S1-2013-282818-chapter1
Click here to load reader
description
Transcript of S1-2013-282818-chapter1
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2
terbanyak di dunia dan merupakan salah satu minuman yang digemari di
Indonesia. Menurut Direktur Marketing PT Multi Bintang Indonesia Niaga, Toni
Darusma, Indonesia tercatat sebagai negara yang mengonsumsi bir sebanyak 100
juta liter pertahun dengan konsumsi terbanyak di Bali. Saat ini, minuman dengan
kadar alkohol rendah ini telah menjadi alat untuk bersosialisasi dan digemari
kalangan muda yang telah berusia legal untuk mengkonsumsi alkohol (Kutanews,
2012). Di Amerika, konsumsi minuman beralkohol terutama bir tidak kalah tinggi,
menurut survei Gallup's Annual Consumption Habits pada tanggal 9-12 Juli 2012,
penduduk Amerika mengonsumsi minuman beralkohol rata-rata sebanyak 4 kali
dalam 1 minggu, dengan jenis minuman beralkohol yang paling sering
dikonsumsi (39%) adalah bir (Saad, 2012).
Tuak merupakan minuman berakohol yang telah menjadi budaya
masyarakat Sumatera Utara khususnya penduduk Batak Toba dan Simalungun.
Minuman beralkohol tersebut telah ada semenjak nenek moyang Batak Toba,
terbukti dari asal mula tuak yang menjadi sebuah cerita legenda. Berasal dari
fermentasi nira pohon aren (Arenga pinnata), tuak digunakan dalam upacara adat
dan dikonsumsi dalam acara perayaan maupun dalam aktivitas sehari-hari. Saat
ini, tuak telah diproduksi tidak hanya di daerah Sumatera Utara, namun hingga
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali (Ikegami, 1997).
2
Menurut Dufour (1999), minuman beralkohol memiliki manfaat yang baik
bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam batas yang dianjurkan. Konsumsi minuman
beralkohol dalam taraf sedang memberikan manfaat terhadap kesehatan tubuh
seperti mengurangi resiko serangan jantung, aterosklerosis, stroke, dan kerapuhan
tulang, namun konsumsi bir yang berlebih dapat memberikan dampak buruk bagi
kesehatan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut. Menurut Lund (2003),
seseorang dengan masalah kecanduan alkohol memiliki insidensi menderita
penyakit periodontal, karies, dan lesi oral prekanker yang lebih tinggi dikarenakan
tingkat konsumsi alkohol yang terlalu tinggi.
Erosi gigi merupakan hilangnya lapisan email gigi sehingga dentin menjadi
terbuka dan berdampak pada gigi yang sensitif. Hilangnya lapisan email juga
mengakibatkan hilangnya tinggi vertikal gigi dan timbulnya masalah estetika.
Tinggi vertikal yang hilang kelak dapat mengganggu sistem mastikasi dan oklusi
gigi penderita (Ren, 2011). Penyebab erosi gigi merupakan hal yang kompleks
karena berasal dari faktor kimiawi, biologis, dan perilaku yang saling berkaitan
(Higham, 2013). Kebiasaan mengonsumsi bir dalam jangka waktu tertentu dapat
mengubah tingkat kekerasan gigi, hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan jenis
asam serta pH rendah bir yang melarutkan kristal email (Panjaitan, 2010) dan
kandungan kalsium dan fosfat bir yang mencegah proses erosi (Higham, 2013).
Tuak dengan kandungan pH yang rendah mengakibatkan penurunan kekerasan
email gigi meskipun kandungan kalsium, fosfat, dan fluoride tuak dapat
mengurangi proses demineralisasi pada waktu tertentu (Fadhilah, 2012).
3
Saliva alami pada rongga mulut memiliki peran yang penting dalam proses
erosi gigi. Kapasitas buffer, kandungan kimiawi, dan tingkat aliran saliva
merupakan faktor penting dalam proses erosi gigi. Kapasitas buffer saliva yang
tinggi akan mengurangi tingkat erosi yang disebabkan oleh makanan dan
minuman, selain itu kandungan kalsium dan fosfat dalam saliva berperan penting
dalam proses remineralisasi gigi (Higham, 2013).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun perumusan masalah
apakah terdapat pengaruh lama perendaman dan jenis minuman beralkohol bir dan
tuak terhadap kekerasan email gigi manusia (in vitro)?
C. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Panjaitan (2010) berjudul Efek pH Minuman Teh botol, Kopi dan
Bir Terhadap Kekerasan Permukaan Gigi bertujuan untuk mengetahui
perubahan kekerasan permukaan gigi setelah terpapar minuman teh botol,
kopi, dan bir. Perendaman pada minuman dilakukan selama 30 menit, 60
menit, dan 120 menit dengan perumpamaan 1 menit sama dengan satu hari.
2. Penelitian Fadhilah (2012) mengenai Efek Minuman Tuak Terhadap
Kekerasan Email Gigi Manusia (in vitro) bertujuan untuk mengetahui
perubahan kekerasan email gigi yang terpapar minuman tuak. Metode
penelitian berupa perendaman gigi pada minuman tuak dalam jangka waktu
tertentu (30 menit, 60 menit, dan 120 menit) secara terus menerus.
4
3. What Is Moderate Drinking? Defining “Drinks” and Drinking Levels oleh
Dufour (1999) mendeskripsikan definisi peminum berdasarkan level konsumsi
alkohol dan pola konsumsi alkohol. Penelitian dengan metode survei dan
mengamati dari perspektif epidemiologi dilakukan untuk mendapatkan
definisi level peminum dari berbagai aspek.
4. Penelitian Wang dkk. (2011) mengenai Effect of Artificial Saliva on the
Apatite Structure of Eroded Enamel membuktikan penggunaan saliva buatan
pada penelitian mengenai proses erosi gigi akan memberikan kontribusi dalam
mengurangi proses demineralisasi gigi. Saliva buatan diharapkan dapat
menggantikan peran saliva alami pada rongga mulut meskipun tidak seluruh
kemampuan saliva alami dapat digantikan oleh saliva buatan.
Penelitian mengenai pengaruh lama perendaman dan jenis minuman
beralkohol bir dan tuak terhadap kekerasan email gigi manusia (in vitro) bertujuan
untuk mengetahui perubahan kekerasan gigi setelah terpapar minuman beralkohol
bir dan tuak dengan lama perendaman yang diadaptasi dari klasifikasi peminum
alkohol yaitu peminum ringan, peminum sedang, dan peminum berat. Saliva
buatan digunakan untuk merendam gigi setelah dilakukan perlakuan sehingga
dapat menggantikan peran saliva alami dalam menghambat proses erosi gigi
seperti yang terjadi pada rongga mulut. Modifikasi metode penelitian ini
diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang mendekati kondisi klinis
sesungguhnya.
5
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan jenis
minuman beralkohol bir dan tuak terhadap kekerasan email gigi manusia (in
vitro).
E. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih ilmu pengetahuan
dalam bidang kedokteran gigi, khususnya mengenai pengaruh minuman bir dan
tuak terhadap kekerasan email gigi berdasarkan frekuensi konsumsi minuman
beralkohol.