Psikotik

25
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.A Umur : 30 Tahun Agama : Islam Status Perkawinan : Telah Bercerai Pendidikan : Tamat SD Pekerjaan : Tidak Bekerja Alamat : Gowa RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 23 Desember 2014 dari : Nama : Ny. S Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA Alamat : Gowa Hubungan dengan pasien : Ibu RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama Gelisah B. Riwayat Gangguan Sekarang Gelisah dialami kurang lebih 4 hari yang lalu sebelum masuk ke RSKD. Saat gelisah pasien sering keluar rumah berkeliling makassar menggunakan taksi 19

description

fdesytk

Transcript of Psikotik

LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama : Ny.AUmur: 30 TahunAgama: IslamStatus Perkawinan: Telah BerceraiPendidikan: Tamat SDPekerjaan: Tidak BekerjaAlamat : Gowa

RIWAYAT PSIKIATRIDiperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 23 Desember 2014 dari :Nama: Ny. SPekerjaan: Ibu Rumah TanggaPendidikan: SMAAlamat: GowaHubungan dengan pasien: Ibu

RIWAYAT PENYAKITA. Keluhan UtamaGelisahB. Riwayat Gangguan SekarangGelisah dialami kurang lebih 4 hari yang lalu sebelum masuk ke RSKD. Saat gelisah pasien sering keluar rumah berkeliling makassar menggunakan taksi tanpa tujuan dan pulang ke rumah menyuruh ibunya untuk bayar taksi yang harganya biasa sampai Rp 400.000. Pasien merasa senang naik taksi daripada naik kendaraan umum lainnya, karena kendaraan umum lain panas dan pengap. Jika gelisah pasien juga sering keluar rumah membawa barang-barang dari rumah dan membagikannya secara cuma-cuma kepada orang lain. Pasien marah jika dinasehati oleh keluarganya. Pasien suka mengetuk pintu rumah tetangganya dan menyuruh untuk membuka pintu. Pasien pernah mengganggu acara pernikahan keluarganya dengan menyanyi dan berjoget-joget. Pasien suka berbicara sendiri. Pasien juga senang bercerita dengan semangat dan terkadang suka bernyanyi tanpa disuruh. Menurut keluarga pasien senang berdandan yang berlebihan. Pasien merasa ada seorang bidadari yang masuk di tubuhnya dan mengontrol pikirannya. Bidadari selalu menyuruh pasien untuk shalat, mengaji, berzikir, shalat tahajjud, shalat taubat, dan shalat istiharah. Dan bidadari selalu muncul ketika dia shalat. Perubahan perilaku pasien ini dialami sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Pasien sudah yang ke-6 kalinya masuk ke RSKD dengan keluhan yang sama. Pasien pertama kali di bawa ke RSKD pada tahun 2009, didiagnosis dengan Skizofrenia YTT dan diberikan pengobatan Chlorpromazine, Trihexilpenidil, dan Haloperidol. Menurut keluarga pasien, pasien selalu meminum obatnya sendiri. Pasien mengurus sendiri obat-obatannya karena tidak suka jika dia dinasehati untuk meminum obat.C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Penyakit DahuluTidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti infeksi, trauma kapitis dan kejang.2. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifPasien tidak merokok, tidak pernah mengonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang.3. Riwayat Gangguan Psikiatri SebelumnyaPasien masuk ke RSKD sudah ke-6 kalinya. Pasien pertama kali dibawa ke RSKD pada tahun 2009 dengan keluhan mengamuk. Pasien awalnya selalu berbicara dan tertawa sendiri. Pasien mengamuk jika dinasihati tapi tidak pernah sampai memukul keluarga dan orang lain. Pasien dirawat selama 3 bulan di RSKD dan dipulangkan oleh dokter mengingat kondisi pasien sudah mulai membaik. Pasien diberikan pengobatan Chlorpromazine, Trihexilpenidil, dan Haloperidol. Setelah pulang ke rumah, menurut keluarga, pasien marah jika diberitahukan untuk minum obat. Pasien lebih senang jika dia sendiri yang mengurus pengobatannya. Menurut pasien, pasien mengkonsumsi obatnya secara teratur.Pada tahun 2010 pasien kembali dibawa ke RSKD dengan keluhan yang sama, yaitu mengamuk disertai dengan kesenangannya keluar rumah berkeliling makassar dengan menggunakan taksi dan pulang ke rumah tanpa membayar taksi tersebut. Dan dipulangkan setelah kurang lebih 3 bulan kemudian. Pada saat alloanamnesis, keluarga pasien tidak terlalu mengingat detail cerita saat pasien dimasukkan ke RSKD pada kali ke-3 sampai kali ke-5. Keluarga pasien hanya mengingat terakhir kali pasien dimasukkan ke rumah sakit pada tahun 2013 juga dengan keluhan yang sama. D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu oleh dukun. Sewaktu hamil, ibu dalam keadaan sehat, riwayat ibu dalam menggunakan alkohol tidak ada.2. Riwayat Masa Kanak Awal ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun)Pasien memperoleh ASI dari ibunya hingga umur 2 tahun, pertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak sebayanya. Tidak ada riwayat trauma dan kejang.3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 4-11 tahun)Prestasi pasien di sekolah sedang-sedang. Pasien tidak tamat Sekolah Dasar.4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja ( usia 12-18 tahun)Pasien tidak mengikuti pendidikan Sekolah Menengah ke Atas.5. Riwayat Masa Dewasaa. Riwayat PendidikanPendidikan tidak lanjut sekolahb. Riwayat PekerjaanPasien tidak bekerjac. Riwayat PernikahanPasien sudah menikah dan telah bercerai setelah 2 minggu pernikahan karena suaminya takut dengan penyakit pasien.d. Riwayat Kehidupan beragamaPasien tidak terlalu rajin beribadahE. Riwayat Kehidupan KeluargaPasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara ((), , ). Hubungan dengan kedua orang tua dan saudara baik.F. Situasi SekarangPasien tinggal bersama ibunya.G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan KehidupannyaPasien merasa dirinya sudah sembuh tetapi jika diberikan obat pasien tetap mau mengkonsumsi obat tersebut.Autoanamnesis (23 Desember 2014).DM: Assalamualaikum, Bu.P: Waalaikumsalam dokter cantik. DM: Kenalkan nama saya Iwa, saya dokter muda, kalau nama Ibu siapa?P: Asnia, dokterDM: Tanggal berapaki lahir?P: Tanggal 28DM: Bulan berapa?P: Bulan 12DM: Tahun berapa?P: Ihh.. 28 umurku sekarang. Tanggal 31ka lahir. Bulan 12. Tahun 86.DM: Dimanaki tinggal?P: Di LimbungDM: Apa pekerjaanta?P: Dak ada. Kalo pulangka ini mauka kerja jaga voucer. Ka pintarja berhitung, 1 + 1 = 2, 2 x 5 = 10, 5 x 5 = 25.DM: kenapaki dibawa ke sini?P: Sukaka pergi naik taksi. Pergi ke tanjung, mall ratu indah, mall gtc. Berarti tidak sakitja itu dokter?DM: Ada kita rasa yang suruhki pergi-pergi begitu?P: Bidadari suruhka. Nasuruhka mengaji, nasuruhka shalat, nasuruhka bicara lembut. Nasuruhka juga mandi tiap 5 kali sehari, tiap shalatka nasuruhka mandi. Itumi bidadari nakasih repotka, nakasih repot orang tuaku kodong.DM: Apa yang biasa kita lakukan di rumahta?P: Tidak adaji. Tinggalja saja makan tidur di rumah. Mamakku kerja bapakku kerja baru saya kukasi habis uang. Kasianka liatki, jadi inimi mauma bae-bae jadi mauma pulang bae-baemi.DM: Apami kita bikin kalo pergiki keliling-keliling?P: Makanka.DM: Bagaimana carata bayarki baru dak bawaki uang?P: Uangnya sopir taksi kuminta dulu. Nakasija sopir taksi kalo kumintaki. Bilangka nantipi kugantiki. Baru nanti pulangka mamaku kusuruh bayar. Jadi kalo taksi 100.000, makanku 50.000, nanti kusuruhmi mamaku bayarkanka 150.000.DM: Pernahmki masuk ke sini sebelumnya?P: Iya dokter, pernahma masuk di sini sebelumnya. Tahun 2009 kayaknya. Di situ dulu masukka karena mengamukka, sukaka bela dilarang-larang keluar. Terus pas keluarka pintarma bahasa inggris. How are you dokter? Kalo kutanyaki how are you jawabki Im fine. I like you dokter. Jawabki e, bilangki, I like you too.DM: Kalau bilangka I dont like you?P: Berarti tidak kita sukaka itu dokter.DM: Dokter bilang sakit apaki?P: Nabilang dokter sakit pergi-pergika. Baru cerewetka. Cerewet teruska. Banyak sekali bede bicaraku. Tapi bae-baema karena sudahka dikasi terapi. Sudahka dikasi terapi agama. Berapa kali itukah, dua kalimi kayaknya dikasika terapi agama. Di rumah sakit. Tiga hari keluarma. Dikasi keluarka sama dokter.DM: dimanaki ini?P: Rumah sakit gila, dokter. Banyak kalima masuk di sini, dokter. 5 kalimi. Dulu itu masukka tahun 2009 di sini. Nabilang dokter cerewet sekalika bede. Terus masukka lagi tahun 2010. Terus 2011. Terus 2012. Terus 2013. Baru sekarangmi. Cocokma itu toh? 5 kalimi itu toh? Orang toh baru satu ceritanya, saya banyak sekalimi bicaraku. Baru nabilang satu kata saya bilangma begini, begini, begitu, anu anu anu, ini ini ini, kau begituko, kau beginiko. Nabilangika orang gila, dak dibiarkanka bekerja. Tinggal-tinggalja saja di rumah. Tiga hari sedeng di rumah sakit dadi.DM: Ada biasa kita dengar suara-suara?P: Dak pernah dokter. Deh kalo ada suara-suara itu kudengar orang gilama itu kaue. Anuji, ada suka bidadari masukika baru nasuruhka shalat lima waktu, nasuruhka shalat tahajjud, shalat dhuha, mengaji, zikir. Baik sekali itu bidadariku dok. Cuma ituji nakasi repotki orang tuaku, nakasi repotka juga karena nasuruhka mandi 5 kali sehari.DM: Itu bidadari dia suruhki atau bagaimana?P: Dia masukika dokter. Baru dia kontrolka. Baru baik sekaliji itu bidadari dokter. Dia kasi shalatka, dia kasi mengajika, dia kasi zikirka. Baru mandima 5 kali sehari, dokter.DM: Pernahmki menikah sebelumnya?P: Pernah dokter, dua mingguja kayaknya menikah itu waktu. Tidak terlalu kusukaji juga suamiku. Karena dikasi kawinja sama orang tuaku. Dia juga tidak terlalu nasukaja kayaknya. Baru mamaku pernah bilang cerewet sekalika, dulu sukaka menyanyi 7 lagu kalau ada pengantin di tetanggaku. Katanya bede cerewet sekalika. Disayangja sama mamaku, nabilang sudah-sudahmi itu keluar nak nah. Habismi uangnya mama. Sudah semuami mama jual emasnya mama. Nasayangja itu gang. Baru sukaka naik taksi, dokter. Dak sukaka naik pete-pete, lamai baru panaski, dak ada juga radionya. DM: Tapi bagaimanami kalau dak ada kita pake bayar?P: Biarmi, banyakji uangnya mamaku dokter. Ada lagi nakasi pulang uangnya mamaku. Nakasi masukji di pegadaian. Tapi kalo pulangma ini dokter tidak begituma lagi, maumeka taubat. Suer suer suer disambar gledek dokter. Bidadariku juga nasuruhma taubat. Kan namaku itu Asnia, biasa dipanggil Asni biasa dipanggil Ani. Nama bidadariku Waanni Rahayu Inkuntum Talamuna biasa dipanggil Ani. Jadi itu dulu ketemuka sama bidadariku waktu pergika di sungai sigeri. Kuambilki bedaknya itu bidadari, kan ada itu toh bedaknya bidadari. Kupakeki. Naikuti terusma itu bidadari. Begitumi dokter. DM: Oh iye, pade. Istirahat mi dulu nah.P: Mauka menyanyi deh dokter. Nah, 7 lagumo. Menyanyima ini nah? Atau janganmi? Nantipi saja menyanyika?DM: Iye, nantipi. Istirahatmki dulu. Terima kasih nah bu Asnia.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIA. Status InternusKeadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, frekwensi pernafasan 22x/menit dan suhu tubuh 36,7C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.B. Status NeurologiGCS : Eye 4, Verbal 6, Motorik 5. Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernigs sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor diameter 2,5mm/2,5mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. Penampilan Perempuan, menggunakan baju kaos berwarna ungu muda, celana warna coklat bermotif kotak coreng-coreng warna hitam. Perawatan diri baik, postur tubuh kurus.2. KesadaranBerubah3. Perilaku dan aktivitas motorik Tenang4. PembicaraanLancar, spontan, intonasi cepat5. Sikap terhadap pemeriksaKooperatif B. Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati1. Mood : Meluap-luap2. Afek : Hipertimia3. Empati : tidak dapat dirabarasakanC. Fungsi intelektual1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan: Sesuai taraf pendidikan2. Daya konsentrasi: Baik3. Orientasi (waktu,tempat,orang): Baik4. Daya ingat (jangka panjang, jangka pendek,segera): Baik5. Pikiran abstrak: Terganggu6. Bakat kreatif: Tidak Ada7. Kemampuan menolong diri sendiri: baikD. Gangguan Persepsi1. Halusinasi : Tidak ada2. Ilusi : Tidak ada3. Depersonalisasi : Tidak ada4. Derealisasi : Tidak adaE. Proses Berpikir1. Arus pikirana. Produktivitas : cukupb. Kontinuitas : Flight of Ideac. Hendaya berbahasa : tidak ada2. Isi pikiranTerdapat gangguan isi pikiran berupa :Delusion of control : Pasien meyakini ada bidadari yang memasuki tubuhnya dan mengontrol fikirannya.F. Pengendalian Impuls : TergangguG. Daya Nilai 1. Norma sosial : Terganggu2. Uji daya nilai: Terganggu3. Penilaian realitas : TergangguH. Tilikan (Insight)Derajat 2 (Pasien merasa bahwa dirinya sudah sembuh, tetapi jika disuruh untuk meminum obat pasien tetap meminumnya secara teratur).I. Taraf Dapat DipercayaDapat dipercaya

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNADari keterangan yang diutarakan keluarga pasien maka diperoleh keterangan bahwa pasien sering keluar rumah naik taksi berkeliling makassar, pulang tanpa membayar taksi dan menyuruh keluarganya untuk membayarkan biaya taksinya. Pasien juga sering keluar rumah membawa barang-barang dan diberikan secara cuma-cuma kepada orang-orang yang dia temui. Pasien sering bercerita dengan semangat kepada orang-orang walau tanpa ditanya. Menurut keluarga pasien, pasien sering berdandan berlebihan. Perubahan perilaku pasien dialami kurang lebih 5 tahun yang lalu pada tahun 2009. Pasien sudah pernah diterapi dengan diagnosis Skizofrenia saat pertama kali masuk di RSKD, tetapi setiap tahun pasien selalu masuk ke RSKD kembali hingga saat ini. Pasien pernah menikah pada tahun 2010 dan bercerai setelah dua minggu pernikahannya karena suaminya merasa takut dengan penyakit pasien. Pada autoanamnesis, pasien menceritakan bahwa ada bidadari yang masuk ke dalam tubuhnya dan selalu mengontrol fikirannya. Menurut pasien bidadari tersebut selalu menyuruhnya untuk shalat, mengaji, berzikir, shalat tahajjud, shalat istiharah, shalat taubat dan shalat dhuha. Bidadari tersebut sering muncul ketika pasien sedang ingin shalat.Dari pemeriksaan status mental didapatkan keterangan mengenai : penampilan pasien yang menggunakan baju kaos berwarna ungu muda dan celana coklat bermotif kotak-kotak hitam, wajah sesuai umur, perawatan diri baik dan postur tubuh kurus, kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas motorik : tenang, afek : hipertimia, keserasian : serasi, empati : tidak dapat diraba rasakan, kemampuan dalam menolong diri sendiri baik, terdapat Delusion of control, dan arus pikiran flight of idea, daya nilai terganggu, tilikan derajat dua.

EVALUASI MULTIAKSIALA. AKSIS IBerdasarkan alloanamnesis, autoenamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa pola perilaku suka berkeliling naik taksi dan tidak memikirkan biaya yang harus dibayar, suka bercerita panjang lebar dengan semangat, suka berdandan berlebihan. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) keluarga serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehinga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa.Pada pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa Delusion of control, sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan sehingga kemungkinan adanya Gangguan mental organik dapat disingkirkan.Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan afek yang hipertimia, Delusion of control frekwensinya sering yang bersifat mengontrol fikiran pasien. Pada pasien ini juga sangat menonjol gejala hipertimia dimana pasien sering bercerita tanpa ditanya, sering berdandan dan selalu mencari perhatian orang lain. Sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizoafektif (F25) yang kita ketahui ditandai dengan adanya gejala-gejala skizofrenia dan gangguan afektif dalam waktu bersamaan yang terdapat pada pasien ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pasien ini kita bisa lihat adanya afek yang meningkat atau hipertimia sehingga diagnosis pasien ini lebih dikhususkan lagi pada Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0).B. AKSIS IICiri kepribadian pasien adalah orang yang mudah bergaul sehingga tidak dapat dimasukkan dalam ciri kepribadian tertentu.C. AKSIS IIITidak ada diagnosis.D. AKSIS IVTidak didapatkan adanya stressor psikososial yang berarti.E. AKSIS VGAF Scale 50 - 41, gejala berat, disabilitas berat.

DAFTAR MASALAH1. Organobiologik Ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien memerlukan farmakoterapi.2. Psikologik Terdapat hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya Delusion of control yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.3. Sosiologikditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

PROGNOSISDubia

RENCANA TERAPIA. Psikofarmaka Trifluoperazine 5mg 2x1 Carbamazepin 200mg 2x1B. PsikoterapiSuportif :Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat secara teratur.Sosioterapi Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit pasien sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu penyembuhan pasien.FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.

PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKAGambaran utama gangguan skizoafektif adalah adanya episode mayor, manik, atau campuran yang terdapat bersamaan dengan gejala skizofrenia (memenuhi kriteria A skizofrenia). Kriteria A skizofrenia tersebut yaitu adanya waham, halusinasi, perilaku aneh, atau gejala negatif. Gejala-gejala ini berlangsung paling sedikit satu bulan.1Episode manik ditandai dengan adanya suasana perasaan melambung, meningkat, ekspansif atau iritabel yang berlangsung paling sedikit satu minggu. Episode campuran ditandai dengan campuran kedua suasana perasaan tersebut yang berlangsung paling sedikit satu minggu.1 Gambaran utama harus terjadi dalam episode tunggal yang terus-menerus (tidak terputus-putus) atau pada suatu episode waktu yang individunya terus-menerus memperlihatkan gejala aktif atau residual psikosis. Skizoafektif berlangsung paling sedikit satu bulan. Pada individu tertentu gejala-gejala ini dapat berlangsung bertahun-tahun.1Pada pasien ini, didapatkan adanya salah satu gejala skizofrenia, yaitu Delution of Control dimana pasien meyakini bahwa ada bidadari yang memasuki tubuhnya dan mengontrol fikirannya untuk bekerja sesuai perintah seperti melaksanakan shalat, zikir, mengaji, dll. Selanjutnya kita melihat dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan adanya afek yang hipertimia, arus berpikir pasien yang flight of idea dan kesenangan pasien untuk mencari perhatian orang lain. Dari penilaian itu kita bisa menyimpulkan adanya gejala afektif yang mengarah ke mania, dan keluhan ini dialami lebih dari satu bulan. Oleh karena itu, sesuai dengan teori yang ada, pasien ini digolongkan dalam skizoafektif tipe manik.

Manifestasi KlinisAnamnesisAdanya perasaan sedih dan hilangnya minat, berlangsung paling sedikit dua minggu atau rasa senang berlebihan yang berlangsung paling sedikit satu minggu. Gejala-gejala tersebut muncul bersamaan dengan pembicaraan kacau, waham, halusinasi, perilaku kacau, atau gejala negatif.1

PemeriksaanTerdapat tanda-tanda gangguan mood depresi (misalnya, mood hipotim dan isolasi sosial) atau tanda-tanda mania (misalnya, mood hipertim, iritabel, banyak bicara, meningkatnya aktivitas motorik) arau campuran.1Kriteria Diagnosis (DSM-V)a. selama periode penyakit (tidak terputus-putus), pada suatu saat, episode depresi mayor atau episode manik atau episode campuran terdapat bersamaan dengan gejala-gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia.2b. Selama episode penyakit, terdapat waham atau halusinasi paling sedikit dua minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.2c. Dari total durasi periode aktif dan residual penyakit, gejala yang memenuhi kriteria episode mood mempunyai porsi durasi yang relatif cukup lama atau a substatial portion of time. 2d. Gangguan bukan akibat langsung pengaruh fisiologik zat (penyalahgunaan zat atau medikasi) atau kondisi medik umum. 2Subtipe :Ada dua subtipe gangguan skizoafektif, yaitu :Tipe bipolar yaitu bila terdapat episode manik, atau campuran. Selain itu juga ditemui episode depresi mayor.2Tipe depresi yaitu bila hanya episode depresi mayor.2Terapi Skizoafektif1. Farmakoterapi12. Psikoterapi13. Edukasi Keluarga1Farmakoterapi untuk mengatasi gejala skizoafektif tipe manik yaitu pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Pada kasus ini, pasien diberikan carbamazepin dan Trifluoperazine. Carbamazepine adalah obat antikejang yang digunakan sebagai stabilizer mood. Cara kerja mood stabilizer yaitu membantu menstabilkan kimia otak tertentu yang disebut neurotransmitters yang mengendalikan temperamen emosional dan perilaku dan menyeimbangkan kimia otak tersebut sehingga dapat mengurangi gejala gangguan kepribadian borderline. Efek samping carbamazepine dapat menyebabkan mulut kering dan tenggorokan, sembelit, kegoyangan, mengantuk, kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah. Karbamazepin tidak boleh digunakan bersama dengan inhibitor monoamine oxidase ( MAOIs ). Hindari minum alkohol saat mengambil carbamazepine. Hal ini dapat meningkatkan beberapa efek samping carbamazepine yaitu dapat meningkatkan risiko untuk kejang.3Trifluoperazine memiliki efek antiadrenergik sentral, antidopaminergik, dan efek antikolinergik minimal. Hal ini diyakini Trifluoperazine dapat bekerja dengan memblokade reseptor dopamin D1 dan D2 di jalur mesokortical dan mesolimbik, menghilangkan atau meminimalkan gejala skizofrenia seperti halusinasi, delusi, dan berpikir dan berbicara yang tidak terarah. Trifluoperazine menimbulkan efek samping ekstrapiramidal seperti akatisia, distonia, dan parkinsonisme selain itu dapat menimbulkan efek samping antikolinergik seperti merah mata dan xerostomia (mulut kering). Trifluoperazine dapat menurunkan ambang kejang sehingga harus berhati-hati penggunaan Trifluoperazine pada orang yang mempunyai riwayat kejang. 3Pengobatan untuk dengan gangguan skizoafektif merespon terbaik untuk pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Untuk orang gangguan skizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko-edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguan skizoafektif.3PrognosisPrognosis pada pasien ini dubia dikarenakan adanya beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat yang berpengaruh, sebagai berikut :Faktor pendukung : Gejala klinis adalah berupa gejala positif : Delusion of control dan hipertimia Keluarga mendukung kesembuhan pasien Tidak terdapat riwayat yang sama dalam keluarga.Faktor penghambat : Onset sudah beberapa tahun. Tidak diketahui kepatuhan dalam meminum obat, karena pasien sendiri yang ingin mengurus pengobatannya.

DAFTAR PUSTAKA1. Amir, Nurmiati. Buku Ajar Psikiatri. Edisi ke-2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III). Jakarta : FK Jiwa Unika Atmajaya. 2004.3. Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. Bina Rupa Aksara, Jakarta. 2012. Hal. 864-8654. Sadock B.J, Sadock V.A, Kaplan & Sadock, Buku ajar Psikiatri. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,2012;Hal:232-233 5. Puri B.K, Laking P.J, Treasaden I.H., Buku Ajar Psikiatri, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,2012;Hal:232-233

25