanya ibu mendapatkan
penatalaksanaan yang diharapkan. Penundaan ini akan mempertinggi
angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
13. HCG Test
Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatu glikoprotein yang
mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat setelah
implantasi ovum yang sudah dibuahi. Prinsip kerja immunological HCG test
adalah suatu reaksi penghambatan aglutinasi yang digunakan untuk
menunjukkan hormon Human Chorionic Gonadotropin yang disekresikan
kedalam urine selama masa kehamilan. Partikel-partikel antigen secara kimia
akan berikatan dengan antibodi HCG dan menyebabkan aglutinasi.
Terdapatnya HCG bebas didalam urine akan menetralisir antibodi sehingga
tidak terjadi aglutinasi.16
Dalam urine yang normal komposisinya terdiri dari bahan sepaerti air,
urea, dan natrium klorida. Kadar HCG yang lebih tinggi terjadi pada ibu
kembar dan kasus hamil anggur (mola). Perempuan yang tidak hamil
menandakan kadar HCG di atas normal. Kadar HCG yang terlalu rendah pada
ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar
rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
Sebagian besar merk test pack yang beredar di pasaran sudah dapat
mendeteksi HCG dengan kadar 25 IU/L - 50 IU/L, sehingga cukup akurat
untuk menentukan ada atau tidaknya kehamilan pada hari pertama
keterlambatan menstruasi. Uji kehamilan yang akurat adalah tes kuantitatif
hormon HCG dalam darah. Biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta
hormon HCG.16
14. Kontrasepsi
a. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘melawan’ atau ‘mencegah’ dan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sel sperma.17
b. Klasifikasi
1) Penghambat transportasi sperma ke ovarium17
a) Control kehamilan dengan kontrasepsi alamiah atau metode irama
(rhytm method), metode ini menggunakan sistem menghitung kapan
masa subur wanita. Wanita dapat memperkirakan kapan masa subur
berdasar siklus haid.
b) Koitus interuptus adalah penarikan penis keluar dari vagina sebelum
terjadi ejakulasi. Namun, efektifitas metode ini hanya maderete
c) Kontrasepsi kimiawi, misalnya gel, busa, krim, dan supositoria
spermisida (membunuh sperma), apabila dimasukan ke vagina bersifat
toksik bagi sperma setelah satu jam pemakaian
d) Metode sawar. Pada pria bisa menggunakan kondom dan pada wanita
berupa diapragma yaitu suatu alat berupa kubah karet lentur yang di
masukan kedalam vagina dan di tempatkan menutupi servik.
e) Sterilisasi. Pada pria vasektomi yaitu pemotongan duktus deferen dan
vasektomi pada wanita
2) Pencegahan ovulasi17
a) Kontrasepsi oral atau pil anti hamil. Kontrasepsi ini mengandung
steroid sintetik yang mirip hormone estrogen dan progesterone yang
kerjanya menekan sekresi hormone LH dan FSH yang di perlukan
dalam proses pematangan polikel dalam pembentukan ovum.
b) Implantasi subkutis (di bawah kulit) tidak seperti kontrasepsi oral
yang harus diminum secara teratur, langsung di tanam dibawah kulit
akan efektif selama 5 tahun.
3) Penghambat implantasi17
a) IUD (intauterin device) suatu alat kontrasepsi yang langsung
dimasukan ke uterus mekanisme kerja nya belum sepenuhnya
dipahami.
b) Implantasi juga dapat dihambat oleh apa yang disebut sebagai
morning after pil yaitu jenis kontrasepsi oral yang berbeda dari pil anti
hamil. Obat ini mencegah implantasi dengan menimbulkan degenerasi
premature korpus luteum.
c. Indikasi dan Kontraindikasi
1) Kontrasepsi pil
a) Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif,
ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.18
b) Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresi berat dan obesitas.19
2) Kontrasepsi suntik
a) Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai
anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, nyeri haid yang
hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.18
b) Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker
payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.
3) Kontrasepsi susuk (implant)
a) Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran
b) Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi.19
4) IUD
a) Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida. Wanita yang
mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.20
b) Kontra Indikasi
Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah wanita yang
sedang hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat
menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS. Wanita
yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang pernah mengalami
pedarahan yang hebat.18,21
5) Tubektomi
a) Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak,
wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
b) Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah
satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat
meningkatkan resiko saat operasi.
6) Vasektomi
a) Indikasi
Indikasi vasektomi adalah pria usia subur, sudah mempunyai anak,
tidak menginginkan anak lagi.
b) Kontaindikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi, tiadak didukung oleh pasangan.
15. Metode Kontrasepsi yang Tepat Sesuai Kasus
Metode kontrasepsi yang disarankan untuk pasien pada kasus ini adalah
kontrasepsi mantap yaitu Tubektomi.
16. Tahap-Tahap Persalinan
Kelahiran pada kehamilan pertama dapat memakan waktu sangat panjang
dibandingkan kehamilan selanjutnya. Pada kehamilan pertama, waktu
kelahiran dapat memakan waktu 12 hingga 24 jam, tetapi pada beberapa
kehamilan, biasanya kelahiran dapat memakan waktu 6 hingga 12 jam.
Terdapat tiga tahap kelahiran.22
Tahap pertama
Tahapan ini merupakan tahapan terpanjang selama kelahiran dan selesai
ketika serviks menjadi terdilatasi penuh. Tahap ini terdiri dari tahap latent dan
tahap aktif. Pada tahap latent, kontraksi terjadi secara regular dan ringan,
terjadi sekali setiap 5-10 menit. Biasanya beberapa kontraksi yang
menyakitkan dapat terjadi tetapi tidak menyebabkan mulainya kelahiran. Ini
dapat disebut sebagai Braxton Hicks Contraction.
Satu cara yang dapat diketahui ketika kelahiran dimulai adalah ketika
bidan atau dokter melihat vagina. Pada mulainya kelahiran, serviks akan
memendek dua hingga tiga cm dan panjangnya tidak sampai satu cm. Ini
dikenal sebagai ‘effacement’. Serviks juga mulai berdilatasi dan ketika
serviks hampir tidak terlihat dan berdilatasi dua hingga tiga cm, fase aktif
akan dimulai. Pada fase ini, kelahiran akan dimulai dengan kontraksi uterus
tingga hingga lima kali setiap 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 40
hingga 60 detik.
Tahap kedua
Tahap ini biasanya tidak berlangsung lebih lama dari dua jam dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Pada tahap ini kepala akan menurun lewat
pelvis. Pada tahap ini akan dirasakan ibu rasa ingin mendorong bayi untuk
keluar. Ini merupakan waktu terpenting untuk mensupport ibu untuk
mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mengeluarkan bayi. Normalnya,
bayi akan keluar dalam satu jam.
Pada tahap ini, kepala bayi turun dan melewati pelvis. Kepala akan
secara natural pada posisi transverse mengikuti bentuk pelvis. Sebagaimana
kepala turun, kepala akan berotasi sehingga muka bayi akan menghadap ke
bawah. Ini disebut sebagai internal rotation. Bagian atas dari kepala akan
terlihat dan kemudian akan melebarkan jaringan pada vagina sebagaimana
bayi akan keluar. Ini disebut sebagai crowning.
Setelah kepala keluar, kepala kemudian akan berotasi kembali pada
posisi transverse agar bahu dapat keluar. Ini disebut sebagai external rotation.
Bagian anterior dari bahu akan keluar dengan dorongan dari ibu dan sisa
tubuhnya kemudian akan mengikuti.
Tahap ketiga
Ini biasanya berlangsung tidak lama dari 30 menit dan berakhir dengan
pengeluaran plasenta. Terdapat dua cara untuk mengerjakan tahap ini yaitu
aktif dan pasif- tetapi yang paling sering digunakan adalah tahap aktif.
Pengeluaran secara aktif
Pada metode ini, sebagaimana bahu dikeluarkan atau setelah bayi lahir,
injeksi akan diberikan pada otot paha. Injeksi intramuscular ini dipersiapkan
di dalam vial dan disebut Syntometrine. Isinya adalah ergometrine dan
oksitosin, yang menyebabkan kontraksi uterus, dan membantu plasenta
terpisah dan mengurangi kehilangan darah ibu. Segera setelah bayi dilahirkan,
tali pusat akan dijepit menggunakan metal clip pada kedua sisinya dan akan
dipotong diantaranya. Jika tali pusat masih melekat pada ibu, maka bidan
akan meletakan tangan kirinya pada abdomen (fundal pressure) untuk
mendorong uterus, dan tangan kanannya akan menarik perlahan tali pusat
untuk seperasi tali pusat. Ini dinamakan sebagai ‘controlled cord traction’
dan dengan ini makan metode aktif, plasenta dan membrane harusnya sudah
keluar dari vagina dalam 30 menit dan kehilangan darah biasanya minimal –
rata-rata 250 ml.
Pengeluaran secara pasif
Metode pasif tidak menggunakan obat, traksi tali pusat, dan tekanan
fundus. Hanya mengandalkan kekuatan ibu dan gravitasi untuk secara
bersama mengeluarkan plasenta, tali pusat akan dipotong setelah pulsasi
berhenti. Ini diasosiasikan dengan banyakanya kehilangan darah pada ibu dan
kebutuhan akan transfusi darah bertambah. Risiko untuk mual, muntah, dan
pusing akibat efek samping syntometrine akan berkurang.
17. Multigravida
Gravida didefinisikan sebagai jumlah berapa kali seorang wanita
mengalami kehamilan. Paritas didefinisikan sebagai jumlah berapa kali
seorang wanita melahirkan bayinya dengan masa gestasi 24 menggu atau
lebih, baik dengan hidup atau meninggal.
Pengaruh multigravida terhadap kehamilan dan persalinan
Hal yang membahayakan dari grande multipara :23
a. Kelainan letak janin, disebabkan oleh karena dinding rahim dan atau
dinding perut yang telah longgar akibat dari persalinan terdahulu.
b. Anemia dalam kehamilan.
c. Kelainan endokrin, misalnya kencing manis (diabetes mellitus).
d. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung, tekanan darah tinggi
(hipertensi).
e. Kelainan letak plasenta (plasenta previa) karena dinding rahim tempat
perlekatan plasenta yang normal (di daerah fundus dan corpus rahim)
sudah pernah dilekati plasenta pada kehamilan sebelumnya sehingga pada
kehamilan yang lebih dari lima kali, plasenta melekat di bagian bawah
rahim.
f. Solution plasenta, adalah suatu keadaan dalam kehamilan dimana plasenta
yang tempat perlekatannya yang normal (pada fundus dan corpus uteri)
terlepas sebelum waktunya (pada kala III).
g. Robekan pada leher rahim (ruptura uteri), penyebabnya adalah dinding
rahim pada ibu yang telah melahirkan beberapa kali bayi yang dapat hidup
(viable) sudah lemah. Rintangan yang sangat kecil pada kehamilan
maupun pada proses persalinan dapat menimbulkan robekan pada rahim.
h. Terhambatnya kemajuan persalinan oleh karena kontraksi rahim kurang.
i. Rahim tidak berkontraksi setelah proses persalinan dimana dapat
menimbulkan perdarahan setelah persalinan
j. Perut gantung diakibatkan oleh karena berkurangnya kemampuan otot-otot
dinding perut (otot-otot dinding perut menjadi lemas) sehingga dapat
terjadi kesalahan letak janin, kepala janin tidak masuk ke ruang rongga
panggul.
18. Mengatasi Mual dan Badan Lemah saat Hamil
Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi
adalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan
pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang
sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang
kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat
ringan.Adapun jenis makanan yang direkomendasikan adalah makanan
ringan, kacang-kacangan, produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering.
Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi peroral disarankan sebagai
tambahan untuk memastikan terjaganya keseimbangan elektrolit dan
pemenuhan kebutuhan kalori. Menu makanan yang banyak mengandung
protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupeptik (pencernaan yang
baik) dan efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat berperan
dalam menurunkan gejala mual.5
19. Fisiologi Tekanan Darah pada Ibu Hamil24
Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap
menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa
sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat hingga 20-25L/min.
Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu tergantung aktivitas
yang biasa dilakukan.
Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system
kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu
sekaligus janin selama kehamilan. Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti
perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.
Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada
trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system
hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan
Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi selama kehamilan adalah
peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan
pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung,
detak jantung, stroke volume dan distribusi darah.
Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I
dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula
mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat
ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil,
suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal
tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup
trikuspidal.
Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut
jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara
progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan
keadaan tidak hamil.
Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh
utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi
terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi penurunan
aliran darah balik vena serta penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal
ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut
jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan
volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel
darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah yang
diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester pertama
menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan
dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.
Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang
dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema
kaki dapat juga terjadi.
20. Edukasi pada Ibu Hamil
Untuk megatasi keluhan mual yang dialami pasien, berikut tatalaksana yang
bisa dilakukan:
a. Mengatur pola makan (jumlah, jenis, dan frekuensi)
1) Makan sesering mungkin, dalam porsi kecil-kecil. Siang hari untuk
makan porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.
2) Makan camilan sebelum tidur, karena akan mengurangi rasa mual esok
paginya.
3) Menghisap atau mengunyah permen, terutama permen jahe, dapat
membantu menahan rasa ingin muntah.
b. Makanan pereda mual
1) Usahakan makan makanan yang seimbang dan konsumsi lebih banyak
karbohidrat sederhana, seperti roti, sereal, kentang, dan buah-buahan
segar.
2) Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, seperti goring-
gorengan, makanan berlemak dan daging berlemak.
3) Jagalah asupan makan dengan baik dan hindari makanan pedas.
c. Cukup bergerak
Udara segar dan senam ringan umumnya sangat membantu, meskipun
hanya berupa jalan-jalan pada saat makan siang atau menemani anak jalan-
jalan di taman.
d. Cukup istirahat
1) Kurangi sebagian pekerjaan dan coba bersantai dengan posisi kaki
terangkat.
2) Biasakan tidur sekitar pukul 7 atau 8 malam.
3) Hibur diri bahwa mual biasanya hanya akan berlangsung tiga atau
empat bulan.
4) Bila mual menghebat, segera tanyakan dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita multigravida 37 tahun mengalami kehamilan beresiko dan
disarankan mengikuti program KB tubektomi atau IUD setelah melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rachimhadi T, Wikniosastro GH. Ilmu Kebidanan : Pembuahan Nidasi dan
Plasentasi, Plasenta dan Cairan Amnion. 4th ed. Jakarta : PT Bina Pustaka SW ,
pg 143-155; 2008.
2. John C et al. Obstetric : Implantation, Embryogenesis, and Placental
Development. 23nd ed. USA : McGraw-Hill Companies, Inc. pg 34-46; 2010.
3. Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Williams Obstetrics, 23th Ed. United States: The McGraw-Hill Companics,
Inc; 2010.
4. Simkin,Penny. Panduan Lengkap Kehamilan Dan Bayi Edisi Revisi. Jakarta:
EGC; 2007
5. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2010.
6. Guyton, A. C., Hall, J. E. Textbook of Medical Physiology, Ed. 11. Elsevier:
Philadelphia; 2006.
7. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi, Ed. 22. Jakarta: EGC; 2008.
8. Anwar R. Endokrinologi Kehamilan. Bandung: Universitas Padjajaran; 2005.
9. Notoadmojo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.
10. Kusmiyati. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitra Mya. 2008.
11. Endjun, J.J, Santana S., Resistantie N. 2005. STANDARISASI PEMANTAUAN
KESEJAHTERAAN JANIN. Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD
Gatot Soebroto Ditkesad Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta.
12. Nafrialdi . Farmakoterapi pada Kehamilan . Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam jilid III ed.6. Jakarta : Interna Publish. 2014 ; h.3997-4004
13. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Ketujuh. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005
14. Roesli U, Elizabeth Yohmi. Manajemen ASI, dalam : Buku Bedah ASI IDAI;
2013.
15. Depkes RI. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas, Jakarta;
2007.
16. Hardjoeno. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5. Makassar :
Hasanuddin University Press; 2007.
17. Suratun. Pelayanan KB & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM; 2006.
18. Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : BKKBN,
Depkes. 2003.
19. Everett S. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta :
EGC. 2007.
20. Glasier, Anna. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.
2005.
21. Bruns, AA. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta :
Yayasan Essentia. 2000.
22. Norman Smith. Understanding Pregnancy. Poole, UK: Family Doctor
Publications; 2008.
23. Tim Pengajar Obstetri dan Ginekologi UNPAD. Kehamilan dan persalinan
dengan risiko. Dalam: Obstetri patologi. Bandung: Elstar Offset, 1984; 260-2.)
24. Sherwood L. Fisiologi dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta : EGC. 2011.