SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Kelompok Ilmu : Ilmu Keperawatan DasarMata Ajar : Kebutuhan Dasar Manusia Pokok Bahasan : Pemeriksaan FisikSub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Pada Tingkat KesadaranPenempatan : Semester 1Waktu Pertemuan : 45 Menit
TUJUAN PEMEBELAJARAN UMUM :Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu memahami pemeriksaan fisik pada tingkat kesadaran
TUJUAN PEMEBELAJARAN KHUSUS :Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian pemeriksaan fisik2. Menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan fisik3. Menyebutkan empat tehnik pemeriksaan fisik4. Menjelaskan tehnik-tehnik pemeriksaan fisik5. Memahami persiapan lingkungan klien sebelum
pemeriksaan fisik dilakukan6. Megidentifikasi persiapan alat sebelum dilakukan
pemeriksaan fisik7. menjelaskan persiapan fisik klien sebelum pemeriksaan
dilakukan8. memahami persiapan psikologis klien sebelaum dilakukan
pemeriksaan9. Menjelaskan pengertian kesadaran10. Meyebutkan tahapan kesadaran11. Melaksanakan pengukuran pada tahapan kesadaran
dengan menggunakan tehnik pengukuran GCS12. Membuat interpretasi hasil pengukuran GCS
MATERI PEMBELAJARAN :1. Pengertian Pemeriksaan Fisik2. Tujuan Pemeriksaan Fisik3. Tehnik Pemeriksaan Fisik4. Pengertian Kesadaran5. Tahapan Kesadaran6. Cara Pengukuran dan Interpretasi Tahapan Kesadaran
dengan penggunaan tehnik pengukuran GCS
METODE :1. Ceramah2. Demonstrasi3. Diskusi/Tanya-jawab
MEDIA/ALAT :
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
1. OHP2. White Board, Spidol Board Maker3. Tensimeter4. Stetoskop5. Hammer 6. Warless dan mic
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
TAHAP/WAKTU KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWAPembukaan(7 menit)
1. mengucapkan salam kemudian dibuka dengan bacaan Basmallah dan perkenalan
2. menjelaskan tujuan materi yang akan disampaikan
3. mereviw pengetahuan awal mahasiswa tentang materi pemeriksaan fisik
1. menjawab salam 2. memperhatikan
gurumenyampaikan menjelaskan
3. merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru
Kegiatan Inti(30 menit)
1. menjelaskan pengertian pemeriksaan fisik
2. menjelaskan tujuan pemeriksaan fisik
3. menyebutkan empat tehnik pemeriksaan fisik yang terdiri dari: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
4. menjelaskan dan mendemonstrasikan tehnik-tehnik pemeriksaan fisik
5. memberi kesemptan mahasiswa untuk menanyakan dari materi yang belum/tidak jelas disampaikan
6. menjelaskan definisi kesadaran
7. menyebutkan tahapan-tahapan tingkat kesadaran
8. menentukan
1. memperhatikan dengan seksama dosen menyampaikan materi kuliah
2. mengajukan pertanyaan bila materi yang disampaikan belum/tidak jelas di terima
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
tingkat kesadaran dengan menggunakan tehnik penilaian GCS
9. memberi kesemptan mahasiswa untuk menanyakan dari materi yang belum/tidak jelas disampaikan
4. Penutup(8 menit)
1. memimpin (bersama-sama mahasiswa) menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2. mengecek daftar hadir mahasiswa
3. ucapan terima kasih dan mohon maaf kemudian ditutup dengan ucapan hamdalah dan diakhiri dg salam
1. mencatat kesimpulan dari materi kuliah yang diterima
2. menjawab salam dosen
EVALUASI1. Jenis : Obyektif tes2. Bentuk : Multiple choice3. Waktu : 4. Prosedur :
DAFTAR PUSTAKA
Bates Barbara. (1998), Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan, EGC< Jakarta
O’Connor Simon. (1994), Pemeriksaan Klinis Pedoman Diagnosis Fisik,Binarupa Aksara, Jakarta
Potter, Patricia A. (1996), Pengkajian Kesehatan. Edisi:3, EGC, Jakarta
Priharjo Robert (1996), Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Swartz. H. Mark. (1995), Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC, Jakarta
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Taylor. (1993), Fundamentals of Nursing, Lippincott Company, Philadelpia
PEMERIKSAAN FISIK PADA TINGKAT KESADARAN
I. PENGERTIAN
Pemeriksaan Fisik adalah tehnik untuk menemukan kelainan
atau penyimpangan dari normal pada seseorang yang telah
diketahui diagnosisnya (follow up) atau belum diketahui
diagnosisnya
Kesadaran adalah
II. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menentukan
informasi sahih mengenai kesehatan pasien. Pemeriksa
harus dapat mengenali, menganalisis, dan mensintesis
informasi yang dapat dikumpulkan ke dalam suatu
penilaian yang komprehensisf
III. TEHNIK-TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran,
dan pengidu untuk mendeteksi karakteristik normal atau
tanda fisik tertentu dari bagian dan fungsi tubuh. Inspeksi
dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik. Inspeksi dilakukan saat
pertamakali bertemu dengan pasien. Amati secara cermat
mengenai tingkah laku dan keadaan tubuh pasien. Amati
hal-hal yang umum kemudian ke hal-hal yang
khusus.pengetahuan dan pengalaman sangat diperlukan
dalam melakukan inspeksi.
Adapun langkah kerja inspeksi adalah sebagai berikut :
atur pencahayaan yang cukup sebelum melakukan
inspeksi
atur suhu dan ruangan yang nyaman
buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan bahwa
bagian tersebut tidak tertutup baju, selimut dan
sebagainya
bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu
inpeksi
selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang anda
lihat
perhatikan kesan pertama pasien meliputi perilaku,
ekspresi, penampilan umum, pakaian, postur tubuh,
cara berbicara,simetri,dan gerakan dengan waktu
yang cukup
lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu
bandingkan satu bagian sisi tubuh dengan sisi yang
lain
setiap bagian tubuh dilihat mengenai ukuran, warna,
posisi, kesimetrisan dengan bagian tubuh yang
berlawanan, dan adanya suatu abnormalitas
Inspeksi secara umum dianggap sebagai ketrampilan
melihat, tetapi juga harus meliputi pengidu, karena
kepekaan pengidu terkadang dapat mendeteksi
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
abnormalitas yang mungkin tidak dapat terdeteksi
dengan cara lain
Pengalaman umumnya merupakan pedoman terbaik dalam
menilai bau yang terdeteksi selama pemeriksaan
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh
yang dapat teraba dengan menggunakan bagian tangan
yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk, suhu,
persepsi, getaran atau pergerakan dan konsistensi.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau
rabaan untuk membuat suatu pengukuran sensitif
terhadap tanda khusus fisik. Ketrampilan ini seringkali
digunakan bersamaan atau setelah inspeksi.
Ada tiga metode palpasi antara lain sebagai berikut:
1) Palpasi Ringan
Jari-jari dengan lembut diletakkan diatas permukaan
kulit, kemudian kulit ditekan sedalam kurang lebih 1 cm
(1/2 inci)
2) Palpasi Dalam
Digunakan untuk memeriksa keadaan organ dan massa,
kulit ditekan sedalam kurang lebih 2,5scm (1 inci)
Perhatian diperlukan untuk mencegah cidera interna
3) Palpasi Bimanual
Kedua tangan digunakan untuk mempalpasi dalam, satu
tangan (tangan yang meraba) direlaksasi dan diletakkan
dengan ringan diatas kulit klien. Tangan yang aktif
menekan tangan yang meraba. Tangan yang dibawah
tetap relaksasi untuk mendeteksi karakteristik organ.
Tekanan dilakukan oleh pucuk tangan ke sendi
interpalangealdistal. Tekanan dilepas sebelum pindah
area kecuali untuk mengetahui adanya nyeri tekan.
Tehnik palpasi tergantung pada bagian tubuh dan kondisi
klien.
Cara kerja palpasi secara umum dapat dilakukan sebagai
berikut:
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
4. pastikan bahwa area yang akan dipalpasi benar-
benar nampak (tidak tertutup selimut, baju dan lain-
lain)
5. cuci tangan sampai bersih dan keringkan
6. beritahu pasien tentang apa yang akan dilkukan
7. secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan
semua jari, tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih
sensitif.
8. untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ
gunakan jari 2, 3, dan 4 secara bersamaan. Untuk
palpasi abdomen gunakan telapak tangan dan beri
tekanan dengan jari-jari secara ringan.
9. bila diperlukan lakukan palpasi dengan dua tangan
10. perhatikan dengan seksama muka pasien
selama palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan
11. lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri
tentang ukuran, bentuk, konsistensi, dan permukaanya
Characteristic of Masses Determined by
Palpation
Quality Characteristics of Determine
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Shape
Size
Consistency
Surface
Mobility
TendernessPulsatile
RoundOvoidTubularIrregular
Measured in centimeters
FirmEdematousSpongyCystic
SmoothNodularGranular
Fixed or nonmobileMobileAmount of tenderness to touchPulsation can or cannot be felt in the mass
3. Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara
mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk
menghasilkan getaran.
Tujuan perkusi adalah untuk menentukan batas-batas
organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi
yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan
kebawah jaringan.karakter bunyi menentukan lokasi,
ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur dibawah kulit.
Dengan perkusi kita dapat membedakan apa yang ada
dibawah jaringan (udara, cairan atau zat padat)
Terdapat 5 suara perkusi
Percussion Tones and Their Characteristic
Tone Relativ Relati Relativ Sample
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
e Intensity
ve Pitch
e Duration
Location
FlatnessDullnessResonanceHyperresonance
Tympany
SoftMediumLoudVery Loud
Loud
HighMediumLowLower
*
ShortMediumLongLonger
*
ThighLiverNormal LungEmphysematous lungGastric air bubble or puffed-out cheek
Terdapat dua metode perkusi, yaitu :
perkusi langsung, dengan cara permukaan tubuh
diketuk langsung dengan satu atau dua ujung jari
perkusi tidak langsung, dengan cara:
- jari tengah tangan yang tidak dominan (pleksimeter)
diletakkan dengan lembut diatas permukaan tubuh
- dengan telapak tangan dan jari tidak menyentuh
permukaan tubuh, ujung jari tengah dari tangan yang
dominan (pleksor) memukul dasar persendian distal
pleksimeter
- pukulan dilakukan cepat dan tajam dengan lengan
tetap tak bergerak dan pergelangan tangan rileks.
Pukulan yang cepat dan ringan menghasilkan bunyi
terjelas
- berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area
tubuh untuk membentuk perbandingan bunyi perkusi
yang akurat.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk
dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari
normal. Auskultasi merupakan metode pengkajian yang
menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran.
Pemeriksa menggunakan stetoskop untuk mendengarkan
bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus, serta untuk
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
mengukur tekanan darah dan denyut nadi. Karena bunyi
abnormal hanya dapat dikenali melalui perbandingan
dengan variasi normal, perawat harus mempelajari
berbagai tipe bunyi yang secara normal terdengar pada
area yang berbeda.
Pemeriksa dengan gangguan pendengaran harus
menggunakan stetoskop dangan pengeras suara lebih
besar atau meminta rekan untuk memvalidasi data
Semua bunyi mempunyai empat karakteristik yang harus
dikaji, antara lain :
frekwensi adalah jumlah siklus gelombang suara
dihitung perdetik dengan obyek bergetar, berkisar dari
tinggi kerendah
kepekaan adalah amplitudo dari gelombang suara,
berkisar dari lembut kekeras
kualitas adalah suatu karakteristik yang membedakan
bunyi dari frekwensi dan kepekaan yang serupa
digambarkan dengan istilah tiupan, desiran, dan
berdenguk
durasi adalah lamanya waktu suatu bunyi berakhir
sebagai bunyi yang terus menerus, berkisar dari pendek
sampai menengah sampai panjang.
Cara menggunakan stetoskop adalah sebagai berikut :
10. lakukan pengkajian dalam ruangan yang
tenang dan nyaman
11. pasang bagian telinga (ear piece) di telinga
12. pastikan stetoskop benar-benar terpasang
tepat ditelinga dan tidak menimbulkan rasa sakit
13. pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar
dengan ear piece benar-benar tepat
14. pilih bagian diafragma atau bel tergantung
pada apa yang akan didengar
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
Persiapan klien dan lingkungan harus dibuat untuk seluruh aspek
pemeriksaan fisik,untuk memastikan penemuan yang lengkap
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
dan akurat. Lingkungan harus sesuai dengan seluruh fase
pemeriksaan dan tersedianya seluruh peralatan dan bahan yang
dibutuhkan . Persiapan fisik dan psikososial,klien memastikan
bahwa pemeriksaan berjalan lancar, tanpa ada interupsi tanpa
stres baik untuk klien mapun perawat.
Persiapan Lingkungan
1. bila mungkin pemeriksaan dilaksanakan dalam ruang dengan peralatan lengkap.
2. pastikan kecukupan cahaya 3. ruang kedap suara amat ideal, mengurangi bunyi keributan
dari luar4. berikan pemberitahuan untuk menghindari interupsi dari
tim kesehatan lain saat pemeriksaan5. pastikan kenyamanan klien dengan menawarkan bantal
kecil6. naikkan kepala tempat tidur sebanyak kurang lebih 30
derajat saat klien dalam posisi terlentang7. membantu klien bergerak naik dan turun tempat tidur8. jangan meninggalkan klien yang bingung, mengamuk, atau
tidak bisa bekerja-sama tanpa penjagaan diatas pemeriksaan
9. pastikan ruangan cukup hangat untuk mempertahankan kenyamanan
10. bila klien berada ditempat tidur, tinggikan tempat tidur sehingga memungkinkan pemeriksa untuk lebih mudah mencapai bagian-bagian tubuh
Persiapan Alat
1. cuci tangan sebelum mempersiapkan alat-alat pemeriksaan
2. usahakan seluruh peralatan tersedia, siap pakai, dan tersusun sesuai urutan pemakaian sebelum pemeriksaan dimulai
3. peralatan dan bahan untuk pemeriksaan fisik adalah :- manset tekanan darah- aplikator berujung kapas- pembalut/kain penutup/duk- kartu mata, seperti kartu snellen- senter- format-format, sperti untuk pemeriksaan fisik atau
analisa laboratorium- sarung tangan (steril atau bersih)- minyak- optalmoskop- otoskop- nasal speculum- snellen chart
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
- kaca tes papanicoleou smear- kertas kamar mandi - palu perkusi/reflex hammer- neurologic hammer- jarum-jarum steril- timbangan dengan alat pengukur tinggi badan- penampung spesimen dan kaca mikroskop- spigmomanometer- stetoskop- lap atau busa, gunting tang dan spatula- pita pengukur- termometer- kertas pembersih- penekan lidah- garpu tala- spekulum vagina- jam tangan dengan jarum detik atau penunjuk digital
4. gunakan tangan anda atau air hangat untuk menghangatkan peralatan yang akan menyentuh klien
5. pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik. Sediakan cadangan baterei dan bola lampu untuk otoskop dan optalmoskop
Persiapan Fisik1. Pastikan kenyamanan fisik klien sebelum pemeriksaan dimulai
.2. Pastikan bahwa klien berpakaian dan memakai penutup
dengan baik3. Pastikan klien tetap hangat dengan menjkada suhu ruangan,
buka kain pembalut dan sediakan selimut hangat.4. Secara periodik tanyakan apakah klien merasa nyaman.5. Hati-hati memberi posisi pada klien selama pemeriksaan
Posisi Daerah yang
diperiksa
Rasional Keterbatasan
Duduk
Terlentang
Kepala dan leher, punggung, torak posterior dan paru, torak anterior dan paru, patudara, ketiak, jantung, tanda viotal, dankstremitas bawah
Kepala dan leher, torak anterior dan paru-paru, payudara, ketiak, jantung, abdomen , ekstremitas, denyut nadi.
Duduk tegak lurus memungkinkan ekspansi paru penuh dan memungkinkan pnglihatan terhadap kesimetrisan tubuh bagian atas lebih baik
Posisi rilek paling normal : mencegah kontraktur otot abdomen, memungkinkan pemeriksaan denyut lebih mudah.
Klien yang secara fisik lemah mungkin tidak mampu duduk, gunakan posisi terlentang dengan kepala tempat tidur sbagai gantinya
Bila klien menjadi mudah terengah-engah, pemeriksa dapat menaikan kepala tempat tidur
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Dorsal Recumbent
Litotomi
Sim
Tengkurap
Posisi Lutut dada
Rekumben lateral kiri
Kepala dan leher, torak, anterior dan paru-paru, apyudara, ketiak, jantung, abdomen
Genetalia wanita dan traktus genetalia
Rektum
Otot rangka
Rektum
Jantung
Klien tertentu dengan gangguan yang berakibat nyeri hebat lebih nyamandalam posisi lutut ditekuk
Memungkinkan pemaparan genetalia maksimal dan mempermudah masuknya spekulum vagina
Fleksi panggul dan lutut memperluas pemaparan daerah rektal
Posisi ini hanya digunakan untuk mengkaji ekstensi persendian panggul
Posisi ini memberikan pemeparan maksimal daerah rektal
Posisi ini ideal untuk mendengar nada tertinggi dari murmur
Klien dengan artritis mungkin terbatas untuk menekuk lutut dan panggul
Posisi yang tidak nyaman dan membuat malu, sehingga menghabiskan waktu klien untuk posisi ini : perhtahankan klien untuk tetap tertutup dengan baik; klien dengan atritis berat mungkin tidak mampu melakukan posisi ini
Kelainan bentuk sendi membatasi kemampuan klien untuk melipat lutut dan panggul
Posisi ini tidak dapat di toleransi oleh klien dengan kesulitan respirasi atau klien usia lanjut
Posisi ini membuat malu dan tidak nyaman; klien dengan artritis atau kelainan bentuk persendian lainnya mungkin tidak mampu melakukan posisi ini
Mungkin sulit dilakukan oleh klien bernapas pendek
Persiapan psikologisKarena banyak klien merasa bahwa pemeriksaan fisik melelahkan ,atau penuh stres, atau mengalami kecemasan tentang hasil pmeriksaan, pemeriksaan sebaiknya mempersiapkan klien secara psikologis sebelum pemeriksaan . Pemeriksa juga sebaiknya memeperhatikan status emosional klien untuk mengurangi kecemasan selama pemeriksaan.
1. Mulailah pemeriksaan dengan menjelaskan secara garis besar kegunaan dan bagaimana pemeriksaan dilakukan.
2. Saat anda memeriksa setiap sistim tubuh , jelaskan prosedur dengan lebih terperinci.
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
3. Bila klien berbeda jenis kelamin, sebaiknya ada orang ketiga dari jenis kelamin yang sama seperti klien terutama saat memeriksa genetalia.
4. Monitor respon emosional klen selama pemeriksaan.5. Observasi gerakan tubuh seperti penegangan saat
disentuh atau tunda pemeriksaan sampai saat klien tenang dan dapat bekerja samaehungga memungkinkan peningkatan keakuratan pemeriksaan.
6. Jangan pernah memaksa klien untuk melanjutkan pemeriksaan.
DEFINISI KESADARAN
Kesadaran mempunyai dua komponen yang perlu dikaji
yaitu kewaspadaan dan kesadaran diri. Kewaspadaan merupakan
keadaan yang diatur oleh hemisfer serebri dan sistem aktifasi
retikulo batang otak. Apabila kedua struktur tersebut rusak,
maka akan mempengaruhi kemampuan kewaspadaan dan
perhatian seseorang terhadap lingkungan.
Kewaspadaan dapat dikaji dengan memperhatikan respon
seseorang terhadap rangsangan lingkungan, rangsangan verbal
atau rangsangan nyeri. Respon pasien terhadap rangsangan
lingkungan dapat diketahui misalnya dengan memperhatikan
respon pasien sewaktu kita masuk ke ruangannya. Pasien yang
mempunyai kewaspadaan baik biasanya akan berespon misalnya
dengan membuka mata. Kewaspadaan pasien juga dapat
diketahui dengan memperhatikan respon pasien terhadap
rangsangan dari cahaya, bunyi radio/TV dan lain-lain. Bila pasien
tidak berespon terhadap rangsangan lingkungan maka
kewaspadaan dakaji dengan memberikan rangsangan verbal
misalnya dengan menyapa , memberi pertanyaan atau
memerintah. Bila pasien tidak berespon terhadap rangsangan
verbal maka kewaspadaan di uji dengan memberikan
rangsangan nyeri yang lama atau trauma. Hal ini dilakukan
misalnya dengan menekan bagian ujung kuku jari tangan dengan
pensil.
Kesadaran diri diuji dengan cara yang sederhana misalnya
dengan memberi pertanyaan pada pasien
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
tentang siapa namanya, sekarang hari atau tahun berapa?,
dimana ia sekarang dan lain-lain.
Secara umum kesadaran atau kewaspadaan dapat pula diuji dengan
menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS), khususnya pada pasien yang
mengalami cidera berat atau pasien yang diperkirakan akan mengalami
kemunduran kesadaran dengan cepat. GCS mempunyai tiga parameter yang
diobservasi yaitu: keadaan mata membuka, respon verbal, dan respon motorik
PARAMETER KEMAMPUAN NILAIMata
Respon verbal
Respon gerak (motor)
Membuka mata secara spontanTerhadap suara Terhadap nyeri Tidak berespon
Orientasi baik KacauPenggunaan kata-kata tidak tepatSuara tidak dapat dimengerti Tidak bersuara
Mematuhi perintahMelokalisir nyeriMenarik dengan fleksiFleksi abnormalEkstensi abnormalFlaksid (lemah dan lunak)
4321
54321
654321
Nilai total dari kemungkinan respon terbaik : 15Skore total 7 adalah koma
TINGKATAN KESADARAN
Kesadaran Tanda-Tanda
Komposmentis
Apatis
Somnolen
Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya Pasien melihat pada anda dan berespon sempurna sesuai dengan rangsangan
Keadaan kesadaran yang segan unuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikap acuh tak acuh.
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi. Ketika diajak bicara dengan suara yang keras pasien terlihat mengantuk tetapi membuka matanya dan melihat pada anda memberikan respon terhadap pertanyaan, kemudian jatuh tertidur
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Delirium
Sopor/Semikoma
Koma
Keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak teriak dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.
Keadaaan kesadaran yang menyerupai koma reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun, meskipun mendapatkan rangsangan yang menyakitkan secara berulang. Pasien tetap tidak tersadarkan dengan matanya terpejam. Tidak menunjukkan bukti terhadap adanya kebutuhan dari dalam diri atau rangsangan eksternal
.
DAFTAR PUSTAKA
Bates Barbara. (1998), Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan, EGC< Jakarta
O’Connor Simon. (1994), Pemeriksaan Klinis Pedoman Diagnosis Fisik,Binarupa Aksara, Jakarta
Potter, Patricia A. (1996), Pengkajian Kesehatan. Edisi:3, EGC, Jakarta
Priharjo Robert (1996), Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Swartz. H. Mark. (1995), Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC, Jakarta
Taylor. (1993), Fundamentals of Nursing, Lippincott Company, Philadelpia
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
PEMERIKSAAN FISIK
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Disampaikan Pada Real Teaching Program Akta Mengajar
diAkper Muhammadiyah Surabaya
OlehNuzul Qur’aniati S.Kep
PROGRAM AKTA MENGAJARFKIP- UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2002
SATUAN ACARA PEMBELAJARANMATERI KULIAH PEMERIKSAAN FISIK
Disampaikan Pada Real Teaching Program Akta Mengajar
diAkper Muhammadiyah Surabaya
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
OlehNuzul Qur’aniati S.Kep
PROGRAM AKTA MENGAJARFKIP- UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2002
I PENGERTIAN
Pemeriksaan Fisik adalah tehnik untuk
menemukan kelainan atau
penyimpangan dari normal pada
seseorang yang telah diketahui
diagnosisnya (follow up) atau belum
diketahui diagnosisnya
II TUJUAN
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk
menentukan informasi sahih mengenai
kesehatan pasien. Pemeriksa harus
dapat mengenali, menganalisis, dan
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
mensintesis informasi yang dapat
dikumpulkan ke dalam suatu penilaian
yang komprehensisf
III. TEHNIK-TEHNIK PEMERIKSAAN
FISIK
1. Inspeksi2. Palpasi3. Perkusi4. Auskultasi
Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran, dan pengidu untuk
mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu dari bagian dan fungsi tubuh.
lLangkah kerja inspeksi adalah sebagai berikut :
atur pencahayaan yang cukup sebelum melakukan inspeksi
atur suhu dan ruangan yang nyaman buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan
bahwa bagian tersebut tidak tertutup baju, selimut dan sebagainya
bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inpeksi
selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang anda lihat
perhatikan kesan pertama pasien meliputi perilaku, ekspresi, penampilan umum, pakaian, postur tubuh, cara berbicara,simetri,dan gerakan dengan waktu yang cukup
lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan satu bagian sisi tubuh dengan sisi yang lain
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
setiap bagian tubuh dilihat mengenai ukuran, warna, posisi, kesimetrisan dengan bagian tubuh yang berlawanan, dan adanya suatu abnormalitas
Inspeksi secara umum dianggap sebagai ketrampilan melihat, tetapi juga harus meliputi pengidu, karena kepekaan pengidu terkadang dapat mendeteksi abnormalitas yang mungkin tidak dapat terdeteksi dengan cara lain
Palpasi adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan
menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk, suhu,
persepsi, getaran atau pergerakan dan konsistensi.
Tiga metode palpasi antara lain sebagai berikut:
1) Palpasi Ringan2) Palpasi Dalam 3) Palpasi Bimanual
Cara kerja palpasi secara umum dapat dilakukan sebagai berikut:
1pastikan bahwa area yang akan dipalpasi benar-benar nampak (tidak tertutup selimut, baju dan lain-lain)
2cuci tangan sampai bersih dan keringkan3beritahu pasien tentang apa yang akan dilkukan4secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan
semua jari, tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih sensitif.
5untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari 2, 3, dan 4 secara bersamaan. Untuk palpasi abdomen gunakan telapak
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
tangan dan beri tekanan dengan jari-jari secara ringan.
6bila diperlukan lakukan palpasi dengan dua tangan7 perhatikan dengan seksama muka pasien
selama palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan
8 lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri tentang ukuran, bentuk, konsistensi, dan permukaanya
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan tubuh dengan jari
untuk menghasilkan getaran.Terdapat 5 suara perkusi
flatness dullness resonance hyperresonance tympany
Terdapat dua metode perkusi, yaitu : perkusi langsung, dengan cara permukaan
tubuh diketuk langsung dengan satu atau dua ujung jari
perkusi tidak langsung, dengan cara:- jari tengah tangan yang tidak dominan
(pleksimeter) diletakkan dengan lembut diatas permukaan tubuh
- dengan telapak tangan dan jari tidak menyentuh permukaan tubuh, ujung jari tengah dari tangan yang dominan (pleksor) memukul dasar persendian distal pleksimeter
- pukulan dilakukan cepat dan tajam dengan lengan tetap tak bergerak dan pergelangan tangan rileks. Pukulan yang cepat dan ringan menghasilkan bunyi terjelas
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh untuk membentuk perbandingan bunyi perkusi yang akurat.
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dari normal.
. Pemeriksa menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus, serta untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi..
Semua bunyi mempunyai empat karakteristik yang harus dikaji, antara lain :
frekwensi adalah jumlah siklus gelombang suara dihitung perdetik dengan obyek bergetar, berkisar dari tinggi kerendah
kepekaan adalah amplitudo dari gelombang suara, berkisar dari lembut kekeras
kualitas adalah suatu karakteristik yang membedakan bunyi dari frekwensi dan kepekaan yang serupa digambarkan dengan istilah tiupan, desiran, dan berdenguk
durasi adalah lamanya waktu suatu bunyi berakhir sebagai bunyi yang terus menerus, berkisar dari pendek sampai menengah sampai panjang.
Cara menggunakan stetoskop adalah sebagai
berikut
:1 lakukan pengkAaian dalam ruangan yang
tenang dan nyaman
2 pasang bagian telinga (ear piece) di telinga
3 pastikan stetoskop benar-benar terpasang
tepat ditelinga dan tidak menimbulkan
rasa sakit
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
4 pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar
dengan ear piece benar-benar tepat
5 pilih bagian diafragma atau bel tergantung
pada apa yang akan didengar
Persiapan Lingkungan
1. bila mungkin pemeriksaan dilaksanakan dalam ruang dengan peralatan lengkap.
2. pastikan kecukupan cahaya 3. ruang kedap suara amat ideal, mengurangi bunyi keributan
dari luar4. berikan pemberitahuan untuk menghindari interupsi dari tim
kesehatan lain saat pemeriksaan5. pastikan kenyamanan klien dengan menawarkan bantal kecil6. naikkan kepala tempat tidur sebanyak kurang lebih 30
derajat saat klien dalam posisi terlentang7. membantu klien bergerak naik dan turun tempat tidur8. jangan meninggalkan klien yang bingung, mengamuk, atau
tidak bisa bekerja-sama tanpa penjagaan diatas pemeriksaan9. pastikan ruangan cukup hangat untuk mempertahankan
kenyamanan10.bila klien berada ditempat tidur, tinggikan tempat tidur
sehingga memungkinkan pemeriksa untuk lebih mudah mencapai bagian-bagian tubuh
Persiapan Alat
1 1cuci tangan sebelum mempersiapkan alat-alat pemeriksaan
2 usahakan seluruh peralatan tersedia, siap pakai, dan tersusun sesuai urutan pemakaian sebelum pemeriksaan dimulai
3 peralatan dan bahan untuk pemeriksaan fisik adalah :- manset tekanan darah- aplikator berujung kapas- pembalut/kain penutup/duk- kartu mata, seperti kartu snellen- senter- format-format, sperti untuk pemeriksaan fisik atau
analisa laboratorium- sarung tangan (steril atau bersih)
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
- minyak- optalmoskop- otoskop- nasal speculum- snellen chart- kaca tes papanicoleou smear- kertas kamar mandi - palu perkusi/reflex hammer- neurologic hammer- jarum-jarum steril- timbangan dengan alat pengukur tinggi
badan- penampung spesimen dan kaca
mikroskop- spigmomanometer- stetoskop- lap atau busa, gunting tang dan spatula- pita pengukur- termometer- kertas pembersih- penekan lidah- garpu tala- spekulum vagina- jam tangan dengan jarum detik atau
penunjuk digital4 gunakan tangan anda atau air hangat untuk
menghangatkan peralatan yang akan menyentuh klien
5 pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik. Sediakan cadangan baterei dan bola lampu untuk otoskop dan optalmoskop
Persiapan Fisik1 Pastikan kenyamanan fisik klien sebelum
pemeriksaan dimulai .2 Pastikan bahwa klien berpakaian dan memakai
penutup dengan baik3 Pastikan klien tetap hangat dengan menjkada suhu
ruangan, buka kain pembalut dan sediakan selimut hangat.
4 Secara periodik tanyakan apakah klien merasa nyaman.
5 Hati-hati memberi posisi pada klien selama pemeriksaan
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Persiapan psikologis
1 Mulailah pemeriksaan dengan menjelaskan secara garis besar kegunaan dan bagaimana pemeriksaan dilakukan.
2 Saat anda memeriksa setiap sistim tubuh , jelaskan prosedur dengan lebih terperinci.
3 Bila klien berbeda jenis kelamin, sebaiknya ada orang ketiga dari jenis kelamin yang sama seperti klien terutama saat memeriksa genetalia.
4 Monitor respon emosional klen selama pemeriksaan.5 Observasi gerakan tubuh seperti penegangan saat
disentuh atau tunda pemeriksaan sampai saat klien tenang dan dapat bekerja samaehungga memungkinkan peningkatan keakuratan pemeriksaan.
6 Jangan pernah memaksa klien untuk melanjutkan pemeriksaan.
.
Secara umum kesadaran atau kewaspadaan dapat pula diuji dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS), khususnya pada pasien yang
mengalami cidera berat atau pasien yang diperkirakan akan mengalami kemunduran
kesadaran dengan cepat. GCS mempunyai tiga parameter yang diobservasi yaitu: keadaan mata
membuka, respon verbal, dan respon motorik
PARAMETE KEMAMPUAN NILAI
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
RMata
Respon verbal
Respon gerak (motor)
Membuka mata secara spontanTerhadap suara Terhadap nyeri Tidak berespon
Orientasi baik KacauPenggunaan kata-kata tidak tepatSuara tidak dapat dimengerti Tidak bersuara
Mematuhi perintahMelokalisir nyeriMenarik dengan fleksiFleksi abnormalEkstensi abnormalFlaksid (lemah dan lunak)
4321
54321
654321
Nilai total dari kemungkinan respon terbaik : 15Skore total 7 adalah koma
TINGKATAN KESADARAN
Kesadaran Tanda-Tanda
Komposmentis Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya Pasien melihat pada anda dan berespon sempurna sesuai
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya
Apatis
Somnolen
Delirium
Sopor/Semikoma
Koma
dengan rangsangan
Keadaan kesadaran yang segan unuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikap acuh tak acuh.
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi. Ketika diajak bicara dengan suara yang keras pasien terlihat mengantuk tetapi membuka matanya dan melihat pada anda memberikan respon terhadap pertanyaan, kemudian jatuh tertidur
Keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak teriak dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.
Keadaaan kesadaran yang menyerupai koma reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun, meskipun mendapatkan rangsangan yang menyakitkan secara berulang. Pasien tetap tidak tersadarkan dengan matanya terpejam. Tidak menunjukkan bukti terhadap adanya kebutuhan dari dalam diri atau rangsangan eksternal
.
Be presented by Nuzul Q S.Kep in Nursing Academy of Muhammadiyah University Surabaya