ITS Undergraduate 28079 3408100139 Chapter1

12
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Persampahan Surabaya Peningkatan jumlah sampah di Surabaya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga, yang mencapai 6.500 ton dalam setahun. Kebiasaan mengonsumsi makanan ringan seperti snack, permen, atau minuman kemasan kotak atau kaleng, ternyata juga menyumbang jumlah sampah di Indonesia. Sampah di Kota Surabaya dikelolah oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Masalah persampahan kota metropolitan harus menjadi perhatian utama. Jumlah timbunan sampah rata- rata perhari kota Surabaya adalah 8.700 m 3 , sedangkan jumlah sampah yang bisa dikelolah oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Surabaya sekitar 6.700 m 3 atau hanya sekitar 77% timbunan sampah yang ada. Sisa sampah yang tidak dikelolah mencapai 2000 m 3 per hari. Sampah yang belum dikelolah semakin lama semakin menumpuk dan menjadi masalah baru lagi. Oleh karena itu, di Surabaya tidak jarang kita jumpai illegal dumping (tempat pembuangan sampah) yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi penduduk sekitarnya. Selain itu, sampah yang tidak dapat dikelola dibuang di sungai dan ini akan menimbulkan masalah sendiri. Salah satu penyebab terjadinya banjir di Surabaya adalah karena banyaknya sampah yang dibuang di sungai. Timbunan sampah di Kota Surabaya berasal dari berbagai macam sumber. Volume sampah terbesar berasal dari pemukiman yang mencapai 79% dari total sampah yang ada. Sebagian besar sampah dari pemukiman berasal dari sampah rumah tangga yang merupakan sampah organik. Berikut adalah tabel prosentase sumber timbunan sampah Surabaya :

Transcript of ITS Undergraduate 28079 3408100139 Chapter1

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    1.1.1 Kondisi Persampahan Surabaya

    Peningkatan jumlah sampah di Surabaya semakin meningkat dari

    tahun ke tahun. Jumlah sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga,

    yang mencapai 6.500 ton dalam setahun. Kebiasaan mengonsumsi makanan

    ringan seperti snack, permen, atau minuman kemasan kotak atau kaleng,

    ternyata juga menyumbang jumlah sampah di Indonesia.

    Sampah di Kota Surabaya dikelolah oleh Dinas Kebersihan

    Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Masalah persampahan kota

    metropolitan harus menjadi perhatian utama. Jumlah timbunan sampah rata-

    rata perhari kota Surabaya adalah 8.700 m3, sedangkan jumlah sampah yang

    bisa dikelolah oleh Dinas Kebersihan Kotamadya Surabaya sekitar 6.700 m3

    atau hanya sekitar 77% timbunan sampah yang ada. Sisa sampah yang tidak

    dikelolah mencapai 2000 m3 per hari. Sampah yang belum dikelolah semakin

    lama semakin menumpuk dan menjadi masalah baru lagi. Oleh karena itu, di

    Surabaya tidak jarang kita jumpai illegal dumping (tempat pembuangan

    sampah) yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi penduduk sekitarnya.

    Selain itu, sampah yang tidak dapat dikelola dibuang di sungai dan ini

    akan menimbulkan masalah sendiri. Salah satu penyebab terjadinya banjir di

    Surabaya adalah karena banyaknya sampah yang dibuang di sungai.

    Timbunan sampah di Kota Surabaya berasal dari berbagai macam

    sumber. Volume sampah terbesar berasal dari pemukiman yang mencapai

    79% dari total sampah yang ada. Sebagian besar sampah dari pemukiman

    berasal dari sampah rumah tangga yang merupakan sampah organik. Berikut

    adalah tabel prosentase sumber timbunan sampah Surabaya :

  • 2

    No Sumber Sampah Prosentase Sampah (%)

    1 Pemukiman 79.19

    2 Pasar 8.6

    3 Pertokoan, Hotel, Rumah Makan 2.64

    4 Fasilitas Umum 0.61

    5 Sapuan Jalan 0.62

    6 Saluran 0.17

    7 Perkantoran 1.37

    8 Industri 6.86

    Tabel 1.1 Prosentase sumber timbunan sampah di Surabaya tahun 2011

    Produksi sampah terus bertambah seiring dengan panambahan jumlah

    penduduk. Aktifitas manusia keseharian maupun kegiatan industri menjadi

    sumber produksi sampah. Semakin bertambahnya sampah ini akan

    menimbulkan permasalahan pada pengolahannya. TPA di suatu kota akan

    memerlukan perluasan lahan karena produksi sampah yang terus meningkat.

    Apabila hal ini tidak segera diatasi bisa jadi sampah-sampah berserakan di

    kota dikarenakan TPA sudah tidak dapat menampung sampah. (Kompas.com)

    Gambar 1.2 Tumpukan Sampah Rumah Tangga

  • 3

    1.1.2 Fenomena Rumah Susun Wonorejo Surabaya

    Jumlah timbunan sampah terbesar adalah berasal dari sampah rumah

    tangga, yang mencapai 6.500 ton dalam setahun. Bahkan, timbunan sampah

    pemukiman menduduki peringkat pertama, yakni 79% dari total semua

    sampah di Surabaya. Tentunya rumah susun sederhana Surabaya juga menjadi

    salah satu pemasok timbunan sampah tersebut. Salah satunya adalah Rumah

    Susun Sewa Sederhana, Wonorejo, Surabaya.

    Gambar 1.3 Peta Wonorejo Surabaya (map.google.com)

    Gambar. 1.4 Rumah Susun Sewa Sederhana Wonorejo Surabaya

    (dok. pribadi)

  • 4

    Wonorejo, Kecamatan Rungkut, salah satu daerah di Surabaya yang

    terdapat beberapa Rumah Susun Sewa Sederhana dari Pemerintahan Kota

    Surabaya. Kondisi rumah susun sederhana sebagaimana rumah susun biasanya,

    kumuh. Banyak sampah dan kehidupan yang kurang teratur.

    Dari hasil wawancara, diperoleh Beberapa analisa alasan masyarakat

    kurang perahatian terhadap kebersihan lingkungan sebagai berikut :

    1. Rumah susun sewa sederhana ini bukanlah milik pribadi dari warga,

    melainkan hibah dari pemerintah kota. Karena rasa kepemilikan yang belum

    ada, maka dianalisir mayoritas warga kurang peduli terhadap keadaan sekitar.

    2. Semua fasilitas Rumah susun sewa sederhana ini ditanggung sepenuhnya oleh

    pemerintah kota Surabaya. Termasuk biaya kebersihan. Bahkan, rumah susun

    yang seharusnya disewakan tersebut diberikan gratis kepada warga Surabaya

    yang kurang mampu. Fasilitas ini di luar kebutuhan pribadi ; misalnya

    kebutuhan listrik, air bersih, telpon dll.

    3. Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat akan motivasi hidup sehat, baik

    dari pemerintah maupun organisasi-organisasi non-pemerintahan. Padahal

    mereka sangat membutuhkan.

    Rumah susun ini terdiri dari 6 blok bangunan yang dihuni kurang

    lebih 250 kepala keluarga. Masing-masing blok terdiri dari 3 lantai, dan tiap

    lantainya terdapat 18 ruangan 7x3 m untuk ditempati satu keluarga kecil. Jadi,

    total seluruh ruang yang bisa ditempati bisa mencapai 324 kepala keluarga.

    Jika satu keluarga terdiri kurang lebih 4 orang, maka rumah susun

    tersebut dihuni oleh manusia kurang lebih 1000 jiwa. Dalam perhitungan

    kasar komposisi sampah di rumah susun ini adalah 67% sampah organik, 20%

    sampah anorganik, dan sisa jenis lainnya. Kira-kira tiap orang menghasilkan

    sampah padat 2 kg/hari dan limbah cair 3 liter/hari. Jadi, 1000 penghuni

    rumah susun sewa mampu menghasilkan sampah padat 2000 kg/hari,

    termasuk 600 kg/hari sampah organik.

  • 5

    Gambar 1.5 Denah Rumah Susun Sewa Sederhana Wonorejo Surabaya

  • 6

    Gambar 1.6 Rumah Susun Sewa Sederhana Wonorejo Surabaya

    1.1.3 Fenomena Pembuangan Sampah Rumah Susun

    Sistem pembuangan sampah pada rumah susun cukup unik dan berbeda

    dengan sistem pembuangan pada umumnya.

    1. Sampah rumah tangga masing-masing dikumpulkan dalam tempat sampah

    sementara di ruangan setiap penghuni.

    2. Setelah penuh, maka sampah tersebut akan dibuang ke tempat penampungan

    sampah sementara rumah susun, yang terpusat setiap bloknya. Namun Ada

    juga yang langsung membuang sampah ke tempat penampungan sampah

    rumah susun sementara tanpa dikumpulkan dahulu di ruangannya.

    3. Tempat penampungan rumah susun terpusat sementara merupakan sebuah

    corong besar berukuran 1 m2 dan memanjang setinggi empat lantai (20 m).

    Setiap penghuni dapat membuang sampah baik dari lantai dasar maupun lantai

    paling atas, karena cerobong sampah tersebut terintegrasi menjadi satu.

    4. Terdapat 12 titik pembuangan sampah di rumah susun Wonorejo. Setiap titik

    dibagi menjadi 2 bagian, yaitu untuk sampah organik dan anorganik.

    5. Sampah dari semua lantai akan terkumpul di lantai dasar. Petugas kebersihan

    akan mengambilnya setiap 2 sampai 3 hari sekali.

  • 7

    6. Petugas kebersihan masih menggunakan gerobak dorong kayu/logam

    berukuran sekitar 140x80x100 cm3 dengan sistem manual penuh.

    7. Dalam prosesnya, petugas kebersihan harus membersihkan rumah susun

    sampai 4-5 trip/hari dengan jarak tempuh pulang pergi sekitar 8 km berjalan

    kaki sambil mendorong gerobak sampah yang bebannya mencapai 200-400 kg

    Gambar 1.7 Gambar sistem pembuangan sampah rumah susun

    (potongan rumah susun sewa sederhana Wonorejo Surabaya)

  • 8

    250 Kepala Keluarga yang bertempat tinggal di Rumah Susun

    Wonorejo mayoritas ekonomi menengah ke bawah. Rata-rata buruh kasar di

    pabrik Surabaya. Beberapa diantaranya pedagang asongan, bahkan pemulung.

    Selain itu, pendidikan penghuni cukup bervariatif, walaupun lulusan SD dan

    SMP masih mendominasi (mencapai 80%). Selebihnya lulusan SMA, bangku

    kuliah, sampai ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali.

    Rendahnya tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar sangat

    berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, termasuk kepedulian terhadap

    kebersihan. Hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari dan pola

    pembuangan sampah di rumah susun tersebut.

    Gambar 1.8 Gambar gerobak sampah dan alihfungsi tempat penampungan sampah

    sementara rumah susun Wonorejo. (dok. pribadi)

    Tempat pembuangan sampah di rumah susun sederhana Wonorejo

    Surabaya pun dialihfungsikan oleh masyarakatnya. Tempat yang berfungsi

    untuk menampung sampah organik dan anorganik, ada yang dijadikan tempat

    penyimpanan pribadi para pemulung sampah. Hal ini mempersulit para

    petugas kebersihan kota.

  • 9

    1.2.Rumusan Masalah

    Produksi sampah terus bertambah seiring dengan panambahan jumlah

    penduduk. Aktifitas manusia keseharian maupun kegiatan industri menjadi

    sumber produksi sampah. Semakin bertambahnya sampah ini akan menimbulkan

    permasalahan pada pengolahannya. Kesadaran masyarakat yang kurang, para

    pelaku industri yang semena-mena dalam memperlakukan sampah, serta

    peraturan pemerintah yang belum optimal membuat permasalahan sampah ini

    semakin rumit. Contoh kasus kecil adalah dalam ruang lingkup rumah susun sewa

    sederhana Wonorejo, Surabaya.

    Selain itu, segi desain juga cukup mengambil peran penting dalam

    mengatasi masalah sampah ini. Karena hal tersebut, rumusan masalah dari latar

    belakang perencanaan ini diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Dibutuhkan desain tempat penampungan sampah khusus untuk sistem

    pembuangan sampah pada rumah susun sederhana Wonorejo. Karena desain

    tempat penampungan sampah yang ada belum mampu mengakomodasi proses

    pengumpulan dan pengangkutan sampah pada rumah susun, sehingga

    berakibat memerlukan efisiensi waktu yang lebih lama dalam pembersihan.

    Gambar 1.9 Tempat pembuangan sampah rumah susun Wonorejo (doc. pribadi)

  • 10

    2. Sarana angkut sampah yang digunakan di rumah susun Wonorejo saat ini

    kurang memperhatikan aspek ergonomis dan produktivitas kerja. Dalam

    prosesnya, seorang petugas harus berjalan memungut sampah di titik-titik

    pembuangan sampah rumah susun, dengan jarak tempuh sekitar 3-5 KM dari

    TPS dengan beban gerobak sampah yang ditarik antra 200-400 kg. Padahal,

    seorang petugas pemungut sampah pun dituntut untuk perofesional dan tepat

    waktu. Sehingga diperlukan alat yang efisien.

    Gambar 1.10 Alat pengangkutan sampah rumah susun Wonorejo (doc. pribadi)

    3. Tidak adanya penutup pada alat pengangkut sampah, mampu menyebarkan

    bau tak sedap oleh sampah yang diangkut. Selain itu, terbukanya bak sampah

    yang memperlihatkan keadaan sampah basah juga menyebabkan

    pemandangan tidak enak dilihat.

    4. Petugas kebersihan kesulitan untuk menaikkan dan menurunkan sampah

    dari/ke gerobak/motor sampah. Karena desain gerobak/truk sampah pada

    umumnya harus menaikkan/menurunkan sampah dari atas. Sehingga hal ini

    kurang efisien dan mengharuskan petugas melakukan dua kali kerja.

  • 11

    1.3 Batasan Masalah

    1. Desain sarana angkut sampah rumah tangga mengambil studi kasus Rumah

    Susun Sewa Sederhana Wonorejo Surabaya.

    2. Perancangan ini meliputi objek desain sebagai sarana penampung dan

    pengangkut sampah yang digunakan oleh petugas kebersihan.

    3. Sarana penampung sementara digunakan untuk menampung sampah

    sementara yang mampu menampung sampah sekitar 50 kg

    4. Sarana pengangkut sampah digunakan untuk memindahkan sampah rumah

    tangga dari Rumah Susun Sewa Sederhana menuju (TPS) yang mampu

    membawa beban sampai kg sekali angkut.

    5. Sampah yang diangkut adalah organik dan anorganik rumah tangga.

    6. Sarana ini menggunakan penggerak motor dan digunakan outdoor

    7. Hasil rancangan desain yang dihasilkan digunakan oleh petugas kebersihan

    pria usia 20-50 tahun.

    Ruang lingkup perencanaan yang menjadi acuan awal dari Desain

    Sistem Pengelolaan Sampah Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa)

    Wonorejo Surabaya ini adalah sebagai berikut :

    1. Menghasilkan sistem dan merancang sarana yang paling efektif dan

    efisien untuk memindahkan sampah dari rumah susun Wonorejo Surabaya

    menuju TPS sampah.

    2. Lingkup Desain

    a. Desain Penampung dan Pengangkut untuk mendistribusikan sampah

    rumah tangga ke TPS skala perumahan

    b. Bentuk keseluruhan, didesain dengan casing yang sesuai bentuk dan

    warna dengan berbagai macam kombinasi dan alternatif.

    c. Sistem, desain sistem pengelolahan sampah.

    3. Stakeholder

    - Masyarakat Rumah Susun Sewa Sederhana Wonorejo Surabaya.

  • 12

    - Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya, bagian

    pelayanan pengadaan barang dan rumah susun.

    1.4 Tujuan

    Tujuan dari perencanaan ini diantaranya:

    1. Menentukan desain sarana angkut sampah Rumah Susun Sewa Sederhana

    Wonorejo Surabaya yang paling efektif dan efisien.

    2. Merancang sarana tampung dan angkut rumah susun sederhana yang

    menekankan fungsional, kemudahan, dan waktu operasional.

    3. Mengoptimalkan fungsi TPS dalam mengatasi permasalahan sampah

    domestik.

    1.5 Manfaat

    Manfaat dari perencanaan ini adalah:

    1. Desain alat yang mengutamakan faktor fungsi dan pengguna, sehingga

    mampu dioptimalkan secara efektif dan efisien, baik secara operasional

    maupun pemeliharaan.

    2. Mampu mengoptimalkan fungsi TPS dalam mengatasi permasalahan sampah

    domestik melalui desain sarana angkut sampah.

    1.6 Metode Desain

    Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka dilaksanakan metode

    1. Penelitian Lapangan

    Yaitu pengumpulan data yang langsung turun ke lapangan. Ada beberapa

    cara yang dapat dilakukan, diantaranya adalah :

    Wawancara

    Observasi dan quisionair

    2. Studi Pustaka

    Yaitu pengumpulan data dengan mencari informasi dari berbagai

    media baik dari buku, majalah, jurnal, internet, televisi, dsb yang

    berhubungan erat dengan objek desain.