Sap Filiriasis

15
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik / Judul : Filariasis Hari / Tanggal : Jum’at/ 22 Maret 2013 Tempat : Puskesmas Rasimah Achmad Kota Bukittinggi Penyuluh : Mahasiswi Prodi D III Kebidanan Bukittinggi Materi : Filariasis a. Pengertian Filariasis. b. Kriteria Filariasis. c. Cara penularan Filariasis d. Penyebab Filariasis. e. Gejala dan Tanda filariasis. f. Pengobatan Filariasis. g. Pencegahan dan Pemberantasan Filariasis Sasaran : Pengunjung Puskesmas R.A. Kota Bukittinggi Waktu : 20 Menit I. TUJUAN 1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) Setelah melakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pengunjung yang hadir pada saat penyuluhan dapat memahami tentang apa itu filariasis dan bagaimana cara sampai kita bisa tertular da mencegah serta gejala filariasis. 2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) Setelah mendapatkan penjelasan tentang alat keluarga berencana diharapkan pasangan suami istri yang mempunyai keinginan untuk menjarakkan kehamilannya dapat: Mengetahui pengertian Filariasis. Mengetahui Kriteria Filariasis. Mengetahui Cara penularan filariasis. Mengetahui penyebab filariasis. Mengetahui gejala filariasis. Mengetahui pengobatan filariasis. Mengetahui pencegahan dan pembatasan filariasis.

description

sap

Transcript of Sap Filiriasis

Page 1: Sap Filiriasis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik / Judul   : Filariasis Hari / Tanggal : Jum’at/ 22 Maret 2013 Tempat : Puskesmas Rasimah Achmad Kota Bukittinggi

Penyuluh : Mahasiswi Prodi D III Kebidanan Bukittinggi

Materi               : Filariasis

a. Pengertian Filariasis.b. Kriteria Filariasis.c. Cara penularan Filariasis d. Penyebab Filariasis.e. Gejala dan Tanda filariasis.f. Pengobatan Filariasis.g. Pencegahan dan Pemberantasan Filariasis

Sasaran : Pengunjung Puskesmas R.A. Kota Bukittinggi

Waktu             : 20 Menit

I. TUJUAN

1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)

Setelah melakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pengunjung yang hadir pada saat penyuluhan dapat memahami tentang apa itu filariasis dan bagaimana cara sampai kita bisa tertular da mencegah serta gejala filariasis.

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

Setelah mendapatkan penjelasan tentang alat keluarga berencana diharapkan pasangan suami istri yang mempunyai keinginan untuk menjarakkan kehamilannya dapat: 

Mengetahui pengertian Filariasis. Mengetahui Kriteria Filariasis. Mengetahui Cara penularan filariasis. Mengetahui penyebab filariasis. Mengetahui gejala filariasis. Mengetahui pengobatan filariasis. Mengetahui pencegahan dan pembatasan filariasis.

II. MATERI  PENYULUHAN (Terlampir)

1. Pengertian Filariasis.2. Kriteria Filariasis.

Page 2: Sap Filiriasis

3. Cara penularan Filariasis 4. Penyebab Filariasis.5. Gejala dan Tanda filariasis.6. Pengobatan Filariasis.7. Pencegahan dan Pemberantasan Filariasis

III. METODE

1. Ceramah2. Diskusi

IV. SETTING TEMPAT

ket :

= penyaji = sasaran =fasilitator

V. MEDIA1. Laptop2. LCD3. Leaflet/brosur

VI. KEGIATAN OPERASIONAL

No

Waktu dan Tahap

Kegiatan Pemberi Materi Kegiatan Sasaran Media

1 Tahap Orientasi(2 menit)

1. Mengucapkan Salam2. Memperkenalkan

penyaji dan moderator.

3. Menyampaikan TIU dan TIK

4. Apresepsi (Mengkaji Pengetahuan Sasaran)

5. Kontrak Bahasa

1. Menjawab Salam2. Mendengarkan

Perkenalan3. Memperhatikan TIU

dan TIK4. Menyampaikan Hal-

hal yang diketahuii tentang keluarga berencana.

5. Memilih bahasa Yang akan

Page 3: Sap Filiriasis

digunakaninfocusTahap

penyampai penyuluhan

(10 menit)

Menjelaskan tentang:

- Pengertian Filariasis.- Kriteria Filariasis.- Cara penularan

Filariasis - Penyebab Filariasis.- Gejala dan Tanda

filariasis.- Pengobatan Filariasis.- Pencegahan dan

Pemberantasan Filariasis.

1. Memperhatikan Penjelasan

2. Sasaran Mengajukan Pertanyaan

3. Mendengarkan Jawaban dari presentator

4. Merasa dihargai dan senang

Tahap evaluasi dan penutupan

(2 menit)

1. Evaluasi Penyuluhan 2. Menyimpulkan3. Menutup dengan

Salam

1. Menjawab Pertanyaan

2. Memperhatikan 3. Menjawab Salam

VII. Evaluasi

1. Prosedur

Pertanyaan lisan tentang

Pengertian Filariasis. Kriteria Filariasis. Cara penularan Filariasis Penyebab Filariasis. Gejala dan Tanda filariasis. Pengobatan Filariasis. Pencegahan dan Pemberantasan Filariasis.

2. Jelaskan Kriteria Evaluasia. Evaluasi Struktur

Menyiapkan SAP Menyiapkan materi dan media

Page 4: Sap Filiriasis

Kontrak waktu dengan sasaran Menyiapkan tempat Menyiapkan pertanyaan

b. Evaluasi Proses Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama

penkes berlangsung Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum

dimengerti Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi

materi Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes

berlangsung Tanya jawab berjalan dengan baik

c. Evaluasi Hasil Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu

menjawab pertanyaan 80 % lebih dengan benar Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila

sasaran mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar

Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50 % dengan benar

Referensi

http://health.okezone.com/read/2012/05/13/482/628757/waspada-penyakit-kaki-gajah

http://www.riauonline.com/kesehatan/mengenal-penyakit-kaki-gajah-agar-tidak-cacat .html

http://poskota.co.id/berita-terkini/2010/06/05/tips-mencegah-penyakit-kaki-gajah

Disetujui oleh, Bukittinggi, 22 Maret 2013

Pembimbing Klinik Mahasiswa

( Rahmi) (ELISA DARMA YENTI)

Page 5: Sap Filiriasis

Diketahui oleh:

Kepala Puskesmas R.A. Kota Bukittinggi

(Dr. Yefa Karmidoza)

VIII. MATERI PEMBAHASAN

FILARIASIS (KAKI GAJAH)A. Pengertian

Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filarial yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening, Penyakit ini bersifat menahan (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.

B. Kriteria FilariasisFilariasis mudah menular, kriteria penularan penyakit ini adalah jika

ditemukan mikro filarial rate ≥ 1% pada sample darah penduduk di sekitar kasus elephantiasis, atau adanya 2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu wilayah pada jarak terbang nyamuk yang mempunyai riwayat menetap bersama/berdekatan pada suatu wilayah selama lebih dari satu tahun. Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate ≥ 1% pada satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera diberikan pengeobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut.

Di indonesia filarialis telah tersebar luas hampir di semua propinsi, berdasarkan laporan dari daerah dan hasil survey pada tahun 2000 tercatat sebanyak 6500 kasus kronis di 1553desa pada 231 kabupaten

Page 6: Sap Filiriasis

atau 26 propinsi. Pada tahun 2005 kasus kronis dilaporkan sebanyak 10.237 orang yang tersebar di 373 kabupaten/kota di 33 propinsi Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tanggal 8 April 2002 Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan dimulainya eliminasi penyakit Kaki Gajah di Indonesia dan telah menetapkan eliminasi Kaki Gajah sebagai salah satu program prioritas. Sebagai pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer : 1582/ MENKES/SK/XI/2005 Tanggal 18 Nopember 2005.

C. Cara Penularan FilariasisSeseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang

tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam

tubuhnya mengandung larva (L3). Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial

karena menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandung

mikrofolaria. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat

ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex,

Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular

dengan sangat cepat.

Nyamuk sebagai vector menghisap darah penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi.

Page 7: Sap Filiriasis

Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak.

D. Penyebab FilariasisPenyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria

Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari.

Penyebarannya diseluruh Indoensia baik di pedesaan maupun diperkotaan. Nyamuk merupakan vektor filariasis Di Indonesia ada 23 spesies nyamuk yang diketahui bertindak sebagai vektor dari genus: mansonia, culex, anopheles, aedes dan armigeres.

W. bancrofti perkotaan vektornya culex quinquefasciatus W. bancrofti pedesaan: anopheles, aedes dan armigeres B. malayi : mansonia spp, an.barbirostris. B. timori : an. barbirostris.

Mikrofilaria mempunyai periodisitas tertentu tergantung dari spesies dan tipenya. Di Indonesia semuanya nokturna kecuali type non periodic Secara umum daur hidup ketiga spesies sama Tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai dengan keadaan lingkungan habitatnya. ( Got, sawah, rawa, hutan )

Page 8: Sap Filiriasis

E. Gejala Dan Tanda Filariasis Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila

istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah

lipatan paha, ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan.

Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah.

Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki yang tampak kemerahan dan terasa panas.

F. Akibat yang akan ditimbulkanPenyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan

pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

G. Pengobatano Pengobatan Masal

Dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing dapat diberikan Pracetamol.

Page 9: Sap Filiriasis

Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang ditunda selain usia ≤ 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita penyakit berat.

Untuk efek samping dari obat yang dibagikan yakni respon imunitas individu terhadap matinya microfilaria serta  sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri otot, nyeri sendi, gatal-gatal dan keluar cacing dari usus.

Tujuan dari obat ini yaitu untuk memutuskan Transmisi Filariasis dan menurunkan kadar microfilaria di dalam darah sehingga tidak lagi terjadi penularan walaupun POMP filaria sudah di hentikan, semakin banyak meminum obat massal ini semakin besar peluang untuk memutuskan rantai penularan dan mematikan semua microfilaria yang ada di dalam darah sehingga rantai penularan terputus.

o Pengobatan SelektifDilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota

keluarga yang tinggal serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria < 1% (non endemis).

o Pengobatan Individual (penderita kronis)Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10

hari sebagai pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang bengkak.

H. Pencegahan Dan Pemberantasan1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara memakai

kelambu atau obat anti nyamuk agar dapat mencegah terjadinya penularan.

2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan.3. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal.

Page 10: Sap Filiriasis

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN FILARIASIS

Page 11: Sap Filiriasis

DI PUSKESMAS RASIMAH ACHMAD KOTA BUKITTINGGI

08 MARET 2013

A. Pendahuluan

Persiapan yang telah dilakukan sebelum penyuluhan adalah dengan membuat satua acara penyuluhan dan telah disetujui oleh pembimbing. Mahasiswa mengadakan penyuluhan di ruang tunggu Puskesmas Perkotaan Rasimah Achmad Kota Bukittinggi.

Pengorganisasian mahasiswa dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menetukan peran dan tanggungjawab masing-masing dalam kegiatan tersebut, termasuk penyediaan alat dan media yang diperlukan seperti infocus, laptop, daftar hadir dan leafleat. Penyuluhan dilakukan jam 08.20-08.50 wib.

B. Pelaksanaana. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Filariasis, diharapkan pengunjung puskesmas dapat memahami tentang Filariasis.

b. Persiapan dalam pelaksanaan KegiatanDalam pelaksanaan kegiatan, persiapan sesuai dengan rencana yaitu tempat dan alat sudah sipersiapkan sebalum pelaksanaan kegiatan. Untuk masing-masing tugas di dalam struktur sudah menjalani tugas sebagaimana mestinya. Uraian tugas dan rencana tindakan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sudah dipersiapkan oleh mahasiswa.

c. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari jumat, 22 maret 2013 yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. Penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan pihak puskesmas. Kegiatan penyuluhan dibuka oleh moderator, Amanda Sheilanisa. Moderator memberikan salam kepada semua audiens dan, menjelaskan tujuan, serta membuat kontrak waktu kegiatan. Acara dilanjutkan dengan penjelasan materi mengenai Filariasis oleh Elisa Darma Yenti kepada audiens. Setelah penyajian materi, moderator mengajak audiens untuk diskusi tentang materi yang telah diberikan.Fasilitator memotivasi audiens untuk bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti, Setelah sesi Tanya Jawab dengan audiens , mahasiswa membagikan leaflet untuk seluruh audiens. Pada akhir kegiatan moderator melakukan evaluasi tentang Filariasis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan meminta audiens untuk menjawab. Acara dilanjutkan dengan kesimpulan dengan kesimpulan kegiatan oleh moderator dan sekaligus menutup kegiatan pukul 08.50 WIB.

Page 12: Sap Filiriasis

C. Evaluasi 1. Struktur

Satuan Acara Penyuluhan telah disetujui oleh pembimbing Kontrak waktu dan tempat sesuai denagn kesepakatan antara

mahasiswa dengan Pihak Puskesmas Media dan alat sudah disiapkan Mahasiswa berperan sesuai dengan pengorganisasian yang telah

dibuat Peserta sesuai dengan target yaitu pengunjung Puskesmas

Rasimah Ahmad Bukittinggi2. Proses

Kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan Penyajian materi dilakukan sesuai rencana

3. Hasil Pengunjung dapat menjelaskan tentang Filariasis. Pengunjung mampu menyebutkan kembali penyebab dan gejala

dari filariasis. Pengunjung mampu menyebutkan kembali tentang pengobatan

dan sasaran pengobatan filariasis. Pengunjung mampu menyebutkan tentang salah satu reaksi

yang terjadi dari pengobatan filariasis.

Bukittinggi, 06 maret 2013

Mahasiswa

(Elisa Darma Yenti)