ITS Undergraduate 17806 Chapter1 509586

download ITS Undergraduate 17806 Chapter1 509586

of 16

Transcript of ITS Undergraduate 17806 Chapter1 509586

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Tidak semua orang bisa menggambar. Tidak semua orang pula suka menggambar. Tetapi, orang yang tidak bisa menggambar pun bisa menggambar secara spontan meskipun tidak bagus. Menggambar adalah sebuah kesenangan bagi beberapa orang, karena dianggap mampu mengekspresikan khayalan ataupun maksud si penggambar. Menggambar tidak akan begitu menarik bila tidak ada warna-warna. Warna-warna dimaksudkan untuk menunjukkan kesan-kesan yang dimaksud si Penggambar. Namun, ada juga yang lebih menyukai menggambar tanpa warna, hanya terdiri dari warna hitam diatas kertas putih saja. Menggambar adalah salah satu kegiatan seni rupa yang sedang berkembang saat ini mengingat pesatnya perkembangan desain di Indonesia. Kegiatan menggambar juga menjadi pilihan para orang tua untuk menggali maupun memperdalam bakat dan minat yang dimiliki anak. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor berkembangnya pendidikan non-formal seperti sanggar lukis. Sanggar lukis menjadi alternatif pilihan tempat belajar anakanak selain kursus bahasa Inggris atau Matematika. Pendidikan non-formal dinilai juga penting, karena tolak ukur kesuksesan seorang anak tidak hanya dinilai dari pelajaran konvensional, tetapi juga minat anak-anak terhadap suatu bidang tertentu seperti olah raga dan seni. Selain itu, menggambar juga dapat melatih otak kanan anak-anak secara visual sehingga dapat merangsang sesorang berpikir secara cepat dan kreatif. 1.1.1 Seni Lukis Seni lukis atau dikenal dengan kata drawing adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Seni lukis menggunakan berbagai macam media, seperti kanvas, kertas, papan, patung, dan

BAB I | PENDAHULUAN

1

bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai lukisan. Alat yang digunakan pun bisa bermacam-macam dengan berbagai cara yang dapat disesuaikan dengan medianya. Perkembangan seni lukis di Indonesia, khususnya di Jawa Timur pada beberapa tahun belakangan ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin ramainya pelbagai pameran seni lukis yang bermunculan khususnya di Jawa Timur. Adanya kegiatan tersebut mendorong banyak seniman maupun calon seniman muda untuk belajar melukis, sehingga banyak bermunculan sanggar lukis untuk anak. Hal tersebut bertujan untuk mengenalkan minat serta mengembangkan bakat anak di bidang melukis. Namun, sekarang sanggar lukis berkembang seperti sekolah, sangat teoritis (Natalini, 2008). Selain itu, Surachman mengatakan, pola dan model belajar melukis di sanggar sepenuhnya amat tergantung pada guru-guru seni lukisnya. Sanggar seni lukis sepatutnya memertimbangkan bakat anak. Terlepas nanti menjadi pelukis atau tidak, anak perlu diberikan kebebasan berimajinasi baik memilih warna maupun teknik mewarnai sesuai dengan keinginan dia dan sebagian sanggar seni lukis berperilaku sekedar menuruti kemauan orang tua yang meminta agar anaknya bisa menggambar dan melukis. Kepuasan berkarya pada anak-anak diperolehnya dari hasil keyakinan dirinya yang kemudian berkembang sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas hasil karyanya. Berdasarkan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Indonesia mengatakan bahwa dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan pelukis-pelukis muda dengan karya yang cukup kreatif. Hal ini dikarenakan berbagai kesempatan semakin terbuka bagi mereka dalam mengembangkan karya-karyanya, baik berupa kesempatan untuk berpameran maupun kesempatan lainnya. Omset Pasar Seni Lukis Indonesia 2008 mampu menembus angka penjualan Rp 400 juta, jumlah ini diperoleh dari hasil penjualan 180 buah lukisan dan 70 sketsa. Ketua Panita Pasar Seni Lukis Indonesia 2008,2 BAB I | PENDAHULUAN

M Anis sekaligus Direktur Sanggar Merah Putih di Balai Pemuda Surabaya mengatakan, pencapaian angka penjualan itu jauh dari perkiraan. Perupa yang senantiasa mengamati pameran lukis anak-anak, Agus Koecink, mengatakan bahwa sebagian besar dari lukisan karya anak-anak yang dipamerkan sudah kehilangan ekspresi dunia anak itu sendiri, karena mereka cenderung mengikuti tren lomba-lomba seni lukis anak yang terkesan seragam, baik bentuk maupun komposisi warnanya. Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya peminat dan seniman dalam mengapresiasikan karya seni lukis maka perlu adanya wadah untuk menampung segala kegiatan yang dibutuhkan oleh para pelukis dan peminat. 1.1.2 Anak-anak Anak adalah anugerah Tuhan, sebagai hadiah kepada semesta alam, tetapi citra anak dibentuk oleh sentuhan tangan-tangan manusia dewasa yang bertanggung jawab (Nature versus Nurture). Memiliki anak berarti juga harus bisa merawatnya. Tidak hanya pada fisiknya, namun juga pada psikisnya. Anak memiliki imajinasi yang tidak terbatas. Namun terkadang orang tua belum bisa memahami apa yang menjadi keinginan anak-anak. Setiap anak memiliki perbedaan hobi. tidak hanya hobi, tapi juga bakat. Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus sangat tergantung pada konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan dibesarkan. Perbedaan individual menurut Landgren (1980:578) menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Faktor pengalaman atau lingkungan sangat mempengaruhi bakat khusus. Contoh-contoh bakat khusus berdasarkan bidangnya antara lain, bakat matematika, olah raga, seni,BAB I | PENDAHULUAN 3

musik, bahasa, teknik, dan sebagainya. Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan dan latihan secara tepat. Dalam pengembangan bakat ini, makna pendidikan menjadi sangat penting artinya. Faktor seperti jenis kelamin, pengaruh status ekonomi, pengalaman belajar, dan lain-lain berpengaruh terhadap tingkat kemampuan dan kematangan setiap individu. Faktor dari luar seperti pengaruh keluarga, kesempatan belajar, kurikulum yang ditawarkan, dan teknik-teknik mengajar tidak sepenuhnya cocok untuk setiap anak. Apalagi di dalam individu sendiri ada perbedaan aspek kepribadian. Semua itu mempengaruhi pola sikap dan perilakunya. Anak-anak pada masa usia 2-6 tahun memiliki kemampuan berimajinasi atau berfantasi tentang berbagi hal. Dia dapat menggunakan kata-kata, peristiwa dan beda untuk melambangkan yang lainnya. Misalkan saja dia membayangkan atau berfantasi, kursi sebagai mobil atau kuda sungguhan. Adapun kemampuan anak berimajinasi dengan menggunakan peristiwa adalah tampak dalam permainannya bermain peran, seperti sekolah-sekolahan, perangperangan, dan dagang-dagangan. Kemampuan anak pada masa usia 612 tahun sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti membaca, menulis dan berhitung serta pengetahuan tentang manusia, hewan, lingkungan daya alam, dan alam sekitarnya. melatih anak Untuk untuk mengembangkan nalarnya dengan

mengungkapkan pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di lingkungannya.

4

BAB I | PENDAHULUAN

1.

Foto 1.1 Anak-anak sedang menggambar (Sumber : www.google.com)

Foto 1.2 Seorang anak sedang mengikuti lomba lukis (Sumber : www.google.com)

Selain sekolah, pada zaman modern ini juga diperlukan adanya wadah untuk menyalurkan bakat-bakat anak sedini mungkin. Tidak hanya bakat alami yang dimiliki anak sejak lahir, tetapi juga wadah untuk mencari bakat anak yang nantinya akan menjadi pilihan anak untuk mengembangkan bakat khususnya ketika remaja hingga dewasa. Dalam hal ini, bakat seni adalah bakat yang sedang banyak diminati oleh masyarakat saat ini. Seni rupa khususnya seni lukis adalah salah satu bidang yang menjadi alternatif banyak orang tua untuk menyalurkan bakat yang dimiliki anak-anak. Sanggar lukis anak merupakan alternatif tempat untuk menyalurkan bakat anak selain sekolah. Kegiatan menggambar adalah suatu cara untuk menggali esensi dan mendorong sesorang untuk berpikir, berproses, memfokuskan diri dan bahkan bergembira sekaligus meraih hasil.

1.1.3

Uphadana Young Artist (UYA) Uphadana Young Artist adalah salah satu sanggar lukis anak di kota Gresik yang sedang berkembang. Pesertanya antara usia 5-12 tahun. Peserta yang mengikuti program belajar sanggar ini tidak hanya anak-anak yang ingin menyalurkan bakat atau hobi mereka, tetapi juga anak-anak yang sedang digali minat dan bakatnya oleh orang tua mereka. Tidak hanya program belajar yang menarik untuk anak-anak, tetapi juga suasana sanggar lukis yang kondusif menjadi salah satu pilihan para orang tua.

BAB I | PENDAHULUAN

5

Foto 1.3 Fasad Sanggar Lukis Anak Uphadana Young artist (Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Sanggar Lukis Anak Uphadana Artist merupakan lembaga non-formal dimana didalamnya ada berbagai macam kegiatan anak dengan mengedepankan kreativitas atau seni sebagai motif yang paling pas untuk memberikan nilai pendidikan kepada anak-anak mulai usia dini. Sanggar ini didirikan oleh Bapak Komang Jaya Uphadana yang biasa mengenalkan dirinya sebagai Kak Komang. Kak Komang sebagai seorang Pelukis, Pendongeng dan Pendidik anakanak mencoba mengkolaborasikan ketiganya sehingga menjadi baik dan pas dalam usaha memberikan nilai pendidikan yang baik karena anak yang sangat identik dengan dongeng dan menggambar. Materi yang diajarkan dimulai dari bahan-bahan seni itu sendiri hingga dari pengalaman-pengalaman hidup mereka sendiri, masalah-masalah pribadi mereka, dan imajinas-imajinasi mereka yang kaya. Eksisting sanggar lukis ini memanfaatkan ruangan-ruangan dalam rumah sehingga beralih fungsi menjadi tempat belajar melukis untuk anak-anak. Selain itu, teras rumah yang sempit dan sebagian ruangan depan dimanfaatkan sebagai area bermain anak-anak, area tunggu dan enterance. Adanya penambahan fasilitas kantin, area tunggu, dan area bermain yang seadanya, maka diperlukan suatu desain interior yang sesuai dengan aktivitas pengguna sehingga kebutuhan dapat terpenuhi secara fungsional.

6

BAB I | PENDAHULUAN

1.1.4 Latar Belakang Pemilihan Judul Sanggar lukis anak Uphadana Young Artist merupakan sanggar lukis yang memanfaatkan sebagian dari fasilitas rumah pemilik untuk menjadi tempat belajar melukis anak-anak. Saat ini sanggar lukis menjadi salah satu alternatif tempat belajar non-formal untuk anakanak. Sasaran dari sanggar lukis tersebut adalah anak-anak, dimana anak-anak memiliki beragam aktivitas. Namun pada sanggar lukis tersebut masih belum memiliki fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan aktivitas pengguna, baik bagi anak-anak maupun bagi orang tua serta pengajar dan staff. Peminat peserta didik yang semakin bertambah dan tuntutan perkembangan zaman menjadi faktor diperlukannya desain interior yang dapat memfasilitasi para pengguna sanggar lukis tersebut. Namun, meskipun mengikuti perkembangan yang semakin modern, baik anak-anak maupun orang tua hendaknya dapat mengenal berbagai aliran dalam seni lukis. Dalam hal ini, Kubisme sebagai salah satu aliran seni lukis akan diangkat sebagai konsep yang akan digunakan dalam desain interior tersebut. Beberapa fasilitas yang akan disajikan dalam sanggar lukis ini antara lain area belajar melukis baik di dalam ruangan maupun di ruangan terbuka seperti taman, kemudian galeri untuk memamerkan hasil karya anak-anak. Tidak hanya itu, fasilitas lain keterampilan yang lain juga akan disediakan baik untuk anak-anak maupun pendamping (misal: ibu, ayah, kakak, pembantu, ataupun keluarga yang lain) yang sedang menunggu peserta didik. Dengan adanya fasilitas tersebut, diharapkan peserta didik dapat mendapatkan ilmu seni lukis melalui fasilitas-fasilitas yang telah disediakan serta dapat mengenalkan aktivitas baru pada ibu-ibu ataupun para pendamping lainnya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern, maka diberikan beberapa fasilitas tambahan seperti cafe dan toko peralatan lukis untuk memenuhi kebutuhan melukis anak.

BAB I | PENDAHULUAN

7

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasai, maka penulis tertarik untuk membahas masalah desain interior Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist dengan Konsep Kubisme Bernuansa Klasik. 1.2 JUDUL Desain Interior Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist dengan Konsep Kubisme Bernuansa Modern Kasual. Pengertian judul secara terminology adalah sebagai berikut 1.2.1 Definisi Desain menurut Prof. Bruche Archer, 1997 : adalah keterampilan, pengetahuan, pengalaman manusia yang

mencerminkan keterkaitan dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya ditinjau dari kebutuhan kerohanian dan jasmani. Secara khusus, desain dikaitkan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena buatan manusia. 1.2.2 Definisi Interior a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : adalah bagian dari suatu bangunan b. Menurut Wikipedia kamus besar berbahasa Indonesia : adalah keadaan fisik dalam ruangan c. Menurut Encyclopedia Britannica : adalah suatu sistem dalam suatu ruang 1.2.3 Definisi Desain Interior a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : adalah bagian dari suatu bangunan. b. Menurut Encyclopedia Britannica : adalah suatu sistem dalam suatu ruangan8 BAB I | PENDAHULUAN

c. Menurut Sumardji 1995:6 : adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geografi setempat dan kebiasaankebiasaan sosial yang diwujudkan dalam kontemporer. d. menurut D.K. Ching : adalah merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan. e. menurut Sachari : adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan dalam berbagai pendekatan dan pertimbangan baik fungsi ruang, suasana, elemen estetis, pemilihan material, sosial budaya serta gaya hidup hingga pertimbangan pertimbangan teknis penataan ruang. f. Menurut mata kuliah desain interior : suatu proses/kegiatan baik sistem maupun fasilitas konkrit melalui media ruang sebagai bagian dari proses adapatasi manusia dengan lingkungan dimana ia berada dengan mempertimbangkan faktor fungsi dari estetika. Definisi Desain Interior berdasarkan keterangan diatas: Kegiatan merancang, mendesain dan merencanakan suatu ruang dalam bangunan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan aktivitas manusia yang disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan aspek sosial dan budaya serta penggunaan berbagai elemennya dan berbagai teknis penggunaan material dan perawatannya.

1.2.4

Definisi Sanggar a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto :

BAB I | PENDAHULUAN

9

1 sl. tempat pemujaan di rumah; 2 ruang (rumah) yang diatur baik-baik untuk mengerjakan sesuatu; sanggar kerja : pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok orang (biasanya diadakan secara teratur) untuk mengadakan penelitian dan diskusi atau pembahasan mengenai sesuatu bidang tertentu. b. Menurut Wikipedia, sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan. 1.2.5 Definisi Lukis a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : juru gambar; pelukis; seni -, kepandaian atau buah kepandaian menggambar yang indah-indah. b. Menurut Wikipedia, seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebuh utuh dari menggambar. 1.2.5 Definisi Anak a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : turunan yang kedua; manusia yang masih kecil; orang yang termasuk dalam sesuatu golongan pekerjaan (keluarga dsb). b. Menurut Wikipedia, Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa puberitas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak murujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental sesorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah anak.

10

BAB I | PENDAHULUAN

1.2.6

Definisi Uphadana Young Artist Uphadana Young Artist adalah nama sebuah sanggar seni lukis di kota Gresik. Sanggar ini ditujukan untuk anak-anak. Nama Uphadana Young Artist diangkat dari nama pendiri sanggar lukis ini, yaitu Komang Jaya Uphadana. Sedangkan Young sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti muda atau kaum muda; dan juga Artist yang berarti seniman. Jadi, Uphadana Young Artist maksudnya adalah seniman muda Uphadana.

1.2.7

Definisi Konsep Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : Rancangan atau buram (surat dsb)

1.2.8

Definisi Kubisme a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : n 1 bentuk permulaan seni abstrak (tt seni lukis), mengutamakan pemecahan bentuk menjadi bidang bersiku-siku dan berhimpitan, kemudian disusun kembali. b. Menurut Wikipedia, Kubisme adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu.

1.2.9

Definisi Nuansa Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : n 1 variasi atau perbedaan yang sangat halus atau (tt warna, suara, kualitas, dsb);

1.2.10 Definisi Modern a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminto : 1 terbaru, mutakhir; 2 sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman b. Daniel Lerner

BAB I | PENDAHULUAN

11

Modern adalah istilah baru untuk satu proses panjang proses perubahan sosial, dimana masyarakat yang kurang berkembang memperoleh ciri-ciri yang biasa bagi masyarakat yang lebih berkembang. c. Widjojo Nitisastro : Modern adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis. d. Soerjono Soekanto : Modern adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar). e. Achmanto Mandatu : Suatu keadaan dimana masyarakat telah menghasilkan produk produk secara massal guna memenuhi kebutuhan sehingga kehidupan menjadi lebih mudah. f. Menurut Wikipedia : Umumnya menunjukkan sesuatu yang "up-to-date", "baru", atau kontemporer.

1.2.11 Definisi Kasual Menurut arti kata, kasual berarti sederhana. Kasual biasa di artikan dengan penggunaan sehari-hari yang sederhana dan tanpa rencana serta memiliki kesan santai. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Desain Interior Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist dengan Konsep Kubisme Bernuansa Modern Kasual adalah mendesain dan merencanakan ruangan dalam bangunan Sanggar Lukis Uphadana Young Artist yang dilakukan berdasarkan kebutuhan aktivitas manusia sesuai dengan fungsi sebagai tempat belajar melukis anak-anak dengan mengangkat konsep kubisme sebagai salah satu aliran dalam seni lukis

12

BAB I | PENDAHULUAN

yang diterapkan ke dalam ruangan serta dengan sentuhan elemen yang sederhana namun tetap terlihat indah. 1.3 MASALAH 1.3.1 Identifikasi Masalah a. Eksisting sanggar lukis yang tidak memiliki konsep sehingga belum ada image khusus untuk dikenal masyarakat; b. Kebutuhan sanggar lukis yang masih belum ada pembagian zoning sehingga kurang terdapat program ruang; c. Kurang adanya sirkulasi udara yang baik dalam area belajar; d. Pencahayaan yang kurang dalam ruangan sehingga terkesan gelap; e. Masih belum memiliki fasilitas galeri sebagai apresiasi karya bagi peserta didik; f. Fasilitas ruang tunggu dan kantin yang bisa dijadikan point of interest bagi pengunjung yang datang pertama kali, masih tampak kurang rapi dan ditata seadanya sehingga terlihat kurang menarik. 1.3.2 Batasan Masalah a. Permasalahan yang diangkat adalah interior Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist dan tidak mengulas mengenai struktur bangunan. b. Eksisting yang digunakan merupakan eksisting rencana bangunan modern dengan program ruang yang sesuai dengan kebutuhan tanpa merubah eksisting yang ada. 1.3.3 Rumusan Masalah a. Bagaimana mengadopsi konsep kubisme dengan nuansa modern kasual dalam desain interior Sanggar Lukis Uphadana Young Artist untuk memberikan image yang kuat pada sanggar lukis tersebut. b. Bagaimana menciptakan desain interior sanggar lukis dengan memberikan beberapa fasilitas yang baru pada ruangan-ruangan yang dibutuhkan sesuai dengan konsep dan nuansa yang ditawarkan.BAB I | PENDAHULUAN 13

c. Bagaimana membagi zoning area sanggar lukis sehingga memiliki program ruang yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 1.4 TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan a. Melalui studi dengan analisa yang lebih mendalam dan ditinjau dari teori-teori yang ada maka diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai obyek secara lebih terperinci dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai acuan ataupun panduan dalam proses perancangan desain interior sanggar lukis anak Uphadana Young Artist (UYA) nantinya. b. c. d. Memberikan konsep baru pada Sanggar Lukis Anak UYA sehingga dapat memberikan fasilitas kepada pengunjung secara maksimal. Memberikan nuansa yang berbeda pada sanggar lukis Anak UYA yang dapat memberikan suatu image tersendiri bagi masyarakat. Mengenalkan kembali unsur kubisme pada anak-anak melalui konsep desain interior yang ditawarkan sesuai dengan karakter anak-anak sehingga anak-anak dapat berkreativitas lebih dalam pola pikir yang imajinatif. 1.4.2 Manfaat a. Bagi Masyarakat Sebagai sarana belajar non-formal terutama seni lukis bagi anakanak di kota Gresik Membantu masyarakat untuk lebih mengenali Sanggar Lukis Anak UYA melalui brand image yang dimiliki b. Bagi Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist Mendapatkan referensi desain interior untuk Sanggar Lukis Anak UYA selanjutnya Memberikan fasilitas yang modern sehingga kebutuhan anak-anak dan pengunjung lainnya dapat terpenuhi14 BAB I | PENDAHULUAN

1.4.1

Memiliki brand image tersendiri bagi Sanggar Lukis Anak UYA sehingga masyarakat dapat mengenal dengan mudah Memberikan semangat anak-anak dalam menggambar dan berkreativitas melalui penataan desain interior yang ditampilkan

1.5

LINGKUP DESAIN Obyek perancangan desain ini merupakan sebuah obyek nyata dengan mengambil denah eksisting bangunan lain yang menunjang terhadap konsep desain yang ingin dicapai. Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist sendiri terletak di kota Gresik tepatnya di Jl. Ikan Bandeng no. 13 BP Kulon. Tempat sanggar lukis ini memanfaatkan sebagian area dari bangunan sebuah rumah. Karena eksisting yang tidak menunjang konsep desain yang akan dirancang, maka dipilihlah sebuah rencana eksisting berupa bangunan modern yang memiliki kesamaan dalam program ruang yang dibutuhkan, yaitu rencana desain Museum Seni Surabaya. Rencana desain sanggar lukis ini akan ditempatkan di Jl. Jawa GKB Gresik. Perancangan Sanggar Lukis Anak Uphadana Young Artist ini merupakan obyek perancangan pada keseluruhan kebutuhan ruang pada sanggar lukis yang menitikberatkan area dimana peserta sanggar lukis banyak melakukan aktivitas. Sasaran desain interior yang dirancang nantinya untuk anak-anak sebagai peserta dan orang tua sebagai pendamping, dengan klasifikasi peserta sanggar lukis datang untuk mengikuti proses belajar dan bermain, serta mendapatkan pengalaman dan informasi yang baru ketika mendatangi sanggar lukis tersebut.

BAB I | PENDAHULUAN

15

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

16

BAB I | PENDAHULUAN