Book Review

28
DESIGNED FOR DIGNITY SUMMARY Manusia di tempat yang sama dan dalam waktu yang sama bisa memiliki pandangan yang begitu berbeda tentang diri mereka. Sebagian merasa begitu tidak layak dan tidak lagi mampu untuk hidup. Sedangkan yang lain merasa begitu penting dan memuji kehebatan mereka sendiri. Kita akan menggali arti manusia dalam perspektif Kristen agar dapat lebih mengerti. Allah membuat manusia menjadi gambar dan rupaNya. Kita adalah “gambar dan rupa Allah” yang hina dan mulia. Kita harus memahami kedua sisi yang Allah berikan kepada kita. “Gambar dan rupa” menyatakan status kita yang hina. Kita hanyalah sekedar representasi dalam bentuk fisik dari penciptanya. Kehinaan manusia lebih nyata dengan mengingat Allah menciptakan manusia dari debu dan tanah (Kej 2:7). Kita memang hanya sekedar gambar, tetapi kita gambar dan rupa dari Allah. Dengan demikian Allah telah menjadikan kita bernilai dan memiliki kemuliaan yang tiada bandingnya. Tidak peduli apa yang orang lain katakana, kita tetap berharga karena kita mempresentasikan Kerajaan Allah di bumi. Saat ini gambar dan rupa Allah telah mengalami banyak perubahan. Perubahan – perubahan itu disebabkan olah tindakan dari manusia sendiri melalui sejarah. Pada saat kita mengerti apa yang telah kita perbuat pada diri kita sendiri, apa yang Allah

description

asdf

Transcript of Book Review

DESIGNED FOR DIGNITY

SUMMARY

Manusia di tempat yang sama dan dalam waktu yang sama bisa memiliki pandangan yang begitu berbeda tentang diri mereka. Sebagian merasa begitu tidak layak dan tidak lagi mampu untuk hidup. Sedangkan yang lain merasa begitu penting dan memuji kehebatan mereka sendiri. Kita akan menggali arti manusia dalam perspektif Kristen agar dapat lebih mengerti.Allah membuat manusia menjadi gambar dan rupaNya. Kita adalah gambar dan rupa Allah yang hina dan mulia. Kita harus memahami kedua sisi yang Allah berikan kepada kita. Gambar dan rupa menyatakan status kita yang hina. Kita hanyalah sekedar representasi dalam bentuk fisik dari penciptanya. Kehinaan manusia lebih nyata dengan mengingat Allah menciptakan manusia dari debu dan tanah (Kej 2:7). Kita memang hanya sekedar gambar, tetapi kita gambar dan rupa dari Allah. Dengan demikian Allah telah menjadikan kita bernilai dan memiliki kemuliaan yang tiada bandingnya. Tidak peduli apa yang orang lain katakana, kita tetap berharga karena kita mempresentasikan Kerajaan Allah di bumi.Saat ini gambar dan rupa Allah telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu disebabkan olah tindakan dari manusia sendiri melalui sejarah. Pada saat kita mengerti apa yang telah kita perbuat pada diri kita sendiri, apa yang Allah perbuat bagi kita, dan apa yang akan Ia perbuat bagi kita, maka ita akan melihat lebih jelas lagi apa artinya menjadi manusia.Ciri apakah yang membedakan kita dari ciptaan lain? Allah memberikan perintah khusus pada manusia Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas segala binatang yang merayap di bumi (Kej1:28). Hal itulah yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya dan sekaligus menjadi tugas kita yang paling mendasar. Kita mencapai mencapai puncak kemuliaan kita pada saat kita memenuhi tugas yang Allah berikan karena kita mewakili dan memperluas otoritas Raja alam semesta.Apa yang sebenarnya dimaksud Allah dengan memberi perintah kepada manusia untuk beranak cucu dan bertambah banyak? Allah memang merancang kita untuk memiliki anak, namun Allah juga tidak mengharapkan kita memiliki anak sebanyak yang kita bisa. Kita harus menyeimbangkan panggilan ini dengan tanggung jawab kita yang lain. Kita harus memperhatikan banyak faktor seperti usia, kesehatan, pekerjaan / penghasilan, dan faktor faktor lainnya yang menolong kita menentukan kapan dan berapa jumlah anak kita. Ada saat untuk melahirkan dan ada saat untuk berhenti (Pkh 3:1-8).Adam dan Hawa bukan sekedar beranakcucu, mereka harus melipatgandakan gambar dan rupa Allah, Allah memerintahkan mereka untuk memenuhi bumi ini dengan orang orang yang akan melayani sebagai representatifNya yang agung. Artinya, kita juga haris bertanggung jawab untuk menjadikan keturunan kita layak sebagai gambar dan rupa Allah, bukan hanya sekedar membuat keturunan. Maka peran orang tua sebagai suatu aspek pelipatgandaan sangan ditonjolkan didalam firman Tuhan (Ul 6:4-9).Allah juga memerintahkan umat manusia untuk menguasai dunia. Apa arti dari berkuasa atas dunia? Penguasaan melibatkan banyak tugas yang berbeda. Kita belajar dari Alkitab bahwa pekerjaan merupakan suatu kehormatan yang Allah berikan kepada gambar dan rupaNya yang terhormat. Pekerjaan itu jangan dipandang rendah, tetapi dihargai.Allah telah memberi pada masing masing kita sebuah porsi dalam KerajaanNya untuk digali dan dikembangkan hingga mencapai kepenuhannya. Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu segabai upah (Kol 3:23-24). Maka ketika kita lelah bekerja kita harus ingat bahwa kita harus bekerja dengan segenap hati, karena kita sedang berbuat untuk Tuhan. Kita harus menjujung tinggi Kristus di tempat kita bekerja seeprti yang kita lakukan di Gereja. Kita tidak boleh mengejar pekerjaan hanya untuk memenuhi hasrat kita. Kita adalah ciptaan yang dirancang untuk membawa kehormatan bagi Sang Raja melalui penguasaan kita atas dunia ini.Bagaimana manusia sebagai gambar dan rupa Allah bisa jatuh dan hancur? Apa yang mula mula merusak kemuliaan kita? Kejatuhan manusia kedalam dosa begitu erat dengan cerita ketika Allah memperingatkan Adam dan Hawa untuk tidak memakan buah terlarang, tetapi pada akhirnya mereka memakannya. Kita harus melihat lebih dalam pada proses ini, Adam dan Hawa bukan hanya dengan sekedar gagah bernani menjatuhkan diri kedalam kematian, namun didahului dengan adanya proses muslihat yang sangat licik.Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan Allah (Kej 3:1). Iblis membujuk Hawa dalam wujud ular melalui kebanggan manusia yang bisa juga diartikan sifat sombong dan congkak dari manusia. Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa karena mereka mengganggap diri mereka terlalu tinggi. Setan pertama tama merampas kebanggaan mereka yang sah dan kemudian membuat mereka menentang penciptanya.Beberapa catatan Musa telah mengungkapkan status khusus Adam dan Hawa di tengah tengah ciptaan Allah. Pertama, Adam dan Hawa seharusnya bangga akan kesempatan mereka yang besar. Allah menempatkan mereka di taman Eden untuk melayani sebagai tukang kebunNya. Ia menugaskan Adam untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej 2:15). Kedua, instruksi yang Allah berikan kepada Adam memberikan dasar yagn teguh bagi refleksi diri yang positif Lalu Tuhan Allah member perintah ini kepada manusia Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, jangan kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kej 2:6-17). Ketiga, pentingnya manusia di mata Allah semakin diperjelas melalui proses penciptaan Hawa. Tuhan Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia hanya seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia (Kej 2:18).Orang tidak percaya jatuh kedalam pencobaan melalui banyak cara. Tipu muslihat setan mempunyai banyak bentuk di dalam kehidupan. Ketika kita dicobai kita harus memegang ajaran Alkitab.Orang Kristiani juga dapat kehilangan rasa kemuliaan mereka bila mereka terlalu berkonsentrasi dengan kegagalan mereka. Setan selalu mencari jalan untuk merampas rasa kemuliaan kita, sebagaimana yang dilakukannya terhadap Hawa supaya kemudian bisa menjatuhkan kita kedalam pemberontakan dan dosa. Apa contohnya? Setan menggunakan sifat sifat buruk manusia sebagai jalannya seperti kesombongan, keserakahan, dll. Ia memperdayai kita agar berdosa dengan meyakinakn kita bahwa hal itu baik untuk kita seperti halnya saat ia meyakinkan Hawa bahwa dengan memakan buah terlarang justru akan memberi kehormatan yang lebih dan menjadi sama dengan Allah.Adam dan Hawa membuat satu putaran yang salah di Taman Eden, menjadikan setiap orang yang dilahirkan setelah peristiwa itu masuk ke dalam dunia yang mati secara moral dan spiritual. Apa akibat dari dosa? Dosa tidak menjadikan kita sebagai ciptaan lain, tidak bisa mengubah kita dari refleksi gambar dan rupa Allah. Alasannya adalah karena manusia memiliki karakteristik dasar seperti yang pada mulanya telah diberikan kepada Adam dan Hawa dan meskipun telah jatuh kedalam dosa, manusia tetap dituntut untuk beranakcucu dan berkuasa. Namun kita harus ingat dosa telah menjadikan kita gambar dan rupa Allah yang jatuh dan rusak sehingga memerlukan pembaharuan yang sangat besar.Dosa telah meninggalkan tanda pada panggilan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Allah telah mengutuk Adam dan Hawa tepat di titik pusat kehidupan mereka, yaitu untuk beranakcucu dan berkuasa. Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak, dengan kesakitan engkau akan melahirkan, namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu (Kej 3:16). Rasa sakit bagi seorang ibu yang Allah bicarakan tidak hanya dalam batas fisik melainkan juga penderitaan emosional dari mengandung, melahirkan, sampai dengan membesarkan seorang anak. Kemudian Allah juga berbalik kepada Adam maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu, dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil, sebab engkau debu dan engkau kembali menjadi debu (Kej 2:17-19). Firman Allah menyatakan bahwa manusia tetap akan memiliki tanggung jawab untuk menguasai dunia. Meski demikian, tugas tersebut sekarang penuh dengan penderitaan. Adam akan bekerja tiada hentinya sampai mati.Namun Allah tidak meninggalkan Adam dan Hawa tanpa pengharapan. Didalam kematianNya Allah telah membatasi kuasa setan. Ketika Kristus bangkit dari kematian, Ia beroleh kemenangan atas maut dan kubur. Allah tak pernah sepenuhnya menyerahkan manusia pada kengerian kesia-siaan dan kematian. Allah telah membangun sebuah jalan yang memimpin kepada pemulihan manusia dimana kita tetap bisa merasakan berkat Allah yang luar biasa.Tuhan selalu memberi kita kesempatan untuk bangkit dari efek kejahatan dan mengubah hidup, tetapi tetap menjadi tanggung jawab kita untuk melakukan sesuatu dengan kesempatan yang kita miliki itu. Cara yang esensial untuk mengatasi efek dosa adalah dengan mengenali ancaman kejahatan. Kita harus bekerja keras untuk berkuasa atas dosa sebelum dosa bisa berkuasa atas diri kita.Pada zaman Nuh, Allah meletakkan manuisia pada jalan setapak untuk memulihkan kemuliaan manusia dengan menyediakan dunia uang stabil dimana kita boleh hidup bagiNya. Namun, ada tiga hal penting yang diperlukan untuk mencapai akhir dari perjalanan yang menuju kemuliaan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Pertama, kita harus beriman kepada kuasa Allah untuk membawa kita ke sana. Jika kita percaya pada diri kita sendiri untuk meraih tujuan tersebut, kita pasti akan kecewa. Tetapi apabila kita percaya kepada Dia dari hari ke hari, kita bisa yakin bahwa kita akan meraih tujuan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Kedua, kita harus bersabar saat kita menanti waktu Allah. Kita harus bersandar kepada Allah yang memberikan kemualiaan kepada kita, tetapi penyandaran ini memerlukan kesabaran. Untuk meraih tujuan kita, kita harus menunggu Alla member kita karunia kemuliaan seturut dengan rancanganNya. Selama apapun waktu yang diperlukan, kita harus menunjukkan kepercayaan kita akan anugerahNya dengan cara menunggu Dia. Terakhir, kita harus setia bertekun sepanjang hidup kita. Seperti firman Allah kepada Abraham, untuk meraih tujuan kita agar dipulihkan menuju kemuliaan, kita harus berjalan di hadapanNya dan menjadi tidak bercacat cela.Pada masa kepemimpinan Musa, Allah memakai Musa untuk memimpin umatNya selangkah lebih dekat menuju pada pemulihan yang utuh sebagai gambar dan rupaNya. Ia memanggil manusia untuk masuk ke sebuah peperangan yang harus mereka perjuangkan untuk menang. Instruksi-instruksi dari Allah kepada Yosua(Yosua 1:6-9) mengajarkan kita tiga cara spesifik untuk membangkitkan kekuatan dan keberanian. Pertama, kita harus memegang teguh rencana Allah. Dorongan Allah kepada Yosua berlaku juga bagi kita ketika kita menghadapi peperangan rohani. Allah member kita masing-masing rencana yang spesifik di dalam peperangan rohani kita. Untuk menghadapi peperangan rohani dengan kekuatan dan keteguhan, kita juga harus memberikan diri kita bagi rencana Allah yang mana untuk itulah Ia memanggil kita. Kedua, tuntutan Allah yang dapat dipercaya. Di sepanjang sejarah, firman Allah kepada Yosua telah terbukti benar. Hukum Allah menunjukkan kepada kita bagaimana berjuang di peperangan dengan berhasil. Sebagaimana hukum tersebut membawa berkat-berkat materi kepada Yosua di tanah Kanaan, demikian pula hukum itu menunjukkan kita jalan menuju berkat-berkat spiritual. Firman Allah itu baik, kita dapat memperoleh kekuatan dan keteguhan di dalam peperangan kita ketika kita mengikuti tuntutan Alkitab yang dapat dipercaya itu. Dan yang terakhir adalah kehadiran Allah yang intim. Penyambahan yang tulus terhadap hadirat Allah merupakan hal yang esensial bagi kekuatan dan keteguhan di dalam kehidupan Kristen. Ketika kita memasuki peperangan, kita akan dihadapkan dengan kekalahan. Dengan menyadari kehadiran Allah yang intim dan dinamis, kita dapat menemukan jaminan pemeliharaanNya dan bergerak maju ke dalam peperangan yang besar.Pada zaman Daud, Allah menganugerahkan berkat kemuliaan yang tak terbilang banyaknya kepada Daud dan bangsanya. Allah membawa umatNya satu langkah lebih jauh dari kutuk dosa dan member mereka kehormatan yang luar biasa sebagai gambar dan rupaNya. Dari reaksi Daud terhadap berkat-berkat ini mengajar kita bagaimana bersyukur atas berkat kemuliaan yang Allah berikan di dalam hidup kita. Pembukaan Mazmur 8 mengajarkan prinsip dasar untuk mensyukuri kemuliaan kita sebagai gambar dan rupa Allah, yaitu keyakinan bahwa Allah itu hidup dan melakukan berbagai hal bagi kita. Hanya saat kita melihat Allah bekerja, maka kita akan dipenuhi oleh kegembiraan. Sering kali kita menganggap berkat seperti kesehatan yang baik, anak-anak yang setia, gereja, Alkitab, dan keselamatan adalah berkat yang sudah semestinya. Padahal berkat-berkat ini bukan berada di bawah kita, tetapi jauh di atas kita. Kita harus menyadari betapa tidak layaknya diri kita, dengan demikian kita akan mampu mensyukuri berkat-berkat Allah dengan antusias dan dengan kegembiraan yang tak terkirakan. Untuk mensyukuri berkat-berkat di dalam hidup kita, kita harus mengetahui betapa bernilainya berkat-berkat tersebut. Jika kita sudah dapat melihat betapa berharganya berkat Allah maka kita akan segera sadar bahwa sebenarnya hujan hormat jatuh ke atas kita sepanjang waktu.Semua berkat Allah telah menolong kita dalam banyak hal, tetapi kekayaan Perjanjian Lama tak dapat menyediakan semua yang kita perlukan. Mereka tak dapat memulihkan kita secara untuh sebagai gambar dan rupa Allah. Perjanjian Lama malah membuat kita merindukan karya Allah yang lebih besar lagi demi kebaikan kita. Berkat Allah di Perjanjian Lama memberikan hasil positif dan negative di dalam hidup kita. Allah merancang berkat-berkatNya di zaman Nuh, Abraham, Musa, dan Daud untuk mempertinggi kemuliaan kita. Berkat-berkat ini mendekatkan kita pada panggilan untuk beranak cucu dan menguasai bumi. Namun jika kita tidak hati-hati menangani berkat-berkat ini secara layak, berkat-berkat ini bisa membahayakan kita. Bukannya menolong kita meraih tujuan sebagai gambar dan rupa Allah, berkat-berkat ini malah melemparkan kita ke dalam kehinaan yang semakin dalam. Dalam tangan kita yang berdosa, berkat-berkat Allah yang luar biasa itu menjadi terbalik, membuat kita memerlukan karunia Allah yang lebih besar lagi.Berkat Allah kepada Nuh adalah baik. Semua itu bermanfaat bagi kita di dalam banyak hal. Tetapi tatanan alam semesta tak cukup menjadikan kita seperti yang Allah rancangkan. Kita membuang dan menodai kesempatan kita. Karena itu kita harus memandang jauh melampaui tatanan alam untuk menemukan pemulihan menuju kemuliaan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Berkat Allah pada zaman Abraham begitu luar biasa. Berkat tersebut membentuk suatu umat yang istimewa, yang dianugerahi pengetahuan tentang jalan menuju keselamatan bagi gambar dan rupaNya. Meskipun demikian, manusia-manusia yang diberi hak istimewa ini merubah berkat-berkat mereka menjadi kutuk. Meski Allah memberikan berkat kepada kita di dalam Abraham, gambar dan rupa Allah tetap memerlukan berkat lain guna mencapai pemulihan yang utuh menuju kemuliaan. Panggilan untuk menaklukkan itu sendiri tidak salah. Panggilan kita untuk masuk ke dalam peperangan rohani justru meningkatkan kehidupan kita di dalam banyak hal, tetapi kita mengambil berkat ini untuk kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang merugikan. Kita tidak pernah boleh melupakan apa yang Allah lakukan bagi kita melalui Musa. Namun, kita juga harus menyadari bahwa itu belum cukup untuk memberikan kemuliaan yang utuh. Pemberian Allah kepada Daud membawa banyak berkat positif dan kerjaan mulia yang takkan pernah berakhir. Meskipun demikian, ada pula dampak negative, yaitu sebagai seorang berdosa, kita mengijinkan kemegahan berkat-berkat Allah mengesampingkan kesetiaan kita kepada Allah sendiri. Berkat-berkatNya yang kaya begitu menawan hati hingga kita kehilangan rasa bergantung kepada Dia dan melayani Dia. Inilah alasan karya Allah dalam Perjanjian Lama yang terbesar sekalipun, yang dilakukan demi kepentingan gambar dan rupaNya tetap tidak dapat memberikan apa yang kita perlukan. Bagi pemulihan kita yang utuh menuju kepada kemuliaan sebagai gambar dan rupa Allah, kita harus memandang jauh melampaui berkat-berkat Daud.Yesus adalah langkah terakhir di dalam rencana Allah. Allah menyelesaikan penebusa bagi umatNya dengan mengutus Anak tunggalNya. Karya Kristus jauh melebihi segala sesuatu yang Allah kerjakan sebelumnya. Hanya Kristus lah yang memperbaharui kita menuju kemuliaan. Kristus adalah Adam terakhir, tonggak kemanusiaan yang baru. Hanya Ia yang mempunyai kuasa untuk memenuhi kita. Ia mulai membalik efek dosa Adam melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitanNya, tetapi Ia akan menggenapi pekerjaanNya saat Ia kembali ke dunia untuk kedua kalinya. Dengan demikian, Kristus adalah langkah terakhir di dalam pemulihan kita menuju kemuliaan.Kristus serupa dengan Nuh, tetapi Ia juga melampaui Nuh. Ia menetapkan baptisan Kristen sebagai sebuah tanda iman yang menjauhkan hidup kita dari dosa dan kematian. Ketika Ia kembali, ciptaan baru akan terjadi. Disana dosa takkan ada lagi, dan gambar dan rupa Allah yang telah ditebus seutuhnya akan terbebas dari kehinaan. Tidak seperti Nuh, Kristus tidak sekedar membebaskan kita dari kutuk yang menimpa bumi. Sebagai langkah akhir dari rencana Allah, Ia akan melepaskan kita dengan sempurna.Kita tidak boleh putus harapan bahwa anak-anak Abraham akan memenuhi bumi ini dan berkuasa atasnya. Abraham belum melihat jangkauan yang penuh dari berkat-berkat Allah ini selama hidupnya. Israel Perjanjian Lama juga belum mengalami potensi kemuliaan itu. Tetapi Kristus membuat harapan-harapan ini berbuah. Ia menyediakan langkah akhir di dalam pemulihan gambar dan rupa Allah.Musa mempersiapkan Israel untuk menghadapi perang suci karena kemuliaan yang diperuntukkan bagi gambar dan rupa Allah yang telah ditebus akan datang melalui perjuangan dan kemenangan atas kejahatan. Israel perjanjian Lama hanya mengalami kemenangan sementara dan akhirnya menderita kekalahan yang mengerikan oleh karena dosa mereka. Tetapi kita tidak boleh putus harapan, kita harus melihat bahwa peperangan itu sekarang adalah peperangan Kristus. Kristus adalah penakluk yang mengalahkan iblis dan menganugerahkan kemenangan kepada umatNya. Kristus merupakan langkah akhir di dalam pemulihan gambar dan rupa Allah.Kristus menggenapi semua pengharapan keluarga Daud. Ia membawa berkat-berkat Kerajaan Allah kepada semua orang yang melayani Dia dengan setia. Daud dan anak-anaknya telah melimpahkan kebaikan Allah yang tak terbilang banyaknya kepada umat Allah. Namun demikian, berkat-berkat Perjanjian Lama itu tidak memiliki kemuliaan yang untuknya kita dirancang. Kristus sendirilah yang membawa berkat-berkat kerajaan surge kepada kepenuhannya. Ia merupakan langkah terakhir di dalam pemulihan gambar dan rupa Allah.Di dalam realita kehidupan Kristen, kita belajar bahwa hidup kita penuh dengan penderitaan. Seindah-indahnya kita mengikuti Kristus, jalan menuju kemuliaan tetap dipenuhi dengan kesulitan. Di sisi lain, kita juga menemukan bahwa ada pertolongan bagi mereka yang sangat lelah dengan pencobaan mereka. Allah telah menyediakan penghiburan untuk membuat kita tetap maju. Kita harus berhadapan dengan penderitaan untuknya kita dipanggil dan memperoleh penghiburan yang telah Allah sediakan bagi kita.Ada tiga penguatan yang dapat membantu kita dalam menghadapi penderitaan dalam hidup. Pertama, penguatan dari masa depan. Ketika kesulitan mematahkan semangat kita, pandanglah ke depan dan lihatlah betapa indah nantinya ketika kita pulang ke sorga dan bumi yang baru. Kemuliaan di masa itu merupakan penghiburan Allah bagi semua orang yang mengalami penderitaan sekarang. Kedua, penguatan dari Roh Kudus. Kita harus berhenti menyangkal Roh Kudus dan mulai mengakui keajaibanNya. Dengan demikian, perkataan penghiburan Paulus kepada jemaat di Roma pasti juga akan menghibur kita. Saat kita mengetahui bahwa Roh Kudus juga turut menderita bersama kita dan berdoa bagi kita maka kita akan merasa terhibur. Ketiga adalah penguatan dari rencana Allah. Karena rencana Allah bagi umat tebusanNya begitu pasti, kita dapat menghadapi kesulitan-kesulitan yang terburuk, musuh yang paling menakutkan, dan cobaan-cobaan yang berat dengan penuh keyakinan. Kita bukan semata-mata bertahan di dalam pencobaan, kita lebih dari pada orang-orang yang menang karena jelas-jelas tak ada yang akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita(Rm. 8:31-39). Saat kita memengang penghiburan-penghiburan ini di depan mata kita, kita akan dapat menanggung penderitaan yang terburuk, kita bisa bertahan sampai kita tiba di sana.

STRENGTHEN (Artikel)

Didalam buku Designed for Dignity pada Bab 3 dijabarkan pembahasaan tentang dosa dan dampaknya bagi manusia. Dampak terbesar dari kejatuhan manusia kedalam dosa adalah rusaknya status kita sebagai gambar dan rupa Allah. Akibat dosa kita telah kehilangan kemuliaan yang telah Allah berikan kepada kita. Dosa telah merusak hubungan kita dengan Allah dan menodai tugas panggilan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Disamping itu dosa juga telah merusak kita secara pribadi, proses pemikiran kita telah begitu gelap dan tidak lagi mampu untuk memilih apa yang baik secara rohani.Pada artikel Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa ada beberapa poin yang mendukung dan memperkuat penjelasan tentang dampak dari dosa. Sifat dan jangkauan dosa dijelaskan dalam 3 hal:1. Sifat DosaSifat dosa yang paling hakiki adalah bertujuan memberontak melawan Allah (Rm 8:7; Yak 4:4; Maz 51:6). Kita tidak bisa menguranginya dengan menjelaskan bahwa dosa berarti pementingan diri sendiri atau kesombongan manusia belaka. Dengan berbuat dosa berarti manusia ingin mengambil tempat sebagai Allah (Kej 3:5). Seperti halnya pada peristiwa kejatuhan manusia untuk yang pertama kalinya menunjukan pemberontakan manusia dengan mempertanyakan integritas Allah.

2. Jangkauan DosaJangkauan dosa bersifat universal. Hanya manusia Yesus yang tidak berdosa. Keuniversalan dosa bersifat menyeluruh kepada semua manusia disegala abad dan tempat.Penyebaran tentang dosa tidak hanya terbatas pada waktu dan temapat, tetapi mempengaruhi seluruh eksistensi manusia menjadi rusak total (total depravity). Kehendaknya, pikiran dan pengertian, perasaan, ucapan dan perilaku manusia telah rusak semuanya. Dosa telah merusak inti dari esensi manusia yaitu hatinya (Mrk 7:21-23)Tidak ada lagi manusia yang dapat dikatakan baik seperti sebelum kejatuhan. Kejatuhan ini menyebabkan kita membutuhkan penebusan secara total didalam Kristus. Kerusakan total (total depravity) berarti bahwa manusia tidak lagi memiliki kemampuan untuk menyelamatkan dirinya.

3. Dosa WarisanKetidaktaatan Adam dan Hawa menghasilkan dosa warisan bagi manusia selanjutnya (Rm 5:12). Persatuan dengan Adam sebagai perwakilan manusia telah membuat kita berdosa dan oleh persatuan di dalam Yesus membuat kita dibenarkan.

Jadi memang dapat kita pahami dengan jelas bahwa akibat dari dosa begitu banyak. Tidak hanya merusak hubungan kita dengan Allah, tetapi juga merusak hati manusia dan menjadikan manusia rusak total. Dengan berdosa sama saja dengan kita menentang Allah mengingat sifat utama dari dosa adalah pemberontakan kepada Allah. Maka kini kita tidak lagi berdaya dan membutuhkan penebusan Kristus untuk menyelamatkan kita.

ENRICH (Artikel)

Manusia adalah mulia karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kita merepresentasikan keharidaran Allah dimuka bumi ini. Disaat kita bercermin yang kita lihat adalah keagungan dari Sang Pencipta dan kita memiliki harkat yang ditetapkan secara ilahi. Allah telah menciptakan kita demikian agar kita bisa menjadi penguasa atas bumi ini dengan segala isinya.Pada artikel Manusia Sebagai Gambar dan Rupa Allah, banyak hal yang memerkaya dan menambahkan pemahaman kita mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan diciptakan seturut dengan gambar dan rupa Allah.Secara etimologi kata gambar berasal dari bahasa Ibrani yaitu tselem yang memiliki arti bayangan dan lukisan (patung). Sedangkan kata rupa berasal dari kata Demuth yang artinya menyerupai rupa bentuk. Dari kedua pengertian itu, maka diperoleh beberapa arah dari makna kata gambar dan rupa1) Berarti menunjukan adanya kemiripan dan dipakai untuk anak yang serupa dengan ayahnya (Kej 5:3) yang dalam konteks itu ada kemiripan baik fisik maupun sifat dan karakter. Namun, pengertian ini hukan secara harafiah kita menyebutkan bahwa rupa adalah persis seperti manusia secara fisik, melainkan fisik manusia yang adalah cerminan dari Allah (bukan berarti sama persis). Bisa juga digambarkan dengan karakter kita yang merepresentasikan karakter Allah. Manusia diberikan kemampuan intelek, perasaan, dan kemampuan untuk mengerti moral bertujuan supaya manusia bisa mencerminkan karakter Allah kita yang adil, penuh belas kasihan, dan mengasihi.

2) Kata tselem berarti patung atau lukisan. Patung merupakan wakil dari sosok nyatanya, bentuk fisik yang mewakili kehadiran. Jadi kehadiran manusia merupakan wujud dari perwakilan kehadiran Allah di dunia.

3) Gambar dan rupa Allah juga berarti manusia memiliki relasi yang khusus dengan Allah. Manusia mempunyai hidup dari Allah dan Allah hadir dalam gambarNya. Namun bukan berarti manusia sama dengan Allah, gambar Allah, bukan Allah. Oleh karena itu, manusia tetap dikuasai oleh hukum dan kehendak Allah yang mengatur manusia.

4) Gambar dan rupa Allah berarti manusia menemukan jati dirinya secara benar dalam hidup berdampingan satu degan yang lain. Dalam hal ini berarti manusia tidak terlepas dari ciptaan Allah yang lainnya. Berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab manusia yang diberikan oleh Allah maka manusia harus menjaga dan melestarikan serta memelihara dan menggunakan ciptaan Allah yang lainnya dengan tanggungjawab kepada Allah.

ENRICH (Buku : Created in God Image)

Sebelum kejatuhan manusia kedalam dosa untuk yang pertama kalinya yaitu pada saat Adam dan Hawa melanggar perintah Allah dan memakan buah terlarang, setan melalui ular melakukan muslihat untuk menjerumuskan manusia. Cara yang digunakan oleh setan terfokus pada satu hal, yaitu kebanggaan diri manusia. Dengan menjadikan manusia berpikiran sombong atau congkak, setan kemudian berhasil menjatuhkan manusia kedalam dosa. Setelah setan berhasil membuat manusia terjatuh artinya ia telah berhasil merenggut kemulian kita.Buku Designed for Dignity telah menjelaskan tentang hal diatas. Setan selalu mencari jalan untuk merampas rasa kemuliaan manusia dan menjauhkannya dari Allah. Dalam buku lainnya Created in Gods Image juga dibahas tentang penyimpangan citra diri (sebagai gambar dan rupa Allah) yang diakibatkan oleh dosa. Isi dari buku ini menlengkapi penjelasan sebelumnya.Pada saat kejatuhan terjadilah penyimpangan ganda pada citra diri. Pertama, kejatuhan didahului oleh sikap meinggikan citra diri yang berlebihan. Adam dan Hawa ingin menjadi lebih tinggi dari Allah. Setan yang berbicara melalui ular memberi tahu Hawa bahwa jika ia memakan buah terlarang maka matanya akan terbuka dan ia akan menjadi seperti Allah (Kej 3:5). Adam dan Hawa menempatkan diri mereka di atas Allah, memutuskan sendiri apa yang benar dan apa yang salah. Tindakan ini menunjukan kesombongan yang berdosa: mereka memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut dipikirkan (Rm 12:3). Kesombongan, kecongkakan, dan peninggian citra ini mengakibatkan dosa pertama manusia.Setelah dosa dilakukan, terjadilah penyimpangan citra diri yang kedua. Adam dan Hawa menjadi malu akan diri mereka sendiri, citra diri mereka menjadi negatif. Mereka jadi memiliki rasa malu dan ketakutan.Kita bisa mengamati penyimpangan ganda yang sama pada citra diri manusia setelah kejatuhan. Citra diri manusia kadang melambung secara berlebihan (berupa kesombongan yang kemudian membawa manusia jatuh keadalam dosa) atau menjadi teramat rendah (berupa perasaan malu dan merasa tidak berharga sebagai akibat dari perbuatan dosa). Orang memang harus menyadari betapa besar dosanya terhadap Allah sebelum ia merasa perlu bertobat dari dosanya dan berpaling kembali pada Kristus di dalam iman.

REFLEKSI DIRI DALAM LINGKUNGAN PROFESI

Bagi diri saya yang kelak akan berpfofesi sebagai seorang dokter, buku ini telah mengajarkan banyak hal bagi saya terutama bagaimana cara saya memandang sesama. Sebagai seorang dokter, tentu saya akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang baik itu pasien ataupun rekan sejawat. Saya akan lebih menghargai orang lain dan memandang semua orang sebagai gambar dan rupa Allah yang harus diperlakukan dengan sepantasnya.Saya harus menyadari bahwa setiap gambar dan rupa Allah adalah representasi dari kehadiran Allah di dunia ini dan memiliki kemuliaan. Dalam pekerjaan saya menghadapi pasien saya harus memberikan yang terbaik dan bukannya menjerumuskan pasien demi keuntungan materi yang sering terjadi pada dokter-dokter dimasa kini. Setiap tindakan yang saya lakukan saya harus selalu mengingat bahwa saya berhadapan dengan gambar dan rupa Allah dan sekaligus bertindak sebagai gambar dan rupa Allah, artinya Allah hadir.Terhadap rekan sejawat, saya tidak boleh berpandangan merendahkan. Bukannya saling menjatuhkan kita harus saling membantu dan membangun. Kita sesame gambar dan rupa Allah diciptakan bukan untuk saling merendahkan karena dimata Tuhan kita semua berharga dan memiliki kemuliaan yang sama.Selain itu, Allah juga memberi tugas utama pada kita sebagai gambar dan rupa Allah yaitu untuk beranakcucu dan menguasai bumi. Bagaimana cara kita menguasa bumi? Yaitu melalui pekerjaan kita. Alkitab menjelaskan bahwa penguasaan melibatkan banyak tugas yang berbeda. Allah sudah memberi masing-masing kita sebuah porsi sesuai dengan kemampuan kita untuk digali dan dikembangkan sampai dengan kepenuhannya.Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol 3:23). Tuhan meminta kita untuk bekerja dengan segenap hari karena kita sedang berbuat untuk Tuhan. Pekerjaan merupakan suatu kehormatan yang Allah berikan kepada gambar dan rupaNya. Oleh karena itu, kita tidak boleh memandang rendah pekerjaan kita atau mengerjakan dengan setengah hati, melainkan kita harus menghargai pekerjaan karena kita sedang berbuat untuk Tuhan dalam memenuhi tugas yang Ia berikan kepada kita sebagai gambar dan rupa Allah.

REFLEKSI DIRI DALAM LINGKUNGAN KOMUNITAS

Dengan memahami apa itu gambar dan rupa Allah membuat saya mengerti bagaimana saya harus bertindak dan menempatakan diri saya didalam berkomunitas dan berinteraksi dengan lingkungan hidup saya. Orang-orang yang setiap hari saya temui adalah simbol dari kehadiran Allah didunia ini, lambang dari kebesaranNya. Dengan selalu mengingat hal itu, membantu saya untuk bersikap dengan sepantasnya.Dunia kita saat ini adalah dunia yang penuh dengan ancaman dan dosa. Dunia telah begitu jahat dan bujuk rayu setan ada dimana-mana. Saya tahu setan selalu ingin untuk merampas kemuliaan manusia dengan menjerumuskan manusia kedalam dosa melalui sifat kebanggaan dan tinggi hati manusia maka kita harus selalu sadar akan kedudukan kita supaya kita tidak menjadi sombong dan memandang diri setara dengan Allah. Saya harus lebih belajar untuk mengalahkan dosa sebelum dosa berhasil menguasai kita. Kita harus selalu membentengi diri supaya tidak terbawa didalam arus dunia yang penuh dengan dosa.

REFLEKSI PRIBADI

Setelah membaca buku Designed for Dignity banyak hal yang menjadi bahan refleksi bagi diri saya. Dimulai dari saya menyadari apa yang dimaksud dengan status manusia sebagai gamabr dan rupa Allah bahwa kita adalah ciptaan yang hina tetapi mulia. Kita mereprentasikan kehadiran Allah, maka kita harus betindak dengan sepantasnya.Allah memberikan dua tugas utama sebagai manusia yaitu untuk beranakcucu dan berkuasa. Kita harus selalu mengingat hal ini, beranakcucu berarti membuat keturunan yang menjadi tanggung jawab kita untuk menjadikannya gambar dan rupa Allah yang pantas bukan sekedar hanya mempunyai anak sebanyak-banyaknya. Berkuasa berarti saya harus menghargai pekerjaan saya kerana pekerjaan adalah kehormatan yang Allah berikan dan kita berbuat untuk Allah bukan manusia.Sampai akhirnya bagaimana manusia oleh kesombongannya terjatuh didalam dosa dan kehilangan kemuliannya. Saya harus bersifat rendah hati dan tidak memberontak kepada Allah supaya setan tidak bisa masuk dan menyeret saya kedalam dosa.Saya sadar saya hidup didunia ini dengan satu tujuan yaitu untuk kembali bersekutu dengan Allah, maka saya harus memerangi apa yang menjadi penghalang dan perusak hubungan manusia dengan Allah. Saya harus lebih peka dan menyadari betapa Allah telah mengasihi saya dan betapa banyak berkat yang Ia berikan kepada saya. Jangan selalu menuntut kepada Allah tanpa terlebih dahulu melihat sekeliling dan selalu mengucap syukur.Kelak manusia akan mencapai kepenuhannya yaitu pada saat Kristus datang kedunia untuk yang kedua kalinya. Pada saat itu kita akan diselamatkan, kita harus bersabar dan menanti sambil menjadikan diri kita pantas dan layak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pratt RL Jr. Dirancang Bagi Kemualiaan: Apa yang Telah Allah Mungkinkan untuk Terjadi pada Diri Kita, Edisi Ke-5. Surabaya, Indonesia: Momentum; 2012. 2. Hoekema AA. Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah, Edisi Ke-4. Surabaya, Indonesia: Momentum; 2012. 3. Tarigan CM. Manusia (Sebagai Gambar dan Rupa Allah). http://zonatheologia.blogspot.com/search/label/Perjanjian%20Lama (diakses 25 November 2014).4. Ronda D. Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) . http://www.danielronda.com/index.php/artikelmateri-kuliah/86-pengajaran-tentan-manusia-dan-dosa-sebagian-materi-kuliah-teologi-sistematika.html (diakses 25 November 2014).