Refleksi Kasus
description
Transcript of Refleksi Kasus
Refleksi Kasus
SEORANG LAKI-LAKI 26 TAHUN DENGAN F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Oleh :
Eli Dwy Purbaningrum
G99141031
Penguji :
dr. Maria Rini, Sp.KJ, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Tn. PJ
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sragen
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
No RM : -
Tanggal MRS : 31 Juli 2014
Tanggal periksa : 28 Agustus 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
A. KELUHAN UTAMA
Pasien dikeluhkan oleh keluarganya sering mengamuk
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis (dari laporan keluarga pasien)
Pasien datang ke rumah sakit tanggal 31 Juli 2014 diantar oleh keluarganya
dari Sragen karena dua hari sebelumnya pasien mengamuk, memukul orang tua,
berbicara sendiri, dan mondar-mandir. Menurut keluarganya, pasien tidak minum
obat secara teratur. Semenjak saat itu pasien menjadi sering kumat dan mengamuk.
Sebelumnya, pasien pernah mondok di Rumah Sakit Jiwa sebanyak tiga
kali dari tahun 2011. Pertama kali dibawa ke RSJD Surakarta tahun 2011 karena
pasien sering mengamuk. Menurut keluarga, pasien menjadi bertingkah aneh
semenjak pulang dari Rote. Pasien merantau kesana karena ingin berdekatan dengan
wanita yang ia sukai, disana pasien bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel.
Keluarga mengatakan bahwa pasien patah hati terhadap wanita tersebut, hingga
pasien menjadi sering mengamuk dan berbicara sendiri tentang ilmu gaib, agama,
dan politik.
Menurut keluarga pasien merupakan anak yang aktif, suka bergaul, dan
memiliki banyak teman. Saat bersekolah pasien sering mendapat ranking di
kelasnya, pasien juga merupakan kesayangan guru-gurunya. Keluarga mengatakan
bahwa dahulu sebelum sakit pasien rajin sholat dan mengaji, bahkan pasien pernah
mengikuti pengajian-pengajian di luar kota seperti Magelang.
Autoanamnesis (28 Agustus 2014)
Pasien mangatakan dibawa ke IGD RSJD Surakarta oleh keluarganya pada
hari Kamis, 31 Juli 2014. Ketika ditanya mengenai identitas, pasien menjawab Tn.
PJ, usia 26 tahun, alamat di Sragen. Pasien mengenakan pakaian biru seragam
rumah sakit, pakaian dan rambut tampak rapi. Pasien tampak sehat, penampilan
tampak sesuai umur. Saat berbicara pasien dapat berbicara dengan volume normal,
intonasi baik, dan artikulasi jelas. Pasien juga dapat menjawab pertanyaan sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan pemeriksa.
Saat ini, pasien merasa senang karena banyak teman. Ketika ditanya pasien
mengetahui bahwa pasien saat ini sedang berada di RSJD Surakarta. Pasien juga
bisa menjawab hari saat pemeriksaan dan mengenali teman-temannya di bangsal.
Saat ditanya alasan mengapa pasien masuk rumah sakit adalah karena pasien sering
mengamuk dan sebelumnya pernah memukul orang tuanya. Ketika ditanya
mengapa ia melakukan hal tersebut adalah karena pasien merasa sakit hati dengan
wanita yang ia sukai, pasien juga mengatakan sering merasa kesal dengan orang
tuanya. Pasien menyadari jika ia dibawa ke RSJD karena sering tidak minum obat.
Pasien mengaku malu pada atasan dan teman kerjanya jika ia sakit, sehingga pasien
malas untuk minum obat.
Pasien mengaku memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain
serta bisa mengetahui apa yang akan dilakukan orang lain. Pasien mengatakan
pikirannya berulang-ulang untuk mandi. Ketika ditanya pasien mengaku mandi 3-4
kali per hari. Pasien juga mengatakan tidak tahan jika ada sesuatu yang kotor
terutama jika warnanya merah dan hitam, seperti botol, tutup botol, atau plastik.
Pasien melambangkan sesuatu yang kotor tersebut sebagai setan. Pasien juga
mengatakan genangan air sebagai sarang setan. Pasien mengaku memiliki
kemampuan untuk membedakan seseorang, apakah orang tersebut setan ataukah
malaikat.
Pasien sebelumnya pernah mendengar suara setan yang tertawa. Pasien
mengatakan suara tersebut adalah suara perempuan. Pasien sebelumnya juga sering
melihat sosok berbaju putih, yang pasien katakan seperti pocong namun jika dari
dekat seperti Mbah Sholikun, guru besarnya ketika di Magelang. Pasien mengaku
sering mencium bau-bau yang tidak dicium orang lain, seperti bau wangi dan
terkadang bau busuk. Bau tersebut sering pasien cium ketika di kamar mandi.
Pasien juga bercerita pernah mencium handuk temannya yang kotor, namun pasien
mengaku bahwa bau handuk tersebut sangat wangi. Pasien mengatakan jika berbau
wangi berarti malaikat dan jika busuk berarti setan.
Ketika menonton televisi pasien mengaku bahwa acara televisi tersebut
seperti mengajak pasien untuk ikut bergabung, seolah-olah orang dalam acara
tersebut berbicara dengannya. Pasien mengatakan sering mengalami sesuatu yang
pernah ia alami sebelumnya, seperti saat menonton berita di televisi pasien
mengaku pernah melihatnya sebelumnya.
Pasien mengatakan memiliki banyak teman di kampungnya serta hubungan
pasien dengan masyarakat sekitar baik. Pasien mengaku merokok sudah cukup
lama, pernah minum alkohol ketika di perantauan namun hanya saat malam
minggu. Pasien mengatakan di rumah tinggal bersama kedua orang tuanya, ia
bercerita bahwa adik perempuannya saat ini di Malaysia bersama suami. Pasien
menjelaskan bahwa saat ini pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
dibantu. Ketika ditanya hal apa yang akan dilakukan ketika ada kebakaran, pasien
menjawabakan mencari air dan berteriak bahwa ada kebakaran.
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat gangguan jiwa sebelumnya : (+)
2. Riwayat gangguan medis
- Riwayat cidera kepala : disangkal
- Riwayat kejang : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat sakit jantung : disangkal
3. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
- Riwayat merokok : (+)
- Riwayat alcohol : (+)
- Riwayat konsumsi narkoba : disangkal
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Kelahiran normal spontan dibantu oleh bidan di rumah.
2. Masa anak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ayah dan ibu kandung pasien.
3. Masa anak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien bersekolah di SD, pasien memiliki teman banyak dan bermain seperti
anak-anak lain. Kadang bermain di luar rumah dan kadang bermain di dalam
rumah.
4. Masa anak akhir (pubertas sampai remaja)
Pasien sering berkumpul dengan teman-temannya. Pasien bersekolah di SMP 4
Sragen. Pasien merupakan siswa berprestasi di sekolahnya. Pasien beraktivitas
biasa setiap harinya.
5. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai mekanik di bengkel, baik saat di perantauan maupun saat
di Sragen.
6. Riwayat pekawinan
Pasien belum menikah.
7. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP.
8. Riwayat agama
Pasien beragama Islam.
9. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
10. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal di rumah orang tuanya di Boyolali bersama kedua orang tua,
kakak, dan kedua adiknya.
11. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jenis, pasien pernah beberapa kali menjalin hubungan
dengan teman wanitanya.
12. Riwayat Hukum dan Kemiliteran
Tidak ada
E. RIWAYAT KELUARGA
1. Riwayat gangguan jiwa dikeluarga : didapatkan riwayat gangguan jiwa di
keluarga
2. Pohon keluarga
Keterangan : : Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Penyakit serupa
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS (28 Agustus 2014)
A. DESKRIPSI UMUM
- Penampilan : Laki-laki, penampilan sesuai umur, perawatan diri cukup
- Pembicaraan : Spontan, volume cukup, intonasi dan artikulasi jelas
- Psikomotor : Normoaktif
- Sikap : Kooperatif terhadap pemeriksa, kontak mata (+) adekuat
B. KESADARAN
- Kuantitatif : Kompos mentis, GCS E4V5M6
- Kualitatif : Berubah
C. ALAM PERASAAN
- Mood : Senang
- Afek : Normoafek
- Keserasiaan : Serasi
- Empati : Tidak dapat dirabarasakan
D. GANGGUAN PERSEPSI
- Halusinasi : (+) auditorik, pasien mengatakan pernah mendengar
suara setan tertawa-tawa.
- Ilusi : tidak ada
- Derealisasi : tidak ada
- Depersonalisasi : tidak ada
E. PROSES PIKIR
- Bentuk : Non realistik
- Isi : Waham kebesaran
- Arus : flight of idea
F. KESADARAN DAN KOGNISI
- Orientasi
Orang : baik, pasien mengenali dan dapat menyebutkan nama-
nama orang sekitarnya
Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit
Waktu :baik, pasien mengetahui waktu pemeriksaan
Situasi : baik, pasien dapat merasakan bahwa situasi disekitarnya
ketika dilakukan pemeriksaan cukup ramai
- Daya Ingat
Jangka segera :baik, pasien mampu menyebutkan kata-kata yang
diucapkan pemeriksa dan mengulangnya secara berurutan.
Jangka pendek : baik, pasien mampu menyebutkan apa yang pasien
makan pada saat sarapan
Jangka panjang : baik, pasien mampu menyebutkan nama keluarganya,
pasien juga dapat menyebutkan nama sekolahnyadahulu.
- Kemampuan abstrak : tidak terganggu, pasien bisa menjawab pertanyaan
pemeriksa mengenai persamaan arti kata.
- Kemampuan visuospatial : tidak terganggu, pasien dapat menggambarkan
sebuah bangun yang diminta pemeriksa
- Daya konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi : Baik, pasien dapat mengulangi kata-kata yang
diucapkan pemeriksa secara berurutan. Pasien
juga dapat menjawab pengurangan angka
dengan benar.
Perhatian : Baik, pasien dapat mengulangi kata-kata yang
diucapkan pemeriksa secara berurutan. Pasien
juga langsung menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan pemeriksa.
- Kemampuan menolong diri : baik, pasien dapat makan, minumdan mandi
sendiri
G. DAYA NILAI
- Realistis : terganggu
- Sosial : terganggu
H. TILIKAN DIRI : derajat I
I. TARAF DIPERCAYA : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN INTERNUS
A. KESAN UMUM : baik, kompos mentis, gizi kesan cukup
B. TANDA VITAL :TD 120/80 mmHg, HR: 80 kali/menit, RR: 18 kali/menit,
T: 370C
C. KEPALA, LEHER, THORAX, ABDOMEN,EKSTREMITAS
Didapatkan kelainan pada mata kanan pasien, yaitu mata kanan pasien berwarna
putih sejak umur 5 tahun.
V. PEMERIKSAAN STATUS NEUROLOGIS
A. FUNGSI KESADARAN : Composmentis, GCS E4V5M6
B. FUNGSI LUHUR : baik
C. FUNGSI KOGNITIF : dalambatas normal
D. FUNGSI SENSORIS : dalam batas normal
E. FUNGSI MOTORIS :
Kekuatan 5 5 Tonus N N
5 5 N N
Refleks fisiologis +2 +2 Refleks patologis - -
+2 +2 - -
VI. IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien dikeluhkan keluarganya karena pasien bingung, sering marah-marah, dan
mengamuk.Pasienmerasakan ada bisikan-bisikan yang tidak berwujud yang
menyuruhnya untuk diam dan pasien menurutinya.Selain itu pasien juga memiliki ilmu
hitam yang bisa mengendalikan hal-hal gaib. Pasien pernah mengalami masalah asmara.
Pasien sudah ketiga kalinya dirawat di RSJD Surakarta.
VII. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan psikologis yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I
Pada status mental didapatkan gangguan reality testing ability, gangguan fungsi
mental, dan gangguan fungsi peran sehingga pasien tergolong psikotik.
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada saat ini. Berdasarkan data
ini kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan yang menimbulkan disfungsi otak
serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini bisa disingkirkan, sehingga
diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.Pada pasien tidak
didapatkan riwayat penggunaan alkohol dan NAPZA, sehingga diagnosis gangguan
mental (F 00-09) dan gangguan perilaku akibat psikoaktif (F 10-19) dapat disingkirkan.
Pada pasien terdapat kriteria skizofrenia (F20)yaitu didapatkan adanya waham
kebesaran yang menetap. Onset pasien sudah lebih dari 1 bulan. Pasien memenuhui
gejala skizofrenia paranoid(F20.0) yaitu didapatkan adanya halusinasi auditorik yang
menyuruh pasien untuk melakukan sesuatu.
Diagnosis Aksis II
Belum Ada Diagnosa
Diagnosis Aksis III
Berdasarkan hasil pemeriksaan status interna dan neurologis tidak didapatkan kelainan,
namun didapatkan kelainan pada mata kanan pasien
Diagnosis Aksis IV
Berdasarkan alloanamneis, pasien memiliki masalah asmara.
Diagnosis Aksis V
Skala GAF saat ini: 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Berdasarkan data-data yang didapat, berdasarkan kriteria PPDGJ III diagnosis
yang memungkinkan:
Axis I : F20.0Skizofrenia Paranoid
Axis II : Belum ada diagnosis
Axis III : Kelainan pada mata
Axis IV : Masalah asmara
Axis V : GAF 60-51
IX. DIAGNOSIS BANDING
F 20.5 Skizofrenia Residual
F 22.0 Gangguan Waham
X. RENCANA PENGOBATAN
A. NONFARMAKOLOGIS
- Psikosuportif dan mencoba mengembalikan fungsi peran sosial pasien
- Psikoedukasi mengenai penyakit pasien
B. FARMAKOLOGIS
- Risperidone 2x2 mg
- THP 2x2 mg
- CPZ 1 x 100 mg
VIII. PROGNOSIS
Good prognosis
No. Keterangan Check List
1 Onset lambat (usia dewasa) V
2 Faktor pencetus jelas V
3 Onset akut X
4 Riwayat social, seksual dan pekerjaan yang baik V
5 Premorbid yang baik V
6 Gangguan mood V
7 Mempunyai pasangan X
8 Sistem pendukung yang baik V
9 Gejala positif V
Poor prognosis
No. Keterangan Check List
1 Onset muda X
2 Faktor pencetus tidak jelas X
3 Onset tidak jelas X
4 Riwayat social, seksual, pekerjaan premorbid jelek X
5 Perilaku menarik diri, autistic X
6 Tidak menikah, cerai/janda/duda V
7 Riwayat keluarga skizofrenia X
8 Sistem pendukung yang buruk X
9 Gejala negative X
10 Tanda dan gejala neurologis X
11 Tidak ada remisi dalam 3 tahun V
12 Banyak relaps V
13 Riwayat trauma perinatal X
14 Riwayat penyerangan X
Kesimpulan Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Adsanam : dubia ad bonam