Presentasi Kasus-bells Palsy

46
PRESENTASI KASUS BELL’S PALSY Ellyna Aisha Sari Dokter Pembimbing : dr. M. Ardiansyah M.Kes Sp.S

description

Re

Transcript of Presentasi Kasus-bells Palsy

PRESENTASI KASUS BELLS PALSY

PRESENTASI KASUSBELLS PALSY Ellyna Aisha Sari

Dokter Pembimbing : dr. M. Ardiansyah M.Kes Sp.S

IDENTITASNama: Ny. SP Usia: 37 tahunAlamat: Tidar Sawe, Magelang Agama : IslamPekerjaan : IRT Status : Menikah

ANAMNESISPEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Neurologi No.Nama NervusKomponen yg diperiksaKananKiri1.I: OlfaktoriusSecara subyektif : Membau sesuatu secara bergantian hidung ditutupTidak dilakukanTidak dilakukan2.II: Optikus-Tajam Penglihatan-Lapang Penglihatan-Melihat warna -FunduskopiNormal (>2/60)NormalNormal Tidak dilakukanNormal (>2/60)NormalNormalTidak dilakukan3.III: Okulomotorius-Bentuk & ukuran pupil-Refleks terhadap sinar-Gerak mata : atas, bawah, medialBulat 3mm(+)(+)Bulat 3mm(+)(+)4.IV: Trochlearis-Gerak mata ke lateral bawah(+)(+)6.VI: Abducens-Gerak mata superior oblique(+)(+)7.VII: Facialis-Mengerutkan dahi-Mengangkat alis -Menutup mata-Memperlihatkan gigi-Meringis-Mencucu-Menggembungkan pipi-Pengecapan lidah 2/3 anterior(+)(+)(+) (+) (+)(+)(+)Tidak dilakukan(-)(-)(-)(-)(+) menurun(+) menurun(-)Tidak dilakukan8.VIII: Vestibulotroklearis-Pemeriksaan dengan suara-Tes Rhine, Weber, dan Swabach(+)Tidak dilakukan(+)Tidak dilakukan9.IX: Glossofaringeus-Pemeriksaan orofaring-Refleks muntahNormalNormal10.X: Vagus-Bicara-Menelan(+)(+)(+)(+)11.XI: Asesorius-Memalingkan kepala-Mengangkat bahu(+)(+)(+)(+)12.XII: Hipoglossus-Menjulurkan lidah(+)(+)Pemeriksaan RESUME PEMERIKSAANSKALA UGO FISCHNo.Pada saatKategori GlobalNilai1. Istirahat 3062. Mengerutkan dahi3033. Menutup mata 3094. Tersenyum 70215. Bersiul 303Total42Penilaian : Sedang SKALA UGO FISCHPEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan DIAGNOSIS TATA LAKSANA TATA LAKSANAEdukasi:Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnyaMenganjurkan untuk minum obat teratur dan beristirahat Menganjurkan untuk kontrol perkembangan ke dokter secara rutinMenganjuran untuk menghindari faktor resiko (menghindari paparan angin pada wajah seperti kipas angin, atau menggunakan helm yang menutupi wajah saat berkendara)Menganjurkan melakukan fisioterapi

PROGNOSIS Bells palsy (facial palsy)Tinjauan Pustaka

DefinisiBells palsy merupakan suatu sindrom kelemahan wajah dengan tipe lower motor neuron yang disebabkan oleh keterlibatan saraf fasialis perifer yang bersifat unilateral di luar sistem saraf pusat, idiopatik, akut dan tidak disertai oleh gangguan pendengaran, kelainan neurologi lainnya atau kelainan lokal.Anatomi N. VII Komponen motorik yang mempersarafi semua otot ekspresi wajah pada salah satu sisiKomponen sensorik kecil (nervus intermedius Wrisberg) yang menerima sensasi rasa dari 2/3 depan lidahKomponen otonom yang merupakan cabang sekretomotor yang mempersarafi glandula lakrimalis

4 Serabut N.VII Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m. levator palpebrae (N.III), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga tengah).Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivatorius superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilaris serta sublingual dan lakrimalis.Serabut visero-sensorik, yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga bagian depan lidah.Serabut somato-sensorik, rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba) dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh nervus trigeminusETIOLOGI & PATOFISIOLOGIPATOGENESISEntrapment Syndrome /Proses edema yang menyebabkan kompresi N.VIIGates, membagi patogenesis menjadi 3 tipe:Tipe 1 (paresis ringan, penyembuhan yang baik, spasme pembuluh darah)Tipe 2 (sinkenesis, degenerasi saraf, karena impuls dari satu akson dapat menyebar ke akson yang berdekatan dan berakibat kontraksi otot-otot lain = saltatory movement)Tipe 3 (sensori 2/3 anterior lidah terganggu, virus akan mempengaruhi saraf pada sel schwan, merusak autoimun untuk sel membran saraf)

MANIFESTASI KLINIS DIAGNOSISANAMNESIS Anamnesis yang lengkap mengenai onset, durasi, dan perjalanan penyakit, ada tidaknya nyeri, dan gejala lain yang menyertai penting ditanyakan untuk membedakannya dengan penyakit lain yang menyerupai. Pada Bells palsy kelumpuhan yang terjadi sering unilateral pada satu sisi wajah dengan onset mendadak (akut) dalam 1-2 hari dan dengan perjalanan penyakit yang progresif, dan mencapai paralisis maksimal dalam 3 minggu atau kurang.

Pemeriksaan Fisik Kelumpuhan sentral atau perifer dalam mendiagnosis kelumpuhan saraf fasialis harus dibedakan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan gerakan dan ekspresi wajahPemeriksaan telinga dan audiometri, ini untuk menyingkirkan adanya infeksi telinga tengah dan kolestoma. Pemeriksaan neurologi dan nervi kraniales. Ini untuk mencari adanya Ca. nasopharing atau tumor pada sudut serebelo pontin.Pemeriksaan radiologi pada os temporal dan mastoid untuk mencari adanya mastoiditis dan fraktur os temporal.

GradeHBSY-systemNormal, fungsi pada semua area simetrisI40Sedikit kelemahan pada inspeksi mata, bisa menutup mata dengan penuh dengan sedikit usaha, sedikit asimetris pada senyuman dengan usaha maksimal, sedikit sinkinesis, tidak ada kontraktur atau spasmeII32-38Kelemahan yang jelas namun tidak merubah penampakan wajah secara statis, tidak mampu mengangkat alis, penutupan mata yang penuh dan kuat, gerakan mulut yang tidak simetris pada usaha maksimal, selain itu terdapat sinkinesis,mass movementatau spasme (walaupun tidak terlihat saat statis/ menyebabkan disfigurasi)III24-30Kelemahan yang jelas dan menyebabkan disfigurasi, ketidakmampuan menggangkat alis, penutupan mata yang tidak penuh dan asimetri mulut dengan usaha maksimal, sinkinesis yang parah,mass movement, dan spasmeIV16-22Hanya sedikit gerakan yang mampu dilakukan, penutupan mata yang tidak penuh, sedikit gerakan pada ujung mulut, sinkinesis, kontraktur, namun spasme umumnya tidak didapati.V8-14Tidak ada gerakan, tidak ada sinkinesis, kontraktur, maupun spasmeVI0-6Deferential DiagnosisDiagnosis banding paralisis fasialis dapat dibagi menurut lokasi lesi sentral dan perifer.Deferential DiagnosisPemeriksaan PenunjangTata LaksanaPeran dokter umum sebagai lini terdepan pelayanan primer berupa identifikasi dini dan merujuk ke spesialis sarafTerapi Non FarmakologisPerlindungan kornea mata Masase otot yang lemah Rehabilitasi fasial Kategori inisiasi (asimetri sedang berat)Kategori fasilitasi (asimetri ringan-sedang tanpa sinkinesis)Kategori kontrol gerakan (simetri ringan sedang) dgn sinkinesis Kategori relaksasi (sinkinesis hipertonisitas) Terapi Farmakologis

Terapi Farmakologis Inflamasi dan edema saraf fasialis merupakan penyebab paling mungkin dalam patogenesis Bells palsy. Penggunaan steroid dapat mengurangi kemungkinan paralisis permanen dari pembengkakan pada saraf di kanalis fasialis yang sempitSteroid dimulai dalam 72 jam dari onset, harus dipertimbangkan untuk optimalisasi hasil pengobatan. Dosis pemberian prednison (maksimal 40-60 mg/hari) dan prednisolon (maksimal 70 mg) adalah 1 mg per kg per hari peroral selama enam hari diikuti empat hari tappering off.

Terapi Farmakologis Ditemukannya genom virus di sekitar saraf ketujuh menyebabkan preparat antivirus digunakan dalam penanganan Bells palsy.Axelsson et al juga menemukan bahwa terapi dengan valasiklovir dan prednison memiliki hasil yang lebih baikSementara untuk acyclovir dewasa diberikan dengan dosis oral 2000-4000 mg per hari yang dibagi dalam lima kali pemberian selama 7-10 hariSedangkan dosis pemberian valasiklovir (kadar dalam darah 3-5 kali lebih tinggi) untuk dewasa adalah 1000-3000 mg per hari secara oral dibagi 2-3 kali selama lima hari.

KOMPLIKASI PROGNOSIS Sekitar 80-90% pasien dengan Bells palsy sembuh total dalam 6 bulan, bahkan pada 50-60% kasus membaik dalam 3 minggu.Sekitar 10% mengalami asimetri muskulus fasialis persisten, dan 5% mengalami sekuele yang berat, serta 8% kasus dapat rekuren. Faktor yang dapat mengarah ke prognosis buruk adalah palsi komplit (risiko sekuele berat), riwayat rekurensi, diabetes, adanya nyeri hebat post-aurikular, gangguan pengecapan, refleks stapedius, wanita hamil dengan Bells palsy, bukti denervasi mulai setelah 10 hari (penyembuhan lambat), dan kasus dengan penyengatan kontras yang jelas.Faktor yang dapat mendukung ke prognosis baik adalah :paralisis parsial inkomplit pada fase akut (penyembuhan total)pemberian kortikosteroid dinipenyembuhan awal dan/atau perbaikan fungsi pengecapan dalam minggu pertama

PROGNOSIS Terimakasih

Referensi Diagnosis dan Penatalaksanaan Bells Palsy. Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP. Dr.M.Djamil. Padang. Sunaryo,U.2012.BellsPalsy.25September2013.Lowis, H.,dan Maula, N.G. 2012. Bells Palsy, Diagnosis dan Tata Laksana di Pelayanan Primer. Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). Universitas Pelita Harapan,Tangerang. Departemen Saraf Rumah Sakit Jakarta Medical Center. Jakarta.Mardjono M, Sidharta P. 1981.Neurologis Klinis Dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat.Munilson, J., Yan Edward., Wahyu Triana. 2010.