Makalah Ggk ; Op.warnet

22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Tetapi pada kondisi tertentu karena adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut akan berubah. Gagal ginjal kronik biasanya terjadi secara perlahan- lahan sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Gagal ginjal kronik dapat terjadi pada semua umur dan semua tingkat sosial ekonomi. Pada penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %. Melihat kondisi seperti tersebut di atas, maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini tanda dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik. Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensip pada klien dengan gagal ginjal kronik. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit gagal ginjal kronik. C. TUJUAN a. Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik. b. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien gagal ginjal kronik c. Mampu membuat analisa data pada pasien gagal ginjal kronik

description

ggk

Transcript of Makalah Ggk ; Op.warnet

Page 1: Makalah Ggk ; Op.warnet

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah

metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.  Tetapi

pada kondisi tertentu karena adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut akan berubah.  Gagal

ginjal kronik biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga biasanya diketahui setelah jatuh

dalam kondisi parah.  Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan.  Gagal ginjal kronik dapat

terjadi pada semua umur dan semua tingkat sosial ekonomi.  Pada penderita gagal ginjal kronik,

kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.

Melihat kondisi seperti tersebut di atas,  maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini

tanda dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik.  Sehingga dapat memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensip pada klien dengan gagal ginjal kronik.

B.    RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit gagal ginjal kronik.

C.   TUJUAN

a. Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik.

b. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien gagal ginjal kronik

c. Mampu membuat analisa data pada pasien gagal ginjal kronik

d. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.

e. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.

f. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.

g. Mampu membuat evaluasi pada pasien gagal ginjal kronik

Page 2: Makalah Ggk ; Op.warnet

BAB  II

PEMBAHASAN

A.   DEFINISI

Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal

yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia

(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) ( KMB, Vol 2 hal 1448).

Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana terjadi uremia

karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta

elektrolit ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara

bertahap (Doenges, 1999; 626)

B.    ETIOLOGI

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :

1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)

5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)

6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)7.Nefropati toksik

7. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)

Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam

2 kelompok :

1. Penyakit parenkim ginjal

a. Penyakit ginjal primer        : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc

ginjal

b. Penyakit ginjal sekunder   : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis

nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, DM

2. Penyakit ginjal obstruktif         : Pembesaran prostat, batu saluran kemih, refluks ureter.

Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan infeksi yang berulang dan

nefron yang memburuk, obstruksi saluran kemih, destruksi pembuluh darah akibat

diabetes dan hipertensi yang lama, scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal.

Page 3: Makalah Ggk ; Op.warnet

C.   MANIFESTASI KLINIS

1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369) :

a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang,

mudah tersinggung, depresi

b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak

nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis

mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :

Hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin –

aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan

perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual,

muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu

berkonsentrasi).

3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

a. Kardiovaskuler : Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis

pitting edema (kaki, tangan, sacrum), edema periorbital friction rub pericardial,

pembesaran vena leher

b. Integumen : Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik, pruritus, ekimosis,

kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar

c. Pulmoner : Krekels, sputum kental dan liat, nafas dangkal, pernafasan kussmaul

d. Gastrointestinal : Nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan mulut, anoreksia,

mual, muntah, konstipasi dan diare, perdarahan saluran cerna

e. Neurologi : Kelemahan dan keletihan, konfusi/ perubahan tingkat kesadaran,

disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan

perilaku

f. Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang,kelemahan pada tungkai Fraktur

tulang, Foot drop

g. Reproduktif : Amenore, Atrofi testekuler

D.   PATOFISIOLOGI

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus)

diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh

hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam

keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi

sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada

yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena

jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik

dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas

Page 4: Makalah Ggk ; Op.warnet

kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal

yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.

( Barbara C Long, 1996, 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke

dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.

Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala

uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

Klasifikasi gagal ginjal kronik dibagi menjadi 5 stadium :

1. Stadium 1, bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan dikeluarkan lewat ginjal

secara berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan hiperfiltrasi. Pasien akan

mengalami poliuria. Perubahan ini diyakini dapat menyebabkan glomerulusklerosis fokal,

terdiri dari penebalan difus matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai

penebalan membran basalin kapiler.

2. Stadium 2, insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea

Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.

3. Stadium 3, glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa kerusakan. Tanda khas

stadium ini adalah mikroalbuminuria yang menetap, dan terjadi hipertensi.

4. Stadium 4, ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati dan hipertensi

hampir selalu ditemui.

5. Stadium 5, adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin plasma

disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.

E.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan

penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi

(Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan

immunoglobulin)

b. Pemeriksaan UrinWarna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen,

SDM, keton, SDP, TKK/CCT2.

2. Pemeriksaan EKG

3. Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan

elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)

4. Pemeriksaan USG

5. Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi

system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate

Page 5: Makalah Ggk ; Op.warnet

6. Pemeriksaan Radiologi

7. Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan

Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen

tulang, foto polos abdomen

F.   PENCEGAHAN

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali

tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian

yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan.

Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.

Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi

insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah

medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress

(infeksi, kehamilan). (Barbara C Long, 2001).

G.   PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :

1. Konservatif

a. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin

b. Observasi balance cairan

c. Observasi adanya odema

d. Batasi cairan yang masuk

2. Dialysis

a. peritoneal diálisis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.

b. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah

CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis)

c. Hemodialisis

d. Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan

mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk

mempermudah maka dilakukan :

e. AV fistule : menggabungkan vena dan arteri

f. Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)

3. Operasi

a. Pengambilan batu

b. transplantasi ginjal

Page 6: Makalah Ggk ; Op.warnet

H.   ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktifitas dan Istirahat

Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan otot dan tonus,

penurunan ROM

b. Sirkulasi

Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, peningkatan JVP,

tachycardia, hipotensi orthostatic, friction rub

c. Integritas Ego

Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas, takut, marah,

irritable

d. Eliminasi

Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat warna

merah/coklat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung

e. Makanan/Cairan

Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual,

muntah, rasa logam pada mulut, asites, penurunan otot, penurunan lemak subkutan

f. Neurosensori

Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan, gangguan

status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan

memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma

g. Nyeri/Kenyamanan

Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah

h. Pernafasan

Pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), paroksismal nokturnal dyspnea (+), batuk

produkrif dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal

i. Keamanan

Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie,

ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat kalsieum pada kulit, ROM terbatas

j. Seksualitas

Penurunan libido, amenore, infertilitas

k. Interaksi Sosial

Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya

2.  Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:

a. Penurunan curah jantung

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

c. Perubahan nutrisi

Page 7: Makalah Ggk ; Op.warnet

d. Perubahan pola nafas

e. Gangguan perfusi jaringan

f. Intoleransi aktivitas

g. Kurang pengetahuan tentang tindakan medis

h. Resiko tinggi terjadinya infeksi

3.  Intervensi

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat

Tujuan:

Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :

mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung

dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler

Intervensi:

1)   Auskultasi bunyi jantung dan paru

R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur

2)   Kaji adanya hipertensi

R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-

angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)

3)   Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)

R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri

4)   Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas

R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder :

volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)

Tujuan:

Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak

ada edema, keseimbangan antara input dan output

Intervensi:

1)  Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan

dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital

2)  Batasi masukan cairan

R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon

terhadap terapi

3)  Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan

R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam

pembatasan cairan

4)  Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama

pemasukan dan haluaran

R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

Page 8: Makalah Ggk ; Op.warnet

c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual,

muntah

Tujuan:

Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: menunjukan

BB stabil

Intervensi:

1)  Awasi konsumsi makanan / cairan

R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi

2)  Perhatikan adanya mual dan muntah

R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah

atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi

3)  Beikan makanan sedikit tapi sering

R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan

4)  Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan

R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial

5)  Berikan perawatan mulut sering

R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam

mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

d. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi

melalui alkalosis respiratorik

Tujuan:

Pola nafas kembali normal / stabil

Intervensi:

1)  Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles

R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret

2)      Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam

R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2

3)      Atur posisi senyaman mungkin

R: Mencegah terjadinya sesak nafas

4)      Batasi untuk beraktivitas

R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis

Tujuan:

Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil :

1)  Mempertahankan kulit utuh

2)  Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit

Intervensi:

Page 9: Makalah Ggk ; Op.warnet

1)  Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan

kadanya kemerahan

R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan

pembentukan dekubitus / infeksi.

2) Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa

R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi

sirkulasi dan integritas jaringan

3)  Inspeksi area tergantung terhadap udem

R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek

4) Ubah posisi sesering mungkin

R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk

menurunkan iskemia

5) Berikan perawatan kulit

R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit

6) Pertahankan linen kering

R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit

7)  Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk

memberikan tekanan pada area pruritis

R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera

8) Anjurkan memakai pakaian katun longgar

R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab

pada kulit

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat,

keletihan

Tujuan:

Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi

Intervensi:

1) Pantau pasien untuk melakukan aktivitas

2) Kaji fektor yang menyebabkan keletihan

3) Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

4) Pertahankan status nutrisi yang adekuat

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa)

b.d salah interpretasi informasi.

1)  Kaji ulang penyakit/prognosis dan kemungkinan yang akan dialami.

2)  Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala

CKD serta penatalaksanaannya (tindakan hemodialisa ).

3)  Libatkan keluarga dalam memberikan tindakan.

4)  Anjurkan keluarga untuk memberikan support system.

Page 10: Makalah Ggk ; Op.warnet

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Berdasarkan beberapa definisi mengenai osigenasi maka dapat dirumuskan gangguan

pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi harus dilakukan tindakan secara lebih 

intensif.

B.   Saran

a. Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan

b. Bagi mahasiswa diharapkan bisa melaksakan tindakan asuhan keperawatan sesuai prosedur

yang ada.

Page 11: Makalah Ggk ; Op.warnet

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

http://askep-ebook.blogspot.com/2009/04/ckd-chronic-kidney-disease.html

http://www.scribd.com/doc/14558331/Laporan-Pendahuluan-Chronic-Kidney-Disease-

CKD-

Page 12: Makalah Ggk ; Op.warnet

TUGAS : KMB 1

DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes

“GAGAL GINJAL KRONIK”

OLEH :

NAMA : ASWANO

NIM : 11.11.849

TINGKAT : III

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2014

Page 13: Makalah Ggk ; Op.warnet

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR ...................................................................................

................ i

DAFTAR

ISI..................................................................................................

................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar

Belakang .................................................................................................

...................................................................................................... 1

B. Rumusan

Masalah ................................................................................................

1

C. Tujuan ....................................................................................................

............. 1

BAB II PEMBAHASAN

A.   Definisi ............................................................................................. 2

B.    Etiologi ............................................................................................. 2

C.   Manifestasi klinis ................................................................................ 3

D.   Patofisiologi ........................................................................................ 3

E.    Pemeriksaan penunjang ....................................................................... 4

F.   Pencegahan ......................................................................................... 5

G.   Penatalaksanaan .................................................................................. 5

H.   Asuhan keperawatan ............................................................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

Page 14: Makalah Ggk ; Op.warnet

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Ridha dan Karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Gagal Ginjal Kronik”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang

sifatnya konstruktif demi penyempurnaan dan perbaikan untuk penulisan makalah selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan nilai tambah dan manfaat

bagi pembaca, serta bernilai ibadah di sisi-Nya Amin.

Raha, 19 Juli 2014

Penulis