Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

29
Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah LSI DENNY JA Oktober 2014

description

Koalisi Merah Putih yang menguasai parlemen dan menyapu bersih pimpinan DPR maupun MPR memunculkan fenomena yang sering diistilahkan dalam ilmu politik sebagai pemerintahan terbelah “divided government”.

Transcript of Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Page 1: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Publik Cemasdengan

Pemerintahan yang TerbelahLSI DENNY JAOktober 2014

Page 2: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Mayoritas Publik Cemas denganPemerintahan yang Terbelah

• Kalah lagi dalam pemilihan pimpinan MPR, Koalisi Jokowi-JK (Koalisi Indonesia Hebat)kalah telak 5-0 dari Koalisi Merah Putih. Kekalahan dalam voting penentuan pimpinanMPR merupakan kekalahan beruntun yang telah dialami Koalisi Indonesia Hebat.Sebelumnya Koalisi Indonesia Hebat juga kalah dalam voting Undang-Undang MD3,pengesahan Tatib DPR, pemilihan pimpinan DPR, dan pengesahan UU PIlkada DPRD.

• Koalisi Merah Putih yang mayoritas di parlemen dan “menyapu bersih” pimpinan DPRmaupun MPR memunculkan fenomena yang sering diistilahkan dalam ilmu politiksebagai pemerintahan terbelah “divided government”. Dimana pemerintahan dieksekutif dan eksekutif tidak dikuasai oleh koalisi partai yang sama. Eskekutif dikuasaikoalisi partai pemerintah yaitu Koalisi Indonesia Hebat. Sementara legislatif(parlemen) dikuasai koalisi partai oposisi yaitu Koalisi Merah Putih.

• Fenomena “pemerintahan terbelah” ini mencemaskan publik. Survei LSI terbarumenunjukan bahwa mayoritas publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yangterbelah. Sebanyak 77.25 % publik menyatakan mereka khawatir dengan kondisipemerintahan yang terbelah. Dan hanya 17.46 % yang menyatakan tidak khawatirdengan fenomena ini.

Page 3: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

• Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia – Denny JA. LSI DennyJA kembali mengadakan survei khusus merespon kondisi politik nasional pascapilpres.

• Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 6 – 7 Oktober 2014. Surveimenggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden danmargin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia.Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisismedia, FGD, dan in depth interview.

• Kekhawatiran publik terhadap “pemerintah terbelah” merata di semua segmenmasyarakat. Rata-rata di semua segmen masyarakat, tingkat kekhawatiran terhadapkondisi pemerintahan ini berkisar di antara 73 % sampai dengan 87 %. Namunpublik yang perpendidikan tinggi, tinggal di kota, tingkat ekonomi menengah atasdan laki-laki lebih khawatir dengan kondisi politik ini dibandingkan dengan merekayang tinggal di desa, wong cilik, perempuan, dan berpendidikan rendah.

• Publik yang tinggal di kota, berpendidikan tinggi dan berekonomi menengah ataslebih banyak mengakses berita politik dari berbagai jenis media (termasuk mediasosial) sehingga kekhawatiran mereka lebih tinggi.

Page 4: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

• Publik laki-laki lebih tinggi prosentasenya yang khawatir dengan kondisipemerintahan ini dibanding publik perempuan, karena umumnya lak-laki memilikiintensitas lebih tinggi mengikuti berita politik dan mendiskusikannya.

• Begitupun dengan pemilih partai politik di Pemilu 2014. Tak hanya pemilih yangpartainya masuk dalam Koalisi Indonesia Hebat yang khawatir, namun jugapendukung koalisi partai Koalisi Merah Putih pun khawatir dengan kondisipemerintahan yang terbelah. Namun jika dibuat rata-rata, prosentase pendukungpemilih koalisi Indonesi Hebat lebih tinggi tingkat kekhawatirannya dibandingdengan pendukung koalisi Merah Putih. Rata-rata antara 79 % sampai dengan 87 %pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat menyatakan khawatirdengan kondisi pemerintahan yang terbelah. Sementara antara 67 % sampai dengan74 % pemilih partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang menyatakankhawatir.

• Dari hasil analisis media yang dilakukan LSI Denny JA, dunia usaha pun khawatir. Dariberbagai berita media menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)melemah pasca pemilihan pimpinan DPR. Pelaku investasi khawatir dengan kondisipolitik nasional yang terbelah ke dalam dua kutub utama yang nantinya akanmenyulitkan pemerintahan Jokowi-JK.

Page 5: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

*****

• Dalam praktik politik dan pemerintahan di dunia, fenomena “pemerintahanterbelah” memang bukan hal baru. Di Amerika Serikat (AS) yang demokrasi telahmapan, fenomena pemerintahan terbelah seringkali terjadi. Misalnya PartaiDemokrat menjadi pemenang pemilu presiden dan menguasai pemerintahaneksekutif, namun parlemennya (House of Representative dan Senate) dikuasai olehPartai Republik. Atau sebaliknya. Kondisi ini di Amerika Serikat merupakan hal yanglumrah dan seringkali diyakini justru memperkuat check and balances antaraeksekutif dan legislatif.

• Namun fenomena pemerintahan terbelah di Indonesia pasca pemilu 2014 ini, takbisa disamakan dengan Amerika Serikat. Di Amerika, kondisi pemerintahanterbelah tak bermasalah karena publik di luar partai (kekuatan civil society &economic society) sangat kuat untuk membuat partai bertindak rasional dalammembuat kebijakan. Kebijakan yang menjadi kehendak umum publik selaludipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan.

• Sementara di Indonesia, publik di luar partai masih lemah. Politisi dan partai politikpun masih sering mengabaikan kehendak mayoritas publik. Pemerintahan yangterbelah menjadi riskan jika kultur yang dominan masih “money politics” danpolitik balas dendam.

Page 6: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

*****

• Mengapa publik khawatir dengan kondisi pemerintahan yang terbelah ini? Darihasil riset kualitatif, yaitu melalui in-depth interview dan focus group disscussion(FGD) ada dua alasan utama yang paling mengemuka.

• Pertama, publik khawatir pemerintahan baru Jokowi-JK tak bisa fokus bekerjamengurus rakyat karena tak didukung oleh parlemen yang dikuasai oleh koalisioposisi. Fungsi kontrol, legislasi, dan anggaran (budgeting) yang dimiliki DPR,mengharuskan pemerintah memperoleh dukungan parlemen. Belum lagipemilihan jabatan-jabatan kenegaraan lainnya yang harus memperolehpersetujuan DPR (misalnya pemilihan Kapolri, Panglima TNI, dan lainnya).

• Kedua, publik khawatir dengan kondisi politik 5 tahun mendatang yang hanyaakan dipenuhi oleh konflik politik elit. Publik inginkan konflik elit, yang sepertigamblang terlihat dalam pemilihan pimpinan DPR dan MPR , segera berakhir.Publik inginkan pemerintah dan DPR dapat bekerja sama dalam mengurus rakyat.Sehingga kondisi politik Indonesia dalam 5 tahun mendatang tidak gaduh danstabil.

Page 7: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

• Dengan kondisi pemerintahan yang terbelah dan kuatnya koalisi partai opisisi diparlemen, Jokowi potensial menjadi presiden terlemah dalam sejarah politikIndonesia. LSI Denny JA mencatat ada 3 alasan penjelas mengapa Jokowi potensialmenjadi presiden terlemah.

• Pertama, parlemen dikuasai oleh oposisi yang sangat “hostile” ke Jokowi. Total kursiKoalisi Merah Putih, yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, dan PPPditambah dengan Partai Demokrat, di DPR adalah 353 kursi (63 %). Sementara totalkursi Koalisi Indonesia Hebat di DPR adalah 207 kursi (37 %).

• Kedua, tak ada satupun partai politik yang dikontrol langsung oleh Jokowi.Sebelumnya mulai dari Presiden Soekarno sampai Presiden SBY selalu ada partaipolitik yang dikontrol langsung oleh Presiden. PDIP dikontrol Megawati, bukanJokowi

• Ketiga, Jokowi menang dengan dukungan yang tidak mutlak. Hanya berselisih tipisdengan Prabowo Subianto. Jokowi menang Pilpres 2014 dengan dukungan sebesar53.15 %, sementara dukungan terhadap Prabowo Subianto sebesar 46.85 %. Dengandukungan yang berselisih tipis, dukungan terhadap Jokowi potensial dengan cepatberubah jika ada kebijakan publik yang tidak popular. Salah satu kebijakan publikyang harus diambil oleh Jokowi-JK di masa awal pemerintahannya adalah kenaikanharga BBM. Jika BBM dinaikan di masa awal pemerintahan Jokowi-JK, makadukungan terhadap pemerintahan baru akan menurun drastis.

Page 8: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

*****

• Saat ini, posisi Jokowi dan koalisinya masih diuntungkan dengan persepsi dandukungan publik yang menilai bahwa Koalisi Indonesia Hebat sebagai koalisi yangsikap dan kebijakannya selaras dengan kepentingan rakyat. Survei LSI Denny JAmenunjukan bahwa sebesar 63.02 % publik menyatakan Koalisi Indonesia Hebatlebih memperjuangkan kepentingan rakyat. Hanya 32.96 % yang menyatakanKoalisi Merah Putih yang lebih memperjuangkan kepentingan rakyat.

• Namun posisi pemerintahan baru Jokowi akan makin lemah jika Koalisi MerahPutih (KMP) melakukan manuver politik di parlemen mendukung kebijakan yangpopular sehingga menarik simpati publik. Salah satu putusan DPR yang dinantioleh publik adalah persetujuan DPR terhadap Perppu Pilkada Langsung. Jika KoalisiMerah Putih balik arah dan mendukung Perppu Presiden SBY, maka simpati publikterhadap koalisi ini pun naik. Survei LSI Denny JA menunjukan bahwa simpatipublik terhadap kedua koalisi di parlemen yaitu KIH dan KMP akan berimbang jikaakhirnya KMP mendukung Perppu Pilkada Langsung. Mereka yang menyatakanKMP dan koalisi Indonesia Hebat sama-sama berjasa mengembalikan pilkadalangsung dipilih rakyat sebesar 67.80 %.

Page 9: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

• Koalisi Indonesia Hebat dan Jokowi harus mengambil langkah-langkah strategisdan cepat untuk bisa mengubah konstelasi politik. Kondisi pemerintahan yangterbelah jangan sampai menjadikan Jokowi sebagai presiden terlemah dalamsejarah politik Indonesia.

• LSI merekomendasikan tiga hal untuk mengubah konstelasi politik ini.

• Pertama, semua pendukung dan pimpinan partai Koalisi Indonesia Hebat secaragradual benar-benar menjadikan Jokowi sebagai komando tertinggi. Jangan pernahlagi menyebut Jokowi yang menjadi presiden Indonesia dengan sebutan “petugaspartai”.

• Kedua, dengan insentif politik yang dibolehkan dalam sistem demokrasi, Jokowidan KIH harus secepatnya merangkul dua partai politik lagi untuk bergabungdengan koalisi pemerintahan. Itu agar koalisi Jokowi menguasaii mayoritaslegislatif.

• Ketiga, harus ada komunikasi dan kerjasama politik antara dua tokoh penting yaituMegawati dan SBY. Megawati sebaiknya menemui sendiri SBY bukan lagiutusannya.

Page 10: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Kamis, 9 Oktober 2014Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA

Narasumber : Adjie Alfaraby (0811.16.14.14 / 0812.811.21.696)Moderator : Fitri Hari (0813.80140260)

Tim Riset Nasional LSI : Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar,Fitri Hari, Dewi Arum.

Page 11: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPUTERBUKTI/TIDAK

TERBUKTI

PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI

GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3%

GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI

DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI

PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05%

PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI

PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI

NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI

PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI

HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI

PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI

PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI

Track Record LSIPrediksi Survei Yang Diiklankan

Sebelum PILEG 2014

NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPUTERBUKTI/TIDAK

TERBUKTI

PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI

GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3%

GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI

DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI

PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05%

PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI

PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI

NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI

PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI

HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI

PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI

PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI

Dimuat, antara lain di Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12

Sehari Sebelum PILEG

Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3% 11

Page 12: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Track Record LSIPrediksi Survei Yang Diiklankan

Sebelum PILPRES 2009

12

Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3.

Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009.

DUKUNGAN PEMILIH

SURVEI LSI AWAL JUNI

2009

SURVEI LSI AKHIR JUNI

2009

PREDIKSI PEMENANG PILPRES 2009

HASIL KPU

DI ATAS 50%SBY-

BOEDIONOSBY-

BOEDIONOSBY-BOEDIONO TERBUKTI

30%-50% - - --

DI BAWAH 30%

MEGA-PRABOWO

JK-WIRANTO

MEGA-PRABOWO

JK-WIRANTO-

TERBUKTI

Page 13: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Track Record LSIQuick Count Paling Akurat

PasanganCapres-

Cawapres

Quick Count LSI(Data 100 %)

Hasil Resmi KPU22 Juli 2014

Prabowo-Hatta 46. 70 % 46. 85 %

Jokowi-JK 53. 30 % 53. 15 %

*Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %

Page 14: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

14

METODOLOGI SURVEI

• Quickpoll (smartphone LSI)

• Metode sampling : multistage random sampling

• Jumlah responden : 1200 responden

• Margin of error : ± 2.9 %

Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden

Pengumpulan Data : 6 – 7 Oktober 2014

Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif

• FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar

• In Depth Interview

• Analsis media nasional

Page 15: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Mayoritas Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Hanya 17.46% publik yang menyatakan tak cemas

Kategori %

Sangat khawatir, cukup khawatir 77. 25 %

Kurang khawatir, tidak khawatir sama sekali

17. 46 %

Tidak Tahu/Tidak Jawab 5. 29 %

Page 16: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Gender Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ

Laki-laki 50 % 78. 72 % 12. 77 % 8. 51 %

Perempuan 50 % 76. 04 % 21. 88 % 2. 08 %

Publik Laki-Laki Lebih Khawatir

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Publik Laki-Laki Lebih Intens mengikuti berita politik dan mendiskusikanya

Baik laki-laki maupun perempuan diatas

75 % yang khawatir

Page 17: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Status Wilayah

Base Khawatir Tidak Khawatir

TT/TJ

Desa 75.89 % 75. 51 % 16. 33 % 8. 16 %

Kota 24.11 % 78. 01 % 17. 73 % 4. 26 %

Publik Di Kota Lebih Khawatir

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Publik di Kota lebih intens dan variatif dalam mengakses berita politik (termasuk social media)

Page 18: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Tingkat Pendapatan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ

Menengah – Bawah 45.89 % 73. 78 % 22. 33 % 3. 88 %

Menengah 29.11 % 76. 19 % 14. 29 % 9. 52 %

Menengah Atas 24.63 % 85. 83 % 14. 17 % 0. 00 %

Publik Ekonomi Atas Lebih Khawatir

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Di semua segmen ekonomi diatas 70 % yang khawatir

Page 19: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Tingkat Pendidikan Base Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ

Tamat SLTP ke bawah 48.13 % 65. 79 % 23. 68 % 10. 53 %

Tamat SLTA ke bawah 38.43 % 76.06 % 19. 72 % 4. 23 %

Tamat D3/S1/diatasnya 13.44 % 83. 33 % 12. 50 % 4. 17 %

Publik Berpendidikan Tinggi Lebih Khawatir

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Di semua segmen pendidikan diatas 65 % yang khawatir

Page 20: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Pendukung Koalisi Merah Putih Pun Khawatir

Partai Politik Khawatir Tidak Khawatir

TT/TJ

Golkar 71. 64 % 18.58 % 9. 77 %

Demokrat 67. 06 % 23. 84 % 9. 10 %

Gerindra 67. 53 % 26. 60 % 5. 87 %

PKS 74. 74 % 21. 58 % 3. 68 %

PAN 74. 97 % 22. 25 % 2. 78 %

PPP 73. 78 % 22. 25 % 3. 97 %

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Rata-rata pendukung Koalisi Merah Putih diatas 67 % yang khawatir

Page 21: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Konstituen Koalisi Indonesia Hebat Lebih Khawatir

Pilihan PartaiPileg 2014

Khawatir Tidak Khawatir

TT/TJ

PDIP 87. 46 % 9. 97 % 2. 57 %

PKB 82. 22 % 16. 73 % 1. 06 %

HANURA 79. 60 % 18. 38 % 2. 02 %

NASDEM 79. 85 % 16. 40 % 3. 75 %

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Rata-rata pendukung Koalisi Indonesia Hebat diatas 79 % yang khawatir

Page 22: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Pendukung Prabowo-Hatta Pun Khawatir

Pilihan Capres9 Juli 2014

Khawatir Tidak Khawatir TT/TJ

Prabowo-Hatta 71. 96 % 21. 63 % 6. 41 %

Jokowi - JK 83. 06 % 15. 46 % 1. 48 %

Q : Pasca Pilpres, pemerintah dan DPR dikuasai oleh dua koalisi partai yang berbeda. Jokowi dan KoalisiIndonesia Hebat menguasai pemerintah sementara parlemen (DPR) dikuasai oleh koalisi merah putih.Seberapa khawatirkah bapak-ibu dengan kondisi pemerintahan ini?

Hanya 21.63 % pendukung Prabowo-Hatta yang menyatakan tidak khawatir

Page 23: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Pelaku Usaha Pun Khawatir

Dari berbagai berita mediamenunjukan bahwa Indeks HargaSaham Gabungan (IHSG) melemahpasca pemilihan pimpinan DPR.

Pelaku investasi khawatir dengankondisi politik nasional yangterbelah ke dalam dua kutubutama yang nantinya akanmenyulitkan pemerintahan Jokowi-JK.

Page 24: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Pemerintahan Terbelah di Indonesia,Berbeda dengan Amerika

Seringkali di Amerika Serikat, PartaiDemokrat menguasai eksekutifnamun Partai Republik menguasaiLegislatif. Atau sebaliknya.

Meski di AS terjadi “dividedgovernment” namun publik di luarpartai sangat kuat. Partai akhirnyabertindak rasional. Di Indonesia,publik di luar partai masih lemah.Kultur yang dominan masih“money politics” dan politik balasdendam

Page 25: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Mengapa publik cemas?

Pertama, publik khawatir banyak kebijakan pemerintahan baru terganggu karena tak didukung DPR.

Kedua, publik khawatir politiknasional dalam 5 tahunmendatang gaduh dan tak stabil.

Page 26: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Jokowi Potensial Jadi Presiden Terlemah ?

Pertama, parlemen dikuasai olehoposisi yang sangat “hostile” keJokowi.

Kedua, tak ada satupun partaipolitik yang dikontrol langsung olehJokowi.

Ketiga, Jokowi menang dengandukungan yang tidak mutlak.Hanya berselisih tipis denganPrabowo Subianto. Bisa cepatberubah, jika ada kebijakan takpopuler, seperti menaikkan BBM

Page 27: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

Pamor KMP Berimbang dengan KIHJika Dukung Perppu Langsung

Q : Presiden SBY telah mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pilkada Langsungyang telah membatalkan UU Pilkada DPRD yang disahkan DPR. Namun Perppu ini harus mendapatpersetujuan DPR untuk menjadi UU. Jika DPR setuju terhadap Perppu Pilkada langsung tersebut, menurutbapak/ibu koalisi partai manakah yang dinilai paling berjasa?

Jika mendukung Perppu Pilkada Langsung, Pamor KMP Naik. Namun masih seimbang dengan pamor KIH.

Kategori %

Kedua koalisi sama sama berjasa

67. 80 %

Hanya salah satu koalisi yang berjasa

31 20 %

Tidak Tahu/Tidak Jawab 1. 00 %

Page 28: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah

3 REKOMENDASI LSI DENNY JA

Pertama, KIH harus menjadikan Jokowikomando tertinggi. Jokowi jangan lagidisebut atau diperlakukan sebagai“petugas partai.”

Kedua, Jokowi dan KIH harus secepatnyamerangkul dua partai politik lagi untukbergabung dengan koalisi pemerintahandengan insentif politik tertentu, agarmereka mayoritas di legislatif

Ketiga, Megawati sebaiknya menemuisendiri SBY bukan lagi utusannya. SBYsepantasnya bernegosiasi langsungdengan Megawati, bukan utusannya.

Page 29: Publik Cemas Pemerintahan Terbelah