RPP KELAS X

25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/I Materi Pokok/KD : Bahasa dan Bunyi sebagai Sistem Simbol 3.1 Memahami Hakikat Bahasa dan Bunyi Bahasa sebagai Sistem Simbol yang Dijadikan Wahana Interaksi Sosial Manusia. Alokasi Waktu : 1 kali pertemuan (2x45 menit) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan mematuhi norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukkan sikap proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

Transcript of RPP KELAS X

Page 1: RPP KELAS X

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/I

Materi Pokok/KD : Bahasa dan Bunyi sebagai Sistem Simbol

3.1 Memahami Hakikat Bahasa dan Bunyi

Bahasa sebagai Sistem Simbol yang

Dijadikan Wahana Interaksi Sosial

Manusia.

Alokasi Waktu : 1 kali pertemuan (2x45 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan mematuhi

norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan

bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukkan sikap proaktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalan kehidupan sosial secara

efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta

mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan

prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahsasa dan sastra Indonesia serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian bahasa dan sastra yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak untuk

mengembangkan ilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri dengan

menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait.

Page 2: RPP KELAS X

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi1. 1.1. Menghargai dan

mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya dengan mematuhi

norma-norma bahasa Indonesia

serta mensyukuri dan

mengapresiasi keberadaan bahasa

dan sastra Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

1.1.1 Mensyukuri anugrah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.

2. 2.1 Memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang memiliki kemantapan kedudukan, fungsi, dan kaidah.

2.1.1 Menunjukan prilaku tanggung jawab, responsif, imajinatif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk mengekspresikan impian, misteri, imajinasi, serta permasalahan remaja dan sosial.

3. 3.1 Memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan wahana interaksi sosial manusia.

3.1.1 Mengidentifikasi hakikat bahasa sebagai sistem simbol.

3.1.2 Menjelaskan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

3.1.3 Menganalisis persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia dengan bahasa daerah.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat mensyukuri anugrah

Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan

kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.

2. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik menunjukan prilaku tanggung

jawab, responsif, imajinatif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk

mengekspresikan impian, misteri, imajinasi, serta permasalahan remaja dan sosial.

Page 3: RPP KELAS X

3. Setelah membaca teks hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai simbol dan

mendiskusikannya, peserta didik dapat mengidentifikasi hakikat bahasa sebagai

sistem simbol.

4. Setelah membaca teks teks hakikat bahasa dan simbol bahasa dan

mendiskusikannya, peserta didik dapat menjelaskan bunyi bahasa sebagai sistem

simbol.

5. Setelah membaca teks hakikat bahasa dan simbol bahasa dan mendiskusikannya,

peserta didik dapat Menganalisis persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam

bahasa Indonesia dengan bahasa daerah.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Hakikat Bahasa

a. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan sistem bunyi yang keluar dari mulut yang bersifat

arbitrer (mana suka).

b. Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli:

Webster, 1961:1270

Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau

perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi, gesture, atau tanda yang

disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami.

Kirdalaksana, 1982

Bahasa adalah sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh

anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan

mengidentifikasikan diri.

c. Hakikat Bahasa

Defenisi bahasa dari Kridalaksana bahwa: “Bahasa adalah sistem lambang

bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”, dan yang sejalan dengan

definisi mengenai bahasa dari beberapa pakar lain, kalau dibutiri akan didapatkan

beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu, antara lain,

adalah:

Page 4: RPP KELAS X

- Bahasa adalah sebuah system

- Bahasa berwujud lambing

- Bahasa berupa bunyi

- Bahasa bersifat arbiter

- Bahasa itu bermakna

- Bahasa bersifat konvensional

- Bahasa bersifat unik

- Bahasa bersifat universal

- Bahasa itu bervariasi

- Bahasa bersifat produktif

- Bahasa bersifat dinamis

- Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi social

- Bahasa merupakan identitas penuturnya

2. Pengertian Bunyi Bahasa

Bunyi bahasa merupakan bunyi yang merupakan perwujudan dari setiap

bahasa, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berperan di dalam bahasa. Bunyi

bahasa adalah bunyi yang menjadi perhatian para ahli bahasa. Bunyi bahasa ini

merupakan sarana komunikasi melalui bahasa dengan cara lisan. Dalam pembentukan

bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat, yaitu (1) sumber tenaga, (2) alat

ucap penghasil getaran, dan (3) rongga pengubah getaran.

Beberapa konsep yang perlu diketahui adalah:

a. Vokal dan konsonan

Berdasarkan ada tidaknya rintangan terhadap arus udara, bunyi bahasa dapat

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu vokal dan konsonan.

Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan

kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:

tinggi-rendahnya posisi lidah (tinggi, sedang, rendah)

bagian lidah yang dinaikkan (depan, tengah, belakang)

Page 5: RPP KELAS X

bentuk bibir pada pembentukan vokal itu (normal, bundar,

lebar/terentang)

Konsonan adalah bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dan

kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:

keadaan pita suara (merapat atau merenggang - bersuara atau tak

bersuara)

penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap/artikulator (bibir,

gigi, gusi, lidah, langit-langit)

cara alat ucap tersebut bersentuhan/berdekatan

b. Artikulator adalah alat ucap yang bersentuhan atau yang didekatkan untuk

membentuk bunyi bahasa.

Daerah artiulasi adalah daerah pertemuan antara dua artikulator, yaitu:

Bilabial - bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup), mis.: [p], [b],

[m]

Labiodental - bibir bawah dan ujung gigi atas, mis.: [f]

Alveolar - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gusi, mis.: [t], [d], [s]

Dental - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas

Palatal - depan lidah menyentuh langit-langit keras, mis.: [c], [j], [y]

Velar - belakang lidah menempel/mendekati langit-langit lunak, mis.: [k],

[g]

Glotal (hamzah) - pita suara didekatkan cukup rapat sehingga arus udara

dari paru-paru tertahan, mis.: bunyi yang memisahkan bunyi [a] pertama

dan [a] kedua pada kata saat

Cara artikulasi adalah cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah

artikulasi, yaitu:

Bunyi hambat - kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup,

kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba. Mis.: [p] dan [b]

Bunyi semi-hambat - kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui

rongga hidung. Mis.: [m]

Page 6: RPP KELAS X

Bunyi frikatif - arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga

terdengar bunyi berisik (desis). Mis.: [f] dan [s]

Bunyi lateral - ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar

melalui samping lidah. Mis.: [l]

Bunyi getar - ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang.

Mis.: [r]

Selain bunyi-bunyi di atas, ada bunyi yang cara pembentukannya sama

seperti pembentukan vokal, tetapi tidak pernah dapat menjadi inti suku kata.

Misalnya: [w] dan [y]

c. Diftong dan Gugus Konsonan

Diftong berhubungan dengan vokal, sedangkan gugus berhubungan dengan

konsonan. Diftong merupakan gabungan vokal dengan /w/ atau /y/, contohnya

/aw/ pada /kalaw/ dan /baŋau/ (untuk kata "kalau" dan "bangau"), tetapi bukan /au/

pada /mau/ dan /bau/. Diftong adalah vokal yang berubah kualiasnya. Dalam

sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf

vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "harimau" adalah diftong,

sehingga <au> pada suku kata "-mau" tidak dapat dipisahkan menjadi "ma·u"

seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai>

pada kata "sungai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/

yang merupakan inti suku kata "-ngai". Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-

tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir

sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/

dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a]

maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan

membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing

terdiri atas dua suku kata.

Gugus adalah gabungan dua konsonan, atau lebih yang termasuk dalam satu

suku kata yang sama. /kl/ dan /br/ (seperti dalam "klinik" dan "obral") adalah

gugus, sedangkan /mp/ dan /rc/ (seperti dalam "tampak", "timpa", "arca", dan

"percaya") bukanlah gugus dalam bahasa Indonesia. Gugus konsonan adalah

deretan dua konsonan atau lebih yang tergolong dalam satu suku kata yang sama.

Page 7: RPP KELAS X

Bunyi [pr] pada kata "praktik" adalah gugus konsonan, tetapi [kt] pada kata yang

sama itu bukanlah gugus konsonan. Pemisahan bunyi pada kata itu adalah

prak·tik.

Dengan contoh di atas jelaslah bahwa tidak semua deretan konsonan itu selalu

membentuk gugus konsonan. Dalam bahasa Indonesia cukup banyak kata yang

memiliki dua konsonan yang berdampingan, namun belum tentu deretan itu

merupakan gugus konsonan. Contoh lain dari deretan dua konsonan yang bukan

gugus konsonan adalah "cipta", "aksi", dan "harga"

d. Fonem dan Grafem

Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau mirip kedengarannya. Dalam

ilmu bahasa fonem itu ditulis di antara dua garis miring: /.../.

/p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan arti.

Contoh:

pola — /pola/ : bola — /bola/

parang — /paraŋ/ : barang — /baraŋ/

peras — /pɘras/ : beras — /bɘras/

Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang

bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa

Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal

suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/

itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada

pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap

rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini.

Dengan demikian, fonem /p/ dalam bahasa Indonia mempunyai dua variasi.

Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon. Alofon

dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan

[p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan [p>], maka kita dapat

Page 8: RPP KELAS X

berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni

[p] dan [p>].

Grafem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi.

Seringkali represenasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya untuk menyatakan

benda yang dipakai untuk duduk yang bernama "kursi", kita menulis kata kursi

yang terdiri dari grafem <k>, <u>, <r>, <s>, dan <i>, dan mengucapkannya pun

/kursi/ - dari segi grafem ada alima satuan, dan dari segi fonem juga ada lima

satuan. Akan tetapi, hubungan satu-lawan-satu seperti itu tidak selalu kita

temukan. Kata "ladang" mempunyai enam grafem, yakni <l>, <a>, <d>, <a>, <n>,

dan <g>. Dari segi bunyinya perkaatan yang sama itu hanya mempunyai lima

fonem, yakni /l/, /a/, /d/, /a/, dan /ŋ/ karena grafem <n> dan <g> hanya mewakili

satu fonem /ŋ/ saja. Bunyi yang dinyatakan oleh grafem <p> dan <g> dalam

bahasa Indonesia jelas sangat berbeda. Sebaliknya, bunyi yang dinyatakan oleh

grafem <p> dan <b> sangat berdekatan. Dengan perbedaan dan kemiripan seperti

itu maka dalam percakapan telepon, perkataan "pula" dan "gula" tidak akan keliru

ditangkap, sedangkan "pola" dan "bola" dapa dengan mudah membingungkan

kita.

3. Persamaan dan Perbedaan arti bunyi bahasa

Contoh:

PERBANDINGAN DALAM KOSA KATA DASAR MENURUT

MORRIS SWADESH DENGAN BAHASA SASAK

No. Gloss Bahasa Sasak

1. Akar Akah

2. Api Epi

3. Anak Anaq

4. Angin Angin

5. Apa Ape

6. Baru Beru

7. Datang Dateng

8. Dengar Dengah

9. Dua Due

Page 9: RPP KELAS X

10. Garuk Garok

11. Gosok Gosoq

12. Gunung Guneng

13. Jauh Jaok

14. Kecil Becik

15. Lima Lime

16. Mati Mate

17. Pusar Puset

18. Tahu Tehu

19. Tali Teli

20. Tulang Tolang

E. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran

- Saintifik

- Tanya jawab

- Diskusi

- Kerja kelompok

- Penugasan

- Presentasi

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar

1. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia

2. Internet

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia

4. LCD

5. Media cetak (koran, majalah dsb)

6. Buku-buku dari sumber lain

G. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit )

1) Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan

kondisi dan pembelajaran sebelumnya.

2) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Page 10: RPP KELAS X

3) Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan

langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti (70 menit)

1) Mengamati

a) Peserta didik mengamati sebuah gambar yang berkaitan dengan bahasa dan

bunyi sebagai sitem simbol.

b) Peserta didik membaca teks Dialek dalam Berbahasa Menunjukkan Asal

Suku Seseorang.

2) Menanya

a) Peserta didik menanya tentang hakikat bahasa sebagai sistem simbol.

b) Peserta didik menanya tentang hakikat bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

c) Peserta didik menanya tentang perbedaan dan persamaan arti bunyi bahasa.

3) Mengumpulkan Informasi

a) Peserta didik berdiskusi tentang hakikat bahasa sebagai sistem simbol.

b) Peserta didik berdiskusi tentang hakikat bunyi bahasa sebagai sistem

simbol.

c) Peserta didik berdiskusi tentang perbedaan dan persamaan arti bunyi

bahasa.

4) Menalar

a) Peserta didik menyimpulkan pengertian hakikat bahasa sebagai sistem

simbol.

b) Peserta didik menyimpulkan pengertian bunyi sebagai sistem simbol.

c) Peserta didik menyimpulkan persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa.

5) Mengkomunikasikan

a) Peserta didik menyampaikan hasil pemahamannya tentang bahasa dan

bunyi sebagai sistem simbol.

b) Peserta didik menyampaikan hasil simpulannya tentang bahasa dan bunyi

sebagai sistem simbol.

Page 11: RPP KELAS X

c) Peserta didik membandingkan hasil kelompokknya dengan kelompok lain.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran

2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan

3) Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

H. Penilaian

1. Peniaian Sikap

No

.

Nama Siwa Jujur Disiplin Tngungjwb Jmlh

skor

Nilai Predikat

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9 \

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Page 12: RPP KELAS X

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

Keterangan pengisian skor:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Rubrik penilaian sikap

Rubrik Skor

Page 13: RPP KELAS X

Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh – sungguh dalam melakukan

kegiatan.1

Menunjukkan sudah ada usaha sungguh – sungguh dalam melakukan kegiatan

tapi masih sedikit dan belum konsisten.2

Menunjukkan ada usaha sungguh – sungguh dalam melakukan kegiatan yang

cukup sering dan mulai konsisten.3

Menunjukkan adanya usaha sungguh – sungguh dalam melakukan kegiatan

secara terus menerus dan konsisten.4

Pedoman Penilaian Sikap:

Skor = jumlah

Nilai = Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

Konversi nilai = (nilai/100)X4

Kategori nilai bisa dilihat di table konversi nilai sikap (K,C,B,SB)

2. Penilaian Pengetahuan

No.

Indikator PencapaianKopetensi

TeknikPenilaian

BentukPenilaian

Instrumen

1. Mengidentifikasi hakikat bahasa sebagai sistem simbol.

Tertulis Uraian Identifikasilah hakikat bahasa sebagai sistem simbol!

2. Menjelaskan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

Tertulis Uraian Jelaskanlah bunyi bahasa sebagai sistem simbol!

3. Penilaian keterampilan

No. Indikator Pencapaian Kompetensi

Teks Penilaian

Bentuk Penilaian

Instrumen

3. Menganalisis persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia dengan bahasa daerah.

Teks tertulis

Uraian Analisislah persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia dengan bahasa daerah masing-masing!

Pedoman Penskoran

Page 14: RPP KELAS X

No. Soal Petunjuk Penskoran Skor1. Tepat 3

Kurang Tepat 2Tidak Tepat 1

2. Tepat 3Kurang Tepat 2Tidak Tepat 1

3. Tepat 3Kurang Tepat 2Tidak Tepat 1

Keterangan:

Nilai = P erolehan S kor X 100

Jumlah skor maksimal

Kunci Jawaban:

1. Hakikat bahasa sebagai sistem simbol adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer

yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama,

berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

Hakikat bahasa menurut pendapat Brown yang dikutip dari Tarigan (2001:4), yaitu (1)

bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, (2) bahasa adalah seperangkat lambang-

lambang yang arbiter, (3) lambang-lambang bahasa bersifat oral dan visual, (4)

simbol atau lambang-lambang itu mengandung makna konversional, (5) bahasa

sebagai alat komunikasi, (6) bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat atau budaya,

(7) bahasa bersifat kemanusiaan, (8) bahasa diperoleh orang atau bangsa dengan cara

yang hampir atau banyak persamaan dan, (9) bahasa dan belajar bahasa mempunyai

ciri kesejagatan atau universal.

2. Bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia memiliki sistem. Hakikat bahasa adalah

sistem lambang bunyi yang diproduksi oleh alat ucap manusia.

3. Persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia dengan bahasa

Sasak.

Page 15: RPP KELAS X

No. Bahasa

Indonesia

Bahasa

Sasak

Penjelasan

1. Akar Akah Bunyi antara kata akar dan akah yang memliki

arti ynag sama hanya terdapat perbedaan pada

huruf akhirnya /r/, /h/

2. Baru Beru Bunyi antara kata baru dan beru yang memiliki

arti ynag sama hanya terdapat perbedaan pada

huruf keduanya /a/, /e/

3. Datang Dateng Bunyi antara kata datang dan dateng memiliki

arti yang sama hanya saja ada satu huruf yang

berbeda /a/, /e/

Mataram, 28 Agustus 2014

Mengetahui,

Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Nadia Rosalina Nurlaela

NIP: NIM: 11211A0136

Page 16: RPP KELAS X

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

I. KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami hakikat bahasa dan bunyi bahasa sebagai sistem simbol yang dijadikan

wahana interaksi sosial manusia.

II. INDIKATOR

3.1.1 Mengidentifikasi Mengidentifikasi hakikat bahasa sebagai sistem simbol.

3.1.2 Menjelaskan bunyi bahasa sebagai sistem simbol.

3.1.3 Menganalisis persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam bahasa

Indonesia dengan bahasa daerah.

III. MATERI PELAJARAN

Pengertian Hakikat Bahasa

a. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan sistem bunyi yang keluar dari mulut yang bersifat

arbitrer (mana suka).

b. Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli:

Webster, 1961:1270

Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau

perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi, gesture, atau tanda yang

disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami.

Kirdalaksana, 1982

Bahasa adalah sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh

anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan

mengidentifikasikan diri.

c. Hakikat Bahasa

Defenisi bahasa dari Kridalaksana bahwa: “Bahasa adalah sistem lambang

bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”.

Page 17: RPP KELAS X

Pengertian Bunyi Bahasa

Bunyi bahasa merupakan bunyi yang merupakan perwujudan dari setiap

bahasa, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berperan di dalam bahasa. Bunyi

bahasa adalah bunyi yang menjadi perhatian para ahli bahasa. Bunyi bahasa ini

merupakan sarana komunikasi melalui bahasa dengan cara lisan.

IV. SOAL

1. Identifikasilah hakikat bahasa sebagai sistem simbol!

2. Jelaskanlah bunyi bahasa sebagai sistem simbol!

3. Analisislah persamaan dan perbedaan arti bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia

dengan bahasa daerah masing-masing!