Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

62
Sejarah Penginderaan Jauh PERKEMBANGAN PENGINDERAAN JAUH 1.1. Perkembangan Sebelum Tahun 1960 Perkembangan penginderaan jauh (PJ) bisa dibedakan kedalam dua tahap yaitu sebelum dan sesudah tahun 1960. Sebelum tahun 1960 masih digunakan foto udara, setelah tahun 1960 sudah ditambah dengan citra satelit. Perkembangan kamera diperoleh dari percobaan yang dilakukan pada lebih dari 2.300 tahun yang lalu oleh Aristoteles dengan ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan dari abad ke 13 sampai 19 oleh ilmuwan seperti Leonardo da Vinci, Levi ben Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara (penemuan lensa yang dapat dipakai untuk pembesaran pandangan jarak jauh melalui penggunaan teleskop), Johan Zahr (penemuan cermin), Athanins Kircher, Johannes Kepler, Robert Boyle, Robert Hooke, William Wollaston dan George Airy Pada 1700 AD, mulai ditemukan proses fotografi, yang pada akhirnya dikembangkan menjadi teknik fotografi (1822) oleh Daguerre dan Niepce yang dikenal dengan proses Daguerrotype. Kemudian proses fotografi tersebut berkembang setelah diproduksi rol film yang terbuat dari bahan gelatin dan silver bromide secara besar-besaran. Kegiatan seni fotografi menggunakan balon udara yang digunakan untuk membuat fotografi udara sebuah desa dekat kota Paris berkembang pada tahun 1859 oleh Gaspard Felix Tournachon. Pada tahun 1895 berkembang teknik foto berwarna dan berkembang menjadi Kodachrome tahun 1935. Pada 1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, terjadi lonjakan besar dalam penggunaan foto udara untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera

Transcript of Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Page 1: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Sejarah Penginderaan Jauh

PERKEMBANGAN PENGINDERAAN JAUH

1.1. Perkembangan Sebelum Tahun 1960

Perkembangan penginderaan jauh (PJ) bisa dibedakan kedalam dua tahap yaitu sebelum dan sesudah tahun 1960. Sebelum tahun 1960 masih digunakan foto udara, setelah tahun 1960 sudah ditambah dengan citra satelit.

Perkembangan kamera diperoleh dari percobaan yang dilakukan pada lebih dari 2.300 tahun yang lalu oleh Aristoteles dengan ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan dari abad ke 13 sampai 19 oleh ilmuwan seperti Leonardo da Vinci, Levi ben Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara (penemuan lensa yang dapat dipakai untuk pembesaran pandangan jarak jauh melalui penggunaan teleskop), Johan Zahr (penemuan cermin), Athanins Kircher, Johannes Kepler, Robert Boyle, Robert Hooke, William Wollaston dan George Airy

Pada 1700 AD, mulai ditemukan proses fotografi, yang pada akhirnya dikembangkan menjadi teknik fotografi (1822) oleh Daguerre dan Niepce yang dikenal dengan proses Daguerrotype. Kemudian proses fotografi tersebut berkembang setelah diproduksi rol film yang terbuat dari bahan gelatin dan silver bromide secara besar-besaran. Kegiatan seni fotografi menggunakan balon udara yang digunakan untuk membuat fotografi udara sebuah desa dekat kota Paris berkembang pada tahun 1859 oleh Gaspard Felix Tournachon. Pada tahun 1895 berkembang teknik foto berwarna dan berkembang menjadi Kodachrome tahun 1935.

Pada 1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat oleh Wilbur Wright pada tahun 1909.

Selama periode Perang Dunia I, terjadi lonjakan besar dalam penggunaan foto udara untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto udara, kamera dan film. Pada tahun 1922, Taylor dan rekan-rekannya di Naval Research Laboratory USA, berhasil mendeteksi kapal dan pesawat udara. Pada masa ini Inggris menggunakan foto udara untuk mendeteksi kapal yang melintas kanal di Inggris guna menghindari serangan Jerman yang direncanakan pada musim panas tahun 1940. Angkatan Laut Amerika, pada tanggal 5 Januari 1942 mendirikan Sekolah Interpretasi Foto Udara (Naval Photographic Interpretation School), bertepatan dengan sebulan penyerangan Pearl Harbor.

Sejak 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah.

Page 2: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah.

Selama perang dunia ke II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas militer yang digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah di pasca perang. Pada masa ini Amerika Serikat, Inggris dan Jerman mengembangkan penginderaan jauh dengan gelombang infra merah. Sekitar tahun 1936, Sir Robert Watson-Watt dari Inggris juga mengembangkan sistem radar untuk mendeteksi kapal dengan mengarahkan sensor radar mendatar ke arah kapal dan untuk mendeteksi pesawat terbang sensor radar di arahkan ke atas. Panjang gelombang tidak diukur dengan sentimeter melainkan dengan meter atau desimeter. Pada tahun 1948 dilakukan percobaan sensor radar pada pesawat terbang yang digunakan untuk mendeteksi pesawat lain. Radar pertama menghasilkan gambar dengan menggunakan B-Scan, menghasilkan gambar dengan bentuk segi empat panjang, jarak obyek dari pesawat digunakan sebagai satu kordinat, kordinat lainnya berupa sudut relatif terhadap arah pesawat terbang. Gambar yang dihasilkan mengalami distorsi besar karena tidak adanya hubungan linier antara jarak dengan sudut. Distorsi ini baru dapat dikoreksi pada radar Plan Position Indicator (PPI). PPI ini masih juga terdapat distorsi, tetapi ketelitiannya dapat disetarakan dengan peta terestrial yang teliti. Radar PPI masih digunakan sampai sekarang. Radar PPI dan Radar B –Scan antenanya selalu berputar. Pada sekitar tahun 1950 dikembangkan sistem radar baru yang antenanya tidak berputar yaitu dipasang tetap di bawah pesawat, oleh karena itu antenanya dapat dibuat lebih panjang sehingga resolusi spatialnya lebih baik.

Pada periode tahun 1948 hingga tahun 1950, dimulai peluncuran roket V2. Roket tersebut dilengkapi dengan kamera berukuran kecil. Selama tahun 1950-an, dikembangkan foto udara infra merah yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dan jenis-jenis tanaman.

Aplikasi di bidang militer diawali dengan ide untuk menempatkan satelit observasi militer pada tahun 1955 melalui proyek SAMOS (Satellite and Missile Observation System), yang dipercayakan oleh Pentagon kepada perusahaan Lockheed. Satelit pertama dari proyek ini dilucurkan pada tanggal 31 Januari 1961 dengan tujuan menggantikan sistem yang terpasang pada pesawat-pesawat pengintai U2 (Hanggono, 1998).

1.2. Perkembangan Sesudah Tahun 1960.

Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit meteorologi. Setelah peluncuran satelit itu, NASA meluncurkan lebih dari 40 satelit meteorologi dan lingkungan dengan setiap kali diadakan perbaikan kemampuan sensornya. Satelit TIROS ini sepenuhnya didukung oleh ESSA (Environmental Sciences Services Administration), kemudian berganti dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) pada bulan Oktober 1970. Seri kedua dari satelit TIROS ini disebut dengan ITOS (Improved TIROS Operational System). Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral

Page 3: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

satelit ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite). Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam yang diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972. Disusul oleh generasi berikutnya Landsat 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1975 dan peluncuran Landsat 3 pada tanggal 5 Maret 1978. Perkembangan satelit sumber daya alam komersial terjadi pada Landsat 4 yang diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1982, disusul Landsat 5 yang peluncurannya pada tanggal 1 Maret 1984, dan Landsat 6 gagal mencapai orbit. Direncanakan pada awal 1998 akan segera diluncurkan satelit Landsat 7 sebagai pengganti Landsat 5.

Perkembangan satelit sumber daya alam tersebut diikuti oleh negara lain, dengan meluncurkan satelit PJ operasional dengan berbagai misi, teknologi sensor, serta distribusi data secara komersial, seperti satelit SPOT-1 (Systemme Probatoire d’Observation de la Terre) oleh Perancis pada tahun 1986 yang diikuti generasi berikutnya, yaitu SPOT-2, 3, dan 4.

Demikian juga dengan dipasangnya sensor radar pada satelit PJ sebagai penggambaran sensor optik, merupakan peluang yang baik bagi negara Indonesia, yang wilayahnya tertutup awan sepanjang tahun.

Pada tahun 1986 Heinrich Hertz melakukan percobaan yang menghasilkan bahwa berbagai obyek metalik dan non metalik memantulkan tenaga elektromagnetik pada frekwensi 200 MHz yang dekat dengan gelombang mikro. Percobaan radar pertama kali dilakukan oleh Hulsmeyer pada tahun 1903 untuk mendeteksi kapal.

Satelit PJ radar yang digunakan untuk mengindera sumber daya di bumi dimulai dengan satelit eksperimen Amerika Serikat untuk mengindera sumber daya laut Seasat (Sea Satellite) tanggal 27 November 1978, SIR (Shuttle Imaging Radar)-A 12 November 1981, SIR-B tahun 1984, SIR-C tahun 1987. Disusul satelit SAR milik Rusia Cosmos 1870 tahun 1987, dan beroperasi selama dua tahun, untuk pengumpulan data daratan dan lautan. Cosmos-1870 ini hanya merupakan suatu prototipe, yang dirancang khusus untuk satelit sistem radar, yang secara operasional akan dilakukan oleh Almaz-1. Satelit Almaz-1 diluncurkan 31 Maret 1991, yang awalnya untuk pantauan kondisi cuaca setiap hari, sedangkan secara operasional mengindera bumi baru dimulai 17 Oktober 1992 dan beroperasi selama 18 bulan. Konsorsium Eropa (ESA = European Space Agency) tidak mau ketinggalan meluncurkan ERS-1 tahun 1991 dan ERS-2 tahun 1995. Disusul Jepang dengan JERS (Japan Earth Resources Satellite), yaitu JERS-1 diluncurkan tanggal 11 Februari 1992, namun program ini tidak diteruskan dan diganti dengan Adeos (Advanced Earth Observation Satellite) Agustus 1996, serta GMS (Geostationer Meteorogical Satellite), India dengan IRS (Indiana Resources Satellite); dan Canada dengan Radarsat (Radar Satelitte).

Pada saat ini, satelit intelijen Amerika memiliki kemampuan menghasilkan citra dengan resolusi yang sangat tinggi, mampu mencapai orde sepuluhan sentimeter. Pada sebuah citra KH-12, mampu mengambil gambar pada malam hari dengan menggunakan gelombang infra merah yang sangat berguna untuk mendeteksi sebuah kamuflase atau bahkan dapat melihat jika seorang serdadu menggunakan topi/helmnya. Selain Amerika negara lain yang memiliki satelit pengindera bumi dengan resolusi yang sangat tinggi adalah Rusia dengan KVR 1000 (satelit Yantar Kometa), Perancis dengan Helios-2A dan Israel dengan Offeq-2.

Page 4: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Selain di bidang militer, pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lisensi kepada tiga perusahaan swasta untuk meluncurkan satelit sipil beresolusi sangat tinggi seperti Orbview (Orbital Science Corporation), Space Imaging Satellite (Lockheed) dan Earthwatch (Ball Aerospace). Orbview akan menangani misi Orbview/Baseline yang akan diluncurkan tahun 1999 yang menawarkan resolusi 1 meter untuk mode pankromatik dan 4 meter untuk mode multispektral. Pada pertengahan tahun 1998 ini juga direncanakan peluncuran satelit Quick Bird yang merupakan satelit penerus generasi sistem Early Bird. Satelit Quick Bird akan membawa sensor QuickBird Panchromatic dengan resolusi spatial 1 meter dan QuickBird Multispectral dengan resolusi 4 meter.

Setiap program satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati permukaan bumi, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi tujuannya. Misi satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan program satelit PJ operasional mulai dari tahun 1990 sampai menjelang tahun 2000, yang distribusi datanya bagi masyarakat di seluruh dunia. Data PJ tersebut dapat dipesan, dibeli, atau diminta melalui operator satelit atau stasiun bumi di negara atau kawasan setempat.

Page 5: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

CITRA PENGINDERAAN JAUHMenurut Hornby (Sutanto, 1994:6), citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Sedangkan Simonett mengutarakan dua pengertian tentang citra yaitu :“The counterpart of an object produced by the reflection or refraction of light when focussed by a lens or a mirror.Gambaran obyek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin.The recorded representation (cinnibkt as a ogiti unage) if object produced by optical, electro-optical, opical mechanical, or electrical means. It is generally used when the EMR menited or reflected from a scene is not directly recpded pm film.Gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam pada film.”(Sutanto, 1994:6)

Benda yang terekam pada citra dapat dikenali berdsarkan ciri yang terekam oleh sensor. tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri spasial, ciri temporal, dan ciri spektral.Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruan, meliputi : bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi.Ciri Temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.Ciri Spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna.

Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra nonfoto (non-photographic image). Perbedaan antara citra foto dan citra non foto dapat dijelaskan dengan tabel berikut :

Page 6: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Citra foto dapat dibedakan berdasarkan :a. Sistem wahana :- foto satelit : foto yang dibuat dari perspektif satelit- foto udara : foto yang dibuat dari persepektif pesawat udara atau balon udarab. Spektrum elektromagnetik yang digunakan :- Ultraviolet- ortokromatik- pankromatik- inframerah warna asli (true color) dan- inframerah warna palsu (false color).c. Kemiringan sumbu kamera terhadap permukaan bumi ;- Foto vertikal atau Foto tegak (Orto photograph), yaitu citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap objek di permukaan bumi

- Foto miring atau Foto condong (Oblique Photograph), yaitu citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera membentuk sudut terhadap objek permukaan bumi.

Page 7: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

d. Jenis kamera- foto dengan kamera tunggal- kamera jamak (menggunakan lebih dari satu kamera)e. Warna yang digunakan- Foto warna semu, misalnya vegetasi yang berwarna hijau nampak berwarna merah karena menggunakan sinar ultraviolet.

- foto warna asli, misalnya vegetasi yang berwarna hijau akan terlihat hijau seperti objeknya.

Citra nonfoto dapat dibedakan:a. Berdasarkan wahana yang digunakan - Citra dirgantara- Citra satelitb. Berdasarkan Spektrum elektromagnetik yang digunakan- citra radar- citra inframerah termal- citra gelombang mikroc. Berdasarkan sensor yang digunakan

Page 8: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

- citra tunggal- citra multispektral

SEJARAH TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Penginderaan jauh (inderaja), khususnya inderaja dari satelit, berkembang sangat pesat. Negara-negara yang terlibat dalam pengembangan satelit akan semakin banyak termasuk dari Negara berkembang dan pihak swasta. Termasuk Indonesia masuk didalamnya, dimana diketahui Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sangat luas yang terbesar disekitar khatulistiwa dan diantara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia, dan diapit dua samudra besar, yakni samudra Hindia dan samudra Pasifik. Selain itu, Indonesiajuga merupakan Negara maritime atau disebut dengan Negara bahari yang memegang peran penting dalam pembentukan iklim dan lingkungan global.

Era teknologi yang canggih sekelas inderaja sangat diperlukan di berbagai Negara, apalagi Negara Indonesia yang mempunyai kompleksitas bentukan lahan, bentang alam, maupun kekayaan alamnya dari mineral tambang sampai hasil laut. Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan untuk memelihara kelestarian lingkungan. Tantangan sosial, politik, ekonomi, jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta, maka pendayagunaan sumbardaya alamnya harus dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu pengolahan sumberdaya alam yang lestari dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, ketahanan politik, ketahanan dan kelenturan budaya. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Teknologi penginderaan jauh dengan wahana satelit merupakan suatu alternative yang berdaya guna dan berhasil guna untuk pemetaan, inventarisasi, pemantauan sumberdaya alam dan lingkungan (Purwadhi, 1994 dalam Purwadhi dan sanjoto 2008: 39-40)

Kepemilikan satelit yang saat ini umumnya dimiliki oleh pemerintah dan beroperasi bukan untuk tujuan komersial akan berubah kepemilikan ke pihak swasta dengan basis komersial. Tantangan tersebut bahkan lebih besar dengan adanya arus globalisasi perekonomian dan informasi melalui jaringan internet ( kertasasmita 2000:1)

Page 9: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

PENGINDERAAN JAUH

01MAR

I.PENDAHULUAN

Dalam pembuatan makalah ini merupakan salah satu dalam unsur dalam materi

peginderaan jauh dimana radar ,satelit ,wahana, adalah materi penyajian dalam

perkulihan.sehigga dengan melihat materi radar , satelit , wahana harus dipraktekan

dalam penyajian materi .Agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk menerapkan

ilmu , teknik, penginderaan jauh sebagai ilmu maupun ilmu aplikasi dalam

pembagunanan . memberikan Ilmu pengetahuan kepada mahasiswa tentang

pengertian penginderaan jauh . perkembangan penginderaan jauh [filosofi

penginderaan jauh ] ,Tenaga penginderaan jauh [energi remote sensing ],sensor dan

wahana ,foto udara ,satelit ,radar .pengunaan remote sensing dan aplikasinya [citra

digital dan sistim informasi geografi ].Radar , satelit, wahana,merupan suatu kebutuhan

bagi dunia perkuliahan untuk dapat mempelajari.Karena di era globalisasi ini

penginderaan jauh memegang peranan penting dalam aspek kehidupan .selain sarana

komunikasi , juga dalam aspek kehidupan ,teknologi .ilmu pengetahuan dan sebagainya

oleh Karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelejari mata kuliah peginderaan

jauh .Dengan demikian penginderaan jauh merupakan ilmu yang harus dipelajari.

II.LATAR BELAKANG

Latar belakang penulisan makalah ini berdasarkan suatu konsep dari mata kuliah

penginderaan jauh yang memegang peranan penting dalam ilmu atau teknik

penginderaan jauh .Dalam system penginderaan jauh .teknologi pencitraan dengan

mengunakan gelombang mikro masih relative baru,terutama sejak digunakan sistim

side looking airbone radar pada awal tahun 1970-an .pengunaan teknologi ini ceapat

sekali berkembang , mengingat kememampuannya yang ‘lebih ‘ di bandingkan dengan

metoda sebelumnya , yaitu dapat menembus awan dan bisa dilakukan dalam kondisi

apapun (siang, malam,hujan,berawan dsb).disamping berkembang dalam teknologi

radar ,perkembangan wahananya pun sangat menunjang dalam penginderaan jauh

Page 10: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

sistim radar.dimulai dari pesawat terbang , satelit dan lain-lain.sejak terbakarnya satelit

sea-sat tidak lama setelah peluncuran ,pengembangan sistim radar dengan wahana

satelit dan terus dikembangkan .adalah Radarsat (Canada) ,ERS (konsurrsium negera-

negara Eropa/ ESA), JERS (jepang) dan peningkatan sistim radar pada space shuttle.

VI .TUJUAN

Tujuan dari pada penulisan ini adalah :

A .Mampu menyebutkan, menjelaskan ,membedakan radar ,satelit,wahana.

B.Mampu menyebutkan ,menjelaskan ,membedakaan : jenis foto udara, satelit,dan

radar.

C.Mampu menyebutkan , menjelaskan ,membedakan :hasil remote sensing/ PJ dan

peranannya serta aplikasinya (Citra Digital Dan Sistim Informasi Geografi) .

D.mampu menerapkan hasil-hasil PJ dalam berbagai kegiatan perkuliahaan lainya.

V.ISI

A.TEKNOLOGI RADAR DALAM PENGINDERAAN JAUH

Radar adalah singkatan dari Radio Detection And Ranging,bekerja pada gelombang

radio dan gelombang mikro ,dengan panjang gelombang beberapa millimeter hingga

sekitar satu meter , sistim pencitraan Radar sebagai sumber energi elektromaknetik,

meng ‘iluminasi’ permukaan bumi kemudian energi pantulannya terdeteksi dan terekam

oleh sistim radar tersebut sebagai citra.sehingga dengan demikian sistim ini sering

disebut dengan penginderaan jauh aktif.pada tabel 1 ditunjukkan panjang gelombang

radar tersebut yang digunakan dalam penginderaan jauh ,sedang pada tabel 2

menunjukan beberapa band yang di gunakan oleh mereka yang mengembangkan

sistim radar untuk aplikasi tertentu

3.1 Konsep Radar

Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target ,ukuran jarak tersebut

didapat dengan mengukur waktu yang diperlukan gelombang elektromaknetik selama

perjalananya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.pada awalnya

penggunaan system radar pada pemetaan / pengginderaan jauh ,dilakukan dengan

Page 11: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

system Real Apeture radar [RAR].Pada system ini digunakan antena cukup

panjang ,akan tetapi dengan pemakaian antenna yang panjang tersebut ,sangat banyak

keterbatasan nya, terutama menyakut ketelitian spasial dan penempatan antena

wahana .

3.2.Geometri Pencitraan Radar

Pencitraan radar ,baik dengan wahana pesawat terbang maupun satelit ,selalu

dilakukan kearah miring [side looking ],untukjelasnya dapat di lihat dan hal ini akan

berakibat timbulnya suatu resolusi spasial , yang terdidri dari komponen resolusi kearah

melintang lintasan (range resolution ) dan resolusi searah lintasan ( azimuth

resolution ).

Resolusi melintang lintasan adalah resolusi pada arah tegak lurus terhadap arah

terbang wahan.untuk dapat merekam secara terpisah dua obyek yang berdekatan pada

arah tegak lurus arah terbang ,semua sinyal yang dipantulkan oleh kedua obyek harus

diterima antena secara terpisah.sedangkan resolusi searah lintasan adalah resolusi

searah lintasan wahana.

3.2.Dasar –dasar Radar Apertur Sintesa

Teknik Radar paling canggih saat ini yang di gunakan dalam penginderaan jauh adalah

Radar Apertur Sintesa ( Synthetic Aperatur Radar / SAR ).dalam sistim ini, digunakan

antena yang relative kecil dan mampu mengantikan antena yang panjang .perbedaan

dengansistim radar konvensional ,gelombang tidak di deteksi secara bersama –sama

( serentak ) dalam seluruh bagian antena sintesis.sebagai pengganti , selam antena

kecil bergerak sepanjang lintasan, sinyal yang di terima pada setiap posisi di rekam ,

kemudian di kombinasikan dengan sistim pengolahan data.sebagai ilustrasi ,bahwa

target.kualitas hasil di setiap titik sangat tergantung dari intensitas energi balik yang di

pantulkan oleh setiap obyek di lapangan.oleh karena itu intesitas sinyal balik ini sangat

tergantung pada sifat fisis dan bentuk permukaan yang di indera . ( bentuk topografi ,

kekasaran, liputan vegetasi ), juga sifat elektrisnya ( konduktifitas).

3.3.Radar Aperatur Sintesa Interferometri

Radar Aperatur Interferometri merupakan suatu teknik radar aperatur sintesa dengan

mengubakan dya antena.kedua antena merekam data amplitude dan fasa dari radiasi

Page 12: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

pantulan.kedua antena dapat di pasang pada satu wahana dalam posisi memanjang

wahana kedua teknik tersebut sering di sebut dengan lintasan tunggal ( single

pass ).karena kedua antena terletak di wahana yang sama .teknik lain yang terletak di

wahana

Yang sama .teknik lain yang terus berkembang dan sangat menjanjikan di masa

mendatang adalah pengunaan satu antena , akan tetapi melintas di lokasi yang sama

pada saat yang tidak sama pada saat yang tidak sama ( repeat pass )

3.4.1.Radar Aperatur Sintesa Interferometri – melintang lintasan

Pada teknik ini kedua antena di pasang melintang terhadap arah lintasan wahana.salah

satu antena bekerja dengan mengirim dan menerima sinyal , sedang antena lainnya

hanya menerima sinyal pantul.teknik ini sampai sekarang hanya di terapkan di wahana

pesawat terbang.

3.4.2.Radar Aperatur Sintesa Interferometri – melintang lintasan

Teknik ini juga mengunakan lintasan tunggal ( single pass )akan tetapi kedua antena di

pasang pada posisi memanjang wahana ,searah terhadap lintasan wahana.teknik ini

juga hanya di terapkan di wahana pesawat terbang.

3.4.3.Radar Apertur Sintesa Interferometri – pengulangan lintasan.

Pada teknik ini,hanya di gunakan satu antena dimana pada saat melintas pada satu

lokasi , di hasilkan satu citra dan pada saat kesempatan lain di hasilkan citra untuk

daerah yang sama dari posisi wahana yang sedikit berbeda.garis hubung yang

menghubungkan kedua posisi antena di sebut basis ( baseline ).pada teknik ini di

lakukan dengan mengunakan wahana satelit.teknik ini di sebut pengulangan lintasan

( repeat pass) karena wahana melintas pada posisi yang hampir sama pada saat yang

berbeda .hubungan antara beda fasa ∆ө, panjang gelombang λ,basis B dan beda jarak

antara antena dan objek p2-p1.

Dari beda fasa yang terjadi ,baik pada sistim radar interferometri melintang

lintasan ,memanjang lintasan maupun pengulangan lintasan , kemudian diolah melalui

proses phase- unwrapping, yaitu pengolahan fasa untuk menyelesaikan ambiguitas

2π .hasil sehingga dengan demikian bisa di turunkan model ketinggian digital untuk

Page 13: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

area yang dicakup.

B PENGINDERAAN JAUH DENGAN SATELIT

1.Konsep

Untuk itu digunakan kamera yang terpasang pada wahana ruang angkasa yang

diluncurkan ke angkasa luar dan sering disebut sebagai satelit .Satelit merupakan suatu

banda yang mengelilingi suatu obyek yang lebih besar .contohnya bumi yang

merupakan satelit dari matahari .ataupun bulan yang selalu mengintari bumi . Bumi atau

bulan merupakan satelit alami sedangkan wahana ruang angkasa yang diluncurkan

manusia keluar angkasa merupakan satelit buatan dan merupakan topic perkuliahan .

Kamera yang di pasang pada satelit berfungsi sebagai indera penglihatan yang

melakukan perekaman terhadap permukaan bumi pada saat satelit tarsebut beredar

mengelilingi bumi menurut garis orbit atau edarnya ,sensor yang ada pada kamera akan

mendektsi informasi permukaan bumi melalui enrgi radiasi matahari yang dipantulkan

oleh permukaan keatas , data energi pantulan radiasi ini di olah menjadi gejala listrik

dan data di kirim ke stasiun pengolah satelit yang ada di bumi.

Terdapat 7 komponen dalam penginderaan jauh : (1) sumber cahaya matahari,(2)

gelombang elektromagnetik yang sampai ke permukaan bumi ( Ei = incoming

electromagnetic),(3) objek yang ada di permukaan bumi,(4) Gelombang

electromagnetic yang di pantulkan (ER=Reflect electromagnetic) atau dikembalikan

oleh permukaan bumi ,(5) sensor yang ada di kamera yang terpasang pada satelit di

ruang angkasa ,(6) stasiun penerima dan pengolah data satelit dan (7) pengunaan data

citra satelit.

Suatu Ei yang sampai di permukaan bumi terdiri dari sinar tampak (visible light), sinar

infra merah dekat ( near infra red /NIR) dan infra merah gelombang pendek ( short

wave infra red / SWIR).komponen Ei yang sampai di permukaan bumi akan terbagi atas

ER

(Reflect Elektromagnetic ). EA adalah gelombang electromagnetic yang di serap

(Absorp Elektromagnetic ) dan ET (Transmittan Elektromagnetic) yaitu di

teruskan .skema pereedaran dan interaksi gelombang electromagnetic ini komponen

dari ER berasal dari spectrum cahaya tampak dan infra merah dekat .sebagian dari Ei

Page 14: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

ada juga yang di serap (EA= energy adsorp ) yang berada pada spectrum infra merah

thermal.ET yang merupakan energy yang di teruskan akan berada pada spectrum

daerah visibel biru dan hijau.semakin besar energi yang di serap maka suhu objek yang

naik pula yang mengakibatkan timbulnya radiasi emisi atauEe yang semakin tinggi

pula.untuk .untuk ER tergantung kepada objek.semakin tinggi nilai ER semakin besar

pantulan yang mengakibatkan semakin jelas kenampakan objek .tidak semua sensor

kamera dapat menerima ER sedangkan Ee akan diterima oleh sensor thermai yang

berada pada kisaran daerah infara merah thermal ( thermar infra red =TIR ).

Besarnya nilai persentase pantulan objek akan mencerminkan warna dari suatu

objek .untuk vegetasi akan terlihat pada spectrum cahaya tampak antara 0.4-0.7 ,

dengan nilai 0.4-0.5 cm untuk daun yang sehat yaitu pada kisaran warna biru dan hijau

( sebagian besar gelombang electromagnetic di serap oleh klorofil ) dan jika warna

daun yang merah akan terlihat pada 0.65 cm.persentase pantulan dari daerah yang

tertutup vegetasi berkisar antara 5-45 % tergantung kerapatan dan jenis vegetasi yang

menutupi daerah tersebut untuk tanah kering yang terbuka akan terlihat coklat abu-abu

dengan pantulan berkisar antara 5-45%.sedangkan air jernih spectrum cahayanya akan

terdapat pada panjang gelombang 0.4-0.78 cm dengan pantulan yang rendah kurang

dari 5%.skema dari spectrum electromagnetic.

System penginderaan jauh didesain memiliki sifat multi aplikasi yaitu multi spectral.multi

spasial dan multi temporal .sifat multi spektraldari system penginderaan jauh di karena

kan sensor kamera satelit mengunakan saluran penginderaan dua atau lebih pada saat

yang bersamaan.semakin banyak kanal atau saluran yang gunakan maka informasi

yang didapati semakin banyak dan lengkap .sifat multi spasial berarti system

pengideraan jauh memeliki ketajaman (ketelitian) spasial sebanyak 2 atau lebih , serina

juga di sebutkan ketelitian spasial ini sebagai resolusi spasial.jika resolusi spasial

semakin tinggi maka semakin tinggi ketelitian citra yang berarti mempunyai skala yang

semakin besar pula.sedangkan sifat multi temporal berarti kemampuan sensor

penginderaan jauh untuk melakukan pengulangan penyapuan suatu daerah tertentu

pada waktu yang telah di tetapkan .kembalinya satelit untuk menyapu suatu kawasan

dapat pada peroade tertentu 1 jam , 1hari hingga 1 bulan berikutnya.

Page 15: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Resolusi spasial dari citra satelit dapat di bagi menjadi 3 yaitu : makro, sedang dan

mikro dengan interpretasi deskripsi citra secara umum, agak rinci .resolusi spasial di

katakan makro jika pada suatu kawasan disebut mempunyai penutup lahan bervegetasi

.jika kawasan itu di sebutkan mempunyai penutup lahan terdiri dari perkebunan, hutan

atau sawah maka resolusi citranya di sebut sedang dan jika disebutkan suatu daerah

mempunyai vegetasi hutan pinus ,hutan jati,hutan bakau atau perkebunan kelapa sawit

maka resolusi spasialnya adalah mikro.

System sensor penginderaan jauh yang bekerja pada daerah sisnr tampak ( fotografi)

disebut sebagai sensor optis .adapun sensor berkerja pada daerah sinar inframerah di

sebut sebagai sensor thermal sedangkan yang bekerja pada gelombang mikro dikenal

sebagai sensor radar .masing-masing sensor mempunyai kelebihan dan kelemahaan

masing-masing .sensor optis dan thermal mudah di gunakan dan diinterplasikan tetapi

hanya bekerja optimal pada thermal mudah di gunakan dan diinterplasikan tetapi hanya

bekerja optimal pada keadaan ruang angkasa yang cerah tanpa ditutupi oleh

awan ,kabut atau hujan.sensor optis dan thermal tidak mampu menembus hambatan

ini.untuk digunakan sensor radar.

C.WAHANA SATELIT

Wahana satelit adalah alat pengankut kamera pemotretan adalah satelit.kamera yang di

gunakan pada citra satelit adalah jenis kamera yang lebih dikenal dengan scan.scan

cara rekamannya dalam bentuk panyapuan pada suatu panjang jalur edarnya .sistim ini

banyak di gunakan untuk dewasa ini untuk mengelabui birokrat papua dalam

merencenakan pembangunan .citra yang di peroleh kita adalah citra non foto karena

data yang di terima oleh stasiun dalam bentuk digit.

Wahana yang di gunakan baik berupa roket atau satelit ,selain gelombang

elektromaknetic di gunakan juga gelombang pulsa aktif roket atau satelit menghasilkan

citra sesuai dengan fungsi satelit tersebut begitu pula saluranya.

Satelit umumnya dalamorbitan mencapai ketinggian atas 5000 km seperti :

Landsat 79 km liputan 34.000 km.

NoAA 950 km : 10.000.000 km

GMS 36.000 km : 30% luas permukaan bumi

Page 16: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Satelit yang di gunakan untuk risede adalah ribuan di angkasa dengan resolusi spasial

yang terus mengalami perbaikan dengan perekaman ulang terus mengalami

perbaikan .

VI.CARA KERJA

TENAGA DAN GELOMBANG

A.Tenaga dalam penginderaan jauh

Tenaga penginderaan jauh adalah tenaga / kekuatan untuk membawah data (gejala

obyek,daerah ) target ke sensor.tenaga (1) distribusi gelombang bunyi ,(2) distribusi

tenaga elektromaknetik .

Obyek,daerah, gejala :mempunyai karateristik terhadap tenaga PJ,contoh:

Gravimeter –gravitasi bumi

magnetomete

B.Tenaga elektromagnetik [ jenelek]

Paket praktis dan magnetis yang bergerak demgan kecepatan sinar pada frekuensi dan

panjang gelombang tertentu dengan sejumlah tenaga tertentu .

Tenelek –dari matahari – merupakan sumber tenaga alami dan tenaga buatan.

Alami – pasif – debu , air .uap , atau obyek –obyek lain –lain di bumi

Bautan- aktif – pulsa .

Tenaga – berlangsung kecepatan tetap dangan gelombang yang teratur dan sama .

tenga ini mempunyai panjang gelombang dengan frekuensi berjalan terbalik .

Panjang gelombang – jarak puncak gelombang ke puncak berikutnya .

Frekuensi – sirklus gelombang yang melalui titik|detik.

VII. KELEMAHAN ATAU KEUNGGULAN

A.kelemahan dari radar , satelit , wahana

Page 17: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

1.merupakan teknolilogi yang lambat dalam penyajian data

2.merupakan suatu sinyal yang di pantulkan oleh kedua obyek harus di terima antena

secara terpisah

3.spektum elektromagnetik dalam kondisi yang stabil

B.keuggulan dari radar , satelit , wahana .

1.Mampu menyajikan data yang akurat

2.sistim penggunaan radar , satelit , wahana semakin canggih

3.teknolgi penerapan radar , satelit , wahana.

4.obyek penentuan dapat di sajikan .

VIII.KESIMPULAN

Dari tulisan di atas kita dapat melihat bahwa dengan system radar , satelit , wahana ,

kita bisa mendaparkan informasi tematis , melalui interprestasi citra maupun informasi

ketinggian melalui pengolahan fasa .sehingga dengan demikian bisa didapat pete yang

menyajiakan ketiggian dan liputan lahannya . tentu saja apa yang di hasilkan masih

sangat terbatas dan sampai saat ini masih di teliti . kendala lain adalah liputan lahan ,

bentuk topografi , atmosfir . stasui antena , yang banyak berpengaruh pada hasil akhir

system penginderaan jauh aktif ini.

OLEH: ROMMY SOKOY (mahasiswaFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN prog study PENDIDIKAN GEOGRAFI)

DAFTAR PUSTAKA

BPP tecnologi [ 1993 ] . ERS-1 LANDSAD ,SPOT : Applicatios complementary

approach , collection of course materials .

Gens rudiger & jhin van genderen [1995 ] ,Sar interferometry – issues , techniques ,

applications the intenational journal of remote sensing , ITC . the Netherlands .

Page 18: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Dasar Pengolahan Citra Digital

Pengolahan citra (image processing) merupakan proses mengolah piksel-piksel dalam citra digital citra digital yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan komputer. Ada beberapa alasan mengapa kita melakukan pengolahan citra digital antara lain :

1.    Untuk mendapatkan citra asli dari suatu citra yang sudah buruk karena pengaruh derau. Proses pengolahan bertujuan mendapatkan citra yang diperkirakan mendekati citra sesungguhnya.

2.    Untuk memperoleh citra dengan karakteristik tertentu dan cocok secara visual yang dibutuhkan untuk tahap lebih lanjut dalam pemrosesan analisis citra. Dalam proses akuisisi, citra yang akan diolah ditransformasikan dalam suatu representasi numerik. Pada proses selanjutnya representasi tersebutlah yang akan diolah secara digital oleh komputer.Garis besarnya pengolahan citra pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan, yaitu :

a.    Memperbaiki citra sesuai kebutuhanb.    Mengolah informasi yang terdapat pada citra

Mengolah informasi yang terdapat pada citra sangat erat kaitannya dengan computer aided analysis yang umumnya bertujuan untuk mengolah suatu objek citra dengan cara mengekstraksi informasi penting yang terdapat di dalamnya. Dari informasi tersebut dapat dilakukan proses analisis dan klasifikasi secara cepat memanfaatkan algoritma perhitungan komputer. Dari pengolahan citra diharapkan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan hingga citra tersebut dapat dikenali cirinya. Pengenalan ciri inilah yang sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Operasi Pengolahan Citra

Operasi-operasi yang dilakukan dalam pengolahan citra banyak ragamnya, namun secara umum operasi pengolahan citra dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis sebagai berikut: 1. Perbaikkan Kualitas Citra (image enhancement)

Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat didalam citra lebih ditonjolkan.Contoh-contoh operasi perbaikkan citra:

a.    Perbaikkan kontras gelap/terangb.    Perbaikkan tepian objek (edge enhancement)c.    Penajaman (sharpening)d.    Pemberian warna semu (pseudocoloring)e.    Penapisan derau (noise filtering) 

2. Pemugaran Citra (image restoration)Operasi ini bertujuan menghilangkan cacat pada citra. Tujuan pemugaran citra hampir

sama dengan operasi perbaikkan citra. Bedanya, pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui.Contoh-contoh operasi pemugaran citra :

Page 19: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

a. Penghilangan kesamaran (deblurring)b. Penghilangan derau (noise) 3. Pemampatan Citra (image compression)

Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk yang lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih sedikit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemampatan citra adalah citra yang telah dimampatkan harus tetap mempunyai kualitas gambar yang bagus. 4. Segmentasi Citra (image segmentation)

Jenis operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra kedalam beberapa segmen dengan suatu criteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan pola. 5. Pengorakan Citra (Image Analysis)

Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk menghasilkan diskripsinya. Tehnik pengolahan citra mengekstraksi cirri-ciri tertentu yang membantu dalam identifikasi objek. Proses segmentasi kadang kala diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkan dari sekelilingnya.

Contoh-contoh operasi pengorakan citra :a. Pendeteksian tepian objek (edge detection)b. Ekstraksi batas (boundary)  c. Representasi Daerah (region)

 6. Rekonstruksi Citra (Image Reconstruction)Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil

proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang medis, seperti rekonstruksi 3D CT Scan, MRI

Citra digital adalah sebuah fungsi 2D, f(x,y), yang merupakan fungsi intensitas cahaya,

dimana nilai x dan y merupakan koordinat spasial dan nilai fungsi di setiap titik (x,y)

merupakan tingkat keabuan citra pada titik tersebut. Citra digital dinyatakan dengan

sebuah matriks dimana baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut

dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar atau piksel) menyatakan

tingkat keabuan pada titik tersebut. Matriks dari citra digital berukuran NxM (tinggi x

lebar), dimana:

N  = jumlah baris         0 < y ≤ N – 1

M = jumlah kolom       0 ≤ x ≤ M – 1

L  = derajat keabuan    0 ≤ f(x,y) ≤ L – 1

Page 20: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Berikut ini adalah gambaran matriks dari citra digital:

Dimana indeks baris (x) dan indeks kolom (y)

menyatakan suatu koordinat titik pada citra, sedangkan f(x,y) merupakan intensitas

(derajat keabuan) pada titik (x,y).

Berdasarkan jenisnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3 (Sutoyo, 2009), yaitu:

1. Citra Biner (Monokrom)

Memiliki 2 buah warna, yaitu hitam dan putih. Warna hitam bernilai 1 dan warna putih

bernilai 0. Untuk menyimpan kedua warna ini dibutuhkan 1 bit di memori. Contoh dari

susunan piksel pada citra monokrom adalah sebagai berikut:

2. Cita Grayscale (skala keabuan)

Citra grayscale mempunyai kemungkinan

warna hitam untuk nilai minimal dan warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya

warna tergantung pada jumlah bit yang disediakan di memori untuk menampung

kebutuhan warna tersebut. Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori,

maka semakin halus gradasi warna yang terbentuk. Contoh:

skala keabuan 2 bit… jumlah kemungkinan 22 = 4 warna

Jadi,, kemungkinan warna 0 (minimal) sampai 4 (maksimal)

3. Citra Warna (true color)

Page 21: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Setiap piksel pada citra warna mewakili warna yang

merupakan kombinasi tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB =Red,

Green, Blue). Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte (nilai

maksimum 255 warna), jadi satu piksel pada citra warna diwakili oleh 3 byte.

Pengolahan citra digital adalah salah satu bentuk pemrosesan informasi dengan

inputan berupa citra (image) dan keluaran yang juga berupa citra atau dapat juga

bagian dari citra tersebut. Tujuan dari pemrosesan ini adalah memperbaiki kualitas citra

agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin computer. Operasi-operasi pada

pengolahan citra digital secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Perbaikan kualitas citra (image enhancement), contohnya perbaikan kontras

gelap/terang, penajaman (sharpening), dan perbaikan tepian objek (edge

enhancement)

2. Restorasi citra (image restoration), contohnya penghilangan kesamaran

(deblurring)

3. Pemampatan citra (image compression)

4. Segmentasi citra (image segmentation)

5. Pengorakan citra (image analysis), contohnya pendeteksian tepi objek (edge

enhancement) dan ekstraksi batas (boundary)

6. Rekonstruksi citra (image recronstruction)

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Page 22: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Citra digital adalah sebuah fungsi 2D, f(x,y), yang merupakan fungsi intensitas cahaya, dimana nilai x dan y merupakan koordinat spasial dan nilai fungsi di setiap titik (x,y) merupakan tingkat keabuan citra pada titik tersebut. Citra digital dinyatakan dengan sebuah matriks dimana baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar atau piksel) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut. Matriks dari citra digital berukuran NxM (tinggi x lebar), dimana:

N = jumlah baris 0 < y ≤ N – 1

M = jumlah kolom 0 ≤ x ≤ M – 1

L = derajat keabuan 0 ≤ f(x,y) ≤ L – 1

Berikut ini adalah gambaran matriks dari citra digital:

Dimana indeks baris (x) dan indeks kolom (y) menyatakan suatu koordinat titik pada citra, sedangkan f(x,y) merupakan intensitas (derajat keabuan) pada titik (x,y).

Berdasarkan jenisnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3 (Sutoyo, 2009), yaitu:

1. Citra Biner (Monokrom)

Page 23: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Memiliki 2 buah warna, yaitu hitam dan putih. Warna hitam bernilai 1 dan warna putih bernilai 0. Untuk menyimpan kedua warna ini dibutuhkan 1 bit di memori. Contoh dari susunan piksel pada citra monokrom adalah sebagai berikut:

2. Cita Grayscale (skala keabuan)

Citra grayscale mempunyai kemungkinan warna hitam untuk nilai minimal dan warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya warna tergantung pada jumlah bit yang disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna tersebut. Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori, maka semakin halus gradasi warna yang terbentuk. Contoh:

skala keabuan 2 bit… jumlah kemungkinan 22 = 4 warna

Jadi,, kemungkinan warna 0 (minimal) sampai 4 (maksimal)

3. Citra Warna (true color)

Setiap piksel pada citra warna mewakili warna yang merupakan kombinasi tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB = Red, Green, Blue). Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte (nilai maksimum 255 warna), jadi satu piksel pada citra warna diwakili oleh 3 byte.

Page 24: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Pengolahan citra digital adalah salah satu bentuk pemrosesan informasi dengan inputan berupa citra (image) dan keluaran yang juga berupa citra atau dapat juga bagian dari citra tersebut. Tujuan dari pemrosesan ini adalah memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin computer. Operasi-operasi pada pengolahan citra digital secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Perbaikan kualitas citra (image enhancement), contohnya perbaikan kontras gelap/terang, penajaman (sharpening), dan perbaikan tepian objek (edge enhancement)

2. Restorasi citra (image restoration), contohnya penghilangan kesamaran (deblurring)

3. Pemampatan citra (image compression)

4. Segmentasi citra (image segmentation)

5. Pengorakan citra (image analysis), contohnya pendeteksian tepi objek (edge enhancement) dan ekstraksi batas (boundary)

6. Rekonstruksi citra (image recronstruction)

Digitalisasi dan Resolusi Citra

1. Digitalisasi Citra

Digitalisasi citra merupakan proses untuk mengkonversi objek yang diindera/didapatkan oleh sensor menjadi citra digital. Digitalisasi citra terdiri dari dua proses, yaitu:

Sampling: proses pengambilan nilai diskrit koordinat (x,y) dengan melewatkan citra melalui grid (celah)

Kuantisasi: proses pengelompokan nilai tingkat keabuan citra kontinu ke dalam beberapa level atau bisa juga dikatakan sebagai proses yang membagi skala keabuan (0,L) menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat (integer), dapat dituliskan sebagai berikut: G=2m dimana G adalah derajat keabuan dan m merupakan bilangan bulat positif.

Page 25: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Untuk penyimpanan citra digital yang disampling dengan NxM (N baris dan M kolom, sperti pada posting sebelumnya) piksel dan dikuantisasi menjadi 2m level derajat keabuannya membutuhkan memori: M x N x m. Misalnya, sebuah citra berukuran 512×512 dengan 256 derajat keabuan membutuhkan memori sebesar 512x512x8bit=2.048.000bit

2. Resolusi Citra

Resolusi citra menentukan tingkat kerincian (seberapa detail) suatu citra. Terdapat dua macam resolusi citra yang berpengaruh pada besarnya informasi citra yang hilang, yaitu:

Resolusi spasial

Sampling: halus / kasarnya pembagian kisi-kisi baris dan kolom. Transformasi citra kontinu ke citra digital disebut digitisasi (sampling). Hasil digitisasi dengan jumlah baris 256 dan jumlah kolom 256 adalah resolusi spasial 256 x 256. Terdapat dua macam sampling, yaitu:

Sampling Uniform, mempunyai spasi (interval) baris dan kolom yang sama pada seluruh area sebuah citra. Proses sampling melalui celah yang berukuran sama.

Sampling Non-uniform, bersifat adaptif tergantung karakteristik citra dan bertujuan untuk menghindari adanya informasi yang hilang. Daerah citra yang mengandung detail yang tinggi di-sampling secara lebih halus, sedangkan daerah yang homogen dapat di-sampling lebih kasar. Kerugian sistem sampling Non-uniform adalah diperlukannya data ukuran spasi atau tanda batas akhir suatu spasi. Proses sampling melalui celah yg bervariasi.

Resolusi kecemerlangan (intensitas / brightness)

kuantisasi: halus / kasarnya pembagian tingkat kecemerlangan. Transformasi data analog yang bersifat kontinu ke daerah intensitas diskrit disebut kuantisasi. Bila intensitas piksel berkisar antara 0 dan 255, maka resolusi kecemerlangan citra adalah 256. Terdapat tiga macam kuantisasi, yaitu:

Page 26: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Kuantisasi Uniform, mempunyai interval pengelompokan tingkat keabuan yang sama (misal: intensitas 1 s/d 10 diberi nilai 1, intensitas 11 s/d 20 diberi nilai 2)

Kuantisasi Non-Uniform, Kuantisasi yang lebih halus diperlukan terutama pada bagian citra yang menggambarkan detail atau tekstur atau batas suatu wilayah obyek, dan kuantisasi yang lebih kasar diberlakukan pada wilayah yang sama pada bagian obyek.

Kuantisasi Tapered, bila ada daerah tingkat keabuan yang sering muncul sebaiknya di-kuantisasi secara lebih halus dan diluar batas daerah tersebut dapat di-kuantisasi secara lebih kasar (local stretching).

Spektrum elektromagnetikDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum

elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga perfoton. Spektrum ini

secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):

Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi, hasilnya kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz

Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz

Panjang gelombang dikalikan dengan energi per foton adalah 1.24 μeVm

Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang

pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang

sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang

secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi

spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam

panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah

"spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun

sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm)[1].

Page 27: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Spektrum Elektromagnetik

Written by Eko Budiyanto, S.Pd., M.Si.

Category:Penginderaan Jauh

Hits: 2448

Spektrum gelombang elektromagnetik terbagi menjadi beberapa bagian berdasar pada panjang gelombang tersebut. Beberapa diantaranya adalah saluran audio, saluran radio, saluran gelombang mikro, saluran infra merah, saluran sinar tampak, saluran ultra violet, dan saluran sinar X. Berikut adalah pembagian spektrum gelombang elektromagnetik.

 

Tabel. Rentangan spektrum dalam penginderaan jauh

Page 28: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Elachi & Zyl, 2006; Schowengerdt, 2007

 

Sinar gamma dan sinar X jarang digunakan dalam penginderaan jauh sumber daya pada saat ini. Rentangan ultraviolet dimanfaatkan dalam studi permukaan atmosferik sesuai sifatnya yang peka terhadap berbagai hamburan.

Saluran tampak (visible) yang terrentang antara 0.4 – 0.7 µm dimanfaatkan dalam penginderaan jauh sistem fotografik dan satelit. Saluran tampak bermula dari spektrum biru dan berakhir pada spektrum merah. Mata manusia memiliki sensitifitas terhadap rentangan saluran tampak ini. Saluran tampak ini memiliki puncak sensitifitas pada 5.5 µm. Secara detil panjang gelombang tampak ini terbagi sebagai berikut.

Tabel. Rentangan spektrum tampak

 

 

 

 

 

Spektrum λ

ray < 0.3 Å

X ray 0.3 Å - 300 Å

Ultraviolet 300 Å – 0.4 µm

Visible 0.4 – 0.7 µm

Near Infrared (NIR) 0.7 – 1.1 µm

Short Wave Infrared (SWIR)  1.1   – 1.35 µm1.4 – 1.8 µm2    – 2.5 µm

Mid Wave Infrared (MWIR)  2          – 4 µm4.5 – 5 µm

Thermal Infrared (TIR) 8 – 9.5 µm

10 – 14 µm

Microwave 1 mm – 1 m

Warna Panjang Gelombang (λ)

Violet 0.390 - 0.455 µm

Biru 0.455 - 0.492 µm

Hijau 0.492 - 0.588 µm

Kuning 0.577 - 0.597 µm

Orange 0.597 - 0.622 µm

Merah 0.622 - 0.780 µm

Page 29: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

 

 

 

 

 Sumber : Mather, 2004

Saluran inframerah merupakan saluran perluasan dalam penginderaan jauh satelit. Sistem penginderaan jauh sumberdaya banyak memanfaatkan saluran ini karena dapat meningkatkan ketajaman interpretasi pada data citra penginderaan jauh. Saluran gelombang mikro berkisar antara 1 mm hingga 1 m. Saluran ini dimanfaatkan untuk sistem radar.

Tabel. Panjang gelombang Mikro pada penginderaan jauh

Saluran Panjang gelombang

Ka 0.8 - 1.1 cm

K 1.1 – 1.7 cm

Ku 1.7 – 2.4 cm

X 2.4 – 3.8 cm

C 3.8 – 7.5 cm

S 7.5 – 15 cm

L 15 – 30 cm

P 30 – 100 cm

Sumber : Schowengerdt, 2007

 

Saluran berikutnya adalah saluran radio meliputi wilayah panjang gelombang dengan panjang lebih dari 10 cm atau frekuensi lebih rendah dari 3GHz. Liputan ini sering dimanfaatkan untuk pemancaran radio, radar, serta sounding.

Daftar Pustaka

Elachi, C., Jakob van Zyl. 2006. Introduction to the Physics and Techniques of Remote Sensing, John Wiley & Sons, New Jersey.

Mather, P.M., 2004. Computer Processing of Remotely-Sensed Images, Third Edition, John Wiley & Sons, New Jersey.

Page 30: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Schowengerdt, R.A., 2007. Remote Sensing: Models and Methods for Image Processing, Third Edition, Elsevier Inc. California.

Urutan Spektrum Gelombang Elektromagnetik

POSTED BY FAHJRI ASRULLAH

1 KOMENTAR

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Urutan Spektrum Gelombang Elektromagnetik dari Frekuensi Besar ke Frekuensi Kecil / dari Panjang gelombang Kecil ke Panjang Gelombang Besar

Page 31: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Urutan Frekuensi Cahaya Tampak dari Besar ke Kecil

sumber : http://fisikastudycenter.com

ELEKTROMAGNETIK

A. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKSusunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.Contoh spektrum elektromagnetik1. Gelombang RadioGelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.2.Gelombang mikroGelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and

Page 32: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan.

3.Sinar InframerahSinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.4.Cahaya tampakCahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.5.Sinar ultraviolet Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.6.Sinar X Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm. 7.Sinar GammaSinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh.

B. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKGelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medanmagnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.Terjadinya gelombang elektromagnetikPertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah

Page 33: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksimagnet dikenal sebagai Hukum Ampere.Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi elektromagnet. Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen olehMichael Faraday dan dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai Hukum Faraday-Henry.Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan. Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan.Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal dengan nama Hukum Ampere-Maxwell.Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya suatu pola dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang juga berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga dapat menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnetdan medan listrik ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka ini merupakan gejala gelombang. Gelombang semacam ini disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang merambat dalam ruang.

C. POLARISASI CAHAYAPolarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar.atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yakni jika cahaya itu bergerak beroscillasi dengan arah tertentu.Terjadi akibat peristiwa berikut :1. Polarisasi dapat diakibatkan oleh pemantulan Brewster2. Polarisator karena penyerapan selektif3.Polarisasi karena pembiasan ganda, terjadi pada hablur kolkspat (CaCO3),kuarsa,mike,kristal gula,topaz,dan es.Polarisasi cahaya adalah penguraian cahaya,gambar arah cahayanya merambat lurus.

CITRA FOTO

Page 34: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Posted on 03.57 by Jurnal Geologi

Citra foto dapat dibedakan berdasarkan (1) spektrum elektromagnetik yang digunakan(2) sumbu kamera(3) sudut liputan kamera(4) jenis kamera, (5) warna yang digunakan, dan (6) sistem wahana dan penginderaannya

Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:

1.Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini ialah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 μm.2.Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 μm – 0,56 μm).3.Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak4.Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 μm dan hingga 1,2 μm untuk film inframerah dekat yang dibuat secara khusus.5.Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

Foto pankromatik merupakan foto yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh sistem fotografik. Foto ini telah dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila dibandingkan harga foto lain, dan lebih banyak orang yang telah terbiasa menggunakan foto jenis ini.

Sumbu Kamera

Foto udara dapat pula dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:

1. Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.2. Foto condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10º atau lebih besar. Apabila sudut condongnya berkisar antara 1º - 4º, foto yang dihasilkan masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal.

Foto condong dibedakan lebih lanjut menjadi:a) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu bila pada foto tampak cakrawalanya.b) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu bila cakrawala tidak tergambar pada foto.

Page 35: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Sudut Liputan KameraPaine (1981; dalam Sutanto, 1992) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) kamera menjadi empat jenis:1. Sudut kecil (narrow angle) dengan sudut <60º2. Sudut normal (normal angle) dengan sudut 60º - 75º3. Sudut lebar (wide angle) dengan sudut 75º - 100º4. Sudut sangat lebar (superwide angle) dengan sudut > 100º

Warna yang digunakan

Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan menjadi:1.Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah akan tampak merah pada foto.2.Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.

Sistem WahanaAda dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu:1.Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon.2.Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.

Citra Foto

adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan/perekaman menggunakan

kamera.

Cita foto dibedakan atas dasar spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu

kamera, sudut lipatan kamera, jenis kamera, warna yang digunakan, dan sistem wahananya.

1. Citra foto berdasarkan warna yang digunakan

a. Citra Foto Warna Asli

Citra Foto Warna Asli

Page 36: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

b. Citra Foto Warna Semu

2. Citra foto berdasarkan posisi sumbu kamera

a. Citra Foto Vertikal, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu tegak lurus terhadap

permukaan bumi

Page 37: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

b. Citra Foto Condong, yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera miring, dengan sudut

kemiringan kamera lebih dari 100. Adadua jenis foto condong yaitu :

- Citra foto agak condong, yaitu jika cakrawala tidak tergambar pada foto

- Citra foto sangat condong, yaitu jika cakrawala tergambar pada foto.

Page 38: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

3. Citra foto berdasarkan sudut lipatan kamera

Jenis kamera Sudut Liputan Jenis Foto

Sudut kecil

(narrow angle)< 600 Sudut kecil

Sudut normal

(normal angle)600 – 750

Sudut normal/sudut

standar

Sudut lebar

(wide angle)750 – 1000 Sudut lebar

Sudut sangat lebar

(super-wide angle)> 1000 Sudut sangat lebar

4. Citra foto berdasarkan jenis kamera yang digunakan

a. Citra foto tunggal, citra foto yang dibuat dengan kamera tunggal

b. Citra foto jamak, citra foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan obyek liputan

yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan 3 cara :

Multikamera, menggunakan beberapa kamera yang diarahkan secara bersamaan ke satu obyek.

Multilensa, menggunakan satu kamera yang memiliki banyak lensa

Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna

5. Citra foto berdasarkan sistem wahananya

Page 39: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

a. Citra Foto Udara, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahan yang bergerak di udara

misalnya pesawat terbang, helikopter dll

b. Citra Foto Satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana satelit yang bergerak

di luar angkasa.

6. Citra foto berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang digunakan

a. Citra Foto Ultraviolet, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum Ultraviolet

b. Citra Foto Otokromatik, yaitu citra foto yang dibuat

dengan menggunakan spektrum tampak dari warna biru hingga sebagian warna hijau

c. Citra Foto Pankromatik, yaitu cira foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak

Page 40: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

d. Citra Foto Inframerah Asli, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infamerah

e. Citra Foto Inframerah Modifikasi, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum

inframerah dan sebagian spektrum tampak dari warna merah dan sebagian hijau.

Page 41: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Pengindraan jauh nantinya menghasilkan data yang berupa visualdan digital. Hasil pengindraan jarak jauh dapat memiliki banyak bentuk atau hasil. Hasil pengindraan jarak jauh tidak hanya berupa gambar saja, dapat pula gambar yang memiliki row data yang bisa diolah.

• Data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer.• Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan data non citrauntuk dianalisis dengan cara manual. Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan data non citra berupa garis atau grafik.Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra non foto (non photographic image).

Perbedaan citra foto dan non foto antara lain :

Sensor yang digunakan : Citra foto menggunakan sensor kamera sedangkan citra non foto menggunakansensor Non kamera, mendasarkan atas penyiaman (scanning) kamera yang detektornya bukan film.

Page 42: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Detektor : Citra foto menggunakan detektor film sedangkan citra non foto menggunakan Pita magnetik, termistor foto konduktif, foto voltaik, dsb.

Proses perekaman : citra foto menggunakan Fotografi/kimiawi sedangkan citra non foto menggunakanElektronik

Mekanisme perekaman : citra foto serentak dan citra non foto parsial

Spektrum elektromagnetik : citra foto Spektrum tampak dan perluasannya sedangkan citra non foto Spektratampak dan perluasannya thermal, dan gelombang mikro.

1. Citra FotoCitra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan:

a. Spektrum Elektromagnetik yang digunakanBerdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:

1) Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.2) Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).3) Foto pankromatik yaitu foto yang dengan menggunakan spektrum tampak mata.4) Foto infra merah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan menggunakanspektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat)

Page 43: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

dengan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan saluran hijau.

Peta berdasarkan foto : contoh peta berdasarkan foto dapat dilihat dari peta di bawah ini.

Contoh Citra Foto

b. Sumbu kameraFoto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:

1) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurusterhadap permukaan bumi.

2) Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kameramenyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 - 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:

Page 44: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

a) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.b) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya.

c. Warna yang digunakanBerdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:1) Foto berwarna semua (false colour).Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon-pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum infra merah, pada foto tampak berwarna merah.2) Foto berwarna asli (true colour).Contoh: foto pankromatik berwarna.

d. Wahana yang digunakanBerdasarkan wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yakni:1) Foto udara, dibuat dari pesawat udara atau balon 2) Foto satelit/orbital, dibuat dari satelit 

 2. Citra Non Foto

Page 45: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra non foto dibedakan atas:

a. Spektrum elektromagnetik yang digunakanBerdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra non foto dibedakan atas:1) Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah thermal. Penginderaan padaspektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.2) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.

b. Sensor yang digunakanBerdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari:1) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.2) Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit, yang terdiri dari:• Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karenadetektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.• Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.

c. Wahana yang digunakanBerdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:1) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.

Page 46: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

2) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:a) Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).b) Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).d) Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).

Perbedaan citra foto dan non foto inderajaDalam penginderaan jauh hasil akhir yang diperoleh merupakan sebuah citra/

gambar sebuah kenampakan fenomena. Dalam inderaja dikenal dua jenis citra

yaitu citra foto dan citra non foto. Citra foto merupakan gambar yang dihasilkan

dari sensor kamera sedangkan citra non foto adalah gambar yang dihasilkan

dari sensor selain kamera seperti gelombang elektromagnetik (sinar X, sinar

infrared, dan lainnya). Berikut adalah beberapa perbedaan antara citra foto dan

citra non foto.

No Variabel Pembeda

Jenis Citra

Citra Foto Citra Non foto

1Sensor Kamera Bukan kamera

2 Detektor Film Pita magnetik,

Page 47: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

termistor, foto konduktif

3Proses perekaman Fotografi Elektronik

4Mekanisme perekaman Serentak parsial

5Spektrum elektromagnetik Sinar Tampak

Sinar tampak, termal, gelombang mikro

Citra foto

Page 48: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

citra elektromagnetik

Sumber gambar:

http://anhso.net/data/8/huuhungnd91/335824/

Stamford20Bridge20Stadiu31613.jpg

http://andimanwno.files.wordpress.com/2010/02/slide1.jpg

Perbedaan citra dan peta dan Perbedaan citra foto dan citra non foto

Page 51: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

Berdasarkan penjelasn di depan diketahui bahwa peta dan citra merupakan media yang sama-sama menggambarkan bumi, baik sebagian maupun keseluruhan. Namun perlu kita ketahui bahwa antara keduanya memiliki perbedaan-perbedaan tertentu, yaitu:

No. Faktor Pembeda Peta Citra

1. Waktu pembuatan Lama, karena merupakan hasil penggambaran yang berulang-ulang dengan teknik tertentu.

Sebentar, karena merupakan hasil dari pemotretan langsung terhadap permukaan bumi.

2. Bentuk Merupakan gambar dua dimensi Merupakan gambar tiga dimensi (jika dilihat secara stereoscopic)

3. Objek/gambar Berupa lambang atau symbol yang dapat mewakili objek di permukaan bumi.

Merupakan gambar objek yang sebenarnya.

4. Komponen penjelas Terdapat komponen-komponen tertentu yang dapat menjelaskan isi peta.

Tidak ada komponen-komponen. Oleh karena itu perlu interpretasi citra untuk mengetahui/mengenali objek.

5. Hasil Dapat dibaca tanpa alat Bantu bahkan oleh setiap orang.

Tidak dapat dibaca oleh sembarang orang, karena memerlukan alat Bantu dan keahlian tertentu untuk menafsirkan

Sumber: Link Geografi

Sedangkan Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra nonfoto (non-photographic image). Perbedaan antara citra foto dan citra non foto dapat dijelaskan dengan tabel berikut :

Page 52: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

SUMBER :http://inderaja.blogspot/citra penginderaan jauh

http://hendrisblog.blogspot.com/2009/02/sejarah-penginderaan-jauh.html

http://geoenviron.blogspot.com/2011/11/citra-penginderaan-jauh.html

http://fafageo.blogspot.com/2010/04/sejarah-teknologi-penginderaan-jauh-di.html

http://pmkuncen.wordpress.com/2009/03/01/penginderaan-jauh/

http://hardy-cakrawala.blogspot.com/2010/12/dasar-pengolahan-citra-digital.html

Page 53: Sejarah Penginderaan Jauh(PCD)

http://kunankilalank.wordpress.com/2011/03/05/konsep-dasar-pengolahan-citra-digital/

http://wisdarani.blogspot.com/2011/12/konsep-dasar-pengolahan-citra-digital.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_elektromagnetik

http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/73-spektrum-elektromagnetik

http://fahjri-fisika-modern.blogspot.com/2012/03/urutan-spektrum-gelombang.html

http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/04/spektrum-gelombang-elektromagnetik.html

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/01/citra-foto-dapat-dibedakan-berdasarkan.html

http://andimanwno.wordpress.com/2010/02/09/citra-foto-hasil-penginderaan-jauh/

http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-citra-pengindraan-jauh.html]

http://agnazgeograph.wordpress.com/2012/12/06/perbedaan-citra-foto-dan-non-foto-inderaja/

http://g3oearth.blogspot.com/2010/11/perbedaan-citra-dan-peta-dan-perbedaan.html