BAB I PENDAHULUAN -...

42
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM), dilaksanakan selama lima tahun (2010-2014). Salah satu kegiatan dalam Program GNCM tersebut adalah kegiatan Revitalisasi Museum yang bertujuan untuk mewujudkan Museum Indonesia yang dinamis dan berdayaguna sesuai dengan standar ideal pengelolaan dan pemanfaatan museum. Dengan adanya program GNCM tersebut diharapkan pada 2014 akan terwujud museum Indonesia yang menarik dan informatif serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Museum merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat (Undang Undang Republik Indonesia No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya pasal 18). Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Museum bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan, semenjak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai hari Hari Museum Internasional. Museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya, melainkan dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial, dll. Aspek penting lainnya, museum merupakan wahana yang memiliki peranan strategis terhadap penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat sekitarnya. Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata sosial dan sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik perkembangan alam dan budaya manusia kepada komunitas dan publik. SISTEM INFORMASI MUSEUM KOTA YOGYAKARTA IRMAN ARIADI Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Cinta Museum

(GNCM), dilaksanakan selama lima tahun (2010-2014). Salah satu kegiatan dalam

Program GNCM tersebut adalah kegiatan Revitalisasi Museum yang bertujuan

untuk mewujudkan Museum Indonesia yang dinamis dan berdayaguna sesuai

dengan standar ideal pengelolaan dan pemanfaatan museum. Dengan adanya

program GNCM tersebut diharapkan pada 2014 akan terwujud museum Indonesia

yang menarik dan informatif serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Museum merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,

memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah

ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan

mengomunikasikannya kepada masyarakat (Undang Undang Republik Indonesia

No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya pasal 18).

Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of

Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani

kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha

pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan

benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan

kesenangan. Museum bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,

dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran

imajinatif di masa depan, semenjak tahun 1977 tiap tanggal 18 Mei diperingati

sebagai hari Hari Museum Internasional.

Museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban

manusia. Dengan kata lain, museum tidak hanya bergerak di sektor budaya,

melainkan dapat bergerak di sektor ekonomi, politik, sosial, dll. Aspek penting

lainnya, museum merupakan wahana yang memiliki peranan strategis terhadap

penguatan identitas masyarakat termasuk masyarakat sekitarnya.

Para ahli kebudayaan meletakkan museum sebagai bagian dari pranata

sosial dan sebagai wahana untuk memberikan gambaran dan mendidik

perkembangan alam dan budaya manusia kepada komunitas dan publik.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

2

Berdasarkan Buku panduan Museum Museum Daerah Istimewa Yogyakarta

yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal

Kebudayaan Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Daerah Yogyakarta Tahun

Anggaran 2000. Jumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

buah.

“Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki museum terbanyak di

Indonesia, yaitu dari total 275 museum di Indonesia, sebanyak 37 museum berada

di DIY dan 18 di antaranya berada di Kota Yogyakarta.” (Sambutan Kepala Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Yulia Rustiyaningsih, pada

Peluncuran gerakan "Sahabat Museum" tersebut dipusatkan di Museum

Perjuangan, Sabtu, 19/6/2010)

Tanggal 12 Desember 2012 lalu resmi diluncurkan Sampul Peringatan

Filateli Istimewa 12.12.12 bertajuk “The Favourite Jogja Museums”. The

Favourite Jogja Museums adalah urutan rating kunjungan wisatawan ke museum

yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data kunjungan

Barahmus DIY 2012 (Gambar 1.1, Tabel 1.1).

Daerah Istimewa Yogyakarta sangat potensial untuk kegiatan wisata minat

khusus, banyak hal yang bisa dilakukan dan menjadi tujuan perjalanan wisatawan.

Daya tarik objek tujuan wisata yang beraneka ragam dan bentuk, memberikan

banyak pilihan dan alternatif untuk melakukan kegiatan wisata.

Gambar 1.1 : Kota Favorit Tujuan Wisata Museum di DIY

8%

0%

34%

0%

58%

Kota Favorit tujuan wisata museum DIY berdasarkan data kunjungan Barahmus DIY 2012

Bantul

Kulonprogo

Sleman

Wonosari

Yogyakarta

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

3

Tabel 1.1 : Peringkat kunjungan wisatwan ke museum di DIY

No Nama Museum Lokasi

1 Bebadan Museum Kraton Yogyakarta Kota Yogyakarta

2 Museum Kebun Binatang Gembira Loka Kota Yogyakarta

3 Museum Monumen Yogya Kembali Kota Sleman

4 Museum Benteng Vredenburg Kota Yogyakarta

5 Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kota Sleman

6 Museum Gunungapi Merapi Kota Sleman

7 Museum Seni dan Budaya Ullen Sentalu Kota Sleman

8 Meseum Negeri Provinsi DIY Sonobudoyo Kota Yogyakarta

9 Museum Biologi UGM Kota Yogyakarta

10 Museum Tani Jawa Indonesia Kota Bantul

11 Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Sudirman Kota Yogyakarta

12 Museum Dewantara Kitri Griya Taman Siswa Kota Yogyakarta

Sumber data : Survey Barahmus DIY Per Desember 2012

Dalam rangka revitalisasi wisata museum, khususnya di Kota Yogyakarta

perlu dilakukan suatu cara pendekatan edukasi museum yang sejalan dengan trend

perkembangan teknologi. Hal ini berlaku untuk obyek museum dan pelaku

perjalanan wisata museum.

Manuel Castells dalam bukunya “Communication Power” (2009)

mengatakan telah terjadi revolusi dari mass - communication menjadi mass self-

communication. Disebut mass communication karena mempunyai potensi untuk

sekaligus meraih khalayak global ketika di posting di video on You Tube, lewat

blog melalui jaringan RSS (really simple syndication) keberbagai web sources

atau lewat pesan yang dikirimkan lewat massive email-lists.

Dikatakan self-communication karena produksi pesannya self - generated,

potensial penerimanya self – directed, dan content nya diambil dari worldwide

web (www) dan electronic communication network secara jaringan lewat self –

selected. Ketiga format komunikasi (interpersonal, mass communication dan

mass self comminication), menyatu, saling berhubungan dan saling mendukung

satu sama lainnya daripada bersaing satu sama lainnya. Hal ini terungkap dalam

makalah “Strategi Komunikasi museum pada era new media” oleh Dr. Ishadi S.K

pada acara Museum Day 2010 di Museum Bank Indonesia 18 Mei 2010.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

4

Internet sebagai salah satu cara untuk menyampaikan informasi telah

direspon oleh masyarakat luas, hal ini terbukti dengan hasil penelitian dari

internet world statistic pada awal tahun 2013 yang menyebutkan penggunaan dan

pertumbuhan penggunaan internet (tabel 1.2).

Tabel 1.2 : Perbandingan pengunaan internet di Asia dan Dunia

Wilayah Estimasi

populasi

tahun 2012

Pupolasi

dunia

(%)

Penguna

Internet

s/d tanggal

30 Juni 2012

Penetrasi

Pupolasi

(%)

Pengguna

Internet

(%)

Pengguna

Facebook

s/d tanggal

31

Desember

2012

Asia 3,922,066,987 55.90% 1,076,681,059 27.50% 44.80% 254,336,520

Dunia 3,095,779,935 44.10% 1,328,837,317 42.90% 55.20% 721,607,440

Total 7,017,846,922 100.00% 2,405,518,376 34.30% 100.00% 975,943,960

Sumber data : Survey internet world statistic, 2013

Negara Indonesia dengan Pertumbuhan penguna terbesar di Asia Tenggara

memberikan dampak positif bagi pengembangan sistem informasi berbasis web

(tabel 1.3).

Java script sebagai salah satu bahasa pemograman telah digunakan

sebanyak 92,3 % sebagai bahasa pemograman untuk situs berdasarkan Survey

yang dilakukan oleh W3tech pada Bulan Oktober 2012 (http://w3techs.com). Hal

ini sejalan dengan kemampuan device atau gadget yang semakin maju seiringan

dengan kemajuan teknologi.

Peningkatan pengguna internet yang semakin meningkat dewasa ini

memberikan peluang penyebarluasan informasi kaitannya revitaslisasi museum.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengemas informasi museum yang bisa

diakses oleh publik dengan mudah. Informasi tersebut memuat keunikan museum

dan cara pencapaian menuju museum.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

5

Tabel 1.3 : Penguna internet di Asia

Negara

di Asia Estimasi

Populasi 2012

Pengguna

internet

(tahun 2000)

Pengguna

Internet

(30-06-2012)

Penetrasi

Populasi

(%)

Pengguna

di Asia

(%)

Pengguna

Facebook

(31-12-2012)

Afganistan

30,419,928 1,000 1,520,996 5.00% 0.10% 384,220

Armenia

2,970,495 30,000 1,800,000 60.60% 0.20% 362,000

Azerbaijan

9,493,600 12,000 4,746,800 50.00% 0.40% 963,100

Bangladesh

161,083,804 100,000 8,054,190 5.00% 0.70% 3,352,680

Bhutan

716,896 500 150,548 21.00% 0.00% 82,040

Brunei Darussalam 408,786 30,000 318,900 78.00% 0.00% 254,760

Cambodia

14,952,665 6,000 662,840 4.40% 0.10% 742,220

China *

1,343,239,923 22,500,000 538,000,000 40.10% 50.00% 633,300

Georgia

4,570,934 20,000 1,300,000 28.40% 0.10% 911,900

Hong Kong *

7,153,519 2,283,000 5,329,372 74.50% 0.50% 4,034,560

India

1,205,073,612 5,000,000 137,000,000 11.40% 11.40% 62,713,680

Indonesia

248,645,008 2,000,000 55,000,000 22.10% 5.10% 51,096,860

Japan

127,368,088 47,080,000 101,228,736 79.50% 9.40% 17,196,080

Kazakhstan

17,522,010 70,000 7,884,905 45.00% 0.70% 700,020

Korea, North

24,589,122 -- -- -- -- n/a

Korea, South

48,860,500 19,040,000 40,329,660 82.50% 3.70% 10,012,400

Kyrgystan

5,496,737 51,600 2,194,400 39.90% 0.20% 109,060

Laos

6,586,266 6,000 592,764 9.00% 0.10% 255,880

Macao *

578,025 60,000 366,510 63.40% 0.00% 210,040

Malaysia

29,179,952 3,700,000 17,723,000 60.70% 1.60% 13,589,520

Maldives

394,451 6,000 134,860 34.20% 0.00% 136,760

Mongolia

3,179,997 30,000 635,999 20.00% 0.10% 515,080

Myanmar

54,584,650 1,000 534,930 1.00% 0.00% n/a

Nepal

29,890,686 50,000 2,690,162 9.00% 0.20% 1,940,820

Pakistan

190,291,129 133,900 29,128,970 15.30% 2.70% 7,984,880

Philippines

103,775,002 2,000,000 33,600,000 32.40% 3.10% 29,890,900

Singapore

5,353,494 1,200,000 4,015,121 75.00% 0.40% 2,915,640

Sri Lanka

21,481,334 121,500 3,222,200 15.00% 0.30% 1,515,720

Taiwan

23,234,936 6,260,000 17,530,000 75.40% 1.60% 13,240,660

Tajikistan

7,768,385 2,000 1,012,220 13.00% 0.10% 37,360

Thailand

67,091,089 2,300,000 20,100,000 30.00% 1.90% 17,721,480

Timor-Leste

1,143,667 0 10,293 0.90% 0.00% n/a

Turkmenistan

5,054,828 2,000 252,741 5.00% 0.00% 10,120

Uzbekistan

28,394,180 7,500 8,575,042 30.20% 0.80% 152,900

Vietnam

91,519,289 200,000 31,034,900 33.90% 2.90% 10,669,880

TOTAL ASIA

3,922,066,987 114,304,000 1,076,681,059 27.50% 100.00% 254,336,520

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

6

Sumber data : Survey internet world statistic, 2013

1.2 Permasalahan

Kota Yogyakarta pernah menjadi Ibu Kota Negara Indonesia, menyandang

kota pendidikan dan banyak tokoh penting yang berdomisili. Hal hal ini kemudian

menyebabkan banyak peninggalan berupa museum. Sungguh keistimewaan

Yogyakarta ini bisa mengugah wisatawan lokal dan mancanegara untuk

mengunjunginya.

Museum museum di Kota Yogyakarta masih belum jelas penamaan,

klasifikasinya, Status Kepemilikan dan belum ada satu media yang secara utuh

menyajikan informasi spasialnya. Bila mengutip pernyataan Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata disebutkan bahwasanya Provinsi DIY memiliki 37

museum dan 18 diantaranya ada di Kota Yogyakarta.

Jumlah tersebut tidak sama jumlahnya jika mengacu pada data Asossiasi

Museum Indonesia, sesuai dengan pendataan yang dilakukan sampai Bulan

Agustus 2012, jumlah museum adalah 29 buah,

(http://asosiasimuseumindonesia.org).

Sebaran museum di Kota Yogyakarta memiliki jarak yang berdekatan satu

dengan lainya dan tersebar di delapan arah mata angin yang memiliki konsentrasi

terpadat di sekitar pusat kota. Sebaran yang berkelompok ini sebenarnya

memudahkan wisatawan dalam mengunjungi museum museum tersebut.

Informasi elektronik yang tersebar dalam dunia maya tentang museum di

kota yogyakarta sangat bervariasi bentuk visualisasinya. Bila merujuk pada

Undang Undang No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Data

Elektronik, keadaan ini sangat mendukung pengembangan sistem elektronik yang

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Dalam Undang Undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan

Informasi Publik, Bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi

pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting

bagi ketahanan nasional.

Ketersediaan informasi geospatial semakin terbuka dan mudah diakses

oleh publik secara cetakan atau file elektronik dan menunjukan perbaikan yang

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

7

signifikan dalam hal komprehensif, keakurasian dan kemudahan pengunaan, hal

ini ungkapkan oleh Brian McClendon, Vice President Engineering Gogle Maps

pada tanggal 6 Juni 2012 rekaman video the next generation of google maps.

Data atau informasi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, masih perlu

diadakan uji interpretasi dengan cara survey terestrial dan kompilasi dari berbagai

informasi yang berhasil dikumpulkan.

Untuk menghasilkan suatu sistem elektornik tertentu dibutuhkan pula data

data sekunder, bisa berupa data statistik atau data penelitian sebelumnya. Dari

data data yang berhasil dikumpulkan, dilakukan pemilihan dan kompilasi data

yang benar benar dibutuhkan untuk membangun suatu sistem informasi.

Mengutip tulisan Hemat Dwi Nuryanto yang dimuat pada Kompas Jawa

Barat, Kamis, 12 Agustus 2010 – Pemerintah bertekad menjadikan 2010 sebagai

warsa kunjungan museum. Sayang, ada ganjalan serius di balik tekad tersebut

terkait dengan kondisi aktual museum di negeri ini. Gerakan Nasional Cinta

Museum yang dicanangkan pemerintah seolah bertepuk sebelah tangan. Sebab,

kebanyakan pengelola museum di negeri ini kurang kreatif dan inovatif dalam tata

letak obyek atau koleksi museum. Sistem informasi koleksinya pun masih

minimalis.

Akibatnya, citra museum tetap saja usang, membosankan, dan kurang

atraktif. Eksistensi museum belum mampu mencuatkan nilai-nilai koleksi yang

tersimpan kepada publik. Transformasi sistem pengelolaan dan sumber daya

museum penting dilakukan agar museum lebih adaptif dengan perkembangan

zaman dan kompatibel dengan industri pariwisata global. Sistem pengelolaan

museum harus bisa mengemas koleksi sehingga mendongkrak segmentasi pasar,

promosi, serta nilai estetika dan ilmiahnya.

Langkah transformasi yang penting disegerakan menyangkut sistem

pengelolaan museum yang berbasis konvergensi teknologi informasi dan

komunikasi (TIK). Penting dikembangkan sistem informasi museum atau e-

museum yang menarik dan mampu merasuki jejaring sosial internet. Transformasi

sistem tersebut akan menunjang profesionalitas bagi edukator (programmer) dan

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

8

kehumasan (public relation) museum. Selain itu, sistem informasi yang andal akan

menjadikan museum sebagai destinasi yang sangat potensial.

Transformasi pengelolaan museum tentu tidak mengurangi atau

mengganggu fungsi dasar museum dalam konteks museologi yang mencakup

penelitian, konservasi atau pelestarian, serta komunikasi sebagai aspek mediasi

dengan masyarakat. Fungsi dasar tersebut menempatkan museum sebagai lembaga

nonprofit yang bertugas menyimpan, merawat, meneliti, dan memamerkan

koleksi.

Akan tetapi, era gelombang keempat sekarang ini, yang ditandai dengan

pertumbuhan industri kreatif yang luar biasa pesat, menempatkan museum sebagai

pusat industri budaya. Museum juga sangat ampuh sebagai sarana kontemplatif

dan pemicu lahirnya daya dan karya kreatif. Jadi, makna terdalam museum bisa

terwujud, yakni museum sebagai inspirator dan motivator bagi warga bangsa

dalam mengarungi persaingan global.

Sebaiknya sistem informasi museum tidak sekadar berbentuk situs internet

yang bersifat basis data ilmiah semata. Namun, sistem itu berupa sistem informasi

yang cerdas berbasis geospasial dan bisa merasuki jejaring sosial dengan tampilan

menarik. Selama ini sudah cukup banyak situs web yang menyediakan informasi

tentang museum, contohnya bidang arkeologi. Situs web arkeologi tersebut, di

antaranya, menyediakan informasi secara gratis. Akan tetapi, ada juga yang

mengharuskan kita menjadi anggota dengan persyaratan tertentu dan dikenai

biaya.

Konten yang disediakan dapat meliputi obyek arkeologi, foto, jurnal, peta

situs, dan lain-lain. Jenis data atau informasi yang akan ditampilkan dapat berupa

teks, suara, video, gambar, ataupun gabungan keseluruhan jenis data tersebut,

yang lebih dikenal dengan istilah multimedia. Kebanyakan situs web museum

ditampilkan dalam halaman statis. Agar lebih menarik dan berbobot, harus dibuat

halaman dengan konten dinamis yang didukung dengan multimedia dan memakai

aplikasi sistem informasi geografis (GIS).

Transformasi pengelolaan museum akan menjadikan museum semakin

modern. Museum bisa memanjakan pengunjung dengan fasilitas ruang pamer

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

9

yang atraktif dan memvisualisasikan imajinasi mengenai obyek tertentu. Konten

koleksi museum tersaji dalam bentuk data spasial dan peta pintar (smart map)

hasil interpretasi dari metode GIS. Dengan sistem GIS, museum arkeologi bisa

memenuhi kebutuhan konten arkeologi secara baik. Proyek-proyek arkeologi dan

peta situs purbakala juga dapat terpenuhi secara paripurna.

Saat ini sistem informasi museum yang sangat ideal dan patut dicontoh

adalah milik Smithsonian. Kita bisa berselancar dalam situs Smithsonian yang

spektrumnya sangat luas dan beragam serta disajikan secara menarik. Berbagai

macam peradaban yang pernah ada di bumi, fenomena alam, dan proses inovasi

ada dalam koleksi Smithsonian. Kita juga bisa napak tilas proses kreatif atau

inovatif yang terkait dengan penemuan yang berkontribusi terhadap kemajuan

dunia.

Napak tilas tersebut sangat penting untuk merangsang daya pikir pelajar

mengenai bagaimana para penemu atau inovator kelas dunia bekerja. Semua itu

tersaji dalam sistem informasi yang sangat paripurna dan mudah diakses oleh

warga dunia. Dari museum aerospace yang menampilkan bermacam pesawat

ruang angkasa hingga fenomena gunung berapi di bumi tersaji secara apik.

Sekadar catatan, Smithsonian American Art Museum selama ini mampu

menggugah kreativitas warga Amerika. Koleksi karya seni di semua media yang

membentang lebih dari tiga abad tersebut merupakan wahana yang sangat ideal

untuk menstimulasi kapasitas otak kanan warga Amerika dan dunia. Wahana itu

juga sangat strategis untuk proses pendidikan di perguruan tinggi terkemuka,

seperti Massachusetts College of Art, The Art Institute of Boston di Lesley

College, School of the Museum of Fine Arts Boston, Harvard University,

Princeton University, dan Yale University.

Smithsonian juga telah menggunakan aplikasi Google Earth untuk

menunjang misinya. Dalam perancangan Global Volcanism Program, Google

Earth dimanfaatkan sebagai sistem informasi gunung berapi di seluruh dunia

dengan profil dan keunikan masing-masing. Dengan itu, kita bisa melihat

perbedaan puncak gunung berapi dengan citra satelit.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

10

Berkat proyek Smithsonian tersebut warga dunia bisa melihat profil dan

panorama eksotik dari gunung berapi di kepulauan Nusantara, seperti Gunung

Krakatau, Gede-Pangrango, Bromo, dan Merapi. Rancangan tersebut akan

membuahkan semacam kecerdasan bisnis (business intelligence) museum dan

sistem destinasi yang baik. Sistem informasi museum dan destinasi tersebut bisa

mengondisikan gambar yang dapat didekati hingga ketinggian ratusan meter.

Serupa dengan program tersebut, semestinya Museum Geologi Bandung

bisa merancang sistem informasi yang lebih lengkap melalui berbagai teknik

koneksi data. Dengan demikian, kita tidak hanya merasakan efek terbang berkat

teknologi Google Earth, tetapi juga bisa terhubung dengan berbagai manajemen

pengetahuan dan basis data di seluruh dunia.

Sistem Informasi Museum adalah suatu teknik visualisasi webgis untuk

menunjukan sebaran museum di Kota Yogyakarta yang bisa di akses oleh

Komputer, tablet dan smartphone.

Sebagai langkah awal adalah inventarisasi ulang museum di Kota

Yogyakarta, sebagai salah satu informasi terpercaya dalam memberikan ketepatan

lokasi, jenis museum, status museum dan cara pencapaiannya kepada pelaku

perjalanan wisata, masyarakat umum dan pengembangan dunia pemetaan digital

Berdasarkan uraian singkat seperti yang dipaparkan, maka dapat

disimpulkan perumusan masalah penelitian sebagai, berikut :

1. Pemutakhiran data Inventarisasi Jumlah dan Klasifikasi jenis museum secara

kekhususannya di Kota Yogyakarta.

2. Pembuatan Basis data spasial untuk mengetahui sebaran museum di Kota

Yogyakarta seseuai kekhususannya.

3. Penyususan Sistem Informasi Museum berbasis Web SIG yang komprehensif

dan dapat diakses oleh Komputer, Tablet dan Smartphone.

Dengan dasar acuan perumusan masalah inilah, maka penulis bermaksud

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Sistem Informasi Museum Kota

Yogyakarta

1.3 Pertanyaan Penelitian

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

11

1. Apakah Basisi data spasial hasil pemutakhiran data inventarisasi jumlah

dan klasifikasi museum bisa dijadikan acuan dalam pembuatan peta

museum?

2. Apakah database museum dapat dipublikasikan dalam bentuk media

(media online) Web SIG yang komprehensif dan dapat diakses oleh

personal computer tablet dan smartphone?

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Membangun basis data spasial museum.

Menyajikan basis data spasial museum yang bisa diakses secara online.

Menyusun Sistem Informasi Museum Kota Yogyakarta berbasis Web

SIG sehingga bisa diakses Komputer, tablet dan smartphone.

1.5 Kegunaan Dan Manfaat

Harapan dari penelitian ini adalah :

1. Menyajikan basis data tentang museum di kota Yogyakarta secara

digital

2. Memberikan pilihan jalur dan zonasi aktifitas wisata museum di Kota

Yogyakarta sesuai dengan minat.

3. Tindakan pengaman preventif dalam wisata museum

4. Sebagai acuan penyajian web museum di Indonesia secara digital.

1.6 Telaah Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya

1.6.1 Telaah Pustaka

1.6.1.1 Museum di Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta adalah kota yang dikenal sebagai kota budaya dan

pariwisata, memiliki beberapa museum yang berisi nilai nilai sejarah, pengetahuan

serta kebudayaan yang tersimpan pada setiap benda yang dikoleksikan pada tiap

bangunan museum.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menerbitkan buku

panduan Wisata Museum Kota Jogja yang berisi tentang berbagai museum yang

ada di Kota Yogya, dilengkapi dengan cara menuju ke museum dan jadwal

berkunjung pada tiap museum.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

12

Buku panduan wisata museum ini mengelompokan Museum Museum

Kota Yogyakarta menurut tiga aspek yaitu museum pendidikan, budaya dan

sejarah dengan jumlah museum 17 (gambar 1. 2, tabel 1,4).

Gambar 1.2 : Aspek Museum di Kota Yogyakarta

Tabel 1.4 : Museum berdasarkan aspeknya

No Kelompok Museum Nama Museum

1 Pendidikan Biologi

2 Pendidikan Bahari

3 Pendidikan Fauna Gembira Loka

4 Pendidikan Sandi Negara

5 Budaya Anak Kolong Tangga

6 Budaya Kraton Yogyakarta

7 Budaya Pura Paku Alaman

8 Budaya Sonobudoyo

9 Budaya Batik Dan Sulaman

10 Budaya Kraton Yogyakarta

11 Sejarah Sasmitaloka Panglima Besar Jendral Sudirman

12 Sejarah Benteng Vredenburg

13 Sejarah Dewantara Kitri Griya Taman Siswa

14 Sejarah Perjuangan

15 Sejarah Monumen Pangeran Diponogoro Sasana Wiratama

16 Sejarah Pusat TNI AD Dharma Wiratama

17 Sejarah Istana Kepresidenan Yogyakarta

1.6.1.2 Kartografi

Secara sederhana kartografi didefinisikan sebagai ilmu membuat peta. Di

dalam dunia kartografi digambarkan bahwa selembar peta lebih berharga dari

seribu kata. Hal ini benar, karena peta dapat menggambarkan suatu medan dengan

24%

35%

41%

Museum Kota Yogyakarta Menurut Aspeknya

Pedidikan

Budaya

Sejarah

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

13

kepraktisan dan obyektifitas yang sangat tinggi. Peta yang baik adalah peta yang

dapat dipertanggung jawabkan secara visual maupun matematis, yang penting

juga bersifat selektif, (generalisasi).

Dalam peta yang dicetak secara hardcopy ada satu ruangan yang disebut

sebagai informasi tepi. Informasi tepi ini adalah catatan-catatan di luar peta tetapi

sangat membantu saat kita membaca dan menterjemahkan isi peta.

Salah satu produk cetakan peta yang penggunaannya dikenal luas adalah

Peta Topograpi dan Peta Rupa Bumi Indonesia. Isi dari peta mencakup lima hal

antara lain adalah (gambar 1.3):

1. Relief (ketinggian) ditunjukkan oleh pola garis ketinggian

2. Perairan (sungai, danau dan lain-lain). Pemukaan air merupakan datum

sehingga relief dibawahnya tidka dipetakan, kecuali sung-sungai kecil

di lereng lereng pegunungan.

3. Tumbuh-tumbuhan (hutan, semak, ladang, dan lain-lainnya). Beberapa

tanaman yang dominan sering dicantumkan pada peta, terutama di

daerah-daerah perkebunan (tanaman yang diusahakan).

4. Hasil budaya manusia (jalan raya, rel dan lain-lain). Hasil budaya

manusia ini (artifisial) dicantumkan dalam bentuk simbol-simbol

misalnya, permukiman, jalan raya dan lain-lain.

5. Ciri lain yaitu bentukan yang tidak dijumpai di lapangan namun

berguna dalam interpretasi peta, yaitu:

Grid

Batas administrasi

Titik ketinggian

Jika mengacu pada Undang Undang No 4 Tahun 2011 Tentang Informasi

Geospatial maka peta dasar harus mencakup a. garis pantai; b. hipsografi; c.

perairan; d. nama rupabumi; e. batas wilayah; f. transportasi dan utilitas; g.

bangunan dan fasilitas umum; dan h. penutup lahan.

Kaitan dalam menghasilkan peta yang baik, beberapa institusi sepakat

untuk membuat single base map. Keutamaan pembuatan single base map adalah

terjadinya keseragaman peta dasar dan memudahkan orang lain atau pengguna

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

14

untuk mengembangkan pemetaan pada daerah yang sama dengan tema yang

berbeda. Sistem koordinat dan penyeragaman symbol symbol menjadi bagian

penting dalam rangka mengkomunikasikan peta kepada pengguna (gambar 4).

Gambar 1.3 : Layout Peta Cetakan

Sumber : Diktat GEGAMA 2013

Keterangan :

1. Indeks peta

2. Judul peta

3. Induk peta

4. Penerbit

5. Petunjuk letak peta

6. Pembagian daerah (adaministrasi)

7. Pembuatan peta (sistem)

8. Deklinasi magnetis

9. Skala, selang garis sama tinggi (ci),

sistem proyeksi

10. Singkatan

11. Sumber

12. Legenda

13. Petunjuk pembacaan grid peta

14. Nomor grid dan letak bujur lintang

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

15

Gambar 1.4 : Klasifikasi legenda berdasarkan skala dan dimensi

Sumber : After Robinson & Sale Element of cartography 3rd, by John Wiley & Sons Inc

I.6.1.3 Sistem Informasi Geografis

Gambar 1.5 : Hubungan antar muka peta dalam infrastruktur data spasial

Sumber : Manno jan kraak & Ferjan Onmerling, 2010 .

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

16

Keutamaan Sistem Informasi adalah untuk mengelola dan melihat data

spasial dan sangat penting adalah untuk mengabungkan data data yang berbeda

referensinya atau datasetnya menjadi data baru (gambar 1.5).

Drew Dekker, 2001, dalam buku GIS data Source, menyebutkan hukum

data SIG (gambar 1.6):

1. Data hanya dibuat untuk memecahkan masalah tertentu, tidak dibuat untuk

diterapkan dalam aplikasi yang luas.

2. Jika pengguna tidak mengetahui data analognya, maka dia tidak akan bisa

mengetahui data itu sebenarnya.

3. Hampir semua data SIG memiliki value, beberapa data memungkinkan

membutuhkan manipulasi tetapi mereka dapat beroperasi dengan baik.

4. Pembaharuan data.

5. Pelajari asosiasi SIG datasets dari metadata

6. Pengiriman Data SIG merupakan awal keuntungan dari komunikasi

digital.

7. Ada perbedaaan biaya yang cukup besar antara membuat data atau

membeli data.

8. Sumber informasi data SIG yang baik adalah orang yang mmemiliki

kesamaan tujuan pembuatan.

9. Dalam SIG kita harus memikirkan gabungan data spasial dengan

teknologi.

Berdasarkan hukum hukum tersebut maka perlu buat solusi untuk

membangun suatu system informasi yang langsung bersentuhan dengan pengguna

dari berbagai level latar belakang

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

17

Gambar 1.6 : Metadata, data adalah data, Drew Dekker 2001

1.6.1.4 Web SIG

Web SIG adalah salah satu jenis system pendistribusian informasi. Secara

sederhana Web SIG harus memiliki server dan client, dimana server adalah

Aplikasi Web Server dan client adalah Web Browser, Aplikasi Desktop atau

aplikasi telepon.

Server memiliki URL sehingga client dapat menemukannya dalam Web.

Client bergantung kepada spesifikasi HTTP untuk mengirmkan permintaan

kepada server. Server melakukan permintaan jawaban kepada operasi GIS dan

mengirim respon tersebut kepada client melalui HTTP.

Format dalam merespon bisa jadi HTML yang digunakan oleh Web

Browser client, tetapi bisa juga mengunakan format lainnya seperti Gambar

Binary, XML (Extensible Markup Langguage) atau JSON (JavaScript Object

Notation)

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

18

Seringkali Web SIG disebut sebagai GIS yang bisa berjalan di dalam web

browser, tetapi definisi ini harus memperhatikan system desktop client dan mobile

client (gambar 1.7).

Web SIG adalah SIG yang menggunakan teknologi web. Pengertian yang

hampir mendekati Web SIG adalah GIS yang menggunakan teknologi Web untuk

mengkomunikasikan antara komponen.

Gambar 1.7 : Sistem rancang bangun sederhana dari Web SIG, Fu 2011

Representasi Kartografi dan Geografi hasil pengamatan dan pengukuran

tentang sesuatu dan kejadian di dunia sangat bermanfaat, jika disimpan dalam

format yang bisa diakses untuk kepentingan visualisasi data menjadi informasi.

informasi tersebut mungkin berasal dari berbagai macam jenis data, bentuk dan

format (gambar, 1.8).

Gambar 1.8 : Konsep Overlay GIS, Fu 2011

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

19

Basis Data menyediakan sarana komputerisasi yang paling umum untuk

menyimpan dan menyimpan data, dan mereka juga menggunakan encoding dan

organisasi untuk mengakses, mengelola, dan menganalisis data.

Basis Data mengikuti berbagai prinsip untuk menciptakan struktur yang

sangat fleksibel untuk kebutuhan representasi geografis dan representasi

kartografi, namun struktur adalah salah satu yang dapat menjadi sesuatu yang

membingungkan dalam kompleksitas.

Basis Data merupakan dasar untuk sistematisasi representasi dunia. Pada

saat yang sama, penggunaan database juga membuka kemungkinan baru untuk

membuat berbagai representasi yang berbeda. Informasi geografis dibuat tahun

sebelumnya, sekarang dapat diakses dan dikombinasikan dengan informasi

geografis lain jika database dapat diakses.

Sebuah basis data spasial adalah Basis Data yang dioptimalkan untuk

menyimpan dan permintaan data yang berhubungan dengan obyek di dunia maya,

termasuk titik, garis dan poligon. Sementara basis data yang khas dapat

memahami berbagai jenis numerik dan karakter data, fungsi tambahan perlu

ditambahkan untuk database untuk memproses jenis data spasial. Ini biasanya

disebut geometri atau fitur.

The Open Geospatial Consortium menciptakan spesifikasi Fitur Sederhana

dan menetapkan standar untuk menambahkan fungsi spasial untuk sistem basis

data.

Selain query khas seperti pernyataan SELECT, basis data spasial dapat

melakukan berbagai operasi spasial. Jenis-jenis query dibawah ini dan banyak lagi

yang didukung oleh Open Geospatial Consortium:

Pengukuran spasial: Mencari jarak antara titik, area poligon, dll

Fungsi spasial: Memodifikasi fitur yang ada untuk membuat yang baru,

misalnya dengan memberikan penyangga di sekitar mereka, berpotongan

fitur, dll

Predikat spasial: Memungkinkan pertanyaan benar / salah seperti 'ada

tempat tinggal yang terletak dalam mil dari wilayah kami berencana untuk

membangun Tempat Pembuangan Akhir?

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

20

Fungsi Pembuat: Membuat fitur baru dengan query menentukan simpul

(titik node) yang dapat membuat garis. Jika yang pertama dan terakhir dari

titik garis yang identik fitur juga dapat dari jenis poligon (garis tertutup).

Pengamat Fungsi: Pertanyaan yang kembali informasi spesifik tentang

fitur seperti lokasi pusat lingkaran.

1.6.1.5 Sejarah Teknologi Internet dan Web SIG

Web SIG adalah kombinasi dari web dan Sains Informasi Geografi,

mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak tahun 1993. SIG menjadi

bagian kompilasi aplikasi internet yang banyak digunakan oleh orang untuk

mengambil keuntungan dari web (Longley et al 2005)

Pada awal tahun 1960, APRA (Advance Project Research Agency)

Departemen Pertahanan Amerika Serikat meluncurkan proyek yang bertujuan

untuk membangun jaringan computer yang terpisahkan secara geografis dapat

bertukar informasi. Proyek ini berhasil menghubungkan empat main frame pada

Universitas Utah, Universitas Standford, Universitas California Santa Barbara dan

Los Angeles pada tahun 1969. Pada tahap ini hanya digunakan sebatas surat

elektronik.

Pada tahun 1990, Tim Berners-Lee seorang peneliti dari CERN

(Consorsium Europe for Reseacrh Nuklear) mencari cara untuk membagi dan

bertukar data, Beliau mengenalkan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol), HTML

(Hyper Text Markup Language) dan URL (Uniform Resource Locator).

Teknologi SIG telah hadir sebelum internet, tepatnya tahun 1962. Roger

Tomlinson telah berhasil membangun Sistem Informasi Geografis yang disebut

CGIS (Canada Geographic Information System)

Mengetahui apa, dimana dan mengapa merupakan indicator kunci dalam

membuat keputusan dalam kehidupan sehari hari dan organisasi.

Tahun 1993, Xerox Corporation PARC (Palo Alto Research Center)

membuat Web Based Map Viewer. Konsep web dibuat dengan model interaktif

(Putz 1994). Hal utama yang perlu dicatat adalah komunkasi database ke

webserver melalui web browser dan pengguna bisa melakukan fungsi GIS tanpa

harus memiliki software GIS yang terinstal di komputernya.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

21

Tahun 1994, Canadain National Atlas Information Service mengeluarkan

Atlas Nasional Kanada dalam bentuk online. Web ini merupakan model interaktif.

Pengguna bisa memilih beberapa data layers seperti Jalan, Sungai, Batas

Administrasi dan daerah ekologi kemudian server akan merespon dengan symbol

symbol tertentu untuk menghasilkan peta secara online.

Tahun 1995 Universitas California, Santa Barbara menjadi koordinator

dalam pembuatan Alexandria Digital Lab (Frew et al 1995). USGS (Unites States

Geological Survey) mengimplementasikan web site portal untuk National

Geospatial Data Clearinghouse (Nebert 1995). Kedua model website portal dapat

melakukan pencarian data berdasarkan pencarian pengguna dan lebih lanjut bisa

mencari peta serta citra satelit.

Pada tahun yang sama US. Census Bureau mengeluarkan TIGER

(Topologically Integrated Gegraphic Encoding and Reference) jasa pemetaan ini

memperbolehkan pengguna untuk melakukan pemilihan informasi peta demografi

dan membuat peta online dari databasenya kepada browser penguna.

Susan Huse dari Universitas California Berkeley, membangun

GRASSLink sebagai bagian dari desertasinya. GRASS (Geographic Resoources

Analysis Support System) adalah fungsi Desktop GIS dan tidak ada dalam web.

Beliau mengimplentasikan hubungan antar muka antara Web Server dan GRASS,

hal ini memberikan otoritas kepada pengguna membuat peta online.

Tahun 1996, MapQuest mengeluarkan aplikasi web untuk pemetaan, hal

ini memperbolehkan penguna untuk melihat peta, mencari data local /disekitarnya,

menentukan rute dari tuuan yang diharapkan. Hal ini menjadi embrio bagi

pemetaan online yang sedang populer saat ini.

PARC Map Viewer and kebanyakan Web SIG generasi awal (Web SIG in

Web 1.0) hanya menyediakan fungsi yang terbatas. Beberapa tidak bisa

melakukan operasinya dengan sempurna, namum pada akhirnya mereka bisa

mempertunjukan manfaat pengunaan media internet sebagai media GIS.

Pada tahun 1999, Darcy DiNucci mengagas Web 2.0 yang memiliki

kemiripan dengan Tim O‟Rielly, Hal ini terungkap dalam konferensi Media Web

2.0 pada tahun 2004 dan artikel yang dibuatnya pada tahun 2005.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

22

Keunggulan web 2.0 adalah :

Pemanfaatan kecerdasan kolektif, dalam web 2.0 menggunakan

arus informasi terbalik dan user generated contain, sehingga

pengguna hanya menggunakan peta online sebagai platform dan

kontennya bisa diolah sedemikian rupa.

Web sebagai platform, web adalah platform bagi komputasi dan

pengembangan piranti lunak. Pengembangan disini adalah

perangkat lunak sebagai layanan (SaaS), yang mana kemampuan

perangkat lunak yang memberikan sebagai layanan web atau

aplikasi web dan cloud computing, dimana secara dinamis scalable

dan sumber daya sering virtualisasi disediakan sebagai layanan

melalui web.

Model pemograman ringan, banyak system web yang medukung

pemograman untuk pemodelan yang ringan, mudah dan sederhana.

Contohnya AJAK (Asynchronous Java Script and XML).

Data ada didalam database, semua aplikasi internet yang spesifik

membutuhkan database yang khusus. Data menjadi penting

terutama jika adanya biaya besar yang dikeluarkan untuk

memperoleh data.

Perkembangan perangkat lunak yang melampaui satu perangkat:

aplikasi web dapat diakses oleh berbagai peningkatan perangkat

termasuk browser web, klien destop dan berbagai jenis ponsel.

Evolusi Web 2.0 telah membuat web sebagai tempat untuk

mendistribusikan database, meningkatkan hubungan antar muka computer dan

kolaborasi lab. Ilmuan dapat merangkai sumber daya yang mereka butuhkan

melalui pemograman antarmuka web tanpa mereka harus memiliki sertifikasi

yang tinggi dalam bidang computer. Web sebagai infrastruktur untuk e-science

mengurangi biaya pekerjaan digital dan meningkatkan keutamaan pembuktian

(Hall, De Roure, and Shadbolt 2008).

Tabel 1.5 : Sejarah Perkembangan Produk Google untuk pemetaan

Waktu Nama Produk Keterangan

Oktober 2004 Where 2 dan Pemetaan oleh Tim Google

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

23

Keyholes

Februari 2005 Google Maps Pengguna mulai menggunakan Peta Google

Juni 2005 Google Earth Citra Satelit yang berbasis web

Google API Aplikasi Pemograman Antarmuka

Oktober 2005 Google Mobile

Maps Peta Untuk Seluler

April 2006 Google Maps

Satelitte Imagery

Citra Satelit google earth di integrasikan dengan

Google Maps.

Juni 2006 3D Imagery Gambaran tiga dimensi permukaan bumi

Juli 2006 Mobile Live Trffick Peta Kemacetan secara Real time

April 2007 My Map Aplikasi pembuatan peta secara online

Mei 2007 3600 Street View Panoramic Image dari jalan terpilih

Juni 2007 Google Outrech Forum Diskusi pengguna produk google

Oktober 2007 Integrated Transit Mengintegrasikan layanan moda transportasi

Juli 2008 Walking Direction Petunjuk Untuk Pejalan kaki

Agustus 2008 Map marker Aplikasi untuk pemetaan detail google

Oktober 2008 Google Android Peta Google Untuk Android

Oktober 2009 turn by turn android Navigasi langsung dari selular berbasis android

Maret 2010 Biking Maps Peta Untuk pengguna Moda Transportasi Sepeda

Juli 2010 450

Aerial Imagery Kenampakan Foto seperti bentuk nyata

Oktober 2010 Vector Graphic

Mobile Vertor data digunakan untuk pemetaan selular

Oktober 2011 Maps GL Web based Graphic Library

November 2011 Indoor Mapping Peta Untuk dalam ruangan

Juli 2012 Google + Aplikasi jejearing Sosial yang dilengkapi dengan GIS

Sumber : http://www.google.com/about/company/history/

Google inc sebuah raksasa industry penyedia data tidak kalah gencarnya

dalam melakukan inovasi dalam bidang GIS dan web service (tabel 1.5)

1.6.1.6 Kepariwisatan

Pariwisata adalah proses yang ditimbulkan oleh arus orang orang asing

yang datang dan pergi ke dan dari suatu tempat, daerah atau negara, dan segala

sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan proses tersebut (Herman Von

Schullern). Sedangkan menurut Mathienson & Wall dalam bukunya “boniface”

mengatakan bahwa pariwisata merupakan gerakan orang atau penduduk secara

sementara dalam batas daerah tertentu dengan melakukan aktivitas.

Tujuan dari pariwisata secara umum adalah untuk mendapatkan

kesenangan atau kepuasan baik yang bersifat lahir atau batin. Tujuan dari

pariwisata yang hanya bersifat kesenangan fisik atau batin, dirasakan tidak

memberikan kesan lagi dan terlalu biasa. Hal ini terjadi seiringan dengan

fenomena sosial manusia dan akibat perkembangan jaman, sehingga mendorong

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

24

permintaan permintaan yang semakin selektif dan terdeferensiasi terhadap paket

dan produk wisata didaerah tujuan wisata. Hal ini didasari oleh tingkat motivasi

dan prilaku manusia (gambar 1.9).

Gambar 1.9 : Konsep umum perjalanan wisata

Dewasa ini tingkat motivasi wisatawan bukan lagi sekedar keinginan

untuk rekreasi biasa, sebagai wujud kebutuhan fisik, namum sudah berorientasi

pada motivasi pengembangan dan aktualisasi diri (Maslow, 1969)

Preperensi wisatawan dalam melakukan perjalanan bukan lagi pada tujuan

untuk melihat atau mengunjungi banyak tujuan atau destination (daerah tujuan

wisata) dengan banyak keanekaragaman atraksi, tetapi lebih menekankan pada

kekayaan pengalaman yang didapatkan melalui keterlibatannya dalam suatu

kegiatan (Brennan, 1996). Seperti halnya yang diramalkan oleh Pearce tahun

1988, bahwa kecenderungan kegiatan pariwisata pada masa yang akan datang

terlihat memberi kesan bahwa para wisatawan akan sangat memperhatikan bukan

pada daerah tujuan wisata, tetapi apa yang bisa dilakukan, dipelajari dan

mengambil manfaat dari daerah yang dikunjungi.

Implikasi dari kecenderungan tersebut adalah semakin diminatinya jenis

jenis produk wisata minat khusus yang lebih menekankan pada unsur penggalian

pengalaman, wawasan dan pengetahuan, dalam bentuk keterlibatan aktif

wisatawan pada jenis kegiatan dengan obyek khusus atau tertentu.

1.6.1.7 Peranan Pemetaan Dan Penginderaan Jauh Dalam Kepariwisatan

Menurut Priyadi kardono dkk (1997) dalam makalah ”Peranan peta dalam

promosi pariwisata “ menyatakan bahwa : Informasi pariwisata sangat penting

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

25

keberadaanya bagi negara indonesia indonesia yang sekarang ini sedang giat

meningkatkan pariwisata sebagai sektor andalan. Banyak cara promosi yang

dilakukan oleh pemerintah untuk memperkenalkan berbagai macam obyek dan

daya tarik wisata Indonesia.

Salah satu cara promosi dalam bentuk lain adalah : Peta Pariwisata. Peta

ini berisi informasi penting lainnya yang menunjang kepariwisataan. Sudah lama

manusia mengenal peta, walaupun masih sangat sederhana, peta dapat digunakan

sebagai sarana menyampaikan data dan informasi. Namun demikian, dengan

kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini hal ini menjadi sangat mudah

dilaksanakan. Peta pariwisata ini dapat dibuat dalam bentuk hard copy, peta

digital dan dapat diakses melalui internet.

Maksud dan tujuan makalah ini adalah menyajikan model peta – peta

pariwisata, baik peta pariwisata konvensional, peta pariwisata digital maupun

peta pariwisata multimedia, dalam usaha meningkatkan promosi industri

pariwisata di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam menyusun model peta pariwisata ini adalah

munggunakan beberapa metode pemetaan, yaitu pemetaan konvensional,

pemetaan digital dengan perangkat lunak SIG, pemetaan digital dengan dekstop

kartografi dan metode pemetaan multimedia.

Pengertian peta adalah suatu permukaan bumi yang disajikan diatas bidang

datar dengan skala tertentu dan digambarkan dengan sedapat mingkin pada lokasi

geografis tepat seperti di lapangan. Informasi yang ada dapat bermacam macam

dan dapat pula dibatasi sesuai dengan kebutuhan agar mempermudah si pemakai.

Misalnya untuk kepentingan pariwisata, gambaran permukaan bumi yang

disajikan dapat berupa bentang alam seperti air terjun, pemandian air panas,

danau, pantai, pegunungan, dll.

Sedang untuk kenampakan buatan manusia antara lain adalah pusat pusat

hiburan, taman bermain, obyek wisata buatan manusia, maupun fasilitas lainnya

yang menunjang pariwisata. Sedangkan fungsi atau kegunaan peta adalah sebagai

sumber informasi dan sebagai alat komunikasi yang sederhana.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

26

Peta merupakan suatu benda mati, tapi dapat dianggap sebagai suatu benda

hidup yang mempunyai arti bahwa peta dapat berkomunikasi dengan pembaca

peta. Apabila seseorang membutuhkan suatu informasi spasial seperti koordinat

geografis tertentu, maka dengan membaca peta akan timbul suatu komunikasi

antara pengguna peta dengan peta itu sendiri.

Peta dapat berupa peta rupabumi atau peta tematik. Peta rupabumi adalah

peta yang menampilkan informasi gambaran permukaan bumi baik unsur alam

atau unsur buatan manusia dan biasanya digambarkan dengan posisi yang

sebenarnya dipermukaan bumi. Pada umumnya penyajiaanya tidak menekankan

pada unsur tertentu tetapi sifatnya umum. Peta rupabumi biasanya dijadikan peta

dasar untuk pembuatan peta tematik, tetapi unsur yang digambarkan tidak semua

unsur yang ada dalam peta rupabumi namun dipilih sesuai dengan kepentingan

penyajian peta tematik itu sendiri. Sedang peta tematik adalah peta yang

menampilkan informasi atau menggambarkan unsur unsur tertentu. Dalam konsep

pembuatan peta tematik ada dua cara, yaitu : secara kuantitatif dan secara

kualitatif.

Pada umumnya para wisatawan sebelum menentukan lokasi atau tujuan

berlibur, akan mencari informasi selengkap mungkin mengenai tempat yang akan

dituju atau menghabiskan liburan disalah satu obyek yang menarik. Informasi

yang diperlukan adalah : lokasi lokasi wisata, sarana dan prasarana dan informasi

lainnya yang penting. Untuk lokasi wisata, dapat berupa obyek wisata alam atau

obyek wisata buiatan manusia. Namun demikian, informasi deskriptif dari masing

masing obyek juga diperlukan, karena hal ini juga akan menentukan pilihan obyek

wisata.

Setelah menentukan lokasi, langkah selanjutnya adalah mencari informasi

mengenai sarana dan prasarana, misalnya bagaimana dapat mencapai lokasi

tersebut. Namun demikian tidak seluruh informasi tersebut dapat terpetakan dan

disajikan diatas peta. Oleh karena itu perlu dipilih informasi yang penting dan

disajikan dalam bentuk simbol simbol yang dilengkapi dengan pewarnaan yang

menarik.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

27

Selain pemilihan data atau informasi yang akan dipetakan, perlu didesain

simbol simbolnya. Hal ini sangat penting karena selain untuk menampilkan

informasi, juga untuk menyesuaikan komposisi atau layout peta agar tetap

menarik, mudah dibaca dan dimengerti. Namun demikian, dalam pembuatan

simbol simbol perlu tetap memperhatikan kaidah kartografinya dan yang sangat

penting lagi adalah mengacu pada simbol simbol yang telah digunakan dalam peta

peta pariwisata internasional.

Dengan mengutamakan penggunaan simbol simbol internasional, selain

mengenalkan simbol simbol tersebu pada wisatawan Indonesia, peta tersebut juga

mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara.

1. Peta pariwisata digital

Peta pariwisata digital ini muncul seiringan dengan kemajuan jaman.

Keuntungan dari peta digital dibandingkan dengan peta konvensional

adalah dapat menyajikan peta dan informasi yang jauh lebih lengkap

karena disajikan dalam bentuk layer atau lapisan lapisan sesuai dengan

kebutuhan. Data dan informasi tersebut disimpan dan disusun dalam

bentuk basis data, yaiu basis data pariwisata.

1.1. Peta pariwisata digital dengan SIG

Pada prinsipnya proses pembuatan peta pariwisata digital adalah

sama dengan pembutan peta peta tematik digital yang disusun dalam

suatu sistem informasi geografis. Perangkat lunak dan perangkat keras

yang digunakan sama dengan perangkat lunak untuk menyusun SIG

lainnya. Proses pembuatanya meliputi pemasukan data, proses data

dan penyajian data. Hasil dari kegiatan ini dapat di cetak maupun

disimpan dalam disket. Altenatif yang terbaik dalam penyimpanan

data adalah menggunakan CD karena media ini relatif tahan terhadap

kondisi di Indonesia yang lembab. Oleh karena itu penyimpanan data

dalam media disket sangat tidak dianjurkan karena data dalam disket

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

28

akan cepat rusak. Kelebihan dari peta digital ini adalah data yang

disajikan merupakan data yang bersifat terbaru.

1.2. Peta pariwisata dengan dekstop kartografi

Dekstop kartografi merupakan suatu metode untuk pembuatan

peta, terutama peta tematik, secara digital dengan menggunakan

perangkat lunak dan perangkat keras pemrosesan data atau gambar.

Oleh karena itu, pembuatan peta dengan mengunakan cara ini akan

lebih cepat dan mudah, terutama untuk masalah reproduksi peta.

Proses pembutan peta dengan desktop kartografi mempunyai tahapan

yang lebih singkat dibandingkan dengan metode konvensional. Ada dua

cara dalam proses pemasukan data kedalam komputer. Pertama adalah

proses konversi data digital (dari format SIG) ke format yang bisa dibaca

oleh perangkat lunak dekstop publishing. Sedang cara kedua adalah

dengan cara scanning data atau peta manuskrip.

Hasil akhir peta dengan dektop karografi ini dapat pula dimasukan

kedalam home page internet, maka informasi kepariwisataan terebut dapat

diakses dengan cepat dan dapat menyebar kesegala penjuru dunia.

2. Peta pariwisata multimedia

Data dasar yang digunakan untuk membuat peta tematik multimedia

terdiri dari berbagai macam yaitu antara lain data peta dasar, data audio,

data video, data grafis lainnya. Semua data tersebut kemudian

digabungkan dengan menggunakan perangkat lunak authorware. Namun

demikian, baik tidaknya penampilan multimedia tergantung dari skenario

yang dibuat.

Sejak dulu peta konvesional telah digunakan sebagai sumber

informasi dan sebagai alat komunikasi. Denga perkembangan teknologi

komputer yang cepat, maka pembuatan peta telah banyak berkembang dari

peta konvensional sampai ke peta multimedia. Dalam rangka promosi

kepariwisataan dapat pula dilakukan dengan menggunakan peta. Peta peta

tersebut dapat diakses secara ke seluruh dunia dengan menggunakan

jaringan internet.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

29

Dalam “Makalah Multimedia pariwisata DIY” Yang disusun oleh

Agus Hermawan, dkk.(2001) dinyatakan bahwa ; Salah satu sarana

informasi pariwisata adalah menggunakan media atlas, karena atlas

merupakan sarana informasi yang mudah dibawa, informatif, sederhana,

lengkap dan sudah dikenal masyarakat umum. Untuk lebih menarik dalam

penampilan dan lebih luas dalam penyebarannya, atlas pariwisata perlu

dikemas dalam format CD-ROM multimedia interaktif dan nantinya dapat

diakses dalam situs WEB-Site.

Secara umum metodologi dari kegiatan ini hampir sebagian besar

merupakan perkerjaan laboratorium secara komputerisasi yang dimulai

dari pemindahan gambar, pengisian tekstual, animasi gambar, sampai

dengan pengisian suara/background musik. Data spasial yang digunakan

untuk multimedia pariwisata ini adalah Peta Rupabumi Digital Skala

1:25.000 , yang kemudian di konversi ke dalam format Free Hand 9.

Konversi dari Autocad Map ke Free Hand ini adalah untuk

penyempurnaan dan memperindah tampilan peta. Di sini juga dilakukan

generalisasi peta karena peta akan diperkecil menjadi skala 1:50.000.

Data non-spasial yang digunakan adalah narasi/teks, foto, audio, dan

video. Data non spasial ini dikelompokkan berdasarkan klasifikasi obyek

wisata dan sarana prasarana penunjang wisata. Proses „Linking‟ data

spasial dan non spasial dilakukan dengan menggunakan program

Authorware.

Secara umum metode pembuatan multimedia interaktif terdiri dari

beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan : desain modul, desain menu, pengumpulan data, dan desain

grafis

2. Pengolahan : kompilasi data, penyatuan program

3. Visualisasi dan penggandaan.

Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan untuk keperluan

bidang pariwisata, salah satunya adalah berupa multimedia. Komponen

multimedia sebagai salah satu produk SIG akan sangat membantu upaya

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

30

promosi pariwisata tanpa harus menggunakan peralatan yang mahal.

Tersediannya perangkat lunak dipasaran perlu kita perhatikan agar sesuai

dengan tema pembuatan multimedia tersebut.

Dari hasil pekerjaan Multimedia Pariwisata ini dapat dilihat beberapa

tampilan di antaranya peta pariwisata propinsi DIY skala 1:50.000

sebanyak 51 interface dan peta kota skala 1:10.000 sebanyak 16 interface.

Tampilan lainnya adalah foto dan narasi obyek wisata, sarana dan

prasarana penunjang kepariwisataan seperti daftar hotel, rumah makan,

rumah sakit, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, kerajinan, bank, money

changer, agen perjalanan, jadwal penerbangan, kereta api, jalur bus kota,

taksi, kantor informasi wisata, imigrasi, dan lain-lain.

1.6.2 Penelitian Sebelumnya

Bryan Grill 2012, melakukan penelitian tentang web mapping application

Museums and Historical Organizations of Lancaster County. Hasil dari penelitian

itulah adalah mengumpulkan semua titik lokasi di Negara Bagian Lancaster

Country dalam suatu situs (gambar 1.10).

Lokasi pada peta ini merupakan museum dan organisasi sejarah yang

dapat membantu peneliti mencari informasi tentang silsilah, artefak, situs

bersejarah, surat, jurnal, sejarah properti, sejarah gereja, pameran sejarah, dan

program pendidikan sejarah di Lancaster County. Untuk informasi lebih lanjut

tentang masing-masing, klik pada titik dan pergi ke situs web. Lokasi-lokasi

tersebut disusun oleh Lancaster County Arsip dan LancasterHistory.org.

Gambar ini dipersiapkan untuk penggunaan Lancaster County Sistem

Informasi Geografis (SIG) Departemen dan dimaksudkan untuk digunakan

sebagai referensi dan ilustrasi. Gambar ini bukanlah skema rencana, survei, pajak

peta resmi atau rekayasa hukum dicatat dan tidak dimaksudkan untuk digunakan

seperti itu. Gambar ini merupakan kompilasi catatan, informasi dan data yang

dikembangkan dan dipelihara di berbagai kantor di County Lancaster, lapisan peta

diciptakan dari sumber yang berbeda pada skala yang berbeda, dan posisi

geografis yang sebenarnya atau relatif fitur apapun hanya seakurat informasi

sumber. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang salah satu data yang ditampilkan

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

31

pada peta ini, mengarahkan mereka ke Sistem Lancaster County Informasi

Geografis (SIG) Department di (717) 391-7550 atau www.co.lancaster.pa.us / gis

Planimetrik dan topografi data yang dikumpulkan photogrammetrically

dengan Standar Nasional Akurasi Peta untuk 1 "= pemetaan skala 200

'menggunakan stereoplotters digital, foto udara dari tanggal 1998 dan 2002,

dikendalikan secara analitis dari titik tanah ditangkap dengan orde pertama

peralatan global positioning system. Kontur topografi dan elevasi diturunkan

menggunakan model medan digital dari elevasi fitur berdasarkan Datum Amerika

Utara Vertikal Tahun 1988 koordinat planimetris didasarkan pada Plane

Pennsylvania State Sistem Koordinat Selatan Zona Amerika Utara dan Datum

1983.. Penerbangan tanggal untuk fotografi dasar udara adalah Spring 2002 untuk

Black & Putih dan Spring 2005 untuk True Color.

Gambar 1.10 : Interface Museums & Historical Organizations Of Lancaster Country

Sumber :

http://www.arcgis.com/apps/OnePane/basicviewer/index.html?appid=7e984cba532f4320adb40bb5

04ad076f

Tahun 2009, Academia Historica adalah otoritas tertinggi sejarah di Taiwan

dan juga organisasi yang paling penting mengumpulkan, mengorganisir,

menyimpan, mengedit, dan mempelajari sejarah modern Republik of Cina (ROC).

Museum mengumpulkan sejumlah besar bahan sejarah yang terkait dengan

sejarah modern ROC, dan bahan dapat digunakan sebagai referensi penting bagi

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

32

para peneliti sejarah modern dalam mempelajari pendidikan sejarah, budaya dan

akademis untuk menguraikan kerangka sejarah lebih jelas.

Selain bahan sejarah berlimpah, Academia Historica juga berencana untuk

menerapkan teknologi modern untuk membangun sistem WebGIS yang dapat

mempublikasikan bahan sejarah yang tersimpan di museum ke Internet.

Kemudian, pengguna akan dapat memanfaatkan browser untuk query bahan

sejarah di Internet dengan cara yang interaktif. Selain itu, sistem website juga

membuka jalan baru bagi publik untuk mengakses sejarah modern ROC.

Material Sistem Informasi Geografis sejarah adalah bahan sejarah

permintaan sistem yang didasarkan pada teknologi WebGIS dan bekerja sama

dengan Geodatabases yang menyimpan bahan sejarah berlimpah dari museum.

Sebagai perangkat lunak, GIS Bahan Historical dioperasikan di Microsoft

Server 2008. Sistem ini menggunakan Microsoft SQL Server 2008 sebagai

database historis dan menyimpan data spasial sejarah dan data geografis. Juga,

sistem mengadopsi SuperWebGIS sebagai platform peta server sistem untuk

membantu Academia Historica dalam penerbitan data historis dan geografis

sebagai layanan peta di Internet (gambar 1.11).

Gambar 1.11: Model Komunikasi Database Server – Client

Sumber : http://www.supergeotek.com/Library_2_201009.aspx

Oleh karena itu pengguna dapat menggunakan browser, seperti Internet

Explorer, Firefox, Chrome, Opera, dan Safari untuk mengakses data yang

tersimpan di Academia Historica tanpa menginstal plug-in lainnya.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

33

GIS Bahan sejarah adalah WebGIS dibangun dengan SuperWebGIS dan

terdiri dari sejarah modern Republik Cina (ROC). Dalam sistem, peta akan

ditampilkan dalam jendela browser penuh sehingga pengguna dapat fokus pada

peta dengan mudah. Selain itu, semua fungsi dan alat-alat dari sistem ini adalah

pada bagian atas dan kiri peta untuk mencegah pengguna dari diganggu ketika

membaca peta.

Fungsi GIS Bahan Historical meliputi 5 ekstensi, seperti manipulasi peta,

posisi peta, sejarah query data, kontrol lapisan, cetak.

1. Manipulasi lapisan: ekstensi meliputi fungsi, seperti peta zoom, full-batas,

pengukuran garis, pengukuran luas, pilih oleh persegi panjang. Dengan

demikian, pengguna dapat menerapkan alat untuk melihat dan mengukur

peta.

2. Posisi Peta: Tujuan dari ekstensi adalah untuk memungkinkan pengguna

untuk memperbesar peta ke lokasi yang ditentukan dengan fungsi posisi

peta. Selama proses positioning, pengguna hanya perlu memasukkan kata

kunci, dan sistem akan mencari kata kunci dari nama kota, nama provinsi,

nama gunung, danau nama, dll dalam database. Kemudian, hasil pencarian

akan terdaftar bagi pengguna untuk query. Pengguna dapat mencari dan

memilih lokasi yang mereka butuhkan dari daftar, dan lokasi yang dipilih

akan menyorot ke pusat peta.

3. Sejarah Data Query: ekstensi ini menyediakan 3 jenis data, data historis,

data ROC, peta sejarah, bagi pengguna untuk query. The 3 jenis data

memungkinkan pengguna untuk query dengan menetapkan kata kunci dan

kondisi. Ketika query selesai, sistem akan mencantumkan hasil.

Kemudian, pengguna dapat memilih data yang mereka butuhkan dari

daftar dan mengakses isi data. Selanjutnya, selain menampilkan daftar,

sistem juga dapat menghitung hasil query dari setiap provinsi dan

menampilkan hasil dengan warna yang berbeda untuk menyajikan

distribusi spasial.

4. Pengendalian lapisan: ekstensi ini memungkinkan pengguna untuk

mengelola dan mengendalikan lapisan dengan cara yang mudah.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

34

Menggunakan ekstensi, pengguna dapat menambahkan lapisan untuk peta

dengan mencentang. Ketika lapisan ditambahkan ke peta, pengguna juga

dapat menyesuaikan urutan lapisan dan transparansi dari setiap lapisan.

Akibatnya, lapisan luasan yang sama dapat dilakukan overlay sama untuk

menyajikan perbedaan dalam setiap era.

5. Cetak: Fungsi ini membantu pengguna dalam menyimpan peta dan

keluaran peta sebagai format yang Anda butuhkan. Pengguna dapat

mengklik tombol cetak, dan jendela baru dari peta saat ini akan muncul.

Kemudian, pengguna dapat memilih untuk menyimpan atau mencetak

peta.

Dengan pembentukan GIS Bahan Sejarah, ratusan bahan sejarah Academia

Historica dapat dipublikasikan ke Internet sebagai layanan peta melalui teknologi

WebGIS. Pengguna dapat menggunakan browser dengan jelas mengetahui

peristiwa sejarah modern Republik Cina dan mengenali perbedaan geografis

antara waktu kuno dan modern. Sementara itu, sistem dapat dilihat sebagai cara

lain bagi para peneliti akademis domestik dan internasional untuk mempelajari

sejarah.

Kevin Bacon seorang Digital Development Officer The Royal Pavilion dan

Museum pada tanggal 08 Oktober 2012 meluncurkan Peta Museum: proyek web

interaktif. Sebuah eksperimen yang tidak biasa pada Royal Pavilion dan Museum

kami telah meluncurkan sebuah proyek web baru: Peta Museum (gambar 1.12).

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

35

Gambar 1.12 : Interface web map

Sumber : http://mapthemuseum.org.uk/#13.00/50.8214/-0.1458

Ini adalah eksperimen yang tidak lazim bagi The Royal Pavilion dan

Museum, dan kami membutuhkan bantuan Anda. Peta Museum memungkinkan

pengguna untuk menelusuri pilihan objek dari koleksi kami dan pin mereka ke

peta Brighton & Hove. Benda-benda yang awalnya diambil dari Fine Art kami,

Sejarah Lokal, dan koleksi Arkeologi. Mereka akan mencakup sidik jari, foto,

potongan sesuatu yg tdk kekal, benda dibuat atau dijual secara lokal, dan barang-

barang yang telah digali di dalam kota. Semua memiliki link ke Brighton & Hove

dalam satu bentuk atau lain.

Alasan utama beliau seperti yang tertulis dalam pertanyaannya “Mengapa

The Royal Pavilion dan Museum membutuhkan bantuan Anda? “ Jawabannya

sangat sederhana. The Royal Pavilion dan Museum tidak tahu segalanya. Ada

banyak pengetahuan lokal di kota Brighton and Hove, dan menurut saya ini adalah

contoh yang baik bagaimana pengetahuan yang dapat dikumpulkan dan dibagi.

Dengan Museum Peta yang kami mencoba untuk memasuki ini dalam rangka

meningkatkan informasi yang kami miliki tentang koleksi kami.

Informasi yang terkumpul diterbitkan sebagai 'data yang terbuka, tapi itu

tidak semua. Informasi yang dikumpulkan oleh Peta Museum akan diterbitkan

sebagai data terbuka. Ini berarti bahwa hal itu dapat digunakan kembali oleh orang

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

36

lain, secara gratis. Mudah-mudahan, ini akan mendorong orang lain untuk

mengembangkan aplikasi menggunakan data ini. Dengan popularitas besar

perangkat mobile seperti smartphone, ada peluang besar untuk data lokasi yang

akan digunakan secara kreatif.

Untuk membantu The Royal Pavilion dan Museum dalam tugas ini, kami

menghargai umpan balik Anda. Anda dapat mengirimkan komentar melalui Peta

blog Museum. Saat ini hanya bisa diakses melalui website

Ini adalah percobaan (atau 'beta') versi website. Seiring waktu, The Royal

Pavilion dan Museum akan menambahkan lebih banyak objek dan mengubah cara

situs bekerja, didasarkan pada bagaimana orang menggunakannya. Marilah kita

tahu jika Anda memiliki komentar melalui email objectimages@brighton-

hove.gov.uk atau melalui Twitter, @ mapthemuseum.

Resume dari penelitian sebelumnya akan ditampilkan dalam bentuk tabel,

selain untuk memudahkan juga sebagai pembanding dan sekaligus menunjukan

keaslian penelitian ini. Tabel yang dibuat berisikan nama atau instansi peneliti,

Tahun penelitian, Lokasi Penelitian, Tujuan atau Pokok Bahasan, Metode

Analisis, Variabel utama Pengukuran dan Hasil penelitian. Tabel Ringkasan

penelitian Ini akan diurutkan berdasarkan tahun publikasi penelitian (tabel 1.6)

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

37

Tabel 1.6 : Penelitian Sebelumnya

Peneliti/

Instansi

Tahun Lokasi Tujuan/Pokok Bahasan Metode Analisis Variabel Utama

Pengukuran

Hasil Penelitian

Kevin

Beacon /

The

Royal

Pavilon

and

Museum

2012 Brighton &

Dove

Inggris

Partisipasit Web GIS,

mengumpulkan lokasi dan

menyusunnya dalam suatu

web

Internet Survey Informasi Geospasial Proyek web baru: Peta Museum.

http://mapthemuseum.org.uk/#13.0

0/50.8214/-0.1458

Bryan

Grill

2012 Lancester

USA

Web mapping application

Museums and Historical

Organizations of Lancaster

County.

Internet Survey Informasi Geospatial mengumpulkan semua titik lokasi

di Negara Bagian Lancaster

Country dalam suatu situs.

Academia

Historica

2009 Taiwan Super Web GIS Museum,

mengumpulkan sejumlah

besar bahan sejarah yang

terkait dengan sejarah modern

China

Internet Survey Informasi Gespatial menerapkan teknologi modern

untuk membangun sistem WebGIS

yang dapat mempublikasikan bahan

sejarah yang tersimpan di museum

ke Internet. Kemudian, pengguna

akan dapat memanfaatkan browser

untuk query bahan sejarah di

Internet dengan cara yang

interaktif.

Irman

Ariadi

2013 Kota

Yogyakarta

Sistem Informasi Museum

Kota Yogyakarta

Sensus & Internet

Survey

Informasi geospasial

museum

Jenis Museum

Bahasa Pemograman

Komunikasi database

server - client

Sistem Informasi Museum Kota

Yogyakarta yang bisa diakses oleh

multi device

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

38

1.7 Kerangka Pemikiran

Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Cinta

Museum yang didalamnya adalah Revitalisasi museum berlangsung dari

tahun 2010 hingga 2014, memiliki landasan operasional sesuai dengan pilar

permuseuman Indonesia.Tiga pilar utama permuseuman di Indonesia yaitu:

1) mencerdaskan kehidupan bangsa; 2) kepribadian bangsa; 3) ketahanan

nasional dan wawasan nusantara.

Seperti yang termaktub dalam Pasal 18 Undang Undang No 11

Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, menerangkan bahwasanya Museum

merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,

memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah

ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan

mengomunikasikannya kepada masyarakat.

Jenis, jumlah dan Penamaan museum yang beragam menjadi

permasalahan yang menarik untuk dikaji. Perbedaan penamaan ini terjadi

pada data resmi dan data terbuka. Data resmi adalah data yang dikeluarkan

oleh badan atau lembaga yang mengelola museum di Indonesia. Secara

kewenangan pengurusan museum untuk wilayah Kota Yogyakarta diatur

oleh Dinas Pendidikan.

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki Badan Permusyawarah

Museum (Barahmus), badan ini secara berkala memberikan penilaian

terhadap keberadaan museum di wilayah DIY.

Kota Yogyakarta yang memiliki sebaran museum diberbagai

penjurunya, hal ini bisa kita ketahui lewat buku buku panduan wisata,

informasi yang didapatkan dari surat kabar, internet dan jejaring sosial

lainnya. Posisi dan lokasi museum di Kota Yogyakarta belum ditampilkan

dalam suatu web khusus.

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

39

Gerakan Nasional Cinta Museum

Kota YogyakartaMuseumAktifitas Kunjungan

Wisata

Jenis DataLokasi penyimpanan dataSistem Komunikasi data

Pemanfaatan Teknik Penyadapan Informasi :Analisa Peta

Analisa Data SekunderAnalisa Sistem data

Kebutuhan Zonasi Kegiatan

Parameter Fisik Lingkungan Panjang Lintasan

Analisa Data SekunderPenelitian Penelitian

SebelumnyaData museum

Analisa Peta Analisa Data Sekunder Analisa Sistem Data

Pemanfatan Teknik Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Museum Kota Yogyakarta

Gambar 1.13 : Kerangka Pemikiran

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

40

Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini situs situs dapat

diakses oleh device lainnya selain personal computer. Hal inilah yang

membuka peluang untuk penulis melakukan penelitian kaitanya dengan

Web Gis.

Penulis akan menampilkan informasi tentang museum yang bisa di

akses oleh Smartphone, tablet dan personal computer. Penelitian ini lebih

diarahkan pada pemodelan navigasi dan visualisasi data yang bisa menjadi

pemandu bagi wisatawan yang akan melakukan kunjungan ke museum

museum di Kota Yogyakarta.

1.8 Batasan Istilah

1. Data Geospatial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi

geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau

buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.

( Undang Undang No 4 Tahun 2011)

2. Basis data adalah kumpulan data yang disimpan dalam format yang

terstruktur menggunakan komputer. Sebuah database dapat dianggap

sebagai sebuah tabel, tetapi perbedaan adalah bahwa tabel adalah salah

satu cara (banyak) untuk mewakili database.

3. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang

menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang

berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan

dalam sistem koordinat tertentu. ( Undang Undang No 4 Tahun 2011)

4. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang

sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan

kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. ( Undang Undang No

4 Tahun 2011)

5. Model merupakan penyederhanaan dari kenyataan (Thomas, 1980).

Maksud dibuatnya model adalah untuk membantu dalam memahami,

mendeskrpisikan, atau memprediksi bagaimana kejadian sesungguhnya di

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

41

lapangan dengan penyederhanaan fakta atau kenyataan dari suatu

fenomena (ESRI, 2002).

6. Model spasial merupakan kumpulan suatu proses yang terjadi pada data

spasial dan akan menghasilkan suatu informasi, biasanya dalam bentuk

suatu peta. Model dapat pula dalam bentuk diagram alir. Informasi melalui

diagram alir menunjukkan bagaimana suatu hasil (output) dari satu proses

dapat digunakan sebagai input pada proses berikutnya (ESRI, 2002).

7. Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik,

dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian,

mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda

nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan

kesenangan. ( ICOM 1977)

8. Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi

tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang

diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah,

atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).

9. Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup

lokasi, letak, dan posisinya. ( Undang Undang No 4 Tahun 2011)

10. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

(Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis). Kemudian Jhon Burch dan Gary

Grudnitski mengemukakan sistem informasi terdiri dari komponen-

komponen yang saling mendukung. ( Jogiyanto HM, 1991 : 11 ),

Komponen-komponen tersebut adalah :

a. Blok Masukan (Input)

Metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukan, berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65297/potongan/S1-2013-105737-chapter1.pdfJumlah museum di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 37

42

Terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika

yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di

basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk mengahasilkan

keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran (Output)

Merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang

berguna untuk semua tingkatan manajemn serta semua pemakai

sistem.

d. Blok Teknologi

Digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan

dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan

membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

e. Blok Basis Data

Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f. Blok Kendali

Merupakan pengendali yang dapat mencegah hal-hal yang dapat

merusak sistem

SISTEM INFORMASI MUSEUMKOTA YOGYAKARTAIRMAN ARIADIUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/