Proposal Keluhan Nyeri Dada
-
Upload
mirna-awalianti -
Category
Documents
-
view
129 -
download
0
Transcript of Proposal Keluhan Nyeri Dada
PENERAPAN PANDUAN PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN INFARK
MIOKARD AKUT MENURUT AMERICAN HEART ASSOCIATION (AHA) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RS. DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Olehdr. Saifur Rohman, SpJP, PhD
RSU DR SAIFUL ANWAR MALANGTAHUN 2011
RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANGLEMBAR PENGESAHAN
1. Judul penelitian : PENERAPAN PANDUAN PENATALAKSANAAN PASIEN
DENGAN INFARK MIOKARD AKUT MENURUT
AMERICAN HEART ASSOCIATION (AHA) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RS. DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2. a. Peneliti utama : dr. Saifur Rohman, SpJP, PhD
NIP : 19681031 199702 1 001
b. Anggota Peneliti :
Peneliti II : Ns. Mifetika Lukitasari, S.Kep
NIK. 100386319
Peneliti III : Ns. Ahmad Hasyim W, S.Kep
NIK. 100386324
Peneliti IV : Ns. Purwoko Sugeng, S.Kep
NIP. 19690209 199103 1 008
Peneliti V : Ns. Ramelan, S.Kep
NIP. 19711231 199312 1 001
Peneliti VI : Ns. Eko Suratman, S.Kep
NIP. 19621224 198803 1 011
Observer : terlampir
3. Satuan Kerja : Instalasi Rawat Inap 1
4.Lokasi Penelitian : Instalasi Gawat Darurat RSU dr Saiful Anwar Malang
5. Lama Penelitian : 6 bulan
6. Dana Yang diajukan : Rp 10.000.000
Mengetahui Malang, 7 Januari 2011
Kepala Instalasi Rawat Inap 1 Peneliti utama
dr. Putu Moda Arsana, SpPD, KEMD dr. Saifur Rohman, SpJP, PhD NIP. 19560503 198403 1 008 NIP. 19681031 199702 1 001
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab kematian utama di dunia. WHO
(2004) menyatakan sekitar 7,2 juta kematian per tahun atau sekitar 12,2% kematian di
dunia diakibatkan oleh IMA. Sementara itu di Amerika lebih dari satu juta orang pertahun
mengalami IMA dan diperkirakan terjadi IMA setiap 25 detik. Adanya perubahan pola
hidup yang menyerupai kehidupan barat (western style) akibat globalisasi di negara
berkembang mengakibatkan peningkatan penyakit metabolik. Hal ini juga berdampak
pada peningkatan kasus IMA di negara berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan estimasi WHO (2004) lebih dari 220.000 kematian di Indonesia
diakibatkan oleh penyakit jantung ischemic dan diperkirakan terjadi 105 kematian akibat
penyakit jantung ischemic per 100.000 penduduk pada tahun 2002. Penelitian di RS
Harapan Kita pada tahun 2008 menunjukkan bahwa perhari terdapat 7 pasien dengan
ACS dengan 120 orang per tahun berusia di bawah 40 tahun. Di Rumah Sakit Saiful
Anwar Malang IMA merupakan penyebab kematian nomor 2. Data mengenai jumlah
kasus IMA di RS. Saiful Anwar Malang menunjukkan bahwa terdapat 356 kasus IMA per
tahun dengan 59 orang diantaranya meninggal dunia. Hal ini menunjukkan bahwa angka
mortalitas IMA di RS. Saiful Anwar Malang adalah sebesar 16,6% per tahun. Data ini
menunjukkan tingginya angka kematian akibat IMA di RS Saiful Anwar Malang dan
membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab tingginya angka kematian
tersebut
Data mengenai penerapan panduan ini di rumah sakit di Indonesia masih belum
tersedia secara akurat. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengukur kualitas pelayanan di instalasi gawat darurat dengan metode yang obyektif
dan akurat dengan mengacu pada standar baku diagnostik dan penatalaksaanaan infark
miokard akut dari American Heart Association (AHA). Standar baku ini telah terbukti
berhasil menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien IMA di rumah sakit.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
memperoleh akar permasalahan dari tingginya angka kematian IMA di RS dr. Saiful
Anwar Malang sehingga dapat menjadi dasar perbaikan sistem pelayanan pasien IMA di
kemudian hari. Penelitian ini akan dilakukan di IRD, CVCU, dan ruangan rawat inap. Pada
tahap ini, penelitian ini dilakukan di IRD sebagai tahap awal
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penerapan panduan penatalaksanaan pasien dengan infark
miokard akut menurut American Heart Association (AHA) di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RS. dr. Saiful Anwar Malang terhadap luaran pasien dari IGD?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penerapan panduan penatalaksanaan pasien dengan infark
miokard akut menurut American Heart Association (AHA) di instalasi gawat darurat RS.
dr. Saiful Anwar Malang terhadap luaran pasien dari IGD
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi infark diantara yang pasien yang mengeluh nyeri dada
2. Untuk mengetahui respon time triage pada pasien – pasien dengan keluhan nyeri
dada dan faktor – faktor yang mempengaruhi
3. Untuk mengetahui durasi anamnesa pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada
4. Untuk mengeahui respon time EKG (dari sejak pasien datang) dan faktor – faktor
yang mempengaruhi
5. Untuk mengetahui persiapan EKG (kulit, pelepasan perhiasan dan aksesoris,
penggunaan bantal) terhadap kualitas EKG
6. Untuk mengetahui ketepatan pemasangan lead terhadap kualitas EKG
7. Untuk mengetahui respon time pemeriksaan laboratorium (pasien datang –
diputuskan untuk periksa laboratorium, sejak diputuskan periksa laboratorium –
memperoleh sampel darah, sejak pasien datang – memperoleh hasil lab) dan faktor -
faktor yang berpengaruh
8. Untuk mengetahui durasi sejak memperoleh hasil lab – keluar diagnosa
9. Untuk mengetahui lokasi pengambilan sampel laboratorium durasi pengambilan
sampel laboratorium
10. Untuk mengetahui respon time tindakan dan jenis tindakan yang diberikan pada
pasien dengan keluhan nyeri dada
11. Untuk mengetahui frekuensi observasi dan hal – hal yang dimonitor pada pasien
dengan keluhan nyeri dada
12. Untuk mengetahui kerja sama tim di IRD dalam menangani pasien dengan keluhan
nyeri dada
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai data mengenai akar permasalahan dari
tingginya angka kematian IMA di RS Saiful Anwar Malang dan menyempurnakan kualitas
pelayanan terutama peran perawat pada pasien dengan keluhan nyeri dada di instalasi
gawat darurat
1.4.2 Bagi Pendidikan
1. Mengembangkan metode penelitian di klinik
2. Data yang diperoleh akan menjadi suatu bentuk evidence based practice
1.4.3 Bagi Pasien
Pasien akan memperoleh pelayanan yang lebih berkualitas, sehingga dapat menurunkan
angka kematian pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada
1.4.4 Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa keperawatan dapat mengembangkan penelitian ini sebagai bagian dari tugas
akhir mahasiswa. Topik di bidang keperawatan yang dapat dikembangkan antara lain
1. Prevalensi pasien IMA diantara yang pasien yang mengeluh nyeri dada
2. Respon time perawat triage pada pasien – pasien dengan keluhan nyeri dada dan
faktor – faktor yang mempengaruhi
3. Anamnesa pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada
4. Respon time EKG (dari sejak pasien datang) dan faktor – faktor yang mempengaruhi
5. Persiapan EKG (kulit, pelepasan perhiasan dan aksesoris, penggunaan bantal) dan
kualitas EKG
6. Ketepatan pemasangan lead dan kualitas EKG
7. Respon time tindakan dan jenis tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan keluhan nyeri dada
8. Frekuensi observasi dan hal – hal yang dimonitor pada pasien dengan keluhan nyeri
dada
9. Kerja sama tim di IRD dalam menangani pasien dnegan keluhan nyeri dada
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Pelayanan Infark Miokard Akut di Instalasi Gawat Darurat Menurut
American Heart Association (AHA)
Berbagai pilihan terapi tersedia untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas pasien
dengan STEMI, akan tetapi efektifitas terapi tersebut menurun dalam beberapa jam
pertama setelah onset. Evaluasi yang di lakukan pada pasien dengan keluhan nyeri dada
di instalasi gawat darurat yang tradisional hanya berdasarkan atas riwayat kesehatan
pasien, pemeriksaan fisik dan EKG. Pendekatan ini seringkali gagal mengidentifikasi
pasien yang sebenarnya mengalami STEMI, yang mengakibatkan pemulangan pasien
yang tidak tepat dari instalasi gawat darurat. Pasien tersebut beresiko tinggi mengalami
kematian atau komplikasi dalam 4 – 6 minggu setelah dipulangkan. Oleh karena itu
diperlukan strategi yang optimal bagi pasien dari sejak triase hingga pasien keluar dari
instalasi gawat darurat. (American Heart Association, 2004)
Standar AHA dalam Identifikasi Dini dan Manajemen Pasien di Instalasi Gawat Darurat
1. Strategi yang optimal dalam triase di instalasi gawat darurat
Kelas 1
Rumah sakit harus membentuk tim multidisiplin (termasuk dokter di primary care,
dokter spesialis emergency, kardiolog, perawat, dan petugas laboratorium) untuk
menyusun suatu protokol yang berdasarkan panduan dan spesifik untuk suatu instusi
untuk triase dan memanajemen pasien yang ada di prehospital atau datang ke instalasi
gawat darurat dengan gejala STEMI (Level of evidence: B)
2. Evaluasi awal pasien
Kelas 1
1. Waktu yang digunakan dari sejak pasien bertemu dengan sistem kesehatan (datang
di instalasi gawat darurat atau bertemu dengan paramedis) sampai dengan
dimulainya terapi fibrinolisis harus kurang dari 30 menit. Jika tindakan PCI dipilih,
waktu yang digunakan sejak bertemu dengan sistem kesehatan sampai dengan
mengembangkan balon adalah kurang dari 90 menit (Level of evidence: B)
2. Pilihan terapi awal untuk STEMI harus dilakukan oleh dokter spesialis emergency
yang sedang berjaga berdasarkan protokol tertulis yang spesifik untuk institusi
tersebut dan ditetapkan secara kolaboratif dengan kardiolog (keduanya tergabung di
manajemen coronary care unit dan interventionalist), dokter spesialis emergency,
perawat, dan personil lainnya. Untuk kasus dengan diagnosis awal dan rencana
terapi yang kurang jelas bagi dokter spesialis emergency atau belum tercakup
dalam protokol yang telah disetujui, maka disarankan melakukan konsultasi dnegan
kardiologis (Level of evidence: C) (American Heart Association, 2004)
Pasien hendaknya segera ditempatkan di ruangan dengan fasilitas monitor
jantung dengan peralatan resusitasi, termasuk defibrilator di dekatnya. Pemeriksaan
EKG harus dilakukan dan ditunjukkan ke dokter spesialis emergency yang
berpengalaman dalam waktu 10 menit dari sejak pasien datang ke instalasi gawat
darurat. Keputusan untuk memberikan terapi berupa terapi fibrinolisis atau PCI
harus dilkukan dalam 10 menit selanjutnya. Standar penatalaksanaan pasien
dengan STEMI adalah adalah door to needle dalam 30 menit dan door to baloon
dalam waktu 90 menit dari sejak pasien datang ke instalasi gawat darurat. Jika
pemeriksaan EKG pada tahap awal tidak menunjukkan adanya perubahan yang
spesifik STEMI , maka EKG serial harus dilakukan dalam interval 5 sampai 10 menit
atau dilakukan monitor ST segmen. (American Heart Association, 2004)
2.2 Keterlambatan Terapi Pasien dengan Infark Miokard Akut
Keterlambatan terapi pasien dengan infark miokard akut dipengaruhi oleh
berbagai komponen antara lain (Gambar 2.1)
1. keterlambatan respon pasien terhadap gejala nyeri dada yang dialami
2. keterlambatan transportasi/kedatangan pasien ke instalasi gawat darurat
3. keterlambatan penanganan pasien di instalasi gawat darurat yang meliputi triase
pemeriksaan diagnostik
4. keterlambatan tindakan reperfusi pada pasien.
Gambar 2.1 perbandingan standar penatalaksanaan pasien dengan STEMI dan situasi
saat ini, yaitu terdapat komponen yang berkontribusi terhadap keterlambatan terapi
pasien.
2.3 Penelitian Mengenai Kecepatan Respon Penanganan Pasien dengan Infark
Miokard Akut
Efektifitas terapi fibrinolisis akan menurun seiring dengan keterlambatan sejak onset
gejala dengan dimulainya terapi. Oleh karena itu, terapi fibrinolisis yang tertunda dapat
mengakibatkan mortalitas yang lebih tinggi pada pasien dengan STEMI. Global Use of
Strategies to Open Occluded Arteries in Acute Coronary Syndromes (GUSTO IIb)
menunjukkan bahwa tertundanya terapi reperfusi dengan primary angioplasti
meningkatkan mortalitas pasien dengan infark miokard akut. Kematian pasien yang
menjalani percutaneus transluminal artery dalam 60 menit adalah sebesar 1% dan
meningkat menjadi 6,4% pada pasien yang diterapi dalam waktu lebih dari 90 menit.
OUTCOMEKUALITAS PELAYANAN IMA
Adanya terapi spesialis
Rasio pasien dan perawat
Sistem triase
Terapi yang diberikan
Prosedur terapi
Prosedur diagnostik
Konseling
Monitoring
EKG
Pemeriksaan laboratoris
troponin I dan T
Keterangan
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidakditeliti
Struktur Organisasi
Proses Pelayanan
Luaran dari Instalasi Gawat
Darurat
Intra hospital outcome
Pengalaman dan skill provider
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
3.2 Hipotesis
Keterlambatan pelayanan pasien dengan IMA akan memperburuk luaran pasien
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah study observasional dengan metode
cohort.
Penelitian ini dibagi dalam 3 sub topik penelitian (triase, pemeriksaan diagnostik, terapi
dan monitoring)
4.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan keluhan nyeri dada yang datang ke
instalasi gawat darurat RS. Saiful Anwar Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah
random sampling, maka sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan keluhan nyeri
dada yang datang ke instalasi gawat darurat pada bulan Januari 2011 – Juni 2011. Target
sampel minimal untuk setiap topik 100 orang, jadi diperlukan 300 pasien
Kriteria Inklusi
1. Pasien dengan keluhan nyeri dada
2. Pasien datang dalam keadaan hidup
3. Pasien berusia di atas 14 tahun
4.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
1 Respon time
triase
Waktu yang digunakan sejak pasien datang
sampai bertemu dengan perawat triase
Jam digital Interval
2 Waktu triase Waktu yang digunakan sejak pasien brtemu
dengan perawat triase, sampai triase selesai
Jam digital Interval
3 Petugas
triase
Tenaga kesehatan atau mahasiswa kesehatan
yang melakukan proses triase pada pasien
yaitu sejak pasien datang sampai triase selesai
Kuesioner Nominal
4 Kendala saat
triase
Merupakan hal – hal yang terkait dengan
sistem pelayanan, sumber daya manusia,
sarana prasarana, yang menjadi kendala triase
dilakukan secara cepat dan tepat
Kuesioner Nominal
5 Respon time
EKG 12 lead
Waktu yang digunakan sejak pasien datang ke
IRD sampai di lakukan pemeriksaan EKG 12
lead
Jam digital Interval
6 Durasi EKG Waktu yang digunakan sejak pasien
memperoleh penjelasan untuk dilakukan EKG
sampai dengan memperoleh hasil EKG 12 lead
Jam digital Interval
7 Ketepatan
pemeriksaan
kulit sebelum
pemeriksaan
EKG
Prosedur yang dilakukan oleh petugas yang
melakukan pemeriksaan EKG 12 lead sebelum
memasang lead EKG pada kulit pasien
Kuesioner Ordinal
8 Ketepatan
pemasangan
lead EKG
Lokasi pemasangan 12 lead EKG yang tepat
yaitu
Kuesioner Ordinal
9 Waktu
pengambilan
keputusan
setelah
memperoleh
hasil EKG
Waktu yang digunakan sejak memperoleh hasil
EKG sampai dokter menegakkan diagnosa
dengan menulis di medical record
Jam digital Interval
10 Tindakan
yang
dilakukan
ketika terjadi
masalah
perekaman
EKG 12 lead
Tindakan yang dilakukan ketika terjadi masalah
dalam perekaman EKG meliputi adanya artefak
Kuesioner Nominal
11 Kendala saat
melakukan
EKG 12 lead
Merupakan hal – hal yang terkait dengan
sistem pelayanan, sumber daya manusia,
sarana prasarana, yang menjadi kendala EKG
dilakukan secara cepat dan tepat
Kuesioner Nominal
12 Respon time
pemeriksaan
laboratorium
Waktu yang digunakan sejak pasien datang ke
IRD sampai di lakukan pemeriksaan
laboratorium troponin T dan I
Jam digital Interval
13 Waktu
pengambilan
sampel darah
Waktu yang digunakan untuk mengambil
sampel darah dari sejak mempersiapkan alat
sampai memperoleh sampel darah untuk
pemeriksaan laboratorium troponin I dan T
Jam digital Interval
14 Waktu Waktu yang digunakan dalam pemeriksaan Jam digital Interval
pemeriksaan
laboratorium
laboratorium, yaitu dari sejak memperoleh
sampel sampai memperoleh hasil laboratorium
15 Tempat
pengambilan
sampel darah
Vena yang digunakan sebagai jalur untuk
mengambil sampel darah
Kuesioner Nominal
16 Petugas
pengambilan
sampel darah
Tenaga kesehatan atau mahasiswa kesehatan
yang melakukan pengambilan sampel darah
dari sejak mempersiapkan alat sampai
memperoleh sampel darah
Kuesioner Nominal
17 Waktu
pengambilan
keputusan
setelah
memperoleh
hasil
pemeriksaan
laboratorium
Waktu yang digunakan sejak memperoleh hasil
laboratorium troponin T dan I sampai
menuliskan tindakan yang akan dilakukan di
medical record
Jam digital Interval
18 Kendala
pemeriksaan
laboratorium
Merupakan hal – hal yang terkait dengan
sistem pelayanan, sumber daya manusia,
sarana prasarana, yang menjadi kendala
pemeriksaan laboratorium dilakukan secara
cepat dan tepat
Kuesioner Nominal
19 Luaran
pasien dari
instalasi
gawat darurat
Merupakan keadaan pasien saat keluar dari
instalasi gawat darurat yang meliputi keadaan
pasien hidup atau mati, lama pasien berada di
instalasi gawat darurat, dan komplikasi yang
dialami pasien saat keluar dari instalasi gawat
darurat
Kuesioner Nominal
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi gawat darurat RS. Saiful Anwar Malang dan IRNA 1,
pada bulan Januari 2011 – Desember 2011
4.5 Instrumen Penelitian
1. Kuesioner mengenai data dasar pasien yang berisi tentang data demografis, faktor
resiko, dan keluhan utama pada pasien dengan keluhan nyeri dada
2. Kuesioner mengenai respon time triase dan pemeriksaan diagnostik pasien
dengan keluhan nyeri dada
3. Kuesioner mengenai respon time tindakan dan monitoring pasien dengan keluhan
nyeri dada
4. Jam digital
4.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan software SPSS 14 for windows
untuk membandingkan tingkat kemaknaan antara standar waktu yang digunakan untuk
pemeriksaan diagnostik dan terapi dibandingkan dengan standar AHA dan mencari
hubungan antara keterlambatan kedatangan pasien dengan outcome pasien saat keluar
dr instalasi gawat darurat, dengan memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi
seperti keadaan pasien saat masuk.
4.7 Etika Penelitian
Etika penelitian dipenuhi dengan cara
4.10.1 Anonimity
Identitas responden tidak diberitahukan, tetapi identifikasi dilakukan dengan
memberi kode
4.10.2 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan klien dijumpai sendiri oleh
peneliti
4.10.3 Tidak mengganggu aktivitas klien
Lampiran 1
No Rincian Pengeluaran Jumlah (Rp)
1 Bahan habis pakai
Kertas 3 rim x 40.000 120.000
Tinta printer hitam 2 botol x Rp 50.000 100.000
Tinta printer warna 4 botol x Rp 50.000 200.000
Alat tulis 70.000
Flash Disk 400.000
2 Penggandaan dan penjilidan proposal
dan laporan
Proposal
Foto copy proposal 10 x Rp 5.000 50.000
Soft cover 10 x Rp 20.000 200.000
Laporan penelitian
Foto copy laporan penelitian 15 x 10.000 150.000
Hard cover 3 x Rp 30.000 90.000
Soft cover 6 x Rp 20.000 120.000
Publikasi Jurnal 1.400.000
3 Peralatan penunjang penelitian
Foto copy kuesioner 500 x 10 lembar x Rp
200
1.000.000
Jam Digital 800.000
Koordinasi dan pelatihan pengisian
kuesioner
6 x 300.000 1.800.000
6 Honor pengisi kuesioner 2.500.000
7 Analisa data 1.000.000
Jumlah 10.000.000
Lampiran 2
Daftar Nama Observer Penelitian
No Nama
1 Eky Madyaning N
2 Nurul Fauziah
3 Putri Ragil K
4 Lina Mafula
5 Indah Puspita S
6 Rahmawatus S
7 Fitriani J.H
8 Rahayu Rahmawati
9 Silma Kamila
10 Aliefia Ditha K
11 Reny Hartikasari
12 Anugerah Eka P
13 Musthika MM
14 Ika Choiriyah L
15 Noorasani Manda M
16 Nurul Bariyyah
17 Yosi Dwi S
18 Hermanto Adi
19 Agung Wiyatno
20 Reza Fitra KN
21 Selfi Safrida
22 Mirna Awalianti
23 Nugroho Adi W
24 Rani Rakhmawati
25 Panji Arik I
26 Livia B
27 Anggie Martha P
28 Elvira Sari Dewi
29 Andriawan HS
30 Dian Sekartika
DAFTAR PUSTAKA
American College of Cardiology and American Heart Association. 2004. ACC/AHA
Guidelines for the management of patients with ST-Elevation Myocardial
Infarction. http://circ.ahajournals.org. Diakses Oktober 2010
American College of Cardiology and American Heart Association. 2007. ACC/AHA 2007
Guidelines for the management of patients with Unstable Angina/Non-ST
Elevation Myocardial Infarction. http://circ.ahajournals.org. Diakses Oktober
2010
Euopean Society of Cardiology. 2007. Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Non-
ST-Segment Elevation Acute Coronary Syndromes. http://www.escardio.org.
Diakses Oktober 2010
European Society of Cardiology. 2008. Management of Acute Myocardial Infarction in
Patients Presenting with Persistent ST-Segment Elevation.
http://www.escardio.org. Diakses Oktober 2010
Kereiakes, Dean J. 2008. Review Specialized Centers and Systems for Heart Attack
Care. American Heart Hospital Journal.
Loiselle, Carmen G. et all. 2004. CANADIAN ESSENTIALS OF NURSING RESEARCH.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
World Health Organization. 2004. Table Estimated total deaths ('000), by cause and WHO
Member State. www.who.int. Diakses Oktober 2010