SAP Pemfis

35
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Kelompok Ilmu : Ilmu Keperawatan Dasar Mata Ajar : Kebutuhan Dasar Manusia Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Pada Tingkat Kesadaran Penempatan : Semester 1 Waktu Pertemuan : 45 Menit TUJUAN PEMEBELAJARAN UMUM : Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu memahami pemeriksaan fisik pada tingkat kesadaran TUJUAN PEMEBELAJARAN KHUSUS : Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan pengertian pemeriksaan fisik 2. Menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan fisik 3. Menyebutkan empat tehnik pemeriksaan fisik 4. Menjelaskan tehnik-tehnik pemeriksaan fisik 5. Memahami persiapan lingkungan klien sebelum pemeriksaan fisik dilakukan 6. Megidentifikasi persiapan alat sebelum dilakukan pemeriksaan fisik 7. menjelaskan persiapan fisik klien sebelum pemeriksaan dilakukan 8. memahami persiapan psikologis klien sebelaum dilakukan pemeriksaan 9. Menjelaskan pengertian kesadaran 10. Meyebutkan tahapan kesadaran 11. Melaksanakan pengukuran pada tahapan kesadaran dengan menggunakan tehnik pengukuran GCS 12. Membuat interpretasi hasil pengukuran GCS MATERI PEMBELAJARAN : 1. Pengertian Pemeriksaan Fisik 2. Tujuan Pemeriksaan Fisik 3. Tehnik Pemeriksaan Fisik 4. Pengertian Kesadaran 5. Tahapan Kesadaran 6. Cara Pengukuran dan Interpretasi Tahapan Kesadaran dengan penggunaan tehnik pengukuran GCS Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

description

SAP pemeriksaan fisik

Transcript of SAP Pemfis

Page 1: SAP Pemfis

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Kelompok Ilmu : Ilmu Keperawatan DasarMata Ajar : Kebutuhan Dasar Manusia Pokok Bahasan : Pemeriksaan FisikSub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Pada Tingkat KesadaranPenempatan : Semester 1Waktu Pertemuan : 45 Menit

TUJUAN PEMEBELAJARAN UMUM :Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu memahami pemeriksaan fisik pada tingkat kesadaran

TUJUAN PEMEBELAJARAN KHUSUS :Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian pemeriksaan fisik2. Menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan fisik3. Menyebutkan empat tehnik pemeriksaan fisik4. Menjelaskan tehnik-tehnik pemeriksaan fisik5. Memahami persiapan lingkungan klien sebelum

pemeriksaan fisik dilakukan6. Megidentifikasi persiapan alat sebelum dilakukan

pemeriksaan fisik7. menjelaskan persiapan fisik klien sebelum pemeriksaan

dilakukan8. memahami persiapan psikologis klien sebelaum dilakukan

pemeriksaan9. Menjelaskan pengertian kesadaran10. Meyebutkan tahapan kesadaran11. Melaksanakan pengukuran pada tahapan kesadaran

dengan menggunakan tehnik pengukuran GCS12. Membuat interpretasi hasil pengukuran GCS

MATERI PEMBELAJARAN :1. Pengertian Pemeriksaan Fisik2. Tujuan Pemeriksaan Fisik3. Tehnik Pemeriksaan Fisik4. Pengertian Kesadaran5. Tahapan Kesadaran6. Cara Pengukuran dan Interpretasi Tahapan Kesadaran

dengan penggunaan tehnik pengukuran GCS

METODE :1. Ceramah2. Demonstrasi3. Diskusi/Tanya-jawab

MEDIA/ALAT :

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 2: SAP Pemfis

1. OHP2. White Board, Spidol Board Maker3. Tensimeter4. Stetoskop5. Hammer 6. Warless dan mic

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

TAHAP/WAKTU KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWAPembukaan(7 menit)

1. mengucapkan salam kemudian dibuka dengan bacaan Basmallah dan perkenalan

2. menjelaskan tujuan materi yang akan disampaikan

3. mereviw pengetahuan awal mahasiswa tentang materi pemeriksaan fisik

1. menjawab salam 2. memperhatikan

gurumenyampaikan menjelaskan

3. merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru

Kegiatan Inti(30 menit)

1. menjelaskan pengertian pemeriksaan fisik

2. menjelaskan tujuan pemeriksaan fisik

3. menyebutkan empat tehnik pemeriksaan fisik yang terdiri dari: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

4. menjelaskan dan mendemonstrasikan tehnik-tehnik pemeriksaan fisik

5. memberi kesemptan mahasiswa untuk menanyakan dari materi yang belum/tidak jelas disampaikan

6. menjelaskan definisi kesadaran

7. menyebutkan tahapan-tahapan tingkat kesadaran

8. menentukan

1. memperhatikan dengan seksama dosen menyampaikan materi kuliah

2. mengajukan pertanyaan bila materi yang disampaikan belum/tidak jelas di terima

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 3: SAP Pemfis

tingkat kesadaran dengan menggunakan tehnik penilaian GCS

9. memberi kesemptan mahasiswa untuk menanyakan dari materi yang belum/tidak jelas disampaikan

4. Penutup(8 menit)

1. memimpin (bersama-sama mahasiswa) menyimpulkan materi yang telah disampaikan

2. mengecek daftar hadir mahasiswa

3. ucapan terima kasih dan mohon maaf kemudian ditutup dengan ucapan hamdalah dan diakhiri dg salam

1. mencatat kesimpulan dari materi kuliah yang diterima

2. menjawab salam dosen

EVALUASI1. Jenis : Obyektif tes2. Bentuk : Multiple choice3. Waktu : 4. Prosedur :

DAFTAR PUSTAKA

Bates Barbara. (1998), Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan, EGC< Jakarta

O’Connor Simon. (1994), Pemeriksaan Klinis Pedoman Diagnosis Fisik,Binarupa Aksara, Jakarta

Potter, Patricia A. (1996), Pengkajian Kesehatan. Edisi:3, EGC, Jakarta

Priharjo Robert (1996), Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta

Swartz. H. Mark. (1995), Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC, Jakarta

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 4: SAP Pemfis

Taylor. (1993), Fundamentals of Nursing, Lippincott Company, Philadelpia

PEMERIKSAAN FISIK PADA TINGKAT KESADARAN

I. PENGERTIAN

Pemeriksaan Fisik adalah tehnik untuk menemukan kelainan

atau penyimpangan dari normal pada seseorang yang telah

diketahui diagnosisnya (follow up) atau belum diketahui

diagnosisnya

Kesadaran adalah

II. TUJUAN

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan

informasi sahih mengenai kesehatan pasien. Pemeriksa

harus dapat mengenali, menganalisis, dan mensintesis

informasi yang dapat dikumpulkan ke dalam suatu

penilaian yang komprehensisf

III. TEHNIK-TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 5: SAP Pemfis

Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran,

dan pengidu untuk mendeteksi karakteristik normal atau

tanda fisik tertentu dari bagian dan fungsi tubuh. Inspeksi

dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang

berhubungan dengan status fisik. Inspeksi dilakukan saat

pertamakali bertemu dengan pasien. Amati secara cermat

mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh pasien. Amati

hal-hal yang umum kemudian ke hal-hal yang

khusus.pengetahuan dan pengalaman sangat diperlukan

dalam melakukan inspeksi.

Adapun langkah kerja inspeksi adalah sebagai berikut :

atur pencahayaan yang cukup sebelum melakukan

inspeksi

atur suhu dan ruangan yang nyaman

buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan bahwa

bagian tersebut tidak tertutup baju, selimut dan

sebagainya

bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu

inpeksi

selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang anda

lihat

perhatikan kesan pertama pasien meliputi perilaku,

ekspresi, penampilan umum, pakaian, postur tubuh,

cara berbicara,simetri,dan gerakan dengan waktu

yang cukup

lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu

bandingkan satu bagian sisi tubuh dengan sisi yang

lain

setiap bagian tubuh dilihat mengenai ukuran, warna,

posisi, kesimetrisan dengan bagian tubuh yang

berlawanan, dan adanya suatu abnormalitas

Inspeksi secara umum dianggap sebagai ketrampilan

melihat, tetapi juga harus meliputi pengidu, karena

kepekaan pengidu terkadang dapat mendeteksi

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 6: SAP Pemfis

abnormalitas yang mungkin tidak dapat terdeteksi

dengan cara lain

Pengalaman umumnya merupakan pedoman terbaik dalam

menilai bau yang terdeteksi selama pemeriksaan

2. Palpasi

Palpasi adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh

yang dapat teraba dengan menggunakan bagian tangan

yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk, suhu,

persepsi, getaran atau pergerakan dan konsistensi.

Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau

rabaan untuk membuat suatu pengukuran sensitif

terhadap tanda khusus fisik. Ketrampilan ini seringkali

digunakan bersamaan atau setelah inspeksi.

Ada tiga metode palpasi antara lain sebagai berikut:

1) Palpasi Ringan

Jari-jari dengan lembut diletakkan diatas permukaan

kulit, kemudian kulit ditekan sedalam kurang lebih 1 cm

(1/2 inci)

2) Palpasi Dalam

Digunakan untuk memeriksa keadaan organ dan massa,

kulit ditekan sedalam kurang lebih 2,5scm (1 inci)

Perhatian diperlukan untuk mencegah cidera interna

3) Palpasi Bimanual

Kedua tangan digunakan untuk mempalpasi dalam, satu

tangan (tangan yang meraba) direlaksasi dan diletakkan

dengan ringan diatas kulit klien. Tangan yang aktif

menekan tangan yang meraba. Tangan yang dibawah

tetap relaksasi untuk mendeteksi karakteristik organ.

Tekanan dilakukan oleh pucuk tangan ke sendi

interpalangealdistal. Tekanan dilepas sebelum pindah

area kecuali untuk mengetahui adanya nyeri tekan.

Tehnik palpasi tergantung pada bagian tubuh dan kondisi

klien.

Cara kerja palpasi secara umum dapat dilakukan sebagai

berikut:

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 7: SAP Pemfis

4. pastikan bahwa area yang akan dipalpasi benar-

benar nampak (tidak tertutup selimut, baju dan lain-

lain)

5. cuci tangan sampai bersih dan keringkan

6. beritahu pasien tentang apa yang akan dilkukan

7. secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan

semua jari, tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih

sensitif.

8. untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ

gunakan jari 2, 3, dan 4 secara bersamaan. Untuk

palpasi abdomen gunakan telapak tangan dan beri

tekanan dengan jari-jari secara ringan.

9. bila diperlukan lakukan palpasi dengan dua tangan

10. perhatikan dengan seksama muka pasien

selama palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan

11. lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri

tentang ukuran, bentuk, konsistensi, dan permukaanya

Characteristic of Masses Determined by

Palpation

Quality Characteristics of Determine

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 8: SAP Pemfis

Shape

Size

Consistency

Surface

Mobility

TendernessPulsatile

RoundOvoidTubularIrregular

Measured in centimeters

FirmEdematousSpongyCystic

SmoothNodularGranular

Fixed or nonmobileMobileAmount of tenderness to touchPulsation can or cannot be felt in the mass

3. Perkusi

Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara

mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk

menghasilkan getaran.

Tujuan perkusi adalah untuk menentukan batas-batas

organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi

yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan

kebawah jaringan.karakter bunyi menentukan lokasi,

ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur dibawah kulit.

Dengan perkusi kita dapat membedakan apa yang ada

dibawah jaringan (udara, cairan atau zat padat)

Terdapat 5 suara perkusi

Percussion Tones and Their Characteristic

Tone Relativ Relati Relativ Sample

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 9: SAP Pemfis

e Intensity

ve Pitch

e Duration

Location

FlatnessDullnessResonanceHyperresonance

Tympany

SoftMediumLoudVery Loud

Loud

HighMediumLowLower

*

ShortMediumLongLonger

*

ThighLiverNormal LungEmphysematous lungGastric air bubble or puffed-out cheek

Terdapat dua metode perkusi, yaitu :

perkusi langsung, dengan cara permukaan tubuh

diketuk langsung dengan satu atau dua ujung jari

perkusi tidak langsung, dengan cara:

- jari tengah tangan yang tidak dominan (pleksimeter)

diletakkan dengan lembut diatas permukaan tubuh

- dengan telapak tangan dan jari tidak menyentuh

permukaan tubuh, ujung jari tengah dari tangan yang

dominan (pleksor) memukul dasar persendian distal

pleksimeter

- pukulan dilakukan cepat dan tajam dengan lengan

tetap tak bergerak dan pergelangan tangan rileks.

Pukulan yang cepat dan ringan menghasilkan bunyi

terjelas

- berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area

tubuh untuk membentuk perbandingan bunyi perkusi

yang akurat.

4. Auskultasi

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk

dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari

normal. Auskultasi merupakan metode pengkajian yang

menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran.

Pemeriksa menggunakan stetoskop untuk mendengarkan

bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus, serta untuk

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 10: SAP Pemfis

mengukur tekanan darah dan denyut nadi. Karena bunyi

abnormal hanya dapat dikenali melalui perbandingan

dengan variasi normal, perawat harus mempelajari

berbagai tipe bunyi yang secara normal terdengar pada

area yang berbeda.

Pemeriksa dengan gangguan pendengaran harus

menggunakan stetoskop dangan pengeras suara lebih

besar atau meminta rekan untuk memvalidasi data

Semua bunyi mempunyai empat karakteristik yang harus

dikaji, antara lain :

frekwensi adalah jumlah siklus gelombang suara

dihitung perdetik dengan obyek bergetar, berkisar dari

tinggi kerendah

kepekaan adalah amplitudo dari gelombang suara,

berkisar dari lembut kekeras

kualitas adalah suatu karakteristik yang membedakan

bunyi dari frekwensi dan kepekaan yang serupa

digambarkan dengan istilah tiupan, desiran, dan

berdenguk

durasi adalah lamanya waktu suatu bunyi berakhir

sebagai bunyi yang terus menerus, berkisar dari pendek

sampai menengah sampai panjang.

Cara menggunakan stetoskop adalah sebagai berikut :

10. lakukan pengkajian dalam ruangan yang

tenang dan nyaman

11. pasang bagian telinga (ear piece) di telinga

12. pastikan stetoskop benar-benar terpasang

tepat ditelinga dan tidak menimbulkan rasa sakit

13. pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar

dengan ear piece benar-benar tepat

14. pilih bagian diafragma atau bel tergantung

pada apa yang akan didengar

PERSIAPAN PEMERIKSAAN

Persiapan klien dan lingkungan harus dibuat untuk seluruh aspek

pemeriksaan fisik,untuk memastikan penemuan yang lengkap

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 11: SAP Pemfis

dan akurat. Lingkungan harus sesuai dengan seluruh fase

pemeriksaan dan tersedianya seluruh peralatan dan bahan yang

dibutuhkan . Persiapan fisik dan psikososial,klien memastikan

bahwa pemeriksaan berjalan lancar, tanpa ada interupsi tanpa

stres baik untuk klien mapun perawat.

Persiapan Lingkungan

1. bila mungkin pemeriksaan dilaksanakan dalam ruang dengan peralatan lengkap.

2. pastikan kecukupan cahaya 3. ruang kedap suara amat ideal, mengurangi bunyi keributan

dari luar4. berikan pemberitahuan untuk menghindari interupsi dari

tim kesehatan lain saat pemeriksaan5. pastikan kenyamanan klien dengan menawarkan bantal

kecil6. naikkan kepala tempat tidur sebanyak kurang lebih 30

derajat saat klien dalam posisi terlentang7. membantu klien bergerak naik dan turun tempat tidur8. jangan meninggalkan klien yang bingung, mengamuk, atau

tidak bisa bekerja-sama tanpa penjagaan diatas pemeriksaan

9. pastikan ruangan cukup hangat untuk mempertahankan kenyamanan

10. bila klien berada ditempat tidur, tinggikan tempat tidur sehingga memungkinkan pemeriksa untuk lebih mudah mencapai bagian-bagian tubuh

Persiapan Alat

1. cuci tangan sebelum mempersiapkan alat-alat pemeriksaan

2. usahakan seluruh peralatan tersedia, siap pakai, dan tersusun sesuai urutan pemakaian sebelum pemeriksaan dimulai

3. peralatan dan bahan untuk pemeriksaan fisik adalah :- manset tekanan darah- aplikator berujung kapas- pembalut/kain penutup/duk- kartu mata, seperti kartu snellen- senter- format-format, sperti untuk pemeriksaan fisik atau

analisa laboratorium- sarung tangan (steril atau bersih)- minyak- optalmoskop- otoskop- nasal speculum- snellen chart

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 12: SAP Pemfis

- kaca tes papanicoleou smear- kertas kamar mandi - palu perkusi/reflex hammer- neurologic hammer- jarum-jarum steril- timbangan dengan alat pengukur tinggi badan- penampung spesimen dan kaca mikroskop- spigmomanometer- stetoskop- lap atau busa, gunting tang dan spatula- pita pengukur- termometer- kertas pembersih- penekan lidah- garpu tala- spekulum vagina- jam tangan dengan jarum detik atau penunjuk digital

4. gunakan tangan anda atau air hangat untuk menghangatkan peralatan yang akan menyentuh klien

5. pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik. Sediakan cadangan baterei dan bola lampu untuk otoskop dan optalmoskop

Persiapan Fisik1. Pastikan kenyamanan fisik klien sebelum pemeriksaan dimulai

.2. Pastikan bahwa klien berpakaian dan memakai penutup

dengan baik3. Pastikan klien tetap hangat dengan menjkada suhu ruangan,

buka kain pembalut dan sediakan selimut hangat.4. Secara periodik tanyakan apakah klien merasa nyaman.5. Hati-hati memberi posisi pada klien selama pemeriksaan

Posisi Daerah yang

diperiksa

Rasional Keterbatasan

Duduk

Terlentang

Kepala dan leher, punggung, torak posterior dan paru, torak anterior dan paru, patudara, ketiak, jantung, tanda viotal, dankstremitas bawah

Kepala dan leher, torak anterior dan paru-paru, payudara, ketiak, jantung, abdomen , ekstremitas, denyut nadi.

Duduk tegak lurus memungkinkan ekspansi paru penuh dan memungkinkan pnglihatan terhadap kesimetrisan tubuh bagian atas lebih baik

Posisi rilek paling normal : mencegah kontraktur otot abdomen, memungkinkan pemeriksaan denyut lebih mudah.

Klien yang secara fisik lemah mungkin tidak mampu duduk, gunakan posisi terlentang dengan kepala tempat tidur sbagai gantinya

Bila klien menjadi mudah terengah-engah, pemeriksa dapat menaikan kepala tempat tidur

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 13: SAP Pemfis

Dorsal Recumbent

Litotomi

Sim

Tengkurap

Posisi Lutut dada

Rekumben lateral kiri

Kepala dan leher, torak, anterior dan paru-paru, apyudara, ketiak, jantung, abdomen

Genetalia wanita dan traktus genetalia

Rektum

Otot rangka

Rektum

Jantung

Klien tertentu dengan gangguan yang berakibat nyeri hebat lebih nyamandalam posisi lutut ditekuk

Memungkinkan pemaparan genetalia maksimal dan mempermudah masuknya spekulum vagina

Fleksi panggul dan lutut memperluas pemaparan daerah rektal

Posisi ini hanya digunakan untuk mengkaji ekstensi persendian panggul

Posisi ini memberikan pemeparan maksimal daerah rektal

Posisi ini ideal untuk mendengar nada tertinggi dari murmur

Klien dengan artritis mungkin terbatas untuk menekuk lutut dan panggul

Posisi yang tidak nyaman dan membuat malu, sehingga menghabiskan waktu klien untuk posisi ini : perhtahankan klien untuk tetap tertutup dengan baik; klien dengan atritis berat mungkin tidak mampu melakukan posisi ini

Kelainan bentuk sendi membatasi kemampuan klien untuk melipat lutut dan panggul

Posisi ini tidak dapat di toleransi oleh klien dengan kesulitan respirasi atau klien usia lanjut

Posisi ini membuat malu dan tidak nyaman; klien dengan artritis atau kelainan bentuk persendian lainnya mungkin tidak mampu melakukan posisi ini

Mungkin sulit dilakukan oleh klien bernapas pendek

Persiapan psikologisKarena banyak klien merasa bahwa pemeriksaan fisik melelahkan ,atau penuh stres, atau mengalami kecemasan tentang hasil pmeriksaan, pemeriksaan sebaiknya mempersiapkan klien secara psikologis sebelum pemeriksaan . Pemeriksa juga sebaiknya memeperhatikan status emosional klien untuk mengurangi kecemasan selama pemeriksaan.

1. Mulailah pemeriksaan dengan menjelaskan secara garis besar kegunaan dan bagaimana pemeriksaan dilakukan.

2. Saat anda memeriksa setiap sistim tubuh , jelaskan prosedur dengan lebih terperinci.

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 14: SAP Pemfis

3. Bila klien berbeda jenis kelamin, sebaiknya ada orang ketiga dari jenis kelamin yang sama seperti klien terutama saat memeriksa genetalia.

4. Monitor respon emosional klen selama pemeriksaan.5. Observasi gerakan tubuh seperti penegangan saat

disentuh atau tunda pemeriksaan sampai saat klien tenang dan dapat bekerja samaehungga memungkinkan peningkatan keakuratan pemeriksaan.

6. Jangan pernah memaksa klien untuk melanjutkan pemeriksaan.

DEFINISI KESADARAN

Kesadaran mempunyai dua komponen yang perlu dikaji

yaitu kewaspadaan dan kesadaran diri. Kewaspadaan merupakan

keadaan yang diatur oleh hemisfer serebri dan sistem aktifasi

retikulo batang otak. Apabila kedua struktur tersebut rusak,

maka akan mempengaruhi kemampuan kewaspadaan dan

perhatian seseorang terhadap lingkungan.

Kewaspadaan dapat dikaji dengan memperhatikan respon

seseorang terhadap rangsangan lingkungan, rangsangan verbal

atau rangsangan nyeri. Respon pasien terhadap rangsangan

lingkungan dapat diketahui misalnya dengan memperhatikan

respon pasien sewaktu kita masuk ke ruangannya. Pasien yang

mempunyai kewaspadaan baik biasanya akan berespon misalnya

dengan membuka mata. Kewaspadaan pasien juga dapat

diketahui dengan memperhatikan respon pasien terhadap

rangsangan dari cahaya, bunyi radio/TV dan lain-lain. Bila pasien

tidak berespon terhadap rangsangan lingkungan maka

kewaspadaan dakaji dengan memberikan rangsangan verbal

misalnya dengan menyapa , memberi pertanyaan atau

memerintah. Bila pasien tidak berespon terhadap rangsangan

verbal maka kewaspadaan di uji dengan memberikan

rangsangan nyeri yang lama atau trauma. Hal ini dilakukan

misalnya dengan menekan bagian ujung kuku jari tangan dengan

pensil.

Kesadaran diri diuji dengan cara yang sederhana misalnya

dengan memberi pertanyaan pada pasien

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 15: SAP Pemfis

tentang siapa namanya, sekarang hari atau tahun berapa?,

dimana ia sekarang dan lain-lain.

Secara umum kesadaran atau kewaspadaan dapat pula diuji dengan

menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS), khususnya pada pasien yang

mengalami cidera berat atau pasien yang diperkirakan akan mengalami

kemunduran kesadaran dengan cepat. GCS mempunyai tiga parameter yang

diobservasi yaitu: keadaan mata membuka, respon verbal, dan respon motorik

PARAMETER KEMAMPUAN NILAIMata

Respon verbal

Respon gerak (motor)

Membuka mata secara spontanTerhadap suara Terhadap nyeri Tidak berespon

Orientasi baik KacauPenggunaan kata-kata tidak tepatSuara tidak dapat dimengerti Tidak bersuara

Mematuhi perintahMelokalisir nyeriMenarik dengan fleksiFleksi abnormalEkstensi abnormalFlaksid (lemah dan lunak)

4321

54321

654321

Nilai total dari kemungkinan respon terbaik : 15Skore total 7 adalah koma

TINGKATAN KESADARAN

Kesadaran Tanda-Tanda

Komposmentis

Apatis

Somnolen

Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya Pasien melihat pada anda dan berespon sempurna sesuai dengan rangsangan

Keadaan kesadaran yang segan unuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikap acuh tak acuh.

Keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi. Ketika diajak bicara dengan suara yang keras pasien terlihat mengantuk tetapi membuka matanya dan melihat pada anda memberikan respon terhadap pertanyaan, kemudian jatuh tertidur

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 16: SAP Pemfis

Delirium

Sopor/Semikoma

Koma

Keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak teriak dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.

Keadaaan kesadaran yang menyerupai koma reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.

Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun, meskipun mendapatkan rangsangan yang menyakitkan secara berulang. Pasien tetap tidak tersadarkan dengan matanya terpejam. Tidak menunjukkan bukti terhadap adanya kebutuhan dari dalam diri atau rangsangan eksternal

.

DAFTAR PUSTAKA

Bates Barbara. (1998), Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan, EGC< Jakarta

O’Connor Simon. (1994), Pemeriksaan Klinis Pedoman Diagnosis Fisik,Binarupa Aksara, Jakarta

Potter, Patricia A. (1996), Pengkajian Kesehatan. Edisi:3, EGC, Jakarta

Priharjo Robert (1996), Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta

Swartz. H. Mark. (1995), Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC, Jakarta

Taylor. (1993), Fundamentals of Nursing, Lippincott Company, Philadelpia

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 17: SAP Pemfis

PEMERIKSAAN FISIK

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 18: SAP Pemfis

Disampaikan Pada Real Teaching Program Akta Mengajar

diAkper Muhammadiyah Surabaya

OlehNuzul Qur’aniati S.Kep

PROGRAM AKTA MENGAJARFKIP- UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2002

SATUAN ACARA PEMBELAJARANMATERI KULIAH PEMERIKSAAN FISIK

Disampaikan Pada Real Teaching Program Akta Mengajar

diAkper Muhammadiyah Surabaya

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 19: SAP Pemfis

OlehNuzul Qur’aniati S.Kep

PROGRAM AKTA MENGAJARFKIP- UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2002

I PENGERTIAN

Pemeriksaan Fisik adalah tehnik untuk

menemukan kelainan atau

penyimpangan dari normal pada

seseorang yang telah diketahui

diagnosisnya (follow up) atau belum

diketahui diagnosisnya

II TUJUAN

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk

menentukan informasi sahih mengenai

kesehatan pasien. Pemeriksa harus

dapat mengenali, menganalisis, dan

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 20: SAP Pemfis

mensintesis informasi yang dapat

dikumpulkan ke dalam suatu penilaian

yang komprehensisf

III. TEHNIK-TEHNIK PEMERIKSAAN

FISIK

1. Inspeksi2. Palpasi3. Perkusi4. Auskultasi

Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran, dan pengidu untuk

mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu dari bagian dan fungsi tubuh.

lLangkah kerja inspeksi adalah sebagai berikut :

atur pencahayaan yang cukup sebelum melakukan inspeksi

atur suhu dan ruangan yang nyaman buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan

bahwa bagian tersebut tidak tertutup baju, selimut dan sebagainya

bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inpeksi

selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang anda lihat

perhatikan kesan pertama pasien meliputi perilaku, ekspresi, penampilan umum, pakaian, postur tubuh, cara berbicara,simetri,dan gerakan dengan waktu yang cukup

lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan satu bagian sisi tubuh dengan sisi yang lain

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 21: SAP Pemfis

setiap bagian tubuh dilihat mengenai ukuran, warna, posisi, kesimetrisan dengan bagian tubuh yang berlawanan, dan adanya suatu abnormalitas

Inspeksi secara umum dianggap sebagai ketrampilan melihat, tetapi juga harus meliputi pengidu, karena kepekaan pengidu terkadang dapat mendeteksi abnormalitas yang mungkin tidak dapat terdeteksi dengan cara lain

Palpasi adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan

menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk, suhu,

persepsi, getaran atau pergerakan dan konsistensi.

Tiga metode palpasi antara lain sebagai berikut:

1) Palpasi Ringan2) Palpasi Dalam 3) Palpasi Bimanual

Cara kerja palpasi secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:

1pastikan bahwa area yang akan dipalpasi benar-benar nampak (tidak tertutup selimut, baju dan lain-lain)

2cuci tangan sampai bersih dan keringkan3beritahu pasien tentang apa yang akan dilkukan4secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan

semua jari, tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih sensitif.

5untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari 2, 3, dan 4 secara bersamaan. Untuk palpasi abdomen gunakan telapak

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 22: SAP Pemfis

tangan dan beri tekanan dengan jari-jari secara ringan.

6bila diperlukan lakukan palpasi dengan dua tangan7 perhatikan dengan seksama muka pasien

selama palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan

8 lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri tentang ukuran, bentuk, konsistensi, dan permukaanya

Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan tubuh dengan jari

untuk menghasilkan getaran.Terdapat 5 suara perkusi

flatness dullness resonance hyperresonance tympany

Terdapat dua metode perkusi, yaitu : perkusi langsung, dengan cara permukaan

tubuh diketuk langsung dengan satu atau dua ujung jari

perkusi tidak langsung, dengan cara:- jari tengah tangan yang tidak dominan

(pleksimeter) diletakkan dengan lembut diatas permukaan tubuh

- dengan telapak tangan dan jari tidak menyentuh permukaan tubuh, ujung jari tengah dari tangan yang dominan (pleksor) memukul dasar persendian distal pleksimeter

- pukulan dilakukan cepat dan tajam dengan lengan tetap tak bergerak dan pergelangan tangan rileks. Pukulan yang cepat dan ringan menghasilkan bunyi terjelas

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 23: SAP Pemfis

berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh untuk membentuk perbandingan bunyi perkusi yang akurat.

Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal.

. Pemeriksa menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus, serta untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi..

Semua bunyi mempunyai empat karakteristik yang harus dikaji, antara lain :

frekwensi adalah jumlah siklus gelombang suara dihitung perdetik dengan obyek bergetar, berkisar dari tinggi kerendah

kepekaan adalah amplitudo dari gelombang suara, berkisar dari lembut kekeras

kualitas adalah suatu karakteristik yang membedakan bunyi dari frekwensi dan kepekaan yang serupa digambarkan dengan istilah tiupan, desiran, dan berdenguk

durasi adalah lamanya waktu suatu bunyi berakhir sebagai bunyi yang terus menerus, berkisar dari pendek sampai menengah sampai panjang.

Cara menggunakan stetoskop adalah sebagai

berikut

:1 lakukan pengkAaian dalam ruangan yang

tenang dan nyaman

2 pasang bagian telinga (ear piece) di telinga

3 pastikan stetoskop benar-benar terpasang

tepat ditelinga dan tidak menimbulkan

rasa sakit

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 24: SAP Pemfis

4 pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar

dengan ear piece benar-benar tepat

5 pilih bagian diafragma atau bel tergantung

pada apa yang akan didengar

Persiapan Lingkungan

1. bila mungkin pemeriksaan dilaksanakan dalam ruang dengan peralatan lengkap.

2. pastikan kecukupan cahaya 3. ruang kedap suara amat ideal, mengurangi bunyi keributan

dari luar4. berikan pemberitahuan untuk menghindari interupsi dari tim

kesehatan lain saat pemeriksaan5. pastikan kenyamanan klien dengan menawarkan bantal kecil6. naikkan kepala tempat tidur sebanyak kurang lebih 30

derajat saat klien dalam posisi terlentang7. membantu klien bergerak naik dan turun tempat tidur8. jangan meninggalkan klien yang bingung, mengamuk, atau

tidak bisa bekerja-sama tanpa penjagaan diatas pemeriksaan9. pastikan ruangan cukup hangat untuk mempertahankan

kenyamanan10.bila klien berada ditempat tidur, tinggikan tempat tidur

sehingga memungkinkan pemeriksa untuk lebih mudah mencapai bagian-bagian tubuh

Persiapan Alat

1 1cuci tangan sebelum mempersiapkan alat-alat pemeriksaan

2 usahakan seluruh peralatan tersedia, siap pakai, dan tersusun sesuai urutan pemakaian sebelum pemeriksaan dimulai

3 peralatan dan bahan untuk pemeriksaan fisik adalah :- manset tekanan darah- aplikator berujung kapas- pembalut/kain penutup/duk- kartu mata, seperti kartu snellen- senter- format-format, sperti untuk pemeriksaan fisik atau

analisa laboratorium- sarung tangan (steril atau bersih)

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 25: SAP Pemfis

- minyak- optalmoskop- otoskop- nasal speculum- snellen chart- kaca tes papanicoleou smear- kertas kamar mandi - palu perkusi/reflex hammer- neurologic hammer- jarum-jarum steril- timbangan dengan alat pengukur tinggi

badan- penampung spesimen dan kaca

mikroskop- spigmomanometer- stetoskop- lap atau busa, gunting tang dan spatula- pita pengukur- termometer- kertas pembersih- penekan lidah- garpu tala- spekulum vagina- jam tangan dengan jarum detik atau

penunjuk digital4 gunakan tangan anda atau air hangat untuk

menghangatkan peralatan yang akan menyentuh klien

5 pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik. Sediakan cadangan baterei dan bola lampu untuk otoskop dan optalmoskop

Persiapan Fisik1 Pastikan kenyamanan fisik klien sebelum

pemeriksaan dimulai .2 Pastikan bahwa klien berpakaian dan memakai

penutup dengan baik3 Pastikan klien tetap hangat dengan menjkada suhu

ruangan, buka kain pembalut dan sediakan selimut hangat.

4 Secara periodik tanyakan apakah klien merasa nyaman.

5 Hati-hati memberi posisi pada klien selama pemeriksaan

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 26: SAP Pemfis

Persiapan psikologis

1 Mulailah pemeriksaan dengan menjelaskan secara garis besar kegunaan dan bagaimana pemeriksaan dilakukan.

2 Saat anda memeriksa setiap sistim tubuh , jelaskan prosedur dengan lebih terperinci.

3 Bila klien berbeda jenis kelamin, sebaiknya ada orang ketiga dari jenis kelamin yang sama seperti klien terutama saat memeriksa genetalia.

4 Monitor respon emosional klen selama pemeriksaan.5 Observasi gerakan tubuh seperti penegangan saat

disentuh atau tunda pemeriksaan sampai saat klien tenang dan dapat bekerja samaehungga memungkinkan peningkatan keakuratan pemeriksaan.

6 Jangan pernah memaksa klien untuk melanjutkan pemeriksaan.

.

Secara umum kesadaran atau kewaspadaan dapat pula diuji dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS), khususnya pada pasien yang

mengalami cidera berat atau pasien yang diperkirakan akan mengalami kemunduran

kesadaran dengan cepat. GCS mempunyai tiga parameter yang diobservasi yaitu: keadaan mata

membuka, respon verbal, dan respon motorik

PARAMETE KEMAMPUAN NILAI

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 27: SAP Pemfis

RMata

Respon verbal

Respon gerak (motor)

Membuka mata secara spontanTerhadap suara Terhadap nyeri Tidak berespon

Orientasi baik KacauPenggunaan kata-kata tidak tepatSuara tidak dapat dimengerti Tidak bersuara

Mematuhi perintahMelokalisir nyeriMenarik dengan fleksiFleksi abnormalEkstensi abnormalFlaksid (lemah dan lunak)

4321

54321

654321

Nilai total dari kemungkinan respon terbaik : 15Skore total 7 adalah koma

TINGKATAN KESADARAN

Kesadaran Tanda-Tanda

Komposmentis Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya Pasien melihat pada anda dan berespon sempurna sesuai

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya

Page 28: SAP Pemfis

Apatis

Somnolen

Delirium

Sopor/Semikoma

Koma

dengan rangsangan

Keadaan kesadaran yang segan unuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikap acuh tak acuh.

Keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi. Ketika diajak bicara dengan suara yang keras pasien terlihat mengantuk tetapi membuka matanya dan melihat pada anda memberikan respon terhadap pertanyaan, kemudian jatuh tertidur

Keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak teriak dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.

Keadaaan kesadaran yang menyerupai koma reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.

Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun, meskipun mendapatkan rangsangan yang menyakitkan secara berulang. Pasien tetap tidak tersadarkan dengan matanya terpejam. Tidak menunjukkan bukti terhadap adanya kebutuhan dari dalam diri atau rangsangan eksternal

.

Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya