REFLEKSI KASUS LBP
-
Upload
arif-tantri-h -
Category
Documents
-
view
111 -
download
5
description
Transcript of REFLEKSI KASUS LBP
REFLEKSI KASUS
LOB BACK PAIN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian SyaratMengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Syaraf
Di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Diajukan Kepada Yth :dr. R. Yoseph Budiman, Sp. S
Diajukan Oleh :Sigit Kurniawan, S.Ked
20090310184
SMF ILMU PENYAKIT SYARAFPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL2015
REFLEKSI KASUS STASE SARAF
Nama : Sigit Kurniawan
NIM : 20090310184
RSUD : Panembahan Senopati Bantul
1. PENGALAMAN
Seorang pria usia 56 tahun datang dengan keluhan nyeri di daerah punggung bawah yang
menjalar ke tungkai kanan disertai kram. Keluhan dirasakan pasien kurang lebih 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terasa tajam seperti kesetrum dan dirasakan menjalar dari
punggung bawah sampai ke tungkai kanan dan disertai adanya perasaan kesemutan pada
tungkai bawah kanan. Rasa nyeri dirasakan pasien hilang timbul dan memberat pada saat
perubahan posisi badan seperti membungkuk atau bila untuk mengangkat beban. Nyeri
dirasakan berkurang bila duduk dan berbaring dengan posisi tungkai ditekuk. Kurang lebih 1
bulan sebelum masuk rumah sakit, saat bertani di kebun, pasien mulai merasakan nyeri di
punggung bawah yang menjalar ke tungkai kanan disertai kram. Nyeri dirasakan terus
menerus dan tidak bergantung pada waktu pagi atau malam. Dua minggu SMRS, nyeri
dirasakan memberat sampai pasien tidak kuat untuk berjalan. Selain itu pasien juga
mengeluhkan rasa kesemutan dan baal pada telapak kaki kanan. Kelemahan satu sisi tubuh
(-). BAB sulit (-) BAK sulit (-) Mengompol (-).Riwayat trauma (-).
2. Masalah Yang Dikaji
Bagaimana patofisiologi dari Low Back Pain ?
3. Analisis Kritis
DEFINISI
Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan berhubungan dengan lumbal atau area
sacral pada tulang belakang ataui sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ).
Low back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah pada
musculoskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidak mampuan ligament
lumbosacral, kelemahan otot, osteoartritis, spinal stenosis serta masalah pada sendi inter
vertebra dan kaki yang tidak sama panjang (Lucman and Sorensen’s 1993).
Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang
dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1.
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam low
back pain :
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan
lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis
transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis
imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas
daerah sacral spinal pain.
PATOFISIOLOGI
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi
nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system
nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah
factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus
yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang
mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya
pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa
kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks.
Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan
cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat.
Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan
vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan
berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal
yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri
meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut
yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam
tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin
yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat. Kornu dorsalis dari
medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap
secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat
input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.Proses nyeri terjadi
karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis
dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae
dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai
ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal
terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan
vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang
belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban.
Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah
postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung. Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika
usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan
matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur.
Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal
bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat.
Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf
ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf
tersebut.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya mengeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung kronis dan
kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang
serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks,
panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat
ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang
mengakibatkan nyeri menunjukkan iritasi serabut saraf. Pemeriksaan fisik dapat menemukan
adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang
berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada
deformitas tulang belakang.
Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan
deformitas yang diakibatkan oleh spasme akan menghilang. Kadang-kadang dasar organic
nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme
otot dan nyeri.
Nyeri punggung bawah bisa merupakan Manifestasi depresi atau konflik mental atau
reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri
punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan keluarga, variable lingkungan
dan situasi kerja.
4. Dokumentasi
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 56 tahun
Alamat : Bantul
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SLTA
KELUHAN UTAMA
Nyeri di daerah punggung bawah yang menjalar ke tungkai kanan disertai kram yang
memberat sejak 2 minggu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan nyeri di daerah punggung bawah yang menjalar ke
tungkai kanan disertai kram. Keluhan dirasakan pasien kurang lebih 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri terasa tajam seperti kesetrum dan dirasakan menjalar dari
punggung bawah sampai ke tungkai kanan dan disertai adanya perasaan kesemutan pada
tungkai bawah kanan. Rasa nyeri dirasakan pasien hilang timbul dan memberat pada saat
perubahan posisi badan seperti membungkuk atau bila untuk mengangkat beban. Nyeri
dirasakan berkurang bila duduk dan berbaring dengan posisi tungkai ditekuk. Kurang lebih 1
bulan sebelum masuk rumah sakit, saat bertani di kebun, pasien mulai merasakan nyeri di
punggung bawah yang menjalar ke tungkai kanan disertai kram. Nyeri dirasakan terus
menerus dan tidak bergantung pada waktu pagi atau malam. Dua minggu SMRS, nyeri
dirasakan memberat sampai pasien tidak kuat untuk berjalan. Selain itu pasien juga
mengeluhkan rasa kesemutan dan baal pada telapak kaki kanan. Kelemahan satu sisi tubuh
(-). BAB sulit (-) BAK sulit (-) Mengompol (-).Riwayat trauma (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
DM (-), HT (-), Penyakit jantung (-), Alergi obat (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan sama
3.1 PEMERIKSAAN FISIK
Tekanandarah : 100/70 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 20x / menit
Kulit : tidak tampak kelainan
Kepala : tidak tampak deformitas
Rambut : dalam batas normal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak tampak jejas
THT : sekret - / -
Tenggorok : T1 – T1, tenang
Gigi mulut : oral hygiene baik
Paru : vesikuler +/+, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : BJ I, II normal, murmur (-), gallop (-)
Punggung : deformitas (-), gibus (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok
CVA (-)
Perut : lemas, datar, bising usus (+) nyeri tekan (-)
Anggota gerak : edema (-/-)
Status generalis : Tampak sakit ringan
GCS : E4M6V5
Pupil : Bulat, Isokor, Φ 3 mm
Refleks cahaya langsung : + / +
Refleks cahaya tak langsung : + / +
Tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk : - / -
Kernig : >135o / >135o
Lasegue : >70o / > 70o
Sensorik : hipestesia dermatom L5-S1 dekstra
Fungsisarafotonom : inkontinensia urinetalvi (-)
NervusKranialis
N.I : Tidak diperiksa
N.II : Visus> 2/60
N.III, IV, IV : Kesan tidak ada paresis
N.V Motorik : Tidak diperiksa
N.V.1,2,3Sensorik : Tidak diperiksa
N.VII : Kesan tidak ada paresis
N.VIII : Tidak diperiksa
N.IX, X : Tidak ada paresis
N. XI : Kesan tidak ada paresis
N. XII : Kesan tidak ada paresis
Motorik
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Babinsky : - / -
Fungsi Luhur
Berbicara : Normal
Orientasi waktu : Normal
Orientasi orang : Normal
Orientasi tempat : Normal
Nilai MMSE : Tidak diperiksa
Diagnosis : Nyeri punggung bawah kanan, Hipestesia L5-S1
kanan
Diagnosis Banding : HNP
TATALAKSANA
Rencana pemeriksaan : FotoPolos lumbosakral
RencanaTerapi Medikamentosa : Eperisone3x 50 mg, Asam Mefenamat 3x500 mg,
Mecobalamin tablet 3x500 mg.
Rencana Non-Medikamentosa : traksilumbal, terapi magnetik lumbal, latihan(fisioterapi),
dan penggunaan korset. Dianjurkan untuk tidak mengangkat barang-barang berat untuk
sementara waktu, dan sering olahraga terutama berenang.
5555 5555
5555 5555
+ 2 + 2
+ 2 + 2
Daftar Pustaka :
1. Sadeli HA, Tjahjono B. NyeriPunggungBawah. dalam: NyeriNeuropatik, PatofisioloogidanPenatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A, Purba JS, Sadeli HA. Perdossi, 2001:145-167.
2. Anderson GBJ. Epidemiological Features of Chronic Low Back Pain. Lancet 1999; 354:581-5.
3. Adam RD, Victor M, Ruppert AH. Principles of Neurology. 6th ed. New York: Mc-Graw Hill, 1997.