refrat ggk

download refrat ggk

of 21

description

cjkucffoik

Transcript of refrat ggk

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGagal ginjal kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Gagal ginjal kronik merupakan sebuah kondisi yang berhubungan dengan kerus akan ginjal yang irreversibel yang berkembang progresif menjadi gagal ginjal terminal.1 Kondisi ini pada anak-anak berhubungan dengan obstruktif uropati, aplastik, hipoplastik, displastik ginjal kongenital dan penyebab lain. Pada GGK hampir semua sistem di seluruh tubuh akan mengalami gangguan.2 Pengenalan GGK secara dini sangat penting karena berkaitan dengan pengelolaan yang ditujukan untuk mempertahankan kemampuan fungsional nefron yang tersisa selama mungkin, sehingga penderita dapat hidup layak dan tumbuh secara maksimal. Kesulitan dalam mengenal penderita GGK secara dini, disebabkan oleh gejala klinis yang tersembunyi dan tidak spesifik.3Gagal ginjal Kronik merupakan masalah kesehatan global dengan insidensi dan prevalensi yang terus meningkat, prognosis yang buruk, serta biaya perawatan yang mahal. Konsekuensi utama GGK tidak hanya progresifitas menjadi gagal ginjal terminal (GGT) tetapi juga risiko kardiovaskular yang meningkat.3 Gagal ginjal terminal memiliki angka mortalitas yang dan angka kejadian penyakit kardiovaskular yang tinggi, dan merupakan problem yang spesifik yang terjadi pada anak-anak, seperti gangguan pertumbuhan dan psikososial, dan semua ini beimpas terhadap kualitas hidup penderita.4Penderita GGK dapat mengalami eksaserbasi akut dengan perburukan fungsi ginjal yang mendadak sehingga terjadi gangguan dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh, keseimbangan asam basa, elektrolit, dan eliminasi zat-zat sisa. Manifestasi eksaserbasi akut berupa gejala-gejala kelebihan cairan (gagal jantung dan/ edema paru), aritmia karena hiperkalemia atau gejala uremia, keadaan tersebut merupakan kedaruratan medis yang harus ditangani segera dengan dialisis akut. Manifestasi seperti ini susah dibedakan dengan gejala-gejala GGK derajat 5 ( gagal ginjal terminal ), perbedaannya terlihat setelah penanganan keadaan akut dengan dialisis akut. Bila setelah dialisis akut dihentikan gejala-gejala muncul kembali berarti penderita mengalami gagal ginjal terminal dan harus dilanjutkan dengan dialisis kronik sambil menunggu kemungkinan untuk dilakukan transplantasi ginjal.3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gagal ginjal kronik merupakan suatu kerusakan ginjal yang ditandai dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) 5 hari) fluid overload

Selain hemodialisis, dikenal juga dialisis peritoneal sebagai terapi pengganti ginjal. Dialisis peritoneal merupakan tindakan pilihan pada keadaan: bila penggunaan antikoagulan merupakan kontraindikasi pasien dengan perubahan volume darah tiba-tiba pasien dengan tekanan darah tidak stabil atau dalam keadaan preshock bayi, anak kecil dan pada pasien usia lanjut yang secara teknik HD sukar dilakukan pasien memerlukan pengeluaran cairan tubuh yang sangat besar oleh karena overhidrasi berat bila kanulasi pembuluh darah tidak memungkinkan.5

Transplantasi GinjalPenanganan optimal anak dengan penyakit ginjal stadium akhir adalah dengan transplantasi ginjal. Anak dengan berat badan 20 kg ginjal ditempatkan secara retroperitoneal pada fossa iliaka kanan.8 Indikasi saat ini untuk tranplantasi ginjal adalah populasi anak dengan penyakit ginjal stadium akhir. Tetapi terdapat juga anak yang menerima transplantasi ginjal tanpa mendapatkan terapi hemodialisa. Namun menurut data yang ada anak yang mendapatkan tranplantasi ginjal akan lebih baik daripada yang mendapatkan hemodialisa. Hampir semua center sangat jarang melakukan transplasntasi ginjal pada anak yang berumur < 6 tahun atan berat badan < 6 kg, karena ditakutkan resiko tinggi terhadap kegagalan transplantasi akibat infeksi, problem teknis dan farmakokinetik imunosupresan. Oleh karena itu kebanyakan center memilih untuk menunggu berat anak 10 kg dan umur lebih dari tahun. Dan setelah transplanstasi diberikan obat-obatan untuk mencegah reaksi penolakan transplantasi.8

2.8 Prognosis Berdasarkan data epidemiologi, prognosis penderita GGK adalah buruk sejalan dengan fungsi ginjal yang terus menurun. Penyebab kematian utama pada GGK adalah penyakit kardiovaskular. Dengan adanya renal replacement therapy dapat meningkatkan angka harapan hidup pada GGK. Transplantasi ginjal memerlukan dana dan peralatan yang mahal serta sumber daya manusia dan dapat menimbulkan komplikasi akibat pembedahan atau reaksi penolakan tubuh. Akan tetapi CAPD meningkatkan angka harapan hidup dan quality of life dibandingkan hemodialisis.2Angka kelangsungan hidup anak-anak dengan gagal ginjal kronik saat ini semakin baik. Dari 1070 anak yang berumur kurang dari 18 tahun saat menerima ginjal donor jenazah di Inggris dan Irlandia dalam periode 10 tahun (1986-1950): 91 (9%) meninggal dengan penyebab kematian: 19% oleh karena infeksi, 4,5% lymphoid malignant disease, 4,5% uremia karena graft failure. Sedangkan data dari Amerika Utara melaporkan angka kelangsungan hidup 5 tahun setelah transplantasi donor hidup berkisar antara 80,8% pada anak-anak yang berusia kurang dari 1 tahun saat ditransplantasi, sampai 97,4% pada anak-anak yang berusia antara 6-10 tahun.6

DAFTAR PUSTAKA

1. Harambat, J. Dkk. Epidemiology of Chronic Kidney Disease in Children. Pediatric Nephrology. 2012. 27:363-371.

2. Chan JCM, williams DM, Roth Karts. Kidney failure in Infant and Children. Pediatrc in Review. 2007. 23:47-60.

3. Rachmadi D, meilyana F. Hemodialisa pada Anak dengan Chronic Kidney Disease. Majalah kedokteran Indonesia. 2009. 59: 555-560.

4. Whyte DA, Fine RN. Chronic Kidney Disease in Children. Pediatric in Review. 2008. 29: 335-341.

5. PAPDI. Ilmu penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. 2006. Jakarta: FK UI.

6. Saifullah MN. Gagal Ginjal Kronik pada Anak. Divisi Nefrologi IKA. 2006. FK UNAIR.

7. Ramayani OR, dkk. Luaran Pasien Anak dengan Gagal Ginjal Terminal. Sari Pediatri. 2013. 14: 227-282.

8. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Nelson Ilmu kesehatan Anak Volume 3.2008. Jakarta: EGC.

9. Price S, Wilson LM. Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit) Edisi 6. 2008. Jakarta: EGC.

10. RSCM. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu kesehatan Anak. 2007. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak.

11. Esfahani, dkk. Upper GI Disorder in Children with ESRD. Acta Medica. 2009. 47:46-50.

12. Lakahanmal H, Edward. MRI for Acute Neurologic Complication in ESRD Patient on Hemodialisis. Diagn Interv Radio. 2011. 17: 112-117.