Review Sotel Slesai

3
Nama: Bahrul Ulum Nim: 2012.69.08.0008 Review Jurnal REFORMASI BIROKRASI Pendahuluan Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk dan prilaku suatu tatanan, karena tatanan tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman baik karena tidak efisien, tidak bersih, tidak demokratis dan lain-lain. Sebelum membahas reformasi birokrasi, maka kita perlu memahami apa itu birokrasi. Birokrasi adalah organisasi besar, mengusung misi bersekala besar, dan dikerjakan oleh banyak orang. Jadi birokrasi adalah tatanan pemerintahan yang tersetruktur dengan baik, terdokumentasi secara rapi dan dilakukan oleh orang- orang terdidik. Birokrasi memegang peranan penting dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta dalam evaluasi kinerjanya. Dalam posisi yang strategis seperti itu, sangat rasional apabila dalam setiap perkembangan politik, selalu terdapat kemungkinan dan upaya menarik birokrasi pada partai tertentu, birokrasi dimanfaatkan untuk mencapai, mempertahankan, atau pun memperkuat kekuasaan oleh partai tertentu atau pihak penguasa. Kalau perilaku birokrasi berkembang dalam pengaruh politik seperti itu dan menjadi tidak netral, maka birokrasi yang seharusnya mengemban misi menegakkan “kualitas, efisiensi, dan efektivitas pelayanan secara netral dan optimal kepada masyarakat”. Besar kemungkinan akan berorientasi pada kepentingan pribadi atau kelompok (Parpol), sehingga terjadi pergeseran keberpihakan dari “kepentingan publik” ke pada “pengabdian pada pihak penguasa atau partai-partai yang berkuasa”. Dalam kondisi seperti itu, KKN akan tumbuh dan birokrasi akan kehilangan jati dirinya, dari pengemban misi perjuangan negara dan bangsa, menjadi partisan kelompok kepentingan yang sempit. Pembahasan Jika kita mengaca pada sejarah pemerintahan di negara kita, tentunya secara kasat mata kita akan dapat melihat bahwa di negara

description

jsl;kjk;djklaJASKDjakl;dJDKLdj;aNA;fdk

Transcript of Review Sotel Slesai

Nama: Bahrul Ulum

Nim: 2012.69.08.0008

Review Jurnal

REFORMASI BIROKRASI

Pendahuluan

Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk dan prilaku suatu tatanan, karena tatanan tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman baik karena tidak efisien, tidak bersih, tidak demokratis dan lain-lain.

Sebelum membahas reformasi birokrasi, maka kita perlu memahami apa itu birokrasi. Birokrasi adalah organisasi besar, mengusung misi bersekala besar, dan dikerjakan oleh banyak orang. Jadi birokrasi adalah tatanan pemerintahan yang tersetruktur dengan baik, terdokumentasi secara rapi dan dilakukan oleh orang-orang terdidik.Birokrasi memegang peranan penting dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta dalam evaluasi kinerjanya. Dalam posisi yang strategis seperti itu, sangat rasional apabila dalam setiap perkembangan politik, selalu terdapat kemungkinan dan upaya menarik birokrasi pada partai tertentu, birokrasi dimanfaatkan untuk mencapai, mempertahankan, atau pun memperkuat kekuasaan oleh partai tertentu atau pihak penguasa. Kalau perilaku birokrasi berkembang dalam pengaruh politik seperti itu dan menjadi tidak netral, maka birokrasi yang seharusnya mengemban misi menegakkan kualitas, efisiensi, dan efektivitas pelayanan secara netral dan optimal kepada masyarakat.

Besar kemungkinan akan berorientasi pada kepentingan pribadi atau kelompok (Parpol), sehingga terjadi pergeseran keberpihakan dari kepentingan publik ke pada pengabdian pada pihak penguasa atau partai-partai yang berkuasa. Dalam kondisi seperti itu, KKN akan tumbuh dan birokrasi akan kehilangan jati dirinya, dari pengemban misi perjuangan negara dan bangsa, menjadi partisan kelompok kepentingan yang sempit.PembahasanJika kita mengaca pada sejarah pemerintahan di negara kita, tentunya secara kasat mata kita akan dapat melihat bahwa di negara kita pernah mengalami kekacauan dalam hal ketatanegaraan yang di sebabkan oleh arus politik yang tidak setabil.

Hal itu di sebabkan oleh perilaku birokrat yang tidak netral, artinya orang-orang yang menjabat di pemerintahan baik sekala regional ataupun nasional selalu mementingkan golongan nya, lebih-lebih mayoritas politisi yang besal dari partai politik, mereka tidak pernah mau melepas almamater partai kebesaran nya.Birokrasi yang tidak netral selalu tumbuh bersama dengan kepentinngan golongan tertentu atau partai politik, yang kemudian akan berhadapan dengan persoalan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dengan demikian tentunya bukan tidak membawa dampak negatif, seperti yang telah dialami oleh negara kita yaitu mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998 pada ahir pemerintahan suharto.

Hal semacam itu telah terjadi pada setiap rezim pemerintahan; dengan akibat dan dampak yang serupa, berupa kelemahan bangunan kelembagaan hukum, dan kehancuran kehidupan ekonomi, politik, dan sosial.Di negara kita, reformasi birokrasi yang dilakukan pada dasarnya dirancang sebagai birokrasi yang rasional dengan pendekatan struktural hirarkikal. Pendekatan Weberian dalam penataan kelembagaan yang berlangsung dalam pendayagunaan aparatur negara hingga saat ini, secara klasik menegaskan pentingnya rasionalisasi birokrasi yang menciptakan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas melalui pembagian kerja hirarkikal dan horisontal yang seimbang, diukur dengan rasio antara volume atau beban tugas dengan jumlah sumber daya, disertai tata kerja yang formalistik dan pengawasan yang ketat. Dalam pertumbuhannya, birokrasi di Indonesia berkembang secara vertikal linear, dalam arti arah kebijakan dan perintah dari atas kebawah, dan pertanggung jawaban berjalan dari bawah ke atas, demikian pula loyalitasnya; karenanya koordinasi lintas lembaga yang umumnya dilakukan secara formal sulit dilakukan. Birokrasi di Indonesia juga masih di pengaruhi sikap budaya feodalistis, tertutup, sentralistik, serta ditandai pula dengan arogansi kekuasaan, tidak atau kurang senang dengan kritik, sulit dikontrol secara efektif, sehingga merupakan lahan subur bagi tumbuhnya KKN ataupun neo-KKN. Dalam kondisi seperti itu akan sulit bagi Indonesia untuk menghadirkan clean government dan good governance.Tuntutan akan reformasi birokrasi mengandung makna perlunya langkah-langkah pendayagunaan bukan saja terhadap sistem birokrasi dan birokrat, tetapi juga langkah-langkah serupa pada berbagai institusi dan individu di luar birokrasi, baik publik maupun private, termasuk lembaga-lembaga negara dan berbagai lembaga yang berkembang dalam masyarakat, beserta segenap personnelnya, dan semuanya itu dilakukan secara sinergis dengan semangat mengemban perjuangan yang diamanatkan konstitusi, dan mengindahkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik.Namun jika kita kembalikan ke dalam fitrah atau jati diri manusia yang memang sejak di lahirkan dia di bekali dengan akal dan hawa nafsu, tentunya menjadi hal wajar jika birokrat terkatang cenderung melakukan tindakan yang sifatnya menguntungkan dirinya sendiri atau pun kelompoknya. Yang kemudian seseorang birokrasi memperbesar kerajaan birokrasinya atau memperbesar jumlah anggarannya dengan cara mempengaruhi politisi atau pemerintah.Kesimpulan.

Reformasi birokrasi harus merupakan bagian dari reformasi sistem dan proses administrasi negara. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan transformasi berbagai dimensi nilai yang terkandung dalam konstitusi.

Dalam hubungan itu reformasi birokrasi juga merupakan jawaban atas tuntutan akan tegaknya aparatur pemerintahan yang berdayaguna, bersih dan bebas KKN memerlukan pendekatan dan dukungan sistem administrasi negara yang mengindahkan nilai dan prinsip-prinsip good governance.

Begitu juga dengan sumber daya manusia (SDM) aparatur negara yang memiliki integritas, kompetensi dan konsistensi dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut baik dalam jajaran eksekutif, legislatif dan yudikatif.Selain dari unsur aparatur negara tersebut, untuk mewujudkan good governance dibutuhkan

juga komitmen dan konsistensi dari semua pihak, baik aparatur negara, dunia usaha dan masyarakat. Namun pelaksanaannya pun menuntut adanya koordinasi yang baik juga persyaratan integritas, profesionalitas, etos kerja dan moral yang tinggi.