referat forensik kelompok
description
Transcript of referat forensik kelompok
Fenilalanine adalah asam amino yang secara normal di temukan pada otak.Penelitian yang
dilakukan pada manusia menunjukkan peningkatan kadar fenilalanine secara signifikan di
dalam darah pada penggunaan aspartame jangka panjang.Kadar fenilalanine yang berlebihan
dapat menyebabkan penurunan kadar serotonin,sehingga menyebabkan
depresi,skizofrenia,dan rentan terhadap kejang.
Efek samping Aspartame :
Mata
Kebutaan pada salah satu mata atau keduanya
Penurunan fungsi penglihatan atau gangguan penglihatan lainnya
Seperti : penglihatan berkabut,garis terlihat berlekuk-lekuk,
Penurunan penglihatan pada malam hari
Nyeri pada salah satu mata atau keduanya
Penurunan fungsi kelenjar air mata
Gangguan dalam penggunaan lensa kontak
Mata terlihat menonjol
Telinga
Tinnitus
Intoleransi yang buruk terhadap suara
Gangguan pendengaran nyata
Neurologik
Kejang epileptik
Sakit kepala,migraines
Pusing,hilang keseimbangan,keduanya
Seperti orang bingung,gangguan memori,keduanya
Mengantuk
Paresthesia atau kekakuan pada anggota gerak
Gangguan bicara
Hiperaktivitas pada anggota gerak bawah
Nyeri pada wajah
Tremor
Psikologi
Depresi berat
Mudah terganggu
Agresi
Kecemasa
Perubahan kepribadian
Insomnia
Phobia
Dada
Palpitasi,takikardia
Nafas pendek (shortness of breath)
Tekanan darah saat ini tinggi
Gastrointestinal
Mual
Diare,terkadang terdapat darah pada kotoran
Nyeri perut
Nyeri ketika menelan
Kulit dan alergi
Gatal tanpa terdapat ruam
Hives
Merangsang penyakit alergi pada saluran pernafasan seperti :asma
Endokrin dan Metabolisme
Diabetes tidak terkontrol
Perubahan siklus menstruasi
Rambut rontok
Penurunan berat badan
Peningkatan berat badan secara bertahap
Rendahnya kadar gula dalam darah
Lain-lain
Susah berkemih atau terasa panas saat berkemih
Rasa haus berlebihan,retensi cairan,bengkak pada tungkai kaki
Mudah terkena infeksi
Gejala lain pada keracunan aspartame
Kerusakan otak berat
Kelainan bawaan,termasuk retardasi mental
Ulkus peptikum
Ketergantungan terhadap aspartame
Anak-anak:hiperaktivitas
Perilaku agresif
Ideasi bunuh diri
Aspartame dapat merangsang atau mempunyai gejala yang sama
Dengan penyakit-penyakit di bawah ini:
Sindom kelelahan kronik
Epsteinn-Barr
Lyme Disease
Grave’s Disease
3.OBAT ANTI NYAMUK (DEET)
N,N-Diethyl-meta-toluamide,disingkat DEET,adalah minyak yang berwarna agak kuning.Ini
adalah zat yang paling umum digunakan sebagai bahan aktif dalam repellents serangga.Zat
ini dimaksudkan untuk digunakan pada kulit atau pakaian,dan terutama digunakan untuk
mengusir nyamuk.Secara khusus,DEET melindungi dari gigitan tik,mencegah beberapa
penyakit rickettsioses,tik-borne meningoensefalitis dan tik-borne diseases seperti penyakit
Lyme.Zat ini juga melindungi terhadap gigitan nyamuk yang dapat menularkan demam
berdarah,West Nile virus,eastern equine encephalitis dan malaria.
SEJARAH
DEET ini berkembangkan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat,setelah Perang Dunia II.Zat
ini pada awalnya diuji sebagai pestisida di bidang pertanian,dan pertama kali digunakan
dalam militer pada tahun 1946 dan digunakan oleh sipil pada 1957.Zat ini digunakan di
Vietnam dan Asia Tenggara.
Mekanisme aksi
DEET diyakini bekerja dengan menghalangi reseptor penciuman serangga untuk 1-octen-3-
ol,suatu zat yang mudah menguap yang terdapat dalam keringat dan napas manusia.Teorinya
adalah bahwa DEET secara efektif menghambat indra serangga sehingga naluri serangga
untuk mengigit/makan tidak dipicu oleh manusia atau binatang lain yang memproduksi bahan
kimia ini.DEET tampaknmya tidak mempengaruhi kemampuan serangga untuk mencium
karbon dioksida,seperti yang telah diduga sebelumnya.
Namun,bukti terbaru menunjukkann bahwa DEET berfungsi sebagai penolak sejati.Nyamuk
sangat tidak suka bau repellent ini.Jenis neuron reseptor penciuman nyamuk yang diaktifkan
oleh DEET selain itu,dalam percobaan,DEET memiliki aktivitas yang kuat dengan tidak
adanya bau badan penarik seperti 1-octen-3-ol,asam laktat,atau karbon dioksida.Nyamuk
jantan dan betina menunjukkan respons yang sama.
Konsentrasi
DEET ini sering dijual dan digunakan dalam semprotan atau lotion dalam konsentrasi hingga
100%.Consumer reports langsung menemukan korelasi antara konsentrasi dan lama
perlindungan DEET terhadap gigitan serangga.DEET dengan konsentrasi 100% menawarkan
perlindungan hingga 12 jam sementara beberapa formulasi DEET konsentrasi rendah (20%-
34%) menawarkan perlindungan 3-6 jam.Penelitian lain menguatkan efektivitas DEET.Pusat
Pengendalian penyakit merekomendasikan DEET dengan konsentrasi 30-50% untuk
mencegah penyebaran patogen yang dibawa oleh serangga.
Efek pada kesehatan
Sebagai tindakan pencegahan,produsen produk menyarankan bahwa DEET tidak boleh
digunakan di bawah pakaian atau pada kulit rusak,dan sebaiknya segera dicuci setelah tidak
lagi diperlukan atau antara aplikasi.DEET dapat bertindak sebagai suatu zt iritan dan dalam
kasus yang jarang terjadi,dapat menimbulkan reaksi kulit.Dalam keputusan kelayakan
registrasi DEET,Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat melaporkan 14-46
kasus kejang potensial terkait DEET termasuk 4 kematian.EPA menyatakan:”ada
kemungkinan beberapa kasus terkait dengan toksisitas DEET” Universitas Cornell
menyatakan bahwa “karyawan Everglades National Park yang memiliki eksposur DEET luas
lebih cenderung memiliki insomnia,gangguan mood dan gangguan fungsi kognitif daripadsa
yang karyawan yang kurang terekspos”.
The American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bila digunakan sesuai
petunjuk,produk yang mengandung antara 10% hingga 30% DEET aman untuk digunakan
pada anak-anak maupun orang dewasa,tetapi merekomendasikan bahwa DEET tidak dapat
digunakan pada bayi kurang dari dua bulan.
Baru-baru ini,diketahui bahwa DEET menghambat aktivitas dari enzim sistem saraf
pusat,yaitu acetylcholinesterase,baik pada serangga dan mamalia.Enzim ini terlibat dalam
hidrolisis neurotransmitter asetilkolin,sehingga memainkan peran penting dalam fungsi
neuron yang mengendalikan otot.
Karena hal ini,banyak insektisida digunakan untuk memblokir acetylcholinesterase ,yang
mengarah pada akumulasi asetilkolin yang berlebihan pada celah sinaptik,menyebabkan
kelumpuhan neuromuskuler dan kematian karena sesak napas.DEET biasanya digunakan
dalam kombinasi dengan insektisida dan memiliki kapasitas untuk memperkuat toksisitas dari
carbamatews,suatu jenis insektisida yang diikenal memblok acetylcholinesterase.Temuan ini
membawa bukti bahwa,selain memiliki efek beracun yang dikenal pada sistem
penciuman,DEET juga bekerja pada otak serangga,dan bahwa toksisitas diperkuat dalam
kombinasi dengan insektisida lainnya.
Keracunan DEET
Toksisitas DEET tergantung dari rute paparan dan dosis yang masuk ke dalam tubuh .Rute
paparan utama yang sering terjadi pada penggunaan DEET adalah karena tertelan dan
penggunaan topical yang berlebihan.selain itu juga dapat masuk melalui kontak mata atau
terhirup(inhalasi).Tertelan DEET menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
mual dan muntah (tertelan dalam jumlah kecil).Biasanya bersifat reversibel.Dosis yang lebih
tinggi menyebabkan hipertensi,takikardia,kejang,depresi sistem saraf
pusat,lethargi,ataksia,tremor,opisthotonus,hypertonia,hepatitis toksik,depresi saluran
pernapasan dan koma.Tertelan DEET dengan dosis besar dapat menyebabkan akibat yang
fatal terutama jika tertelan bersamaan dengan obat-obat yang menekan sistem saraf pusat
seperti obat-obat sedatif.Ketika digunakan secara langsung pada kulit,masalah yang sering
muncul adalah iritasi kulit,termasuk eritema (kemerahan pada kulit) dan
pruritus(gatal).Paparan dalam waktu yang lama (kronik) seperti pada anggota militer di hutan
dan para penjaga hutan yang menggunakan DEET dengan konsentrasi tinggi setiap hari
memperlihatkan efek seperti insomnia,kram oto,gangguan pada suasana hati (mood
disturbances) dan terbentuk ruam.Penggunaan berulang dalam jangka waktu yang
lama,absorbsi melalui kulit dapat menyebabkan keracunan sistemik.Kontak dengan mata
menyebabkan efek yang ringan sampai sedang tetapi umumnya iritasi jangka pendek bersidat
tidak permanen.Keracunan melalui inhalasi umumnya karena produk repellent yang terbentuk
spray sehingga menyebabkan iritasi saluran pernafasan atas.
Penanggulanangan Keracunan DEET
Pada penggunaan lotion:
Jika terjadi iritasi kulit saat menggunakan,segera cuci bagian kulit yang teriritasi
dengan sabun dan air yang mengalir.
Jika DEET tertelan:
Berikan arang aktif dengan dosis: dewasa 25-100 gr;anak-anak (1-12 tahun): 25-50
gr;anak-anak (<1 tahun):10-25gr;di atas 13 tahun dosis 25-100 gr.
Jangan dilakukan induksi muntah karena DEET merupakan bahan yang dapat
menyebabkan gejala kejang yang cepat.
Jika DEET mengalami kontak dengan mata:
Posisi korban duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata
yang terpapar.
Secara perlahan buka kelopak mata dan bilas dengan wsejumlah air bersih dingin atau
larutan NaCl 0.9 % perlahan selama 15-20 menit
Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika belum yakin bersih,bilas kembali selama 10 menit
Jangan biarkan korban menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain bersih steril dan segera konsultasikan dengan dokter mata
Jika DEET terhirup:
Pindahkan/jauhkan korban dari paparan inhalasi ke udara segar.Jika terjadi gangguan
pernafasan seperti nafas pendek segera beri bantuan pernafasan.
Tidak tersedia antidotum untuk keracunan DEET,karena itu korban yang dibawa ke
rumah sakit akan ditangani secara suportif dan simtomatik.
4.TANDA-TANDA KERACUNAN MINUMAN OPLOSAN
Seseorang dapat kehilangan kesadaran atau masih sadar sementara di bawah keracunan
alkohol.Mereka menunjukkan banyak gejala yang pertama adalah muntah-muntah.Jika
mereka kehilangan kesadaran dan gagal untuk bangun,maka mereka sangat dekat dengan
kematian dan memerlukan bantuan medis segera.Gejala lain menunjukkan bahwa mereka
yang dangkal dan tidak teratur bernapas,diwarnai biru kulit pucat,kebingungan,tidak ada
refleks dan kejang.Selama keracunan alkohol,mereka mengalami gangguan refleks yang
membuat mereka tersedak muntah mereka atau tarik napas sementara muntah,yang dapat
merusak paru-paru mereka.
Beberapa gejala intoksikasi alkohol
Satu atau beberapa tanda yang berkembang selama penggunaan alkohol:
Bicara cadel
Inkoordinasi
Gaya berjalan tidak mantap
Nistagmus
Gangguan atensi atau daya ingat
Stupor atau koma
Beberapa gejala efek balik alkohol(withdrawal syndrome)
Mual dan muntah
Agitasi dan cemas
Sakit kepala ,gemetar atau kejang
Gangguan halusinasi baik suara maupun penglihatan
Nadi cepat atau tekanan darah tinggi
Meningkatnya temperatur tubuh
Penurunan kesadaran
Individu yang sudah berada pada fase penyalahgunaan dan ketergantungan akan dapat
berperilaku anti sosial .Perilaku agresif,emosional,acuh,dan apatis terhadap permasalahan
dan kondisi sosialnya adalah sifat-sifat yang sering muncul pada orang dengan
penyalahgunaan dan ketergantungan terhadap alkohol.Sedangkan pada fase
eksperimental,rekreasional dan situasional,dampak yang muncul biasanya diakibatkan
oleh perilaku kelompok remaja pemaiaki alkohol pada tahap ini.Kebut-kebutan di
jalan,pesta pora,aktivitas sesual,perkelahian,dan tawuran adalah perilaku yang sering
ditunjukkan oleh kelompok remaja pemakai alkohol pada tahap awal ini.
5.EFEK KOMBINASI KAFEIN DENGAN ALKOHOL
Kafein telah lama diakui sebagai minuman yang memberi kewaspadaan dan
meningkatkan kesadaran.Pada kenyataannya,banyak orang yang ingin meningkatkan
stamina secara cepat dengan minuman energi yang mengandung kafein dan alkohol untuk
menciptakan efek ketenangan.
Sebuah studi terbaru menyebutkan mencampur alkohol dengan berkafein bisa sangat
berbahay.Dalam jurnal Addictive Behaviors disebutkan para peminum minuman energi
dan alkohol tiga kali cenderung lebih mabuk daripada para peminum minuman beralkohol
lainnya.
Studi dilakukan Universitas Florida pada 800 mahasiswa perguruan tinggi yang
dipilih secara acak dengan usia berbeda.Setiap peminum ditanyakan berapa kafein dan
alkohol yang diminum serta tes breathalyzer untuk mendapatkan kadar alkohol darah
secara akurat.Hasilnya ,orang yang mengkonsumsi alkohol dan kafein memiliki tingkat
kesadaran lebih baik daripada orang yang meminum alkohol.Mereka juga menemukan
bahwa orang-orang minum alkohol dan kafein lebih lama berada di bar dibandingkan
orang yang hanya minum alkohol.
Sekitar 6,5 persen responden yang mengaku minum alkohol yang dicampur minuman
berenergi tiga kali lebih mabuk dibandingkan mereka yang hanya menenggak minuman
beralkohol saja.
Mencampur minuman berenergi dengan alkohol dilakukan anak muda di amerika.Hal
ini mereka lakukan karena kafein mampu mengurangi rasa ngantuk yang ditimbulkan
alkohol.
Bruce Goldberger,Direktur Toksikologi dari University of Florida College of
Medicine,mengatakan ,banyak orang yang salah mengira efek stimulan dari kafein akan
menghilangkan efek depresan dari alkohol.”itu adalah persepsi yang keliru.Hasilnya
justru berbahaya karena membuat orang lebih mabuk,” katanya .Kondisi ini sering
diistilahkan sebagai “mabuk tapi sadar”.
C.PEMERIKSAAAN
Pada korban yang meninggal akibat keracunan minuman oplosan didapati:
1.PEMERIKSAAN LUAR
Bau yang tercium : alkohol
Adanya busa pada mulut dan hidung
Adanya tanda-tanda asfiksia pada bibir ,ujung jari dan kuku kebiruan
Adanya lebam mayat yang berwarna merah kebiruan
2.PEMERIKSAAN DALAM
Darah berwarna lebih gelap dan encer
Seluruh organ menunjukkan tanda perbendungan
Organ-organ termasuk otak dan darah berbau alkohol
3.PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
Dari pemeriksaan pada kasus-kasus yang mati akibat racun umumnya tidak akan dijumpai
kelainan-kelainan yang khas yang dapat dijadikan pegangan untuk menegakkan diagnosa atau
menentukan sebab kematian karena racun suatu zat.Jadi pemeriksaan toksikologi mutlak
harus dilakukan untuk menentukan adanya racun pada setiap kasus keracunan atau yang
diduga mati akibat racun.Prinsip pengambilan sample pada kasus keracunan adalah diambil
sebanyak-banyaknya setelah kita sisihkan untuk cadangan dan untuk pemeriksaan
histopatologik.Pengambilan sample untuk pemeriksaan toksikologi adalah sebagai berikut :
Lambung dengan isinya
Seluruh usus dengan isinya
Darah,yang berasal dari sentral (jantung) dan yang berasal dari perifer (v jugularis,a
femoralis dsb).
Hati
Ginjal
Otak
Urin
Empedu bersama-sama dengan kantung empedu
Limpa paru-paru
Lemak badan
Wadah yang digunakan untuk pemeriksaan toksikologi idealnya terdiri dari 9 wadah
dikarenakan masing-masing bahan pemeriksaan diletakkan secara tersendiri,terdiri atas
1. Dua buah peles @ 2 liter untuk hati dan usus
2. Tiga buah peles @ 1 liter untuk lambung beserta isinya,otak dan ginjal
3. Empat botol @ 25 ml untuk darah (2 buah) ,urin, dan empedu
4. Wadah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam kromat hangat
dan dibilas dengan aquades serta dikeringkan.
Bahan pengawet
Sampel pemeriksaan yang terbaik adalah tanpa bahan pengawet,bila terpaksa dapat
digunakan bahan pengawet:
Alkohol absolut
Larutan garam dapur jenuh
Larutan NaF 1 %
Larutan NaF + Na sitrat
Na benzoat + fenil merkuri nitrat
(volume pengawet sebaiknya dua kali volume bahan pemeriksaan).
Pengiriman bahan pemeriksaan forensik,harus memenuhi kriteria:
1. Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan
2. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk kontrol
3. Tiap tempat yang telah terisi disegel dan diberi label
4. Hasil autopsi harus dilampirkan secara singkat
5. Adanya surat permintaan dari penyidik
LABORATORIUM
Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol
darah.Kadar alkohol dari udara ekspirasi dan urin dapat dipakai sebagai pilihan kedua.Untuk
korban meninggal,sebagai pilihan kedua dapat diperiksa kadar diperiksa kadar alkohol dalam
otak,hati,atau organ lain atau cairan tubuh seperti cairan serebrospinalis.Pada mayat,alkohol
dapat berdifusi dari lambung ke jaringan sekitarnya termasuk ke dalam jantung,sehingga
untuk pemeriksaan toksikologik,diambil darah dari pembuluh darah vena perifer (kubiti atau
femoralis).
Salah satu cara penentuan semikuantitatif kadar alkohol dalam darah atau urin yang cukup
sederhana adalah teknik modifikasi mikrodifusi (conway).Kadar alkohol darah yang
diperoleh pada pemeriksaan belum menunjukkan kadar alkohol darah pada saat kejadian.Hal
ini akibat dari pengambilan darah dilakukan beberapa saat setelah kejadian,sehingga
perhitungan kadar alkohol darah saat kejadian harus dilakukan.Meskipun kecepatan eliminasi
kira-kira 14-15 mg%,namun dalam perhitungan harus juga dipertimbangkan kemungkinan
kesalahan pengukuran dan kesalahan perkiraan kecepatan eliminasi.Gruner (1975)
menganjurkan angka 10 mg% per jam digunakan dalam perhitungan.Sebagai contoh,bila
ditemukan kadar alkohol darah 50 mg% yang diperiksan 3 jam setelah kejadian,akan
memberikan angka 80 mg% pada saat kejadian.
D.ASPEK HUKUM
Aspek medikolegal terhadap minuman oplosan diatur dalam perundang-undangan :
D.1. Pasal 359 KUHP mengatur tentang sanksi
Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati,diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama 1 tahun.
Pasal 361 KUHP
Jika kejahatan dilakukan dalam suatu jabatan atau pencarian maka pidana ditambah dengan
sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana
dilakukan kejahatn dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan.
D.2 Pasal 1320 KUH Perdata telah mengatur perjanjian jual beli minuman oplosan
yaitu :
Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat :
1. Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu pokok persoalan tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Pasal 1365 KUH Perdata
Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan menyebabkan kerugian kepada orang lain
mewajiban orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti
kerugian tersebut