Kti Ggk New Edit

71
Penderita GGK memerlukan terapi agar dapat mempertahankan hidup, Salah satu terapi tersebut adalah dengan menjalani terapi Hemodialisis sebagai pengobatan pengganti untuk mengeluarkan sisi-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaraan darah manusia. (Wurara Y.G.V, 2013). Pada klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin mengalami kelebihan volume cairan dalam tubuh, yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal dalam mengekskresikan cairan. Meskipun klien gagal ginjal kronis pada awal menjalani hemodialisis sudah diberikan penyuluhan kesehatan untuk mengurangi asupan cairan selama sehari, namun sekitar 50% tidak mematuhi pembatasan asupan cairan yang direkomendasikan, akibatnya pada terapi hemodialisis berikutnya masih sering teijadi klien datang dengan keluhan sesak napas dan terdapat klien menjalani terapi hemodialisis lebih dari jadwal yang ditetapkan seperti klien yang seharusnya menjalani terapi. Mengingat masih banyaknya penderita gagal ginjal kronis yang dilakukan hemodialisis dengan masalah kelebihan volume cairan, maka peran perawat sangat penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, Dari semua tersebut di atas diharapkan baik keberhasilan pengobatan maupui penyembuhan penderita.

description

kti

Transcript of Kti Ggk New Edit

Page 1: Kti Ggk New Edit

Penderita GGK memerlukan terapi agar dapat mempertahankan hidup,

Salah satu terapi tersebut adalah dengan menjalani terapi Hemodialisis

sebagai pengobatan pengganti untuk mengeluarkan sisi-sisa metabolisme

atau racun tertentu dari peredaraan darah manusia. (Wurara Y.G.V, 2013).

Pada klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin

mengalami kelebihan volume cairan dalam tubuh, yang disebabkan oleh

penurunan fungsi ginjal dalam mengekskresikan cairan. Meskipun klien gagal

ginjal kronis pada awal menjalani hemodialisis sudah diberikan penyuluhan

kesehatan untuk mengurangi asupan cairan selama sehari, namun sekitar 50%

tidak mematuhi pembatasan asupan cairan yang direkomendasikan, akibatnya

pada terapi hemodialisis berikutnya masih sering teijadi klien datang dengan

keluhan sesak napas dan terdapat klien menjalani terapi hemodialisis lebih dari

jadwal yang ditetapkan seperti klien yang seharusnya menjalani terapi.

Mengingat masih banyaknya penderita gagal ginjal kronis yang

dilakukan hemodialisis dengan masalah kelebihan volume cairan, maka

peran perawat sangat penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,

Dari semua tersebut di atas diharapkan baik keberhasilan pengobatan

maupui penyembuhan penderita.

Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian studi

kasus tentang “Asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik

dengan masalah kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr.

M. Soewandhie

Surabaya?”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana asuhan keperawatan klien

Gagal ginjal kronik dengan masalah kelebihan volume cairan di ruang

Teratai RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya”.

Page 2: Kti Ggk New Edit

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Melakukan asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.

Page 3: Kti Ggk New Edit

6

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Diketahuinya pengkajian klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M. Soewandhie

Surabaya.

2.Diketahuinya analisis data yang diperoleh pada klien Gagal ginjal

kronik dengan masalah kelebihan volume cairan di mang Teratai

RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.

3. Diketahuinya rencana tindakan keperawatan klien Gagal ginjal kroni! dengan

masalah kelebihan volume cairan di mang Teratai RSUD D M. Soewandhie Surabaya.

4. Diketahuinya pelaksanakan tindakan keperawatan klien Gagal ginjal kronik dengan

masalah kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M. Soewandhie

Surabaya.

5. Diketahuinya evaluasi asuhan keperawatan klien Gasal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M Soewandhie Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu yang didapat selama pendidikan

dengan mengaplikasikannya pada kenyataan yang ada di lapangan baik di institusi

pelayanan kesehatan maupun di masyarakat serta untuk menambah wawasan

dalam melakukan asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

tenaga kesehatan khususnya perawat agar mengetahui kesenjangan antara

teori dan praktik pada asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik,

sehingga dapat diaplikasikan pada pelayanan kesehatan dan meningkatkan

mutu asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia keperawatan sebagai

acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara preventif seperti melakukan

promosi kesehatan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Serta memberikan

Page 4: Kti Ggk New Edit

6

pengetahuan dalam melakukan asuhan keperawatan klien Gagal ginjal kronik

dengan masalah kelebihan volume cairan.

Page 5: Kti Ggk New Edit

pada klien dengan gangguan mekanisme regulasi cairan.

X Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi seperti gangguan

jantung (gagal jantung kongesdJ), gagal ginjal, sirosis hati,

sindrom cushing.

4. Kelebihan steroid.

2.2.7 Patofisiologi

Berbagai kondisi menyebabkan terjadinya penurunan fungsi nefton.

Nefron sendiri berfungsi sebagai pengatur air dan elektrolit dalam tubuh dengan

cara menyaring darah, kemudian menyerap kembali cairan dan molekul yang

masih diperlukan tubuh. Jika nefron mengalami

Page 6: Kti Ggk New Edit

penurunan fungsi maka akan teijadi kompensasi dan adaptasi dari

nefron. Mekanisme kompensasi dan adaptasi dari nefron menyebabkan

kematian nefron meningkat membentuk jaringan parut dan aliran darah

ginjal menurun sehingga mengalami detruksi struktur ginjal secara

progresif, jika detruksi struktur ginjal secara progresif disertai dengan

penurunan GFR maka tubuh akan mengalami kegagalan

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit,

keadaan tersebut menyebabkan penumpukkan toksik uremik di dalam

darah dan ketidakseimbangan cairan dan eletrolit Penumpukkan toksik

uremik di dalam darah dan ketidakseimbangan cairan dan eletroiit akan

mengakibatkan peningkatan volume cairan, hipematremia, hiperkalemia,

penurunan pH, hiperpospatemia serta hiperkalsemia sehingga

menyebabkan masalah kelebihan volume cairan. (Muttaqin A & Sari K,

20t2J.

m£q/hari- Penggunaan makanan dan obat-obatan yang tinggi kadar

kaliumnya dapat menyebabkan hiperkalemia.

■ Konsep Asuhan Keperawatan 3.1 Pengkajian

Keperawatan

Menurut Arif muttaqin dan kumala sari (2012) pengkajian keperawatan keperawatan

pada pasien gagal ginjal meliputi:

1. Identitas

Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia

Page 7: Kti Ggk New Edit

32

muda, dapat teijadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.

2. Keluhan utama

Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari

urine output sedikit sampai dapat BAK, gelisah sampai

penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoresi), mual,

muntah, mulut terasa kering,rasa lelah, napas berbau (ureum), dan

gatal pada kulit 2. Riwayat kesehatan sekarang

Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran,

perubahan pota napas, kelemahan fisik, adanya pembahan

kulit, adanya napas berbau amonia, dan pemenuhan

kebutuhan nutrisi. Kaji sudah kemana

Page 8: Kti Ggk New Edit

kesadaran, tidak selera makan (anoresi), mual, muntah, mulut terasa kering^asa

lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit 2. Riwayat kesehatan sekarang

Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola

napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya napas berbau

amonia, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Kaji sudah kemana saja klien

meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat

pengobatan apa.

3, Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran

kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign

Prostatic Hyperplasia, dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat penyakit

batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang

Page 9: Kti Ggk New Edit

berbau amonia, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Kaji sudah kemana saja klien meminta pertolongan untuk

mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan apa.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran

kemih, payah jantung, penggunaan oba t-obat nefrotoksik, Benign

Prostatic Hyperplasia, dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat

penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang

berulang, penyakit diabetes melitus, dan penyakit hipertensi pada

masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting

untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu

dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian

dokumentasikan.

Page 10: Kti Ggk New Edit

33

4. Psikososial

Adanya penikahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan

diálisis akan menyekakkan penderita mengalami gangguan

pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya

perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami

kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri) dan

gangguan peran pada keluarga (selfesteem),

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum dan TTV

Page 11: Kti Ggk New Edit

1 diálisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan

pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya

perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami

kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri) dan

gangguan peran pada keluarga (selfesteem).

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum dan TTV

Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit berat

Tingkat kesadaran menurun sesuai dengan tingkat

uremia di mana dapat memengaruhi sistem saraf pusat.

Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan RR

meningkat Tekanan darah teijadi perubahan dari

hipertensi ringan sampai berat.

b. BI (Breathing)

kesadaran menurun sesuai dengan tingkat uremia di mana

dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Pada TTV sering

didapatkan adanya perubahan RR meningkat Tekanan darah

terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat, b. BI

(Breathing)

Klien bernapas dengan bau urine (fetor itremik) sering

didapatkan pada fase ini. Respons uremia didapatkan

adanya pemapasan Kussmaul. Pola napas cepat dan dalam

merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon

dioksida yang menumpuk di sirkulasi. Dapat teijadi odema

paru, tanda dan gejalanya adalah gelisah, dispnea berat,

pucat, batuk produktif dengan banyak sputum yang berbuih

dan sedikit bercampur darah, mengi, sianosis takikardia.

Page 12: Kti Ggk New Edit

e. B2 (Blood)

Pada kondisi uremia berat, tindakan auskultasi perawat akan menemukan adanya

friction rub yang merupakan tanda khas efusi perikardiaJ, Didapatkan landa dan

gejala gagal jantung kongesti£ TD meningkat, akral dingin, CRT >3 detik, palpitasi,

nyeri dada atau angina dan sesak napas, gangguan irama jantung, edema

penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah jantung akibat

hipeikalemi, dan gangguan konduksi elektrikal otot ventrikel.

Pada sistem hematologi sering didapatkan adanya anemia.

Page 13: Kti Ggk New Edit

,___j iuapautan tanda dan gejala gagal jantung

kongestif, TD meningkat, akral dingin, CRT >3 detik, palpitasi, nyeri dada

atau angina dan sesak napas, gangguan irama jantung, edema penurunan perfiisi

perifer sekunder dari penurunan curah jantung akibat hiperkalemi, dan gangguan

konduksi elektrikal otot ventrikeL Pada sistem hematologi sering didapatkan adanya

anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi

gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah,

biasanya dari saluran GL, kecenderungan mengalami perdarahan sek, under dari

trombositopeni a, d B3 (Rimn)

Didapatkan penurunan tmgkaf kesadaran, disfungsi serebral, seperti

perubahan proses pikir dan disorientasi.

Page 14: Kti Ggk New Edit

Pada sistem hematologi sering didapatkan adanya anemia. Anemia

sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal

uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari

saluran GI, kecenderungan mengalami perdarahan sek,under dari

trombositopenia. d. B3 (Brain)

Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti

perubahan proses pikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya

kejang, adanya neuropati perifer, burningjeet syndrome,

restlesslegsyndrome, kram otot, dan nyeri otot, e. B4 (Bladder)

Penurunan urine output <400ml/hari sampai anuri, terjadi penurunan libido berat.

Page 15: Kti Ggk New Edit

35

f. B5 (Bowel)

Didapatkan adanya mual Han muntah, anoreksia Han diare sekunder dari bau mulut

amonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering didapatkan

penurunan intake nutrisi dari kebutuhan, g. B6 (Bone)

Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki

(memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus,

demam (sepsis, dehidrasi),

Page 16: Kti Ggk New Edit

vwa iuuuutu, anoreKsia aan diare

sekunder dari bau mulut amonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus

saluran cerna sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan,

g. B6 (Bone)

Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki

(memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/beruiangnya infeksi,

pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis pada kulit,

fraktur tulang, defosit fosfat kalsium, pada kulit, jaringan lunak, dan sendi

keterbatasan gerak sendi.

Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan

perfusi perifer dari

Page 17: Kti Ggk New Edit

gerak sendi.

Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan

penurunan perfusi perifer dari hipertensi.

Pengkajian Diagnostik a} Laboratorium

1. Laju Endap Darah : meninggi dan diperberat oleh adanya anemia, dan

hipoalbuminemia. Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang

rendah.

2. Ureum dan kreatmin : meninggi. Perbandingan ureum dan kreatinin kurang tebih 20:

T hai ini karena perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan

steroid, dan

Page 18: Kti Ggk New Edit

obstruksi satinan kemih. Perbandingan ureum lebih kecil dan kreatinin, pada diet

rendah protein, dan tes Klirens Kreatinin yang menurun.

3.Hiponatremi disebabkan karena kelebihan cairan. Hyperkalemia teijadi pada gagal

ginjal lanjut disertai dengan penurunan diuresis.

4. Hipokalsemia dan hiperfosfatemia hal ini karena berkurangnya sintesis

vitamin D3 pada GG

5. Phosphate alkaline tinggi sebagai akibat dari gangguan metabolism

tulang, terutama isoenzim fosfatase tindi tulang.

6.Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia disebabkan karena

Page 19: Kti Ggk New Edit

3fr

metabolism tulang, terutama isoenzim fosfatase Undi tulang.

6. Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia disebabkan karena gangguan

metabolism dan diet rendah protein.

7. Peninggian gula darah, akibat gangguan metabolism karbohidrat pada gagal

ginjal (resistensi terhadap insulin pada jaringan perifer).

S. Hipertrigli serida akibat gangguan metabolism Ternak yang disebabkan

peninggian hormone insulin dan menurunnya lipoprotein lipase.

P. Asidosis metabolic dengan kompensasi respirasi menunjukkan pH yang

menurun, BE menurun, HCO3 yang menurun, PCO2 menurun, hal tersebut

karena retensi asam- asam organic padá gagal ginjal.

Page 20: Kti Ggk New Edit

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan volume urine,

retensi cairan <tan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari

penurunan GFR.

Perencanaan Keperawatan

Menurut Arif & kumala (2012) perencanaan keperawatan yang dapat

disusun berdasarkan masalah keperawatan pada klien gagal ginjal kronis

dengan kelebihan volume cairan b.d. penurunan volume urine, retensi cairan

dan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan

Page 21: Kti Ggk New Edit

3fr

j^eieDinan volume cairan berhubungan dengan penurunan

volume urine, retensi cairan dan natrium, peningkatan aldosteron

sekunder dari penurunan GFR.

2.3.3 Perencanaan Keperawatan

Menurut Arif & kumala (2012) perencanaan keperawatan yang dapat

disusun berdasarkan masalah keperawatan pada klien gagal ginjal

kronis dengan kelebihan volume cairan b.d. penurunan volume urine,

retensi cairan dan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari

penurunan GFR.

1. Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam tidak teijadi kelebihan volume

cairan sistemik.

2: Kriteria hasil:

a. Klien tidak sesak napas

b. Edema ekstremitas berkurang

Page 22: Kti Ggk New Edit

j, mK\J untuk, melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-

tanda, pericarditis. Aritmia, gangguan elektrolit (hypeikaiemiaj

L2 Diagnosa Keperawatan

Dari sekian banyak diagnosa keperawatan pada Gagal ginjal kronik,

peneliti hanya mengambil satu diagnosa keperawatan Menurut Arif M &

kumala S (2012) yaitu:

Page 23: Kti Ggk New Edit

aozae. ieiessi cairan dan iHtrium. pcrrrngkatan aUosferon sekmubrr

dari peoBnman GFR.

233 PsfeocasaaD Kgmawatan

Menurut Arif A kramala (2012) perencanaan keperawaian yang dapat disusun

berdasarkan masalah keperawaian pada klien gsgsi ginjal kronis dengan kelebihan

volume cairan b.d pemnioao volume urine, retensi cairan dan natrrum, peningkatan

aldosieron sekunder dari penurunan GFR-

1. Tujuan ; Dalam waktu 1 x 24 jam tidak terjadi kelebihan vohsne cairan sistemik.

| 2: Kriteria hasil:

a. Klien tidak sesak napas

b.Ede ma ekstremitas berkurang

c. Piting edema (-)

d. Produksi urine >600 ml/hr 3. Rencana

tindakanTr '" 1 - - - olrcbwnitan

Page 24: Kti Ggk New Edit

> 1. Tujuan ; Dalam waktu 1 x 24 jam tidak terjadi kelebihan volume

cairan sistemik.

E:X Kriteria hasit:

a. Klien tidak sesak napas h. Fdema ekstremitas

berkurang e. Piting edema f~)r d Produksi irjie >600

mi/hr % Ifencana tindakan

JEagr adanya; edema ekstremitas

Curiga gagal kongesrii/keiebihan volume cairan T ttTato&kantimruifcjm

Mea uituk tirah baring pada iaaC edema

bdiesi taiam keadaan sraii iarmg %iama i t a r r tmngrui tfaermkan

ui&ic mmagkatkan tuiceas

Page 25: Kti Ggk New Edit

yang bertujuan mengurangi edema. c. Kaji tekanan

darah

Rasional : Untuk mengetahui peningkatan jumlah cairan yang dapat

diketahui dengan meningkatkan beban kerja jantung yang dapat diketahui

dari meningkatnya tekanan darah.

<L Ukur intake dan output

Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan ganguan perfusi

ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan urine output e. Timbang berat

badan

Rasional : Perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan

cairan.

Page 26: Kti Ggk New Edit

dapat diketahui dengan meningkatkan beban kerja jantung yang dapat

diketahui dari meningkatnya tekanan darah, d. Ukur intake dan output

Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan ganguan perfusi ginjal,

retensi natrium/air, dan penurunan urine output

e. Timbang berat badan

Rasional : Perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukkan

gangguan keseimbangan cairan.

f. Berikan Oksigen Tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai dengan

indikasi

Rasional : Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan

efek hipoksia/iskemia. g. Kolaborasi:

1) Berikan diet tanpa garam

Rasional : natrium meningkatkan retensi cairan dan

Page 27: Kti Ggk New Edit

Rasional : Perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukkan gangguan

keseimbangan cairan.

f. Berikan Oksigen Tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai dengan

indikasi

Rasional : Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk

melawan efek hipoksia/iskemia.

g. Kolaborasi:

1)Berikan diet tanpa garam

Rasional : natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume

plasma.

2) Berikan diet rendah protein tinggi kalori.

Rasional : diet rendah untuk menurunkan insufisiensi renal dan

retensi nitrogen yang akan meningkatkan BUN. Diet tinggi kalori

untuk cadangan energi dan mengurangi

Page 28: Kti Ggk New Edit

40

katabolisme protein.

3) Berikan diuretik.

Rasional : diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan

retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema paru.

4) Adenokortikosteroid golongan prednison digunakan untuk menurunkan proteinuria

(Muttaqin A & Sari K, 2012). sanaan keperawatan

sanaan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan a

melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan

Page 29: Kti Ggk New Edit

BAB 3

plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan whtngga

menurunkan resiko terjadinya edema paru.

4) Adenokortikosteroid golongan prednison digunakan untuk menurunkan

proteinuria (Muttaqin A & Sari K, 2012).

2.3 A Pelaksanaan keperawatan

Pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan

dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang

telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam pelaksanaan

rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan

tindakan kolaborasi. (Hidayat f A.A.A, 2008).

5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tangkah ferakhir dari proses keperawatan dengan

cara

Page 30: Kti Ggk New Edit

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan (Desain Penelitian)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam

bentuk studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan, yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

L2 Unit Analisis (Populasi dan Sampel)

2A Populasi

Di dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah klien Gagal ginjal

kronis yang dirawat inap di ruang Teratai RSUD. Dr. M.

Page 31: Kti Ggk New Edit

3.1 Pendekatan (Desain Penelitian)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam

bentuk studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan, yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi.

3.2 Unit Analisis (Populasi dan Sampel)

3.2.1 Populasi

Di dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah klien Gagal

ginjal kronis yang dirawat inap di ruang Teratai RSUD. Dr. M.

Soewandhie Surabaya.

32.2 Sampel .

Sampel dalam penelitian ini adalah dua orang klien Gagal Ginjal

Kronis dengan masalah kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD.

Dr. M. Soewandhie Surabaya.

14 Lokasi dan Waktu Penelitian 14j

Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang Teratai RSUD, Dr. M. Soewandhie

Surabaya.

H Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015,

Page 32: Kti Ggk New Edit

jj> ftosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan pemilihan kasus atau masalah yang akan

dijadikan topik penelitian. Peneliti memlih kasus GGK sehingga topik

penelitian ini beijudui "Asuhan Keperawatan klien dengan Gagal Ginjal Kronis

dengan masalah kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD. Dr. M.

Soewaodhie Surabaya”. Selanjutnya peneliti melakukan penyusunan proposal

penelitian. Selesai disusun, dilakukan ujian proposal.

Pesnmrmpnlan dara diauali dengan pengurusan surat ijin penelitian ke

Rakesi&ngpol drn RSUD Dr. Mitoewsodide Surabaya. Setelah

Page 33: Kti Ggk New Edit

"Aidb« v. xr, «ks^:» O^ii

KT^MS des^s** kekbthan wfome cairan A nur^ Veraia* KSUO

Dr Vt S^r^andbjc Surabiya* Sete^urjya rcttdhn

melakukan frocvsui psaehckKL Selesai disusun.

dilakukan ujian ptvfesial

Bes^EnfHdhn data diawali dengan pengurusan surat iiin

penelitian ke Bakesfcangpol dan RSl'D Dr. NLSoewandhie Surabaya.

Setelah ineisdaparkan :jm untuk melakukan penelitian, peneliti memilih

dua sub>ek peceiirian. Tahap selanjutnya adalah menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian kepada pasien dan meminta persetujuan atau

iwvrnwd co*$tm * Kemudian melakukan asuhan keperawatan terhadap

subjek penelitian dan penulisan laporan penelitian.

3.6 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Page 34: Kti Ggk New Edit

1 penelitian kepada pasien dan meminta persetujuan atau informed conseni,

■S Kemudian melakukan asuhan keperawalan terhadap subjek

penelitian dan I penulisan laporan penelitian.

3.6 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

BBg Metode Pengumpulan data

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode i wamwocara

dengan subjek penelitian, menggunakan catatan rekam medis, pengukuran tanda-tanda

vitaL observasi umum keadaan pasien, pengkajian r fisik meliputi inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskuhasL

Page 35: Kti Ggk New Edit

145

InstriHiien Pengumpulan Data

Instrmnent yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Format pengkajian asuhan keperawatan.

2. Alat tulis.

3. Alat pelindung diri, meliputi: sarung tangan dan masker.

4.Alat pengukuran tanda-tanda vital, meliputi: jam tangan, termometer,

stetoskop dan spignomanometer.

Analisis Data

Analisis data diawali dengan kegiatan membaca dan memahami

r ~ iHiUiMlVm iWi rmrn&r —a

Page 36: Kti Ggk New Edit

¡¡- f ja ruiuiai pengajian asuhan keperawatan.

2. Aiat tulis.

3. Alat pelindung diri, meliputi: sarung tangan dan masker.

4.Alat pengukuran tanda-tanda vital, meliputi : jam tangan, termometer,

stetoskop dan spignomanometer.

m 3,7 Analisis Data

Analisis data diawali dengan kegiatan membaca dan memahami

keseluruhan informasi yang sudah didapatkan dari data primer maupun

sekunder. Setelah data dikumpulkan dari hasil wawancara, pengamatan

(observasi), pemeriksaan fisik dan pengukuran fisiologis, maka data akan

dikelompokkan ke dalam data subjektif dan data objektif dalam bentuk

tabel analisa data. Data subjektif menunjukkan persepsi dan sensasi pasien

terkait dengan masalah kesehatannya. Data subjektif merupakan informasi

yang disampaikan pasien kepada perawat selama wawancara yang disebut

juga sebagai gejala (.symptom). Data objektif didasarkan pada fenomena

yang

Page 37: Kti Ggk New Edit

¡F keseluruhan informasi yang sudah didapatkan dari data primer

maupun I sekunder. Setelah data dikumpulkan dari hasil wawancara,

pengamatan I (observasi), pemeriksaan fisik dan pengukuran fisiologis,

maka data akan I dikelompokkan ke dalam data subjektif dan data objektif

dalam bentuk tabel i analisa data. Data subjektif menunjukkan persepsi dan

sensasi pasien terkait E dengan masalah kesehatannya. Data subjektif

merupakan informasi yang I disampaikan pasien kepada perawat selama

wawancara yang disebut juga I sebagai gejala (symptom). Data objektif

didasarkan pada fenomena yang dapat diamati secara faktual. Dengan kata

lain, data tersebut dapat diamati atau diukur melalui alat indera perawat

disebut juga sebagai tanda (sign).

Setelah membuat tabel analisa data, kemudian merumuskan diagnosa

keperawatan dan membuat rencana tindakan keperawatan. Pada tahap

intervensi, terdiri dari tujuan dan kriteria hasil dan rencana tindakan. Cara

menentukan tujuan yang efektif harus memperhatikan prinsip SMART yaitu

Page 38: Kti Ggk New Edit

46

Speciflc, Measurable, Achievable, Realistic, and Time-based. Kriteria hasil

menggambarkan secara spesifik hal-hal yang diharapkan oleh peneliti untuk

menyelesaikan masalah. Setelah menentukan intervensi, selanjutkan melakukan

implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan

sebelumnya. Kemudian peneliti menuliskan evaluasi dari tindakan keperawatan

dalam bentuk SOAP :

S ; Data subjektif

0 : Data objektif

1 : Analisa

: Planning

Page 39: Kti Ggk New Edit

I___—«e, Muiistic, and lime-based. Kriteria hasil

menggambarkan secara spesifik hal-hal yang diharapkan oleh peneliti

untuk menyelesaikan masalah. Setelah menentukan intervensi, selanjutkan

melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang sudah

direncanakan sebelumnya. Kemudian peneliti menuliskan evaluasi dari

tindakan keperawatan dalam bentuk SOAP :

S : Data subjektif O : Data

objektif A : Analisa P : Plcmning

Pada analisis dalam evaluasi berisikan tentang apakah masalah

teratasi atau teratasi sebagian. Masalah teratasi jika hasil diperoleh sesuai

dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan pada intervensi di atas.

Page 40: Kti Ggk New Edit

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Pengambilan data ini dilakukan di RSUD. Dr. M.

Soewandhie Surabaya. RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya adalah

rumah sakit negeri tipe B yang bertempat di JLTambak Rejo 45 -

47. RSUD. Dr. M. Soewandhie Surabaya memiliki banyak ruang

rawat inap, mulai dari kelas 1- kelas 3. Salah satunya adalah ruang

Teratai yang dijadikan tempat pengambilan data dengan fasilitas

setiap ruangan terdiri dari 6 tempat tidur, 1 AC dan 1 kamar

mandi.

Pada sub bab ini merupakan hasil penelitian pada dua kasus klien

Page 41: Kti Ggk New Edit

tipe B yang bertempat di Jl.Tambak Rejo 45 — 47. RSUD. Dr. M.

Soewandhie Surabaya memiliki banyak ruang rawat inap, mulai dari

kelas 1- kelas 3. Salah satunya adalah ruang Teratai yang dijadikan

tempat pengambilan data dengan fasilitas setiap ruangan terdiri dari

6 tempat tidur, 1 A C dan 1 kamar mandi.

Pada sub bab ini merupakan hasil penelitian pada dua kasus

klien Gagal ginjal kronis dengan masalah kelebihan volume cairan.

Kasus yang pertama pada Ny. J dilakukan pengkajian pada tanggal

13 April 2015, dan kasus kedua pada Ny. A dilakukan pengkajian

pada tanggal 30 April 2015 di ruang Teratai RSUD. Dr. Mohammad

Soewandhie Surabaya. Hasil penelitian yang dipaparkan sebagai

berikut:

A. Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M.

Soewandhie Surabaya

Data Klien 1 Klien 2Identita

s

Nama: Ny. J

Umur: 49 Tahun

Jenis Kelamin:

Perempuan

Suku/Bangsa:Jawa/

Indonesia

Agama: Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah

Nama: Ny. A Umur: 57

Tahun Jenis Kelamin

¡Perempuan

Suku/Bangsa

:Jawa/

Indonesia Agama: Islam

Pekeijaan : Ibu Rumah

Tangga

RiwayatKlien 1 Klien 2

Keluhan Sesak napas Sesak napas

AWIUUUl

Tangga

Pendidikan: SD

Alamat : Klampis

Semalang

ngiiiuu • «WM. ■ ■

Pekerjaan : Ibu Rumah

Tangga

Pendidikan: SD Alamat:

Kapas Baru 9/52 -

Riwayat

Klien 1 Klien 2

Keluhan Sesak napas Sesak napas

Riwayat

Penyakit

Sekarang

Keluarga mengatakan

klien mual dan muntah

sejak 4 hari yang lalu

serta sesak napas sejak

tanggal 11 April 2015

kemudian klien dibawa

ke RSUD Dr. M.

Soewandhie. Klien

langsung dibawa ke IGD

pada jam 12.00 tanggal

Klien mengatakan

sebenarnya pada tanggal

29 Mei 2015 klien hanya

kontrol ke poli tetapi

melihat kondisi klien yang

bengkak diseluruh tubuh

dan disertai dengan sesak

napas maka klien

disarankan opname

sehingga klien MRS dan

Page 42: Kti Ggk New Edit

HO

"Riwayat

penyakit

dahulu

Keluarga mengatakan

klien pernah dirawat

di RSUD Dr. Soetomo

karena stroke ringan

pada tahun 2007.

Klien juga

mempunyai

hipertensi.

Klien mengatakan

pada tanggal 29

Januari 2015 pernah

dirawat di ruang

Anggrek RSUD Dr.

M. Soewandhie

selama 1 minggu

karena bengkak pada

tangan dan kaki

kemudian klien MRS

lagi pada tanggal 24 Riwayat Keluarga mengatakan

tidak

Klien mengatakan

tidak ada ana&ota

u«vui|Aiiijrai ijwayoi

UMRiwayat

Kesehata

n

Keluarga

Keluarga

mengatakan tidak

ada anggota keluarga

yang menderita

penyakit seperti

Klien mengatakan

tidak ada anggota

keluarga yang

menderita penyakit

seperti klien (GGK), Pola Klien 1 Klien 2Persepsi

terhadap

kesehatan

Klien dan keluarga

rutin memeriksakan

kesehatannya karena

klien dan keluarga

Klien dan keluarga

rutin memeriksakan

kesehatannya ke RS

atau PuskesmasPola

Nutrisi

dan

Metaboli

s

Nutrisi-

Metabolisme Klien

mengatakan mual

serta tidak nafsu

makan. TB:.155cm

BB SMRS : 65 kg

Nutrisi-

Metabolisme Klien

mengatakan mual

TB: 154cm

BB SMRS : 52 kg

BB MRS: 54 kg

Page 43: Kti Ggk New Edit

Keluarga v - O

menderita penyakit

seperti klien, Diabetes

meiitus, Hipertensi.

menderita penyakit

seperti klien (GGK),

tetapi ayah klien

mempunyai riwayat DM Pola Klien 1 Klien 2

Persepsi

terhadap

kesehatan

Klien dan keluarga

rutin memeriksakan

kesehatannya karena

klien dan keluarga

Klien dan keluarga

rutin memeriksakan

kesehatannya ke RS

atau PuskesmasPola

Nutrisi

dan

Metaboli

s

me

Nutrisi-

Metabolisme Klien

mengatakan mual

serta tidak nafsu

makan.

TB: _155cm BB

Nutrisi-Metabolisme

Klien mengatakan

mual TB: 154cm

BB SMRS : 52 kg BB

MRS: 54 kg Diet

RPRG ( rendah

Page 44: Kti Ggk New Edit

HO

makanan ringan

Nafsu makan Tetap

seperti biasa tidak

ada penurunan

nafsu makan Pola

tidur-

istirahat

Keluarga mengatakan

bahwa klien tidak bisa

tidur nyenyak sejak

Klien mengatakan

bahwa klien tidak bisa

tidur nyenyak kama Kognitif-

perseptual

Klien kooperatif

dengan petugas

kesehatan dan klien

Klien kooperatif dengan

petugan kesehatan dan

klien juga menjawab Persepsi-

konsep

diri

Body imagc ;klien

merasa sedih dengan

keadaannya sekarang.

Identitas diri : klien

menyukai semua

anggota tubuhnya.

Ideal diri : klien ingin

segera sembuh dan

Body image :klien

merasa sedih dengan

keadaannya sekarang.

Identitas diri : klien

menyukai semua

anggota tubuhnya.

Ideal diri : klien ingin

segera sembuh pulang Peran-

hubungan

Komunikasi klien

lancar, tidak gagap

Klien sehari hari

nmenggunakan bahasa

jawa Hubungan

Komunikasi klien

lancar, tidak gagap

Klien sehari hari

nmenggunakan bahasa

jawa Hubungan dengan Aktivitas Klien biasanya mandi Klien biasanya mandi

Dan

kebersiha

n

tapi sejak klien dirawat

di RS klien hanya

tiduran dan jika

waktunya mandi klien

tapi sejak klien dirawat

di RS klien hanya

tiduran dan duduk di

kursi dan jika Koping-

toleransi

Klien biasanya

menceritakan

masalahnya pada

Klien biasanya

menceritakan

masalahnya pada Nilai-pola

keyakinan

Menjalankan ibadah:

selama di RS klien

tidak menjalankan

Menjalankan ibadah:

selama di RS klien

tidak menjalankan

Page 45: Kti Ggk New Edit

Berdasarkan tabel di atas pada pengkajian identitas didapatkan

bahwa klien pertama berumur 49 tahun dengan GGK+Hiperkalemia

sedangkan pada klien kedua berumur 57 tahun dengan

GGK+S.ALO+DM. Keluhan utama pada kedua klien diatas sama yaitu

mengeluh sesak napas. Sedangkan pada riwayat masa lalu klien pertama

pernah mengalami stroke ringan dan dirawat di RSUD Dr. Soetomo serta

mempunyai riwayat Hipertensi sedangkan pada klien kedua beberapa kali

dirawat di RSUD Dr. M. Soewandhie karena mengalami bengkak di

ekstremitas atas dan bawah serta mempunyai riwayat diabetes mellitus.

Pada pengkajian riwayat keluarga, tidak ada anggota keluarga yang

menderita penyakit seperti Diabetes melitus dan Hipertensi seperti klien

pertama sedangkan pada klien kedua ayah klien mempunyai riwayat

diabetes melitus dan ibu klien mempunyai riwayat hipertensi.

Pada pengkajian nutrisi dan metabolisme didapatkan klien

pertama mengalami penurunan berat badan dari 65 kg menjadi 60 kg

karena Klien mengatakan mual serta tidak nafsu makan serta klien

mendapatkan diit sonde nephrisol 60 cc sedangkan klien kedua mengalami

penambahan berat badan dari 52 kg menjadi 54 kg serta mendapatkan diit

RPRG (rendah protein rendah garam) berupa nasi dan lauk pauk.

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan fisik klien Gagal ginjal kronik dengan

masalah kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M.

Soewandhie Surabaya

Page 46: Kti Ggk New Edit

HO

Observasi Klien 1 Klien 2Suhu

Nadi

Tekanan

Darah

37,3 °C 92 x/mnt

140/80 mmHg 26

x/mnt 456 Lemah

36,8 °C 88 x/mnt 160/90

mmHg 28x/menit 456

Lemah

Pemeriksaa

n Fisik (6 B)BLBreathin

g

Hidung: Bentuk

simetris RR:

26x/menit, terdengar

suara tambahan

rales/ronchi basah

Hidung: Bentuk

simetris RR:28x/menit,

terdengar suara

tambahan rales/ronchi

basah pada paru-paru B2: Bleeding Tidak ada nyeri dada,

suara jantung sl s2

tunggal. Terdapat

edema di ekstermitas

atas dan bawah serta

Tidak ada nyeri dada,

suara jantung sl s2

tunggal. Terdapat

edema di ekstermitas

atas dan bawah serta B3: Brain -

___________

1

Kesadaran

composmentis, GCS

456 (15)

Kesadaran

composmentis, GCS

456 (15)

Page 47: Kti Ggk New Edit

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa kedua klien mengalami

peningkatan tekanan darah dan pemapasan. Pada pemeriksaan B2 atau

bleeding ditemukan bahwa kedua klien mengalami oedema di ekstremitas

atas dan bawah serta palpebra. Perbedaan dari kedua klien

adalah derajat pitting oedema yang terjadi. Pada klien pertama

pitting oedema terjadi pada derajat 3 sedangkan pada klien kedua

pitting oedema terjadi pada derajat 4 serta klien kedua mengalami

asites. Kemudian pada pemeriksaan B6 atau Bone pada klien

pertama tidak ditemukan masalah pada kulit maupun tulang

sedangkan pada klien kedua didapatkan bahwa klien mengalami

gatal-gatal pada daerah selangkangan dan gatal serta kering pada

daerah ekstremitas bawah klien.

Mata: sklera putih,

conjungtiva merah

muda tidak anemia

Mata: sklera putih,

conjungtiva merah

muda tidak anemisB4:Bladder Terpasang dower

kateter Produksi urin:

350 ml /6 jam

Terpasang dower

kateter Produksi urin:

150 ml /6 jam.B5: Bowel Klien mengatakan

mual serta tidak nafsu

makan. Mulut dan

tenggorokan :

Keadaan mulut bersih

Klien mengatakan

mual Mulut dan

tenggorokan : Keadaan

mulut bersih

Abdomen: terdapat B6:Bone Tidak terdapat

masalah dalam

pergerakan sendi baik

ekstermitas atas

maupun bawah

Kulit: warna kulit

kemerahan tidak

sianosis, akral HKM

Tidak terdapat

masalah dalam

pergerakan sendi baik

ekstermitas atas

maupun bawah

Kulit: warna kulit

kemerahan tidak

sianosis, akral HKM

Page 48: Kti Ggk New Edit

HO

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa klien pertama

mengalami penurunan Hb yang sangat rendah yaitu 5,8 g/dl dan

mengalami peningkatan BUN serta kreatinin dengan hasil masing-masing

yaitu 81 mg/dl dan 6,7 mg/dl, pada pemeriksaan GDA dalam batas normal

yaitu 140 mg/dl. Sedangkan pada klien kedua juga mengalami penurunan

Hb yaitu 8,7 g/dl tidak serendah Hb klien pertama, pada pemeriksaan

BUN

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan diagnostik klien Gagal ginjal

kronik dengan masalah kelebihan volume cairan di ruang

Teratai RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya

Pemeriksaa Klien 1 Klien 2Lab:

Pemeriksaa

n

Darah

-Hb 5,8 g/dl (11.7-15.5

g/dl)

-GDA 140 mg/dl

(<190 mg/dl)

-BUN 81 mg/dl (7-22

mg/dl)

-Hb 8,7 g/dl (11.7-15.5

g/dl)

- GDA 191 mg/dl (<190

mg/dl)

- BUN 73 mg/dl (7-22

mg/dl)

Page 49: Kti Ggk New Edit

dan Krcatinin juga mengalami peningkatan dengan

hasil masing 73 mg/dl dan 5,8 mg/dl sedangkan pada

pemeriksaan ODA mengalami peningkatan dari nilai

normal yaitu 191 mg/dl

B. Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.4 Diagnosis Keperawatan Klien Gagal ginjal

kronik dengan masalah kelebihan volume

cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M.

Soewandhie Surabaya

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa kedua klien mengalami

masalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan volume

urine, retensi cairan dengan data masing-masing klien pertama mengeluh

sesak napas serta mengeluh bahwa tangan dan kaki

Data Problem EtiolofpKlien 1DS: Kelebihan volume Gagal ginjal kronisKlien mengeluh cairansesak napas Jumlah nefron serta tangan dan menurunkaki bengkak +DO: Nefron yang terserang

Terdengar

suara ronchihancur

pada lapang

dada kanan

15 % nefron hancurkiri. GFR menurun (BUN Tampak kreatinin meningkat)

■ adanya otot ▼■ bantu Keseimbangan cairan

pemapasan elektrolit tergangguOedema di 4kedua kaki Volume cairan tangan serta +

1

palpebra.

Pitting

edema (+)

derajat IH

Kelebihan volume

cairan

1

rrsmhg

N:92 x/menit

Produksi

j

m CC 1

Page 50: Kti Ggk New Edit

klien bengkak dengan tanda RR 26x/menit, TD:140/80, Terpasang 02

masker 6 lpm, Terdengar suara ronchi pada lapang dada kanan dan kiri,

oedema di kedua kaki dan tangan serta palpebra dengan pitting oedemaI

Page 51: Kti Ggk New Edit

I

derajat 3 sedangkan pada klien kedua juga mengeluh sesak napas,

tangan dan kaki bengkak serta perutnya terasa keras dengan tanda

RR 28x/menit, TD: 160/90, Terpasang 02 masker 6 lpm, Terdengar

suara ronchi pada lapang dada kanan dan kiri, oedema di kedua

kaki dan tangan serta palpebra dengan pitting oedema derajat 4,

serta terdapat asites.

C. Perencanaan

Tabel 4.5 Perencanaan Klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M.

Soewandhie Surabaya

DiagnosaKeperawa-tan

PerencanaanTujuan dan

Intervensi RasionalKlien 1

Kelebihan | volume cairan b.d. penurunan volume urine, retensi jcairan peningkatan laldosteron I sekunder | dariI penurunan GFR.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dalam waktu 3 x 24 jam tidak teijadi kelebihan volume cairan sistemik.Kriteria

Hasil:a. Klien

tidak sesak napas

b. Edema berkurang

c. Piting edema

Kaji adanya edema ekstremitas dan wajah

Curiga gagal kongestif/kelebihan volume

Anjurkan klien untuk tirah baring pada saat edema masih teijadi.

Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal danmenurunkan produksi ADH sehingga Posisikan

klien semi fowler

Membantu meningkatkan konsumsi oksigen dan meningkatka

Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang pembatasan makanan

Meningkatan pengetahuan klien serta mampu melakukanpembatasan makanan (rendah protein dan

Page 52: Kti Ggk New Edit

1)membantu memenuhi kebutuhan nutrisi serta menjaga kadar nitrogen

darah.

2)Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan

retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema

paru.

3)Berikan injeksi Ranitidin 1 ampul iv

Ondancentron 4 gram per iv.

4)Berikan obat oral captopril 12,5 mg

5)Berikan terapi cairan

Tranfusi darah PRC 200 cc Cairan RL 500 cc Cairan lipofundin

keluarga klien untuk mencatat BAK dan asupan cairan yang di konsumsi.Ukur intake dan output

Batasi pemasukan cairan

dikonsusmsi. Serta meningkatkan kerja sama keluarga dan petugas kesehatan dalam pembatasancairan. _ _ ________ _ Penurunan curah jantung mengakibatkan ganguan perfusi ginjal, retensi natrium/air, danpenurunan urine output __ _ ____ _ Mencegah kelebihan cairan dalam tubuh

Kolaborasi:1) Berikan dietnephrisol 60

cc2) Berikan

diuretik (furosemid) 5 mg per jam dengan syring pump

Page 53: Kti Ggk New Edit

250 cc

Aminoleban 500

ccKajiTTV Untuk

mengetahui

peningkatan

jumlah cairan

yang dapat

diketahui dengan

meningkatkan Pertahankan

pemberian

Oksigen

Tambahan

Meningkatkan

sediaan oksigen

untuk kebutuhan

miokard untuk Auskultasi

suara napas

Mendengarkan

suara napas Klien 21

Kelebihan

¡volume

Tujuan:

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

Dalam

waktu 3 x 24

jam tidak

terjadi

kelebihan

volume

cairan

Kaji adanya

edema

ekstremitas dan

Curiga gagal

kongestif/kelebih

an volume [penurun

an

¡volume s

urine,

Anjurkan klien

untuk tirah

baring pada

saat edema

Posisi tersebut

meningkatkan

filtrasi ginjal dan

menurunkan dari

J,

penuruna

n GFR.

Posisikan klien

semi fowler

Membantu

meningkatkan

konsumsi oksigen

dan Berikan

pendidikan

kesehatan

Meningkatan

pengetahuan

klien dan mampu

Page 54: Kti Ggk New Edit

—' " ml/hr

e. RR dalam

protein dan

garam) dan

protein dan

garam) dan rentang klien serta dikonsusmsi. Sertanormal : 16- keluarga klien meningkatkan 20 x /menit mencatat BAK sama keluarga dan

asupan cairan petugas kesehatankonsumsi. dalam pembatasan

cairan.Ukur intake dan Penurunan curahoutput jantung

mengakibatkan

ganguan perfusi retensi

natrium/air, dan Batasi Mencegah cairan cairan dalam

tubuhKolaborasi: 1) diet rendah

proteinyang sudah di untuk program yaitu insufisiensi protein dan retensi diit 1350 kal yang akan

meningkatkan

BUN. Diet tinggi cadangan energi

dan mengurangi 2) Pemberian 2) Diuretik

diuretik untuk (furosemid) volume plasma

dan

menurunkan

retensi cairan di

jaringan 3) Pemberian

injeksisesuai advis

Ranitidin 1

ampul iv:----------- gram per iv.

Apidra 6 ui

4) Pemberian

obat oral sesuai

advis ISDN 2.5

mg

5) Pemberian KajiTTV Untuk

mengetahui

peningkatan

jumlah cairan

yang dapat

diketahui Pertahankan

pemberian

Oksigen

Tambahan

Meningkatkan

sediaan oksigen

untuk

kebutuhan Auskultasi

suara napas

Mendengarkan

suara napas

Page 55: Kti Ggk New Edit

Dari perencanaan kedua klien di atas terdapat perbedaan

kolaborasi baik dalam hal pemberian diit (cara dan jenis pemberian

makanan atau nutrisi) dan pemberian obat. Hal ini disesuaikan

dengan

kondisi klien. Pada kasus 1 pemberian diit nephrisol diberikan melalui

B

NGT sedangkan pada kasus 2 dengan nasi dan lauk pauk tetapi pada

dasarnya prinsip pemberian diit sama yaitu diit rendah garam, rendah I

protein dan tinggi kalori.

Page 56: Kti Ggk New Edit

Pada pemberian obat juga disesuaikan dengan kondisi

klien. Pada kasus 1 tidak ada pemberian obat topikal

sedangkan pada kasus 2 diberikan obat topikal karena

kondisi kulit klien yang gatal pada daerah selangkangan.

Kemudian pada pemberian cairan, pada kasus 1 klien

mendapatkan tranfusi PRC, hal ini dikarenakan pada

pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 5,8 g/dl, klien

juga mendapatkan Cairan RL 500 cc, Cairan lipofundin 250

cc, Aminoleban 500 cc sedangkan pada kasus 2 hanya

mendapatkan RL 500 cc.

D. Pelaksanaan

Tabel 4.6 Implementasi rencana tindakan Klien Gagal ginjal

kronik

dengan masalah kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUP Dr. M.

Soewandhie Surabaya __________________

Klien 1hari rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 307. 1. Mengkaji 07. 1. Mengkaji 07. 1. Mengkaji45 adanya 45 adanya 55 adanya

edema ekstremita ekstremitekstremitas wajah dan dan wajah Terdapat TerdapatTerdapat di edema diedema di atas dan ekstermitekstermita serta atas danatas dan 2. bawah bawah serta kan klien palpebra

I palpebra tirah 2. ■ 2. 3. hankan H n klien an posisi untuk

tirah baring semi baring3. Klien 3. n klien keadaan hankan fowler semi klien semiKlien dalam 08. 4. fowlerkeadaan 00 catatan Klien

I posisi semi dan keadaanfowler cairan posisi

i i______ i konsumsi i fowler

Page 57: Kti Ggk New Edit

rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 3

4. Memberikan 5. Mengukur 4. Mengobserpendidikan intake dan vasi catatan

kesehatan Output BAK dankepada Total intake : asupan dan 2940 cc yang ditentang Produksi urin konsumsipembatasan 24 jam: 2250 08. 5. Mengukurmakanan cc 00 intake dan

(rendah Total Outputprotein dan 2750 cc Total garam) dan + 190 cc 3035 ccminuman 6.Menbatasi Produksi klien. Serta asupan 24 jam :Menganjurk maksimal 2650 cckeluarga 08. 2750 cc Total untuk 15 7.Melakukan :3150 ccmencatat tindakan -115dan asupan kolaborasi: 6.Membatasicairan yang 1) asupankonsumsi. kan diet cairanKeluarga nephrisol maksimalmencatat 60 cc 3150 ccpengeluran 2) 7. Melakukanpemasukan n injeksi

Ranitidin

tindakancairan klien ampul iv 1) Memberidalam Ondance kan dietyang telah tron 4 nephrisolsediakan. per iv. 60 cc

5. Mengukur 3) 2) Memberiintake dan n diuretik kanOutput

Total

(furosemi injeksi5 mg per

jam

Raniti-din 1

ampulProduksi

urin 24 jam:

syring

pump

iv

cc

Total output

: 2050 cc +

n obat

oral

captopril

ampul (10 mg)

per iv.

08.

00

Page 58: Kti Ggk New Edit

Han rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 3

6. Membatasi 5 )Memberkan Diphen-asupan terapi hidramimaksimal Tranfusi 1 vial 2050 cc darah mg) per

08. 7.Melakukan 200 cc iv.15 tindakan Cairan RL 500 Furosem

kolaborasi: cc d 20 mg1) Cairan per iv

kan diet lipofundin 3) nephrisol 250 cc kan obat60 cc Aminoleba oral

2) n 500 cc Captoprn injeksi 11. 8.Melakukan 12,5 mgRanitidin 45 observasi Flunariz

ampul iv TTV 5 mgOndance TD: 130/70 Betahistion 4 mmHg 8 mgper iv. S : 37.5 °C 4)

3) Memberik N : 88 x/mnt kan an RR : 23 cairan(furosem x/mnt Cairan) 5 mg 9. RL 500

. jam kan pemberian ccdengan Oksigen 8.Melakukan

syring Tambahan 11. observasipump dengan 30 TTV

4) Memberi kanul 4 lpm TD: 130/80kan obat 12. 10. Melakukan mmHgoral 20 observasi S : 36,5 °Ccaptopri suara napas N:80 12,5 mg tambahan RR:20

5) Memberi Terdengar 11. 9. Melakukankan suara napas 45 observasicairan tambahan suara Tranfusi ronchi pada tambahandarah lapang 200 cc kanan dan

kiri.

Page 59: Kti Ggk New Edit

u.30

11.45

6) Cairan 500 cc Cairanlipofandin 250 cc A*ninoleban

500 cc S.Melakukan observasi TTVTD:

140/70mmHg S: 37 °C N: 84 x/mnt

RR : 25 x/mnt 9-MempertahankanpemberianOksigenTambahan lO.Melakukan observasi suaranapas tambahan Terdengar suara napas tambahan ronchi pada lapang dada kanan dan kiri

Tidakterdengar suara napas tambahan ronchi pada lapang dada kanan dan kiri.

Klien 2Hari rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 315.00

1. Mengkaji adanya edema ekstremitas dan wajah serta abdomen Terdapat edema di ekstermitas atas dan

15.00

1. Mengkaji adanya edema ekstremitas dan wajah serta

abdom

15.00

1.Mengkaji adanya edema ekstremitas dan wajah serta abdomen

Page 60: Kti Ggk New Edit

Hari rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 32. Terdapat Masih

klien untuk edema di terdapatbaring pada ekstermita edema diedema masih atas dan ekstermi-tasteijadi. bawah atas dan

3. palpebra bawah,klien semi Terdapat edemafowler asites palpebraKlien dalam Perut berkurangkeadaan keras Asites,

semi fowler 2. Memperta- perut tidak4. Memberikan hankan terasa keras

15. pendidikan untuk 2. Memperta 30 kesehatan baring hankan

kepada klien 3. Memperta- klien untukdan keluarga hankan tirah baringtentang posisi 3 .Mempertahpembatasan semi kan posisi

makanan Klien dalam klien semi(rendah keadaan fowlerdan garam) posisi semi Klienminuman fowler dalamklien. Serta 15. 4. keadaanMenganjurk 30 asi posisi semikeluarga BAK dan fowleruntuk asupan 4. Mengobser BAK dan cairan vasi catatanasupan di BAK danyang di 16. 5. Mengukur asupankonsumsi. 00 intake dan cairan yangKeluarga output di konsumsimencatat Total 5.Mengukurpengeluran : 1560 cc 16. intake dan pemasukan Produksi urin 00 outputcairan klien 24 jam: 2300 Total intake dalam kertas cc : 1180ccyang telah di Total Produksi urinsediakan. : 2800 cc 24 jam :

-1240 cc cc

Page 61: Kti Ggk New Edit

Total output : 2500 cc -1320 cc 6.

Membatasi asupan cairan maksimal 2500 cc

16. 7. Melakukan

20 tindakan

kolaborasi: -Memberikan diit yang sudah di program yaitu diit 1350 kal protein

43.2gram

2) Memberikan injeksi Diuretik furosemid 20 mg Aoidra 6 ui SC

3) Memberika n obat oral ISDN 2,5 mg

4) Memberikan obat topikal Mikona- zole

Hidrokor- tizone

5) Mempertahankan cairan tetap lancar

16.20

Menintake outputintake : 1355 cc Produksi urin

800 cc output : 1300 cc +55

Membatasi asupan cairan maksimal 1300 Melakukan tindaka

kolaborMemberi-

yangsudah di progryaitu 1350 prote43.2gramMemberi obat diure(furosemid ) 5

jam dengan syrinpum

16.20

7.

Membatasi asupan cairan maksimal 2800 cc Melakukan tindakan kolaborasi: 1) Memberi-kan diit yangsudah di program yaitu diit 1350 kal protein 43.2gram2) Membe-rikan injeksi Diuretik furose» mid 20 mgApidra 6ui SC3) Member i-kan obat oral ISD

Page 62: Kti Ggk New Edit

Menintake outputintake : 1355 cc Produksi urin

800 cc output : 1300 cc +55

Membatasi asupan cairan maksimal 1300 Melakukan tindaka

kolaborMemberi-

yangsudah di progryaitu 1350 prote43.2gramMemberi obat diure(furosemid ) 5

jam dengan syrinpum

Membatasi asupan cairan maksimal 2800 cc Melakukan tindakan kolaborasi: 1) Memberi-kan diit yangsudah di program yaitu diit 1350 kal protein 43.2gram2) Membe-rikan injeksi Diuretik furose» mid 20 mgApidra 6ui SC3) Member i-kan obat oral ISD

menitS: 36,5 °C

zolcHidrokor*tizone

Hari rawat 1 Har rawat 2 Hari rawat 3Apidra 6 ui 5) Memper- CairanSC tahankan RL 5004) Memberi-kan cairan 18. 8. Melakukanobat oral tetap 00 observasiISDN 2,5 mg lancar TTV5) Memberi-kan Cairan TD :obat topikal RL 500 140/70MikonazoleH CC mmHgidrokorti- 18. 8. N : 88zone 00 observasi x/mnt6) Mempertahan TTV RR:kan cairan TD: 23x/tetap lancar mmHg S: 36,7 Cairan RL N: 84 9. 500 cc x/mnt hankan

18. 8.Melakukan RR: pemberi00 observasi TTV 24x/mnt n

TD: 160/70 S: 37 °C TambahmmHg 9. n denganN: 84 x/mnt hankan nasal 4

RR: 26x/menit pemberian lpmS: 36,6 °C Oksigen 18. lO.Melakuka

2. Mempertahan- Tambahan 30 observasipemberian dengan suaraOksigen masker 6 napas

Tambahan lpm tambahamasker 6 lpm 18. 10. Terdeng

3. Melakukan 30 observasi suaraobservasi suara suara napas napasnapas tambahan tambahan tambahaTerdengar suara Terdengar ronchinapas tambahan suara napas padaronchipada tambahan lapang

lapang dada ronchipada rtflriakanan dan lapang kanan

kanan dan kiri.kiri

Page 63: Kti Ggk New Edit

Implementasi dari kasus 1 dan kasus 2 telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun diatas tetapi dari implementasi diatas juga terdapat

beberapa variasi pemberian obat yang telah diintruksikan oleh dokter seperti pada kasus 1

pada implementasi terdapat tambahan obat Metoclopramid 1 ampul (10 mg) per iv,

Diphenhidramin 1 vial (50 mg) per iv dan menghentikan pemberian obat ondancentron

pada hari ketiga perawatan, padahal pada tahap perencanaan tidak disebutkan obat tersebut.

Hal ini disesuaikan dengan perkembangan kondisi klien. Pada kasus 2 juga sama terdapat

beberapa variasi pemberian obat yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi klien

seperti pemberian dosis apidra yang ditingkatkan dari 6 ui menjadi 10 ui kemudian

pemberian terapi cairan Cairan RD 5 500 cc 2/24 jam, Cairan kidmin 200 cc 2/24 jam pada

hari perawatan ke lima, kemudian pada hari perawatan ke enam Cairan kidmin 200 cc 3/24

jam dan pemberian obat injeksi clanexi 500 mg serta obat oral kalitake 5 g, serta pada hari

perawatan ke delapan terdapat penambahan obat oral candesartan 8 mg.

menitS: 36,5 °C

zolcHidrokor*tizone

Page 64: Kti Ggk New Edit

£. Evaluasi

Tabel 4.7 Evaluasi asuhan keperawatan Klien Gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di ruang Teratai RSUD Dr. M. Soewandhie

Surabaya

L Klien 1t Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat p §: Klien mengeluh S : Klien mengeluh S : Klien masih

sesak napas serta sesak napas, mengeluhmengeluh tangan mengeluh tangan tangan dan

dan kakinya

bengkak.

kakinya

bengkak.kakinya

! 0: 0: 0:Klien dalam Klien dalam Pada semi fowler. semi fowler. tidak Pada auskultasi Pada auskultasi suara terdengar suara terdengar suara ronehi.napas tambahan tambahan Edemaronehi pada lapang dada ekstremitas dada kanan dan kiri. dan bawahEdema Edema palpebraatas dan bawah atas dan bawah berkurang.palpebra. palpebra Pitting Pitting edema Pitting edema derajat IIderajat III. derajat III Observasi Terpasang 02 Terpasang 02 TD : 130/806 lpm. lpm mmHgObservasi TTV Observasi TTV: Nadi: 88 TD: 140/70 TD: 130/90 RR: 20 Nadi: 84 x/menit Nadi: 82 Total intake RR: 25 x/menit. RR: 22 x/menit. 3035 ccTotal Total intake: Total Total Total output: 3150 cc+ 690 +190 cc -115

AiMasalah teratasi Dilakukan A:Masalah sebagian Pemeriksaan sebagian

P: Intervensi Abdomen P: Intervensidilanjutkan. Hasil: Suspect dihentikan

1.2.3.4. 5. 6. 7. 8. 9 chronis

Parenchym

al

Kidneys

Klien

pulang

Page 65: Kti Ggk New Edit

r------ | | 1.2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 |------ Klien 2

Hari rawat 1 Hari rawat 2 Hari rawat 3klien

mengatakan

masih sesak

napas, kaki

cekot cekot,

perut terasa

keras

0:

Klien dalam

posisi semi

fowler.

Oedema di

ekstremitas atas

dan bawah,

palpebra.

Terdapat asites

Saat palpasi

perut terasa

keras.

S : klien

mengatakan masih

sesak napas, kaki

masih cekot cekot,

perut juga masih

terasa keras O:

Klien dalam posisi

semi fowler.

Oedema di

ekstremitas atas

dan bawah serta

palpebra.

Terdapat asites

Saat palpasi

perut terasa

keras.

Pitting edema (+)

derajat IV,

S : Klien

mengatakan masih

sesak napas, kaki

masih cekot cekot,

bengkak pada kaki

dan tangan O:

Oedema di

ekstremitas atas dan

bawah.

Edema palpebra

berkurang.

Terdapat asites

Saat palpasi

perut tidak

terasa keras

Pitting edema (+)

denyat IV,

Pada auskultasi

paru terdengar Jdari rawat 4 Hari rawat 5 Hari rawat 6S: Klien

mengatakan

S : Klien

mengatakan

S : Klien mengatakan

kaki masih cekot

Page 66: Kti Ggk New Edit

: intervensi dilanjutkan . 2. 4. 5. 6. 7

Pada tahap evaluasi dari kedua kasus di atas telah sesuai dengan prinsip

evaluasi yaitu menggunakan SOAP tetapi terdapat perbedakan evaluasi hari

perawatan pada kedua kasus. Pada kasus 1 evaluasi berakhir pada hari ketiga

perawatan dengan hasil pada auskultasi tidak terdengar suara tambahan ronchi,

Edema ekstremitas atas dan bawah serta palpebra berkurang, Pitting edema

berkurang pada derajat 11, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 88 x/menit, RR : 20

x/menit sedangkan pada kasus 2 evaluasi berakhir pada hari kesembilan

perawatan dengan hasil, Oedema di ekstremitas atas dan bawah berkurang, tidak

terdapat edema palpebra, terdapat asites, saat palpasi perut tidak terasa keras,

pitting edema berkurang pada derajat III, TD : 140/70 mmHg, Nadi: 88 x/menit,

RR: 19 x/menit, GDA 127 mg/dl.