Rhinitis alergika

29
Case Hidung RHINITIS ALERGIKA Oleh: Claudia I. 1015003 Cindy CPP 1015011 Shannon C.M 1015104 Edwin Nirwana 1015147 Nugraheni M. 1015159 Pembimbing: dr. Fari, Sp. THT Bagian Ilmu Penyakit THT RS Immanuel Bandung 2014

description

Telinga hidung tenggorokan

Transcript of Rhinitis alergika

  • Case Hidung

    RHINITIS ALERGIKAOleh:Claudia I. 1015003Cindy CPP 1015011Shannon C.M 1015104Edwin Nirwana 1015147Nugraheni M. 1015159Pembimbing: dr. Fari, Sp. THTBagian Ilmu Penyakit THTRS ImmanuelBandung2014

  • Identitas PasienNama: Ny. RRUmur: 37 tahunPekerjaan: Guru SMPAlamat: Pasirkoja, Bdg Tgl Pemeriksaan : 23 Juli 2014

  • AnamnesisKU : keluar ingus dari hidung

    Sejak 2 hari sebelum datang ke poliklinik THT RS Immanuel pasien mengeluh keluar ingus dari hidung. Cairan yang keluar jernih, encer dalam jumlah cukup banyak dari kedua lubang hidung. Selain itu pasien juga mengeluhkan mata merah dan berair terus menerus, terasa gatal. Sebelum keluhan muncul, pasien mengeluh hidungnya terasa gatal dan sering bersin-bersin. Keluhan disertai kemerahan yang timbul pada kulit lengan dan terasa gatal.

  • Sekitar 1 jam sebelum keluhan muncul, os membersihkan kamarnya yang kosong seminggu. Debu terhirup, os menjadi bersin-bersin dan keluar ingus.

    Disangkal : sekret berbau, demam, sakit kepala, memiliki hewan peliharaan, atau menggunakan semprot hidung sebelumnya.

  • RPD : pasien memiliki riwayat penyakit asma sejak kecil. Pasien sejak kecil sering mengalami keluhan yang sama jika cuaca dingin atau terkena debu. Dan pernah diberi obat Incidal oleh dokter keluhan berkurang.RPK : ibu pasien memiliki riwayat asma

    UB : 2 hari yg lalu pasien minum obat Incidal (keluhan berkurang), tapi 1 jam yang lalu pasien tidak minum obat.

  • ResumeSeorang wanita 37 tahun, keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, datang ke Poliklinik THT dengan keluhan utama rhinorrhea.Pada anamnesis lebih lanjut, didapatkan:

  • Resume2 hari SMRS:

    Sneezing (+) Pruritus palpebra & mata (+)Kongesti nasal (+)Pruritus nasal (+)Rhinorrhea serrous (+), odor (-)Lakrimasi (+)Eritema pada lengan1 jam sebelum keluhan muncul :

    membersihkan kamarnya, os menghirup debu

    Poli THTRiwayat Penyakit Sekarang

  • ResumeRiwayat Penyakit Sekarang

    Febris (-)Menggunakan nasal spray (-)Mata merah dan gatal (+)Cephalgia (-)Memiliki hewan peliharaan (-)

  • ResumeRiwayat Penyakit Dahulu

    Sejak kecil memiliki riwayat penyakit asma sering mengalami seperti ini, terutama bila terkena debu obat Incidal dari dokter keluhan berkurang

  • ResumeRiwayat Penyakit KeluargaAsma (+), ibu pasien.

    Usaha berobat2 hari yg lalu pasien minum obat Incidal (keluhan berkurang), tapi 1 jam yang lalu pasien tidak minum obat.

  • Pemeriksaan FisikMata: injeksi konjungtiva +/+ allergic shiners +/+Lain-lain dalam batas normal

    Status lokalis:A. Telinga: tidak ada kelainan

    B. Mulut dan Tenggorok: tidak ada kelainan

    C. Hidung: bentuk dan ukuran normal

  • Pemeriksaan Fisik

    HidungKananKiriRinoskopi Anterior Mukosa Sekret / krusta Septum Konka inferior Konka media Meatus inferior Meatus media Tumor/ Polyp

    Rinoskopi posterior

    Transilluminasi

    Os Maxillaris Palpasi PerkusiPucat, kongesti+ serousTidak ada deviasiPucat, hipertrofiSulit dinilaiSekret +Sulit dinilaiTidak ada

    Normal

    Sinus Maksilaris : terangSinus Frontalis : terangNyeri -Nyeri -Pucat, kongesti+ serousTidak ada deviasiPucat, hipertrofiSulit dinilaiSekret +Sulit dinilaiTidak ada

    Normal

    Sinus Maksilaris : terangSinus Frontalis : terang

    Nyeri -Nyeri -

  • DiagnosisUsul Pemeriksaan

    Tes Alergi Clinical Rhinitis Alergika

  • TerapiNon medikamentosa : Edukasi : hindari faktor pencetus

    Medikamentosa :Loratadin tab 1 x 10 mgPseudoephedrine HCl tab 3 x 60 mg

  • PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam: ad bonam

  • Rinitis AlergikaDefinisi

    Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986)

    Menurut WHO ARIA tahun 2001: kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

  • EtiologiDipicu oleh alergen, berdasarkan cara masuknya dibagi menjadi:Alergen inhalan; masuk bersama udara pernapasan (debu, rerumputan, serpihan epitel binatang, jamur)Alergen ingestan; masuk ke saluran cerna (makanan, susu sapi)Alergen injektan; masuk lewat suntikan/tusukan (penisilin, sengatan lebah)Alergen kontaktan; masuk lewat kontak kulit/jar.mukosa (kosmetik, bahan perhiasan)

    Satu macam alergen bisa merangsang lebih dari satu organ sasaran

  • KlasifikasiSebelumnya, rinitis alergi menggunakan kriteria waktu pajanan menjadi :Rinitis musiman (seasonal allergic rhinitis)Sepanjang tahun (parennial allergic rhinitis)Akibat kerja (occupational allergic rhinitis)

    Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi WHO Initiative ARIA tahun 2001 yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi:Intermitten/kadang-kadang : bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 mingguPersisten/menetap : bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu

    Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, dibagi menjadi :Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang menggangguSedang-berat : bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas

  • EpidemiologiUS: prevalensi 20%40 juta warga US menderita rinitis alergikaScandinavia: 15% pria, 14% wanitaSecara internasional, prevalensi bervariasi di tiap negara, berkaitan dgn perbedaan geografis mengenai tipe dan potensi jenis alergenTerdapat pada semua ras, namun bervariasi karena adanya perbedaan genetik, geografis dan lingkungan.Pada anak-anak: laki-laki lebih banyak terkena dibanding perempuanPada dewasa: laki-laki = perempuanOnset dapat pada usia anak-anak, remaja, atau dewasa muda, dengan rata-rata usia 8-11 tahunNamun, bisa pada usia berapa saja, 80% kasus terjadi pada usia 20 tahunPada anak-anak, prevalensi dapat mencapai 40%

  • Faktor RisikoRiwayat alergi pada pasien (eczema, alergi makanan, asma, konjungtivitis alergika)Genetik/riwayat alergi keluargaUsia (onset usia anak-anak, dewasa 20 tahun)Negara-negara BaratLingkungan atau pekerjaan (bahan kimia, debu kayu, benih tanaman, tekstil, epitel hewan, gas, makanan tertentu)Penggunaan susu formula terlalu dini

  • Pemeriksaan PenunjangIn vitroHitung eosinofil darah tepiIgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test) dan ELISA(Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay Test)Sitologi hidung

    In vivoUji cek kulit (Skin Prick Test)Uji intra kutan/intra dermal (Skin End Point Titration) IPDFT (Intracutaneus Dilutional Food Test)Diet eliminasi dan uji provokasi (challenge test) Rhinoskopi anteriorNasoendoskopi

  • PenatalaksanaanMenghindari kontak alergenMedikamentosaAntihistamin lokalContoh : Azelastine 5-11 tahun : 1 semprotan, 2x/hari , >12 tahun : 2 semprotan, 2x/hariSimpatomimetik/dekongestan localContoh : Oxymetazoline, Xylometazoline, NaphazolineKortikosteroid lokalContoh : Fluticasone intranasal : > 4 th 1-2 semprot/dosis 1x/hari, Budesonide intranasal : >6th 1-2 semprot/dosis 1x/hari (bioavaibilitas rendah, keamanan baik)

  • Antihistamin oral

    SimpatomimetikContoh : Pseudoefedrin 60mg/hari 4x/hari, Ipratropium Bromide 0.03% : 2 semprotan, 2-3x/hariKortikosteroidContoh : kortison, hidrokortison, prednisone, metilprednisolon, triamsinolon, dexametason & betametasonAntagonis reseptor LeukotrienZafrilukast peroral 20mg/dosis 2x/24 jam

  • OperatifKonkotomi: tindakan memotong konka nasi inferior yang mengalami hipertrofi berat.

    KomplikasiDisfungsi tuba eustachii dan Otitis mediaSinusitis (akut dan kronis) Polip Hidung

  • TERIMA KASIH